BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi

1 BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PELAYANAN TERPADU PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Anak Korban Kekerasan Terhadap Anak, maka diperlukan Pedoman Pemberian pada Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati Cilacap tentang Pedoman Pemberian Pelayanan Terpadu Pada Pusat Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak di Kabupaten Cilacap; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950 ); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention On The Elimination Of All Forms Of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3668); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

2 6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4419); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635); 10. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4720); 11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan Anak Bagi Anak Yang Mempunyai Masalah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3367); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4604); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

3 16. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara dan Mekanisme Bagi Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI CILACAP TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PELAYANAN TERPADU PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN CILACAP. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Cilacap. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Cilacap. 4. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 5. Gender adalah konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. 6. Perlindungan adalah segala upaya yang ditujukan memberikan rasa aman dan memenuhi hak-hak yang dilakukan oleh pihak keluarga, layanan terpadu, advokat, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan pengadilan. 7. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpatisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari dan diskriminasi. 8. Penyelenggaraan Perlindungan adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan mencegah terjadinya, memberikan perlindungan serta layanan pemulihan dan reintegrasi sosial, melakukan koordinasi dan kerjasama, dan peningkatan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak, dan Pusat. 9. Kekerasan Berbasis Gender adalah setiap bentuk pembatasan, pengucilan, pembedaan dan seluruh bentuk pelakuan yang dilakukan atas dasar jenis kelamin dan bertujuan mengurangi, menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak asasi manusia, yang akibatnya berupa dan tidak terbatas pada fisik, seksual, psikologis dan ekonomi. 10. Kekerasan Terhadap Anak adalah setiap bentuk pembatasan, pembedaan, pengucilan dan seluruh bentuk perlakuan yang dilakukan terhadap anak, yang akibatnya berupa dan tidak terbatas pada fisik, seksual, psikologis dan ekonomi.

4 11. Korban Kekerasan Berbasis Gender adalah orang yang karena jenis kelaminnya mengalami penderitaan fisik, psikis, ekonomi, sosial, seksual, dan kerugian lain yang diakibatkan karena kebijakan negara, tindak dan atau ancaman dalam lingkup rumah tangga dan masyarakat. 12. Anak Korban Kekerasan adalah anak yang mendapatkan perlakuan kasar baik secara fisik, psikis, ekonomi, sosial, seksual, dan kerugian lain yang diakibatkan karena kebijakan negara, tindak dan atau ancaman dalam lingkup rumah tangga dan masyarakat. 13. Pemulihan Korban adalah segala upaya penguatan berbasis gender dan terhadap anak agar lebih berdaya, baik fisik, psikis, sosial, ekonomi maupun seksual. 14. Pendampingan adalah segala tindakan berupa konseling, terapi psikologis, advokasi dan bimbingan rohani, guna penguatan diri berbasis gender dan terhadap anak menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. 15. Penanganan Pengaduan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyelenggara layanan terpadu menindak lanjuti laporan adanya tindak berbasis gender dan anak yang diajukan, keluarga atau masyarakat. 16. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 17. Penegakan Hukum adalah tindakan aparat yang diberikan kewenangan oleh Negara melaksanakan peraturan perundang-undangan. 18. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pendamping hukum dan advokat melakukan proses pendampingan saksi dan atau terhadap perempuan dan anak yang sensitif gender. 19. Pemulangan adalah upaya mengembalikan perempuan dan anak kedaerah asal. 20. Reintegrasi Sosial adalah proses mempersiapkan masyarakat dan yang mendukung penyatuan kembali ke dalam lingkungan keluarga, pengganti keluarga yang dapat memberikan perlindungan dan pemenuhan. 21. Rumah Aman (Shelter) adalah tempat tinggal sementara yang digunakan memberikan perlindungan terhadap sesuai dengan standar operasional yang ditentukan. 22. Pengaduan Layanan adalah pengaduan yang diajukan, keluarga, kelompok, masyarakat atau institusi atas layanan yang diberikan oleh penyelenggara layanan terpadu. 23. Penanganan Pengaduan Layanan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Pusat menindaklanjuti laporan atas layanan yang diberikan oleh penyelenggara layanan terpadu. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Maksud ditetapkannya Pedoman Pemberian Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak adalah sebagai pedoman bagi petugas, pendamping Pusat berbasis gender dan anak di Kabupaten Cilacap.

5 (2) Tujuan ditetapkannya Pedoman Pemberian Pelayanan adalah memudahkan bagi petugas dalam menyelenggarakan pelayanan terpadu berbasis gender dan anak sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal. BAB III VISI DAN MISI Pasal 3 (1) Visi adalah terciptanya perubahan pola pikir dan tingkah laku masyarakat Kabupaten Cilacap menuju penghapusan terhadap perempuan dan anak. (2) Misi adalah : a. mengupayakan pelayanan secara terpadu dan profesional terhadap perempuan dan anak. b. mengupayakan tersedianya data dan informasi kasus perempuan dan anak. c. menumbuhkan kesadaran masyarakat lebih sensitif terhadap kasus perempuan dan anak di lingkungannya. d. membangun kemitraan dengan elemen masyarakat luas mendukung pelaksanaan program. e. membentuk kepribadian anti sejak usia dini. BAB IV PRINSIP-PRINSIP UMUM DAN KODE ETIK Pasal 4 Pemberian pelayanan terpadu berbasis gender dan anak dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip : a. Renponsif gender ; b. Kepentingan terbaik anak ; c. Non diskriminasi ; d. Hubungan setara dan menghormati ; e. Menjaga privasi dan kerahasiaan ; f. Memberi rasa aman dan nyaman ; g. Menghargai perbedaan individu ; h. Tidak menghakimi atau menyalahkan ; i. Menghormati pilihan dan keputusan sendiri ; j. Peka terhadap latar belakang dan kondisi, dan pemakaian bahasa sesuai dan dimengerti oleh ; k. Cepat dan sederhana ; l. Empati. Pasal 5 (1) Setiap Petugas Pemberian Korban Kekerasan Berbasis Gender Dan Anak wajib menerapkan Kode Etik pemberi layanan yang meliputi : a. mengembangkan rasa hormat dan hubungan setara dengan ; b. wajib menjaga kerahasiaan dan informasi yang diberikannya; c. menghargai pendapat ; d. sedapat mungkin tidak melakukan kontak fisik dengan seksual.

6 (2) Setiap Penyelenggara Pemberian Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak, berkewajiban : a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan; b. menempatkan petugas pemberi layanan yang berkompeten; c. menyediakan sarana, prasarana dan atau fasilitas yang mendukung pelayanan bagi berbasis gender dan anak; d. memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelengaraan pelayanan bagi berbasis gender dan anak; e. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan; dan f. memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan. (3) Setiap Petugas Pemberian Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak memiliki hak : a. memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang bukan tugasnya; b. melakukan kerjasama dengan penyedia layanan terpadu lainnya; c. menolak permintaan palayanan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Setiap Petugas Pemberian Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak, dilarang : a. menjanjikan sesuatu kepada, keluarganya, saksi dan atau sumber informasi lain; b. menggunakan bahan/hasil informasi dan atau kasus tanpa seijin ; c. berlaku diskriminatif dan atau membeda-bedakan antara satu dengan yang lain; d. memanfaatkan posisi sebagai petugas pemberi layanan mengambil keuntungan dan atau imbalan dari atau keluarganya dalam bentuk apapun; e. melakukan terhadap dalam bentuk apapun; f. membangun hubungan non profesional dengan selama masa pemberian layanan. BAB V PEDOMAN PEMBERIAN PELAYANAN TERPADU Pasal 6 (1) adalah serangkaian kegiatan melakukan perlindungan bagi berbasis gender dan anak yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh instansi atau lembaga terkait sebagai satu-kesatuan penyelenggaraan, upaya pencegahan, pelayanan kesehatan, rehabilitasi psikososial, pemulangan, reintegrasi sosial dan bantuan hukum bagi gender dan anak. (2) Pedoman Pemberian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. (3) Standar yang termuat dalam Standar Pelayanan Minimal mencakup 5 (lima) jenis layanan meliputi : a. penanganan pengaduan; b. pelayanan kesehatan; c. rehabilitasi sosial; d. penegakan dan bantuan hukum; e. pemulangan dan reintegrasi sosial.

7 BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 7 Semua biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Bupati ini dibebankan pada : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Cilacap. b. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Cilacap. Ditetapkan di Cilacap pada tanggal 3 Mei 2013 BUPATI CILACAP, cap ttd TATTO SUWARTO PAMUJI Diundangkan di Cilacap pada tanggal 3 Mei 2013 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CILACAP ASISTEN PEMERINTAHAN cap ttd SUTARJO BERITA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2013 NOMOR 69

8 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR : 69 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PELAYANAN TERPADU PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN CILACAP PEDOMAN PEMBERIAN PELAYANAN TERPADU PADA PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN CILACAP No Jenis Pelayanan Dasar Hukum Persyaratan Prosedur Pelayanan Waktu Penyeleng garaan Biaya Sarana Prasarana Keterangan 1. A. Pelayanan Pengaduan 1. Pengaduan secara langsung 2. Pengaduan melalui telepon 3. Pengaduan melalui surat 4. Pengaduan lewat rujukan 5. Penjangkauan / home visit 1. Permeneg PP dan PA RI No 01 / 2010 tentang SPM Bidang Layanan Terpadu bagi Anak Korban Kekerasan 2. Perda No 14 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap 1. Pengaduan Langsung a. Identitas b. Identitas Pelaku c. Kronologi Kekerasan yang dialami d. Identifikasi kebutuhan. e. Identitas orang tua dan pelaku 1. Korban datang sendiri dan diterima oleh petugas khusus melakukan identifikasi cepat tentang apakah pengadu adalah 2. Apabila dalam keadaan tertekan, luka parah atau pingsan maka identifikasi cepat dapat juga berdasarkan keterangan keluarga / pendamping. 3. Identifikasi dengan chek list ( dengan persetujuan ) 4. Identifikasi kasus oleh para pendamping 7 8 jam Rp 0 1. Ruangan yang aman dan nyaman 2. Formulir data kasus 3. Buku Tamu 4, Buku Induk Korban 5. Form Rujukan 6. File Kabinet / almari 7. Komputer, mesin ketik, printer 8. Kamera Digital Sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 3. Perbub Cilacap No 98 / Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap 5. Identifikasi kebutuhan lewat konseling ( bagi anak yang tidak mempunyai wali dan atau pendamping maka petugas bersama satu atau dua petugas yang professional mempunyai wewenang khusus kepentingan terbaik anak ) bagi yang mempunyai masalah psikologis konseling dilakukan oleh psikolog.

9 4. Perbub Cilacap No 144 / Tahun 2012 tentang Tata Cara dan Mekanisme bagi Korban Tindak Kekerasan terhadap Anak 5. Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat ( PPT ) CITRA. 6. Melakukan koordinasi dengan lembaga penyedia layanan / Jaringan PPT 7. Bila diperlukan membuat surat rujukan 8. Apabila mengadukan ke lembaga layanan yang lain harus menginformasikan kepada sekretariat PPT 9. Melakukan koordinasi bila akan menempuh jalur Ligitasi ataupun non Ligitasi. 2. Pengaduan melalui Telepon a. Identitas penelepon b. Nomor kontak penelepon c. Dokumen terkait kasus 1. Menerima telepon 2. Identifikasi dengan check list 3. Identifikasi kasus dan kebutuhan oleh petugas 4. Menentukan pertemuan tatap muka dengan, merumuskan tindak lanjut ( bila di perlukan ) 5. Melakukan koordinasi dengan lembaya layanan lain jejaring PPT. 6. Mendokumentasikan kasus 2-3 jam Rp 0 1. Pesawat telepon dengan nomor khusus atau 1 hunting system 2. Publikasi nomor di berbagai media ( leaflet, buku telp ) 3. Buku Pencatatan kasus Sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 3. Pengaduan melalui surat 1. Menerima surat 2. Identifikasi dengan check list 3. Identifikasi kasus dan kebutuhan oleh petugas 4. Menetukan pertemuan tatap muka dengan, merumuskan tindak lanjut ( bila diperlukan ) 5. Melakukan koordinasi dengan lembaga layanan lain jejaring 1 jam Rp 0 1. Ruangan yang aman dan nyaman 2. Formulir data kasus 3. Buku Tamu 4, Buku Induk Korban 5. Form Rujukan 6. File Kabinet / almari Sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak

10 7. Komputer, mesin ketik, printer 8. Kamera Digital 4. Pengaduan dari rujukan 1. Memeriksa kelengkapan dokumen rujukan 2. Identifikasi kasus dan kebutuhan 3. Melakukan koordinasi dengan lembaga pengada layanan / anggota / jejaring PPT 4. Jika diperlukan mengadakan tatap muka. 5. Mendokumentasikan kasus 1jam Rp 0 1. Ruangan yang aman dan nyaman 2. Formulir data kasus 3. Buku Tamu 4, Buku Induk Korban 5. Form Rujukan 6. File Kabinet / almari 7. Komputer, mesin ketik, printer 8. Kamera Digital Sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 5. Penjangkauan / home visit a. Identitas b. Identitas Pelaku c. Kronologi Kekerasan yang dialami d. Identifikasi kebutuhan 1. Menerima informasi kasus 2. Melakukan koordinasi dengan PPT yang ada di tempat tinggal. 3. Melakukan koordinasi dengan layanan terpadu tingkat kabupaten, identifikasi kasus dan kebutuhan dan merumuskan tindak lanjut bila diperlukan. 4. Mendokumentasikan kasus 5 8 jam Rp 0 1. Kendaraan roda 4 2. Formulir data kasus 3. Kamera Digital Sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 1. Pelayanan Medis 1. UU No 36 thn 2009 tentang kesehatan 2. UU no 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit 3. Permeneg PP dan PA RI No 01 / 2010 tentang SPM Bidang Layanan Terpadu bagi Anak Korban Kekerasan 1. Surat rujukan PPT Kabupaten, Kepolisian, atau puskesmas. 2. Korban datang langsung sendiri atau di dampingi oleh masyarakat atau pendamping dari PPT Kec / Desa 1. dan atau pengantar datang mendaftar ke loket yang telah dipisahkan dengan pengunjung umum 2. Korban masuk ke ruang pemeriksaan 3. Dilakukan pemeriksaan oleh dokter menemukan bukti bukti baik fisik maupun seksual di tuangkan dalam bentuk rekam medis termasuk pemeriksaan dalam kasus pemerkosaan. Rawat jalan dan rawat inap sesuai kebutuhan Rp 0 1. Ruang tunggu 2. Ruang Periksa 3. Bed Periksa 4. Ruang bermain anak 5. Stetoskp 6. Tensi 7. Termometer 8. Ginbed 9. Emergensi kid 10. Obatan obatan yang diperlukan termasuk obat pencegah kehamilan bila kasus pemerkosaan. RSUD dan dinas terkait

11 2. Perda No 14 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap 3. Perbub Cilacap No 98 / Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap 3. Persetujuan tindakan medis 4. Bila diperlukan dilakukan pemeriksaan penunjang atau psikologis 5. Penentuan rawat inap atau rawat jalan bila di perlukan 6. Pemberian terapi dan rehabilitasi medis 7. Pelayanan selesai dan catatan medis di dokumentasikan tersendiri dari pasien umum. 8. Koordinasi dengan layanan lain / sekretariat PPT 11. Form status 12. Laboratorium 13. Radiologi 14. Ambulance 15. Rawat inap 4. Perbub Cilacap No 144 / Tahun 2012 tentang Tata Cara dan Mekanisme bagi Korban Tindak Kekerasan terhadap Anak 5. Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat ( PPT ) CITRA.

12 2. Pelayanan Visum Et Repertum 1. UU No 36 thn 2009 tentang kesehatan 2. UU no 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit 3. Permeneg PP dan PA RI No 01 / 2010 tentang SPM Bidang Layanan Terpadu bagi Anak Korban Kekerasan 2. Perda No 14 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap Surat Permintaan visum dari penyidik kepolisian 1. Setelah surat permintaan visum datang, dokter pemeriksa membuat visum et repertum. 2. Menerbitkan visum et repertum. 3. Mendokumentasikan visum et repertum. 4. Pengambilan hasil visum et repertum oleh penyidik. 5. Apabila dipandang perlu maka di mintakan rawat inap observasi 6. Bila observasi dianggap cukup, dapat dikembalikan kepada peminta visum. 7. Penyerahan hasil visum dilakukan setelah diangendakan. 2 minggu Rp 0 1. Ruang tunggu 2. Ruang Periksa 3. Bed Periksa 4. Rekam medis 5. Blanko visum 3. Perbub Cilacap No 98 / Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap 4. Perbub Cilacap No 144 / Tahun 2012 tentang Tata Cara dan Mekanisme bagi Korban Tindak Kekerasan terhadap Anak

13 5. Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat ( PPT ) CITRA. 3. C. Pelayanan Rehabilitasi Sosial 1. Konseling ( Awal dan lanjutan ) 1. UU No 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial 2. Permeneg PP dan PA RI No 01 / 2010 tentang SPM Bidang Layanan Terpadu bagi Anak Korban Kekerasan 3. Perda No 14 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap 4. Perbub Cilacap No 98 / Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap 1. Identitas 2. Kronologi kasus 3. Surat Rujukan 1. Petugas melakukan assessment terkait dengan permasalahan, kebutuhan, potensi dan sumber daya lain yang dimiliki dan membuat rencana tindak lanjut 2. Melakukan rapat secara internal dengan pihak yang terkait 3. Petugas merujuk jika layanan yang dibutuhkan tidak tersedia di lembaga layanan tersebut. 4. Mendokumentasikan kasus 5. bila diperlukan konseling lanjutan maka dilakukan home visit ke yang melibatkan keluarga atau orang lain di lingkungan tempat tinggal. 6. Bagi anak yang tidak memiliki orang tua atau justru mendapat dari salah satu atau kedua orang tuanya maka diupayakan adanya wali. 1 5 hari Rp 0 1. Ruangan yang aman dan nyaman 2. Formulir data kasus 3. Buku Tamu 4, Buku Induk Korban 5. Form Rujukan 6. File Kabinet / almari 7. Komputer, mesin ketik, printer 8. Kamera Digital Dinsosnakertrans, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak

14 5. Perbub Cilacap No 144 / Tahun 2012 tentang Tata Cara dan Mekanisme bagi Korban Tindak Kekerasan terhadap Anak 6. Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat ( PPT ) CITRA. 2. Rujukan ke Rumah Aman / Shelter 1. Perbub Cilacap No 98 / Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan dan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap 2. Perbub Cilacap No 144 / Tahun 2012 tentang Tata Cara dan Mekanisme bagi Korban Tindak Kekerasan terhadap Anak Rujukan Kasus 1. Penjemputan 2. Petugas memeriksa kelengkapan dokumen 3. Petugas memberikan penjelasan mengenai rumah aman dan peraturan selama tinggal di shelter 4. Penandatangan berita acara serah terima ke shelter 5. Penempatan kamar bagi di pandu petugas shelter 6. Apabila membutuhkan layanan yang tidak tersedia di shelter maka di rujuk ke lembaga layanan lain yang dibutuhkan dan petugas shelter menginformasikan ke layanan PPT 7. Mendokumentasikan kasus Maksimal 6 bulan Rp 0 1. Ruangan yang nyaman, tempat tidur, taman, ruang bermain, perpustakaan, ruang ibadah. 2. Kebutuhan dasar ( makan, minum, kebersihan diri, pakaian, dll ) dan perangkat sekunder ruang makan, kamar mandi dll. 3. Form kasus, lembar persetujuan, mobil transportasi, ruang tunggu dan surat rujukan. Dinsosnakertrans, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak

15 3. Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat ( PPT ) CITRA. 3. Rujukan bimbingan rohani Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat Pelayanan Terpadu ( PPT ) CITRA. Rujukan kasus 1. Pembimbing rohani melakukan konseling awal sesuai dengan hasil rujukan. 2. Pembimbing rohani membangun pemahaman bersama dengan dan mendiskusikan dalil dalil agama dalam upaya pemecahan permasalahan 3. Pembimbing rohani memberikan hasil layanan rujukan kepada lembaga yang member rujukan. 4. Mendokumentasikan kasus Maksimal 6 kali pertemua n Rp 0 1. Ruangan yang aman dan nyaman 2. Formulir data kasus 3. Buku Tamu 4, Buku Induk Korban 5. Form Rujukan 6. File Kabinet / almari 7. Komputer, mesin ketik, printer 8. Kamera Digital Kemenag, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 4. D. Pelayanan Penegakan Hukum Penegakan Hukum di Kepolisian 1. UU RI No 8 Tahun 1981 ttg KUHAP. 2. UU RI No 2 Tahun 2002 ttg Kepolisian RI. 3. PP No 27 Tahun 1983 ttg Pelaksanaan KUHAP. 4. Surat Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat ( PPT ) CITRA. 1. Korban datang langsung sendiri atau diantar pendamping 2. Surat Rujukan 1. Menerima laporan / pengaduan tentang tindak pidana 2. Apabila dalam posisi trauma / stress dilakukan tindakan penyelamatan dengan mengirimkan ke PPT atau Rumah Sakit / Puskesmas terdekat 3. Mengeluarkan surat permintaan visum 4. Memberi penjelasan kepada pelapor / tentang posisi kasus, hak hak dan kewajibannya. 5. Menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh 6. Merujuk ke PPT 7. Menginformasikan ke sekretariat PPT 1 7 hari Rp 0 1. Ruangan yang aman dan nyaman 2. Formulir data kasus 3. Buku Tamu 4, Buku Induk Korban 5. Form Rujukan 6. File Kabinet / almari 7. Komputer, mesin ketik, printer 8. Kamera Digital PPA Polres, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak

16 Penegakan Hukum di Kejaksaan 1. Proses Pra Penuntutan 1. Kuhap Peradilan Anak 2. Keputusan Bupati Cilacap Nomor / 373 /29 / 2011 tentang Tim Korban Tindak Kekerasan Terhadap Anak Pusat ( PPT ) CITRA. 1. Rencana dakwaan 2. Rencana tuntutan 1. Menerima Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP ) 2. Menunjuk JPU Penelitian dan penyelesaian Perkara (P.16 ) 3. Menerima berkas tahap pertama 4. Melakukan penelitian terhadap berkas perkara tahap 1 selanjutnya mengambil sikap apakah berkas lengkap atau perlu petunjuk ( P.18) dilengkapi ( P.19 ) 5. Apakah lengkap (P21) JPU atau Berita Acara Pendapat dan menyusun Redaksi. Sampai P21 Rp 0 ATK, Komputer, Printer Kejaksaan, PPA Polres, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 2. Penuntutan 1. Kuhap Peradilan Anak 2. UU PKDRT 3. UU PTPPO Penegakan di Tingkat Pengadilan Negeri. 1. Tahap pra persidangan Kuhap Peradilan Anak 1. Dakwaan 2. Tuntutan Penetapan Ketua Pengadilan 1. Menerima penyerahan tahap 2 dari penyidik yaitu penyerahan tersangka dan barang bukti. 2. Mengajukan permohonan perintah perlindungan lanjutan. 3. Pelimpahan berkas perkara pengaduan 4. Melaksanakan penetapan Ketua Pengadilan Negeri 5. Proses Persidangan. 6. Melaksanakan putusan pengadilan 1. Menerima pelimpahan perkara dari Penuntut Umum. 2. Menetapkan perintah perlindungan atas permohonan, kuasa hukum, polisi, jaksa. 3. Ketua Pengadilan menunjuk Majelis Hakim yang memeriksa perkara. Sampai di temukan alat bukti yang cukup 1 minggu 3 bulan Rp 0 Rp 0 ATK, Komputer, Printer Kejaksaan, PPA Polres, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak ATK, Komputer, Printer Pengadilan, PPA Polres, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 2. Tahap Persidangan Kuhap Peradilan Anak 1. Korban datang 1. Memimpin pemeriksaan di sidang sendiri atau pengadilan. dengan 2. Dalam perkara delik aduan, Hakim pendamping. Ketua menanyakan kepada 2. Surat Panggilan sidang. apakah perkara akan dicabut atau diteruskan. 1 3 bulan Rp 0 1. Ruang tunggu yang layak, nyaman anak dan ruang siding, 2. Hakim, Jaksa dengan pakaian dinas biasa, Pengadilan, PPA Polres, sekretariat PPT dan Dinas Layanan

17 3. Surat Perintah Pendampingan Sidang 3. Untuk keperluan pemeriksaan saksi saksi, Hakim Ketua membuka sidang dan menyatakan tertutup umum dalam perkara kesusilaan dan nya anak anak. perempuan dan anak 3. Tahap Penjatuhan Putusan Kuhap Peradilan Anak 1. Penetapan pembatasan gerak pelaku 2. Putusan Pidana 3. Hakim yang berperspektif gender dan anak 1. Keterangan saksi saja sudah cukup membuktikan terdakwa bersalah, apabila disertai alat bukti yang sah. 2. Dalam menjatuhkan sanksi Hakim mempertimbangkan penderitaan dan kerugian yang dialami. 3. Menginformasikan kepada Sekretariat Pelayan Terpadu Korban Tindak Kekerasan terhadap Anak. 1 3 bulan Rp 0 Ruang sidang yang nyaman. Pengadilan, PPA Polres, sekretariat PPT dan Dinas Layanan perempuan dan anak 5. E. Pelayanan Pemulangan dan Reintegrasi Sosial 1. Pemulangan Pekerja Migran dan Korban Kekerasan berbasis gender. 1. UU No 23 Tahun 2002 ttg Perlindungan Anak. 2. UU No 39 ttg PTPPO 1. Surat Pengantar / Rujukan dari Prop 2. Identitas 3. Kronologis kasus 1. Identifikasi dengan mengisi form. 2. Mengantarkan ke daerah asalnya. 3. Bagi yang mengalami gangguan trauma / membutuhkan perlindungan sementara maka di rujuk ke rumah aman / shelter. 4. Mendokumentasikan kasus 1 2 hari Rp 0 Ruangan yang nyaman dan kendaraan roda empat. Dinsosnakertrans, PPT Kabupaten. 2. Reintegrasi dengan keluarga dan keluarga pengganti. UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 1. Identitas ( foto copy KK/KTP/Akte Kelahiran, Ijasah, SIM ) 2. Surat Rujukan. 3. Pernyataan keluarga menerima 1. Petugas menghubungi dan atau mengunjungi keluarga membicarakan situasi yang dampak dan potensi resiko yang akan di hadapi dan keluarga dan keluarga pengganti bila ada keluarga pengganti. 2. Petugas memfasilitasi pertemuan antara, keluarga dan keluarga pengganti apabila diperlukan. 1 2 hari Rp 0 Ruangan yang nyaman dan kendaraan roda empat. Dinsosnakertrans, PPT Kabupaten.

18 3. Petugas melakukan konseling lanjutan pada dan keluarga serta keluarga pengganti. 4. Mempersiapkan surat pernyataan penerimaan klien dan surat pernyataan telah keluar dari rumah aman. 5. Meminta, keluarga dan keluarga pengganti bila ada menandatangani surat pernyataan. 6. Mendokumentasikan kasus 7. Monitoring 3. Reintegrasi dengan lingkungan. UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 1. Identitas ( foto copy KK/KTP/Akte Kelahiran, Ijasah, SIM ) 2. Surat Rujukan. 3. Pernyataan keluarga menerima 1. Petugas menemui Kepala Wilayah setempat dan menjelaskan persoalan serta masalah. 2. Menyusun strategi bersama Kepala Wilayah ( Kepala Desa / Lurah, RW, RT, Kadus/ Kaling ) upaya perlindungan 3. Penandatanganan Berita Acara. 4. Memfasilitasi pertemuan dengan masyarakat yang lebih luas. 5. Mendokumentasikan kasus 6. Monitoring. 1 2 hari Rp 0 Ruangan yang nyaman dan kendaraan roda empat. Dinsosnakertrans, PPT Kabupaten. 4. Reintegrasi Pendidikan Formal UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 1. Ijasah Terakhir. 2. Raport Terakhir 3. Kartu Ujian Negara kasus tertentu 1. Surat permohonan pindah dari orang tua. 2. Surat pindah dari sekolah. 3. Raport, setelah lengkap dibawa ke Dinas dan setelah acc berkas dibawa ke sekolah yang dituju. 1 6 hari Rp 0 Ruangan yang nyaman Disdikpora, PPT Kabupaten. 4. Bagi yang tidak pindah sekolah maka petugas melakukan advokasi dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat memastikan dan menjamin tetap menjadi siswa di sekolah yang bersangkutan. 5. Mendokumentasikan kasus 6. Monitoring.

19 5. Reintegrasi Pendidikan Non Formal ( Kesetaraan Paket A, B, C ) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 1. Identitas ( foto copy KK/KTP/Akte Kelahiran,, SIM ) 2. Ijasah Terakhir. 3. Raport Terakhir 4. Surat Pindah 1. Petugas melakukan koordinasi dengan SKPD terkait Pendidikan 2. Didaftarkan ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ) setempat. 3. Mendokumentasikan kasus 1 6 hari Rp 0 Ruangan yang nyaman Disdikpora, PPT Kabupaten. 6. Program Ketrampilan UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 1. Identitas ( foto copy KK/KTP/Akte Kelahiran,, SIM ) 2. Harus selesai mengikuti kursus di LPK 1. Petugas melakukan identifikasi terhadap diusulkan mendapat bantuan pemberdayaan ekonomi. 2. Dikoordinasikan ke Dinsosnakertrans mendapat persetujuan guna mendapat bantuan. 3. Mendokumentasikan. 4. Monitoring dan Evaluasi. 1 6 hari Rp 0 Ruangan yang nyaman Dinsosnaker trans dan PPT Kabupaten. BUPATI CILACAP, cap ttd TATTO SUWARTO PAMUJI Diundangkan di Cilacap pada tanggal 3 Mei 2013 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CILACAP ASISTEN PEMERINTAHAN cap ttd SUTARJO BERITA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2013 NOMOR 69