POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopsis eminii, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E"

Transkripsi

1 POLA SEBARAN KAYU AFRIKA (Maesopss emn, Engl.) DI ARBORETUM FAKULTAS KEHUTANAN IPB RIZKI KURNIA TOHIR E Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

2 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data ekolog memlk karakterstk berdasarkan struktur spasal, termasuk dantaranya flora dan fauna yang memlk perbedaan satu dengan yang lannya,sehngga akan terbentuk suatu pola tetap kehdupannya. Salah satu yang membedakan antar suatu ndvdu jens adalah pola sebaran (spasal). Connell (1963) d dalam Ludwg & Reynolds (1988) mengemukakan pentngnya suatu ahl ekolog/lngkungan mengdentfkas suatu bentuk/pola sebaran spasal. Menurutnya, sebaran spasal dapat djadkan sebaga langkah awal dalam melhat proses nteraks yang terjad d dalam suatu komuntas ekolog. Pola penyebaran keragaman hayat dalam komuntas ekolog tdaklah sama antar satu speses dengan speses lan atau antara satu habtat dengan habtat lan. Setap speses memlk batas tolerans yang berbeda-beda dengan terhadap konds lngkungannya dengan faktorfaktor pembatasnya dan keterbatasan dalam lngkungan tersebut. Terdapat tga bentuk penyebaran keragaman hayat yatu acak, berkelompok dan seragam (Ludwg dan Reynolds 1988). Penyebaran secara acak dsebabkan oleh konds lngkungan yang homogen atau tngkah laku yang tdak memerlukan kebutuhan khususdmana tdak tergantung pada sumber daya yang sedkt dan terbatas (speses generals). Sedangkan pola penyebaran berkelompok dan seragam mengndkaskan ada faktor pembatas pada lngkungan yang mempengaruh kehadran populas speses d lokas tersebut. Arboretum Fakultas Kehutanan IPB memlk luas 0.36 ha, memlk jens-jens pohon dantaranya Kayu Afrka (Maesopss emn), merant (Shorea sp.), kapuk (Ceba pentandra), burahol (Stelechocarpus burahol), damar (Agaths dammara), kerung (Dpterocarpus sp.), pula (Alstona scholars), Kayu Afrka (Altnga excelsa), pnus (Pnus merkus), dan matoa (Pometa pnnata). Salah satu jens kayu d Arboretum Fahutan adalah Kayu Afrka yang mempunya kegunaan luas, dantaranya bahan konstruks rngan, pet kemas, kotak, dan sudah dgunakan untuk bahan plywood. Dlhat dar potens yang dmlknya, Kayu Afrka mempunya prospek yang bak untuk dkembangkan dalam pembangunan hutan tanaman (Wnarn dan Ela, 2009). Untuk mempelajar pola penyebarannya d Arboretum Fahutan IPB, maka dlakukan peneltan dengan membuat plot-plot dseluruh lokas Arboretum tersebut. IPB. Tujuan Menentukan bentuk sebaran spasal pohon afrka d Arboretum Fakultas Kehutanan

3 Manfaat Hasl praktkum n dapat djadkan bahan acuan dalam pengelolaan jens Kayu Afrka pada Arboretum Fakultas Kehutanan IPB. BAB II METODE Pengumpulan Data Metode yang dgunakan dalam peneltan n dengan menggunakan plot contoh ukuran 10 x 10 m d arboretum Fahutan IPB. Ukuran n merupakan yang lazm dgunakan untuk mengukur jens tang dan pohon. Total plot yang dbuat sebanyak 37 (empat puluh) plot. Dlakukan penghtungan sebaran jens tang dan pohon Kayu Afrka. Kategor tang berdameter 10 sampa <20 cm dan pohon dameter 20 cm (Soeranegara & Indrawan, 1988; Rahmat 2007; Aryanto 2009). Pengumpulan data dlakukan selama satu mnggu, d Kampus IPB Dramaga, dengan mengumpulkan beberapa lteratur yang berkatan mengena pola sebaran spasal,bak metode dan perhtungannya. Alat yan dgunakan adalah pta meter, alat tuls, kompas dan laptop dan Ms Offce Analss Data Untuk menentukan pola sebaran spasal Kayu Afrka d Arboetum Fahutan IPB dlakukan analsa dengan menggunakan metode sebaga berkut : A. Metode Rato Ragam Metode perhtungan dengan metode n hanya melhat apakah penyebaran secara acak atau berkelompok (agregat). Rumus yang dhtung pada metode n adalah sebaga berkut : X = S 2 = x. f f ( x 2. f ) x. n N 1

4 Dar persamaan n bla S 2 < X maka dapat dsmpulan bahwa penyebaran tumbuhan secara acak, sebalknya bla S 2 > X maka dapat dsmpulkan bahwa penyebaran tumbuhan secara berkelompok. B. Metode Sebaran Frekuens Dengan menggunakan metode sebaran frekewens lebh lengkap dbandngkan dengan metode rato ragam, dmana dapat membedakan apakah penyebaran tumbuhan secara acak, berkelompok atau homogen. Pengujan n bersfat bertngkat dmana yang dmula dengan uj sebaran Posson (sebaran Acak) dan jka tdak terbukt lanjutkan dengan yang kedua yatu menguj dengan sebaran Bnomal negatf (sebaran kelompok). Apabla mash belum teruj maka secara otomats pola sebarannya homogen. Hasl dar kedua metode pengujan akan durakan d bawah n, yatu : 1. Metode Sebaran Posson Tujuan pengujan dengan metode sebaran Poson adalah untuk memastkan bahwa sebaran jens Kayu Afrka bersfat acak (Ho) atau tdak acak (H1). Langkah pengujan n selan menetukan hpotess adalah sebaga berkut : 1) Menghtung peluang untuk (x) secara Posson yatu : P(r) = ( x ) r.e - x /r! 2) Menghtung nla frekuans harapan yang dnotaskan sebaga berkut : E(r) = P(r). N 3) Menghtung nla Ch Square (X 2 ), dengan rumus : x 2 ht = ( Fx Ex) Ex 2 4) Car nla x 2 tabel, pada taraf uj 5 % dengan derajat bebas (db) = q-2 5) Menark kesmpulan, dengan ketentuan yatu : Jka X 2 htung X 2 tabel, maka terma Ho. Jka X 2 htung > X 2 tabel, maka Tolak Ho

5 2. Metode Sebaran Bnomal Negatf Bla pada uj sebaran Poson menympulkan tolak Ho (penyebaran tdak secara acak), maka harus dlakukan uj selanjutnya yatu metode sebaran bnomal negatf. Dengan hpotess sebaran Kayu Afrka bersfat berkelompok (Ho) atau atau tdak berkelompok (H1). Langkah pengujan n adalah sebaga berkut : 1) Menentukan peluang untuk sebaran bnomal negatf, untuk kepentngan n harus tahu nla k, yatu derajat pengelompokkan. k = S 2 X 2 X berkut : Selanjutnya harus dlakukan uj kebenaran nla k dengan menggunakan rumus Log (N/No) = k log (1 + ( x / k) ) Karena nla LHS = nla RHS, maka nla k tersebut bsa dpergunakan dalam penghtungan peluang x (Px). Bla nla LHS RHS, maka perlu dlakukan penyesuaan (leteras) nlak k pada persamaan tersebut datas sehngga dperoleh nla LHS = RHS. Nla k n akan dgunakan untuk menghtung nla harapan (Px) 2) Dengan demkan selanjutnya dlakukan penghtungan nla Peluang (Px) pada sebaran bnomal negatf dengan persamaan sebaga berkut : P(0) = (1 + ( x /k)) -k 3) Menentukan nla frekuens harapan E(x). E(x) = N. P(x) 4) Menghtung nla Ch Square (X 2 ), dengan rumus : x 2 ht = ( Fx Ex) Ex 2 5) Mencar nla x 2 tabel, pada taraf uj 5 % dengan derajat bebas (db) = q-3 6) Menark kesmpulan, dengan ketentuan yatu : Jka X 2 htung X 2 tabel, maka terma Ho. Jka X 2 htung > X 2 tabel, maka Tolak Ho

6 Bla hasl pengujan bnomal negatf n menympulkan tolak Ho artnya penyebaran Kayu Afrka tdak bersfat berkelompok, maka sudah cukup membuktkan bahwa penyebaran bersfat homogen. Tdak dperlukan pembuktan lag karena telah membuktkan penyebaran jens tumbuhan tersebut tdak bersfat acak (hasl uj sebaran poson) dan tdak juga bersfat berkelompok (hasl uj sebaran negatf). C. Metode Indeks Dengan metode n dapat juga menentukan pola penyebaran spasal tumbuhan Kayu Afrka d Arboretum IPB. Ada empat ndeks yang umum yang dgunakan, yatu : 1. Indeks Dspers (ID) ID = S 2 X Dmana : X = x. f f = N n S 2 = ( x 2. f ) x. n N 1 2. Indeks of Clumpng (IC) IC =ID 1 3. Indeks Greens (IG) IG = IC n 1 4. Indeks Morssta (IM) IM= n ( n 1).N n( n 1) Dar keempat nla ndeks tersebut d atas, nla yang dgunakan untuk mengambl kesmpulan apakah penyebaran acak, berkelompok atau homogen, maka dlhat dar nla ndex dspersnnya (ID). Bla nla ID > 1, maka berart penyebaran tumbuhan Kayu Afrka d arboretum Fahutan IPB adalah berkelompok.

7 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasl observas mengena sebaran Kayu Afrka pada Arboretum Fakultas Kehutanan dtemukan 37 ndvdu pohon Kayu Afrka (Tabel 1). Tabel 1 Hasl observas lapang pada 37 petak yang dlakukan d Arboretum Fakultas Kehutana IPB dtemukan Kayu Afrka (Maesospss emn) 32 =3 33 = 1 34 = 3 35 = 6 36 = 2 37 = 9 26 = 1 27 = 0 28 = 1 29 = 2 30 = 3 31 = 0 20 = 1 21 = 3 22 = 0 23 = 0 24 = 0 25 = 1 14 = 2 15 = 1 16 = 1 17 = 1 18 = 0 19 = 0 8 = 1 9 = 0 10 = 4 11 = 1 12 = 0 13 = 0 2 = 2 3 = 0 4 = 0 5 = 1 6 = 1 7 = 0 1 = 0 Hasl data yang ddapat dbuat kedalam tabel sebaran frekuens untuk memudahkan dalam penghtungan ndeks ndeks selanjutnya (table 2) Tabel 2 Sebarab frekuens Kayu Afrka d Arboretum Fakultas Kehutanan, IPB. x Fx nx Jumlah Metode Rato Ragam Metode raso ragam merupakan salah satu metode yang dapat dgunakan untuk mengetahu pola penyebaran suatu jens. Metode tersebut menggunakan nla rataan dan nla varans. x = x.f f S²= (x2.f) x.n N 1 = n = 51 = 1,378 nd/plot N 37 = 197 (1,378 x 51) 37 1 = 3,52

8 Hasl perhtungan menunjukkan bahwa S² > x, maka pola sebaran Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara mengelompok/agregat. 2. Metode Sebaran Frekuens a. Metode Sebaran Posson 1). Hpotesa : Ho = Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara acak. H1 = Kayu Afrka d Arboretum Fahutan tdak menyebar secara acak. 2). Menentukan sebaran frekuens pengamatan (Fx) Tabel 2 Hasl pengamatan sebaran Kayu Afrka d Arboretum Fahutan x Fx nx Px Ex X² htung ,252 9, ,347 12, ,239 8, ,109 4,033 24, ,037 1, ,0085 0, ,0013 0,0481 Jumlah ). Menghtung peluang untuk (x) secara Posson ; P(x) = (x ) r. e - x / r! P(0) = e x = e -1,378 = 0,252 P(1) = (x /1).P(0) = (1,378/1) x 0,252 = 0,347 P(2) = (x /2).P(1) = (1,378/2) x 0,347 = 0,239 P(3) = (x /3).P(2) = (1,378/3) x 0,239 = 0,109 P(4) = (x /4).P(3) = (1,378/4) x 0,109= 0,037 P(6) = (x /6).P(6) = (1,378/6) x 0,037= 0,0085 P(9) = (x /9).P(6) = (1,378/9) x 0,0085= 0,0013 4). Menghtung nla frekuens harapan ; E(r) = P(r). N E(0) = P(0).37 = 0,252 x 37 = 9,324 E(1) = P(1).37 = 0,347 x 37 = 12,839 E(2) = P(2).37 = 0,239 x 37 = 8,843 E(3) = P(3).37 = 0,109 x 37 = 4,033 E(4) = P(4).37 = 0,037 x 37 = 1,369 E(6) = P(6).37 = 0,0085 x 37 = 0,3145 E(9) = P(9).37 = 0,0013 x 37 = 0,0481 X² tabel (df=5, α=0,05) 15,51

9 5). Menghtung nla Ch Square (X 2 ) ; X 2 ht = (Fx Ex)2 X 2 (0) = (F 0 E 0 ) 2 E 0 X 2 (1) = (F 1 E 1 ) 2 E 1 X 2 (2) = (F 2 E 2 ) 2 E 2 X 2 (3) = (F 3 E 3 ) 2 E 3 X 2 (4) = (F 4 E 4 ) 2 E 4 X 2 (6) = (F 6 E 6 ) 2 E 6 X 2 (9) = (F 9 E 9 ) 2 E 9 = (13 9,324)2 9,324 = (12 12,839)2 12,839 = (4 8,843)2 8,843 = (4 4,033)2 4,033 = (1 1,369)2 1,369 = (1 0,3145)2 0,3145 = (1 0,0481)2 0,0481 = 1,449 = 0,055 = 2,652 = 0,00027 = 0,099 = 1,494 = 18,838 X 2 htung = 1, , , , , , ,838 = 24,587 6). Nla x 2 tabel dengan taraf uj 5% dengan derajat bebas (db) = q-2, jka q=10, maka db = 10-2 = 8. Jad x 2 tabel (df=8, α=0,05) adalah 15,51 7). Kesmpulan Karena x 2 htung > x 2 tabel maka tolak H0 dan artnya Kayu Afrka d Arboretum Fahutan tdak menyebar secara acak.oleh karena tu, perlu dlakukan uj sebaran bnomal negatf. Ex b. Metode Sebaran Bnomnal Negatf 1) Hpotesa : Ho= Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara kelompok/agregat. H1= Kayu Afrka d Arboretum Fahutan tdak menyebar secara kelompok/agregat. 2) Menentukan sebaran frekuens pengamatan (Fx) x Fx nx Px Ex X² htung ,351 12, ,285 10, ,231 8,547 12, ,187 6, ,151 5, ,125 4, ,099 3,663 Jumlah X² tabel (df=5, α=0,05) 14,47

10 3) Menghtung peluang untuk sebaran bnomal negatf Pertama, tentukan derajat pengelompokkan (k). k = x 2 = (1,378)2 = 0,886 S 2 x 3,52 1,378 LHS = RHS Log (N/No) = k log [1 + (x / k)] Log (37/13) = 0,886 log [1 + (1,378 / 0,886)] 0,454 0,361 karena, LHS RHS, maka k kta car sendr dan dtemukan nla k hngga RHS = LHS yatu 1,98 LHS = RHS Log (N/No) = k log [1 + (x / k)] Log (37/13) = 1,98 log [1 + (1,378 / 1,98)] 0,454 0,454 Sehngga nla k yang dgunakan adalah 1,98 Maka nla peluang (Px) adalah sebaga berkut. P(0) = [1 + (x /k)] -1,98 = [1 + (1,378/1,98)] -1,98 = 0,351 P(1) = [x /( x + k)].(k/1).p(0)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,351 = 0,285 P(2) = [x /( x + k)].(k/1).p(1)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,285 = 0,231 P(3) = [x /( x + k)].(k/1).p(2)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,231 = 0,187 P(4) = [x /( x + k)].(k/1).p(3) = [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,187 = 0,151 P(6) = [x /( x + k)].(k/1).p(4)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1). 0,151 = 0,123 P(9) = [x /( x + k)].(k/1).p(6)= [1,378/(1,378+1,98)].(1,98/1).0,123 = 0,099 4) Menghtung nla frekuens harapan E(x) = N. P(x) E(0) = N.P(0) = 37. 0,351= 12,987 E(1) = N.P(1) = 37. 0,285= 10,545 E(2) = N.P(2) = 37. 0,231= 8,547 E(3) = N.P(3) = 37. 0,187= 6,919 E(4) = N.P(4) = 37. 0,151= 5,587 E(6) = N.P(4) = 37. 0,123 = 4,551 E(9) = N.P(4) = 37. 0,099 = 3,663 5) Menghtung nla Ch Square (X 2 ) ; X 2 ht = (Fx Ex)2 X 2 (0) = (F 0 E 0 ) 2 E 0 = (13 12,987)2 12,987 = 1,3 x 10 5 Ex

11 X 2 (1) = (F 1 E 1 ) 2 E 1 X 2 (2) = (F 2 E 2 ) 2 E 2 X 2 (3) = (F 3 E 3 ) 2 E 3 X 2 (4) = (F 4 E 4 ) 2 E 4 X 2 (6) = (F 6 E 6 ) 2 E 6 X 2 (9) = (F 9 E 9 ) 2 E 9 = (12 10,545)2 10,545 = (4 8,547)2 8,547 = (4 6,919)2 6,919 = (1 5,587)2 5,587 = (1 4,551)2 4,551 = (1 3,663)2 3,663 = 0,201 = 2,419 = 1,231 = 3,765 = 2,771 = 1,936 X 2 ht = 1,3 x , , , , , ,936 = 12,323 6) Nla x 2 tabel dengan taraf uj 5% dengan derajat bebas (db) = q-3, jka q=10, maka db = 10-3 = 7. Jad x 2 tabel (df=7, α=0,05) adalah 14,47 7) Kesmpulan Karena x 2 htung x 2 tabel maka terma H0 dan artnya Kayu Afrka d Arboretum Fahutan menyebar secara berkelompok/agregat. 3.Metode Index Data hasl pengamatan dar 37 plot dformulaskan dalam tabel sebaran frekuens d bawah n: Tabel Sebaran Frekuens Kayu Afrka (Swetena mahagon) x fx nx X 2 fx n(n-1) Jumlah Nla rataan dan nla varans. x = x.f f = n = 51 = 1,378 nd/plot N 37

12 S²= (x2.f) x.n 197 (1,378 x 51) = = 3,52 N Indeks Dspers (ID) ID = S2 X = 3,52 1,378 = 2, Indeks of Clumpng (IC) IC = ID 1 = 2,554 1 = 1, Indeks Green (IG) IG = IC n 1 = 1, = 0, Indeks Morssta (IM) IG = Σn(n 1) n(n 1). N = = 6, Dar keempat nla ndeks datas, nla yang dgunakan untuk mengambl kesmpulan apakah penyebaran acak, berkelompok atau homogen, maka dlhat dar nla ndek dspersnya (ID). Karena nla ID > 1, maka artnya penyebaran Kayu Afrka d arboretum fakultas kehutanan adalah mengelompok. Kayu Afrka merupakan jens kayu endemk dar Afrka. Kayu n tumbuh alam pada bentang geografs antara 8 LU dan 6 LS. Kayu Afrka banyak dtemukan d hutan tngg dalam ekozona antara hutan dan sabana. Jens n merupakan jens sukses yang tumbuh pada areal hutan yang terganggu ekosstemnya. Pada sebaran alam, jens n tumbuh d dataran rendah sampa hutan sub pegunungan sampa ketnggan m dpl. Jens n dapat tumbuh dengan bak pada daerah dengan curah hujan mm/tahun dengan musm kerng sampa 4 bulan dan tumbuh dengan bak pada daerah yang memlk solum tanah dalam dengan dranase bak. Kayu Afrka juga dapat tumbuh pada solum tps dengan syarat pada daerah tersebut terdapat cukup ar (Dephut 2002). Arboretum fahutan sangat cocol menjad tempat tumbuh Kayu Afrka. Menurut Orwa et al. (2009) Kayu Afrka memlk sebaran mengelompok dan berasosas pada padang rumput dan hutan terganggu. Hal n berart sejalan dengan hasl pendugaan sebaran Kayu Afrka d arboretum Fahutan yang memlk sebaran mengelompok.

13 Kesmpulan Dtemukan 23 pohon Kayu Afrka d Arboretum Fakultas Kehutanan IPB. Dar hasl analss mengena sebarannya dketahu bahwa Kayu Afrka menyebar secara berkelompok dan hal n sesua dengan ekolog alamahnya d alam. Daftar Pustaka Departemen Kehutanan Informas sngkat benh. emn.pdf [01Jun 2016]. Orwa et al Maesopss emn. Agroforestry Database 4.0. Wnarn, T. dan S. Ela Pengaruh ukuran benh terhadap perkecambahan benh kayu arka (Measopss emn). Jurnal. Bala Peneltan Teknolog Pembenhan. Bogor. 6(1): 7-12

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas Varians Uj Homogentas Varans I. DUA VARIANS Pengujan hpotess dua varans dlakukan untuk mengetahu varans dua populas sama (homogen atau tdak (heterogen. S dan S merupakan penduga σ dan σ Rumus varans : x ( x S

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y.

Apabila dua variabel X dan Y mempunyai hubungan, maka nilai variabel X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk mempekirakan / menaksir Y. ANALISIS KORELASI (ANALISIS HUBUNGAN) Korelas Hubungan antar kejadan (varabel) yang satu dengan kejadan (varabel) lannya (dua varabel atau lebh), yang dtemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 Apabla dua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokas dan Waktu Peneltan dlaksanakan d kawasan PT. Kencana Sawt Indonesa (KSI), Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat sebaga lokas pengamatan dan pengamblan data. Pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL 1. KWARTIL Kwartl merupakan nla yang membag frekuens dstrbus data menjad empat kelompok yang sama besar. Dengan kata lan kwartl merupakan nla yang membag tap-tap 25% frekuens

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci