BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengglobalisasi mengakibatkan timbulnya banyak tantangan yang mengharuskan kita untuk dapat membuka diri terhadap datangnya perubahan-perubahan dalam negeri maupun luar negeri. Kita dituntut untuk berkompetisi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang kompetitif. Begitu juga dengan perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan kompleks pada abad ini menyebabkan semakin luas dan majunya ruang lingkup bisnis. Setiap perusahaan akan berusaha untuk terus mengikuti perkembangan yang terjadi, untuk mengimbangi perkembangan ini perusahaan akan mengelola sumber-sumber daya yang ada semaksimal mungkin, terutama ; sumber daya manusia yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha kepada instansi / perusahaan. Perusahaan mencari tenaga kerja yang dapat bekerja secara profesional. Keadaan demikian mengisyaratkan bahwa keahlian merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang untuk memasuki dunia pekerjaan saat ini. Salah satu usaha untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dapat dilakukan melalui jalur pendidikan, baik formal maupun informal. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) merupakan salah satu perguruan tinggi yang mempunyai peran menyelenggarakan pendidikan formal untuk pembentukan keahlian dan kompetensi dalam menangani pekerjaanpekerjaan dibidang-bidang tertentu, yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih yang siap pakai. Salah satu program pendukung bagi pembentukan Sumber Daya Manusia di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah diprogram dalam suatu bentuk pendidikan lapangan yaitu program magang yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan baik pemerintah maupun swasta. Program magang merupakan suatu kegiatan intra kurikuler yang harus diikuti oleh mahasiswa dalam bentuk aktivitas belajar dilapangan (dunia kerja).

2 Program magang tersebut bertujuan untuk menjembatani antara mahasiswa dengan dunia kerja sesungguhnya. Melalui program magang tersebut mahasiswa akan memperoleh pengalaman berharga yang dapat mendidik untuk bertindak dalam dunia kerja. Dan dengan bekal pengalaman tersebut diharapkan mahasiswa dapat lebih menyesuaikan diri dengan dunia kerja yang akan dihadapinya nanti. Salah satu upaya peningkatan SDM khususnya dalam pendidikan perguruan tinggi selain dari pada kegiatan perkuliahan adalah melalui program magang atau dikenal dengan magang yang merupakan sarana penting bagi pengembangan diri dan pengalaman bekerja serta kemandirian bagi lulusannya sebelum terjun ke dunia kerja nyata. Hal ini perlu dilakukan guna pengenalan lingkungan kerja secara nyata kepada mahasiswa, mengaplikasikan antara berbagai konsep dan teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan persoalanpersoalan yang dihadapi dalam lingkungan kerja dan upaya-upaya pemecahannya. Sehubungan dengan hal itu, maka saya selaku penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PERUM PEGADAIAN yang dimulai sejak tanggal 26 September s/d 28 Oktober B. Ruang Lingkup Magang Penulis melaksanakan magang pada Perum Pegadaian UPC Plaza Medan Fair Medan mulai tanggal 26 September sampai dengan 28 Oktober Selama melaksanakan magang penulis ditempatkan di Perum Pegadaian UPC Plaza Medan Fair. Yaitu Unit Pembantu Cabang dari Perum Pegadaian Cabang Utama Kantor Wilayah. Penulis banyak melakukan hal-hal yang terkait seputar proses menggadai.penulis juga banyak mempelajari tentang bagaimana caranya melayani nasabah dengan baik terutama pada nasabah wanita atau ibuibu. Adapun ketentuan-ketentuan yang harus penulis laksanakan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Perum Pegadaian adalah sebagai berikut: 1. Penulis diharuskan datang setiap hari kerja dari tanggal 26 September sampai dengan 28 Oktober 2011, penulis diharuskan sudah sampai di UPC Plaza Medan Fair Medan sebelum pukul dengan melapor terlebih dahulu ke Pengelola UPC. Penulis diwajibkan mengikuti kegiatan yang

3 dilakukan oleh pengawai Pengelola UPC. Agar penulis dapat mengetahui serta mengerti proses yang terjadi pada saat transaksi menggadai. 2. Pukul WIB penulis diperbolehkan pulang dengan melapor terlebih dahulu ke Pengelola UPC untuk menandatangani absen pulang. C. Tujuan dan Manfaat Magang a) Tujuan Magang Adapun tujuan yang akan dicapai selama magang antara lain: 1. Menguji dan mengukur keterampilan mahasiswa dalam menghadapi situasi kerja baik mengenai sistem maupun mekanisme kerja yang sesungguhnya. 2. Memperoleh informasi sebanyak-banyaknya mengenai bidang pekerjaan yang dilakukan khususnya pada bidang Jasa Gadai 3. Menerapkan ilmu yang diperoleh ke dalam tiap-tiap jenis pekerjaan khususnya di bidang akuntansi. 4. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 5. Membina hubungan baik untuk dapat bekerjasama dengan sesama pekerja maupun dengan atasan. 6. Mengamati dengan lebih dekat bagaimana situasi lingkungan pekerjaan khususnya pada bidang jasa gadai. b) Manfaat Magang 1. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja dan berinteraksi dengan perusahaan/instansi calon pengguna lulusan dengan cara mengamati, mengenal, dan menganalisis permasalahan yang dijumpai pada perusahaan/instansi tempat magang. 2. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah didapat. 3. Lebih dapat memahami konsep-konsep non akademis di dunia kerja nyata. 4. Dapat memperoleh ilmu yang tidak didapati dalam bangku kuliah. 5. Menambah dan memperluas wawasan.

4 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan a. Sejarah Perusahaan Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda ( ) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel).namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah. Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan cultuur stelsel dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

5 Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari. Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang. Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. b. Visi dan Misi VISI : PADA TAHUN 2013 PEGADAIAN MENJADI "CHAMPION" DALAM PEMBIAYAAN MIKRO DAN KECIL BERBASIS GADAI DAN FIDUCIA BAGI MASYARAKAT MENENGAH KE BAWAH MISI:

6 1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia. 2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten. 3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya. Perjalanan Misi Perusahaan Perum Pegadaian : Misi Perum Pegadaian sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan perekonomian dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai kepada masyarakat kecil, agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga yang tidak wajar ditegaskan dalam keputusan Menteri Keuangan No. Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal 20 Januari 1970 dengan tugas pokok sebagai berikut: 1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada : Para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil, yang bersifat produktif Kaum buruh / pegawai negeri yang ekonomi lemah dan bersifat konsumtif 2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap, dan praktek riba lainnya. 3. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan mayarakat. 4. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan bila perlu memperluas daerah operasinya.dengan seiring perubahan status perusahaan dari Perjan menjadi Perum pernyataan misi perusahaan dirumuskan kembali dengan pertimbangan jangan sampai misi perusahaan itu justru membatasi ruang gerak perusahaan dan sasaran pasar tidak hanya masyarakat kecil dan golongan menengah saja maka terciptalah misi perusahaan Perum Pegadaian yaitu ikut membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat

7 golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan. Bertolak dari misi Pegadaian tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya Pegadaian adalah sebuah lembaga dibidang keuangan yang mempunyai visi dan misi bagaimana masyarakat mendapat perlakuan dan kesempatan yang adil dalam perekonomian. c. Makna Logo dan Motto Perum Pegadaian MENGATASI MASALAH TANPA MASALAH Di dalam logo Perum Pegadaian yang bergambar pohon rindang dan timbangan terkandung sifat, usaha dan tujuan umum Perum Pegadaian serta sebutan "Pegadaian". Adapun makna yang terkandung dalam LOGO tersebut adalah : 1. Logo Lambang terdiri dari : a. Pohon rindang berwarna hijau, bermakna : Melindungi dan membantu senantiasa tumbuh dan berkembang. b. Warna hijau melambangkan keteduhan. c. Timbangan berwarna hitam bermakna : Kesimbangan dan keterbukaan dalam memberikan pelayanan kejujuran 2. Logo "Pegadaian" berstruktur miring bermakna : Sederhana : Kepastian dan Kemudahan Dinamis : Terus bergerak maju Huruf Balok : Melambangkan keteduhan dan kekokohan Motto yang ditampilakan "Mengatasi Masalah Tanpa Masalah", yang bermakna bahwa Perum Pegadaian sebagai salah satu perusahaan di bidang jasa mampu mengatasi masalah keuangan dengan cara yang mudah dan waktu yang relative singkat. Cara pelayanannya yang sederhana dan target operasionalnya yang melayani nasabah dari berbagai kalangan masyarakat, menjadikan Perum Pegadaian sebagai alternative dalam mengatasi masalah keuangan tanpa mengalami masalah. Jadi dengan

8 menyertakan Kartu Tanda Pengenal maka setiap masalah dapat memperoleh pinjaman dalam waktu yang relative singkat. Maka atas dasar inilah Perum Pegadaian dapat menjadi suatu bagian yang penting dalam kehidupan perekonomian. Sebagai rasa kerja yang kuat Perum Pegadaian juga mempunyai etos/budaya kerja yang menanggulangi setiap bentuk pelayanan kepada masyarakat sehingga sanggup mengatasi setiap permasalahan keuangan yang timbul. Adapun budaya kerja tersebut dikenal dengan sebutan si "INTAN" yang bila dijabarkan lebih luas akan memberikan makna yang dalam yaitu : Inovatif : Penuh gagasan, kreatif, aktif dan menyukai tantangan Nilai Moral Tinggi : Taqwa, jujur, berbudi luhur dan loyal Terampil : Sopan santun dan berkepribadian menawan Adi Layanan : Pelayanan yang adil agar nasabah merasa puas Nuansa Citra : Bussiness Oriented, Customer Satisfaction dan mengembangkan diri sendiri. B. Kegiatan Operasional Perusahaan Kegiatan operasional Perum Pegadaian yang telah dilakukan saat ini, antara lain meliputi: a. Menyalurkan uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai, b. Menerima jasa taksiran, yaitu pelayanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui berapa besar nilai riil barang yang dimilikinya,misalnya emas,berlian dan barang-barang bernilai lainnya. c. Menerima jasa titipan, yaitu pelayanan kepada masyarakat yang akan menitipkan barangnya. d. Bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam bidang bisnis properti seperti dalam pembangunan gedung kantor dan pertokoan dengan sistem Build, Operate and Transfer (BOT). e. Kredit pegawai, yaitu kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap

9 1. Barang Jaminan. Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya adalah barang bergerak antara lain: a. Barang-barang perhiasan: semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak, platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara, batu maupun tidak. b. Barang-barang elektronik: TV, kulkas, radio, tape recorder, video, radio cassete. c. Kendaraan: sepeda, sepeda motor, mobil. d. Barang-barang rumah tangga: barang-barang pecah belah. e. Mesin: mesin jahit dan mesin motor kapal. f. Tekstil: kain batik, permadani, dan g. Barang-barang lain yang dianggap bernilai. 2. Sumber Pendanaan Pegadaian, sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya: giro, deposito dan tabungan, sebagaimana halnya dengan sumber dana konvensional perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya. Perum Pegadaian memiliki sumber-sumber dana sebagai berikut: a. Modal sendiri. b. Penyertaan modal pemerintah. c. Pinjaman jangka pendek dari perbankan. d. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari KLBI. e. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi. 3. Penyaluran dan Penggolongan Uang Pinjaman Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegitan penyaluran uang pinjaman oleh pegadaian kepada masyarakat dilakukan atas dasar hukum gadai. Besarnya jumlah uang pinjaman yang disalurkan sangat dipengaruhi oleh golongan barang jaminan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan Direksi Perum Pegadaian. Pinjaman yang diberikan dikelompokkan menjadi 5 (lima) golongan berdasarkan tingkat sewa

10 modal dan jangka waktu pinjaman, sebagaimana dijelaskan pada Tabel berikut ini. Gol A B C D E Pinjaman yang diberikan (Rp) s/d s/d s/d s/d Jangka Waktu 4 bulan 4 bulan 4 bulan 4 bulan 24 bulan Sewa Modal Per 15 hari 1,25% 1,75% 1,75% 1,75% 2% flat/bulan Maksimum Sewa modal 10% 14% 14% 14% - Tabel 2.1 Penggolongan dan Penyaluran Uang Pinjaman 4. Penaksiran Penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dilakukan dengan mewajibkan nasabah untuk menyerahkan barang bergerak sebagai barang jaminan, seperti: emas, berlian, barang-barang elektronik, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Barang-barang tersebut selanjutnya ditaksir oleh petugas penaksir, yang memang memiliki keahlian untuk hat tersebut, untuk menentukan besarnya nilai uang pinjaman yang dapat diberikan. Pada dasarnya besarnya uang pinjaman yang dapat diberikan,menurut ketentuan saat ini, dibagi berdasarkan golongan. Untuk golongan A adalah 84% dari nilai taksir dan untuk golongan B, C dan D adalah 89% dari nilai taksiran. Taksiran atas barang jaminan tersebut didasarkan pada harga pasar setempat, yang senantiasa di up-date dari waktu ke waktu untuk menggambarkan nilai pasar barang yang akan digadaikan. 5. Prosedur Pemberian dan Pelunasan Pinjaman Prosedur untuk memperoleh uang pinjaman dari pegadaian bagi masyarakat yang membutuhkan dana segera sangat sederhana, mudah dan cepat. Inilah pula yang membedakan pegadaian dengan perbankan dalam hal pelayanan. Pegadaian pada prinsipnya tidak membutuhkan berbagai jenis persyaratan, sebagaimana halnya dengan perbankan. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman dari pegadaian adalah sebagai berikut:

11 a. Calon nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang akan dijaminkan dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri. b. Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir dan menetapkan harganya. Berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, akan ditetapkan besarnya uang pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah. c. Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan biaya apa pun kecuali potongan premi asuransi. Prosedur pemberian jaminan oleh Pegadaian dapat diikuti pada Gambar dibawah. Gambar 2.1 Prosedur pemberian jaminan oleh Pegadaian Selanjurnya prosedur pelunasan uang pinjaman dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Uang pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa harus menunggu selesainya jangka waktu. b. Nasabah membayar kembalu pinjamannya ditambah sewa modal (bunga) langsung kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai. c. Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpan barang jaminan. d. Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah. Prosedur pelunasan uang pinjaman oleh nasabah dapat dilihat pada gambar berikut.

12 Gambar 2.2 Prosedur pelunasan pinjaman oleh nasabah 6. Produk dan Layanan Hingga saat ini masih banyak anggota masyarakat yang mengenal Pegadaian dari bisnis intinya saja, yaitu gadai. Padahal di samping itu, produk Pegadaian sebenarnya cukup banyak. Berikut adalah beberapa layanan Perum Pegadaian. Bisnis Inti KCA (Kredit Cepat Aman) KCA adalah layanan kredit berdasarkan hukum gadai dengan pemberian pinjaman mulai dari Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Jaminannya berupa barang bergerak, baik barang perhiasan emas dan berlian, peralatan elektronik, kendaraan maupun alat rumah tangga lainnya. Jangka waktu kredit maksimum 4 bulan atau 120 hari dan pengembaliannya dilakukan dengan membayar uang pinjaman dan sewa modalnya. Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia) Layanan ini ditujukan kepada pengusaha mikro dan kecil sebagai alternatif pemenuhan modal usaha dengan penjaminan secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. Kredit Kreasi merupakan modifikasi dari produk lama yang sebelumnya dikenal dengan nama Kredit Kelayakan Usaha Pegadaian. Agunan yang diterima saat ini adalah BPKB kendaraan bermotor (mobil atau sepeda motor). Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)

13 Merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro-kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. Krista (Kredit Usaha Rumah Tangga) Merupakan pemberian pinjaman kepada ibu-ibu kelompok usaha rumah tangga sangat mikro yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman modal kerja yang pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran. adapun kredit ini hanya dikenakan bunga 0,9 % per bulan tanpa menggunakan agunan hal ini sematamata dilakukan PEGADAIAN untuk membantu kegiatan UKM di INDONESIA. Kremada (Kredit Perumahan Swadaya) Merupakan pemberian pinjaman kepada masyarakat berpenghasilan rendah untuk membangun atau memperbaiki rumah dengan pengembalian secara angsuran. Pendanaan ini merupakan kerja sama dengan Menteri Perumahan Rakyat. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah) Diberikan kepada para petani dengan jaminan gabah kering giling. Layanan kredit ini ditujukan untuk membantu para petani pasca panen agar terhindar dari tekanan akibat fluktuasi harga pada saat panen dan permainan harga para tengkulak. Investa (Gadai Efek) Gadai Efek merupakan pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan agunan berupa saham dengan sistem gadai. Kucica (Kiriman Uang Cara Instan, Cepat dan Aman) Adalah produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerjasama dengan Western Union. Kagum (Kredit Serba Guna untuk Umum) Merupakan layanan kredit yang ditujukan bagi pegawai berpenghasilan tetap. Jasa Taksiran dan Jasa Titipan

14 Jasa Taksiran adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui seberapa besar nilai sesungguhnya dari barang yang dimiliki seperti emas, berlian, batu permata dan lain-lain. Jasa Titipan adalah pelayanan kepada masyarakat yang ingin menitipkan barang-barang atau surat berharga yang dimiliki terutama bagi orang-orang yang akan pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama, misalnya menunaikan ibadah haji, pergi keluar kota atau mahasiswa yang sedang berlibur. Rahn (Gadai Syariah) Rahn adalah produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah dengan mengacu pada sistem administrasi modern. Arrum (Ar-Rahn untuk Usaha Mikro Kecil) Adalah produk dengan konstruksi penjaminan fidusia untuk pengusaha mukro-kecil dengan prinsip syariah. Mulia (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) Adalah penjualan logam mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat yang berminat untuk berinvestasi pada emas secara tunai dan angsuran. Emas yang telah dibeli dari produk Mulia ini dapat diperjualbelikan kembali di Bursa Mulia apabila di kemudian hari membutuhkan uang dalam waktu yang singkat. Bisnis Lain Properti Untuk mengoptimalkan pemanfaatan assetnya yang kurang produktif, Pegadaian membangun gedung untuk disewakan, baik dengan cara pembiayaan sendiri maupun bekerja sama dengan pihak ketiga dengan Sistem Bangun-Kelola-Alih atau Build- Operate-Transfer (BOT) dan Kerja Sama Operasi (KSO). Jasa Lelang

15 Perum Pegadaian memiliki satu anak perusahaan PT Balai Lelang Artha Gasia dengan komposisi kepemilikan saham 99,99% (Perum Pegadaian) dan 0,01% (Deddy Kusdedi). PT Balai Lelang Artha Gasia bergerak dibidang jasa lelang dengan maksud menyelenggarakan penjualan di muka umum secara lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. C. Struktur Organisasi Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perum Pegadaian

16 Dengan melakukan pemilihan serta penentuan struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam perusahaan maka pencapaian tujuan perusahan akan lebih terarah. Selain itu, dengan struktur organisasi yang jelas dan baik maka akan dapat diketahui sampai dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya. Dalam menjalankan aktivitas usahanya, PERUM PEGADAIAN menerapkan struktur organisasi fungsional. Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. D. Deskripsi Tugas 1. Dewan Pengawas Fungsi : 1) Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan perusahaan. 2) Memberikan nasehat kepada Direksi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam anggaran dasar. 3) Memastikan dan berupaya terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha perusahaan. 4) Mengarahkan, memantau serta mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis perusahaan. 2. Direksi, memiliki 4 sub bagian, yakni : 1) Direktorat Keuangan : a. Divisi Treasury Tugas Pokok : 1. Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip pengelolaan pendanaan yang berlaku. 2. Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja keuangan dan likuiditas perusahaan. 3. Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka mengurangi resiko pasar perusahaan.

17 4. Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan proyek/bidang diri. 5. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang optimaisasi cashflow perusahaan. Fungsi : 1. Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan. 2. Menyusun dan merevisi Sasaran Mutu dan Prosedur Mutu Unit Kerja. 3. Tersajinya kajian kelayakan investasi dalam surat-surat berharga, akuisisi, merger, dan privatisasi. 4. Dilaksanakannya pengembangan yang berkelanjutan terhadap Sasaran mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang mengacu kepada Kebijakan Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan. 5. Mengevaluasi dan mengajukan usulan kelayakan investasi kepada Direksi. b. Divisi Akuntansi Tugas Pokok : 1. Mengkoordinasikan pengendalian kegiatan Akuntansi Manajemen, Keuangan, Sistem Informasi Keuangan, dan kegiatan Pembinaan Usaha Kecil & Koperasi (PUKK). 2. Melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan laporan akuntansi manajemen perusahaan. 3. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan bidang keuangan sesuai dengan target yang ditentukan 4. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

18 5. Mengusulkan sistem dan prosedur akuntansi dan keuangan yang memadai untuk pengembangan sistem informasi akuntansi & keuangan dan bentuk-bentuk pelaporan. 6. Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas) yang auditable secara berkala beserta perinciannya (bulanan, triwulan maupun akhir tahun) sesuai dengan kebijakan akuntansi kepada Direksi. 7. Mengevaluasi kajian kelayakan investasi dalam suratsurat berharga, akuisisi, merger dan privatisasi. 8. Mengevaluasi dan menyampaikan bahan-bahan laporan untuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kepada Direksi. 9. Melaporkan kinerja manajemen unit operasi terhadap anggaran dan standar biaya dan memberikan penjelasan disertai rekomendasi perbaikan yang diperlukan. 10. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian anggaran bulanan, triwulanan dan tahunan. 11. Memeriksa pengajuan Rencana Kebutuhan (RK) dan uang kas kecil (petty cash). 12. Memberikan pertimbangan mengenai kebutuhan dana yang tidak tersedia alokasi anggarannya dan kebutuhan dana lain di luar anggaran. 13. Menghitung harga pokok dan mengusulkan penetapan tarif. 14. Mengevaluasi rencana kebutuhan biaya operasional dan modal kerja serta rencana penerimaan dan pengeluaran kas. 15. Mengelola alat-alat pembayaran dan surat-surat berharga.

19 16. Mengevaluasi penutupan asuransi dan tuntutan ganti rugi. 17. Mengevaluasi perhitungan kewajiban perpajakan sesuai Undang - Undang Perpajakan. 18. Menyelenggarakan program bantuan dan pembinaan terhadap Usaha Kecil dan Koperasi. 19. Mengkoordinasikan penyelesaian piutang macet ke Direktorat Jenderal Piutang Lelang Negara, Komisaris dan Pemegang Saham. 20. Melakukan kompilasi, analisis dan evaluasi piutang usaha dari unit usaha setiap bulan. 21. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu. Fungsi : 1. Mengusulkan perubahan/penggeseran anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum. 2. Melakukan perubahan nomor rekening. 3. Melakukan perubahan bentuk laporan keuangan. 4. Meneliti dan menandatangani R/K. 5. Mengusulkan mata anggaran kepada Direktur Keuangan & Umum. 6. Menandatangani cek/giro sesuai ketentuan yang berlaku. 7. Meneliti/memeriksa dan mengusulkan perubahan kebijakan akuntansi kepada Direktur Keuangan & Umum. 8. Mengkoordinasikan penyusunan Laporan Manajemen Perusahaan 9. Menerima atau menolak permintaan pembayaran dari unit kerja. 10. Mengajukan pembayaran seluruh kewajiban perusahaan (perpajakan, retribusi, dan dividen) serta

20 pertanggungjawaban keuangan perusahaan kepada pihak yang berwenang. 11. Sebagai koordinator dalam pengembangan sistem informasi akuntansi & keuangan. 12. Mengusulkan kepada Direksi pemberian bantuan modal dan program hibah dalam rangka pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi. 13. Mengusulkan kepada Direksi bantuan bina lingkungan kepada masyarakat di sekitar wilayah perusahaan (Community Development). 14. Mengusulkan kepada Direksi penghapusan piutang macet. 15. Menandatangani laporan analisis dan evaluasi piutang usaha. 2) Direktorat Operasi dan Pemasaran, memiliki sub bagian : a. Divisi Usaha Gadai b. Divisi Usaha Syariah c. Divisi Usaha Lain 3) Direktorat Pengembangan Usaha, memiliki sub bagian : a. Divisi Litbang Tugas Pokok : 1. Bertanggung jawab untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, idealis dan profesional. 2. Melakukan kegiatan penelitian-penelitian untuk kemajuan perusahaan dan pendelegasian dalam diklat maupun seminar 3. Berkoordinasi dengan semua unit kerja mengenai semua data pendukung berkaitan dengan aktivitas perusahaan dan masalah-masalah yang dihadapi. 4. Secara berkala melakukan kajian secara komprenhensif terhadap aktifitas operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pelaksanaan aktifitas operasional

21 tersebut tetap berpedoman terhadap Kebijakan Umum Direksi, Ketentuan-ketentuan Internal serta Undang- Undang, dan Peraturan yang berlaku b. Divisi T Tugas Pokok : 1. Mengarahkan pelaksanaan proses pengembangan sampai dengan uji-coba, dan migrasi software sistem aplikasi dan sistem data base komputer, networking communication system. 2. Mengawasi operasionalisasi sistem komputerisasi kantor cabang pegadaian (Kanwil) diseluruh Indonesia. 3. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan operasional seluruh sistem. 4. Menyusun rencana pengembangan sistem informasi manajemen secara terintegrasi. 5. Menyusun rencana sistem perekaman dan pengamanan data dan informasi yang ada. 6. Melakukan fungsi pelayanan instalasi software seluruh unit yang membutuhkan. 7. Mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan pengadaan sistem komputerisasi. Dalam hal ini bertugas memberikan spesifikasi dan standarisasi teknis atas seluruh kebutuhan hardware dan software komputer. 8. Mengembangkan website kantor PERUM Pegadaian. 9. Mengembangkan software sistem informasi manajemen dan mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan unit-unit. 10. Mengembangkan sistem pengamanan data dan sistem informasi yang dikembangkan. 11. Mengendalikan langsung semua sistem informasi manajemen yang

22 12. dikembangkan di unit-unit kerja menuju sistem informasi manajemen data perekaman database yang terintegrasi. c. Divisi Manajemen Resiko Tugas Pokok : 1. Menyusun, memelihara dan melakukan pengkinian Pedoman Manajemen Risiko Perusahaan, sesuai perkembangan usaha gadai serta perubahan / perkembangan Undang-Undang, Peraturan dan Ketentuan di bidang Kepatuhan dan Manajemen Risiko Usaha Gadai. 2. Melakukan telaah kajian secara komprehensif terhadap draft / proposal aktifitas / produk baru yang akan dilakukan perusahaan, untuk memastikan rencana tersebut mematuhi (comply) terhadap Undang-Undang, Peraturan dan Ketentuan yang berlaku. 3. Secara berkala melakukan kajian secara komprenhensif terhadap aktifitas operasional perusahaan untuk memastikan bahwa pelaksanaan aktifitas operasional tersebut tetap berpedoman terhadap Kebijakan Umum Direksi, Ketentuan-ketentuan Internal serta Undang- Undang, dan Peraturan yang berlaku. 4. Melakukan telaah / kajian secara komprehensif terhadap draft Sistem dan Prosedur yang disusun sebelum disahkan sebagai Pedoman Operasional Usaha Gadai, sehingga Sistem dan Prosedur tersebut memenuhi aspek Kepatuhan dan sesuai dengan prinsip-prinsip Pengendalian Risiko yang memadai. 5. Melakukan telaah / kajian secara komprehensif terhadap draft Surat Keputusan Direksi, dan Surat Edaran Direksi, sebelum ditanda-tangani oleh Direksi, sehingga Surat Keputusan dan Surat Edaran Direksi tersebut

23 memenuhi aspek Kepatuhan dan sesuai dengan prinsipprinsip Pengendalian Risiko yang memadai. 6. Menyusun, menganalisa dan melaporkan Profil Risiko perusahaan per bulan, paling lambat tanggal 21 (dua puluh satu) setelah akhir bulan laporan, dan disampaikan kepada Direksi dan di Laporkan ke Dewan Pengawas setiap triwulan. Laporan dimaksud minimal meliputi hal-hal sebagai berikut: Identifikasi risiko, Profil risiko dan Langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk meminimalisasi resiko-resiko tersebut. 7. Menyusun Laporan Tingkat Kesehatan perusahaan per bulan, dan mengkoordinasi laporan untuk seluruh cabang di Indonesia paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah akhir bulan laporan. 8. Mengkaji, menginventarisir semua produk gadai baru dan aktivitas baru untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ditimbulkan sebelum implementasi produk baru dan aktivitas baru. 4) Direktorat Umum dan SDM, memiliki sub bagian : a. Divisi SDM Tugas Pokok : 1. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai (man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan. 2. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan dan pengembangan pegawai. 3. Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa pegawai dengan mempertimbangkan "internal / external equity". 4. Bersama Manajemen merumuskan pola pengembangan organisasi perusahaan.

24 5. Menyelenggarakan Sistem Informasi SDM dalam suatu data base kepegawaian. 6. Mengkoordinasikan perumusan Kebijakan perencanaan, pengorganisasian dan administrasi program Pendidikan dan Latihan (Diklat). 7. Menyiapkan program-program penelusuran bakat, pembinaan kepribadian dan pelatihan ketrampilan bagi Pegawai dengan tujuan termanfaatkannya potensi Pegawai secara maksimal demi kepentingan kedua belah pihak. 8. Melakukan kajian dan evaluasi terhadap efektifitas program dan kontribusi peraturan bagi perkembangan perusahaan. 9. Mengevaluasi Hasil penilaian kinerja seluruh Pegawai yang telah dilaksanakan bersama para atasan langsung. 10. Merumuskan Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan. 11. Menyiapkan laporan kegiatan Divisi secara benar dan tepat waktu. Fungsi : 1. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kepegawaian, pengembangan SDM perusahaan 2. Mengusulkan kepada Direksi tentang pengesahan sistem dan kebijakan di bidang Kepegawaian. 3. Mengusulkan kepada Direksi tentang program dan pelaksanaan pengadaan, penempatan dan pengembangan Pegawai sesuai dengan tuntutan kebutuhan Perusahaan.

25 4. Mengusulkan kepada Direksi untuk memberikan penghargaan atau hukuman Pegawai sesuai hasil penilaian kinerja Pegawai yang bersangkutan. 5. Mengusulkan kepada Direksi untuk menindak lanjuti hasil Diklat dalam bentuk promosi, mutasi dan demosi. 6. Menerima atau menolak hasil penilaian kinerja Pegawai dari atasannya setelah dilakukan evaluasi. 7. Menyetujui daftar pembayaran yang menjadi hak pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 8. Menerima atau menolak usulan program dan peserta Diklat dari Unit Kerja. b. Divisi Logistik Tugas Pokok : 1. Menyelenggarakan kebijakan pengadaan barang dan jasa sesuai kebutuhan perusahaan. 2. Menyelenggarakan penyediaan dan distribusi air, listrik, AC, telepon, PABX dan Faksimili untuk keperluan kantor pusat. 3. Menyelenggarakan administrasi, penempatan, penyimpanan dan penggunaan peralatan, inventaris, fasilitas kantor. 4. Menyelenggarakan administrasi dan pengaturan, penggunaan, kebersihan, pemeliharaan kendaraan dinas. 5. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan kebersihan gedung, halaman, taman, dan lapangan parkir kantor pusat. 6. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kantor, serta pengaturan, penataan dan penggunaan ruang kantor/ruang rapat.

26 7. Mengelola persediaan ATK dan cetakan kantor pusat. 8. Menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja yang diperlukan kantor pusat dan atau perusahaan (komputer, kendaraan dinas, kendaraan operasional). 9. Mempersiapkan fasilitas untuk kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja perjalanan dinas dan penerimaan tamu perusahaan. Fungsi : 1. Menyelenggarakan pemantauan keberadaan barangbarang inventaris,peralatan kantor dengan catatan akuntansi untuk keperluan audit secara berkala. 2. Merencanakan dan menetapkan pendistribusian peralatan dan perlengkapan. 3. Mengadakan kerja sama dengan divisi lain dalam kaitannya terhadap tugas-tugasnya. 4. Memberikan saran dan pendapat kepada ketua umum dalam kaitannya dengan tugas-tugasnya. 5. Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan penggantian peralatan inventaris kantor pusat. c. Divisi Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Fungsi : 1. Perumusan kebijakan dan pelaksanaan tugas teknis dibidang pengkajian, pendidikan dan pelatihan teknis, fungsional serta kepemimpinan dan umum. 2. Penyelenggaraan pembinaan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan untuk pegawai lama dan pegawai baru. 3. Pelaksanaan pelayanan administrasi internal dan eksterna/ Divisi Diklat memiliki sub bagian :

27 a. Manajer Diklat Tugas pokok : 1. Melakukan monitoring proses manajemen diklat. 2. Mengontrol pelaksanaan diklat berlangsung. 3. Bertanggung jawab terhadap pelaporan aktivitas diklat kepada direktorat SDM dan Umum. b. Manajer Administrasi Tugas pokok : 1. Menyusun kebijakan dan sistem pengawasan atas pelaksanaan administrasi umum di lingkungan Divisi Diklat Kantor Pusat PERUM Pegadaian. 2. Pemberian usulan tindak lanjut temuan hasil pengawasan dan pemeriksaan; 3. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tindaklanjut hasil pengawasan dan pemeriksaan; 4. Penyusunan rencana kerja pelaksanaan tugas dan fungsinya serta evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaannya. c. Manajer Akademik

28 BAB III PELAKSANAAN MAGANG A. Bentuk Kegiatan Magang Selama penulis melaksanakan praktek magang pekerjaan yang penulis laksanakan setiap harinya adalah sebagai berikut : 1. Pengenalan Perusahaan dan Sosialisasi pada Staf dan Karyawan Hari pertama praktek kerja lapangan Saya diberi satu modul yaitu Struktur Organisasi dan Job Deskripsi yang berisikan mengenai Surat Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Staf dan Standard Operational Procedure (SOP), buku laporan tahunan perusahaan periode 2010 yang menggambarkan posisi keuangan tahun Kami memperkenalkan diri kesetiap staf / karyawan Perum Pegadaian UPC Plaza Medan Fair. Kami juga diberikan pengarahan kegiatan yang harus dilakukan selama praktek kerja lapangan, serta peraturan yang ada di Perum Pegadaian. 2. Meregestrasi surat masuk kedalam surat masuk internal, surat masuk eksternal, dan surat masuk diklat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah : Memilih surat sesuai dengan bagiannya (internal,eksternal,diklat) Mencatat nomor Agenda,tanggal penerimaan surat,tanggal surat,nomor surat,pengiriman surat perihal surat tembusan. Kemudian memberikannya kepada pengelola UPC. 3. Memasukkan Nota Dinas ke Sekretariat Direksi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah : Memilih Nota dinas yang akan dimasukkan. Kemudian diberikan tanda tangan direksi dan diberikan stempel pada surat tersebut. 4. Mengarsip Surat-surat sesuai dengan isinya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah : Memilih surat-surat yang akan diarsip. Sesuai dengan Arsipnya :

29 SBK Pelunasan Pinjaman Rincian Uang Laporan Harian Surat Surat Cabang. 5. Membuat Stempel pada Surat yang Sudah ditandatangani Manajer Cabang atau Pengelola UPC. Adapun Langkah-Langkah yang dilakukan adalah : Mengenal surat yang sudah ditandatangani Direktur / Manajer / Pengelola. Membubuhkan Stempel sesuai dengan tembusannya yaitu : Stempel Kantor Pusat. Stempel direksi. 6. Fotocopy dokumen-dokumen Sebelum diserahkan / didistribusikan ke UPC-UPC dokumen terlebih dahulu di fotocopy sebagai pertinggal. 7. Mendistribusikan Nota Dinas sesuai dengan divisi-divisi yang dituju. Nota dinas yang sudah keluar disampaikan kepada divisi-divisi yang ditujukan. 8. Menyusun Laporan Harian Adapun Langkah Langkah yang dilakukan : Disusun Berdasarkan Nomor Surat Dipisahkan mana Debet dan Kredit Memberikan Stempel pada nama Manajer/Penglola Meminta tanda tangan Menyusun surat sesuai dengan warna kertas Dengan Cara melihat nomor surat dan perihal isi nya sesuai dengan yang tercantum diatas. 9. Menggunakan alat-alat kantor Selama praktek kerja lapangan berlangsung, penulis diberi kesempatan untuk menggunakan alat-alat kantor yang tersedia di PERUM

30 PEGADAIAN, seperti telephone, komputer, lampu UV, timbangan, alat deteksi berlian,air uji, dan mesin faximile. B. Prosedur Kerja Magang Pelaksanaan magang pada dasarnya dilaksanakan pada semester Genap (B) yaitu pada semester VIII. Namun magang boleh dilaksanakan apabila: a. Mahasiswa telah menyelesaikan perkuliahan minimal 110 beban sks; b. Indeks Prestasi umulatif (IPK) minimal 2,01; c. Mahasiswa telah lulus mata kuliah metodologi penelitian dengan nilai minimal C. Pelaksanaan magang mengikuti tahapan-tahapan seperti berikut ini: a. Mahasiswa mengajukan permohonan magang kepada pimpinan program studi; b. Mahasiswa mendiskusikan persiapan magang kepada dosen pembimbing magang; c. Mahasiswa melakukan magang ke lokasi magang yang telah disetujui pimpinan program studi; d. Mahasiswa menyusun laporan magang dan melakukan pembimbingan laporan magang kepada dosen pembimbing; e. Mahasiswa memperoleh nilai magang dari instruktur dan dosen pembimbing; f. Mahasiswa mengesahkan laporan magang kepada instruktur magang, dosen pembimbing magang, ketua program studi dan Pembantu Dekan I. g. Mahasiswa memperoleh nilai akhir di dalam Kartu Hasil Studi (KHS) C. Kendala Kerja dan Pemecahannya Ada beberapa hambatan yang ditemukan sehubungan dengan kegiatan magang yang dilakukan penulis, yaitu : a. Pada awal magang, penulis harus beradaptasi langsung dengan dunia kerja yaitu ada rasa kekhawatiran ataupun bingung untuk melakukan aktivitas yang harus dikerjakan. b. Kesulitan untuk membuat segala jenis administrasi karena tidak ada pedoman secara tertulis.

31 c. Banyaknya jenis surat yang harus dipelajari untuk dijadikan panduan untuk surat selanjutnya. Adapun solusi atau upaya untuk pemecahan hambatan-hambatan tersebut antara lain: a. Penulis melakukan komunikasi dengan para karyawan, agar dapat mengerti dengan pekerjaan yang harus dikerjakan. b. Konsultasi dengan instruktur magang untuk menyelesaikan masalahmasalah yang ditemukan setiap terbentur dengan masalah. c. Mempelajari dengan sungguh-sungguh semua jenis surat yang dijadikan panduan. Dan yang perlu kita perhatikan dalam mengatasi kendala-kendala tersebut adalah keihklasan dalam melakukan dari setiap pekerjaan. Begitupun Penulis dalam mengatasi kendala-kendala tersebut dengan berusaha dan belajar untuk bekerja secara ikhlas dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pembimbing di tempat Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

32 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan dan pelaksanaan kami selama Magang, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Penulis telah memperoleh pengetahuan praktis dan pengalaman dalam menghadapi masalah-masalah di dunia kerja nyata sehingga dapat menyadari dan memahami kompleksitas dunia kerja serta mempelajari cara pemecahan masalah secara teoritis dan praktis. b. PERUM PEGADAIAN berbentuk Perusahaan Umum BUMN,dibidang jasa keuangan, dimana para pemegang saham adalah Pemerintah Pusat. c. Fungsi dari pendirian PERUM PEGADAIAN yaitu dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik kepada masyarakat melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia. d. PERUM PEGADAIAN merupakan Lembaga Keuangan Nonperbankan yang saat ini telah memiliki 20 kantor cabang, 20 cabang pembantu, 29 kantor kas, 1 payment point, 30 unit ATM, 15 kas mobil, 3 cabang syariah, 1 cabang pembantu syariah. B. Saran a. Bagi Mahasiswa Sebaiknya carilah tempat Magang yang sesuai dengan jurusan dalam perkuliahan guna teori yang didapat diperkuliahan dapat lebih dipahami. Sebelum melaksanakan Magang sebaiknya mahasiswa mempersiapkan diri dengan baik guna lebih memahami tugas yang akan dikerjakan. Sebaiknya mahasiswa merumuskan dan membuat program kerja informasi apa yang ingin diperoleh dari Magang. Jika kurang dalam pemahaman tugas yang diberikan, jangan ragu untuk menanyakannya kembali agar memperoleh informasi yang lebih jelas.

33 b. Bagi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ( UMSU ) Kami sangat berharap nama baik UMSU dapat terus terjaga, sehingga calon Magang tahun tahun yang akan datang lebih mudah diterima sebagai mahasiswa Magang. Pada saat melaksanakan Magang sebaiknya dosen pembimbing sering mengadakan kunjungan keperusahaan guna memantau perkembangan mahasiswa Magang.

34 Lampiran

BAB III OBJEK PENELITIAN : PERUM PEGADAIAN PUSAT. Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat Fax : (021) ,

BAB III OBJEK PENELITIAN : PERUM PEGADAIAN PUSAT. Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat Fax : (021) , BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Nama : PERUM PEGADAIAN PUSAT Slogan Perusahaan : Mengatasi Masalah Tanpa Masalah Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat 10430 Telp : (021) 3155550

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT Pegadaian (Persero) 2.1.1 Pendirian Perusahaan Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan Bank Van Leening, yaitu

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Pegadaian (Persero) PT Pegadaian ( Perusahaan atau Pegadaian ) berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia. Pada tanggal tersebut merupakan momentum tonggak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gadai merupakan salah satu bentuk penjaminan dalam perjanjian pinjam meminjam. Dalam prakteknya penjaminan dalam bentuk gadai merupakan cara pinjam meminjam yang dianggap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN. sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening zaman VOC. 1 Pada

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN. sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening zaman VOC. 1 Pada 21 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN 2.1 Sejarah PT.Pegadaian Perusahaan jawatan pegadaian Negara, sebagai sebuah lembaga di dalam sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN. A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN. A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan Sejarah Pegadaian dimulai pada zaman era kolonial saat Pemerintah Belanda (VOC)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Sejarah pegadaian dimulai pada saat pemerintahan penjajahan Belanda (VOC) mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perum Pegadaian Sejarah Pegadaian di Indonesia berawal dari berdirinya Bank Van Leening di zaman VOC yang bertugas memberikan pinjaman uang tunai kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahann. Tumbuh dan berkembangnya perusahaan sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. perusahann. Tumbuh dan berkembangnya perusahaan sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan atau badan usaha selalu membutuhkan tenaga kerja manusia, dalam hal ini adalah karyawan. Karyawan adalah orang yang digaji oleh perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak mulai

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak mulai BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. Pegadaian (Persero) Berdasarkan hasil penelitian penulis, terutama melalui penelitian kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Pegadaian (Persero) PT Pegadaian ( Perusahaan atau Pegadaian ) berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia. Pada tanggal tersebut merupakan momentum tonggak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang Jakarta).Pada tanggal tersebut merupakan momentum tonggak awal berdirinya lembaga

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 27 BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Singkat Perum Pegadaian. Sejarah pegadaian penuh warna. Berawal dari Bank Van Leening yang didirikan VOC pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia. Voc

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Nama Slogan Perusahaan Alamat : PERUM PEGADAIAN JATIWARINGIN : Mengatasi Masalah Tanpa Masalah : Jl. Jatiwaringin Pondok Gede Telp : (021) 84996542

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Berdirinya Pegadaian Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5. Belanda (VOC) yaitu pada sekitar abad ke-19.

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5. Belanda (VOC) yaitu pada sekitar abad ke-19. BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5 A. Sejarah Pegadaian Pegadaian merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem gadai, lembaga semacam ini pada awalnya

Lebih terperinci

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan BAB III DATA PERUSAHAAN III.1. Sejarah perusahaan Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan VOC pada tanggal 20 Agustus 1976 di Batavia. VOC dibubarkan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah pendirian Sejarah PEGADAIAN dimulai pada abad XVIII ketika Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) suatu maskapai perdagangan dari

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Bertempat di Batavia, tanggal 20 Agustus 1746 adalah momentum tonggak awal berdirinya lembaga pegadaian di Indonesia. Saat itu pemerintahan Kolonial Belanda

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah Kendal 1. Sejarah Singkat Pegadaian merupakan lembaga pengkreditan dengan sistem gadai untuk pertama kalinya. Sejarah Pegadaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah, Diantaranya. penyediaan infrastuktur telekomunikasi, maupun barang-barang keperluan

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah, Diantaranya. penyediaan infrastuktur telekomunikasi, maupun barang-barang keperluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengadaan barang merupakan aktivitas yang sangat penting di Indonesia. Sarana dan prasarana penunjang perekonomian terwujud melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Salemba, beralamatkan di Jl. Salemba Raya No. 2 Jakarta Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. Salemba, beralamatkan di Jl. Salemba Raya No. 2 Jakarta Pusat 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan dalam periode Januari 2014 - Juni 2014. Selama periode tersebut, penelitian dilakukan di PT. Pegadaian Cabang Salemba,

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127 A. PENGERTIAN Pegadaian adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya. Nasabah yang ingin mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN 33 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Pegadaian Syari ah Cabang Majapahit Semarang Pegadaian Syari ah adalah unit syari ah dari Perum Pegadaian. Pegadaian pada awalnya

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya pegadaian sempat menjadi salah satu perusahaan kebanggaan

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya pegadaian sempat menjadi salah satu perusahaan kebanggaan 5 BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Pada awalnya pegadaian sempat menjadi salah satu perusahaan kebanggaan Indonesia. Peranannya dalam menbantu perekonomian masyarakat sempat

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai fokus usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Object Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahan a. Sejarah Singkat Perum Pegadaian Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN

Lebih terperinci

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/

PEGADAIAN ATA 2014/2015 M3/IT /NICKY/ PEGADAIAN keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya. 1. PENGERTIAN PEGADAIAN Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang

Lebih terperinci

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha Pegadaian dan Sewa Guna Usaha A. Pegertian Usaha Gadai Secara umum pegertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga. sakit dan biaya untuk mengadakan kegiatan usaha lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga. sakit dan biaya untuk mengadakan kegiatan usaha lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi pada zaman modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat. Terutama bagi

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pegadaian 3 02 Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? 5 5 03 Kapan Masyarakat Menggunakan Jasa Pegadaian? 6 6 04 Siapa yang Menggunakan Jasa

Lebih terperinci

A. Sejarah Ringkas PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan

A. Sejarah Ringkas PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan BAB II PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL 1 MEDAN A. Sejarah Ringkas PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan, termasuk pegadaian. Kebijakan moneter perusahaan dan pegadaian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM 20 Penarikan kesimpulan sangat berguna dalam merangkum hasil akhir suatu penelitian, selain sebagai landasan rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti juga digunakan sebagai bahan acuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERUM PEGADAIAN. berdirinya, Pegadaian didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada. Beberapa tahap lahirnya Pegadaian sampai dengan sekarang

BAB III PERUM PEGADAIAN. berdirinya, Pegadaian didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda pada. Beberapa tahap lahirnya Pegadaian sampai dengan sekarang BAB III PERUM PEGADAIAN 1.1 Sejarah dan perkembangan Perum Pegadaian Pegadaian merupakan sebuah lembaga BUMN yang bergerak dibidang jasa perkreditan atas dasar hukum gadai. Menurut sejarah berdirinya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Kredit 2.1.1.1. Pengertian Kredit Lembaga keuangan bank maupun bukan bank tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT Pegadaian (Persero) Lembaga kredit dengan sisten gadai pertama kali hadir di bumi nusantara pada saat VOC berkuasa, adapun institusi yang menjalankan usaha

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada saat Inggris

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada saat Inggris BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PT. Pegadaian Syariah 2.1 Sejarah Pegadaian Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintahan Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 12 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Tentang PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Soebrantas Terbitnya PP/10 tanggal 1 april 1990 dapat dikatakan menjadi tonnggak awal kebangkitan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa. menggunakan jasa yang perusahaan tersebut tawarkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa. menggunakan jasa yang perusahaan tersebut tawarkan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa merupakan perusahaan bisnis yang menjanjikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Objektif Lokasi Penelitian PT Pegadaian (Persero) Syariah Cabang Gorontalo dan PT Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis akan selalu diikuti oleh perkembangan kebutuhan akan kredit, dan pemberian fasilitas kredit yang selalu memerlukan jaminan,

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di Pekalongan ) Pegadaian syari ah Pekalongan adalah suatu badan usaha milik pemerintah yang usaha intinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan era global saat ini semakin ketat, strategi bisnis dan teknologi yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan yang ketat antara

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pegadaian Syariah 1. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Prosedur Menurut Susanto (2008:264), Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya serta sebagai bahan presentasi Disusun Oleh : 1. Yoganita Rahmadani 15803241009

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang keuangan khususnya pemberian kredit

Lebih terperinci

LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI

LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PERUSAHAAN PERGADAIAN SWASTA DAN PERUSAHAAN PERGADAIAN -

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE 3.1 Gambaran Umum Perusahann 3.1.1 Sejarah Perusahaan Menurut Profile Perusahaan, sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintahan penjajahan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara No.351, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Modal. Kepemilikan. Pengurus. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5629) PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 288 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari merupakan masalah yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG HR. SOEBRANTAS PEKANBARU

BAB II GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG HR. SOEBRANTAS PEKANBARU BAB II GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG HR. SOEBRANTAS PEKANBARU A. Sejarah Pegadaian Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai, lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat.

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya tingkat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi pada zaman modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat. Terutama bagi masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO Jl. Imam Bonjol 13 Telp/Fax (0342) 801833,812549 Email : diskopum@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR. BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi suatu negara terlihat baik apabila perekonomian masyarakat suatu negara tersebut makmur dan sejahtera. Masyarakat bisa dikatakan makmur apabila masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Indonesia dengan tujuan berdagang. Dalam rangka memperlancar kegiatan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Indonesia dengan tujuan berdagang. Dalam rangka memperlancar kegiatan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah Pegadaian dimulai pada abad XVIII ketika Vereeningde Oost Indische Compagnie (VOC) suatu maskapai perdagangan dari Belanda datang

Lebih terperinci

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan good corporate governance, bank perlu

Lebih terperinci

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/3/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat kalangan bawah sampai dengan menengah yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat, upaya yang dilakukan pemerintah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis 31 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis melaksanakan kerja praktek dan penulis ditempatkan di Bagian Operasional.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN :

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ Tahun MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : KEP-101/MBU/2002 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah PT.Bank Bukopin tbk PT. Bank Bukopin, tbk yang sejak berdirinya tanggal 10 Juli 1970 menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT BIO FARMA (PERSERO)

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT BIO FARMA (PERSERO) Lampiran Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PT Bio Farma (Persero) Nomor : KEP-06/DK/BF/II/2013 Nomor : 01025/DIR/II/2013 Tanggal : 22 Pebruari 2013 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU USAHA PERGADAIAN DAN PERUSAHAAN PERGADAIAN - 1 - BENTUK,

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung Perkembangan lembaga pegadaian dimulai dari Eropa, yaitu Negaranegara Italia, Inggris, dan Belanda. Pengenalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU USAHA PERGADAIAN DAN PERUSAHAAN PERGADAIAN - 1 - BENTUK,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA 3.1. Pengenalan Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian di Indonesia, iaitu yang bermula dari masa penjajahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG POTENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU

LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU LAMPIRAN IX SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /SEOJK.05/2017 TENTANG BENTUK, SUSUNAN, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN LAPORAN BERKALA BAGI PELAKU USAHA PERGADAIAN DAN PERUSAHAAN PERGADAIAN - 1 - BENTUK,

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH CILEGON MANDIRI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEGAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang peranan penting. Dimana untuk kemajuan perekonomian, kita tidak bisa mengandalkan dalam

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA A. Latar Belakang Berdirinya BNI Syariah 1. Sejarah berdirinya BNI Syariah BNI (Bank Negara Indonesia) berdiri sejak tahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 55 TAHUN : 2011 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN

Lebih terperinci