MODEL PENDIDIKAN BERASRAMA DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER KEBANGSAAN PESERTA PROGRAM PPG SM-3T DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
|
|
- Vera Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL PENDIDIKAN BERASRAMA DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER KEBANGSAAN PESERTA PROGRAM PPG SM-3T DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 1 Setiajid, 2 Martien Herna Susanti, 3 Ngabiyanto Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang martien_herna@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan program pembinaan akademik dan multibudaya bagi peserta program PPG SM-3T melalui pendidikan berasrama di Universitas Negeri Semarang (Unnes), pengembangan desain model pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan peserta program PPG SM-3T di Unnes, dan menguji kelayakan model pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan peserta program PPG SM-3T di Unnes. Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian & pengembangan. Subjek penelitian adalah peserta program PPG SM-3T di Unnes. Data dijaring melalui wawancara, observasi, dokumentasi, diskusi kelompok terfokus, dan angket. Analisis data untuk menemukan model faktual dan model hipotetik, dilakukan dengan model interaktif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan simpulan. Analisis data untuk menguji kelayakan model dan keefektifan perangkat dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model faktual pendidikan berasrama Unnes dilakukan dengan mengintegrasikan nilai karakter kebangsaan yang dituangkan dalam kebijakan pendidikan berasrama, struktur kurikulum, program dan strategi pendidikan berasrama, penilaian kehidupan berasrama, dan pendampingan serta refleksi. Pengembangan model pendidikan berasrama yang direkomendasikan perlunya penyempurnaan tata kelola yang mendorong peningkatan kinerja dan kualitas layanan pendampingan dan refleksi. Kata Kunci: Pendidikan Berasrama, Karakter Kebangsaan, Program PPG SM-3T PENDAHULUAN Sebagai negara yang multikultur, masyarakat dan bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah nasional yang timbul akibat melemahnya karakter bangsa. Munculnya konflik horizontal di berbagai daerah yang bersumber dari Suku, Agama dan Ras (SARA) menyiratkan adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan upaya ilmiah dalam memperkuat semangat kebangsaan yang dirasakan semakin memudar. Menumbuhkan semangat kebangsaan bukanlah satu hal yang sederhana. Semangat kebangsaan yang timbul pada jiwa bangsa Indonesia harus dilandasi oleh rasa kebangsaan dan paham kebangsaan (Murti dkk, 2008). Rasa kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta yang melahirkan jiwa kebersamaan pemiliknya. Tulisan Beniati Lestyarini dalam Jurnal Pendidikan Karakter Tahun II No. 3 Oktober 2012 Universitas Negeri Yogyakarta, menyebutkan semangat kebangsaan atau nasionalisme merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa dapat dielakkan. Dari semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. Semangat rela berkorban adalah kesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar atau demi negara dan bangsa. Mencetak generasi bangsa yang berkarakter dan berjiwa patriotik, menuntut adanya guru yang profesional. Dalam rangka menghasilkan guru profesional dan berkualitas, diperlukan proses pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas termasuk di dalamnya kompetensi kepribadian dan sosial atau yang disebut dengan pola pendidikan komprehensif-holistik. Dengan kata lain lulusan yang dihasilkan adalah lulusan yang tidak hanya unggul dalam berpikir tetapi juga berkepribadian mulia. Sejalan dengan upaya muwujudkan pola pendidikan yang lebih komprehensif-holistik, maka sistem pendidikan berasrama kemudian diadopsi pada program PPG SM-3T dan bahkan pendidikan berasrama digunakan sebagai salah satu pertimbangan penyelenggaraan Program PPG SM-3T. Pendidikan berasrama bagi peserta Program PPG SM-3T dimaksudkan sebagai sarana menanamkan nilai-nilai yang luhur di antaranya adalah kepekaan dan kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar yang meliputi sikap saling peduli, memiliki kemandirian, kedisiplinan, saling menolong dalam kebaikan dan tidak membeda-bedakan keberagaman latar belakang budaya, agama, status sosial ekonomi, dan asal daerah. Dengan pola asrama ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi pengembangan karakter peserta Program PPG SM-3T yang pada hakikatnya merupakan program pembinaan akademik dan multibudaya yang meliputi empat pilar pengembangan, yaitu mental spiritual, wawasan akademik, minat dan bakat, dan sosial budaya. Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :1) Bagaimanakah program pembinaan akademik dan multibudaya bagi peserta program PPG SM-3T melalui pendidikan berasrama di Universitas Negeri Semarang?, 2) Bagaimanakah 416
2 desain model pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan peserta program PPG SM-3T di Universitas Negeri Semarang?, dan 3) Bagaimanakah kelayakan model pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan peserta program PPG SM-3T di Universitas Negeri Semarang. Karakter kebangsaan atau juga dikenal dengan semangat kebangsaan (nationality spirit) adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Mahasiswa PPG SM3T adalah Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T). Program SM3T merupakan Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru (Pedoman SM3T, 2012:2). Pendidikan berasrama adalah program pendidikan yang komprehensif-holistik mencakup pendidikan keagamaan, pengembangan akademik, life skills (soft skills-hard skills), memupuk wawasan NKRI, dan membangun wawasan global untuk menghasilkan calon guru profesional yang memiliki kompetensi utuh, unggul dan berkarakter. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Borg and Gall, 1983: Rachman, 2011), yang kemudian disederhanakan menjadi tiga langkah inti penelitian. Ketiga langkah tersebut yaitu studi pendahuluan, pengembangan model, dan validasi model. Lokus penelitian ini dilakukan di asrama Unnes dengan subjek penelitian para mahasiswa PPG SM-3T Unnes. Pendekatan R&D merupakan pendekatan penelitian untuk mengembangkan dan menguji kelayakan model dari model faktual yang ditemukan di lapangan serta perangkat pendukung yang menyertai model tersebut. Model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan peserta program PPG SM-3T di Universitas Negeri Semarang. Pada tahap studi pendahuluan, penelitian menempuh alur studi literatur, pengumpulan data lapangan, deskripsi, dan analisis temuan lapangan. Berdasarkan deskripsi dan analisis temuan studi pendahuluan, kemudian disusun langkah-langkah pengembangan untuk menghasilkan model hipotetik beserta perangkat penguatan karakter. Data diperoleh dari informan (mahasiswa PPG SM-3T), fenomena lapangan, dan dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dokumen, dan angket. Keabsahan data dilakukan dengan teknik trianggulasi, baik sumber maupun alat pengambil data penelitian sampai diperoleh tingkat kejenuhan data. Data yang terkumpul dianalisis secara interaktif dengan langkah mengumpulkan, mereduksi, menyajikan, menyimpulkan data, dan statistik deskriptif (Bungin, 2010). PEMBAHASAN Program Pembinaan Akademik dan Multibudaya bagi Peserta Program PPG SM-3T melalui Pendidikan Berasrama di Universitas Negeri Semarang Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanahkan agar pemerintah mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama di Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan (LPTK). Mengacu pada undangundang tersebut, keberadaan asrama memiliki peran strategis, berfungsi tidak hanya sebagai lingkungan tempat tinggal dan lingkungan belajar, tetapi juga lingkungan pergaulan sosial yang membantu membentuk kepribadian serta memberikan pembelajaran sekaligus pengalaman berharga tinggal bersama individu lain dengan keberagaman budaya, agama, status sosial ekonomi, serta asal daerah. Program pendidikan berasrama Unnes dilaksanakan dengan memfokuskan pada dinamika kehidupan asrama yang lebih menitikberatkan pada pengembangan soft skills, seperti: kemampuan berkomunikasi, sikap moral, tanggung jawab, sikap sosial, kerjasama, kepemimpinan, dan sejumlah keterampilan yang mendukung profesi. Dalam rangka meningkatkan kemampuan berkomunikasi, peserta PPG SM-3T diberikan pelatihan bahasa Inggris. Kemampuan ini diperlukan mengingat tuntutan globalisasi sebagai guru profesional. Sikap moral dibangun melalui kegiatan keagamaan dan keteladanan pengelola asrama dimana hal ini sesuai dengan prinsip pendidikan berasrama yani keteladanan. Selain itu peserta pendidikan berasrama juga dituntut memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang meliputi akademik maupun non akademik. Pendidikan berasrama ini juga memungkinkan terwujudnya sikap sosial dan kerjasama antar peserta yang dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai satu kesatuan bangsa. Selain soft skill, peserta juga dibekali dengan latihan kepemimpinan dan keterampilan. Latihan kepemimpinan diberikan dalam mata latih leadership, bela negara, dan kepramukaan. Sedangkan keterampilan peserta diasah dalam mata latih kewirausahaan yang disesuaikan dengan minat dan bakat peserta. Pengembangan Desain Model Pendidikan Berasrama dalam Mengembangkan Karakter Kebangsaan Peserta Program PPG SM-3T di Universitas Negeri Semarang Berdasarkan penelitian di lapangan. pengembangan desain model pendidikan berasrama Unnes dalam mengembangkan karakter kebangsaan, meliputi 5 (lima) komponen yaitu kebijakan asrama Unnes, struktur kurikulum, 417
3 program dan strategi pendidikan berasrama, penilaian, dan pendampingan atau refleksi. Model pendidikan berasrama ini dapat ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Model Pendidikan Berasrama Unnes Model pendidikan berasrama pada gambar 1, menunjukkan Kebijakan pendidikan berasrama Unnes yang tertuang di dalam visi dan misi pendidikan berasrama Unnes selaras dengan visi dan misi pendidikan berasrama dalam mengangkat harkat dan martabat LPTK sebagai pencetak guru profesional yang unggul, dan bermartabat. Struktur kurikulum yang dikembangkan meliputi soft skill dan keterampilan yang dilaksanakan melalui 4 (empat), yaitu tahap persiapan, dimana peserta diberikan wawasan tentang keberagaman yang terintegrasi dalam mata latih wawasan nusantara. Tahap orientasi pribadi, dimana pada tahap ini peserta diberi penekanan pada pemurnian akan panggilan profesinya sebagai guru. Untuk mendukung kegiatan ini, dilaksanakan kegiatan dialog dengan narasumber guru. Tahap orientasi sosial, dimana peserta melakukan bakti sosial dalam menumbuhkan empati atas masalah sosial di masyarakat. Tahap terakhir adalah pemantapan. Tahap ini lebih ditekankan spiritualitas peserta sebagai refleksi mendalam atas pilihan kariernya. Program dan strategi pendidikan berasrama meliputi non akademik dan penunjang akademik. Kegiatan penunjang akademik adalah kegiatan belajar mandiri baik yang dilakukan perorangan, atau kelompok terkait dengan tugas tugas akademik (workshop), sedangkan non akademik meliputi pembinaan mental, melalui kegiatan keagamaan dan ESQ, program belajar bersama, senam asrama, gerakan budaya bersih asrama (kerja bakti), latihan kepemimpinan, kepramukaan (KMD dan KML) serta bela negara. Penilaian kehidupan berasrama dilaksanakan Merujuk pada Permen Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar 418
4 Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dan Naskah Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Tahun 2011, aspek kompetensi kepribadian adalah ketaatan beragama, tanggung jawab, sopan-santun, kemandirian, kreativitas, dan kedisiplinan. Sementara aspek kompetensi sosial antara lain toleransi, kerjasama, kepemimpinan, kepedulian, dan komunikasi. Dengan demikian, aspek yang dinilai dari kehidupan asrama dan kegiatan asrama lebih banyak pada aspek-aspek dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Untuk mencapai tujuan utama kehidupan di asrama secara optimal diperlukan proses pendampingan yang terencana, teratur, dan sistematis. Kelayakan Model Pendidikan Berasrama dalam Mengembangkan Karakter Kebangsaan Peserta Program PPG SM-3T di Universitas Negeri Semarang Indikator yang digunakan sebagai pedoman dalam pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan menggunakan rentang skor: (1) 3,26 4 (sangat sesuai), (2) 2,56 3,25 (sesuai), (3) 1,76 2,55 (kurang sesuai), dan (4) 1 1,75 (tidak sesuai). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka model pendidikan berasrama di Unnes memiliki kelayakan sebagai model pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan berdasarkan 5 (lima) komponen, yaitu: Pertama, kebijakan pendidikan berasrama Unnes, meliputi: visi dan misi Program pendidikan berasrama PPG SM-3T Unnes telah mengacu pada visi dan misi pendidikan berasrama yang ditunjukkan dengan rerata skor 3,38 (sangat sesuai). Hal ini menunjukkan, bahwa visi dan misi penidikan karakter Unnes sudah sangat sesuai dalam mengembangkan karakter kebangsaan mahasiswa PPG SM-3T dalam membentuk guru profesional, unggul, dan bermartabat. Kedua, dalam mengembangkan kurikulum pendidikan berasrama, komponen pengembangan kurikulum memperoleh rerata skor 3,25 (sesuai), artinya pengembangan kurikulum yang dilaksanakan di Unnes telah sesuai dengan kurikulum pendidikan berasrama khususnya pengembangan karakter kebangsaan yang meliputi: soft skill dan keterampilan. Ketiga, komponen penunjang akademik dan non akademik yang telah dilaksanakan di asrama memperoleh rerata skor 3,11 (sesuai). Indikator non akademik yang dimaksud meliputi kegiatan bela negara, kepemimpinan, dan wawasan nusantara. Hal ini menunjukkan,adanya komitmen yang kuat untuk membekali para mahasiswa dengan nilai-nilai karakter kebangsaan sekaligus menumbuhkan semangat patriotisme dan nasionalisme. Keempat, penilaian pendidikan berasrama meliputi kompetensi diri dan sosial yang mengintegrasikan pengembangan karakter kebangsaan mencapai rerata skor 3,11 (sesuai). Penilaian kompetensi pribadi dilihat dari aspek cinta tanah air didasarkan pada jawaban atas indikator: 1) sikap-sikap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, 2) menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan 3) mencintai dan menggunakan produk buatan dalam negeri. Kompetensi sosial, dinilai dari aspek bersikap inklusif dan toleran dengan indikator: menghargai perbedaan, empati, tidak bersifat diskriminatif, dan bertindak objektif. Aspek peduli diukur berdasarkan indikator: responsif, suka menolong, menjaga kelestarian lingkungan) meliputi bersikap Kelima, proses pendampingan dan refleksi yang dilakukan oleh dosen dan pengeloa asrama, memperoleh rerata skor 3,06 (sesuai). Secara umum, pendampingan yang dilakukan sangat menunjang pengembangan karakter kebangsaan, namun perlu peningkatan terkait refleksi yang belum dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. PENUTUP Program pendidikan berasrama dilaksanakan dalam 2 (dua) kegiatan, yaitu kegiatan penunjang akademik dan nonakademik. Komponen pendidikan berasrama di Unnes telah menunjukkan kesesuaian dengan pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan. Dalam implementasinya pendidikan berasrama meliputi 4 (empat) tahapan, yaitu persiapan, orientasi pribadi, orientasi sosial, dan pemantapan. Pendidikan berasrama Unnes sangat layak dijadikan sebagai model pendidikan berasrama dalam mengembangkan karakter kebangsaan berdasarkan 5 (lima) komponen, yaitu: Pertama, kebijakan pendidikan berasrama Unnes, meliputi: visi dan misi. Kedua, dalam mengembangkan kurikulum pendidikan berasrama, komponen pengembangan kurikulum memperoleh rerata skor 3,25 (sesuai), artinya pengembangan kurikulum yang dilaksanakan di Unnes telah sesuai dengan kurikulum pendidikan berasrama khususnya pengembangan karakter kebangsaan yang meliputi: soft skill dan keterampilan. Ketiga, komponen penunjang akademik dan non akademik yang telah dilaksanakan di asrama memperoleh rerata skor 3,11 (sesuai). Kelima, proses pendampingan dan refleksi yang memperoleh rerata skor 3,06 (sesuai). UCAPAN TERIMA KASIH: Tim peneliti mengucapkan terimakasih yang tulus kepada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Rektor Unnes, Dekan FIS Unnes, Ketua LP2M Unnes yang telah menyetujui program penelitian kelembagaan ini, Manajer Asrama Unnes, dan mahasiswa PPG SM3T yang telah berpartisipasi sebagai informan dalam penelitian ini. 419
5 DAFTAR PUSTAKA Borg, W.R. and Gall, M.D Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc. Bungin, Burhan,2010 Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan. Publik dan Ilmu Sosia lainnya. Jakarta: Kencana Prenama Media Group. Kemdiknas Disain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta. Kemdiknas. Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta, Kemdiknas. Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta, Kemdiknas. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta. Kementerian riset, teknologi dan pendidikan tinggi Kemko Kesra RI Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta. Lickona, Thomas My Thought About Character. Ithaca and London: Cornell University Press. Miles Mathew B dan A. Michael Huberman Qualitative Data Analysis Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi, 1992, Analisis Kualitatif.. Jakarta: Universitas Indonesia. Murti dkk, Kabangsaan.//http//murti.blogspot.com Pemerintah Republik Indonesia Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Taltun
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK
BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciAlokasi Waktu. Sumber Belajar
Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XII (dua belas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN GOTONG ROYONG DALAM KOMUNITAS DI RUMAH SUSUN (RUSUN) (Studi Kasus di Rusunawa Kranggan Ambarawa Kabupaten Semarang) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Studi S1 Pendidikan Geografi sebagai salah satu program studi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta terus dituntut untuk selalu melakukan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN KOMPETENSI SOSIAL CALON GURU PROFESIONAL MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU BERASRAMA
PEMBENTUKAN KOMPETENSI SOSIAL CALON GURU PROFESIONAL MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU BERASRAMA Jumadi Dosen dan Peneliti Ilmu-Ilmu Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar e-mail: jumadig25@yahoo.com
Lebih terperinci2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Diponegoro. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinci2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN
Lebih terperinciPROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE
PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE 2015-2019 Tema : REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DAN KARAKTER AKA DI LINGKUNGAN KAMPUS Dr. H. Suherna,.M.Si Pendahuluan
Lebih terperinciDisusun Oleh: SRITOMI YATUN A
PENGEMBANGAN KARAKTER KREATIF DAN DISIPLIN PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Kelas X Seni Lukis SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 Tentang KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. bahwa Universitas Baiturrahmah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepramukaan yaitu gerakan kepanduan yang merupakan wadah pembinaan bagi kaum muda Indonesia yang sekaligus mendidik guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,
Lebih terperinciPendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan
1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan
Lebih terperinciOleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A
MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SALING MENGHARGAI (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 serta Pelaksanaannya di SMP Negeri 1 Surakarta)
Lebih terperinciPendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan
1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka
Lebih terperinciKODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan
Lebih terperinciPEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pada Guru Di Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Kartasura) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No , Hal
INTEGRASI WAWASAN KEBANGSAAN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAGI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Fitra Delita, Nurmala Berutu, Tumiar Sidauruk,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi
Lebih terperinciSTANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciDINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan
DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN Oleh Herminarto Sofyan VISI DIKNAS : INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF VISI POLBANGMAWA: Terciptanya mahasiswa yang bertaqwa,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
135 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun Nasionalisme Peserta didik di SMA Negeri Abepura Kota Jayapura) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum yang terus menerus berganti menjadi fenomena yang memiliki dampak tersendiri dari berbagai pihak penyelenggara pendidikan di sekolah,
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA
SILABUS MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA
PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)
PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciKISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn
KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn No 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual 1.1. Memahami karakteristik
Lebih terperinciA. Identitas Program Studi
II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Teknik Informatika 2. Izin Pendirian : 163/DIKTI/Kep/2007 3. Status Akreditasi : B 4. Visi
Lebih terperinci2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
2. SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : X (sepuluh) Kompetensi Inti : KI
Lebih terperinciSTRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK
A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima
Lebih terperinciAlokasi Waktu. Sumber Belajar
Satuan Pendidikan : SMK/MAK Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas : XI (sebelas) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciSTANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG SPMI-UMP SM 03 09 PALEMBANG 2O13 Standar KEMAHASISWAAN 1 Standar Penilaian Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
1 2 PENDAHULUAN Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat. kurikulum harus bisa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negri Sipil yang kuat,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
MUATAN MATERI PENDIDIKAN BELA NEGARA (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX Karangan Agus Dwiyono dkk Serta Pelaksanaannya Di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun
Lebih terperinciTantangan Pendidikan Guru di Indonesia
Tantangan Pendidikan Guru di Indonesia Oleh: Rohandi FKIP-Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Pendahuluan Kemajuan bangsa dan negara di masa datang salah satunya ditentukan oleh kualitas generasi muda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciNo Profil Lulusan Deskripsi Profil
III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN EKONOMI A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Ekonomi 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Terwujudnya Program
Lebih terperinciMATERI PRESENTASI SELEKSI CALON DEKAN. Dr.Ida Bagus Putera Manuaba, Drs., M.Hum.
MATERI PRESENTASI SELEKSI CALON DEKAN Dr.Ida Bagus Putera Manuaba, Drs., M.Hum. VISI, MISI, DAN TUJUAN FAKULTAS-UNIVERSITAS Visi, Misi, dan Tujuan Universitas VISI Menjadi universitas yang mandiri, inovatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 289~293 KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA 289 Heri Maulana AMIK BSI Yogyakarta e-mail: heri.hml@bsi.ac.id Abstrak
Lebih terperinciM E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negri Sipil yang kuat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinciBUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali)
BUDAYA SALAMAN SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KARAKTER BERSAHABAT DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Pada Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciMEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI. Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd Sendi-sendi yang menopang sebuah bangsa diantaranya adalah berupa karakter dan mentalitas
Lebih terperinciHAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.
HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS MENGAPA PERLU IPS? 1. Kehidupan manusia/masyarakat: sebuah sistem 2. Kondisi atau realitas pendidikan kita 3. Arah dan tujuan pendidikan nasional tsunami tawuran nero Makna Insan
Lebih terperinciPENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP
305 PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP Sri Susilogati Sumarti Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai karakter yang ada pada diri anak bangsa seperti rasa peduli terhadap etika dan sopan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA
BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA C H A R A C T E R B U I L D I N G PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 ABSTRAK Bahan Ajar Character
Lebih terperinciPERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH
PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH Natalia Nainggolan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala Natlihasian@yahoo.co.id Kata kunci : kepramukaan,
Lebih terperinciBUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN
Kode Dokumen Nama Dokumen Edisi Disahkan Tanggal Disimpan di- KETK-AAYKPN Buku Kode Etik Tenaga Kependidikan 01-Tanpa Revisi 31 Agustus 2010 UPM-AAYKPN BUKU KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN AKADEMI AKUNTANSI
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK
BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)
KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2015 KOMPETENSI INTI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Simpulan Agustinus Tanggu Daga, 2014
BAB V PENUTUP Bagian ini mengemukakan dua pokok pembahasan yaitu simpulan hasil penelitian, dan saran kepada pihak-pihak terkait. A. Simpulan Mengacu pada hasil evaluasi kurikulum mata kuliah Pendidikan
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR
BUKU SAKU PEGAWAI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunianya, Buku Saku Pegawai Politeknik Kesehatan
Lebih terperinci19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs
19. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs KELAS: VII KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP
Lebih terperinciMODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III
MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Drs. M. Jani Ladi Drs. Emma Rahmawiati, M.Si Drs. Wahyu Hadi KSH, MM Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada : Lembaga
Lebih terperinciKODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Kode Etik Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD N MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI di susun untuk
Lebih terperinciPANDUAN MAHASISWA BELA NEGARA
PANDUAN MAHASISWA BELA NEGARA Revolusi Mental Mahasiswa melalui Pembinaan Bela Negara Oleh: Bidang Kemahasiswaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 TIM PENYUSUN Pengarah: Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum.
Lebih terperinciA. Identitas Program Studi
III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : 2. Izin Pendirian : SK Mendiknas RI No.127/D/O/2010 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi Program Studi
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan di Indonesia bertujuan membentuk manusia yang berkualitas bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter individu, dan hal ini
Lebih terperinciA. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister
A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciProf. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal
PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM MENYIAPKAN TENAGA KEPENDIDIKAN YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON
LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 3 SERI E TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN ANALISIS EVALUASI KINERJA LULUSAN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
TRACER STUDY LAPORAN PENELITIAN ANALISIS EVALUASI KINERJA LULUSAN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI Oleh: Nurhadi, M.Si. Dr. Hastuti, M.Si. Nurul Khotimah, M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS
Lebih terperinciKKN Terintegrasi Multisektoral BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN 2018
BUKU PANDUAN KKN STAIN KUDUS TAHUN KKN Terintegrasi Multisektoral PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (P3M) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS KKN Terintegrasi Multi Sektoral BAB
Lebih terperinciPENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci