RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

Transkripsi

1 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan struktur organisasi Kementerian Keuangan dan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Keuangan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Keuangan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Keuangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Keuangan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3760); 1

2 Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pasal 1 (1) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Keuangan berasal dari : a. Sekretariat Jenderal; b. Direktorat Jenderal Anggaran; c. Direktorat Jenderal Pajak; d. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; e. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; f. Direktorat Jenderal Perbendaharaan; g. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan; dan h. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. (2) Jenis dan tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf h adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. Pasal 2 Jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Keuangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) terdiri dari : 1. Direktorat Jenderal Anggaran berupa: a. Penerimaan dividen dari Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas Lainnya sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundangundangan; b. Penerimaan dari denda administrasi atas keterlambatan dan/atau kekurangan pembayaran dividen dari Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas lainnya sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; c. Penerimaan dari sisa surplus Bank Indonesia bagian Pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Direktorat Jenderal Pajak berupa: a. Penerimaan dari Penggantian Biaya Pengumuman Lelang, Pengumuman Pembatalan Lelang, dan Jasa Penilai dalam rangka penagihan pajak dengan surat paksa ditetapkan sesuai dengan tarif yang berlaku pada media setempat dan biaya jasa penilai yang berlaku; b. Penerimaan dari tambahan biaya penagihan pajak atas penjualan barang sitaan melalui lelang 2

3 ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dari pokok lelang; c. Penerimaan dari tambahan biaya penagihan pajak atas penjualan barang sitaan tidak melalui lelang ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dari hasil penjualan. 3. Direktorat Jenderal Perbendaharaan berupa: a. Penerimaan dari Pengelolaan Kas Negara (Cash Management), ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan Negara. b. Penerimaan bunga dan kewajiban non pokok lainnya yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara yang berasal dari adanya pinjaman/penerusan pinjaman yang besarnya sesuai dengan perjanjian pinjaman/penerusan pinjaman yang berlaku. 4. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berupa: a. Penerimaan dari Penggantian Biaya Pengumuman Lelang dan Pengumuman Pembatalan Lelang sesuai dengan tarif yang berlaku pada media setempat; b. Penerimaan dari biaya pencacahan barang lelang ditetapkan sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari harga lelang untuk setiap penjualan lelang; c. Penerimaan dari jasa pemusnahan barang kena cukai/perusakan pita cukai ditetapkan sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari nilai cukai untuk setiap pelaksanaan. 5. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara berupa: a. Penerimaan dari Bea Lelang Penjual dan Bea Lelang Pembeli pada Lelang Eksekusi, Lelang Noneksekusi Wajib, dan Lelang Noneksekusi Sukarela untuk Barang Tidak Bergerak dan Barang Bergerak yang dijual bersama-sama dalam 1 (satu) paket, ditetapkan sebesar tarif Bea Lelang Barang Bergerak sebagaimana tercantum dalam Lampiran. b. Penerimaan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara dari Penanggung Hutang untuk : 1) pembayaran dan/atau pelunasan hutang yang dilakukan: a) sebelum Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N) diterbitkan, ditetapkan sebesar 0% (nol persen); b) dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N) diterbitkan, ditetapkan sebesar 1% (satu persen); c) setelah lewat waktu 6 (enam) bulan sejak Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N) diterbitkan, ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen). 2) penarikan Pengurusan Piutang Negara oleh 3

4 Penyerah Piutang ditetapkan sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari sisa hutang yang wajib dilunasi per Berkas Kasus Piutang Negara; 3) pengembalian Pengurusan Piutang Negara kepada Penyerah Piutang ditetapkan sebesar 0% (nol persen) dari jumlah hutang yang wajib dilunasi per Berkas Kasus Piutang Negara. 6. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan berupa: a. Penerimaan dari Biaya Tahunan untuk Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian masing-masing adalah sebesar 7,5% (tujuh koma lima persen) dari pendapatan usaha tahun berjalan berdasarkan laporan realisasi anggaran; b. Penerimaan dari sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan penyampaian laporan di bidang pasar modal dan lembaga keuangan adalah sebagaimana terlampir; c. Penerimaan dari sanksi administratif berupa denda atas pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal selain huruf b ditetapkan dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Pasal 3 Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 mempunyai tarif dalam bentuk satuan Rupiah, Dollar Amerika, dan persentase. Pasal 4 Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. Pasal 5 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku: 1. Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa Penerimaan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara dari Penanggung Hutang untuk SP3N yang telah diterbitkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 5 huruf b.1) b) dan huruf b.1) c) sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini, berlaku ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Keuangan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4313), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 4

5 Pasal 6 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PATRIALIS AKBAR LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN... NOMOR... 5

6 P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TAHUN JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KEUANGAN I. UMUM Sehubungan dengan adanya perubahan organisasi dan penyesuaian terhadap jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Keuangan, perlu mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Keuangan. Hal tersebut sejalan dengan upaya mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak, guna menunjang pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber penerimaan negara perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Keuangan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Angka 1 Angka 2 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Yang dimaksud dengan Perseroan Terbatas Lainnya adalah perseroan terbatas dimana Pemerintah sebagai pemegang saham kurang dari 51% (lima puluh satu persen). Huruf e 6

7 Angka 3 Angka 4 Angka 5 Angka 6 Huruf a Huruf b Yang dimaksud dengan Penerimaan dari Pengelolaan Kas Negara adalah Penerimaan Negara yang berasal dari antara lain: a. Penyimpanan di Bank Indonesia; b. Penempatan di Bank Indonesia; c. Penempatan di Bank Umum; d. Pembelian/penjualan Surat Berharga Negara di Pasar Sekunder; e. REPO (Repurchase Agreement) / reverse REPO; f. Penerbitan SP2D dalam rangka TSA Pengeluaran; g. Pelaksanaan Treasury Notional Pooling; h. Pengelolaan Kas Pemerintah di Bank Umum. Pengelolaan Kas Pemerintah di Bank Umum merupakan unsur PNBP dari aktifitas pengelolaan rekening Pemerintah pada Bank Umum selain rekening penempatan seperti rekening Dana Cadangan Subsidi/PSO, Rekening Pembangunan Hutan, Rekening Retur, dsb.) Terhadap BKPN yang telah diterbitkan SP3N sebelum Peraturan Pemerintah ini berlaku, tarif penerimaan dari Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara dibebankan kepada penanggung hutang sebesar: a. 1% (satu persen) dari jumlah hutang yang wajib dilunasi per BKPN dalam hal pelunasan hutang dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak SP3N diterbitkan; b. 10 % (sepuluh persen) dari jumlah hutang yang wajib dilunasi per BKPN dalam hal pelunasan hutang dilakukan dalam jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan sejak SP3N diterbitkan. Huruf a Huruf b Huruf c Pengenaan sanksi administratif dilaksanakan dengan memperhatikan antara lain tingkat pelanggaran/kesalahan, 7

8 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 kerugian yang ditimbulkan dan fungsi pembinaan dan pengawasan industri Pasar Modal Yang dimaksud dengan Kas Negara adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. Pasal 6 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... 8