BAB II PROSES INFLEKSI VERBA BERPOLA FA ALA-YAF ULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PROSES INFLEKSI VERBA BERPOLA FA ALA-YAF ULU"

Transkripsi

1 BAB II PROSES INFLEKSI VERBA BERPOLA FA ALA-YAF ULU Pada bab ini akan dijelaskan tentang proses infleksi yang terjadi pada verba berpola fa ala-yaf ulu serta modifikasi internal yang terjadi di dalamnya. Dalam proses perubahan bentuk verba tersebut, terdapat modifikasi internal yang berupa penggantian, pemindahan ataupun penghapusan huruf dan harakat serta tadh i>f peleburan satu huruf kepada huruf yang lain. Modifikasi internal pada verba berpola fa ala-yaf ulu dalam bahasa Arab lebih tercakup dalam pembahasan i la>l dan idgha>m. Data verba berpola fa ala-yaf ulu dalam penelitian ini diambil dari kamus al-munawwir Arab-Indonesia cetakan tahun Data yang akan dianalisis berjumlah 8 verba. Data tersebut diambil berdasarkan jumlah terbanyak dari abjad alif hingga ya> menurut jenis verba shachi>ch dan mu tal dan memiliki variasi perubahan bentuk. Kemudian dari data verba yang paling banyak, diambil sampel verba secara acak. Setelah itu semua data verba tersebut dilakukan proses tashri>f lugha>wi> berdasarkan bentuknya yakni ma>dhi> perfek, mudha>ri imperfek, dan amr imperatif. A. Proses Perubahan Bentuk Pada Fi l Shachi>ch Sa>lim Dari verba jenis shachi>ch sa>lim verba berpola fa ala-yaf ulu paling banyak terdapat dalam abjad nu>n dengan jumlah 118 verba. Sebagai sampel jenis ini yaitu verba نبث nabatsa marah (MNWR/1997/Hal:1376). Adapun pada verba jenis shachi>ch sa>lim ini tidak terdapat variasi perubahan bentuk. 55

2 56 Data 1 : نبث nabatsa marah (MNWR/1997/Hal:1376 /Nomor: 2) Pada verba shachi>ch sa>lim dari jenis fi l tsula>tsi> triliteral, semua bentuk verbanya tidak akan mengalami perubahan bentuk (al-ghula>yaini>, 2006: 168). Seperti pada verba نبث nabatsa ini, ketika dilakukan tashri>f lugha>wi> pada bentuk ma>dhi> perfek, mudha>ri imperfek dan amr imperatif tidak mengalami proses perubahan bentuk. Karena semua bentuk verba tersebut tersusun dari huruf-huruf shachi>ch. Verba yang tersusun atas huruf-huruf shachi>ch tanpa ada huruf yang tadh i>f dua huruf yang melebur jadi satu, maka tidak akan mengalami perubahan bentuk. Maksud dari tidak terjadi perubahan yakni tidak mengalami perubahan bentuk ketika mengikuti standar wazn polanya dalam tashri>f, meskipun ketika disandarkan kepada ism dhami>r (tunggal, dual, plural) (2006: 168). Hal ini dapat dilihat pada tabel proses tashri>f verba ma>dhi> perfek, mudha>ri imperfek, dan amr imperatif berikut : Proses Tashri>f Infleksi Verba Perfek Shachi>ch Sa>lim Pola Fa ala-yaf ulu Verba Perfek P.1 Verba Perfek P.2 Verba Perfek P.3 ن ب ث ن ب ث ا ن ب ث و ا ن ب ث ت ن ب ث ت ا ن ب ث ن ن ب ث ت ن ب ث ت م ا ن ب ث ت م ن ب ث ت ن ب ث ت م ا ن ن ب ث ت ن ب ث ت ن ب ث ن ا

3 57 Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperfek Shachi>ch Sa>lim Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperfek P.1 Verba Imperfek P.2 Verba Imperfek P.3 ي ن ب ث ي ن ب ث ان ي ن ب ث و ن ت ن ب ث ت ن ب ث ان ي ن ب ث ن ت ن ب ث ت ن ب ث ان ت ن ب ث و ن ت ن ب ث ي ت ن ب ث ان ت ن ب ث ن أ ن ب ث ن ن بث Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperatif Shachi>ch Sa>lim Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperatif P.1 Verba Imperatif P.2 Verba Imperatif P.3 ا ن ب ث ا ن ب ث ا - ا ن ب ث وا ي ا ن ب ث ا ن ب ث ا ا ن ب ث ن - B. Proses Perubahan Bentuk Pada Verba Shachi>ch Mahmu>z Fa> Verba berpola fa ala-yaf ulu dari jenis shachi>ch mahmu>z fa> paling banyak terdapat dalam abjad hamzah dengan jumlah 25 verba. Sebagai sampel

4 58 verba yaitu kata أبر abara memfitnah (MNWR/1997/Hal:2). Adapun pada verba jenis shachi>ch mahmu>z fa> ini tidak terdapat variasi perubahan bentuk. Data 2 : أبر abara memfitnah (MNWR/1997/Hal: 2/Nomor: 2) Pada verba shachi>ch mahmu>z fa> dari jenis fi l tsula>tsi> triliteral bentuk ma>dhi> perfek, semua bentuk verbanya tidak mengalami perubahan bentuk (al- Ghula>yaini>, 2006: 168). Seperti pada verba أبر abara, ketika dilakukan tashri>f lugha>wi> pada bentuk ma>dhi> perfek nya tidak terjadi proses perubahan bentuk. Karena semua bentuk verba tersebut tersusun dari huruf-huruf shachi>ch. Verba yang tersusun atas huruf-huruf shachi>ch tanpa ada huruf yang tadh i>f, maka tidak akan mengalami perubahan bentuk. Maksud dari tidak terjadi perubahan yakni tidak mengalami perubahan bentuk ketika mengikuti standar wazn polanya dalam tashri>f meskipun ketika disandarkan kepada ism dhami>r (tunggal, dual, plural) (2006: 168). Sebagaimana yang terjadi pada verba shachi>ch sa>lim. Hal itu dapat dilihat pada tabel proses tashri>f verba ma>dhi> perfek berikut : Proses Tashri>f Infleksi Verba Perfek Shachi>ch Mahmu>z Fa> Pola Fa ala-yaf ulu Verba Perfek P.1 Verba Perfek P.2 Verba Perfek P.3 أ ب ر أ ب ر ا أ ب ر و ا أ ب ر ت أ ب ر ت ا أ ب ر ن أ ب ر ت أ ب ر ت ا أ ب ر ت أ ب ر ت أ ب ر ت ا أ ب ر تن أ ب ر ت أ ب ر ن ا

5 59 يأبر abara ketika berbentuk mudha>ri imperfek seperti أبر Verba dasar ya buru, sejatinya ketika mengikuti standar polanya dia juga tidak akan mengalami proses perubahan bentuk dari pola dasarnya. Karena verba bentuk mudha>ri imperfek tersusun dari huruf-huruf shachi>ch dan tanpa ada huruf yang tadh i>f. Akan tetapi pada verba bentuk ini hal tersebut tidak berlaku pada verba yang mengikuti pola أ ف ع ل 'af ulu yang mengandung dhami>r ana>, seperti verba 'a>buru. Hal itu dapat dilihat pada penjelasan dan tabel tashri>f verba imperfek آبر berikut ini : memfitnah 'a>buru p1.n.s sedang آبر (1) mudha>ri 'a>buru merupakan verba آبر imperfek p1.n.s dari jenis fi l shachi>ch mahmu>z fa>. Verba آبر 'a>buru asalnya adalah أأبر 'a buru mengikuti pola 'af ulu. أ ف ع ل Proses أأبر 'a buru berubah bentuk menjadi آبر 'a>buru yaitu sebagai berikut: Ketika terdapat dua hamzah yang berdampingan dalam satu kata dan kedua hamzah tersebut dalam keadaan yang pertama berharakat fatchah dan yang kedua sukun, maka sukun pada hamzah kedua diganti dengan huruf ma>d yang sesuai dengan harakat hamzah pertama yaitu huruf alif, sehingga menjadi آبر 'a>buru. Proses perubahan bentuk yang terjadi pada Verba آبر 'a>buru ini dinamakan i la>l hamzah. آبر أ أ بر أ ا بر

6 60 Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperfek Shachi>ch Mahmu>z Fa> Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperfek P.1 Verba Imperfek P.2 Verba Imperfek P.3 ي أ ب ر ي أ ب ر ان ي أ ب رو ن ت أ ب ر ت أ ب ر ان ي أ ب ر ن ت أ ب ر ت أ ب ر ان ت أ ب رو ن ت أ ب ر ي ن ت أ ب ر ان ت أ ب ر ن آبر ن أ ب ر Adapun pada bentuk amr imperatif dari verba jenis shachi>ch mahmu>z fa> ini semua verba mengalami proses perubahan bentuk, hal itu dapat dilihat pada penjelasan dan tabel tashri>f verba imperatif berikut ini : Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperatif Shachi>ch Mahmu>z Fa> Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperatif P.1 Verba Imperatif P.2 Verba Imperatif P.3 ب ر ا ب ر - - ب ر و ا ب ر ا ب ر ي ب ر ن

7 61 p2.m.s bur fitnahlah بر (2) bur merupakan verba amr imperatif p2.m.s dari jenis fi l shachi>ch بر ت أ ب ر bur, merupakan bentukan dari verba mudha>ri بر mahmu>z fa>. Verba amr ta buru. Untuk menjadi bentuk amr, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi ا أ ب ر 'u buru. Kemudian karena verba ini termasuk verba imperatif p2.m.s jenis mahmu>z fa>, maka keadaan mabni sukun verba ini dengan menjadikan sukun huruf terakhirnya, sehingga menjadi 'u bur mengikuti pola ا أ ب ر 'uf ul. Pada keadaan tersebut, menurut Ghula>yaini> (2006: 79) apabila ا ف ع ل terdapat dua hamzah yang berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi ا وبر 'u>bur. Pada verba bentuk ا وبر 'u>bur, huruf wau dan hamzah washl dihapus. Hal itu sesuai dengan teori Ghula>yaini> (2006: 80), apabila kata tersebut merupakan bentuk amr imperatif yang berasal dari jenis shachi>ch mahmu>z fa>, maka hamzah wajib dihapus. Adapun wau tersebut dihapus untuk meringankan pengucapan, sehingga menjadi بر bur. Proses perubahan yang terjadi pada verba amr بر bur ini dianamakan dengan i la>l hamzah. ت أ ب ر ا أ ب ر )ت ) أ ب ر ا أ ب ر ا أ ب ر أ و ب ر ا (و) ب ر ا ب ر )ا ( ب ر ب ر p2.n.d bura> memfitnahlah برا (3) bura> merupakan verba amr imperatif p2.n.d dari jenis fi l shachi>ch برا ت أ ب ر ان bura>, merupakan bentukan dari verba imperfek برا mahmu>z fa>. Verba amr

8 62 ta bura>ni. Untuk menjadi bentuk amr, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi ا أ ب ر ان 'u bura>ni. Kemudian karena verba ini termasuk verba imperatif p2.n.d jenis mahmu>z fa>, maka keadaan mabni sukun verba ini dengan melesapkan atau menghapus huruf nu>n yang ada di akhir kata, sehingga menjadi 'uf ula>. Pada keadaan tersebut, menurut ا ف ع ال 'u bura> mengikuti pola ا أ ب ر ا Ghula>yaini> (2006: 79) apabila terdapat dua hamzah yang berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi اوبرا 'u>bura>. Pada verba bentuk 'u>bura>, huruf wau dan hamzah washl dihapus. Hal itu sesuai dengan teori اوبرا Ghula>yaini> (2006: 80), apabila kata tersebut merupakan bentuk amr imperatif yang berasal dari jenis shachi>ch mahmu>z fa>, maka hamzah wajib dihapus. Adapun wau dihapus untuk meringankan pengucapan, sehingga menjadi برا bura>. Proses perubahan yang terjadi pada verba amr برا bura> ini dianamakan dengan i la>l hamzah. ت أ ب ر ان )ت ) أ ب ران ا أ ب را (ن) ا أب ر ا ا أ ب را ا و ب را ا (و) ب را ا ب را )ا ( ب را ب را p2.m.p buru> memfitnahlah بروا (4) buru> merupakan verba amr imperatif p2.m.p dari jenis fi l shachi>ch بروا ت أ ب ر ان buru> merupakan bentukan dari verba mudha>ri بروا mahmu>z fa>. Verba amr ta bura>ni. Untuk menjadi bentuk amr, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah,

9 63 sehingga menjadi ا أ ب ر ان 'u bura>ni. Kemudian karena verba ini termasuk verba imperatif p2.m.p jenis mahmu>z fa>, maka keadaan mabni sukunnya yaitu dengan melesapkan atau menghapus huruf nu>n yang ada di akhir kata, sehingga menjadi 'uf ulu>. Pada keadaan tersebut, menurut ا ف ع ل و ا 'u buru> mengikuti pola اأبروا Ghula>yaini> (2006: 79) apabila terdapat dua hamzah yang berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi ا وبروا 'u>buru>. Pada verba bentuk ا وبروا 'u>buru>, huruf wau dan hamzah washl dihapus. Hal itu sesuai dengan teori Ghula>yaini> (2006: 80), apabila kata tersebut merupakan bentuk amr imperatif yang berasal dari jenis shachi>ch mahmu>z fa>, maka hamzah wajib dihapus. Adapun wau dihapus untuk meringankan pengucapan, sehingga menjadi buru> ini بروا buru>. Proses perubahan yang terjadi pada verba amr بروا dianamakan dengan i la>l hamzah. )ت ) أ ب رو ن ا أ ب رو ن ا أ ب رو )ن ( ا أ ب روا ا و ب روا ا (و) ب روا ا ب روا )ا ( ب روا ب روا ت أ ب رو ن ا أ ب روا p2.f.s buri> fitnahlah بري (5) buri> merupakan verba amr imperatif p2.f.s dari jenis fi l shachi>ch بري mahmu>z fa>. Verba amr بري buri> merupakan bentukan dari verba mudha>ri ت أ ب ر ي ن ta buri>na. Untuk menjadi bentuk amr, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi 'u buri>na. Kemudian karena verba ini termasuk verba ا أ ب ر ي ن imperatif p2.f.s dari jenis shachi>ch mahmu>z fa>, maka keadaan mabni sukun

10 64 verba ini yaitu dnegan huruf nu>n dihapus atau dilesapkan, sehingga menjadi ا أ ب ر ي 'u buri> yang mengikuti pola ا ف ع لي 'uf uli>. Pada keadaan tersebut, menurut Ghula>yaini> (2006: 79) apabila terdapat dua hamzah yang berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi 'u>buri>. Pada verba ا و ب ر ي bentuk 'u>buri>, huruf wau dan hamzah washl dihapus. Hal itu sesuai dengan ا و ب ر ي teori Ghula>yaini> (2006: 80), apabila kata tersebut merupakan bentuk amr imperatif yang berasal dari jenis shachi>ch mahmu>z fa>, maka hamzah wajib dihapus. Adapun wau dihapus untuk meringankan pengucapan, sehingga menjadi buri> ini dianamakan ب ير buri>. Proses perubahan yang terjadi pada verba amr بري dengan i la>l hamzah. ت أ ب ر ي ن )ت (أ ب ر ي ن ا أ ب ر ي ن ا أ ب ر ي )ن ( ا أ ب ر ي ا أ ب ري ا و ب ري ا (و) ب ري ا ب ري )ا ( ب ري ب ري p2.f.p burna memfitnahlah برن (6) burna merupakan verba amr imperatif p2.f.p dari jenis fi l shachi>ch برن ت أ ب ر ن mudha>ri burna merupakan bentukan dari verba برن mahmu>z fa>. Verba amr ta burna. Untuk menjadi bentuk amr, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi ا أ ب ر ن 'u burna. Kemudian karena verba ini termasuk verba imperatif p2.f.p dari jenis shachi>ch mahmu>z fa>, maka keadaan mabni sukun verba ini dengan huruf nu>n yang berada di akhir kata tidak dihapus atau dilesapkan, sehingga menjadi ا أ ب ر ن 'u burna yang mengikuti pola ا ف ع لن 'uf ulna.

11 65 Pada keadaan tersebut, menurut Ghula>yaini> (2006: 79) apabila terdapat dua hamzah yang berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi ا و ب ر ن 'u>burna. Pada verba bentuk ا و ب ر ن 'u>burna, huruf wau dan hamzah washl dihapus. Hal itu sesuai dengan teori Ghula>yaini> (2006: 80), apabila kata tersebut merupakan bentuk amr imperatif yang berasal dari jenis shachi>ch mahmu>z fa>, maka hamzah wajib dihapus. Adapun wau dihapus untuk meringankan pengucapan, sehingga menjadi برن burna. Proses perubahan yang terjadi pada verba amr برن burna ini dianamakan dengan i la>l hamzah. ب رن ب رن ت أ ب ر ن )ت (أ ب ر ن ا أ ب ر ن ب رن ا (و) ب رن ا ب رن )ا ( ا و ا أ ب رن C. Proses Perubahan Bentuk Pada Verba Shachic>h Mahmu>z Ain Dari jenis shachi>ch mahmu>z ain verba berpola fa ala-yaf ulu hanya terdapat dalam abjad ba> dengan jumlah 1 verba yakni verba بأق ba aqa tertimpa bencana (MNWR/1997/Hal:54). Oleh sebab itu verba jenis ini tidak terdapat variasi proses perubahan bentuk pada verba yang lain. Data 3 : بأق ba aqa tertimpa bencana (MNWR/1997/Hal: 54/Nomor: 1) Pada verba shachi>ch mahmu>z ain dari jenis fi l tsula>tsi> triliteral, semua bentuk verbanya tidak akan mengalami perubahan bentuk (al-ghula>yaini>, 2006: 168). Seperti pada verba بأق ba aqa ini, ketika dilakukan tashri>f lugha>wi> pada bentuk ma>dhi> perfek, mudha>ri imperfek dan amr imperatif tidak mengalami

12 66 proses perubahan bentuk. Karena semua bentuk verba tersebut tersusun dari huruf-huruf shachi>ch. Verba yang tersusun atas huruf-huruf shachi>ch tanpa ada huruf yang tadh i>f dua huruf yang melebur jadi satu, maka tidak akan mengalami perubahan bentuk. Maksud dari tidak terjadi perubahan yakni tidak mengalami perubahan bentuk ketika mengikuti standar wazn polanya dalam tashri>f, meskipun ketika disandarkan kepada ism dhami>r (tunggal, dual, plural) (2006: 168). Sebagaimana yang terjadi pada verba jenis shachi>ch mahmu>z ain. Berikut ini tabel proses tashri>f verba ma>dhi> perfek, mudha>ri imperfek serta amr imperatif dari jenis ini : Proses Tashri>f Infleksi Verba Perfek Shachi>ch Mahmu>z Ain Pola Fa ala-yaf ulu Verba Perfek P.1 Verba Perfek P.2 Verba Perfek P.3 ب أ ق ب أ ق ا ب أ ق و ا ب أ ق ت ب أ ق ت ا ب أ ق ن ب أ ق ت ب أ ق ت م ا ب أ ق م ب أ ق ت ب أ ق ت م ا ن ب أ ق ت ب أ ق ت ب أ ق ن ا

13 67 Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperfek Shachi>ch Mahmu>z Ain Pola Fa ala-yaf ulu Verba imperfek P.1 Verba Imperfek P.2 Verba imperfek P.3 ي ب ؤ ق ي ب ؤ ق ان ي ب ؤ ق و ن ت ب ؤ ق ت ب ؤ ق ان ي ب ؤ ق ن ت ب ؤ ق ت ب ؤ ق ان ت ب ؤ ق و ن ت ب ؤ ق ي ت ب ؤ ق ان ت ب ؤ ق ن أ ب ؤ ق ن ب ؤ ق Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperatif Shachi>ch Mahmu>z Ain Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperatif P. 1 Verba Imperatif P.2 Verba Imperatif P.3 ا بؤ ق ا ب ؤ ق ا - ا ب ؤ ق و ا ي ا ب ؤ ق ا ب ؤ ق ا ا ب ؤ ق ن - D. Proses Perubahan Bentuk Pada Verba Shachic>h Mahmu>z La>m Dari jenis shachi>ch mahmu>z la>m verba berpola fa ala-yaf ulu paling banyak terdapat dalam abjad ra> dengan jumlah 2 verba. Sebagai contoh verba

14 68 jenis ini yaitu verba رثأ ratsa a mencampurkan (MNWR/1997/Hal: 472). Adapun pada verba jenis shachi>ch mahmu>z la>m ini tidak terdapat variasi perubahan bentuk pada verba yang lain. Data 4 : رث أ ratsa a mencampurkan (MNWR/1997/Hal: 472/Nomor: 18) Pada verba shachi>ch mahmu>z la>m dari jenis fi l tsula>tsi> triliteral, semua bentuk verbanya tidak akan mengalami perubahan bentuk (al-ghula>yaini>, 2006: 168). Seperti pada verba رثأ ratsa a ini, ketika dilakukan tashri>f lugha>wi> pada bentuk ma>dhi> perfek, mudha>ri imperfek dan amr imperatif tidak mengalami proses perubahan bentuk. Karena semua bentuk verba tersebut tersusun dari huruf-huruf shachi>ch. Verba yang tersusun atas huruf-huruf shachi>ch tanpa ada huruf yang tadh i>f dua huruf yang melebur jadi satu, maka tidak akan mengalami perubahan bentuk. Maksud dari tidak terjadi perubahan yakni tidak mengalami perubahan bentuk ketika mengikuti standar wazn polanya dalam tashri>f, meskipun ketika disandarkan kepada ism dhami>r (tunggal, dual, plural) (2006: 168). Sebagaimana hal tersebut terjadi pada verba jenis shachi>ch sa>lim dan shachi>ch mahmu>z ain. Berikut tabel proses tashri>f verba ma>dhi> perfek, mudha>ri imperfek serta amr imperatif dari jenis ini : Proses Tashri>f Infleksi Verba Perfek Shachi>ch Mahmu>z La>m Pola Fa ala-yaf ulu Verba Perfek P.1 Verba Perfek P.2 Verba perfek P.3 ر ث أ ر ث آ ر ث ؤ و ا ت ر ث أ ر ث أت م ا ر ث أت م ت ر ث أ رأ ث ن ا

15 69 ر ت ث أ ت ر ث أ ر ث أ ت ا ن ر ث أ ر ث أت م ا ر ث أت ن Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperfek Shachi>ch Mahmu>z La>m Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperfek P.1 Verba Imperfek P.2 Verba Imperfek P.3 ي ر ث ؤ ي ر ث آن ي ر ث ؤ و ن ت ر ث ؤ ت ر ث آن ي ر ث ؤ ن ت ر ث ؤ ت ر ث آن ت ر ث ؤ و ن ت ر ث ئ ي ن ت ر ث آن ت ر ث ؤ ن أ ر ث ؤ ن ر ث ؤ Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperatif Shachi>ch Mahmu>z La>m Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperatif P.1 Verba Imperatif P.2 Verba Imperatif P.3 ا ر ث ؤ - ا ر ث آ ا ر ث ؤ وا -

16 70 ا ر ث ئ ي ا ر ث آ ا رث ؤ ن E. Proses Perubahan Bentuk Pada Verba Shachi>ch Mudha> af Dari jenis shachi>ch mudha> af verba berpola fa ala-yaf ulu, paling banyak terdapat dalam abjad ba> dengan jumlah 16 verba. Sebagai sampel yaitu verba 56). (MNWR/1997/Hal: batstsa menyiarkan berita بث Data 6 : بث batstsa menyiarkan berita (MNWR/1997/Hal: 56/Nomor: 6) Verba بث batstsa yang merupakan verba shachi>ch mudha> af ketika disandarkan pada dhami>r persona singular, dual, dan pluralpada bentuk ma>dhi> perfek, dia akan mengalami proses perubahan bentuk. Verba tersebut mengalami proses perubahan bentuk yaitu karena terdapat huruf yang tadh i>f pada verba tersebut. Diantara bentuk verba ma>dhi> perfek dari بث batstsa yang mengalami فعل proses perubahan bentuk yaitu verba yang mengikuti pola mengikuti pola fa ala, ف ع ال fa ala>, ف ع ل و ا fa alu>, ف ع ل ت fa alat, ف ع ل تا fa alata>. Adapun verba yang tidak mengalami proses perubahan yaitu yang mengikuti pola fa alna, ف ع ل ت ف ع ل ن fa alta, ف ع ل ت م ا fa altuma>, ف ع ل ت fa altunna, ن ف ع ل ت fa alti, ف ع ل ت fa altum, ف ع ل ت م fa altu dan ف ع ل ن ا fa alna>, seperti pada verba berikut: ب ث ث ن batsatsna, ب ث ث ت batsatsta, ب ث ث ت م ا batsatstuma>, batsatstunna, ب ن ث ث ت batsatsti, ب ث ث ت batsatstum, ب ث ث ت م batsatsna>. Pada verba jenis shachi>ch mudha> af bentuk ب ث ث ن ا batsatstu dan ب ث ث ت perfek tersebut, ketika bersambung dengan dhami>r rafa mutacharrikah bentuk verba kembali ke bentuknya yang semula sesuai dengan pola yang diikuti.

17 71 Karena hal itu, keadaan verba tersebut menjadi tempat tidak bolehnya dilakukan idgha>m. Sebagaimana teori Ghulayainai (2006: 69-70) salah satu tempat dilarang untuk melakukan idgha>m yaitu ketika salah satu huruf yang sejenis itu bersukun bukan dengan sukun asli dikarenakan bertemu dengan dhami>r rafa mutacharrikah sedangkan huruf yang pertama berharakat dengan harakat asli. Sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel tashri>f verba perfek berikut dan berikuti ini penjelasan verba yang mengalami proses perubahan bentuk : Proses Tashri>f Infleksi Verba Perfek Shachi>ch Mudha> af Pola Fa ala-yaf ulu Verba Perfek P.1 Verba Perfek P.2 Verba Perfek P.3 ب نث ب ثنا ب ث و ا ب ثنت ب ثنت ا ب ث ث ن ب ث ث ت ب ث ث ت م ا ب ث ث ت م ب ث ث ت ب ث ث ت م ا ب ن ث ث ت ب ث ث ت ب ث ث ن ا berita batstsa p3.m.s telah menyiarkan ب نث (7) batstsa merupakan verba ma>dhi> perfek p3.m.s dari jenis fi l shachi>ch بث mudha> af asalnya ب ث ث batsatsa yang mengikuti pola فعل fa ala. Proses perubahan bentuk ب ث ث batsatsa menjadi بث batstsa yaitu karena terdapat dua huruf tsa> yang sama-sama berharakat fatchah, saling berdampingan, serta tidak ada pemisah antara keduanya seperti ب ث ث batsatsa. Maka harakat huruf tsa> yang pertama yakni yang menempati la>m fi l dihilangkan dengan menjadikannya sukun, sehingga menjadi ب ث ث batstsa. Hal itu dilakukan sebagai

18 72 syarat menjadikannya idgha>m. Kemudian tsa> pertama yang bersukun diidgha>mkan kepada tsa> kedua yang berharakat fatchah yaitu tsa> yang menempati la>m fi l, sehingga menjadi بث batstsa. Proses perubahan yang terjadi pada verba بث batstsa ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ب ث ب ث ث ب ث ث berita batstsa> p3.m.d telah menyiarkan بثا (8) batstsa> merupakan verba ma>dhi> perfek p3.m.d dari jenis fi l shachi>ch ب ثا mudha> af asalnya ب ث ث ا batsatsa> yang mengikuti pola ف ع ال fa ala>. Proses perubahan bentuk ب ث ث ا batsatsa> menjadi بثا batstsa> yaitu karena terdapat dua huruf tsa> yang sama-sama berharakat fatchah, saling berdampingan, serta tidak ada pemisah antara keduanya seperti ب ث ث ا batsatsa>,. Maka harakat huruf tsa> yang pertama dihilangkan dengan menjadikannya sukun, sehingga menjadi batstsa>. Hal itu dilakukan sebagai syarat menjadikannya idgha>m. Kemudian ب ث ث ا tsa> pertama diidgha>mkan kepada tsa> yang kedua, sehingga menjadi بثا batstsa>. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ب ث ث ا ب ث ث ا ب ثا berita batstsu> p3.m.p telah menyiarkan ب ث و ا (9) batstsu> merupakan verba ma>dhi> perfek p3.m.p dari jenis fi l shachi>ch ب ث و ا mudha> af asalnya ب ث ث و ا batsatsu> yang mengikuti pola ف ع ل و ا fa alu>. Proses perubahan bentuk ب ث ث و ا batsatsu> menjadi ب ث و ا batstsu> yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang saling berdampingan dan sama-sama berharakat

19 73 dalam keadaan tsa> yang pertama berharakat fatchah dan tsa> yang kedua berharakat dhammah, seperti ب ث ث و ا batsatsu>. Maka harakat huruf tsa> pertama yang ب ث ث و ا dihilangkan dengan menjadikannya sukun sehingga menjadi batstsu>. Hal itu dilakukan sebagai syarat menjadikannya idgha>m. Kemudian tsa> pertama diidgha>mkan kepada tsa> yang kedua sehingga menjadi ب ث و ا batstsu>. Proses perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ب ث ث و ا ب ث و ا ب ث ث و ا berita batstsat p3.f.s telah menyiarkan بثنت (10) batstsat merupakan verba ma>dhi> perfek p3.f.s dari jenis fi l shachi>ch ب ثنت mudha> af asalnya ب ث ث ت batsatsat yang mengikuti pola ف ع ل ت fa alat. Proses perubahan ب ث ث ت batsatsat menjadi ب ثنت batstsat yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sama-sama berharakat fatchah, yang saling berdampingan serta tidak ada pemisah antara keduanya seperti ب ث ث ت batsatsat, maka harakat huruf tsa> yang pertama dihilangkan dengan menjadikannya sukun sehingga menjadi ب ث ث ت batstsat. Hal itu dilakukan sebagai syarat menjadikannya idgha>m. Kemudian tsa> pertama diidgha>mkan kepada tsa> yang kedua sehingga menjadi بثنت batstsat. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ب ث ث ت ب ث ث ت ب ثت berita batstsata> p3.f.d telah menyiarkan ب ثنت ا (11) batstsata> merupakan verba ma>dhi> perfek p3.f.d dari jenis fi l shachi>ch ب ثنت ا mudha> af asalnya ب ث ث ت ا batsatsata> yang mengikuti pola ف ع ل تا fa alata>.

20 74 Proses perubahan ب ث ث ت ا batsatsata> menjadi ب ثنت ا batstsata> yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sama-sama berharakat fatchah, yang saling berdampingan, serta tidak ada pemisah antara keduanya seperti ب ث ث ت ا batsatsata>, maka harakat huruf tsa> yang pertama dihilangkan dengan menjadikannya sukun sehingga menjadi ب ث ث ت ا batstsata>. Hal itu dilakukan sebagai syarat menjadikannya idgha>m. Kemudian tsa> pertama diidgha>mkan kepada tsa> yang kedua sehingga menjadi ب ثنت ا batstsata>. Proses perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ب ث ث ت ا ب ث ث ت ا ب ث ت ا Verba بث batstsa yang merupakan verba shachi>ch mudha> af. Ketika dilakukan tashri>f lugha>wi> pada bentuk mudha>ri imperfek nya, verba akan mengalami proses perubahan bentuk. Verba tersebut mengalami perubahan bentuk karena terdapat huruf yang tadh i>f pada huruf penyusunnya. Sebagaimana hal tersebut dapat dilihat pada tabel proses tashri>f verba imperfek berikut ini serta berikut penjelasan proses perubahan bentuk yang terjadi pada verba tersebut : Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperfek Shachi>ch Mudha> af Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperfek P.1 Verba Imperfek P.2 Verba Imperfek P.3 ي ب ث ي ب ثنان ي ب ث و ن ت ب ث ت ب ثنان ت ب ث و ن ت ب ث ت ب ث ي أ ب ث ن ب ث

21 75 ت ب ثنان ي ب ث ث ن ت ب ثنان ت ب ث ث ن berita yabutstsu p3.m.s sedang menyiarkan ي ب ث (12) yabutstsu merupakan verba mudha>ri imperfek p3.m.s dari jenis fi l ي ب ث shachi>ch mudha> af asalnya ي ب ث ث yabtsutsu yang mengikuti pola ي ف ع ل yaf ulu. Proses perubahan ي ب ثث yabtsutsu menjadi ي ب ث yabutstsu yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sejenis sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya seperti ي ب ث ث yabtsutsu, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi yabutstsu. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan yang kedua ي ب ث ث ي ب ث yabutstsu. Perubahan yang terjadi pada ي ب ث diidgha>mkan sehingga menjadi yabutstsu ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang wajib. ي ب ث ث ي ب ث ث ي ب ث memotong yabutstsa>ni p3.m.d sedang ي ب ثنان (13) yabutstsa>ni merupakan verba mudha>ri imperfek p3.m.d dari jenis ي ب ثنان ي ف ع ال ن yabtsutsa>ni yang mengikuti pola ي ب ث ث ان fi l shachi>ch mudha> af asalnya yaf ula>ni. Proses perubahan ي ب ث ث ان yabtsutsa>ni menjadi ي ب ثنان yabutstsa>ni yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sejenis sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya seperti ي ب ث ث ان yabtsutsa>ni, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf

22 76 ي ب ث ث ان sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi yabutstsa>ni. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan tsa> yang kedua diidgha>mkan sehingga menjadi dengan al-idgha>m kabi>r yang wajib. yabutstsa>ni. Perubahan ini dinamakan ي ب ثنان ي ب ث ث ان ي ب ث ث ان ي ب ث ان memotong yabtsutsu>na p3.m.p sedang ي ب ث و ن (14) yabutstsu>na merupakan verba mudha>ri imperfek p3.m.p dari jenis ي ب ث و ن ي ف ع ل و ن yabtsutsu>na yang mengikuti pola ي ب ث ث و ن fi l shachi>ch mudha> af asalnya yaf ulu>na. Proses perubahan ي ب ث ث و ن yabtsutsu>na menjadi ي ب ث و ن yabutstsu>na yaitu apabila terdapat huruf yang sejenis sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi ي ب ث ث و ن yabutstsu>na. Kemudian huruf tsa> yang pertama ي ب ث و ن dengan tsa> yang kedua diidgha>mkan sehingga menjadi yabutstsu>na. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ي ب ث ث و ن ي ب ث ث و ن ي ب ث و ن memotong tabutstsu p3.f.s sedang ت ب ث (15) tabutstsu merupakan verba mudha>ri imperfek p3.f.s dari jenis fi l ت ب ث shachi>ch mudha> af asalnya ت ب ث ث tabtsutsu yang mengikuti pola ت ف ع ل taf ulu.

23 77 Proses perubahan ت ب ث ث tabtsutsu menjadi ت ب ث tabutstsu yaitu apabila terdapat huruf yang sejenis sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi ت ب ث ث tabutstsu. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan yang kedua diidgha>mkan sehingga menjadi ت ب ث tabutstsu. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ت ب ث ث ت ب ث ث ت ب ث berita tabutstsa>ni p3.f.d sedang menyiarkan ت ب ثنان (16) tabutstsa>ni merupakan verba mudha>ri imperfek p3.f.d dari jenis fi l ت ب ثنان ت ف ع ال ن tabtsutsa>ni yang mengikuti pola ت ب ث ث ان shachi>ch mudha> af asalnya taf ula>ni. Proses perubahan ت ب ث ث ان tabtsutsa>ni menjadi ت ب ثنان tabutstsa>ni yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya seperti ت ب ث ث ان tabtsutsa>ni, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi tabutstsa>ni. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan yang kedua ت ب ث ث ان diidgha>mkan sehingga menjadi ت ب ثنان tabutstsa>ni. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ت ب ث ث ان ت ب ث ث ان ت ب ث ان

24 78 memotong tabutstsu p2.m.s sedang ت ب ث (17) tabutstsu merupakan verba mudha>ri imperfek p2.m.s dari jenis fi l ت ب ث shachi>ch mudha> af asalnya ت ب ث ث tabtsutsu yang mengikuti pola ت ف ع ل taf ulu. Proses perubahan ت ب ث ث tabtsutsu menjadi ت ب ث tabutstsu yaitu apabila terdapat huruf yang sejenis sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi ت ب ث ث tabutstsu. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan yang kedua diidgha>mkan sehingga menjadi ت ب ث tabutstsu. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ت ب ث ث ت ب ث ث ت ب ث berita tabutstsa>ni p2.n.d sedang menyiarkan ت ب ثنان (18) tabutstsa>ni merupakan verba mudha>ri imperfek p2.n.d dari jenis fi l ت ب ثنان ت ف ع ال ن tabtsutsa>ni yang mengikuti pola ت ب ث ث ان shachi>ch mudha> af asalnya taf ula>ni. Proses perubahan ت ب ث ث ان tabtsutsa>ni menjadi ت ب ثنان tabutstsa>ni yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya seperti ت ب ث ث ان tabtsutsa>ni, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi tabutstsa>ni. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan yang kedua ت ب ث ث ان

25 79 diidgha>mkan sehingga menjadi ت ب ثنان tabutstsa>ni. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ت ب ث ث ان ت ب ث ث ان ت ب ث ان berita tabutstsu>na p2.m.p sedang menyiarkan ت ب ث و ن (19) tabutstsu>na merupakan verba mudha>ri imperfek p2.m.p dari jenis ت ب ث و ن ت ف ع ل و ن tabtsutsu>na yang mengikuti pola ت ب ثث و ن fi l shachi>ch mudha> af asalnya taf ulu>na. Proses perubahan ت ب ث ث و ن tabtsutsu>na menjadi ت ب ث و ن tabutstsu>na yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sejenis sama-sama berharakat dan tidak ada pemisah antara keduanya, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi ت ب ث ث و ن tabutstsu>na. Kemudian huruf ت ب ث و ن tsa> yang pertama dengan yang kedua diidgha>mkan sehingga menjadi tabutstsu>na. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ت ب ث ث و ن ت ب ث ث و ن ت ب ث و ن (20) berita tabutstsi>na p2.f.s sedang menyiarkan ت ب تث ي tabutstsi>na merupakan verba mudha>ri imperfek p2.f.s dari jenis fi l ت ب ث ي shachi>ch mudha> af asalnya tabtsutsi>na yang mengikuti pola ت ب ث ث ي taf uli>na. Proses perubahan ت ف ع ل ي tabtsutsi>na menjadi ب ث ث ي ت tabutstsi>na yaitu apabila ت ب ث ي terdapat dua huruf tsa> yang sejenis sama-sama berharakat, saling berdampingan

26 80 dan tidak ada pemisah antara keduanya seperti tsa> tabtsutsi>na, maka huruf ت ب ث ث ي yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi tabutstsi>na. Kemudian karena huruf tsa> yang pertama ت ب ث ث ي diidgha>mkan kepada huruf tsa> yang kedua sehingga menjadi tabutstsi>na. ت ب ث ي Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. ت ب ث ث ي ن ت ب ث ث ي ن ت ث ي ن berita 'abutstsu p1.n.s sedang menyiarkan أ ب ث (21) 'abutstsu merupakan verba mudha>ri imperfek p1.n.s dari jenis fi l أ ب ث shachi>ch mudha> af asalnya أب ث ث 'abtsutsu yang mengikuti pola أ ف ع ل 'af ulu. Proses perubahan أب ثث 'abtsutsu menjadi أ ب ث 'abutstsu yaitu apabila terdapat huruf tsa> yang sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya seperti أب ث ث 'abtsutsu, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch أب ث ث sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi 'abutstsu. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan yang kedua diidgha>mkan sehingga menjadi أ ب ث 'abutstsu. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya wajib. أب ث ث أ ب ث أب ث ث berita nabutstsu p1.n.p sedang menyiarkan ن ب ث (22) nabutstsu merupakan verba mudha>ri imperfek p1.n.p dari jenis fi l ن ب ث shachi>ch mudha> af asalnya ن ب ث ث nabtsutsu yang mengikuti pola ن ف ع ل naf ulu.

27 81 Proses perubahan ن ب ث ث nabtsutsu menjadi ن ب ث nabutstsu yaitu apabila terdapat dua huruf tsa> yang sama-sama berharakat, saling berdampingan dan tidak ada pemisah antara keduanya seperti ن ب ث ث nabtsutsu, maka huruf tsa> yang pertama disukunkan dengan memindahkan sukun yang ada pada huruf shachi>ch ن ب ث ث sebelumnya yakni huruf ba> kepada huruf tsa> pertama sehingga menjadi nabtsutsu. Kemudian huruf tsa> yang pertama dengan yang kedua diidgha>mkan sehingga menjadi ن ب ث nabutstsu. Perubahan ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang wajib. ن ب ث ث ن ب ث ث ن ب ث Adapun verba بث batstsa ketika berbentuk mudha>ri imperfek dan mengikuti pola يفعلن yaf ulna dan تفعلن taf ulna dia tidak akan mengalami proses perubahan bentuk. Karena pada verba tersebut ada salah satu tempat tidak bolehnya melakukan idgha>m. Sebagaimana teori Ghulayainai (2006: 69-70) salah satu tempat dilarang untuk melakukan idgha>m yaitu ketika salah satu huruf yang sejenis itu bersukun bukan dengan sukun asli dikarenakan bertemu dengan dhami>r rafa mutacharrikah sedangkan huruf yang pertama berharakat dengan harakat asli. Seperti pada verba imperfek shachi>ch mudha af ي ب ث ث ن berikut: yabtsutsna dan ت ب ث ث ن tabtsutsna dhami>r rafa mutacharrikah tersebut berupa nu>n niswah. Verba بث batstsa ketika berbentuk amr imperatif dan dilakukan tashri>f lugha>wi> pada bentuk amr imperatif nya, semua verba mengalami perubahan bentuk dari pola dasanya kecuali verba yang mengikuti pola 'uf ulna, yakni ا ف ع ل ن 'ubtsutsna rindukanlah p2.f.p. Pada verba tersebut tidak terjadi perubahan ا ب ث ث ن

28 82 bentuk yaitu karena pada verba tersebut ada salah satu tempat tidak bolehnya melakukan idgha>m. Sebagaimana teori Ghula>yainai> (2006: 69-70) salah satu tempat dilarang untuk melakukan idgha>m yaitu ketika salah satu huruf yang sejenis itu bersukun bukan dengan sukun asli dikarenakan bertemu dengan dhami>r rafa mutacharrikah sedangkan huruf yang pertama berharakat dengan harakat asli. Sebagaimana hal tersebut dapat dilihat pada tabel tashri>f verba bentuk amr imperatif berikut serta berikut penjelasan verba yang mengalami perubahan bentuk : Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperatif Shachi>ch Mudha> af Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperatif P.1 Verba Imperatif P.2 Verba Imperatif P.3 - ب نث ب ثنا ب ث و ا - ث ي ب ب ثنا ا ب ث ث ن p2.m.s butstsa siarkanlah berita ب نث (23) butstsa merupakan verba amr imperatif p1.n.p dari jenis fi l ب نث shachi>ch mudha> af. Verba amr ب نث butstsa, merupakan bentukan dari verbamudha>ri ت ب ث ث tabtsutsu. Untuk menjadi bentuk amr ب نث butstsa, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata pada verba ت ب ث ث tabtsutsu dihapus, kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga

29 83 menjadi ا ب ث ث 'ubtsutsu. Karena verba ini termasuk verba verba amr imperatif p1.n.p dari jenis shachi>ch mudha> af, maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan fatchah karena lebih ringan, sehingga menjadi ا ب ث ث 'ubtsutsa. Kemudian karena terdapat dua huruf tsa> yang sejenis berkumpul dalam satu kata dan samsama berharakat, maka harakat dhammah pada huruf tsa> yang pertama dipindah kepada huruf shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba> hal ini dilakukan sebagai syarat idgha>m sehingga menjadi ا ب ث ث 'ubutstsa. Kemudian huruf tsa> yang pertama diidgha>mkan pada tsa> yang kedua sehingga menjadi ا ب نث 'ubutstsa. Pada bentuk ا ب نث 'ubutstsa hamzah washl dihapus karena huruf yang terletak setelah hamzah wahsl berupa huruf yang berharakat, sehingga menjadi ب نث butstsa. Hamzah washl pada fi l amr hanya digunakan ketika huruf yang menempati posisi fa> fi l berupa huruf yang bersukun. Proses perubahan yang terjadi pada verba ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya diperbolehkan. Hal itu sebagaimana teori al-ghula>yaini> yaitu apabila fa> fi l suatu verba dibaca dhammah, maka huruf yang diidgha>mkan boleh dibaca dengan dengan dhammah, fatchah, ataupun kasrah. Adapun menurut pendapat yang kuat yakni membacanya dengan fatchah atau dengan dhammah (2006:68). ا ب ث ث ت ب ث ث )ت (ب ث ث ا ب ث ث أ ب ث أ ب ث ث أ ب ث ث ب ث )أ ( ب ث p2.n.d butstsa> siarkanlah berita ب نث ا (24) butstsa> merupakan verba amr ب نث ا imperatif p1.n.p dari jenis fi l shachi>ch mudha> af. Verba amr ب ثنا butstsa>, merupakan bentukan dari verba mudha>ri ت ب ث ث ان tabtsutsa>ni. Untuk menjadi bentuk amr ب ثنا butstsa>, maka huruf

30 84 mudha>ra ah yang ada di awal kata pada verba ت ب ث ث ان tabtsutsa>ni dihapus. Kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi ا ب ث ث ان 'ubtsutsa>ni. Karena verba ini termasuk verba amr imperatif p1.n.p dari jenis shachi>ch mudha> af, maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan menghapus atau melesapkan huruf nu>n yang ada di akhir kata, sehingga menjadi ا ب ث ث ا 'ubtsutsa> yang mengikuti pola ا ف ع ال 'uf ula>. Kemudian karena terdapat dua huruf tsa> yang sejenis berkumpul dalam satu kata dan yang pertama berharakat sedang yang kedua bersukun atau mati, maka harakat huruf tsa> yang pertama dipindah ke shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba>. Hal ini dilakukan sebagai syarat idgha>m sehingga menjadi ا ب ث ث ا 'ubutstsa>. Kemudian huruf tsa> pertama diidgha>mkan pada tsa> yang kedua sehingga menjadi ا ب ثنا 'ubutstsa>. Pada bentuk ا ب ثنا 'ubutstsa> hamzah washl dihapus karena huruf yang terletak setelah hamzah wahsl berupa huruf yang berharakat, sehingga menjadi ب ثنا butstsa>. Hamzah washl pada fi l amr hanya digunakan ketika huruf yang menempati posisi fa> fi l berupa huruf yang bersukun. Proses perubahan yang terjadi pada verba ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya diperbolehkan. Hal itu sebagaimana teori al-ghula>yaini> yaitu apabila fa> fi l suatu verba dibaca dhammah, maka huruf yang diidgha>mkan boleh dibaca dengan dengan dhammah, fatchah, ataupun kasrah. Adapun menurut pendapat yang kuat yakni membacanya dengan fatchah atau dengan dhammah (2006:68). ت ب ث ث ان )ت (ب ث ث ان ا ب ث ث ا ا ب ث ث ا ا ب ث ث ان ا ب ث ث ا )ن( ا ب ث ث ا ا ب ثا ) ا ( ب ثا ب ثا

31 85 p2.m.p butstsu> siarkanlah berita ب ث وا (25) butstsu> merupakan verba amr imperatif p2.m.p dari jenis fi l shachi>ch ب ث وا ت ب ث ث و ن butstsu> merupakan bentukan dari verba mudha>ri ب ث وا mudha> af. Verba amr tabtsutsu>na. Untuk menjadi bentuk fi l amr ب ث وا butstsu>, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata pada verba ت ب ث ث و ن tabtsutsu>na dihapus. Kemudian ا ب ث ث و ن ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi 'ubtsutsu>na. Karena verba ini termasuk verba amr imperatif p2.m.p dari jenis shachi>ch mudha> af, maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan menghapus huruf nu>n atau melesapkannya, sehingga menjadi ا ب ث ث و ا 'ubtsutsu> yang mengikuti pola ا ف ع ل و ا 'uf ulu>. Kemudian karena pada verba bentuk ا ب ث ث و ا 'ubtsutsu> terdapat dua huruf tsa> yang berkumpul dalam satu kata, saling berdampingan dalam keadaan huruf tsa> yang pertama berharakat sedang yang kedua bersukun atau mati, maka harakat huruf tsa> yang pertama dipindah pada huruf shachi>ch sebelumnya yakni huruf ba>. Hal ini dilakukan sebagai syarat idgha>m sehingga menjadi ا ب ث ث و ا 'ubutstsu>. Kemudian huruf tsa> yang pertama diidgha>mkan pada tsa> yang kedua sehingga menjadi ا ب ث وا 'ubutstsu>. Pada bentuk ا ب ث وا 'ubutstsu>, hamzah washl dihapus karena huruf yang terletak setelah hamzah wahsl berupa huruf yang berharakat, sehingga menjadi ب ث وا butstsu>. Hamzah washl pada fi l amr hanya digunakan ketika huruf yang menempati posisi fa> fi l berupa huruf yang bersukun. Proses perubahan yang terjadi pada verba ini dinamakan dengan al-idgha>m kabi>r yang hukumnya diperbolehkan. Hal itu sebagaimana teori al- Ghula>yaini> yaitu apabila fa> fi l suatu verba dibaca dhammah, maka huruf yang diidgha>mkan boleh dibaca dengan dengan dhammah, fatchah, ataupun kasrah.

32 86 Adapun menurut pendapat yang kuat yakni membacanya dengan fatchah atau dengan dhammah (2006:68). ا ب ث ث و)ن( ت ب ث ث و ن )ت (ب ث ث و ن ا ب ث ث و ا ب ث ث ون ا ب ث ث و ن ا ب ث ث و ا ا ب ث وا (أ ) ب ث وا ب ث وا ا ب ث ث وا ث ي (26) p2.f.s butstsi> siarkanlah berita ب ث ي ت ب ثث ي mudha>ri butstsi>, merupakan bentukan dari verba ب ث ي mudha> af. Verba amr butstsi> merupakan verba amr imperatif p2.f.s dari jenis fi l shachi>ch ب tabtsutsi>na. Untuk menjadi bentuk amr butstsi>, maka huruf mudha>ra ah yang ب ث ي ada di awal kata pada verba tabtsutsi>na dihapus. Kemudian ditambahkan ت ب ث ث ي hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi 'ubtsutsi>na. ا ب ث ث ي Karena verba ini termasuk verba amr imperatif p2.f.s dari jenis shachi>ch mudha> af, maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan menghapus atau melesapkan huruf nu>n yang ada di akhir kata, sehingga menjadi 'ubtsutsi> ا ب ث ث ي ي yang mengikuti pola uf uli>. Kemudian karena terdapat dua huruf yang ا ف ع ل sejenis berkumpul dalam satu kata dan yang pertama berharakat sedang yang kedua bersukun atau mati, maka harakat huruf tsa> yang pertama dipindah pada huruf sebelumnya yakni huruf ba>. Hal ini dilakukan sebagai syarat idgha>m sehingga menjadi 'ubutstsi>. Kemudian huruf tsa> yang pertama diidgha>mkan ا ب ث ث ي pada tsa> yang kedua sehingga menjadi ا ب ث ي 'ubutstsi>. Pada bentuk ا ب ث ي 'ubutstsi> hamzah washl dihapus karena huruf yang terletak setelah hamzah wahsl berupa huruf yang berharakat, sehingga menjadi butstsi>. Hamzah washl pada fi l ب ث ي amr hanya digunakan ketika huruf yang menempati posisi fa> fi l berupa huruf yang bersukun.perubahan yang terjadi pada verba ini dinamakan dengan al-

33 ا) 87 Idgha>m kabi>r yang hukumnya diperbolehkan. Hal itu sebagaimana teori al- Ghula>yaini> yaitu apabila fa> fi l suatu verba dibaca dhammah, maka huruf yang diidgha>mkan boleh dibaca dengan dengan dhammah, fatchah, ataupun kasrah. Adapun menurut pendapat yang kuat yakni membacanya dengan fatchah atau dengan dhammah (2006:68). ا ب ث ث ي)ن( ا ب ث ث ي ) ب ث ي ب ث ي ت ب ث ث ي ن )ت (ب ث ث ي ن ا ب ث ث ي ن ا ب ث ث ي ا ب ث ث ي ا ب ث ي Adapun pada verba berpola fa ala-yaf ulu jenis shachi>ch mudha> af ini terdapat variasi perubahan bentuk pada verba yang fa> fi lnya berupa huruf hamzah. Variasi perubahan bentuk tersebut ketika verba berbentuk amr أ نب imperatif. Sebagai sampel verba yang berasal dari abjad alif yaitu verba 'abba rindu (MNWR/1997/Hal:1). Data 6 : أ ب 'abba rindu (MNWR/1997/Hal:1/Nomor: 1) Proses perubahan bentuk pada verba dasar أ نب 'abba ketika disandarkan dhami>r persona singular, dual dan plural pada bentuk ma>dhi> perfek dan mudha>ri imperfek sama dengan proses yang terjadi pada verba bentuk ma>dhi> perfek dan mudha>ri imperfek dari verba بث batstsa. Variasi proses perubahan bentuk tersebut yaitu ketika verba berbentuk amr imperatif. Sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel proses tashri>f verba bentuk perfek, imperfek dan imperitif dari verba أ نب 'abba berikut ini :

34 88 Proses Tashri>f Infleksi Verba Perfek Shachi>ch Mudha> af Pola Fa ala-yaf ulu Verba Perfek P. Verba Perfek P.2 Verba Perfek P.3 أ نب أ بنا أب و ا أ بنت أ ب نت ا أ ب ب أ ب ب ت أ ب ب ت م ا أ ب ب ت م أ ب ب ت أ ب ب ت م ا أ ب ن ب ت أ ب ب ت أ ب ب ن ا Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperfek Shachi>ch Mudha> af Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperfek P.1 Verba Imperfek P.2 Verba Imperfek P.3 ي ؤ ب ي ؤ ب ان ي ؤ ب و ن ت ؤ ب ت ؤ ب ان ي أ ب ب ن ت ؤ ب ت ؤ ب ان ت ؤ ب و ن ت ؤ ب ي ن ت ؤ ب ان ت أ ب ب ن أ ؤ ب ن ؤ ب Adapun untuk verba bentuk amr imperatif jenis ini, ketika telah dilakukan tashri>f lugha>wi> pada bentuk amr imperatif nya, semua mengalami proses perubahan bentuk. Hal tersebut terjadi karena pada verba-verba tersebut terdapat

35 89 dua huruf hamzah yang satu berharakat dan yang lainnya bersukun yang saling berdampingan yang menyebabkan penggantian dari huruf shachi>ch menjadi huruf illah wau. Sebagaimana hal itu dapat dilihat pada tabel proses tashri>f verba imperatif berikut ini serta berikut penjelasan proses perubahan bentuk yang terjadi pada verba tersebut : Proses Tashri>f Infleksi Verba Imperatif Shachi>ch Mudha> af Pola Fa ala-yaf ulu Verba Imperatif P.1 Verba Imperatif P.2 Verba Imperatif P.3 - ا و ب ب ا و ب ب ا ا و ب ب و ا ب ا و ب ا و ب ب ا ا و ب ب (27) p2.m.s 'u bb rindukanlah ا و ب ب 'u>bub merupakan verba amr imperatif p2.m.s dari jenis fi l shachi>ch ا و ب ب mudha> af. Verba amr ت أ ب ب 'u>bub, merupakan bentukan dari verba mudha>ri ا و ب ب ta bubu. Untuk menjadi bentuk amr 'u>bub, maka huruf mudha>ra ah yang ا و ب ب ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi ا ؤ ب ب 'u bubu. Karena verba ini termasuk verba amr imperatif p2.m.s dari jenis shachi>ch mudha> af, maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan menjadikan sukun huruf terakhirnya, sehingga menjadi 'u bub yang mengikuti pola ا ؤ ب ب 'uf ul. Kemudian karena pada verba bentuk ا ف ع ل -

36 90 'u bub terdapat dua hamzah berdampingan dalam satu kata dalam keadaan ا ؤ ب ب hamzah yang pertama berharakat dhammah dan yang kedua sukun, maka sukun pada hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi 'u>bub. Pada verba ا و ب ب 'u>bub ini hamzah ا و ب ب washl tidak dibuang karena huruf yang beraada setelah hamzah washl dalam keadaan sukun sehingga hamzah washl tidak dihapus agar verba tersebut tidak dimulai dengan huruf yang bersukun. Proses perubahan yang terjadi pada verba hamzah. 'u>bub ini dinamakan dengan i la>l ا و ب ب ت أ ب ب )ت ) ؤ ب ب ا ؤ ب ب ا ؤ ب ب ا و ب ب p2.n.d 'u>buba> rindukanlah ا و ب ب ا (28) 'u>buba> merupakan verba amr imperatif p2.n.d dari jenis fi l shachi>ch ا و ب ب ا mudha> af. Verba amr ا و ب ب ا 'u>buba>, merupakan bentukan dari verba mudha>ri 'u>buba>, maka huruf mudha>ra ah ا و ب ب ا ta buba>ni. Untuk menjadi bentuk amr ت أ ب ب ان yang ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi ا ؤ ب ب ان 'u buba>ni. Karena verba ini termasuk verba amr imperatif p2.n.d dari jenis shachi>ch mudha> af, maka maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan menghapus atau melesapkan huruf nu>n yang ada di akhir kata, sehingga menjadi ا ؤ ب ب ا 'u buba> yang mengikuti pola 'u buba> terdapat dua ا ؤ ب ب ا 'uf ula>. Kemudian karena pada verba bentuk ا ف ع ال hamzah yang berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf ma>d wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama dengan harakat dhammah pada hamzah pertama, sehingga menjadi ا و ب ب ا 'u>buba>.

37 91 Pada verba ا و ب ب ا 'u>buba> ini hamzah washl tidak dibuang karena huruf yang beraada setelah hamzah washl dalam keadaan sukun sehingga hamzah washl tidak dihapus agar verba tersebut tidak dimulai dengan huruf yang bersukun. Proses perubahan yang terjadi pada verba ا و ب ب ا 'u>buba> ini dinamakan dengan i la>l hamzah. )ت ) أ ب ب ان ا ؤ ب ب ان ا ؤ ب ب ا)ن( ا ؤ ب ب ا ا و ب ب ا ت أ ب ب ان p2.m.p 'u>bubu> rindukanlah ا و ب ب و ا (29) 'u>bubu> ا و ب ب و ا merupakan verba amr imperatif p2.m.p dari jenis fi l shachi>ch mudha> af. Verba amr ا و بب و ا 'u>bubu> merupakan bentukan dari verba mudha>ri ت أ بب و ن ta bubu>na. Untuk menjadi bentuk fi l amr ا و بب و ا 'u>bubu>, maka huruf mudha>ra ah yang ada di awal kata dihapus kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat dhammah, sehingga menjadi ا ؤ ب ب و ن 'u bubu>na. Karena verba ini termasuk verba amr imperatif p2.n.d dari jenis shachi>ch mudha> af, maka maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan menghapus atau melesapkan huruf nu>n yang ada di akhir kata, sehingga menjadi ا ؤ بب و ا 'u bubu> ا ؤ بب و ا 'uf ulu>. Kemudian karena pada verba bentuk ا ف ع ل و ا yang mengikuti pola 'u> bubu> terdapat dua hamzah yang berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi ا و ب ب و ا 'u>bubu>. Pada verba ا و ب ب و ا 'u>bubu> ini hamzah washl tidak dibuang karena huruf yang beraada setelah hamzah washl dalam keadaan sukun sehingga hamzah washl tidak dihapus agar verba tersebut tidak dimulai dengan huruf yang bersukun. Proses perubahan yang terjadi pada verba ا و ب ب و ا 'u>bubu> ini dinamakan dengan i la>l hamzah.

38 92 ت أ ب ب و ن )ت ) أ ب ب و ن ا ؤ ب ب و ن ا ؤ ب ب و )ن( ا ؤ ب ب و ا ا و ب ب و ا ب (30) p2.f.s 'u>bubi> rindukanlah ا و ب ب 'u>bubi> merupakan verba amr imperatif p2.f.s dari jenis fi l shachi>ch ا و ب mudha> af. Verba amr mudha>ri 'u>bubi>, merupakan bentukan dari verba ا و ب ب ta bubi>na. Untuk menjadi bentuk amr ت أ ب ب ي 'u>bubi>, maka huruf mudha>ra ah ا و ب ب yang ada di awal kata dihapus, kemudian ditambahkan hamzah washl yang berharakat, sehingga menjadi 'u bubi>na. Karena verba ini termasuk verba ا ؤ ب ب ي amr imperatif p2.f.s dari jenis shachi>ch mudha> af, maka maka keadaan mabni sukun verba ini yaitu dengan menghapus atau melesapkannya huruf nu>n yang ada di akhir kata, sehingga menjadi Kemudian karena pada verba bentuk ب 'u bubi> yang mengikuti pola ا ؤ ب 'uf uli>. ا ف ع ل ي ب 'u bubi> terdapat dua hamzah yang ا ؤ ب berdampingan dalam satu kata dalam keadaan hamzah yang pertama berharakat dhammah dan hamzah kedua sukun, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wau untuk menyesuaikan dengan harakat hamzah pertama, sehingga menjadi ا و ب ب 'u>bubi>. Pada verba 'u>bubi> ini hamzah washl tidak dibuang karena huruf yang ا و ب ب beraada setelah hamzah washl dalam keadaan sukun sehingga hamzah washl tidak dihapus agar verba tersebut tidak dimulai dengan huruf yang bersukun. Proses perubahan yang terjadi pada verba 'u>bubi> ا و ب ب ini dinamakan dengan i la>l hamzah. ت أ ب ب ي ن )ت (أ ب ب ي ن ا ؤ ب ب ي ن ا ؤ ب ب ي )ن( ا ؤ ب ب ي ا و ب ب ي (31) p2.f.p 'u>bubna rindukanlah ا و ب ب 'u>bubna merupakan verba amr imperatif p2.f.p dari jenis fi l ا و ب ب shachi>ch mudha> af. Verba amr ا و ب ب 'u>bubna merupakan bentukan dari verba

Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari Juni 2016 Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari Juni 2016 Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta INFLEKSI VERBA DASAR BERPOLA FA ALA-YAF ULU DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR ARAB-INDONESIA: TINJAUAN MORFOLOGI Fathiyaturrohmah arrahma21@gmail.com Tri Yanti Nurul Hidayati Nurulhidayati_t@yahoo.com Program Studi

Lebih terperinci

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015 HUKUM BACAAN MATERI KELAS VII Analisis Tabel Rumus Tajwid Pendidikan Agama Islam Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Susunan yang bersistem tersebut adalah struktur tata bahasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Susunan yang bersistem tersebut adalah struktur tata bahasa yang meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai sebuah sistem berarti mempunyai susunan yang teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna dan berfungsi (Hidayatullah, 2012: 3), sehingga

Lebih terperinci

INFLEKSI VERBA DASAR BERPOLA FA ALA-YAF ULU DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR ARAB-INDONESIA: TINJAUAN MORFOLOGI

INFLEKSI VERBA DASAR BERPOLA FA ALA-YAF ULU DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR ARAB-INDONESIA: TINJAUAN MORFOLOGI INFLEKSI VERBA DASAR BERPOLA FA ALA-YAF ULU DALAM KAMUS AL-MUNAWWIR ARAB-INDONESIA: TINJAUAN MORFOLOGI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program

Lebih terperinci

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim 8 Bab II Mengenal Macam-macam Isim Alokasi Waktu Materi : 120 menit :- Pembagian Isim Ditinjau dari Bilangannya - Pembagian Isim Ditinjau dari Perubahannya - Beberapa Contoh Isim lainnya ISIM bilangannya

Lebih terperinci

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN

: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN MODUL KELAS : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM : X SEMUA KOMPETENSI KEAHLIAN HOME SK/KD PETA KONSEP MATERI EVALUASI Standar Kompetensi : Memahami ayat-ayat Al-Qur an tentang Demokrasi Kompetensi Dasar Membaca Q.S.

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti

; ) ا ( alif Disebut mad thabi i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti BAB 10 HUKUM BACAAN MAD DAN WAQAF Standar Kompetensi 10. Menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf Kompetensi Dasar 10.1. Menjelaskan hukum bacaan mad dan waqaf 10.2. Menunjukkan contoh hukum bacaan mad dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt

SOAL MFQ TAJWID. A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt SOAL MFQ TAJWID Soal Penyisihan A. Soal Paket Penyisihan 1. Soal :Apa yamg dimaksud dengan saktah atau sakt Jawab : memutus suara pada huruf mati selama 2 harakat tanpa nafas 2. Soal :Di antara sifat huruf

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif )

RANGKUMAN MATERI HURUF HIJAIYAH. BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif ) HURUF HIJAIYAH ا ب ت ث ر ذ د ج ح خ ز س ش ص ض ط ظ و ه ي ن م ل غ ف ق ك ع. HURUF SYAMSIAH HURUF QAMARIYAH ا ب غ ح ج ك و خ ف ع ق ي م ه ط ث ص ر ت ض ذ ن د س ظ ز ش ل BACAAN ALIF LAM ( lam Ta rif ) ALIF LAM SYAMSIAH

Lebih terperinci

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR

MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR MAKALAH TANDA-TANDA PENULISAN DALAM BAHASA ARAB DAN TATA CARA MENULIS HURUF ARAB YANG BAIK DAN BENAR Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Yang Dibina Oleh Bpk. Muhammad Mas ud, S.Pd.I

Lebih terperinci

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2 Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 2 Penulis : Tim Penulis (SD UNGGULAN USWATUH HASANAH) 1. Agus Salim, S.Pd.I 2. Fayumi, M.Pd 3. Neng Tati, S.Pd.I 4. Syarifudin, S.Hum Editor Design & Layout : Syarifudin,

Lebih terperinci

MAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh :

MAKALAH. MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT. Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh : MAKALAH MENAMBAH ALIF dalam KALIMAT Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Muhammad Mas ud M.Pd.i. Oleh : 1.Ali Faqih Syarifuddin 111-13-078 2.Denny Arizal.R 111-13-091 3.Muhammad

Lebih terperinci

ANALISIS FORMAT FI'IL

ANALISIS FORMAT FI'IL ANALISIS FORMAT FI'IL DILIHAT DARI JUMLAH HURUF YANG TERTULIS SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KONSEP MEMBACA FI'IL YANG TIDAK BERHARAKAT (BERBARIS) ABDUL HARIS 1 Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks... x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang berbudaya dan salah satu unsur kebudayaan adalah bahasa. Bahasa merupakan satu unsur kebudayaan dan menjadi alat komunikasi yang

Lebih terperinci

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I.

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. MAKALAH Hamzah di Akhir Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Hamidah Nur Vitasari 111-13-262 Lailia Anis Afifah 111-13-264

Lebih terperinci

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti

MAKALAH. Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti MAKALAH Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Fitri Wijayanti 111-13-098 Kurnia Luthfiyani 111-13-099 Fina Luthfina Aldian 111-13-100

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lampiran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama sekolah Mata pelajaran Kelas/ semester Materi pokok Alokasi waktu : SMPLB BKI Karanganyar : Agama Islam : VII - C / II : Membaca Huruf Hijaiyah : 3x40 menit

Lebih terperinci

KONSISTENSI PADA MAD

KONSISTENSI PADA MAD KONSISTENSI PADA MAD Mad artinya tambahan (az-ziyaadah) atau memanjang. Sebuah kata yang diikuti oleh huruf mad, maka dibaca panjang. Secara umum kaidah panjang dalam Al-Quran terbagi dua yaitu pada dua

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. STUDI DESKRIPTIF TENTANG KONEKSITAS PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA PESERTA DIDIK KELAS V SEMESTER GASAL DI MI MIFTAHUS SIBYAN TUGUREJO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1

UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1 UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ NEGERI PAHANG BAHAGIAN 1 لحن الجلي Tertukar huruf/ baris لحن الخفي Tertinggal dengung/ mad/ sifat UST.HJ.MOHD SALEH BIN RAMLI PENSYARAH MAAHAD TAHFIZ

Lebih terperinci

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al-

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al- DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB II PEMBENTUKAN VERBA BERWAZAN فع ل /FA ALA/ A. Wazan-wazan verba dasar sebelum berwazan /fa ala/.

BAB II PEMBENTUKAN VERBA BERWAZAN فع ل /FA ALA/ A. Wazan-wazan verba dasar sebelum berwazan /fa ala/. BAB II PEMBENTUKAN VERBA BERWAZAN /FA ALA/ A. Wazan-wazan verba dasar sebelum. dengan wazan memiliki verba dasar yang mengikuti beragam wazan dari /fi l tsula>tsi> mujarrad/, menurut Ni mah, (1988:25-27)

Lebih terperinci

Fa al- a>qilu al-kari>mu ka>milun (Baidaba, 2002: 150). Maka orang berakal yang mulia adalah orang yang sempurna.

Fa al- a>qilu al-kari>mu ka>milun (Baidaba, 2002: 150). Maka orang berakal yang mulia adalah orang yang sempurna. BAB III FUNGSI KATEGORI ADJEKTIVA Kategori adjektiva dapat menempati posisi yang berbeda-beda dalam tataran fungsi sintaksis. Macam-macam fungsi sintaksis adalah predikat, subjek, objek, keterangan, dan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHN (SAP) Mata Kuliah : Mengenal dasar-dasar bahasa Arab Kode Mata Kuliah : AR100 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 1 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota :

Lebih terperinci

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1 KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 1 NAMA: KELAS: KBM 1 CAWANGAN: MUKA DEPAN ARAHAN KEPADA CALON 1. Jangan buka kertas soalan sehingga diberi arahan oleh pengawas. 2.

Lebih terperinci

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2 KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 2 NAMA: KELAS: KBM 2 CAWANGAN: MUKA DEPAN ARAHAN KEPADA CALON 1. Jangan buka kertas soalan sehingga diberi arahan oleh pengawas. 2.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM...... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- Quran dengan benar.

KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al- Quran dengan benar. Dr. Marzuki, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY BAB 1 AL-QURAN/HADITS STANDAR KOMPETENSI 1: Menerapkan hukum bacaaan Qalqalah dan Ra. KOMPETENSI DASAR: Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. Menerapkan

Lebih terperinci

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Lebih terperinci

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian... DAFTAR ISI hal Halaman Judul i Halaman Persertujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan Keaslian iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan vi Halaman Kata Pengantar vii Abstrak

Lebih terperinci

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh: AL-HADIS KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-hadis dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-hadis INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan

Lebih terperinci

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar

Bab 1. Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar Bab 1 Memperindah Bacaan Qur an Dengan Tajwid Yang Benar (Hukum Bacaan Mad Silah, Mad Badal, Mad Tamkin, Dan Mad Farqi) Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai

Lebih terperinci

Judul: Ringkasan Al-Amtsilah At-Tashrifiyah. Penulis: Nor Kandir. Penerbit: Pustaka Syabab. Cetakan:

Judul: Ringkasan Al-Amtsilah At-Tashrifiyah. Penulis: Nor Kandir. Penerbit: Pustaka Syabab. Cetakan: 1 Judul: Ringkasan Al-Amtsilah At-Tashrifiyah Penulis: Nor Kandir Penerbit: Pustaka Syabab Cetakan: Pertama, Jumadil Ula 1438 H/Maret 2017 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii MUKHTASHOR AL-AMTSILAH AT-TASHRIFIYAH...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB... DAFTAR ISI HALAM AN J UDUL...... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO....... vi HALAMAN KATA PENGANTAR......

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH Kaidah-kaidah dalam membaca Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama ah, yaitu : 1. Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah Alif mati ( ا ), maka huruf tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia tidak terkecuali Anak Usia Dini. Oleh karena itu menjadi kewajiban orangtua

Lebih terperinci

MODUL AL QUR AN KETERANGAN GHORIB & MUSYKILAT

MODUL AL QUR AN KETERANGAN GHORIB & MUSYKILAT م ھ MODUL AL QUR AN KELAS / SEMESTER : XI / GASAL TAHUN PELAJARAN : 2017 /2018 GURU MAPEL : SITI KHANIFAH,S.Pd.I KETERANGAN GHORIB & MUSYKILAT 1. Pengertian Ghorib & Musykilat a. Ghorib ialah :Bacaan Al-Qur

Lebih terperinci

NASHBU AL-MUDHARI I BI AN AL-MUDHMARAH (NASHAB FI IL MUDHARI DENGAN AN MUDHMARAH) ل SESUDAH Arab/Indonesia

NASHBU AL-MUDHARI I BI AN AL-MUDHMARAH (NASHAB FI IL MUDHARI DENGAN AN MUDHMARAH) ل SESUDAH Arab/Indonesia NASHBU AL-MUDHARI I BI AN AL-MUDHMARAH (NASHAB FI IL MUDHARI DENGAN AN MUDHMARAH) BA DA LAMI AT-TA LIL (SESUDAH LAM TA LIL) Perhatikan contoh : No. منرة أ ن DAN ل SESUDAH Arab/Indonesia ١ ج ل س ت ل ن أ

Lebih terperinci

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN TIM PENGUJI... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xi DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Strata Satu pada Program Studi Penyiaran dan

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persayaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...... الملخص i ii iii iv v vi vii viii ABSTRCT... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi...

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGEESAHAN TIM PENGUJI... PERSEMBAHAN... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR TRANSLITERASI...

Lebih terperinci

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

ISLAM dan DEMOKRASI (1) ISLAM dan DEMOKRASI (1) Islam hadir dengan membawa prinsip-prinsip yang umum. Oleh karena itu, adalah tugas umatnya untuk memformulasikan program tersebut melalui interaksi antara prinsip-prinsip Islam

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز. ARAB-LATIN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 0543 b/u/1978 tertanggal 22 Januari 1988 A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ILMU QIRAAT MODUL 2. Diploma Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah 2013

ILMU QIRAAT MODUL 2. Diploma Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah 2013 ILMU QIRAAT MODUL 2 Diploma Pengajian Al-Quran dan Al-Sunnah 2013 SUKATAN MANHAJ MODUL 2 1)ISTILAH ISTILAH ILMU QIRAAT 5)MANHAJ IMAM IBNU AMIR 2)MAHJAH IMAM NAFI 4)MANHAJ IMAM ABU AMRU 3)MANHAJ IMAM IBNU

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN

NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN FATEHAH LEARNING CENTRE ILMU. AMAL. AMAN. NOTA RINGKASAN ASAS TAJWID AL-QUR AN RASM UTHMANI RIWAYAT HAFS IMAM ASIM Kuasai Ilmu Tajwid Dengan Mudah Seronoknya Cinta Al-Qur an Disusun oleh: Ahmad Fitri Bin

Lebih terperinci

Infleksi Alias I'rãb

Infleksi Alias I'rãb Infleksi Alias I'rãb Dalam tatabahasa Bahasa Arab (selanjutnya disingkat TbBA), kita menemukan konsep tentang perubahan kata secara tatabahasa (i'rãb). Itulah TbBA, dan segala hal selainnya berputar di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM.... i PERNYATAAN KEASLIAN.... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.... iii PENGESAHAN.... iv ABSTRAK...v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pondasi utama yang dapat menjadikan peradaban manusia berkembang ke arah yang lebih maju. Ini berarti bahwa setiap manusia diharapkan

Lebih terperinci

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) dalam Ilmu Tarbiyah. Disusun oleh : SUSI SUSANTI STUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI METODE YANBU A DI TPQ AL-INHADL SAYUNG DEMAK DENGAN METODE QIRO ATI DI TPQ AL-BURHAN MRANGGEN DEMAK DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 SKRIPSI

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah

Lebih terperinci

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali Edisi Kelima: Cetakan I, Jumadal Ukhra 1433 / Mei 01 Edisi Keempat: Cetakan I, Muharram 143 / Mei 011

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii PANDUAN TRANSLITERASI... iv ABSTRAK... vi MOTTO... vii PERSEMBAHAN... viii KATA PENGANTAR... x DAFTAR

Lebih terperinci

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ ) ب س م اهلل الر ح م ن الر ح ي م ا لس ال م ع ل ي ك م و ر ح م ة اهلل و ب ر ك ات ه MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ ) HOW TO MANAGE OUR SELF TO BE A GOOD MOSLEM Motto : Menterjemahkan Bahasa Al-Qur an ke dalam Bahasa

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 3

Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 3 Baca Tulis Qur an (BTQ) Kelas 3 Penulis : Tim Penulis (SD UNGGULAN USWATUH HASANAH) 1. Agus Salim, S.Pd.I 2. Fayumi, M.Pd 3. Neng Tati, S.Pd.I 4. Syarifudin, S.Hum Editor Design & Layout : Syarifudin,

Lebih terperinci

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti

Di dalam tulisannya tidak akan anda temukan bagaimana uraian tentang hal tersebut, karena untuk tahu penjelasan lengkapnya anda harus mengikuti Inti Ilmu Nahwu Tulisan ini terilhami oleh uraian Yusuf Mulan di internet, yang membahas tentang cara baru mempelajari bahasa Arab. Di situ beliau, antara lain, menyinggung tentang 6 cara menulis Zaid

Lebih terperinci

MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB

MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB MENGENAL DASAR-DASAR BAHASA ARAB oleh Dr. Mamat Zaenuddin, MA i PRAKATA بسم الله الرحمن الرحيم االحمد الذي علم بالقلم علم اإلنسان مالم يعلم والصالة والسالم على بالضاد سيدنا محمد وعلى آله وصحبه الذين نھجوا

Lebih terperinci

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة http://www.shamela.ws مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة ] الكتاب : الزواجر عن اقتراف الكبائر مصدر الكتاب : موقع اإلسالم http://www.al-islam.com [ الكتاب مشكول ومرقم آليا غري موافق للمطبوع

Lebih terperinci

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2

Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2 Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 2 PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas Nabi dan Rasul

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

MANHAJ BACAAN IMAM ABU AMRU DALAM SURAH AN-NISA DISEDIAKAN OLEH:

MANHAJ BACAAN IMAM ABU AMRU DALAM SURAH AN-NISA DISEDIAKAN OLEH: IQS 4122 AL-QIRAAT AL-TATBIQIYYAH VI MANHAJ BACAAN IMAM ABU AMRU DALAM SURAH AN-NISA DISEDIAKAN OLEH: JAHIZAH SYAZANA BINTI BASAR (IBI 13034980) NURUL HIDAYAH BINTI MAT YUSOF (IBI 13035735) ISM AL-QURAN

Lebih terperinci

BAB LIMA HUKUM TASHI:L HAMZAT DALAM RIWAYAT WARSH. Fenomena tashi:l hamzat atau menggugurkannya adalah antara

BAB LIMA HUKUM TASHI:L HAMZAT DALAM RIWAYAT WARSH. Fenomena tashi:l hamzat atau menggugurkannya adalah antara BAB LIMA HUKUM TASHI:L HAMZAT DALAM RIWAYAT WARSH 5.0 Pendahuluan Fenomena tashi:l hamzat atau menggugurkannya adalah antara fenomena fonetik yang menarik perhatian para pemerhati dan pengkaji mengenai

Lebih terperinci

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI YANG HARAM UNTUK DINIKAHI حفظه هللا Ustadz Kholid Syamhudi, Lc Publication : 1437 H_2016 M RINGHASAN FIKIH ISLAM: Yang Haram Untuk Dinikahi حفظه هللا Oleh : Ustadz Kholid Syamhudi Disalin dari web Beliau

Lebih terperinci

dan 3 ماضي juga dapat di-tashrif (diubah) berdasarkan kata ganti, baik dalam bentuk المزيد

dan 3 ماضي juga dapat di-tashrif (diubah) berdasarkan kata ganti, baik dalam bentuk المزيد Pelajaran 2 تصريف الا فعال المزيدة ا لى الضم اي ر Perubahan Kata kerja berimbuhan berdasarkan kata ganti Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini! 1. الس ح ر الن اس ن ي ع لم و الشياطين Setan-setan itu mengajarkan

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح د ث ي ن ي ون س ب ن ع ب ي د ا ل ع ل ى أ خ ب ر ن اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ي ن ع م ر و أ ن أ ب ي ون س ح د ث ه ع ن أ ي ب ه ر ي ر ة ع ن

Lebih terperinci

MUZARA'AH dan MUSAQAH

MUZARA'AH dan MUSAQAH MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Publication : 1438 H, 2017 M MUZARA'AH dan MUSAQAH Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-khalafi Sumber:almanhaj.or.id dari Al-Wajiiz fii Fiqhis

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: TRILOGI - AQIDAH KOMPETENSI DASAR: Menganalisis trilogi ajaran Islam dan kedudukan aqidah dalam agama Islam Menganalisis unsur-unsur dan fungsi aqidah bagi kehidupan manusia (umat Islam) INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK) BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri WALISONGO Semarang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 3

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 3 KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 TAJWID KBM 3 NAMA: KELAS: KBM 3 CAWANGAN: MUKA DEPAN ARAHAN KEPADA CALON 1. Jangan buka kertas soalan sehingga diberi arahan oleh pengawas. Bahagian

Lebih terperinci

LEMBAGA PENILAIAN DAN PEPERIKSAAN ISLAM

LEMBAGA PENILAIAN DAN PEPERIKSAAN ISLAM LEMBAGA PENILAIAN DAN PEPERIKSAAN ISLAM PEPERIKSAAN BERSAMA PENDIDIKAN AGAMA MENENGAH 4 TAHUN 2013 TAJWID Tarikh: Ahad, 15 Disember 2013 Masa: 1 jam 30 minit ARAHAN KEPADA PARA CALON 1. Kertas soalan ini

Lebih terperinci

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan. Qunut Nazilah ا لل ه م اه د ن ا ف ي من ه د ي ت و ع اف ن ا ت و ل ي ت ف ي م ن ع اف ي ت و ت و ل ن ا ف ي م ن Ya Allah, berilah aku hidayat sebagaimana orang yang telah Engkau tunjukkan, Berilah aku kesihatan

Lebih terperinci

PUASA DI BULAN RAJAB

PUASA DI BULAN RAJAB PUASA DI BULAN RAJAB الصوم ف شهر رجب ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com رمجة: موقع الا سلام

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan. BAB V PEMBAHASAN Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan. Salah satunya adalah kompensasi. Pemberian kompensasi baik langsung dan tidak langsung akan memotivasi karyawan

Lebih terperinci

SET KEDUA. Jawab semua soalan. Baca dialog, kemudian jawab soalan-soalan

SET KEDUA. Jawab semua soalan. Baca dialog, kemudian jawab soalan-soalan SET KEDUA ا ج ب ع ن ج مي ع ا لا س ي ل ة: Jawab semua soalan الس و ا ل ا لا و ل: ا ق ر ا ا لح وا ر الا ت ي ث م ا ج ب ع ن ج مي ع ا لا س ي ل ة Baca dialog, kemudian jawab soalan-soalan ك ر يم : ه : ن ع ز

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan demikian, pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan demikian, pembelajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era sekarang ini, dunia pendidikan telah berkembang dengan pesat. Hal itu jelas terlihat dengan adanya kurikulum muatan lokal bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Lebih terperinci