Hubungan Masa Kerja dengan Kandungan Karboksihemoglobin (COHb) dalam Darah Polisi Lalulintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Masa Kerja dengan Kandungan Karboksihemoglobin (COHb) dalam Darah Polisi Lalulintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta"

Transkripsi

1 Hubungan Masa Kerja dengan Kandungan Karboksihemoglobin (COHb) dalam Darah Polisi Lalulintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta The Association Between Years of Employment and Concentration Of Carboxyhemoglobine (COHb) Among Traffic Policemen at Slamet Riyadi Road Surakarta Ahirawati, Dwi Astuti Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT Background: This study aimed to determine the correlation between duration of work and blood COHb level among traffic policemen at Slamet Riyadi Street Surakarta. Methods: It was a cross sectional study with a sample of 32 the policemen on duty at the police stations at Slamet Riyadi Street. The sample was selected by purposive sampling. Results: The result showed that 1 5 years duration of work tended to increase blood COHb from 1.5 to 4.6 ppm. Duration of work was strongly correlated with blood COHb (r = 0.8; p < 0.001). Conclusion: Duration of work is strongly correlated with blood COHb level among traffic policemen, and is statistically significant. Jurnal Kedokteran Indonesia: 1 (1):76-82 Keywords: CO, COHb, traffic police PENDAHULUAN Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah 192 o C, gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara yang berupa gas buangan. Kadar CO dalam udara kota relatif tinggi dibanding dengan di pedesaan, selain dari itu gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri, secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk meskipun jumlahnya relatif sedikit (Wardana, 2001). Hasil penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa gas CO merupakan hasil pembakaran yang kurang sempurna, sebesar 64% bersumber dari kendaraan bermotor, sekitar 17 % dari hasil pembakaran hutan dan 10 % merupakan hasil sampingan dari industri dan pembangkit listrik (Azwar, 1995). Gas CO terbentuk melalui proses: 1) pembakaran bahan bakar fosil dengan udara yang reaksinya tidak stoikhiometris (harga ER >1); 2) pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida (CO 2 ) dengan karbon C yang menghasilkan gas CO; dan 3) Pada suhu tinggi, CO 2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen (Wardana, 2001). Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan korbon monoksida (CO) yang utama yaitu sekitar 59,2% karena itu daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai akan memperhatikan tingkat polusi CO yang tinggi, konsentrasi CO di udara per waktu dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktifitas kendaraan bermotor yang ada, semakin ramai kendaraan bermotor semakin tinggi polusi CO di udara. Kadar CO yang tinggi di lingkungan merupakan hal yang tidak diinginkan karena keberadaannya mengganggu kesehatan antara lain sesak nafas, penglihatan kurang jelas, batuk, pusing, mual, dan mata kunang-kunang (Fardiaz, 1992). Pengaruh CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan haemoglobin (Hb) dalam darah. Haemoglobin dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa oksigen dalam bentuk oksi haemoglobin (O2Hb) dari paru-paru ke sel-sel tubuh, dan membawa CO2 dalam bentuk CO2 Hb dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Dengan adanya CO, haemoglobin dapat membentuk korboksihaemoglobin (COHb). Jika reaki tersebut terjadi, maka kemampuan darah untuk mentranspor 76

2 AHIRAWATI & ASTUTI, D/ HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN KANDUNGAN KARBOKSIHEMOGLOBIN (COHB) oksigen menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap haemoglobin adalah 200 lebih tinggi daripada afinitas oksigen terhadap haemoglobin, akibatnya jika CO dan O2 terdapat bersama-sama di udara akan membentuk COHb dalam jumlah lebih banyak daripada O2Hb (Fardiaz, 1992). Faktor penting yang menentukan pengaruh CO terhadap tubuh manusia adalah konsentrasi COHb yang terdapat di dalam darah, dimana semakin tinggi persentase haemoglobin yang terikat dalam bentuk COHb, semakin parah pengaruhnya terhadap kesehatan manusia. Hal tersebut dimungkinkan dapat terjadi pada polisi lalu lintas yang bertugas di jalan raya karena pada tempat tersebut dilakukan pengaturan kendaraan bermotor yang mesinnya masih hidup dan polutan yang akan dihasilkan semakin bertambah jika tidak didukung sistem sirkulasi udara yang baik, selain itu timbulnya gangguan kesehatan pada petugas lalu lintas dipengaruhi juga oleh kebiasaan polisi yang tidak menggunakan pelindung diri (masker). Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara masa kerja dengan kandungan COHb dalam darah polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan masa kerja dengan kandungan COHb dalam darah polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Manfaat teoritis yaitu penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan tambahan wawasan bagi pihak lain yang berasal dari berbagai disiplin ilmu 2) Manfaat Praktis merupakan manfaat yang berguna bagi semua lapisan masyarakat sebagai masukan dalam menangani kadar polusi CO yang tinggi. JENIS PENELITIAN METODE Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan yang digunakan adalah metode belah lintang (cross sectional), dimana pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan secara bersama pada satu titik waktu yang sama (point at time) dan dilanjutkan pemeriksaan kadar COHb di laboratorium. WAKTU DAN TEMPAT Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2008, tempat pengambilan sampel dilaksanakan di pos polisi Jalan Slamet Riyadi Surakarta sedangkan tempat pemeriksaan kandungan COHb dilaksanakan di laboratorium kimia FIK UMS. ALAT Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a) spektrofotometer; b) spuit injeksi; c) tabung reaksi; d) mikro pipet; e) waterbath; f) torni quet; g) rak tabung reaksi; dan h) penjepit. BAHAN Bahan yang digunakan meliputi: a) bufer asetat; b) kertas saring; c) alkohol; d) sampel darah; dan e) kapas. CARA KERJA PENGAMBILAN SAMPEL Cara kerja pengambilan sampel dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a) tangan dipasang torni quet dipasang di bagian lengan; b) diambil sampel darah dengan menggunakan spuit injeksi; dan c) sampel yang sudah diambil diperiksa kandungan COHb dalam darah. CARA KERJA PEMERIKSAAN COHb Pemeriksaan COHb dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) diambil 2 tabung uji dan dimasukkan 2 ml bufer asetat ke masing-masing tabung; b) selanjutnya dimasukkan sebanyak 500 micron darah ke dalam masing-masing tabung dengan pipet; c) ujung pipet harus dicuci 3 kali dengan isi tabung uji kemudian dimasukkan ujung pipet ke dalam larutan desinfektan, digunakan ujung pipet yang bersih; d) sampel dicampur dengan pelan-pelan (tidak digojak); e) diinkubasi selama tepat 5 menit pada suhu 55 o C; f) diambil tabung uji dari water bath dan segera dicampur dalam gelas kimia (diisi air yang baru dikeluarkan dari kran) dibiarkan 1 menit; g) disaring larutan dingin tersebut ke tabung lain, dengan kertas saring yang dibasahi dengan bufer asetat; h) filtrat harus jernih (jika tidak, penyaringan diulangi dengan kertas saring baru); i) dibaca pada fotometer dengan panjang gelombang 542 nm F 5.66; dan j) bila absorban lebih besar dari 0.9 filtrat diencerkan dengan bufer asetat dengan perbandingan 1 : 1. 77

3 VARIABEL PENELITIAN Jenis Variabel Variabel penelitian ini mempunyai beberapa jenis, yaitu: Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau yang menyebabkan berubahnya nilai dari variabel terikat dan merupakan variabel pengaruh yang paling diutamakan dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah masa kerja polisi lalu lintas. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan berubah karena adanya pengaruh dari variabel bebas, variabel terikat dari penelitian ini adalah kandungan COHb dalam darah polisi lalu lintas. Variabel perancu terkendali Variabel perancu terkendali adalah variabel yang diduga berpengaruh juga terhadap variabel terikat dan pengaruhnya diusahakan sama terhadap variabel terikat. Variabel perancu terkendali dalam penelitian ini adalah jenis kelamin yaitu laki-laki. Variabel perancu tak terkendali Variabel perancu tak terkendali adalah variabel pengaruh yang tidak termasuk kelompok variabel bebas dan variabel kendali, yang diduga berpengaruh terhadap variabel terikat, namun dalam penelitian tidak dapat dikendalikan. Variabel perancu tak terkendali dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja, umur, faktor kesehatan, kebiasaan hidup, dan jenis bahan bakar. POPULASI DAN SAMPEL Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua polisi lalu lintas yang bertugas di pos polisi Jalan Slamet Riyadi Surakarta sebanyak 32 polisi. Sampel Sampel merupakan sebagian dari populasi dalam penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 16 responden. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap bahwa unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil, yaitu masa kerja yang berbeda-beda, mulai dari yang baru bertugas sampai lama bertugas serta yang berjenis kelamin laki-laki. PENGUMPULAN DATA Jenis data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan jenis data kontinue yaitu kandungan COHb dalam darah dan jenis diskrit yaitu masa kerja, jumlah polisi, dan umur polisi. Sumber data Sumber data pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari: a) hasil pengukuran terhadap kandungan COHb dalam darah polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta; b) hasil wawancara dengan polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta dan hasil kuisioner. Cara pengumpulan data Wawancara langsung Wawancara dilakukan kepada polisi lalu lintas untuk mengetahui masa kerja atau lama terpapar CO dan usia. Pemeriksaan Pemeriksaan langsung dimaksudkan dengan cara melakukan pengambilan sampel darah terhadap polisi yang terambil sebagai sampel selanjutnya diukur kandungan COHb dalam darah pada polisi lalu lintas yang dilakukan di laboratorium kimia FIK UMS. Kuisioner Kuisioner disebarkan untuk mengetahui faktor-faktor pengganggu yang dapat mempengaruhi kandungan COHb dalam darah. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a) Editing, yaitu menyeleksi dan menyusun data hasil pengukuran kandungan COHb dalam darah. Data yang kurang lengkap atau tidak sesuai dengan tujuan pengukuran dikoreksi dan diperbaiki 78

4 AHIRAWATI & ASTUTI, D/ HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN KANDUNGAN KARBOKSIHEMOGLOBIN (COHB) terlebih dahulu; b) Coding, yaitu hasil pengukuran kandungan COHb dalam darah dibuat kode-kodenya dan dimasukkan ke dalam kartu tabulasi; c) Tabulating, yaitu hasil pengukuran kandungan COHb dalam darah dimasukkan ke dalam tabel; dan d) Analyzing, yaitu data yang sudah betul kemudian dianalisis sesuai dengan jenis analisisnya. Analisis Data Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis diskriptif yaitu menggambarkan kandungan COHb dalam darah polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta dan analisis analitik dengan uji Korelasi Rank Spearman, yaitu tes hipotesis hubungan masa kerja dengan kandungan COHb dalam darah menggunakan taraf signifikan 5%. Analisis data ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 11,05. Gambaran Umum HASIL-HASIL Jalan Slamet Riyadi merupakan salah satu jalan utama di Surakarta yang menghubungkan pusat kota Surakarta sampai ke Kerten. Jalan ini melintasi tempat-tempat strategis seperti: pusat perbelanjaan, areal perkantoran, sarana pendidikan sehingga menyebabkan jalan ini padat kendaraan bermotor maupun pejalan kaki pada jam-jam tertentu. Selain itu jalan Slamet Riyadi ini merupakan jalan utama menuju kota-kota lain seperti Yogyakarta dan Semarang, sehingga jalan ini banyak dilewati oleh bus penumpang umum yang menuju ke kota tersebut. Untuk menghindari kemacetan, kecelakaan lalu lintas dan ketidak disiplinan jalan disetiap persimpangan jalan didirikan traffic light dan pos-pos sebagai sarana polisi lalu lintas untuk menjaga keteraturan lalu lintas di jalan Slamet Riyadi. Jalan Slamet Riyadi Surakarta, berdasarkan pengamatan penulis mempunyai delapan pos polisi dimana pada setiap pos terdiri dari empat orang polisi yang terbagai dalam dua shift, masing-masing shift bertugas selama delapan jam, shift pertama dimulai pada pukul WIB sampai pukul WIB, sedangkan pada shift kedua pada pukul WIB sampai WIB. Pengukuran kandungan COHb pada Polisi lalu lintas Hasil pengukuran COHb Polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. menunjukkan bahwa kisaran kandungan COHb untuk masa kerja satu sampai lima tahun ada kecenderungan meningkat yaitu sebesar 1.5 ppm sampai 4.6 ppm. Ada penurunan pada polisi lalu lintas dengan masa kerja empat tahun. Rata-rata kandungan COHb tertinggi pada polisi lalu lintas dengan masa kerja empat tahun. Hasil rekapitulasi kuesioner yang disebarkan kepada polisi lalu lintas di Jalan Selamet Riyadi Surakarta dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil Analisis Data Hasil analisis statistik dengan korelasi rank Spearman dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 1. Kandungan COHb Polisi Lalu Lintas di Jalan Slamet Riyadi 79

5 Tabel 2. Hasil Kuesioner Tabel 3. Hasil Analisis Statistik PEMBAHASAN Polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta bekerja dengan sistem shift atau pergantian jam kerja, terdapat dua shift yang masing-masing mempunyai kisaran waktu 8 jam. Sehingga total jam kerja sebanyak 16 jam perhari. Dengan demikian masing-masing polisi bekerja selama 8 jam per hari hal ini sesuai dengan pendapat Suma mur (1988) yang menyatakan bahwa lama seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6 8 jam sisanya (16 18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat. Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa dari 16 orang yang diambil sebagai sampel ternyata memiliki masa kerja yang berbeda-beda yaitu mulai dari masa kerja satu tahun sampai lima tahun. Berdasarkan pengukuran kandungan COHb ternyata dari 16 orang sampel tersebut juga memiliki hasil yang berbedabeda. Berdasarkan tabel 1 juga dapat diketahui bahwa rata-rata kandungan COHb rata-rata pada polisi lalu lintas yang bekerja antara 1 sampai 1.5 tahun ratarata 1.5 ppm; 2 tahun rata-rata 2.6 ppm; 3 tahun rata-rata 5.1 ppm; 4 tahun rata-rata 2.9 ppm dan 5 tahun rata-rata 4.6 ppm. Berdasarkan data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa semakin lama orang bekerja sebagai polisi lalu lintas maka semakin banyak kandungan COHb dalam darahnya. Hal ini mungkin disebabkan karena semakin lama orang bekerja sebagai polisi lalu lintas, maka semakin banyak CO yang dikeluarkan oleh kendaraan yang dihirupnya. Namun demikian untuk masa kerja empat tahun ternyata kandungan COHb dalam darah polisi lebih sedikit dari masa kerja tiga tahun. Hal ini mungkin disebabkan karena sampel untuk masa kerja empat tahun cukup sedikit dibandingkan dengan masa kerja yang lain, yaitu hanya dua orang yang mewakili masa kerja empat tahun sehingga didapatkan hasil rata-rata yang lebih sedikit, selain itu dua orang yang terambil sebagai sampel masa kerja empat tahun ternyata tidak mempunyai kebiasaan merokok yang mungkin mempengaruhi kandungan COHb dalam darahnya. Meskipun dari 16 orang memiliki kadar COHb yang berbeda-beda namun dari hasil kuesioner terlihat bahwa 12 orang (75%) mengalami pusing atau sakit kepala saat bekerja, 7 orang (43.8%) sering mengalami mata kunang-kunang pada waktu bekerja, 3 orang (8.7%) sering menderita batuk dan mual saat bekerja dan 7 orang (43.8%) alergi terhadap debu udara, namun demikian semua sampel (100%) mengaku tidak pernah menderita asma atau gangguan pernapasan. Semua polisi yang terambil sebagai sampel belum pernah bekerja di tempat lain sebagai polisi lalu lintas sebelum bekerja di Jalan Slamet Riyadi Surakarta, meskipun ada beberapa orang dari sampel pernah bekerja di tempat lain namun tidak sebagai polisi lalu lintas, sehingga mereka mulai terpapar 80

6 AHIRAWATI & ASTUTI, D/ HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN KANDUNGAN KARBOKSIHEMOGLOBIN (COHB) polusi kendaraan sejak bekerja di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan COHb dalam tubuh yaitu: Kebiasaan merokok Sebanyak 13 orang (81.3%) polisi lalu lintas yang terambil sebagai sampel memilik kebiasaan merokok dan sudah lebih dari 5 tahun. Rokok dapat menyebabkan seseorang merasa kelelahan dan daya tahan tubuh menurun. Hal ini disebabkan oleh gas monoksida yang dihasilkan rokok, selain itu kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kandungan COHb dalam tubuh, apabila kosentrasi CO yang tinggi di dalam asap rokok terhisap akan mengakibatkan kadar COHb di dalam darah meningkat, selain berbahaya terhadap orang yang merokok, adanya asap rokok yang mengandung CO juga berbahaya bagi orang yang berada di sekitarnya karena asap rokok dapat terhisap (Fardiaz, 1992). Kebiasaan berolah raga Sebanyak 16 orang (100% sampel) mempunyai kebiasaan berolah raga secara teratur, meskipun hanya dengan bermain bola voli. Olah raga secara teratur ini akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan ketahanan tubuh polisi lalu lintas. Gizi Sebanyak 15 orang (94% sampel) mempunyai kebiasaan makan 3 kali dalam sehari dan sebanyak 16 orang (100% sampel) selalu makan pagi dan mengkonsumsi makanan yang memenuhi persyaratan empat sehat. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan polisi lalu lintas. Makanan bergizi sangat penting bagi kesehatan karena akan mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap penyakit dan produktivitas kerja. Selain makan pagi secara teratur terdapat dua orang polisi yang mengkonsumsi suplemen tertentu secara teratur, suplemen dapat berfungsi sebagai multi vitamin penambah kekebalan tubuh. Makan yang bernilai tinggi akan membuat tubuh bernilai tinggi pula (Simorangkir, 2000). Kebiasaan memakai masker Berdasarkan data hasil kuesioner ternyata semua polisi lalu lintas yang bekerja di Jalan Slamet Riyadi Surakarta (100% sampel), tidak pernah menggunakan masker saat bekerja, padahal masker sangat penting digunakan karena dapat mengurangi polutan yang dihirup dari asap kendaraan bermotor. Oleh karena itu perlu digalakkan kebiasaan memakai masker yang memenuhi standar agar polisi terhindar dari bahaya polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan. Lokasi rumah Sebanyak 8 orang polisi (50% sampel) mempunyai lokasi rumah yang dekat dengan kepadatan lalu lintas. Kepadatan lalu lintas terutama kendaraan bermotor sangat berpengaruh terhadap kandungan COHb, hal ini dikarenakan kendaraan bermotor merupakan sumber CO paling besar. Maka semakin dekat rumah dari kepadatan lalu lintas, maka semakin tinggi pula kadar CO yang terpapar. Pada daerah perkotaan yang lalu lintasnya padat, konsentrasi gas CO dapat mencapai ppm (Sunu, 2001). Oleh karena itu, rumah yang berlokasi dekat jalan raya perlu menanam dan membuat taman agar polutan dapat terserap. Tidur Sebanyak 7 orang polisi (44% sampel) mempunyai jam tidur kurang dari 8 jam dalam sehari, sedangkan menurut Haryanto (1994) orang dewasa membutuhkan waktu tidur delapan jam. Tidur merupakan bagian dari istirahat, sebab kurangnya istirahat dapat berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan dan kecenderungan untuk menimbulkan kelelahan (Suma mur, 1988). Faktor usia Faktor usia sangat mendukung kekebalan jasmani dimana faktor usia sendiri terdiri dari dua macam yaitu usia produktif dan nonproduktif, usia produktif berkisar antara tahun, sedang usia nonproduktif berkisar antara 0 14 tahun dan 64 tahun ke atas. Apabila usia seseorang semakin tua maka daya tahan tubuh terhadap sumber penyebab penyakit akan semakin berkurang, sehingga tidak tertutup kemungkinan apabila terkena sumber penyakit, akan menjadi lebih parah. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji korelasi rank spearman s didapatkan nilai p (0,000) < dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima (0,05) 81

7 sehingga ada hubungan antara masa kerja dengan kandungan COHb dalam darah polisi lalu lintas. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum diukur kandungan CO di udara terlebih dahulu. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kandungan COHb dalam darah polisi lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi Surakarta. DAFTAR PUSTAKA Amsyari F. (1986). Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Ghalia Indonesia. Azwar A. (1995). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungan dengan Toksikologi. Jakarta: UI. Doda J. (1989). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: IKIP Manado. Fardiaz S. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: PT Kanisius. Haryanto. (1994). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga. Sastrawijaya T. (1991). Pencemaran Lingkungan. : PT Rineka Cipta. Simorangkir A.( 2000). Terapi Gizi untuk Penyakit Kardiovaskuler. Bandung: Universal Offset. Soedomo M. (2001). Pencemaran Udara. Bandung: ITB. Soemarwoto O. (2001). Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gajah Mada Universiti Press. Suma mur. (1988). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Dharma Bhakti. Sunu P. (2001). Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO Jakarta: Grasindo. Wardana. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset. 82

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara adalah campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udarajuga merupakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang BAB V PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini semua berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki kekuatan otot yang berbeda. Kekuatan otot merupakan penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel sebab. dan dilakukan pada saat yang sama (Notoatmojo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel sebab. dan dilakukan pada saat yang sama (Notoatmojo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observational analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel sebab risiko dan akibat atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya.

BAB II LANDASAN TEORI. sempurna antara bahan bakar fosil dengan oksigen. Komponen ini. atau berbau, tetapi amat berbahaya. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbonmonoksida a. Definisi Karbonmonoksida Karbonmonoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang merupakan hasil pembakaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi (Chandra, 2007). Permasalahan utama yang dihadapi kota-kota di dunia yaitu semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar COHb Pada Tenaga Kerja Wanita Yang Bersepeda Di PT. Glory Industrial Semarang 2014

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar COHb Pada Tenaga Kerja Wanita Yang Bersepeda Di PT. Glory Industrial Semarang 2014 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar COHb Pada Tenaga Kerja Wanita Yang Bersepeda Di PT. Glory Industrial Semarang 2014 Ummi Ainu Rofika *), Eni Mahawati **), Eko Hartini **) *) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. tersebut sering terpapar gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas

BAB V PEMBAHASAN. tersebut sering terpapar gas karbon monoksida (CO) yang berasal dari gas BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah pedagang kuliner di area kuliner daerah Gladag dimana area kuliner tersebut terletak di sisi jalan Mayor Sunaryo yang ramai

Lebih terperinci

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014. Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU 2014 Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1 Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak menghasilkan produk teknologi, di antaranya adalah alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Udara mempunyai fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup terutama manusia. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan jalan memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai prasarana untuk memindahkan/transportasi orang dan barang, dan merupakan urat nadi untuk mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pada bertambahnya jumlah pencemar di udara (Badan Pusat Statistik, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi perubahan dalam berbagai hal, khususnya dalam hal peningkatan jumlah kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. Seiring dengan kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat (explanatory reseach) penjelasan yaitu penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEDAGANG KULINER DI DAERAH GLADAG SURAKARTA

HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEDAGANG KULINER DI DAERAH GLADAG SURAKARTA HUBUNGAN PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA PEDAGANG KULINER DI DAERAH GLADAG SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nafilatul

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Komposisi dan Perilaku Gas Buang Kendaraan Bermotor Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung

Lebih terperinci

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN

No. Responden : KUESIONER PENELITIAN No. Responden : KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA USU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu mengenai pencemaran lingkungan terutama udara masih hangat diperbincangkan oleh masyrakat dan komunitas pecinta lingkungan di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya volume dan kapasitas paru-paru manusia hanya dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Tetapi selain itu, faktor penyakit dan aktifitas seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya sektor industri dan pemanfaatan teknologinya tercipta produk-produk untuk dapat mencapai sasaran peningkatan kualitas lingkungan hidup. Dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, bumi tempat tinggal manusia telah tercemar oleh polutan. Polutan adalah segala sesuatu yang berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungan. Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Kota Padang setiap tahun terus meningkat, meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan jumlah transportasi di Kota Padang. Jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan salah satu komponen lingkungan yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi. Pada keadaan normal, sebagian besar udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang dengan paparan timbal mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi anemia dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar timbal. Padahal anemia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang sangat pesat telah mempercepat laju urbanisasi dan penggunaan kendaraan bermotor. Perkembangan kota yang menyebar tak terkendali semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan faktor penting kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di bidang industri merupakan perwujudan dari komitmen politik dan pilihan pembangunan yang tepat oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah yang mempunyai tugas utama untuk menghantarkan oksigen ke paru-paru. Hemoglobin dapat meningkat ataupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode pendekatan Cross-Sectional dimana tiap subjek

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode pendekatan Cross-Sectional dimana tiap subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan metode pendekatan Cross-Sectional dimana tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat polusi udara yang semakin meningkat terutama di kota kota besar sangat membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satu penyumbang polusi udara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv. ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen hidup yang sangat penting untuk manusia maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa hari, tanpa minum manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM.

ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM. ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : IRMAYANTI NIM. 081000069 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah eksplanatori research adalah menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam

BAB I PENDAHULUAN. Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polusi atau pencemaran udara adalah proses masuknya polutan kedalam suatu lingkungan sehingga menurunkan kualitas lingkungan tersebut dan terkontaminasi zat-zat yang

Lebih terperinci

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO SUMMARY ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO Oleh : Yuliana Dauhi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberikan dampak yang besar bagi kelangsung hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling banyak terjadi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Wilayah Penelitian Kota Gorontalo merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang memerlukan perhatian khusus, terutama pada kota-kota besar. Pencemaran udara berasal dari berbagai sumber, antara lain asap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi dapat menyebabkan polusi udara. Banyak kota di seluruh dunia sekarang menghadapi masalah pencemaran

Lebih terperinci

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO) PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO, NO₂, DAN SO₂ PADA PERSIMPANGAN JALAN KOTA SEMARANG (STUDI KASUS JALAN KARANGREJO

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor (Chandra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini tentunya berdampak langsung pula pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah penelitian analitik diskriptif. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik. 1.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium basah Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali, saat ini telah menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu alasan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara di kota-kota besar telah menyebabkan menurunnya kualitas udara. Penurunan kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia semakin meningkat yang akan menimbulkan resiko pencemaran terhadap lingkungan dan akhirnya merugikan manusia itu sendiri oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia memiliki berbagai masalah, salah satu isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah masalah pencemaran udara. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan permasalahan terkait kebiasaan merokok yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah batang rokok

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berwawasan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dengan sesedikit mungkin memberikan dampak negatif pada lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan, udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi udara akibat dari peningkatan penggunaan jumlah kendaraan bermotor yang mengeluarkan gas-gas berbahaya akan sangat mendukung terjadinya pencemaran udara dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui pengkajian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Polusi udara Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Udara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi Kedokteran dan Ilmu Farmakologi-Toksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI COHb DALAM DARAH PADA PETUGAS PARKIR MALL DI KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI COHb DALAM DARAH PADA PETUGAS PARKIR MALL DI KOTA SEMARANG FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSENTRASI COHb DALAM DARAH PADA PETUGAS PARKIR MALL DI KOTA SEMARANG Kanthi Hidayahsti, Mursid Rahardjo, Onny Setiani Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DAN KADAR CO LINGKUNGAN DENGAN KADAR COHb DALAM DARAH PETUGAS DINAS PERHUBUNGAN TERMINAL TIRTONADI

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DAN KADAR CO LINGKUNGAN DENGAN KADAR COHb DALAM DARAH PETUGAS DINAS PERHUBUNGAN TERMINAL TIRTONADI HUBUNGAN LAMA PAPARAN DAN KADAR CO LINGKUNGAN DENGAN KADAR COHb DALAM DARAH PETUGAS DINAS PERHUBUNGAN TERMINAL TIRTONADI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelas Sarjana Sains Terapan Dewi N

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO (Karbon Monoksida) PADA PERSIMPANGAN JALAN KOTA SEMARANG (STUDI KASUS

Lebih terperinci

POTENSI GANGGUAN KESEHATAN POLISI LALU LINTAS AKIBAT KARBON MONOKSIDA (CO)

POTENSI GANGGUAN KESEHATAN POLISI LALU LINTAS AKIBAT KARBON MONOKSIDA (CO) POTENSI GANGGUAN KESEHATAN POLISI LALU LINTAS AKIBAT KARBON MONOKSIDA (CO) Niken Setyowaty 1, Agus Fitriangga 2, Dian Rahayu Jati 1 1 Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak 2

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan luas wilayah 32,50 km 2, sekitar 1,02% luas DIY, jumlah

Lebih terperinci

METODE ROBUST KRIGING UNTUK MENGESTIMASI DATA SPASIAL BERPENCILAN

METODE ROBUST KRIGING UNTUK MENGESTIMASI DATA SPASIAL BERPENCILAN METODE ROBUST KRIGING UNTUK MENGESTIMASI DATA SPASIAL BERPENCILAN (Studi Kasus: Pencemaran Udara Gas NO 2 di Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Oleh : ANJAN SETYO WAHYUDI 24010212130055 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian explanatory research atau penelitian penjelasan karena data yang dipergunakan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua makhluk hidup memerlukan udara, udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan. Udara yang ada disekitar kita tidak sepenuhnya bersih. Pada saat ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN E. Hipotesis Ada hubungan antara tekanan panas dengan tingkat kelelahan tenaga kerja pada industri tahu di RW 04 Kelurahan Mijen Kecamatan Candi Mulyo Kabupaten Magelang Tahun 2007. BAB III METODE PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Tempat : Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Putri Cempo, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Waktu : Januari s.d Juni 013. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling banyak kita jumpai di jalan raya. Tidak bisa kita pungkiri bahwa alat transportasi sangat berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.

Lebih terperinci

STUDI PENYARING EMISI PADA KNALPOT SEPEDA MOTOR DENGAN BRIKET ARANG BATOK KELAPA ABSTRAK

STUDI PENYARING EMISI PADA KNALPOT SEPEDA MOTOR DENGAN BRIKET ARANG BATOK KELAPA ABSTRAK STUDI PENYARING EMISI PADA KNALPOT SEPEDA MOTOR DENGAN BRIKET ARANG BATOK KELAPA Sena Mahendra 1, Mochammad Qomaruddin 2, Maria Yekiana Mulyahati 3 ABSTRAK Salah satu penyebab polusi udara di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Sehingga peranan sumber daya manusia perlu mendapatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah: Variabel bebas Variabel terikat Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode Observasional Analitik, yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Peneliti mencoba

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN Suriansyah Sabarudin 1) ABSTRAK Proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder dipengaruhi oleh: temperatur,

Lebih terperinci

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA Taty Alfiah 1, Evi Yuliawati 2, Yoseph F. Bota 1, Enggar Afriyandi 1 1) Jurusan Teknik Lingkungan, 2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara Bencana kabut asap yang menimpa saudara kita di Sumatera dan Kalimantan sungguh mengkhawatirkan. Selain merusak kualitas udara, juga membahayakan kesehatan

Lebih terperinci