KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI KABUPATEN TABANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI KABUPATEN TABANAN"

Transkripsi

1 KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI KABUPATEN TABANAN Wy. Yogi Antara, Md. Yudana, G.K. Arya Sunu Program Studi Administrasi Pendidikan,Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {wayan.yogi, made.yudana, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi yang signifikan supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan yang berjumlah 262 orang dan 181 orang diambil sebagai sampel penelitian dengan teknik proforsional random sampling. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data dikumpulkan dengan kuesioner kemudian dianalisis dengan regresi sederhana, regresi ganda, korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat kontribusi yang signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 10,8% dan sumbangan efektif 7,23%, (2) terdapat kontribusi yang signifikan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 4,4% dan sumbangan efektif sebesar 1,37%, (3) terdapat kontribusi yang signifikan etos kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 23,6% dan sumbangan efektif sebesar 19,98%, (4) terdapat kontribusi yang signifikan secara simultan supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah dan etos kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 28,6%. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan baik secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian, ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecenderungan kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan. Kata kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Manajerial, Etos Kerja, dan Kinerja Guru. ABSTRACT This Research aims to know the level of contribution supervision of academic, managerial competence of the headmasters, and working ethos to teacher performance in the state vocational schools in Tabanan Regency. The population of the study is the entire teachers of the state vocational schools in Tabanan Regency, amounting to 262 people and 181 people taken as the research sample with proportional sampling random technique. This research use ex-post facto design. Data were collected by questionnaires and data were analyzed by simple correlation, multiple regression, multiple correlation. The results of research show that (1) academic supervision has a contribution to 10,8% toward the teachers performance with effective contribution equal to 7,23%, (2) the headmasters managerial competence has the contribution of 4,4% towards performance learn with the effective contribution equal to 1,37%, (3) working ethos has the contribution of 23,6% towards the teachers performance with the effective contribution of 19,98%, and (4) simultaneously the academic supervision, the headmasters managerial competence, and working ethos toward teacher performance with the contribution equal to 28,6%. Based on the findings, it can be concluded that: the academic supervision, the headmasters managerial competence, and working ethos has a contribution towards the teachers performance of the state vocational schools in Tabanan Regency either separately or simultaneously. Thus, the three factors can be used as a predictors of the 1

2 tendency level of teacher performance of the state vocational schools in Tabanan Regency. Keywords: academic supervision, managerial competence, working ethos, and teacher performance. PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia mengalami berbagai permasalahan yang sering menjadi topik pembahasan di banyak pertemuan atau di media masa adalah rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan yang sering disoroti adalah mutu pendidikan di sekolah dasar dan sekolah menengah. Berbagai cara telah ditempuh oleh pemerintah maupan stakeholder yang berkaitan dengan dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun dari berbagai indikator belum menunjukan peningkatan mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang diungkapkan oleh Yudana (dalam Padmawati 2013:2) mengatakan bahwa ada empat parameter tentang mutu pendidikan, yaitu: (1) tuntutan masyarakat terhadap peran yang seharusnya dimainkan oleh pendidikan (sekolah) terus berubah sangat cepat mengakibatkan sekolah kurang mampu mengantisipasinya. Dengan demikian terjadilah kesenjangan peran yang diharapkan dengan kenyataan yang ditampilkan oleh sekolah. Makin luas kesenjangan itu maka makin nyaring ketidakpuasannya, (2) perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dasar dan menengah. Orientasi kuantitatif yang ditandai dengan lahirnya program darurat dalam banyak kasus memang mengabaikan faktor mutu, (3) secara kualitatif prestasi pendidikan nasional diukur dari dimensi instrumentalnya dari pada dimensi intrinsiknya. Oleh sebab itu perubahan kualitatif pada aspek intelektual, kepribadian, dan keterampilan para peserta didik ditakar berkaitan dengan kesesuaian kemampuan lulusan dengan tuntutan perubahan dalam masyarakat, lebih sempitnya dunia kerja, (4) dari prespektif ekonomi acapkali pendidikan diukur dari nilai keuntungan (rate of return, baik sosial maupun private rate of return). Kecenderungan seperti ini terjadi oleh pandangan yang menekankan pada aspek instrumental pendidikan. Padahal pendidikan harus dipandang sebagai human investment. Mengamati fenomena pendidikan saat ini, maka pendidikan dikatakan belum memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dilandasi oleh sikap cemas masyarakat terhadap hasil pendidikan yang dikarenakan tidak adanya relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Bila ditinjau dari sisi eksistensi sumber daya manusia yang disiapkan melalui pendidikan sebagai generasi penerus, belum sepenuhnya menyentuh tentang akhlak, moral dan jati diri bangsa dalam kemajemukan budaya bangsa mengakibatkan terjadinya krisis moral. Kondisi seperti ini menambah sikap masyarakat yang pesimis terhadap sekolah karena adanya anggapan bahwa sekolah tidak mampu lagi menciptakan mobilitas sosial secara vertikal, sekolah saat ini tidak menjanjikan pekerjaan yang layak, sekolah kurang menjamin masa depan anak yang lebih baik. Upaya meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan terus menerus dilakukan oleh pemerintah dan segenap komponen pendidikan dengan cara mengatur penyelenggaraan pendidikan dengan berbagai aturan diantaranya dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan, peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2007 tentang kepala sekolah, peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan, peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru dan masih banyak peraturan lain 2

3 yang mengatur penyelenggaraan pendidikan agar menghasilkan pendidikan yang bermutu. Pemerintah juga telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, mulai dari penyempurnaan kurikulum yakni dari kurikulum 1984 berbasis materi, kurikulum 1994 berbasis pencapaian tujuan, kemudian disempurnakan menjadi kurikulum 1999, kurikulum 2004 berbasis kompetensi, kurikulum 2006 KTSP, dan kurikulum Namun demikian berbagai indikator menunjukkan bahwa kualitas pendidikan belum mengalami peningkatan yang berarti. Guna menanggulangi permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia peranan guru sangatlah penting. Guru dituntut profesional dalam menjalankan tugasnya. Dalam menjalankan tugas profesionalnya guru paling tidak memiliki tiga peran dalam pembelajaran, yaitu sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator. Sebagai komunikator guru mengalihkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada siswa dan membuat mereka mampu menyerap, menilai, dan mengembangkan secara mandiri ilmu yang dipelajari. Sebagai motivator guru mampu membangkitkan motivasi siswa untuk terus mempelajari dan mendalami ilmunya. Sebagai fasilitator guru mampu memfasilitasi sehingga siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari suatu pelajaran. Pendidikan yang berorientasi pada siswa, pendidikan yang berdasarkan kebutuhan siswa adalah cara yang paling tepat digunakan guru dalam menjalankan tugasnya sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator guna memenuhi tujuan pendidikan. Guru merupakan ujung tombak yang berada pada garis terdepan yang langsung berhadapan dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Para guru dituntut pula dapat melaksanakan seluruh fungsi profesionalnya secara efektif dan efisien. Baik dari kepentingan pendidikan nasional maupun tugas fungsional guru, semuanya menuntut agar pendidikan dan pengajaran dilaksanakan secara profesional artinya dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan didukung oleh para guru yang mempunyai kinerja yang baik. Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 yang berbunyi: Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial (PP RI No. 19, 2005: 26). Melihat kesenjangan antara keinginan dan kenyataan hasil pendidikan saat ini, memunculkan tudingan miring yang menyudutkan keberadaan guru, yakni rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh faktor rendahnya kinerja guru. Walaupun pendapat ini tidak sepenuhnya benar, cukup beralasan karena faktor guru paling banyak bersentuhan dengan murid. Menurut Yasa (2004:44) ciri-ciri kinerja guru yang rendah adalah: disiplin kehadiran yang kurang baik ke sekolah maupun ke kelas, sering terlambat mengajar ke kelas, sering meninggalkan mendahului waktu berakhirnya pelajaran, tidak menguasai bahan ajar, kurang peka dan tidak peduli dengan perubahan dan pembaharuan dalam dunia pendidikan, bersikap acuh dan tidak suka membimbing siswa, jarang membuat perangkat mengajar, jarang memeriksa hasil ulangan siswa, lebih banyak memberikan catatan, tidak mampu memikirkan perbaikan-perbaikan, tidak punya keinginan untuk meningkatkan kemampuan, menjalankan tugas hanya sampai pada batas minimal, puas hanya dengan melakukan tugas-tugas rutin dari hari ke hari. Kinerja guru yang baik menurut Sahertian (2000:45) adalah: (1) guru dapat melayani pembelajaran secara individual maupun kelompok, (2) mampu memilih dan menggunakan media 3

4 pembelajaran yang memudahkan siswa belajar, (3) mampu merencanakan dan menyusun persiapan pembelajaran, (4) mengikut-sertakan peserta didik dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) guru menempatkan diri sebagai pemimpin yang aktif bagi peserta didik. Kinerja terkait dengan persoalan motivasi dan perangsang tumbuhnya semangat kerja, peran serta guru-guru dalam pendidikan yang sangat memerlukan sebuah kondisi yang kondusif untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang efektif dan memberdayakan kemampuannya untuk mencapai tujuan. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru adalah supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru secara berkala. Supervisi akademik merupakan bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru-guru dipandang perlu, karena berkaitan dengan peningkatan profesionalismenya. Supervisi tersebut berkaitan dengan proses pembelajaran yang dimulai dari perencanaan kemudian diwujudkan dalam pelaksanaan yang dilakukan guru hingga mencapai hasil pembelajaran. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kinerja guru adalah kempetensi manajerial kepala sekolah. Semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah, maka makin tinggi kinerja bawahannya. Ini menunjukkan kempetensi manajerial kepala sekolah sangat mempengaruhi dan menentukan kinerja bawahannya terutama kinerja guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja guru seorang kepala sekolah harus berkompeten secara umum dan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan etika kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah. Seorang kepala sekolah juga dituntut menjalankan fungsi kepemimpinan sebagai manajerial dimana kepala sekolah memiliki kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan, memotivasi bawahan, mengarahkan dan pengawasan terhadap kegiatan sekolah dimana kepala sekolah berfungsi sebagai manajer. Selain kedua faktor di atas, kinerja guru juga dipengaruhi oleh etos kerja seorang guru. Guru harus memiliki etos kerja agar mampu mendorong dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah. Etos kerja guru merupakan semangat kerja yang harus dimiliki oleh guru guna keberhasilannya. Memiliki etos kerja yang tinggi akan mempengaruhi kinerja guru sesuai dengan yang diharapkan. Banyak guru datang tidak tepat waktu, menandakan kinerjanya belum optimal. Guru hanya ada di sekolah ketika ada jam pelajaran di kelas. Perangkat mengajar yang seharusnya menjadi prasyarat yang harus dimiliki guru belum dilaksanakan dengan baik. Di samping itu, guru kurang memahami model-model pembelajaran dan belum mengenal karakteristik peserta didik sehingga penerapan model pembelajaran tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Disisi lain masih ada guru yang kurang semangat mengajar, tidak mensyukuri pekerjaan mulia sebagai seorang guru. Sehingga mengajar hanya sekedar hanya masuk kelas saja. Hal ini tentu mempengaruhi kinerjanya dan secara umum akan berpengaruh pada kualitas pendidikan. Dugaan-dugaan adanya hubungan antara supervisi akademik, kompetensi managerial kepala sekolah, dan etos kerja yang dimiliki oleh guru dengan kinerja guru, perlu dideskripsikan dan dianalisis secara ilmiah dan didukung oleh data-data empiris. Dari dugaan-dugaan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam tentang kontribusi supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK di Kabupaten Tabanan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Apakah terdapat kontribusi supervisi akademik terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan? 2) Apakah terdapat kontribusi kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan? 4

5 3) Apakah terdapat kontribusi etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan? 4) Secara simultan apakah terdapat kontribusi supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan? METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan yang meliputi 3 sekolah negeri yakni SMK Negeri 1 Tabanan, SMK Negeri 2 Tabanan, dan SMK Negeri 3 Tabanan yang berjumlah sebanyak 262 orang guru. Jumlah sampel sebanyak 181 orang yang diambil dengan menggunakan tehnik proporsional random sampling. Rancangan penelitian ex-post facto. Data dikumpulkan dengan kuesioner model skala likert kemudian dianalisis secara statistik yang meliputi analisis regresi sederhana dan regresi ganda 3 prediktor. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh bahwa supervisi akademik berkontribusi secara signifikan terhadap Tabanan melalui persamaan garis regresi Y = 91,826+ 0,378X1. Dalam penelitian ini ditemukan korelasi positif yang signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja guru sebesar 0,336. Hal ini berarti semakin baik skor supervisi akademik, kinerja guru juga semakin baik. Ini dapat dijadikan suatu indikasi bahwa supervisi akademik dapat dipakai sebagai prediktor kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan atau dengan kata lain bahwa supervisi akademik berkontribusi secara signifikan terhadap Tabanan. Sumbangan efektif (SE) variabel supervisi akademik terhadap kinerja guru sebesar 7,23%. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Glickman (dalam Kartana 2009:36) menyebutkan bahwa supervisi adalah membantu guru belajar bagaimana para guru meningkatkan kapasitas mereka untuk mewujudkan tujuan pembelajaran. Glickman juga menambahkan bahwa supervisi akademik dapat membantu guru memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Indikator utama dalam supervisi akademik meliputi: (1) Menjelaskan prosedur supervisi, (2) Menyajikan pelaksanaan supervisi, (3) Mengarahkan pelaksanaan supervisi, (4) Memberi contoh/ menjadi model, (5) Menetapkan tolok ukur, (6) Penguatan supervisi, (7) Mendengarkan keluhan guru, (8) Memecahkan masalah, (9) Menciptakan suasana yang akrab, (10) Negosiasi kepada guru, (11) Mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru, (12) Membangkitkan kesadaran diri guru, (13) Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengemukakan permasalahan, (14) Memberikan pertimbangan, dan (15) Mengklarifikasi pengalaman guru. Hasil dalam penelitian ini diperkuat oleh temuan yang dilakukan Sudirta pada tahun 2013 dengan judul tesis Determinasi gaya kepemimpinan kepala sekolah, intensitas supervisi akademik, dan etos kerja, terhadap kinerja guru-guru IPA SMA Negeri di Kabupaten Tabanan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi akademik berkontribusi terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 26,70% dan sumbangan efektif sebesar 5,30%. Berdasarkan pada pandangan para ahli dan disertai oleh hasil penelitian yang relevan, hasil penelitian ini telah menunjukkan dengan jelas bahwa supervisi akademik bertujuan meningkatkan kompetensi guru, karena dengan meningkatnya kompetensi guru maka berdampak positif terhadap kinerja guru yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan prestasi belajar juga akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian, variabel supervisi akademik yang dipilih sebagai variabel yang mempengaruhi kinerja guru dalam penelitian ini sangatlah tepat karena variabel supervisi akademik yang diduga berkontribusi terhadap kinerja guru telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. 5

6 Hasil analisis menunjukkan bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru melalui persamaan regresi: Y = 102, , 275X2. Dalam penelitian ini ditemukan korelasi positif yang signifikan antara kompetensi manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 0,221 dan nilai t-hitung sebesar 3,037 (p < 0,05) dengan korelasi sebesar 4,4%. Ini berarti, semakin baik kompetensi manajerial kepala sekolah, maka semakin baik pula kinerja guru. Variabel kompetensi manajerial kepala sekolah dapat menjelaskan makin tingginya kinerja guru, ini dapat dijadikan suatu indikasi bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan. Sumbangan efektif (SE) variabel kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 1,37%. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gibson, semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah, maka makin tinggi kinerja bawahannya. Ini menunjukkan kempetensi manajerial kepala sekolah sangat mempengaruhi dan menentukan kinerja bawahannya terutama kinerja guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja guru seorang kepala sekolah harus berkompeten secara umum dan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan etika kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah. Seorang kepala sekolah juga dituntut menjalankan fungsi kepemimpinan sebagai manajerial dimana kepala sekolah memiliki kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan, memotivasi bawahan, mengarahkan dan pengawasan terhadap kegiatan sekolah dimana kepala sekolah berfungsi sebagai manajer. Untuk mengukur keberhasilan manajerial kepala sekolah, dapat digolongkan kedalam empat dimensi yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3) penggerakan (actuating), dan (4) pengawasan (controlling). Hasil penelitian ini didukung pula oleh penelitian yang dilakukan Surjana (2013) pada guru SMA Negeri di Kabupaten Tabanan. Dari analisis ditemukan bahwa terdapat kontribusi yang posisitif dan signifikan kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap keberhasilan manajerial unit produksi melalui persamaan garis regresi: Y = 40, ,519 X2 dengan Freg = 194,511 (p<0,05) korelasi 0,677 dengan p < 0,05; kontribusi 46,40%; SE 17,60%. Keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektifitas kepemimpinan kepala sekolah. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin bawahannya. Kepala sekolah merupakan kunci utama dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam memotivasi guru-guru, memecahkan masalah yang ada dalam mencapai tujuan. Kepala sekolah dalam tugasnya sebagai manajerial agar mampu menciptakan sekolah yang kondusip, menciptakan hubungan yang baik ke semua komponen yang ada di sekolah, serta menjalin hubungan kerjasama dengan dunia usaha atau masyarakat. Keberhasilan kepala sekolah dalam hal mengimplementasikan proses manajerial memerlukan suatu kemampuan untuk mengambil keputusan-keputusan, memecahkan permasalahanpermasalahan, dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk memanfaatkan sumber-sumber daya profesionalisme guru secara efektif serta efisien. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam mewujudkan visi dan misi sekolah karena dengan keterampilan manajerial yang efektif akan mampu menciptakan iklim kerja sekolah yang kondusif, serta mampu memotivasi gurunya untuk bekerja dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya sehingga kinerja guru meningkat. Dengan demikian, sangatlah tepat bila variabel kompetensi manajerial kepala sekolah dilibatkan dalam penelitian ini dan telah terbukti bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan 6

7 terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan. Dengan demikian dugaan yang menyatakan bahwa terdapat kompetensi manajerial kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap Tabanan telah terbukti dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kebupaten Tabanan. Dalam penelitian ini juga ditemukan korelasi yang signifikan etos kerja dengan kinerja guru. Ini berarti, makin baik etos kerja, maka makin baik pula kinerja guru. Variabel etos kerja dapat menjelaskan makin tingginya kinerja guru dengan korelasi sebesar 23,6%. dan sumbangan efektif sebesar 19,98%. hal ini dapat dijadikan suatu indikasi bahwa etos kerja berkontribusi terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan. Dari hasil temuan seperti dipaparkan di atas, mengisyaratkan bahwa etos kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru. Hal ini sesuai dengan teori Sinamo Jansen (2010) etos kerja pada intinya adalah suatu sikap guru terhadap kerja yang dicirikan oleh adanya bekerja tulus penuh syukur, bekerja dengan benar penuh tanggung jawab, bekerja tuntas penuh integritas, bekerja keras penuh semangat, bekerja dengan cinta dan penuh dedikasi, bekerja dengan cerdas penuh kreativitas dan suka cita, bekerja dengan tekun penuh keunggulan, bekerja sebaik-baiknya penuh kerendahan hati. Etos kerja merupakan sikap terhadap kerja, sehingga diri seseorang atau sekelompok orang dan organisasi menyikapi paradigma kerja menjadi berbeda, ada yang positif, ada yang negatif, ada yang tinggi ada yang rendah, sehingga timbullah contoh etos kerja tinggi, etos kerja rendah, dan seterusnya. Guru yang memiliki etos kerja tinggi dicerminkan dalam perilakunya seperti: suka bekerja keras, bersikap adil tidak membuang-buang waktu selama jam kerja, berkeinginan memberikan lebih dari yang disyaratkan, mau bekerja sama, hormat terhadap rekan kerja. Etos kerja guru tinggi menyebabkan kinerja guru tinggi. Individu atau kelompok masyarakat memiliki etos kerja tinggi jika menunjukkan tanda-tanda : 1) mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia, 2) menempatkan pandangan tentang kerja sebagai suatu hal yang sangat luhur bagi eksistensi manusia, 3) kerja dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan manusia, 4) kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita, dan 5) kerja dilakukan sebagai ibadah. Sedangkan bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang rendah, akan menunjukkan ciriciri yang sebaliknya, yaitu: 1) kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri, 2) kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia, 3) kerja dipandang sebagai penghambat dalam memperoleh kesenangan, 4) kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan, dan 5) kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup. Bisa dibayangkan, suatu organisasi yang diisi oleh individu atau sekumpulan individu dengan etos kerja rendah, maka produktivitas kerjanya akan menurun, kondisi kerja tak kondusif, tingkat kehadiran yang rendah, yang banyak terjadi adalah keluhan, dan tuntutan, bukan memberikan andil untuk peningkatan kinerja organisasi. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sri Utami (2012) yang berjudul Kontribusi Antara Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah, Etos Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Kuta penelitian ini bersifat ex post fakto dengan sampel penelitian sebanyak 73 orang guru. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa supervisi akademik berkontribusi terhadap kinerja guru dengan kontribusi sebesar 44% dan sumbangan efektif sebesar 24,7%. Berdasarkan paparan di atas menunjukkan dengan jelas bahwa etos kerja berdampak positif terhadap kinerja. Dengan demikian dugaan yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan etos kerja dengan kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan telah terbukti dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa, secara simultan supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, 7

8 dan etos kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru melalui persamaan regresi Y = 17,439+ 0,230X1 + 0,483X2 + 0,311X3 dengan Freg = 25,013 dengan kontribusi sebesar 28,6%. Ini berarti secara simultan variabel supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja dapat menjelaskan tingkat kecenderungan Tabanan. Dengan kata lain bahwa variabel supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan. Dari hasil analisis juga diperoleh koefisien korelasi ganda sebesar 0,546. Ini berarti, secara bersama-sama supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan sebesar 28,6%. Makin baik supervisi akademik, makin baik kompetensi manajerial kepala sekolah, dan makin baik etos kerja, makin baik pula kinerja guru. Pada dasarnya kompetensi manajerial kepala sekolah menyangkut situasi dalam organisasi, baik kondisi fisik maupun kodisi sosial yang berkaitan dengan interaksi kontribusi antar orangorang di dalamnya termasuk lingkungan kerja. Kompetensi manajerial kepala sekolah yang kondusif mampu memberikan rasa aman, nyaman dan menyenangkan. Dalam suatu organisasi di dalamnya terdapat aktivitas yang dilakukan secara bersama-sama dengan teratur dan berulang-ulang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Guru dalam melaksanakan tugastugasnya di sekolah perlu dinilai, dibina, dan dibimbing. Oleh karena itu, supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Berdasarkan paparan di atas, tampak dengan jelas bahwa dengan dilakukannya supervisi akademik yang berkesinambungan, dibarengi dengan kompetensi manajerial kepala sekolah yang kondusif, serta diimbangi dengan etos kerja yang tinggi maka kinerja guru dapat dioptimalkan. Dengan demikian dugaan yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kinerja guru telah terbukti secara empirik dalam penelitian ini. Kekuatan kontribusi ketiga variabel bebas terhadap kinerja guru secara berurutan adalah supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebelum dan setelah diadakan pengendalian, terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja secara simultan maupun secara terpisah terhadap kinerja guru SMK Negeri di kabupaten Tabanan. Atas dasar tersebut, variabel supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja dapat dijadikan prediktor kecenderungan kinerja guru SMK Negeri di kabupaten Tabanan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis dan pembahasan terdapat empat kesimpulan yang bisa ditarik, yaitu: (1) Terdapat kontribusi yang signifikan supervisi akademik terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan, dengan kontribusi sebesar 10,8% sumbangan efektif (SE) sebesar 7,23 %. (2) Terdapat kontribusi yang signifikan kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap Tabanan, dengan kontribusi sebesar 4,4% dan sumbangan efektif sebesar 1,37%. (3) Terdapat kontribusi yang signifikan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan, dengan kontribusi sebesar 23,6% dan sumbangan efektif sebesar 19,98%. (4) Terdapat kontribusi yang signifikan secara simultan supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Tabanan, dengan kontribusi sebesar 28,6%. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi akademik, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan etos kerja berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru SMK 8

9 Negeri di kabupaten Tabanan baik secara terpisah maupun simultan. Dengan demikian ketiga faktor tersebut dapat dijadikan prediktor tingkat kecendrungan Tabanan. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disarankan beberapa hal: (1) disarankan kepada semua guru agar berusaha secara maksimal meningkatkan kompetensi diri melalui membaca, mengikuti pelatihan, dan studi lanjut. Berusaha meningkatkan pembelajaran di kelas sesuai dengan arahan dari kepala sekolah melalui supervisi akademik yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Memberikan komitmen yang tinggi dan mendukung setiap kebijakan yang dilakukan kepala sekolah dalam melaksanakan memajemen sekolah sehingga pelaksanaan manajerial yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait dengan kemajuan pendidikan di sekolah dapat terlaksana dengan baik. Meningkatkan etos kerja demi terwujudnya pendidikan yang berkualitas di sekolah. (2) disarankan kepada semua kepala sekolah yang bertugas di SMK Negeri Kabupaten Tabanan agar melaksanakan supervisi akademik secara berkesinambungan kepada semua guru dilingkungan unit kerjanya masing-masing mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi dan tindak lanjut. Meningkatkan kompetensi manajerial di sekolah dengan menerapkan manajemen terbuka, menciptakan keakraban, meningkatkan etos kerja guru, melibatkan guru secara merata dalam setiap kegiatan, memberikan rasa aman kepada setiap guru, dan berusaha memenuhi fasilitas pembelajaran. Mendukung setiap guru yang berusaha meningkatkan kompetensi dirinya, memberikan penghargaan setiap hasil kerja guru, dan memotivasi guru agar dapat meningkatkan prestasi kerja dan profesinya. (3) disarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Tabanan agar setiap pertemuan dengan kepala sekolah mengingatkan supaya supervisi akademik dilaksanakan secara baik dan berkesinambungan kepada semua guru di unit kerjanya masing-masing karena supervisi akademik berkontribusi terhadap kinerja guru. Mendorong kepala SMK Negeri di kabupaten Tabanan agar dapat melaksanakan manajerial di unit kerjanya masing-masing dengan baik sesuai dengan kultur dan budaya yang ada pada lingkungan sekolah tersebut. Menyarankan kepada kepala SMK Negeri di kabupaten Tabanan agar memberikan dorongan serta dukungan kepada setiap guru yang memiliki etos kerja tinggi serta dipromosikan untuk mengikuti pelatihan Cakep atau Cawas sesuai dengan kelayakan yang dimiliki. Dalam memberikan pelatihan kepada kepala sekolah perlu merancang materi-materi yang dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan intensitas supervisi akademik dan etos kerja. DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah, M.,A Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan. majalahpendidikan.com/2011/05/kep ala sekolah sebagai pemimpin.html, diakses 7 Januari Asmani,J.M Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press. Bahri, S Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru SD di Dataran Tinggimoncong Gowa. Jurnal Medtek, Volume 3, Nomor 2, Oktober Gibson, James, Ivancevick & John M.D onnelly Organisasi dan Manajemen, Perilaku, Struktur. Terj. Deddy Jacobus & Dwi Prabantini. Jakarta: Erlangga. Hadi, Sutrisno Statistik Jilid 1 sampai dengan 3. Jogjakarta: Andi. Hadiyanto Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Rineika Cipta. Hamzah B. Uno,et.all Pengembangan Instrumen untuk Penelitian. Jakarta: Dilema Press. Kiswan Artikel Supervisi Pendidikan. Koyan Statistik Pendidikan. Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha Press. 9

10 Maryono Dasar-Dasar & Teknik menjadi Supervisor Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Prasojo, L.D dan Sudiyono Supervisi Pendidikan. Yogyakarta:Gava Media. Wahab, Abd. & Umiarso Kepemimpinan Kependidikan dan Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta: AR-Ruzz Media. Wirawan Evaluasi kinerja sumber daya manusia. Jakarta: Salemba Empat.. Yudana, Made Supervisi Akademik Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. 10

Oleh I Ketut Ardiatmika Adnyana

Oleh I Ketut Ardiatmika Adnyana DETERMINASI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DAN SIKAP GURU TERHADAP PROFESINYA DENGAN KINERJA GURU MATEMATIKA SMP NEGERI DI KABUPATEN JEMBRANA Oleh I Ketut Ardiatmika Adnyana

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SIKAP PROFESIONAL GURU, IKLIM KERJA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BADUNG

KONTRIBUSI SIKAP PROFESIONAL GURU, IKLIM KERJA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BADUNG KONTRIBUSI SIKAP PROFESIONAL GURU, IKLIM KERJA SEKOLAH DAN PENGALAMAN KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BADUNG oleh Ni Nyoman Suryani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Kontribusi Pengalaman Diklat, Motivasi Kerja, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Terhadap Profesionalisme Guru SMPN di Kabupaten Morowali.

Kontribusi Pengalaman Diklat, Motivasi Kerja, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Terhadap Profesionalisme Guru SMPN di Kabupaten Morowali. Kontribusi Pengalaman Diklat, Motivasi Kerja, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Terhadap Profesionalisme Guru SMPN di Kabupaten Morowali. oleh Moenggo, Ferdinan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA GURU, DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP/MTS DI KECAMATAN GALUR KABUPATEN KULON PROGO Sri Wahyu Triwarti Guru SMKN 1 Nanggulan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

DETERMINASI SUPERVISI PENGAWAS, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TEMBUKU

DETERMINASI SUPERVISI PENGAWAS, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TEMBUKU DETERMINASI SUPERVISI PENGAWAS, GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP DI KECAMATAN TEMBUKU I Gusti Ngurah Yuda, Nyoman Dantes, I Made Yudana Program Studi Administrasi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT

KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT KONTRIBUSI PELAKSANAAN SUPERVISI, IKLIM KERJASAMA, DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT ILMIYATI RAHMY JASRIL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM

Artikel Jurnal. Oleh : Diaz Wiryawan NIM KONTRIBUSI PARTISIPASI GURU DALAM KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DAN INTENSITAS SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA Artikel Jurnal Diajukan

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) KONTRIBUSI KINERJA KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN IKLIM KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA GURU DI LINGKUNGAN YAYASAN PENDIDIKAN TARBIYATUL ISLAM NW WANASABA KAB. LOMBOK TIMUR Marhamah, N. Dantes, M. Sutama

Lebih terperinci

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN SUNGKAI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA.

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN SUNGKAI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA. PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN SUNGKAI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA Oleh Wildawati, Supomo Kandar, Riswanti Rini FKIP Unila:

Lebih terperinci

Oleh I Made Gunawan ABSTRACT

Oleh I Made Gunawan ABSTRACT KONTRIBUSI KUALITAS SUPERVISI PENGAWAS SEKOLAH, FUNGSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KUALITAS LAYANAN GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI DI KECAMATAN KUTA BADUNG Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIKUM DAN PERAN TEKNISI TERHADAP PRESTASI MEMBUBUT

PENGARUH PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIKUM DAN PERAN TEKNISI TERHADAP PRESTASI MEMBUBUT Pengaruh Pengelolaan Peralatan (Ariffudin) 303 PENGARUH PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIKUM DAN PERAN TEKNISI TERHADAP PRESTASI MEMBUBUT THE INFLUENCE OF TOOLS MANAGEMENT AND TECHNICIAN S ROLE ON TURNING PRACTICE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan national bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Merujuk dari tujuan Sisdiknas tersebut maka tujuan pendidikan sekolah dasar

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU. Oleh. Suwandi

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU. Oleh. Suwandi ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU Oleh Suwandi Dosen Pembimbing: Dr. Supomo Kandar, M.S. dan Dr. Irawan Suntoro, M.S. email: pkn.suwandi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU Hubungan Motivasi Kerja... (Zetriuslista &Reni) 1 HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KINERJA GURU MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PEKANBARU RELATIONSHIP BETWEEN MOTIVATION TO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. 1 I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI Upik Puspita Dewi Agus Timan Teguh Triwiyanto e-mail: upikpuspitadewi@gmail.com Abstract: This research has a purpose

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia DETERMINASI SUPERVISI BIMBINGAN KONSELING, IKLIM KERJA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PEMBIMBING PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BADUNG Ni Km. A. N. Dewi 1, I Gd. A. Suhandana 2, Ni Kt.

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) DETERMINASI BUDAYA SEKOLAH, KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SUKAWATI D.M. Meranggi, Made Yudana, Made Candiasa 1, Program Pascasarjana

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KUALITAS LAYANAN PROSES PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI DI GIANYAR

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KUALITAS LAYANAN PROSES PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI DI GIANYAR KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK, KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP KUALITAS LAYANAN PROSES PEMBELAJARAN PADA SMK NEGERI DI GIANYAR Ida Bagus Putu Purnaya, Nyoman Natajaya, Nyoman Dantes,

Lebih terperinci

Oleh Irfan Dani Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi ingin mengetahui: (1) Pengaruh kompetensi kepemimpinan kepala

Oleh Irfan Dani Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi ingin mengetahui: (1) Pengaruh kompetensi kepemimpinan kepala PENGARUH KOMPETENSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP ETOS KERJA GURU (Studi pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya) Oleh Irfan Dani 83111078 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

Putu Suardana, I Made Yudana, A.A. Gede Agung. Program Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Putu Suardana, I Made Yudana, A.A. Gede Agung. Program Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN ETOS KERJA TERHADAP KINERJA GURU BAHASA INGGRIS SMA DI KABUPATEN TABANAN Putu Suardana, I Made Yudana, A.A. Gede Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata dalam aktivitas kerja bawahannya. Kepala sekolah yang rajin, cermat, peduli terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1 Tujuan Supervisi Supervisi adalah kata serapan dari bahasa Inggris supervision, gabungan dari dua kata super dan vision, yang memiliki arti melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Ketidakmampuan mereka sebagai sumber

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 4 Tahun 2013) KONTRIBUSI KEMAMPUAN SUPERVISI AKADEMIK, DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEMAMPUAN MENGELOLA PEMBELAJARAN DITINJAU DARI STATUS SERTIFIKASI GURU 1 I Nym.Seridana 1, Nym.Natajaya 2, Kdk.Rihendra

Lebih terperinci

DETERMINASI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI 3 BANGLI

DETERMINASI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI 3 BANGLI e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan (Volume 5 Tahun 2014) DETERMINASI KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not

BAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not educate, that there are teachers who do not successfully educate. No teacher who did not manage to educate,

Lebih terperinci

DETERMINASI LINGKUNGAN KERJA, IKLIM ORGANISASI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS VI KECAMATAN GEROKGAK

DETERMINASI LINGKUNGAN KERJA, IKLIM ORGANISASI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS VI KECAMATAN GEROKGAK DETERMINASI LINGKUNGAN KERJA, IKLIM ORGANISASI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS VI KECAMATAN GEROKGAK I Gusti Putu Suratika, Nyoman Dantes, Kadek Rihendra Dantes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA Pengaruh Nilai Uji (Wahyudi) 1 PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA THE INFLUENCE OF VOCATIONAL COMPETENCE SCORE AND WORKPLACE INFORMATION TO STUDENTS

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) Kontribusi Sekolah, Iklim Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Se Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. I Ketut Darmada, Nyoman Dantes, Nyoman Natajaya Program Studi Pendidikan Dasar,

Lebih terperinci

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013) DETERMINASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK, SIKAP PROFESIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMPETENSI GURU, ETOS KERJA GURU, BUDAYA ORGANISASI, DAN SUPERVISI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU DI SEKOLAH REGENTS SCHOOL DENPASAR I Wayan Darsana, Nyoman Natajaya,I Gusti Ketut Arya Sunu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

Oleh I Ketut Nentra. Kata kunci: tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman mengajar, kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru bahasa Indonesia

Oleh I Ketut Nentra. Kata kunci: tingkat pendidikan, pelatihan, pengalaman mengajar, kualitas pengelolaan proses pembelajaran guru bahasa Indonesia KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KUALITAS PENGELOLAAN PROSES PEMBELAJARAN GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI DI KABUPATEN GIANYAR Oleh I Ketut Nentra ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU. Abstark

KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU. Abstark KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU Abstark Oleh : Muhammad Munir dan Andi Kurniawan Jurusan PT Elektronika FT UNY Penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Budaya orgnanisasi berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dari semua kemajuan dan perkembangan yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat mewujudkan semua potensi

Lebih terperinci

I W. Suastana, I.N. Natajaya, I.G.K.A Sunu

I W. Suastana, I.N. Natajaya, I.G.K.A Sunu KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN, SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU IPA PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN TABANAN I W. Suastana, I.N. Natajaya, I.G.K.A Sunu Program

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR

KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR KONTRIBUSI KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PADANG TIMUR Silfianti Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study aims

Lebih terperinci

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, IKLIM KERJA, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 MENGWI

KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, IKLIM KERJA, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 MENGWI KONTRIBUSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, IKLIM KERJA, DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 1 MENGWI I Putu Agus Putra Apriana, I Nyoman Natajaya, I Made Yudana, Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Budaya Sekolah, Mutu Mengajar A. Pendahuluan Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Budaya Sekolah dengan Mutu 1 Oleh: Rasda Tanggapili 2 ABSTRAK RASDA TANGGAPILI, G2G1 13 037, Hubungan Supervisi Akademik Kepala Mengajar Guru SD Negeri se-

Lebih terperinci

KONTRIBUSI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 SATUI

KONTRIBUSI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 SATUI KONTRIBUSI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMA NEGERI 1 SATUI RINI DESTERIANTI SMA Negeri 1 Satui rini_desterianti@yahoo.com Abstract: The purposes of this

Lebih terperinci

kata kunci: hasil belajar, kemandirian belajar, sikap belajar.

kata kunci: hasil belajar, kemandirian belajar, sikap belajar. PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU Novi Rokayah 1, Yon Rizal 2, dan Tedi Rusman 2 1 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR EFFECT OF INTERPERSONAL COMMUNICATION TEACHER OF INTEREST

Lebih terperinci

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I, Prof. Dr. Djam an Satori, MA. NIP Pembimbing II,

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I, Prof. Dr. Djam an Satori, MA. NIP Pembimbing II, DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I, Prof. Dr. Djam an Satori, MA. NIP. 195008021973031002 Pembimbing II, Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M. P. NIP. 196206071983031002 Diketahui oleh Ketua

Lebih terperinci

STUDI HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PROFESIONAL, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 1 BANGLI

STUDI HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PROFESIONAL, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 1 BANGLI STUDI HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PROFESIONAL, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI 1 BANGLI Ari Wahyu Ningrat Karang 1, Made Yudana1 2, Nyoman Natajaya2

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 79 BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kompetensi manajerial kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi benar-benar bergantung pada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kapasitas individu, keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya. Pepatah mengatakan: tuntutlah. bersaing dengan orang lain bahkan dengan negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya. Pepatah mengatakan: tuntutlah. bersaing dengan orang lain bahkan dengan negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam rangka meningkatkan kualitas dirinya. Pepatah mengatakan: tuntutlah ilmu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi (a) Latar Belakang Masalah, (b) Fokus Penelitian, (c) Tujuan Penelitian, (d) Kegunaan Penelitian, (e) Definisi Operasional, (f) Penelitian Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran,

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN ABUNG TINGGI KABUPATEN LAMPUNG UTARA

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN ABUNG TINGGI KABUPATEN LAMPUNG UTARA Enni, dkk. Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru 1 PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN ABUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai wahana penting dalam pembentukan sumber daya manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan. Kesuksesan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI

PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI PENGARUH SERTIFIKASI, MOTIVASI, DAN PENGAWASAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SMP NEGERI Putri Mandasari, Yon Rizal, Samsi Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro Abstract: This

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala Sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan pendidikan

Lebih terperinci

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

Lebih terperinci

KOMITMEN GURU YANG DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG

KOMITMEN GURU YANG DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG KOMITMEN GURU YANG DISERTIFIKASI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN KOTA PADANG Wina Canigia Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research are

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh 122 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Simpulan Deskriptif Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan penelitian ini, maka diperoleh simpulan deskriptif yang menunjukkan bahwa: 1. Kepuasan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL Dhendhi Bagus Prasojo NIM 08101241019 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN Pengaruh Motivasi Praktik (Tri Susetyo) 289 PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN THE EFFECT OF PRACTICAL WORK MOTIVATION AND MACHINING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak sejarah manusia lahir mewarnai rutinitas kegiatan dunia ini, pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai khalifah yang menjadi pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi Pendidikan dan pengajaran diakui oleh masyarakat sebagai sarana pencerahan bangsa dan berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan perkembangan

Lebih terperinci

Ni Made Ayu Dwi Anggreni, Made Yudana,, Wayan Lasmawan

Ni Made Ayu Dwi Anggreni, Made Yudana,, Wayan Lasmawan KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA, KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA BALI PADA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS SE- KABUPATEN BADUNG Ni Made Ayu Dwi Anggreni,

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA N 5 SURAKARTA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA N 5 SURAKARTA Jupe UNS, Vol. 2 No. 1, Hal 71 s/d 82 Fatiah Kharisma Melati--- Pengaruh Sertifikasi Guru Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMAN 5 Surakarta Juli, 2013 PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL. Artikel Jurnal KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL Artikel Jurnal Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu komponen dari pendidikan yang eksistensinya tidak dapat diabaikan, karena sekolah merupakan wadah penyelenggara pendidikan dalam bidang

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 3, No. 1, MARET 2016

ISSN: Vol. 3, No. 1, MARET 2016 Kontribusi Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa Atas Kemampuan Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa SMP Kelas VIII di Wilayah Kecamatan Golewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir semua pekerjaan yang ada di dalam setiap organisasi diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan baik antar rekan kerja harus dibina.

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPETENSI, DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPETENSI, DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPETENSI, DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI Rika Aprilliana Yon Rizal dan Samsi Pendidikan Ekonomi P. IPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci