BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia serta kemajuan bangsa, sehingga maju dan mundurnya

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia serta kemajuan bangsa, sehingga maju dan mundurnya suatu bangsa dapat di lihat dari tingkat pendidikan negara itu sendiri. Penerapan pendidikan dalam kehidupan merupakan salah satu kekuatan yang dominan serta menjadi faktor penentu bagi prestasi dan produktifitas seseorang. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bab II/Pasal 3) yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimyati & Mudjiono (2009) menyatakan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik apabila dalam pembelajaran dapat mengembangkan aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif yaitu kemampuan yang menghubungkan dengan perkembangan fungsi intelektual atau kemampuan/kecerdasan otak. Afektif berhubungan kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan sikap atau sifat, dan psikomotor berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik.

2 2 Pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Melalui pembelajaran biologi siswa diajak untuk melakukan eksplorasi alam. Melalui proses inilah dapat dikembangkan keterampilan sains, sehingga pengalaman yang benar tentang sains dapat diperoleh. Sudibyo (2006) menyatakan bahwa pembelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Kemampuan siswa yang perlu dikembangkan dalam mempelajari biologi meliputi beberapa kemampuan, salah satunya adalah kemampuan menganalisis. Harsanto (2005) menyatakan bahwa kemampuan analisis siswa adalah kemampuan siswa dalam menerangkan hubungan-hubungan yang ada dan mengkombinasikan unsur-unsur menjadi satu kesatuan. Kemapuan menganalisis merupakan bagian dari ranah kognitif yang harus dikembangkan dari suatu pembelajaran. Aktivitas analisis seorang siswa dapat dilihat dari beberapa indikator meliputi mengamati objek, menganalisis data, menghubungkan objek, mengidentifikasi objek, melakukan percobaan, mengomunikasikan objek, dan membuat laporan. Kondisi pembelajaran biologi yang terjadi di sekolah menurut sebagian besar siswa, merupakan suatu pembelajaran dengan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari karena pembelajaran biologi mencakup banyak aspek antara lain yaitu menghafal. Cara belajar siswa lebih banyak diarahkan

3 3 untuk menghafal suatu konsep dibanding memahami suatu materi. Setiawan (2008) menyatakan bahwa pembelajaran biologi yang diajarkan oleh guru kebanyakan lebih berorientasi pada evaluasi saja, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam proses belajar dan kebanyakan didominasikan oleh guru dengan ceramah saja. Selain model pembelajaran, penilaian terhadap kinerja siswa juga mempengaruhi kualitas hasil pembelajaran. Penilaian kinerja adalah sebuah prosedur yang menggunakan tugas-tugas atau latihan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana seorang siswa belajar dengan baik. Kemampuan menganalisis dalam pembelajaran diperlukan oleh siswa agar dapat berpikir secara logis dalam meninjau suatu fakta atau objek menjadi lebih rinci. Namun kenyataanya yang terjadi selama ini, guru kurang memperhatikan penggunaan metode dan media pembelajran yang sesuai dengan materi. Penggunaan model dan media pembelajaran oleh guru tidak mengarah pada pembelajaran yang mengacu siswa untuk dapat menganalisis suatu objek dalam pembelajaran yang berlangsung sehingga kemampuan menganalisis siswa menjadi tidak berkembang dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah dan tidak memenuhi KKM. Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di SMA Negeri Patikraja dapat terlihat dari hasil angket kepada siswa pada tanggal 13 Agustus 2016 di SMA N Patikraja dikelas X bahwa 85,95% ditunjukkan siswa tertarik terhadap pembelajaran biologi sudah baik, 14,05% siswa masih belum tertarik karena materi yang diajarkan terlalu rumit. Data angket menunjukan

4 4 jika kemampuan menganalisis siswa rendah, hal ini ditunjukkan oleh hasil angket 62,92 % siswa belum mampu menganalisis sendiri mengenai materi yang diajarkan, 57,30% kemampuan siswa dalam menghubungkan konsep materi dengan kehidupan sehari-hari masih rendah, 60,67% siswa tidak mampu mengerjakan sosal evaluasi melainkan masih kurang menguasai materi pembelajaran, 40,01% siswa tidak suka melakukan percobaan saat praktikum, 68,53% siswa tidak mampu menyampaikan materi pembelajaran, 37,74% siswa tidak mampu membuat laporan. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Selain itu, dalam proses pembelajaran guru masih menjadi pusat informasi, siswa mencatat materi yang disampaikan guru serta guru belum memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah, sehingga penggunaan media pembelajaran juga terbatas. Hasil observasi tersebut merupakan permasalahan yang terjadi di sekolah. Permasalahan tersebut harus diselesaikan agar hasil belajar siswa menjadi meningkat. Salah satu solusi yang tepat adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran kreatif-produktif. Stategi pembelajaran kreatif-produktif merupakan pembelajaran yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagi pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Pendekatan tersebut antara lain: belajar aktif, konstruktif, kolaboratif, dan kooperatif. Slameto (2010) menyatakan karateristik penting dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu strategi yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan produk dan bersumber dari pemahaman

5 5 mereka terhadap konsep yang sedang dikaji. Beberapa karateristik tersebut adalah: 1. Keterlibatan intelektual dan emosional siswa dalam pembelajaran. 2. Siswa didorong untuk menemukan dan mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji melalui penafsiran yang dilakukann dengan berbagi cara. Seperti observasi, diskusi, atau percobaan. 3. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama. 4. Pada dasarnya, untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri. Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kreatif-produktif dilakukan dengan tahap-tahap tertentu, sehingga penerapan dalam pembelajaran ini tercapai. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang terjadi tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis yang nantinya berimbas pada berkembangnya kemampuan menganalisis. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kreatif-produktif terhadap kemampuan analisis siswa kelas X SMA Negeri Patikraja.

6 6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu: Apakah model pembelajaran kreatif-produktif berpengaruh terhadap kemampuan analisis siswa pada pembelajaran biologi siswa kelas X SMA Negeri Patikraja?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kreatif-produktif terhadap kemampuan analisis siswa pada pembelajaran biologi siswa kelas X SMA Negeri Patikraja. 1.4 Manfaat Penilitian a. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan untuk dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran biologi. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan model kreatif-produktif sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam proses pembelajaran biologi. c. Bagi Sekolah Dapat mengembangkan kemampuan menganalisis siswa melalui model kreatif-produktif sehingga model tersebut dapat diterapakan untuk materi pembelajaran lainya terutama pelajaran biologi.

7 7 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan adalah pengaruh model pembelajaran kreatif-produktif terhadap kemampuan analisis siswa kelas X mata pelajaran biologi SMA Negeri Patikraja tahun ajaran 2016/2017.