BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep diri merupakan potret diri secara mental, yang dapat berubah, yakni bagaimana seseorang melihat, menilai dan menyikapi dirinya sendiri. Konsep diri tumbuh dari interaksi sosial dalam lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan individu. Konsep diri memiliki dimensi yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan terhadap diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Konsep diri menjadi bagian penting dari kepribadian seseorang dalam bersikap dan berperilaku. Bila dalam diri seseorang dapat menerima dirinya apa adanya dengan segala kekuatan dan kelemahannya serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, berarti menunjukkan bahwa ia memiliki konsep diri yang positif (Fitts, 1971). Individu dalam kehidupannya mengalami beberapa fase perkembangan. Setiap fase perkembangan tentu saja berbeda pengalaman dan dituntut adanya perubahan perilaku pada individu agar dapat berperan dan diterima oleh masyarakat. Fase perkembangan meliputi masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan usia lanjut, dengan adanya batasan usia di setiap masanya. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Apa yang dialami sebelumnya akan mempengaruhi masa yang akan datang. Bila beralih dari masa kanak-kanak ke masa remaja, harus meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakkan dan mengubah pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan pola perilaku dan sikap yang lama. Dengan beralihnya 1

2 masa maka terjadi perubahan seperti perubahan fisik, pola emosi, sosial, minat, moral dan perkembangan kepribadian. Pada masa remaja terjadi pula penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial yang cenderung disukai remaja seperti berkelompok. Pada penyesuaian ini remaja akan mencari identitas dirinya tentang siapakah dirinya dan bagaimana peranannya dalam masyarakat. Remaja juga merasa bebas untuk bergaul, mencari informasi dan pengetahuan seluas-luasnya. Seiring dengan adanya banyak perubahan, konsep diri yang ada pada remaja juga akan mengalami perubahan. Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, merupakan faktor yang dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan konsep diri positif yang dimilikinya seorang remaja dapat dengan mudah untuk berelasi dan membangun hubungan yang baik dengan lingkungan maupun dengan keluarga. Dengan konsep diri yang baik akan sangat membantu remaja untuk bisa menjadi dirinya sendiri dan dengan mudah ia akan bertumbuh menjadi remaja yang memiliki pemahaman diri yang baik. Remaja sangatlah membutuhkan dorongan dari banyak pihak terutama dengan temanteman yang sebaya karena dengan teman yang sebaya mereka bisa saling mengerti tentang pengalaman-pengalaman yang pernah mereka alami, dengan layanan bimbingan kelompok mereka akan mendapatkan suatu kelompok yang baru dimana kelompok ini akan menjadi tempat bagi para angota kelompoknya untuk bisa belajar bersama-sama tentang suatu hal yang baru yang mungkin belum pernah mereka ketahui sebelumnya (Fitts,1971). 2

3 Bimbingan kelompok diberikan kepada individu untuk mencegah terjadinya masalah yang akan timbul pada diri individu. Sehingga dalam pertumbuhannya individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal tanpa adanya masalah-masalah yang timbul. Dengan diberikannya layanan Bimbingan Kelompok diharapkan siswa dapat menerima layanan yang penting dan berguna bagi pengembangan dirinya terutama untuk meningkatkan konsep dirinya ke arah yang lebih positif. Bimbingan Kelompok juga membantu siswa dalam memahami dan mengerti lebih dalam lagi tentang dirinya sehingga siswa mengerti tentang kemampuan yang dimiliki. Dalam Bimbingan Kelompok siswa diberi materi dan juga bekal yang positif untuk kemajuan dirinya sehingga ke depan siswa bisa bertumbuh dan berkembang secara baik (Romlah 2001). Adrian (2003) meneliti peningkatan konsep diri melalui layanan Bimbingan Kelompok. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Bandung, sampel diambil siswa kelas X-4 dengan sampel yang berjumlah 10 orang siswa yang mengalami konsep diri rendah. Setelah didapat siswa yang mengalami konsep diri yang rendah akhirnya dibuat dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah anggota masing-masing kelompok 5 orang siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan konsep diri siswa yang rendah. Pengumpulan data ini dilakukan dua kali yaitu pengukuran konsep diri sebelum eksperimen (pre-test) dan pengukuran konsep diri setelah perlakuan (post-test). Pengukuran konsep diri yang pertama dilakukan sebelum pemberian layanan Bimbingan Kelompok dan pengukuran konsep diri akhir dilakukan setelah pemberian layanan Bimbingan Kelompok dengan pemberian materi Bimbingan Kelompok konsep diri. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah analyze-deskriptive statistic 3

4 frequencies untuk mengetahui sejauh mana peningkatan konsep diri yang dulunya rendah menjadi meningkat dengan teknik uji-t (independent sample test) untuk mengetahui secara signifikan peningkatan konsep diri siswa dengan bantuan program SPSS for window release 11,0 dari analisa yang dilakukan diperoleh kesimpulan ada peningkatan konsep diri pada 5 siswa yang di kelompokkan dalam kelompok eksperimen, mean kelompok eksperimen sebesar dan kelompok kontrol sebesar dari pengukuran konsep diri awal dan akhir terlihat dari signifikansi F hitung lebih besar dari 0,05 nilai t hitung sebesar dengan signifikansi sebesar 0,043<0,05 sehingga kegiatan layanan Bimbingan Kelompok dapat meningkatkan konsep diri siswa Mahmud (2005), meneliti peningkatan konsep diri melalui layanan bimbingan kelompok, siswa kelas X SMA Shalahuddin Malang tahun ajaran 2003 dengan menggunakan alat ukur Tennesse self concept scale. Pada post test, mean kelompok eksperimen sebesar sedangkan mean kelompok kontrol sebesar dengan t hitung = -1000, dengan p = > 0,050. Hasil data yang diperoleh sesudah eksperiment (post test) diperoleh t hitung = , P =0,244 >0,050 sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan konsep diri siswa yang mendapatkanbimbingan keloompok konsep diri dan tidak mendapatkan bimbingan kelompok konsep diri Dari dua penelitian yang dikemukakan oleh Adrian (2003) dan Mahmud (2006) menunjukkan bahwa ada dua hasil penelitian yang berbeda yang menyatakan layanan bimbingan kelompok bisa meningkatkan konsep diri dan satunya lagi menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok tidak bisa meningkatkan konsep diri. Dari perbedaan hasil 4

5 penelitian inilah peneliti ingin membuktikan apakah konsep diri itu bisa ditingkatkan atau tidak bisa ditingkatkan dengan mengunakan layanan bimbingan kelompok konsep diri. Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut peneliti melakukan pra penelitian di 2 SMA untuk membandingkan Apakah SMA THERESIANA dan SMAN 3 SALATIGA pada kelas X nya memiliki konsep diri yang rendah atau tidak. Hal ini dilakukan untuk menjadi pembanding terhadap subyek yang telah di Pilih oleh peneliti yaitu SMA KRISTEN 1 SALATIGA. Dalam pengambilan sampel di ambil secara acak sebanyak 32 orang siswa Tabel 1.1 Hasil Pre test di SMA THERESIANA Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Tinggi ,25% Tinggi ,37% Sedang % Rendah ,75% Sangat Rendah ,62% Total % Dari tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa kategori konsep diri siswa SMA THERESIANA masih dalam kategori sedang sebesar 50%.(16 Orang siswa) 5

6 Tabel 1.2 Hasli Pretest SMAN 3 SALATIGA Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Tinggi ,37% Tinggi ,62% Sedang ,87% Rendah ,87% Sangat Rendah ,25% Total % Dari tabel 1.2 terlihat bahwa skor konsep diri siswa SMAN 3 SALATIGA Masih dalam kategori sedang sebesar 46.87% (15 orang siswa) Tabel 1.3 Pretest SMA KRISTEN 1 SALATIGA Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Tinggi ,12 % Tinggi ,35 % Sedang ,5 % Rendah ,12% Sangat Rendah ,87% Total % Dari tabel 1.3 terlihat bahwa skor konsep diri siswa SMA KRISTEN 1 SALATIGA masih berada dalam kategori rendah sebesar 53.12%( 17 siswa) 6

7 Dari hasil Pra penelitian d beberapa SMA tersebut akhirnya penulis memilih SMA KRISTEN 1 SALATIGA sebagai subyek penelitian karena siswa kelas X nya masih memiliki konsep diri yang terkategori rendah, setelah itu penulis memilih kelas yang tergolong dalam kategori rendah untuk dijadikan subyek penelitian dan kelas X-3 menjadi subyek dalam penelitian skripsi ini.sebelum memilih kelas ini peneliti juga melakukan pra penelitian di kelas lain dan hasilnya kelas lain skor konsep dirinya lebih tingi dari kelas X-3. Tabel 1.4 Hasil Pretest Konsep Diri Kelas X-3 Kategori Skor Frekuensi Persentase Sangat Tinggi % Tinggi % Sedang ,18% Rendah ,61% Sangat Rendah ,21% Total % Dari tabel 1.1 Menunjukkan bahwa sebagian besar konsep diri siswa kelas X-3 berada pada kategori rendah (60,61%) 7

8 Tabel distribusi relatif (Tabel presentase) Rumus P = f x100% N Keterangan : P: Total Persentase f: Frekuensi yang sedang dicari N: Jumlah frekuensi B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Adakah peningkatan yang signifikan konsep diri melalui layanan bimbingan kelompok konsep diri, pada siswa kelas X-3 SMA KRISTEN 1 SALATIGA? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui signifikansi peningkatan konsep diri siswa kelas X-3 SMA KRISTEN 1 SALATIGA melalui layanan bimbingan kelompok. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Bila dalam penelitian ini ditemukan ada perbedaan yang signifikan peningkatan konsep diri siswa melalui layanan Bimbingan Kelompok, berarti sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adrian (2003). Tetapi jika dalam penelitian ini tidak ada peningkatan yang signifikan konsep diri melalui 8

9 layanan bimbingan kelompok berarti sejalan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Mahmud (2005) 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukkan bagi guru BK dalam membimbing siswa yaitu melalui Bimbingan Kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa. Dan dapat menjadi masukkan kepada sekolah untuk menyusun program bimbingan konseling khususnya untuk meningkatkan konsep diri siswa. 3. Manfaat Bagi Siswa Siswa dapat memahami pentinya konsep diri dalam masa perkembangan mereka, dengan konsep diri yang baik maka siswa dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik dan bisa membangun interaksi dengan teman - teman E. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini penulis membagi menjadi lima bab yaitu: Bab I Dengan judul Pendahuluan, yang berisi: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. 9

10 Bab II Dengan judul Landasan Teori, yang berisi: Pengertian Konsep Diri dan Pengertian tentang Bimbingan Kelompok, Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dalam meningkatkan konsep diri. Bab III Dengan judul Jenis Penelitian, yang berisi Jenis dan Subyek Penelitian, Variabel Penelitian, Subyek Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. Bab IV Dengan judul Pelaksanaan Penelitian, yang berisi: Gambar Subyek Penelitian, Eksperimen (Bimbingan Kelompok), Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Analisis. Bab V Dengan judul Penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian. 10

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dalam analisisnya dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu. Maka tidak diragukan lagi bahwa pengalaman-pengalaman pada masa

BAB I PENDAHULUAN. individu. Maka tidak diragukan lagi bahwa pengalaman-pengalaman pada masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak pada hakikatnya menjadi bagian yang esensial dari individu. Maka tidak diragukan lagi bahwa pengalaman-pengalaman pada masa kanak-kanak merupakan landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari dan dalam hubungannya dengan diri sendiri dan dengan orang lain, setiap individu perlu memahami siapa dirinya dan bagaimana ia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berguna kelak di kemudian hari.sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berguna kelak di kemudian hari.sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang saat ini menjadi kebutuhan utama bagi seorang individu, dan pendidikan dapat diperoleh dari mana saja antara lain keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu memiliki tugas perkembangan yang sudah terbagi menjadi beberapa fase dalam rentang kehidupan individu. Menurut Hurlock (1999) tugas perkembangan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya berusia

BAB I PENDAHULUAN. Usia siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya berusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya berusia antara 16 sampai 18 tahun. Siswa SMA adalah individu yang tengah berada dimasa remaja, dimana masa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen Salatiga kepada 52 siswa yang terdiri atas 22 siswa kelas X Multimedia dan 30 siswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN STRATEGI SELF

PENINGKATAN DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN STRATEGI SELF PENINGKATAN DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN STRATEGI SELF-MODELLING PADA SISWA KELAS X5 SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang indah dan menyenangkan. Menurut Monks (2001) remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan pola asuh Orang tua, pergaulan teman sebaya dan kenakalan remaja siswa SMA Negeri 14 Medan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek penelitian adalah seluruh guru SMA swasta yang berjumlah 131 guru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan maksud apakah pelaksanaan layanan bimbingan karir dapat mempengaruhi dalam pemilihan jurusan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memnuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memnuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMADIYAH PLUS SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku dan segala sifat yang membedakan antara individu satu dengan individu

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku dan segala sifat yang membedakan antara individu satu dengan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia terlahir memiliki kesamaan dan perbedaan antara satu dengan lainnya, dan hal tersebut yang menjadikan manusia sebagai makluk yang unik. Manusia memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis, terlebih dalam hal cita-cita

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis, terlebih dalam hal cita-cita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis, terlebih dalam hal cita-cita Cita-cita yang tidak realistis ini berasal tidak hanya dari keinginan diri sendiri tetapi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING DALAM MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA KELAS XI TEI B SMK N 2 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan Konseling untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu berkaitan dengan pendidik dan peserta didik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan selalu berkaitan dengan pendidik dan peserta didik. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu berkaitan dengan pendidik dan peserta didik. Dalam pendidikan mempunyai tujuan membantu peserta didik agar nantinya mampu meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri, dewasa, dan juga berprestasi maka setiap siswa diharapkan untuk mempersiapkan diri agar dapat menjalankan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Peran Dukungan Kelompok Sebaya Dalam Mengembangkan Resiliensi. Siswa Di SMP Negeri 15 Pekalongan

BAB IV. Analisis Peran Dukungan Kelompok Sebaya Dalam Mengembangkan Resiliensi. Siswa Di SMP Negeri 15 Pekalongan BAB IV Analisis Peran Dukungan Kelompok Sebaya Dalam Mengembangkan Resiliensi Siswa Di SMP Negeri 15 Pekalongan A. Analisis Tingkat Resiliensi Siswa di SMP N 15 Pekalongan Untuk mengetahui tingkat resiliensi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 02 KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasa. Keduanya saling mempengaruhi. Oleh karena itu, kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rasa. Keduanya saling mempengaruhi. Oleh karena itu, kondisi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan selalu berubah. Seiring dengannya, masyarakat juga bergerak pula, menyesuaikan diri dengan mengubah perilaku, pola pikir, hingga cita rasa. Keduanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMP Negeri 10 Salatiga merupakan salah satu SMP Negeri di Salatiga yang terletak di jalan argomulyo Salatiga. SMP Negeri 10 Salatiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sinergi, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instruksional

BAB I PENDAHULUAN. secara sinergi, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instruksional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintregasikan tiga bidang utama secara sinergi, yaitu bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang instruksional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pihak sekarang ini yang mengritik tajam sistem pendidikan di Indonesia. Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami stres kerja, namun demikian gejala stres kerja tidak muncul dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami stres kerja, namun demikian gejala stres kerja tidak muncul dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa macam gejala yang ditunjukkan ketika seseorang mengalami stres kerja, namun demikian gejala stres kerja tidak muncul dalam waktu yang bersamaan. Kadang-kadang

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ida Nur Kristianti Kata Kunci : Empati, Layanan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental research semu), yakni suatu penelitian yang meneliti pengaruh perlakuan terhadap

Lebih terperinci

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Psikometri Analisis Item 2 Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Analisis Data 2 Menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows dengan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 3 SMA KRISTEN PURWODADI TAHUN AJARAN 2011/2012

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 3 SMA KRISTEN PURWODADI TAHUN AJARAN 2011/2012 EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 3 SMA KRISTEN PURWODADI TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh Walet Dirgantoro 132007096 SKRIPSI Diajukan kepada Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41. Deskripsi Data Deskripsi data dalam hasil penelitian dan pembahasan akan dibahas mengenai data hasil belajar pretes kelas yang akan menggunakan teori Van Hiele

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari seperempat angkatan muda Indonesia kini menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketrampilannya (underemployed)

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU ETIS PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN INFORMASI SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU ETIS PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN INFORMASI SOSIAL TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU ETIS PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI MODUL LAYANAN INFORMASI KARIER BERBANTUAN KOMPUTER PADA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 2 SALATIGA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI MODUL LAYANAN INFORMASI KARIER BERBANTUAN KOMPUTER PADA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 2 SALATIGA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI MODUL LAYANAN INFORMASI KARIER BERBANTUAN KOMPUTER PADA SISWA KELAS VIII SMP KRISTEN 2 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K3109031

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab 4, peneliti membahas mengenai presentasi dan analisis data mengenai diri subjek dilihat dari usia dan deskripsi data penelitian: hasil uji statistik dan uji hipotesis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah dan menguji penyelesaian masalah secara sistematis. mampu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak ke masa dewasa. Masa remaja juga diartikan sebagai masa dimana seseorang menunjukkan tanda-tanda pubertas berlanjut

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA

BAB II. KAJIAN KONSEPTUAL TENTANG PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DAFTAR ISI Abstrak... i Kata Pengantar... ii Ungkapan Terima Kasih... iii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii Daftar Bagan... xiii Daftar Lampiran... xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu remaja mulai dari rentang usia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo tepatnya pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo tepatnya pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan 3.1.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo tepatnya pada siswa kelas X. pemilihan sekolah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN REMAJA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI UTOMOBOYOLALIDENGAN PERMAINAN SIMULASI SKRIPSI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN REMAJA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI UTOMOBOYOLALIDENGAN PERMAINAN SIMULASI SKRIPSI PENINGKATAN KEMANDIRIAN REMAJA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI UTOMOBOYOLALIDENGAN PERMAINAN SIMULASI SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK BEHAVIOR DENGAN TEKNIK RELAKSASI UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN KENAIKAN TINGKAT PADA TAEKWONDO-IN SALATIGA Skripsi Diajukan pada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat menimbulkan masalah. Sebab dari kebiasaan membolos seorang siswa dapat memperoleh pengaruh yang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1978) mengemukakan konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tolong menolong. Memberikan pertolongan atau menolong sesama termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dan tolong menolong. Memberikan pertolongan atau menolong sesama termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain, manusia saling bekerja sama dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengikuti perkuliahan yang berjumlah 31 mahasiswi. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi program studi Bimbingan dan Konseling yakni dari angkatan 2009 sampai dengan 2013 yang masih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

UPAYA MENURUNKAN PERILAKU SEKSUALITAS BEBAS REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KLASIKAL SISWA KELAS XIIB PERHOTELAN SMK PELITA SALATIGA.

UPAYA MENURUNKAN PERILAKU SEKSUALITAS BEBAS REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KLASIKAL SISWA KELAS XIIB PERHOTELAN SMK PELITA SALATIGA. UPAYA MENURUNKAN PERILAKU SEKSUALITAS BEBAS REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KLASIKAL SISWA KELAS XIIB PERHOTELAN SMK PELITA SALATIGA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Konseling Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI 2 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang 4.1 Proses Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini diawali dengan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran permasalahan dan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SDN Randuacir 01 dan 02 tepatnya di Jalan Argosari dan Pertapaan Gedono, Kecamatan Argomulyo, Kota

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu cara untuk memecahkan masalah yang terjadi. Dalam penelitian bahasa Jepang, ada 2 jenis penelitian berdasarkan bidang garapannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan, terutama ketika memasuki usia remaja. Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MEREDUKSI PERILAKU KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS XI SMA THERESIANA SALATIGA SKRIPSI

PENGGUNAAN TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MEREDUKSI PERILAKU KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS XI SMA THERESIANA SALATIGA SKRIPSI PENGGUNAAN TEKNIK SOSIODRAMA DALAM MEREDUKSI PERILAKU KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS XI SMA THERESIANA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF THE SOCIODRAMA TECHNIQUE TO IMPROVE ELEVENTH SCIENCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan komunikasi interpersonal melalui bimbingan kelompok. Dalam penelitian eksperimen ini dibentuk dua kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan komunikasi interpersonal melalui bimbingan kelompok. Dalam penelitian eksperimen ini dibentuk dua kelompok. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Atina Izati untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Oleh Atina Izati untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2009 & 2010 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, jenis penelitian True- Eksperimental dengan design Pre test- Post test Control

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Otomotif SMKSaraswati Salatiga sebanyak 150 siswa yang semuanya berjenis kelamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Sisca Marthania Hartanti

SKRIPSI. Oleh. Sisca Marthania Hartanti PERBEDAAN EFIKASI DIRI GURU YANG MENGAJAR DI SMA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DENGAN SMA SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X-BB SMK ISLAM SUDIRMAN 1 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X-BB SMK ISLAM SUDIRMAN 1 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENINGKATKAN PERENCANAAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X-BB SMK ISLAM SUDIRMAN 1 AMBARAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia dikatakan makhluk sosial yang mempunyai akal pikiran di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia dikatakan makhluk sosial yang mempunyai akal pikiran di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan makhluk sosial yang mempunyai akal pikiran di mana dapat berkembang dan diperkembangkan (Giri Wiloso dkk, 2012). Sebagai makhluk sosial, manusia

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN TEKNIK KEGIATAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH SALATIGA SKRIPSI

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN TEKNIK KEGIATAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH SALATIGA SKRIPSI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN TEKNIK KEGIATAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH SALATIGA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 3 SALATIGA

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 3 SALATIGA PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 3 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembentukan konsep diri anak menurut (Burns, 1993). bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada usia remaja, dengan berlangsungnya dan memuncaknya proses perubahan fisik, kognisi, afeksi, sosial, moral, dan mulai matangnya pribadi dalam memasuki dewasa awal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No.23 Grobogan, telpon : (0292) Subyek penelitian adalah siswa kelas X BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian SMA Negeri 1 Grobogan berdiri sejak tahun 1976 di Jl. Pangeran Puger No.23 Grobogan, telpon : (0292) 421321. Subyek penelitian adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

PENGARUH PERILAKU BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI PENGARUH PERILAKU BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian 43 4. ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data dan interpretasi hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bagian pertama bab ini, akan diuraikan gambaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta adalah lembaga pendidikan khusus putri yang dirintis dan didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat memberikan pengaruh kepada manusia dalam kehidupannya. Manusia mengalami perkembangan bertahap dalam kehidupannya, termasuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SEKS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA KELAS X DAN XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SEKS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA KELAS X DAN XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG SEKS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA KELAS X DAN XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 PABELAN SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk Memenuhi Sebagaian dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kebidanan dan Kandungan. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA/sederajat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian suatu perlakuan (treatment)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan. sudah ada kesiapan, maka hasilnya akan memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan. sudah ada kesiapan, maka hasilnya akan memuaskan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesiapan atau readiness merupakan kesediaan untuk memberikan respon atau bereaksi. Kesediaan itu datang dari dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan kematangan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA di KELAS VIII D SMP NEGERI 1 SURUH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA di KELAS VIII D SMP NEGERI 1 SURUH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA di KELAS VIII D SMP NEGERI 1 SURUH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 02 dan SD Negeri Sidorejo Lor 06 yang berada di

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-970 ABRAHAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-970 ABRAHAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-970 ABRAHAM MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING YANG DIINGINKAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING YANG DIINGINKAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING YANG DIINGINKAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 ANALISIS HASIL BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1Hasil Pengolahan Data Sampel 4.1.1Gambaran Umum Sampel Subjek dalam penelitian ini adalah remaja wanita penari balet sebanyak 52 orang yang memiliki range usia 10 s/d 20 serta range

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang memiliki kemampuan kognitif heterogen. Dalam penentuan subyek penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 05 Salatiga dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas V sebanyak

Lebih terperinci