KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi

1 KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor: 207/VI/KIP-PS-M-A/2012 KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA 1. IDENTITAS [1.1] Komisi Iniormasi Pusat Republik Indonesia yang memeriksa, memulus, dan menjatuhkan putusan dalam Sengketa Informasi Publik Nomor: 207/V1/KIP-PS-M-A/20I2 yang diajukan oleh: Nama : Indonesia Corruption Watch Alamat : Jalan Kalibata Timur IV/D No. 6, Jakarta Selatan i dalam persidangan Ade Irawan selaku Wakil Koordinator, berdasarkan Surat Kuasa No. 04/S K/ B P/1C W/1/13 tertanggal 7 Januari 2013, memberikan kuasa kepada: 1. Apung Widadi, selaku Divisi Korupsi Politik 2. Abdullah, selaku Koordinator Divisi Korupsi Politik selanjutnya disebut sebagai Pemohon, Terhadap Nama : Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Alamat : Jl. Kramat Raya No Jakarta Pusat Yang di dalam persidangan diwakili oleh Hinca IP Pandjaitan, berdasarkan Lembar Disposisi Nomor 030/1/K1P-RLS/2013 tertanggal 15 Januari 2013 dan Lembar Disposisi 073/1/KIP- RLS/2013 tertanggal 5 Februari 2013.

2 selanjutnya disebut sebagai Termohon Telah membaca surat permohonan Pemohon; l elah mendengar keterangan Pemohon; Telah membaca keterangan Termohon: Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon; Telah memeriksa bukti-bukti dari Termohon: 2. DUDUK PERKARA A. Pendahuluan [2.1] Menimbang bahwa Pemohon telah menyampaikan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik kepada Komisi Informasi Pusat yang diterima pada tanggal 5 Juli yang diterima dengan registrasi Sengketa Nomor: 207/VI/K1P/PS-M-A/2012. Kronologi [2.2] Pada tanggal 4 April 2012, Pemohon mengajukan permohonan informasi kepada Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat melalui surat Nomor: 9I/SK/BP/ICW/IV/20I2. Informasi yang diminta oleh Pemohon adalah: 1. Rincian program umum dan kegiatan Partai Demokrat tahun 2010 dan tahun Rincian Laporan Keuangan Partai Demokrat tahun 2010 dan meliputi: a. Rincian neraca dan laporan realisasi anggaran b. Rincian neraca c. Rincian laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. [2.3] Karena tidak mendapatkan jawaban dari Termohon, pada tanggal 7 Mei 2012, Pemohon mengajukan keberatan kepada Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat melalui surat Nomor: 124/SK/BP/1CW/V/20I2. [2.4] Karena tidak juga mendapatkan tanggapan, pada tanggal 5 Juli 2012 Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat. 2

3 [2.5] lelah diadakan mediasi pada tanggal 17 Oktober 2012 dilaksanakan mediasi pertama sengketa informasi. Dalam mediasi tersebut Pemohon menyatakan bersedia memberikan waktu bagi Termohon untuk menyiapkan dokumen informasi yang diminta Pemohon untuk dibawa dan dibahas bersama pada mediasi kedua. J2.61 Telah diadakan mediasi pada tanggal 5 November 2012 dilaksanakan mediasi kedua sengketa informasi. Dalam mediasi tersebut hanya dihadiri pihak Termohon. [2.7] Telah diadakan mediasi pada tanggal 7 November 2012 mediasi dinyatakan gagal karena para pihak tidak mencapai kesepakatan hingga jangka waktu mediasi 14 (empat belas) hari kerja berakhir, sehingga lahap penyelesaian sengketa dilanjutkan melalui ajudikasi. Alasan Permohonan Informasi atau Tujuan Penggunaan Informasi [2.8] Karena laporan keuangan adalah informasi yang wajib dibuka untuk diketahui masyarakat menurut perintah undang-undang serta untuk mendorong transparansi partai politik. Alasan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi [2.9] Termohon tidak menanggapi permohonan dan keberatan Pemohon. Petitum 12.10f Meminta Komisi informasi Pusat menyatakan informasi yang dimohon adalah informasi yang bersifat terbuka sehingga wajib diberikan kepada Pemohon. B. Alat Bukti Keterangan Pemohon [2.1 1] Menimbang bahwa di persidangan Pemohon menyatakan keterangan sebagai berikut: 1. Bahwa belum ada satu dokumen pun yang Pemohon terima terkait rencana dan daftar program kegiatan Partai Bahwa Termohon sempal memberikan informasi simpulan hasil audit APBN 2010 tapi dalam pandangan Pemohon dari proses mediasi yang dilakukan, informasi yang diberikan bukan gambaran informasi yang kami minta karena yang diberikan adalah hasil audit secara umum, padahal yang kita minta adalah: a. rincian program umum dan kegiatan Partai Demokrat Tahun 2010 dan

4 b. rincian Laporan Keuangan Partai Demokrat Tahun 20i0 dan 2011, meliputi: 1) rincian rencana dan laporan realisasi anggaran; 2) rincian neraca dan rincian laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. 3. Bahwa hasil audit tahun 2010 pernah diperlihatkan kepada Pemohon. 4. Bahwa rincian program kerja belum diberikan. Yang Pemohon maksud adalah dalam setahun program Termohon apa saja dan temanya apa. Terkait permohonan kedua tentang rincian laporan keuangan, yang diperlihatkan oleh Termohon adalah hanya ringkasan laporan audit dari APBN Tahun Anggaran 2010 yang belum menggambarkan permintaan informasi nomor 1 dan nomor 2. Pemohon membutuhkan informasi keseluruhan dari laporan keuangan yang tidak terbatas pada dana yang bersumber dari APBN. 5. Bahwa dasar hukum permintaan Pemohon ada di Pasal 15 huruf g UU Nol4 T ahun 2008 dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Karena ketentuan Pasal 15 tidak terputus dan mengikat pada ketentuan undangundang lain dan yang mengacu pada undang-undang ini adalah UU Parpol Nomor 1 Tahun 2008 jimeto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Pasal 38 dan Bahwa informasi terkait program kerja belum ada di website Termohon. 7. Bahwa sama halnya dengan yang diperlakukan pada partai lain, tujuan dari permohonan adalah agar partai mempublikasikan agenda partai dalam membangun institusi partai yang punya visi kedepan tentang agenda perubahan. Di website hanva sedikit yang tergambar. Pemohon ingin melihat bagaimana parpol menggambarkan kinerja dan laporan keuangannya. 8. Bahwa Pemohon hanya meminta informasi apa yang sudah dikerjakan oleh partai. Surat-Surat Pemohon [2.12] Menimbang bahwa Pemohon mengajukan bukti surat/tertuiis sebagai berikut: Bukti P-l Salinan Akta Pendirian Indonesia Corruption Watch Nomor 53 'l'ahun 2009 tertanggal 11 Juni 2009, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 31 Agustus Bukti P-2 Salinan Surat Permohonan Informasi Nomor: 91/SK/BP/1CW/IV/2012 tertanggal 4 April

5 Bukti P-3 Salinan surat keberatan Pemohon Nomor: 124/SK/BP/ICW/V/2012. Bukti P-4 Tertanggal 7 Mei 2012 Salinan surat permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat tertanggal 5 Juli 2012 [2.13 j Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti terlampir. Pemohon meminta kepada Majelis Komisioner agar memberikan putusan: 1. Primer a. Mengabulkan permohonan Pemohon. b. Memerintahkan Termohon untuk menyerahkan salinan informasi yang diminta Pemohon. 2. Subsider Memberikan putusan lain yang seadil-adilnya menurut rasa keadilan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keterangan Termohon [2.14] Menimbang bahwa di persidangan Termohon memberikan pernyataan sebagai berikut: 1. Bahwa kewajiban parpol berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik hanya terhadap dana bersumber dari APBN sesuai jumlah kursi yang ada di DPR. 2. Bahwa secara umum Termohon menguplocui informasi program kerja di website sehingga orang bisa mengaksesnya. Termohon memandang permintaan Pemohon sudah bisa terpenuhi namun jika Majelis berpendapat menyatukannya secara tertulis. Termohon bersedia. Sejak mediasi fokusnya memang tinggal laporan keuangan, karena program kerja sudah ada di website. 3. Bahwa terkait informasi yang sumber dananya non APBN, biasanya berkaitan dengan aktivitas partai politik yang diminta KPU yang fokus pada dana belanja kampanye. Partai politik diminta membuat rekening khusus untuk dana kampanye. Oleh karena itu Termohon berpendapat konteks permohonan Pemohon ini hanya di Pasal 15 huruf d. Termohon membaca informasi terkait parpol adalah ketika mau beraktifitas di kampanye terutama di kampanye presiden. 5

6 4. Bahwa lermohon tidak melakukan pengujian tentang konsekuensi karena fokusnya bukan kepada informasi yang dikecualikan. Berdasarkan logika Termohon, dana yang bersumber dari negara itu harus dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan anggaran yang berasal dari non negara atau sumbangan kader tidak termasuk dalam kategori Pasal 15 huruf d itu. 5. Bahwa Termohon sudah memiliki PPID. fungsinya melekat di Direktur Eksekutif. 6. Bahwa laporan keuangan yang sumber dananya berasal dari APBN dipisahkan dengan laporan keuangan yang sumber dananya berasal dari non APBN. 7. Bahwa lermohon bersedia memberikan informasi yang dimohon oleh Pemohon. 8. Bahwa penyampaian informasi oleh Termohon melalui website adalah merupakan upaya Termohon dalam memenuhi Pasal 15 UU KIP, 9. Bahwa jika konteksnya Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 UU Partai Politik, 'lermohon memahami permohonan Pemohon dan dapat memberikan informasi yang diminta. Surat-Surat Termohon [2,15] Menimbang bahwa 'l ermohon mengajukan bukti surat/tertulis sebagai berikut: Bukti T-l Fotokopi salinan lembar disposisi Nomor: 030/I/K1P-RLS/2013 tertanggal 15 Januari 2013 dan lembar disposisi Nomor: 073/J/K IP-R LS/2013 tertanggal 5 Bukti T-2 Februari Fotokopi Kartu Tanda Anggota Partai Demokrat atas nama Hinca IP Pandjaitan [2.16] Menimbang bahwa dari seluruh dalil-dalil yang diuraikan di alas, 'lermohon memohon kepada Majelis Komisioner untuk memberikan putusan lain yang seadil-adilnya menurut rasa keadilan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. KESIMPULAN PARA PIHAK Kesimpulan Pemohon 3.1] Menimbang Pemohon tidak menyampaikan kesimpulan secara tertulis dan menyatakan tetap pada permohonannya. 6

7 Kesimpulan Termohon 13.2] Menimbang Termohon tidak menyampaikan kesimpulan secara tertulis. 4. PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan adalah mengenai permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur Pasal 35 ayat (I) huruf c, Pasal 36 ayat (2), dan Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU K\?)juneto Pasal 3 ayat (2) huruf b dan Pasal 3 ayat (3) huruf b Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Perki PPSIP). [4.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan. Majelis Komisioner akan mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut: 1. kedudukan hukum (legal standing) Pemohon. 2. kedudukan hukum (legal standing) Termohon. 3. kevvenangan Komisi Informasi Pusat untuk memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo. Terhadap ketiga hal tersebut di atas. Majelis berpendapat sebagai berikut: A. Kedudukan Hukum (Lega! Standing) Pemohon [4.3] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf c. Pasal 36 ayat (1), Pasal 37 ayat (1) dan ayat (2) UU K1P juneto Pasal! angka 8, Pasal 30 ayat (1) huruf c. Pasal 30 ayal (2), Pasal 35 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) juneto Pasal I angka 6, Pasal 1 angka 7. Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal I 1 Perki PPSIP, yang pada pokoknya Pemohon merupakan Pemohon Informasi Publik yang telah mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi Informasi Pusat setelah terlebih dahulu menempuh upaya keberatan kepada Termohon. 7

8 [4.4] Menimbang bahwa berdasarkan fakta permohonan; 1. Pemohon adalah Perkumpulan Indonesia Corruption Watch berdasarkan Salinan Salinan Akta Pendirian Nomor 53 Tahun 2009 tertanggal 11 Juni 2009, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 31 Agustus (Bukti P-l). 2. Pemohon telah mengajukan permohonan informasi publik tertanggal 4 April 20J2 dengan Surat Nomor: 91/SK/BP/JCW/IV/2012. (Bukti P-2). 3. Pemohon telah mengajukan keberatan kepada Termohon pada tanggal 7 Mei 2012 dengan Nomor: I24/SK/BP/ICW/V/20I2 (Bukti P-3). 4. Salinan surat pcermohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat pada tanggal 5 Juli (Bukti P-4). [4.5] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.3] dan [4.4] tersebut Majelis berpendapat bahwa Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legalstanding. B. Kedudukan Hukum (legal standing) Termohon [4.61 Menimbang bahwa Pasal 1 angka 7 Perki PPSIP menyatakan bahwa Termohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik adalah Badan Publik yang diwakili oleh atasan PPID. [4.7] Menimbang bahwa Pasal 1 angka 3 UU KIPjimcto Pasat 1 angka 3 Perki SLIP jancio Pasal 1 angka 2 Perki PPSIP menyatakan bahwa: Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. [4.8] Menimbang bahwa Termohon adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat yang merupakan salah satu partai politik yang terikat dengan hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 UU K1P. 8

9 [4.9] Menimbang keterangan sebagaimana dimaksud paragraf [4.7] dan paragraf [4.8], Majelis berpendapat bahwa Termohon merupakan Badan Publik yang dikenai kewajiban sebagaimana dimaksud di dalam UU KIP. C. Kewenangan Komisi Informasi Pusat [4.10] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1angka 5 UU KIP, Pasal 26 ayat (1) huruf a UU KIP, Pasal 27 ayat (I) huruf a, b, c, dan d UU KIP, Pasal 35 ayat (1) huruf e UU KIP juneto Pasal 3 ayat (2) huruf b dan Pasal 3 ayat (3) huruf b Perki PPSIP pada pokoknya mengatur Komisi Informasi berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui ajudikasi. [4.11] Menimbang bahwa permohonan a quo merupakan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang menyangkut penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) hurufc UU KIPjuneto Pasal 3 ayal (3) huruf b dan Pasal 3 ayat (4) Perki PPSIP. [4.12] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada [4.10] dan [4.11] Majelis berpendapat bahwa Komisi Informasi berwenang memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo. [4.131Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 27 ayat (2) UU K\? juneto Pasal 4 ayat (1) Perki PPSIP pada pokoknya mengatur bahwa Komisi Informasi Pusat berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik apabila permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik menyangkut Badan Publik Pusat. [4.14] Menimbang bahwa Pasal 1 angka 1 UU No 2 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik {selanjutnya di sebut UU No 2 tahun 2011 tentang Parpol) menyebutkan Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

10 [4.15] Menimbang bahwa berdasarkan uraian [4.10] sampai dengan [4,14] Majelis berpendapat bahwa Komisi Informasi Pusat berwenang memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo, selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan pokok permohonan, D. Pokok Permohonan 14.16] Menimbang bahwa dari fakta hukum, baik dalil Pemohon, jawaban Termohon serta bukti surat. Majelis menemukan fakta hukum yang diakui para pihak, sebagai berikut: 1. Fakta hukum dan dalil-dalil permohonan Pemohon yang tidak dibantah oleh Termohon, karenanya fakta hukum tersebut menjadi hukum bagi Pemohon dan Termohon sehingga hal tersebut tidak perlu dibuktikan lagi, yaitu: a. Pemohon telah mengajukan permohonan Informasi Publik sebagaimana diuraikan dalam Duduk Perkara; b. Pemohon telah menempuh upaya keberatan kepada Termohon sebagaimana diuraikan dalam Duduk Perkara; c. Pemohon tidak mendapatkan tanggapan atas keberatan dari Termohon sebagaimana diuraikan dalam Duduk Perkara; 2. Bahwa Pemohon telah menegaskan bahwa informasi yang diminta adalah informasi sebagaimana dimaksud pada paragraf [2.2]; 3. Bahwa selain fakta hukum atau hal-hal yang diakui para pihak, dalam persidangan juga terdapat fakta hukum atau hal-hal yang menjadi pokok perselisihan, yaitu alasan penolakan permohonan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada paragraf sebelumnya. E. Pendapat Majelis [4.17] Menimbang bahwa Pasal 1 angka 3 UU K1P menyebutkan: Badan Publik adalah tembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/alau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri ] Menimbang bahwa Pasal 3 ayat (1) huruf f Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) menyatakan: 10

11 c. lembaga yudikatif; d. badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara,yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanjanegara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah; e. organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber darianggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri; f. partai politik; dan g. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah. [4.19] Menimbang Partai Politik adalah salah satu lembaga yang diwajibkan oleh UU KIP untuk melaksanakan keterbukaan informasi publik. Pasal 15 UU KIP menyebutkan: Informasi Publik yang wajib disediakan oleh partai politik dalam Undang-Undang ini adalah: a. asas dan tujuan b. program umum dan kegiatan partai politik c. nama, alamat dan susunan kepengurusan dan perubahannya d. pengelolaan dan penggunaan dana vang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggam Pendapatan dan Belanja Daerah e. mekanisme pengambilan keputusan partai f. keputusan partai yang berasal dari hasil muktamar/kongres/munas/dan/atau keputusan lainnya yang menurut anggaram dasar dan anggaran rumah tangga partai terbuka untuk umum; dan/atau g- informasi lain vang ditetapkan oleh Undang-Undang yang berkaitan dengan partai politik. [4.20] Menimbang Pasal 37 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik selanjutnya disebut UU Partai Politik menyatakan bahwa: Pengurus Partai Politik di setiap tingkatan organisasi menyusun laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan setelah tahun anggaran berkenaan berakhir. [4.21] Menimbang Pasal 38 UU Partai Politik menyatakan bahwa: Hasil pemeriksaan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 terbuka untuk diketahui masyarakat. [4.22] Menimbang Pasal 39 UU No 2 Tahun 2011 tentang Parpol menyatakan bahwa: (1) Pengelolaan keuangan Partai Politik dilakukan secara transparan dan akuntabel. 11

12 (2) Pengelolaan keuangan Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh akuntan publik setiap 1 (satu) tahun dan diumumkan secara periodik. (3) Partai Politik wajib membuat laporan keuangan untuk keperluan audit dana yang meliputi: a. laporan realisasi anggaran Partai Politik; b. laporan neraca; dan c. laporan arus kas. [4.23] Menimbang bahwa di dalam persidangan Termohon pada pokoknya menyatakan bahwa Termohon tidak melakukan pengujian tentang konsekuensi karena informasi tidak dikecualikan, namun Termohon menyatakan hanya akan memberikan informasi laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 UU KIP yang terbatas terhadap laporan yang terkait dengan APBN saja. [4.24] Menimbang bahwa di dalam persidangan Termohon menyatakan apabila dikaitkan dengan Pasal 37 dan Pasal 38 UU Partai Politik serta Pasal 39 UU No 2 tahun 2011 tentang Parpol, Termohon menyatakan memahami permintaan Pemohon dan bisa memberikan informasi yang dimohon. [4.25] Menimbang bahwa terhadap informasi a quo tidak termasuk informasi yang di kecualikan sebagaimana di maksud dalam Pasal 17 UU KIP. [4.26] Menimbang bahwa keterangan sebagaimana dimaksud di atas, Majelis berpendapat bahwa dalil Termohon semula yang menolak memberikan informasi adalah tidak berdasarkan hukum. 5. KESIMPULAN MAJELIS Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner berkesimpulan: [5.1] Komisi Informasi Pusat berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo. [5.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (Jegal standing) untuk mengajukan permohonan dalam perkara a quo. 12

13 6. AMAR PUTUSAN Memuluskan, [6.1] Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya. [6.2] Menyatakan bahwa: Informasi yang diminta Pemohon berupa: 1. Rincian program umum dan kegiatan Partai Demokrat tahun 2010 dan tahun 2011 adalah informasi yang terbuka. 2. Rincian Laporan Keuangan Partai Demokrat tahun 2010 dan 2011 meliputi: a. Rincian neraca dan laporan realisasi anggaran b. Rincian neraca c. Rincian laporan arus kas dan catatan atas laporan keuanga adalah informasi yang terbuka. [6.3] Memerintahkan Termohon untuk memberikan informasi sebagaimana dimaksud pada paragraf [6.2] kepada Pemohon dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sejak salinan putusan diterima oleh Termohon. Demikian diputuskan dalam Rapal Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu Abdul Rahman Ma mun selaku Ketua merangkap Anggota. Henny S. Widyaningsih dan Ramly Amin Simbolon masing-masing sebagai Anggota, pada hari Jumat, 8 Februari 2013 dan diucapkan dalam Sidang terbuka untuk umum pada hari Senin, 11 Februari 2013 oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut di atas, dengan didampingi oleh Ramlan Achmad sebagai Petugas Kepaniteraan, tanpa dihadiri oleh Pemohon maupun Termohon. Ketua Majelis (Abdul Rahman Ma mun) Anggota Majelis (Flenny S. Widyaningsih) (Rmfily Amin Simbolon) 13

14 Petugas Kepaniteraan (Ramian Aehmad) 14

15 Untuk Salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya diumumkan kepada masyarakat berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Pasal 61 ayat (5) dan ayat (6) Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik. 11 Februari 2013 Petugas Kepaniteraan ' (Ramlan Achmad)