BAB III METODE PENELITIAN A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN A."

Transkripsi

1 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran Inquiry lab Pembelajaran inquiry lab yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah salah satu tahapan inquiry dengan metode eksperimen yaitu guided inquiry. Inquiry lab ini diterapkan dengan eksperimen pada materi gerak pada tumbuhan yaitu getropisme. Dalam pembelajaran inquiry lab ini, siswa diberikan masalah oleh guru mengenai pengaruh gravitasi terhadap arah pertumbuhan akar dan batang, kemudian siswa mengidentifikasi permasalahan tersebut, memecahkan masalah tersebut dengan merancang percobaan praktikum geotropisme melalui bimbingan dari guru dengan cara mengidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian/praktikum, parameter terhadap perngukuran variabel terikat, merancang dan menyusun alat dan bahan dari percobaan tentang geotropisme, merencanakan cara mengambil data, dan merencanakan cara menyimpan data, kemudian siswa melaksanakan percobaan dengan cara menggunakan alat dan bahan, mengobservasi/mengambil data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan tentang pengaruh gravitasi terhadap arah pertumbuhan akar dan batang, dan pada akhirnya siswa mengomunikasikan hasil yang diperoleh dan mendiskusikannya dengan kelompok lain. 2. Kemampuan Literasi sains Kemampuan literasi sains yang dimaksudkan dalam penelitian adalah nilai yang diperoleh dari perhitungan skor pada tes kemampuan literasi sains siswa dengan indikator yang diadopsi dari PISA 2006, yaitu mengidentifikasi masalah/pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah yang telah dikembangkan oleh peneliti, di-judgment oleh ahli, dan telah melalui proses validasi dengan nilai reliabilitas 0,92.

2 29 3. Pencapaian Sikap Ilmiah Pencapaian sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh dari perhitungan skor dari tes sikap ilmiah dengan indikator yang terpadu, yakni dari PISA 2006 dan SAI II, yaitu dukungan terhadap inkuiri ilmiah, dukungan terhadap sifat sains, keyakinan diri sebagai pembelajar sains, dan ketertarikan terhadap sains yang telah dikembangkan oleh peneliti, di-judgment oleh ahli, dan telah melalui proses validasi dengan nilai reliabilitas 0,86. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen semu (Quasi-Experimental), karena kelompok kontrol maupun eksperimen dipilih tidak secara random. Pada kelas kontrol pembelajaran yang diterapkan adalah metode konvensional sedangkan pada kelas eksperimen, metode yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry lab dengan tipe guided inquiry lab. C. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipilih adalah Nonrandomized Control Group, Pretest-Posttest Design. Dalam rancangan ini digunakan dua kelompok subjek, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen yang dipilih tidak secara random, keduanya diberikan pretest dan posttest. (Ary et.al., 2010). Tabel 3.1 Desain penelitian yang digunakan Group Pretest Independent variabel Posttest E Y 1 X Y 2 C Y 1 - Y 2 Sumber : (Ary et.al.,2010) Keterangan E : Kelompok eksperimen, diberikan model pembelajaran inquiry lab

3 30 C: Kelompok kontrol, tidak diberikan model pembelajaran inquiry lab, menggunakan metode konvensional X : Variabel bebas, model pembelajaran inquiry lab Y: Pengukuran terhadap variabel bebas dengan Y 1 : Pretest kelompok kontrol dan eksperimen, Y 2 : Posttest kelompok kontrol dan eksperimen D. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 12 Bandung kelas VIII dan sampel yang diambil terdiri dari dua kelas yang berbeda, kelas VIII.F merupakan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan model pembelajaran inquiry lab tetapi dengan metode konvensional, sedangkan kelas VIII.E merupakan kelas eksperimen yang pada pembelajarannya diterapkan model pembelajaran inquiry lab. Kelas kontrol menggunakan metode konvensional karena pada prakteknya memang pembelajaran sains diajarkan menggunakan metode ini. Penentuan sampling menggunakan purposive sampling dengan pertimbangan bahwa siswa tersebut belum pernah memperoleh materi gerak pada tumbuhan, memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan kelas lainnya dan dapat memberikan informasi yang representatif dalam membantu hasil penelitian (Fraenkel et.al., 2006). E. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 12 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013. F. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui tiga buah instrumen yang dipakai, soal yang diberikan berupa soal pretest dan posttest. Soal tersebut diberikan kepada kelompok kontrol maupun eksperimen tentang literasi sains dan sikap ilmiah siswa. Soal yang digunakan baik dalam pretest maupun posttest untuk sikap ilmiah dan literasi sains sama dan konteks yang diambil adalah tentang gerak pada tumbuhan dan keterlaksanaan sintaks pembelajaran Inquiry lab dinilai selama pembelajaran berlangsung. Soal pretest diberikan sebelum pembelajaran berlangsung, baik untuk kelas

4 31 kontrol maupun eksperimen dan soal posttest diberikan setelah pembelajaran berlangsung baik untuk kelas kontrol maupun eksperimen. G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya 1. Instrumen kemampuan literasi sains Berdasarkan contoh instrumen yang diselenggarakan oleh PISA dalam Take The Test Sample Questions From OECD s PISA yang diterbitkan pada tahun 2009 dan dialihbahasakan oleh Hadinugraha (2012), peneliti mengembangkan sendiri instrumen tes kemampuan literasi sains yang disesuaikan dengan konteks dan konten yang sudah dikenali siswa tentang gerak pada tumbuhan. Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penilaian literasi sains Indikator umum Indikator khusus No soal Jumlah soal 1.Identifikasi 1.1 Mengenali permasalahan/pertanyaan 3,14 2 permasalahan/ pertanyaan ilmiah yang dapat diselidiki secara ilmiah 1.2 Mengidentifikasi kata-kata kunci 15,10 2 untuk memperoleh informasi ilmiah 1.3 Mengenal ciri khas kunci 4,12 2 penyelidikan ilmiah 2.Menjelaskan 2.1 Mengaplikasikan pengetahuan sains 17,18 2 fenomena ilmiah dalam situasi yang diberikan 2.2Mendeskripsikan atau menafsirkan 2,5 2 fenomena secara ilmiah dan memprediksi perubahan 2.3 Mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi 9,13 2 dan prediksi yang tepat 3.Menggunakan 3.1 Menafsirkan bukti ilmiah dan menarik 6,11 2 bukti ilmiah kesimpulan 3.2 Mengidentifikasi asumsi, bukti, dan 1,7 2 alasan dibalik kesimpulan 3.3 Merefleksikan implikasi sosial dari 8,16 2 perkembangan sains dan teknologi Total 18 a. Validitas Sumber : (OECD,2006) Penganalisisan butir soal dilakukan dengan cara menguji : Sebuah tes dapat dikatakan valid jika sesuai dengan keadaan senyatanya, artinya tes dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur

5 32 (Arikunto,2010). Untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas, menggunakan rumus korelasi Product Moment. Proses uji validitas dibantu dengan menggunakan software ANATESV4. Untuk melihat validitas dari setiap butir soal dilihat pada kolom korelasi. Kemudian nilai perhitungan diinterpretasikan menggunakan Tabel 3.3 berikut ini : b. Uji Realibilitas Soal Tabel 3.3 Interpretasi koefisien korelasi Koefisien Korelasi Tafsiran (r) 0,80 r < 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 r < 0,80 Validitas tinggi 0,40 r < 0,60 Validitas sedang 0,20 r < 0,40 Validitas rendah 0,00 r < 0,20 Validitas sangat rendah (Arikunto,2010) Sebuah tes dikatakan dapat dipercaya jika dapat memberikan hasil yang tetap walaupun tes tersebut diberikan secara berulang-ulang. Tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes menunjukkan ketetapan, artinya, jika kepada siswa-siswa diberikan tes yang serupa pada waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompok (Arikunto,2010). Proses uji reliabilitas dibantu dengan menggunakan software ANATESV4, kemudian diinterpretasikan menggunakan kriteria: c. Daya Pembeda Tabel 3.4 interpretasi koefisien realibilitas Rentang Koefisien Realibilitas Interpretasi 0,80 1,00 Sangat tinggi 0,60 0,79 Tinggi 0,40 0,59 Cukup 0,20 0,39 Rendah 0,00 0,19 Sangat rendah (Arikunto, 2010)

6 33 Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Proses perhitungan uji daya pembeda dibantu dengan menggunakan software ANATESV4, kemudian hasil perhitungannya diinterpretasikan menggunakan kriteria: d. Tingkat Kesukaran Tabel 3.5 Klasifikasi daya pembeda Rentang daya pembeda Interpretasi 0,00 0,20 Jelek 0,21 0,40 Cukup 0,41 0,70 Baik 0,71 1,00 Baik sekali (Arikunto, 2010) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Soal sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan siswa. oleh karena itu dibutuhkan keseimbangan yaitu adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Proses perhitungan tingkat kesukaran dibantu dengan menggunakan software ANATESV4, kemudian hasil perhitungannya diinterpretasikan menggunakan kriteria: e. Kualitas Pengecoh Tabel 3.6 Klasifikasi indeks kesukaran Rentang tingkat kesukaran soal Interpretasi 0,00 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 1,00 Mudah (Arikunto, 2010) Efektivitas pengecoh ini sangat penting, ebuah distraktor atau pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik apabila distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi kelompok siswa yang kurang

7 34 memahami suatu konsep atau bahan. Proses perhitungan kualitas pengecoh dibantu dengan menggunakan software ANATESV4. Data kualitas pengecoh yang muncul dalam output ANATES diinterpretasikan pada kriteria yang terdapat dalam program ANATES.

8 Tabel 3.7 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Kemampuan Literasi Sains Siswa 35 No. Tingkat Daya Kualitas pengecoh Keterangan keterangan soal kesukaran pembeda A B C D Validitas Keterangan Keputusan Reliabilitas 1 0,36 Sedang 0,54 Baik Kurang baik Baik Baik 0,40 Cukup Dipakai 0,92 2 0,72 Sedang 0,54 Baik Kurang baik Kurang baik Baik 0,56 Cukup Dipakai Sangat tinggi 3 0,45 Sedang 0,64 Baik Baik Sangat baik Sangat baik 0,62 Tinggi Dipakai 4 0,50 Sedang 0,67 Baik Sangat baik Baik Sangat baik 0,57 Cukup Dipakai 5 0,82 Mudah 0,50 Baik Baik Baik Baik 0,58 Cukup Dipakai 6 0,67 Sedang 0,72 Baik sekali Baik Baik Kurang baik 0,58 Cukup Dipakai 7 0,63 Sedang 0,83 Baik sekali Baik Baik Baik 0,57 Cukup Dipakai 8 0,60 Sedang 0,64 Baik Baik Baik Buruk 0,46 Cukup Dipakai 9 0,65 Sedang 0,73 Baik sekali Baik Baik Sangat baik 0,63 Tinggi Dipakai 10 0,35 Sedang 0,37 Cukup Baik Sangat baik Baik 0,34 Rendah Dipakai 11 0,36 Sedang 0,67 Baik Sangat baik Baik Sangat baik 0,42 Cukup Dipakai 12 0,42 Sedang 0,36 Cukup Sangat baik Baik Kurang baik 0,35 Rendah Dipakai 13 0,22 Sukar 0,33 Cukup Sangat baik Buruk Buruk 0,45 Cukup Dipakai 14 0,32 Sukar 0,16 Jelek Sangat baik Sangat baik Sangat baik 0,70 Tinggi Dipakai 15 0,50 Sedang 0,73 Baik sekali Baik Sangat baik Baik 0,53 Cukup Dipakai 16 0,52 Sedang 0,91 Baik sekali Buruk Sangaat baik Kurang baik 0,73 Tinggi Dipakai 17 0,42 Sedang 0,64 Baik Kurang baik Baik Buruk 0,58 Cukup Dipakai 18 0,50 Sedang 0,91 Baik sekali Baik Baik Sangat baik 0,70 Tinggi Dipakai

9 36 2. Kuesioner sikap yang digunakan adalah kuesioner dengan indikator terpadu yakni yang berasal dari PISA 2006 dan kuesioner yang telah disusun oleh Dr. Richard Moore yakni Scientific Attitude Inventory II (1997) yang sesuai dengan definisi sikap ilmiah dari Bennet (Anwer et.al., 2012) yakni sikap yang berkaitan dengan practical work. Izin penggunaan SAI II telah diberikan oleh Dr. Moore melalui (Lampiran F.3). Kuesioner disusun dalam bentuk skala Likert-5 (sangat setuju, setuju, netral/ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju). Kisi-kisi kuesioner sikap ilmiah dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner sikap ilmiah No. Soal dan Indikator Indikator Khusus Orientasi Jawaban umum Positif Negatif Menghargai perbedaan pandangan dan pendapat ilmiah (berfikiran terbuka) untuk melakukan 4 5 Dukungan penyelidikan lebih lanjut 3) Terhadap Mendukung penggunaan informasi faktual dan Inkuiri 3) eksplanasi rasional agar tidak terjadi bias 6 15 Ilmiah Menunjukkan pemahaman bahwa proses yang logis, kritis dan cermat diperlukan dalam mengambil kesimpulan 3) Menunjukkan pemahaman bahwa sains memiliki keterbatasan : teori dan prinsip sains adalah tentatif Dukungan 18 7 dan mendekati kebenaran serta tidak semua terhadap permasalah dapat dapat dijawab oleh sains 1) Sifat Sains Meyakini bahwa saintis harus memiliki kejujuran intelektual, objektivitas dalam observas. Observasi dan eksperimen adalah dasar dari penerapan sains 1) Keyakinan dalam menangani persoalan ilmiah secara Keyakinan efektif 2) diri sebagai Keyakinan dalam menangani kesulitan dalam pembelajar menyelesaikan masalah 2) 1 2 sains Keyakinan dalam menunjukkan kemampuan ilmiah yang tinggi 2) 3 19 Mengindikasikan keingintahuan tentang sains, isu-isu 3) sains dan mempraktikan sains Ketertarikan Menunjukkan keinginan untuk memperoleh tambahan terhadap pengetahuan dan keahlian ilmiah, menggunakan 8 9 sains beragam sumber dan metode ilmiah 3) Menunjukkan keinginan untuk mencari informasi dan 3) memiliki ketertarikan terus-menerus terhadap sains Jumlah Materi Gerak Pada Tumbuhan

10 37 (Sumber : Moore & Foy, 1997; OECD, 2006) Keterangan : 1). Indikator hanya terdapat dari PISA 2). Indikator hanya terdapat dari SAI II 3). Indikator ada pada PISA dan SAI II Sebelum dijadikan sebagai instrumen penelitian, kuesioner diujicoba terlebih dahulu dan hasil pehitungannya diolah menggunakan bantuan softwere ANATESV4 uraian untuk menguji tingkat kesukaran,validitas, reliabilitas, dan daya pembeda soal. Dan hasilnya sebagai berikut : Tabel 3.9 Rekapitulasi analisis butir soal kuesioner sikap ilmiah siswa No. Tingkat Daya Keterangan soal kesukaran pembeda Keterangan Validitas Keterangan Reliabilitas Keputusan 1 0,67 Sedang 0,32 Cukup 0,68 Tinggi 0,86 Dipakai 2 0,54 Sedang 0,36 Cukup 0,51 Cukup Sangat tinggi Dipakai 3 0,70 Sangat mudah 0,25 Cukup 0,62 Tinggi Dipakai 4 0,69 Sedang 0,18 Jelek 0,48 Cukup Dipakai 5 0,62 Sedang 0,20 Jelek 0,40 Cukup Dipakai 6 0,67 Sedang 0,40 Cukup 0,65 Tinggi Dipakai 7 0,49 Sedang 0,21 Cukup 0,36 Rendah Direvisi 8 0,75 Mudah 0,16 Jelek 0,48 Cukup Dipakai 9 0,54 Sedang 0,29 Cukup 0,53 Cukup Dipakai 10 0,80 Mudah 0,29 Cukup 0,44 Cukup Dipakai 11 0,62 Sedang 0,20 Jelek 0,45 Cukup Dipakai 12 0,72 Mudah 0,36 Cukup 0,62 Tinggi Dipakai 13 0,73 Mudah 0,27 Cukup 0,52 Cukup Dipakai 14 0,64 Sedang 0,41 Baik 0,61 Tinggi Dipakai 15 0,54 Sedang 0,43 Baik 0,64 Tinggi Dipakai 16 0,71 Mudah 0,23 Cukup 0,50 Cukup Dipakai 17 0,61 Sedang 0,21 Cukup 0,45 Cukup Dipakai 18 0,54 Sedang 0,18 Jelek 0,35 Rendah Direvisi 19 0,57 Sedang 0,09 Jelek 0,36 Rendah Direvisi 20 0,61 Sedang 0,32 Cukup 0,55 Cukup Dipakai 21 0,60 Sedang 0,16 Jelek 0,46 Cukup Dipakai 22 0,72 Mudah 0,40 Cukup 0,63 Tinggi Dipakai Materi Gerak Pada Tumbuhan

11 38 3. Lembar Observasi, digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan sintaks pembelajaran Inquiry lab dalam pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Observer melakukan pengamatan sintaks pembelajaran dengan menggunakan sintaks pembelajaran Inquiry lab (Wenning, 2011) dengan tahapan : (1) Observation, (2) Manipulation, (3) Generalization, (4) Verification, dan (5) Application (Lampiran E.2). 4. Lembar Kerja Siswa (LKS), digunakan untuk membantu dalam keterlaksanaan proses pembelajaran inquiry lab. Pembuatan LKS ini juga telah dikonsultasikan dengan Wenning melalui (Lampiran F.2). Instrumen dikembangkan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Membuat instrumen yang disesuaikan dengan fenomena alam yang dikenal oleh siswa tentang gerak pada tumbuhan dan disesuaikan dengan indikator literasi sains dan pada PISA Untuk sikap ilmiah disesuaikan dengan indikator PISA 2006 dan SAI (II) (Moore dan Foy,1997) dan untuk sintaks pembelajaran berdasarkan indikator dasar dari Wenning (2011). 2. Dilakukan judgment terhadap instrumen yang dibuat oleh dosen ahli 3. Dilakukan uji coba instrument. 4. Dilakukan analisis butir soal literasi sains dan sikap ilmiah. 5. Dilakukan uji instrumen kembali untuk soal yang kurang baik yang telah direvisi. H. Pengolahan Data 1. Pengolahan keterlaksanaan sintaks pembelajaran a. Menghitung skor dari aspek pembelajaran yang dinilai b. Menghitung persentasi skor yang diperoleh dengan rumus berikut : Persen keterlaksanaan = total skor yang diperole h skor maksimum x 100% c. Menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan Tabel 3.10 berikut ini :

12 39 Tabel 3.10 Kriteria keterlaksanaan model pembelajaran Persentase Kategori Keterlaksanaan(%) Baik sekali Baik Cukup Kurang 0-20 Kurang sekali (Harahap, 1982) 2. Pengolahan Data Tes Kemampuan Literasi Sains a. Menghitung skor yang diperoleh siswa b. Melakukan perhitungan nilai siswa yang dihitung dengan menggunakan rumus : N = skor yang diperole h skor maksimal c. Melakukan uji statistika 1) Uji Prasyarat x 100 Uji prasyarat merupakan uji awal yang akan menentukan apakah hipotesis akan dilakukan melalui uji statistik parametrik ataukah nonparametrik. Uji prasayarat ini terdiri atas dua bagian yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Kedua uji ini akan dilakukan melalui software statistik SPSS 16. a. Uji Normalitas; untuk menentukan apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis dalam pengujian ini adalah : H 0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 = data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima, jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak. b. Uji Homogenitas; untuk menentukan apakah asumsi varians apakah homogen atau tidak.

13 40 Hipotesis dalam pengujian ini adalah : H 0 = variansi pada setiap kelompok sama (homogen) H 1 = variansi pada setiap kelompok tidak sama (tidak homogen) Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima, jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak 2) Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan yakni melalui uji dua rata-rata serta membandingkan gain yang ternormalisasi yang diperoleh pada kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Jenis uji dua rata-rata yang digunakan bergantung kepada skala pengukuran variabel, jenis hipotesis. Jika skalanya berupa skala numerik dan jenis hipotesisnya adalah komparatif dengan,membandingkan dua kelompok yang tidak berpasangan dengan jumlah data 30 dan data berdistribusi normal maka dilakukan uji parametrik yaitu uji t independen, namun jika data tidak berdistribusi normal maka dilakkan uji Mann-Whitney. Hipotesis dalam pengujian berikut ini adalah : H 0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan H 1 = terdapat perbedaan yang signifikan Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima, jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak. d. Menghitung nilai N-gain dengan rumus : <g> = T 2 T 1 I s T 1 Keterangan : <g> : N-gain T 1 : nilai pretest T 2 : nilai posttest Is : skor maksimal

14 41 Tabel 3.11 Kriteria N-gain Rentang Kriteria g 0,70 Tinggi 0,30 g 0,70 Sedang g < 0,30 Rendah (Hake, 1999) 3. Pengolahan Data Tes Sikap Ilmiah a. Menghitung skor yang diperoleh siswa Analisis kuesioner sikap ilmiah menggunakan skala Likert-5. Berikut adalah skor yang akan diberikan pada tiap tipe jawaban, sesuai dengan orientasi jawaban yang diharapkan : Tabel 3.12 Cara pemberian skor kuesioner sikap ilmiah Jawaban Responden Soal Berorientasi Soal Berorientasi Jawaban Positif 1) Jawaban Negatif 2) Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Ket : 1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi positif 2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi negatif b. Melakukan perhitungan nilai siswa yang dihitung dengan menggunakan rumus : Nilai siswa = skor yang diperole h skor maksimal c. Melakukan uji statistika I. Prosedur Penelitian x 100 Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa prosedur penelitian agar penelitian ini terarah dan mudah dilkukan, tahapan tersebut terdiri dari :

15 42 1. Tahap Persiapan Studi literatur, mengumpulkan informasi tentang literasi sains, sikap ilmiah, inquiry, inquiry lab, praktikum guided inquiry lab, eksperimen dalam materi gerak pada tumbuhan, dan geotropisme. Field study, mengambil informasi ke sekolah tempat penelitian tantang pembelajaran yang dilakukan, kondisi ruangan kelas, dan waktu pembelajaran. Pembuatan proposal penelitian, bimbingan dengan dosen pembimbing, seminar proposal, dan revisi proposal penelitian Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Penyusunan tes kemampuan literasi sains, sikap ilmiah, dan lembar observasi keterlaksanaan sintaks model pembelajaran inquiry lab Judgment instrumen kepada dosen pembimbing dan dosen ahli Instrumen tes kemampuan literasi sains dan sikap ilmiah diujicoba pada siswa yang pernah mendapatkan materi gerak pada tumbuhan Analisis butir soal instrumen dan dilakukan revisi Pengulangan uji coba instrumen 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pretest untuk kelompok kontrol dan eksperimen Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry lab pada kelas eksperimen dan Pelaksanaan pembelajaran konvensional di kelas kontrol Pelaksanaan posttest untuk kelompok kontrol dan eksperimen 3. Tahap Penarikan kesimpulan Analisis dan mengolah data hasil penelitian menggunakan statistika Pembahasan data hasil penelitian Penarikan kesimpulan

16 43 J. Alur Penelitian Penyusunan laporan peneitian. Gambar 3.1 Alur penelitian

17 44

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Inquiry lesson yang dimaksud adalah pembelajaran inquiry tentang kompetensi dasar, Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan literasi sains yang dimaksud adalah hasil tes kemampuan literasi sains dengan indikator pencapaian sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran Interactive Demonstration Pembelajaran interactive demonstration yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment karena kelompok eksperimen maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 22 Bandung yang beralamat di Jalan Rajamantri Kulon No. 7A, Bandung, pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada karakteristik sekolah yang merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua 47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Darangdan yang terletak di Jalan Raya Darangdan Km. 21, Kabupaten Purwakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest- Posttest Control Group Design, sehingga digunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (weak experimental atau pre experimental). Penelitian ini tidak menggunakan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, design and develop

Lebih terperinci

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Alberta dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan dengan aspek tertentu yang diukur, maka metode yang digunakan

Lebih terperinci

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007) 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi yang merupakan perkiraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode Week experiment dengan the one group pretest posttest design digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan satu kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di BAB III METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran adaptif siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Problem Centered Learning.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang menghadirkan variabel, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) yang dalam

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan Pendekatan dalam pembelajaran matematika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted BAB III METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Blado, Batang Jawa Tengah. Penelitian difokuskan pada kelas VIII Semester genap tahun ajaran 2015/2016,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen, subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa

III. METODE PENELITIAN. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Experimental dengan bentuk desain Nonequivalent Control Group Design, dimana subyek penelitian tidak dikelompokkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 008: 114). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen dan desain penelitian Pretest and Posttest Control Group Design. 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

O X O Pretest Perlakuan Posttest

O X O Pretest Perlakuan Posttest 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Sukmadinata (2008) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. 0 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terdiri dari 90 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Ruseffendi (2005: 3) menyatakan bahwa penelitian adalah salah satu cara pencarian kebenaran atau yang dianggap benar untuk memecahkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Di dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode dan desain penelitian, variabel penelitian, subjek populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian, juga instrumen penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Pra-Eksperimental (Pre- Eksperimental Design). Karena perlakuan tidak menggunakan kelas control.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dalam penelitian yang dilakukan. Perencanaan tersebut meliputi metode penelitian, desain penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan supaya memenuhi syarat-syarat ilmiah dalam pelaksanaannya. Hal

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci