PERUBAHAN PERILAKU ORANG BAJO DALAM MATA PENCAHARIAN DI DESA TANGOFA KECAMATAN BUNGKU PESISIR KABUPATEN MOROWALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUBAHAN PERILAKU ORANG BAJO DALAM MATA PENCAHARIAN DI DESA TANGOFA KECAMATAN BUNGKU PESISIR KABUPATEN MOROWALI"

Transkripsi

1 1 PERUBAHAN PERILAKU ORANG BAJO DALAM MATA PENCAHARIAN DI DESA TANGOFA KECAMATAN BUNGKU PESISIR KABUPATEN MOROWALI Oleh: Abd. Rahman 1 Asep Mahfudz 2 Hasdin 3 Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan apa yang melatarbelakangi terjadinya perubahan mata pencaharian orang Bajo, bagaimana proses perubahan mata pencaharian orang Bajo dan faktor-faktor apa yang menjadi pendorong perubahan mata pencaharian orang Bajo. Penelitian menerapkan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Subyek dalam penelitian ini adalah orang Bajo yang berjumlah 13 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang melatar belakangi terjadinya perubahan perilaku dalam mata pencaharian orang Bajo penyebab utamanya adalah faktor ekonomi dan adanya keinginan untuk memperbaiki taraf hidup orang Bajo. Perubahan yang terjadi pada orang Bajo dengan proses yang cukup panjang dan yang menjadi faktor pendorong terjadinya perubahan disamping karena adanya dukungan dari keluarga, terjadinya interaksi antara orang Bajo dan penduduk asli setempat memotivasi orang Bajo untuk merubah mata pencaharian. PENDAHULUAN Suku Bajo merupakan suku yang melakukan segala aktifitasnya di laut. Masyarakat Bajo pada awalnya tinggal di atas perahu yang disebut bido, hidup berpindah-pindah bergerak secara berkelompok menuju tempat yang berbeda menurut pilihan lokasi penangkapan ikan. Di atas perahu masyarakat Bajo menjalani hidupnya sejak lahir, berkeluarga hingga akhir hayatnya. Oleh sebab itu masyarakat Bajo disebut dengan manusia perahu. Menurut pendapat Ahimsa (Uniawati, 2007:23) 4 Suku Bajo adalah orang-orang tanpa rumah yang tinggal di atas perahu. Kelompok atau komunitas suku Bajo dalam kehidupannya tidak dapat dipisahkan dengan laut dan perahu. Mereka terkadang berpindahpindah dari satu pantai ke pantai yang lain di Kepulauan Indonesia. Selanjutnya menurut Ahimsa (Uniawati, 2007:23) suku Bajo telah hidup sebagai orang laut sejak awal abad ke- 16. Pola hidup mengembara ini membuat orang-orang Eropa menyebut mereka sebagai sea gypsies (gipsi laut) atau sea nomads (pengembara laut). Perahu dan laut merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Bajo. Seperti yang dikemukakan oleh Harsen (2014:4) 5 menurutnya, bagi masyarakat Bajo laut merupakan 1 A , Mahasiswa Program Studi PPKn, FKIP, UNTAD 2 Pembimbing I 3 Pembimbing II 4 Uniawati. (2007). Mantra Melaut Suku Bajo:Interpretasi Semiotik Riffaterre. [online]. Tersedia: [25 Juni 2015]. 5 Harsen, R.T. (2014). Manusia Perahu: antara Kebijakan dan Ketidakbijaksanaan. Kompas. [online]. Halaman 3. Tersedia: com/2014/12/01/ manusia perahu antara kebijakan dan ketidakbijaksanaan html [23 Februari 2014].

2 2 media Tuhan dalam membentuk segala keberkahan. Dilaut masyarakat Bajo tinggal, dapat makan, dapat menemukan kesenangan. Orang Bajo di Desa Tangofa pada mulanya mata pencaharian utamanya adalah mencari ikan dengan cara yang masih terbilang tradisional, seperti memancing, memanah, dan menjaring ikan. Ikan-ikan tersebut nantinya dijual kepada penduduk sekitar pesisir atau pulau terdekat. Seperti yang dikemukakan oleh Peribadi (2000:85) 6 ciri kehidupan komunitas Suku Bajo yakni: (1) menempati suatu kepulauan yang dikelilingi laut, (2) menangkap ikan merupakan pencaharian yang dilakukan secara turun temurun, serta (3) memiliki dialek bahasa yang sama. Kehidupan Suku Bajo memang masih terbilang sangat sederhana. Dalam perkembangannya, sebagian besar dari mereka telah tinggal menetap di pinggir laut bahkan sudah membuat rumah permanen dengan menggunakan semen dan berjendela kaca. Anakanak Suku Bajo juga sudah banyak yang bersekolah, bahkan ada yang sampai perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Bajo tentang pentingnya pendidikan sudah mulai terbangun. Menangkap ikanpun tidak lagi menjadi mata pencaharian utama. Orang Bajo menjadikan lingkungan darat sebagai sumber penghidupan. Mulai dari bercocok tanam, penambang nikel, hingga berwirausaha. Perubahan yang terjadi mengantarkan orang Bajo pada kehidupan yang lebih modern. Perubahan perilaku ini banyak dipengaruhi oleh pola perilaku masyarakat desa Tangofa. Hidup ditengah masyarakat dengan budaya yang berbeda memberikan dampak yang sangat besar bagi orang Bajo. Kesadaran akan petingnya perubahan membuat orang Bajo menerima perubahan tersebut demi kehidupan yang lebih baik. Perubahan perilaku masyarakat Bajo ini didukung oleh potensi alam di Desa Tangofa yang sangat berlimpah. Diantaranya banyaknya lahan kosong yang tersedia, besarnya peluang berwirausaha, dan masuknya perusahaan tambang. Perubahan yang terjadi mengantarkan orang Bajo pada kehidupan yang lebih modern. Perubahan perilaku ini banyak dipengaruhi oleh pola perilaku masyarakat desa Tangofa. Hidup ditengah masyarakat dengan budaya yang berbeda memberikan dampak yang sangat besar bagi orang Bajo. Kesadaran akan petingnya perubahan membuat orang Bajo menerima perubahan tersebut demi kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi perubahan perilaku ini semakin mengikis budaya asli orang Bajo. Mencari ikan dilaut tidak lagi menjadi mata pencaharian pokok. Sebaliknya mencari ikan dilaut hanya dijadikan pekerjaan sampingan. Merujuk dari permasalahan diatas, untuk itu penulis mengangkat judul Perubahan Perilaku Orang Bajo dalam Mata Pencaharian di Desa Tangofa Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apa yang melatarbelakangi terjadinya perubahan mata pencaharian orang Bajo di Desa Tangofa Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali, 2) bagaimana proses perubahan mata pencaharian orang Bajo dan 3) faktor-faktor apa yang menjadi pendorong perubahan mata pencaharian orang Bajo. 6 Peribadi Kedudukan dan Peranan Perempuan Dalam Sistem Kekerabatan Masyarakat Bajo. Tesis Pasca Sarjana. Bogor:IPB.[online]. Tersedia:

3 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Tangofa Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret sampai April Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengungkap pengaruh terhadap suatu kondisi, fakta, fenomena, keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah orang Bajo yang berprofesi sebagai Petani, PNS dan Pedagang yang berjumlah 13 KK. Adapun jumlah orang Bajo yang berada di desa Tangofa sebanyak 31 KK. Sampai dengan akhir penelitian ini, subyek penelitian berjumlah 13 orang sebagai kepala keluarga dari suku Bajo yang bersedia. Teknik pengumpulan data yaitu (1) Wawancara, pengumpulan data ini melalui bertanya langsung kepada kepada subyek yang mengetahui permasalahan. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang latarbelakang perubahan, proses perubahan serta faktor-faktor yang menjadi pendorong perubahan mata pencaharian. (2) Observasi, hal ini dilakukan untuk mengamati aktifitas yang dilakukan oleh orang Bajo dalam kehidupan sehari-hari tentang perubahan perilaku, mulai dari bertani, PNS, dan berdagang. Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Desa Tangofa merupakan bagian Kecamatan Bungku Pesisir dengan jarak tempuh ke Kabupaten Morowali 86 KM. Letak geografis desa Tangofa KM 2 yang berbatasan langsung dengan: Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Puungkeu Sebelah Timur berbatasan dengan : Selat Salabangka Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa On Ete Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Bete-bete Desa Tangofa dihuni oleh suku Bajo dan suku Bungku sebagai suku asli. Selain itu juga ada beberapa etnis seperti etnis Tolaki dan Buton. Penduduk Desa Tangofa sebahagian besar berprofesi sebagai petani dengan jenis tanaman kelapa, cacao, mente dan pala. Dengan motto Desa JAMBU M. Yaitu, Jujur, Adil, Mandiri, Bersatu Untuk Maju. Penduduk Desa Tangofa semuanya beragama Islam berjumlah 722 Jiwa dengan 207 KK yang terdiri dari 360 orang laki-laki dan 362 orang perempuan. Adapun jumlah Orang Bajo di Desa Tangofa berjumlah 132 orang. Dengan rentang usia 0 sampai 12 bulan berjumlah 3 orang, 2 sampai 10 tahun berjumlah 7 orang, 11 sampai 20 tahun berjumlah 21 orang, 21 sampai 30 orang berjumlah 15 orang, 31 sampai 40 tahun berjumlah 20 orang, 41 sampai 50 tahun berjumlah 25 orang, 51 sampai 60 tahun berjumlah 25 orang, 61 sampai 75 tahun berjumlah 13 orang, dan yang berusian diatas 75 tahun berjumlah 3 orang. Desa Tangofa selain memiliki jumlah penduduk yang cukup besar mata pencahariannyapun beragam. Mulai dari Pegawai Negeri Sipil, swasta, pedagang, petani, hingga nelayan. Sementara itu untuk orang Bajo berdasarkan jumlah KK sebagian besar bermata pencaharian petani, yaitu dengan jumlah 20 KK. Pedagang dengan jumlah 4 orang,

4 4 Pegawai Negeri Sipil 4 orang dan nelayan berjumlah 3 orang. Selain bermata pencaharian beragam, penduduk Desa Tangofa juga sangat peduli akan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dengan besarnya antusias warga untuk menyekolahkan anak bahkan hingga keperguruan tinggi. Adapun tingkat pendidikan masyarakat mulai dari Taman Kanak-kanak berjumlah 106 orang, Sekolah Dasar/sederajat berjumlah 48 orang, SMP/sederajat berjumlah 30 orang, SMA/sederajat berjumlah 34 orang, D1/D3 berjumlah 12 orang dan S1 berjumlah 11 orang. Didirikannya beberapa bangunan sekolah membuat masyarakat banyak yang menyekolahkan anaknya seperti adanya bangunan sekolah MTS. Alkhairaat, Sekolah Dasar, dan Taman Kanak-kanak. Selain itu juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan masyarakat termasuk kegiatan yang bersifat religius. Seperti adanya bangunan kantor Desa, Puskesmas, dan masjid yang menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat. Berdasarkan proses pengumpulan data wawancara dapat dideskripsikan sebagai berikut. Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk bertahan hidup serta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memproduksi bahan makanan. Untuk menunjang hidupnya setiap anggota masyarakat pasti memiliki mata pencaharian utama, sehingga terdapat kelompok suku bangsa memiliki mata pencaharian yang khas dibandingkan dengan suku bangsa lainnya. Menurut pendapat Wahyu (2007:20) 7. Mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan faktor seperti mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik. Dalam perkembangannya, mata pencaharian seseorang seringkali berubah baik karena faktor internal, eksternal, ataupun kombinasi dari keduanya Mata pencaharian yang ada dalam masyarakat akan berubah seiring dengan perkembangan zaman. Setiap masyarakat selama hidupnya, pasti mengalami yang namanya perubahan, perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti tidak terlalu mencolok dan ada juga perubahan yang pengaruhnya terbatas atau luas, ada perubahan yang sangat lambat dan juga perubahan yang berlansung dengan cepat. Mata pencaharian masyarakat di Indonesia pada umumnya berasal dari sektor agraris. Perubahan orientasi mata pencaharian disini diartikan sebagai perubahan pemikiran masyarakat yang akan menentukan dan mempengaruhi tindakannya di kemudian hari, dari pekerjaan pekerjaan pokok masyarakat yang dahulunya di sektor agraris bergeser atau berubah ke sektor non-agraris. Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan fisik dan sosial ekonominya, seperti bentang alam, bertambahnya pengetahuan, teknologi yang dimiliki penduduk wilayah dengan perubahan waktu relative cepat atau lambat. Menurut pendapat Abdurrahmat 7 Wahyu. (2007). Pergeseran Mata Pencaharian Masyarakat Desa, Skripsi: FISIP UNS.

5 5 (Faizah, 2012:7) 8 macam dan corak aktivitas manusia berbeda-beda pada tiap golongan atau daerah, sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata geografi daerahnya. Perubahan mata pencaharian tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti misalnya perubahan lingkungan alam yaitu biasanya perubahan ini terjadi apabila terjadinya suatu perubahan terhadap lingkungan dimana tempat dia tinggal dan memperoleh penghidupan. Misalnya seorang nelayan yang pada musim tertentu yaitu musim angin, maka mereka tidak bisa mencari ikan dilaut karena ombak yang besar. Maka mereka mencari aktivitas lain yaitu seperti bertani dan lain sebagainya, seperti yang terjadi di desa Tangofa, banyak orang Bajo berpindah profesi dari nelayan menjadi petani, pegawai negeri dan lain sebagainya. Perubahan perilaku dalam mata pencaharian yang terjadi pada orang Bajo di desa Tangofa sebagian besar disebabkan oleh adanya keinginan untuk merubah taraf hidup yang lebih baik. Adanya hasrat untuk menghidupi keluarga memotivasi untuk mencari pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar. Orang Bajo memaknai perubahan sebagai bahagian dari proses yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Jika sesuatu dianggap sudah tidak sesuai maka orang bajo pun menerima perubahan dengan harapan bisa memberikan dampak yang lebih baik. Kehidupan orang Bajo di Desa Tangofa tidak bisa dipisahkan dengan perubahan. Berada di tengah-tengah masyarakat dengan suku yang berbeda mempengaruhi pola hidup dan pola pikir orang Bajo. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat setempat lambat laun memberikan banyak perubahan. Beragam alasan yang dikemukakan tetapi dengan satu tujuan yang sama yaitu kehidupan yang lebih baik melalui pekerjaan dengan jumlah penghasilan yang baik pula. Orang Bajo di Desa Tangofa tidak menutup diri dari pergaulan. Hubungan baik dilakukan dengan penduduk asli setempat maupun pendatang. Hal ini turut memberikan pengaruh terhadap perubahan orang Bajo. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa selain melakukan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas yang sesuai dengan profesi masing-masing, orang Bajo juga tidak melepaskan kehidupan sosialnya. Orang Bajo terbiasa menjalin hubungan dengan masyarakat setempat yang mempunyai kebudayaan yang berbeda. Sikap orang Bajo yang mudah menerima kebudayaan asing membuat masyarakat bajo berpikir bahwa kemajuan dapat dicapai dengan adanya sesuatu yang baru, yaitu baik yang datang dan berasal dari dalam orang Bajo itu sendiri, maupun yang berasal dari kebudayaan yang datang dari luar. Selain itu juga suatu unsur kebudayaan baru yang masuk, dapat diterima jika unsur karena tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianut oleh orang Bajo, yaitu islam. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai keinginan untuk selalu hidup bersama dan dalam proses selanjutnya membutuhkan sesamanya untuk saling membantu dalam segala aktivitasnya. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang berkaitan dengan hubungan antara indvidu dengan individu antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok sosial lain. 8 Faizah, N. (2012). Pengaruh perubahan sosial terhadap perubahan mata pencaharian masyarakat di indonesia. [online]. Tersedia: [22 Januari 2015].

6 6 Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor. Hal ini berkaitan dengan motivasi setiap orang dalam berinteraksi dengan orang lain. Proses interaksi sangat mendorong seseorang untuk berhubungan dengan orang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Sarlito Wirawan (Rosmini 2009:13), 9 menurutnya interaksi sosial hanya akan diulangi kalau peserta-peserta dalam interaksi itu mendapat ganjaran sebagai hasil dari keikutsertaannya. Seiring dengan perkembangan teknologi mulai dari media cetak hingga media elektronik seperti handphone, televisi dan radio, orang Bajo mulai memahami bahwa sangat penting untuk melakukan dan menerima perubahan. Yang dianggap sudah tidak perlu dan tidak cocok lagi perlu untuk diubah namun tidak serta merta meninggalkan budaya yang sudah ada sejak lama. Secara perlahan banyaknya informasi yang diperoleh memberikan pemahaman dan ilmu pengetahuan bagi orang Bajo. Dalam hal ini berkaitan dengan matapencaharian. Mata pencaharian orang Bajo sudah tidak lagi berfokus pada laut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa orang Bajo itu selalu menggantungkan hidupnya pada perahu dan laut. Berdasarkan hasil wawancara menunjukan bahwa orang bajo yang bermukim di Desa Tangofa sangat berbeda dengan orang Bajo pada umumnya. Dimana orang Bajo dulunya mengetahui semua jenis dan nama-nama ikan, namun sekarang malah sebaliknya orang Bajo sudah tidak mengetahui lagi sebagian jenis dan nama ikan-ikan tersebut. Perubahan yang terjadi pada orang Bajo memiliki proses yang cukup lama dan juga mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena orang Bajo mengubah mata pencaharian tanpa berbekal ilmu pengetahuan. Semua dilakukan secara instan. Lemahnya pengetahuan tersebut membuat orang Bajo beberapa kali harus mengalami kegagalan. Orang Bajo yang belum terbiasa dengan pekerjaan baru membuat orang Bajo harus mampu beradaptasi. Akan tetapi setiap kegagalan yang di alami tidak menyurutkan keinginan orang Bajo untuk terus berusaha. Selain adanya keinginan yang kuat untuk mengubah pencaharian, hal ini juga di dukung oleh adanya peluang sehingga dapat mempermudah orang Bajo untuk mendapatkan pekerjaan baik yang digeluti sendiri maupun bersama dengan orang-orang terdekat. Sehingga orang Bajo dapat hidup mandiri dan bisa berdampingan dengan penduduk asli yang sudah lebih dulu menggeluti bidang pekerjaan tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman, kini orang Bajo sudah mampu bersaing baik dibidang pendidikan, perdagangan, dan pertanian. Sekalipun berasal dari suku minoritas, orang Bajo mampu membuktikan bahwa orang Bajo bisa memiliki kehidupan yang layak tanpa harus bergantung pada laut. Persepsi orang Bajopun berubah terhadap laut dan perahu. Walaupun demikian orang Bajo tidak serta merta melepaskan laut dan perahu. Jika dulunya laut dan perahu adalah sumber penghidupan, kini hanya dijadikan sebagai sarana transportasi yang bisa menghubungkan orang Bajo dengan keluarga dan kerabatnya yang bermukim di pulau-pulau disekitar Kecamatan Bungku Pesisir, bahkan diwaktu senggangnya sesekali orang Bajo mencari ikan dilaut untuk kebutuhan keluarga. Disatu sisi hal ini memberikan dampak yang baik bagi orang Bajo. Akan tetapi disisi lain perubahan ini 9 Rosmini. (2009). Perilaku Social dan Aktivitas Kerja (Studi Kehidupan Petani Kakao Didesa Kolaka Kecamatan Mori Kabupaten Morowali). Palu FKIP PPKn Tadulako.

7 7 mengantarkan orang Bajo jauh dari kehidupan yang sebenarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Mamar Sulaeman (2005:2) 10 menurutnya, Laut dan orang Bajo merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kultur orang Bajo. Karena itu, ada dua konsep utama yang dikemukakan yaitu: (1) Laut, adalah wilayah perairan yang luas dan airnya asin yang memiliki berbagai fungsi. Laut bagi orang Bajo mutlak adanya, karena selain sebagai tempat tinggal, juga sebagai tempat mencari nafkah hidupnya, (2) Orang Bajo, adalah sekelompok orang pengembara lautan yang berdomisili bersama keluarganya di laut atau pesisir pantai. Perubahan sejatinya merupakan bagian dari proses kehidupan. Setiap proses perubahan mengantarkan setiap individu untuk menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya. Individu yang baik adalah yang menghargai sebuah proses. Dalam hal mata pencaharian setiap proses perubahan yang terjadi diharapkan dapat membawa Orang Bajo pada kualitas hidup yang lebih baik.terjadinya pergeseran budaya semakin mengikis budaya orang Bajo. Melaut bukan lagi pekerjaan utama. Akan tetapi harus dipahami bahwa setiap perubahan yang terjadi tentu memiliki konsekuensi. Jika dilihat dari aspek budaya seharusnya orang Bajo mempertahankan budaya melaut tersebut, tetapi jika dilihat dari aspek kemanusiaan. Sebagai warga Negara, orang Bajo juga memiliki hak untuk hidup layak, memperoleh pendidikan dan pekerjaan yang baik. Tinggal dilingkungan dengan masyarakat yang memiliki suku yang berbeda menimbulkan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan sehingga mau tidak mau orang Bajo tak bisa dipisahkan dengan perubahan. Dan orang Bajo adalah bagian dari perubahan tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat diketahui bahwa yang melatarbelakangi terjadinya perubahan matapencaharian yaitu: 1. Faktor perubahan jumlah dan komposisi penduduk 2. Perubahan lingkungan hidup 3. Adanya kebudayaan lain 4. Penemuan-penemuan baru khususnya penemuan-penemuan teknologi dan inovasi. 5. Adanya keinginan untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik untuk menghidupi keluarga. 6. Kondisi alam yang memungkinkan terjadinya perubahan 7. Faktor ekonomi menjadi pemicu utama Perubahan yang dialami orang Bajo bukan semata-mata berdampak negatif, akan tetapi berdampak positif. Orang Bajo harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan. Dengan adanya perkembangan zaman yang ada di Desa Tangofa mampu memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang lebih mendalam hingga mampu mengelola alamnya terutama dalam perubahan yang terjadi dalam mata pencaharian masyarakat yang lebih banyak menguntungkan dari pada merugikannya, karena dengan adanya moderenisasi yang mampu mengubah mata pencaharian masyarakat adalah salah satu hal yang berakibat 10 Mamar Sulaeman. (2005). Kebudayaan Masyarakat Maritim. Palu: Tadulako University Press. http// Di akses 21 Februari 2015.

8 8 pada peningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri seperti yang terjadi di kelurahan pada orang Bajo yang ada di desa Tangofa. Suatu perubahan yang trejadi di dalam kelompok masyarakat ada yang diterima, dihindari, melakukan asimilasi dan lain sebagainya, itu semua tergantung dari manfaat yang ditimbulakan dari perubahan tersebut. Seperti perubahan mata pencaharian yang terjadi di dalam masyarakat, dimana yang dahulunya bekerja sebagai petani maupun nelayan ssekarang berubah menjadi usahawan. Pada perubahan yang terjadi tersebut, tidak ada yang tidak memiliki sebab dan akibat, dan tidak ada pula yang berdampak negative maupun positif, karena kedua dari hal yang berlawanan tersebut bisa dibilang merupakan hukum alam yang harus diterima dan tidak bisa dipisahkan. Perubahan yang terjadi pada orang Bajo bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan sering berjalan secara konstan terikat oleh waktu dan tempat. Akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka perubahan terlihat berlangsung terus. Menurut pendapat Lippit (Imam Prambudi 2010:10) 11 tahap-tahap perubahan adalah sebagai berikut: (1) tahap inisiasi keinginan untuk berubah, (2) penyusunan perubahan pola relasi yang ada, (3) melaksanakan perubahan, (4) perumusan dan stabilisasi perubahan, dan (5) pencapaian kondisi akhir yang dicita-citakan. Hal inipun terjadi pada orang Bajo. Berubahan yang terjadi melalui proses. Adapun faktor yang menjadi pendorong terjadinya perubahan mata pencaharian pada orang Bajo, yaitu: 1 Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat setempat. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsurunsur kebudayaan baru tersebut. 2 Sistem Pendidikan Formal yang maju. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi orang Bajo, terutama membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir rasional dan objektif. Hal ini memberikan kemampuan pada orang Bajo untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak. 3 Orang Bajo tidak mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada orang Bajo untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya. 4 Pemikiran yang berorientasi ke masa depan membuat orang Bajo selalu berpikir maju yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman. 5 Adanya ikhtiar untuk Memperbaiki Hidup dalam upaya memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. 11 Imam Prambudi. (2010). Perubahan Mata Pencaharian dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat di Desa Membalong, Kecamatan Membalong, Belitung. [online]. Tersediahttp://imamprambudi.blogspot.com/2010/12/16.pdf [21 desember 2014].

9 9 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bagian terdahulu, maka perlu dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai jawaban akhir atas permasalahan yang telah dikemukakan pada bab pertama. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut: Mengacu pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa yang melatar belakangi terjadinya perubahan perilaku dalam mata pencaharian orang Bajo sebagian besar disebabkan oleh adanya keinginan memperoleh pendapatan yang lebih besar sehingga dapat memperbaiki taraf hidup orang Bajo. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama. Pendapatan sebelumnya di anggap belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Konsekuensi yang harus dihadapi yaitu terjadinya pergeseran budaya. Proses perubahan perilaku yang terjadi pada Orang Bajo dengan proses yang cukup panjang. Orang Bajopun mengalami kesulitan. Pada mulanya sulit bagi Orang Bajo untuk merubah mata pencaharian, terlebih hal ini tidak dibarengi dengan ilmu pengetahuan. Adapun yang menjadi faktor pendorong terjadinya perubahan yaitu: 1) Dukungan dari keluarga Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting. Perubahan yang terjadi pada orang Bajo tidak lepas dari besarnya peranan keluarga untuk terus memotivasi setiap perubahan untuk kehidupan yang lebih baik. 2) Faktor kondisi lingkungan Kondisi lingkungan di Desa Tangofa merupakan faktor pendorong terjadinya perubahan. Adanya peluang usaha, banyaknya ketersediaan lahan serta besarnya perhatian pemerintah akan pendidikan yaitu dengan dibangunnya fasilitas pendidikan seperti gedung sekolah menjadikan orang Bajo semakin termotivasi untuk melakukan perubahan yang lebih baik. 3) Interaksi sosial Interaksi antar satu dengan yang lainnya mempengaruhi pola pikir orang Bajo. Hubungan yang dijalin secara baik dengan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda secara tidak langsung telah membuka cakrawala berpikir orang Bajo bahwa dalam hidup perubahan sangat diperlukan. Ketika keadaan sebelumnya dianggap sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang maka perubahan telah menjadi sebuah pilihan. DAFTAR RUJUKAN Faizah, N. (2012). Pengaruh perubahan sosial terhadap perubahan mata pencaharian masyarakat di indonesia. [online]. Tersedia: [22 Januari 2015]. Harsen, R.T. (2014). Manusia Perahu: antara Kebijakan dan Ketidakbijaksanaan. Kompas. [online]. Halaman 3. Tersedia: com/2014/12/01/ manusia perahu antara kebijakan dan ketidakbijaksanaan html [23 Februari 2014].

10 Imam Prambudi. (2010). Perubahan Mata Pencaharian dan Nilai Social Budaya Masyarakat di Desa Membalong, Kecamatan Membalong, Belitung. [online]. Tersediahttp://imamprambudi.blogspot.com/2010/12/16.pdf [21 desember 2014]. Mamar Sulaeman. (2005). Kebudayaan Masyarakat Maritim. Palu: Tadulako University Press. http// Pesisir-Pada-Masyarakat-Bajo. Di akses 21 Februari Peribadi Kedudukan dan Peranan Perempuan Dalam Sistem Kekerabatan Masyarakat Bajo. Tesis Pasca Sarjana. Bogor : IPB. [online]. Tersedia: Rosmini. (2009). Perilaku Social dan Aktivitas Kerja (Studi Kehidupan Petani Kakao Didesa Kolaka Kecamatan Mori Kabupaten Morowali). Palu FKIP PPKn Tadulako. Uniawati. (2007). Mantra Melaut Suku Bajo:Interpretasi Semiotik Riffaterre. [online]. Tersedia: [25 Juni 2015]. Wahyu, S. W. (2007). Pergeseran Mata Pencaharian Masyarakat Desa, Skripsi: FISIP UNS. 10

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar dan menetap pada berbagai pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Sabang sampai

Lebih terperinci

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1 BAB II DESA BERINGIN JAYA A. Geografis Desa Beringin Jaya secara geografis terletak di Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi, dengan luas daerah 35 km 2. Desa Beringin Jaya berbatasan langsung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi Desa laksamana merupakan desa yang ada di kecamatan Sabak Auh yang ibu kota nya Kabupaten Siak dengan luas wilayah lebih kurang 918,44 km2. jarak antara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Sail Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, dalam konteks merupakan wilayah kerja lurah sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan masyarakatnya masih bergantung pada kepemilikan lahan. Warga pedesaan kebanyakan masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pesisir merupakan kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya laut yang melimpah dengan biota didalamnya dan terletak di kawasan khatulistiwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan lingkungan yang melimpah. Indonesia juga terkenal sebagai negara maritim dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN

BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN BAB III AKAD KERJA SAMA DAN NISBAH BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DENGAN PEMILIK PERAHU DI DESA PENGAMBENGAN A. Sekilas tentang Kabupaten Jembrana dan Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana memiliki luas

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Dan Demografis Sungai Tonang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar merupakan salah satu desa yang memiliki letak yang tidak jauh dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK 12 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK A. Kondisi Geografis Desa Olak merupakan salah satu daerah integral yang terletak di Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran umum Desa Weru 1. Letak Geografis Desa Weru merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Paciran Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH. serta latarbelakang historisnya. Cerita sejarah baru dianggap benar jika pengungkapan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH. serta latarbelakang historisnya. Cerita sejarah baru dianggap benar jika pengungkapan BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH 2.1 Sejarah Kelurahan Nelayan Indah Adapun faktor geografis dalam penulisan sejarah adalah merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan. Sebab dengan melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah provinsi kepulauan dengan ciri khas sekumpulan gugusan pulau-pulau kecil di bagian timur wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara garis besar merupakan negara kepulauan yang luas lautnya mencapai 70% total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas disertai dengan kekayaan

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permukiman kembali masyarakat pesisir di Desa Kuala Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat merupakan upaya membangun kembali permukiman masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat transisi dan menuju masyarakat modern. Perubahan itu mengakibatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang wilayahnya memiliki potensi kekayaan alam yang luas (Herman Haeruman, 1986: 2). Potensi kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial manusia saling berinteraksi satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Kemiskinan dan kesenjangan sosial pada kehidupan nelayan menjadi salah satu perhatian utama bagi kebijakan sektor perikanan. Menurut pemerintah bahwa kemiskinan dan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya baik berupa fisik maupun non fisik. Budaya yang berupa fisik Salah satunya adalah arsitektur tradisional. Rumah tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun demikian sebagai mahluk biologis merupakan individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan

Lebih terperinci

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota

Unsur - unsur potensi Fisik desa. Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Geografi Pengertian Desa Kota Potensi Desa Kota Unsur - unsur potensi Fisik desa Keterkaitan Perkembangan Desa & Kota Sekian... Pengertian Desa... Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan ragam kebudayaan. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas Laut 3,1 juta km2. Konvensi

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Desa Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan 1. Letak Geografis Desa Paloh merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah perairan lebih luas dibanding daratan. Secara fisik luas daratan di Indonesia ± 1,9 juta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya menjadi nelayan. Walaupun mata pencarian orang-orang desa di pesisir beragam, namun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk di Provinsi Lampung yang selalu bertambah pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan otonomi daerah, serta pertambahan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG. desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini

BAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG. desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini BAB II PROFIL DESA PULAU PANJANG A. Sejarah Singkat Desa Desa Pulau Panjang merupakan salah satu desa dari sekian banyak desa yang ada di Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Sengingi. Daerah ini berdataran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah BAB I PENDAHULUAN Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari dusun Bruno 1. Hasil

Lebih terperinci

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat nelayan merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakat tertinggal yang berada pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Nelayan Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil

BAB II GAMBARAN UMUM. berstatus Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan ialah unit pemerintahan terkecil BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Kulim Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di bawah kecamatan, yang mana wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Definisi perkembangan menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK A. Gambaran Umum Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang diapit oleh lautan yang sangat luas... (Pattipeilohy, 2013, hlm. 2). Menurut Wibisono (2005, hlm. 19) laut Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dikenal karena keberadaan Desa Gobah berada diantara Sungai Kampar dan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Gobah Desa Gobah adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar ini yang menurut beberapa tokoh masyarakat Desa Gobah dikenal karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kecamatan Tasik Putri Puyu Kecamatan Tasik Putri Puyu merupakan Kecamatan yang dibentuk pada tanggal 24 juli tahun 2012. Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam perekonomian Indonesia karena beberapa alasan antara lain: (1) sumberdaya perikanan, sumberdaya perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena umum yang menjadi masalah kependudukan di Indonesia meliputi jumlah penduduk yang sangat besar atau padat,tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, dengan garis pantai lebih dari 81.000 Km, kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Terdapat dua faktor yang mempengaruhi anak untuk bersekolah, yaitu faktor internal (dalam diri) dan faktor

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, maka penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan dengan asas otonomi. Asas otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu sosial yang sangat penting. Masyarakat atau komunitas desa yang syarat

BAB I PENDAHULUAN. ilmu sosial yang sangat penting. Masyarakat atau komunitas desa yang syarat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kajian tentang masyarakat nelayan pedesaan merupakan salah satu kajian ilmu sosial yang sangat penting. Masyarakat atau komunitas desa yang syarat dengan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Desa Panglungan. Desa Panglungan adalah nama Desa yang masih ada di dalam wilayah Jawa Timur. Tepatnya di daerah Jombang. Panglungan yang memiliki 15 RT dan 06

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak abad ke-18, pertumbuhan penduduk di dunia meningkat dengan tajam. Lahan lahan dengan potensi untuk dipergunakan sebagai tempat bermukim pun beragam. Besarnya

Lebih terperinci

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI Oleh : UMI NURROISAH NIM. 10413244010 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Secara geografis desa Pulau Rambai merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air telah berabad-abad menjadi sumber kehidupan-memberi pengharapan untuk pengairan, perhubungan, ataupun makanan. Banyak kebudayaan yang tercipta ketika manusia mulai

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : DENI HERBYANTI F 100 050 123 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah Dusun 003 Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo, 35 VI. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pada bab ini akan disajikan hasil temuan data yang didapat dari lapangan dengan mendeskripsikan profil lokasi penelitian. Adapun

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam suatu wilayah tertentu, ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir dan laut merupakan daerah dengan karateristik khas dan bersifat dinamis dimana terjadi interaksi baik secara fisik, ekologi, sosial dan ekonomi, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan mengandung pengertian suatu perubahan besar yang meliputi perubahan fisik wilayah, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang didukung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Secara geografis Desa Simpang Gaung merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Gaung Kabupaten Inhil. penduduk Desa Simpang

Lebih terperinci