PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK LEGISLATIF DAN KARAKTERISTIK EKSEKUTIF TERHADAP KETERLAMBATAN PENGESAHAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

Transkripsi

1 PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK LEGISLATIF DAN KARAKTERISTIK EKSEKUTIF TERHADAP KETERLAMBATAN PENGESAHAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Derajad Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: ARDIAN WIDIARTO NIM : S FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 i

2 PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK LEGISLATIF DAN KARAKTERISTIK EKSEKUTIF TERHADAP KETERLAMBATAN PENGESAHAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Disusun Oleh: ARDIAN WIDIARTO NIM : S Pada tanggal : Telah disetujui Pembimbing Pembimbing Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA NIP Mengetahui: Ketua Program Studi Magister Akuntansi Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA NIP ii

3 PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK LEGISLATIF DAN KARAKTERISTIK EKSEKUTIF TERHADAP KETERLAMBATAN PENGESAHAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Disusun Oleh: ARDIAN WIDIARTO NIM : S Telah disetujui Tim Penguji Pada tanggal, Ketua : Dra. Y Anni Aryani, M.Prof. Acc., Ph.D., Ak. Sekretaris : Prof. Dr. Rahmawati, M.Si., Ak. Anggota : Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA Mengetahui: Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Magister Akuntansi Prof. Dr.Ir. Ahmad Yunus, M.S. NIP Dr. Payamta, M.Si., CPA., Ak. NIP iii

4 PERNYATAAN Nama NIM : Ardian Widiarto : S Program Studi : Magister Akuntansi Konsentrasi : Akuntansi Sektor Publik Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pengaruh Faktor Karakteristik Legislatif Dan Karakteristik Eksekutif Terhadap Keterlambatan Pengesahan APBD Pemerintah Daerah Di Indonesia adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi. Surakarta, 2014 Yang menyatakan, Ardian Widiarto iv

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan Karyaku Kepada: Kedua orang tuaku, bapak dan ibuku, saudara dan teman-temanku yang senantiasa memberikan semangat dan inspirasi. Terimakasih untuk semua teman-teman yang membantu dan telah berbagi ilmu, ide, dan pikiran. Almamater. v

6 HALAMAN MOTTO Jangan pernah mundur, jangan pernah lemah. Che Guevara - Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, seratus kali bertempur maka seratus kali akan menang. - Sun Tsu - vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis dengan judul Pengaruh Faktor Karakteristik Legislatif Dan Karakteristik Eksekutif Terhadap Keterlambatan Pengesahan APBD Pemerintah Daerah Di Indonesia ini disusun penulis untuk memenuhi syarat-syarat guna mencapai derajad Magister Program Studi Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya tesis ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa Unggulan kepada penulis sehingga dapat menyelesaian studi di Magister Akuntansi FE UNS. 2. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. vii

8 5. Dr. Payamta, M.Si., CPA., Ak., selaku Ketua Program Stsudi Magister Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku pembimbing thesis yang telah meluangkan waktu, pikiran dan memberikan motivasi kepada penulis sampai dengan selesainya penulisan tesis ini. 6. Bapak Ibu Dosen beserta staf di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan keilmuan pada disiplin ilmu Akuntansi. 7. Bapak Sutaryo, M.Si., CA. atas bimbingannya dalam menyelesaikan perkuliahan. 8. Rekan-rekan Angkatan XVII dan XVIII Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Uiversitas Sebelas Maret Surakarta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis selama ini. Surakarta, Juni 2014 Penulis viii

9 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... i ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv ABSTRAK... xv ABSTRACT... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Teori Keagenan B. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) C. Keterlambatan Pengesahan commit APBD to user ix

10 D. Karakteristik Legislatif Daerah Hipotesis 1a Hipotesis 1b Hipotesis 3c E. Karakteristik Eksekutif Daerah Hipotesis 2a Hipotesis 2b Hipotesis 2c F. Kerangka Teoritis BAB III METODA PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Data B. Data dan Sumber Data C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Dependen Variabel Independen a. Variabel Karakteristik Legislatif Daerah ) Ukuran DPRD (UK_DPRD) ) Struktur Kepemimpinan DPRD (SK_DPRD) ) Komposisi DPRD (K_DPRD) b. Variabel Karakteristik Eksekutif Daerah ) Masa Kerja Kepala Daerah (MK_KD) ) Pendidikan Kepala Daerah (PD_KD) ) Umur Kepala Daerah (UM_KD) x

11 3. Variabel Kontrol Ukuran PEMDA (UK_PEM) Tipe PEMDA (TP_PEM) Geografi PEMDA (GEO_PEM) Pemilihan Kepala Daerah (PEMILU) D. Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Autokorelasi c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Multikolinearitas Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F) b. Uji Signifikansi Parameter Parsial (Uji t) c. Uji Determinasi (R 2 ) BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Statistik Deskriptif C. Asumsi Klasik Normalitas a. Normalitas Sebelum Outlier b. Normalitas Setelah Outlier xi

12 2. Autokorelasi Uji Heterokedastisitas Uji Multikolinieritas D. Hipotesis Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F) Uji Signifikansi Parameter Parsial (Uji t) Uji Determinasi (R 2 ) E. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran D. Implikasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel III.1 Data Sampel Penelitian Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel Tabel IV.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Outlier Data Tabel IV.4 Hasil Uji Normalitas Data Setelah Outlier Data Tabel IV.5 Hasil Uji Autokorelasi Data Tabel IV.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data Tabel IV.7 Hasil Uji Multikolinearitas Data Tabel IV.8 Hasil Uji F Tabel IV.9 Hasil Uji t Tabel IV.10 Hasil Uji Determinasi (R 2 ) xiii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar I.1 Prosentase Pengesahan APBD... 3 Gambar II.1 Siklus Pengesahan APBD Bagian Gambar II.2 Siklus Pengesahan APBD Bagian Gambar II.3 Kerangka Pikir xiv

15 ABSTRAK Ardian Widiarto S Magister Akuntansi FE Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK LEGISLATIF DAN KARAKTERISTIK EKSEKUTIF TERHADAP KETERLAMBATAN PENGESAHAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daearah (APBD) berguna sebagai otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi keuangan daerah. Ketepatwaktuan dalam pengesahan APBD sangat penting karena dapat mempengaruhi jalannya pemerintahan daerah untuk satu tahun kedepan. Namun demikian, sampai tahun 2012 masih banyak pemerintah daerah yang terlambat dalam pengesahan APBD. Pada 2012 terdapat 243 (49%) pemerintah kabupaten dan kota mengalami keterlambat dalam pengesahan APBD. APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD. Berangkat dari pengertian tersebut, karakteristik legislatif dan karakteristik eksekutif memegang peranan penting dalam keterlambatan pengesahan APBD di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 186 pemerintah daerah terdiri dari 154 kabupaten dan 32 kota di Indonesia pada tahun 2012 dengan purposive sampling. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keterlambatan pengesahan APBD. Variabel independen penelitian adalah karakteristik legislatif yang diwakili oleh ukuran DPRD, struktur kepemimpinan DPRD, dan komposisi DPRD sedangkan karakteristik eksekutif diwakili oleh masa kerja kepala daerah, pendidikan kepala daerah, dan umur kepala daerah. Penelitian juga mempergunakan variabel kontrol yang terdiri dari tipe pemerintah daerah, geografis pemerintah daerah, ukuran pemerintah daerah, dan pemilihan kepala daerah. Dalam pengujian data, penelitian ini menggunakan bantuan software untuk statistik yaitu SPSS versi 21. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel independen ukuran DPRD, komposisi DPRD, masa kerja kepala daerah, dan pendidikan kepala daerah berpengaruh terhadap keterlambatan pengesahan APBD sedangkan struktur kepemimpinan DPRD dan umur kepala daerah tidak berpengaruh terhadap keterlambatan pengesahan APBD. Kata kunci : Karakteristik legislatif, karakteristik eksekutif, keterlambatan APBD. xv

16 ABSTRACT Ardian Widiarto S Magister Akuntansi FE Universitas Sebelas Maret Surakarta The Influence Factors Legislative Characteristics and Executive Characteristics Factors against Delayed Ratification of Local Government Budgets in Indonesia Budget and Expenditure (budget) is useful as authorization, planning, monitoring, allocation, distribution, and financial stabilization of local government finances. Timeliness in enacting the budget is very important because it can influence the course of local government for the coming year. However, until 2012 there are still many local governments in the late passage of the budget. In 2012 there were 243 (49%) experienced the city district government and the endorsement keterlambat budget. The annual budget is the financial plan of the local government are discussed and agreed upon by the local government and parliament. Departing from this definition, the characteristics of the legislative and executive characteristics play an important role in the delay in the ratification of the budget in Indonesia. This study used a sample of 186 local government consists of 154 counties and 32 cities in Indonesia in 2012 with purposive sampling. The dependent variable in this study is the delay in the ratification of the budget. Independent variables are characteristics of the legislative represented by the size of Parliament, Parliament's leadership structure, and parliament s composition while the Executive characteristics represented by the head of local government s tenure, head local government s education, and head of local government s age. The study also uses control variables consisting of the type of local government, local government geography, size of local government, and local elections. This study uses statistical software SPSS version 21 st. These results prove that the independent variables size of parliament, parliament s composition, head of local government s tenure, and head of local government s education influence the ratification delay budget while parliament leadership structure and head local government s age did not affect the ratification delay budget. Keywords: legislative characteristics, executive characteristics, the local governments delay budget. xvi

17 ABSTRAK Ardian Widiarto S Magister Akuntansi FE Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK LEGISLATIF DAN KARAKTERISTIK EKSEKUTIF TERHADAP KETERLAMBATAN PENGESAHAN APBD PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA Anggaran Pendapatan dan Belanja Daearah (APBD) berguna sebagai otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi keuangan daerah. Ketepatwaktuan dalam pengesahan APBD sangat penting karena dapat mempengaruhi jalannya pemerintahan daerah untuk satu tahun kedepan. Namun demikian, sampai tahun 2012 masih banyak pemerintah daerah yang terlambat dalam pengesahan APBD. Pada 2012 terdapat 243 (49%) pemerintah kabupaten dan kota mengalami keterlambat dalam pengesahan APBD. APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD. Berangkat dari pengertian tersebut, karakteristik legislatif dan karakteristik eksekutif memegang peranan penting dalam keterlambatan pengesahan APBD di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 186 pemerintah daerah terdiri dari 154 kabupaten dan 32 kota di Indonesia pada tahun 2012 dengan purposive sampling. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keterlambatan pengesahan APBD. Variabel independen penelitian adalah karakteristik legislatif yang diwakili oleh ukuran DPRD, struktur kepemimpinan DPRD, dan komposisi DPRD sedangkan karakteristik eksekutif diwakili oleh masa kerja kepala daerah, pendidikan kepala daerah, dan umur kepala daerah. Penelitian juga mempergunakan variabel kontrol yang terdiri dari tipe pemerintah daerah, geografis pemerintah daerah, ukuran pemerintah daerah, dan pemilihan kepala daerah. Dalam pengujian data, penelitian ini menggunakan bantuan software untuk statistik yaitu SPSS versi 21. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel independen ukuran DPRD, komposisi DPRD, masa kerja kepala daerah, dan pendidikan kepala daerah berpengaruh terhadap keterlambatan pengesahan APBD sedangkan struktur kepemimpinan DPRD dan umur kepala daerah tidak berpengaruh terhadap keterlambatan pengesahan APBD. Kata kunci : Karakteristik legislatif, karakteristik eksekutif, keterlambatan APBD. i

18 ABSTRACT Ardian Widiarto S Magister Akuntansi FE Universitas Sebelas Maret Surakarta The Influence Factors Legislative Characteristics and Executive Characteristics Factors against Delayed Ratification of Local Government Budgets in Indonesia Budget and Expenditure (budget) is useful as authorization, planning, monitoring, allocation, distribution, and financial stabilization of local government finances. Timeliness in enacting the budget is very important because it can influence the course of local government for the coming year. However, until 2012 there are still many local governments in the late passage of the budget. In 2012 there were 243 (49%) experienced the city district government and the endorsement keterlambat budget. The annual budget is the financial plan of the local government are discussed and agreed upon by the local government and parliament. Departing from this definition, the characteristics of the legislative and executive characteristics play an important role in the delay in the ratification of the budget in Indonesia. This study used a sample of 186 local government consists of 154 counties and 32 cities in Indonesia in 2012 with purposive sampling. The dependent variable in this study is the delay in the ratification of the budget. Independent variables are characteristics of the legislative represented by the size of Parliament, Parliament's leadership structure, and parliament s composition while the Executive characteristics represented by the head of local government s tenure, head local government s education, and head of local government s age. The study also uses control variables consisting of the type of local government, local government geography, size of local government, and local elections. This study uses statistical software SPSS version 21 st. These results prove that the independent variables size of parliament, parliament s composition, head of local government s tenure, and head of local government s education influence the ratification delay budget while parliament leadership structure and head local government s age did not affect the ratification delay budget. Keywords: legislative characteristics, executive characteristics, the local governments delay budget. ii