ANALISIS PERBEDAAN INDIVIDU TERHADAP KONSUMEN MACARONI PANGGANG (MP)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBEDAAN INDIVIDU TERHADAP KONSUMEN MACARONI PANGGANG (MP)"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBEDAAN INDIVIDU TERHADAP KONSUMEN MACARONI PANGGANGG (MP) Oleh RAWDHAH BURHANUDDIN H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN RAWDHAH BURHANUDDIN. H Analisis Perbedaan Individu Terhadap Konsumen Macaroni Panggang (MP). Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR I. Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembanagn dan pelestarian seni budaya, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat. Usaha-usaha yang dapat menunjang sektor pariwisata tersebut diantaranya pusat perbelanjaan, hotel, restoran, tempat rekreasi, dll. Seiring berkembangnya wisata kuliner, jumlah restoran yang didirikan di kota Bogor juga semakin banyak. Bagi masyarakat perkotaan, restoran bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk makan saja tetapi juga untuk berkumpul dengan teman lama, beristirahat coffe break bagi pegawai kantoran, bertemu dengan rekan kerja, ataupun tujuan lain pada saat ini sudah merupakan bagian dari gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi gambaran perbedaan individu pada Macaroni Panggang yang terdiri dari sumberdaya konsumen, keterlibatan, motivasi, sikap, kepribadian nilai, dan gaya hidup.(2)mengidentifikasi gambaran mengenai respon pembelian Macaroni Panggang yang terdiri dari pilihan merk, pilihan produk, jumlah pembelian, dan saluran pembelian(3)menganalisa seberapa besar pengaruh perbedaan individu terhadap respon pembelian pada konsumen Macaroni Panggang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini, karakteristik sampel untuk pengisian kuesioner adalah konsumen yang telah datang berkunjung ke Macaroni Panggang. Berdasarkan hasil validitasnya bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel = 0,361, untuk n=30). Berdasarkan hasil pengujian teknik Alpha Cronbach, untuk perbedaan individu diperoleh nilai alpha (a) 0.860, sedangkan hasil uji reliabilitas untuk keputusan pembelian diperoleh diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel yang bernilai Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh korelasi hubungan antara perbedaan individu dengan keputusan pembelian Macaroni Panggang sebesar 0,624. Nilai 0,624 merupakan nilai r hitung. Angka ini menunjukkan korelasi positif atau hubungan yang kuat antara Perbedaan Individu dan Keputusan Pembelian. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 7,898 sedangkan t tabel 1,98 (t hitung > t tabel) maka disimpulkan Ho ditolak artinya Perbedaan Individu berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap Keputusan Pembelian, maka dapat disimpulkan bahwa (1)Hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS 13.0 bahwa korelasi atau hubungan perbedaan individu dengan keputusan pembelian memperoleh hasil sebesar 0,624 (positif) dan korelasi termasuk kategori kuat,(2)perbedaan individu dengan keputusan pembelian mempunyai pengaruh yang berarti yang dapat dilihat berdasarkan hasil uji t dua pihak dimana t hitung (7,898) > t tabel (1,98), (3)Adapun persamaan regresi Ŷ=6,

3 025+0,195X. Dari persamaan dapat diuraikan bahwa setiap kenaikan 1 skor variabel Perbedaan Individu (X) dapat menurunkan 0,195 skor variabel Keputusan Pembelian. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya dimana nilainya 0,000 lebih kecil dari 0,05.

4 ANALISIS PERBEDAAN INDIVIDU TERHADAP KONSUMEN MACARONI PANGGANGG (MP) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Padaa Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh RAWDHAH BURHANUDDIN H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Perbedaan Individu Terhadap Konsumen Macaroni Panggang (MP) Nama NIM : Rawdhah Burhanuddin : H Menyetujui, Dosen pembimbing (Dr. Ir. Abdul Kohar I, MSc) NIP Mengetahui, Ketua Departemen (Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP Tanggal Lulus :

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kota Jeddah pada tanggal 26 Januari Penulis adalah anak dari empat bersaudara, dari pasangan Ayahanda Burhanuddin Jafar dan Ibunda Hasma Maulana. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis yaitu taman kanak-kanak di International Indonesian School Jeddah, lulus pada tahun 1991, kemudian penulis melanjutkan pendidikan dasar di SD International Indonesian School Jeddah, lulus pada tahun 1999, penulis menyelesaikan tingkat atas di SMU International Indonesian School Jeddah, lulus pada tahun Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada masa pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, sampai dibangku kuliah penulis aktif berorganisasi di sekolah atau kemahasiswaan serta organisasi sosial lainnya.

7 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita semua, sehingga kita masih dapat terus menikmati indahnya berbuat kebaikan dan memperbaiki diri menjadi diri yang lebih baik lagi. Dengan izin dan ridho-nyalah, penulis dapat menyelesaikan makalah penelitian dengan judul Analisis Perbedaan Konsumen Terhadap Pembelian Macaroni Panggang (MP). Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Program Sarjana Alih Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua dan seluruh keluarga tercinta, dosen pembimbing, dosen penguji, serta teman-teman yang telah memberikan dukungan selama penyusun melakukan penelitian. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan dapat memberikan masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penulisan sesuai dengan harapan yang diinginkan. Semoga penelitian ini dapat diterima dan bermanfaat di masa yang akan datang. Alhamdulillahirobbal alamin Bogor, Maret 2011 Penulis

8 UCAPAN TERIMA KASIH Ribuan puji dan syukur hamba haturkan kepada Zat yang Maha Agung dan Maha memberikan jalan dari kesulitan, Dia-lah Allah SWT yang telah memberikan kekuatan untuk menghadapi hadiah kehidupan yang penuh nikmat. Shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW tercinta beserta para keluarga, sahabat, dan umatnya yang senantiasa selalu memegang kuat tali Islam dan telah memberikan inspirasi dalam sikap, perbuatan, dan perkataan. Berkat izin dan kebesaran-nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan dengan dukungan dari banyak pihak yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut: 1. Orang tua tercinta Papa dan Mama, yang telah memberikan dukungan baik dukungan moral maupun dukungan materiil. Semoga Allah SWT selalu menyayangi dan selalu melindungi mereka dimana pun mereka berada serta menjadikan penulis menjadi anak yang berbakti dan sholeha. 2. Seluruh Dosen Program Sarjana Alih Jenis Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu dan pelajaran hidup yang berharga. 3. Dr. Ir. Abdul Kohar I, MSc selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, bimbingan, saran, koreksi, serta perhatian yang begitu berharga selama penulisan. 4. Tim penguji yang bersedia meluangkan waktu menjadi penguji dan terima kasih atas masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk perbaikan penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Tintin Kuraesin selaku pemilik Restoran Macaroni Panggang dan Bapak Bahri selaku wakil supervisor yang selalu mengerti akan jiwa muda serta kesediaan membimbing penulis beserta para pekerja yang telah banyak memberikan informasi. 6. Seluruh staf Program Sarjana Alih Jenis Manajemen terima kasih atas kemudahan dan kelancaran hingga proses penyelesaian.

9 7. Kakak dan adik kembarku, Riyadh, Rafiqah dan Rifqah juga keluarga besar atas doa, kasih sayang, dan perhatian dukungan moril dan material yang berharga. 8. Frida, Damon, Indra, Mas Galuh, dan Erly teman senasib dan seperjuangan selama penelitian. 9. Suay, Boin, Nuy, Dika, Chule teman-teman sepermainanku yang selalu mengisi hari-hari penulis. Terima kasih selama ini telah membuat hidup penulis menjadi berwarna. Semoga kenangan kita akan selalu terkenang indah hingga ujung waktu. 10. Abing Lesmana yang selalu ada untuk penulis. Terima kasih atas kasih sayang dan semangatnya. 11. Keluarga besar bundo atas fasilitas yang diberikan serta perhatian dan kasih sayangnya. 12. Teman-teman seperjuangan EKSMAN angkatan 5 yang sama-sama berjuang dengan penulis. Semoga cita-cita kita tercapai. Semoga penulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mengantarkan pembaca untuk menyadari akan kemaha kuasaan Allah SWT dalam menciptakan makhluknya sesuai yang dikehendaki.

10 DAFTAR ISI RINGKASAN RIWAYAT HIDUP...iii KATA PENGANTAR...iv UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...5 II. TINJAUAN PUSTAKA Konsumen Karakteristik Konsumen Perilaku Konsumen Pengaruh Lingkungan Perbedaan Individu Proses Keputusan Peneliti Terdahulu...18 III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Penarikan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data dan Analisis Data Analisis Deskriptif Pengujian Kuesioner...25 a. Uji Validitas...25 b. Uji Reliabilitas Regeresi linier sederhana...27

11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah restoran Macaroni Panggang Struktur organisasi Visi dan Misi Perusahaan Strategi perencanaan pasar dan bauran pemasaran restoran Macaroni Panggang Segmentasi, pasar sasaran, dan posisi pasar Bauran pemasaran Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan asal kota Pengalaman Responden Pengalaman responden berdasarkan info kuliner Kota Bogor Pengalaman responden berdasarkan bersama dengan siapa membeli MP Pengalaman responden berdasarkan inisiatif dalam membeli MP Pengalaman responden berdasarkan jenis restoran lain yang diminati Gambaran Variabel Penelitian Tanggapan responden terhadap perbedaan individu pelanggan MP...39 a. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan Individu Dimensi Sumber Daya Konsumen...39 b. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan Individu Dimensi Motivasi...41 c. Tanggapan responden Terhadap Perbedaan individu Dimensi Keterlibatan...43 d. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan Individu Dimensi Pengetahuan...44 e. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan individu Dimensi sikap...45 f. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan individu dimensi Kepribadian...45 g. Tanggapan Responden Terhadap Perbedaan individu dimensi Gaya Hidup...46 h. Tanggapan RespondenTerhadap Perbedaan Individu Dimensi Nilai Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Restoran MP 47 a. Tanggapan Responden Terhadap Pilihan Merek Macaroni Panggang...48 b. Tanggapan Responden Terhadap Pilihan Produk Macaroni Panggang...48 c. Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Saluran Pembelian MP...49 d. Tanggapan Responden Terhadap Jumlah Pembelian MP Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Hasi Uji Validitas Kuesioner Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Regresi Linier Sederhana...51

12 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...53 DAFTAR PUSTAKA...55 LAMPIRAN...57

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan dan pertumbuhan restoran dan rumah makan di Bogor Kategori AIO dari studi mengenai gaya hidup...13

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruh-pengaruh terhadapnya Model motivasi Tahapan pengambilan keputusan pembelian tahapan antara evaluasi alternatif dan kepuasan pembelian Model of buyer behaviour Kerangka pemikiran Struktur organisasi Macaroni Panggang Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Karakteristik berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Karakteristik konsumen berdasarkan domisili Pengalaman responden berdasarkan info kuliner MP Pengalaman responden berdasarkan bersama dengan siapa membeli MP Pengalaman responden berdasarkan inisiatif dalam membeli Pengalaman responden berdasarkan jajanan khas yang diminati Taksiran rata-rata pengeluaran dalam membeli Macaroni Panggang Seberapa sering melakukan pembelian Tingkat perhatian terhadap produk Selalu memenuhi kebutuhan fisiologis dengan produk (MP) Selalu ingin memiliki afiiasi yang kuat (Macaroni Panggang) Tanggapan responden terhadap individu dimensi motivasi Tingkat pertimbangan faktor pribadi Tingkat pertimbangan faktor situasi Tingkat pengetahuan mengenai produk (Macaroni Panggang) Sikap konsumen terhadap produk Karakteristik psikologis terhadap produk Kesesuaian kegiatan dengan produk Minat terhadap produk (Macaroni Panggang) Kesesuaian nilai dengan produk Tingkat pilihan merek Tingkat pilihan produk Tingkat kemudahan memperoleh produk Tingkat jumlah pembelian produk...50

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Daftar menu Kuesioner penelitian Uji validitas perbedaan individu Uji validitas respon pembelian Frequency table identitas responden Frequency table pengalaman responden Frequency table perbedaan individu Frequency table respon pembelian Regression...83

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni budaya, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat. Objek wisata yang berada di kota Bogor antara lain Istana Bogor, Kebun Raya Bogor, Situ Gede, dll. Letak kota Bogor yang strategis dan banyaknya objek wisata menjadikan kota Bogor sebagai kota transit bagi wisatawan asing ataupun lokal. Kunjungan wisatawan ke kota Bogor dapat mendukung pertumbuhan usaha-usaha yang menunjang sektor pariwisata di kota Bogor. Usaha-usaha yang dapat menunjang sektor pariwisata tersebut diantaranya pusat perbelanjaan, hotel, restoran, tempat rekreasi, dll. Seiring berkembangnya wisata kuliner, jumlah restoran yang didirikan di kota Bogor juga semakin banyak. Bagi masyarakat perkotaan, restoran bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk makan saja tetapi juga untuk berkumpul dengan teman lama, beristirahat coffe break bagi pegawai kantoran, bertemu dengan rekan kerja, ataupun tujuan lain pada saat ini sudah merupakan bagian dari gaya hidup. Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor tahun dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Perkembangan dan Pertumbuhan Restoran dan Rumah Makan di Bogor Tahun Jumlah Restoran Pertumbuhan (%) Jumlah Rumah Makan Pertumbuhan (%) , , , , , , , ,09 Sumber Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor,2008

17 Tabel 1 tersebut menunjukan bahwa jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun, pada tahun 2008, jumlah restoran dan rumah makan di kota Bogor mengalami penurunan dikarenakan adanya persaingan usaha serta terjadinya kenaikan harga barang termasuk harga bahan pangan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, sehingga sebagian restoran dan rumah makan yang mengalami bangkrut. Kondisi tersebut berakibat pada daya beli masyarakat dan berujung pada pola konsumsi masyarakat. Restoran yang tidak mampu menghadapi persaingan dunia kuliner mengalami gulung tikar. Perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha resoran dan rumah makan di kota Bogor memiliki prospek usaha yang menjanjikan. Melihat kondisi seperti ini para pengusaha mulai berpikir untuk membuka usaha restoran di kota Bogor. Namun, secara umum, jumlah restoran di Kota Bogor cenderung mengalami peningkatan. Salah satu daya tarik wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung ke kota Bogor adalah restoran dan jajanan khas yang menawarkan makanan yang beragam. Jenis usaha yang sedang mengalami perkembangan cukup pesat pada saat ini adalah industri jasa restoran. Adapun persaingan di pasar industri ini dapat dilihat dari banyaknya usaha restoran dan jajanan khas yang menyajikan makanan makanan khas khususnya kota Bogor. Kota bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta sebagai ibu kota negara. Hal ini menyebabkan kota Bogor berpotensi dalam pengambangan industri makanan dan minuman. Terdapat suatu bisnis restoran di kota Bogor adalah Restoran Macaroni Panggang yang telah hadir sejak tahun Macaroni Panggang menawarkan beberapa fasilitas dengan suasana nyaman baik untuk remaja, kerabat dan keluarga. Dalam bidang industri jasa, kualitas layanan berperan penting dalam secara keseluruhan agar mampu mempertahankan pelanggannya. Prinsip pemasaran mengatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada seberapa mampu organisasi tersebut memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan dan memenuhinya secara lebih efisien dan efektif dibanding pesaing.

18 Macaroni Panggang merupakan produsen Macaroni Panggang pertama di kota Bogor. Selain Macaroni Panggang yang menjadi menu unggulan, juga disajikan beberapa menu makanan dan minuman seperti iga bakar, salad, dll. Untuk lebih jelasnya mengenai menu yang disajikan oleh Macaroni Panggang dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu wakil supervisor pada Macaroni Panggang bahwa penjualan pada Macaroni Panggang yang semakin meningkat menunjukkan bahwa usaha ini mampu menarik perhatian konsumen dengan produk yang disajikannya. Namun seiring pertumbuhan restoran khususnya di Bogor, maka semakin tinggi pula tingkat persaingan yang dihadapi oleh Macaroni Panggang. Untuk menjadi unggul dalam menghadapi persaingan yang ketat, diperlukan jasa pelayanan yang baik agar dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu, pihak restoran berkeinginan melakukan suatu upaya untuk mengkaji tingkat perbedaan individu pada konsumen agar konsumen Macaroni Panggang memiliki pelanggan yang setia. Restoran Macaroni Panggang pernah mengalami penurunan penjualan dikarenakan harga bahan baku naik namun penurunan tersebut dapat diatasi oleh pihak restoran Macaroni Panggang, selain itu selera konsumen yang berubah dan banyaknya restoran tidak sedikit pelanggan berpindah dari satu tempat ke tempat lain sehingga tidak menjamin pelanggan dapat bertahan lama. Namun, kembali pada visi yang terdapat pada restoran Macaroni Panggang yaitu Menjadi Restoran Terkemuka dengan Pelayanan Terbaik dan Mutu Produk yang Berkualitas. Restoran Macaroni Panggang harus dapat menarik perhatian konsumen agar membeli produk yang ditawarkan perusahaan, maka pemasar harus mengetahui perilaku konsumen sebelum individu mengambil keputusan dalam pembelian. Konsep tentang perbedaan dari setiap individu sangatlah membantu karena setiap individu itu tidak ada yang sama dalam mengambil keputusan dalam mengkonsumsi suatu produk, misalnya ada konsumen yang memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk agar sama dengan rekannya atau atas saran dari keluarganya walaupun produk tersebut kurang memberikan manfaat baginya. Dan ada yang berhubungan dengan keuangan yang ia miliki sangat terbatas maka ia memutuskan untuk

19 mengkonsumsinya produk yang ia ketahui banyak tentang manfaatnya dari konsumsi produk tersebut dan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkannya. Restoran Macaroni Panggang secara berkelanjutan membuat restoran tersebut sebagai restoran terkemuka yang menyediakan makanan khas Macaroni Panggang yang layak diperhitungkan dengan memberikan inovasi terhadap Macaroni Panggang serta meningkatkan layanannya dan mengikuti acara-acara kuliner yang dapat menarik perhatian konsumen. Akan tetapi, dengan adanya persaingan yang sangat tinggi, maka restoran Macaroni Panggang harus dapat mengetahui dari perbedaan setiap individu. Oleh karena itu, apabila restoran Macaroni Panggang lebih memahami dengan benar akan perbedaan dari setiap individu dalam menciptakan nilai atas produknya, maka konsumen akan tertarik terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dan pada akhirnya mereka akan melakukan pembelian. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai Analisis Perbedaan Individu Terhadap Konsumen Macaroni Panggang (MP) Perumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran tentang perbedaan individu pada Macaroni Panggang di Bogor? 2. Bagaimana gambaran mengenai respon pembelian Macaroni Panggang di Bogor? 3. Seberapa besar pengaruh perbedaan individu terhadap respon pembelian konsumen Macaroni Panggang di Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi gambaran perbedaan individu pada Macaroni Panggang yang terdiri dari sumberdaya konsumen, keterlibatan, motivasi, sikap, kepribadian nilai, dan gaya hidup. 2. Mengidentifikasi gambaran mengenai respon pembelian Macaroni Panggang yang terdiri dari pilihan merk, pilihan produk, jumlah pembelian, dan saluran pembelian.

20 3. Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh perbedaan individu terhadap respon pembelian pada konsumen Macaroni Panggang di Bogor Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Bagi pihak perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam merancang program pemasaran yang efektif dalam upaya meningkatkan keputusan pembelian melalui perbedaan individu melalui karakteristik konsumen. 2. Bagi peneliti lanjutan, peneliti diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan acuan dalam penyusunan skripsi atau studi pustaka di bidang pemasaran, khususnya kepuasan konsumen.

21 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumen Konsumen (pelanggan) adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi (Kotler, 2000). Konsumen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu melakukan kegiatan konsumsi tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi dapat juga digunakan orang lain seperti anggota keluarga dan teman Karakteristik Konsumen Setiap perusahaan harus memahami kepuasan konsumennya. Tidak adanya pemahaman terhadp motivasi, kebutuhan dan preferensi konsumen merupakan sumber kegagalan terbesar bagi pemasaran perusahaan. Mempelajari kebutuhan konsumen, dapat memberikan petunjuk bagi pengembngan produk baru, keunggulan produk, penentuan harga, saluran pemasaran, dan pesan iklan serta elemen bauran pemasaran lainnya. Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses pembelian. Karakteristik demografi dapat dilihat dari faktorfaktor seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, pendapatan, lokasi geografi dan kelas sosial. Karakteristik demografi barkaitan dengan sub-budaya yang membagi masyarakat ke dalam kelompokkelompok. Pembagian kelompok tersebut biasanya berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan dan sebagainya. Perbedaan pada kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat menjadi dasar pada perbedaan karakteristik sosial, ekonomi, dan demografi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen erat kaitannya dengan bagaimana perilaku konsumen akhir membeli atau mengkonsumsi suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam perilaku pembeliannya, konsumen mengalami proses keputusan pembelian yang didalamnya dipengaruhi oleh pengaruh dari luar (pengaruh eksternal) dan

22 pengaruh dari dalam dirinya (pengaruh individu dan proses psikologis). Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Beliau mengemukakan bahwa determinan perilaku konsumen jatuh ke dalam kategori : 1. Pengaruh lingkungan; 2. Perbedaan dan pengaruh individual; 3. Proses psikologis. PENGARUH LINGKUNGAN Budaya Kelas Sosial Pengaruh /pribadi Keluarga situs PERBEDAAN INDIVIDU Sumberdaya Konsumen Motivasi & Keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian, Gaya hidup PROSES KEPUTUSAN Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil PROSES PSIKOLOGIS Pengolahan Informasi Pembelajaran Perubahan Sikap/perilaku STRATEGI PEMASARAN Gambar 1. Model perilaku pengambilan keputusan konsumen dan pengaruhpengaru terhadapnya Pengaruh Lingkungan

23 Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen hidup dalam keinginan yang kompleks sehingga pengaruh yang diterima sebagai hasil interaksi dalam lingkungan pun menjadi kompleks. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian adalah: a. Budaya Budaya merupakan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Budaya menjadi penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Budaya memperlengkap orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. b. Kelas sosial Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), kelas sosial mengacu pada pengelompokkan orang-orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negatif mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing-masing kelas. Variabel penting lainnya adalah pekerjaan, prestasi, pribadi, pemilikan, orientasi nilai, dan kesadaran kelas. c. Pengaruh pribadi Pengaruh pribadi ini akan memainkan peranan penting, khususnya apabila terdapat tingkat keterlibatan tinggi. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengaruh pribadi akan diekspresikan melalui kelompok acuan maupun melalui kelompok acuan maupun melalui komunikasi lisan. Pengaruh pribadi sangat menentukan keputusanpembelian terhadap suatu produk tertentu. Konsumen yang selektif akan melibatkan diri mereka dalam proses pengambilan keputusan pembelian. d. Keluarga

24 Kegiatan konsumen dalam melakukan pembelian tidak hanya ditentukan oleh kebutuhan sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh kebutuhan keluarganya. Engel, Roger dan Paul (1994) menyatakan keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan, adopsi, dan yang tinggal bersama. e. Situasi Situasi dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam perilaku konsumen. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik. Karakteristik situasi konsumen menurut Engel, Roger dan Paul (1994) terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tugas, dan keadaan atesden (suasana hati sementara). Selain karakteristik, jenis situasi memberikan dampak potensial dari faktor lingkungan yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian, dan situasi pemakaian Perbedaan Individu Perbadaan individu merupakan faktor (interpersonal) yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku. Perbedaan individu terdiri dari: sumberdaya konsumen, motivasi, keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, nilai dan gaya hidup. 1. Sumberdaya Konsumen Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen memiliki sumberdaya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini pemasaran memberikan barang dan jasa. Ketiga sumberdaya ini adalah ekonomi, temporal, dan kognitif. Secara praktis, ini berarti bahwa pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu, dan perhatian konsumen. Adapun ketiga sumberdaya tersebut dijelaskan sebagai berikut: Sumberdaya Ekonomi

25 Keputusan konsumen sehubungan dengan produk dan merk sangat dipengaruhi oleh jumlah sumberdaya ekonomi yang mereka punya atau mereka miliki pada masa datang. Harapan konsumen mengenai pendatangan masa datang menjadi variabel penting dalam meramalkan perilaku konsumen. Walaupun pendapatan individu sekarang menentukan apa yang mungkin dibeli, harapan mengenai masa datang kerap mempengaruhi, khususnya sewaktu menganalisis pembelian barang tahan lama. Sumberdaya Temporal Salah satu variabel yang paling individual dari perilaku manusia berhubungan dengan bagaiman orang menggunakan anggaran waktu mereka. Sumberdaya konsumen terdiri atas dua kendala anggaran yaitu anggaran uang dan anggaran waktu. Walaupun pendapatan memungkinkan konsumen membeli segalanya lebih banyak. Mengerjakan lebih banyak hal, sebagaimana berlawanan dengan membeli lebih banyak hal, memerlukan sumberdaya tambahan, yaitu waktu. Karena pendapatan yang leluasa digunakan terus meningkat didalam masyarakat, pasar untuk barang atau jasa yang berhubungan dengan waktu menjadi lebih penting. Untuk konsumen yang kaya, perhatian utama menjadi pembelian lebih banyak waktu ketimbang lebih banyak produk. Nilai waktu meningkat ketika anggaran waktu meningkat, sehingga meningkat kemungkinan pemasar menaikkan nilai produk lebih besar daripada biaya tambahan karena mengerjakannya. Sumberdaya Kognitif Sumberdaya kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Alokasi kapasitas kognitif dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi yaitu arahan dan intensitas. Arahan menggambarkan fokus perhatian. Karena konsumen tidak dapat mengolah semua stimulus internal dan eksternal yang tersedia pada saat tertentu, mereka harus selektif dalam cara mereka mengalokasikan sumberdaya yang terbatas ini. Beberapa stimulus akan mendapatkan perhatian, yang lain akan diabaikan. Intensitas sebaliknya, mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Konsumen akan sering mengalokasikan hanya kapasitas yang

26 diperlukan untuk mengidentifikasi stimulus sebelum mengarahkan kembali perhatian mereka ke tempat lain. Dari penjelasan yang terurai di atas, sumberdaya konsumen merupakan alat yang dimiliki produk dan jasa demi memuaskan kebutuhannya. 2. Motivasi Kebutuhan adalah variabel utama dalam motivasi. Kebutuhan dapat diartikan sebagai perbadaan yang didasari antara keadaan ideal dan keadaan sebenarnya, yang memadai untuk mengaktifkan perilaku. Sedangkan keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang didasari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Model motivasi dapat digambarkan sebagai berikut: Belajar Kebutuhan dan keinginan tidak terpenuhi Tekanan Dorongan Perilaku Tujuan memenuhi kebutuhan Proses kognitif Tekanan berkurang Gambar 2. Model motivasi Gambar 2 diatas menguraikan bahwa motivasi berawal dari kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi. Hal ini menimbulkan tekanan yang menyebabkan manusia terdorong untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku yang ditampilkan dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang pada gilirannya akan membuat proses kognitif seseorang bias berubah seiring dengan banyaknya input yang memperkaya kognitif tersebut. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan

27 seseorang untuk mengejar kepuasan. Beberapa ahli telah mengemukakan tentang teori motivasi, salah satunya yaitu Abraham Maslow (Teori Maslow). 3. Keterlibatan Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) mengatakan bahwa keterlibatan adalah persepsi kepentingan atau minat personal, yang dibangkitkan oleh suatu stimulus dalam situasi tertentu. Keterlibatan merupakan fungsi, objek dan situasi. Dimana fungsi tersebur dimaksudkan sebagai ringgi-rendahnya keterlibatan dipengaruhi oleh faktor pembeli, faktor produk, dan situasi pembeli yang dihadapi. Keterlibatan diartikan sebagai objek (produk) dianggap instrumental dalam memenuhi kebutuhan, tujuan, dan nilai. Namun, signifikasi suatu objek dalam memenuhi kebutuhan yang bervariasi berdasarkan situasi. Jadi, ketiga faktor orang, objek dan situasi harus dipertimbangkan dalam keterlibatan. 4. Pengetahuan Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengetahuan merupakan faktor penentu utama dari perilaku konsumen. Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan produk, pembelian dan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran akan kategori dan merek produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai merek secara spesifik. Pengetahuan pembelian mencakup berbagai macam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan memperoleh produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. Pengetahuan pemakaian mencakup informasi yang tersedia di dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar konsumen menggunakan produk tersebut. 5. Sikap Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), sikap merupakan suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orag berespon dengan cara menguntungkan atau tidak secara konsisten dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap sangat

28 berguna bagi seorang pemasar. Hal ini dikarenakan sikap sering digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di pasar dan sangat berhasil dalam membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target. 6. Kepribadian, gaya hidup, dan demografi Kepribadian, gaya hidup, dan demografi merupakan sistem yang pentingkepribadian didefinisikan sevagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994) demografi merupakan fenomena yang paling banyak dibicarakan, dimana demografi ini mendeskripsikan pangsa konsumen berdasarkan usia, pendidikan dan pendapatan. Sedangkan gaya hidup merupakan pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Menurut Setiadi (2003), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka dan duni sekitarnya (pendapat). Berdasarkan penelitian ini, pengukuran untuk gaya hidup menggunakan AIO, A untuk activities (kegiatan), I untuk interest (niat), dan O untuk opinion(opini). Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang yaitu bagaimana ia hidup menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktunya. Gaya hidup sering kali digambarkab dengan kegiatan, minat dan opini seseotang, intinya perubahan gaya hidup akan mengubah pola konsumsi seseorang. Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik. Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan dapat dipakai untuk menganalisa data yang sengat besar. Pernyataan AIO di dalam studi psikografik mungkin bersifat umum atau spesifik. Tabel 2. Kategori AIO dari Studi Mengenai Gaya Hidup Kegiatan Minat Opini Demografi

29 Kerja Hobi Peristiwa sosial Liburan Hiburan Keanggotaan klub Komunitas Berbelanja Olahraga Keluarga Rumah Pekerjaan Komunitas Rekreasi Mode Makanan Media Prestasi Diri mereka sendiri Isu sosial Politik Bisnis Ekonomi Pendidikan Produk Masa depan Budaya Usia Pendidikan Pendapatan Pekerjaan Ukuran keluarga Tempat tinggal Geografi Ukuran kota Tahap di dalam siklus kehidupan Sumber Engel, Roger dan Paul (1994) 2.4. Proses Keputusan Proses keputusan pembelian konsumen terjadi melalui tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan hasil pembelian. Berikut gambar proses pembelian: Pengenalan Kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Pembelian Hasil Gambar 3. Tahapan pengambilan keputusan pembelian 1. Pengenalan Kebutuhan Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), pengenalan kebutuhan merupakan persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses kebutuhan. Proses kebutuhan pembelian suatu produk terjadi ketika kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. 2. Pencarian Informasi Faktor yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Pengaruh sumber informasi berbeda-beda bergantung dari jenis produk dan karakteristik pembeli. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen yang telah mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi akan

30 pemuas kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. 3. Evaluasi Alternatif Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atributatribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberi perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar sebuah produk sering dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol dalam sekelompok konsumen yang berbeda-beda. 4. Pembelian Strategi yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut sebagai kaidah keputusan. Kaidah ini disimpen dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan. Kaidah keputusan sangat sederhana misalnya terhadap akan pemikiran produk apa yang dibeli konsumen terakhir kali dan hari-hari tertentu serta sangat kompleks dimana dapat menyerupai model sikap banyak atribut. Tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. 5. Hasil Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Pengaruh positif terhadap pembelian berikutnya akan timbul jika konsumen merasa puas. Menurut Engel, Roger dan Paul (1994), konsumen tidak terhenti pada tahapan pembelian dalam proses keputusan pembelian tapi konsumen melakukan evaluasi terhadap pilihan produk yang dibelinya. Pada tahap hasil pembelian, konsumen melakukan evaluasi untuk mengetahui alternatif yang dipilih telah memenuhi kebutuhan dan harapan segera setelah digunakan. Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen benar-benar membeli produk. Pada tahap evaluasi, para

31 konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Menurut Kotler (2005) terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian, kedua faktor tersebut adalah: 1. Sikap Orang Lain Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2. Situasi yang Tidak Terantisipasi Faktor situasi yang tidak terantisipasi dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Untuk lebih jelasnya kondisi mengenai keputusan pembelian dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Evaluasi Alternatif Niat Pembelian Sikap Orang Lain Situasi yang tidak terantisipasi Keputusan Pembelian Gambar 4. Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian Diantara niat pembelian dan keputusan membeli yang dilakukan oleh konsumen, dipengaruhi oleh banyak hal berupa stimuli yang datang dari informasi mengenai produk, harga, lokasi, dan promosi yang berpengaruh menyangkut masalah ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya dan sebagainya. Lalu konsumen akan mengolah segala informasi tersebut dan diambillah berupa respon yang muncul mengenai produk apa yang dibeli, merek, toko yang dipilih dan waktu pembelian. Marketing Stimuli Buyer s Black Box Buyer s Responses

32 Product Price Place Promotion Economic Technology Political Cultural Buyer Characteristic Buying Decision Process Product choice Brand choice Dealer choice Purchase amount Gambar 5. Model of buyer behaviour Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Ada empat keputusan yang dilakukan konsumen, yaitu: 1. Pilihan Produk Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada konsumen yang berniat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka pertimbangkan. a. Keunggulan produk, berupa tingkat kualitas yang diharapkan oleh konsumen pada produk yang dibutuhkannya dari berbagai pilihan produk yang ada. b. Manfaat produk, berupa tingkat kegunaan yang dapat dirasakan oleh konsumen pada tiap pilihan produk dalam memenuhi kebutuhannya. c. Pemilihan produk, berupa pilihan konsumen pada produk yang dibelinya, sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan manfaat yang akan diperolehnya. 2. Pilihan Merek Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri, sehingga konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. a. Ketertarikan pada merek, berupa ketertarikan pada citra merek yang telah melekat pada produk yang dibutuhkannya b. Kebiasaan pada merek, konsumen memilih produk yang dibelinya dengan merek tertentu, karena telah biasa menggunakan merek tersebut pada produk yang diputuskan untuk dibelinya

33 c. Kesesuaian harga, konsumen selalu mempertimbangkan harga yang sesuai dengan kualitas dan manfaat produk. Jika sebuah produk dengan cara merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat yang besar, maka konsumen tidak akan segan mengeluarkan biaya tinggi untuk mendapatkan produk tersebut. 3. Pilihan Penyalur Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya. a. Pelayanan yang diberikan, pelayanan yang baik serta kenyamanan yang diberikan oleh distributor ataupun pengecer pada konsumen, mebuat konsumen akan selalu memilih lokasi tersebutuntuk membeli produk yang dibutuhkannya. b. Kemudahan untuk mendapatkan, selain pelayanan yang baik, konsumen akan merasa lebih nyaman jika lokasi pendistribusian (pengecer, grosir, dll) mudah dijangkau dalam waktu singkat dan menyediakan barang yang dibutuhkan. c. Persediaan barang, kebutuhan dan keinginan akan suatu produk tidak dapat dipastikan kapan terjadi. Namun, persediaan barang yang memadai pada penyalur akan membuat konsumen memilih untuk melakukan pembelian di tempat tersebut. 4. Jumlah Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa besar produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian mungkin dilakukan lebih dari satu kali.

34 a. Keputusan jumlah pembelian, selain keputusan pada suatu merek yang diambil konsumen, konsumen juga dapat menentukan jumlah produk yang akan di belinya sesuai kebutuhan b. Keputusan pembelian untuk persediaan, dalam hal ini konsumen membeli produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga melakukan beberapa tindakan persiapan dengan sejumlah persediaan produk yang mungkin dibutuhkannya pada saat mendatang 2.5. Peneliti Terdahulu Putrinanda (2010) dengan judul Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Pengambilan Keputusan Frozen Yoghurt (Studi Kasus Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally Senayan City). Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi konsumen Frozen Yoghurt Sour Sally, mengidentifikasi proses keputusan pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian Frozen Yoghurt Sour Sally, dan mengetahui sikap konsumen terhadap Frozen Yoghurt Sour Sally. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam peneitian ini adalah Convenience Sampling dalam jumlah responden 110 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis multiatribut Fishbein dengan bantuan software SPSS versi 15,00 dan Microsoft Excel Hasil penelitian memperlihatkan mayoritas konsumen Sou Sally adalah wanita (78 persen), belum menikah (79 persen) dengan usia antara tahun (38 persen), berstatus pelajar/mahasiswa (61 persen) dengan pendidikan akhir S1 (37 persen) dengan pendapatan rata-rata perbulan kurang lebih sama dengan Rp (48 persen). Adapun proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Sour Sally melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil analisis faktor, terdapat enam faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian Frozen Yoghurt, yaitu komposisi dan tampilan produk (komposisi, jenis topping, ketersediaan, ukuran penyajian, kebersihan, promosi, kemasan) dengan eigenvalue 6.578, pengaruh lingkungan (kelas sosial, gaya hidup, lingkungan, motivasi) dengan

35 eigenvalue 3.342, perbedaan individu (jenis kelamin, usia, harga, merek) dengan eigenvalue 1.925, jenis dan sumber (kesehatan, keluarga, pengetahuan, manfaat, teman, kehalalan) dengan eigenvalue 1.367, dan pendapatan dengan eigenvalue Berdasarkan hasil analisis multiatribut Fishbein, atribut yang dipentingkan konsumen dalam Frozen Yoghurt Sour Sally adalah rasa, kebersihan, dan kehalalan. Berdasarkan hasil skor Fishbein yang diperoleh yaitu sebesar dapat dikatakan produk Frozen Yoghurt Sour Sally termasuk dalam kategori baik pada interval skor - 60 sampai dengan +60. Masrurah (2009) dengan judul Analisis Faktor yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Krim Yoghurt Activia (Kasus di Giant Botani Square, Bogor). Tujuan penelitian ini ada tiga yaitu: mengidentifikasi karakteristik umum konsumen krim yoghurt Activia, mengidentifikasi keputusan pembelian krim yoghurt Activia, dan mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian krim yoghurt Activia. Pembelian krim Yoghurt Activia oleh responden dilakukan dengan terlebih dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan perilaku pasca pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan alasan/motivasi utama yang mendasari pembelian krim yoghurt Activia dikarenakan faktor kesehatan. Sumber informasi yang paling berpengaruh terhadap pembelian krim yoghurt Activia adalah iklan di televisi. Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen mempertimbangkan khasiat dan rasa krim yoghurt Activia. Setelah tahap evaluasi alternatif, konsumen melakukan proses pembelian. Mayoritas responden melakukan pembelian di Supermarket/Hypermarket. Konsumen umumnya sudah merasa puas dengan krim yoghurt Activia dan tidak berminat untuk mengganti dengan merek lain.lima variabel teratas yang menjadi pertimbangan utama responden krim Yoghurt Activia dalam melakukan pembelian krim yoghurt Activia adalah variabel membantu pencernaan menempati urutan pertama, yang berarti variabel tersebut paling besar pengaruhnya. Urutan selanjutnya adalah produk bebas pengawet, rasa, sertifikasi halal dan iklan. Komponen utama krim yoghurt Activia adalah: promosi dan

36 distribusi produk, label kemasan, keamanan produk, manfaat produk, rasa produk, pengaruh eksternal dan atribut kemasan. Bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang disebut empat P dalam pemasaran: produk, harga, tempat dan promosi. Strategi produk terkait dengan positioning produk, krim Yoghurt Activia diposisikan sebagai produk yang dapat membantu melancarkan buang air besar. Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah dengan menjual krim Yoghurt Activia dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan yoghurt merek lain. Untuk menjaga kesegaran dan kualitas produk, untuk sementara distribusi Activia masih hanya meliputi daerah Jabodetabek. Perusahaan melakukan strategi promosi dengan berbagai macam cara, diantaranya melalui media televisi, internet, radio, seminar tentang edukasi kesehatan, dan pemberian sampel gratis. Rakhmawati (2009) dengan judul Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Persepsi Calon Konsumen Terhadap Wisata Kampung (Studi Kasus SD SMP, dan SMA di Kota Bogor). Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi karakteristik calon konsumen Wisata Kampung Cendawasari, menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, mengidentifikasi atributatribut yang mempengaruhi persepsi calon konsumen dalam keputusan pembelian jasa Wisata Kampung Cendawasari, dan merumuskan upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola wisata yang dimilikinya. Penelitian ini menggunakan Analisis Faktor dengan bantuan software SPSS versi 15,0 untuk menganalisis variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian calon konsumen dan Microsoft Excel untuk analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan sekolah SD, SMP, dan SMA yang berada di Kota Bogor sebagai responden. Karakteristik sekolah-sekolah tersebut antara lain dilihat berdasarkan jumlah sekolah yaitu persen Sekolah Dasar, persen Sekolah Menengah Pertama dan persen Sekolah Menengah Atas. Karakteristik lainnya adalah jumlah siswa yaitu persen adalah sekolah yang memiliki jumlah siswa antara 300 sampai 600 orang. Selain itu sekolah yang berstatus negeri berjumlah 80 persen. Berdasarkan analisis faktor, maka faktor yang dianggap paling penting oleh calon konsumen dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumen 2.2. Karakteristik Konsumen 2.3. Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumen 2.2. Karakteristik Konsumen 2.3. Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumen Konsumen (pelanggan) adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi (Kotler, 2000). Konsumen dapat dibedakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H34066120 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Memahami keinginan konsumen dan mempelajari perilaku konsumen sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan untuk mengetahui bagaimana perilaku

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan masuknya trend mengkonsumsi frozen yoghurt sejak tahun 2008 di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Pada bab pembahasan ini, menguraikan gambaran umum Restoran Macaroni Panggang (MP) seperti sejarah, struktur organisasi, visi dan misi, strategi bauran

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam berinteraksi dengan lingkungannya. dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael, gaya hidup adalah A mode of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor 29 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Keadaan Internal Kebun Raya Bogor A. Geografi B. Demografi C. Perilaku D. Psikografi Analisis Deskriptif Analisis Cluster berdasarkan AIO Segmentasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Konsumen Sumarwan (2004) menyatakan bahwa konsumen terdiri dari dua yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan langsung yang terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku konsumen yang melakukan aktivitas pembelian di DKI Jakarta khususnya. Aktivitas pembelian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Definisi Konsumen Konsumen adalah seseorang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan dan penggunaan dari suatu produk dalam rangka memenuhi tujuan penggunaan, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

Oleh ELLA RAHMANIA H

Oleh ELLA RAHMANIA H ANALISIS PERILAKU DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PERFORMANCE RESTORAN PASTEL & PIZZA RIJSTTAFEL DI KOTA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB Universitas Lampung yang pernah berkunjung di tempat wisata Lembah Hijau. 3.2

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) Oleh KUSUMANINGRUM FATIMAH H24101049 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian ini dilakukan untuk melihat perilaku masyarakat khususnya vegetarianisme yang berada di Kota Bogor dalam pembelian produk yang akan

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT SIM CARD MEREK SIMPATI DAN MENTARI. Oleh FEBRIANTO KURNIAWAN H

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT SIM CARD MEREK SIMPATI DAN MENTARI. Oleh FEBRIANTO KURNIAWAN H ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT SIM CARD MEREK SIMPATI DAN MENTARI (KASUS MAHASISWA STRATA SATU INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh FEBRIANTO KURNIAWAN H24102107 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Perilaku Konsumen Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat diprediksi dengan mengetahui bagaimana perilaku konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PELANGGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ADIDAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PELANGGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ADIDAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PELANGGAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ADIDAS ( Studi Kasus Konsumen PT. Nusantara Sportindo, Depok) Oleh INDRIANA IMRAN H24052857 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H24104097 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI. Oleh PUJI NURYADIN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PRODUK BUSANA MUSLIM MEREK AZKA PADA CV AZKA SYAHRANI Oleh PUJI NURYADIN H24076096 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin diyakini bahwa setiap kemajuan usaha selalu membawa masalah-masalah dan kesempatan bagi perusahaan. Dengan semakin besarnya perusahaan maka semakin

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah orang yang melakukan tindakan menghabiskan nilai barang dan jasa setelah mengeluarkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 32 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam era teknologi seperti sekarang persaingan antar produsen penyedia jasa layanan internet seperti mobile broadband sangatlah ketat. Penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR Oleh : Dini Vidya A14104008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : X (Sepuluh) Topik/Pokok Bahasan : Minat Beli Konsumen Pokok-Pokok Perkuliahan : Tahapan Proses

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH IN STORE STIMULI

PENGARUH IN STORE STIMULI PENGARUH IN STORE STIMULI DALAM MELAKUKAN IMPULSE BUYING DI MINIMARKET PERDANA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : Novin Arisa 0612010072/FE/EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Pemahaman tentang perilaku konsumen berkaitan dengan segala cara yang dilakukan orang untuk mendapatkan barang konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN SKRIPSI

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN SKRIPSI ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN (Studi Kasus Mahasiswa Fisip UPN Veteran Jatim). SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ABON IKAN PARI. (Studi Kasus pada UKM Le-Ollena Probolinggo)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ABON IKAN PARI. (Studi Kasus pada UKM Le-Ollena Probolinggo) PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MELAKUKAN PEMBELIAN PRODUK ABON IKAN PARI (Studi Kasus pada UKM Le-Ollena Probolinggo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP HALAMAN PERSETUJUAN JUDUL SKRIPSI :ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PILIHAN PAKET-PAKET ISI ULANG PULSA IM3 PT. INDOSAT, Tbk DI SURABAYA. Nama Mahasiswa : Nurul Mudjarwati NPM. : 0642010109 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR Oleh DEVI FITRIYANA H24066045 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perekonomian di Indonesia pada saat ini masih berjalan dengan berbagai ketidakpastian dan persaingan yang ketat. Hal ini menyebabkan perusahaan memikirkan berbagai langkah dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Susu UHT

II. TINJAUAN PUSTAKA Susu UHT 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu UHT Susu cair segar UHT (Ultra High Temperature) dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sekarang ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan menjadikan daya tarik bisnis itu tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, dimana pada saat kondisi sekarang ini antar perusahaan bersaing ketat memperebutkan perhatian konsumen agar

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK. Oleh RIHZA SYAFRIZAL H

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK. Oleh RIHZA SYAFRIZAL H ANALISIS STRATEGI PROMOSI BEDAK Marcks VENUS PADA PT. KIMIA FARMA TBK Oleh RIHZA SYAFRIZAL H24102009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 ABSTRAK Rihza Syafrizal.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan yang memproduksi produk-produk yang saat ini beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba menciptakan komunikasi yang unik agar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TOKO BUKU LEKSIKA LENTENG AGUNG JAKARTA

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TOKO BUKU LEKSIKA LENTENG AGUNG JAKARTA 1 ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TOKO BUKU LEKSIKA LENTENG AGUNG JAKARTA OLEH : WANTI OKI MANDASARI (H24053714) DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh FEZZI UKTOLSEJA H24102038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci