Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pembentukan Peraturan Perundang-undangan"

Transkripsi

1 C. MATRIKS RENCANA TINDAK No. 1. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 1. Memantapkan proses penyusunan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2. Memantapkan hubungan antara Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat dalam penyusunan Prolegnas 3. Memantapkan proses penyusunan Program Legislasi Daerah (Prolegda) 4. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 5. Menyusun kajian dan evaluasi serta bahan-bahan revisi pelaksanaan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 6. Memantapkan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum 7. Melakukan pembinaan dan pengembangan hukum nasional 1. Tersusunnya Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat 2. Terciptanya koordinasi yang baik antara Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat dalam penyusunan Prolegnas 3. Tersusunnya Program Legislasi Daerah (Prolegda) yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat 4. Tersedianya dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 5. Tersedianya hasil kajian dan evaluasi serta bahanbahan revisi pelaksanaan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 6. Tersedianya kemudahan untuk mengakses Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum 7. Berkurangnya aturan hukum peninggalan kolonial yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan nasional Dept. Kehakiman dan HAM, Depkeu, Depkes, Depsos, Dephan, Dephub, Dept. Energi dan SD Mineral, Kejagung, BPN, Depperindag, Kantor Meneg PAN, Depag, Arsip Nasional, Deplu, Setjen DPR, Depnakertrans, MA, Kantor Meneg PPN/Bappenas, Depdagri, Dept. Kelautan dan Perikanan, Depkimpraswil, PERPUSNAS RI, Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan, Mabses Polri, Kantor Menko Perekonomian, BKPM Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Penyusunan Naskah Akademis Penyusunan Naskah Akademis 1. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis untuk RUU Perlindungan Data Pribadi Penduduk 2. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Pelayanan Jasa Kesehatan. 3. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Penglolaan Limbah. 4. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Pahlawan Nasional. 5. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Pelaksanaan Hukuman Mati 6. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Lembaga Pembiayaan Modal Ventura 1. Tersusunnya Naskah Akademis untuk RUU Perlindungan Data Pribadi Penduduk 2. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Pelayanan Jasa Kesehatan. 3. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Pengelolaan Limbah. 4. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Pahlawan Nasional. 5. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Pelaksanaan Hukuman Mati. 6. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Lembaga Pembiayaan Modal Ventura III 9

2 7. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Perlindungan Nasabah 8. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas Presiden 9. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Penutupan Perkara Pidana. 10. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Hukum Acara Mahkamah Agung dan Badan-badan Peradilan di bawahnya 11. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender 12. Melakukan pengkajian dalam rangka penyusunan Naskah Akademis RUU tentang Anti Perkosaan 7. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Perlindungan Nasabah 8. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas Presiden 9. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Penutupan Perkara Pidana. 10. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Hukum Acara Mahkamah Agung dan Badan-badan Peradilan di bawahnya 11. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender 12. Tersusunnya Naskah Akademis sebagai bahan penyusunan RUU tentang Anti Perkosaan Penyusunan Rancangan Undang-undang 1. Mempercepat penyusunan RUU Administrasi Kependudukan 2. Mempercepat penyusunan RUU Catatan Sipil 3. Mempercepat penyusunan RUU untuk merubah UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 4. Mempercepat penyusunan RUU tentang Keadaan Bahaya 5. Mempercepat penyusunan RUU tentang Kementrian Negara 6. Mempercepat penyusunan RUU tentang Hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah 7. Mempercepat penyusunan RUU tentang Hukum Adat dan Hak-Hak Tradisional. 8. Mempercepat penyusunan RUU tentang Hukum Terapan Peradilan Agama 9. Mempercepat penyusunan RUU tentang Perkumpulan 10. Mempercepat penyusunan RUU tentang Badan Usaha di luar Perseroan Terbatas dan Koperasi 11. Mempercepat pembahasan RUU tentang Penyusunan Rancangan Undang-undang 1. Tersusunnya RUU Administrasi Kependudukan 2. Tersusunnya RUU Catatan Sipil 3. Tersusunnya RUU tentang Pemerintahan Daerah 4. Tersusunnya RUU tentang Keadaan Bahaya 5. Tersusunnya RUU tentang Kementrian Negara 6. Tersusunnya RUU tentang Hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah 7. Tersusunnya RUU tentang Hukum Adat dan Hak-Hak Tradisional 8. Tersusunnya RUU tentang Hukum Terapan Peradilan Agama 9. Tersusunnya RUU tentang Perkumpulan 10. Tersusunnya RUU tentang Badan Usaha di luar Perseroan Terbatas dan Koperasi 11. Ditetapkannya UU tentang Ratifikasi Opsional III 10

3 Ratifikasi Opsional Protokol Konvensi Internasional mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan 12. Mempercepat penyusunan RUU tentang Kode Etik Hakim 13. Mempercepat penyusunan RUU tentang Hubungan Antar Lembaga Tinggi Negara 14. Mempercepat penyusunan RUU tentang Tindak Pidana Suap 15. Mempercepat penyusunan RUU tentang Revisi UU Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam 16. Mempercepat penyusunan RUU perubahan UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun 17. Mempercepat penyusunan RUU perubahan UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman 18. Mempercepat penyusunan RUU perubahan UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang 19. Mempercepat penyusunan RUU tentang Penataan Ruang Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil 20. Mempercepat penyusunan RUU tentang Jalan Penetapan Undang-undang A. Bidang Hukum 1. Mempercepat Pembahasan RUU tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundangundangan 2. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) 3. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme 4. Mempercepat pembahasan RUU tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik 5. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU No. 14/1985 tentang Mahkamah Agung 6. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU No. 2/1986 tentang Peradilan Umum 7. Mempercepat pembahasan untuk merubah UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Protokol Konvensi Internasional mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan 12. Tersusunnya RUU tentang Kode Etik Hakim 13. Tersusunnya RUU tentang Hubungan Antar Lembaga Tinggi Negara 14. Tersusunnya RUU tentang Tindak Pidana Suap 15. Tersusunnya RUU tentang Revisi UU Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam 16. Tersusunnya RUU perubahan UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun 17. Tersusunnya RUU perubahan UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman 18. Tersusunnya RUU perubahan UU Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang 19. Tersusunnya RUU tentang Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 20. Tersusunnya RUU tentang Jalan Penetapan Undang-undang A. Bidang Hukum 1. Ditetapkannya UU tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 2. Ditetapkannya UU tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) 3. Ditetapkannya UU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme 4. Ditetapkannya UU tentang Kebebasan Memperoleh Informasi Publik 5. Ditetapkannya UU tentang Mahkamah Agung 6. Ditetapkannya UU tentang Peradilan Umum 7. Ditetapkannya UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) III 11

4 Usaha Negara (PTUN) 8. Mempercepat pembahasaan untuk merubah UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman 9. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU Nomor 2/1986 tentang Peradilan Militer 10. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan 11. Mempercepat pembahasan RUU tentang Komisi Judisial 12. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perlindungan Saksi dan Korban 13. Mempercepat pembahasan RUU tentang Ombudsman Nasional 14. Mempercepat pembahasan RUU tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) 15. Mempercepat pembahasan RUU tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana 16. Mempercepat pembahasan RUU tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata (KUHPerdata) 17. Mempercepat pembahasan RUU tentang Amnesti dan Abolisi 18. Mempercepat pembahasan RUU tentang Ekstradisi 19. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perjanjian Ekstradisi antara Pemerintah RI dan Pemerintah Korea Selatan 20. Mempercepat pembahasan RUU tentang pengesahan Convention Againts Transnational Organized Crime (TOC) 21. Mempercepat pembahasan RUU tentang Ratifikasi Konvensi Internasional mengenai Terrorist Bombing 22. Mempercepat pembahasan RUU tentang Ratifikasi Konvensi Internasional mengenai Suppression on Financing Terrorism 23. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perjanjian antara Pemerintah RI dan Pemerintah RRC tentang Bantuan Hukum Timbal Balik Dalam Masalah Pidana 24. Mempercepat pembahasan RUU tentang Mahkamah Konstitusi 25. Mempercepat pembahasan RUU tentang Wakaf 8. Ditetapkannya UU tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman 9. Ditetapkannya UU tentang Peradilan Militer 10. Ditetapkannya UU tentang Kejaksaan 11. Ditetapkannya UU tentang Komisi Judisial 12. Ditetapkannya UU tentang Perlindungan Saksi dan Korban 13. Ditetapkannya UU tentang Ombudsman Nasional 14. Ditetapkannya UU tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) 15. Ditetapkannya UU tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana 16. Ditetapkannya UU tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata (KUHPerdata) 17. Ditetapkannya UU tentang Amnesti dan Abolisi 18. Ditetapkannya UU tentang Ekstradisi 19. Ditetapkannya UU tentang Perjanjian Ekstradisi antara Pemerintah RI dan Pemerintah Korea Selatan 20. Ditetapkannya UU tentang pengesahan Convention Againts Transnational Organized Crime (TOC) 21. Ditetapkannya UU tentang Ratifikasi Konvensi Internasional mengenai Terrorist Bombing 22. Ditetapkannya UU tentang Ratifikasi Konvensi Internasional mengenai Suppression on Financing Terrorism 23. Ditetapkannya UU tentang Perjanjian antara Pemerintah RI dan Pemerintah RRC tentang Bantuan Hukum Timbal Balik Dalam Masalah Pidana 24. Ditetapkannya UU tentang Mahkamah Konstitusi 25. Ditetapkannya UU tentang Wakaf III 12

5 26. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika 27. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pemasyarakatan 28. Mempercepat pembahasan RUU tentang Keimigrasian 29. Mempercepat pembahasan RUU tentang Penggunaan dan Perlindungan Lambang Palang Merah B. Bidang Ekonomi 1. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perencanaan Nasional 2. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perbendaharaan Negara 3. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara 4. Mempercepat pembahasan RUU tentang Bank Indonesia 5. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perkreditan Perbankan 6. Mempercepat pembahasan RUU tentang Likuidasi Bank 7. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perposan 8. Mempercepat pembahasan RUU tentang Bentuk-bentuk Badan Usaha Negara 9. Mempercepat pembahasan RUU tentang APBN Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU No 16 Tahun 2001 tentang Yayasan 11. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU No 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas 12. Mempercepat pembahasan RUU tentang Sekuritisasi 13. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 14. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pertambangan Umum 15. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pengampunan Pajak 16. Mempercepat pembahasan untuk merubah UU 26. Ditetapkannya UU tentang Narkotika 27. Ditetapkannya UU tentang Pemasyarakatan 28. Ditetapkannya UU tentang Keimigrasian 29. Ditetapkannya UU tentang Penggunaan dan Perlindungan Lambang Palang Merah B. Bidang Ekonomi 1. Ditetapkannya UU tentang Perencanaan Nasional 2. Ditetapkannya UU tentang Perbendaharaan Negara 3. Ditetapkannya UU tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara 4. Ditetapkannya UU tentang Bank Indonesia 5. Ditetapkannya UU tentang Perkreditan Perbankan 6. Ditetapkannya UU tentang Likuidasi Bank 7. Ditetapkannya UU tentang Perposan 8. Ditetapkannya UU tentang Bentuk-bentuk Badan Usaha Negara 9. Ditetapkannya UU tentang tentang APBN Ditetapkannya UU tentang tentang Yayasan 11. Ditetapkannya UU tentang tentang Perseroan Terbatas 12. Ditetapkannya UU tentang Sekuritisasi 13. Ditetapkannya UU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 14. Ditetapkannya UU tentang Pertambangan Umum 15. Ditetapkannya UU tentang Pengampunan Pajak 16. Ditetapkannya UU tentang Pasar Modal III 13

6 Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 17. Mempercepat pembahasan RUU tentang Penanaman Modal C. Bidang Politik 1. Mempercepat pembahasan RUU tentang Lembaga Kepresidenan 2. Mempercepat pembahasan RUU tentang Susunan dan Kedudukan DPR, DPRD, dan DPD 3. Mempercepat pembahasan RUU tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional D. Bidang Sosial dan Budaya 1. Mempercepat pembahasan RUU tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan 2. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perlindungan Pekerja di Luar Negeri 3. Mempercepat pembahasan RUU tentang Praktik Kedokteran 4. Mempercepat pembahasan RUU tentang Keolahragaan 5. Mempercepat pembahasan RUU tentang Larangan Perdagangan Perempuan dan Anak 6. Mempercepat pembahasan RUU tentang Ratifikasi Konvensi Internasional tentang Pengungsi 7. Mempercepat pembahasan RUU tentang Sistem Nasional Perpustakaan 8. Mempercepat pembahasan untuk merubah UU Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan 9. Mempercepat pembahasan RUU tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor Mempercepat pembahasan RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan Tenaga Kerja 11. Mempercepat pembahasan RUU tentang Jamsostek 12. Mempercepat Pembahasan RUU tentang Kewarganegaraan 13. Mempercepat pembahasan RUU tentang Kesehatan 14. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU Nomor 7 Tahun 1971 tentang Arsip 17. Mempercepat pembahasan RUU tentang Penanaman Modal C. Bidang Politik 1. Ditetapkannya UU tentang Lembaga Kepresidenan 2. Ditetapkannya UU tentang Susunan dan Kedudukan DPR, DPRD, dan DPD 3. Ditetapkannya UU tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional D. Bidang Sosial dan Budaya 1. Ditetapkannya UU tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan 2. Ditetapkannya UU tentang Perlindungan Pekerja di Luar Negeri 3. Ditetapkannya UU tentang Praktik Kedokteran 4. Ditetapkannya UU tentang Keolahragaan 5. Ditetapkannya UU tentang Larangan Perdagangan Perempuan dan Anak 6. Ditetapkannya UU tentang Ratifikasi Konvensi Internasional tentang Pengungsi\ 7. Ditetapkannya UU tentang Sistem Nasional Perpustakaan 8. Ditetapkannya UU tentang Kepariwisataan 9. Ditetapkannya UU tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor Ditetapkannya UU tentang pembinaan dan Perlindungan Tenaga Kerja 11. Ditetapkannya UU tentang Jamsostek 12. Ditetapkannya UU tentang Kewarganegaraan 13. Ditetapkannya UU tentang Kesehatan 14. Ditetapkannya UU tentang Arsip III 14

7 E. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 1. Mempercepat pembahasan RUU untuk mengganti UU Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan 2. Mempercepat pembahasan RUU tentang Panas Bumi 3. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan 4. Mempercepat pembahasan RUU tentang Perkebunan 5. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam 6. Mempercepat pembahasan RUU untuk merubah UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria 7. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pengambilalihan Tanah untuk Kepentingan Pembangunan 8. Mempercepat pembahasan RUU tentang Hak Milik Atas Tanah 9. Mempercepat pembahasan RUU tentang Pengesahan Ratifikasi International mengenai Treaty On Plant Genetic Resources 10. Mempercepat pembahasan RUU tentang Energi 11. Mempercepat pembahasan untuk merubah UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan Umum F. Bidang Pembangunan Daerah 1. Mempercepat Pembahasan RUU tentang Perrdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam G. Bidang Pertahanan dan Keamanan 1. Mempercepat pembahasan RUU tentang Penanggulangan Keadaan Bahaya/ Keadaan Darurat 2. Mempercepat pembahasan RUU tentang Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia E. Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 1. Ditetapkannya UU tentang Sumber Daya Air 2. Ditetapkannya UU tentang Panas Bumi 3. Ditetapkannya UU tentang Perikanan 4. Ditetapkannya UU tentang Perkebunan 5. Ditetapkannya UU tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam 6. Ditetapkannya UU tentang Pertanahan 7. Ditetapkannya UU tentang Pengambilalihan Tanah untuk Kepentingan Pembangunan 8. Ditetapkannya UU tentang Hak Milik Atas Tanah 9. Ditetapkannya UU tentang Ratifikasi International Treaty On Plant Genetic Resources 10. Ditetapkannya UU tentang Energi 11. Ditetapkannya UU tentang Pertambangan Umum F. Bidang Pembangunan Daerah 1. Ditetapkannya UU tentang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam G. Bidang Pertahanan dan Keamanan 1. Ditetapkannya UU tentang Penanggulangan Keadaan Bahaya/ Keadaan Darurat 2. Ditetapkannya UU tentang Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia III 15

8 2. Pemberdayaan Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya 1. Mempercepat target pelaksanaan Peralihan Pembinaan Peradilan berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 1999 tentang Perubahan atas UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuanketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman 2. Memantapkan penyempurnaan sistem manajemen, administrasi dan organisasi lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya 3. Memantapkan penyempurnaan sistem rekruitmen dan promosi hakim, aparat penegak hukum serta tenaga administrasi pendukung lembaga peradilan yang transparan dan tidak diskriminatif 4. Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan fungsional, pelatihan tehnis dan non tehnis bagi hakim dan aparat penegak hukum serta aparatur hukum lainnya yang lebih berkualitas dan tepat sasaran 5. Melakukan evaluasi pelaksanaan mutasi bagi hakim dan aparat penegak hukum lainnya dalam rangka pengalokasian yang berimbang di daerah 6. Meningkatkan pemahaman dan wawasan hakim, aparat penegak hukum dan aparatur hukum lainnya serta tenaga teknis hukum di bidang hukum internasional, hukum bisnis dan masalah gender 7. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan di bidang administrasi dan manajemen perkara bagi tenaga administrasi pendukung penyelenggaraan peradilan 8. Menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga perpustakan di lingkungan peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya. 9. Melakukan kajian dalam rangka perluasan kewenangan pengadilan niaga. 10. Meningkatkan pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat yang kurang mampu 11. Meningkatkan penyelesaian perkara dan tunggakan perkara, baik kasasi dan Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung 12. Melakukan evaluasi dan mengembangkan prosedur pelaksanaan pengendalian dan bimbingan khusus intelijen 13. Melakukan pengawasan terhadap hakim dan 1. Terlaksananya Pembinaan Peradilan Satu Atap kepada Lembaga Mahkamah Agung 2. Tingkat kemajuan penyempurnaan sistem manajemen dan administrasi peradilan yang lebih transparan dan akuntabel dan terbuka 3. Terwujudnya sistem rekruitmen dan promosi hakim, aparat penegak hukum lainnya serta tenaga administrasi pendukung yang lebih transparan dan tidak diskriminatif 4. Jumlah Hakim, Aparat Penegak Hukum dan Aparatur Hukum lainnya yang melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku dan asas keadilan universal 5. Tersedianya hasil evaluasi pelaksanaan mutasi hakim dan aparat penegak hukum lainanya yang lebih proporsional dengan jumlah penduduk 6. Jumlah hakim, aparat penegak hukum dan aparatur hukum lainnya serta tenaga teknis hukum menerapkan prinsip-prinsip pengarusutamaan gender 7. Jumlah tenaga administrasi di lingkungan peradilan yang profesional, mampu dan terampil dalam mendukung terwujudnya proses peradilan cepat, tepat dan biaya ringan. 8. Jumlah tenaga perpustakan di lingkungan peradilan yang mampu mendukung penyediaan bahan dan informasi hukum 9. Tersedianya hasil kajian mengenai perluasan kewenangan pengadilan niaga 10. Jumlah pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat yang kurang mampu 11. Jumlah penyelesaian perkara dan semakin menurunnya tunggakan perkara baik kasasi dan Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung 12. Tersusunnya prosedur pelaksanaan pengendalian dan bimbingan khusus intelijen yang lebih sistematis 13. Persentase jumlah aparat penegak hukum yang Dept. Kehakiman dan HAM, Kejagung, MA, Mabes Polri, dan Depag Pemberdayaan Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya III 16

9 aparat penegak hukum lainnya melalui penerapan penghargaan dan pemberian sanksi hukuman 14. Meningkatkan Pengawasan terhadap lalu lintas orang asing di Indonesia 15. Meningkatkan pembinaan pelayanan hukum dibidang Administrasi Hukum Umum, Imigrasi, Pemasyarakatan, Hak Kekayaan Intelektual dan Peradilan 16. Meningkatkan pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat yang kurang mampu dan penegakan hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual 17. Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap putusan-putusan pengadilan dan hukum adat sebagai bahan pembentukan yurisprudensi 18. Melakukan pengumpulan bahan, literatur, pustaka, kumpulan yurisprudensi dan informasi mengenai hukum yang berwawasan gender. 19. Meningkatkan kinerja lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya 20. Memperbaiki kesejahteraan hakim dan aparat penegak hukum serta tenaga pendukung lainnya 21. Meningkatkan pembinaan pelayanan hukum di bidang pendaftaran badan hukum, kewarganegaraan, kenotariatan, daktiloskopi dan hukum internasional, fidusia, keimigrasian dan hak kekayaan intelektual 22. Meningkatkan pembinaan terhadap narapidana, bimbingan klien 23. Meningkatkan pembimbingan dan pelayanan terhadap tahanan 24. Meningkatkan pengelolaan benda sitaan negara 25. Menyelenggarakan sosialisasi pemahaman Hak Kekayaan Intelektual secara terpadu 26. Meningkatkan pemberdayaan terhadap sistem informasi manajemen (SIM) di bidang Hak Kekayaan Intelektual, Keimigrasian, Pemasyarakatan dan Administrasi Hukum mendapat penghargaan dan yang dikenakan pemberian sanksi hukuman 14. Persentase tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh orang asing di Indonesia 15. Jumlah masyarakat yang mendapatkan pelayanan hukum yang lebih transparan, akuntabel dan terbuka 16. Jumlah masyarakat yang kurang mampu yang mendapatkan keadilan dan tingkat pemahaman masyarakat terhadap HKI serta persentase tingkat pelanggaran di bidang Hak Kekayaan Intelektual. 17. Jumlah putusan pengadilan yang didasarkan pada yurisprudensi 18. Tersedianya bahan, literatur, pustaka, kumpulan yurisprudensi dan informasi mengenai hukum yang berwawasan gender. 19. Terwujudnya kinerja kelembagaan apa ratur hukum yang efektif dan efisien 20. Meningkatnya kinerja hakim dan tenaga pendukung lainnya yang terbebas dari unsur KKN 21. Tingkat pelayanan hukum yang lebih efisien kepada masyarakat. 22. Jumlah warga binaan yang mempunyai kesadaran hukum dan keahlian khusus sebagai bekal di masyarakat 23. Tingkat penerapan asas praduga tidak bersalah terhadap para tahanan 24. Terwujudnya pengelolaan benda sitaan negara yang baik dan tertib 25. Tingkat pemahaman masyarakat tentang Hak Kekayaan Intelektual 26. Terwujudnya sistem informasi manajemen hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual, Keimigrasian, Pemasyarakatan dan Administrasi Hukum yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. III 17

10 27. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana, untuk mendukung Pemberdayaan terhadap Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya. 28. Mempercepat proses beroperasinya Mahkamah Syariah dan Mahkamah Syariah Propinsi di Propinsi Nangroe Aceh Darusalam dengan menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana serta peraturan perundangannya. 27. Jumlah dukungan sarana dan prasarana yang tersedia dalam rangka mendukung Pemberdayaan terhadap Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak Hukum Lainnya. 28. Terbentuknya pengoperasionalan Mahkamah Syariah dan Mahkamah Syariah Propinsi di Nangroe Aceh Darussalam 3. Penuntasan Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Pelanggaran HAM Meningkatkan koordinasi antara aparat penegak hukum dalam rangka penyelesaian berbagai kasus KKN dan pelanggaran HAM Mempercepat pengangkatan keanggotaan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui kriteria seleksi yang ketat Mempercepat proses pembentukan Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi yang transparan dan akuntabel. Melakukan penelitian dalam rangka pengembangan dan peningkatan kesadaran terhadap pemajuan dan perlindungan HAM Melakukan penyusunan, penyempurnaan dan pemasyarakatan instrumen HAM Melakukan sosialisasi peraturan perundangundangan yang terkait dengan masalah KKN dan HAM bagi aparat penegak hukum Melakukan operasi intelijen yustisial dan pengamanan intelijen yustisial serta berbagai permasalahan yang terkait dengan terorisme Meningkatkan penyelesaian kasus pidana umum tertentu, pidana khusus dan kasus perdata serta tata usaha negara. Pemajuan dan perlindungan hak-hak sipil, 1. a. Terinventarisasinya jumlah kasus-kasus KKN dan HAM yang belum terselesaikan secara hukum b. Jumlah pelimpahan berkas penyidikan ketahap pengadilan untuk kasus KKN dan pelanggaran HAM c. Persentase penyelesaian kasus KKN dan pelanggaran HAM d. Persentase pengembalian kekayaan kepada negara yang dirugikan karena adanya praktik KKN 2. Terbentuknya anggota-anggota Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang bersih, akuntabel, mandiri dan tidak terpengaruh terhadap pihak manapun. 3. Terbentuknya Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi dengan hakim-hakim yang bersih, berintegritas dan moral yang tinggi serta independen dalam penetapan putusannya. 4. Tersedianya hasil penelitian tentang pengembangan dan peningkatan kesadaran terhadap pemajuan dan perlindungan HAM 5. Tersusunnya buku panduan HAM bagi aparat penegak hukum 6. Jumlah aparat penegak hukum yang memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan masalah KKN dan HAM 7. Jumlah laporan yang ditindaklanjuti dengan penyelidikan yustisial serta penanganan dan tindak lanjut penyelesaian permasalahan yang terkait dengan terorisme 8. Persentase penyelesaian kasus pidana umum tertentu, pidana khusus, kasus perdata serta tata usaha negara. 9. Terwujudnya perlindungan HAM yang berkaitan Dept. Kehakiman dan HAM, Kejagung, MA, Mabes Polri Penuntasan Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Pelanggaran HAM III 18

11 politik, ekonomi, sosial budaya dan hak-hak perempuan dan hak anak 10. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan Rencana Aksi Nasional (RAN) HAM 11. Meningkatkan peran Jaksa pengacara negara, pemulihan dan penyelamatan kekayaan negara 12. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung tercapainya pelaksanaan Penuntasan Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Pelanggaran HAM 13. Melakukan penelitian tentang efektifitas penayangan pada media massa, nama-nama pelaku kejahatan dalam rangka mengurangi tindak pidana korupsi. dengan hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, hak perempuan dan anak 10. Terjalinnya koordinasi pelaksanaan RAN HAM antar instansi pemerintah dan non pemerintah 11. Meningkatnya bantuan hukum yang diberikan oleh Jaksa dan meningkatnya jumlah pemulihan serta penyelamatan keuangan negara 12. Jumlah dukungan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan Penuntasan Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Pelanggaran HAM 13. Tersedianya hasil penelitian tentang efektifitas penayangan pada media massa, nama-nama pelaku kejahatan dalam rangka mengurangi tindak pidana korupsi 4. Peningkatan Kesadaran Hukum dan Pengembangan Budaya Hukum 1. Meningkatkan kegiatan penyadaran hukum baik terhadap aparat penegak hukum maupun masyarakat 2. Melakukan kajian terhadap metode dan sistem penyadaran hukum yang lebih tepat sasaran 3. Penyebarluasan berbagai materi hukum dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan HAM dan berbagai konvensi internasional melalui media elektronik dan media lainnya. 4. Menyelenggarakan penelitian dan pengkajian mengenai berbagai permasalahan hukum yang tidak berkeadilan gender 5. Meningkatkan kualitas penyuluh hukum yang sensitif gender 6. Melakukan sosialisasi peraturan perundangundangan yang terkait dengan otonomi daerah dan otonomi khusus di lingkungan aparat pemerintah Pusat dan Daerah 7. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung upaya Peningkatan Kesadaran Hukum dan Pengembangan Budaya Hukum 1. Persentase kesadaran hukum aparat penyelenggara negara dan masyarakat dalam mengaktualisasikan hak dan kewajibannya 2. Terumuskannya metode peningkatan kesadaran hukum yang lebih akomodatif dan komunikatif serta berkeadilan gender 3. Persentase masyarakat yang mengetahui dan memahami berbagai produk hukum dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan HAM dan berbagai konvensi internasional. 4. Terpetakannya berbagai permasalahan hukum yang tidak berkeadilan gender 5. Jumlah penyuluh hukum yang sensitif gender 6. Meningkatnya jumlah aparat pemerintah Pusat dan Daerah yang mengerti dan memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan otonomi daerah dan otonomi khusus 7. Jumlah dukungan sarana dan prasarana yang tersedia dalam rangka peningkatan Kesadaran Hukum dan Pengembangan Budaya Hukum Dept. Kehakiman dan HAM, Kejagung, Mabes Polri, MA, Depdagri, BPKP, BPN, Depag, Kantor Meneg Pemberdayaan Perempuan, Kantor Meneg PPKTI Peningkatan Kesadaran Hukum dan Pengembangan Budaya Hukum III 19

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM BAB III PEMBANGUNAN HUKUM A. UMUM Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang kedua, yaitu mewujudkan supremasi

Lebih terperinci

D. MATRIKS KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN HUKUM

D. MATRIKS KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN HUKUM D. MATRIKS KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN HUKUM No. Arah Kebijakan dalam GBHN yang Dicakup Program Nasional Indikator Kinerja 1. 1. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Penyusunan RUU Prioritas Tahun 2005

Evaluasi Pelaksanaan Penyusunan RUU Prioritas Tahun 2005 Evaluasi Pelaksanaan Penyusunan RUU Prioritas Tahun 2005 No. Prioritas RUU Tahun 2005 1. RUU tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. RUU tentang Lembaga Kepresidenan

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INDONESIA RAPAT KOORDINASI BADAN LEGISLASI DPR-RI DAN PEMERINTAH TENTANG EVALUASI PRIORITAS RUU TAHUN 2005 Jakarta, 21 September 2005 Pimpinan dan Anggota Badan

Lebih terperinci

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2013

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2013 PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2013 NO 1. RUU tentang Komponen Cadangan Pertahanan Negara 2. RUU tentang Aparatur Sipil Negara 3. 4. 5. RUU tentang Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2015-2019 ------- No JUDUL RUU KETERANGAN 1. RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional 2. RUU

Lebih terperinci

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2015-2019 NO JUDUL RUU KETERANGAN 1 2 Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Undang No.37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Lebih terperinci

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM

BAB III PEMBANGUNAN HUKUM BAB III PEMBANGUNAN HUKUM A. UMUM Menjelang pelaksanaan tahun terakhir dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) melalui Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) 2004, sangat penting sekali untuk mendasarkan

Lebih terperinci

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2015-2019 NO JUDUL RUU KETERANGAN 1 2 Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2017

DAFTAR PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2017 No. DAFTAR PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2017 DRAFT RUU DAN NA 1. RUU tentang Kekarantinaan Kesehatan. 2. RUU tentang Pertanahan. 3. 4. RUU tentang Kitab Undang-Undang

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014

REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014 PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014 Berdasarkan Keputusan -RI No. 03A/ RI/II/2013-2014 dan Keputusan RI No. 02/ RI/I/2013-2014 terdapat 68 (enam puluh delapan) RUU yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41B/DPR RI/I/ TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41B/DPR RI/I/ TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT NOMOR : 41B/ RI/I/2009-2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2010 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

NOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

NOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KETUA

Lebih terperinci

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Hukum merupakan landasan penyelenggaraan negara dan landasan pemerintahan untuk memenuhi tujuan bernegara, yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan

Lebih terperinci

C. MATRIKS RENCANA TINDAK IX REPETA 2002 Program Pembangunan Nasional PROPENAS Rencana Tindak Indikator Kinerja

C. MATRIKS RENCANA TINDAK IX REPETA 2002 Program Pembangunan Nasional PROPENAS Rencana Tindak Indikator Kinerja C. MATRIKS RENCANA TINDAK No 1 Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Menyusun standardisasi kompetensi jabatan aparatur daerah Menganalisis kebutuhan peningkatan sumberdaya manusia aparatur daerah Memperbaik

Lebih terperinci

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara Bagan Lembaga Negara Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tugas dan Wewenang MPR Berikut tugas dan wewenang dari Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Lebih terperinci

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA A. KONDISI UMUM Penghormatan, Pengakuan, dan Penegakan atas Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) di dalam tahun 2005 mencatat

Lebih terperinci

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5406 HUKUM. Pidana. Pendanaan. Terorisme. Pencegahan. Pemberantasan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 50) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN

MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KODE 006 01 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEJAKSAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.789, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPT. Kerjasama. Penegak Hukum. Penanganan Tindak Pidana. Terorisme PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/K.BNPT/11/2013

Lebih terperinci

DAFTAR RANCANGAN UNDANG-UNDANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN ANGGARAN

DAFTAR RANCANGAN UNDANG-UNDANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN ANGGARAN DAFTAR RANCANGAN UNDANG-UNDANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2010-2014 NO JUDUL RUU KETERANGAN 1 RUU tentang Administrasi Pemerintahan 2 RUU tentang Akuntan Publik 3 RUU tentang Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan, sampai seluruh bangsa Indonesia benar-benar merasakan keadilan dan

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU

Lebih terperinci

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI

Menteri Keuangan RI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI KLASIFIKASI MENURUT ORGANISASI 1 01 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 01 01 SEKRETARIAT JENDERAL 01 02 M A J E L I S 02 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 02 01 SEKRETARIAT JENDERAL 02 02 D E W A N 04 BADAN PEMERIKSA

Lebih terperinci

BAGIAN II AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS

BAGIAN II AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS BAGIAN II AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS BAB 8 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 8 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM A. KONDISI UMUM Pembenahan Sistem dan Politik Hukum pada

Lebih terperinci

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Program Pembangunan Bidang Hukum 1. Perencanaan Hukum Tersusunnya kegiatan-kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR RANCANGAN UNDANG-UNDANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

DAFTAR RANCANGAN UNDANG-UNDANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN DAFTAR RANCANGAN UNDANG-UNDANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN 2010-2014 NO JUDUL RUU KETERANGAN 1 RUU tentang Intelijen 2 RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2004 TENTANG PERNYATAAN PERUBAHAN STATUS KEADAAN BAHAYA DENGAN TINGKATAN KEADAAN DARURAT MILITER MENJADI KEADAAN BAHAYA DENGAN TINGKATAN KEADAAN DARURAT

Lebih terperinci

REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN (Data per Desember 2011)

REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN (Data per Desember 2011) REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2011 (Data per Desember 2011) Berdasarkan Keputusan -RI No. 02B/ RI/II/2010-2011 terdapat 70 (tujuh puluh) RUU yang menjadi

Lebih terperinci

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang :a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sehubungan dengan perkembangan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sehubungan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 8 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 8 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 8 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM A. KONDISI UMUM Pembenahan Sistem dan Politik Hukum pada tahun 2004 mencatat hasil yang menggembirakan terutama yang berkaitan dengan pembenahan peraturan perundangundangan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 81.406.623 88.821.300 25.893.402 0 196.121.325 14.349.217

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 305.536.058 24.747.625 0 351.389.880 13.550.500

Lebih terperinci

LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR 1 TAHUN

LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR 1 TAHUN LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA NOMOR 1 TAHUN 2012 2012 PERATURAN DAERAH TENTANG LEGISLASI DAERAH ABSTRAK : Bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur

Lebih terperinci

REALISIASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN (Data per Desember 2012)

REALISIASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN (Data per Desember 2012) REALISASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL PRIORITAS TAHUN 2012 (Data per Desember 2012) Berdasarkan Keputusan -RI No. 08/ RI/II/2011-2012 dan No. 10A/ RI/I/2012-2013 terdapat 69 (enam puluh sembilan) RUU yang

Lebih terperinci

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT I. Pendahuluan Pimpinan Komisi VI Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 79.185.200 117.232.724 20.703.396 0 217.121.320 13.993.473

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 62 TAHUN 2012

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 62 TAHUN 2012 WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 62 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

10. RUU tentang Kesetaraan Gender. DPR RUU dan NA disiapkan oleh

10. RUU tentang Kesetaraan Gender. DPR RUU dan NA disiapkan oleh PERKEMBANGAN PEMBAHASAN RUU TAHUN 2012 PERTANGGAL 25 OKTOBER 2012 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- I. RUU USUL DALAM TAHAP PENYUSUNAN.

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 281.961.663 34.630.463 0 337.698.323 10.833.500

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.453, 2014 JAKSA AGUNG. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-006/A/JA/3/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN JAKSA AGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera dan tertib berdasarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PEMBAHASAN RUU TAHUN 2012 PERTANGGAL 10 SEPTEMBER

PERKEMBANGAN PEMBAHASAN RUU TAHUN 2012 PERTANGGAL 10 SEPTEMBER PERKEMBANGAN PEMBAHASAN RUU TAHUN 2012 PERTANGGAL 10 SEPTEMBER 2012 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- I. RUU USUL DALAM TAHAP

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA A. KONDISI UMUM Penghormatan, pengakuan, dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2015 OMBUDSMAN. Tata Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

dilibatkan, diminta pendapatnya sehingga materi konstitusi benar-benar mewakili masyarakat secara keseluruhan.

dilibatkan, diminta pendapatnya sehingga materi konstitusi benar-benar mewakili masyarakat secara keseluruhan. dilibatkan, diminta pendapatnya sehingga materi konstitusi benar-benar mewakili masyarakat secara keseluruhan. 3. Afrika Selatan Di Afrika Selatan, proses pembuatan konstitusi perlu waktu 3 tahun dan rakyat

Lebih terperinci

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia seutuhmya yang adil, makmur, sejahtera dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E 11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL

BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL BAB IV KEBIJAKAN SEKURITISASI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN IMIGRAN ILEGAL Isu imigran ilegal yang terus mengalami kenaikan jumlah di Indonesia yang juga turut menimbulkan dampak tersendiri

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Pasal 1 ayat (3) Bab I, Amandemen Ketiga Undang-Undang Dasar 1945, menegaskan kembali bahwa Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Artinya. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Hak asasi merupakan hak yang bersifat dasar dan pokok. Pemenuhan hak asasi manusia merupakan suatu keharusan agar warga negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan No.655, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Koordinasi. Aparat Penegak Hukum. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG MENTERI HUKUM DAN HAM JAKSA

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEJAKSAAN AGUNG NO 1. Program Dukungan & Pelaksanaan Tugas Teknis Kejaksaan RI SASARAN Meningkatnya kemampuan profesional

Lebih terperinci

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011 MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS KOMNAS HAM Meningkatnya dukungan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 08/DPR RI/II/ TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 08/DPR RI/II/ TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT NOMOR : 08/ RI/II/2011-2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2012 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 SELASA, 15 NOVEMBER 2016 RABU, 16 NOVEMBER 2016 KAMIS, 17 NOVEMBER 2016 JUM AT, 18 NOVEMBER 2016 RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 -

Lebih terperinci

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014 PROGRAM LEGISLASI NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS TAHUN 2014 NO. JUDUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG DRAFT NA 1. Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. di Komisi I 2. RUU tentang Perjanjian Internasional

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah) 2 A. Pendapatan Negara dan Hibah 995.271,5 1.210.599,7 1.338.109,6 1.438.891,1 1.635.378,5 1.762.296,0 I. Pendapatan Dalam Negeri 992.248,5 1.205.345,7 1.332.322,9 1.432.058,6 1.633.053,4 1.758.864,2 1.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME UMUM Sejalan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

- 9 - No. Tujuan/sasaran Program/Kegiatan Jadwal Pelaksana

- 9 - No. Tujuan/sasaran Program/Kegiatan Jadwal Pelaksana - 9 - III. RENCANA KEGIATAN RANHAM INDONESIA TAHUN 2004 2009. A. PEMBENTUKAN DAN PENGUATAN INSTITUSI PELAKSANA RANHAM 1. Pembentukan dan Pembentukan Panitia Nasional. 2004 Panitia Nasional dan Penguatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION FOR THE SUPPRESSION OF THE FINANCING OF TERRORISM, 1999 (KONVENSI INTERNASIONAL PEMBERANTASAN PENDANAAN TERORISME,

Lebih terperinci

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pembagian Urusan Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan A. Latar Belakang an daerah yang diselenggarakan menurut amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pemerintahan daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Sistem Pemerintahan Republik Indonesia tidak terlepas dari pelaksanaan sistem-sistem di berbagai sektor lainnya yang mendukung roda pemerintahan, termasuk pula

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Sumber Daya Alam. Satuan Tugas. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Sumber Daya Alam. Satuan Tugas. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.1568, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Sumber Daya Alam. Satuan Tugas. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 029/A/JA/10/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

2. Perkembangan penyusunan 36 RUU yang disiapkan DPR : a. RUU yang telah dalam Pembicaraan Tingkat II (Pengambilan Keputusan di Paripurna) :

2. Perkembangan penyusunan 36 RUU yang disiapkan DPR : a. RUU yang telah dalam Pembicaraan Tingkat II (Pengambilan Keputusan di Paripurna) : 1 Perkembangan RUU Prolegnas Prioritas Tahun 2010 : 1. Prolegnas Prioritas Tahun 2010 menetapkan 70 RUU dengan perincian 36 RUU disiapkan DPR dan 34 RUU disiapkan pemerintah. Di samping itu, telah diputuskan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa anak merupakan amanah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK RGS Mitra 1 of 7 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa saat ini masih terdapat permasalahan

Lebih terperinci

BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK A. KONDISI UMUM Dalam rangka mewujudkan persamaan di depan hukum, penghapusan praktik diskriminasi terus menerus dilakukan, namun tindakan pembedaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1383, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Retensi Arsip. Sektor Politik, Hukum dan Keamanan. Urusan Hukum. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci