IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PELAYANAN KONSELING. Galuh Wijayanti 1
|
|
- Budi Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PELAYANAN KONSELING Galuh Wijayanti 1 Abstrak: Seiring dengan kemajuan bangsa Indonesia, semakin tampak bahwa pendidikan karakter menjadi kebutuhan nyata dan mendesak dalam pembangunan pendidikan nasional. Satuan pendidikan merupakan pilar dalam mengemban misi nasional pengembangan karakter. Peranan satuan pendidikan diharapkan dapat menjadi leading sector, memanfaatkan dan memberdayakan semua komponen untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan dan menyempurnakan secara terus menerus pendidikan karakter, Pelayanan konseling sebagai salah satu komponen dari satuan pendidikan secara fungsional memiliki arti strategis, apabila dikelola secara baik akan dapat memberi kontribusi yang signifikan pada pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter dalam pelayanan konselmg mengembangkan aspek kehidupan pribadi, sosial, belajar dan karir peserta didik melalui kegiatan individual, kelompok, klasikal, lapangan dan pendekatan khusus. Strategi pendidikan dilakukan melalui intervensi dan habituasi secara terprogram, rutin, spontan maupun keteladanan. Dengan intervensi dan habituasi tersebut akan mampu mendorong peserta didik membiasakan diri berperilaku sesuai nilai dan menjadikan perangkat nilai untuk diinternalisasikan sebagai karakter. Diharapkan melalui pendidikan karakter dalam pelayanan konseling, dapat mengembangkan potensi dan membentuk perilaku positif peserta didik. Kata kunci: Pendidikan Karakter, Pelayanan Konseling PENDAHULUAN Era Globalisasi yang ditandai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bereegara. Dalam era seperti ini jika kita menutup diri akan terkucil dalam pergaulan dunia, sebaliknya jika kurang waspada akan menyebabkan lunturnya kepribadian bangsa. Untuk itu langkah-langkah memperkuat dan memperkokoh karakter, perlu diintensifkan. Mengacu pada pendapat Thomas Lickona (1992), sepuluh tanda kerusakan zaman yang harus diwaspadai adalah: (1) meningkatnya kekerasan dikalangan remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata yang tidak baik, (3) pengaruh peer group yang kuat, (4) meningkatnya perilaku merusak diri seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat terhadap orangtua, (8) rendahnya tanggung jawab individu dan warga negara, (9) budaya ketidakjujuran dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama. Dalam keseharian sepuluh tanda tersebut 1 Guru SMA N 12 Semarang 108
2 tidaklah sulit kita temukan, sebaliknya intensitas dan frekuensinya terus mengalami peningkatan. Seiring dengan kemajuan bangsa Indonesia dan untuk menjawab permasalahan diatas, semakin tampak pentingnya pendidikan karakter sebagai agenda utarna dalam pembangunan bangsa, termasuk di bidang pendidikan. Maraknya persoalan moral di masyarakat, lebih menegaskan bahwa pendidikan karakter menjadi sebuah kebutuhan nyata dan mendesak. Peranan satuan pendidikan diharapkan dapat menjadi pilar yang mampu mengemban misi nasional dalam mengembangkan karakter. Karakter tersebut tidak dapat dikembangkan secara cepat dan segera atau instan, melainkan harus melewati suatu proses yang panjang, terprogram, cermat, sistemik dan berkesinambungan. Berdasarkan perspektif perkembangan peniikiran manusia, pendidikan karakter hams dilaksanakan berdasarkan tahaptahap perkembangan anak sejak usia dini sampai dewasa. Dalam mencapai tujuan pembentukan karakter tersebut, harus ditopang oleh pilar yang kuat baik oleh satuan pendidikan, keluarga maupun masyarakat. Dalam setiap pilar, seluruh komponen dan unsur yang terlibat hams memiliki komitmen yang tinggi terhadap pendidikan karakter dimaksud. PENDIDIKAN KARAKTER Secara ideologis pembangunan karakter merupakan upaya mengejawantahkan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa. Dari aspek normatif pembangunan karakter adalah wujud nyata langkah mencapai tujuan negara seperti tercantum dalam alenia keempat pembukaan UUD Komitmen nasional tentang perllunya pendidikan karakter tertuang dalam UndangUndang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, dalam pasal 3 dinyatakan "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Strategi pendidikan dan pengembangan nilai-nilai karakter di satuan pendidikan dapat melalut proses intervensi dan habituasi. Intervensi adalah proses pendidikan karakter yang dilakukan secara formal, dikemas dalam interaksi pembelajaran melalui kegiatan terstruktur sehingga melahirkan dampak instruksional dan dampak pengiring. Sedang habituasi adalah proses peneiptaan berbagai situasi, kondisi dan penguatan yang memungkinkan peserta didik membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai dan menjadikan perangkat nilai untuk diinternalisasikan sebagai karakter. Pendidikan karakter dilaksanakan melalui proses pembudayaan dan pemberdayaan yang mencakup pemberian contoh, pembelajaran, pembiasaan dan penguatan yang harus dikembangkan secara sistemik, holistik dan dinamis oleh seluruh komponen satuan 109
3 pendidikan. Salah satu komponen sekolah yang memiliki posisi strategis dalam pengembangan karakter peserta didik adalah pelayanan konseling. Karakter Ideal yang Dikembangkan Pertanyaan selanjutnya yang ingin dijawab adalah seperti apakah karakter ideal yang harus dikembangkan? Berikut adalah karakter ideal yang dijiwai kelima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif dalam pembangunan karakter bangsa (Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa ): a. Berketuhanan Yang Maha Esa Berketuhanan Yang Maha Esa adalah bentuk kesadaran dan perilaku iman dan taqwa serta akhlak mulia sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter Berketuhanan Yang Maha Esa tercermin antara lain: hormat dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama. b. Menjunjung Tinggi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sikap dan perilaku menjunjung tinggi kemanusian yang adil dan beradab diwujudkan dalam perilaku saling menghormati antar warga negara. Karakter kemanusiaan seseorang tercermin dalam pengakuan atas persamaan derajat, hak dan kewajiban saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena-mena, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. c. Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan bangsa Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi atau golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan tercermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan lain. d. Mengedepankan Keadilan dan Kesejateraan Karakter keadilan dan kesejahteraan tercermin dalam sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan, sikap adil, menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban, suka bekerja keras, menghargai karya orang lain. e. Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia Karakter seseorang tercermin dalarn perilaku yang tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Beritikat baik dan bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan bersama, menggunakan akal sehat dan nuram luhur, berani mengambil keputusan secara moral yang dapat dipertanggung jawabkan pada Tuhan serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. 110
4 Pelayanan Konseling Pengakuan bahwa pelayanan konseling merupakan bagian integral dalam proses pendidikan telah dikukuhkan oleh pemerintah melalui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Di dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa unsur kurikulum pada satuan pendidikan memuat tiga komponen, yaitu mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Salah satu komponen pengembangan diri adalah kegiatan pelayanan konseling yang difasilitasi oleh guru pembimbing atau konselor. Pelayanan konseling merupakan usaha membantu peserta didik dalam mengembangkan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Pelayanan konseling diselenggarakan untuk memfasilitasi pengembangan peserta didik dengan cara individual, kelompok maupun kiasikal sesuai dengan kebutuhan, potensi peserta didik serta membantu mengatasi permasalahan dan hambatan yang dihadapi peserta didik melalui berbagai jenis kegiátan pokok maupun kegiatan pendukung. Bidang Pelayanan konseling meliputi: a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai dan mengembangkan potensi, kecakapan, bakat, minat sesuai dengan karakteristik, kepribadian dan kebutuhan diri secara realistik. b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. c. Pengembangan kehidupan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri. d. Pengembangan kehidupan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi serat memilih dan mengambil keputusan. Sedangkan fungsi dari pelayanan konseling adalah sebagai berikut: a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkunganya. b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dan berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya. c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi permasalahan yang dihadapi. d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang 111
5 dimiliki. e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atau hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pelayanan Konseling Seperti telah disebutkan diatas, bahwa strategi pengembangan karakter dapat melalui intervensi dan habituasi, demikian pula proses pendidikan karakter dalam pelayanan konseling. Adapun format kegiatan pendidikan karakter dalam pelayanan konseling dapat dilakukan dengan cara: a. Individual, yaitu format kegiatan yang melayani peserta didik secara perorangan berupa layanan konseling individual dan layanan konsultasi. b. Kelompok, yaitu format kegiatan yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok, berupa bimbingan kelompok dan konseling kelompok. c. Kiasikal, yaitu format kegiatan yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas, berupa; layanan orientasi, layanan informasi, layanan penguasaan kontens. d. Lapangan, yaitu format kegiatan yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan, berupa outbond latihan kepemimpinan dan lainnya. e. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan yang melayani kepentingan peserta didik melaui pendekatan kepada pihak yang dapat memberikan kemudahan berupa layanan mediasi dan sejenisnya. Sasaran pendidikan karakter yang dikembangkan dalam pelayanan konseling antara lain: a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki sikap toleransi terhadap agama lain. b. Memiliki pemahaman dan sikap positif tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara anugerah dan musibah, mampu meresponnya secara wajar, sehat dan rasional. c. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara obyektif dan konstruktif baik yang terkait dengan kelebihan maupun kekurangannya. d. Memiliki kepedulian, respek dan tanggung jawab pada diri orang lain dan lingkungannya yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajibannya. e. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan dan persaudaraan antar sesama. f. Memiliki kemampuan mengelola dan menyelesaikan konflik baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun eksternal atau berhubungan dengan orang lain. 112
6 g. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengambil keputusan secara efektif. h. Memiliki motivasi berprestasi, sportif, kreatif dan berkompetisi secara sehat. i. Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan membuat perencanaan dan melaksanakannya dengan konsisten. j. Dapat dipercaya, disiplin, percaya diri, bekerja keras mampu bekerja sama dan menjunjung norma, etika yang berlaku. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan pendidikan karakter dalam pelayanan konseling meliputi: 1. Kegiatan secara terprogram, dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu secara individual, kelompok dan kiasikal berupa: layanan orientasi, infonnasi, penguasaan kontens, penempatan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individual, layanan konsultasi maupun konsultasi. 2. Kegiatan tidak terprogram, meliputi: a. Rutin, yaitu yang dilakukan terjadwal seperti: upacara bendera, ibadah bersama, senam, pemeliharaan kebersihan, kesehatan diri dan lainnya. b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kegiatan tertentu seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, bermufakat dan lainnya. c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku seharihari seperti; berpakaian rapi, berbahasa baik, rajin membaca, memuji kebaikan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu dan lainnya. Pelaksanaan pelayanan konseling di sekolah dituntut mampu menciptakan iklim kehidupan yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Kondusif atau tidaknya iklim kehidupan tersebut, tersimpul dalam interaksi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, keteladanan perilaku guru dan pelaksanaan peraturan yang diberlakukan. Proses pelayanan konseling yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan, cenderung menekankan indoktrinasi tanpa suatu argumentasi akan menghambat perkembangan kepribadian remaja. Penerapan sistem punishment, reward dan reinforcement hendaknya dilakukan secara proporsional sehingga mampu memotivasi peserta didik untuk mengembangkan potensi dan membentuk perilaku yang positif. Kerjasama dan semua unsur sekolah dalam pengembangan karakter peserta didik, mutlak diperlakukan, agar secara stimulan dapat mencegah peserta didik berperilaku negatif dan mendorong untuk berperilaku positif dan produktif. Ini memberi implikasi imperatif perlunya pendampingan pada peserta didik dalam memilah dan memilih nilai yang akan dijadikan pegangan hidup sehingga mampu melakukan 113
7 pertimbangan (reasoning), menentukan pilihan (choise) dan mengambil keputusan (decision making) secara sehat dan rasional berdasarkan nilainilai positif. Agar pelaksanaan pendidikan karäkter melalui pelayanan konseling dapat mencapai sasaran, diperlukan sosok utuh seorang guru pembimbing atau konselor. Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik, profesional, kepribadian dan sosial. Unjuk kerja guru pembimbing atau konselor dalam melaksanakan pendidikan karakter, sangat dipengaruhi oleh kualitas penguasaan keempat kompetensi tersebut. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu komponen sekolah, pelayanan konseling memiliki posisi strategis dalam pengembangan pendidikan karakter. 2. Pendidikan karakter dalam pelayanan konseling dilaksanakan melalui proses intervensi dan habituasi mencakup empat bidang bimbingan: pribadi, sosial, belajar dan karir. 3. Format kegiatan pendidikan karakter dalam pelayanan konseling meliputi individual, kelompok, kiasikal, lapangan dan pendekatan khusus dilakukan dengan bentuk kegiatan terprogram, rutin, spontan dan keteladanan. Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran yang peneliti sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan satuan pendidikan agar mengkondisikan lingkungan fisik dan sosio-kultural yang memuiigkinkan peserta didik dan warga sekolah membangun kegiatan keseharian yang mencerminkan perwujudan nilai karakter. 2. Agar pelaksanaan pendidikan karakter dalam pelayanan konseling dapat efektif, guru pembimbmg perlu selalu meningkatkan kompetensi pedagogik, professional, sosial dan kepribadian. 3. Sekolah agar mendukung dan memfisilitasi kegiatan pendidikan karakter yang dikembangkan melalui pelayanan konseling. DAFTAR RUJUKAN Budimansyah, Dasim, Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: PT Widya Aksara Press. Depdiknas, Rambu-Rambu Penyelenggaraan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK. Juntika,Achmad, Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2009 tentang Standar Kualflkasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Jakarta: BSNP. 114
8 Prayitno, Penyelenggaraan Pendidikan Karakter Cerdas. Padang: Universitas Negeri Padang. Soedarsono S., Pokok-Pokok Pikiran tentang Konsep Dasar Pendidikan Karakter. Jakarta: Yayasan Jatidiri Bangsa. Suherman, Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Bandung: FIP Universitas Pendidikan Indonesia. 115
2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia termasuk negara yang sering terjadi bencana alam, seperti banjir, gunung meletus dan lain-lain. Salah satu yang sering terjadi pada tahun 2014 adalah gunung
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan pendidikan nasional, tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal
Lebih terperinciPANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI
PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Landasan Pengembangan Diri UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pasal 1 butir 6 tentang pendidik, pasal 3 tentang tujuan pendidikan,
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciSoal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
88 Lampiran 1. Instrumen Penelitian Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila Nama : No Absen : Kelas : Petunjuk Soal 1) Isilah identitas nama anda dengan benar 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA
PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
Lebih terperinciHAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.
HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Sani Hizbul Haq 11.11.5585 Kelompok F Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan karakter merupakan proses pembentukan karakter yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan emosional, spiritual, dan kepribadian seseorang. Oleh sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena
Lebih terperinciSigit Sanyata
#3 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Komitmen kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/ Madrasah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, merupakan suatu sistem pendidikan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciMEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA. Listyaningsih
MEMBANGUN KARAKTER MELALUI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DI LINGKUNGAN KELUARGA Listyaningsih Emai: listyaningsih@unesa.ac.id Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Dalam rangka membangun karakter setiap
Lebih terperinciSTRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG
STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG SKRIPSI Ditujukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Modul ke: 03TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU
Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas 03TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1920-an Ki Hajar Dewantara telah mengumandangkan pemikiran bahwa pendidikan pada dasarnya adalah memanusiakan manusia dalam artian menjadikan
Lebih terperincidengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses atau upaya dalam menjadikan manusia yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu negara bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang professional secara akademik dan tangguh/kreatif secara karakter. Undang-Undang
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciom KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan
Lebih terperinciJudul BAB I PENDAHULUAN
1 Nama Judul : Ita Wulan Septina : Hubungan antara kepribadian dan lingkungan pergaulan dengan prestasi belajar siswa kelas II program Keahlian Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena pendidikan adalah upaya manusia untuk memperluas dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah ideologi bangsa Indonesia, tentu tidak terlepas dari Pancasila. Sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan dalam masyarakat bangsa dan Negara, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja merupakan masa paling sensitif dalam kehidupan manusia yang biasanya berlangsung antara usia 12 hingga 18 tahun. Dalam masa ini seseorang bukan
Lebih terperinciMemahami Budaya dan Karakter Bangsa
Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter
Lebih terperinciKata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah
PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Oleh: G. Rohastono Ajie FIP IKIP PGRI SEMARANG Abstrak Sekolah Dasar yang selanjutnya dipaparkan dengan singkatan SD adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa yang berakar pada nilai karakter dari budaya bangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Rohiman Lesmana, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan peradaban dan kualitas hidup bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan faktor pembentukan
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN
PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan dalam penelitian. Sub judul tersebut yaitu latar belakang, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,
Lebih terperinci13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari semua hasil temuan penelitian sesuai dengan perumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Hasan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Budi Prasetyo 1, Heny Apriani 2, Beny Dwi Pratama 3 1 Universitas PGRI Madiun, Madiun budipras250997@gmail.com 2 Universitas PGRI
Lebih terperinciKODE ETIK GURU INDONESIA
KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai orang tua kadang merasa jengkel dan kesal dengan sebuah kenakalan anak. Tetapi sebenarnya kenakalan anak itu suatu proses menuju pendewasaan dimana anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya
Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1.Sejarah Lahirnya Pancasila 2.Pancasila
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciPANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA
PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA 1 1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA a. Percaya & Taqwa Kpd Tyme Sesuai Dgn Agama & Kepercayaannya Masing2 Menurut Dsr Kemanusiaan Yg Adil Dan Beradab b. Hormat
Lebih terperinciPILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR
PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR EMPAT PILAR Pancasila UUD 1945 NKRI Bhineka Tunggal Ika KARAKTER Unsur kunci: komitmen, kata2 dpt dipegang, keputusan demi kebaikan bersama Memperlakukan sesama dgn
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciMENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep dan proses pendidikan dalam pengertian generik merupakan proses yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk mngembangkan potensi individu dalam interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan yang dilaksanakan secara baik dan dikelola dengan perencanaan yang matang akan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bagi negaranya. Hal ini selaras dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Definisi Pendidikan Karakter 2.1.1 Pendidikan Karakter Menurut Lickona Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
Lebih terperinciBUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN
BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu
Lebih terperinciDWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik
DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa
Lebih terperinciPEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21
PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri
BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2 A. Gambaran Umum SDN Samparwadi 2 SDN Samparwadi 2 merupakan sekolah dasar berstatus negeri, terlatak di Kp. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten.
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan
Lebih terperinciPEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER
PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER Pengertian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu
Lebih terperinciPendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam
Modul ke: Pendidikan Pancasila Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013 Hak Cipta 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga yang membantu pemerintah dalam menyiapkan generasi penerus bangsa bertanggung jawab dalam menangani masalah pendidikan melalui
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Disusun Oleh : Nama NIM Kelompok Program Studi/ Jurusan Nama Dosen : : : : : Doni Saputra.P 11.11.5553 F S1/Teknik Informatika Abidarin Rosidi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara padu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Erwin Susanto, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membangun watak warganegara (civic disposition) merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga eksistensi suatu bangsa atau negara. Maka, tidaklah mengherankan jika
Lebih terperinci