BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
|
|
- Dewi Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang menempati posisi ke 4 (empat) dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Pembangunan nasional pun mulai dilaksanakan oleh pemerintah. Pembangunan gedunggedung perkantoran yang menjulang tinggi sebagai efisiensi hemat lahan bagi ruang perkantoran, pembebasan lahan guna pembangunan hunian serta kawasan-kawasan khusus bagi produksi pabrik dari skala kecil sampai dengan skala besar. Pembangunan nasional dilakukan demi mewujudkan suatu masyarakat yang sejahtera dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun Salah satu yang harus diperhatikan dalam pembangunan nasional ialah bidang ketenagakerjaan. Tenaga kerja juga mempunyai hubungan penting dalam pembangunan nasional. Hubungan tersebut antara lain bahwa tenaga kerja sebagai pelaku dan tujuan dari pembangunan nasional itu sendiri. Hal ini dikarenakan tenaga kerja sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatkan profit perusahaan itu sendiri. Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian dari tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja atau yang
2 2 kemudian disebut dengan pekerja/buruh juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi baik oleh pekerja/buruh itu sendiri maupun dari pengusaha sebagai pihak pemberi kerja. Dengan diperhatikannya hak dan kewajiban dari pekerja/buruh, secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas kinerja dari pekerja/buruh tersebut yang tentunya berdampak positif terhadap perusahaan. Selain memperhatikan hal tersebut, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah hubungan pekerjaan antara pekerja/buruh dan pengusaha, apakah hubungan tersebut sudah tercipta dengan dinamis, serasi, harmonis dan seimbang. Hubungan ini dimaksudkan agar dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja/buruh dan pengusaha merasakan ketenangan, ketentraman dan keamanan dalam bekerja. Di era globalisasi ini, teknologi berkembang dengan pesat. Penggunaan teknologi tidak hanya digunakan dalam dunia perkantoran saja, akan tetapi juga digunakan dalam kegiatan rumah tangga dan industri. Dengan berkembangnya teknologi tersebut dapat meringankan tugas manusia dalam melakukan berbagai hal. Akan tetapi, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa dengan semakin meningkatnya teknologi, juga dapat meningkatkan resiko terhadap keamanan dan keselamatan dari penggunaan alat teknologi tersebut. Salah satu bentuk perkembangan teknologi ini ialah merubah api sebagai energy panas menjadi energi gerak dan energi listrik. Api merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Api dihasilkan oleh reaksi pembakaran
3 2 kemudian disebut dengan pekerja/buruh juga mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi baik oleh pekerja/buruh itu sendiri maupun dari pengusaha sebagai pihak pemberi kerja. Dengan diperhatikannya hak dan kewajiban dari pekerja/buruh, secara tidak langsung dapat meningkatkan produktivitas kinerja dari pekerja/buruh tersebut yang tentunya berdampak positif terhadap perusahaan. Selain memperhatikan hal tersebut, hal lain yang juga harus diperhatikan adalah hubungan pekerjaan antara pekerja/buruh dan pengusaha, apakah hubungan tersebut sudah tercipta dengan dinamis, serasi, harmonis dan seimbang. Hubungan ini dimaksudkan agar dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja/buruh dan pengusaha merasakan ketenangan, ketentraman dan keamanan dalam bekerja. Di era globalisasi ini, teknologi berkembang dengan pesat. Penggunaan teknologi tidak hanya digunakan dalam dunia perkantoran saja, akan tetapi juga digunakan dalam kegiatan rumah tangga dan industri. Dengan berkembangnya teknologi tersebut dapat meringankan tugas manusia dalam melakukan berbagai hal. Akan tetapi, banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa dengan semakin meningkatnya teknologi, juga dapat meningkatkan resiko terhadap keamanan dan keselamatan dari penggunaan alat teknologi tersebut. Salah satu bentuk perkembangan teknologi ini ialah merubah api sebagai energy panas menjadi energi gerak dan energi listrik. Api merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Api dihasilkan oleh reaksi pembakaran
4 3 yang ditimbulkan oleh adanya suatu sumber percikan, bahan bakar dan udara. Salah satu resiko dari penggunaan teknologi ini ialah kebakaran. Kebakaran merupakan proses kimia, yaitu reaksi antara bahan bakar (fuel) dengan oksigen dari udara atas bantuan sumber panas (heat). Ketiga unsur api tersebut dikenal sebagai segitiga api (fire angle). Menurut National Fire Protection Association (NFPA) 1992, kebakaran sebagai peristiwa oksidasi dimana bertemunya udara dan panas yang dapat berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan kematian manusia. Kebakaran dapat terjadi dimana saja tanpa memandang tempat ataupun keadaan. Wilayah kota yang padat dipenuhi oleh gedung-gedung pemukiman, perkantoran dan perindustrian sangat beresiko mengalami kebakaran. Minimnya alat pemadam kebakaran serta pengetahuan mengenai pencegahan dan resiko kebakaran kemudian menjadi salah satu penyebab sering terjadinya kebakaran di wilayah perkotaan. Salah satu kasus kebaran yang terjadi ialah kasus yang terjadi di Jalan Karang Tengah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Penyebab kebakaran diduga berasal dari hubungan singkat arus listrik (korsleting). 1 Kasus lainnya terjadi di PT. Mandom Indonesia di Cikarang. Kebakaran diduga disebabkan oleh karena bocornya flexible tube atau selang gas yang terpasang pada mesin deodorant parfum spray (DPS) filling line 2. 2 Kasus kedua ini disebabkan bukan oleh arus listrik, akan tetapi lebih kepada penggunaan teknologi 1 Sindonews, Rumah Mewah di Belakang Giant Lebak Bulus Terbakar, diakses pada tanggal 10 November Harian Umum, Polisi Akhirnya Ungkap Penyebab Kebakaran PT Mandom, diakses pada tanggal 10 November 2015
5 4 dalam kegiatan perindustrian. Sedangkan kasus selanjutnya ialah ledakan keras terjadi di kompleks Perumahan Puri Pattene Blok C, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Senin, 3 Agustus 2015, sekitar pukul Wita. Ledakan ini diduga berasal dari kompor dan gas yang bocor. Dalam insiden itu, setidaknya dua orang dilaporkan meninggal. 3 Berdasarkan beberapa paparan kasus diatas, dapat kita simpulkan bahwa resiko akan kebakaran dalam kehidupan sangat tinggi. Terhadap resiko tersebut, pemerintah bertugas untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara untuk menanggulangi dan memadamkan api. Untuk melaksanakan tanggung jawab itu, pemerintah membentuk sebuah badan khusus yang dapat menanggulangi bahaya bencana yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang salah satu bidang tugasnya adalah pemadam kebakaran. Dalam melaksanakan tugasnya dalam skala nasional, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang merupakan perwakilan BNPB di setiap daerah di wilayah nasional. Petugas operasional BPBD merupakan satu-satunya pihak yang akan terjun ke lapangan untuk memadamkan api di lokasi kebakaran. Sebelum melaksanakan tugasnya ini, tentu para petugas operasional pemadam kebakaran sudah diberikan bekal yang cukup baik dari segi materi maupun dari segi alat perlindungan diri. Dalam Peraturan Menteri 3 Tempo, Ledakan Keras di Makassar, 2 Warga Biringkanaya Tewas, diakses pada tanggal 10 November 2015
6 5 Dalam Negeri Nomor 16 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi Aparatur Pemadam Kebakaran di Daerah dijelaskan bahwa setiap petugas pemadam kebakaran harus memenuhi kualifikasi sebagai seorang petugas dinas pemadam kebakaran yang diberikan dengan menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan. Pentingnya persiapan bagi para petugas operasional pemadam kebakaran dikarenakan resiko kerja yang mungkin terjadi sangat tingi. Tidak jarang dalam melaksanakan tugasnya tersebut, petugas operasional pemadam kebakaran mengalami kecelakaan seperti luka ringan, cacat seumur hidup sampai meninggal dunia. Selain mengalami kecelakaan saat melaksanakan tugasnya, petugas operator pemadam kebakaran juga memiliki resiko akan penyakit akibat hubungan kerja. Lokasi pekerjan yang merupakan wilayah kebakaran menimbulkan banyak asap yang didalamnya terkandung berbagai mecam zat berbahaya. Untuk itu, keselamatan dan kesehatan petugas operasional pemadam kebakaran BPBD dalam melaksanakan tugasnya harus sangat diperhatikan. Pemerintah selaku pihak yang mempekerjakan petugas operasional BPBD juga berkewajiban unutk memberikan perlindungan apabila terjadi kecelakaan kerja ataupun hal-hal yang dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan para petugas operasional. Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah terkait dengan kesehatan dan keselamatan para petugas operasional ini adalah berupa asuransi sosial yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) yang terbagi atas BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Namun, pemberlakuan perlindungan ini
7 6 tidak berlaku terhadap seluruh petugas operasional BPBD Kota Yogyakarta, hal ini dikarenakan terdapat 2 (dua) status yang disandang oleh para petugas operasional, yakni petugas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan petugas Non Pegawai Negeri Sipil (PNS). Perbedaan perlakuan ini tentunya juga menarik untuk diperhatikan, karena besar dan tingginya resiko atau dampak yang dirasakan oleh petugas yang berstatus PNS dan Non PNS tentu setara, sehingga apabila terjadi perbedaaan dari segi perlindungan hukum tentu dirasa kurang seimbang. Meskipun hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas operator pemadam kebakaran sudah diatur sedemikian rupa, masih saja terjadi banyak kecelakaan kerja yang menimpa petugas operator pemadam kebakaran. Salah satu contohnya adalah kasus kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah di Tambora, Jakarta Barat pada tanggal 5 Oktober 2015 silam. Dua orang petugas operator pemadam kebakaran tewas saat sedang bertugas memadamkan api. 4 Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam penulisan hukum berjudul PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) BAGI PETUGAS OPERASIONAL BADAN 4 Indosiar, Pemakaman 2 Petugas Pemadam Kebakaran, diakses pada tanggal 11 November 2015
8 7 PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA YOGYAKARTA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja (K3) bagi petugas operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta? 2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap petugas operasional yang berstatus sebagai petugas PNS dan Non PNS Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta dalam hal terjadi kecelakaan kerja? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam Penulisan Hukum ini ialah terbagi atas 2 (dua) hal, yaitu : 1. Tujuan Objektif a. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus dipersiapkan baik dari segi materiil maupun formil dalam melaksanakan tugas sebagai petugas operator pemadam kebakaran. b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi petugas operator pemadam kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta.
9 8 c. Untuk mengetahui apa saja upaya perlindungan hukum yang diberikan kepada petugas operasional Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta dalam hal mengalami kecelakaan kerja. 2. Tujuan subjektif Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. D. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Penulis belum pernah diteliti dan ditulis oleh peneliti sebelumnya. Apabila terdapat kesamaan penelitian tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hal tersebut merupakan penelitian tentang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat yang berbeda dengan tempat penelitian Penulis. Penelitian dan Penulisan Hukum mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) banyak ditemukan khususnya pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Berdasarkan penelusuran kepustakaan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ditemukan beberapa Penulisan Hukum tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), antara lain : 1. Pelaksanaan Jaminan kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Pekerja Pertambangan Gypsum CV. Tunggarana Di Rembang Jawa Tengah oleh Pusvitasari Ayu W dengan pembahasan apa yang menyebabkan pelaksanaan jaminan sosial
10 9 keselamatan dan kesehatan kerja pada CV. Tunggarana belum terlaksana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan upaya apa yang dilakukan oleh CV. Tunggarana untuk mengurangi hambatan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Pekerja Pada SPBU Buntu, Banyumas, oleh Moehammad Ulil Amri 2009 dengan pembahasan penyebab upaya keselamatan dan kesehatan kerja terhadap pekerja tidak ditetapkan secara optimal oleh SPBU Buntu, Banyumas. 3. Pelaksanaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Badak Natural Gas Liquefaction (PT. BADAK NGL) di Bontang oleh Dhio Yan Larantino 2011 dengan pokok pembahasan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja PT. Badak NGL. 4. Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan Kerja Bagi Pekerja Pemadam Kebakaran Pada PG/PS Madukismo Yogyakarta oleh Agung Prasetya Jati 2009 dengan pembahasan mengapa pelaksanaan perlidungan keselamatan kerja yang diterapkan oleh PG/PS Madukismo untuk mengantisipasi resiko belum sepenuhnya dapat dilaksanakan sesuai dengan hukum positif yang berlaku.
11 10 Perbedaan penulisan hukum ini dengan penulisan penulisan hukum yang telah disebutkan diatas yaitu bahwa di dalam penulisan penulisan hukum sebelumnya lebih menekankan kepada bagaimana pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja sesuai dengan hukum positif yang berlaku sedangkan pada penulisan hukum ini mengkhususkan pada bagaimana tindakan nyata serta apakah penerapan tindakan tersebut sudah berjalan sesuai dengan hukum positif yang berlaku. Perbedaan selanjutnya adalah bahwa obyek penelitian pada penulisan-penulisan hukum sebelumnya yang telah disebutkan diatas berbeda dengan obyek penelitian dalam penulisan hukum ini. Berdasarkan perbedaan tersebut, penelitian ini dapat dianggap asli dan layak untuk diteliti. Jika masih terdapat penelitian yang hampir sama diluar sepengetahuan penulis penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan hukum baik secara ilmiah maupun praktis. Adapun manfaat tersebut antara lain : 1. Secara Ilmiah Diharapkan Penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum secara umum dan pada bidang ketenagakerjaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 2. Secara Praktis
12 11 Secara praktis penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dan masukan bagi pemerintah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta, masyarakat dan pihak-pihak lain dalam penyelesaian masalah tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
BAB 1 PENDAHULUAN. penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota maupun berkembangnya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan
Lebih terperinciMenurut data National Fire Protection Association (NFPA) di U.S Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besarnya arus pertumbuhan penduduk mengindikasikan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan pemerintah dituntut untuk berusaha menyeimbangkan kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga pendidikan masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif. Sebuah lembaga pendidikan tidak berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang artinya kebakaran itu di luar kemampuan dan keinginan manusia. Menurut teori segi tiga api (fire triangel) kebakaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan industri digunakan berbagai tingkat teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, keselamatan dan kesehatan di tempat kerja menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan kerugian yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan K3 secara umum merupakan syarat utama didalam setiap proses bekerja, karena itu seiring dengan bertambah pesatnya sektor perindustrian sekarang ini serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sehat melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan sekunder atau tersier dengan karakteristik tersendiri, yaitu padat modal, padat teknologi dan multiprofesi. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemahaman terhadap resiko-resiko yang dapat terjadi pada bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya pertumbuhan pembangunan khususnya bangunan tinggi oleh karena kebutuhan ruang bekerja, maka diperlukan juga peningkatan pemahaman terhadap
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah.keselamatan dan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur
Lebih terperinciINFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT
INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat dan signifikan yang mendorong perusahaan meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi
Lebih terperinciPENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN
PENGENDALIAN BAHAYA KEBAKARAN MELALUI OPTIMALISASI TATA KELOLA LAHAN KAWASAN PERUMAHAN DI WILAYAH PERKOTAAN Yulia Setiani Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknologi Pekanbaru yuliasetiani@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih terperinciK3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum
K3 KEBAKARAN Pelatihan AK3 Umum Kebakaran Hotel di Kelapa Gading 7 Agustus 2016 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN FENOMENA DAN TEORI API SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN FENOMENA & TEORI API Apakah...? Suatu proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan. Ungkapan yang sering kita dengar tersebut menggambarkan bahwa api mempunyai manfaat yang banyak tetapi juga dapat mendatangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu bencana/musibah yang akibatkan oleh api dan dapat terja mana saja dan kapan saja. Kebakaran yang akibatkan oleh ledakan atau ledakan yang akibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. Efisiensi biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Salah satu tugas organisasi yang penting adalah mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi sekarang ini, semua negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan bersaing satu sama lain dalam hal teknologi. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa penelitian yang terkait dengan kebakaran gedung diantaranya. Pertama penelitian oleh Erna Kurniawati pada tahun 2012 yang berjudul Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebakaran adalah peristiwa yang sering terjadi di lingkungan masyarakat. Dampak dari kebakaran ini adalah kerugian harta dan benda, serta jiwa manusia. Peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kota sebagai pusat berbagai kegiatan baik itu kegiatan perekonomian, kegiatan industri, kegiatan pendidikan, perdagangan, hiburan, pemerintahan dan juga sebagai
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN
PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN I. PENJELASAN UMUM Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena sangat bermanfaat dalam kemajuan bangsa. Dalam pembangunan industri terdapat beberapa industri dengan
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API
EVALUASI SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI PADA BANGUNAN ADMINISTRASI TINJAUAN TERHADAP BEBAN API Mahaenca Cio Kaban NRP : 9721067 NIRM : 41077011970302 Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir, MT.
Lebih terperinciPengertian umum dan sejarah pemadam kebakaran di Indonesia:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengadaan Proyek Pengertian umum dan sejarah pemadam kebakaran di Indonesia: Kebakaran adalah peristiwa terbakarnya sesuatu (rumah, gedung, hutan, dsb), secara
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.
1 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai pembangunan nasional tersebut maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) bahaya kebakaran pada bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan ( bahan tidak mudah terbakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki yang dapat menyebabkan cidera, sakit, atau kerusakan material. Kecelakaan tidak terjadi begitu
Lebih terperinciTabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan perubahan skala dan perkembangan
Lebih terperinci128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 merupakan salah satu wujud
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam, maupun faktor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gadis Novianita,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak ada seorang manusia pun yang menginginkan hidupnya berada dalam tekanan, kesulitan, dan tidak bahagia, karena pada kenyataannya setiap manusia ingin selalu merasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dapat dilakukan melalui penyelenggaraan negara yang bersifat demokratis dan berkedaulatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu penghasil karet yang ada di Indonesia yang memiliki areal perkebunan yang cukup luas. Badan Pusat Statistik propinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerugian harta benda dan dampak psikologis (IDEP, 2007)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam maupun
Lebih terperinciSistem Pencegahan dan. Kebakaran. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA Kecelakaan kerja Frank Bird Jr : kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aset negara yang sangat melimpah, baik aset sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun aset milik negara yang di kelola oleh pemerintah, baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Di era globalisasi ini persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di Indonesia mengalami perubahan yang besar. Perubahan ini ditandai dengan bertambah majunya teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional dan keramaian pembeli serta pedagang didalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Tradisional dan keramaian pembeli serta pedagang didalamnya merupakan dua hal yang kerap dijumpai, Di Indonesia Pasar tradisional telah mempunyai tempat tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Denpasar sebagaimana kota - kota besar di Indonesia juga mempunyai masalah yang sama di bidang kebencanaan. Bencana yang kerap timbul di kota besar Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan tanah untuk tempat tinggal dan kegiatan aktifitas lainnya. Selain itu, meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan kondisi alam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia industri saat ini mendorong berbagai teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota yang dipicu oleh kegiatan ekonomi menimbulkan berbagai efek. Salah satu efek tersebut adalah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah negara yang kaya akan gunung api dan merupakan salah satu negara yang terpenting dalam menghadapi masalah gunung api. Tidak kurang dari 30
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas mengenai kasus
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas mengenai kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kota Riau, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia diperkirakan cukup rendah. Kondisi demikian sudah menjadi perhatian pemerintah dan bisnis sejak
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya
- 1 - Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa pulau. Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan peran transportasi yang baik, berupa
Lebih terperinciDinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran memiliki visi dan misi sebagai berikut. Visi dan misi Dinas Kebakaran yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DisKar) Kota Bandung merupakan pelaksanaan sebagian kewenangan daerah dalam bidang pencegahan dan penanggulangan
Lebih terperinci2012, No
9 10 11 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL SPM BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN/KOTA
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Melakukan manajemen resiko berarti merencanakan masa depan dengan lebih sistematis, matang dan terencana. Kita semua menginginkan jaminan kemakmuran,
Lebih terperinciTINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA
TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Untuk Menempuh Gelar Sarjana
Lebih terperinciKAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)
INFOMATEK Volume 18 Nomor 1 Juni 2016 KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG) Furi Sari Nurwulandari *) Program Studi Perencanaan Wilayah
Lebih terperinciGUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014
Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Hari, tanggal Selasa, 21 Oktober 2014 Sumber Berita http://palingaktual.com/
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 77 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEPADA KORBAN MUSIBAH KEBAKARAN WARGA KOTA SURABAYA
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 77 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN KEPADA KORBAN MUSIBAH KEBAKARAN WARGA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa telah terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan tulang punggung suksesnya pembangunan bangsa dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015... TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN A. UMUM Kebakaran senantiasa menimbulkan hal-hal yang tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah Indonesia saat ini, telah ditekankan pemberian kewenangan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era otonomi daerah Indonesia saat ini, telah ditekankan pemberian kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia, harta benda maupun lingkungan. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin pesat,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN PELAPORAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Lampiran XIIIc Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K/29/MEM/2000 LAMPIRAN XIIIc KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh industri harus memenuhi standar kualitas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era-globalisasi dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi, telekomunikasi dan transportasi, dunia seakan tanpa batas dan jarak. Dengan demikian pembangunan
Lebih terperinciKONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
MAKALAH KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Oleh : Viviany Angela Kandari NIM : 16202111018 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2017 1 DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciV BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1
Lebih terperinciBAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,
BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apabila negara dapat memberi peluang bagi seluruh masyarakat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional berdasarkan pancasila dan UndangUndang Negara Republik Indonesia Tahun 945 dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa ancaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan
Lebih terperinci