PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 65/PER-DJPB/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 65/PER-DJPB/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK"

Transkripsi

1 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 65/PER-DJPB/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan efektifitas dan tertib administrasi pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), perlu menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik; b. bahwa guna optimalisasi pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), perlu meninjau Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 7/KEP-DJPB/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424); 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

2 Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 189); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2007 tentang Monitoring Residu Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi dan Kontaminan Pada Pembudidayaan Ikan; 7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2010 tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan; 8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; 10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.04/MEN/2012 tentang Obat Ikan sebagaimana tekah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14/PERMEN-KP/2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 893); 11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1); 12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK. Pasal 1 Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik dipergunakan sebagai pedoman bagi Tim Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik dan Unit Pembudidayaan Ikan. Pasal 2 Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

3 Pasal 3 Pelaksanaan pendelegasian sebagian tugas kewenangan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) kepada Dinas Provinsi yang membidangi perikanan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal tersendiri. Pasal 4 Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 7/KEP-DJPB/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 5 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 2015 DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Ttd SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas Agung Witjaksono

4 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 65/PERMEN-DJPB/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kecenderungan masyarakat dunia terhadap persyaratan mutu dan keamanan pangan termasuk hasil perikanan budidaya yang semakin ketat, menuntut pembudidaya dalam memproduksi ikan untuk memperhatikan kualitas produk yang memiliki daya saing, serta ramah lingkungan, berkelanjutan, aman dikonsumsi dan mampu telusur. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) telah menetapkan kriteria dan standar yang harus diterapkan dalam pembudidayaan ikan. Untuk memberikan jaminan bahwa unit usaha pembudidayaan ikan telah menerapkan prinsip-prinsip CBIB maka dilakukan sertifikasi melalui penilaian kesesuaian standar CBIB. Dalam pelaksanaannya perlu diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) MAKSUD DAN TUJUAN Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi CBIB ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Asesor dan unit pembudidayaan ikan dalam proses Sertifikasi CBIB. Sedangkan tujuannya adalah untuk menjamin proses Sertifikasi CBIB dapat dilakukan secara efektif, terdokumentasi sesuai dengan sistem mutu dan mendapatkan pengakuan dari pemangku kepentingan (stakeholders) RUANG LINGKUP Ruang lingkup Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi CBIB terdiri dari : a. kriteria pemohon dan asesor; b. penerbitan sertifikat cbib; dan c. pengendalian.

5 1.4. KETENTUAN UMUM Dalam petunjuk pelaksanaan ini yang dimaksud dengan: 1. Cara Budidaya Ikan Yang Baik yang selanjutnya disingkat CBIB adalah cara memelihara dan/atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, benih, pakan, obat ikan dan bahan kimia serta bahan biologis. 2. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya. 3. Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan adalah upaya pencegahan yang harus diperhatikan dan dilakukan sejak pra produksi sampai dengan pendistribusian untuk mendapatkan hasil perikanan yang bermutu dan aman bagi kesehatan manusia. 4. Sertifikasi CBIB adalah serangkaian kegiatan penerbitan dan pengendalian sertifikat melalui penilaian kesesuaian yang dipersyaratkan dalam CBIB. 5. Sertifikat CBIB adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal bagi unit pembudidayaan ikan yang memenuhi persyaratan CBIB. 6. Tindakan koreksi adalah tindakan yang dilakukan oleh Asesi apabila terjadi ketidaksesuaian dalam pemenuhan persyaratan. 7. Unit pembudidayaan ikan adalah usaha pembesaran ikan baik yang dimiliki oleh perorangan, kelompok pembudidaya ikan atau badan hukum. 8. Perpanjangan Sertifikat CBIB adalah penilaian kesesuaian dalam rangka memperbaharui Sertifikat CBIB terhadap unit pembudidayaan ikan yang telah bersertifikat CBIB. 9. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan. 10. Asesmen adalah proses yang sistematis, independen dan terdokumentasi untuk mendapatkan rekaman, fakta atau informasi yang relevan, serta kajian yang obyektif untuk menentukan sejauh mana persyaratan telah terpenuhi.

6 11. Asesi adalah unit pihak (unit pembudidayaan ikan) yang menjadi obyek dalam asesmen. 12. Asesor adalah orang yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan Asesmen dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal. 13. Otoritas Kompeten adalah unit organisasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang diberi mandat oleh menteri untuk melakukan pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. 14. Pengendalian adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh otoritas kompeten untuk melakukan verifikasi terhadap kesesuaian antara penerapan sistem mutu oleh pelaku usaha dengan peraturan/ketentuan dalam rangka memberi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. 15. Pengawasan (surveilen) adalah kegiatan penilaian kesesuaian yang dilakukan secara sistematis dan berulang sebagai dasar untuk memelihara validitas pernyataan kesesuaian. 16. Tim Sertifikasi CBIB adalah tim yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal yang terdiri dari Asesor dan staf sekretariat untuk melakukan penilaian/asesmen dan pengendalian sertifikat. 17. Investigasi Sertifikasi CBIB adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan bukti dalam rangka menyelesaikan masalah yang terkait dengan keamanan produk antara lain hasil positif pengujian residu, penolakan negara pembeli, sertifikasi/logo CBIB. 18. Direktur Jenderal adalah direktur Jenderal yang melaksanakan tugas teknis di bidang perikanan budidaya. 19. Dinas adalah satuan kerja perangkat daerah di provinsi yang membidangi urusan perikanan.

7 BAB II KRITERIA PEMOHON DAN ASESOR 2.1. KRITERIA PEMOHON a. Unit pembudidayaan ikan perorangan, kelompok pembudidayaan ikan (POKDAKAN) atau perusahaan yang menghasilkan ikan konsumsi dan non konsumsi yang dipasarkan untuk lokal maupun ekspor; b. Telah menerapkan CBIB dalam budidaya minimal 1 (satu) musim tanam; c. Kegiatan usaha budidaya pada tahap pembesaran ikan ASESOR Asesor CBIB harus memiliki kompetensi dan persyaratan tertentu serta tidak berpihak yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Persyaratan Asesor CBIB harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki Sertifikat Asesor (sebelumnya disebut dengan Auditor) CBIB; b. memiliki kemampuan dalam disiplin ilmu dan teknologi yang terkait; c. memiliki kemampuan berkomukasi secara efektif dalam melakukan penilaian, baik tertulis maupun lisan; dan d. bebas dari berbagai tekanan (independen) Tugas dan tanggung jawab Tugas dan tanggung jawab Asesor CBIB adalah: a. Penilaian pendahuluan dan penilaian lapangan dalam rangka penerbitan dan pengendalian sertifikat CBIB. b. Bekerjasama dengan tim terkait sistem jaminan mutu keamanan dan hasil perikanan dalam melaksanakan pengawasan dan investigasi pada unit budidaya, antara lain Tim Pengendalian Residu dan Pengendalian Obat Ikan. c. Menghindari keberpihakan dengan tidak memberikan pembinaan, bimbingan maupun konsultasi kepada unit budidaya selama melaksanakan tugas asesmen.

8 BAB III PENERBITAN SERTIFIKAT CBIB Penerbitan Sertifikat CBIB dilakukan melalui proses: (i) permohonan, (ii) penilaian, (iii) pelaporan hasil, dan (iv) pemberian sertifikat. Diagram alir penerbitan sertifikat CBIB dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram Alir Penerbitan Sertifikat CBIB 3.1 Permohonan (1) Permohonan Sertifikasi CBIB ditujukan kepada Direktur Jenderal cq. Direktur Produksi (Format1), dilengkapi dengan dokumen administrasi dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kab/Kota. Dokumen administrasi meliputi: a. Copy Izin Usaha Perikanan (IUP) bagi unit usaha berbadan hukum/tanda Pencatatan Usaha Pembudidayaan Ikan/Surat Keterangan bagi pembudidaya atau kelompok pembudidaya ikan; b. Data Unit Pembudidayaan Ikan (Format 2); c. Gambar Layout bangunan dan petakan Unit Pembudidayaan ikan; d. Struktur Organisasi dan uraian tugas (untuk unit budidaya dengan jumlah pekerja 3 orang). (2) Permohonan dapat disampaikan secara langsung atau melalui pos, fax, dan/atau surat elektronik dengan alamat: sertifikasicbib@yahoo.com. (3) Direktur Produksi meneruskan surat permohonan kepada Sekretariat Sertifikasi CBIB untuk dilakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen. (4) Sekretariat memeriksa persyaratan kelengkapan dokumen dengan mengisi Tanda Terima Dokumen Permohonan, Audit Kecukupan dan

9 Rencana Kerja (Format 3). Apabila dokumen tidak lengkap disampaikan kepada pemohon untuk melengkapi kekurangan dokumen yang dipersyaratkan (Format 4). (5) Pemohon melengkapi kekurangan dokumen administrasi paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima surat pemberitahuan. (6) Direktur Produksi menugaskan Asesor CBIB untuk melakukan Asesmen (Format 5). Jumlah Asesor yang ditugaskan untuk penilaian dalam 1 (satu) unit pembudidayaan ikan tergantung skala dan kompleksitas manajemen unit pembudidayaan ikan. (7) Asesor sebelum melakukan Asesmen perlu mempelajari dokumen unit pembudidayaan ikan, dan mengidentifikasi hal-hal yang akan menjadi fokus Asesmen paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum pelaksaanaan Asesmen dengan melengkapi Tanda Terima Dokumen Permohonan, dan Audit Kecukupan (Format 3). (8) Tim Asesor berkoordinasi dengan Dinas dan Asesi mengenai pelaksanaan Asesmen. 3.2 Pelaksanaan Asesmen (1) Asesmen dilakukan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah penugasan dengan mengikuti tata cara Asesmen diatur dalam SNI dengan metode wawancara, pemeriksaan catatan/rekaman, sarana dan prasarana serta lingkungan sekitar menggunakan checklist penilaian (Format 6); (2) Asesor mengisi checklist secara lengkap, menulis bukti kesesuaian dan ketidaksesuaian dalam kolom keterangan. Temuan ketidaksesuaian dilengkapi dengan penjelasan masalah dan penanggung jawab dari bukti temuan, serta acuan/spo yang dilanggar (PLOR-problem, location, objective evidence, reference). Setelah asesmen lapangan selesai, asesor merangkum temuan dengan menyalin PLOR dalam Laporan Hasil Asesmen Lapangan (Format 7), menyampaikannya kepada asesi, untuk disepakati dan ditandatangani bersama. (3) Laporan hasil Asesmen dibuat 2 (dua) rangkap, 1 (satu) rangkap diberikan ke Asesi sedangkan 1 (satu) rangkap disimpan oleh Asesor untuk proses selanjutnya. (4) Asesi diberikan kesempatan melakukan tindakan perbaikan dan menyampaikan laporan tindakan perbaikan (Format 8) kepada Asesor dalam jangka waktu yang disepakati paling lambat 1 (satu) bulan setelah

10 pelaksanaan Asesmen, dengan menyertakan bukti perbaikan, antara lain surat keterangan/pernyataan, hasil uji laboratorium, gambar perbaikan fisik di lapangan sesuai temuan ketidaksesuaian. (5) Asesor melakukan peninjauan terhadap laporan tindakan perbaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah laporan tindakan perbaikan diterima, dengan melengkapi Laporan Tindakan Perbaikan dan Peninjauan (Format 8). 3.3 Pelaporan Hasil (1) Asesor CBIB menyampaikan Laporan Penilaian kepada Direktur Produksi melalui Sekretariat CBIB (Format 9) paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah penilaian lapangan atau peninjauan tindakan perbaikan. (2) Sekretariat CBIB menyampaikan dokumen penilaian lapangan kepada Tim Reviewer untuk pemeriksaan. (3) Tim Reviewer memeriksa ketepatan dan kelengkapan asesmen lapangan, dan memberikan rekomendasi hasil penilaian dengan melengkapi bagian pemeriksaan pada checklist, hasil penilaian lapangan, peninjauan tindakan perbaikan. (4) Berdasarkan rekomendasi Tim Reviewer, Direktur menyampaikan memorandum hasil asesmen dan penerbitan sertifikat CBIB kepada kepada Direktur Jenderal (Format 10), paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah hasil review diterima. 3.4 Pemberian Sertifikat (1) Direktur Jenderal menerbitkan Sertifikat CBIB (Format 11) kepada unit pembudidayaan ikan yang dinyatakan lulus dan memenuhi persyaratan CBIB, berdasarkan Tingkat kelulusan pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Kelulusan CBIB Tingkat Ketidaksesuaian Keterangan Minor Mayor Serius Kritis A : Sangat Baik Kombinasi Minor dan Mayor 7, turun menjadi B B : Baik Kombinasi mayor dan serius 10, turun menjadi C C : Cukup NA * D : Tidak Lulus NA * NA * 5 1

11 (2) Tata cara penomoran Sertifikat CBIB mengacu pada ISO :2007 tentang standar Internasional untuk kode negara dan kode subdivisi. (3) Jangka waktu berlakunya sertifikat tergantung pada tingkat kelulusan, yaitu: a. Lulus dengan predikat A (Sangat Baik) berlaku 4 (empat) tahun sejak tanggal penerbitan. b. Lulus dengan predikat B (Baik) berlaku 3 (tiga) tahun sejak tanggal penerbitan. c. Lulus dengan predikat C (Cukup) berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal penerbitan. (4) Sertifikat disampaikan dengan Tanda Terima Sertifikat (Format 12) (5) Bagi unit pembudidayaan ikan yang tidak lulus diberikan pemberitahuan melalui surat (Format 13) dan dilakukan pembinaan oleh Dinas Provinsi dan Kab/Kota.

12 BAB IV PENGENDALIAN Kegiatan pengendalian Sertifikat CBIB dilakukan dalam rangka menjamin unit pembudidayaan ikan yang telah bersertifikat CBIB secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip CBIB sesuai dengan ketentuan. Kegiatan pengendalian ini dilakukan melalui pengawasan, investigasi penyalahgunaan dan perpanjangan Sertifikat CBIB. 4.1 Pengawasan Pengawasan Sertifikat CBIB bertujuan untuk menjaga konsistensi penerapan CBIB. 1) Pengawasan dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali (kecuali pada kejadian khusus) pada unit pembudidayaan ikan yang telah mendapatkan Sertifikat CBIB. 2) Sekretariat menyusun jadwal penilaian (pengawasan, penilaian ulang pada awal tahun (Format 14). Frekuensi pengawasan didasarkan pada penilaian resiko. 3) Direktur Produksi menugaskan Asesor CBIB untuk melakukan pengawasan. 4) Asesor melaksanakan pengawasan mengacu pada hasil Asesmen atau pengawasan sebelumnya. Asesor melaporkan hasil pengawasan tertulis kepada Direktur Produksi sesuai Surat Perintah Tugas (Format 5). 5) Apabila unit pembudidayaan ikan terbukti melakukan tindakan yang menyebabkan ketidaksesuaian dengan tingkat Kritis maka Direktur Jenderal melakukan Pembekuan Sertifikat CBIB dan disampaikan kepada unit pembudidaya ikan dalam waktu 3 (tiga) hari setelah Surat Pembekuan (Format 15) diterbitkan. 6) Unit pembudidayaan ikan diberikan kesempatan untuk melakukan Tindakan Perbaikan, dan menyampaikan Laporan Tindakan Perbaikan (Format 8) kepada Asesor paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah Surat Pembekuan diterbitkan. 7) Asesor melakukan peninjauan terhadap tindakan perbaikan dan melengkapi bagian Laporan Tindakan Perbaikan (Format 8). Asesor

13 melaporkan hasil pengawasan kepada Direktur Produksi dengan menyampaikan Laporan Hasil penilaian (Format 9) 8) Direktur Jenderal memberlakukan kembali sertifikat CBIB apabila unit pembudidayaan ikan dinilai memenuhi persyaratan CBIB (Format 16), sebaliknya jika dinilai tidak memenuhi persyaratan dilakukan pencabutan Sertifikat CBIB (Format 17). 9) Pembekuan, pencabutan dan pemberlakuan kembali Sertifikat CBIB diinformasikan kepada Otoritas Kompeten. 4.2 Perpanjangan Sertifikat Perpanjangan Sertifikat CBIB dilakukan pada unit pembudidayaan ikan yang masa berlaku sertifikatnya akan habis. 1) Unit Pembudidayaan Ikan mengajukan permohonan perpanjangan sertifikat CBIB paling singkat 1 (satu) bulan sebelum masa berlaku sertifikat habis, kepada Direktur Jenderal Budidaya cq. Direktur Produksi (Format 18) dilengkapi dengan data unit pembudidayaan ikan apabila terdapat perubahan. 2) Prosedur selanjutnya dalam rangka perpanjangan Sertifikat CBIB sesuai dengan penerbitan Sertifikat CBIB. 4.3 Investigasi Sertifikasi Investigasi sertifikasi CBIB dilakukan apabila terdapat masalah terkait keamanan produk antara lain hasil positif pengujian residu, penolakan negara pembeli, penyalahgunaan sertifikasi/logo CBIB. Diagram alir Investigasi Sertifikasi CBIB dapat dilihat pada Gambar 2.

14 Gambar 2. Diagram alir Investigasi Sertifikasi CBIB. 1) Direktur Jenderal cq. Direktur Produksi menerima laporan dan/atau informasi mengenai sertifikasi CBIB dengan dilengkapi bukti pendukung pelapor (Format 19). 2) Direktur Produksi menugaskan Asesor CBIB untuk melakukan investigasi sertifikasi (Format 5) 3) Asesor melakukan desk audit untuk menyusun rencana investigasi. Asesor dapat bekerjasama dengan tim lain dalam lingkup SJMKHP dalam melaksanakan inspeksi lapangan. Inspeksi lapangan dilakukan untuk menginvestigasi permasalahan dan mengumpulkan bukti yang diperlukan. 4) Asesor mengumpulkan bukti terlapor, melengkapi keterangan dan memberi kesimpulan investigasi (Format 19) untuk disampaikan pada Direktur Produksi melalui Sekretariat CBIB; 5) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya mencabut Sertifikat CBIB unit budidaya yang terbukti melakukan pelanggaran persyaratan Sertifikasi (Format 17) dan pemberitahuan disampaikan kepada pembudidaya dalam waktu 10 hari setelah investigasi dan ditembuskan kepada Dinas Provinsi untuk mengambil sertifikat CBIB yang asli dengan mengisi berita acara penarikan sertifikat (Format 20). 6) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya menyampaikan hasil investigasi kepada Kepala Dinas Provinsi (Format 21). 4.4 Pengaduan Pembudidaya ikan Pembudidaya ikan yang merasa dirugikan atau ingin menyampaikan keluhan yang dihadapi dalam proses Sertifikasi CBIB dapat menyampaikan

15 Pengaduan Sertifikasi CBIB secara tertulis (Format 22) kepada: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan

16 BAB V PENUTUP Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik merupakan pedoman bagi Tim Sertifikasi CBIB dan unit pembudidayaan ikan untuk menjamin proses Sertifikasi CBIB dapat dilakukan secara efektif, terdokumentasi sesuai dengan sistem mutu dan mendapatkan pengakuan dari pemangku kepentingan (stakeholders). DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Ttd SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas Agung Witjaksono

17

18 LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 65/PER-DJPB/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK Format 1. [KOP SURAT PEMOHON] SURAT PERMOHONAN SERTIFIKASI CBIB Nomor :, Lampiran : Hal : Permohonan Sertifikasi CBIB Yth. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi di- JAKARTA Bersama ini kami mengajukan permohonan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) pada: 1. Nama unit budidaya : Komoditas/jenis ikan : Alamat :... - Desa :... - Kecamatan :... - Kabupaten/Kota :... - Provinsi :... Sebagai bahan penilaian pendahuluan kami lampirkan persyaratan sebagai berikut: Copy Izin Usaha Perikanan (IUP) bagi unit usaha berbadan hukum/tanda Pencatatan Usaha Pembudidayaan Ikan/Surat Keterangan bagi pembudidaya atau kelompok pembudidaya ikan; Data Unit Pembudidayaan Ikan (Format 2); Gambar Layout bangunan dan petakan Unit Pembudidayaan ikan Struktur Organisasi dan uraian tugas*) SPO dan formulir pencatatan budidaya ikan. Dalam pelaksanaan sertifikasi ini, kami bersedia mengikuti dan mematuhi ketentuan yang berlaku dalam proses penilaian sertifikasi CBIB. Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Pimpinan ( ) Tembusan : 1. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi; 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota. Catatan : *) khusus untuk unit budidaya dengan personel 3 orang

19 Data Umum DATA UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN 1 Nama Unit Pembudidayaan Ikan Format 2. 2 Nama Pimpinan 3 HP/Telp dan Fax 4 Lokasi Usaha - Desa - Kecamatan - Kab/Kota - Propinsi GPS: 5 Luas bersih lahan budidaya 6 Status kepemilikan 7 Surat Keterangan Usaha/Dinas/IUP/TPUPI 8 Tahun mulai berbudidaya ikan (copy dilampirkan) Data Budidaya dan Produksi 1 Komoditas yang dibudidayakan (jenis ikan) 2 Asal benih (Nama hatchery & lokasi) 3 Hasil produksi 1 x panen (ton) 4 Jumlah siklus pemeliharaan (kali/th) 5 Pembeli hasil panen (nama & kota) Data Fasilitas Gambar tata letak/lay-out bangunan dan unit budidaya dilampirkan 1 Sumber air*): air tanah/mata air/ sungai.../waduk... Jenis Fasilitas 2 Tambak/Kolam/KJA/Karamba/... 3 Gudang - Pakan - Peralatan - Sarana lain... 4 Laboratorium - Kualitas air - Lainnya... 5 Sarana Lain - Akomodasi pekerja - Tempat ibadah - Fasilitas sosial lain Jumlah Ukuran Konstruksi

20 Rincian fasilitas untuk Tambak/Kolam 6 Tandon 7 Saluran air - Saluran pasok - Saluran buang 8 Pintu air - Pintu masuk - Pintu buang Data Personel Struktur organisasi dilampirkan (bagi unit budidaya dengan pekerja 3 orang) 1 Penanggung jawab produksi 2 Penanggung jawab mutu 3 Produksi 4 Mesin 5 Laboratorium Bagian Jumlah Pendidikan

21 Format 3. Tanda Terima Dokumen Permohonan Telah terima berkas permohonan Sertifikasi / Perpanjangan Sertifikat *) CBIB dari: Nama Unit Budidaya : Lokasi : Tempat/tgl : Pemeriksaan Dokumen, Audit Kecukupan & Rencana Kerja No Uraian Pemeriksaan Dokumen (ada/tidak) 1 Surat Permohonan (FL/01/PB/001) 2 Copy IUP/TPUPI/Surat Keterangan 3 Data umum (FL/01a/PB/001) 4 Daftar fasilitas (FL/01b/PB/001) 5 Daftar SPO & catatan (FL/01c/PB/001) 6 Jumlah & pendidikan tenaga kerja (FL/01d/PB/001) 7 Struktur Organisasi dan uraian tugas 8 Gambar Layout bangunan dan petakan 9 Sertifikat CBIB Audit kecukupan (Cukup/tidak) Tanggal Pemeriksaan.../... /....../... /... Nama Penerima/peme riksa Tanda tangan Pemeriksa KEPUTUSAN: Proses dilanjutkan/melengkapi dokumen*) Dilanjutkan/tidak*) Dilanjutkan/tidak*) Keterangan: *) Coret yang tidak perlu Hal-hal yang perlu diperiksa dalam penilaian lapangan (sesuai kolom catatan): Nama Asesor : Tanggal Persiapan : Tanda Tangan : Catatan

22 [KOP SURAT DJPB] Format 4. Nomor : /DPB/TU.210.D3/ / tgl, bulan, tahun Lampiran : Hal : Kelengkapan Persyaratan Sertifikasi CBIB Yth. Pimpinan Unit Usaha Budidaya.. Di - Tempat Sehubungan dengan pengajuan Surat Permohonan/ Perpanjangan*) Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) Unit Pembudidayaan Ikan, sesuai dengan Saudara No :, tanggal/ bulan/ tahun. dan pemeriksaan kelengkapan persyaratan dokumen seperti pada tabel di bawah : Pemeriksaan Dokumen, Audit Kecukupan dan Rencana Kerja No Uraian Pemeriksaan Dokumen (ada/tidak) 1 Surat Permohonan (FL/01/PB/001) 2 Copy IUP/TPUPI/Surat Keterangan 3 Data umum (FL/01a/PB/001) 4 Daftar fasilitas (FL/01b/PB/001) 5 Daftar SPO & catatan (FL/01c/PB/001) 6 Jumlah & pendidikan tenaga kerja (FL/01d/PB/001) 7 Struktur Organisasi dan uraian tugas 8 Gambar Layout bangunan dan petakan 9 Sertifikat CBIB Audit kecukupan (Cukup/tidak) Keterang an Berdasarkan hasil pemeriksaan kelengkapan persyaratan dokumen tersebut, mohon agar dokumen yang belum memenuhi persyaratan dapat dilengkapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih. a.n. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Produksi, Keterangan : *) Coret yang tidak perlu Tembusan : 1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (sebagai laporan); 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi ;

23 [KOP SURAT DJPB] Format 5. Nomor :, Lampiran : Hal : Surat Perintah Tugas Asesmen Sertifikasi CBIB Yth. Sehubungan dengan Permohonan Saudara/akan habisnya masa berlaku Sertifikat CBIB/Pengawasan CBIB/perlunya verifikasi atas informasi terkait Sertifikat CBIB/Pengendalian pendelegasian Sertifikasi CBIB*) kami menugaskan kepada Asesor: No Nama /NIP Jabatan/Institusi Keterangan Untuk melaksanakan penilaian dalam rangka Penerbitan/Perpanjangan/Pengawasan/Investigasi/Verifikasi*) Sertifikasi CBIB pada unit budidaya. di Desa Kec... Kab. / Provinsi. pada tanggal Sehubungan dengan hal itu, kami harapkan kesediaan Saudara untuk mengijinkan dan membantu kelancaran pelaksanaan tugas Asesor dalam penilaian sertifikasi CBIB ada unit budidaya dimaksud/sekretariat CBIB Provinsi. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih. a.n. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Produksi Tembusan : 1. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi.. 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota. Keterangan: *) coret yang tidak sesuai.

24 Format 6. CHECKLIST PENILAIAN CBIB Nama Unit Budidaya Lokasi dan Koordinat GPS Komoditas Nama Personil Unit Budidaya Nama Asesor Tanggal Penilaian No Persyaratan Kese suaian 1. Lokasi Unit usaha budidaya berada pada lingkungan yang sesuai di mana resiko keamanan pangan dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik diminimalisir. 2. SUPLAI AIR Unit usaha mempunyai sumber air yang baik dan air pasok terhindar dari sumber polusi. 3 TATA LETAK DAN DESAIN 3.1 Area usaha budidaya hanya digunakan untuk pembudidayaan ikan 3.2 Unit usaha budidaya mempunyai desain dan tata letak yang dapat mencegah kontaminasi silang. 3.3 Toilet, septic tank, gudang dan fasilitas lainnya terpisah dan tidak berpotensi mengkontaminasi produk budidaya. 3.4 Unit usaha budidaya memiliki fasilitas pembuangan limbah cair ataupun padat yang ditempatkan di area yang sesuai. 3.5 Wadah budidaya seperti karamba dan jaring di-desain dan dibangun agar menjamin kerusakan fisik ikan yang minimal selama pemeliharaan dan panen 4 KEBERSIHAN FASILI-TAS & PERLENGKAPAN 4.1 Unit usaha budidaya dan lingkungannya dijaga kondisi bersih & higienis. Dilakukan tindakan pencegahan 4.2 terhadap binatang dan hama yang menyebabkan kontaminasi. 4.3 BBM, bahan kimia (desinfektan, pupuk, reagen), pakan dan obat ikan disimpan dalam tempat yang terpisah dan aman. Ketidaksesuaian Mn Mj Sr Kr ( ) ( ) Keterangan (diisi asesor dengan kalimat PLOR)

25 No Persyaratan Kese suaian 4.4 Wadah, perlengkapan dan fasilitas budidaya dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan kontaminasi. 4.5 Fasilitas dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis dan dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan; serta (bila perlu) didesinfeksi dengan desinfektan yang diizinkan. 5 PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA 5.1 Wadah budidaya dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih 5.2 Dalam persiapan wadah dan air, hanya mengguna kan pupuk, probiotik dan bahan kimia yang direkomendasikan. 6 PENGELOLAAN AIR 6.1 Dilakukan upaya filterisasi air atau pengendapan serta menjamin kualitas air yang sesuai untuk ikan yang dibudidayakan. 6.2 Monitor kualitas air sumber secara rutin untuk menja min kesehatan & kebersihan ikan yang dibudidayakan. 7 BENIH 7.1 Benih yang ditebar dalam kondisi sehat dan berasal dari unit pembenihan ber sertifikat & tidak mengan dung penyakit berbahaya maupun obat ikan 8 PAKAN 8.1 Pakan ikan yang digunakan memiliki nomor pendaftaran/ sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal atau surat jaminan dari Institusi yang berkompeten. 8.2 Pakan ikan disimpan dengan baik dalam ruang yang kering dan sejuk untuk menjaga kualitas serta digunakan sebelum tanggal kadaluarsa 8.3 Pakan tidak dicampur bahan tambahan seperti antibiotik, obat ikan, bahan kimia lainnya atau hormon yang dilarang dan bahan tambahan harus terdaftar. 8.4 Pakan buatan sendiri harus dibuat dari bahan yang direkomendasikan oleh DJPB dan tidak dicampur dengan bahanbahan terlarang (antibiotik, pestisida, logam berat) 8.5 Pemberian pakan dilakukan dalam efisiensi sesuai dengan dosis yang direkomendasikan. Ketidaksesuaian Mn Mj Sr Kr ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Keterangan (diisi asesor dengan kalimat PLOR)

26 No Persyaratan Kese suaian Ketidaksesuaian Mn Mj Sr Kr 8.6 Pakan berlabel/memiliki informasi yang mencantumkan komposisi, ( ) tanggal kadaluarsa, dosis dan cara pemberian dengan jelas dalam bahasa Indonesia. 9 PENGGUNAAN BAHAN KIMIA, BAHAN BIOLO-GI DAN OBAT IKAN 9.1 Hanya menggunakan obat ikan, bahan kimiawi dan biologis yang diizinkan (dengan nomor registrasi dari DJPB) 9.2 Penggunaan obat yang diizinkan sesuai petunjuk dan pengawasan (obat keras harus digunakan di bawah pengawasan petugas yang berkompeten) 9.3 Obat ikan, bahan kimia dan ( ) biologis disimpan dengan baik sesuai spesifikasi. 9.4 Penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologis sesuai instruksi dan ketentuan/petunjuk pada label. 9.5 Dilakukan test untuk mendeteksi residu obat ikan dan bahan kimia dengan hasil di bawah ambang batas. 9.6 Obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi yang digunakan mempunyai label yang menjelaskan: dosis dan aturan pemakaian, tanggal kadaluarsa dan masa henti obat yang ditulis dalam bahasa Indonesia. 10 PENGGUNAAN ES DAN AIR 10.1 Air bersih digunakan dan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk panen, penanganan hasil dan pembersihan Es hanya berasal dari pemasok ( ) yang disetujui dan menggunakan air minum/ bersih 10.3 Es diterima dalam kondisi saniter 10.4 Es ditangani dan disimpan dalam kondisi higienis 11 PANEN Keterangan (diisi asesor dengan kalimat PLOR) 11.1 Perlengkapan & peralatan mudah dibersihkan dan dijaga dalam kondisi bersih dan higienis 11.2 Panen dipersiapkan dengan baik untuk menghindari pengaruh temperatur yang tinggi pada ikan Pada saat panen dilakukan upaya untuk menghindari terjadinya penurunan mutu dan kontaminasi ikan ( )

27 No Persyaratan Kese suaian 11.4 Penanganan ikan dilakukan secara higienis dan efisien sehingga tidak menim-bulkan kerusakan fisik 12 PENANGANAN HASIL 12.1 Peralatan dan perleng-kapan untuk penanganan hasil mudah dibersihkan dan didisinfeksi (bila perlu) serta selalu dijaga dalam keadaan bersih 12.2 Ikan mati segera didingin-an dan diupayakan suhunya mendekati 0 C di seluruh bagian Proses penanganan seperti pemilihan, penimbangan, pencucian, pembilasan, dll dilakukan dengan cepat dan higienis tanpa merusak produk Berdasarkan persyaratan yang berlaku, bahan tambahan & kimia yang dilarang tidak digunakan pada ikan yang diangkut. 13 PENGANGKUTAN 13.1 Peralatan dan fasilitas pengangkutan yang digunakan mudah dibersihkan dan selalu terjaga kebersihannya (boks, wadah, dll) 13.2 Pengangkutan dalam kon disi higienis untuk meng-hindari kontaminasi (seper ti udara, tanah, air, bahan kimia, dll) dan kontaminasi silang Suhu produk selama pengangkutan mendekati suhu cair es (0 C) pada seluruh bagian produk Tambahan Pertimbangan untuk penanganan dan pengangkutan ikan hidup 13.4 Ikan hidup ditangani dan dijaga dalam kondisi yang tidak menyebabkan kerusakan fisik atau kontaminasi 14 PEMBUANGAN LIMBAH 14.1 Limbah (cair, padat dan berbahaya) dikelola (dikumpulkan & dibuang) dengan cara yang higienis dan saniter untuk mencegah kontaminasi 15 PENCATATAN 15.1 Dilakukan rekaman pada jenis dan asal pakan (pakan pabrikan) serta bahan baku pakan ikan (untuk pakan buatan sendiri) Penyimpanan rekaman penggunaan obat ikan, bahan kimia dan bahan biologi atau Ketidaksesuaian Mn Mj Sr Kr ( ) ( ) ( ) Keterangan (diisi asesor dengan kalimat PLOR)

28 No Persyaratan Kese suaian perlakuan lain selama masa pemeliharaan Penyimpanan rekaman kualitas air (air sumber, air pasok, air pemeliharaan dan limbah cair) sesuai kebutuhan (lihat poin 6) Penyimpanan rekaman kejadian penyakit yang mungkin berdampak pada keamanan pangan produk perikanan 15.5 Rekaman panen disimpan dengan baik Catatan/ Rekaman pengangkutan Ikan disimpan dengan baik 16 TINDAKAN PERBAIKAN 16.1 Tindakan perbaikan (atas bahaya kemanan pangan) dilakukan sebagai kegiatan yang rutin dan terkendali. Tindakan perbaikan dilakukan dengan tepat dan segera sesuai dengan masalah yang ditemukan. 17 PELATIHAN 17.1 Pemilik unit usaha atau pekerja sadar dan terlatih (pelatihan, seminar, workshop, socialization, dsb) dalam mencegah dan mengendalikan bahaya keamanan pangan dalam perikanan budidaya. 18 KEBERSIHAN PERSONIL 18.1 Pekerja yang menangani ikan dalam kondisi sehat. Ketidaksesuaian Mn Mj Sr Kr ( ) ( ) Keterangan (diisi asesor dengan kalimat PLOR) Pemeriksaan oleh Tim Reviewer TIM PENILAI : Nama Reviewer: ttd Tanggal: Catatan: [ ] ( ) 2. ( ) 3. ( ) Kesimpulan: sesuai/perlu penjelasan Tindak lanjut:...

29 Format 7. LAPORAN HASIL ASESMEN LAPANGAN Nama Unit Budidaya : Lokasi dan Koordinat GPS : Komoditas : Nama Personil Unit Budidaya : Nama Asesor : Tanggal Penilaian : Jumlah Ketidaksesuaian : Referensi No : Minor : [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ] Mayor : [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ] Serius : [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ], [ ] Kritis : [ ], [ ], [ ], [ ] Uraian Temuan Ketidaksesuaian : (diisi Asesor dengan kalimat PLOR sesuai checklist) No. Tindakan perbaikan disampaikan selambatnya tanggal:... *Coret yang tidak perlu Pimpinan/perwakilan Unit Budidaya Ikan TIM PENILAI 1. ( ) 2. ( ) (...) 3. ( ) Pemeriksaan oleh Tim Reviewer Nama Reviewer: ttd Tanggal: Catatan: [ ]... Kesimpulan: sesuai/perlu penjelasan Tindak lanjut:...

30 Format 8. LAPORAN TINDAKAN PERBAIKAN DAN PENINJAUAN Nama Asesi : Lokasi : Tanggal Penilaian : No 1 Temuan Tindakan Perbaikan (bukti dilampirkan) Target Selesai Tanggal Selesai Hasil Peninjauan (diisi Tim Asesor) Kesimpulan (diisi Tim Asesor) (Verifikasi Tim Asesor) Tanggal penerimaan Dokumen: Tanggal peninjauan Dokumen : Nama Asesor CBIB : Tandatangan : Hasil akhir*): (diisi oleh Asesi) Tanggal Kirim : Nama : Jabatan : Tandatangan & Cap Pemeriksaan oleh Tim Reviewer Nama Reviewer: ttd Tanggal: Catatan: [ ]... Kesimpulan: sesuai/perlu penjelasan Tindak lanjut:...

31 Format 9. LAPORAN PENILAIAN/PENGAWASAN/VERIFIKASI No. MEMORANDUM Yth. : Direktur Produksi Dari : (Asesor CBIB) Hal : Laporan perjalanan dinas penilaian/pengawasan/verifikasi CBIB Tanggal : Sehubungan dengan tugas kami sesuai SPT No... tanggal... untuk melakukan Asesmen Sertifikasi/Verifikasi*) CBIB di Kabupaten/Kota... pada tanggal..., terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Asesmen Lapangan untuk masing-masing unit pembudidayaan ikan, sebagai berikut : No Nama Unit Budidaya Lokasi Komodit as Wadah budidaya JumlahTemu an M n M y S r K r PENERBITAN (Baru) 1 2 PERPANJANGAN 1 2 PENGAWASAN 1 2 Data umum unit pembudidayaan ikan dan checklist penilaian lapangan, kami serahkan kepada Bidang Budidaya yang menangani Sertifikasi CBIB sebagai dokumen kelengkapan dalam proses penebitan Sertifikat CBIB. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan petunjuk Bapak selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih. *) Coret yang tidak perlu...

32 Format 10. DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI MEMORANDUM Nomor: Yth : Direktur Jenderal Dari : Direktur Produksi (Manajer Teknis Produksi) Hal : Laporan Sertifikasi dan Penerbitan Sertifikat CBIB Tanggal : Sehubungan dengan pelaksanaan Sertifikasi CBIB selama periode tanggal...s/d..., terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Asesmen Lapangan untuk masing-masing Unit Pembudidayaan Ikan yang telah lulus Sertifikasi, sebagai berikut : No dst Nama Unit Pembudidayaan Komoditas Lokasi Tingkat Kelulusan Sehubungan dengan hal tersebut mohon perkenan Bapak untuk menandatangani Sertifikat CBIB dimaksud. Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan petunjuk Bapak selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih. Direktur Produksi, *) Coret yang tidak perlu...

33 Format 11. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA Ministry of Marine Affairs and Fisheries Directorate General of Aquaculture SERTIFIKAT CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK Good Aquaculture Practices Certificate Unit Pembudidayaan Ikan : The Aquaculture enterprise Alamat : Address Jenis produk : Commodity Diberikan kepada : This is to certify that telah memenuhi persyaratan Cara Budidaya Ikan yang Baik dengan nilai : has fulfilled the Good Aquaculture Practice requirements with grade SANGAT BAIK/BAIK/CUKUP EXCELLENT/GOOD/FAIR di : Jakarta : Dikeluarkan Issued in Pada tanggal Dated Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Director General of Aquaculture Sertifikat ini berlaku selama 4/3/2 tahun sejak tanggal dikeluarkan The certificate is valid for 4/3/2 years after issued date NOMOR SERTIFIKAT

34 Format 12. Tanda Terima Sertifikat CBIB Sehubungan dengan penerbitan Sertifikat Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) pada bulan... Tahun... maka telah diserahterimakan Sertifikat CBIB sebagai berikut: No Nama Unit Budidaya Lokasi Tanggal Tanda Tangan Penerima...,... Yang menyerahkan (nama jelas) instansi

35 Format 13. [KOP SURAT DJPB] Nomor : Lampiran : Hal : Hasil Penilaian Sertifikasi CBIB Yth. Pimpinan unit budidaya ikan Provinsi Berkenaan dengan penilaian Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) terhadap unit pembudidayaan ikan. Pada tanggal (tgl, bulan, tahun), kami sampaikan bahwa dari hasil penilaian yang telah dilakukan pada unit Saudara belum memenuhi persyaratan CBIB sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon agar Saudara dapat melakukan tindakan perbaikan atas temuan ketidaksesuaian yaitu: Selanjutnya Saudara dapat mengajukan kembali permohonan Sertifikasi CBIB sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. a.n Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Produksi Tembusan: 1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

36 Fomat 14. JADWAL PENGAWASAN SERTIFIKASI CBIB TAHUN... N o Nama Unit Budidaya Lokas i Nama Pengawa s Rencana Pengawasan Bulan A 1 Pengawasa n B 1 Penilaian Ulang Disusun di Pada Tanggal Disusun oleh (Sebutkan nama dan Jabatan dalam Tim) Tandatangan

37 Format 15. Nomor : /DPB/TU.210.D3/ / tgl, bulan, tahun Lampiran : 1 exp Hal : Pembekuan Sertifikat CBIB Yth. Pimpinan unit budidaya ikan Provinsi.. Berkenaan dengan pengawasan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) terhadap Unit Pembudidayaan Ikan... pada tanggal...(tgl, bulan, tahun), kami sampaikan bahwa dari hasil penilaian yang telah dilakukan pada unit Saudara dinilai belum konsisten memenuhi persyaratan CBIB (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik) sesuai dengan tingkatan kelulusan. Untuk itu Sertifikat CBIB Nomor :.. dinyatakan DIBEKUKAN UNTUK SEMENTARA Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon agar Saudara dapat melakukan tindakan perbaikan selambatnya tanggal... atas temuan ketidaksesuaian yaitu: dst Apabila tindakan perbaikan dinilai telah konsisten dalam memenuhi persyaratan CBIB maka sertifikat CBIB Saudara dapat DIBERLAKUKAN KEMBALI, sebaliknya apabila persyaratan CBIB tidak dapat diterapkan secara konsisten maka sertifikat CBIB Saudara dapat DICABUT. Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. a.n. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Produksi, Tembusan : 1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (sebagai laporan); 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi ;

38 Format 16. [KOP SURAT DJPB] Nomor Lampiran Hal : Pemberlakuan kembali sertifikat CBIB Yth. Pimpinan unit pembudidayaan ikan Berkenaan dengan pengawasan Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) terhadap unit pembudidayaan ikan. pada tanggal. (tgl, bulan, tahun) dan tindakan perbaikan yang anda lakukan, kami sampaikan bahwa unit Saudara dinilai telah memenuhi persyaratan CBIB (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik sesuai dengan tingkatan kelulusan. Untuk itu Sertifikat CBIB Nomor: dinyatakan DIBERLAKUKAN KEMBALI Kami harapkan Saudara dapat menerapkan persyaratan CBIB secara konsisten pada unit budidaya Saudara. Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. a.n Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Produksi Tembusan: 1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya; 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi.

39 Format 17. Nomor : /DPB/TU.210.D3/ / tgl, bulan, tahun Lampiran : 1 exp Hal : Pencabutan Sertifikat CBIB Yth. Pimpinan unit budidaya ikan Provinsi.. Berkenaan dengan pengawasan/investigasi *) Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) terhadap Unit Pembudidayaan Ikan... pada tanggal...(tgl, bulan, tahun), kami sampaikan bahwa unit usaha Saudara telah terbukti tidak konsisten memenuhi persyaratan CBIB / telah menyalahgunakan Sertifikat CBIB*). Untuk itu Sertifikat CBIB Nomor : dinyatakan DICABUT Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon agar Saudara dapat menyerahkan Sertifikat CBIB kepada Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota, serta melakukan tindakan perbaikan atas temuan ketidaksesuaian yaitu **): dst Selanjutnya Saudara dapat mengajukan kembali permohonan Sertifikasi CBIB sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.**) Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. a.n. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Produksi, *) coret yang tidak perlu **) khusus pengawasan Tembusan : Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (sebagai laporan);

40 Format 18. [KOP SURAT PEMOHON] SURAT PERPANJANGAN SERTIFIKAT CBIB Nomor :, Lampiran : Hal : Permohonan Perpanjangan Sertifikat CBIB Yth. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Jl. Harsono RM No.3 Ragunan- Pasar Minggu Jakarta Sehubungan dengan akan berakhirnya masa berlaku Sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), bersama ini kami mengajukan permohonan Perpanjangan Sertifikat CBIB pada: Nama Unit Budidaya Komoditas/jenis ikan Alamat : : : Desa... Kecamatan... Kab/Kota Provinsi Sebagai bahan penilaian pendahuluan kami lampirkan persyaratan sebagai berikut: Copy Izin Usaha Perikanan (IUP) bagi unit usaha berbadan hukum/tanda Pencatatan Usaha Pembudidayaan Ikan/Surat Keterangan bagi pembudidaya atau kelompok pembudidaya ikan; Data Unit Pembudidayaan Ikan (FL01a/PB/00); Gambar Layout bangunan dan petakan Unit Pembudidayaan ikan Struktur Organisasi dan uraian tugas*) SPO dan formulir pencatatan budidaya ikan. Dalam pelaksanaan sertifikasi ini, kami bersedia mengikuti dan mematuhi ketentuan yang berlaku dalam proses penilaian sertifikasi CBIB. Demikian kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Tembusan : 1. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi; 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota. Catatan : Berilah tanda pada kotak yang sesuai ( ) Pimpinan cap dan ttd (Nama lengkap & Jabatan)

41 Format 19. Investigasi Sertifikasi CBIB Identitas Pelapor Nama Pelapor : No. ID: Instansi : Tanggal Laporan : TTD : Laporan Nama Unit Pembudidayaan Ikan : Lokasi : Data/informasi yang dilaporkan serta bukti pendukung secara rinci adalah seperti pada Kolom (2) dan (3) berikut: No Data/Informasi Pelapor Bukti Pendukung Pelapor Bukti Terlapor Keterangan (1) (2) (3) (4)* (5)* Kesimpulan investigasi: Pimpinan/Wakil Unit Pembudidayaan Ikan Tim Asesor 1. Nama... (...) 2. Nama... (...) (...) 3. Nama... (...) Keterangan: * diisi oleh asesor yang ditugasi melakukan investigasi

42 Berita Acara Penarikan Sertifikat CBIB Format 20. Sehubungan dengan ketidakkonsistenan terhadap Persyaratan sertifikasi CBIB pada unit budidaya.. Pada hari ini, tanggal Bertempat di. Telah dilakukan penarikan Sertifikat CBIB atas nama unit budidaya tersebut di atas yang berlokasi di Kelurahan :.. Kecamatan:.. Kab/Kota :.. Provinsi :.. Untuk selanjutnya Sertifikat akan dikembalikan kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Unit budidaya tersebut di atas dapat mengajukan permohonan sertifikasi kembali setelah melakukan tindakan perbaikan dari temuan berupa..(*) (nama tempat, tanggal_bulan_tahun) Yang menerima, Yang menyerahkan, (TTD & Cap) (TTD & Cap) Nama jelas dan Jabatan Nama jelas dan Jabatan (*) disebutkan temuan dalam laporan hasil investigasi antara lain Pengujian produk (Konfirmatori) positif/penggunaan logo CBIB yang tidak sesuai ketentuan.

43 Format 21. Nomor : /DPB/TU.210.D3/ / tgl, bulan, tahun Lampiran : 1 exp Hal : Hasil Investigasi Sertifikasi CBIB Yth. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi.. Berkenaan dengan hasil investigasi Sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) terhadap Unit Pembudidayaan Ikan... pada tanggal...(tgl, bulan, tahun), kami sampaikan hasil investigasi sebagai berikut: Kami mohon kesediaan Saudara untuk menindaklanjuti hasil investigasi tersebut. Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. a.n. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Produksi, *) coret yang tidak perlu **) khusus pengawasan Tembusan : 1. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (sebagai laporan); 2. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi ;

44 Tanggal : PENGADUAN SERTIFIKASI CBIB Nama Pelapor : Tandatangan: Institusi& Jabatan: No. Tel : Alamat No Pelayanan yang dikeluhkan (diisi oleh pelaku usaha) Kerugian yang ditimbulkan (diisi oleh pelaku usaha) Penyelesaian (diisi oleh Sekretariat) Format 22. Bukti & Keterangan (diisi oleh Sekretariat) Telah diperiksa oleh Tim Sekretariat CBIB 1. Nama... (...) 2. Nama... (...) (Direktur Produksi) 3. Nama... (...) DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Ttd SLAMET SOEBJAKTO Disalin sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas Agung Witjaksono

45

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 66/PER-DJPB/2015 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 66/PER-DJPB/2015 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 66/PER-DJPB/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN TUGAS SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK KEPADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SELAKU OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan.. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2154, 2016 KEMEN-KP. Sertifikat Kelayakan Pengolahan. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER /MEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER /MEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER /MEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 - 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2016 TENTANG CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2016 TENTANG CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2016 TENTANG CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG MONITORING RESIDU OBAT, BAHAN KIMIA, BAHAN BIOLOGI, DAN KONTAMINAN PADA PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, \ PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PERMEN-KP/2015 TENTANG PENGENDALIAN RESIDU OBAT IKAN, BAHAN KIMIA, DAN KONTAMINAN PADA KEGIATAN PEMBUDIDAYAAN IKAN KONSUMSI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM...

OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM... Form 1 : Surat Penugasan Inspeksi OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM... NOMOR : LAMPIRAN : 1 (SATU) LEMBAR HAL : INSPEKSI CPIB PADA UNIT PENGUMPUL/SUPLIER

Lebih terperinci

Ksemakin ketat, menuntut pembudidaya ikan dalam

Ksemakin ketat, menuntut pembudidaya ikan dalam KATA PENGANTAR ecenderungan tuntutan masyarakat konsumen global terhadap persyaratan mutu dan keamanan pangan yang Ksemakin ketat, menuntut pembudidaya ikan dalam memproduksi ikan untuk menerapkan Prinsip

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN LAPANG DALAM RANGKA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PEMBUATAN OBAT IKAN YANG BAIK DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.23.04.12.2207 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.04.12.2207 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TATA CARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 63A/PER-DJPB/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN

PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PUSAT KARANTINA IKAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 K

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN SARANA TEKNIS DAN PENINGKATAN KAPASITAS KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP 2010 KATA PENGANTAR Perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

PROSEDUR. Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Berdasarkan Konsepsi HACCP : AM/OK/SM/01 : - : - : 1 / 9

PROSEDUR. Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Berdasarkan Konsepsi HACCP : AM/OK/SM/01 : - : - : 1 / 9 : 1 / 9 No. Copy : Tanggal diedarkan : Tanda Tangan : DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH NAMA BAG POSISI TT TANGGAL LEMBAR DISTRIBUSI : 2 / 9 DAFTAR RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN Tanggal Perubahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 369/KEP-BKIPM/2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 369/KEP-BKIPM/2014 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO.16, JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELP. : (021) 3519070 (HUNTING),

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2011 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN PANGAN DI INDUSTRI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGOLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR: P.15/VI-BPPHH/2014 TENTANG MEKANISME PENETAPAN LEMBAGA VERIFIKASI

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor No. 1576, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. CPIB. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35/PERMEN-KP/2016 TENTANG CARA PEMBENIHAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2011 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR: 129.1/Kpts/HK.320/12/07 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR: 129.1/Kpts/HK.320/12/07 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR: 129.1/Kpts/HK.320/12/07 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN REKOMENDASI TEKNIS USAHA PERKEBUNAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR

Lebih terperinci

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN. BAB I KETENTUAN UMUM PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/ /9/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/ /9/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/Permentan/PD.410/9/2013.410/9/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 85/Permentan/PD.410/8/2013 TENTANG PEMASUKAN SAPI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA OBAT IKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA OBAT IKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA OBAT IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN RISIKO KEAMANAN PANGAN DI INDUSTRI FORMULA BAYI, FORMULA LANJUTAN, DAN FORMULA PERTUMBUHAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.54, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Benih Bina. Peredaran. Produksi. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 08/MEN/2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKAN IKAN JENIS ATAU VARIETAS BARU KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SEGAR HASIL PERTANIAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG

=DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG =DITUNDA= PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Pert/SR.130/2/2006 TENTANG PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN KETENTUAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 505/Kpts/SR.130/2/12/2005 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/Permentan/SR.140/8/2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/Permentan/SR.120/1/2014 TENTANG PRODUKSI, SERTIFIKASI, DAN PEREDARAN BENIH BINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.12/MEN/2011 TENTANG HASIL PERIKANAN DAN SARANA PRODUKSI BUDIDAYA IKAN DARI NEGARA JEPANG YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN TAHUN 2018 DAFTAR FORMAT

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN TAHUN 2018 DAFTAR FORMAT LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN TAHUN 2018 DAFTAR FORMAT NO ISI LAMPIRAN 1. Formulir 1 Surat Usulan Bantuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Pert/HK.060/2/2006 TENTANG PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH MENTERI PERTANIAN, Menimbang: a. Mengingat : 1. bahwa pupuk organik dan pembenah tanah sangat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2014 TENTANG RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2014 TENTANG RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PERMEN-KP/2014 TENTANG RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2015, No Perdagangan Antarpulau Gula Kristal Rafinasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran

2015, No Perdagangan Antarpulau Gula Kristal Rafinasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran No.1520, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Gula Kristal Rafinasi. Perdagangan. Antarpulau. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/9/2015 TENTANG PERDAGANGAN ANTARPULAU

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1553,2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Minyak Goreng Sawit. SNI. Pemberlakuan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/M-IND/PER/12/2013 TENTANG PEMBERLAKUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 TENTANG ANDON PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 TENTANG ANDON PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2014 TENTANG ANDON PENANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENT

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL TENT No.821, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Tanda SNI. Tanda Kesesuaian Berbasis SNI. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TANDA SNI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/SR.130/5/2009 TAHUN 2009 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/SR.130/5/2009 TAHUN 2009 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/SR.130/5/2009 TAHUN 2009 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang:

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR3 TAHUN2017 TENTANG PEMBENTUKAN OTORITAS KOMPETENSI KEAMANAN PANGAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.600, 2013 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Rumput Laut. Asal. Sertifikat. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7/PERMEN-KP/2013 TENTANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN OTORITAS KOMPETEN KEAMANAN PANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN TANDA KESELAMATAN Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 24 ayat

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK

PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayahnya, penyusunan Pedoman Teknis Sertifikasi Cara Karantina

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/2007................... TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 74 /KEP-BKIPM/2015 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 74 /KEP-BKIPM/2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 16 JAKARTA 10110, KOTAK POS 4130 JKP 10041 TELEPON (021) 3519070 (LACAK),

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL 33 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 633/MPP/Kep/10/2002 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN LABORATORIUM METROLOGI LEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan. No.81, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2008 TENTANG JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa produk pangan segar asal tumbuhan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR DAN/ATAU IZIN PEMANFAATAN AIR LIMBAH KE TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci