BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1. menunjukkan bahwa berdasarkan Survei Proyeksi Indikator

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1. menunjukkan bahwa berdasarkan Survei Proyeksi Indikator"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kenaikan sejak kuartal pertama tahun 2015 sebesar 4,73% dan sebesar 5,08% pada kuartal kedua tahun Gambar 1.1. menunjukkan bahwa berdasarkan Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan III 2016 mengindikasikan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan tumbuh sebesar 5,06% (yoy). Perkiraan tersebut masih berada pada kisaran proyeksi Bank Indonesia sebesar 4,9-5,3% (yoy). Optimisme pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan investasi dan daya beli masyarakat yang diperkirakan masih kuat. Bank Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami peningkatan yang dapat mencapai angka tertinggi 5,31 % pada kuartal ketiga pada tahun Gambar 1.1 Perkiraan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia (Sumber: ekonomi) 1

2 Menurut laporan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), kinerja perbankan di kuartal I 2016 mengalami penurunan kualitas kredit, perlambatan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) bruto perbankan naik dari 2,49% pada Desember 2015 menjadi 2,83% pada Maret Seiring dengan kenaikan rasio NPL, pertumbuhan year on year NPL nominal juga mengalami kenaikan dari 27,14% menjadi 27,91%. Sementara itu, pertumbuhan kredit mengalami penurunan dari 10,44% menjadi 8,71%. Penurunan di sisi kredit juga diikuti dengan penurunan penghimpunan dana pihak ketiga dari 7,26% menjadi 6,44%. Perkembangan kualitas kredit, penyaluran kredit kepada masyarakat serta penghimpunan dana pihak ketiga dijelaskan dalam Gambar 1.2. di bawah ini. Gambar 1.2: Non Performing Loan, Kredit, dan Dana Pihak Ketiga Perbankan (Sumber : Lembaga Penjamin Simpanan Triwulan II 2016) Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, disebutkan bahwa. 2

3 1) Kriteria Usaha Mikro adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,00 tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,00. 2) Kriteria Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari banyak Rp ,00 atau memiliki hasil penjualan tahun tidak lebih dari Rp ,00. 3) Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 sampai dengan paling banyak Rp ,00. Berdasarkan laporan Perkembangan Kredit UMKM triwulan I tahun 2016 dari Bank Indonesia disebutkan bahwa baki debet UMKM sebesar Rp828,6 trilyun atau tumbuh sekitar 14,9% meningkat jauh dibandingkan triwulan sebelum sebesar 8,2% (yoy). Pangsa pasar kredit UMKM terhadap total kedit perbankan pada periode laporan sebesar 20,1% atau meningkat dari triwulan sebelumya sebesar 19,9%. Komposisi kredit kepada UMKM terdiri dari kredit usaha mikro sebanyak 25,2%, kredit usaha kecil 29,5% dan kredit usaha menengah sebesar 45%. 3

4 Bank XYZ merupakan lembaga jasa keuangan perbankan yang bergerak menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan dalam kredit produktif serta penyediaan jasa keuangan lainnya. Bank XYZ melayani semua segmen nasabah mulai dari segmen ritel, usaha menengah kecil dan Mikro (UMKM), segmen komersial, korporasi. Berdasarkan laporan keuangan publikasi tahun 2015, kinerja keuangan Bank XYZ sebagai berikut. 1) Aset tumbuh sebesar 6,7% dibandingkan tahun Pertumbuhan ini disebabkan terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada masyarakat. Pertumbuhan tersebut masih di bawah pertumbuhan aset perbankan nasional tumbuh sebesar 9,3%. 2) Penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 6,4% dibandingkan tahun Pertumbuhan ini masih di bawah pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan nasional yang naik sebesar 7,3%. 3) Penyaluran kredit kepada pihak ketiga tumbuh sebesar 12,8% dibandingkan tahun 2014 atau masih di atas pertumbuhan perbankan nasional sebesar 10,4%. 4) Kualitas kredit sebesar 2,3% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,7%. 5) Keuntungan atau profit menurun sebesar 5% dibandingkan tahun Berdasarkan new release tanggal 23 Oktober 2016, kinerja keuangan Bank XYZ triwulan III tahun 2016 sebagai berikut. 4

5 1) Kredit tumbuh sebesar 11,5% dibandingkan posisi yang sama tahun Pertumbuhan tersebut masih di bawah bank-bank pesaing utama yang tumbuh di kisaran 16% sampai dengan 21%. 2) Dana pihak ketiga tumbuh sebesar 6% dibandingkan periode yang sama tahun ) Laba operasional tumbuh sebesar 14.5% dibandingkan posisi yang sama tahun Pertumbuhan tersebut masih di bawah bank-bank pesaing yang tumbuh di kisaran 17% sampai 23%. Sementara laba bersih menurun sebesar 17% dibandingkan posisi yang sama tahun Penurunan ini disebabkan adanya penambahan biaya pencadangan kredit. Menghadapi peluang bisnis yang masih terbuka dan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja secara berkesinambungan serta memberikan kualitas layanan terbaik kepada para nasabahnya membuat Bank XYZ perlu melakukan transformasi bisnis dan pengelolaan organisasi secara berkelanjutan. Bank XYZ telah menetapkan visi yaitu menjadi bank yang terbaik di kawasan regional. Untuk mencapai visi tersebut, Bank XYZ melakukan transformasi dengan fokus pada tiga strategi utama yaitu: 1) Pada segmen wholesale, dilakukan dengan strategi pendalaman relationship dengan nasabah. 2) Pada segmen ritel, dengan memberikan kemudahan akses nasabah small medium enterprise (SME) dan mikro ke jaringan distribusi Bank XYZ, melakukan penetrasi dan akuisisi nasabah yang difokuskan pada sektorsektor potensial, penawaran produk & layanan consumer one stop solution 5

6 yang lengkap dan berdaya saing serta memiliki inovasi untuk memperkuat dominasi di retail payment. 3) Mengintegrasikan bisnis di seluruh segmen yang ada di Bank XYZ, termasuk dengan perusahaan anak melalui budaya cross-sell, baik antar unit kerja yang menangani segmen wholesale dan ritel, serta mendorong regionalisasi bisnis dan mengoptimalkan jaringan distribusi di wilayah. Terkait dengan pengembangan kredit di segmen SME, Bank XYZ telah mengimplementasikan sejumlah strategi bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan current account and saving account (CASA) debitur maupun peningkatan kredit. Bank XYZ melakukan penetapan pricing yang kompetitif dibandingkan pesaing serta penghargaan bagi debitur yang memindahkan aktivitas transaksi yang semua di rekening pinjaman ke rekening CASA. Sementara itu strategi pemasaran kredit antara lain dengan melakukan strategi intensifikasi terhadap nasabah yang sudah memiliki produk holding CASA di Bank XYZ, namun belum memiliki fasilitas kredit. Strategi lainnya di segmen kredit adalah penetapan sektor ekonomi unggulan yang terintegrasi dengan sektor prioritas Bank XYZ serta menciptakan proses kredit yang cepat, lebih baik dan nyaman bagi calon debitur. Dalam rangka mencapai visi tersebut di atas, mendorong regionalisasi bisnis, mengoptimalkan jaringan distribusi di kantor wilayah (region office) dan mempercepat proses pengambilan keputusan, serta agar lebih memahami kebutuhan pelanggan (customer centric), Bank XYZ pada awal tahun 2015 telah melakukan perubahan struktur organisasi yang semula bersifat strategic business 6

7 unit (SBU) dan tersentralisasi di kantor pusat menjadi desentralisasi kepada kantor wilayah (regional office). Perubahan tersebut mencakup struktur organisasi, kebijakan, pendelegasian sebagian kewenangan dari kantor pusat ke kantor wilayah, bisnis proses serta penempatan sumber daya manusia. Pada struktur organisasi yang lama, SME Group selaku pengelola kredit segmen SME di kantor pusat memiliki kewenangan bisnis penuh, meliputi pengembangan strategis bisnis dan produk sampai dengan implementasi strategi pemasaran di setiap kantor wilayah, monitoring atau feedback, pengembangan jaringan distribusi dan sumber daya manusia, penilaian kinerja pegawai dan unit bisnis segmen SME yang ada di kantor wilayah, termasuk pengembangan kapabilitas proses bisnis. Perubahan struktur organisasi ini berakibat fungsi dan tanggungjawab eksekusi pemasaran serta sebagian kewenangan SME Group di kantor pusat beralih kepada kantor wilayah. SME Group bertanggungjawab kepada pengembangan strategi produk dan pemasaran secara nasional. Kantor wilayah (regional office) bertanggungjawab kepada pengembangan bisnis produk SME di wilayah tersebut antara lain mencakup pembuatan program akuisisi nasabah baru sesuai dengan karakter pelanggan dan potensi pada wilayahnya, implementasi strategi pemasaran produk yang telah ditetapkan oleh kantor pusat, pengembangan jaringan distribusi bisnis dan pengelolaan sumber daya manusia, penilaian kinerja segmen bisnis, dalam batas tertentu kantor wilayah memilik kewenangan memutus kredit. 7

8 Seorang kepala kantor wilayah dalam batas-batas tertentu menjadi seorang regional chief executive officer (RCEO) yang bertanggungjawab secara penuh terhadap pengembangan dan kualitas bisnis kredit segmen SME. Perubahan organisasi juga berakibat adanya perubahan mekanisme perintah (line of command) dan pertanggungjawaban (line of responsibility) kegiatan pemasaran antara fungsi SME Group di kantor pusat dan kantor wilayah. Adanya perubahan organisasi tersebut perlu dilakukan analisis terhadap efektifitas perubahan organisasi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan kegiatan pemasaran secara keseluruhan dan mendukung pertumbuhan dan kualitas kredit segmen SME Bank XYZ. Dalam penelitian ini lebih menekankan kepada empat aspek yaitu 1) struktur organisasi, 2) budaya organisasi, 3) strategi perusahaan, dan 4) komunikasi internal. Aspek pertama terkait dengan struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan susunan tugas yang digunakan agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tercermin dalam bagan organisasi (Jackson and Morgan, 1982 dalam Tran and Tian, 2013). Struktur organisasi merupakan arsitektur kompetensi bisnis, kepemimpinan, talent dan susunan dan hubungan fungsional (Wolf, 2002 dalam Tran and Tian, 2013). Sementara itu Walton (1986 dalam Tran and Tian, 2013) menyatakan bahwa struktur yang teridentifikasi digunakan sebagai dasar untuk mengorganisasi, termasuk tingkatan hirarki dan rentang tanggungjawab, peran dan posisi serta sebagai pedoman untuk mengintegrasikan dan menyelesaikan masalah. 8

9 Perubahan organisasi berhubungan dengan sistem dan prosedur baru, struktur dan teknik yang memiliki dampak secara langsung kepada organisasi pekerjaan dalam setiap bagian organisasi (Alsamydai, Alnaimi, Alnidawy dan Al- Kasasbeh, 2013). Perubahan organisasi mencakup beberapa aspek yaitu perubahan struktur organisasi, perubahan teknik, perubahan perilaku, perubahan fungsional dan perubahan pemasaran (Alsamydai and Kasasbeh, 2008; Alsamydai and Alaskary,2008; Maher,2003 dalam Alsamydai et al., 2013). Secara tradisional suatu organisasi terdiri atas unit bisnis, unit operasi yang dikendalikan oleh kantor pusat yang menentukan strategi dan mengawasi implementasinya (Cravens dan Piercy, 2013: 406). Kelemahan organisasi ini adalah menciptakan penghalang untuk penyebaran pengetahuan dan pencapaian skala ekonomi, arus gagasan dan perintah mengalir secara vertikal antar unit bisnis dan operasi yang akan menciptakan silo dengan komunikasi antar unit yang terbatas (Cravens dan Piercy, 2013: 406). Adanya keterbatasan pada rancangan organisasi tradisional, banyak perusahaan melakukan perubahan organisasi. Organisasi berubah dan terus melakukan penyesuaian untuk mempertahankan keunggulan kompetitif (Balogun dan Hailey, 2008 dalam Pieterse, Caniels dan Homan (2012). Menurut Schilling dan Stensma (2001 dalam Pieterse, et al., 2012), perubahan organisasi didorong oleh berbagai pertimbangan strategis, termasuk kebutuhan akan cara bekerja yang lebih terintegrasi (Rugman dan Hodgetts, 2001 dalam Pieterse et al., 2012) dan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja bisnis (Balogun dan Hailey, 2008 dalam Pieterse et al., 2012). 9

10 Menurut Olson, Slater dan Hult (2005) terdapat tiga aspek yang memengaruhi kinerja perusahaan yaitu aspek lingkungan eksternal misalnya kondisi pasar dan teknologi, aspek struktur organisasi, dan aspek perilaku atau budaya perusahaan. Sementara itu, menurut Colquitt, Lepine dan Wesson (2015: 505), terdapat lima aspek struktur organisasi yaitu spesialisasi pekerjaan (work specialization), rantai perintah (chain of command), rentang kendali (span of control), sentralisasi (centralization) dan formalisasi (formalization), dengan penjelasan sebagai berikut. 1) Spesialisasi merupakan cara pembagian tugas dalam suatu organisasi ke dalam pekerjaaan yang terpisah. Dalam tingkatan tertentu spesialisasi pekerjaaan menciptakan suatu trade off antara produktivitas, fleksibilitas dan motivasi pekerja. Suatu pekerjaan yang sangat terspesialisasi dapat menyebabkan organisasi kehilangan kemampuan fleksibilitas pegawai dalam menjalankan pekerjaan lainnya, terutama pada perusahaan dengan skala kecil yang lebih membutuhkan fleksibilitas pekerjaaan sehingga seorang pegawai dapat menjalankan lebih dari satu jenis pekerjaan. 2) Rantai perintah (Chain of Command). Rantai perintah dalam suatu organisasi pada hakekatnya menjawab pertanyaan who report to whom. Rantai perintah ini dipandang sebagai aliran kewenangan melalui tingkatan-tingkatan dalam struktur organisasi perusahaan. Pada struktur organisasi tradisional setiap pegawai hanya memiliki satu orang yang harus mendapatkan laporan dari pegawai tersebut. Namun dalam organisasi yang kompleks, seperti pada struktur organisasi matrik, seorang 10

11 pegawai harus melapor aktivitasnya kepada dua atau lebih manajer yang terpisah. 3) Rentang kendali (Span of Control). Rentang kendali menunjukan jumlah bawahan yang menjadi tanggungjawab seorang manajer. Seorang manajer yang memiliki bawahan dalam jumlah yang banyak berarti manajer tersebut memiliki rentang kendali yang besar. Pada organisasi dengan rentang kendali yang sempit, seorang manajer dapat lebih terlibat langsung dengan para bawahannya, memberikan kesempatan dengan menggunakan gaya kepemimpinannya yang direktif sekaligus melakukan mentoring yang dekat kepada para bawahannya (Colquitt et al., 2015: 506). 4) Sentralisasi menunjukan keputusan secara resmi dibuat atau ditetapkan. Apabila suatu keputusan hanya dapat dilakukan oleh manajer puncak, maka dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut memiliki struktur yang sangat tersentralisasi. Sebaliknya apabila kewenangan pengambilan keputusan lebih banyak diserahkan kepada karyawan yang lebih rendah, maka organisasi tersebut memiliki struktur desentralisasi. 5) Formalisasi merupakan tingkat dari suatu aturan atau prosedur digunakan sebagai standar perilaku maupun keputusan dalam organisasi (Colquitt et al., 2015: 505). Suatu perusahaan dikatakan memiliki formalisasi yang tinggi apabila terdapat banyak aturan dan prosedur yang digunakan sebagai standar perilaku dan keputusan. Formalisasi digunakan sebagai mekanisme koordinasi sehingga suatu perusahaan dapat menghasilkan produk yang standar. 11

12 Menurut Burn dan Stakler (1961 dalam Olson et al., 2005) perusahaan dengan prosedur formal yang tinggi disebut dengan mekanistik, sedangkan perusahaan dengan prosedur formal yang rendah disebut dengan organik. Perusahaan dengan tipikal organik mendukung adanya komunikasi secara vertikal maupun horisontal dan adanya peran yang fleksibel. Menurut Cravens dan Piercy (2013: 420), permasalahan utama dalam merancang organisasi yang memiliki banyak bisnis adalah apakah tugas dan aktivitas pemasaran sebaiknya dilakukan tersentralisasi (pada tingkat perusahaan) atau didesentralisasikan (pada unit bisnis). Menurut Workman et al., ( 1998 dalam Cravens dan Piercy, 2013: 420), tugas pemasaran dalam organisasi yang memiliki banyak unit bisnis dan memiliki keterkaitan, fungsi pemasaran cenderung dilakukan tersentralisasi. Menurut Homburg et al., (2000 dalam Cravens dan Piercy, 2013: 420) terdapat kecenderungan bahwa organisasi menyusun struktur kegiatan pemasaran berpusat kepada pelanggan (customer centric arrangement), antara lain dengan membentuk key account teams dan manajer segmen. Sementara itu, menurut Doyle dan Stren (2006 dalam Cravens dan Piercy, 2013: 420), desentralisasi merupakan cara yang lebih baik agar melindungi produk yang sedang tumbuh dan kompleksitas pasar, serta dapat meningkatkan kecepatan merespon kesempatan pasar. Bukti yang ada menyarankan bahwa tidak ada cara yang terbaik untuk menyusun struktur kegiatan pemasaran, sehingga seorang manajer harus memperhatikan persyaratan strategis misalnya kapabilitas dan budaya untuk menentukan kedua pendekatan (Kohli dan Despande, 2005 dalam Cravens dan Piercy, 2013: 420). 12

13 Aspek kedua terkait dengan budaya organisasi. Menurut Olson et al., (2005), aspek perilaku atau budaya perusahaan juga memengaruhi kinerja perusahaan meliputi empat aspek budaya yaitu orientasi kepada pelanggan, orientasi kepada pesaing, orientasi inovasi dan orientasi kepada biaya dengan penjelasan sebagai berikut. 1) Perilaku orientasi kepada pelanggan. Perusahaan yang menempatkan orientasi pelanggan sebagai keunggulan kompetitif akan menempatkan sebagai prioritas tertinggi dalam penciptaan dan pemeliharaan nilai nasabah (Olson et al., 2005). Perusahaan yang berorientasi pelanggan akan mengembangkan organisasi secara menyeluruh dan merespon semua informasi yang berkaitkan dengan kebutuhan pelanggan baik yang tersirat maupun tidak tersirat, yang berasal dari pelanggan yang ada maupun pelanggan potensial (Deshpande et al., 1993; Kohli dan Jaworski 1990; Narver and Slater 1990 dalam Olson et al., 2005). Menurut Narver dan Slater (1990 dalam Yoon dan Lee, 2005), budaya berorientasi pasar terdiri atas orientasi kepada pelanggan, orientasi kepada pesaing, kerjasama antar departmen yang dipandang sebagai kelompok budaya yang untuk mempertahankan tingkat kinerja perusahaan yang tinggi secara efektif dan efisien. 2) Perilaku orientasi kepada pesaing. Menurut Day (1990 dalam Olson et al., 2005) perspektif yang berbeda mengenai keunggulan kompetitif adalah memenangkan pesaingan. Orientasi ini menempatkan penilaian yang mendalam terhadap pesaing sebagai prioritas. Penilaian ini memfokuskan 13

14 kepada tujuan pesaing, strategi pesaing, sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki pesaing (Day dan Nedungadi 1994; Porter 1980 dalam Olson et al., 2005). Sementara itu menurut Cravens dan Piercy (2013: 5) perusahaan yang berorientasi pasar harus menyadari pentingnya memahami persaingan sebagaimana memahami pentingnya pelanggan. Kegagalan mengidentifikasi dan menjawab ancaman persaingan dapat menciptakan akibat yang serius bagi perusahaan (Cravens dan Piercy 2013: 6). 3) Perilaku orientasi kepada inovasi. Orientasi inovasi menunjukan bahwa perusahaan tidak hanya terbuka kepada gagasan baru namun juga secara proaktif mencari gagasan-gagasan baru (Hurley and Hult 1998 dalam Olson et al., 2005) baik secara teknis maupun administratif (Han et al.,1998 dalam Olson et al., 2005). Orientasi inovasi mendorong pengambilan risiko dan meningkatkan kemungkinan pengembangan produk baru secara radikal. Menciptakan budaya inovasi merupakan hal penting untuk menghasilkan produk baru yang sukses (Cravens and Piercy, 2013: 223). Penelitian menunjukan bahwa terdapat temuan mengenai pentingnya suasana dan budaya inovasi (Cooper, 1998 dalam Cravens and Piercy 2013: 223). Budaya inovasi mensyaratkan manajemen puncak untuk menempatkan inovasi sebagai prioritas organisasi dan mengkomunikasikan arti penting inovasi kepada seluruh pegawai. 4) Perilaku orientasi kepada biaya. Menurut Porter (1980 dalam Kotler dan Keller 2012:73), terdapat tiga strategi generik yang dapat digunakan 14

15 sebagai keunggulan kompetitif meliputi overall cost leadership, differentiation dan focus. Menurut Porter (1985 dalam Olson et al., 2005), keunggulan biaya atau cost leadership berasal dari orientasi internal yang mendorong efisiensi semua bagian dalam value chain. Perusahaan yang berorientasi pada cost leadership akan mengurangi biaya-biaya pada aktivitas utama seperti logistik, operasi dan penjualan dan pemasaran. Selain itu perusahaan akan mengurangi biaya pada bagian pendukung seperti pengadaan, penelitian dan pengembangan serta fungsi administrasinya. Diferensiasi berasal dari perilaku orientasi inovasi dan pesaing. Suatu perusahaan yang menggunakan strategi diferensiasi akan mengkonsentrasikan untuk menghasilkan suatu produk yang berbeda serta memiliki atribut produk yang lebih unggul dibandingkan produk pesaing. Aspek ketiga terkait dengan strategi perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, perusahan perlu menetapkan strategi agar dapat memanfaatkan kesempatan pertumbuhan dalam bisnis. Menurut Kotler dan Keller (2012: 64), penilaian kesempatan untuk pertumbuhan meliputi perencanaaan bisnis baru, pengurangan (downsizing) maupun penghentian produk lama. Perusahaan dapat menetapkan strategi dengan menggunakan bisnis saat ini (intensive opportunity) maupun membangun bisnis baru yang berhubungan dengan bisnis saat ini (Intergrative opportunity) dan kesempatan tumbuh dengan menambah bisnis lain yang tidak memiliki hubungan (diversification). Pertumbuhan intensif (Intensive growth) bertujuan untuk meningkatkan bisnis saat ini melalui pengembangan produk yang ada maupun produk baru serta 15

16 pangsa pasar. Strategi pertumbuhan intensif meliputi market penetration strategy; market development strategi, product development strategy, dan diversification strategy. Strategi penetrasi pasar dilakukan dengan cara menggunakan produk yang ada pada pasar yang saat ini dilayani. Strategi pengembangan pasar dilakukan dengan menggunakan produk yang ada pada pasar yang baru dilayani. Strategi pengembangan produk dilakukan dengan cara mengembangkan produk baru untuk ditawarkan kepada pasar yang selama ini dilayani. Strategi diversifikasi dengan cara mengembangan produk baru untuk pasar baru yang akan dilayani. Integrative growth merupakan strategi bisnis untuk meningkatkan kinerja penjualan maupun keuntungan dengan cara melakukan integrasi yang bersifat backward, forward atau horizontal. Diversification growth merupakan strategi pertumbuhan dengan cara pengembangan produk baru yang memiliki kandungan teknologi atau pengembangan produk baru yang saat ini tidak tersedia. Aspek keempat terkait dengan komunikasi internal perusahaan. Komunikasi merupakan suatu proses pemindahan informasi atau gagasan (meaning) dari pengirim ke penerima (Langan, 2001 dalam Colquitt et al., 2015: 401). Menurut Grunig et al., (2002 dalam Kim, 2005), komunikasi internal merupakan sub-disiplin komunikasi khusus yang memeriksa bagaimana seseorang berkomunikasi di dalam organisasi dan karakteristik sistem komunikasi yang efektif dalam suatu organisasi. Menurut Grunig (1992 dalam Kim, 2005), struktur organisasi suatu perusahaan akan memengaruhi komunikasi internal. Kepuasaan kerja akan 16

17 meningkat apabila suatu organisasi memiliki struktur organisasi yang tepat bagi para karyawannya, khususnya apabila struktur organisasi mendukung terciptanya otonomi. Suatu organisasi dengan struktur organik yaitu terdesentralisasi, tidak terlalu formal, tidak terlalu banyak jenjang, dan lebih komplek serta mempermudah partisipasi dalam pembuatan keputusan memiliki sistem komunikasi internal yang simetrik. Sebaliknya organisasi dengan struktur bersifat mekanikal, tersentralisasi, formalitas tinggi, banyak jenjang, kurang komplek dan sedikit partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan, maka dapat dikatakan perusahaan memiliki komunikasi internal yang bersifat asimetri. 1.2 Permasalahan Secara umum kinerja keuangan Bank XYZ pada tahun 2015 masih menunjukan pertumbuhan positif kecuali aspek keuntungan yang mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya sebagai akibat penurunan kualitas kredit. Demikian juga apabila dibandingkan dengan kinerja perbankan secara nasional, pertumbuhan kinerja Bank XYZ masih di bawah rata-rata pertumbuhan industri sejenis. Menyadari kondisi kinerja perusahaan yang sedang mengalami penurunan, Bank XYZ telah melakukan aksi strategis dengan melakukan perubahan struktur organisasi yang semula menggunakan bentuk organisasi strategic business unit (SBU) yang bersifat tersentralisasi menjadi organisasi yang bersifat terdesentralisasi. Perubahan organisasi ini bertujuan untuk memperkuat 17

18 dan mendorong regionalisasi bisnis, menggali potensi bisnis dan mempercepat pengambilan keputusan bisnis serta agar lebih memahami kebutuhan pelanggan (customer centric) sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan dan pangsa pasar Bank XYZ. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kerangka Oslon et al.,(2005), namun terdapat modifikasi dengan menambahkan aspek komunikasi internal. Menurut Oslon et al.,(2005), terdapat tiga aspek yang memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan yaitu aspek pengendalian, aspek struktur organisasi, dan budaya perusahaan. Ketiga aspek tersebut akan memengaruhi kinerja perusahaan dengan moderasi oleh strategi bisnis yang dilakukan suatu perusahaan. Hasil penelitian Oslon at al.,(2005) menunjukan bahwa kinerja perusahaan dipengaruhi oleh seberapa baik karakteristik struktur organisasi pemasaran dan aspek perilaku dengan pelengkap berbagai strategi bisnis. Oslon at al.,(2005) juga menyatakan bahwa setiap strategis bisnis yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan kombinasi struktur organisasi dengan aspek perilaku yang berbeda agar menciptakan keberhasilan kinerja. Penelitian ini lebih menekankan kepada analisis empat aspek yaitu aspek pertama terkait struktur organisasi meliputi aspek pembagian tugas atau work specialization, aspek rantai komando atau chain of command, aspek rentang kendali (span of control), aspek pembuatan keputusan atau decentralization atau centralization serta aspek formalization proses bisnis. 18

19 Aspek kedua terkait perilaku atau budaya perusahaan, aspek ketiga terkait strategi Bank XYZ dalam mengembangkan bisnis segmen SME di kantor wilayah, dan aspek keempat terkait dengan komunikasi internal. Penambahan aspek komunikasi internal dipandang penting untuk dianalisis dengan pertimbangan bahwa dengan perubahan organisasi baru akan menciptakan unit baru sehingga akan menciptakan pola komunikasi maupun pola pelaporan baru antar unit kerja. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut di atas, pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana implementasi perubahan struktur organisasi, budaya perusahaan, strategi pengembangan bisnis, dan komunikasi internal di kantor kantor pusat dengan kantor wilayah pada Bank XYZ yang dapat menunjang kinerja perusahaan secara keseluruhan? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan perubahan struktur organisasi, aspek budaya perusahaan, aspek strategi pengembangan bisnis unit, dan aspek komunikasi internal pada kantor pusat dengan kantor wilayah di Bank XYZ. 19

20 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat: a. Manajerial Melalui analisis terhadap elemen-elemen perubahan organisasi dan aspek perilaku organisasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman atau acuan dalam menyelaraskan perubahan organisasi dengan tujuan bisnis dan memberikan nilai tambah bagi Bank XYZ. b. Akademik Memberikan kontribusi kepada pengetahuan dalam bidang perubahan organisasi, khususnya dihubungkan dengan peran elemen struktur organisasi sebagai alat untuk mencapai hasil pemasaran. 1.6 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab I membahas mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian baik secara managerial untuk perusahaan maupun akademik. Bab II Landasan Teori Bab II membahas mengenai landasan teori yang dapat mendukung dan miliki relevansi dengan topik penelitian. 20

21 Bab III Metode Penelitian dan Profil Perusahaan Bab III membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan, narasumber, jenis data dan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan, lokasi penelitian serta profil perusahaan. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dari wawancara mendalam kepada nara sumber. Bab V Kesimpulan dan saran Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran kepada perusahaan. 21

11. STRUKTUR ORGANISASI

11. STRUKTUR ORGANISASI 1 11. STRUKTUR ORGANISASI Dosen: Prof Ir Rudy C Tarumingkeng, PhD Fungsi organisasi adalah mengembangkan strategi pencapaian keunggulan kompetitif dengan penciptaan nilai, melalui peningkatan: efisiensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

PENGORGANISASIAN ADALAH SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN UNTUK MENGKOORDINASIKAN HUBUNGAN BERBAGAI SISTEM KEWENANGAN DAN

PENGORGANISASIAN ADALAH SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN UNTUK MENGKOORDINASIKAN HUBUNGAN BERBAGAI SISTEM KEWENANGAN DAN PENGORGANISASIAN ADALAH SALAH SATU FUNGSI MANAJEMEN UNTUK MENGKOORDINASIKAN HUBUNGAN BERBAGAI SISTEM KEWENANGAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN TUGAS- TUGAS YANG ADA DI DALAM ORGANISASI. KEWENANGAN, TUGAS-TUGAS

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia terus mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bank-bank dituntut untuk menjadi lebih dinamis terhadap perubahan agar siap bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang no 10 tahun 1998). Kredit sebagai usaha pokok bank

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang no 10 tahun 1998). Kredit sebagai usaha pokok bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA

STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA STRUKTUR ORGANISASI Terry (1986) menyatakan: Pengorganisasian adalah proses mengusahakan hubungan-hubungan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIK BANK

MANAJEMEN STRATEGIK BANK MANAJEMEN STRATEGIK BANK Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan, sasaran organisasi serta mendapatkan dan mempertahankan competitive advantage yang dijabarkan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M.

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M. Phillip Kevin Lane Kotler Keller Marketing Management Donald Picauly, S.E., M.M. donald_pic4uly@yahoo.com Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran Pertanyaan pada bab ini 1. Bagaimana pemasaran mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

Organizational Theory & Design

Organizational Theory & Design Modul ke: Organizational Theory & Design Desain Organisasi Fakultas PASCA FEB Dr. Adi Nurmahdi MBA Program Studi MM www.mercubuana.ac.id PENGORGANISASIAN : STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI Pengorganisasian

Lebih terperinci

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi DESAIN ORGANISASI Oleh: Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi Perbedaan organisasi tradisional dengan organisasi modern Organisasi tradisional Stabil Tidak fleksibel Berfokus pada pekerjaan Berorientasi individu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak liberalisasi perbankan tahun 1988, persyaratan pembukaan bank dipermudah, bahkan setoran modal untuk mendirikan bank relatif dalam jumlah yang kecil. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sebelum krisis tahun 1998 sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak dilirik oleh perbankan karena mereka menilai sektor ini tidak layak untuk dibiayai,

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring dengan tuntutan persaingan bisnis, Bank XYZ pun melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring dengan tuntutan persaingan bisnis, Bank XYZ pun melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank XYZ merupakan bank umum yang berfokus pada segmen korporasi. Namun seiring dengan tuntutan persaingan bisnis, Bank XYZ pun melakukan transformasi bisnis dengan

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk:

Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk: 2003 Prentice Hall Inc. All rights reserved. 15 1 L E A R N I N G O B J E C T I V E S Setelah mempelajari bab ini, anda seharusnya mampu untuk: 1. Mengidentifikasi enam unsur kunci yang mendefinisikan

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi Modul ke: Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational

Lebih terperinci

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Komersial dan UKM 01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas intermediasi yang dijalankan bank menjadi salah satu motor penggerak ekonomi karena dapat menciptakan multiplier effect bagi perekonomian. Apabila fungsi intermediasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika persaingan bisnis terus berkembang dan berevolusi dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. Dinamika persaingan bisnis terus berkembang dan berevolusi dari waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika persaingan bisnis terus berkembang dan berevolusi dari waktu ke waktu. Dinamika persaingan bisnis ini terjadi di berbagai sektor industri, tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (lack of fund) menjadi pilar penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Peran bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai

Lebih terperinci

Strategi & Pola Pertumbuhan Struktur

Strategi & Pola Pertumbuhan Struktur 1 Pertemuan ke-7 struktur organisasi Definisi Stuktur Organisasi pengorganisasian terdiri dari 5 (lima) langkah Ada enam unsur kunci struktur organisasinya. dalam Strategi & Pola Pertumbuhan Struktur merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal

Lebih terperinci

Desain Struktur Organisasi. Disusun Oleh Lista Kuspriatni

Desain Struktur Organisasi. Disusun Oleh Lista Kuspriatni Desain Struktur Organisasi Disusun Oleh Lista Kuspriatni Universitas Gunadarma 2014 Konsep Dasar Pengorganisasian Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Sumber Daya Manusia. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan 158 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Sumber Daya Manusia Filosofi BCA membina pemimpin masa depan tercermin dalam berbagai program pelatihan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting guna mendukung pengembangan teknologi itu sendiri. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. penting guna mendukung pengembangan teknologi itu sendiri. Perbankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, pemanfaatan teknologi tersebut dalam dunia bisnis merupakan satu tahapan penting guna mendukung pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membekali perusahaan dengan pengetahuan dalam rangka memenangkan

I. PENDAHULUAN. membekali perusahaan dengan pengetahuan dalam rangka memenangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diperkenalkan pada tahun 1990-an, organisasi pembelajaran berperan membekali perusahaan dengan pengetahuan dalam rangka memenangkan persaingan. Organisasi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. PENELITIAN TERDAHULU Khairul Dabutar (2005) melakukan penelitian dengan judul Peranan Koordinasi terhadap Efektivitas kerja pegawai pada Dinas Pendapatan Kota Medan. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mekanisme kerja bank yang menjadi jembatan antara masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of fund) menjadi pilar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dan peluang di dunia perbankan, PT. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dan peluang di dunia perbankan, PT. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dan peluang di dunia perbankan, PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus mengembangkan bisnisnya untuk memperoleh dana agar likuiditas BRI

Lebih terperinci

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun Ikhtisar Data Keuangan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Tinjauan Bisnis BCA terus meningkatkan kapabilitas dalam

Lebih terperinci

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Bakrie LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil, dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas usaha kecil menengah (UKM) maupun industri kecil (IK) telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, akan diuraikan mengenai Usaha Kecil Menengah, definisi dan teori mengenai orientasi pasar, serta dipaparkan pula penelitian terdahulu terkait dengan orientasi pasar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi, politik dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Krisis ekonomi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor lingkungan berperan penting bagi perusahaan terutama. dalam pemilihan arah dan formulasi strategi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Faktor lingkungan berperan penting bagi perusahaan terutama. dalam pemilihan arah dan formulasi strategi perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor lingkungan berperan penting bagi perusahaan terutama dalam pemilihan arah dan formulasi strategi perusahaan. Adanya perubahan dalam lingkungan baik internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan sampai saat ini masih merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini karena sektor perbankan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan sejalan dengan meningkatnya persaingan global dan perubahan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang menyalurkan dana masyarakat dan menginvestasikan kembali dana tersebut untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro,

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian masyarakat suatu wilayah di Indonesia dipengaruhi secara langsung oleh sektor kegiatan usaha baik itu merupakan kegiatan usaha mikro, kecil, menengah

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen & Bisnis

Pengantar Manajemen & Bisnis Modul ke: 08Fakultas Ariefah Ilmu Komputer Pengantar Manajemen & Bisnis Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis Rachmawati Program Studi Sistem Informasi Bagian Isi 1. Elemen-elemen yang mempengaruhi struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro kecil dan menengah memiliki peran strategis dalam kegiatan perekonomian masyarakat di Indonesia. Peran strategis usaha kecil bagi perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha mikro kecil dan menengah memiliki peran strategis dalam kegiatan perekonomian masyarakat di Indonesia. Peran strategis usaha kecil bagi perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc PENGANTAR MANAJEMEN Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc 1 Pendahuluan Pengorganisasian adalah kegiatan yang mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat Indonesia akan keberadaan bank sudah sangat dirasakan saat ini, bagaimana tidak karena bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan transaksi

Lebih terperinci

STRUKTUR & DESAIN ORGANISASI

STRUKTUR & DESAIN ORGANISASI marita_ahdiyana@uny.ac.id STRUKTUR & DESAIN ORGANISASI Oleh: Marita Ahdiyana Pengertian Struktur organisasi berkaitan dg hub yg relatif tetap diantara berbagai tugas yg ada dlm organisasi. Proses utk menciptakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1). I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perbankan adalah lembaga intermediasi yang berfungsi sebagai pengumpul dana masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam rangka menggerakan roda

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung dengan pesat. Hal ini juga ditunjukkan dengan semakin banyaknya bank yang bermunculan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh sebab itu diperlukan adanya kelancaran dalam pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan laba perbankan akan tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun 2014 yang pertumbuhannya hanya 5%. Secara

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Teori Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran merupakan elemen penting dari kinerja perusahaan secara umum karena kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja pemasarannya

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia yang semakin bertumbuh dan pergeseran perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi penduduk yang besar menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

Distinctive Strategic Management

Distinctive Strategic Management Modul ke: 07 Distinctive Strategic Management Strategik Plan and Business Model Flatform Fakultas Sekolah Pasca Sarjana Dr. Chaerudin, MM Program Studi Magister Manajemen Program Kelas Karyawan (PKK) www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Tugas Ringkasan Mata Kuliah Corporate and Business Strategy

Tugas Ringkasan Mata Kuliah Corporate and Business Strategy Tugas Ringkasan Mata Kuliah Corporate and Business Strategy Topik: Merger Dan Akuisisi Sumber: HG Bab 13; BJB Bab 14; RS Oleh: Mas Wigrantoro Roes Setiyadi No. MHS: 8605210299 Sebagian besar diversifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi pada perusahaan di Indonesia dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi pada perusahaan di Indonesia dewasa ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi pada perusahaan di Indonesia dewasa ini sudah memasuki era globalisasi. Hal ini ditandai dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tahun

Lebih terperinci

ORGANISASI. Presented by : M Anang Firmansyah

ORGANISASI. Presented by : M Anang Firmansyah ORGANISASI Presented by : M Anang Firmansyah PENGERTIAN Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mindset di kementerian BUMN, seluruh perusahaan BUMN sekarang ini harus

BAB I PENDAHULUAN. mindset di kementerian BUMN, seluruh perusahaan BUMN sekarang ini harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring cepatnya perkembangan bisnis sekarang ini dan adanya perubahan mindset di kementerian BUMN, seluruh perusahaan BUMN sekarang ini harus mandiri dari segi pengadaan

Lebih terperinci

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998)

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998) JENIS STRATEGI Strategic management atau manajemen strategis menurut Wheelen dan Hunger adalah... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan adalah sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan untuk merancang, membuat, memasarkan, mengantarkan, dan mendukung produknya dimana setiap kegiatan dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat dibuat berdasarkan dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ukuran kinerja tradisional menggunakan kinerja keuangan sebagai pengukuran kinerja utama, ukuran ini kurang fokus terhadap strategi, minim variasi perbaikan, masalah

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Perkreditan Rakyat berbeda dengan bank umum lainnya karena Bank Perkreditan Rakyat berorientasi pada usaha masyarakat di daerah. Perkembangan Bank Perkreditan

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University Week-9 by Ida Nurnida PRINSIP DASAR KONFIGURASI ORGANISASI STRUKTUR SEDERHANA BIROKRASI MESIN BIROKRASI PROFESIONAL STURKTUR DIVISIONA ADHOCRACY Seperti sidik jari: Tidak ada struktur organisasi yang sama

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat perusahaan Di dirikan 1968 Di dirikan 1960 Di dirikan 1968 Di dirikan 1970 Di dirikan 1998 Di dirikan 1998 Sumber : dari Bank Mandiri Gambar 2.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini dunia perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan yang sangat kompetitif. Hal ini disebabkan banyaknya bank yang beroperasi di Indonesia baik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: 1. Pasar semen di Indonesia mengalami pergeseran struktur dari oligopoli menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan perusahaan bidang jasa yang penting dalam membantu masyarakat. Jasa-jasa perbankan sangat berperan dalam membantu masyarakat melakukan transaksi. Menyadari

Lebih terperinci

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI Pengorganisasian Pengorganisasian (organizing) adalah suatu proses mengatur SDM dan sumber daya lainnya dalam menjalankan strategi perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha. Tanpa pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan, akan tetapi apa yang dimaksud dengan pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN memiliki sejarah yang sangat panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya (Kasmir, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya (Kasmir, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Fungsi bank merupakan perantara diantara masyarakat yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab penutup ini berisi pemaparan mengenai simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. 5.1 Simpulan Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, akan mengubah intensitas kompetisi pada seluruh sektor industri. ASEAN Economic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan resikonya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis senantiasa berjalan secara dinamis untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Aktivitas bisnis merupakan salah satu bagian dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank Bank menurut Hoggson, adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan

Lebih terperinci