STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA CANDI SUKUH DI KABUPATEN KARANGANYAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA CANDI SUKUH DI KABUPATEN KARANGANYAR"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN OBJEK WISATA CANDI SUKUH DI KABUPATEN KARANGANYAR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Progam Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Oleh : RAHMAT TRI WAHYUDI C PROGRAM DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 digilib.uns.ac.id ii

3 digilib.uns.ac.id iii

4 digilib.uns.ac.id MOTTO 1. Be My Self. 2. Hidup itu adalah sebuah perjuangan. 3. Pantang menyerah dalam menghadapi segala permasalahan dan cobaan hidup. 4. Jadikan hari ini menjadi pijakan untuk menempuh dan menjalani kembali hari esok. 5. Lakukan apa yang dapat kamu lakukan hari ini, jangan menunggu hari esok karena hari esok belum tentu mendapatkan kesempatan seperti hari ini (Penulis). iv

5 digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada : Ayahanda Kusbani dan Ibunda Tundjung Rochmini yang selalu memberikan support serta limpahan kasih sayang yang berlebih kepada penulis. v

6 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga dalam penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Tugas Akhir ini disusun untuk diajukan sebagai persyaratan guna mendapat gelar Ahli Madya Jurusan Usaha Perjalanan Wisata di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh di Kabupaten Karanganyar. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan kesulitan yang timbul dapat terselesaiakan dengan baik. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagian apabila dalam kesempatan ini bagi penulis dapat mengucapkan terima kasih atas segala bentuk bantuannya kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh pembantu Rektor. 2. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph. D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta serta seluruh karyawan. 3. Ibu Dra. Isnaini WW, M.Pd selaku ketua program jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata dan seluruh dosen pengampu yang sudah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. vi

7 digilib.uns.ac.id 4. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd, selaku sekretaris Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah memberikan bimbingan sehingga terselesaikan Tugas Akhir ini. 5. Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum selaku pembimbing Tugas Akhir milik penulis yang sudah dengan sabar membimbing dan memberikan arahan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 6. Ibu Umi Yuliati, S.S, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang berkenan membimbing selama masa perkuliahan penulis. 7. Ibu Syarifah Husna Barokah selaku Tata Usaha Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata, terimakasih atas segala bantuan dan saran sarannya sehingga terselesaikan Tugas Akhir ini. 8. Bapak Ir. Soekarno, MT selaku Kepala Sub. Bagian Perencanaan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan banyak informasi mengenai strategi pengembangan objek wisata Candi Sukuh. 9. Bapak Soeripto, SE selaku Kepala Seksi Promosi Wisata Bidang Pemasaran di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan banyak informasi mengenai strategi pemasaran objek wisata Candi Sukuh. vii

8 digilib.uns.ac.id 10. Bapak Sarjono selaku Staff Kepala Bidang Objek dan Wisata di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan informasi segala sesuatu mengenai objek wisata Candi Sukuh. 11. Ayahanda Kusbani dan Ibunda Tundjung Rochmini selaku orangtua penulis yang senantiasa selalu memberikan dukungan moril serta materi didalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 12. Sahabat sahabat terbaikku Intan Andjasmoro K, Dwi Setyawan, Muhamad Arif M, Icas Satria W yang selalu memotivasi penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. 13. Seluruh teman Jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata angkatan 2008, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 14. Semua teman-teman basket Culture Streetball Solo, dan team basket Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 15. Teman teman Band Dark To Night yaitu Amak, Ricko Adirangga, Andre Pratama A, dan Rudi Supriyono yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini. 16. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu demi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini. viii

9 digilib.uns.ac.id Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis dalam pengembangan serta pengetahuan yang penulis miliki. Semoga Tugas Akhir ini berguna untuk menambah pengetahuan bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan pertolongan, anugrah yang baik dan segala berkah-nya atas bimbingan dan bantuan semua pihak yang telah membantu penulis selama proses penyusunan Tugas Akhir ini serta semoga dapat memberi manfaat bagi semua dan ilmu pengetahuan pada saat ini dan masa yang akan datang. Surakarta, 18 Juli 2011 Rahmat Tri Wahyudi ix

10 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... iii HALAMAN MOTTO... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... x DAFTAR GRAFIK... xii DAFTAR TABEL... xiii ABSTRAKSI... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C. Tujuan penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 9 E. Kajian Pustaka... 9 F. Metodologi Penelitian G. Sistematika Penulisan BAB II PROFIL DAN POTENSI CANDI SUKUH A. Profil Objek Wisata Candi Sukuh 1. Objek Wisata Candi Sukuh Sejarah Singkat Candi Sukuh Lokasi Candi Sukuh Struktur Bangunan Candi Sukuh x

11 digilib.uns.ac.id B. Analisis Potensi Objek Wisata Candi Sukuh 1. Attraction ( Daya Tarik Wisata ) Accessibility ( Aksesibilitas ) Amenities ( Fasilitas ) Ancilarry ( Kelembagaan ) Activity ( Aktivitas ) C. Analisis SWOT Objek Wisata Candi Sukuh BAB III STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN CANDI SUKUH A. Strategi Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh 1. Strategi Pengembangan Candi Sukuh Strategi Pengembangan Produk Wisata Strategi Pengembangan Tata Ruang Candi Sukuh Strategi Pengembangan Infrastruktur Candi Sukuh Arahan Pengembangan WPP Arahan Pengembangan Candi Sukuh 66 B. Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh 67 C. Strategi Pemasaran dan Promosi Objek Wisata Candi Sukuh 1. Strategi Pemasaran dan Promosi Meningkatkan kegiatan promosi Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Kemitraan 88 D. Realisasi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata 90 E. Kendala Dalam Pengembangan Objek Wisata Candi Sukuh 91 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR GRAFIK GRAFIK Halaman Grafik 1 Kunjungan Wisnus di Candi Sukuh Grafik 2 Kunjungan Wisman di Candi Sukuh xii

13 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL TABEL Halaman Tabel 1 Analisis SWOT Tabel 2 Kunjungan Wisnus di Candi Sukuh Tabel 3 Kunjungan Wisman di Candi Sukuh Tabel 4 Target dan Realisasi PAD sektor pariwisata xiii

14 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4a Lampiran 4b Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 : Surat Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Karanganyar : Surat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Karanganyar : Daftar Informan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar : Daftar Informan Pengunjung Wisnus dan Wisman Objek Wisata Candi Sukuh : Gambar Relief Pertama dan Kedua : Gambar Relief Ketiga dan Keempat : Gambar Relief Kelima dan Prasasti Candi Sukuh : Gambar Patung Sang Garuda dan Bangunan Lain Candi Sukuh. : Gambar Pintu Masuk Utama Candi Sukuh : Gambar Bangunan Utama Candi Sukuh : Gambar Tiket Masuk Wisnus dan Wisman Candi Sukuh : Gambar Halaman Depan dan Papan Penjelasan Candi Sukuh : Gambar Batu Peresmian dan Taman Candi Sukuh : Tempat Ritual Ruwatan dan Bangunan Lainnya Candi Sukuh xiv

15 digilib.uns.ac.id ABSTRAK Rahmat Tri Wahyudi C , Program DIII Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta menulis Tugas Akhir berjudul Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh di Kabupaten Karanganyar. Tugas Akhir ini mengkaji tentang Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh. Penyusunan ini bertujuan yaitu untuk mengetahui latar belakang dan sejarah berdirinya Candi Sukuh, untuk mengetahui profil dan potensi yang dimiliki Candi Sukuh, untuk mengetahui strategi pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Karanganyar, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu analisis diskriptif. sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumen dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh sudah bagus, yaitu menyusun strategi pengembangan pariwisata dengan langkah pengembangan produk wisata, tata ruang, infrastruktur, WPP dan arahan pengembangan objek wisata Candi Sukuh. Selain itu melakukan kegiatan promosi objek wisata Candi Sukuh yaitu promosi melalui website, Karisma Pawirogo, Java Promo dan lain sebagainya. Kesimpulan yang dapat diambil bahwasanya strategi pengembangan dan pemasaran dapat dilakukan dengan baik maka suatu kawasan atau obyek wisata akan dapat berkembang dengan pesat, dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, biaya yang cukup dan masyarakat yang sadar wisata. xv

16 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan manifestasi gejala naluri manusia sejak purbakala, yaitu hasrat untuk mengadakan perjalanan, lebih dari itu pariwisata dengan ragam motivasinya akan menimbulkan permintaan-permintaan dalam bentuk jasa-jasa dan persediaan-persediaan lain. Permintaan akan barang dan jasa ini terus meningkat sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia. Sebagai akibat perkembanganperkembangan tersebut, motivasi-motivasi untuk mengadakan perjalanan menjadi lebih kuat, lebih-lebih setelah ditunjang oleh kemajuan-kemajuan di bidang teknologi, hasrat untuk mengadakan perjalanan lebih mudah terpenuhi. Serta dapat disaksikan betapa deras arus perjalanan manusia dalam rangka berwisata meski motivasi mereka kadangkala berbeda-beda. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Secara umum pariwisata dipandang sebagai sektor yang dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan pembangunan, membuka lapangan usaha baru, membuka lapangan kerja, 1

17 digilib.uns.ac.id 2 dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta pendapatan asli daerah, apabila dikelola dan dikembangkan secara maksimal. Keadaan inilah yang mendorong para pelaku wisata untuk menyediakan sarana dan prasarana yang vital dalam dunia kepariwisataan. Sarana dan prasarana itu sangat diperlukan untuk menarik minat wisatawan mengunjungi suatu objek wisata. Semakin lengkapnya sarana dan prasarana yang ada di suatu objek wisata akan membuat wisatawan nyaman dan betah menikmati objek wisata tersebut. Indonesia memiliki objek wisata budaya yang sangat terkenal di seluruh dunia. Objek wisata budaya yang dimiliki Indonesia kebanyakan berupa candi. Candi-candi yang ada di Indonesia masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda, sebab ada candi yang bercorak agama Hindu dan ada candi yang bercorak agama Budha. Meskipun telah ada beberapa candi di Indonesia yang telah terkenal di dunia Internasional. Indonesia masih memiliki beberapa candi yang belum diketahui oleh masyarakat luas atau bahkan belum tersentuh sama sekali. Hal ini disebabkan lokasinya yang sulit untuk dijangkau. Indonesia dikenal memiliki kebudayaan dan peninggalan seni budaya yang beragam. Mulai dari seni bangunan, kriya, bahasa, norma kehidupan sosial, adat istiadat dan berbagai seni budaya yang tak terhitung jumlahnya. Kebudayaan dan peninggalan seni budaya tersebut mempunyai nilai yang tinggi dan beberapa diantaranya diakui oleh dunia sebagai warisan budaya asli heritage of Indonesia.

18 digilib.uns.ac.id 3 Seni budaya yang masih banyak dijumpai di Indoensia antara lain bangunan candi, keris, wayang, seni pertunjukan tari tradisional, gamelan, kethoprak kemudian batik, topeng, adat kebiasaan seperti upacara-upacara ritual, dan lainnya. Candi merupakan peninggalan budaya bangsa Indonesia yang memiliki nilai sejarah yang sangat berharga. Peninggalan candi banyak tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah terbanyak berada di pulau Jawa. Candi Borobudur dan candi Prambanan adalah beberapa candi yang sangat dikenal bahkan sampai ke mancanegara. Tidak hanya candi Borobudur, candi Prambanan dan beberapa candi besar lainnya, namun indonesia juga memiliki banyak candi yang berukuran lebih kecil dan memiliki ciri khas yang berbeda. Candi Muara Takus di Riau, Biaro Bahal di Sumatera Utara, atau candi Agung di Kalimantan Timur, menunjukkan candi bukan milik Pulau Jawa saja. Istilah candi digunakan untuk menyebutkan sebuah bangunan yang berasal dari masa klasik sejarah Indonesia, yaitu dari kurun waktu abad ke-5 M hingga ke-16 M. Candi dapat berupa bangunan kuil yang berdiri sendiri atau berkelompok. Dapat pula berupa bangunan berbentuk gapura beratap (Paduraksa) dan tidak beratap (Candi Bentar). Petirtaan yang dilengkapi kolam dan arca pancuran juga kerap disebut candi.

19 digilib.uns.ac.id 4 Candi yang berada di daerah lain seperti Sumatera Utara dikenal istilah biaro dan di Jawa Timur istilah cungkub. Namun masyarakat lebih mengenal istilah candi, apa pun jenis bangunan kuno (termasuk reruntuhan) serta di mana pun letak candi berada. Kata candi berasal dari salah satu nama yang diberikan kepada Dewi Durga, yakni permaisuri Dewa Siwa. Dewi Durga disimbolkan sebagai Dewi Maut yang disebut dengan candika. Istilah candi kemudian digunakan untuk menyebutkan bangunan peninggalan pada jaman Indonesia purba. Candi merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan kuno yang pernah ada di Indonesia, seperti Mataram Hindu, Singasari, Majapahit, dan Sriwijaya. Candi Borobudur dan Candi Prambanan (Roro Jonggrang) adalah bukti-bukti kejayaan Kerajaan Mataram dari abad ke-8 hingga ke-11. Candi Singasari, Kidal, dan Jago merupakan sisa-sisa kebesaran Kerajaan Singasari, dari abad ke-11 hingga ke-13. Candi Tikus, Bajangratu, Brahu, dan Wringin Lawang adalah peninggalan Kerajaan Majapahit dari abad ke-13 hingga ke-15. Candi-candi di sekitar Muara Jambi diduga merupakan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 hingga ke-11. Candi-candi di Indonesia umumnya bercirikan agama Budha (terutama aliran Mahayana dan Tantrayana) dan agama Hindu (terutama aliran Siwaisme). Candi bersifat Budha dikenal lewat arca Budha dan bentuk stupa, misalnya Borobudur dan Mendut. Sementara itu, Candi bersifat Hindu mempunyai arca-arca dewa-dewi di

20 digilib.uns.ac.id 5 dalamnya, misalnya Prambanan dan Dieng. Uniknya, beberapa candi bersifat campuran Siwa-Budha, antara lain Singasari dan Jawi di Jawa Timur. Candi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan langgam seninya menjadi tiga bagian. Pertama, langgam Jawa Tengah Utara. Contohnya Candi Gunungwukir, Badut, Dieng, dan Gedongsongo. Kedua, Langgam Jawa Tengah Selatan misalnya Candi Kalasan, Sari, Borobudur, Mendut, Sewu, Plaosan, dan Prambanan. Ketiga, langgam Jawa Timur, termasuk candi-candi di Bali, Sumatera dan Kalimantan. Contohnya Candi Kidal, Jago, Singasari, Jawi, Panataran, Jabung, Muara Takus dan Gunung Tua. Ditilik dari corak dan bentuknya, pada dasarnya candi di Jawa Tengah Utara tidak berbeda dari candi-candi Jawa Tengah Selatan. Hanya candi-candi di Jawa Tengah Selatan lebih mewah dan lebih megah dalam bentuk dan hiasan dibandingkan candi-candi Jawa Tengah Utara.Perbedaan yang nyata terdapat pada candi-candi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Umumnya candi langgam Jawa Tengah berbentuk tambun, atapnya berundakundak, reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis, menghadap ke Timur, letak candi di halaman utama, gawang pintu dan relung berhiaskan kala makara serta berbahan batu andesit. Sementara itu, candi langgam Jawa Timur berbentuk ramping, atapnya merupakan perpaduan tingkatan, puncaknya berbentuk kubus, makara tidak ada hanya hiasan atasnya diberi kepala kara, reliefnya timbul sedikit, lukisannya simbolis menyerupai wayang kulit, letak candi di halaman belakang, menghadap ke

21 digilib.uns.ac.id 6 barat dan berbahan batu bata. Sejumlah arkeolog menamakan gaya seni candi berdasarkan aspek zaman dan periode, yaitu gaya Mataram Kuno (abad VIII-X), gaya Singasari (abad XII-XIV), dan gaya Majapahit (abad XIII-XV). Dahulu candi di Indonesia digunakan sebagai pemujaan terhadap nenek moyang (makam). Ada beberapa candi yang berfungsi sebagai stupa (candi Borobudur), sebagai wihara (candi Sari), sebagai istana (candi Boko), sebagai petirtaan / pemandian (taman sari) dan sebagai gapura (candi Bajang Ratu). Penggunaan candi sebagai tempat pemujaan dilakukan masyarakat (Jawa bahkan hingga sekarang) karena dianggap roh nenek moyangnya akan pergi menuju ke Yang Kuasa. Gunung Mahameru dianggap sebagai tempat yang tinggi makna simboliknya, yakni makna-makna sakral, lebih dekat dengan Yang Kuasa dan kekuasaan yang lebih tinggi. Oleh karena itu candi-candi di Indonesia banyak yang bersandar di gunung yakni didirikan di tempat dataran yang tinggi, lereng atau area sekitar gunung-gunung. Lokasi candi yang berada di gunung ini membuat lokasi candi biasanya berada di luar pusat-pusat kerajaan kuno di Indonesia.

22 digilib.uns.ac.id 7 Pendirian candi-candi yang ada di Indonesia mempunyai maksud, fungsi dan tujuan. Setiap candi biasanya memiliki relief yang merupakan cerita, tuntunan nilainilai yang tinggi dari pendirinya, dari cerita Ramayana, Mahabarata hingga reliefrelief yang melukiskan kejayaan suatu kerajaan. Setiap candi mempunyai ciri dan keunikan tersendiri, salah satunya adalah candi Sukuh. Situs candi ini sangat unik, baik dilihat dari bentuk candi secara umum maupun dari relef-relief yang dipahat di dalamnya. Menurut sejarah, Candi Sukuh dibangun pada sekitar abad ke-15 oleh masyarakat Hindu Tantrayana. Candi ini dibangun pada masa akhir runtuhnya Kerajaan Majapahit yang berpaham Hindu. Pada waktu itu para pengikut setia Kerajaan Majapahit yang runtuh diserang Kerajaan Demak (berpaham Islam) melarikan diri ke lereng Gunung Lawu, kemudian membangun candi ini. Penelitian ini menitikberatkan pada masalah yang menyangkut strategi pengembangan dan pemasaran objek wisata Candi Sukuh yang keberadaannya kurang mendapat perhatian dari wisatawan domestik maupun mancanegara karena lokasinya yang lumayan sulit dijangkau. Untuk itu diharapkan dalam penelitian ini bisa membantu mengulas tentang permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh.

23 digilib.uns.ac.id 8 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah profil dan potensi yang dimiliki objek wista Candi Sukuh? 2. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar untuk mengembangkan dan memasarkan objek wisata Candi Sukuh? 3. Kendala - kendala apa saja yang dihadapi dalam pengembangan dan pemasaran objek wisata Candi Sukuh? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya tugas akhir ini guna untuk : 1. Untuk mengetahui profil dan potensi yang dimiliki objek wisata Candi Sukuh. 2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar dalam mengembangkan dan memasarkan objek wisata Candi Sukuh. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengembangan dan pemasaran objek wisata Candi Sukuh.

24 digilib.uns.ac.id 9 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memberikan informasi yang berguna bagi pembaca pada khususnya dan juga pelaku usaha pariwisata pada umumnya. 2. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca. 3. Guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta. E. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Pengertian Pariwisata: Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha. (UU no.10/2009)

25 digilib.uns.ac.id 10 Pengertian Pariwisata adalah Perjalanan untuk bersenang-senang. Sedangkan definisi pariwisata di dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia dikatakan bahawa pariwisata atau tourism merupakan kegiatan perjalanan seseorang atau serombongan orang dari tempat tinggal asal ke suatu tempat di kota lain atau negara lain. Secara umum pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus, dan melayani kebutuhan wistawan. Secara teknis pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara sendiri atau di negara lain. 4 (empat) kriteria perjalanan pariwisata: 1) Tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang; 2) Dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain; 3) Dilakukan minimal 24 jam; 4) Perjalanan tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan orang melakukan perjalanan itu semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan perjalanan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Pengertian wisata itu megandung beberapa unsur yaitu, kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela, dan bersifat sementara. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian

26 digilib.uns.ac.id 11 bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. (undang undang kepariwisataan No. 10 tahun 2009). Berdasarkan ketentuan WATA ( World Assosiation of Travel Agents ) wisata adalah perjalanaan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalannan di dalam kota dan yang acaranya antara lain mencakup melihat-lihat di berbagai tempat atau kota, baik di dalam maupun luar negeri. Setelah memahami tentang istilah dan pengertian tentang pariwisata berikutnya dikemukakan bentuk dan jenis pariwisata. 1) Bentuk Pariwisata Nyoman S.Pendit dalam bukunya Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana mengemukakan bentuk pariwisata dapat dibagi menurut beberapa kategori antara lain: 1. Menurut asal wisatawan: a. Dari dalam negeri disebut juga pariwisata domestik atau pariwisata nusantara. b. Dari luar negeri disebut juga pariwisata internasional atau pariwisata mancanegara.

27 digilib.uns.ac.id Menurut akibat terhadap neraca pembayaran: a. Pariwisata aktif yaitu kedatangan wisatawan dalam negeri memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri. b. Pariwisata pasif yaitu warga negara yang keluar negeri memberi efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri. 3. Menurut jangka waktu: a. Pariwisata jangka pendek apabila wisatawan yang berkunjung ke DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya beberapa hari saja. b. Pariwisata jangka panjang apabila wisatawan yang berkunjung ke DTW (Daerah Tujuan Wisata) waktunya sampai berbulan-bulan. 4. Menurut jumlah wisatawan: a. Pariwisata tunggal apabila wisatawan yang bepergian hanya seorang atau sekeluarga. b. Pariwisata rombongan apabila wiasatwan yang bepergian satu kelompok atau rombongan yang berjumlah 15 sampai 20 orang atau lebih.

28 digilib.uns.ac.id Menurut alat angkut: a. Pariwisata Udara. b. Pariwisata Laut. c. Pariwisata Kereta Api. d. Pariwisata Mobil. 2) Adapun pariwisata dibagi menjadi : a. Wisata Budaya Perjalanan wista yang bertujuan untuk mempelajari adat istiadat, budaya, tata cara kehidupan masyarakat dan kebiasaan yang terdapat didaerah atau negara yang dikunjungi. b. Wisata Kesehatan Perjalanan wisata dengan tujuan untuk sembuh dari suatu penyakit atau untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani. Wisata ini disebut juga Wisata Pulih Sembuh. c. Wisata Olahraga Perjalanan wisata dengan tujuan untuk mengikuti kegiatan olahraga misalnya; Olympiade, Thomas Cup, Pra Piala Dunia dan SeaGames.

29 digilib.uns.ac.id 14 d. Wisata Komersial Perjalanan wisata untuk tujuan yang bersifat komersial ataupun dagang. e. Wisata Kuliner Perjalanan wisata yang bertujuan untuk menikmati keanekaragaman makanan yang terdapat di daearah atau negara yang dikunjungi. f. Wisata Pertanian Pengorganisasian perjalanan yang dilakukan dengan mengunjungi pertanian, perkebunan untuk tujuan study, dan riset atau study banding. g. Wisata Maritim atau Bahari Wisata yang sering dikaitkan dengan olahraga air, seperti berselancar, menyelam, berenang, dan lain sebagainya. Objeknya adalah pantai, laut, sungai, kepulauan, termasuk taman laut. Karena kegiatannya di air, wisata ini disebut juga wisata Tirta.

30 digilib.uns.ac.id 15 h. Wisata Cagar Alam Kegiatan berkunjung ke daerah cagar alam. Di samping itu untuk mengunjungi binatang atau tumbuhan yang langka juga, untuk tujuan menghirup udara segar dan menikmati keindahan alam. i. Wisata Industri Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa untuk berkunjung ke suatu industri yang besar guna mempelajari atau meneliti industri tersebut. j. Wisata Bulan Madu Perjalanan dalam jenis wisata ini adalah orang yang sedang berbulan madu atau pengantin baru. Agen perjalanan atau Biro perjalanan yang menyelenggarakan wisata ini biasanya menyediakan fasilitas yang istimewa atau khusus. Diharapkan agar wistawan benar-benar menikmati bulan madu dengan kesenkesan khusus, indah dan meninggalkan kenangan yang istimewa bagi bulan madu mereka.

31 digilib.uns.ac.id 16 b. Strategi Pengembangan Pariwisata : Pengembangan menurut J.S Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal, cara, atau hasil kerja mengembangkan, sedangkan mengembangkan berarti membuka, memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik. Selain itu pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan suatu objek / hal agar menjadi lebih baik dan mempunyai hasil guna bagi kepentingan bersama. Pengembangan pariwisata dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perjalanan wisata, tamsya, dan rekreasi agar menjadi lebih baik dan memberi manfaat bagi publik yang mengkonsumsinya. Berdasarkan UU No. 10 tahun 2009 tentang pokok-pokok kepariwisataan pasal 12 dinyatakan bahwa penyelenggaraan atau pengembangan kepariwisataan adalah bertujuan untuk : (1) Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan memperhatikan aspek: a. sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata; b. potensi pasar;

32 digilib.uns.ac.id 17 c. lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah; d. perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; e. lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset budaya; f. kesiapan dan dukungan masyarakat; dan g. kekhususan dari wilayah. (2) Kawasan strategis pariwisata dikembangkan untuk berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. (3) Kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek budaya, sosial, dan agama masyarakat setempat.

33 digilib.uns.ac.id 18 Dalam mengembangkan pariwisata ada pula beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Wisatawan Harus diketahui karateristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan wisata. 2. Transportasi Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju. 3. Atraksi / objek wisata Bagaimana atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tiga syarat berikut, apa yang dilihat, apa yang dapat dilakukan, dan apa yang dapat dibeli di ODTW yang dikunjungi. 4. Fasilitas Pelayanan Fasilitas apa yang tersedia di ODTW tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restoran, pelayanan umum seperti bank / money changer, kantor pos, telepon di ODTW yang akan dikunjungi wisatawan.

34 digilib.uns.ac.id Informasi dan Promosi Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflet / brosure harus disebarkan sehingga calon wisatawan dapat mengetahui tiap paket wisata agar cepat mengambil keputusan. (Oka A. Yoeti, 1997 ; 3). c. Pemasaran Pariwisata : Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi. Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran, seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai ke berbagai macam kelompok sosial untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi

35 digilib.uns.ac.id 20 pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). d. Pengertian Manajemen Pemasaran Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait. Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.

36 digilib.uns.ac.id 21 Beberapa pengertian pemasaran dapat dimengerti dalam mendukung pemasaran, secara teoritis yaitu berkaitan dengan permasalahan manajemen pemasaran pariwisata; Adapun pengertian-pengertian tentang pemasaran antara lain : 1) Menurut Salah Wahab, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran Pariwisata, pemasaran adalah suatu cara dalam menjalankan suatu usaha, dan menitikberatkan perhatian terhadap pelanggan dari pada produk ( Salah Wahab, 1997 ; 28). 2) Menurut Ating Tedjasutisna dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran memberikan pengertian bahwa pemasaran adalah usaha peningkatan tentang keinginan dan kebutuhan para konsumen terhadap produk maupun jasa. Dengan kata lain pemasaran merupakan usaha menciptakan dan mengarahkan standar hidup untuk kepentingan konsumen terhadap barang-barang dan jasa dengan tujuan memperoleh kepuasan (Ating Tedjasutisna, 1987 ; 20). 3) Menurut Philip Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian yaitu; pemsaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan nama perorangan atau kelompok melalui perbuatan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain (Philip Kotler, 1997 ; 5).

37 digilib.uns.ac.id 22 F. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Objek Wisata Candi Sukuh di kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar dan kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. 2. Teknik Pengumpulan Data Di dalam melakukan pengumpulan data ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu ; a. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara atau tatap muka secara langsung dengan kepala bagian objek wisata Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Kabupaten Karanganyar yang bertugas sebagai pengurus Candi Sukuh yaitu dengan Sarjono, dan karyawan Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Kabupaten Karanganyar yaitu Soeripto selaku Kepala Seksi Promosi Wisata dan Soekarno selaku Kepala Sub. Bag Perencanaan.

38 digilib.uns.ac.id 23 b. Observasi Observasi merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan informasi ( data primer ) secara langsung pada kegiatan yang berhubungan dengan strategi pengembangan dan pemasaran pariwisata objek wisata Candi Sukuh, serta mencatat hal-hal penting yang mendukung penelitian pada tanggal Mei c. Studi Dokumen Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Dokumen-dokumen yang dikumpulkan akan membantu penelitian dalam memahami fenomena yang terjadi di lokasi penelitian dan membantu interpretasi data. Selain itu, dokumen dan data-data literer dapat membantu dalam menyusun analisis dan melakukan validitas data. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar buku tamu yang berisi nama dan asal wisatawan untuk memperoleh data dalam penyusunan tabel kunjungan wisata di objek wisata Candi Sukuh, buku Profil Budaya Kabupaten Karanganyar tahun 2010, buku Target dan Realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) tahun , dan juga tabel kunjungan wisatawan Kabupaten Karanganyar yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar mengenai objek wisata Candi Sukuh.

39 digilib.uns.ac.id 24 d. Kepustakaan Sumber data kepustakaan diperlukan untuk melengkapi data yang belum diperoleh dalam penyusunan tugas akhir yang diambil dari perpustakaan lab tour prodi DIII Usaha Perjalanan Wisata, berupa buku tentang kepariwisataan dan juga Tugas Akhir mahasiswa dan mahasiswi prodi DIII Usaha Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Teknik Analisa Data Setelah mengumpulkan dan melihat data-data yang terkumpul selanjutnya data dianalisis dengan metode analisis deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta-fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah difahami dan disimpulkan. Analisis deskripsi ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu dan kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan pada data yang diperoleh.

40 digilib.uns.ac.id 25 G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam mengerjakan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan laporan. Bab II Gambaran Umum Objek Wisata Candi Sukuh, bab ini berisikan tentang profil sejarah dan potensi yang dimiliki oleh objek wisata candi sukuh. Bab III Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Candi Sukuh bab ini membahas tentang usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karanganyar dalam mengembangkan dan memasarkan Candi Sukuh dan juga kendala-kendala yang dihadapi oleh dalam proses pengembangan dan pemasaran Candi Sukuh tersebut. Bab IV Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

41 digilib.uns.ac.id BAB II PROFIL DAN POTENSI OBJEK WISATA CANDI SUKUH 1. Candi Sukuh A. Profil Objek Wisata Candi Sukuh Candi Sukuh adalah sebuah candi Hindu yang terletak di Dusun Sukuh, di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Bagi masyarakat modern, candi sukuh termasuk candi yang luar biasa. Di gerbang utama candi ini dilukiskan secara vulgar alat kelamin laki-laki (penis) dan alat kelamin perempuan (vagina) dalam keadaan siap tempur. Oleh sebab itu, orang sering menyatakan Candi Sukuh sebagai candi jorok, candi porno, candi saru, atau candi norak, candi seks. Namun pandangan seperti itu adalah sebuah pandangan yang sama sekali tidak benar. Candi Sukuh adalah sebuah candi sakral dengan bentuk arsitek mirip piramida. Kehadiran lukisan penis dan vagina di dasar pintu masuk candi merupakan ajaran bahwa manusia harus mengenal asal-usul dumadi yang tidak lain berasal dari air mani yang kemudian berproses di rahim ibu. Hal inilah yang hampir diajarkan oleh setiap ajaran agama di dunia manapun agar manusia tidak sombong karena berasal dari setitik air mani yang memancar. Candi Sukuh adalah candi yang menarik dari segi tata arsitektur. Candi tersebut mengambil bentuk piramida mirip dengan bentuk kuil di Inca, Meksiko atau piramit Mesir. 26

42 digilib.uns.ac.id 27 Candi Sukuh juga memunculkan unsur-unsur Indonesia asli dan hal ini tergambar dalam relief-relief yang relief-relief tersebut bersumber dari teksteks Jawa Kuna dan Jawa Tengahan (Garudeya, Wirataparwa, Sudamala, Bima Suci, dan Gatotkacasraya). Candi Sukuh adalah candi dari masa Hindu yang di dalamnya bercampur antara kebudayaan prasejarah Jawa dengan kebudayaan Hindu. Di dalam Candi Sukuh muncul unsur-unsur Indonesia asli yang pada masa kejayaan Majapahit tenggelam akibat dominasi kebudayaan Hindu. Bentuk arsitektur dan tata ruang Candi Sukuh berkaitan dengan makna simbolis yang menunjukan adanya pergeseran filosofi dari pemujaan dewadewa India ke pemujaan dewa-dewa kesuburan dalam kepercayaan lokal. Sebagai misal, pergeseran pemujaan dewa Siwa ke tokoh manusia (Sadewa) yang tercermin dalam teks Sudamala (Jawa Tengahan) yang kemudian dijadikan dasar cerita ruwatan. Pergeseran ini juga tampak pada kemenonjolan tokoh garuda daripada tokoh Wisnu dalam teks Garudeya (Wirataparwa). Pergeseran lain tampak pula pada piktogram Bima dan Dewa Ruci yang merupakan teks tentang kemenonjolan perjuangan spiritual Bima dalam mencari air suci (her banyu adi tirta wening) dibanding perjuangan lahiriah (peperangan).

43 digilib.uns.ac.id 28 Untuk memahami Candi Sukuh perlu memahami teks-teks dari masanya, di antaranya seperti: 1. Teks Samodramantana yang mengisahkan para dewa menguras lautan untuk mendapatkan air amerta. 2. Teks Sudamala yang mengisahkan Sudamala atau Sadewa yang berhasil meruwat Uma (Istri dewa Siwa) yang dikutuk menjadi Durga (raksasa siluman perempuan yang menakutkan). 3. Teks Gatotkacasraya yang mengisahkan Gatotkaca ketika membantu perkawinan Abimanyu. 4. Nawa Ruci (Bima Suci) yang mengisahkan Bima ketika mencari air suci dan ditengah lautan harus mengalahkan naga Sembur Nawa. Setelah tewasnya naga semburnawa, maka Dewa dijumpai Dewa Ruci yang menjelaskan tentang asal-usul dumadi. 5. Cerita Panji yang mengisahkan Panji berjuang untuk menemukan istrinya sehingga terjadilah suatu kisah romantis penuh liku-liku (Zoetmulder, 1985 ; 56). Sebagian besar candi-candi di Jawa, khususnya yang dibangun mulai abad ke-9, di dinding-dindingnya selalu dipahatkan relief dari teks-teks darmasastra. Relief yang paling spektakuler adalah relief Candi Prambanan yang memahatkan teks darmasastra Ramayana. Relief Candi Sukuh menyajikan relief dari teks-teks commit yang to user memiliki nilai lokal dan bukan teks

44 digilib.uns.ac.id 29 darmasastra, melainkan teks-teks yang dalam cerita pewayangan Jawa dikenal sebagai teks carangan. Pergeseran relief dari teks darmasastra ke teks-teks carangan berkaitan dengan pergeseran nilai dalam masyarakat Jawa abad ke- 15. Di antara teks-teks yang kemudian disebut sebagai teks-teks Jawa Tengahan dalam ekspresi kidung (bukan kakawin) adalah Dewaruci, Sudamala, Kidung Subrata, Panji Anggraeni, dan Sri Tanjung. (Sutarjo, 2008 ; 15). Candi Sukuh sudah banyak dikaji para ahli sejak awal abad ke-19. Penelitian tentang Candi Sukuh dirintis oleh Raflles pada tahun 1817 dalam bukunya History of Java. Penelitian ini dilanjutkan oleh peneliti-peneliti lain, di antaranya sebagai berikut. Kajian tentang candrasengkala dan prasasti yang terdapat pada Candi Sukuh telah dilakukan oleh Van der Vlis pada tahun Menurut Vlis dalam bukunya Incription van de Candi Sukuh, reliefrelief tertentu di Candi Sukuh mengandung angka tahun Saka yang dikenal dengan candrasengkala. Di antaranya, di awal gapura paling bawah terdapat relief raksasa yang memakan manusia yang dapat dinyatakan sebagai candrasengkala gapura buto amangan wong yang bermakna 1359 Saka atau 1437 Masehi. Dari candrasengkala tersebut diketahui bahwa Candi Sukuh tidak dibangun bersamaan, melainkan setahap demi setahap. Hal ini tampak pada candra sengakala di candi utama yang berbunyi katur karungu kram purusa yang bermakna tahun 1362 Saka tau1440 Masehi. Menurut kajian Van der Vlis, di Candi Sukuh ditemukan candrasengkala berupa patung manusia

45 digilib.uns.ac.id 30 garuda yang berdiri sendiri di Halalaman ketiga. Patung tersebut berjumlah dua buah berbetuk burung garuda. Akan tetapi, kedua patung itu berbeda. Patung yang satu bersayap, berbadan, berkaki, seperti manusia (manusiagaruda) serta ada angka tahun 1362 Saka (1440 M) sedangkan yang lainnya berstilir manusia, tetapi tidak bertangan serta tidak mengandung inskripsi (Diparta Karanganyar, 2010 ; 18). Penelitian tentang Candi Sukuh tersebut dilanjutkan oleh Muusses (1929) yang meneliti Sang Awikramawardhana sebagai saat-saat akhir Majapahit yang kemungkinan membangun Candi Sukuh. Stutterheim (1925) meneliti tentang relief Ramayana di Indonesia. Sesuatu yang menarik perhatian Stutterheim di Candi Sukuh adalah relief tentang garuda yang mencengkeram gajah dan kura-kura untuk dimakan. Kisah ini adalah kisah garuda dalam mencari air (amrta) yang dalam tradisi Jawa terjelma juga dalam kisah Bima mencari air suci (Nawa Ruci). Tindakan garuda memakan gajah dan kura-kura ternyata merupakan bentuk ruwatan karena gajah dan kura-kura adalah sebuah makhluk yang terkena kutukan kemudian dimakannya gajah dan kura-kura tersebut justru menjadikannya kembali ke bentuk aslinya sebagai dewa (hlm 23). Candi Sukuh juga mempertemukan tradisi Mahabharata dan Ramayana. Menurut kajian Stuterheim, di Candi Suku terdapat relief yang menggambarkan Arjuna dengan bendera perangnya bergambar kera. Di pihak lain, terdapat relief Hanoman yang sedang menghadapi seseorang yang sedang tafakur.

46 digilib.uns.ac.id 31 Bernet Kempers telah meneliti seni-seni yang ada di Indonesia klasik (1959). Dijelaskan bahwa relief vagina dan phalus secara naturalistik di Candi Sukuh adalah gambaran peristiwa mistik yang berkaitan dengan kesuburan dan kemakmuran. Di Candi Sukuh digambarkan juga adanya Dwarapala yang menyimpang dari gaya India dan muncul dengan langgam prasejarah Casparis tentang inskripsi (1950) yang di dalamnya Casparis membahas sedikti tentang prasasti di dalam Candi Sukuh yang pada umumnya prasasti tersebut sudah rusak dan sulit dibaca, meskipun prasasti tersebut muncul pada abad ke-14. Kesadaran tentang keunikan Candi Sukuh dengan candi-candi lainnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Plaosan dan candi-candi di Jawa Tengah pada umumnya telah dikemukanan oleh Sri Sugiyanti (2006). Menurut Sri Sugiyanti, yang membedakan Candi Sukuh dengan candi lainnya terutama terletak pada bentuk arsitektur, tokoh-tokoh, dan relief-relief yang dipahatkan. Dari uraian di atas tampak bahwa aspek arsitektur dan tata ruang Candi Sukuh belum banyak dikaji orang. Unsur yang banyak dikaji adalah aspek naratif / relief. Kesulitan pengkajian aspek arsitektur dan tata ruang Candi Sukuh karena candi tersebut sudah menyimpang dari tuntunan percandian India. Percandian India diatur dalam Vastusastra yang dihitung berdasar diagram-diagram yang disebut vastupursamandala. Sementara itu, Candi Sukuh menunjukkan konsep-konsep lokal mengenai ruwatan dan sangkan paran yang di dalamnya banyak dipengaruhi oleh paham filosofi asli Jawa.

47 digilib.uns.ac.id 32 Perubahan konsep tata ruang dan arsitektur Candi Sukuh menyimpang dari pola India memiliki alasan sosial dan kultural. Sukatno (2003) menjelaskan bahwa konsep mandala suatu candi tidak hanya berkait dengan konteks arsitektural bangunan candi yang suci. Bangunan ini segera terasa pada amplifikasi penokohan relief-relief Candi Sukuh yang mengangkat tokoh Sadewa. Padahal, tokoh tersebut di dalam Mahabharata (India) adalah tokoh pendukung setelah Arjuna. Mengenai cerita yang mendasari relief, Candi Sukuh pernah dibahas oleh Callenfels (1925) yang membahas relief-relief yang ada hubungannya dengan Kisah Sudamala. Cerita Sudamala tersebut kemudian juga dibahas panjang lebar oleh Zoetmulder (1974) dalam bukunya Kalangwan yang menyoroti secara mendalam Kisah Sudamala dari sisi filologis dan sastra. Relief Candi Sukuh dan Kisah Sudamala pernah juga dibahas oleh Sri Mulyono (1978) ketika membahas mengenai tokoh Semar. Menurut Sri Mulyono, di Candi Sukuh tokoh Semar pertama-tama muncul dalam relief. Candi Sukuh juga disinggung oleh Holt (1967/2000) bahwa di kedua candi tersebut muncul unsur-unsur prehistoris dan penyajian alat seks secara vulgar. Arca-arca di Candi Sukuh mencerminkan nenek moyang masa purba. 2. Sejarah Singkat Penemuan Candi Sukuh Situs candi Sukuh ditemukan kembali pada masa pemerintahan Britania Raya di tanah Jawa pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Johnson kala itu ditugasi oleh commit Thomas to Stanford user Raffles untuk mengumpulkan

48 digilib.uns.ac.id 33 data-data guna menulis bukunya The History of Java. Kemudian setelah masa pemerintahan Britania Raya berlalu, pada tahun 1842, Van der Vlis, yang berwarganegara Belanda melakukan penelitian. Pada tahun 1928, pemugaran dimulai. Hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam buku Van der Vlis yang berjudul Prove Eener Beschrijten op Soekoeh en Tjeto. Penelitian terhadap Candi Sukuh kemudian dilanjutkan oleh Hoepermans pada tahun dan dilaporkan dalam bukunya yang berjudul Hindoe Oudheiden van Java. Pada tahun 1889, Verbeek mengadakan inventarisasi terhadap Candi Sukuh, yang dilanjutkan dengan penelitian oleh Knebel dan WF. Stutterheim pada tahun (Diparta Karanganyar, 2010 ; 20) Candi Sukuh berlatar belakang agama Hindu dan diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-15 M. Berbeda dengan umumnya candi Hindu di Jawa Tengah, arsitektur Candi Sukuh dinilai menyimpang dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu, Wastu Widya. Menurut ketentuan, sebuah candi harus berdenah dasar bujur sangkar dengan tempat yang paling suci terletak di tengah. Adanya penyimpangan tersebut diduga karena Candi Sukuh dibangun pada masa memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa. Memudarnya pengaruh Hinduisme di Jawa rupanya menghidupkan kembali unsur-unsur budaya setempat dari zaman Megalitikum. Pengaruh zaman prasejarah terlihat dari bentuk bangunan Candi Sukuh yang merupakan teras berundak. Bentuk semacam itu mirip dengan bangunan punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan suci pada masa pra-

49 digilib.uns.ac.id 34 Hindu. Ciri khas lain bangunan suci dari masa pra-hindu adalah tempat yang paling suci terletak di bagian paling tinggi dan paling belakang. 3. Lokasi Candi Sukuh Lokasi candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian kurang lebih meter di atas permukaan laut pada koordinat 07o37, Lintang Selatan dan 111o07, Bujur Barat. Candi ini terletak di dukuh Berjo, desa Sukuh, kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini berjarak kurang lebih 20 kilometer dari kota Karanganyar dan 36 kilometer dari Surakarta. Kurang lebih 4 kilometer mendaki gunung Lawu lagi, terdapat situs Candi Cetho. Dari titik terakhir yang bisa dijangkau kendaraan roda empat (mobil/bis), wisatawan masih harus menempuh perjalanan sejauh 1,9 km untuk mencapai Candi Sukuh. Kecuali jika wisatawan membawa kendaraan roda dua (motor) sendiri, akan lebih enak untuk menyewa ojek, dikarenakan jalannya yang sangat menanjak. Namun jangan khawatir, wisatawan tidak perlu repot-repot bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan harga dengan tukang ojek. Di sini terpampang jelas tarif resmi ojek ke berbagai tujuan. Untuk ke Candi Sukuh cukup membayar Rp 5.000,-.

50 digilib.uns.ac.id Struktur Bangunan Candi Sukuh Denah Candi Sukuh. Gambar 1. Denah Candi Sukuh (photo: Candi Sukuh dibangun dalam tiga susunan trap (teras), semakin ke belakang semakin tinggi. Pada teras pertama terdapat gapura utama. Pada gapura ini ada sebuah candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta abara wong. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah Gapura sang raksasa memangsa manusia. Kata-kata ini memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi.

51 digilib.uns.ac.id 36 Dilantai dasar dari gapura ini terdapat relief yang menggambarkan phallus berhadapan dengan vagina. Relief ini mengandung makna yang mendalam. Relief ini mirip lingga-yoni dalam agama Hindu yang melambangkan Dewa Syiwa dengan istrinya (Dewi Parwati). a. Teras Pertama Pada teras pertama terdapat pintu gerbang (gapura) utama. Bentuk gapuranya amat unik yakni dibuat miring seperti trapezium, layaknya pylon (gapura pintu masuk ke tempat suci) di Mesir. Pada sisi gapura sebelah utara terdapat relief manusia ditelan raksasa yakni sebuah sengkalan rumit yang bisa dibaca Gapura buta mangan wong (gapura raksasa memakan manusia). Gapura dengan karakter 9, buta karakternya 5, mangan karakternya 3, dan wong mempunyai karakter 1. Jadi candrasangkala tersebut dapat dibaca 1359 Saka atau tahun 1437 M, menandai selesainya pembangunan gapura pertama ini. Dilantai dasar dari gapura ini terdapat relief yang menggambarkan phallus (penis) berhadapan dengan vagina dengan di kelilingi oleh kalungan sperma. Sepintas relief ini mempunyai kesan porno, namun relief ini mengandung makna yang mendalam, lingga-yoni ini merupakan lambang kesuburan. Relief tersebut dipahat di lantai pintu masuk dengan maksud agar siapa saja yang melangkahi relief tersebut segala kotoran yang melekat di badan menjadi sirna sebab sudah terkena suwuk. Relief tersebut

SUKUH, CANDI DI LERENG GUNUNG LAWU

SUKUH, CANDI DI LERENG GUNUNG LAWU SUKUH, CANDI DI LERENG GUNUNG LAWU Di lereng Gunung Lawu di Desa Berjo Kabupaten Karanganyar, Jateng, terdapat sebuah candi yang memiliki struktur bangunan yang unik karena bentuknya mirip bangunan piramid

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA BIRO PERJALANAN REBORN TOUR INDONESIA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA BIRO PERJALANAN REBORN TOUR INDONESIA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA BIRO PERJALANAN REBORN TOUR INDONESIA Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Study Diploma III Usaha Perjalanan Wisata LAPORAN

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Candi Cetho

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Candi Cetho BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Candi Cetho 1. Lokasi Candi Cetho terletak di lereng barat Gunung Lawu, tepatnya di desa Cetho kelurahan Gumeng kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PROFIL WISATAWAN DI MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

PROFIL WISATAWAN DI MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 PROFIL WISATAWAN DI MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA GUNUNG ANDONG SEBAGAI ECOTOURISM DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA GUNUNG ANDONG SEBAGAI ECOTOURISM DI KABUPATEN MAGELANG ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA GUNUNG ANDONG SEBAGAI ECOTOURISM DI KABUPATEN MAGELANG (STUDI KASUS BASE CAMP TARUNA JAYAGIRI ) LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRADISI UPACARA BERSIH DESA TANJUNG SARI DI DESA DLIMAS KABUPATEN KLATEN TAHUN

PERKEMBANGAN TRADISI UPACARA BERSIH DESA TANJUNG SARI DI DESA DLIMAS KABUPATEN KLATEN TAHUN PERKEMBANGAN TRADISI UPACARA BERSIH DESA TANJUNG SARI DI DESA DLIMAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010-2012 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersemayam para dewa (Fontein, 1972: 14). Dalam kamus besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Candi adalah bangunan yang menggunakan batu sebagai bahan utamanya. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu Budha di Indonesia. Candi dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat kaya akan peninggalan kebudayaan pada jaman Hindu Budha. Kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta

Lebih terperinci

UPAYA PENGEMBANGAN TRADISI APEM SEWU SEBAGAI POTENSI WISATA DI KELURAHAN SEWU KOTA SURAKARTA

UPAYA PENGEMBANGAN TRADISI APEM SEWU SEBAGAI POTENSI WISATA DI KELURAHAN SEWU KOTA SURAKARTA UPAYA PENGEMBANGAN TRADISI APEM SEWU SEBAGAI POTENSI WISATA DI KELURAHAN SEWU KOTA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN Para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pembagian gaya seni candi masa Majapahit maupun Jawa Timur antara lain adalah: Pitono Hardjowardojo (1981), Hariani Santiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beragam kebudayaan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peninggalan peninggalan sejarah yang tersebar luas hampir

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN

STRATEGI PEMASARAN SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN STRATEGI PEMASARAN SENDRATARI RAMAYANA DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi alam untuk menikmati keindahan alam, baik yang masih alami atau sudah ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi alam untuk menikmati keindahan alam, baik yang masih alami atau sudah ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati keindahan alam, baik yang masih alami atau sudah ada usaha

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA

OPTIMALISASI PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA OPTIMALISASI PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TAMAN BALEKAMBANG SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang turut mengembangkan perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala Pariwisata telah ada semenjak adanya perjalanan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain. Selain itu tinggal secara tidak menetap. Semenjak itu pula

Lebih terperinci

POTENSI PASAR TRIWINDU SEBAGAI SENTRA SOUVENIR BARANG ANTIK BAGI WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KOTA SOLO

POTENSI PASAR TRIWINDU SEBAGAI SENTRA SOUVENIR BARANG ANTIK BAGI WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KOTA SOLO POTENSI PASAR TRIWINDU SEBAGAI SENTRA SOUVENIR BARANG ANTIK BAGI WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KOTA SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

PROFIL WISATAWAN DI OBJEK WISATA TAMAN HIBURAN RAKYAT (THR) SRIWEDARI SURAKARTA

PROFIL WISATAWAN DI OBJEK WISATA TAMAN HIBURAN RAKYAT (THR) SRIWEDARI SURAKARTA PROFIL WISATAWAN DI OBJEK WISATA TAMAN HIBURAN RAKYAT (THR) SRIWEDARI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DI HOTEL PRAMESTHI SOLO DALAM MENINGKATKAN JUMLAH TAMU

STRATEGI PEMASARAN DI HOTEL PRAMESTHI SOLO DALAM MENINGKATKAN JUMLAH TAMU STRATEGI PEMASARAN DI HOTEL PRAMESTHI SOLO DALAM MENINGKATKAN JUMLAH TAMU TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md.) Pada Program Study Diploma III Usaha

Lebih terperinci

POTENSI DAN PENGEMBANGAN AIR TERJUN BANYUNIBO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN WONOGIRI

POTENSI DAN PENGEMBANGAN AIR TERJUN BANYUNIBO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN WONOGIRI POTENSI DAN PENGEMBANGAN AIR TERJUN BANYUNIBO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN WONOGIRI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

SOSIALISASI BUKU PROFIL PARIWISATA TERHADAP MASYARAKAT DAN PENGUSAHA INDUSTRI PARIWISATA UNTUK MENINGKATAN WAWASAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN

SOSIALISASI BUKU PROFIL PARIWISATA TERHADAP MASYARAKAT DAN PENGUSAHA INDUSTRI PARIWISATA UNTUK MENINGKATAN WAWASAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN SOSIALISASI BUKU PROFIL PARIWISATA TERHADAP MASYARAKAT DAN PENGUSAHA INDUSTRI PARIWISATA UNTUK MENINGKATAN WAWASAN KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KARANGANYAR LAPORAN TUGAS AKHIR DiajukanUntukMemenuhiSebagianPersyaratanMemperolehGelarAhliMadyapada

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BATU SERIBU DI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BATU SERIBU DI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BATU SERIBU DI KABUPATEN SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

PERANAN FRONT OFFICE DEPARTMENT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA TAMU DI HOTEL PRAMESTHI SOLO

PERANAN FRONT OFFICE DEPARTMENT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA TAMU DI HOTEL PRAMESTHI SOLO PERANAN FRONT OFFICE DEPARTMENT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA TAMU DI HOTEL PRAMESTHI SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III

Lebih terperinci

di JAW A TE N GAH S E LATAN

di JAW A TE N GAH S E LATAN C AN D I C AN D I di JAW A TE N GAH S E LATAN CANDI MENDUT Letak : kec. Mungkid, kab. Magelang + 2 km dari Candi Borobudur Hubungan dengan Candi Borobudur Dari segi paleografis tulisan ada persamaan (tulisan-tulisan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PERTUNJUKAN WAYANG ORANG SRIWEDARI TERHADAP UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DI KOTA SOLO

PENINGKATAN KUALITAS PERTUNJUKAN WAYANG ORANG SRIWEDARI TERHADAP UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DI KOTA SOLO PENINGKATAN KUALITAS PERTUNJUKAN WAYANG ORANG SRIWEDARI TERHADAP UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DI KOTA SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Lebih terperinci

Perkembangan Arsitektur 1

Perkembangan Arsitektur 1 Perkembangan Arsitektur 1 Minggu ke 5 Warisan Klasik Indonesia By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST, MT Material Arsitektur Klasik Indonesia Dimulai dengan berdirinya bangunan candi yang terbuat dari batu maupun

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO Oleh: Wahyu Purwiyastuti, S.S., M.Hum Dra. Emy Wuryani, M.Hum Disampaikan dalam Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat (IbM) Bekerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA TIRTA WADUK BADE

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA TIRTA WADUK BADE POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA TIRTA WADUK BADE LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN OBYEK WISATA KOLAM RENANG & WATERBOOM DOENG CUO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TIRTA DI KOTA SRAGEN

STRATEGI PEMASARAN OBYEK WISATA KOLAM RENANG & WATERBOOM DOENG CUO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TIRTA DI KOTA SRAGEN STRATEGI PEMASARAN OBYEK WISATA KOLAM RENANG & WATERBOOM DOENG CUO SEBAGAI DAYA TARIK WISATA TIRTA DI KOTA SRAGEN Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESA WISATA SAMIRAN SEBAGAI OBYEK WISATA KABUPATEN BOYOLALI

PENGEMBANGAN DESA WISATA SAMIRAN SEBAGAI OBYEK WISATA KABUPATEN BOYOLALI PENGEMBANGAN DESA WISATA SAMIRAN SEBAGAI OBYEK WISATA KABUPATEN BOYOLALI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Sejarah dan Budaya Lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indra manusia. Semakin jelas harmonisasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan kejadian yang terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PETUGAS RECEPTION TERHADAP KEPUASAN TAMU DI HOTEL LOR IN SOLO

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PETUGAS RECEPTION TERHADAP KEPUASAN TAMU DI HOTEL LOR IN SOLO PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PETUGAS RECEPTION TERHADAP KEPUASAN TAMU DI HOTEL LOR IN SOLO LAPORAN TUGAS AHKIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan MemperolehgelarAhliMadyapada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI SENI PERTUNJUKAN SANGGAR SENI SEKAR JAGAD DUSUN KOTAKAN DESA BAKALAN KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI SENI PERTUNJUKAN SANGGAR SENI SEKAR JAGAD DUSUN KOTAKAN DESA BAKALAN KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI SENI PERTUNJUKAN SANGGAR SENI SEKAR JAGAD DUSUN KOTAKAN DESA BAKALAN KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BUDAYA DI PURO MANGKUNEGARAN

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BUDAYA DI PURO MANGKUNEGARAN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BUDAYA DI PURO MANGKUNEGARAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Progam Studi DIII Usaha Perjalanan Wisata DHIYAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan

Lebih terperinci

PROFIL WISATAWAN OBYEK WISATA UMBUL PONGGOK KLATEN JAWA TENGAH

PROFIL WISATAWAN OBYEK WISATA UMBUL PONGGOK KLATEN JAWA TENGAH PROFIL WISATAWAN OBYEK WISATA UMBUL PONGGOK KLATEN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahlimadya Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA DI BIRO PERJALANAN ELECTRA WISATA SURAKARTA

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA DI BIRO PERJALANAN ELECTRA WISATA SURAKARTA STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA DI BIRO PERJALANAN ELECTRA WISATA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN APLIKASI CITY GUIDE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMASARAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA

PENGGUNAAN APLIKASI CITY GUIDE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMASARAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA PENGGUNAAN APLIKASI CITY GUIDE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMASARAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Pada Program Studi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata TARI KOLOSAL SABDO PALON NOYO GENGGONG DI DUSUN PUTON DESA GIRIMULYO KECAMATAN NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA TRADISIONAL LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WISATA RELIGI MASJID-MASJID TUA DI SURAKARTA

PENGEMBANGAN WISATA RELIGI MASJID-MASJID TUA DI SURAKARTA PENGEMBANGAN WISATA RELIGI MASJID-MASJID TUA DI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keindahan luar biasa dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Aris Baharuddin 1, Maya Kasmita 2, Rudi Salam 3 1 Politeknik Informatika Nasional Makassar 2,3 Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Tinjauan Tema Berikut ini merupakan tinjauan dari tema yang akan diterapkan dalam desain perencanaan dan perancangan hotel dan konvensi. 3.1.1 Arsitektur Heritage Perencanaan

Lebih terperinci

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang

Lebih terperinci

PERANAN PELAYANAN TOUR LEADER DI BIRO PERJALANAN WISATA CV. BUMI KENTINGAN TOUR AND TRAVEL SURAKARTA

PERANAN PELAYANAN TOUR LEADER DI BIRO PERJALANAN WISATA CV. BUMI KENTINGAN TOUR AND TRAVEL SURAKARTA PERANAN PELAYANAN TOUR LEADER DI BIRO PERJALANAN WISATA CV. BUMI KENTINGAN TOUR AND TRAVEL SURAKARTA Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG SAMIN KLOPODUWUR BLORA JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG SAMIN KLOPODUWUR BLORA JAWA TENGAH PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG SAMIN KLOPODUWUR BLORA JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata SITA RULI

Lebih terperinci

PROFIL WISATAWAN MANCANEGARA DI CANDI PRAMBANAN

PROFIL WISATAWAN MANCANEGARA DI CANDI PRAMBANAN PROFIL WISATAWAN MANCANEGARA DI CANDI PRAMBANAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Utami Darma Pertiwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

DINAMIKA BIRO PERJALANAN WISATA VIENNA UTAMA TOUR AND TRAVEL TAHUN LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: GUSTI RAMADHAN HIDAYAT C

DINAMIKA BIRO PERJALANAN WISATA VIENNA UTAMA TOUR AND TRAVEL TAHUN LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: GUSTI RAMADHAN HIDAYAT C DINAMIKA BIRO PERJALANAN WISATA VIENNA UTAMA TOUR AND TRAVEL TAHUN 1996-2013 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Progam Studi Usaha Perjalanan Wisata Progam Diploma III

Lebih terperinci

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR TERJUN PARANG IJO DI KABUPATEN KARANGANYAR

POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR TERJUN PARANG IJO DI KABUPATEN KARANGANYAR POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBYEK WISATA AIR TERJUN PARANG IJO DI KABUPATEN KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di dunia. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

DEFINISI- DEFINISI A-1

DEFINISI- DEFINISI A-1 DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari sebuah bentuk pertumbuhan ekonomi, keberhasilan pengembangan industri pariwisata memerlukan rancangan yang detail dan komprehensif baik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama matakuliah Kode/SKS Status mata kuliah Deskripsi Singkat : ARKEOLOGI HINDU-BUDDHA : BDP 1107/ 2 SKS : Wajib : Pengenalan tinggalan arkeologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk

Lebih terperinci

PROFIL WISATAWAN TAMAN WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI

PROFIL WISATAWAN TAMAN WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI PROFIL WISATAWAN TAMAN WISATA SENDANG ASRI WADUK GAJAH MUNGKUR WONOGIRI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha

Lebih terperinci

POTENSI DAN PENGEMBANGAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

POTENSI DAN PENGEMBANGAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH POTENSI DAN PENGEMBANGAN AGROWISATA KAMPOENG KOPI BANARAN DI KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki berbagai potensi wisata, seperti wisata alam, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata religi dan wisata budaya. Dari berbagai

Lebih terperinci

POTENSI DAN PROFIL WISATAWAN SOLO MENARI 2013

POTENSI DAN PROFIL WISATAWAN SOLO MENARI 2013 POTENSI DAN PROFIL WISATAWAN SOLO MENARI 2013 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata AYUNINGTYAS SEPTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah dengan negara lain. Didukung oleh letak wilayah yang strategis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan aset sebuah negara yang tidak ada habisnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah dengan negara

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Candi Di Jawa Timur Bentuk bangunan ramping Atapnya merupakan perpaduan tingkatan Puncaknya berbentuk kubus Tidak ada makara dan pintu relung hanya ambang dan atasnya saja yang diberi kepala

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masuk dan berkembangnya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada sekitar abad IV sampai pada akhir abad XV M, telah meninggalkan begitu banyak peninggalan arkeologis.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PRAMUWISATA DI PURO MANGKUNEGARAN SURAKARTA

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PRAMUWISATA DI PURO MANGKUNEGARAN SURAKARTA UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PRAMUWISATA DI PURO MANGKUNEGARAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan

Lebih terperinci

'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982.

'; Soekanto Soerjono, Prof, Dr, SH, MA, Sosiologi Suatu Ppngantar, CV Rajawali, Jakarta, 1982. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia mempunyai sejarah kebudayaan yang telah tua, berawal dari masa prasejarah (masa sebelum ada tulisan), masa sejarah (setelah mengenal tulisan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi

Lebih terperinci

BAB 3: TINJAUAN LOKASI

BAB 3: TINJAUAN LOKASI BAB 3: TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Kantor PT. Taman Wisata Candi Prambanan Borobudur dan Ratu Boko Yogyakarta 2.1.1 Profil Kantor PT. Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko PT. Taman Wisata

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN REKSO PUSTOKO MANGKUNEGARAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA EDUKASI DI SURAKARTA

PERPUSTAKAAN REKSO PUSTOKO MANGKUNEGARAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA EDUKASI DI SURAKARTA PERPUSTAKAAN REKSO PUSTOKO MANGKUNEGARAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA EDUKASI DI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma

Lebih terperinci

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Usaha Perjalanan Wisata TUGAS AKHIR. Wulan Yuniarti C

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Usaha Perjalanan Wisata TUGAS AKHIR. Wulan Yuniarti C PERAN SEKSI INFORMASI DAN PROMOSI PARIWISATA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA (PARBUDPORA) KABUPATEN MAGETAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH WISATAWAN DI OBJEK WISATA TELAGA SARANGAN Diajukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Hipotesis 1 yang menyatakan Kualitas Obyek Wisata berupa Atraksi (Attraction), Fasilitas dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parwisata berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian,

Lebih terperinci

STRATEGI PELAYANAN RESERVASI TIKET AIRLINE DI CV. VISTA GAMA TOUR AND TRAVEL SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR

STRATEGI PELAYANAN RESERVASI TIKET AIRLINE DI CV. VISTA GAMA TOUR AND TRAVEL SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR STRATEGI PELAYANAN RESERVASI TIKET AIRLINE DI CV. VISTA GAMA TOUR AND TRAVEL SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma

Lebih terperinci

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR Oleh : GRETIANO WASIAN L2D 004 314 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

CAGAR BUDAYA. Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan CAGAR BUDAYA Kab. Boyolali, Provinsi Jawa Tengah Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Boyolali, 29 Maret 2017 1 April 2017 Daftar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN CHE-ES RESTO DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN PELANGGAN DI KOTA SURAKARTA

PENGELOLAAN CHE-ES RESTO DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN PELANGGAN DI KOTA SURAKARTA PENGELOLAAN CHE-ES RESTO DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN PELANGGAN DI KOTA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma (DIII)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

PERAN BENGAWAN TRAVEL MART (BTM) DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SOLO

PERAN BENGAWAN TRAVEL MART (BTM) DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SOLO PERAN BENGAWAN TRAVEL MART (BTM) DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIF BATIK TIRTA INTANPARI SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN METODE KOMPARATIF

KAJIAN MOTIF BATIK TIRTA INTANPARI SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN METODE KOMPARATIF KAJIAN MOTIF BATIK TIRTA INTANPARI SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN METODE KOMPARATIF SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi

Lebih terperinci