BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Percakapan menurut Stubss (1983: 33) memiliki ciri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Percakapan menurut Stubss (1983: 33) memiliki ciri"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Percakapan adalah salah satu bentuk pengaplikasian bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Percakapan menurut Stubss (1983: 33) memiliki ciri spontan, tidak terencana dan informal. Percakapan biasanya terjadi secara langsung dan spontan, seperti ketika seseorang bertemu dengan orang lain di jalan atau di suatu tempat. Umumnya percakapan dalam kehidupan sehari-hari dilakukan secara langsung bertatap muka dengan orang-orang di sekitar. Namun, saat ini komunikasi masyarakat sudah dapat dilakukan tanpa bertatap muka sekalipun. Seiring berkembangnya teknologi dalam beberapa tahun terakhir, jangkauan komunikasi masyarakat meningkat bahkan dapat mencapai hampir ke seluruh dunia. Adanya kemajuan teknologi seperti internet yang mampu mengakses informasi dari berbagai sumber, menyebabkan siapapun dapat berinteraksi langsung dengan berbagai hal secara global. Sehingga komunikasi masyarakat saat ini tidak hanya pada lingkungan sekitar tempat tinggalnya melainkan dapat berkomunikasi kemanapun dan dengan siapapun. Salah satu inovasi yang mendukung perluasan area komunikasi tersebut adalah situs-situs media sosial. Berkembangnya situs media sosial akhir-akhir ini semakin mempermudah masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Melalui media sosial ini seseorang 1

2 2 dengan mudah dapat menghubungi sanak saudara mereka yang tinggal jauh darinya, bercakap dengan teman dan bahkan bertemu dengan seseorang yang belum pernah dikenali. Dengan menggunakan media sosial tersebut, seseorang dapat bercakap-cakap dengan berbagai macam orang dari berbagai belahan dunia. Salah satu media sosial yang populer hingga saat ini adalah Facebook. Facebook adalah sebuah media sosial yang muncul pertama kali pada tahun Facebook mulai digemari banyak orang sejak peluncurannya pada tahun tersebut, dikarenakan pada tahun tersebut belum banyak situs-situs media sosial yang berkembang. Fitur-fitur yang diusung oleh facebook mengungguli media sosial sebelumnya yakni Friendster yang dimuncul sekitar 2 tahun sebelumnya yakni tahun Fitur pertemanan dan chat antar pengguna yang disuguhkan oleh facebook tidak dimiliki oleh friendster. Di dalam friendster, user hanya dapat berkomunikasi melalui komentar-komentar yang diposting di halaman profil para usernya. Percakapan dalam Facebook dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu melalui postingan atau melalui chat personal. Melalui postingan adalah percakapan yang terjadi dengan mengomentari pada postingan status seseorang. Percakapan ini bersifat umum, dimana semua teman dalam facebook dapat melihat dan ikut bercakap-cakap dengan mengomentari postingan tersebut. Kemudian cara yang kedua adalah dengan chat secara personal. Percakapan melalui chat ini bersifat pribadi dimana hanya diketahui oleh kedua user yang terlibat dalam chat. Pada umumnya percakapan adalah pembicaraan secara langsung antara dua orang atau lebih yang terjadi secara spontan. Hal ini berbeda dengan

3 3 percakapan yang terjadi pada Facebook yang dapat menciptakan percakapan yang tidak langsung atau dengan menggunakan bahasa tulis. Percakapan pada Facebook adalah percakapan tak langsung dua arah yang memanfaatkan media komputer dan internet. Percakapan ini terjadi dalam bentuk tulisan dan menggunakan berbagai simbol untuk membentuk ekspresi diri menggantikan ekspresi wajah gerakan tubuh yang dapat terjadi pada percakapan langsung. Dalam hal ini, fenomena percakapan yang terjadi pada Facebook tentunya akan berbeda dengan percakapan langsung yang bertatap muka. Berikut contoh percakapan dalam Facebook. (Contoh 1) Keem Sison : Do you guys have stable cynogenmod for our a706 with no bugs? (English please I can t understand inodes) Thank you! Apa kalian punya cyanogenmod yang stabil buat a706 tanpa bugs? (Mohon bahasa Inggris, saya tidak mengerti Indonesia) Terima kasih! Ahmad Mubin : Cyanogen for Lenovo a706 still in developer. Is not stable anymore need to wait for stable release. Same like me I cant understand Indonesian language.but I can understand a litter indo language.because im from Malaysia Cyanogen untuk Lenovo a706 masih di developer. Itu tidak stabil harus menunggu yang stabil rilis. Sama seperti saya, saya tidak bisa mengerti bahasa Indonesia, tapi saya dapat mengerti sedikit bahasa Indonesia karena saya dari Malik Sahib Malaysia. : lenovo a706 display problem. Sometimes when I switched on display appear normally,but sometimes black display, back ground system is running. I changed LCD but same I flashed almost all custom roms still same.have any idea? Masalah pada layar Lenovo a706. Terkadang ketika saya menghidupkan layar, muncul normal, tetapi terkadang tidak muncul apa-apa. Background system masih berjalan. Saya ganti LCD tetap sama. Saya flash hampir semua custom rom tetap sama. Ada yang punya solusi? Ahmad Mubin : try reflash back to stock rom Coba flash ulang ke stock rom

4 4 Keem Sison If the problem still available try to send to some shop hope they can help Jika masalahnya masih ada, coba kirimkan ke tokonya mungkin mereka dapat membantu : oh ok thanks man, but is there a similar rom like cynogen with no bugs? Oh ok terima kasih, tapi apakah ada rom yang seperti cynogen tanpa bug? Ahmad Mubin : Hurm, try to find it from NeedRom.Maybe have some stable custom roms over there. Hurm, coba cari di NeedRom, mungkin ada custom rom yang stabil disana. Terlihat sekilas pada percakapan tersebut layaknya percakapan biasa. Namun sebenarnya percakapan tersebut berbeda. Hal yang sangat menonjol pada percakapan di atas adalah urutan percakapannya. Pada percakapan langsung, urutan percakapan cenderung terjadi secara teratur berurutan. Apabila penutur pertama bertanya maka akan ada jawaban dari penutur kedua secara langsung. Hal ini berbeda dengan percakapan sepeti contoh di atas. Pada contoh tersebut, penutur pertama bertanya, kemudian dijawab oleh penutur kedua. Kemudian penutur ketiga masuk bertanya sebagai tanggapan pada tuturan penutur kedua. Penutur kedua menjawab pertanyaan dari penutur ketiga. Namun tuturan setelahnya adalah tanggapan dari penutur pertama terhadapa tuturan penutur kedua yang pertama. Terlihat adanya urutan percakapan yang tidak teratur. Di dalam Facebook, terdapat fitur lain yakni membentuk kelompok atau grup komunikasi. Facebook memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk membentuk suatu kelompok komunikasi berdasarkan kepentingan penggunanya. Misal grup komunikasi keluarga, grup komunikasi kelas, dan lain sebagainya.

5 5 Fitur ini sangat membantu terciptanya komunikasi yang diharapkan oleh pengguna Facebook. Melalui fitur pembuatan grup dalam facebook, banyak grup-grup yang berdiri dengan kepentingan yang berbeda-beda. Setiap grup dengan kepentingan berbeda akan memiliki karakteristik bahasa yang berbeda pula. Seperti misalnya grup Lenovo a706 Indonesia yang menjadi objek analisis dalam penelitian ini. Grup ini memiliki kepentingan untuk menjembatani para pengguna smartphone Lenovo a706 di Indonesia. Pokok bahasan atau topik yang sering diperbincangkan adalah mengenai smartphone. Untuk itu, grup ini tentu memiliki karakteristik berbahasa tersendiri yang berbeda dengan kelompok-kelompok lain. Berikut contoh bahasa yang digunakan dalam grup Lenovo a706 Indonesia. (Contoh 2) P. Richard : anyone can help me how to fix wifi not turning on in custom rom I ported from andromax c please Ada yang bisa bantu saya bagaimana caranya memperbaikinya wifi tidak dapat dihidupkan di custom rom yang saya porting dari andromax c Kyky S. A : what rom? Rom apa? P. Richard : amz-rom bro Kyky Say Arbey Do you know ho to fix it? Amz-rom bro Kyky Say Arbey Kamu tahu cara memperbaikinya? Kyky S. A : If version 3 final u must port boot.img for fixed that. If v 2.0 xtreme just replace the ramdisk on boot.img Jika versi 3 final kamu harus porting boot.img untuk memperbaikinya. Jika versi 2.0 xtreme ganti saja ramdisknya di boot.img P. Richard : is there other way What tools do I need to replace the ramdisk on boot.img bro Kyky Say Arbey Apa ada cara lain? Tools apa yang saya butuhkan untuk mengganti ramdisk di boot.img bro Kyky Say Arbey?

6 6 Kyky S. A : What version rom? Tools try apktool Versi brapa romnya? Toolsnya coba apktool Dari percakapan di atas dapat dilihat penggunaan bahasanya cukup memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini terlihat dari istilah-istilah yang digunakan dalam percakapan tersebut yang mungkin akan sulit dipahami oleh orang lain yang tidak akrab dengan istilah-istilah smartphone. Terlebih lagi, kemungkinan terdapatnya istilah-istilah khusus yang diciptakan dalam grup tersebut membuat kekhasannya sendiri. Selain dari istilah-istilah yang digunakan, ciri khas lain penggunaan bahasa yang sangat jelas terlihat di sini adalah bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan pengguna facebook berasal hampir dari berbagai negara dan bahasa Inggris sebagaimana diketahui adalah bahasa Internasional yang ditetapkan sebagai bahasa alternatif dan digunakan di seluruh dunia. Sehingga, komunikasi yang terjadi dalam Facebook yang melibatkan pembicara dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda dapat menggunakan bahasa Inggris sebagai alternatif dalam penyampaian gagasannya. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana struktur wacana percakapan bahasa Inggris dalam grup lenovo a706 Indonesia? b. Bagaimana karakteristik penggunaan bahasa Inggris dalam grup lenovo a706 Indonesia?

7 Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, penelitian ini bertujuan untuk: a. Memaparkan struktur wacana percakapan bahasa Inggris pada grup lenovo a706 Indonesia b. Menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Inggris dalam grup lenovo a 706 Indonesia 1.4 Manfaat penelitian Penelitian dengan judul wacana percakapan bahasa Inggris oleh penutur non-native ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan bahasa. Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi dalam pengayaan teoritis mengenai referensi penelitian percakapan tak langsung khususnya melalui media sosial dan juga mengenai karakteristik bahasa. Secara praktis penelitian ini diharapkan memberi manfaat memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai percakapan dan penggunaan bahasa pada sebuah media sosial Facebook. 1.5 Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas masalah serupa dengan penelitian ini yang menjadi acuan. Diantaranya penelitian oleh Hariyanto (2008) dengan judul Pemakaian Bahasa dalam Chatting, Sari (2012) dengan judul Analisis Wacana Percakapan Twitter, Setiawati (2015) dengan judul Analisis Wacana Percakapan dalam Strip Komik Baby Blues, Khatimah (2013)

8 8 yang membahas mengenai Percakapan dalam Wawancara Antara Oprah Winfrey, Barrack Obama dan Michele Obama dalam Acara The Oprah Winfrey Show, Setiadi (2013) dengan penelitian berjudul Bentuk dan Struktur Wacana Percakapan dalam Radio Amatir Di Kodya Surakarta, Darmawan (2015) dengan penelitian Komunikasi Politik Prabowo Subianto pada Akun Facebook (Analisis Percakapan dalam Membentuk Personal Branding Militer), Afifulloh (2011) dengan judul Pola-pola Struktur Kebahasaan Wacana Percakapan di Facebook. Penelitian sebelumnya yang membahas mengenai pengguaan bahasa pada sosisal media adalah Hariyanto (2008) yang membahas mengenai penggunaan bahasa dalam chatting. Hariyanto melakukan penelitian pada aplikasi chating yakni Yahoo Mesengger atau biasa dikenal YM. Dalam penelitian ini, Hariyanto mengangkat masalah mengenai penggunaan istilah-istilah khusus yang ada pada YM, struktur wacananya, pematuhan prinsip-prinsip kerjasama hingga faktor yang menjadikan chatting sebagai daya tarik pada penggunanya. Pada penelitian tersebut, Hariyanto menemukan adanya penggunaan istilah-istilah khusus tersebut yang terbagi beberapa kategori, yaitu: penggunaan bentuk singkatan, emotikon, iklan, sapaan, ajakan ataupun penolakan. Bentuk percakapan dalam chatting berupa bentuk percakapan personal atau percakapan yang berada dalam channel. Struktur percakapan dalam chatting kebanyakan berstruktur tidak lengkap, hal ini dikarenakan percakapan dapat berlanjut kapan saja. Pematuhan terhadap prinsipprinsip kerja sama dalam chatting tidak selalu terjadi, terkadang pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tersebut sering dilakukan. Kemudian, alasan mengenai daya tarik chatting bagi para pengguna internet adalah karena penggunaannya

9 9 sangat mudah dan hemat biaya dan dapat digunakan untuk menjalin tali persahabatan. Penelitian selanjutnya adalah mengenai sosial media lain yakni Twitter yang dilakukan oleh Sari (2012). Sari melakukan penelitian mengenai wacana percakapan yang terjadi pada sosial media Twitter. Pada penelitiannya, Sari mengangkat masalah mengenai struktur percakapan dalam twitter, karakterisasi penggunaan bahasa dalam twitter, dan pematuhan terhadap prinsip kerjasama yang ada pada twitter. Hasil dari penelitian ini, Sari menemukan wacana percakapan pada twitter memiliki dua struktur, yakni struktur lengkap dan struktur tidak lengkap. Kemudian mengenai karakterisasi kebahasaannya, penggunaan bahasa dalam twitter sangat beragam dan terdapat pula percampuran dua bahasa untuk menunjukkan suasana santai. Kemudian karakteristik lain yang ditemukan adalah adanya penggunaan bentuk singkatan, emotikon, kata sapaan, penggunaan huruf kapital, nama dan gambar diri sebagai identitas diri yang kesemuannya memiliki kekhasan tersendiri. Pada prinsip kerjasama, percakapan dalam twitter dapat memenuhi prinsip kerjasama dan terkadang melanggar prinsip kerjasama. Penelitian sejalan mengenai wacana percakapan juga dilakukan oleh Setiawati (2015). Setiawati melakukan penelitian wacana percakapan pada sebuah komik strip Baby Blues. Pada penelitian ini Setiawati mengangkat masalah mengenai jenis wacana percakapan dan analisis percakapan pada komik tersebut, bentuk pelanggaran pada prinsip kerjasama, fungsi pragmatis pada prinsip kerjasama. Hasil yang didapatkan oleh Setiawati pada penelitian ini adalah; wacana percakapan terbagi atas dua yakni wacana dialog dan wacana percakapan.

10 10 Ada tiga organisasi utama yang penting dalam analisis wacana percakapan yaitu turn-taking, adjacency pairs dan sequences. Kemudian mengenai pelanggaran prinsip kerjasama, ditemukan beberapa pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi pada komik tersebut. Fungsi-fungsi dari pelanggaran prinsip kerjasama tersebut dijelaskan sebagai fungsi asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Penelitian selanjutnya dari Khatimah (2013) yang membahas mengenai percakapan dalam wawancara antara Oprah Winfrey, Barrack Obama dan Michele Obama dalam acara The Oprah Winfrey Show. Dalam penelitian ini, Khatimah mengankat permasalahan mengenai struktur pengorganisasian percakapan yang terdiri dari giliran bicara, pasangan berdampingan dan tahapan percakapan, prinsip kerja sama dan pengaruh sosial budaya dari partisipan. Hasil yang didapatkan Khatimah pada penelitian ini adalah; Struktur percakapan pada wawancara berbeda dengan struktur percakapan lainnya. Format acara pada wawancara menimbulkan lebih banyaknya pasangan berdampingan yang terjadi karena lebih sering adanya tanya-jawab. Pelanggaran prinsip kerjasama juga terjadi dan yang paling sering muncul adalah pelanggaran pada maksim kuatitas. Kemudian, pada pengaruh soosial budaya, didapatkan bahwa orang Amerika dalam memulai dan mengakhiri percakapan cenderung melakukannya dengan tidak bertele-tele. Penelitian selanjutnya dari Setiadi (2013) membahas mengenai bentuk dan struktur wacana percakapan dalam radio amatir di kodya Surakarta. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai bentuk-bentuk wacana dan

11 11 struktur wacana percakapan dalam radio amatir. Hasil dari penelitian tersebut, bahwa wacana percakapan dalam radio amatir bentuknya adalah wacana lisan jika dilihat dari medianya, wacana interaksional jika dilihat dari fungsi bahasanya, serta berupa wacana yang lengkap. Struktur wacana percakapan dalam radio amatir pada umumnya terdiri dari struktur awal, medial, dan akhir. Penelitian selanjutnya yang sejalan dengan penelitian ini, adalah penelitian dari Darmawan dan Afifulloh. Penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti ini berfokus pada objek yang sama, yaitu percakapan di Facebook. Darmawan meneliti mengenai analisis percakapan dalam membentuk personal branding yang dilakukan oleh Prabowo Subianto. Sedangkan Afifulloh meneliti mengenai polapola struktur percakapan yang terjadi di Facebook. 1.6 Landasan Teori Wacana Dalam ilmu linguistik wacana diketahui sebagai satuan unsur bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hirarki gramatikal. Wacana tercipta dengan adanya rentetan kalimat yang saling terkait sehingga dapat menjadi satu karangan utuh. Menurut Moeliono (1997:334) wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya di dalam kesatuan makna. Kridalaksana (1993:231) mengatakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal dan merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Tarigan (1993:23) mengatakan istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau obrolan, tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya-upaya formal seperti laporan

12 12 ilmiah dan sandiwara atau lakon. Dalam pengertian luas, wacana adalah rentangan ujaran yang berkesinambungan. Menurut Linde (1981) dalam Tarigan (1993:24) unit-unit wacana memiliki struktur internal yang bila ditelaah sama teratur dan terpercayanya dengan struktur kalimat-kalimat. Unit-unit ini diorganisasi oleh sejumlah prinsip koherensi yang formal dan yang bersifat kultural, termasuk pengaturan kala dan waktu, struktur pohon, dan keseluruhan jaringan asumsi-asumsi sosial mengenai cara hal-hal itu dan cara hal-hal itu menjelma. Berdasarkan media yang digunakan, wacana dibedakan menjadi dua, yakni media lisan dan media tulis (Tarigan 1993:52). Wacana lisan adalah wacana yang disampaikan secara lisan, melalui media lisan. Untuk menerima, memahami atau menikmati wacana lisan, sang penerima harus menyimak atau mendengarkannya. Wacana tulis adalah wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk menikmatinya, sang penerima harus membacanya. Dalam penelitian ini wacana percakapan dalam Facebook adalah merupakan wacana tulis dimana wacana tersebut disampaikan melalui media tulis digital melalui komputer Percakapan Percakapan adalah salah satu pengaplikasian bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, percakapan terjadi begitu saja atau spontan tanpa adanya rencana yang disusun. Menurut Cutting (2002:28) percakapan adalah wacana yang tercipta dan dijalankan pada suatu waktu oleh dua pembicara atau lebih, biasanya bersifat informal dan tidak terencana. Levinson (1983:284) menjelaskan percakapan sebagai sebuah perbincangan yang pesertanya terdiri dari dua orang

13 13 atau lebih, dan secara bebas saling bergantian di dalam bicara dan secara umum terjadi di luar lembaga khusus seperti yang berlatar belakang pelayanan agama, sidang di pengadilan, pengajaran di ruang kelas, dan lain-lain. Clark (1997: 318) menjelaskan percakapan sebagai sesuatu yang bersifat spontan dan pesertanya terdiri dari dua orang atau lebih. Cook (1997:116) berpendapat percakapan memiliki ciri spontan dan bebas, serta para pesertanya memiliki hak yang sama. Sedangkan Edmonson (1981: 6) mendeskripsikan percakapan sebagai interaksi yang dipakai secara longgar dan non-teknis yang pesertanya paling sedikit dua orang dan latar belakang tempatnya tidak formal, serta tidak memiliki aturan-aturan atau konvensi-konvensi khusus yang mengaturnya. Dari pemaparan di atas dapat disimpullkan bahwa percakapan adalah suatu pengaplikasian bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang berupa interaksi antara dua orang atau lebih pada latar belakang informal dan terjadi secara spontan Analisis Percakapan Percakapan adalah penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi secara alami dan spontan. Cook dalam Cutting (2002) memberikan ciri sebuah percakapan adalah sebagai berikut: 1. Tidak ada keperluan/tujuan tertentu 2. Sesama partisipan memiliki kedudukan yang sama 3. Partisipan cenderung dalam jumlah kecil 4. Giliran berbicara yang cukup pendek

14 14 5. Topik yang dibicarakan adalah untuk partisipan saja atau lebih bersifat personal. Analisis percakapan adalah kajian mengenai bagaimana cara penutur dan lawan tutur menuntut kepada lawan tutur mengenai jawaban yang diharapkan, dan orang-orang tersebut melakukan aksi saling berbalas ketika berinteraksi (Cutting, 2008: 22). Cutting membagi organisasi percakapan menjadi tiga bagian, yaitu turn-taking (giliran berbicara), adjacency pair (pasangan berdampingan), dan sequences (tahapan percakapan). 1. Giliran berbicara (Turn-taking) Pengambilan giliran berbicara dalam sebuah percakapan adalah sebuah organisasi yang penting. Karena, percakapan terjadi karena adanya pergantian peran dalam percakapan tersebut. Penentuan giliran berbicara dapat berbeda-beda karena setiap budaya dapat memiliki aturan-aturan yang berbeda-beda. Cutting (2008) menyebutkan masa pergantian giliran bicara disebut Transition Relevance Place (TRP). Masa ini adalah waktu seseorang dapat mengambil giliran berbicara. Apabila TRP tidak berjalan secara dengan baik, akan terjadi pelanggaran pada TRP seperti menyela (interrupt) dan tumpang tindih (overlapping). 2. Pasangan Berdampingan (Adjacency Pair) Dalam Adjacency Pair, setiap tuturan akan menyebabkan respon terjadinya tuturan selanjutnya. Tuturan-tuturan seperti pertanyaan akan menimbulkan jawaban, penawaran akan menimbulkan penerimaan dan lain-lain. Tuturan-tuturan seperti itu yang dikatakan sebagai pasangan berdampingan.

15 15 Dalam pasangan berdampingan tidak selalu ada pasangan yang baik (preferred respons), namun juga ada pasangan yang kurang baik (disprefered respons). Pasangan yang dikatakan sebagai disprefered respons adalah tuturan yang memberikan respon negatif kepada tuturan sebelumnya, misalnya tuturan pertama penawaran kemudian tuturan responnya adalah penolakan. 3. Tahapan Percakapan (Sequences) Dalam sebuah percakapan tentu ada tahapan-tahapan yang ada di dalamnya. Dalam hal ini Cutting (2008) membagi tahapan percakapan menjadi 3 bagian, yaitu pre-sequnces dan opening sequences, insertion sequences, dan closing sequences. Pre-sequences adalah tahapan awal sebelum percakapan terjadi. Opening sequences adalah tahapan setelah pre-sequences dimana berfungsi sebagai pembuka awal percakapan. Insertion sequences adalah tahapan selanjutnya, yakni tahapan di tengah percakapan atau tahapan sisipan. Kemudian closing sequences adalah tahapan akhir dari sebuah percakapan yang berisi penutup untuk mengakhiri sebuah percakapan. Contoh percakapan: A: hai, apa kabar? B: baik, kamu apa kabar? A: baik juga, kamu sedang apa disini? B: sedang menunggu temanku. Kamu sendiri? A: sedang jalan-jalan saja. Kalo gitu aku jalan dulu ya. B: Oke.

16 16 Pada percakapan di atas, terlihat adanya pergantian giliran bicara antara penutur A dan penutur B. ketika penutur A menyapa B, penutur B mendengarkan dan tidak menyela tuturan penutur A. setelah penutur A selesai, giliran bicara berganti kepada penutur B. pada saat penutur B berbicara penutur A tidak menyela tuturan penutur B. pergantian giliran bicara disini ditandai dengan jeda bicara dan kalimat tanya yang di ajukan kepada satu sama lain. Sementara pasangan berdampingan adalah rangkaian dari dua tuturan yang saling berkaitan. Misalnya pada contoh di atas, penutur A bertanya kepada penutur B, kemudian penutur B memberikan tanggapan atas pertanyaan penutur A. tanggapan dari tuturan tersebut diharapkan memenuhi pertanyaan pada tuturan pertama. Struktur pilihan adalah bagian dari pasangan berdampingan. Hal ini dikarenakan pada pasangan berdampingan, tuturan pertama akan ditanggapi oleh tuturan kedua, tuturan kedua tersebut dapat berupa dua pilihan yaitu tuturan yang disenangi (prefered) atau tuturan yang tidak disenangi (disprefered). Tuturan yang disenangi adalah tuturan yang berupa penerimaan untuk sebuah penawaran, jawaban atas sebuah pertanyaan, penerimaan untuk sebuah ajakan atau lebih mudahnya dikatakan sebagai tanggapan positif. Sedangkan tuturan yang tidak disenangi adalah kebalikan dari tuturan yang disenangi. Pembukaan dan penutupan adalah sebuah penanda percakapan dimulai atau diakhiri. Biasanya pembukaan adalah sebuah sapaan atau salam. Pada contoh di atas dapat dilihat, percakapan terjadi ketika penutur A menyapa penutur B

17 17 dengan hai, apa kabar? dan percakapan ditutup ketika penutur A hendak meninggalkan penutur B dengan mengucapkan kalo gitu aku jalan dulu ya Sosiolinguistik Dalam mempelajari masalah kebahasaan dalam masyarakat tentunya tidak terlepas dari ilmu kemasyarakatan yaitu sosiologi dan juga tidak terlepas dari ilmu mengenai kebahasaan itu sendiri (linguistik), maka dari itu disiplin ilmu sosiolinguistik sangat berperan dalam penelitian ini. Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang memadukan disiplin ilmu sosiologi dengan linguistik, yang dapat diartikan ilmu mengenai penggunaan bahasa di dalam masyarakat. Rahardi (2001:12) mengatakan sosiolinguistik adalah ilmu yang mengkaji bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dengan masyarakat, khususnya masyarakat itu sendiri. Menurutnya, sosiolinguistik mempertimbangkan keterkaitan antara dua hal, yakni dengan linguistik untuk segi kebahasaannya dan sosiologi untuk segi kemasyarakatannya. Sejalan dengan itu, Holmes (1992:1) menjelaskan sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik menurutnya tertarik akan faktorfaktor sosial yang mempengaruhi penggunaan bahasa, seperti penggunaan bahasa yang berbeda pada konteks yang berbeda. Contoh dalam percakapan yang formal, penggunaan bahasa cenderung menggunakan bahasa yang baku atau formal, sedangkan dalam keadaan yang biasa seperti tidak sengaja ketika bertemu di jalan, bahasa yang digunakan cenderung lebih santai.

18 18 Lebih jauh lagi, Wijana (2006:7) menjelaskan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang memandang dan menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakai bahasa di dalam masyarakat, karena menurutnya dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dalam bertutur akan selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi sekitarnya. Wardhaugh (2014:1) mengatakan Sociolinguistics is the study of our everyday lives how language works in our casual conversations and the media we are exposed to, and the presence of societal norms, policies, and laws which address language. Menurutnya, sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan sehari-hari dimana bahasa selalu digunakan dalam berbagai hal. Dari penjelasan di atas, hal ini dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang membahas mengenai penggunaan bahasa yang terikat dengan masyarakat, yang artinya penggunaan bahasa tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial yang ada di masyarakat. Dari sekian banyak fenomena bahasa yang dikaji oleh ilmu sosiolinguistik, ragam bahasa adalah salah satu fenomena yang termasuk dalam ilmu sosiolinguistik.

19 Ragam bahasa Menurut Chaer dan Agustina (2010:61), keragaman bahasa terjadi karena adanya keragaman penutur dan kegiatan interaksi yang dilakukan. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa. Suatu bahasa dapat memiliki ragam yang berbeda-beda dilihat dari berbagai segi penggunaannya Ragam Bahasa dari Segi Penutur Ragam bahasa pertama yang dilihat dari segi penuturnya adalah idiolek, yaitu ragam bahasa yang bersifat perorangan. Ragam idiolek ini adalah ragam yang berkenaan dengan warna suara, pemilihan kata dan gaya bahasa perseorangan. Setiap orang mempunyai idiolek yang berbeda-beda meskipun menggunakan bahasa yang sama. Ragam bahasa kedua yang dilihat dari segi penuturnya adalah ragam yang membedakan penggunaan suatu bahasa pada daerah yang berbeda, biasanya lebih dikenal dengan istilah dialek. Ragam bahasa ini membedakan penggunaan bahasa yang sama pada daerah yang berbeda yang memiliki ciri khas tersendiri. Seperti misalnya, bahasa Jawa dialek Jogja dan bahasa Jawa dialek Surabaya. Ragam bahasa dari segi penuturnya yang ketiga adalah kronolek atau dialek temporal. Kronolek adalah ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat pada masa tertentu (Chaer dan Agustina, 2010:64). Misalnya, ragam bahasa Indonesia pada tahun tiga puluhan, lima puluhan dan lain-lain. Ragam bahasa keempat adalah sosiolek atau dialek sosial. Sosiolek adalah ragam bahasa yang berkenaan dengan status, golongan dan kelas sosial

20 20 penuturnya. Ragam bahasa ini menyangkut masalah pribadi para penuturnya seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan dan lain-lain Ragam Bahasa dari Segi Pemakaian Ragam bahasa yang berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam atau register (Chaer dan Agustina, 2010:68). Register adalah ragam bahasa yang digunakan dalam suatu kelompok tertentu yang berfungsi memudahkan komunikasi antar penggunanya. Pada ragam bahasa yang berdasarkan pemakaian ini paling nampak cirinya adalah pada penggunaan kosakatanya. Sejalan dengan penjelasan tersebut, Wardhaugh (1998:52) mengatakan register adalah pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan maupun kelompok sosial tertentu. Seperti misalnya pemain sepak bola, pekerja bangunan, penggemar musik dan sebagainya memiliki register yang berbeda-beda. Holmes (1992:276) menuturkan bahwa register sebagai kosakata khusus yang berhubungan dengan kelompok-kelompok yang berbeda. Menurutnya, register adalah kosakata yang diciptakan didalam suatu kelompok yang hanya akan dimengerti oleh anggota dalam kelompok tersebut dan orang lain yang tidak tergabung dalam kelompok tersebut akan sulit dalam memahaminya Ragam Bahasa dari Segi Keformalan Martin Joss (1967) dalam Chaer dan Agustina (2010:70) membagi ragam bahasa berdasarkan tingkat keformalannya menjadi 5 jenis, yaitu ragam beku

21 21 (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultatif), ragam santai (casual) dan ragam akrab (intimate). Ragam beku (frozen) adalah ragam bahasa yang paling formal yang digunakan pada situasi-situasi atau upacara-upacara tertentu. Ragam ini biasanya terdapat pada upacara kenegaraan, undang-undang dan doa keagamaan. Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya tidak boleh diubah-ubah. Ragam resmi (formal) adalah ragam bahasa yang digunakan pada situasi resmi seperti pidato, rapat dalam pekerjaan, surat-menyurat dinas, buku-buku pelajaran dan lain-lain. Pola dan kaidah ragam resmi ini sudah ditetapkan sebagai suatu standar. Ragam usaha (konsultatif) adalah ragam bahasa yang biasanya digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah dan rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau produksi. Ragam usaha ini berada diantara ragam formal dan ragam santai. Ragam santai (casual) adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti berbicara pada keluarga ketika dirumah atau teman ketika pada waktu istirahat. Ragam santai ini banyak menggunakan bentuk allegro, yakni bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan. Ragam akrab (intimate) adalah ragam bahasa yang biasa digunakan oleh penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti anggota keluarga, teman karib dan sahabat. Ragam ini sering menggunakan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek dan dengan artikulasi yang seringkali tidak jelas. Hal ini

22 22 dikarenakan antara partisipan sudah saling pengertian dan memahami konteks ujaran yang diucapkan Ragam Bahasa dari Segi Sarana Pada segi sarana, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang digunakan melalui alat ucap yang dibantu oleh unsur-unsur nonsegmental atau unsur-unsur nonlinguistic yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala dan sejumlah gerakan fisik lainnya. Sedangkan ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang menggunakan media tulisan dalam penyampaiannya dan dibantu dengan penggunaan tanda-tanda atau simbol-simbol sebagai pengganti ekspresi fisik Alih Kode dan Campur Kode Dalam interaksi yang melibatkan penutur dari latar belakang bahasa yang berbeda, terdapat adanya kemungkinan terjadi fenomena alih kode atau campur kode. Terlebih lagi interaksi tersebut menggunakan bahasa alternatif (bahasa Inggris) oleh beberapa penutur yang bukan penutur asli bahasa tersebut. Alih kode adalah peristiwa pergantian bahasa karena situasi tertentu. Seperti misalnya, ketika seseorang berbincang dengan dua temannya menggunakan bahasa Jawa. Kemudian, salah satu temannya tidak mengerti bahasa Jawa, sehingga penutur harus mengubah bahasa menjadi bahasa Indonesia agar kedua temannya mengerti. Fenomena pada contoh tersebutlah yang dinamakan alih kode. Menurut Chaer dan Agustina (2010:108) penggunaan alih kode adalah dengan sadar dan bersebab.

23 23 Campur kode adalah fenomena yang sekilas serupa dengan alih kode, namun berbeda. Jika dalam alih kode pengalihannya dilakukan dengan sengaja, sadar dan bersebab, dalam campur kode dilakukan tanpa sengaja. Dalam campur kode, kode-kode lain yang dicampurkan dalam sebuah tuturan tidak penuh seperti pada alih kode, melainkan hanya serpihan-serpihan. Seperti contoh ketika orang Jawa berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang terkadang menyelipkan istilah-istilah dalam bahasa jawa dalam tuturannya dapat dikatakan sebagai campur kode. 1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif berdasarkan fakta dan temuan pada fenomena kebahasaan pada objek penelitian yang didukung dengan penelitian pustaka yang berdasarkan pada literatur-literatur tertentu yang relevan dengan topik penelitian Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode simak dan catat. Penulis melakukan pengumpulan data dengan menyimak dan mencatat postinganpostingan para user yang terdapat pada halaman grup. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tuturan-tuturan yang di posting melalui akun facebook di grup Lenovo a706 Indonesia.

24 Metode Analisis Data Setelah pengklasifikasian data, data kemudian dianalisis melalui pendeskripsian dan penafsiran untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun yang dimaksud dengan pendeskripsian di sini adalah dengan menjabarkan unsur-unsur pembentuk wacana dan struktur wacana percakapan yang terdapat pada data. Kemudian, penafsiran (hermenetik) adalah menafsirkan data yang telah terklasifikasi untuk menemukan karakteristik kebahasaan yang terdapat pada data. Dalam menganalisis data dilakukan beberapa tahapan. Tahapan pertama mengatur pengurutan data dan mengelompokkan data berdasarkan pola. Dari pengaturan dan penegelompokan data, kemudian dilakukan penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk wacana dan dilakukan analisis mengenai struktur wacana. Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis pada pengorganisasian percakapan menggunakan teori Cutting (2002) untuk menemukan giliran bicara, pasangan berdampingan dan tahapan percakapan. Tahap selanjutnya adalah dilakukannya analisis fenomena kebahasaan, penggunaan bahasa Inggris oleh non-native dan sejumlah istilah-istilah khusus yang terdapat pada data. Pada fenomena penggunaan bahasa Inggris oleh nonnative, peneliti menganalisis berdasarkan pengetahuan peneliti mengenai bahasa Inggris. Pada analisis selanjutnya, peneliti menggunakan intuisi peneliti sendiri dalam menjabarkan mengenai istilah-istilah khusus pada grup Lenovo a706 Indonesia dimana peneliti adalah salah satu anggota dari grup tersebut.

25 Metode Penyajian Hasil Analisis Data Hasil analisis data kemudian disajikan dalam bentuk informal, dimana data yang disajikan menggunakan tulisan dan penjelasan biasa sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Berdasarkan Sudaryanto dalam Kesuma (2007:71), penyajian hasil analisis secara informal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa yang bila dibaca dapat mudah dipahami. 1.8 Sistematika Penyajian Hasil penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis struktur wacana dan analisis percakapan pada grup Lenovo a706 Indonesia. Bab III berisi analisis karakteristik bahasa dalam grup Lenovo a706 Indonesia. Bab IV adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya. 133 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam studi dan analisis wacana percakapan terhadap strip komik Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya. Pertama, mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi sangat penting bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia yang mampu membedakan dari

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran, hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat terlaksana dengan bahasa sebagai media perantaranya. Bahasa dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat terlaksana dengan bahasa sebagai media perantaranya. Bahasa dalam hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak dapat terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan komunikasi dalam melangsungkan kehidupannya. Dalam peradaban kontemporer, berkomunikasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi mahluk hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7 1 JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Alih Kode Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Menurut KBBI konsep adalah rancangan dasar, ide, pengertian, dan gambaran

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa percakapan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa percakapan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa percakapan yang terjadi dalam ranah hukum, khususnya dalam penelitian ini persidangan pidana agenda keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia pada umumnya memiliki keterampilan menggunakan dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa nasional dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari kalimat yang disebut wacana. Wacana merupakan satuan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan seseorang dalam bermasyarakat tidak lepas dari interaksi sosial antara individu dengan individu lain. Interaksi tersebut dapat dilakukan dengan tindakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam mempertahankan hidupnya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Interaksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, penggunaan unsur slang dalam bahasa Inggris Amerika hampir terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini dengan mudah bisa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Disadari bahwa penelitian ini bukanlah kajian pertama yang mengangkat masalah ini. Telah banyak penelitian yang relevan sebelumnya. Berikut adalah uraian singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau menempatkan kedudukan bahasa di dalam masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Lazimnya, manusia tersebut jarang memperhatikan peranan bahasa itu sendiri dan lebih sering menganggapnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan, karena bahasa mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini diuraikan mengenai: (1) latar belakang, (2) fokus penelitian, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, dan (5) penegasan istilah. Berikut diuraikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia, terutama fungsi komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh manusia dan menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan hal yang penting untuk menjalin sebuah kerjasama atau untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi tersebut, manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kehidupan masyarakat sehari-hari komunikasi sangat penting digunakan untuk berinteraksi antar manusia di dalam lingkungan masyarakat. Setiap manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi

BAB I PENDAHULUAN. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua bahasa, khusus bahasa Indonesia umumnya memiliki variasi. Variasi bahasa tersebut dapat dilihat dari berbagai segi. Dari segi penutur, variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi dari zaman ke zaman mengalami perkembangan pesat sehingga informasi didapat dengan mudah dan cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu ekspresi bahasa muncul sebagai bagian proses komunikasi dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Suatu ekspresi bahasa muncul sebagai bagian proses komunikasi dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu ekspresi bahasa muncul sebagai bagian proses komunikasi dalam suatu interaksi. Sesungguhnya, interaksi antarmanusia dapat tercipta meskipun tanpa menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III pada penelitian ini akan dibahas mengenai metode yang berhubungan dengan penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama yang lain, interaksi sosial merupakan suatu hal yang harus dilakukan manusia dalam menjalani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara satu orang dengan orang lainnya (KBBI, 2014:268). Menyatakan cinta berarti

BAB I PENDAHULUAN. antara satu orang dengan orang lainnya (KBBI, 2014:268). Menyatakan cinta berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cinta merupakan rasa suka atau kasih sekali, atau juga rasa keterpikatan antara satu orang dengan orang lainnya (KBBI, 2014:268). Menyatakan cinta berarti mengungkapkan

Lebih terperinci

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola menjadi cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain pertandingannya yang menarik terdapat pula fenomena bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang utama dalam komunikasi manusia untuk menyampaikan informasi. Bahasa itu bersifat unik bagi manusia sekaligus bersifat universal. Anderson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas

BAB I PENDAHULUAN. bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Register salah satu cabang kajian sosiolinguistik yang mempelajari bahasa bidang-bidang tertentu. Karakteristik masing-masing komunitas maupun bidang-bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Manusia tidak terlepas dari bahasa, baik untuk mengungkapkan gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasai untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Ada dua cara untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah sesuatu yang sudah sangat familiar dalam beberapa dekade terakhir ini. Banyak acara dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi atau hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia dalam bidang kehidupannya. Mempelajari bahasa dan mengkaji bahasa merupakan hal yang penting dilakukan oleh manusia karena secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, bahkan seiring berkembangnya

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) fokus masalah; (3) rumusan masalah; (4) tujuan penelitian; (5) manfaat penelitian; dan (6) definisi operasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman berbahasa setiap orang berbeda di setiap budaya. Berkumpulnya berbagai budaya di suatu tempat, seperti ibukota negara, menyebabkan bertemunya berbagai budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa. Chaer dan Leonie (2010:14 15) mengungkapkan bahwa dalam komunikasi, bahasa berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia dalam hidupnya sangatlah beragam. Baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia dalam hidupnya sangatlah beragam. Baik itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia dalam hidupnya sangatlah beragam. Baik itu kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Salah satu kebutuhan primer manusia adalah kesehatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara penutur dan lawan tutur. Kesantunan berbahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini keberadaan talk show atau dialog interaktif sebagai sarana dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan semakin beragamnya talk

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS  SKRIPSI PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, alih kode, campur kode dan bilingualisme. 2.1.1 Tuturan Tuturan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman. Terjadinya keragaman atau

BAB II LANDASAN TEORI. bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman. Terjadinya keragaman atau 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Variasi Bahasa Sesuai dengan sifatnya yang fleksibel, bahasa akan terus berkembang dan bervariasi sesuai dengan perkembangan zaman. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bahasa adalah sarana utama dalam berkomunikasi di dalam masyarakat baik secara lisan maupun tertulis. Manusia akan mengalami kesulitan berkomunikasi tanpa bahasa. Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan sebuah interaksi dengan individu lain dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berinteraksi itulah manusia membutuhkan media bahasa

Lebih terperinci

JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014

JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014 JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014 Oleh : LULUK ALFIATIN S. NPM : 10.1.01.07.0102 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah 71 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan desain deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Levinson (dalam Manaf 2009:6) Bahasa dapat dikaji, berdasarkan pragmatik, pragmatik adalah cabang linguistik yang membahas pemakaian bentuk bahasa untuk fungsi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bersosial atau hidup bermasyarakat tidak pernah meninggalkan bahasa, yaitu sarana untuk berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbahasa kita memahami apa yang orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Ada dua cara untuk dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, hubungan antara bahasa dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena bahasa merupakan wahana bagi masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Bahasa sangat penting untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat komunikasi. Manusia dapat menggunakan media yang lain untuk berkomunikasi. Namun, tampaknya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan yang lain, juga untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu digilib.uns.ac.id 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sebuah penelitian diperlukan adanya metode, karena metode merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya agar apa yang disampaikan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar guru mempunyai peran penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk

Lebih terperinci