Posisi Kerja Masyarakat Nelayan Kecamatan Bontang Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Posisi Kerja Masyarakat Nelayan Kecamatan Bontang Utara"

Transkripsi

1 Posisi Kerja Masyarakat Nelayan Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Buruh Posisi Kerja Pemilik Perahu Bontang Kuala LokTuan Total 48 (58%) 34 (42%) 83 BAB IV

2 Kondisi Fisik Bangunan Kondisi Bangunan Rumah Penduduk di Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Kayu Separoh tembok dan separoh kayu Tembok (Dinding) Bontang Kuala Lok Tuan Total 22 (27%) 25 (30%) 36 (43%) 83 BAB IV

3 Kondisi Lantai Bangunan di Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Lantai Keramik Lantai kayu Lantai keramik dan kayu Bontang Kuala Lok Tuan Total 48 (58%) 26 (31%) 9 (11%) 83 Genangan Air Hujan/Kotor di Kecamatan Bontang Utara Kelurahan Tidak Terjadi genangan Terjadi genangan sebagian dan tdk lama Terjadi genangan tinggi dan lama Bontang Kuala Lok Tuan Total 27 (33%) 56 (67%) 0 0%) 83 BAB IV

4 Kepadatan Bangunan Kelurahan Tidak ada halaman/luas rumah diatas 70% Luas rumah 60-70% Luas rumah < 60% Bontang Kuala Lok Tuan Total 60 (72%) 14 (17%) 9 (11%) 83 Kepadatan Hunian Kelurahan 7-8 org 5-6 org < 5 org Bontang Kuala Lok Tuan Total 5 (6%) 62 (75%) 16 (19%) 83 BAB IV

5 Prasarana Permukiman Air Bersih Kondisi Sarana Air Bersih di Kec. Bontang Utara Kelurahan Minum, Minum, Minum, masak : Masak : PAM masak, PAM beli beli mandi, cuci : Mandi, cuci : Sungai Mandi, cuci : sumur PAM sambungan rumah Bontang Kuala Lok Tuan Total 8 (10%) 42 (51%) 33 (39%) 83 Sanitasi/Air LImbah Kelurahan Bontang Kuala Kondisi sarana sanitasi di Kec. Bontang Utara Tidak punya MCK, membuang ke laut Tidak punya MCK, membuang ke ponten umum MCK pada rumah ada tiap Lok Tuan Total 14 (17%) 28 (34%) 41 (49%) 83 BAB IV

6 Sampah Kondisi sarana persampahan di Kec. Bontang Utara Kelurahan Tidak ada tempat sampah, tidakdikelola/dibakar Ada tempat sampah, tetapi tidak terawat, terangkut/sebagian ditimbun Tempat sampah ada disetiap rumah, selalu terangkut/di pilah Bontang Kuala Lok Tuan Total 11 (14%) 12 (14%) 60 (72%) 83 Jalan Kondisi jalan di Kec. Bontang Utara Kelurahan Berlubang dan kayu rapuh Sedikit berlubang Terawat dan bagus Bontang Kuala Lok Tuan Total 7 (8%) 11 (13%) 65 (78%) 83 BAB IV

7 ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Faktor-faktor Penyabab Kekumuhan Permukiman Nelayan Stakeholder kunci yaitu : Bappeda, yaitu kepala bidang fisik dan prasarana bappeda kota Bontang Dinas Tata Kota, kepala bidang permukiman dintakot kota Bontang Pemerintah Kecamatan Bontang Utara Pemerintah Kelurahan Bontang Kuala dan Lok Tuan LSM, yaitu LSM study 88 dan LSM komite pemantau kebijakan publik (KPKP) BAB IV

8 Langkah-langkah analisis nya : 1. Eksplorasi Komponen Tahap I, diperoleh pandangan: 1. Sarana dan Prasarana a. Air Bersih Mayoritas berpendapat bahwa ketersediaan air bersih merupakan salah satu faktor penyebab kekumuhan permukiman nelayan di Kec. Bontang Utara. b. Persampahan di Kec. Bontang Utara banyak warga yang membuang sampah ke laut. c. Jalan Mayoritas berpendapat bahwa jalan tidak termasuk dalam faktor penyebab kekumuhan. d. Sanitasi Kondisi sanitasi yang tidak memadai memicu timbulnya permukiman kumuh di Kec. Bontang Utara.

9 2. Fisik Bangunan a. Kondisi Bangunan Kondisi bangunan di Kec. Bontang Utara yang buruk mengindikasikan bahwa lingkungan ettsrebut kumuh. b. Kepadatan Bnagunan Kepadatan bangunan yang tinggi dan terlihat tidak beraturan menyebabkan permukiman terliihat kumuh. 3. Ketertiban a. Upaya Penertiban Kurang perhatiannya pemerintah terhadap penanganan permuukiman yang ada menyebabkan permukiman nelayan tersebut semakin terlihat kumuh. b. Kesadaran terhadap lingkungan merupakan faktor tambahab dari 2 responden. Aktivitas masyarakat seperti membuang sampah sembarangan dan menjemur pakaian maupun ikan menyebabkan lingkungan terlihat kotor.

10 4. Sosial Budaya a. Tingkat Pendapatan di Kec. Bontang Utara rata-rata memiliki pendpatan rendah sehingga masyarakat hanya mementingkan kebutuhan hidupnya dan mengabaikan lingkungan permukimannya. b. Tingkat Pendidikan Dengan tingkat pendidikan masyarakat nelayan di Kec. Bontang Utara, yang rata-rata hanya sampai pada tamatan SD maka masyarakatpun tidak tahu akan mengelola lingkungan dengan ramah.

11 Berdasarkan penggalian pendapat seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil ekplorasi faktor penyebab kekumuhan permukiman nelayan di kec. Bontang Utara, adalah sebagai berikut: 1. Sarana dan Prasarana a. Air bersih b. Persampahan c. Sanitasi 2. Fisik Bangunan a. Kondisi bangunan b. Kepadatan bangunan 3. Ketertiban a. Upaya penertiban b. Kesadaran terhadap Lingkungan 4. Sosial Budaya a. Tingkat pendapatan b. Tingkat pendidikan

12 Hasil Iterasi I Faktor penyebab Kekumuhan Permukiman Nelayan di Kec. Bontang Utara No. Pakar/Stakeholder A B C D a b c a b a b a b 1 Kepala Bidang Fisik dan Prasarana, Bappeda Kota Bontang S S S S S S S S S 2 Kepala Bidang Permukiman, Dinas tata S S S S S S S S S Kota 3 Kepala Kecamatan Bontang Utara S S S S S S S S S 4 Kepala Kelurahan Bontang Kuala, Kec. Bontang Utara S S S S S S S S S 5 Wakil Kepala Kelurahan Lok Tuan, Kec. Bontang Utara 6 LSM 88 7 LSM KPKP S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Prosentase 100% 100% 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100% 100% Keterangan : A. Sarana dan Prasarana a. Air Bersih b. Persampahan c. Sanitasi B. Fisik Bangunan a. Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan C. Ketertiban a. Upaya Penertiban b. Kesadaran Terhadap Lingkungan D. Sosial Budaya a. Tingkat Pendapatan b. Tingkat Pendidikan

13 2. Analisis Tipologi Kekumuhan Kawasan Permukiman Nelayan di Kecamatan Bontang Utara Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing faktor terhadap timbulnya permukiman kumuh nelayan di Kecamatan Bontang Utara, dengan memberikan nilai pada masing-masing kriteria. BAB IV

14 Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1) Sarana dan Prasarana Kriteria Tipologi Kekumuhan Permukiman Nelayan Air Bersih Sanitasi/ air limbah Minum, masak : PAM beli Mandi, cuci : Sungai MCK di sungai, cubluk, tidak ada septictank/ dibuang kesungai/ dibuang Ke laut Minum, Masak : PAM beli Mandi, cuci : sumur Ada MCK/ ponten umum Minum, masak, mandi, cuci : PAM sambungan rumah K. mandi / WC ada di tiaptiap rumah Sampah Tidak ada tempat sampah, tidakdikelola/dibakar Ada tempat sampah, tetapi tidak terawat, terangkut/sebagia n ditimbun Tempat sampah ada disetia rumah, selalu terangkut/di pilahdan dimanfaatkan

15 Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1) Fisik Bangunan Kondisi Bangunan Rumah Kepadatan bangunan (luas rumah/halaman) (%) Apabila bangunan rumah terbuat dari bahan yang cepat lapuk/rusak seperti bamboo yang tidak diawetkan (sesek), dan atau bangunan yang tidak terawat dan atau tidak tahan cuaca, seperti bahan tripleks, lembaran plastik, dinding dari potongan seng, dsb dan atau non permanen. Diperkirakan umur bangunan 2-3 tahun Luas rumah yang dibangundiatas 70 %, halaman Kurang dari 30 % dari luas lahan (Kepadatan bangunan tinggi) Apabila bangunan terbuat daribahan mudah rusak tetapi dalam kondisi terawat dan atau seni permanen lainnya dan atau bahan campuran antara bata dengan bahan non permanen. Umur 4-8 tahun Luas rumah yang dibangun antara 60-70% dari luas Halaman (Kepadatan sedang) Apabila bangunan terbuat dari bahan awet, dirawat, dan tahan cuaca, permanen (dinding batu, dinding bata, dsb). Umur tahun Luas rumah yang dibangun kurang dari 60 % dari luas lahan (Kepadatan rendah)

16 Faktor Sub Faktor Buruk (nilai 3) Sedang (Nilai 2) Baik (Nilai 1) Ketertiban Sosial Budaya Upaya Penertiban Kesadaran Terhadap Lingkungan Tingkat Pendapatan Tingkat Pendidikan Upaya Penertiban/Tindakan dari pemerintah lemah dalam menjaga dan menata kondisi lingkungan permukiman Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan buruk, amsih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarang. Menjemur ikan dan pakaian di halaman rumah. Tingkat pendapatan masyarakat rendah, hanya mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari (Kurang dari ) Tingkat pendidikan rendah (belum tamat SD dan hanya tamat sampai SD) Upaya pemerintah cukup lemah, pemerintah hanya bias menata tetapi belum bias mengawasi Kesadaran masyarakat cukup tinggi, masih ada beberapa masyarakat yang tidak membuang sampah sembarangan tetapi masih banyak yang menjemur iksn dan pakaian di depan rumah Tingkat pendapatan masyarakat sedang (Rp Rp ) Tingkat pendidikan sedang (tamat SMP) Upaya pemerintah cukup tegas dan cepat dalam menata, menjaga dan mengawasi kondisi lingkungan permukiman Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tinggi. Kondisi lingkungan terlihat baik dan tidak kotor. Tingkat pendapataan masyarakat tinggi (lebih dari Rp ) Tingkat pendidikan tinggi (tamat SMA dan selebihnya)

17 Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kelurahan Bontang Kuala berdasarkan factor penyebab Faktor/S ub Faktor RW Air bersi h Sarpras Fisik Bangunan Ketertiban Sosbud Jumla h sanitas i Sampa h Kondisi Banguna n Kepadata n Bangunan Upaya Penertiba n Kesadaran Terhadap Lingkunga n Penda patan Pendidi kan RW RW Rata-rata 26 (Keku muha n Tinggi ) Keterangan : = kekumuhan tinggi 10-18= sedang 9 = kekumuhan rendah

18 Tingkat Kekumuhan Permukiman di Kelurahan Bontang Kuala berdasarkan factor penyebab Faktor/Su b Faktor RW Air bersi h Sarpras Fisik Bangunan Ketertiban Sosbud Jumla h sanitas Sampa Pendapata Pendidika i h n n Kondisi Banguna n Kepadat an Banguna n Upaya Penertib an Kesadara n Terhadap Lingkung an RW RW Rata-rata 25.5 (Tingk at Keku muha n Tinggi Keterangan : ) = kekumuhan tinggi 10-18= sedang 9 = kekumuhan rendah

19 3. Analisis Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh Nelayan di Kecamatan Bontang Utara Analisa Triangulasi untuk merumuskan Arahan Pengembangan Permukiman Nelayan di Kec. Bontang Utara Faktor Penyebab Sarana Prasarana dan Tipologi Kekumuhan Air Bersih Fakta Empiri di Lapangan Arahan yang tepat adalah denagn pemasangan pipa dan kran umum Tinjauan Teori Konsep Perbaikan Kampung: Meningkatkan pengadaan air bersih, dengan cara pemasangan kran-kran umum di beberapa tempat. Studi Kasus Pembanding Studi Kasus Pengembangan Lingkungan Permukiman Nelayan Di Kampung Nambangan-Cumpat, Menyediakan krankran umum dan pemasangan pipa air bersih bagi daerah yang belum emmiliki Kesimpulan Triangulasi Menyediakan prasarana air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat denagn acra pemasangan pipa air bagi beberapa RW yang belum memiliki dan pemasangan kran-kran umum di beberapa tempat Persampahan Arahan yang tepat adalah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengendalikan pembuangan sampah pada tempat-tempat yang tidak semestinya melalui penyediaan informasi tentang larangan pembuangan sampah ke lautdan pengadaan gerobak sampah Konsep Perbaikan Kampung: Mengurangi gangguan sampah, dengan cara memperbaiki sistem pembuangan sampah melalui pengadaan gerobak-gerobak sampah, tong dan bak sampah. Studi Kasus Pengembangan Lingkungan Permukiman Nelayan Di Kampung Nambangan-Cumpat, Menyediakan prasarana persampahan berupa bak sampah dan petugas pengangkut sampah melalui kerjasama dengan pihak pemerintah dan instansi terkait Menyediakan prasarana persampahan berupa gerobak sampah dan peningkatan partisipasi masyarakat untuk tidak emmbuang sampah sembarangan terutama ke laut BAB IV

20 Faktor Penyebab Ketertiban Tipologi Kekumuhan Fakta Empiri di Lapangan Tinjauan Teori Studi Kasus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Sanitasi Arahan yang tepat Konsep Perbaikan Studi Kasus Menyediakan adalah pengadaan Kampung: Pengembangan prasarana sanitasi sarana sanitasi MCk Meningkatkan Lingkungan berupa MCK pada bagi masyarakat kondisi sanitasi Permukiman Nelayan setiap rumah yang lingkungan, dengan Di Kampung sebelumnya harus cara pembangunan Nambangan-Cumpat, ada sosialisasi dan fasilitas mandi, cuci, Menyediakan penyuluhan dari kakus atau MCK. prasarana MCK pada Pemerintah pada setiap rumah dengan masyarakat kerjasama antara pemerintah dan masyarakat Upaya/Tindakan Upaya/Tindakan Konsep Upgrading: Studi Kasus Mengoptimalkan penanganan penanganan Pemerintah Mengoptimalkan Pengembangan peran pemerintah di wilayah penelitian peran pemerintah dan Lingkungan dalam mengontrol lemah sehingga arahan masyarakat sesuai Permukiman Nelayan dan memonitoring yang dipeerlukan adalah dengan kemampuan Di Kampung kondisi lingkungan adanya upaya masing-masing Nambangan-Cumpat, permukiman tegas/kontrol dari pihak. Surabaya: pemerintah terhadap Mengotimalkan peran lingkungan permukiman pemerintah dan mengonrol lingkungan permukiman serta kebutuhannya

21 Faktor Penyebab Tipologi Kekumuhan Kesadaran Terhadap Lingkungan Fakta Empiri di Lapangan Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Arahan yang tepat untuk Teori Pendekatan Kasus Kawasan Pembinaan aktivitas masyarakat Pembangunan Kumuh di Kota masyarakat sadar nelayan yang dapat Masyarakat Desa Pangkal-Pinang Lingkungan menyebabkan lingkungan Nelayan : dengan Konsep Kegiatan ini kotor, adalah dengan Usaha ini termasuk pengendalian berbentuk kegiatan sosialisasi pada juga usaha mencegah lingkungan yang mengarah masyarakat bahwa atau mengurangi permukiman secara kepada terwujudnya memelihara lingkungan perusakan pantai. terpadu : masyarakat sadar memberi dampak yang Lingkungan hidup Salah satu programnya lingkungan. Hasilnya positif desa-desa pantai berupa Pembinaan masyarakat lebih cukup masyarakat sadar memiliki kesadaran memprihatinkan. Lingkungan yang tinggi tentang Langkanya air bersih Kegiatan ini berbentuk arti penting dan sanitasi yang baik, kegiatan yang lingkungan hidup perumahan, mengarah kepada yang baik dan transportasi/komunika terwujudnya masyarakat mampu si penerangan/listrik masyarakat sadar secara mandiri dan lain sebagainya lingkungan. Hasilnya mewujudkan menyebabkan masyarakat lebih lingkungan desa lingkungan yang memiliki kesadaran kurang sehat. yang tinggi tentang arti penting lingkungan hidup yang baik dan masyarakat mampu secara mandiri mewujudkan lingkungan desa yang sehat dan lestari. BAB IV

22 Faktor Penyebab Tipologi Kekumuhan Fakta Empiri di Lapangan Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Fisik bangunan Tingkat Pendapatan Kondisi Bangunan Tingkat pendapatan masyarakat nelayan tidak tentu dan minim. Arahan yang tepat adalah pemeberian modal dari pemerintah atau pemebentukan UKM Arahan untuk kondisi bangunan yang buruk adalah dengan peremajaan bagi bangunan yang buruk Teori Pendekatan Pembangunan Masyarakat Desa Nelayan : Tunjangan modal kepada masyarakat pantai perlu diusahakan dalam bentuk pemberian bantuan kredit lunak dengan prosedur sederhana dan mudah, misalnya melalui Koperasi Nelayan atau dengan bantuan dana bergulir (revolving fund). Untuk mekanisme dana bergulir perlu dikembangkan melalui LKMD dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama Masyarakat Nelayan. Tentunya bagi mereka perlu didahului adanya Pelatihan Manajemen. Konsep Upgrading: Memperbaiki kondisi bangunan yang buruk baik swadaya maupunbantuan Pemerintah Studi Pengembangan Lingkungan Permukiman Nelayan Di Kampung Nambangan-Cumpat, Surabaya: Memperbaiki kondisi dan kualitas bangunan yang non permanen Pemberdayaan masyarakat guna meningktkan kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan berupa bantuan modal dan bantuan kredit bergulir Kasus Memperbaiki/Pere majaan kondisi bangunan yang buruk dengan kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat BAB IV

23 Faktor Penyebab Tipologi Kekumuhan Tingkat kepadatan bangunan Fakta Empiri di Lapangan Arahan untuk tingkat kepadatan bangunan yang tinggi adalah dengan tidak adanya penambahan bangunan baru dan penataan bangunan. Tinjauan Teori Studi Ksus Pembanding Kesimpulan Triangulasi Model Land Sharing Studi Kasus Penataan Yaitu penataan ulang di Pengembangan kembali atas tanah/lahan dengan Lingkungan permukiman tingkat kepemilikan Permukiman Nelayan tanpa menambah masyarakat cukup Di Kampung bangunan baru, tinggi. Dalam penataan Nambangan-Cumpat, yang sebelumnya kembali tersebut, masyarakat akan mendapatkan kembali lahannya dengan luasan yang sama sebagaimana yang selama ini dimiliki/dihuni secara sah, dengan memperhitungkan kebutuhan untuk prasarana umum (jalan, saluran dll). Surabaya: Studi kasus Pengembangan Nelayan Optimalisasi terhadap fungsi permukiman yang ada untuk menampung kegiatan masyarakat seperti memanfaatkan atap rumah untuk kegiatan penjemuran ikan. harus sosialisasi terlebih dahulu ada BAB IV

24 Dari beberapa pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penyebab kekumuhan permukiman nelayan di Kec. Bontang Utara adalah sebagai berikut : A. Sarana dan Prasarana a. Ketersediaan Air Bersih b. Kondisi Persampahan c. Kondisi Sanitasi B. Fisik Bangunan a. Kondisi Bangunan b. Kepadatan Bangunan C. Ketertiban a. Upaya Penertiban b. Kesadaran Masyarakat Terhadap Lingkungan D. Sosial Budaya a. Tingkat Pendapatan Masyarakat b. Tingkat Pendidikan Masyarakat BAB V

25 Tipologi permukiman kumuh di Kec. Bontang Utara adalah pada masing-masing RW pada tiap Kelurahan memiliki nilai skor masingmasing tinggi. Semakin tinggi nilai skor, maka semakin kumuh daerah tersebut. Sedangkan untuk arahan perbaikan lingkungan permukiman nelayan di Kec. Bontang Utara adalah : Menyediakan prasarana air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat denagn acra pemasangan pipa air bagi beberapa RW yang belum memiliki dan pemasangan krankran umum di beberapa tempat Menyediakan prasarana persampahan berupa gerobak sampah dan peningkatan partisipasi masyarakat untuk tidak emmbuang sampah sembarangan terutama ke laut Menyediakan prasarana sanitasi berupa MCK pada setiap rumah yang sebelumnya harus ada sosialisasi dan penyuluhan dari Pemerintah pada masyarakat Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengontrol dan memonitoring kondisi lingkungan permukiman BAB V

26 Pembinaan masyarakat sadar Lingkungan, Kegiatan ini berbentuk kegiatan yang mengarah kepada terwujudnya masyarakat sadar lingkungan. Hasilnya masyarakat lebih memiliki kesadaran yang tinggi tentang arti penting lingkungan hidup yang baik dan masyarakat mampu secara mandiri mewujudkan lingkungan desa Peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan para masyarakat nelayan perlu usaha pelatihan yang meliputi: manajemen perikanan, pengolahan/pengawetan, pengetahuan tentang siklus kehidupan ikan, pengelolaan lingkungan hidup, dan lain sebagainya. Pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan berupa bantuan modal dan bantuan kredit bergulir Memperbaiki/Peremajaan kondisi bangunan yang buruk dengan kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat Penataan kembali permukiman tanpa menambah bangunan baru, yang sebelumnya harus ada sosialisasi terlebih dahulu BAB V

27 1. Setelah dilakukan penelitian ini, sebaiknya terdapat tindaklanjut untuk mengatur, memonitoring permukiman di Kec. Bontang Utara agar tidak semakin kumuh. Dimana harus ada kerjasama/koordinasi antara Pemerintah dan masyarakat. 2. Diperlukan studi lanjut strategi penanganan permukiman kumuh di Kec. Bontang Utara (arahan yang lebih detail) BAB V

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional

Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Variabel Sub Variabel Definisi Operasional Sarana dan Prasarana Fisik Bangunan Ketertiban Sosial Budaya Air Bersih Persampahan Jalan/akses lingkungan Drainase Sanitasi Kondisi bangunan Kepadatan Bangunan

Lebih terperinci

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan

Aminatu Zuhriyah. Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Nelayan Di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Lamongan Aminatu Zuhriyah 3604 100 035 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan Kapuk, Kelurahan Kamal dan Kelurahan Tegal Alur, dengan luas wilayah 1 053 Ha. Terdiri dari 4 Rukun

Lebih terperinci

Sabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN

Sabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN Sabua Vol.7, No.2: 429-435 Oktober 2015 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN ANALISIS TINGKAT KEKUMUHAN PERMUKIMAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNG MERAH KOTA BITUNG Gerald Mingki 1, Veronica Kumurur 2 & Esli

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Masyarakat Karekteristik masyarakat memiliki keterkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap kualitas sanitasi lingkungan di RW IV Kelurahan Bandengan ini.

Lebih terperinci

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN Oleh : Akhmad Nasikhudin 3606100004 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Rumusan Masalah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA Vippy Dharmawan 1, Zuraida 2 1+2 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo Nomor 59 Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelayan merupakan kelompok masyarakat yang mata pencahariannya sebagian besar bersumber dari aktivitas menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut lainnya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pasar Oeba selain sebagai layanan jasa komersial juga sebagai kawasan permukiman penduduk. Kondisi pasar masih menghadapi beberapa permasalahan antara lain : sampah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Dari hasil keselurusan analisa dan pembahasan untuk merumuskan arahan perbaikan lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarkat di Kelurahan Tlogopojok

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kelurahan Kapuk merupakan suatu wilayah dimana mengacu pada dokumen Direktori RW Kumuh 2011 dalam Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011 adalah

Lebih terperinci

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-125 Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya Rivina Yukeiko

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang

I. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang lebih cepat seiring dengan berkembangnya kota Perkembangan ini terutama karena lokasinya

Lebih terperinci

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN Kelayakan kawasan hunian salah satunya adalah tersedianya kebutuhan prasarana dan sarana permukiman yang mampu memenuhi kebutuhan penghuni didalamnya untuk melakukan aktivitas,

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016 Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA BANDUNG KELURAHAN NYENGSERET

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA BANDUNG KELURAHAN NYENGSERET BAB IV ANALISIS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI PUSAT KOTA BANDUNG KELURAHAN NYENGSERET 4.1 Analisis Deskriptif Beberapa Aspek Kawasan Sebelum masuk kepada analisis relevansi konsep penanganan permukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Dari keseluruhan proses analisis dan pembahasan untuk merumuskan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui pendekatan

Lebih terperinci

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan lingkungan di pemukiman nelayan Bandengan Kabupaten Kendal terkait dengan kondisi sanitasi yang tidak sesuai untuk kondisi standar layak suatu

Lebih terperinci

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak Keberdayaan masyarakat dalam mendukung upaya perbaikan permukiman masih kurang Upayaupaya perbaikan permukiman menjadi tidak berarti Contohnya, luas Permukiman Tidak Layak Huni Kota Bogor meningkat Salah

Lebih terperinci

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI 2.1 Gambaran Umum Kondisi Infrastruktur Permukiman Desa memiliki jalan provinsi yang menghubungkan Desa dengan pusat kota Amlapura. Kondisi jalan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 129 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian mengenai Konsep Penataan Kawasan Permukiman Kumuh di kelurahan Kampung Makasar dan Soa-sio, kota Ternate,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik sebesar 1,49% pada tahun 2015 dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil dan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan terdiri dari kondisi infrastruktur pada permukiman

Lebih terperinci

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Dari hasil evaluasi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pembuangan air limbah di lingkungan permukiman pesisir Kelurahan Tanjung Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan secara merata diseluruh tanah air dan ditujukan bukan hanya untuk satu golongan, atau

Lebih terperinci

1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi

1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi K ondisi permukiman kumuh di Kabupaten Banyuwangi secara umum barada pada kawasan pesisir. Pada umumnya tingkat kepadatan bangunan dapat diklasifikasikan ke dalam kepadatan sedang. Kawasan permukiman kumuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C124 Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Kecamatan Kenjeran dengan Pendekatan Eco-Settlements Bayu Arifianto Muhammad dan Haryo Sulistyarso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 156 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dari penelitian ini didapati kesimpulan dan temuan-temuan sebagai berikut: 1. Karakteristik fisik permukiman kampung

Lebih terperinci

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil PROS ID I NG 2 0 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGEMBANGAN PARTISIPASI MASYARAKAT PEMENUHAN UTILITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN PERDESAAN DI DUSUN GIRING-GIRING DESA KALASE RENA KEC. BONTONOMPO KAB.

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) C151 Arahan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Kecamatan Kenjeran dengan Pendekatan Eco-Settlements Bayu Arifianto Muhammad dan Haryo Sulistyarso Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENDEKATAN PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISA VARIABEL PENELITIAN METODE SAMPLING BAB III METODE PENELITIAN 10 PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KAWASANKUMUH DI SUCO CAICOLI DILI, TIMOR LESTE SEBAGAI MASUKAN BAGI UPAYA REVITALISASI KAWASAN TERSEBUT

BAB IV ANALISIS IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KAWASANKUMUH DI SUCO CAICOLI DILI, TIMOR LESTE SEBAGAI MASUKAN BAGI UPAYA REVITALISASI KAWASAN TERSEBUT BAB IV ANALISIS IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KAWASANKUMUH DI SUCO CAICOLI DILI, TIMOR LESTE SEBAGAI MASUKAN BAGI UPAYA REVITALISASI KAWASAN TERSEBUT Dalam bab ini menjelaskan tentang Analisis Identifikasi

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Kesimpulan dari evaluasi pelaksanaan program Penataan dan peremajaan prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini antara lain:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,

Lebih terperinci

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-240 Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat Niken Fitria dan Rulli Pratiwi

Lebih terperinci

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN Sonya Simangunsong 1 dan Walbiden Lumbantoruan 1 1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Pembangunan sanitasi sekarang ini masih berjalan lambat karena dipengaruhi oleh beberapa hal. Sanitasi merupakan kebutuhan yang mempunyai

Lebih terperinci

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok 1 Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI Dokumen Aturan Bersama ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Kemasan yang telah dibuat sebelumnya. Aturan-aturan yang ada di masyarakat terkait masalah

Lebih terperinci

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-191 Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso Sekar Ayu Advianty dan Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Program

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA STRATEGII SANIITASII KOTA PROBOLIINGGO 4.1. TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1. Sub Sektor Air Limbah Mewujudkan pelaksanaan pembangunan dan prasarana

Lebih terperinci

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-218 Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya Mia Ermawati dan Ema Umilia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota di Indonesia merupakan sumber pengembangan manusia atau merupakan sumber konflik sosial yang mampu mengubah kehidupan dalam pola hubungan antara lapisan

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 4 Program dan Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi 1.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi Program

Lebih terperinci

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi Sidang Tugas Akhir Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi Mia Ermawati (3610100035) Dosen Pembimbing: Ema Umilia, ST., MT Hertiari Idajati, ST. MSc Isi Presentasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan yakni mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan semakin meningkat. Jika

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kota Bontang Tahun 0 05. Program dan kegiatan ini disusun sesuai dengan strategi untuk

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

Tipologi Permukiman Kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya

Tipologi Permukiman Kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-102 Tipologi Permukiman Kumuh di Pinggiran Selatan Kota Surabaya Leny Agustin Maharani dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Program prioritas sanitasi disusun berdasarkan kesesuaian prioritas penanganan sanitasi sebagaimana terdapat pada dokumen perencanaan daerah di bidang infrastruktur

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2017 27 Januari 2017 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian 4.1.1. Kondisi Fisik Lingkungan Dusun Sengkan merupakan salah satu lokasi pembangunan IPAL Komunal dari program SANIMAS

Lebih terperinci

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK POKJA AMPL KABUPATEN ENREKANG STRATEGI SANITASI KABUPATEN_2016 BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK Strategi monitoring dan evaluasi merupakan salah satu strategi pendukung yang akan turut menentukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 EVALUASI KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN NELAYAN WILAYAH PESISIR KELURAHAN AMPANA KABUPATEN TOJO UNA-UNA

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Ruang Kota dan Perkembangannya Ruang merupakan unsur penting dalam kehidupan. Ruang merupakan wadah bagi makhluk hidup untuk tinggal dan melangsungkan hidup

Lebih terperinci

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013 BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Program pengembangan sanitasi saat ini dan yang akan di rencanakan berdasar pada kajian yang telah dilakukan sebelumnya pada Buku Putih

Lebih terperinci

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya Penulis : Mia Ermawati, dan Dosen

Lebih terperinci

PENATAAN KAWASAN KUMUH PINGGIRAN SUNGAI DI KECAMATAN SUNGAI RAYA

PENATAAN KAWASAN KUMUH PINGGIRAN SUNGAI DI KECAMATAN SUNGAI RAYA PENATAAN KAWASAN KUMUH PINGGIRAN SUNGAI DI KECAMATAN SUNGAI RAYA Jawas Dwijo Putro 1) Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kawasan kumuh yang terdapat di kecamatan Sungai Raya kabupaten

Lebih terperinci

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA 3.1. ASPEK NON TEKNIS Perumusan Isu strategis berfungsi untuk mengontrol lingkungan baik situasi lingkungan yang sudah diketahui maupun situasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan tujuan utama bagi penduduk untuk berurbanisasi karena mereka pada umumnya melihat kehidupan kota yang lebih modern dan memiliki lebih banyak lapangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN

BAB III ANALISA PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN BAB III ANALISA PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN 3.1 Permasalahan Umum Secara umum kondisi infrastruktur Kelurahan Padangkerta tergolong baik. Dipandang dari sisi jalan provinsi, jalan kabupaten serta

Lebih terperinci

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Summary GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012 Afriani Badu. 2012. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari. KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA Dwi Suci Sri Lestari Abstrak Kawasan tepi sungai merupakan kawasan tempat bertemunya

Lebih terperinci

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN (STUDI KASUS : KECAMATAN RUNGKUT) Disusun Oleh: Jeffrey Arrahman Prilaksono 3608 100 077 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 19 Tahun 2006 Serie : E Nomor : 13 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN PEMERINTAH BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN Dalam APBD Tahun Anggaran 2013 Pemerintah Kabupaten Mamasa telah mengalokasikan pembiayaan untuk peningkatan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) Tabel 1. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan mendesak Tingginya Praktek BABS hingga saat ini sebesar 33,20% (13.230 KK) Isu-isu Strategis Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran

Lebih terperinci

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air limbah domestic ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News, 2006

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 172, 2016 KEMENPU-PR. Perumahan Kumuh. Permukiman Kumuh. Kualitas. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci