BAB III KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN PROTES BURUH DI PURWOREJO TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN PROTES BURUH DI PURWOREJO TAHUN"

Transkripsi

1 BAB III KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN PROTES BURUH DI PURWOREJO TAHUN Sebelum membicarakan mengenai protes buruh di Purworejo tahun , terlebih dulu harus diketahui ideologi dari gerakan buruh tersebut. Setiap gerakan sosial pasti memiliki ideologi, yaitu sesuatu yang dijadikan pedoman yang ditanamkan dalam diri setiap individu maupun kelompok yang melakukan suatu gerakan atau yang disebut dengan ideologi. Ideologi gerakan merupakan keyakinan terhadap suatu paham yang akan mengarahkan kepada tujuan dari gerakan itu sendiri. Selain ideologi, hal yang sangat penting dalam suatu gerakan adalah seorang pemimpin gerakan. Pemimpin memiliki andil besar dalam sebuah gerakan, yang akan membawa kemana arah gerakan itu dan menjamin tercapainya tujuan dari gerakan tersebut. Penjelasan mengenai ideologi dan kepemimpinan gerakan buruh di Purworejo akan dijelaskan sebagai berikut: A. Organisasi Politik dan Kepeminpinan dalam Gerakan Protes Buruh 1. Munculnya Organisasi Politik dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Buruh Akhir abad XIX sampai awal abad XX terjadi perubahan besar terhadap sistem ekonomi di Indonesia. Berlakunya sistem ekonomi liberal mengubah kehidupan masyarakat Indonesia saat itu, dari berlakunya Cultuurstelsel yang dianggap memberatkan rakyat kemudian beralih ke sistem ekonomi pintu terbuka. Bukan hanya kehidupan di bidang ekonomi rakyat saja yang berubah melainkan juga 50

2 51 pendidikan. Setelah diterapkannya politik etis atau politik balas jasa pada tahun 1900an, banyak dari rakyat Indonesia yang telah mengenyam pendidikan. Munculnya kaum-kaum terpelajar ini yang menjadi awal dari kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan gerakan. Munculnya kaum-kaum terpelajar memang menjadi salah satu dampak dari politik etis, kemunculannya membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk memerdekakan diri dan haknya. Kaum terpelajar membentuk organisasi-organisasi baik itu politik maupun sosial untuk mewujudkan hal itu, yang diantaranya ada Boedi Oetomo yang dipandang sebagai tonggak awal berdirinya organisasi di Indonesia, anggotanya merupakan kaum-kaum moderat dan berasal dari kalangan kerajaan. Kemudian diikuti oleh Sarekat Islam, kemudian muncul juga PKI yang sebagian besar tokohnya merupakan pecahan dari Sarekat Islam dengan ideologi yang berbeda. Setelah itu organisasi-organisasi politik mulai bermunculan. Boedi Oetomo muncul pada bulan Mei 1908 yang berupa Sarekat Prijaji. Tujuan dibentuknya adalah untuk memajukan kaum bumiputera. Atas persetujuan dari Guberbur Jendral Idenburg dan laporan dari Douwes Dekker yang dimuat dalam Bataviansch Nieuswsblad, BO menikmati kedudukan sebagai ungkapan kebangkitan Nasional yang pertama dalam bentuk organisasi yang didirikan oleh Dokter Wahidin Soedirohusodo. Meskipun pendiri yang sebenarnya adalah pelajar dari Stovia Takashi Siraishi, Zaman Bergerak Radikalisme Rakyat di Jawa , (Jakarta: Grafiti Press, 1997), hlm.46.

3 52 Sarekat Islam tumbuh dan berkembang dari Rekso Roemekso pada awal 1912 yang didirikan oleh Haji Samanhoedi Wahid bersama saudara, teman dan pengikutnya. 51 Pada masa itu perkumpulan tanpa status hukum dibubarkan setiap saat dengan perintah Residen. Pergolakan masyarakat sebagai bentuk perubahan sosial yang cepat membangkitkan kesadaran kaum pribumi, semula secara perorangan kemudian kelompok-kelompok kemudian meluas ke seluruh masyarakat. Sarekat Islam di periode awal merupakan suatu banjir besar di mana rakyat dimobilisasi secara besar-besaran, baik di kota maupun pedesaan. Gerakan massa seperti ini dianggap ancaman langsung bagi pemerintah Belanda. 52 Sarekat Islam muncul sebagai organisasi yang tidak memandang ras dan kedudukan, inilah yang kemudian menjadikan Sarekat Islam menjadi organisasi dengan massa yang sangat besar. Sarekat Islam juga melakukan gerakan reaktif yang berupa protes-protes dalam pers pribumi kemudian disusul oleh usaha-usaha aktif untuk memperbaiki nasib dan martabat rakyat. SI berurusan dengan berbagai kelompok dan golongan dari berbagai lapisan sosial dan subkultur. SI sering dipandang sebagai revivalisme religius. 53 Situasi yang memburuk di kalangan kaum buruh dan pegawai rendah setelah Perang Dunia I namun di sisi lain, di bidang pertanian tengah mengalami masa 51 Ibid., hlm Sartono Kartodirdjo, Gerakan-gerakan Protes di Pedesaan Jawa, (Yogyakarta: Buku Tidak Dipublikasi, 2007), hlm Ibid., hlm.109.

4 53 gemilang dan memberikan keuntungan ekonomi yang cukup besar bagi kaum pemodal asing. Kepemimpinannya jatuh ke tangan kaum komunis yang terampil sekali mendalangi aksi-aksi kaum buruh. 54 Sarekat Islam merupakan jalan pembuka bagi semua golongan untuk ikut dalam organisasi tanpa memandang status dan jabatan. Anggota Sarekat Islam semakin membesar dan muncul dari berbagai daerah, hal ini yang kemudian membuat Sarekat Islam mampu untuk secara radikal melawan Kolonialisme. Meskipun dalam keanggotaannya tidak memandang jabatan dan status namun Sarekat Islam yang bergerak dengan ideologi Islam sangat menentang komunisme. Pecahnya Sarekat Islam menjadi dua kubu ini yaitu SI putih dan SI merah, SI merah yang berhalauan komunis sedangkan SI putih merupakan yang murni atau ideologi religius. Perbedaan ideologi menjadi alasan perpecahan CSI. Misbach muncul sebagai propagandis PKI dan SI merah karena menganggap bahwa prinsip dasar komunisme adalah sama rasa sama rata tidak cocok dengan Islam. 55 Pada pertengahan 1924, PKI muncul sebagai kekuatan yang pengaruhnya melampaui PSI/CSIdan satu-satunya partai dengan jujur mampu menyatakan memiliki pengikut massa. Suatu pertarungan ideologi komunisme PKI dan Islamisme PSI/CSI semakin terbuka Ibid., hlm Takashi Siraishi., op.cit., hlm Ibid., hlm.337.

5 54 Kedua Partai muncul dengan basis massa yang besar dan menjadi organisasi rakyat yang cukup radikal. Terutama PKI yang secara terus-menerus melakukan aksi mogok di berbagai daerah. PKI yang merupakan organisasi penggerak dari sebagian besar aksi mogok buruh di berbagai daerah untuk menuntut hak. Gerakan dilakukan dengan tujuan untuk menghapus kapitalisme dan imperialisme dari tanah Indonesia. Sarekat Islam dan PKI merupakan sebuah organisasi politik yang secara nyata melawan pemerintah Kolonial Belanda. Melalui aksi-aksi propaganda dalam bentuk media massa, seperti yang dilakukan oleh Marco Kartodikromo atau melalui gerakan mogok seperti yang telah terjadi di berbagai daerah. Keduanya juga merupakan pelopor gerakan protes yang dilakukan oleh kaum buruh. Gerakan-gerakan tersebut mampu untuk mengguncang dan mengancam kedudukan pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia. Boedi Oetomo juga muncul sebagai sebagai organisasi yang bergerak untuk mencapai kemerdekaan. Hanya saja anggotanya yang moderat sangat menentang radikalisme yang dilakukan oleh PKI dan PSI. Namun gerakan yang secara politis itu nyatanya tidak membuahkan hasil yang nyata bagi masyarakat. Meskipun dianggap sebagai organisasi pelopor namun dalam gerakannya BO tidak memberikan perubahan yang nyata bagi kehidupan masyarakat. 2. Gerakan Sarekat Sekerja Gerakan Sarekat Sekerja dimulai sejak terjadi Perang Dunia I berlangsung, kemudian tahun 1919 dibangun sebuah perkumpulan pusat bagi buruh, yang diberi nama Persatuan Pergerakan Kaum Buruh. Pasca dimulai yaitu tahun 1919, tahun

6 55 berikutnya terjadilah beberapa protes dan percobaan mogok. Penyebab terjadinya pemogokan dan protes tentu saja adalah karena tidak adanya kenaikan upah, meskipun perusahaan ditempat para buruh bekerja telah mendapatkan keuntungan yang besar dari hasil mengekspor barang. 57 Percobaan pemogokan pertama dilakukan oleh P.F.B atau Personeel Fabriek Bond. Tujuan diadakannya perkumpulan ini pertama kali adalah untuk menolong buruh pabrik di Yogyakarta dalam mendapatkan hak, namun kemudian segera menyebar ke seluruh Jawa. PFB dipimpin oleh Suryopranoto yang juga menjabat sebagai sekertaris C.S.I. dan di tahun 1920, para buruh meminta para pengusaha untuk menyetujui PFB sebagai perwakilan dari para buruh. Usaha kaum buruh untuk menjadikan PFB sebagai wakil menyuarakan keinginan buruh ini tidak disetujui oleh para pengusaha/pemilik perkebunan dan pabrik. Akibat permintaan yang tidak terpenuhi, maka pada tanggal 9 Agustus 1920 kaum buruh mengajukan ultimatum untuk melalukan pemogokan sebagai bentuk protes. 58 Pemerintah tentu saja tidak mendukung gerakan buruh dan mencoba untuk melindungi kaum modal perusahaan gula dengan mengeluarkan sejumlah peraturan yang melarang dilakukannya gerakan protes dan mogok. Pemerintah menyatakan bahwa larangan tersebut dikeluarkan atas dasar bahwa aksi tersebut sebenarnya bukan 57 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 1978), hlm Ibid., hlm.84.

7 56 memperjuangkan nasib buruh, melainkan sebagai bentuk dari aksi politik. Pemerintah menyarankan kepada perusahaan gula untuk menambah upah buruh. 59 Petjahnja kabar jang V.S.T.P akan mengadakan pemogokan oemoem dalem boelan October kata Spreker itoe hanja asoetanja soerat-soerat kabar kaoem reaksi soepaja terdjadi pemogokan ketjil-ketjil dan gampang ditindes menjadi kalah. Kalau akan terdjadi pemogokan oemoem bagi kaoem boeroeh, kata Spreker, pemerintah toeroet-toeroet mentjegah katanja sebab mendjaga keamanan oemoem, tetapi pemogokan politiek jang diboeat oleh tuan Colijn radja minjak pemerintah tiada terlihat pengawalannja. 60 Pemerintah Belanda mengatakan bahwa pemogokan umum dilarang karena akan mengganggu keamanan, dan sebenarnya tujuan pemogokan umum bukanlah untuk memperbaiki kehidupan buruh melainkan untuk keperluan politik. Alasan tersebut yang kemudian menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang aksi mogok buruh dan melakukan pengawalan terhadap pengusahapengusaha/pemilik perkebunan dan pabrik. Kaum buruh berpendapat bahwa hal itu hanyalah alasan pemerintah untuk melarang para buruh untuk melakukan pemogokan umum hanya untuk melindungi kaum modal atau pengusaha. Pegawai-pegawai perusahaan yaitu kaum buruh dengan profesinya masingmasing mulai mendirikan perserikatan atas usaha dari propaganda P.F.B. Kaum buruh di Purworejo menjadi salah satu yang tergabung dalam P.F.B yang pusat propagandanya berada di Purwokerto (Karesidenan Banyumas). Kaum buruh dalam P.F.B bukan menjadi satu-satunya yang berada di bawah pengaruh SI, masih ada 59 Ibid. 60 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 November 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

8 57 perserikatan buruh kereta api (VSTP) dan buruh pegadaian (PPPB). V.S.T.P (komunis) sedang memikirkan untuk memberikan modal kepada pemogok-pemogok. V.S.T.P menganjurkan kepada kaum buruh untuk terus melakukan pemogokan, dengan alasan bahwa dengan melakukan pemogokan maka pengusaha-pengusaha akan takut terhadap kaum buruh dan memenuhi keinginannya. 61 Memang kaoem madjikan takoet sekali akan pemogokan tetapi boekan takoet kepada perkata an melainkan takoet pada perboeatan mogok. Meskipoen begitoe kaoem madjikan bisa berpoera-poera menertawai kaoem boeroehnja, katanja:,, Kalau kamoe mogok apa jang kamoe makan sehari-hari? Dan anakbinimoe djoega mendjadi kelaparan. Perkataan ini jang biasanja boeat menoetoepi ketakutannja kaoem madjikan, sebab ia soedah tahoe jang ia bakal menanggoeng roegi besar djika terjadi pemogokan kaeom boeroehnja. Kaoem madjikan tentoe sadja mengeloearkan tipoe dajanjasoepaja djangan terdjadi kaoem boeorehnja mogok bersama-sama. 62 Propaganda terus dilakukan oleh pemimpin-pemimpin gerakan dengan tujuan untuk lebih meyakinkan kaum buruh untuk tetap melakukan pemogokan umum dan jangan pernah takut atas ancaman yang diberikan oleh kaum majikan. Propaganda yang dilakukan ini membawa harapan kepada kaum buruh untuk tidak goyah dengan tindakan yang dilakukan oleh kaum majikan. Keyakinan bahwa tanpa kaum buruh, kaum majikan akan mengalami kerugian yang besar sehingga mau tidak mau akan memenuhi tuntutan para buruh. Harapan besar ini diberikan agar tuntutan yang selama ini diperjuangkan oleh kaum buruh dapat segera terwujud yaitu tuntutan kenaikan upah dan pengurangan jam kerja untuk kaum buruh. 61 Pringgodigdo., op.cit., hlm Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Oktober 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

9 58 Surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh menyebutkan bahwa Suryopranoto membangkitkan keberanian kaum buruh untuk melakukan pemogokan serentak. Tujuan didirikannya P.F.B menurut Suryopranoto bukan hanya bertujuan untuk menaikkan upah buruh, namun juga untuk menjujung harkat martabat bangsa yang selama ini telah terjajah. Suryopranoto membakar semangat rakyat dengan cara memberikan gambaran mengenai kekejaman dan melimpah ruahnya keuntungan pemerintah Belanda serta kaum majikan dari kaum buruh. Pemogokan yang terjadi di berbagai kota itu kemudian mendapat reaksi dari pemerintah, pemerintah Belanda mulai mendirikan panitia perbaikan nasib. 63 Pergerakan kaum buruh yang selama ini merupakan gerakan sosial, mulai memperlihatkan perubahannya ke arah gerakan nasional, seperti yang telah dinyatakan dalam surat kabar sebagai berikut: Disini tertariklah kami akan toeroet mempertimbangkan dari hal kaoem boeroeh hati bergerak nationalisch dan tidak poen perhimpoenan bergerak bersama-sama dengan perhimpoenan kaoem boeroeh jang lain. Ketahoeilah, kaoem boeroeh bergerak mentjari perbaikan nasiblah dimana antero kaoem boeroeh menghendaki kepada keperloean itoe, dan dimana djoega bergerak kaoem boeroeh tentoe tentangan madjikan. Mengingat keperloean jang sama itoe dalem mentjapai tentoe tiada haroes memandang dan olih bangsa. Inget keperloean kaoem boeroeh. Lagi poela kaoem madjikan disini kita bisa lihat jang bergeraknja bersama-sama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Daerah Yogyakarta, (Jakarta: Tumaritis, 1990), hlm Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 November 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

10 59 Pergerakan kaum buruh bukan hanya sekedar mengarah kepada perbaikan nasib, namun pergerakannya telah diarahkan kepada pergerakan nasional. Kaum buruh menyetujui, dan menyatakan bahwa pergerakannya akan mengarah kepada bentuk gerakan nasional dan akan bergerak bersama dengan sarekat buruh lainnya. Pergerakan bersama ini kemudian yang menyebabkan aksi protes dan mogok besarbesaran di segala tempat. Tujuan protes kaum buruh yang utama tetap fokus dalam perbaikan nasib buruh, meskipun sebelumnya telah disetujui bahwa gerakan kaum buruh akan bersifat nasionalis. Pemogokan besar-besaran terjadi pada tahun 1923, sebuah aksi yang mengerahkan kaum buruh di berbagai daerah (Semarang, Banyumas dan Yogyakarta) dan secara bersamaan untuk melakukan mogok hingga mendapatkan reaksi keras dari pemerintah Belanda. Pemogokan yang terjadi di berbagai tempat telah membangkitkan kesadaran masyarakat dan sekaligus mengancam kedudukan pemerintah Belanda serta pengusaha-pengusaha Eropa yang menanam modal di Indonesia. Pemogokan membawa banyak korban dan sebagian besar adalah kaum buruh Indonesia. Suryopranoto berjuang lebih keras lagi untuk membela kaum buruh yang dilepas dengan alasan dicari-cari oleh pemerintah Belanda akibat melakukan protes dan pemogokan. 65 Pemecatan atau pemutusan hubungan kerja bukan merupakan satu-satunya cara yang ditempuh oleh pengusaha untuk menangani protes dan pemogokan buruh, 65 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan., op.cit., hlm.149.

11 60 namun pemerintah Kolonial juga mengeluarkan peraturan yang dicantumkan dalam besluit artikel 161 bis pada tanggal 10 Mei 1923, kemudian terbit arikel tambahan yang mendukungnya dan berlaku pada tahun 1926 berisi mengenai larangan segala bentuk aktivitas dalam bentuk propaganda yang akan membuat protes dan pemogokan kembali terjadi. Pemimpin pemogokan buruh yaitu Semaoen juga dibuang ke luar negeri. Penangkapan dan pembuangan pemimpin pergerakan di tahun 1923 belum menghentikan aksi protes dan mogok yang dilakukan buruh. Suryopranoto sebagai pemimpin dari PPKB berjuang lebih keras untuk menuntut hak buruh yang telah mengalami ketidakadilan dapat dikembalikan. Pelepasan buruh akibat ikut dalam protes juga dianggap tidak adil dan diperjuangkan nasibnya agar dapat bekerja kembali. Aksi-aksi buruh ini mendapat pengawasan ketat oleh pemerintah Belanda. Dampaknya bukan hanya dirasakan oleh kaum buruh pribumi namun juga dirasakan oleh golongan kaum kiri dan kaum buruh dari golongan Belanda tidak luput dari pembersihan oleh pemerintah Belanda. 66 Sedangkan konsekuensi yang harus dihadapi oleh buruh apabila tertangkap atau sedang dalam pencarian adalah pemecatan. Aksi-aksi mogok pada tahun 1925 merupakan aksi mogok besar, sehingga pemerintah Belanda mengambil tindakan keras untuk para pemogok dengan melakukan penangkapan besar-besaran. Pemimpin-pemimpin gerakan ditangkap dan dibuang, kemudian untuk kaum buruh konsekuensi yang di dapat adalah pemecatan 66 Sartono Kartodirdjo, Pengamtar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional, (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm.148.

12 61 dari perusahaan dan dimasukkan ke dalam daftar merah, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain. Dikeluarkannya Besluit artikel 161 bis mengenai pelarangan mogok ini menjadi efektif. Hal ini dikarenakan kaum buruh tidak dapat berkomunikasi dengan pemimpin gerakan, akibat dari pembuangan pemimpinpemimpin gerakan ke luar negeri atau ke luar pulau. Gerakan-gerakan buruh yang tidak dikoordinasi oleh pemimpin-pemimpinnya ini kemudian berakhir pada tahun Kepemimpinan dan Ideologi Kemunculan organisasi politik sangat berpengaruh dalam gerakan protes buruh saat itu, salah satunya adalah CSI. Seiring berjalannya waktu dan pengaruh ideologi, CSI berkembang dan terpecah menjadi dua aliran yaitu SI putih yang masih berpegang terhadap ideologi Islam dan SI merah di bawah kepemimpinan Semaoen dan Darsono yang berideologi komunis (sosialis kiri). Semaoen dan Darsono membawa SI Merah kepada gerakan revolusioner PKI. Keduanya memiliki hubungan yang erat, keyakinannya terhadap ideologi komunis membawa mereka kepada gerakan yang lebih frontal. Keutamaan gerakan bagi Semaoen (sosialis kiri menjadi komunis) adalah perubahan kehidupan masyarakat, yaitu merubah kapitalis menjadi sosialis dengan berbagai cara. Suryopranoto dalam kongres di Surabaya mengungkapkan bahwa memenangkan perjuangan kelas dan menjadikan alat-alat

13 62 produksi menjadi milik kaum buruh tidak harus melalui aksi bersenjata, namun dapat dilakukan melalui paksaan moral (protes). 67 Langkah SI sejalan dengan keinginan kaum komunis, bulan Desember 1919 berdiri sebuah perpusatan serikat sekerja yang diberi nama Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB). Kaum komunis menginginkan nama Revolutionnair Vakcentrale dapat disebut dengan VSTP. 68 Pertama-tama soedara Darsono membikin kritiek atas Dagelijksch bestuur C.S.I. jaitoe soedara Tjokroaminoto dan Brotosoehardjo, soedara Darsono ada seorang Komunist. Soedara Semaoen itoe waktoe menjadi voorzitter dari vakcentrale:,,persatoean Perkoempoelan Koem Boeroeh, ia adalah seorang komunist juga. Soedara Soerjapranoto mejadi voorzitter C.S.I. dan voorzitter Hoofd Bestuur P.F.B. dan Dan Secretarisnja soedara H.A.Salim. 69 Pengaruh sosialis kiri atau yang telah menjadi komunis ini memberikan perubahan besar bagi keadaan masyarakat Indonesia awal abad XX, fakta bahwa selain mempunyai kedudukan penting dalam C.S.I, Semaoen juga menempati salah satu bagian penting dalam perkumpulan kaum buruh. Ideologi yang dianut oleh Semaoen dan Darsono tentang kesama rataan membuatnya terkenal seringkali mengkritik pemerintah. Memang layak dan pada tempatnya, pemimpin sosialis kiri (kemudian komunis) merubah gerakan menjadi aksi nomor satu dalam melakukan 67 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 1978), hlm Ibid., hlm Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Agustus 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

14 63 perlawanan terhadap kaum pemodal dengan menggunakan kekuatan kaum buruh, serta ikut mencampuri gerakan sarekat sekerja untuk memperkuat pengaruh antikapitalis. 70 Perlawanan terjadi atas dorongan besar terhadap keinginan untuk mendapatkan haknya sebagai buruh yang telah bekerja kepada majikan selama ini dan demi mempertahankan kehidupannya. Kaum buruh dengan dukungan dari pemimpinpemimpin yang berpengaruh akhirnya berani untuk melakukan perlawananperlawanan atau protes terhadap kaum pemodal. Perlawanan atau protes ini muncul dalam berbagai bentuk, ada yang dalam bentuk perusakan, sindiran melalui surat kabar, pemogokan kerja atau bahkan dalam bentuk protes melalui surat yang dikirim kepada Gubernur Jendral. Namun semua perlawanan itu tidak akan berjalan baik tanpa kehadiran seorang pemimpin. Pemimpin merupakan agen dari Mobilization into Action, atau agen yang memobilisasi kaum buruh untuk bergerak melakukan perlawanan terhadap ketidakadilan yang para buruh dapatkan selama ini. Perlakuan semena-mena dan merugikan buruh ini harus segera dihentikan. Maka pemimpin adalah orang yang berperan mengorganisir gerakan buruh dan diharapkan dapat memastikan agar tuntutan-tuntutan buruh dalam gerakan protes ini dapat dipenuhi. Menurut Smeleser, pemimpin memobilisasi massa dengan menekankan interaksi antara dirinya dengan pengikut. Interaksi intensif ini dilakukan untuk membentuk keyakinan terhadap 70 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 1978), hlm.17.

15 64 pemimpin sehingga massa bersedia untuk mengikuti setiap perintah dan tindakan yang dilakukan oleh pemimpin. Keyakinan ini disampaikan melalui pertemuan, surat kabar atau dengan menyebarkan rumor, yang tujuannuya sendiri adalah untuk memupuk ideologi dan keyakinan massa terhadap pemimpin. 71 Seperti yang diungkapkan melalui surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh berikut: Pemimpin atau toentoenan itoe haroes beroepa membangoenkan pikiran atau memberi ilmoe berichtiar dan mengadjak bersama-sama berichtiar menjampaikan maksoed jang moeliadi atas kaoem boeroeh. Sebab kalaoe tidak begitoe nanti kaloe mereka diadjak apa-apa merasa dipeksa, hal ini pemimpin laloe bernama melanggar kemerdika an pikiran. Akan tetapi pemimpin atau penoentoen selaloe haroes mendjagai soepaja bergeraknja kaoem boeroeh itoe djangan sia-sia, tetapi mereka itoe bisa mendapet faedah karena bergeraknja itoe djangan sia-sia, tetapi mereka itoe karena itoe wadjiblah pemimpin dan penoentoen menoendjoekan djalan, memilih waktoe jang baik, menandingi kekoeatan dan mengatoer bagaimana kaoem boeroeh itoe misti bergerak. 72 Keyakinan terhadap pemimpin itu kemudian digunakan untuk menyebar kepanikan terhadap kondisi yang ada. Keadaan di Purworejo menjadi contoh dari salah satu bentuk reaksi atas kepanikan yang terjadi akibat krisis ekonomi, yang dimulai pasca perang dunia pertama yaitu pada tahun Kepanikan akibat tekanan yang terjadi menyebabkan gerakan-gerakan yang mengancam keberadaan pengusaha 71 Neil J. Smelser, Collective Behaviour, (New York: Free Press, 1965), hlm Surat Kabar Soeara Kaoem Boereh, 1 Agustus 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

16 65 atau pemilik modal. Pertumbuhan dan penyebaran keyakinan tersebut sangat diperlukan untuk menciptakan potensi ledakan massa. 73 Kaum buruh di Purworejo tidak melakukan tindakan frontal seperti yang dilakukan di daerah lainnya, misalnya di Semarang. Para buruh hanya melakukan protes dengan menyampaikan langsung kepada majikan melalui perwakilannya, maupun melakukan tindakan mogok. Namun gerakan buruh ini memiliki fokus yang sama, yaitu menyampaikan keluhan dan tuntutan buruh atas tindakan dari para majikan. Melalui P.F.B (Personeel Fabriek Bond) cabang Purwokerto yang kemudian kemudian diganti Serikat Boeroeh Pabrik (S.B.P) menyampaikan kepada anggotanya (buruh-buruh pabrik) melalui propaganda Soeara Kaoem Boeroeh untuk mempersatukan diri ke dalam gerakan. Soedara-soedara kaoem pabrikan! Dalam pergerakannja kaoem boeroeh pabrikan dan oentoek keperloean itoe djoega, maka pada ini waktoe kami ada merasa wajib berichitiar: a. Memilih dengan kejakinan kami, dasar-dasar jang mana jang setoedjoe dan haroes dipakai dalam gerakan kaoem boeroeh dan membawa kejakinan akan berpaedah. b. Memilih pemimpin siapa dan jang bisa setoedjoe dengan keada an dan keperloean kaoem boeroeh dalam bergeraknja mentjahari perbaikan hidoep. 74 Gerakan buruh ini membawa misi untuk memenuhi tuntutan-tuntuan buruh yang tidak kunjung mendapat tanggapan serius, baik dari Pemerintah maupun kaum majikan. Kaum Buruh berharap agar perkumpulan ini akan membawa kaum buruh 73 Ibid., hlm Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Agustus 1921, Koleksi Perpusatakaan Nasional Republik Indonesia.

17 66 kepada kehidupan yang lebih baik. Demi menciptakan sebuah perkumpulan yang sesuai dengan tujuan, maka kaum buruh memilih pemimpin yang dipercaya untuk merubah kehidupan yang buruh saat ini. Perkumpulan ini juga berharap bahwa gerakan ini akan bermanfaat dan menghasilkan perubahan daripada menunggu balasan surat-surat yang dikirimkan. Semua hal yang terjadi dilatarbelakangi oleh keadaan perekonomian sulit serta tekanan kerja. Keadaan itu yang membawa kaum buruh kepada gerakan nyata menuntut perubahan. Hanya saja tuntutan yang dilakukan sendiri, dan tidak melalui sebuah perkumpulan tidak selalu direspon baik oleh para majikan. Perkumpulan menjadi penting bagi kaum buruh,sebagai wadah untuk menyampaikan keluhankeluhan kaum buruh yang kemudian disampaikan kepada Pemerintah. Harapan buruh, pemerintah dapat merespon baik dan melakukan perubahan dengan mengeluarkan peraturan yang akan membantu para buruh mendapatkan hak-haknya. Peraturan yang kemudian harus dipatuhi oleh para majikan, sehingga tuntutantuntutan buruh dapat segera terlaksana. Oleh sebab itu, untuk mewujudkannya keberadaan organisasi dan pemimpin merupakan hal yang penting bagi pergerakan kaum buruh. Hal ini diungkapkan kaum buruh melalui Soeara Kaoem Boeroeh sebagai berikut: Akan tetapi pemimpin atau penoentoen selaloe haroes mendjagai soepaja bergeraknja kaoem boeroeh itoe djangan sia-sia tetapi mereka itoe bisa mendapat faedah karena bergeraknja itoe. Karena itoe wadjiblah pemimpin atau penoentoen menoendjokan djalan, memilih waktoe jang baik menandingi kekoeatan dan mengatoer bagaimana kaoem boeroeh itoe misti bergerak. Dalam hal ini tentoelah kejakinan pemimpin itoe mendjadi kekoeasaan di atas kaoem boeroeh, tetapi kaoem boeroeh ada hak membantah penoendjoekannja

18 67 pemimpinnja itoe djika dirasa ada bersalahan, sehingga dateng kemoefakatan kedoea belah pihak. 75 Seorang pemimpin tidak dapat begitu saja menjadi seorang pemimpin bagi kaum buruh. Kaum buruh harus memastikan terlebih dahulu orang seperti apa yang akan memimpinnya. Kaum buruh juga harus memastikan bahwa pemimpin ini tidak memiliki kesalahan dan dapat membimbing gerakan buruh agar mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Pemimpin juga harus dapat mengarahkan kemana dan gerakan seperti apa yang akan dilakukan oleh para buruh. Keyakinan pemimpin juga harus dapat mempengaruhi kaum buruh, artinya adalah pemikiran pemimpin harus sampai kepada buruh sehingga dapat bergerak bersama karena memiliki satu tujuan. Namun dari sisi agama, terutama Islam, pasti akan mempertanyakan mengenai hukum dari gerakan buruh ini. a. Penerapan Gerakan Komunis dalam Ideologi Islam Ideologi menjadi sangat penting dalam suatu gerakan sosial, karena dengan adanya ideologi akan menentukan arah gerakan dan gerakan seperti apa yang akan dilakukan. Dalam pergerakannya, buruh di Purworejo masih menganut millenarian yaitu kepercayaan akan datangnya Ratu Adil yang akan mengeluarkan para buruh ini dari permasalahannya. Gerakan millenarian sendiri masih mendasarkan ideologinya kepada Islam, oleh karena itu banyak gerakan millenarian yang menjadikan seorang 75 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Agustus 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

19 68 kyai atau ulama sebagai pemimpin gerakan. Perubahan sosok pemimpin terjadi dalam protes buruh di Purworejo. Penjelasan mengenai seperti apa gerakan yang akan dilakukan oleh para buruh ini dan sesuai atau tidaknya dengan syariat Islam dijawab oleh perwakilan P.F.B melalui surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh sebagai berikut: Adapoen setengah oerang jang memandang bahwa gerakan kaoem boeroeh ada satoe begalan (penjamoen) dari hidoepnja manoesia, itoe pemandangan tjoema inget sedikit ilmoe sadja, boekankah hal hoekoem kata agama Islam ada tiga: Sjara, agal, adat. Ertinja: syara itoe mengandoeng tiga djoega: sebab sjarat dan mani (halangan) orang jang belom faham minta diterangkan, apa jang dikata sebab menoeroet agama-agama didjawab, seompama oerang solat sebabnja solat karena mandjing waktoe, sjaratnja: sesoetji, halangannja: gila atawa kena cheld. Ini keterangan hal wajib. Dan kaloe charam ada sebaliknja. Soenah lawannja makroeh. Charam itoe larangan (on echt) tidak chalal. Tetapi kaloe ada halangan, diwenangkan makan larangan, seperti laroerat seorang jang kelaparan, kalau tiada makan, charam tadi tentoe mati. Ada lagi ilmoe aqal, tawekal, qoeat tida ada astor-moenaster melainkan Allah. Tetapi misti djangan loepa ilmu adat memake lantaran. 76 Bagaimana sebenarnya gerakan ini di mata agama Islam, adalah pertanyaan yang muncul dalam benak para buruh selama ini. Penulis surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh mencoba untuk menggambarkan sebuah ajaran agama Islam yang diimplikasikan dalam gerakan buruh, dimana sebuah ibadah memiliki sebab dan syarat, begitu pula dengan gerakan buruh selama ini. Gerakan buruh yang dianggap buruk karena menyebabkan kerusakan dan ada pula yang melakukan pencurian ini memiliki sebab. Agama Islam mengijinkan manusia untuk memakan sesuatu yang 76 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 November 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

20 69 tidak halal untuk bertahan hidup daripada mati karena kelaparan. Pencurian, pemogokan dan pembakaran sebagai bentuk protes ini juga dianggap sebagai cara kaum buruh untuk mendapatkan haknya dan dapat bertahan hidup. Pemikiran seperti itulah yang didoktrinkan kepada para buruh dalam melakukan aksinya. Semua bentuk protes yang dilakukannya adalah cara bagi para buruh untuk bertahan hidup, dan menganggap bahwa hal itu tidaklah bertentangan dengan agama Islam. Para buruh masih menjalankan syariat Islam dengan baik, seperti itulah penerapannya. Hal ini menunjukkan bahwa komunisme yang menerapkan sistem sama rata sama rasa dan ideologi Islam mencoba untuk berjalan bersamaan atau dapat juga disebut sebagai Islam abangan. Dasar-dasar Islam menjadi salah satu pedoman bagi buruh untuk melakukan protes meskipun dengan penafsiran yang lebih sederhana. Bergerak untuk menuntut hak dan melawan imperialisme serta kaptalisme meskipun dengan cara-cara yang dianggap buruk sekalipun. Kemiskinan dan tekanan hidup menjadi sebab para buruh melakukan gerakan, seperti halnya baligh menjadi sebab seorang muslim melalukan sholat. Fenomena sinkretisme sangat kuat dalam gerakan ini, mencampurkan antara agam Islam dengan ajaran pra Islam atau sekedar menanamkan bentuk-bentuk Islam ke dalam gerakan. Penekanan mengenai Islam sangat berpengaruh untuk menarik massa agar gerakan dapat terwujud. Meskipun tindakan kelompok-kelompok protes

21 70 sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kelompok gerakan ini menunjukkan kecenderungan Islam abangan. 77 Seorang pemimpin Islam abangan yang berpusat di Surakarta menyuarakan pemikirannya mengenai ajakan untuk menyingkirkan Belanda dari tanah Jawa. Pemogokan harus dilancarkan terhadap perkebunan dan pabrik untuk menuntut upah tinggi. Masyarakat didorong untuk tidak membayar pajak dan tidak melakukan pekerjaan wajib. 78 Gerakan-gerakan sosial tradisional di Jawa hampir seluruhnya memiliki kaitan dengan peran agama. Menurut masyarakat tradisional, agama merupakan salah satu reaksi terhadap penyakit masyarakat dan status rendah. Seringkali menjadi reaksi terhadap status politik ekonomi masyarakat yang rendah, namun alasan ekonomi dan politik tidak selalu menjadi alasannya. 79 Agama Islam menjadi landasan yang diyakini para buruh untuk membenarkan gerakannya, dan keyakinan itu menguatkan keinginan buruh pabrik untuk bergerak bersama melakukan protes. Hal yang paling penting dalam gerakan bersama ini adalah dapat mewujudkan keinginan bersama, dan gerakan ini tidak akan kehilangan maknanya. Pemimpin menjadi faktor penting dalam gerakan buruh ini. 80 Pemimpin 77 Sartono Kartodirdjo, Gerakan-gerakan Protes di Pedesaan Jawa, (Yogyakarta: Buku Tidak Dipublikasi, 2007), hlm Ibid., hlm Ibid., hlm Ibid., hlm.30.

22 71 akan mengarahkan ke mana arah gerakan dan bagaimana gerakan yang akan dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah Kolonial Belanda. Jumlah buruh pabrik di Purworejo memang tidak sebesar yang berada di Semarang karena hanya berdiri sebuah pabrik gula, oleh karena itu buruh di Purworejo diorganisir oleh pemimpin-pemimpin buruh untuk melakukan protes. Apabila melakukan protes secara demonstrasi, pemimpin buruh akan mengorganisir (mengelompokkan) buruh dari daerah Purworejo dan daerah sekitar (Yogyakarta, Banyumas) untuk melakan aksi di titik-titik terdekat Kantor Pemerintah Belanda. Tujuannya adalah agar tuntutan para buruh dapat tersampaikan dan hak buruh dapat segera terpenuhi. Buruh di Purworejo bergabung dengan gerakan protes di Yogyakarta maupun gerakan protes di daerah Banyumas. Daerah Yogyakarta dan Banyumas memiliki hubungan erat di bidang ekonomi dengan Purworejo, letak daerah yang berdampingan menjadi salah satu faktor hubungan tersebut. Hubungan erat itu juga termasuk dengan kesamaan kepercayaan tentang munculnya Ratu Adil yang akan membantu permasalahan akibat krisis yang terjadi. Ide-ide gerakan ditanamkan dan direncanakan oleh para pemimpin gerakan. Gerakan yang dilakukan tergantung lingkungan buruh dan pemimpinnya. Protes seringkali disusun berdasarkan tradisi millenarian lokal. Ideologi dan keyakinan kaum buruh yang berdasarkan tradisi millenarian ini yang kemudian sengaja digunakan oleh

23 72 partai/organisasi politik untuk kepentingan politik yang kemudian dengan sengaja membuat keresahan di kalangan masyarakat hingga menyebabkan protes lokal. 81 Pada abad XX setelah ide-ide modern mulai masuk ke dalam masyarakat, gerakan protes massa memperoleh dimensi baru dan cenderung mengharapkan kandungan sosial melalui ideologi modern yang kurang dimiliki sebelumnya, bahkan basisnya bukan lagi gerakan lokal, namun telah merujuk kepada gerakan nasional. Keberadaan SI menjadi hal yang sangat penting, karena di dalam gerakan-gerakan SI mengandung ide tradisional yang masih bertahan. Keyakinan tradisional itu kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk yang baru dan modern, seperti halnya protes buruh. 82 Tujuan utama dari protes buruh ini adalah untuk menuntut hak para buruh yang selama ini belum terpenuhi. Para pemimpin gerakan ini kemudian memodifikasi gerakan, dari gerakan menuntut perbaikan nasib menjadi gerakan untuk kepentingan politik. Kegelisahan spontan merupakan gejala yang sangat penting yang dimanfaatkan oleh SI dan PKI untuk mengorganisir massa dan melakukan suatu gerakan. Darsono dan Semaoen merupakan tokoh penting dalam mengubah kegelisahan yang terjadi di masyarakat menjadi alasan untuk melakukan gerakan sosial. Gerakan yang dilakukan juga bukan lagi gerakan tradisional namun sudah 81 Ibid., hlm Ibid., hlm.59.

24 73 diorganisir menjadi lebih modern yaitu yang memiliki pemimpin, taktik dan strategi. 83 Organisasi PKI melakukan aksi massa dalam bentuk yang nyata. Aksi-aksi ini merupakan bentuk perlawanan terhadap kaum kapitalis yang dianggap menindas kaum tani dan kaum buruh. Penguasaan dalam bentuk proletar yang berkembang sejak masuknya modal asing ke Indonesia ini semakin memperkeruh suasana perjuangan antara kaum kapitalis dan kaum proletar. 84 Perjuangan untuk melawan kaum kapitalis ini telah dimulai sejak berakhirnya perang dunia pertama. Gerakan buruh ini merupakan bentuk pengaruh dari gerakan buruh yang terjadi di Uni Sovyet. b. Kepemimpinan dalam Gerakan Buruh Pabrik Gula di Purworejo Ketika membicarakan mengenai persoalan kepemimpinan aksi protes, maka jelas akan membawanya kepada kepemimpinan Semaun dan Darosno. Namun banyaknya serikat buruh yang berdiri dan tersebar di berbagai daerah menjadikan pentingnya keberadaan kepemimpinan daerah. Tugas dari seorang pemimpin di daerah adalah meneruskan perintah dari pimpinan pusat dan mengkoordinasi kaum buruh di daerah untuk melakukan gerakan. Gerakan buruh di Purworejo sendiri dikoordinasi oleh P.F.B cabang Purwokerto. Kepemimpinan untuk cabang Purwokerto sendiri diatur dalam rapat Komite Penggoegah pada taanggal 20 November 1921, sebuah pertemuan ( Combinatie- 83 Ibid. 84 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 1978), hlm.30.

25 74 vergadering) yang dihadiri oleh 20 orang, yang diantaranya adalah wakil SI dan wakil Fakbond P.F.B. Dalam pertemuan itu membahas mengenai: 1) Mengadakan Comite dinamakan Comite Penggoegah dengan lid 12 orang dan mereka bersanggoep memabajar constributie saben boelan f 0,25 moelai boelan December ) Diantara 12 lid itoe ditetepken sebagai Bestuur: 1. Voorzitter soedara Daris Poerworedjo 2. Secretaris soedara Sastromihardjo 3. Thesourier Soedara Pardikin Bandjarnegara. 3) 12 lid itoe akan brichtiar mentjederma boeat kasnja: Penggoegah. 4) Goena dan maksud comite, membangoenkan segala perhimpoenan, bavak maupun politiek, jang mindjalani dibikin koeat, jang lagi tidak dibikin bangoen. Tjara bagaimana lakoekannja, teroetama djalan propaganda. 85 PFB cabang Purwokerto bersama dengan perwakilan SI, sesuai dengan pertemuan yang di adakan pada tanggal 20 November 1921 membentuk sebuah komite yang bertugas untuk melakukan propaganda. Komite ini dinamai komite Penggoegah yang tugasnya menguatkan para buruh yang tengah melakukan protes dan membangkitkan keinginan para buruh yang belum terlibat untuk melakukan protes. Komite Penggoegah sesuai dengan keputusan dalam pertemuan dikepalai oleh Daris Purworejo dan sekertarisnya adalah Sastromiharjo. Pembentukan kepemimpinan bagian ini selain bertugas untuk melakukan propaganda juga bertugas untuk bertanggung jawab membayar iuran atau berkontribusi untuk membayar sebesar f 0,25 kepada kas komite Penggoegah. Serta memastikan 12 anggota komite Penggoegah membayar konstribusi setiap bulannya, dimulai sejak bulan Desember Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Nopember 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

26 75 B. Komunisme dalam Gerakan Buruh Partai Komunis Indonesia atau mulanya adalah Partai Komunis Hindia merupakan sebuah organisasi politik yang berideologi Sosialis Kiri (Komunis). Pecahnya Revolusi Sosialis/Komunis di Rusia pada bulan Oktober 1917 memberikan dampak yang besar terhadap aktivitas politik kaum pergerakan di Indonesia. Revolusi itu telah membangkitkan kesadaran komunisme Indonesia, bahwa imperialisme Belanda yang selama ini berlangsung dapat digulingkan. Keinginan yang besar untuk mewujudkan sebuah negara yang bebas dari penjajahan merupakan tujuan dari PKI. 86 Sneevliet dengan ISDV sudah mulai mendekati rakyat umum dengan melalui perantara-perantara agar ideologi sosialis komunis dapat tersebar dan masuk ke dalam organisasi-organisasi politik di Indonesia. Semaoen sejak tahun 1915 mulai mengikuti jejak Sneevliet, kemudian diikuti oleh Darsono, Tan Malaka dan Alimin Prawiradirdjo. 87 Pada tahun 1918 Semaoen merupakan pengurus SI yaitu sebagai komisaris SI untuk Semarang. Semaoen yang mencoba untuk mempropagandakan ideologi komunis ditentang oleh pengurus-pengurus SI yang lain karena bertentangan dengan ideologi Islam. Akibat perbedaan ideologi yang diilhami oleh anggota SI maka kemudian terbentuklah CSI merah yang berhalauan sosialis komunis dan CSI putih yang berhalauan Islam. 86 Edi Cahyono, Gerakan Sarekat Buruh Jaman Kolonial Hindia Belanda Hingga Orde Baru, (Jakarta: Hasta Mitra, 2003), hlm Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 1978), hlm.24.

27 76 Selama ini SI memberi kesempatan bagi tokoh-tokoh komunis untuk menempati jabatan-jabatan penting di CSI. Semaoen berpendapat bahwa selama ini organiasi pergerakan hanyamemberikan dukungan untuk kaum kapitalis. Kaum Komunis menganggap bahwa komunisme yang mengubah SI menjadi organisasi pergerakan yang membela rakyat. 88 Anggota SI sebagian besar telah berhasil mendapat pengaruh komunis dan setelah PKI mulai berdiri sendiri, aksi komunis dapat dilakukan secara bebas. Meskipun PKI telah berdiri sendiri namun Semaoen tidak menyerah untuk tetap menjadi anggota CSI, karena dengan tetap tinggal di SI maka pengaruh komunis akan semakin kuat ditanamkan pada anggota-anggota SI. Hingga pada akhirnya muncul rencana pendisiplinan partai, Semaoen mengerahkan gabungan kaum buruh untuk memperlihatkan aksinya dengan tujuan menujukkan bahwa dirinya masih layak menjadi anggota SI. Pada akhirnya, aksinya tidak berhasil membawa dirinya tetap menjadi anggota SI akibat kongres bulan Februari 1923, yang telah menetapkan pendisiplinan partai. 89 Kongres SI tersebut disambut dengan kongres PKI di Bandung, yang dihadiri 16 cabang PKI dan 14 cabang SI Merah dan perkumpulan sekerja komunis. Darsono menerangkan bahwa PKI tidak akan mengadakan pertumpahan darah dan hanya akan melakukan usaha-usaha yang jujur untuk memperjuangkan nasib rakyat terutama 88 Ibid., hlm Ibid., hlm.27.

28 77 kaum buruh demi kesama rataan. Tokoh-tokoh komunis-keagamaan juga tidak luput disampaikan oleh Darsono sebagai contoh, misalnya: H.Misbach dan Alirachman. Darsono menanamkan paham-paham komunis mengenai sama rasa sama rata yang dibungkus dalam bentuk ajaran Islam yaitu dengan mengenai saling menghormati hak dan saling menghargai sesama manusia. Kutipan pidato mengenai himbauan untuk tidak percaya begitu saja apabila ada yang mengatakan mengenai buruknya komunisme ditulis dalam surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh sebagai berikut: Tereakan sematjam itoe selaloe diseroekan oleh kaoem atau partij komunist. Akan tetapi gerakannja komunist atau ilmoe kommunisme beloemlah bisa diketahoei dengan terang oleh sekalian kaoem boeroeh-kaoem boeroeh di Hindia. Sedangkan begitoe kaoem boeroeh anti-kommunist atau kaum reaktionair selaloe berboeat jang bisa bikin gelap pada pikiran dan matanja kaoem boeroeh. Kaoem-kaoem reaktie tadi boekan sadja kaoem kapitalisten jang memang dia punja kemaoean kapitalisme ada bertentangan dengan kemaoean kaoem kommunisme. Tetapi bekakas-bekakas kaoem kapitalisten tadi toeroet-toeroet djoega, sedangpoen soerat kabar jang mengakoe pehak-sini sepertinja Darmo-kondo dan Boedi Oetomo soedah toeroet menaboerkan penjetala annja. Roepa-roepa penjela an jang dikeluarkan kaoem reaktie boeat bikin noda kepada gerakan komunisme atau kepada kaoem communist. Akan tetapi semoea itoe tiada beralesan jang sah dan tidak membawa kebenaran. Sebab itoe kaoem boeroeh seharoesnja memikir sabar dan ati-ati politiek mana jang kaoem boeroeh akan pakai dan tjara bagaimana kaoem boeroeh itoe mesti bergerak. Dalem kommunisme hal-hal ini soedah ditoendjoek. 90 Kaum buruh dihimbau supaya tidak percaya begitu saja mengenai kabar buruk yang dikeluarkan mengenai kaum komunis dan partai komunis. Banyak kabar yang dikeluarkan oleh organisasi maupun partai politik mengenai keburukan kaum 90 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 September 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

29 78 komunis baik itu ajarannya maupun gerakan yang dilakukan. Kabar buruk yang dikeluarkan mengenai kaum komunis atau komunisme ini dikarenakan sebagian besar kaum reaksi dianggap sebagai kaum kapitalis atau orang-orang yang dianggap mendukung kapitalisme. Kaum buruh dan kaum komunis diminta agar lebih bijaksana dan berhati-hati dalam memilih partai politik atau organisasi mana yang akan membawanya kepada perbaikan nasib, serta bagaimana partai atau organisasi itu melakukan pergerakan. Pengaruh komunisme terhadap gerakan buruh sudah cukup besar, hal ini dikarenakan tokoh-tokoh komunis seperti Semaoen dan Darsono menyampaikan pikiran-pikirannya dengan baik. Berbagai bentuk propaganda telah dikeluarkan oleh Semaoen dan Darsono untuk menggerakkan keinginan rakyat dengan menyampaikan krisis-krisis yang selama ini telah dialami oleh para buruh. Kehidupan yang sulit dan ketidakadilan yang didapatkan dari para majikan selalu menjadi topik utama dalam setiap pidatonya, sehingga para buruh tetap ingat tentang kesengsaraan hidupnya dan memancing kemarahan kaum buruh. Pemimpin gerakan juga menebarkan keyakikan mengenai perubahan nasib yang akan terjadi setelah gerakan buruh dilakukan. Oesaha membikin merdekanja kelas boeroeh itoe ada menoentoet perhoeboengannja kekoeatan jang teratoer dari kaoem proletariat. Kita perloe mempoenjai semoea pertjampoeran, oentoek melawan kapitaal dengan berhasil. Communistische Internationale wadjiblah terpakai boeat lapangan kemerdeka annja international proletariat; sebab itoe ia menoedjoe pada perhoeboengan jang koeat dengan perhimpoenan-perhimpoenan boeroeh, wadjiblah mana pada tempo sekarang ini telah mendjadi njata Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Oktober 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

30 79 Usaha untuk memerdekakan kelas buruh atas segala bentuk penindasan atau tekanan oleh kaum majikan akan didukung oleh komunis Internasional. Demi mencapai kemerdekaan untuk kelas buruh dan terpenuhinya tuntutan buruh selama ini maka diperlukan sebuah hubungan yang baik dan teratur di kalangan kaum proletariat. Komunisme Internasional akan menjadi wadah untuk kaum buruh mendapatkan haknya sebagai buruh dan merdeka dari segala tekanan yang dihadapi selama ini. Persatuan yang kuat di antara buruh menjadi penting agar keinginan buruh untuk mendapatkan kemerdekaannya dapat terwujud. Communistische Internationale tidak tjoema menghendaki perserikatan politiek dari kaoem boeroeh sadja, tetapi selain itoepoen mempersatoekan djoega perserikatan-perserikatan boereoh jang mengakoei perlawanan revolutionair tidak tjoema di moeloet sadja tetapi djoega perboeatan, dan jang menghendaki dictatuur di kelas boeroeh. 92 Komunis Internasional menghendaki partai politik bukan hanya memperjuangkan kaum buruh tanpa mengambil tindakan apapun untuk merubah nasib buruh. Perserikatan-perserikatan juga diharapkan untuk melakukan perlawan Revolusioner. Perlawanan revolusioner diperlukan untuk memberikan guncangan besar terhadap pemerintah maupun kaum modal atau kaum kapitalis dengan harapan tuntutannya akan terpenuhi. 92 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Oktober 1921, Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya kembali gerakan-gerakan kerusuhan petani, yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya kembali gerakan-gerakan kerusuhan petani, yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah pedesaan Jawa pada akhir abad XIX sampai awal abad XX telah ditandai dengan munculnya kembali gerakan-gerakan kerusuhan petani, yang banyak diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penulisan sejarah Indonesia, gerakan-gerakan sosial cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan bahwa sejarawan konvensial lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dalam periode tersebut, terjadi perubahan sosial yang besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

GERAKAN VSTP SEMARANG ( )

GERAKAN VSTP SEMARANG ( ) GERAKAN VSTP SEMARANG (1908-1923) Oleh: Sugiyarto Desember 2011 GERAKAN VSTP SEMARANG (1908-1923) Penulis Sugiyarto Editor Sugiyarto Tata Letak & Desain Pivie Rumpoko Penerbit CV. Madina Jl. Bulusan XI/5

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME

SEBAB MUNCULNYA NASIONALISME NASIONALISME Nasionalisme diartikan sebagai perangkat nilai atau sistem legitimasi baru yang mendasari berdirinya sebuah negara baru Dekolonisasi diartikan sebagai proses menurunnya kekuasaan negara-negara

Lebih terperinci

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL Faktor ekstern dan intern lahirnya nasionalisme Indonesia. Faktor ekstern: Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

Andai Haji Misbach mimpin Ormas Islam

Andai Haji Misbach mimpin Ormas Islam Andai Haji Misbach mimpin Ormas Islam Eko Prasetyo http://indoprogress.com/2015/12/andai-haji-misbach-mimpin-ormas-islam/ Harian Indoprogress, 4 December 2015 Sekarang sebuah perkumpulan yang tidak berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN Kepartaian yang terjadi di Indonesia, sudah mulai tumbuh dan berkembang sejak masa kolonial Belanda, untuk hal yang menarik untuk disimak dalam buku ini, dimulai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PERGERAKAN KEBANGSAAN Politik DRAINAGE Belanda mengeruk kekayaan dari negara Indonesia untuk kepentingan dan kesejahteraan negara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang menjadi kesimpulan

Lebih terperinci

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional Oleh: Didin Saripudin Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Konsep IPS-Sejarah dalam Memaknai Zaman Pergerakan Nasional di Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL

BAB 6: SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL www.bimbinganalumniui.com 1. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904 1905 membuktikan bahwa Jepang sanggup menyamai bahkan melebihi salah satu negara Barat. Kemenangan Jepang tahun 1905 menyadarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

Hamba Toehan Pendjoeal Boekoe

Hamba Toehan Pendjoeal Boekoe Hamba Toehan Pendjoeal Boekoe Ellen G. White Copyright 2014 Ellen G. White Estate, Inc. Information about this Book Overview This ebook is provided by the Ellen G. White Estate. It is included in the

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN AWAL KERETA API DAN DINAMISASI SERIKAT PEKERJA DI JAWA

BAB II PERKEMBANGAN AWAL KERETA API DAN DINAMISASI SERIKAT PEKERJA DI JAWA 12 BAB II PERKEMBANGAN AWAL KERETA API DAN DINAMISASI SERIKAT PEKERJA DI JAWA Pembangunan jalur kereta api di Jawa pada awalnya berkembang karena hasil dari Cultuurstelsel dan perkebunan swasta yang menjamin

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Tinjauan Historis Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri dari atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam

Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam Aliarcham, Obor Yang Tak Pernah Padam Ira Kusumah kontributor Berdikari Online http://www.berdikarionline.com/aliarcham-obor-yang-tak-pernah-padam/ Berjuang dan belajar, tanpa belajar tak mungkin bisa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah bangsa ini yang penting adanya. Karena pada masa ini meliputi berdirinya organisasi-organisasi

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam kesimpulan

Lebih terperinci

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia KEADAAN RUSIA SEBELUM REVOLUSI 1917 Tahun Pemimpin Politik Sosial Ekonomi Even Dampak (1894-1917) Tsar

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa,

PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA. Taat, Nasionalisme dan Jatidiri Bangsa, PERJUANGAN PERGERAKAN BANGSA INDONESIA Budi Utomo Tanda-tanda lahirnya gerakan nasional yang teratur mulai tampak saat Budi Utomo mucul pada tahun 20 Mei 1908. Perkumpulan ini beranggotakan kaum intelektual

Lebih terperinci

Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet

Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet Sarekat Islam Siapa pendiri SDI??? Tirto Adisuryo pernah mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor 1909 Tirto mendapat dukungan dari keluarga Badjanet (keturunan arab) Tujuan SDI Bogor adalah meningkatkan

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asal usul dan pertumbuhan gerakan politik di kalangan Muslimin Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan Sarekat Islam, terutama pada

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Lebih terperinci

GERAKAN PEREMPUAN MELALUI SURAT KABAR PEREMPOEAN BERGERAK DI MEDAN 1919 LIZA TANURA NIM

GERAKAN PEREMPUAN MELALUI SURAT KABAR PEREMPOEAN BERGERAK DI MEDAN 1919 LIZA TANURA NIM GERAKAN PEREMPUAN MELALUI SURAT KABAR PEREMPOEAN BERGERAK DI MEDAN 1919 JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH: LIZA TANURA NIM. 309 321 023 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

BAB IV HAJI OEMAR SAID TJOKROAMINOTO DALAM PERUBAHAN SAREKAT DAGANG ISLAM MENJADI SAREKAT ISLAM

BAB IV HAJI OEMAR SAID TJOKROAMINOTO DALAM PERUBAHAN SAREKAT DAGANG ISLAM MENJADI SAREKAT ISLAM BAB IV HAJI OEMAR SAID TJOKROAMINOTO DALAM PERUBAHAN SAREKAT DAGANG ISLAM MENJADI SAREKAT ISLAM A. Latar Belakang Perubahan Tjokroaminoto adalah generasi pertama pemimpin pergerakan. Figurnya penting karena

Lebih terperinci

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa

Lebih terperinci

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA New York, 23 September 2003 Yang Mulia Ketua Sidang Umum, Para Yang Mulia Ketua Perwakilan Negara-negara Anggota,

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PKI DI PANDEGLANG

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PKI DI PANDEGLANG BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PKI DI PANDEGLANG A. Latar Belakang Munculnya PKI di Banten Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar ke seluruh Nusantara. Indonesia terdiri dari beberapa suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Eros Rosinah, 2013 Gerakan Donghak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad ke-19, sebagian besar negara-negara di Asia merupakan daerah kekuasan negara-negara Eropa. Pada abad tersebut khususnya di negara-negara Asia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan

Lebih terperinci

Albania Negeri Muslim di Benua Biru?

Albania Negeri Muslim di Benua Biru? Albania Negeri Muslim di Benua Biru? Faktanya banyak sekali hal-hal yang belum kita ketahui tentang agama islam di dunia ini, bagi kalian yang mengaku masyarakat islam hendaklah kita sesekali menilik lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni INDUSTRIALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL Industrialisasi menjadi salah satu strategi pembangunan ekonomi nasional yang dipilih sebagai

Lebih terperinci

SISTEM SEWA TANAH DALAM UPAYA PENGHAPUSAN FEODALISME DI JAWA ABAD XIX ( Fragmen Sosio-kultural pada Masyarakat Jawa ) Rosalina Ginting & Agus Sutono*

SISTEM SEWA TANAH DALAM UPAYA PENGHAPUSAN FEODALISME DI JAWA ABAD XIX ( Fragmen Sosio-kultural pada Masyarakat Jawa ) Rosalina Ginting & Agus Sutono* SISTEM SEWA TANAH DALAM UPAYA PENGHAPUSAN FEODALISME DI JAWA ABAD XIX ( Fragmen Sosio-kultural pada Masyarakat Jawa ) Rosalina Ginting & Agus Sutono* ABSTRAK Pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat. disimpulkan bahwa Banyuwangi merupakan wilayah yang rawan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat. disimpulkan bahwa Banyuwangi merupakan wilayah yang rawan BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Banyuwangi merupakan wilayah yang rawan konflik. Hal ini tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa konflik yang terjadi jauh

Lebih terperinci

SISTEM TANAM PAKSA. Oleh: Taat Wulandari

SISTEM TANAM PAKSA. Oleh: Taat Wulandari SISTEM TANAM PAKSA Oleh: Taat Wulandari E-mail: taat_wulandari@uny.ac.id TOKOH-TOKOH PENENTANG TANAM PAKSA 1. Eduard Douwes Dekker (1820 1887) Ia mengarang sebuah buku yang berjudul Max Havelaar (lelang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

PENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA

PENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA PENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA Indonesia lahir sebagai sebuah negara republik kesatuan setelah Perang Dunia II berakhir. Masalah utama yang dihadapai setelah berakhirnya Perang Dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian ke-50 Amerika Serikat, dari udara. Pada waktu itu juga Amerika dan Inggris menyatakan perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto:

Pada tanggal 1 September 1945, Komite Sentral dari Komite-komite Kemerdekaan Indonesia mengeluarkan sebuah manifesto: Yusuf Budianto 0906636075 BAB 7-BAB 12 Adanya rencana pembuangan para tahanan Indonesia ke Tanah Merah membuat reputasi Belanda memburuk. Hal ini juga menimbulkan protes keras dari orang Indonesia, apalagi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Undang-Undang Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau konstitusi adalah keseluruhan sistem

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1954 TENTANG PERJANJIAN PERBURUHAN ANTARA SERIKAT BURUH DAN MAJIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1954 TENTANG PERJANJIAN PERBURUHAN ANTARA SERIKAT BURUH DAN MAJIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1954 TENTANG PERJANJIAN PERBURUHAN ANTARA SERIKAT BURUH DAN MAJIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan aturan-aturan tentang perjanjian

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS; MENGETAHUI SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MENJELASKAN

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Transportasi Kereta Api Transportasi merupakan dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

Khalifah adalah Milik Umat Islam Sedunia

Khalifah adalah Milik Umat Islam Sedunia Khalifah adalah Milik Umat Islam Sedunia Tanjung Priok. Mendengar nama pelabuhan yang berada di Jakarta paling utara itu tentu akan mengingatkan kaum Muslim terhadap tragedi makam Mbah Priok, seorang ulama

Lebih terperinci

NASIONALISME BURUH DALAM SEJARAH INDONESIA. Oleh Dewi Yuliati Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT

NASIONALISME BURUH DALAM SEJARAH INDONESIA. Oleh Dewi Yuliati Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT NASIONALISME BURUH DALAM SEJARAH INDONESIA Oleh Dewi Yuliati Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT The state and the workers have close relationship, because the

Lebih terperinci