BAB V PENUTUP. 1. Peranan Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta dalam pengelolaan Pasar

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Peranan Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta dalam pengelolaan Pasar Tradisional dalam rangka mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta telah dilaksanakan oleh instansi-instansi terkait, yaitu: a. Badan Perencanaan Pembanguan Daerah (Bappeda), memiliki peranan dalam perencanaan pembangunan yaitu dalam bentuk RPJPD dan RPJMD serta peranan dalam pengendalian pertumbuhan Toko Modern khususnya dalam aspek sistem perdagangan dan perencanaan regulasi. Peranan tersebut melahirkan suatu visi penting bagi peningkatan eksistensi Pasar Tradisional dalam jangka menengah yaitu visi Ekonomi Kerakyatan dan menempatkan Pasar Tradisional sebagai pilar ekonomi daerah. Selain itu, Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah membatasai jumlah Toko Modern khususnya jenis Minimarket Waralaba melalui Peraturan Walikota Yogyakarta No. 79 Tahun Akan tetapi, peraturan tersebut masih terdapat kekurangan karena belum meliputi jenis toko modern lain, pengaturan jenis dagangan serta jam buka toko. b. Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas), sebagai ujung tombak dalam pengelolaan Pasar Tradisional memiliki peranan dalam aspek manajemen yaitu sebagai pengelola bangunan, fasilitas, dan Kawasan Pasar, pengelola retribusi pelayanan Pasar, serta sebagai pembina dan 174

2 175 penata pedagang Pasar Tradisional. Peranan tersebut telah memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional; c. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian (Disperindagkoptan), memiliki peranan sebagai pengendali dan pengawas usaha perdagangan dan pengembangan Koperasi dengan melakukan pemantauan dan pengawasan barang serta melakukan standarisasi timbangan. Namun peranan tersebut belum dilaksanakan secara optimal sehingga belum berpengaruh secara signifikan dalam mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional; d. Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD), memiliki peranan dalam pembangunan bangunan dan fasilitas Pasar Tradisional. Di beberapa Pasar seperti Pasar Klithikan, PASTHY, dan Pasar Ngasem peranan tersebut telah berhasil meningkatkan eksistensi Pasar Tradisional tersebut, namun di Pasar lainnya masih perlu ditingkatkan; e. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, hanya memiliki peranan yang bersifat residual yaitu dalam hal promosi Pasar Tradisional tertentu yang berpotensi menjadi destinasi wisata belanja melalui media cetak dan Pelatihan Pemandu Wisata. Peranan tersebut cukup membantu dalam mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional; 2. Kendala yang dihadapai oleh Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta dalam pengelolaan Pasar Tradisional dalam rangka mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional, yaitu sebagai berikut:

3 176 a. Badan Perencanaan Pembanguan Daerah (Bappeda) menghadapi kendala dalam proses perumusan kebijakan pembangunan jangka panjang yang memiliki korelasi dengan instansi lain yaitu Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) sebagai pelaksana pengelolaan Pasar Tradisional dan DPRD Kota Yogyakarta sebagai salah satu regulator; b. Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) menghadapi kendala dalam pengelolaan Pasar Tradisional dalam hal keterbatasan lahan, penataan pedagang, pemungutan retribusi, serta keterbatasan saranan dan kegiatan promosi untuk menarik minat masyarakat berbelanja di Pasar Tradisional; c. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian (Disperindagkoptan) menghadapi kendala dalam meningkatkan produktivitas birokrasi yang mengakibatkan peranan yang dilaksanakan juga menjadi kurang optimal sehingga menghambat berjalannya keseluruhan sistem di Pasar Tradisional untuk mempertahankan eksistensinya; d. Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) menghadapi kendala dasar yaitu keterbatasan anggaran untuk pembangunan Pasar Tradisional serta kendala teknis selama proses pembangunan Pasar; e. Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) menghadapi kendala terkait pengelolaan Pasar Tradisional karena tidak berkaitan langsung dengan kegiatan pengelolaan dan bukan bagian dari job descnya;

4 Pemerintah Kota Yogyakarta melalui instansi terkait telah melakukan upaya yang cukup baik dalam mengatasi kendala yang ada. Upaya tersebut yaitu dengan menolak perijinan khususnya Minimarket Waralaba, mengadakan kegiatan promosi Pasar Tradisional serta perbaikan kualitas birokrasi oleh Dinlopas. Namun demikian, beberapa instansi yaitu Disperindagkoptan dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan belum melakukan upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi khususnya dalam mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional. Secara keseluruhan, upaya Pemerintah Daerah Kota Yogyakarta untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pengelolaan Pasar Tradisional untuk mempertahankan eksistensinya telah berhasil mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional; B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan materi dalam Penulisan Hukum ini, terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan untuk meningkatkan peranan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mempertahankan eksistensi Pasar Tradisional yang ada. Saran yanga dapat disampaikan oleh Penulis antara lain: 1. Seluruh SKPD yang terkait dengan pengambangan Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta perlu meningkatkan sinergi agar pembangunan Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta dapat berjalan lebih terarah; 2. Disperindagkoptan perlu meningkatkan peranan sebagai abdi masyarakat khususnya di bidang perdagangan dan Koperasi agar pembangunan ekonomi di Kota Yogyakarta tidak terkendala dengan keterbatasan

5 178 anggaran dan semakin mendekatkan masyarakat pada terwujudnya sistem ekonomi kerakyatan sesuai dengan visi Kota Yogyakarta; 3. Sekretaris Daerah beserta Asisten Sekretaris Daerah perlu meningkatkan peranan khususnya sebagai koordinator Dinas dan Lembaga Teknis Daerah yang terkait dengan Pasar Tradisional sehingga peranan tiap-tiap instansi tersebut dapat berjalan seiring sejalan; 4. Dinas Pengelolaan Pasar perlu meningkatkan pemberdayaan terhadap para pelaku Pasar Tradisional serta agar demokrasi ekonomi dapat terwujud. 5. Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya melalui Bappeda perlu mengkaji secara mendalam tentang wacana pembentukan Badan Layanan Umum Daerah BLUD sebagai lembaga pengelola Pasar Tradisional karena hal tersebut dapat semakin menjauhkan dari prinsip negara kesejahteraan (welfare state) dan menjauhkan dari cita-cita demokrasi ekonomi; 6. Perlu segera dibuat peraturan terkait pembatasan dan penataan pasar modern untuk menghentikan laju pertumbuhan pasar modern sementara Pasar Tradisional perlu terus didorong perkembangannya untuk mewujudkan demokrasi ekonomi sesuai dengan amanat UUD 1945.