NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
|
|
- Surya Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014) Pendidikan Matematika ELLY SETYOWATI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
2
3 PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014) oleh Elly Setyowati 1, Rita P. Khotimah 2, 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, elyginanti@gmail.com 2 Staf Pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@ums.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendeskripsikan penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika di SMP Al-Irsyad Surakarta. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data ini ditentukan melalui teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan strategi pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika adalah dengan menerapkan visi dan misi sekolah yaitu bersih hati, cerdas pikiran, survive dalam kehidupan, juga membentuk shakhsiyah islamiyah, dan menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, yaitu scientific approac. Bersih hati artinya bagaimana anak-anak memiliki akhlaq pribadi yang baik. Cerdas pikiran artinya bagaimana kemampuan menawar siswa dan prestasi yang tinggi. Survive dalam kehidupan adalah bagaimana siswa bisa menempatkan diri ketika ada masalah. Shakhsiyah islamiyah adalah kepribadian manusia yang terbentuk dari aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap). Adapun karakter yang ditanamkan di sekolah ini adalah disiplin, kerjasama, rasa tanggung jawab, ulet, sopan santun, hormat terhadap guru dan tamu, religiusitas, juga kemampuan berkomunikasi. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa adalah pola mengajar guru yang belum stabil, administrasi penilaian yang rumit, pola belajar siswa yang belum menyesuaikan dengan kurikulum baru, sarana prasarana, dan waktu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan visi misi sekolah dan model pembelajaran dapat membantu menanamkan karakter siswa. Kata Kunci: karakter; kurikulum 2013.
4 PENDAHULUAN UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter secara terpadu di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar, terutama pembentukan karakter peserta didik sesuai tujuan pendidikan dapat dicapai. Kurikulum 2013 bertujuan agar output siswa dari pendidikan selain memiliki pengetahuan juga memiliki karakter(sikap) dan ketrampilan. Dengan 1
5 harapan yang sangat tinggi bahwa karakter siswa bisa berubah menjadi lebih baik, maka pada tahun 2013 pula kurikulum 2013 mulai diterapkan di sekolah. Penanaman karakter menjadi sangat penting dan bisa dijadikan pedoman pendidikan karakter pada masa mendatang, karena penanaman karakter anak akan berkembang ke sifat-sifat anak selanjutnya setelah dewasa. Hanya saja, hasil dari pendidikan itu membutuhkan waktu beberapa lama (Sumarna,2013). Kurikulum 2013 resmi diberlakukan di sekolah dari jenjang SD hingga SMA di Indonesia mulai 15 Juli Di Jawa Tengah, berdasar data Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum 2013 (Epik), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuk 877 sekolah sebagai sekolah sasaran pemberlakuan kurikulum baru. SMP Al-Irsyad merupakan salah satu dari 6 sekolah sasaran pelaksana kurikulum 2013 di Surakarta yang ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013 ini. Berdasarkan hal di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan dari penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika, khususnya di SMP Al-Irsyad Surakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif memberi gambaran tentang pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah penerapan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran 2
6 matematika, baik strategi yang dipakai, karakter yang diterapkan, ataupun kendala-kendala yang mungkin terjadi pada pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu Maret 2014 sampai dengan Juli 2014 di SMP Al-Irsyad Surakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengetahui proses berjalannya pembelajaran matematika dalam penanaman karakter siswa, dan memperjelas strategi pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika. Wawancara tersebut digunakan untuk memperdalam dan mengetahui hal-hal yang menjadi focus penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mendukung hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Validitas data pada penelitian ini ditentukan melalui teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber data berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama, dalam penelitian ini sumber datanya adalah guru matematika, siswa dan kepala sekolah (Sugiono,2012:83). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif mengikuti konsep Miles dan Huberman (Sugiono,2012:91). Aktivitas dalam analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengumpulan data berarti data yang diperoleh di lapangan direkam dan dicatat dalam bentuk naratif, kemudian dibuat catatan refleksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, kemudian 3
7 dicari tema dan polanya. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan data hasil temuan di lapangan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Strategi pelaksanaan pembelajaran matematika dalam implementasi kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SMP Al-Irsyad Surakarta dalam penanaman karakter siswa adalah dengan menerapkan visi dan misi sekolah yang sesuai dengan karakter yang diinginkan, dan menggunakan model-model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013, yaitu saintific approac. Visi dari sekolah SMP Al-Irsyad adalah bersih hati, cerdas pikiran, dan survive dalam kehidupan. Bersih hati artinya bagaimana anak-anak memiliki akhlaq pribadi yang baik. Cerdas pikiran artinya bagaimana kemampuan menawar siswa dan prestasi yang tinggi. Survive dalam kehidupan adalah bagaimana siswa bisa menempatkan diri ketika ada masalah. Adapun misinya adalah membentuk Shakhsiyah islamiyah, yang artinya adalah kepribadian manusia, yang terbentuk dari aqliyah (pola pikir) dan nafsiyah (pola sikap) (An-Nabhani,2008). Visi ini harus tercermin dalam semua kegiatan di sekolah, baik aktivitas belajar mengajar, ekstrakurikuler, pengaturan kelas, dan pengaturan warga sekolah termasuk cara berpakaian. Visi dan misi di atas adalah visi dan misi yang diungkapkan oleh sumber data yaitu Ustad Joko Subando. 4
8 Sumber data yang lain yaitu Ustad Arif Budi Santoso mengatakan bahwa, akar persoalan sikap yang tidak baik adalah karena agamanya. Jika ajaran agama yang didapatkan siswa tidak diamalkan dalam kesehariannya, sehingga tidak menjadi kebiasaan dan tidak terdapat ruh apabila menjalankannya, maka yang akan terjadi siswa tidak memiliki sikap dan karakter yang baik. Untuk itu visi dan misi sekolah ini sangat mendukung dalam penanaman karakter siswa. Hasil observasi penelitian di kelas menunjukan bahwa visi misi sekolah sangat efektif dalam penanaman karakter siswa. Uraian di bawah ini menceritakan pelaksanaan visi dan misi sekolah, yaitu: guru datang tepat waktu ketika masuk kelas (nilai disiplin). Guru membuka kegiatan dengan salam, kemudian diikuti dengan berdo a sebelum memulai pelajaran (nilai religious dan tanggung jawab). Jika pembelajaran dimulai pada jam pertama, maka siswa dan guru bersama-sama membaca ayat suci Al-Qur an. Guru mengabsen siswa (nilai peduli). Nilai ini dikembangkan pada kegiatan social dengan pembiasaan berinfak setiap hari dan dana sosial ketika diperlukan. Berikut foto siswi yang memberikan kotak infak kepada guru setelah selesai diedarkan: Gambar 4.1 guru mengambil kontak infak 5
9 Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai siswa juga selalu diingatkan mengenai pakaian yang sesuai dengan aturan sekolah, yaitu pakaian muslim (Jilbab dan Khimar). Apabila tidak sesuai dengan peraturan sekolah maka akan dikenai sanksi. Pemisahan ruang kelas siswa menurut jenis kelamin juga merupakan implementasi dari visi misi sekolah ini guna pengaturan pergaulan siswa selama belajar di sekolah. Penanaman akhlaq yang baik yang terdapat pada visi misi sekolah ini bukan hanya dilakukan pada pembelajaran saja tetapi juga dilakukan pasa saat ujian bersama. Misalnya dengan memberikan tema kejujuran, jadi sebelum ujian dimulai siswa membaca dalil tentang kejujuran. Begitu juga dengan tema kebersihan, jadi siswa membaca dalil tentang kebersihan dan menunda jam ujian jika kelas masih dalam keadaan kotor. Berikut foto pakaian siswi di SMP Al-Irsyad: Gambar 4.2 pakaian siswi lama Gambar 4.3 pakaian siswi baru Model pembelajaran dalam matematika sangat membantu dalam membentuk karakter siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Sujadi (2010) mengatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan berbagai model dan metodenya, dapat dijadikan sebagai alat untuk membangun karakter bangsa. Sementara itu Prabowo dan Sidi (2012) mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMRI) dapat memahat karakter 6
10 siswa. Model pembelajaran untuk implementasi kurikulum 2013 menyesuaikan dengan pendekatan sainntific approach, yaitu berbasis masalah, berbasis project, dan berbasis discovery learning. Berikut ini adalah proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik dari hasil observasi: a) Mengamati Pada tahap ini, guru memberi permasalahan kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompok, yaitu mencermati dan mengamati tentang permasalahan yang diberikan. Permasalahan itu adalah sebagai berikut: Tes Darah. Saat ini kenakalan anak usia SMP di kabupaten Sidodadi semakin meningkat. Hal ini menyebabkan hasil prestasi belajar siswa menurun. Setelah diadakan penyelidikan ternyata salah satu factor utamanya karena salah dalam pergaulan. Akibat dari pergaulan tersebut, banyak siswa yang sudah terjerumus dalam penggunaan obat-obatan terlarang atau narkoba. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten bekerjasama dengan rumah sakit setempat mengadakan penelitian terhadap hal tersebut. Untuk itu diperlukan adanya tes darah pada siswa-siswi SMP di kabupaten tersebut. Adanya suatu keterbatasan menyebabkan hanya dipilih sebuah SMP yaitu SMP Suryadadi di kabupaten Sidodadi sebagai wakil untuk mengadakan tes darah pada siswa-siswinya. Hal ini dengan pertimbangan karena lokasi sekolah di kabupaten tersebut dinilai memiliki tingkat kerawanan narkoba paling besar. Pertanyaannya : 1) Perlukah tes darah dilakukan pada setiap siswa siswi di kabupaten Sidodadi untuk tujuan penelitian? 7
11 2) Berapa sekolah yang dipilih untuk mengadakan tes darah? 3) Manakah yang merupakan sampel? 4) Manakah yang merupakan populasi? 5) Apa pengertian sampel dan populasi? b) Menanya Pada tahap ini, siswa saling bertanya antar teman kelompok tentang permasalahan dan pertanyaan yang belum dimengerti yaitu membedakan mana yang sampel dan mana yang populasi, juga perlu dan tidaknya tes darah pada semua siswa sekabupaten. Siswa juga mencoba mencari informasi mengenai pengertian sampel dan populasi di buku paket yang mereka bawa. Adapun beberapa pertanyaan itu adalah: Fatimah : Qory Qory perlu gak sih semua siswa sekabupaten di tes darahnya? Qory : gak perlu imah, coba deh kamu baca di bukumu yang populasi sama sampel tu. Di situ ada pengertian sampel dan populasi. Contohnya juga ada. Layla : berarti ini yang sampelnya itu SMP Suryadadi ya Sob? Dewi : iya ila, dan populasinya yang SMP sekabupaten Sidodadi. Qory : Sob bukan SMPnya lo yang diteliti, tapi siswa siswi di SMP itu. Percakapan di atas menunjukan bahwa dalam kelompok siswa saling bertukar pendapat untuk menyamakan persepsi mengenai jawaban permasalahan. 8
12 c) Menalar dan Mencoba Pada kegiatan ini siswa menalar memikirkan bagaimana solusi yang akan direncanakan dari permasahan tersebut. Salah satu kelompok mencoba merencanakan jawaban dari pertanyaan di atas yaitu 1). Tidak perlu melakukan tes darah kepada seluruh siswa sekabupaten, 2). Satu sekolahan saja yang ditunjuk untuk melakukan tes darah, 3). Siswa-siswi dari SMP Suryadadi, 4). Siswa-siswi sekabupaten Sidodadi. Ini terlihat pada gambar 4.4 berikut yang menunjukan hasil diskusi kelompok siswa: Gambar 4.4 jawaban siswa sudah tepat Berdasarkan hasil jawaban kelompok siswa di atas menunjukkan bahwa kelompok ini sudah paham mengenai sampel dan populasi, serta bisa menjawab pertanyaan dengan benar. Pada gambar 4.5 menunjukan bahwa kelompok ini belum begitu paham mengenai sampel dan populasi. Ditunjukan dari jawaban pertanyaan perlukah tes darah dilakukan pada setiap siswa siswi sekabupaten Sidodadi untuk tujuan penelitian, jawabanya adalah perlu. Jawaban yang tepat adalah tidak perlu, karena bisa menggunakan sampel. Berikut gambar 4.5 yang menunjukan jawaban siswa yang kurang tepat: 9
13 Gambar 4.5 jawaban siswa kurang tepat d) Menyimpulkan Pada tahap ini, kelompok memberi kesimpulan akhir dari hasil pekerjaan mereka setelah dapat menjawab dan menyelesaikan permasalahan yaitu pengertian sampel dan populasi. Salah satu kelompok menyimpulkan populasi adalah keseluruhan pengamatan atau obyek yang menjadi perhatian, sedangkan sample adalah bagian dari populasi yang menjadi perhatian. Berikut adalah gambar 4.6 yang menunjukan hasil kesimpulan diskusi siswa : Gambar 4.6 hasil diskusi kelompok siswa Gambar 4.6 diatas menunjukan siswa sudah mengetahui pengertian dari populasi dan sampel. e) Mempresentasikan 10
14 Kelompok menentukan salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Adapun yang kelompok presentasikan adalah hasil dari diskusi kelompok masing-masing. Berikut siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok: Gambar 4.7 siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok Dari keseluruhan kegiatan siswa di atas dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki tanggung jawab terhadap suatu permasalahan yang harus diselesaikan, sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam menyelesaikannya. Dalam keaktifan tersebut terdapat beberapa karakter yang bisa siswa kembangkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ulet, teliti, mau mencari informasi, kreatif, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan permasalahan, mengembangkan sikap jujur, kerja keras, peduli dan berkomunikasi. Hal itu menunjukan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa yang baik. Gambar 4.9 menunjukan sikap ulet yang siswa miliki. Berikut foto kelompok yang berusaha mencari jawaban melalui bertanya kepada peneliti : 11
15 Gambar 4.9 kelompok bertanya kepada peneliti Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 adalah pola mengajar guru yang belum stabil, administrasi penilaian yang rumit, pola belajar siswa yang belum menyesuaikan dengan kurikulum baru, sarana prasarana, dan waktu. Pola mengajar guru terkadang kembali seperti sebelum kurikulum 2013 diterapkan. Hal ini disebabkan banyaknya beban guru terhadap siswa yang mau menghadapi ujian salah satunya, juga pengisian form sikap. Arsip sekolah juga penilaian guru sangat banyak dan harus lengkap jika tidak mau dikomplain oleh wali murid. Adapun sarana prasarana yang kurang memadai seperti ketiadaan LCD di setiap kelas membuat penyampaian materi kurang bervariasi dan menutup kemungkinan guru untuk berinovasi, sehingga membuat pembelajaran menjadi membosankan. Kendala-kendala di atas adalah apa yang diungkapkan oleh sumber data pada saat wawancara penelitian. 12
16 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa, strategi pelaksanaan kurikulum 2013 dalam penanaman karakter siswa pada pembelajaran matematika yang diterapkan oleh SMP Al-Irsyad Surakarta adalah dengan melaksanakan visi misi sekolah dan model-model pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan pada kurikulum Adapun visinya adalah bersih hati, cerdas pikiran, dan survive dalam kehidupan. Sedangkan misinya adalah membentuk shakhsiyah islamiyah. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP Al-Irsyadmenyesuaikan dengan pendekatan saintifik, yaitu berbasis masalah, project, dan discoveri learning.untuk pemilihan model sendiri disesuaikan dengan kondisi siswa, penguasaan guru terhadap model pembelajaran, juga materi yang mau dibawakan apakah sesuai atau tidak.adapun karakterkarakter yang ditanamkan pada siswa melalui pembelajaran matematika yang sudah dinilai dalam rapor adalah disiplin, kerjasama, rasa tanggung jawab. Adapun karakter lain yang ikut serta tertanam adalah religious, sopan santun, saling menghormati, jujur, komunikatif, rasa ingin tahu, berfikir kritis dan kreatif, aktif, teliti, taat pada peraturan, dan ulet. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi oleh warga sekolah dalam penanaman karakter siswa untuk implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika di sekolah ini adalah pola mengajar guru yang belum 13
17 stabil, penyesuaian siswa dengan kurikulum baru, administrasi arsip penilaian yang rumit, sarana prasarana yang kurang memadai, dan waktu yang kurang. DAFTAR PUSTAKA An-Nabhani, Taqiyudin Kepribadian Islam ( Asy-syakhshiyah al-islamiyah ). Jakarta : HTI Press Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Kemdiknas. Prabowo, Agung, dan Sidi, Pramono. (2012). Memahat Karakter Melalui Pembelajaran Matematika.Makalah dimuat dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 24 Juli Tersedia: Agustus 2014]. Soedjadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Sugiono Memahami penelitian kualitatif. Alfabeta : Anggota Ikatan Penerbit Indonesia. Surapranata, Sumarna. (2014). Kurikulum 2013 Menekankan Pembangunan Karakter Anak. Tersedia: [6 Januari 2014]. 14
PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014) SKRIPSI
PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum 2013 kini sedang hangat dibicarakan oleh para guru, wali murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada beragam pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika
RESPONS MAHASISWA TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER SETELAH MENGIMPLEMENTASIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG MENGINTEGRASIKAN NILAI-NILAI ISLAM (Penelitian Pada Mahasiswa Pendidikan Matematika
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 6 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciOleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A
MUATAN DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SALING MENGHARGAI (Analisis Isi pada Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 serta Pelaksanaannya di SMP Negeri 1 Surakarta)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah merupakan proses belajar yang dilakukan secara berkesinambungan sejak dari usia dini hingga perguruan tinggi sebagai upaya dalam peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkualitas harus berlandaskan tujuan yang jelas, sehingga dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciANALISIS MUATAN KARAKTER PADA BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTS KELAS VII
ANALISIS MUATAN KARAKTER PADA BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTS KELAS VII JURNAL Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Matematika Diajukan Oleh : ARIF
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapaiderajat Sarjana S-I. Program Studi Pendidikan Matematika
PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIK DENGAN STRATEGI DISCOVERY LEARNING (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Mojogedang Tahun ajaran 2014/2015)
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bab II Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah, Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Tujuan utama pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Sasaran pendidikan adalah manusia, dengan tujuan menumbuhkembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa, secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK (PTK
PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK (PTK pada siswa kelas VII C Semester Genap SMP Al-Irsyad Al-Islamiyyah Surakarta tahun 2013/2014) NASKAH
Lebih terperinciKEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)
KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciPEMANFAATAN PENGGUNAAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI PADA KURIKULUM 2013 (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Gemolong)
PEMANFAATAN PENGGUNAAN BUKU SISWA MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI PADA KURIKULUM 2013 (Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Gemolong) NASKAH PUBLIKASI Untukmemenuhisebagianpersyaratan Gunamencapaiderajat
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
PERSEPSI MAHASISWA TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Studi Analisis Terhadap Mahasiswa Pada Mata Kuliah Matematika Dasar Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter siswa. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang Undang Sistem
Lebih terperinciPENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS IV SD NEGERI KLECO I SURAKARTA
PENILAIAN SIKAP PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS IV SD NEGERI KLECO I SURAKARTA Murfiah Dewi Wulandari,S.Psi.,M.Psi., Andi Dwiyanto, Winda Hastuti PGSD FKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta Murfiah.Wulandari@ums.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Kualitas pendidikan suatu negara merupakan indikator keberhasilan dari maju tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan karakter akhir-akhir ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Pendidikan karakter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), baik itu di dalam maupun di luar ruang kelas. Dalam KBM seorang pendidik akan selalu berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan dewasa ini menuntut penyesuaian dalam segala faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan sarana penunjang dalam mencapai tujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Soft Skills dalam pendidikan adalah suatu hal yang harus dicermati bersama oleh semua pihak mulai dari struktur teratas yakni kementerian pendidikan dan kebudayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) salah satu isinya mengacu pada nilai-nilai ketuhanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 1 : 1 x Pertemuan (6 x 35
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut globalisasi, dan pilar penyangganya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting untuk mewujudkan kemajuan suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan yang bermutu, akan diperoleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciDAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA
DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman pemerintahan Ir. Soekarno, ada tiga hal penting yang menjadi tantangan. Pertama adalah mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat, kedua adalah membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV STANDAR KOMPETENSI MATA PELAJARAN PJOK DR. IMRAN AKHMAD, M.PD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 3 : TUGASKU SEHARI-HARI Nama Sekolah : Kelas / Semester : II / 1 Nama Guru NIP / NIK : : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya persaingan dunia yang semakin ketat mengharuskan perbaikan kualitas sistem pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun. Perbaikan sistem pendidikan tak lepas
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 4 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonogi ini, pendidikan merupakan hal yang penting dalam upaya membentuk kualitas sumber daya manusia agar memiliki karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciPENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH
1 PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta 1) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. UU nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: SITI MARFU AH A 510 100 183
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup ditengah-tengah masyarakat, apalagi dengan perkembangan reformasi yang menuntut perubahan disegala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan yang telah menjadi kebutuhan primer bagi bangsa suatu negara. Proses terselenggaranya pendidikan di sekolah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan dan pembangunan suatu negara. Negara dikatakan maju dalam segala bidang baik dalam bidang ekonomi,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Nurul Aprianingsih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nurul.aprianingsih93@gmail.com
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 1 : Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran Ke : 5 : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
Lebih terperinci(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)
PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL TREFFINGER (PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan. Hal ini dikarenakan sangat berkaitan erat dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan, yang pada
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 3 : 1 x Pertemuan (6 x 35
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)
PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinci2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk mempersiapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia sangat dibutuhkan oleh setiap negara baik untuk negara yang sudah maju maupun yang sedang berkembang. Oleh karena itu, agar menciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses interaksi antara siswa dengan guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru memiliki peranan untuk memfasilitasi siswa melalui usaha usaha terencana
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 2 : Tugasku Sehari-Hari di Sekolah Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PERANAN KEGIATAN MORNING SPIRITUAL GATHERING (MSG) DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB PADA GURU DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO (Studi Kasus di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo Tahun
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 4 : Tugasku Dalam Kehidupan Sosial Pembelajaran Ke : 2 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan
Lebih terperincidasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya pendidikan tidak mungkin pembangunan suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan karakter penting bagi bangsa Indonesia, karena untuk melahirkan generasi bangsa yang tangguh. Bung Karno menegaskan bahwa bangsa ini harus dibangun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010
PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010 Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI STRATEGI SCRAMBLE SISWA KELAS V SD NEGERI NGRANDAH 1 KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki kehidupan era globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan banyak terjadinya perubahan yang sangat kompleks dan tidak stabil, salah satu perubahannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah dalam mengatasi dekadensi moral. Dekadensi moral terjadi di kalangan pelajar, berupa meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga
Lebih terperinciSkripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : II / 1 Tema 3 : Tugasku Sehari-Hari Sub Tema 3 : Tugasku Sebagai Umat Beragama Pembelajaran Ke : 3 Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
Lebih terperinci