BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dikenal dengan banyak
|
|
- Hamdani Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah, seperti temu besar (bahasa Melayu), koneng golek temu raya (Sunda), dan temu labak (Madura). Tanaman ini tidak hanya dikenal sebagai bahan baku jamu tradisional dalam negeri saja, tetapi sudah sejak lama dikenal di Eropa Barat sebagai bahan obat-obatan (Hayati, 2003). Temulawak termasuk salah satu jenis tumbuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Curcuma berasal dari kata Arab, kurkum yang berarti kuning. Xanthorrhiza berasal dari kata Yunani, xanthos yang berarti kuning dan rhiza berarti umbi akar. Jadi, Curcuma xanthorrhiza Roxb. berarti akar kuning (Hayati, 2003) Sistematika Tumbuhan Menurut Hayati (2003), klasifikasi temulawak adalah sebagai berikut: Kerajaan Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Spesies : Plantae : Spermatophyta : Monocotyledoneae : Zingiberales : Zingiberaceae : Curcuma : Curcuma xanthorrhiza Roxb. 7
2 2.1.2 Morfologi Tumbuhan Temulawak termasuk terna tahunan dengan tinggi mencapai 1-2 meter. Terna adalah tumbuhan dengan batang lunak tidak berkayu atau hanya mengandung jaringan kayu sangat sedikit. Pada akhir masa tumbuhnya tumbuhan ini akan mati hingga bagian pangkalnya tanpa ada bagian batang yang tersisa di atas tanah (Hayati, 2003). Daun temulawak berbentuk bulat telur panjang dengan ujung lancip, berwarna hijau dan di tengah-tengahnya terdapat guratan merah kecoklatan. Berbunga majemuk yang terletak di ujung batang, keluar dari akar dekat pangkal batang, berbentuk bulir pendek dan lebar. Setiap bunga yang berbentuk malai dilindungi kelopak yang cukup besar, didukung oleh penumpu yang berwarna putih, dan mahkotanya berwarna putih kekuningan atau kuning tua (Hayati, 2003). Rimpang temulawak berbentuk silindris, memiliki buku dengan diameter mencapai 5-6 cm, dan panjang rimpang mencapai 10 cm. Rimpang induk dapat membentuk cabang rimpang ke kiri dan ke kanan. Rimpang ranting dapat menyabang ke berbagai arah sebagai anakan. Apabila umbi temulawak dibelah akan tercium aroma khas yang agak menyengat, ditambah rasa pahit (Hayati, 2003) Kandungan Kimia Rimpang temulawak mengandung zat yang disebut sebagai kurkumin. Selain mengandung kurkumin, temulawak juga mengandung sejenis minyak atsiri, yaitu Phellandreen, kamfer, glukosida, tumerol, Myrcene, Xanthorrizol, Safuranogermacrene, P-Tolyletycarbinol, dan zat tepung. Adanya zat-zat 8
3 tersebut membuat aroma temulawak menjadi khas. Temulawak mengandung minyak atsiri sebesar 7,3-30% dan kurkumin sebesar 1,4-4% (Hayati, 2003). Berdasarkan penelitian Halim, et al. (2006), hasil pengujian skrining fitokimia ekstrak temulawak dalam pelarut air menunjukkan bahwa di dalam ekstrak temulawak terdapat triterpenoid, fenol, flavonoid, dan saponin. Senyawa fenol dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antitumor, antivirus dan antibakteri yang signifikan. Temulawak mengandung polifenol berupa campuran senyawa diarilheptanoid, yakni kurkumin, demetoksi kurkumin, dan bisdemetoksikurkumin. Keberadaan gugusan fenolik pada ketiga senyawa tersebut dilaporkan menyebabkan aktivitas antioksidan yang kuat pada sistem biologis, sehingga dapat mencegah penyakit-penyakit yang berhubungan dengan reaksi peroksidasi (Ahsan, et al., 1999). Senyawa fenol merupakan senyawa yang memiliki paling sedikit satu cincin aromatik yang berikatan dengan satu atau lebih gugus OH. Kapasitas antioksidan dari senyawa fenolik disebabkan oleh disumbangkannya atom hidrogen dari gugus hidroksil (OH) aromatik kepada radikal bebas (Duthie dan Crozier, 2000). 2.2 Antioksidan Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya (Kumalaningsih, 2006). Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya: superoksida dismutase, 9
4 katalase dan glutation peroksidase), vitamin-vitamin (seperti vitamin E, vitamin C, vitamin A dan beta karoten), ataupun senyawa lain (misalnya flavonoid, albumin, bilirubin, seruloplasmin dan lain-lain). Antioksidan enzimatis merupkan pertahanan utama (primer) terhadap kondisi stress oksidatif (Winarsi, 2007). Penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang, baik untuk makanan maupun untuk pengobatan seiring dengan bertambahnya pengetahuan tentang aktivitas radikal bebas (Boer, 2000). Berdasarkan fungsinya, antioksidan dapat dibedakan menjadi 5, yaitu: 1. Antioksidan primer Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas baru karena ia dapat merubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, yaitu sebelum sempat bereaksi. Antioksidan primer yang ada dalam tubuh yang sangat terkenal adalah enzim superoksida dismutase. Enzim ini sangat penting karena dapat melindungi hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan radikal bebas (Kumalaningsih, 2006). 2. Antioksidan Sekunder Antioksidan sekunder merupakan senyawa yang berfungsi menangkap radikal bebas serta mencegah terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Contoh yang populer dari antioksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, dan beta karoten yang dapat diperoleh dari buahbuahan (Kumalaningsih, 2006). 3. Antioksidan Tersier Antioksidan tersier merupakan senyawa yang memperbaiki sel-sel dan 10
5 jaringan yang rusak karena serangan radikal bebas. Biasanya yang termasuk kelompok ini adalah jenis enzim, misalnya metionin sulfoksidan reduktase yang dapat memperbaiki DNA dalam inti sel. Enzim tersebut bermanfaat untuk perbaikan DNA pada penderita kanker (Kumalaningsih, 2006). 4. Oxygen Scavenger Antioksidan yang termasuk oxygen scavenger mengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi, misalnya: vitamin C (Kumalaningsih, 2006). 5. Chelators atau sequesstrants Antioksidan ini mengikat logam yang mampu mengkatalisis reaksi oksidasi misalnya asam sitrat dan asam amino (Kumalaningsih, 2006). Mekanisme kerja antioksidan secara umum adalah menghambat oksidasi lemak. Oksidasi lemak terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. Inisiasi: LH + R* L* + RH Dimana LH merupakan molekul substrat, contohnya lipid, dan R* merupakan radikal pengoksidasi. Oksidasi lipid menghasilkan radikal asam lemak yang sangat reaktif (L*) yang dapat dengan cepat bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksil lipid (LOO*) (Antolovich, et al., 2002). 2. Propagasi: L* + O 2 LOO* LOO* + LH L* + LOOH Radikal peroksil adalah pembawa rantai yang dapat mengoksidasi lipid lebih jauh, menghasilkan hidroperoksid lipid (LOOH) (Antolovich, et al., 2002). 11
6 3. Branching: LOOH LO* + HO* 2LOOH LOO* + LO* + H 2 O Pemecahan dari hidroperoksid lipid melibatkan katalis ion logam transisi. Tahap ini akan menghasilkan peroksil lipid dan alkoksi lipid radikal (Antolovich, et al., 2002). 4. Terminasi: LO* + LO* produk non radikal LOO* + LOO* produk non radikal LO* + LOO* produk non radikal Reaksi terminasi mencakup penggabungan radikal-radikal membentuk produk non radikal (Antolovich, et al., 2002). 2.3 Radikal Bebas Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan (unpaired electron). Adanya electron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada di sekitarnya. Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat (Winarsi, 2007). Antioksidan dalam tubuh bermanfaat untuk mencegah reaksi oksidasi yang ditimbulkan oleh radikal bebas baik berasal dari metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas antioksigen yang berasal dari dalam tubuh (endogen) dan dari luar tubuh (eksogen). Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan. Oleh karena itu, 12
7 diperlukan antioksidan dari luar (eksogen) untuk mengatasinya (Kukic, et al., 2006). Radikal bebas diduga merupakan penyebab kerusakan sel yang mendasari timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kanker, jantung koroner, rematik artritis, penyakit respiratorik, katarak, penyakit hati, serta berperan utama pada proses penuaan dini. Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk samping proses metabolisme, selain itu juga dapat berasal dari luar tubuh yang terserap melalui pernafasan atau kulit (Bast, et al., 1991). 2.4 Metode Fosfomolibdenum Metode ini didasarkan pada proses reduksi dari Mo (VI) menjadi Mo (V) oleh antioksidan sehingga dapat membentuk kompleks fosfat/mo(v) yang berwarna hijau. Untuk sampel yang tidak diketahui komposisinya, kaasitas antioksidan dapat dinyatakan sebagai ekivalensi α-tokoferol atau asam askorbat (Melo, et al., 2012). 2.5 Spektrofotometri Sinar Tampak Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang mempelajari interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Spektrofotometri serapan sinar tampak dan ultraviolet memanfaatkan sinar dengan panjang gelombang nm untuk daerah sinar tampak dan nm untuk daerah sinar UV. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visibel karena 13
8 senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna (Gandjar dan Rohman, 2007). Menurut Gandjar dan Rohman (2007), berikut adalah tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan pada analisis kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometri visibel: a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar visibel Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubahnya menjadi senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: - Reaksinya selektif dan sensitif - Reaksinya cepat, kuantitatif dan reprodusibel - Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama b. Waktu Operasional (Operating time) Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. c. Pemilihan panjang gelombang Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada 14
9 konsentrasi tertentu. Ada beberapa alasan mengapa pengukuran harus menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu: - Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. - Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kutva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi. - Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal. Tabel 2.1 Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak Panjang gelombang Warna yang diserap Warna yang diamati/ warna komplementer nm Ungu (lembayung) Hijau kekuningan nm Biru Kuning nm Biru kehijauan Oranye nm Hijau kebiruan Merah nm Hijau Merah anggur nm Hijau kekuningan Ungu (lembayung) nm Kuning Biru nm Oranye Biru kekuningan nm Merah Hijau kebiruan d. Pembuatan kurva baku Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (X). 15
10 e. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik). 16
BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh mereka untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temulawak termasuk salah satu jenis tumbuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Asia Tenggara. Temulawak sudah lama dimanfaatkan oleh mereka untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada proses penggilingan beras sekam padi akan terpisah dari butir beras dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sekam Padi Sekam Padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit diawali oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan pola hidup serta terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan pada persoalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. Reaksi oksidasi ini memicu terbentuknya radikal bebas yang sangat aktif
Lebih terperinciUJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI
UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) Progam Studi Ilmu Farmasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup atau organisme akan sampai pada proses menjadi tua secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila datangnya tepat waktu. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk hidup. Senyawa radikal bebas mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yakni di satu sisi masih tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain mulai meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki sifat yang reaktif sehingga cenderung bereaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan. Pembentukan radikal bebas dalam tubuh akan menyebabkan reaksi berantai dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh, sistematika tumbuhan, sinonim tumbuhan, nama daerah, nama asing, morfologi tumbuhan, kandungan kimia dan kegunaan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan bahan minuman yang terkenal tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena seduhan kopi memiliki aroma yang khas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai penyakit dalam tubuh disebabkan oleh adanya radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul berbasis oksigen atau nitrogen dengan elektron tidak berpasangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan yang sangat signifikan, banyak sekali aktivitas lingkungan yang menghasilkan radikal bebas sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah, setiap makhluk hidup atau organisme akan mengalami proses penuaan. Proses penuaan merupakan bagian dari siklus hidup yang normal bila datangnya tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat anatara lain terbentuknya radikal bebas. Asap kendaraan bermotor, asap rokok dan asap dari industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Baru-baru ini air alkali yang terionisasi yang dihasilkan oleh elektrolisis air telah mendapat perhatian yang meningkat karena manfaatnya dalam pengobatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Molekul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan merupakan suatu kelompok
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini rimpang jahe merah dan buah mengkudu yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol menghasilkan rendemen ekstrak masing-masing 9,44 % dan 17,02 %.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan penyakit diabetes (Senturk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Uraian Tumbuhan meliputi daerah tumbuhan (habitat), morfologi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian Tumbuhan meliputi daerah tumbuhan (habitat), morfologi tumbuhan, sistematika tumbuhan, nama daerah, nama asing, kandungan kimia dan kegunaan dari tumbuhan.
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia terletak di daerah tropis dan sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan lainnya. Penyakit ini telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat kematian akibat berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, angina, gagal jantung, stroke, penuaan, kerusakan otak, penyakit ginjal, katarak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radikal bebas merupakan suatu zat kimia yang sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan (Connor et al., 2002) termasuk diantaranya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran bilangan peroksida sampel minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang telah dipanaskan dalam oven dan diukur pada selang waktu tertentu sampai 96 jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada kulit orbital terluarnya. Radikal bebas dibentuk lewat reaksi
Lebih terperinci1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini, tingkat kematian akibat penyakit degeneratif seperti jantung, kanker, kencing manis dan lain-lain mengalami peningkatan cukup signifikan di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu memenuhi kebutuhan tubuh akan antioksidan eksogen (Lingga,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Seledri dapat dijadikan sebagai salah satu sumber antioksidan. Meskipun hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit, konsumsi seledri cukup berarti untuk membantu memenuhi
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN PUSTAKA
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Tahu Banyak produk makanan yang dibuat dari bahan baku kedelai, salah satunya yaitu Tahu. Tahu diproduksi dengan memanfaatkan sifat protein, yaitu akan menggumpal jika bereaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasarngan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Antioksidan adalah senyawa kimia baik alami maupun sintetik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antioksidan adalah senyawa kimia baik alami maupun sintetik yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini angka kejadian penyakit kanker dan penyakit degeneratif semakin meningkat. Salah satu penyebab terjadinya kanker adalah karena kerusakan DNA akibat adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Api-api (Avicennia marina (Forks.)Vierh.) Pohon api-api (Avicennia marina (Forks.)Vierh.) merupakan tumbuhan sejati yang hidup di kawasan mangrove. Morfologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hati adalah organ terbesar dalam tubuh. Penyakit pada hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius. Hepatitis adalah suatu peradangan difus jaringan hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia kesehatan banyak membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit terjadi karena adanya reaksi oksidasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
LATAR BELAKANG kesehatan merupakan hal terpenting dan utama dalam kehidupan manusia dibandingkan lainnya seperti jabatan, kekuasaan, pangkat, ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. memerlukan waktu inkubasi selama jam. bahkan pembentukan ABTS. -
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Spesi oksigen reaktif adalah kelas radikal bebas yang sangat berbahaya dalam tubuh karena dapat menyebabkan kerusakkan pada sel (Cortina-Puig et al. 2007). Spesi oksigen reaktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki keanekaragaman jenis biota yang tinggi, termasuk keanekaragaman jenis alganya (Atmadja, 1992).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri
Lebih terperinciBuah pepaya kaya akan antioksidan β-karoten, vitamin C dan flavonoid. Selain itu buah pepaya juga mengandung karpoina, suatu alkaloid yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kedua terkaya di dunia dalam hal keanekaragaman hayati. Terdapat berbagai jenis tanaman yang memiliki potensi sebagai obat dan makanan kesehatan. Dengan keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi informasi dan ekonomi telah membawa perubahan pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV, polusi dan berbagai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu alternatif pengobatan, baik untuk pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, nama daerah, nama asing, morfologi tumbuhan, kandungan kimia dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi daerah tumbuh, sistematika tumbuhan, sinonim tumbuhan, nama daerah, nama asing, morfologi tumbuhan, kandungan kimia dan kegunaan dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi terjadi peningkatan jumlah industri, akan selalu diikuti oleh pertambahan jumlah limbah, baik berupa limbah padat, cair maupun gas. Limbah
Lebih terperinciANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang penting
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian tumbuhan Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang penting serta tumbuh dan tersebar hampir di seluruh perairan Laut Indonesia. Tumbuhan ini bernilai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Zat Ekstraktif Mindi Kadar ekstrak pohon mindi beragam berdasarkan bagian pohon dan jenis pelarut. Berdasarkan bagian, daun menghasilkan kadar ekstrak tertinggi yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh
BAB 1 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh adanya hiperglikemia akibat defisiensi sekresi hormon insulin, kurangnya respon tubuh terhadap
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Radikal Bebas Radikal bebas adalah suatu bentuk senyawa oksigen reaktif yang secara umum dapat dikatakan sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangann (Winarsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beragam tanaman yang dapat digunakan sebagai obat. Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi, para ilmuwan terus melakukan penelitian tentang khasiat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lipida merupakan salah satu unsur utama dalam makanan yang berkontribusi terhadap rasa lezat dan aroma sedap pada makanan. Lipida pada makanan digolongkan atas lipida
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Uraian tumbuhan meliputi habitat, morfologi, sistematika, nama daerah, kandungan dan manfaat dari rimpang temu giring.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi habitat, morfologi, sistematika, nama daerah, kandungan dan manfaat dari rimpang temu giring. 2.1.1 Habitat Temu giring banyak ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. xvii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Ubi jalar ungu... 4 Gambar 2. Struktur DPPH... 8 Gambar 3. Reaksi penangkapan radikal DPPH oleh antioksidan... 10 Gambar 4. Formulasi lipstik ubi jalar ungu... 21 Gambar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tanaman Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi lingkungan yang semakin memburuk seperti berlubangnya lapisan ozon, asap kendaraan bermotor, asap rokok, asap dari industri menyebabkan makin mudahnya terbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan dan martabat manusia.
Lebih terperinciTUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012
TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Menurut laporan status global WHO (2016), perilaku merokok telah membunuh sekitar
Lebih terperinciProtein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum lycopersicum L.) terhadap perubahan histologi kelenjar mammae mencit betina yang diinduksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia, sebanyak 31,4% orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok oleh seseorang individu
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pisang merupakan tumbuhan monokotil yang termasuk dalam familia Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah yang paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sinar matahari berlebih, asap kendaraan bermotor, obat-obat tertentu, racun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terbebas dari senyawa radikal bebas. Asap rokok, makanan yang digoreng, dibakar, paparan sinar matahari berlebih, asap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab penuaan dini adalah merokok. Dimana asap rokok mengandung komponen yang menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah banyak akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan makanan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Berawal dari istilah empat sehat lima sempurna, dimana setiap orang disarankan untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan jumlah penderitanya terus meningkat di seluruh dunia seiring dengan bertambahnya jumlah populasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh hasil bahwa nilai F=96,7, sementara itu nilai F tabel = 3,68, maka nilai
4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis statistika dengan menggunakan ANOVA, maka diperoleh hasil bahwa nilai F=96,7, sementara itu nilai F tabel = 3,68,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre Test dan Post Test yang Diinduksi Asap Rokok dan Diberi Ekstrak Kulit Jeruk (Citrus Sinensis) Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik secara teratur mempunyai efek yang baik terutama mencegah obesitas, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, dan osteoporosis (Thirumalai
Lebih terperinciAKTIVITAS EKSTRAK KLOROFORM DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) SEBAGAI AGEN PENGKHELAT LOGAM Fe DAN PENANGKAP MALONALDEHID (MDA) SKRIPSI
AKTIVITAS EKSTRAK KLOROFORM DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) SEBAGAI AGEN PENGKHELAT LOGAM Fe DAN PENANGKAP MALONALDEHID (MDA) SKRIPSI Oleh : SRIYANI K 100040024 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok secara luas telah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Diduga hingga menjelang tahun 2030 kematian akibat merokok akan mencapai 10 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini meningkatnya pencemaran lingkungan berdampak negatif pada kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal bebas secara alami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas adalah sebuah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya (Clarkson dan Thompson, 2000)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Abad 20 merupakan era dimana teknologi berkembang sangat pesat yang disebut pula sebagai era digital. Kemajuan teknologi membuat perubahan besar bagi peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih elektron yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan radikal bebas dalam jumlah yang banyak merupakan permasalahan bagi kesehatan tubuh manusia karena atom atau gugus atomnya memiliki satu atau lebih elektron
Lebih terperinciNamun, peningkatan radikal bebas yang terbentuk akibat faktor stress radiasi, asap rokok, sinar ultraviolet, kekurangan gizi, dan peradangan
BAB I PENDAHULUAN Penyakit yang menyerang manusia dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu penyakit infeksi dan non infeksi. Salah satu contoh penyakit non infeksi adalah penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tarik sendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna dan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah adalah bahan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, lemak, protein, dan serat. Selain itu, setiap jenis buah mempunyai keunikan dan daya tarik sendiri, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. elektron tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif (Fessenden dan Fessenden,
BAB I PEDAHULUA A. Latar Belakang Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif (Fessenden dan Fessenden, 1986). Senyawa
Lebih terperinci