BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Penelitian yang dilakukan di laboratorium secara garis besar adalah untuk mengetahui
|
|
- Suryadi Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN ANALISIS Penelitian yang dilakukan di laboratorium secara garis besar adalah untuk mengetahui sifat sifat fisik dan mekanis pada tanah dalam kondisi asli, pada bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan sebelumnya di laboratorium. Dan akan dibandingkan dengan pengujian yang lain yang telah dilakukan untuk mempalajari sifat sifat ekspansif pada tanah, baik pada lokasi yang sama ataupun dari lokasi yang berbeda. Daerah ini merupakan dataran tinggi yang berada di Kalimantan Tengah, lokasi tersebut adalah daerah perbukitan yang sama sekali tidak rawan terhadap banjir. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 10,0-15,0 meter di atas muka laut. 4.1 Pengujian Index Properties Pada Tanah Asli Pengujian yang dilakukan untuk mencari index propertis tanah yaitu Kadar Air (Water Content), Berat Jenis (Specific Gravity), Berat Isi (Bulk Density), Analisa Gradasi (Sieve Analysis), Batas Atterberg (Atterberg Limit) : Batas Plastis (plastic limit), Batas Cair (liquid limi), Batas Susut (Shrinkage limit). Adapun hasil dari pengujian index properties pada tanah tersebut adalah sebagai berikut: Pengujian Kadar Air (Water Content) Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah, kadar air tanah merupakan perbandingan antara berat air yang di kandung tanah dengan berat IV - 1
2 kering tanah. Kadar air dinyatakan dalam persen, adapun pengolahan data untuk kadar air pada tanah ini dapat dilihat dalam lampiran. Dari sampel yang telah diujikan, diperoleh kadar air alami yang terkandung di dalam tanah tersebut sebesar 34,51% Pengujian Berat Jenis Tanah(Specific Gravity) Maksud dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis suatu tanah yang lolos saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah merupakan harga perbandingan antara berat butir tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran, Dari kedua spesimen yang diujikan didapat berat jenis rata rata sebesar 2,605 gr/cm³. Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara berat jenis dengan kandungan beberapa mineral yang terkandung dalam tanah ekspansif IV - 2
3 Tabel 4.1 Specific gravity mineral-mineral penting pada tanah (Das, 1994) Mineral Specific gravity Quarts (kwarsa) 2.65 Kaolinite 2.6 Illite 2.8 Montmorillonite -2.8 Halloysite Potassium feldspar 2.57 Sodium and calcium feldspar Chlorite Biorite Muscovite Horn blende Limonite Olivine Dari hasil rata rata penelitian berat jenis yang telah dilakukan,di dapat nilai berat jenisnya adalah 2,605. Jika kita korelasikan dengan tabel 4.1 antara nilai berat jenis dengan kandungan mineralnya tanah tersebut mengadung mineral kaolinite. Berikut ini adalah tabel korelasi antara macam macam tanah dan berat jenis : IV - 3
4 Tabel 4.2 Specific gravity tanah (Hardiyatmo, 2006) Macam tanah Specific Gravity Kerikil 2,65 2,68 Pasir 2,65 2,68 Lanau anorganik 2,62 2,68 Lanau organic 2,58 2,65 Lempung anorganik 2,68 2,75 Humus 1,37 Gambut 1,25 1,80 Dan jika kita korelasikan dengan tabel 2.3 antara berat jenis dengan macam tanah, tanah tersebut termasuk dalam tanah lanau organik Pengujian Berat Isi Untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan perbandingan antara berat tanah basah dan dengan volumenya dalam gr/cm³, Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran. Dari empat spesimen yang telah di uji didapatkan rata rata sebesar 1,8 gr/cm³ Pengujian Analisa Gradasi Untuk melihat komposisi dari butiran suatu tanah dapat dilihat dengan cara melakukan pengujian analisa saringan dan analisa hidrometer. Grafik dari hasil pengujian analisa gradasi dapat dilihat pada gambar 4.1, dari keempat sampel IV - 4
5 pengujian analisa gradasi dapat dilihat prosentase kerikil sebesar 32 %, pasir sebesar 18 %, dan butiran halus (lanau dan lempung) sebesar 50 %. Sedangkan dari pengujian analisa hidrometer didapat prosentase untuk lanau sebesar 22,48 % dan lempung sebesar 23 % % Finer Diameter (mm) Gambar 4.1 Grafik salah satu pengujian analisa gradasi Pengujian Batas Atterberg (Atterberg Limit) Pengujian batas batas Atterberg terdiri dari pengujian batas cair, batas plastis, dan batas susut. Pada penelitian ini pengujian Atterberg limit dilakukan untuk mengetahui harga LL, PL dan PI pada bagian tanah yang berbutir halus Batas Cair IV - 5
6 Maksud dari pengujian ini adalah untuk menetukan batas cair suatu tanah. Batas cair adalah kadar air tanah pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan plastis. Pengolahan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran,dari keempat sampel yang pada ketukan ke 25 pengujian batas cair didapatkan kadar air untuk masing masing sampel adalah 48%, 50%, 51%, 52%. Jadi batas cair rata-rata tanah asli sebesar 50,25 % Batas Plastis Pada pengujian batas plastis ini dimaksudkan untuk mengetahui batas plastis dari suatu tanah. Batas plastis adalah kadar air minimum yang dikandung tanah tersebut dimana tanah masih dalam keadaan plastis. Pengolahan data secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dari kedua sampel yang diujikan didapat hasil dari batas plastis sebesar 24,1% Batas Susut Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah pada kondisi batas susut, yaitu kadar air minimum yang masih dalam keadaan semi solid dan juga merupakan batas antara keadaan semi solid dengan solid. Hasil pengolahan batas susut pada tanah berbutir halus dapat dilihat pada lampiran. Pada pengujian batas susut ini didapatkan sebesar 8,5 %. Setelah diketahui nilai batas cair dan batas plastis, maka nilai indeks plastisitasnya (PI) yang merupakan besarnya jarak antara batas plastis untuk berubah menjadi batas cair dapat dihitung (PI = LL PL). Pada tanah ini didapat nilai indeks plastisitasnya sebesar 27,91 %. IV - 6
7 Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Indeks Plastisitas dan Batas Cair. Pada gambar 4.1 bisa kita lihat jika hasil klasifikasi tanah cara USCS dari nilai indeks plastisitas dan batas cair di plotkan ke dalam kurva tersebut maka tanah asli termasuk ke dalam golongan tanah lempung dengan plastisitas tinggi. Dibawah ini adalah tabel korelasi anatara batas batas atterberg dengan derajat pengembangan : Tabel 4.3 Klasifikasi Tanah Ekspansif ( Chen,1988) Swelling Potensial/ Index Plastisitas Persentase Swelling Derajat Liquid Limit Presure (ksf) Pengembangan Rendah 0 15 < 30 1 Medium Tinggi Sangat Tinggi >55 > 60 > 20 Adapun dari hasil pengujian Atterberg ini jika kita korelasikan dengan tabel 4.3 bisa kita amati, bahwa tanah yang diuji memiliki kadar ekspansif yang tinggi. IV - 7
8 Dibawah ini adalah tabel korelasi antara hasil batas batas atterberg dengan kandungan mineral yang terkandung di dalam tanah ekspansif : Tabel 4.4 Harga-harga batasan atterberg untuk mineral lempung (Mitchell, 1976) Mineral Batas Cair Batas Plastis Batas Susut Monmorrillonite ,5 15 Montronite Illite Kaolinite Halloysite Terhidrasi Holloysite Attapulgite Chlorite Allophane Sedangkan dari hasil pengujian batas batas atterberg di korelasikan kedalam tabel 2.5 yaitu, tabel mengenai harga harga batasan atterberg untuk mineral lempung. Untuk nilai batas cairnya termasuk dalam mineral Halloysite, untuk nilai batas plastisnya termasuk dalam mineral Montronit, dan batas susutnya termasuk dalam mineral Monmorrilonite. IV - 8
9 4.1.6 Aktivitas Aktivitas tanah lempung adalah perbandingan antara indeks plastisitas dengan presentase butiran lebih kecil dari 0,002 mm atau prosentase lempung. Dari hasil pengujian di dapat nilai aktivitas (A) tanah tersebut adalah 0,62. A=0.62 Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Mineral Lempung(Hardyatmo,2000) Dari grafik aktivitas mineral lempung di dapatkan nilai A = 0,62, jika di korelasikan dengan tabel 4.5 mineral yang terkandung di dalamnya adalah mineral Illite dengan nilai aktivitas 0,5 1,0. Tabel 4.5 Aktivitas tanah lempung (Skempton, 1953) Minerologi tanah lempung Nilai Aktivitas Kaolinite 0,4 0,5 Illite 0,5 1,0 Montmorillonite 1,0 7,0 IV - 9
10 Dari hasil dari pengujian indeks properties tanah asli maka dapat di resume seperti yang disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Resume Indeks Properties Tanah Asli No Pengujian Hasil Percobaan Keterangan 1 Kadar air Tidak beda jauh dengan sebelumnya 2 Berat Jenis Berat jenis yang di dapat sama dengan berat jenis mineral monmorrilonite, antara gr/cm³ 3 Batas Plastis 24.1 Semakin besar nilai PL maka tanah akan semakin baik 4 Batas Cair 50.2 Tingkat pengembangan tinggi 5 Indeks Plastisitas Lempung sangat plastis 6 Aktivitas 0.62 Mineral lempung : illite 4.2 Pengujian Engineering Properties Tanah Asli Pengujian yang dilakukan untuk mencari engineering properties tanah pada penelitian ini yaitu pemadatan standard (Compaction) dan CBR terrendam berikut swelling test, Kuat Geser Langsung (Direct Shear), Konsolidasi (Consolidation), Triaxial. Adapun hasil dari pengujian engineering properties pada tanah tersebut adalah sebagai berikut: Pengujian Pemadatan Standard Pengujian pemadatan standard bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah dengan cara memadatkan tanah di dalam silinder berukuran tertentu menggunakan cetakan, sampel tanah lolos saringan no. 4. Kegunaan pengujian proktor standar untuk mencari nilai kepadatan maksimum IV - 10
11 (Maximum Dry Density) dan kadar air optimum (Optimum Moisture Content) dari suatu sampel tanah. Dari kurva hubungan kadar air dengan berat volume tanah kering, maka didapatkan Kadar air optimum % dan Berat volume kering maksimum 1,67 gr/cm, data pengolahan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Pengujian CBR Terendam Pengujian CBR Rendaman bertujuan untuk mengetahui nilai CBR dari suatu sampel tanah setelah terendam air dalam jangka waktu tertentu. Prosedur pengujiannya sama dengan pengujian CBR tak terendam, yang membedakannya adalah perlakuan terhadap sampel sebelum diuji. Pada pengujian ini data yang diperoleh adalah nilai Swellling dan CBR tanah asli, durasi perendaman yang dilakukan yakni selama 4 hr (96 jam).adapun pada pengujian ini dilakukan dengan dua sampel untuk mendapatkan nilai CBR rata-rata.hasil dari pengujian ini dari kedua sampel didapat bahwa CBR. " >CBR. " Sehingga dipakai nilai CBR pada penetrasi 0.1. untuk mendapatkan nilai CBR soaked tanah asli adalah sebagai berikut: CBR rata rata =.. = Pengujian Kuat Geser Langsung Pengujian kuat geser langsung bertujuan untuk mengetahui kekuatan tanah terhadap gaya horizontal. Dalam pengujian ini terdapat 2 sampel, yang masing IV - 11
12 masing sampel telah di buat grafiknya untuk mendapatkan nilai C dan Ø. Dari sampel 1 di dapat nilai C = 0 dan Ø = 45º, sampel 2 di dapat nilai C = 0,06 dan Ø = 29º Pengujian Konsolidasi Pengujian kuat geser langsung bertujuan untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah,yaitu sifat sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam tanah yang diakibatkan adanya perubahan tekanan vertical pada tanah tersebut. Pengolahan data secara lengkap dapat di lihat pada lampiran Triaxial Pengujian Triaxial bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi dan nilai sudut geser dalam, dari suatu contoh tanah, pengolahan data secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Dari seluruh pengujian engineering properties untuk tanah asli dapat dilihat pada resume yang sudah disajikan pada tabel 4.7. IV - 12
13 Tabel 4.7 Resume Engineering Properties Tanah Asli No Pengujian Hasil Percobaan 1 Pemadatan 48 2 Triaxial Kuat Geser : Kohesi 0 Sudut 41 4 Konsolidasi : Pc 7 Cc 1.57 Cs CBR Perbandingan Dengan Hasil Penelitian di Lokasi Lain Dalam pembahasan ini akan di bandingkan penelitian di lokasi yang sama sebelumnya dengan penelitian di lokasi yang berbeda dari beberapa literatur, untuk mengetahui karakteristik dari masing masing lokasi. Dengan data tanah sebagai berikut : Ruas jalan Semarang Purwodadi Daerah ini merupakan dataran rendah yang relatif rata dan termasuk bagian dari pantai utara Jawa Tengah, tersusun oleh endapan alluvial. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 10,0-15,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari 6 titik pemboran pada kedalaman 2,0 3,0 meter,karakteristik tanah yang berlokasi di km Smg 36,0 s/d km 43,00 adalah IV - 13
14 sebagai berikut : Berat isi 1,63-1,76 gr/cm³,kadar lempung %,Batas Cair LL %,Indeks Plastisitas(PI) %,Susut linear %,Kadar air %,Lolos saringan No %. Dengan jenis tanah lempung abu-abu kecoklatan termasuk heavy clay:. Bila diplotkan pada grafikplastisitas Casagrande: berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi), dan mineral lempung terdiri dari montmorillonite Ruas Jalan Dempet Godong Daerah ini merupakan dataran rendah yang relatif rata dan termasuk bagian dari pantai utara Jawa Tengah, tersusun oleh endapan alluvial. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 11,0 meter di atas muka laut, berdasarkan hasil pengujian tanah dilaboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari 2 titik pemboran pada kedalaman 1,0 3,0 meter, karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Km Dmp adalah sebagai berikut : Berat isi 1,68-1,75 gr/cm3, Kadar lempung %, Batas Cair LL %, Indeks Plastisitas (PI) %, Susut linear %, Kadar air %, Lewat saringan No , Tek mengembang 0,06-0,55 kg/cm². Dengan jenis tanah lempung abu-abu kecoklatan termasuk heavy clay:,bila diplotkan pada grafikplastisitas Casagrande: berada di atas A line sehingga menurut klasifikasiuscs termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi), dan mineral lempung terdiri dari montmorillonit. IV - 14
15 Ruas Jalan Demak Kudus Daerah ini merupakan dataran rendah yang relatif rata dan termasuk bagian dari pantai utara Jawa Tengah, tersusun oleh endapan alluvial,permukaan tanah berada pada ketinggian ± 10,0 15,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 2,0 5,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Km Smg adalah sebagai berikut Berat isi 1,67-1,74 gr/cm³, Kadar lempung %, Batas Cair LL %, Indeks Plastisitas (PI) %, Kadar air %, Lewat saringan N Tek mengembang 0,46-1,2 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung lanauan abu-abu kehitaman sedikit organik termasuk heavy clay, bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line.sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi), mineral lempung montmorillonite 45 % dengan nilai indeks pengembangan 173 % dan cation exchange capacity = meg % Ruas Jalan Yogya Wates Daerah ini merupakan perbukitan rendah tersusun oleh endapan vulkanik kwarter muda, permukaan tanah berada pada ketinggian ± 25,0 meter di atas muka laut.berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 2,0 5,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Km Ygy s/d km adalah sebagai berikut: Berat isi 1,68-1,73 gr/cm³, Kadar IV - 15
16 lempung %, Batas Cair LL %, Indeks Plastisitas (PI) %, Susut linear 18 %, Kadar air % Lewat saringan # N , Tek mengembang 0,07-1,25 kg/cm². Dengan jenis tanah Lanau lempungan hitam abu-abu sedikit mengandung kapur,bila diplotkan padagrafik plastisitas Casangrade: berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi) mineral lempung terdiri dari montmorillonite Ruas Jalan Ngawi Caruban Daerah ini merupakan dataran rendah tersusun oleh endapan alluvial dan vulkanik dengan pola aliran sungai parallel,permukaan tanah berada pada ketinggian ± 70,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran 1,0 4,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasidi Crb km s/d Km adalah sebagai berikut : Berat isi 1,63-1,89 gr/cm³, Kadar lempung %, Batas Cair LL %, Indeks Plastisitas PI %, Susut linear %, Kadar air %, lewat saringan #No , Tek mengembang 0,06-0,52 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung lanauan abu-abu kehitaman termasuk heavy clay,bila diplotkanpada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line sehingga menurutklasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi). Dan mineral lempung montmorillonite 60% dengan nilai indeks pengembangan 300% dan cation exchange capacity = meg %. IV - 16
17 Ruas Jalan Surabaya Gresik Daerah ini merupakan dataran rendah, tersusun oleh endapan tufa, dan termasuk daerah banjir, permukaan tanah berada pada ketinggian ± 0,0-1,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yangdiambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 3,0 meter, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di km Sby dan Sta adalah sebagai berikut : Berat isi 1,61-1,79 gr/cm³, Kadar lempung %,Batas Cair LL %, Indeks Plastisitas PI %, Kadar air %, Lewat saringan # No , Tek mengembang 0,06-0,27 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung abu-abu kehitaman sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay, bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastistinggi). Dan mineral lempung montmorillonite 45 % dengan nilai indeks pengembangan 171% dan cation exchange capacity = meg % Ruas Jalan Gresik - Lamongan Daerah ini merupakan dataran rendah, tersusun oleh endapan tufa, dan termasuk daerah banjir. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 0,0-1,5 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 2,0 maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di km Gsk adalah sebaga berikut : Berat isi 1,73 gr/cm³, Kadar lempung 44,0%, Batas IV - 17
18 Cair LL 81,0 %, Indeks Plastisitas PI 48,0%, Kadar air 34,0 %, Lewat saringan ,06. Dengan jenis tanah Lempung abu-abu kehitaman sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi). Dan mineral lempung terdiri dari montmorillonite Ruas Jalan Jakarta - Cikampek (toll) Daerah ini merupakan perbukitan rendah tersusun oleh endapan vulkanik kwarter muda terdiri dari tufa lapuk. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 45,0 meter di atas muka laut. Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 3,,0, maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi dikm Jkt s/d Berat isi 1,59-1,71 gr/cm³, Kadar lempung %, Batas Cair LL %, Indeks Plastisitas PI %, Kadar air %, Lewat saringan No , Tek mengembang 0,36 kg/cm². Dengan jenis tanah Lempung abu-abu kehitaman sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay bila diplotkan pada grafik plastisitas Casagrande berada di bawah A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok M H (lanau plastis tinggi). Dan mineral lempung montmorillonite 10% dengan nilai indeks pengembangan 60% dan cation exchange capacity = 13 meg %. IV - 18
19 Ruas Jalan Wirosari Cepu Daerah ini merupakan perbukitan rendah tersusun oleh endapan vulkanik kwarter muda. Permukaan tanah berada pada ketinggian ± 50,0 meter di atas muka laut Berdasarkan hasil pengujian tanah di laboratorium terhadap contoh tanah yang diambil dari hasil pemboran pada kedalaman 1,0 4,0 maka karakteristik tanah ekspansif yang berlokasi di Wrs Sta s/d Sta adalah sebagai berikut : Berat isi 1,75-1,86 gr/cm³, Kadar lempung %, Batas Cair LL %, Indeks Plastisitas PI %, Kadar air %, Lewat saringan N , Tek mengembang0,07-0,09 kg/cm². Dengan jenis tanah lempung lanauan, hitam abu-abu sedikit mengandung kapur termasuk heavy clay bila diplotkan pada grafik plastisitas Casangrade berada di atas A line sehingga menurut klasifikasi USCS termasuk kelompok CH (lempung plastis tinggi). Dan mineral lempung terdiri dari montmorillonite 24 37%. IV - 19
20 Tabel 4.8 Perbandingan penelitian dari lokasi yang sama dengan lokasi lain Parameter Klasifikasi Tanah No Lokasi Liquid Indeks Lolos Berat Isi Kadar Air Limit Plastis Saringan Jenis Simbol ( gr/cm³ ) ( % ) ( %) ( % ) 200 (%) 1 Muara Teweh - Puruk Cahu Lempungan CH 2 Muara Teweh - Puruk Cahu , Pasir Kelempungan SC 3 Semarang - Purwodadi Lempung lanauan CH 4 Dempet - Godong Lempung lanauan CH 5 Demak Kudus Lanau lempungan CH 6 Yogya Wates Lempung lanauan CH 7 Ngawi - Caruban Lempung lanauan CH 8 Surabaya - Gresik Lanau lempungan MH 9 Gresik - Lamongan Lempung lanauan CH 10 Jakarta - Cikampek Lanau lempungan MH 11 Wirosari Cepu Lempung lanauan CH 12 Pagedangan Lempung lanauan CH 13 Getaan Lempung lanauan CH 14 Malang Lempung lanauan CH 15 Godong - Purwodadi Lempung lanauan CH 16 Karangawen - Demak Lempungan CH IV - 20
21 Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dilakukan didapat Kadar air 33,06 % menjadi 34,51 %, Berat jenis 2,65 menjadi 2,605, Batas plastis 31,55 menjadi 24,5 %, Batas cair 64,85 % menjadi 50,2 %, Indeks plastis 33,33 % menjadi 27,91 %, dan nilai A 0,95 menjadi 0,62. Sedangkan jika di bandingkan dengan hasil penelitian yang lain nilai tidak terlalu jauh perbedaannya, dan merupakan sama sama tanah lempung. Jika di korelasikan dengan tabel chen, dari nilai indeks plastis yang didapat mempunyai derajat pengembangan tinggi, sedangkan dari tabel mitchell LL yang di dapat mengandung mineral hsalloysite, dari nilai PL yang di dapat mengandung mineral montronite, dan dari hasil SL yang di dapat mengandung mineral monmorrillonite. Dari nilai A, jika di korelasikan dengan tabel skempton mineral yang terkandung adalah illite. IV - 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan di bahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium. Secara garis besarnya, pengujian laboratorium yang dilakukan yaitu untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek jalan tambang Kota Berau Kalimantan Timur, maka pada bab ini akan diuraikan hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tanah asli dan tanah campuran dengan semen yang dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Hasil Penelitian Tanah Asli Berdasarkan pengujian terhadap tanah yang diambil dari proyek Perumahan Elysium, maka pada bab ini akan diuraikan hasil penelitiannya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pegujian yang telah dilakukan terhadap tanah yang berasal dari proyek jalan tambang di Berau Kalimantan Timur,maka pada kesempatan ini penulis akan memaparkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.
BAB III METODOLOGI 3.1 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi : 1. Pengambilan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Arie Wahyu Aprilian, Yulvi Zaika, Arief Rachmansyah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram alir penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Mengumpulkan literature dan refrensi tentang stabilisasi tanah Pengambilan contoh tanah : Tanah lempung dari ruas jalan Berau Kalimantan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...
DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii PERNYATAAN... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Mengumpulkan literatur dan refrensi tentang stabilisasi tanah Pengambilan sample tanah : Tanah dari Kecamatan Pamotan Jawa Tengah Kapur,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Mengumpulkan literature dan referensi tentang stabilisasi tanah Pengambilan sampel tanah dan bahan stabilisasinya. Penelitian laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:
BAB III METODOLOGI 3.1 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi: 1. Pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai
Bagan Alir Penelitian : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Pengambilan sampel tanah dan abu vulkanik Persiapan bahan : 1. Tanah 2. Abu vulkanik Pengujian kadar material abu vulkanik Pengujian sifat dan
Lebih terperincikelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Tanah Dasar Tanah dasar atau suhgrade adalah permukaan tanah semula, tanah galian atau tanah timbiman yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian
Lebih terperincidistabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan
BAB VI PEMBA HASAN 6.1 Hasil Penelitian Uraian mengenai hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan di laboratorium meliputi pengujian sifat fisik contoh tanah yang belum distabihsasi
Lebih terperinciPENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT
PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT Shinta Pramudya Wardani 1), R. M. Rustamaji 2), Aprianto 2) Abstrak Perubahan cuaca mengakibatkan terjadinya siklus pembasahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Sampel tanah yang disiapkan adalah tanah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR
PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan percobaan untuk mendapatkan data.
Lebih terperinciKLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I
KLASIFIKASI TANAH SI-2222 MEKANIKA TANAH I 1 Pembagian Kelompok Tanah Tanah Khusus: Quick Clay: Tanah yang sangat peka terhadap gangguan. Apabila terganggu kekuatannya berkurang drastis. Kadar kepekaan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Parameter Tanah 3.1.1 Berat Jenis Berat jenis tanah merupakan nilai yang tidak bersatuan (Muntohar 29). Untuk menentukan tipikal tanah dapat dilihat dari Tabel 3.1. Tabel 3.1
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi
TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN Abstraksi untuk memenuhi sebagian persyartan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah mempunyai peranan penting dalam ilmu teknik sipil, karena tanah sebagai pendukung kekuatan konstruksi dasar bangunan. Berdasarkan letak geografis suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah yang berukuran mikroskopis sampai dengan sub mikroskopis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Material Uji Model Pengujian karakteristik fisik dan mekanis tanah dilakukan untuk mengklasifikasi jenis tanah yang digunakan pada penelitian. Berdasarkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah 1. Kadar Air Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan sebanyak dua puluh sampel dengan jenis tanah yang sama
Lebih terperinciTINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)
TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L, Lintang Bayu P 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH
BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH 4.1. Pengambilan Sampel Sampel tanah yang digunakan untuk semua pengujian dalam penelitian ini adalah tanah di sekitar jalan dari Semarang menuju Purwodadi
Lebih terperinciPENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)
PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY) Muhammad Iqbal, S.A. Nugroho, Ferry Fatnanta Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)
PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiiv BAB
Lebih terperinciPENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla
PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR Hairulla e-mail: hasanhairulla84@gmail.com Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Tanah Lempung Dari pengujian yang dilakukan di Laboratorium Geoteknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh data sifat-sifat fisik dan sifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Lempung Ekspansif Petry dan Little (2002) menyebutkan bahwa tanah ekspansif (expansive soil) adalah tanah yang mempunyai potensi pengembangan atau penyusutan yang tinggi
Lebih terperinciKOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I
KOMPOSISI TANAH 2 MEKANIKA TANAH I UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI NORMA PUSPITA, ST. MT. Komposisi Tanah Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara 1 Komposisi Tanah Sehingga
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Sampel Tanah Asli Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil : 1. Hasil Pengujian Kadar Air (ω) Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan
Lebih terperinci2015 PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME PADA NILAI KUAT GESER DAN SWELLING TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI LOKASI PROYEK JABABEKA CIKARANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan sarana dimana suatu bangunan sipil didirikan baik bangunan gedung, jalan, maupun bangunan keairan, karakteristik tanah di negeri kita yaitu Indonesia
Lebih terperinciKAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK
KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG Frengky Alexander Silaban 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)
KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung) TUGAS AKHIR Oleh : I GEDE PUTU SUGALIH ARTA 1104105057 JURUSAN
Lebih terperinciPENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Lis Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh Email: lisayuwidari@gmail.com Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciPENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)
PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED) Adzuha Desmi 1), Utari 2) Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh email:
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU
PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU Herman 1), Sarumaha E. 2) 1) Dosen Teknik Sipil 2) Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro
Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Prakosa Adi Nugraha, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN
PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sistematika Bagan Alir Penelitian Start Mengumpulkan literature dan referensi tentang stabilisasi tanah Pengambilan contoh tanah : Tanah lempung dari ruas jalan berau
Lebih terperinci2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN... i LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang diberi
Lebih terperinciTINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH
TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciINVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )
INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen ) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi 2 Beny Ariyanto 3 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Vemmy Kurniawan, Yulvi Zaika, Harimurti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciPERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 57 PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciABSTRAK
KORELASI KUAT GESER UNDRAINED TANAH KELEMPUNGAN PADA KONDISI NORMALLY CONSOLIDATED DAN OVER CONSOLIDATED Sitti Hijraini Nur 1, Asad Abdurrahman 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar,
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN
Simposium Nasional RAPI XIII - 214 FT UMS ISSN 1412-9612 PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN Qunik Wiqoyah 1, Renaningsih
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING
KAJIAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ABU VULKANIK DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) DAN DITINJAU DARI NILAI CBR TUGAS AKHIR Diajukan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH MODUL 2. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH MODUL 2 SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Sifat-sifat indeks (index properties) menunjukkan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH Abdul Jalil 1), Khairul Adi 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Malikussaleh Abstrak Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Tanah merupakan pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang berkaitan dengan pembangunan jalan, jembatan, landasan, gedung, dan lain-lain. Tanah yang akan dijadikan
Lebih terperinciPERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )
PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN ) Qunik Wiqoyah 1, Purnomosidi 2 1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penelitian terdiri dari tiga buah benda uji
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
1 PENGARUH PEMAKAIAN KAPUR DAN SERBUK BATA TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : Purnomosidi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Lempung Ekspansif Tanah ekspansif merupakan tanah yang memiliki ciri-ciri kembang susut yang besar, mengembang pada saat hujan dan menyusut pada musim kemarau (Muntohar,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dasar Tanah dasar merupakan pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang berkaitan dengan pembangunan jalan, jembatan, landasan, gedung, dan lainlain. Tanah yang akan
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro
Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Yanwar Eko Prasetyo, Yulvi Zaika, Suroso Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciKORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Nama : Salmon Atmaja Tarigan NRP. : 9821064 Pembimbing : Herianto Wibowo, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Fisik Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Umum Tanah dalam pekerjaan Teknik Sipil selalu diperlukan, baik sebagai bahan konstruksi ataupun sebagai pendukung beban. Hal ini menyebabkan fungsi tanah dalam dunia Teknik Sipil
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR
LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR oleh : Yenny Nurcahasanah, ST., MT. Agus Susanto, ST., MT. Dibiayai Oleh
Lebih terperinciPEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH
PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen) Disusun sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciSeminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :
Institut Teknologi Medan (ITM) 278 Institut Teknologi Medan (ITM) 279 PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH MENGEMBANG YANG DISTABILISASI DENGAN FLY ASH Surta Ria N. Panjaitan Teknik Sipil - Institut
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).
PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium). SANDRO GIFARI NRP : 9921081 Pembimbing : Ir. Herianto Wibowo,.
Lebih terperinciPOTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF Surta Ria Nurliana Panjaitan* 1, Ramlan Tambunan 2, Suheri
Lebih terperincibuah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Untuk memperoieh hasil penelitian yang cukup akurat, diperiukan 3 (tiga) buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat uji geser langsung
Lebih terperinciPERBAIKAN SIFAT MEKANIK LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN TETES TEBU DAN KAPUR
PERBAIKAN SIFAT MEKANIK LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN TETES TEBU DAN KAPUR Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PRAHAYU LANGEN
Lebih terperinciSTABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN
Jurnal Talenta Sipil, Vol.1 No.1 Februari 2018 e-issn 2615-1634 STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN Annisaa Dwiretnani
Lebih terperinciBATAS SUSUT. Kadar air, w= 100% 89.63
ATTERBERG LIMIT BATAS SUSUT Nama Instansi : Unika Soegijapranata Kedalaman Tanah : 1.5 meter Nama Proyek : Praktikum Mektan Nama Operator : Lokasi Proyek : Lab Mektan Unika Nama Engineer : Deskripsi tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS
TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH
BAB II HUBUNGAN FASE TANAH, BATAS ATTERBERG, DAN KLASIFIKASI TANAH 1. KOMPONEN TANAH Tanah terdiri dari mineral dan partikel batuan dalam berbagai ukuran dan bentuk dan ini dikenal dengan dengan bagian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG
ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG Jupriah Sarifah, Bangun Pasaribu Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan
BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Penelitian Untuk pelaksanaan penelitian dilakukan bebeapa tahapan yaitu : pengumpulan informasi dan studi pendahuluan, pengambilan benda uji, persiapan dilaboratorium,
Lebih terperinci4. ANALISA UJI LABORATORIUM
4. ANALISA UJI LABORATORIUM 4.1 Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, hasil dan data yang diperoleh diolah dan dianalisis sedemikian rupa untuk didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian
Lebih terperinciTANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF
TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF Tanah ekspansif atau tanah kembang susut adalah tanah yang mempunyai potensi swelling yang tinggi, sehingga sering menimbulkan masalah pada struktur bangunan di atasnya. Hasil
Lebih terperinciProses Pembentukan Tanah
KLASIFIKASI TANAH 1 Proses Pembentukan Tanah BATUAN: bagian dari kerak bumi yang mengandung satu macam atau lebih mineral yang terikat sangat kuat.berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikategorikan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Tanah Pada sistem klasifikasi Unified, tanah diklasifikasikan kedalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50 % lolos saringan nomor 200, dan
Lebih terperinciANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda
ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN Anwar Muda Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional II Kalimantan Tengah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V RESUME HASIL PENELITIAN
BAB V RESUME HASIL PENELITIAN 5.1 Rekapitulasi Berdasarkan hasil pengujian, maka diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut : 1. Sifat fisik dan mekanis tanah yang berasal dari Kota Baru Parahyangan,
Lebih terperinci2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.
BAB I PENDAHULUAN Untuk lebih memahami Ilmu Mekanika Tanah, selain di pelajari melalui perkuliahan juga perlu dilakukan penyelidikan dilapangan maupun pengujian di laboratorium. Penyelidikan tanah dilapangan
Lebih terperinciSangat tinggi (Very high) >55 Tinggi (High) Sedang (Medium) Rendah (Low) 0 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah Lempung Ekspansif Tanah ekspansif merupakan tanah yang memiliki ciri-ciri kembang susut yang besar akibat peristiwa kapiler atau perubahan kadar airnya (Muntohar, 2014).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan secara umum adalah eksperimen di laboratorium dengan penyajian data secara deskriptif. Berdasarkan permasalahan yang diteliti, metode analisis yang digunakan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Tanah lempung
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)
KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO) Abdul Samad Mantulangi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciMODUL 4,5. Klasifikasi Tanah
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana 4,5 MODUL 4,5 Klasifikasi Tanah 1. PENGERTIAN KLASIFIKASI TANAH Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh
Lebih terperinciVol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG
PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG Oleh : Herman *), Willy Joetra **) *) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciterhadap tanah asli (lempung), tanah lempung distabilisasi kapur 4%, tanah lempung
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Rangkuman hasil penelitian tentang "Pengaruh Garam pada Karakteristik Subgrade Tanah Lempung yang distabilisasi dengan Kapur " yang dilakukan di Laboratorium Mekanika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi
III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang akan digunakan adalah dari daerah Belimbing Sari,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda
PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI Anwar Muda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ABSTRAK Sifat-sifat teknis
Lebih terperinci