PENGARUH LAPORAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA TAGOR DARIUS SIDAURUK / AKT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LAPORAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA TAGOR DARIUS SIDAURUK / AKT"

Transkripsi

1 PENGARUH LAPORAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS Oleh TAGOR DARIUS SIDAURUK / AKT SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Eduardus: 2001). Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Tujuan seorang investor menginvestasikan dananya dalam bentuk saham di pasar modal adalah untuk memperoleh hasil yang besar, namun tidak tertutup kemungkinan risiko akan gagal selalu ada dalam investasi tersebut. Oleh karena itu keberhasilan suatu investasi dalam saham tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan investor dalam mengolah informasi yang tersedia di pasar modal. Keputusan investasi di pasar modal memerlukan berbagai informasi termasuk didalamnya informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan. Informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Investor pada umumnya membeli saham dengan harapan akan menerima keuntungan (return) dalam bentuk dividen dan capital gain. Seiring dengan perkembangan pasar modal maka kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan oleh investor juga semakin meningkat. Kegiatan pasar modal tidak akan terlepas dari tersedianya berbagai macam informasi tentang emiten. Informasi bagi para pelaku di lantai bursa tersebut akan mempengaruhi berbagai macam keputusan yang akan diambil, yang berakibat pada perubahan atau fluktuasi harga maupun saham yang diperdagangkan.

3 Beberapa penelitian memberikan bukti bahwa laporan keuangan diperlukan investor untuk pengambilan keputusan investasi mereka. Informasi laba dan arus kas membawa muatan informasi ke pasar modal sebagai konsekwensi dari manfaatnya dalam memprediksi arus kas masa depan. Investor menggunakan informasi akuntansi tersebut untuk mengevaluasi kinerja perusahaan yang telah tercatat di pasar modal sebelum mengambil keputusan untuk investasi pada saham perusahaan tertentu yang dianggap akan dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lain. Penelitian yang dilakukan oleh Wilson (1986), Boywen dkk (1986) dan Rayburn (1986) telah membuktikan eksistensi muatan informasi pada laba, modal kerja operasi maupun arus kas. Wilson dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa ada muatan informasi tambahan dari pembedaan laba bersih dengan arus kas operasi dan akrual. Di Indonesia penelitian serupa telah dilakukan oleh Hastuti dan Sudibyo (1998), mereka menemukan bukti bahwa pengumuman laporan keuangan yang salah satunya adalah laporan arus kas mempengaruhi keputusan investor di pasar modal. Hal ini terefleksikan dalam rata-rata perubahan aktivitas volume perdagangan relatif di seputar tanggal publikasi laporan keuangan pada periode sebelum dan sesudah pelaporan arus kas. Ini dapat diartikan bahwa informasi yang terdapat dalam laporan arus kas mempengaruhi perdagangan saham di pasar modal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dan return saham di bursa. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti informasi ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga saham dan return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham, misalnya kinerja keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan.

4 Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi di bursa. Oleh karena itu analisis terhadap laporan keuangan ini dianggap penting dilakukan untuk memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Ukuran yang digunakan dalam analisis kinerja keuangan melalui laporan keuangan ini sangat beragam macamnya dan kadang-kadang berbeda dari satu industri ke industri lainnya. Salah satu alat analisis yang dapat digunakan oleh investor maupun pihak manajemen adalah analisis terhadap laporan arus kas (Statement of Cash Flow Analysis). Manurung (1998:11) berpendapat bahwa analisis terhadap arus kas emiten melalui laporan arus kas dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan di bursa saham dalam rangka membeli suatu saham perusahaan emiten. Beberapa pendapat menyatakan bahwa laporan keuangan sebaiknya didasarkan pada Cash Flow Orientation. Penekanan pada arus kas ini diantaranya dikemukakan oleh Burthon (1981), yang menyatakan bahwa analisis terhadap arus kas masuk dan arus kas keluar lebih banyak dipakai oleh investor daripada analisis terhadap laba konvensional. Selain itu ada kesulitan untuk membandingkan laba antar perusahaan karena tersedianya beberapa alternatif metode akuntansi yang disediakan oleh standar sehingga membuka peluang untuk terjadinya manipulasi data akrual oleh pihak manajemen untuk memperbesar labanya. Kelebihan manfaat arus kas dibandingkan dengan laba dalam pengambilan keputusan investasi juga telah dibuktikan oleh Finger (1994), yang menguji kemampuan laba untuk memprediksi laba dan arus kas di masa yang akan datang. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan yang ingin beroperasi secara terus-menerus karena tanpa adanya arus kas maka kelangsungan perusahaan akan tersendat-sendat (Manurung 1998: 11). Arus kas yang lancar adalah sangat penting bagi tujuan likuiditas manajemen. Apabila arus kas melebihi kebutuhan operasi dan ekspansi perusahaan maka perusahaan tentunya tidak perlu meminjam tambahan dana yang besar

5 karena arus kas yang berlebih ini akan tersedia untuk mengurangi hutang perusahaan dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan emitmen. Informasi tentang arus kas berguna bagi investor dan pemakai lainnya sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas tersebut. Berdasarkan Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 mengidentifikasi beberapa tujuan laporan keuangan. Tujuan yang paling utama adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya, untuk berkenaan dengan keharusan pelaporan keuangan, yaitu menyediakan informasi mengenai prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditur dalam mengukur prospek arus kas perusahaan yang bersangkutan karena investor melakukan investasi kedalam suatu perusahaan, demikian juga kreditur memberikan kredit kepada suatu perusahaan maka prospek arus kas kreditur akan dipengaruhi oleh arus kas perusahaan tersebut. Pada mulanya arus kas bukan merupakan bagian dari pelaporan keuangan, karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang dikehendaki oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya neraca dan laporan rugi-laba. Seiring dengan perkembangan ekonomi dan keingingan kreditur, investor dan pemakai lainnya untuk menerima informasi tentang aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi menyebabkan FASB pada tahun 1987 mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 95 berbagai pengeluaran dan penerimaan kas diklasifikasikan menjadi: aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Di Indonesia perkembangan standar juga mengalami kemajuan, yang mana pada tanggal 7 September 1994 pengurus Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mensyahkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dalam PSAK No. 2 alinea pertama disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari pelaporan

6 keuangan. Sejak itu penyusunan laporan arus kas dalam pelaporan keuangan sudah merupakan keharusan. Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan investor di lantai bursa. Salah satu informasi akuntansi yang tersedia di publik (bursa efek) adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit. Beberapa informasi seputar aktivitas-aktivitas tersebut sebenarnya dapat diperoleh dengan membaca laporan keuangan lainnya, namun dalam laporan arus kas terangkum segala transaksi yang mempengaruhi kas. Misalnya, laba atau rugi bersih selama periode akuntansi kerap tidak menjelaskan besarnya perubahan saldo laba, selain itu ada kejadian-kejadian lainnya yang tidak dilaporkan dalam laba rugi, seperti transaksi-transaksi dividen dan saham yang diperoleh kembali. Lebih dari pada itu, laporan laba rugi tidak merefleksikan perubahan-perubahan pada rekening ekuitas pemegang saham lainnya dan semua perubahan dalam rekening ekuitas pemegang saham disajikan dalam laporan arus kas (Simamora 2000: 372). Lebih lanjut Simamora (2000: 459) berpendapat bahwa laporan neraca sebenarnya dapat memberikan informasi tentang asset, kewajiban dan ekuitas pemilik perusahaan ada saat tertentu, namun demikian neraca memberikan gambaran yang kurang sempurna tentang asset, kewajiban dan ekuitas pemilik. Hal ini dikarenakan neraca tidak mengandung informasi bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi dalam unsur-unsur neraca tersebut dari satu periode ke periode lainnya. Dalam hal ini laporan arus kas memuat informasi yang lebih rinci tentang bagaimana asset, kewajiban dan ekuitas pemilik berubah sebagai akibat dari penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan. Laporan arus kas memberikan informasi penting yang melengkapi neraca dan laporan laba-rugi, dengan kata lain bahwa laporan arus kas memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai aktivitas-aktivitas usaha dan posisi keuangan perusahaan.

7 Berdasarkan uraian diatas maka laporan arus kas dianggap yang penting dalam pelaporan keuangan suatu perusahaan di lantai bursa. Hal ini didasarkan pada logika bahwa analisis terhadap ketiga kategori arus kas diasumsikan dapat mempengaruhi harga saham dan return saham. Harga saham sebuah perusahaan akan meningkat jika investor memperkirakan arus kas yang akan diperoleh dari perusahaan tersebut meningkat. Peningkatan arus kas tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan (return) bagi investor. Sebaliknya, jika investor memperkirakan arus kas yang akan diterima di masa datang menurun, harga saham perusahaan tersebut akan turun, begitu pula terhadap return saham. Arus kas operasi mempengaruhi harga saham dan return saham jika arus kas operasi pada periode akuntansi tertentu mengalami surplus atau bernilai positif. Livnat dan Zarowin (1990) berpendapat bahwa arus kas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Namun pendapat di atas di bantah oleh Ali (1994) yang menyatakan bahwa laporan arus kas tidak memberikan informasi dalam hubungannya dengan return saham kepada para pemegang saham. Hal ini dikarenakan arus kas operasi yang positif mencerminkan realitas ekonomi perusahaan yang baik sehingga harga saham dan return saham diharapkan dapat meningkat, begitu pula sebaliknya. Pendapat ini konsisiten dengan yang dilaporkan Triyono dan Jogiyanto (2000) yang menyatakan bahwa arus kas operasi mempunyai hubungan maupun pengaruh yang signifikan dengan harga saham namun tidak terhadap return saham. Wahyuni (1998) dan Ngaisah (1998) dalam penelitiannya tidak berhasil mendapatkan hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan return saham. Arus kas investasi akan mempengaruhi harga saham dan return saham jika perusahaan mengalami peningkatan investasi. Peningkatan investasi tersebut mencerminkan bahwa perusahaan melakukan investasi untuk meningkatkan prospek di masa mendatang. Prospek perusahaan yang semakin baik diharapkan akan mempengaruhi harga saham perusahaan di lantai bursa dan dapat memberikan

8 keuntungan (return) bagi perusahaan maupun bagi investor. Miller dan Rock (1985) berpendapat bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh terhadap return saham pada saat pengumuman investasi akan memberikan reaksi yang positif terhadap return saham, pendapat ini di dukung oleh Livnat dan Zarowin (1990) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas investasi dengan return saham. Konsisten dengan pendapat Bernard dan Stober (1989) yang menyatakan bahwa arus kas investasi tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Di Indonesia hasil yang dilaporkan oleh Triyono dan Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa arus kas investasi tidak berhubungan dengan return saham tetapi terdapat hubungan yang signifikan dengan harga saham. Arus kas pendanaan mempengaruhi harga, dan return saham didasarkan signalling theory yang menyatakan bahwa penerbitan hutang merupakan sinyal yang baik untuk menaksir kas. Berdasarkan teori ini pasar akan bereaksi terhadap pengumuman penerbitan hutang. Livnat dan Zarrowin (1990) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara arus kas dari aktivitas pendanaan dengan return saham. Penerbitan utang dan penerbitan saham mengakibatkan arus kas pendanaan akan bersifat positif. Arus kas pendanaan yang positif mencerminkan perusahaan akan memiliki kesempatan tumbuh sehingga diharapkan harga saham mengalami peningkatan dan dapat memberikan keuntungan (return) bagi investor maupun perusahaan. Kenyataan menunjukkan, dalam hal ini di Bursa Efek Jakarta (BEJ) bahwa investor lebih sering menggunakan analisis laporan neraca dan laporan laba rugi dibandingkan analisis terhadap laporan arus kas (Manurung 1998:17-18). Hal ini dikarenakan informasi laporan arus kas belum digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan membeli atau menjual saham suatu perusahaan di lantai bursa. Adanya beberapa hasil kesimpulan yang berbeda dalam melihat pengaruh laporan arus kas terhadap harga saham dan return saham mendorong peneliti untuk melihat / meneliti kembali permasalahan diatas. Adapun alasan emiten manufaktur yang

9 dipilih karena emiten-emiten tersebut relatif stabil, sehingga data yang digunakan dalam penelitian tersedia di BEJ. Selain itu terdapat perbedaan karakteristik antara laporan arus kas dari perusahaan manufaktur dengan perusahaan non manufaktur, perbedaan tersebut dapat menyebabkan ketidakseragaman data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pada dasarnya penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Dilah Utami dan Ferry & Erny. Yang menjadi sampel dalam penelitian Dilah Utami adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEJ pada tahun 1991 sampai dengan 1997, dengan variabel independen adalah return saham dan variabel dependen adalah arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Sedangkan pada penelitian Ferry & Erny yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEJ mulai tahun 1999 sampai dengan tahun 2002, dengan variabel independen adalah laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan dan yang menjadi variabel independen adalah harga saham. Tujuan dari replikasi ini adalah untuk melihat apakah hasil penelitian sebelumnya masih relevan dengan kondisi saat ini Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah laporan arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap harga saham? 2. Apakah laporan arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap return saham? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk memberikan bukti empiris adanya pengaruh laporan arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara parsial dan simultan terhadap harga saham.

10 2. Untuk memberikan bukti empiris adanya pengaruh laporan arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara parsial dan simultan terhadap retun saham Kerangka Konseptual Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 1-1. Kerangka Konseptual Pengaruh Arus Kas Secara Parsial terhadap return saham dan harga saham Cash Flow dari Kegiatan Operasi Harga Saham Cash Flow dari Kegiatan Investasi Cash Flow dari Kegiatan Pendanaan Return Saham Gambar 1-2. Kerangka konseptual Pengaruh Arus Kas Secara Simultan terhadap return saham dan harga saham Cash Flow dari Kegiatan Operasi Cash Flow dari Kegiatan Investasi Cash Flow dari Kegiatan Pendanaan Harga Saham Return Saham

11 1.5. Hipotesis Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian adalah : 1. Laporan arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap harga saham. 2. Laporan arus kas operasi, investasi dan pendanaan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap return saham Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis dan peneliti selanjutnya: Memperkaya khasanah pengetahuan dalam meningkatkan dan mengembangkan wawasan keilmuan. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya sebagai dasar perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan kandungan informasi keuangan yang dikaitkan dengan harga saham dan return saham. 2. Bagi Perusahaan (Emiten): membantu perusahaan dalam meningkatkan daya tarik atas keuntungan (return) sahamnya dengan menyajikan informasi yang relevan, lengkap, akurat dan tepat waktu bagi investor khususnya mengenai informasi yang terkandung dalam laporan arus kas. 3. Bagi Investor: Investor dapat menggunakan analisis arus kas untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya dan melihat kinerja perusahaan di bursa saham dalam rangka untuk membeli saham suatu emiten di lingkungan Bursa Efek Jakarta.

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LANDASAN TEORI Latar Belakang Kebutuhan Laporan Arus Kas Salah satu tujuan laporan keuangan yang tercantum dalam kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian laporan Keuangan, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraf 12 hal. 3 (IAI, 1999) mengemukakan: Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Perubahan posisi keuangan selama satu periode akuntansi dapat ditentukan dengan membandingkan perkiraan-perkiraan pada dua neraca yang berurutan. Sementara laporan rugi dan laporan laba ditahan dapat memperlihatkan perubahan-perubahan pada stockholder s equity, namun perubahan-perubahan yang signifikan dalam posisi keuangan perusahaan dan informasi-informasi lain sehubungan dengan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan belum tercakup dalam laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai aktivitas operasi, aktivitas pendanaan dan aktivitas pendanaan tersebut maka sejak bulan November 1987, Financial Accounting Standard Board (FASB) mengeluarkan standar nomor 95 tentang laporan arus kas (Statement of Cash Flow). Pendapat yang menyatakan pentingnya laporan arus kas bagi investor dikemukakan oleh George Staubus (1961), yang berpendapat bahwa kebutuhan investor adalah untuk peramalan tentang kesanggupan perusahaan untuk mendapatkan kas di masa yang akan datang, dimana kas yang akan diterima investor di masa yang akan

13 datang tersebut akan terkandung pada kemampuan perusahaan untuk melakukan pengeluaran kas, keinginan perusahaan untuk membayar investor dan prioritas pembayaran terhadap klaim investor. Berdasarkan hal ini maka laporan arus kas sangat dibutuhkan oleh investor untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam proses pengambilan keputusan investasinya. Laporan arus kas berbeda dengan laporan keuangan lain (neraca laporan laba rugi) dalam perkembangannya. Laporan arus kas (Statement of Cash Flow) mengalami perkembangan yang cukup panjang. Pada awalnya, laporan arus kas merupakan suatu alat analisis sederhana yang disebut dengan where got and where gone statement, yang terdiri dari daftar penambahan dan pengurangan perkiraan-perkiraan di dalam neraca perusahaan. Pada perkembangan berikutnya, laporan ini berubah menjadi funds statement. Pada tahun 1961, American Institute Certified Public Accountant (AICPA) yang didukung oleh Accounting Research Study (ARS) dengan opini No. 2 mengubah kembali namanya menjadi Cash Flows Analysis and Fund Statement. Selanjutnya pada tahun 1963, Accounting Principle Board (APB) mengeluarkan opini No. 3 yang menyatakan adanya perubahan nama menjadi Statement of Sources and Application of Funds dan pelaporan ini disajikan sebagai informasi pendukung dalam pelaporan keuangan. Kemudian pada tahun 1971 APB mengeluarkan lagi oponi No. 19 yang mengharuskan penyajian Statement of Sources and Application of Funds sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan dan tercakup dalam opini auditor. Namun APB opini No. 19 ini tidak menentukan definisi atau konsep dana yang harus digunakan atau format yang diharuskan untuk laporan-laporan tersebut sehingga perusahaan-perusahaan dimungkinkan melaporkan melaporkan arus dana secara fleksibel.

14 Pada pertengahan tahun 1986, Financial Accounting Standard Board (FASB) mengusulkan agar kebebasan yang terdapat dalam APB opini No. 19 dikurangi. Sebagai pengganti penggunaan berbagai definisi dana dan bermacam-macam format laporan, FASB mensyaratkan sebuah laporan arus kas untuk mengganti laporan perubahan posisi keuangan. Akhirnya pada bulan November 1987, FASB mengeluarkan Statement No. 95 tentang Statement of Cash Flows yang secara efektif berlaku sejak tanggal 15 Juli Statement No. 95 ini telah mengalami amandemen sebanyak dua kali. Pada bulan Februari 1989, FASB mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 102, Statement of Cash Flows from Certain Securities Acquired for Resale. An Amandemend of FASB Statement No. 95. Amandemen ini ditujukan untuk mengklasifikasikan arus kas dari transaksi tertentu yang dilakukan oleh pihak perbankan. Selanjutnya pada tangga 15 Juni 1990, Financial Accounting Standard Board (FASB) juga mengeluarkan amandemen dalam bentuk Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 104, Statement of Cash from Hedging Transaction. Amandemen ini berhubungan dengan pelaporan suatu transaksi arus kas tertentu, apakah dengan net atau gros. Kedua amandemen tersebut di atas dimaksudkan untuk mempermudah pemakai laporan keuangan dalam memahami informasi yang relevan dalam mengevaluasi prestasi industri. Amandemen ini muncul karena adanya tuntutan dari lembaga keuangan, khususnya pihak perbankan bahwa Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 95 tidak cocok untuk diterapkan dalam industri ini, dimana akan sulit untuk menyajikan laporan arus kas. Di Indonesia, laporan arus kas mulai diberlakukan secara efektif pada tanggal 1 Januari 1995.

15 Pengertian Dan Tujuan Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan salah satu dari bagian laporan keuangan yang harus dibuat perusahaan. Berdasarkan definisi di atas maka pengertian laporan arus kas adalah suatu laporan keuangan yang memperlihatkan arus masuk dan arus keluar kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Dalam laporan arus kas, kas didefinisikan sebagai uang tunai yang ada di perusahaan atau bank ditambah dengan ekuivalen / setara kas (cash equivalent) yaitu investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversikan menjadi kas memiliki waktu jatuh tempo yang pendek tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan, biasanya perusahaan mendapatkannya dengan kebutuhan kas dari kebutuhan lancarnya. Pada saat menyusun laporan arus kas, kas dan ekuivalen kas dijumlahkan dan diperlakukan sebagai satu jumlah. Hal ini dilakukan karena pembelian maupun penjualan ekuivalen kas dianggap sebagai bagian dari keseluruhan manajemen kas perusahaan daripada sebagai sumber dan penggunaan kas, akan tetapi pada saat mendiskusikan laporan arus kas akuntan umumnya menggunakan istilah kas daripada kas dan ekuivalen kas. Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama yaitu untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan dalam suatu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas dari operasi, investasi selama suatu periode akuntansi. Pengklasifikasian arus kas menjadi tiga komponen dalam PSAK No. 2 sama dengan yang diisyaratkan pada SFAS No. 95.

16 Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (IAI: 1999) disebutkan tujuan laporan arus kas sebagai berikut: Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas maka laporan arus kas harus melaporkan pengaruh kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi dan transaksi pendanaanya. Pengungkapan yang berkaitan dengan hal tersebut juga meliputi dampak transaksi pendanaannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan hal tersebut juga meliputi dampak transaksi investasi dan pendanaan yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, tetapi secara langsung mempengaruhi arus kas selama periode tersebut. Berdasarkan uraian di atas, informasi yang terdapat dalam laporan arus kas, harus disertai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan lain sehingga dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya untuk: a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas tidak berubah secara drastis dari tahun ke tahun. oleh karena itu penerimaan dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan dan pembayaran kas masa depan. b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi mereka dalam perusahaan perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat waktunya.

17 Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran ini. c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan / pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun adakalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat pada saat laba bersih menurun. d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendanaan selama periode tertentu. e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing). f. Untuk mengevaluasi keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka akan menjadi makmur, begitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegoncangan. Lebih jelas manfaat atau kegunaan laporan arus kas diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan pada Pernyataan No. 2 paragraf 3, IAI (1999) sebagai berikut: Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan (Fiture cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

18 Komponen Laporan Arus Kas Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu: arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 10 (IAI: 1999) sebagai berikut: Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara ketiga jenis aktivitas tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari: 1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2) Arus Kas dari Aktivitas Investasi 3) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut adalah sebagai berikut: A. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Aktivitas operasi menunjukkan kas dari transaksi penghasilan dan biaya. Konsep aktivitas operasi dalam laporan arus kas berbeda dengan pendapatan operasi dalam laporan laba rugi. Dalam laporan laba rugi, pendapatan operasi (operating income) hanya memasukkan penghasilan dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas utama perusahaan.

19 Sedangkan dalam laporan arus kas, aktivitas operasi (operating activity) memasukkan pengaruh kas dari semua tipe transaksi pendapatan dan biaya, termasuk bunga dan pajak penghasilan. Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 disebutkan bahwa: Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Lebih lanjut dalam PSAK NO. 2 paragraf 13 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktivitas operasi, yaitu sebagai berikut: a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain; c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d. Pembayaran kas pada karyawan; e. Pembayaran kas kepada para pemegang saham; f. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya; g. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; h. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI: 1999) dalam PSAK No. 2, menyatakan bahwa: Arus kas operasi adalah arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.

20 Jumlah arus kas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas operasi pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba dan rugi bersih. Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktivitas operasi lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktivitas operasi lebih kecil daripada arus kas keluarnya. Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. hal ini karena arus kas dari aktivitas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktivitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen yang cukup besar bagi para pemegang saham sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di lantari bursa (Manurung 1998). Sementara itu arus kas dari aktivitas operasi yang defisit menunjukkan semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh investor sehingga pada

21 akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan kemungkinan terburuk, perusahaan akan bangkrut. B. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Aktivitas investasi mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktivaaktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi. Aktivitas investasi ini terjadi secara reguler serta mempengaruhi penerimaan dan pengeluara kas. Aktivitas-aktivitas ini tidak dimasukkan dalam aktivitas operasi karena bukan merupakan aktivitas pokok perusahaan. Dalam PSAK No. 2 paragraf 15 dijelaskan bahwa: Pengungkapan terpisah arus kas investasi ini perlu dilakukan sebagai arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Lebih lanjut dalam PSAK No. 2 paragraf 15 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktivitas investasi, yaitu sebagai berikut: a) Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktivas tetap yang dibangun sendiri; b) Penerimaan kas dan penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain; c) Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain. d) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya. e) Pembayaran kas sehubungan dengan fitures contracts, forward contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut

22 dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiki arus kas investasi yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktivitas investasi lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas investasi yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktivitas investasi lebih kecil daripada arus kas keluarnya. Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain, yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek yang baik di masa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan di bursa dengan ditunjukkan oleh harga saham yang mengalami peningkatan. Sementara itu arus kas investasi yang positif menunjukkan bahwa perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya. C. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan mana kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor (dept financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam

23 perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen. Dalam PSAK No. 2 paragraf 16 dijelaskan bahwa : Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Lebih lanjut dalam PSAK No. 2 paragraf 16 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktivitas pendanaan, yaitu sebagai berikut: a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya. b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya. d. Pelunasan pinjaman e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease). Arus kas pendanaan pada sautu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktivitas pendanan lebih kecil daripada arus kas keluarnya. Arus kas pendanaan yang defisit mengambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat.

24 Sementara jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjamkan daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi di atas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh kelancaran operasinya perusahaan maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayarkan kewajibannya dan akhirnya perusahaan akan pailit Pelaporan Arus Kas Perusahaan Pada tahun 1987, FASB mengeluarkan Statement No. 95 tentang Statement of Cash Flows, yang berlaku sejak Juli 1990 dimana perusahaan diminta mencantumkan laporan arus kas sebagai pengganti dari laporan perubahan posisi keuangan. Dengan diisyaratkannya membuat laporan arus kas tersebut maka setiap perusahaan wajib mencantumkan laporan arus kas dalam setiap laporan keuangannya sesuai dengan seperangkat pedoman yang berlaku. Sejalan dengan perkembangan yang terjadi di Amerika, di Indonesia telah pula disahkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 yang menjadi standar atau pedoman dalam penyusunan laporan arus kas bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Menurut PSAK No. 2 paragraf 17, perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut: (a) Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau (b) Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan

25 masa depan, dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Namun SAK dalam pernyataan No. 2 paragraf 18 menganjurkan agar perusahaan melaporkan arus kas operasi ini dengan menggunakan metode langsung (IAI, 1999). Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 20 sebagai berikut: Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraf 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih. Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan dengan menggunakan metode langsung (Manurung 1998: 15). Dengan metode langsung ini akan menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, dengan metode langsung juga informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk: a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode berjalan; b. Pos bukan kas lainnya; c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh: a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;

26 b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasikan, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba / rugi konsolidasi Pengertian dan Jenis Saham Jones (1998:40) memberikan batasan pengertian tentang saham sebagai berikut: Equity securities represent an ownership interest in a corporation. These securities provide a residual claim-after payment of all obligation to fixe income claim-on the income and assets of a corporation. Menurut Suad Husnan (2001) mendefenisikan saham sebagai bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Berdasarkan definisi tentang saham tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah suatu surat berharga yang merupakan bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan, dimana pemilik saham tersebut berhak atas dividen sebesar porsi kepemilikannya dalam perusahaan dan apabila perusahaan melakukan pembayaran dividen serta saham juga dapat dijual di kemudian hari dengan harapan harga saham akan naik sehingga investor dapat memperoleh keuntungan berupa capital gain. Bursa Efek Jakarta (2001) membagi kategori saham ke dalam dua kelompok, yaitu jenis saham berdasarkan manfaat yang dapat diperoleh serta jenis saham yang berdasarkan atas peralihan hak. Saham berdasarkan manfaat yang dapat diperoleh terdiri dari saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Adapun saham berdasarkan peralihan hak pemilikan terdiri dari saham atas unjuk dan saham atas nama. Jones (1998:40-41) menyatakan bahwa saham dibagi atas: The are two form of equities, preferred stock and common stock. Preferred stock is know as hybrid security because it resembles both equity and fixed income instrument. As an equity security, preferred stock has an infinite life and pays dividens. Preferred stock resembles fixed income securities. In that dividends is

27 fixed in amount and providing a stream of income very similar to that of bond. Common stock represent the ownership interest of corporations or the equity of the stockholders. Suad Husnan (1998: 36) membagi saham atas 2 jenis yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan, sedangkan saham preferen adalah saham yang akan menerima dividen dalam jumlah yang tetap. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis saham tersebut dapat dikategorikan berdasarkan manfaat yang diperoleh yaitu saham preferen dan saham biasa, dimana saham preferen mempunyai hak yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham biasa. Sedangkan yang dikategorikan berdasarkan atas peralihan hak terdiri dari saham atas unjuk dan saham atas nama Penilaian Saham Saham yang diperdagangkan di lantai bursa selain dinilai dengan harga pasar (market value) dapat pula dilakukan penilaian dengan memperhatikan hal berikut ini: 1. Nilai pari / nilai nominal (par value / face value) adalah nilai yang tercantum dalam sertifikat saham tersebut. Menurut Van Horne (1995: 29) Par value of a stock is merely a stated figure the corporation charters and is of little of economic significance. 2. Nilai buku (book value) menunjukkan nilai bersih kekayaan perusahaan per saham. Nilai buku perusahaan di dapat dengan mengurangkan total asset perusahaan terhadap hutang dan saham preferen, kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Menurut Horne (1995: 29): The book value of share of a stock is the shareholders equity of corporation less the par value of preferred stock outstanding and debt devided by the number of share outstanding.

28 3. Nilai intrinsik / nilai riil (fair value / reasonable value) adalah harga saham yang ditetapkan untuk sebuah saham biasa jika faktor-faktor utama seperti modal dan hutang perusahaan dipertimbangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai intrinsik tersebut adalah asset fisik yang dimiliki perusahaan, perkiraan pendapatan perusahaan dimasa yang akan datang dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. 4. Nilai pasar (market value) adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar modal berdasarkan permintaan dan penawaran. Sehubungan dengan nilai pasar tersebut Jones (1998:42) menjelaskan bahwa: The market value of one of share of stock is simply the observed current market price. Berdasarkan penjelasan tersebut apabila dihubungkan dengan nilai intrinsik maka akan terdapat dua kondisi pasar saham yaitu: a) Undervalue adalah nilai intrinsik lebih besar dari nilai pasar. Pada kondisi seperti ini investor sebaiknya membeli saham untuk memperoleh keuntungan. b) Overvalue adalah nilai intrinsik lebih kecil dari nilai pasar. Pada kondisi seperti ini investor sebaiknya menjual saham yang dimilikinya. Pada suatu saham tercantum antara lain harga saham. Harga ini disebut dengan harga atau nilai nominal. Harga nominal ini merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Dalam proses penilaian harga saham, pengertian nilai (value) dan harga (price) perlu dibedakan. Nilai (value) yaitu nilai yang mengandung kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba di masa yang akan datang, sedangkan harga (price) diartikan sebagai harga pasar (market price). Harga pasar yaitu harga yang terjadi di pasar primer maupun di pasar sekunder pada saat transaksi antara penjual dan pembeli.

29 Jones (1992:40) menyebutkan bahwa: The price of share of stock is formally determined by the interaction of demand and supply. Weston and Brigham (1993: 255) mengemukakan: Market price is the price at which a stock sell in the market. Berdasarkan pengertian harga saham tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harga saham dalam penelitian ini adalah harga pasar saham yang benar-benar terjadi di pasar sekunder, yang disepakati oleh pihak penjual saham maupun pihak yang membeli saham suatu perusahaan. Harga saham yang terjadi di lantai bursa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah penawaran dan permintaan serta pelaku investor. Adapun uraian rinci mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penawaran Dan Permintaan Harga pasar saham akan terbentuk melalui sejumlah penawaran dan permintaan terhadap suatu efek. Jumlah penawaran dan permintaan akan mencerminkan kekuatan pasar, jika penawaran lebih besar daripada permintaan, pada umumnya harga saham akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar daripada penawaran terhadap suatu efek maka harga cenderung akan naik. 2. Pelaku Investor Para investor yang bermain dalam pasar modal berasal dari bermacam-macam kalangan masyarakat. Investor dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Investor yang bertujuan memperoleh dividen, investor ini mengincar perusahaanperusahaan yang stabil akan memberikan keuntungan yang relatif stabil. Pada kelompok ini dividen lebih penting daripada keinginan untuk memperoleh capital gain. 2. Investor yang bertujuan berdagang, perubahan harga yang sering naik-turun menarik bagi kalangan investor yang bertujuan berdagang. Kelompok investor ini membeli

30 saham dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif antara harga jual dan harga beli saham. 3. Investor yang berkepentingan dalam pemilikan saham perusahaan, Bagi kelompok investor ini yang terpenting adalah keikutsertaan mereka sebagai pemilik perusahaan. Investor ini cenderung memilih saham yang mempunyai nama baik. Kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan saham. 4. Investor dengan tujuan spekulasi, kelompok investor ini lebih menyukai sahamsaham yang baru berkembang. Investor ini mencoba meraih keuntungan melalui perubahan harga saham dan berita pasar terkini. Investor ini sangat aktif dalam perdagangan saham Return Saham Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain dan dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham Seorang investor yang memutuskan untuk melakukan investasi dalam berbagai saham maka berarti investor tersebut melakukan partisipasi dalam modal suatu perusahaan. Seorang investor yang rasional akan selalu berusaha agar investasinya mendatangkan tingkat return yang melebihi biaya modalnya. Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio. Van Horne (1992: 121) mendefinisikan return saham yaitu the return of an investment is the change of market price, plus any cash payment received due to

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Laporan Arus Kas 2.1.1Pengertian dan Tujuan Arus Kas Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return Saham Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return dibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi (actual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Informasi Akuntansi dan Keuangan 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi dan Keuangan Menurut Mulyadi (2002) informasi sebagai suatu fakta, data, pengamatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal di Indonesia 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan penting dalam menunjang perekonomian karena pasar modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Arus Kas Pada tahun 1987, Financial Accounting Standars Board (FASB) mengeluarkan Statement Nomor 95 tentang kewajiban menyusun laporan arus kas (Statement

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Aliran kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 2 paragraf 05 adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Menurut Kieso

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pasar Modal Indonesia a. Pengertian Pasar Modal Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori Signal Menurut Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Arlina et al (2014), yang menguji Pengaruh informasi arus kas, laba kotor, ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2): 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Laporan Keuangan 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan Informasi Laporan Keuangan dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Arus Kas 2.1.1 Pengertian Kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara. diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara. diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Indonesia 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal yang dalam istilah asingnya disebut capital market pada hakikatnya adalah pertemuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pihak dan dilain pihak meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif

I. PENDAHULUAN. pihak dan dilain pihak meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Penelitian pengaruh informasi laba dan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai BAB II T1NJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2002 dalam KDPPLK par. 07 menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sekarang. Penelitian terdahulu meliputi : Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Widya Trisnawati adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sekarang. Penelitian terdahulu meliputi : Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Widya Trisnawati adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitan Terdahulu Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian dengan terlebih dahulu melihat antara persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Informasi Akuntansi a. Pengertian Akuntansi Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountans)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Current Ratio (CR) Pengertian rasio aktiva lancar menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2006:72): Rasio aktiva lancar adalah rasio mengukur seberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Kas Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012), pengertian laporan arus kas adalah : Arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Setara kas (cash equivalent)

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap investor yang membeli sejumlah saham saat ini memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya. Menurut

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Teori Kebijakan Deviden Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia usaha menuntut adanya informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini. Persaingan

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 2 (revisi 2009) 22 Desember 2009

LAPORAN ARUS KAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 2 (revisi 2009) 22 Desember 2009 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN LAPORAN ARUS KAS Desember 00 IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Saham 1. Pengertian Saham Saham merupakan suatu bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001:416) menyatakan: Saham merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Dedi Aji Hermawan (2012) Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh DER, EPS, dan NPM terhadap return saham perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan bagi investor.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Statement of Financial Accounting Concepts No.1 tujuan pertama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna kepada investor, kreditor, calon investor

Lebih terperinci

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS MANAJEMEN KEUANGAN II[TYPE THE COMPANY NAME] ANALISIS DANA DAN ARUS KAS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 02 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISIS DANA DAN

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan jangka waktu yang relatif panjang yang diinvestasikan pada barang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan jangka waktu yang relatif panjang yang diinvestasikan pada barang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang yang diinvestasikan pada barang modal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan modal adalah melalui pasar modal. Pasar modal memberikan jasanya yaitu dengan menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penurunan nilai tukar rupiah yang cukup signifikan serta ancaman ketidakpastian terkait memburuknya perekonomian global akibat krisis utang AS dan Eropa, harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal Pengertian Pasar Modal Menurut Subagyo (1999: 102), Pasar modal adalah pasar yang dikelola secara terorganisir dengan aktifitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF POLITEKNIK NEGERI AMBON

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF POLITEKNIK NEGERI AMBON 38 ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF POLITEKNIK NEGERI AMBON ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan posisi keuangan,

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. URAIAN TEORITIS 1. Saham a. Pengertian saham Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja manajemen, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja manajemen, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan inti dari pelaporan keuangan. Isi laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan perusahaan, laporan kinerja manajemen, laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arus globalisasi sekarang ini, setiap individu ataupun keluarga pasti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arus globalisasi sekarang ini, setiap individu ataupun keluarga pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam arus globalisasi sekarang ini, setiap individu ataupun keluarga pasti menginginkan untuk hidup berkecukupan atau bisa disebut kaya dalam arti finansial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan pasar modal di Indonesia telah dimulai tahun 1952. Membutuhkan sekitar 36 tahun, sejak digalakannya pasar modal oleh pemerintahan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba Rugi 2.1.1 Laporan Laba Rugi Menurut Brigham dan Houston (2010) laporan laba rugi adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 06FEB LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Laporan Arus Kas PSAK 2 Informasi arus kas entitas berguna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laba 1. Pengertian Laba Ada beberapa pengertian laba yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli yang dinyatakan dalam buku-bukunya yang telah dianggap sebagai acuan ilmu ekonomi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2001), laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beresiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. beresiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham perusahaan go public sebagai komoditas investasi tergolong beresiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah sejarah. Persepsi tersebut tergantung dan masing-masing pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori agensi muncul karena adanya permasalahan agensi saat pengurusan suatu perusahaan terpisah dari pemiliknya. Menurut Jensen dan Meckling

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia) KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan yang memuat informasi mengenai perolehan laba yang ditunjukkan dengan laba bersih pada perhitungan laba rugi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:2) : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

Lebih terperinci

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap 1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

Lebih terperinci