Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2"

Transkripsi

1 HALAMAN JUDUL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 SMK / MAK Kelas X Semester II NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 I

2 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penulis : Editor Materi : Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul : Desain & Ilustrasi Buku : Hak Kementrian Pendidikan & Kebudayaan Milik Negara Tidak Diperdagangkan Semua hak cipta dilindungi undang-undang, Dilarang memperbanyak (mereproduksi), mendistribusikan, atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku teks dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun, termasuk fotokopi, rekaman, atau melalui metode (media) elektronik atau mekanis lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam kasus lain, seperti diwujudkan dalam kutipan singkat atau tinjauan penulisan ilmiah dan penggunaan non-komersial tertentu lainnya diizinkan oleh perundangan hak cipta. Penggunaan untuk komersial harus mendapat izin tertulis dari Penerbit. Hak publikasi dan penerbitan dari seluruh isi buku teks dipegang oleh Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. II NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

3 KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Pembelajaran kelas X dan XI jenjang Pendidikan Menengah Kejuruhan yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini diberisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterapilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai secara kongkrit dan abstrak, dan sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggung jawab. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudahmudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045). NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 III

4 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DISKLAIMER (DISCLAIMER)... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... viii PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR... ix GLOSARIUM... x I. PENDAHULUAN Deskripsi Prasyarat Petunjuk Penggunaan Tujuan Akhir Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Cek Kemampuan Awal... 4 II. PEMBELAJARAN Kegiatan Pembelajaran 1. Menganalisis Bangunan Kapal Niaga dan Membuat Desain Bangunan Kapal Niaga Deskripsi Kegiatan Belajar... 5 A. Tujuan Pembelajaran... 5 B. Uraian Materi Kegiatan Pembelajaran 2. Menganalisis Stabilitas Kapal Niaga dan Membuat Desain Stabilitas Kapal Niaga Deskripsi Kegiatan Belajar A. Tujuan Pembelajaran B. Uraian Materi C. Tes Formatif Penilaian IV NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

5 A. Sikap B. Pengetahuan C. Keterampilan III. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 V

6 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Pemberian Tanda dan Nomor pada Gading-gading... 7 Gambar 2.2. Jenis Kapal Tanker (Pengangkut Minyak)... 9 Gambar 2.3. Tanker... 9 Gambar 2.4. Roro Gambar 2.5. Feri Gambar 2.6. Pesiar Gambar 2.7. Kontainer Kargo Gambar 2.8. Bulk Carrier Gambar 2.9. Tongkang Datar Gambar Hopper Tongka Gambar Kapal Angkut Gambar Floating Production Gambar Kapal Dukungan Menyelam Gambar Pemadan Kebakaran Gambar Platform Gambar Kapal Tunda Gambar Kapal Kabel Gambar Kapal Derek Gambar Drillship Gambar Kapal Keruk Gambar Kapal Ikan Gambar Kapal Penelitian Gambar Kapal Kargo Gambar Kapal Perang Gambar Kapal Layar Gambar Kapal Selam Gambar Landing Craft Tank Gambar Contoh Jenis Kapal SUngai/Pedalaman VI NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

7 Gambar Bagian-bagian Kapal Gambar Flush Deck Gambar Three Island Ship Gambar Long Bridge Ship Gambar Ship with Raised Quarter Deck Gambar Awning atau Spar Deck Ship Gambar Shelter Deck Ship Gambar Kapal dengan Kamar Mesin di Belakang Gambar Plimsoll Mark Gambar The Inclining Test Gambar Experiment Gambar Experiment Gambar Experiment Gambar Experiment Gambar Experiment Gambar Experiment Gambar Experiment Gambar Pengukuran Freeboard NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 VII

8 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar... 3 Tabel 1.2. Cek Kemampuan Awal... 4 Tabel 2.1. Lembar Pengamatan Sikap Tabel 2.2. Lembar Pengamatan Penilaian Pengetahuan Tabel 2.3. Peringkat dan Nilai Tabel 2.4. Tabel Pengamatan Tabel 2.5. Pendoman Penskoran Tabel 2.6. Pendoman Penskoran VIII NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

9 PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR Paket Keahlian Nautika Niaga KD 3.1: Menganalisis Bangunan Kapal KD 3.2: Menganalisis Stabilitas Kapal 1. Bagian kapal & fungsinya, serta dimensi pokok kapal 2. Berbagai bentuk haluan dan buritan 3. Dasar berganda 4. Tata letak gading-gading 5. Tipe kapal, ukuran, dan bentuk kapal ikan 6. Biri Klasifikasi Indonesia (BKI) Pakan 1. Stabilitas kapal dan cara menghitungnya 2. Menghitung KG, KB, KM 3. Keseimbangan kapal, trim, dan kekuatan pelengkapan 4. Stabilistas kapal saat bongkas muat 5. Plimsoll Mark 6. Percobaan stabilitas 7. Pengaruh permukaan bebas (Free Surface) NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 IX

10 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 GLOSARIUM 1 After Peak Tank Tangki ceruk belakang/buritan, yaitu tangki yang letaknya dipaling belakang kapal, di bawah mesin kemudi dan bentuknya sesuai konstruksi buritan. Lebih dikenal dengan istilah Afterpeak Tank yang digunakan untuk keseimbangan kapal. 2 Agil Dikenal dengan istilah Poop Deck, yaitu bangunan di atas dek utama di halauan kapal, di mana biasanya mesin jangkar ditempatkan di sini. Di bawahnya terdapat chain locker dan forepeak tank. 3 Ahead Maju, atau gerakan kapal ke arah depan. Biasa dipakai untuk perintah menjalankan mesin ke depan atau maju sewaktu kapal mengolah-gerak. 4 Ambang Palka Bangunan di atas dek tempat penutup palka dipasang, dan bisa dimanfaatkan untuk muatan. 5 Amidship Bagian kapal yang tepat di tengah-tengah kapal, yang penampang melintangnya paling besar. 6 Anjungan Biasa disebut bridge, berada di bagian atas superstructure dimana pengemudian kapal dan pengawasan navigasi kapal dilakukan. 7 Kwadran Kemudi Bagian dari mesin kemudi yang fungsinya untuk memutar batang kemudi dengan mendorong atau menarik suatu batang sehingga daun kemudi dapat berputar ke kiri atau ke kanan. 8 Astern Mundur, kebalikan dari ahead. 9 Baji (Pasak) Benda yang ujungnya pipih, namun di ujung satunya tebal untuk mengencangkan pemasangan pada bagianbagian yang kurang pas atau kendor. Bahannya biasanya dibuat dari besi/baja dan bias terbuat dari kayu yang kuat. 10 Bak Rantai Biasa disebut chain locker, adalah ruangan di bawah mesin jangkar, tempat menyimpan rantai jangkar. X NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

11 11 Balok Atau beam salah satu jenis penguat konstruksi kapal, biasanya antara kerangka/frame dan gading-gading atau penguat untuk pelat dek. 12 Bangunan Atas Biasa disebut superstructure, yaitu bangunan di atas dek kapal, biasanya tempat akomodasi awak kapal dan di bagian paling atas terdapat anjungan atau bridge tempat untuk pengemudian kapal. 13 Bilge Atau got, yaitu tempat penampungan cairan di suatu ruangan seperti palka dan kamar mesin. Air yang ada harus selalu dibuang, tetapi bila bercampur dengan minyak harus dipindahkan ke tangki endap atau tangki kotor. 14 Blok Koefisien Salah satu istilah untuk menghitung tonase kapal, yaitu perbandingan antara volume kapal sesungguhnya dengan volume kotak hasil perkalian lebar, panjang dan draft kapal maksimum yang diizinkan. Nilainya bervariasi sesuai bentuk kapal. 15 BRT Bruto Register Tonnage atau Gross Register Tonnage atau berat kotor kapal, salah satu jenis ukuran tonase kapal. 16 Bulbous Salah satu bentuk haluan kapal di bagian bawah yang bentuknya seperti silinder, yang sengaja dibuat, di mana salah satu manfaatnya adalah untuk meningkatkan kecepatan kapal. 17 Bulkhead Adalah Sekat Kedap Air, yaitu sekat atau pemisah melintang kapal yang membagi ruangan kapal bagian depan dengan belakang, biasanya antara fore peak tank dengan palka paling depan, antara palka dengan kamar mesin dan lain-lain. Sekat ini harus mengikuti aturan klas dan diperkuat secara khusus. 18 Buritan Bagian kapal di belakang, biasa disebut stern, di mana di bagian bawahnya terpasang mesin kemudi dan daun kemudi, tangki ceruk belakang (after peak tank), tabung poros dan lain-lain. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 XI

12 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 19 Cerobong Suatu tabung besar yang menonjol di bagian atas kapal (di atas kamar mesin) untuk menyalurkan gas bekas hasil pembakaran mesin atau ketel ke udara atmosfir. 20 Collision Bulkhead Adalah sekat pelanggaran/sekat tubrukan, yaitu sekat kedap air yang posisinya paling depan, di belakang ceruk depan (fore peak). 21 Dead Weight Scale Suatu tabel atau skala yang dibuat untuk mengetahui tonase kapal pada berbagai draft kapal. Setiap kapal memiliki skala ini dan digunakan untuk mengetahui muatan yang sudah dimuat pada suatu saat tertentu. 22 Deck House Bangunan di atas dek, biasanya untuk tempat alat-alat bongkar muat kapal dan gudang penyimpanan alat-alat untuk bongkar muat barang. Jumlahnya tergantung jumlah palka atau ruang muatan. 23 Deck Line Tanda berupa garis yang dipasang di dek, tepat di bagian tengah kapal di pinggir lambung kiri dan kanan, sebagai tanda batas ketinggian dek kapal, sebagai pedoman/tanda untuk pemasangan dan pengukuran plimsoll mark atau merkah kembangan. 24 Deep Tank Salah satu jenis tangki yang tingginya melebihi tinggi tangki double bottom atau tangki dasar berganda, biasanya diisi bahan bakar yang sengaja dibuat untuk memudahkan balas atau keseimbangan kapal. 25 Depth Kedalaman kapal = jarak dari dek ke lunas kapal. 26 Displacement Adalah isi tolak = berat benaman, yaitu berat air yang dipindahkan oleh bagian kapal yang terendam di air yang besarnya sama dengan berat kapal itu sendiri. 27 Double Bottom Tank Tangki di dasar kapal untuk balas dan menyimpan bahan bakar yang atasnya merupakan lantai atau dasar palka. Hal tersebut sengaja dibuat untuk keselamatan kapal, jika, misalnya lunas kapal bocor dan air laut masuk ke ruangan kapal. 28 DWT Dead Weight Tonnage, atau bobot mati, yaitu tonase kapal yang besarnya sama dengan BRT dikurangi XII NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

13 inventaris tetap, jumlah air tawar, jumlah bahan bakar dan lain-lain sesuai aturan klasifikasi. Digunakan untuk menghitung jumlah muatan yang dapat diangkut kapal. 29 Floor Lantai ruangan di kapal termasuk di kamar mesin, baik yang bertingkat maupun yang tidak. 30 Fore Castle Bangunan di atas dek kapal di haluan, di mana mesin jangkar ditempatkan, termasuk bak rantai jangkar dan gudang-gudang bagian dek. 31 Fore Peak Tank Tangki ceruk depan, yaitu tangki yang letaknya di bagian bawah haluan kapal. 32 Frame Rangka kapal, disebut juga gading-gading, dan diberi nomor mulai dari buritan hingga ke haluan, dimana frame paling belakang diberi nomor Free Board Atau lambung bebas, yaitu jarak tegak kapal dari dek ke permukaan air. 34 Gading-gading = Frame. 35 Garis Dek = Deck line. 36 Geladak Istilah lain untuk dek, yaitu lantai penutup lambung kapal agar ruangan-ruangan di bawahnya kedap air dan kapal dapat mengapung dengan sempurna. 37 Girder Salah satu jenis penguat bangunan kapal, dipasang antara frame dan rangka kapal serta pelat dek. 38 Got = Bilge atau bilga. 39 GRT Gross Register Tonnage = BRT. 40 GT Gross Tonnage = GRT = BRT. 41 Haluan Bagian kapal paling depan, di mana jangkar dan mesin jangkar dipasang. 42 Isi Tolak = Displacement = berat benaman. 43 Jangkar Salah satu alat di kapal yang gunanya untuk menahan gerakan kapal sewaktu kapal berlabuh di perairan pelabuhan, sehingga posisi kapal tetap dalam areal terbatas/tertentu. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 XIII

14 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 44 Kamar Mesin Salah satu ruangan di kapal, tempat mesin-mesin dipasang, terutama untuk penggerak kapal atau mesin induk serta mesin-mesin lain. 45 Kapal Barang Kapal yang digunakan untuk mengangkut barang. 46 Kapal Coaster Kapal pantai, yang berlayar di wilayah pantai tertentu. 47 Kapal Curah Kapal pengangkut muatan curah atau yang dapat dicurahkan, bukan dalam peti atau kemasan lain, bisa berupa curah cair atau curah kering. 48 Kapal Curan Cair Kapal tanker atau tangki, yaitu kapal untuk mengangkut muatan cair seperti minyak/bahan bakar. 49 Kapal Curah Kering Kapal yang digunakan untuk mengangkut muatan curah kering atau biji-bijian seperti jagung, gandum, bijih besi dan lain-lain. 50 Kapal Dagang Kapal yang digunakan untuk berdagang. 51 Kapal Ferri Kapal untuk mengangkut penumpang atau kendaraan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain secara tetap. 52 Kapal Hewan Atau cattle ship, kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut hewan. 53 Kapal Interinsuler Atau Inter-islands ship, kapal antar pulau atau nusantara. 54 Kapal Khusus Kapal yang digunakan untuk maksud-maksud khusus seperti kapal kerja, kapal survei, kapal perambuan dan lain-lain. 55 Kapal Kimia Atau Chemical tanker, kapal untuk mengangkut bahanbahan kimia, biasanya yang berbentuk cair seperti palm oil, late dan lain-lain. 56 Kapal Komersial Adalah kapal niaga yang digunakan untuk usaha angkutan air atau untuk perdagangan dan mendapatkan laba dari hasil tambangnya (freight). 57 Kapal kontainer Kapal yang khusus digunakan mengangkut kontainer atau barang-barang yang sebelumnya dimasukkan ke dalam kontainer atau peti kemas. 58 Kapal Layar Kapal yang menggunakan layar sebagai alat penggerak utamanya. XIV NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

15 59 Kapal LNG Kapal yang khusus mengangkut LNG atau Liquid Natural Gas. 60 Kapal Mobil Kapal pengangkut mobil atau kendaraan. 61 Kapal Motor Kapal yang mesin penggerak utamanya motor atau mesin diesel. 62 Kapal Non-komersial Kapal yang dibangun bukan untuk komersial atau nonprofit, tetapi khusus untuk maksud-maksud tertentu seperti kapal survai, kapal perambuan dan lain-lain. 63 Kapal Nuklir Kapal yang sumber energi untuk mesin penggerak utamanya menggunakan bahan nuklir. 64 Kapal Pantai Kapal yang berlayar di daerah pantai = coaster. 65 Kapal Penumpang Kapal pengangkut penumpang. 66 Kapal Ro-ro Kapal yang sistem embarkasi dan disembarkasinya melalui pintu khusus yang dipasang di haluan dan/atau di buritan, tidak melalui tangga seperti kapal lain. 67 Kapal Samudera Kapal yang daerah pelayarannya meliputi seluruh daerah samudera atau internasional. 68 Kapal Serba Guna Kapal yang mampu mengangkut semua jenis muatan, baik padat maupun cair. 69 Kapal Tanker Kapal yang ruangan muatannya berupa tangki-tangki untuk mengangkut minyak atau zat cair curah. 70 Kapal Tarik = Kapal tunda, yaitu kapal yang digunakan untuk menarik atau menunda kapal lain, misalnya tongkang, atau menarik dan menunda kapal besar yang akan sandar atau meninggalkan dermaga dipelabuhan. 71 Kapal Tunda = Kapal tarik. 72 Kapal Turbin Uap Kapal yang mesin penggerak utamanya turbin uap. 73 Kapal Uap Kapal yang mesin penggerak utamanya menggunakan energi uap seperti mesin uap dan turbin uap. 74 Kedap Air Suatu ruangan yang kedap dan tidak bisa ditembus dengan air walaupun dengan tekanan berapapun. 75 Kedap Udara Suatu ruangan yang kedap udara dan tidak bisa ditembus udara walaupun tekanannya tinggi. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 XV

16 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 76 Kelingan Suatu sistem penyambungan pelat besi atau baja, dengan menggunakan paku-paku yang mempunyai kepala tertentu dimasukan kelubang-lubang pelat dan kemudian kepalanya dipukul sehingga pelat yang disambung menjadi rapat. 77 Kimbul Bangunan di atas dek yang letaknya di buritan kapal dan biasanya disebut poop deck, digunakan untuk gudang atau kabin awak kapal atau dapur kapal. 78 Kulit Kapal = Lambung kapal, yaitu penutup rangka kapal agar tidak dapat dimasuki air sehingga kapal dapat terapung. 79 Ladder Sama dengan tangga kapal yang dipasang secara tidak tetap atau bisa dipindah-pindahkan. 80 Lajur Pelat Lambung Pembagian pelat lambung kapal menjadi lajur-lajur, mulai dari lunas, disebut lajur A hingga lambung paling atas di samping dek kapal, tergantung ukuran lambungnya, biasanya sampai lajur E atau F. 81 Lambung Sama dengan kulit kapal yang ada di sisi atau samping kiri dan kanan sebagai penutup kerangka kapal agar tidak ada air yang memasuki ruangan-ruangan kapal. 82 Lambung Bebas = Free board. 83 LBP Length Between Perpendicular atau panjang antara garis tegak, salah satu jenis ukuran panjang kapal. 84 Lebar Ekstrim Lebar kapal yang diukur dari bagian luar lambung kapal dari sisi kiri ke sisi kanan. 85 Lebar Dalam Lebar kapal yang diukur dari bagian dalam lambung kapal dari sisi kiri ke sisi kanan. 86 Linggi Bagian paling depan haluan yang berhubungan langsung dengan air dan yang langsung menerima beban akibat tekanan air laut. 87 LOA Length Over All, yaitu panjang keseluruhan kapal, diukur dari bagian paling depan kapal ke bagian paling belakang kapal. 88 Long Ton Satuan tonase kapal dimana 1 long ton = m Longitudinal Frame Rangka memanjang kapal. XVI NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

17 90 Lubang Lalu Orang Lubang yang dipasang di suatu ruangan atau tangki tempat lalu orang yang ditutup rapat dan kedap air, yang dapat dibuka untuk masuk ke ruangan tersebut. 91 Lunas Kulit kapal bagian paling bawah kapal. 92 Manhole = Jalur untuk orang lewat. 93 Merkah Kambangan Suatu tanda di lambung kapal bagian tengah untuk menandai sarat kapal yang diizinkan pada berbagai jenis air dan musim yang ditentukan dan dipasang oleh biro klasifikasi yang ditunjuk pemilik kapal sesuai jenis, fungsi dan ukuran kapal = plimsoll mark. 94 Metrik Ton Satuan untuk tonase kapal yang nilainya sama dengan berat air tawar murni 1 m Modified Tonnage Tonase kapal yang dimodifikasi karena perubahan jenis dek yang digunakan dan hanya diberikan atas permintaan pemilik kapal jenis shelter deck. 96 NRT Nett Register Tonnage, atau isi bersih, yaitu isi kotor dikurangi dengan invnetaris tetap, jumlah air tawar, bbm, air balas, dan lain-lain sesuai aturan Klas. 97 NT = NRT. 98 Pagar Kapal (Bag) Dinding atau pembatas pinggir dek kapal yang dipasang agar tidak ada orang yang jatuh ke laut. 99 Paku Keling Paku yang berkepala yang merupakan salah satu metode untuk menyambung dua pelat besi/baja, yang sering digunakan pada kapal-kapal di masa lalu. Sekarang jarang/tidak digunakan lagi dan diganti dengan sistem pengelasan karena lebih praktis. 100 Palka Ruang muatan = holds. 101 Pelat Lambung = Kulit kapal. 102 Pengelasan Atau welding, salah satu metode penyambungan pelat baja, baik menggunakan arus listrik (las listrik) maupun dengan pembakaran gas (las otogen). 103 Penguat Geladak Balok-balok atau profil-profil baja lain, baik berupa tiang, pipa atau pelat untuk memperkuat dek kapal untuk NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 XVII

18 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 menahan beban yang ada di atasnya termasuk bukaanbukaan seperti ambang palka dan lain-lain. 104 Pintu Kedap Air Suatu pintu yang diperkuat dan dikonstruksi sedemikian rupa sehingga jika ditutup mampu menahan tekanan air agar tidak memasuki ruangan yang dilindungi. 105 Plimsoll Mark = Merkah kembangan. 106 Poop Deck = Kimbul. 107 Pot Kemudi Salah satu bagian kemudi tempat pelumas atau gerase untuk melumasi bagian-bagian yang selalu bergesekan. 108 Rakit Alat pengapung yang dapat digunakan untuk penyelamatan orang, atau bisa digunakan sebagai alat apung sewaktu bekerja dilambung kapal di dekat permukaan air. 109 Rangka Melintang Transverse frame, yaitu rangka kapal yang dipasang ke arah melintang kapal, fungsinya sebagai penguat konstruksi kapal. 110 Rangka Memanjang Longitudinal frame, yaitu rangka kapal yang dipasang kearah memanjang kapal sebagai penguat konstruksi. 111 Ranta Jangkar Rantai untuk menaikkan dan menurunkan jangkar kapal yang dipasang di ujung rantai dan ujung rantai yang lain dimasukkan ke ruang rantai atau chain locker. 112 Riling Atau railing, pagar berupa tiang-tiang atau pipa yang dipasang di tangga atau di pinggir dek untuk pegangan atau pengaman agar orang tidak jatuh. 113 Rivet Paku keling yang gunanya untuk menyambung pelat besi atau baja. 114 Rumah Dek = Deck house. 115 Sarat Draft, yaitu kedalaman lambung kapal atau jarak antara lunas kapal dengan permukaan air di mana kapal terapung. 116 Sekat Kedap Air Bulkhead. 117 Sekat Pelanggaran/Tubrukan = Collision Bulkhead = Sekat kedap air yang letaknya paling depan. 118 Senta Samping Jenis penguat konstruksi rangka kapal. XVIII NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

19 119 Shell Plate Potongan atau bagian pelat lambung yang setiap bagiannya diberi tanda dengan kode lajur dan nomer gading-gading atau frame. 120 Shelter Deck = Dek Shelter. 121 Skala Bobot Mati = Dead Weight Scale. 122 Stern = Buritan. 123 Stern Tube Tabung poros, tempat poros propeler paling ujung dimasukkan dari kamar mesin keluar kapal ke tempat propeler dipasang. Tabung ini diberi sistem penyumbat agar tidak ada air laut yang masuk ke kamar mesin. 124 Super Structure Bangunan atas. 125 Tabung Poros = Stern tube. 126 Tangki Ceruk Belakang = After peak tank. 127 Tangki Ceruk Depan = Fore peak tank. 128 Tangki Dalam = Deep tank. 129 Tangki Besar Berganda = Double bottom tank. 130 Tank Top Penutup atas tangki, sekaligus merupakan lantai ruangan muatan atau ruangan lain yang ada di atas tangki tersebut. 131 Tonase = Tonnage, ukuran volume/berat kapal dalam satuan ton atau long ton. 132 Tonnage = Tonase. 133 Tranverse Frame Rangka melintang kapal. 134 Trim Selisih draft kapal di halauan dengan draft di buritan. Jika selisih antara draft depan dengan belakang positif dikatakan trim depan (kapal mendongak), sebaliknya, jika selisihnya negatif, maka disebut trim belakang (kapal menungging). 135 Tunnel Terowongan antara kamar mesin dengan bagian belakang poros propeler, tempat lalu poros propeler karena lokasi kamar mesin ditengah sehingga poros propeller harus melewati bagian bawah ruangan muatan atau palka. 136 Webframe Rangka penguat. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 XIX

20 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Wrang Pelat tegak di atas pelat dasar kapal untuk penguat lantai palka atau bagian atas tangki (tank top). 138 Wrang Penuh Penyangga lantai (floor), yang terdiri dari pelat utuh, hanya diberi lubang untuk mengurangi berat pelat penguatnya. Wrang jenis ini dipasang jika tank top-nya mempunyai beban berat. 139 Wrang Terbuka Wrang yang berupa tiang-tiang atau pelat yang lebih besar lubangnya yang dipasang jika tank top-nya hanya menahan beban yang kecil. 140 Wrang Tertutup Wrang yang tertutup di bagian-bagian tertentu untuk menahan cairan agar tidak bergerak ke kiri-kanan atau ke bagian lain yang akan menyebabkan free surface. 141 Stabilitas Melintang Keseimbangan kapal berdasarkan penampang kapal yang letaknya di tengah-tengah kapal secara melintang, apabila kapal dikatakan seimbang jika kapal terlihat tegak dan tidak miring ke kiri atau ke kanan. 142 Stabilitas Membujur Keseimbangan kapal berdasarkan penampang kapal yang letaknya di tengah-tengah kapal secara membujur atau memanjang kapal. Kapal yang seimbang akan terlihat sejajar dengan garis air, atau bagian yang tenggelam di air, bagian depan dan belakang sama atau even keel. 143 Titik Metasenter (M) Suatu titik khayal yang merupakan garis potong antara garis tengah-tengah kapal dengan garis gaya yang menekan kapal ke atas yang melewati titik apung kapal sewaktu kapal miring. 144 Titik Berat (G) Suatu titik tertentu, di kapal dimana semua gaya akibat berat kapal terpusat disini, dan yang arahnya ke bawah. 145 Titik Apung (b) Suatu titik tertentu di kapal, semua gaya-gaya yang diterima kapal akibat air yang dipindahkan oleh bagian kapal yang ada di air terpusat di titik ini dan yang arahnya ke atas berlawanan dengan arah gaya berat kapal. Titik apung ini akan berpindah ke kiri atau ke kanan jika kapal miring. XX NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

21 146 Senget Kemiringan kapal. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 XXI

22 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 XXII NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

23 I. PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Bangunan dan stabilitas kapal adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membuat kapal berdasarkan ketentuan dan keinginan memperhatikan stabilitas kapal agar pada saat kapal dioperasikan atau digunakan untuk berlayar atau menangkap ikan di laut kapal memiliki stabilitas yang baik, sehingga kapal tidak mengalami kecelakaan baik dari factor internal (kapal sendiri) maupun factor eksternal (cuaca buruk). Modul ini disusun sebagai alternatif untuk mempelajari struktur, bagian-bagian kapal ikan, dimensi pokok bangunan kapal, bentuk-bentuk kapal, ukuran pokok, tonnage, dasar berganda, gading-gading, kulit kapal, geladak, sekat, pintu kedap air, kemudi, dan bentuk profil. Sehingga peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola dan merawat kapal dengan baik. Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk keselamatan pelayaran, maka setiap awak kapal bahkan calon awak kapal harus dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kondisi stabilitas kapal agar keselamatan dan kenyamanan pelayaran dapat dicapai. Modul Menghitung Stabilitas Kapal sebagai bagian dari stabilitas kapal yang pada dasarnya merupakan materi kurikulum yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik bidang peminatan nautika dan untuk diterapkan ketika berdinas di atas kapal khususnya dalam tugas-tugas menjaga kondisi stabilitas kapal yang dapat berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran Prasyarat Untuk mempelajari modul ini peserta didik sudah mengerti terlebih dahulu bangunan atau konstruksi kapal, stabilitas kapal dengan pemahaman sederhana, pentingnya bentuk dan stabilitas secara umum dalam dunia pelayaran, agar dalam menggunakan kapal tidak menimbulkan masalah baik mengenai konstruksi maupun stabilitas kapalnya Petunjuk Penggunaan 1. Buku ini dirancang sebagai bahan pembelajaran dengan pendekatan peserta didik aktif. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 1

24 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 2. Guru berfungsi sebagai fasilitator. 3. Penggunaan buku ini dikombinasikan dengan sumber belajar yang lainnya. 4. Pembelajaran untuk pembentukan sikap spiritual dan sosial dilakukan secara terintegrasi dengan pembelajaran kognitif dan psikomotorik. 5. Lembar tugas peserta didik untuk menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan isi buku memuat (apa, mengapa, dan bagaimana). 6. Tugas membaca buku teks secara mendalam untuk dapat menjawab pertanyaan. Apabila pertanyaan belum terjawab, maka peserta didik dipersilahkan untuk mempelajari sumber belajar lainnya yang relevan Tujuan Akhir 1. Setelah mempelajari modul bangunan kapal diharapkan peserta didik mampu: a) Menjelaskan pengertian bangunan kapal. b) Menjelaskan dimensi pokok bangunan kapal. c) Menjelaskan pembagian kapal berdasarkan bentuk. d) Menjelaskan tonnage kapal. e) Menjelaskan dasar berganda. f) Menjelaskan gading-gading dan kulit kapal. g) Menjelaskan geladak dan sekat/dinding serta pintu kedap air. h) Menjelaskan kemudi. 2. Setelah menyelesaikan modul stabilitas kapal ini, diharapkan agar para peserta didik benar-benar dapat melakukan langkah-langkah cermat dan akurat dalam menghitung stabilitas dan berbagai perubahannya serta memiliki kemampuan, kebiasaan dan kesenangan dalam mengaplikasikannya dengan benar, baik melaui pengamatan, diskusi dan melatih diri sehingga dapat melaksanakan tugas dengan cermat, akurat, efektif dan efisien sesuai kompetensi yang dipersyaratkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar BIDANG KEAHLIAN : PERIKANAN DAN KELAUTAN PROGRAM KEAHLIAN : PELAYARAN MATA PELAJARAN : BANGUNAN DAN STABILITAS KAPAL NIAGA KELAS : X 2 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

25 Tabel 1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasa-lahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempat-kan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung Meyakini anugerah Tuhan pada pembelajaran bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggung jawab sebagai hasil dari pembelajaran memahami bangunan dan stabilitas kapal niaga Menghayati pentingnya kerjasama sebagai hasil pembelajaran memahami bangunan dan stabilitas kapal niaga Menganalisis bangunan kapal niaga Menganalisis stabilitas kapal niaga Membuat desain bangunan kapal niaga Membuat desain stabilitas kapal niaga. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 3

26 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Cek Kemampuan Awal Tabel 1.2. Cek Kemampuan Awal Pertanyaan Apakah Anda mengetahui bagian kapal & fungsinya, serta dimensi pokok kapal? Apakah Anda mengetahui Berbagai bentuk haluan dan buritan? Apakah Anda mengetahui dasar berganda? Apakah Anda mengetahui tata letak gading-gading? Apakah Anda mengetahui tipe kapal, ukuran, dan bentuk kapal ikan? Apakah anda mengetahui Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)? Apakah anda mengetahui stabilitas kapal dan cara menghitungnya? Apakah Anda mengetahui cara menghitung KG, KB, KM? Apakah anda mengetahui keseimbangan kapal, trim, dan kekuatan pelengkapan? Apakah anda mengetahui stabilitas kapal saat bongkar muat? Apakah Anda mengetahui Plimsoll Mark? Apakah Anda mengetahui percobaan stabilitas pengaruh permukaan bebas (Free Surface)? Jawaban Ya Tidak Apabila Anda menjawab tidak pada salah satu pernyataan di atas, maka pelajarilah modul ini. 4 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

27 II. PEMBELAJARAN 2.1. Kegiatan Pembelajaran 1. Menganalisis Bangunan Kapal Niaga dan Membuat Desain Bangunan Kapal Niaga Deskripsi Kapal niaga adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan syaratsyarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal niaga, akan tetapi berbeda dengan kapal penumpang (passenger ship) dan kapal barang (cargo ship). Seperti kita ketahui bahwa bangunan kapal merupakan sebuah bangunan yang fungsi utamanya untuk mengangkut beban baik yang berupa padat, cair dan lainnya disesuaikan dengan fungsi dan jenis kapal yang di design. Untuk itu, suatu kapal memerlukan kemampuan dalam stabilitas yang baik, kecepatan yang besar dan kemampuan olah gerak kapal yang baik. Melihat kenyataan bahwa operasi kapal akan banyak berhadapan dengan berbagai peristiwa laut, misalnya topan, badai dan gelombang, suatu kapal sangat memerlukan konstruksi yang sangat kuat, dibuat dengan perencanaan yang baik dan diperlakukan dengan baik pula, sehingga kapal selalu layak digunakan. Untuk dapat mengelola, menjaga dan memperlakukan kapal dengan baik, sebagai tahap awal pihak pengelola kapal harus mengetahui dan memahami tentang fungsi dan nama dari bagianbagian kapal. Selain itu, apabila ada kelainan fungsi dan perubahan bentuk konstruksi kapal, pengelola dapat segera melakukan perbaikan. Modul ini disusun sebagai alternatif untuk mempelajari struktur, bagian-bagian kapal ikan, dimensi pokok bangunan kapal, bentuk-bentuk kapal, ukuran pokok, tonnage, dasar berganda, gading-gading kulit kapal, geladak, sekat, pintu kedap air, kemudi, dan bentuk profil. Sehingga peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola dan merawat kapal dengan baik Kegiatan Belajar A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul dan alat peraga yang diberikan, peserta didik akan mampu: a. Mengenal bagian-bagian bangunan sebuah kapal; terutama yang menyangkut letak dan fungsi bagian-bagian tersebut, sehingga dengan demikian dapat mengetahui apakah bagian-bagian tersebut masih dalam kondisi baik dan berfungsi dengan NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 5

28 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 baik, apakah perlu diperbaiki atau perlu diganti, sesuai dengan kebutuhan operasionalnya. b. Mengenali jenis-jenis geladak, kekuatan geladak, letak pipa-pipa di geladak, lobanglobang sounding, letak bukaan-bukaan di geladak maupun di lambung, sistem pembuangan palka (got). c. Mengenal ukuran-ukuran pokok sebuah kapal, baik secara membujur, melintang maupun tegak, berikut tonasenya, sehingga dengan demikian dapat mengetahui besar kecilnya sebuah kapal, berapa besar daya angkutnya, besarnya bea-bea pelabuhan, terusan dan bea-bea lainnya, sarat maksimum dan minimum sebuah kapal, besar kecilnya kapasitas palka-palka, baik jika dimuati dengan jenis-jenis muatan biji-bijian maupun muatan bal-balan. d. Mengenal konstruksi dasar berganda untuk dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk muatan cair, ballast, bahan bakar, air tawar dan lain-lain sehingga dapat mengatur keseimbangan kapal bila diperlukan. e. Mengenal tipe-tipe kapal dengan demikian dapat mengetahui jenis-jenis, muatan yang akan diangkut, bagaimana cara-cara penanganan muatan tersebut. B. Uraian Materi a. Tata Letak Gading-gading Kapal Gading-gading sepasang untuk memperkuat konstruksi melintang kapal, untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan bentuk pada kulit kapal sekaligus sebagai tempat menempelnya kulit kapal. Dengan demikian, gading-gading memberikan bentuk pada badan kapal. Cara pemasangan gading-gading pada bangunan kapal dapat dikerjakan dengan cara dilas dapat juga dengan cara mengeling walaupun umumnya pada saat ini cara mengeling sudah jarang sekali dipakai. Bentuk (profil) gading-gading yang dipasang dengan cara pengelingan ialah bentuk sudut berbintul (bulb angle) dan bentuk U (channels). Bentuk (profil) gading-gading yang dipasang dengan cara las umumnya bentuk bilah (flat bars), bentuk berbintul (bulb bars), atau bentuk siku balik (inverted angles). Gading-gading ini melekat pada kulit kapal dengan las bersebelahan atau las berlompatan atau dengan las terusan. Kadangkadang pemasangannya dengan las takik, tetapi cara ini kurang popular karena biayanya cukup besar. 6 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

29 1) Pemberian Tanda dan Nomor pada Gading-gading Gading-gading biasanya diberi nomor dari belakang kedepan yang dimulai dari gading nol atau gading buritan. Gading nol atau gading buritan ini terletak sebidang dengan bidang tegak belakang (after perpendicular). Bidang tegak belakang biasanya diambil pada sisi belakang tiang kemudi (rudder stock). Gading-gading sebelah depan gading nol diberi nomor urut 1, 2, 3 dan seterusnya dengan tanda positif (+), sedangkan gading-gading sebelah belakang gading nol diberi nomor urut 1, 2, 3 dan seterusnya dengan tanda negative (-) atau dengan huruf abjad kecil a untuk-1, b untuk-2 dan c untuk-3 dan seterusnya. Disamping itu, gading-gading juga diberi nama sesuai dengan letaknya yaitu: a) Gading nol ialah gading yang sebidang dengan tiang kemudi. b) Gading-gading cermin ialah semua gading-gading dibelakang gading nol. c) Gading-gading simpul ialah gading-gading sepanjang tabung poros balingbaling. d) Gading-gading besar ialah gading yang ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan gading-gading lainnya, letaknya pada lambung di mana balok geladak di tempat itu terputus karena adanya lubang palka, di kamar mesin, di buritan maupun di tempat lain yang memerlukan. e) Gading-gading haluan ialah gading-gading yang terletak di depan sekat pelanggaran/tubrukan. Gambar 2.1. Pemberian Tanda dan Nomor pada Gading-gading Keterangan: a = Gading-gading Cermin b = Gading-gading Simpul c = Gading Buritan/Gading Nol d = Gading Haluan e = Sekat Pelanggaran/Tubrukan f = Sekat Kedap Ceruk Belakang/Buritan NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 7

30 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Las dan keling, yaitu cara untuk menghubungkan satu dengan bagian yang lain dari sebuah kapal yang besar dan modern. Keling atau pengelingan, yaitu menggunakan paku keling yang terbuat dari baja lunak, yang selaras kekuatan tariknya dengan komponen yang dikeling, sehingga untuk bahan-bahan yang mempunyai kekuatan tarik besar menggunakan baja yang kekuatan tariknya besar pula, seperti paku keling yang terbuat dari baja tempa. b. Tipe, Ukuran dan Bentuk Kapal Niaga Pada dasarnya, fungsi kapal niaga adalah untuk mengangkut barang, manusia maupun hewan melalui laut, dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Namun disamping kapal niaga, masih banyak jenis kapal yang fungsinya berbeda, seperti kapal perang (dimiliki oleh Angkatan Laut), kapal rekreasi atau wisata, kapal survai dan/atau kapal kerja, kapal negara, termasuk kapal perambuan dan lain-lain. Beberapa kapal berikut ini termasuk kapal niaga tetapi bukan untuk mengangkut barang, adalah kapal ikan, kapal tunda (tug-boat), kapal salvage (untuk menyelamatkan kapal yang terkena musibah) dan lain-lain. Secara umum, kapal dibedakan menurut fungsi komersialnya, yaitu kapal komersial atau kapal niaga yang menjadi pokok pembahasan modul kita, dan kapal nonkomersial seperti yang telah disebutkan di atas. Adapun kapal-kapal jenis nonkomersial tidak dibahas lebih detail. Jenis kapal niaga, dahulu sering disebut kapal dagang, juga dapat dibedakan menurut: 1) Jenis tenaga penggerak kapal: a) Penggerak angin (kapal layar) b) Kapal dengan tenaga penggerak uap (kapal turbion uap, kapal mesin uap) c) Kapal dengan tenaga penggerak motor (mesin diesel, mesin otto) d) Kapal dengan tenaga penggerak nuklir 8 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

31 Gambar 2.2. Jenis Kapal Tanker (Pengangkut Minyak) 2) Jenis kapal menurut muatannya: Pembagian jenis kapal berdasarkan fungsinya mempunyai ciri fisik dari bagian yang tetap di atas air. a) Tanker adalah kapal yang dirancang untuk mengangkut cairan dalam jumlah besar. Jenis utama tankship adalah tanker minyak, tanker kimia, dan pembawa gas alam cair. Kapal tanker dalam pengangkutannya dibagi lagi jenis atau type-nya, semakin berbahaya muatan yang diangkutnya maka sistem design kapal itu pun akan semakin canggih demi keselamatan awak kapal maupun barang yang diangkutnya. Gambar 2.3. Tanker b) Roll-on/roll-off (RORO atau ro-ro) kapal mobil, kapal yang dirancang untuk mengangkut kargo roda seperti mobil, truk, truk semi-trailer. Hal ini berbeda NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 9

32 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 dengan lo-lo (angkat lift on-lift off) kapal yang menggunakan derek untuk memuat dan membongkar muatan. Kapal RORO memiliki built-in landai yang memungkinkan kargo lebih efisien untuk keluar maupun masuk ke kapal dari pelabuhan. Gambar 2.4. Roro c) Kapal feri adalah bentuk transportasi, biasanya perahu atau kapal digunakan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan di badan air. Feri juga digunakan untuk angkutan barang (dalam truk dan kontainer pengiriman kadang unpowered) dan bahkan gerbong kereta. Kebanyakan feri beroperasi sangat teratur, dan layanan kembali. Sebuah feri penumpang dengan banyak pemberhentian seperti di Venesia, kadangkadang disebut bus atau taksi air. Gambar 2.5. Feri d) Kapal pesiar adalah kapal penumpang yang digunakan untuk pelayaran kesenangan, di mana perjalanan itu sendiri serta fasilitas kapal adalah bagian dari pengalaman. Cruising telah menjadi bagian utama dari industri pariwisata, dengan jutaan penumpang setiap tahun. Sebagian besar kapal pesiar beroperasi dengan rute kembali ke pelabuhan semula. Sebaliknya, 10 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

33 transportasi kapal laut pada umumnya berorientasi melakukan "pelayaran line" dan biasanya mengangkut penumpang dari satu titik ke titik lain, bukan pada perjalanan pulang. Beberapa kapal pesiar juga terlibat dalam perjalanan panjang yang mungkin tidak mengarah kembali ke port yang sama selama berbulan-bulan. Gambar 2.6. Pesiar e) Kapal kontainer adalah kapal kargo yang membawa semua beban dalam truk ukuran kontainer intermodal, dengan teknik yang disebut pengepakan. Mereka membentuk sarana umum komersial intermodal angkutan dengan sistem pengepakan sehingga pemuatan dan pembongkaran menjadi lebih cepat. Biasanya empat sampai enam jam kapal sudah siap untuk berlayar kembali. Gambar 2.7. Kontainer Kargo NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 11

34 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 f) Bulk carrier, kargo curah, atau bulker adalah kapal dagang yang dirancang khusus untuk mengangkut kargo curah unpackaged, seperti biji-bijian, batu bara, dan semen. Gambar 2.8. Bulk Carrier g) Tongkang perahu datar-bottomed, dibangun untuk transportasi barang berat. Beberapa tongkang tidak memiliki mesin penggerak dan harus ditarik dengan kapal tunda atau didorong oleh towboats. Gambar 2.9. Tongkang Datar h) Hopper tongkang adalah jenis kapal non-mekanik atau kapal yang tidak bisa bergerak dengan sendirinya, tidak seperti beberapa jenis tongkang lainnya. Tongkang dirancang untuk mengangkut bahan-bahan, seperti batu, pasir, tanah dan sampah, untuk dumping ke laut, sungai atau danau, reklamasi lahan. 12 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

35 Gambar Hopper Tongka i) Kapal angkat berat adalah kapal yang dirancang untuk memindahkan beban yang tidak dapat ditangani oleh kapal lain biasanya dilengkapi dengan permukaan deck yang luas dan datar yang berfungsi untuk memudahkan proses peletakan barang yang diangkat. Kapal angkat berat terdiri dari dua jenis yaitu semi-submersible yang mampu mengangkat kapal lain keluar dari air dan membawanya, serta kapal untuk menambah fasilitas bongkar di pelabuhan yang belum memiliki dermaga dengan fasilitas pendukung yang memadai seperti krane atau derek untuk memindahkan muatan dari kapal ke pelabuhan. Gambar Kapal Angkat j) Floating Production, Storage dan Offloading kapal ( FPSO, juga disebut "unit" dan "sistem ") adalah jenis sistem tangki terapung yang digunakan oleh industri minyak dan gas lepas pantai dan dirancang untuk mengambil NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 13

36 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 semua minyak atau gas yang dihasilkan dari platform, mulai dari proses dan disimpan atau ditampung sampai minyak atau gas dapat diangkut ke tanker atau dialirkan melalui pipa. Gambar Floating Production, Storage dan Offloading (FPSO) k) Kapal dukungan menyelam adalah kapal yang digunakan sebagai dasar terapung untuk proyek-proyek menyelam profesional. Gambar Kapal Dukungan Menyelam l) Pemadam kebakaran adalah sebuah kapal khusus, biasanya menyerupai kapal tunda, dengan pompa dan nozel dirancang untuk menerangi garis pantai dan kebakaran kapal. 14 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

37 Gambar Pemadan Kebakaran m) Platform pasokan kapal (sering disingkat dengan PSV/Platform Service Vessel) adalah kapal yang dirancang khusus untuk memasok platform minyak lepas pantai. Kapal ini panjangnya berkisar antara meter dan dapat menyelesaikan berbagai tugas. Fungsi utama kapal tersebut adalah untuk transportasi barang dan personil ke dan dari platform minyak lepas pantai dan struktur lepas pantai lainnya. Gambar Platform n) Kapal tunda (tug) adalah perahuyang memanuver kapal dengan cara mendorong atau penarik. Tugs memindahkan kapal seperti kapal di pelabuhan ramai atau di sebuah kanal yang sempit, atau kapal yang tidak bisa bergerak sendiri, seperti tongkang, kapal rusak atau platform minyak. Beberapa kapal tunda berfungsi sebagai pembuka percakapan atau penyelamatan kapal. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 15

38 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Gambar Kapal Tunda o) Lapisan kabel atau kapal kabel adalah kapal laut yang dirancang dan digunakan untuk memasang kabel bawah laut untuk keperluan telekomunikasi, listrik, dan sejenisnya. Gambar Kapal Kabel p) Crane, kapal derek atau floating crane adalah kapal yang khusus untuk mengangkat beban berat. Kapal derek terbesar sering digunakan untuk konstruksi lepas pantai. Kapal yang lebih besar sering semi-submersible, tetapi juga monohulls konvensional. Salah satu perbedaan dengan sheerleg adalah bahwa crane bisa berputar. 16 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

39 Gambar Kapal Derek q) Drillship adalah kapal laut yang telah dilengkapi dengan peralatan pengeboran. Hal ini paling sering digunakan untuk pengeboran/eksplorasi minyak baru atau sumur gas di perairan dalam atau untuk pengeboran ilmiah. Drillship juga dapat digunakan sebagai platform untuk melaksanakan pemeliharaan sumur atau penyelesaian pekerjaan seperti casing dan tubing instalasi. Hal ini sering dibangun dengan spesifikasi desain perusahaan produksi minyak atau investor, tetapi juga bisa menjadi hull tanker dimodifikasi dan dilengkapi dengan sistem positioning yang dinamis untuk mempertahankan posisinya selama well. Gambar Drillship r) Dredger/Kapal Keruk, Pengerukan adalah kegiatan penggalian yang biasanya dilakukan di bawah air, di laut dangkal atau daerah air tawar dengan tujuan mengumpulkan sedimen bawah dan membuang ke lokasi NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 17

40 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 lainnya. Pengerukan dapat menghasilkan bahan untuk reklamasi tanah atau keperluan lain (biasanya terkait dengan konstruksi). Gambar Kapal Keruk s) Kapal penangkap ikan adalah perahu atau kapal yang digunakan untuk menangkap ikan di laut, di danau atau di sungai. Berbagai jenis kapal yang digunakan dalam komersial, artisanal dan rekreasi memancing serta melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan jenis-jenis alat penangkap ikan. Gambar Kapal Ikan t) Kapal penelitian adalah kapal yang dirancang dan dilengkapi untuk melakukan penelitian di laut. Kapal penelitian melaksanakan sejumlah peran, baik meneliti keadaan perairan dan topografi perairan serta dapat meneliti keberlangsungan kehidupan di perairan yang diteliti. 18 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

41 Gambar Kapal Penelitian u) Kapal kargo atau freighter adalah kapal yang membawa kargo, barang, dan bahan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Ribuan operator kargo ply laut dan samudera dunia setiap tahun, mereka menangani sebagian besar perdagangan internasional. Kapal kargo biasanya dirancang khusus untuk tugas tersebut, seringkali dilengkapi dengan crane dan mekanisme lainnya untuk memuat dan membongkar barang semua ukuran. Gambar Kapal Kargo v) Kapal Perang adalah salah satu jenis kapal yang digunakan untuk kepentingan pertahanan sebuah Negara atau sebuah wilayah, pada umumnya kapal perang dilengkapi dengan persenjataan dan peralatan navigasi yang modern dan canggih. Dari segi bangunan kapal juga berbeda dengan kapal jenis lainya dimana lambung dan geladak memiliki ketebalan plat yang lebih tebal disbanding kapal pada umumnya, dan juga memiliki kecepatan dan maneuver yang sangat lincah. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 19

42 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Gambar Kapal Perang w) Kapal layar adalah kapal yang tenaga penggeraknya menggunakan layar dan tiupan angin, dimana agin yang berhembus akan dihadang dengan bentangan layar sehingga angin yang tertahan akan menekan serta mendorong kapal sehingga kapal dapat bergerak dan melaju di perairan. Gambar Kapal Layar x) Kapal selam adalah sebuah kapal yang mampu beroperasi independen di bawah permukaan air. Istilah selam paling sering merujuk kepada kapal besar otonom crewed, Kata selam awalnya berasal dari kata sifat yang berarti "bawah laut. Kapal selam bisa beroperasi sebagai kapal penelitian bawah laut dan juga bisa digunakan sebagai kapal perang yang digunakan oleh angkatan laut. 20 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

43 Gambar Kapal Selam y) The Landing Craft, Tank (Landing Craft Tank) adalah kapal serbu amfibi untuk tank mendarat di beachheads atau pantai. Contoh-contoh pertama kali muncul selama Perang Dunia Kedua dan digunakan oleh Royal Navy dan US Navy dalam Perang Dunia II. Gambar Landing Craft Tank 3) Menurut jenis bahan bangunan kapal a) Kapal kayu b) Kapal baja c) Kapal logam ringan (missal: Kapal Alumunium) d) Kapal fiber glass e) Kapal ferro cement NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 21

44 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 4) Menurut jenis muatan yang diangkut a) Kapal penumpang b) Kapal hewan c) Kapal barang serba guna (multi-purpose) d) Kapal kontainer e) Kapal minyak (tanker), atau kapal curah cair f) Kapal kimia cair (chemical tanker) g) Kapal curah kering/padat h) Kapal gas cair (LPG) i) Kapal Ro-ro (roll on-roll off) j) Kapal mobil 5) Menurut daerah pelayaran a) Kapal Pelayaran lokal b) Kapal pedalaman (sungai dan danau) c) Kapal ferri/penyeberangan d) Kapal pelayaran antar pulau (inter insuler vessels) e) Kapal pelayaran samudera (ocean vessels) 22 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

45 Gambar Contoh Jenis Kapal SUngai/Pedalaman 6) Menurut jenis bangunan kapal Pembagian jenis kapal lain adalah bangunan utama kapal. Sebelumnya perlu dijelaskan dulu beberapa pengertian mengenai bagian-bagian utama kapal, seperti sketsa berikut ini: Gambar Bagian-bagian Kapal 7) Pengertian jenis dan tipe kapal Berikut beberapa pengertian yang perlu dipahami terlebih dulu, berkaitan dengan jenis dan tipe kapal: a) Agil atau fore castle adalah bangunan di atas haluan kapal, dimana terdapat mesin jangkar b) Bangunan atas atau super-structure, tempat akomodasi awak kapal, di atasnya terdapat anjungan, yaitu ruangan khusus untuk mengemudikan dan navigasi kapal NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 23

46 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 c) Kimbul atau poop deck, bangunan di bagan buritan, tempat komodasi awak kapal d) Dek utama atau main deck, berfungsi untuk menutup bagian atas lambung kapal, yang dipasang mulai dari haluan hingga buritan. e) Dek kedua atau second deck, yaitu penutup lambung kapal di tingkat kedua di bawah dek utama, untuk membagi ruang muatan (palka) menjadi beberapa tingkat. 8) Tipe kapal dikaitkan dengan jenis geladak atau deknya adalah sebagai berikut: a) Kapal dek rata (flush deck) Kapal jenis ini deknya merupakan penutup bagian atas lambung kapal mulai dari ujung haluan kapal sampai ke ujung buritan, tanpa ada bangunan di atas dek, kecuali sedikit bangunan untuk keperluan navigasi kapal. Biasanya kapal tipe ini diperuntukkan sebagai kapal kerja dan/atau tongkang. Gambar Flush Deck b) Kapal tiga pulau (three islands ship) Pada kapal jenis ini memiliki tiga bangunan di atas dek, yaitu fore castle di halauan, bangunan utama di tengah kapal, dimana anjungan ditempatkan di bagian paling atas, serta poop deck di buritan, tempat kabin awak kapal bawahan. Jenis kapal ini banyak digunakan untuk jenis serbaguna atau multi purpose. Gambar Three Island Ship 24 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

47 c) Kapal dengan anjungan panjang (long bridge ship) Pada kapal jenis ini, bangunan utama dengan poop deck menjadi satu, dan fore castle atau agil tetap terpisah di halauan kapal. Atau sebaliknya, poop deck atau kimbul terpisah, sedangkan bangunan utama dengan fore castle menjadi satu. Dengan konstruksi demikian, di bagian depan atau belakang bangunan utama akan terbentuk semacam sumur, dan dengan adanya ini, kapal jenis tersebut sering disebut kapal dengan dek sumur (well decked ship). Gambar Long Bridge Ship d) Kapal dek sumur dengan bangunan atas yang ditinggikan (ship with raised quarter deck) Hampir sama dengan jenis kapal anjungan panjang, disini bangunan di belakang (buritan) ditinggikan. Pada jenis ini, kamar mesin ditempatkan di bagian belakang kapal, demikian juga sebagian ruang akomodasi atau kabin awak kapal. Gambar Ship with Raised Quarter Deck e) Kapal dengan dek tenda (awning atau spar deck ship) Bangunan agil, bangunan utama dan poop deck merupakan satu garis di seluruh panjang kapal. Kapal jenis ini hubungan antara agil bangunan utama dan kimbul melalui lorong-lorong di sepanjang lambung tidak perlu ditutup dengan kedap air. Jenis ini biasanya dibuat untuk digunakan di daerah tropis. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 25

48 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Gambar Awning atau Spar Deck Ship f) Kapal dek shelter (shelter deck ship) Pada kapal tersebut bangunan atasnya meliputi seluruh panjang kapal, dan ada dua jenis kapal, yaitu kapal dengan shelter terbuka dan kapal dengan shelter tertutup. Pada jenis shelter terbuka, bangunan atasnya tidak sepenuhnya tertutup rapat dan pada sekat sekat kedap air bahkan tidak dibuat kedap air. Kapal jenis ini lambung timbulnya lebih kecil dibandingkan dengan kapal shelter tertutup, walaupun ukurannya sama. Gambar Shelter Deck Ship g) Kapal dengan kamar mesin di belakang Akhir-akhir ini hampir semua kapal yang dibangun menempatkan kamar mesinnya di bagian belakang atau buritan kapal. Ini dimaksudkan untuk menambah ruang muatan pada kapal di mana kamar mesinnya di tengah berkurang akibat adanya tunnel untuk laluan poros propeler. Gambar 36. Kapal dengan Kamar Mesin di Belakang 26 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

49 2.2. Kegiatan Pembelajaran 2. Menganalisis Stabilitas Kapal Niaga dan Membuat Desain Stabilitas Kapal Niaga Deskripsi Salah satu penyebab kecelakaan kapal di laut, baik yang terjadi di laut lepas maupun ketika di pelabuhan, adalah peranan dari para awak kapal yang tidak memperhatikan perhitungan stabilitas kapalnya sehingga dapat mengganggu kesetimbangan secara umum yang akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan fatal seperti kapal tidak dapat dikendalikan, kehilangan keseimbangan dan bahkan tenggelam yang pada akhirnya dapat merugikan harta benda, kapal, nyawa manusia bahkan dirinya sendiri. Sedemikian pentingnya pengetahuan menghitung stabilitas kapal untuk keselamatan pelayaran, maka setiap awak kapal yang bersangkutan bahkan calon awak kapal harus dibekali dengan seperangkat pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kondisi stabilitas kapalnya sehingga keselamatan dan kenyamanan pelayaran dapat dicapai. Modul Menghitung Stabilitas Kapal sebagai bagian dari Stabilitas Kapal yang pada dasarnya merupakan materi kurikulum yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik Bidang Peminatan Nautika Perikanan Laut, dan untuk diterapkan ketika berdinas di atas kapal khususnya dalam tugas-tugas menjaga kondisi stabilitas kapal yang dapat berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran Kegiatan Belajar A. Tujuan Pembelajaran Kegiatan belajar ini bertujuan agar peserta didik mampu mengidentifikasi titik penting dan memahami dimensi pokok stabilitas kapal sebagai bagian dari menghitung stabilitas papal sehingga titik-titik penting yang mempengaruhi stabilitas kapal dapat diidentifikasi dan diterapkan dalam kelancaran pelaksanaan tugas sehari-hari serta dalam menjaga stabilitas kapal yang pada akhirnya dapat menunjang keselamatan pelayaran. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 27

50 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 B. Uraian Materi a. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) 1) Sejarah PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) didirikan pada tanggal 1 Juli 1964 merupakan satu-satunya badan klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh Pemerintah RI. Untuk mengkelaskan kapal niaga berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang secara reguler beroperasi di perairan Indonesia. Kegiatan klasifikasi tersebut merupakan pengklasifikasian kapal berdasar pada konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan penilaian atas layak tidaknya kapal tersebut untuk berlayar. Menyadari akan kondisi alam Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau dengan area teritori laut yang sangat luas di mana hal tersebut menjadikan sarana perhubungan laut berupa kapal menjadi sarana terpenting yang harus dikelola maka diperlukan pemeriksaan yang teliti, teratur dan sistematis terhadap kondisi kapal agar terjaga keselamatan benda dan jiwa di laut. Berdasarkan kondisi tersebut serta didorong oleh kesadaran nasional dan hasrat untuk memiliki badan klasifikasi nasional yang pada gilirannya akan membuka kesempatan bagi tenaga-tenaga ahli perkapalan bangsa sendiri, maka pada tahun 1964 pemerintah mendirikan PN. Biro Klasifikasi Indonesia. BKI adalah organisasi yang dibentuk dan menerapkan standar teknik dalam melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survey marine terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan konstruksi offshore. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan standar BKI, maka akan mendapatkan Sertifikat Klasifikasi dari BKI. BKI akan menerbitkan ini setelah melakukan survai klasifikasi yang dipersyaratkan. Sebagai Badan Klasifikasi yang independen dan mengatur diri sendiri, BKI tidak memiliki interes terhadap aspek komersial terkait dengan desain kapal, pembangunan kapal, kepemilikan kapal, operasional kapal, manajemen kapal, perawatan/perbaikan kapal, asuransi atau pencharteran. BKI juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu dan standar teknik yang dipublikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan jasa klasifikasi kapal. 28 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

51 Selain melakukan pengklasifikasian kapal, BKI juga dipercaya oleh Pemerintah untuk melaksanakan survai & sertifikasi statutoria atas nama Pemerintah Republik Indonesia, antara lain Load Line, ISM Code dan ISPS Code (lihat Activities). Melihat peningkatan kegiatan dan perkembangan serta prospek usaha yang cukup cerah maka untuk lebih meningkatkan kemandirian usaha, sejak tahun 1977 peraturan pemerintah (PP) No. 1 PN. Biro Klasifikasi Indonesia, diubah statusnya menjadi PT (Persero). Saat ini selain kegiatan usaha klasifikasi, BKI juga mengembangkan kegiatannya di bidang jasa konsultansi dan supervisi. Kantor pusat berada di Jakarta dan memiliki jaringan kantor cabang di pelabuhan besar di seluruh Indonesia dan Singapore (lihat Contact Us). Selain itu, BKI juga memiliki kerjasama dengan badan klasifikasi asing, baik dalam bentuk mutual representative atau dual class (lihat Cooperation). 2) Kebijakan mutu Sebagai perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2008, BKI memiliki komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pemakai jasa (customer satisfaction) dan terus melakukan penyempurnaan (Continuous Improvement). Kebijakan Mutu Perusahaan secara keseluruhan adalah: "Mengutamakan pelayanan jasa bagi para pengguna jasa berdasarkan kepedulian yang tinggi terhadap masalah keselamatan dan mutu". Dalam mewujudkan komitmen tersebut PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) memiliki nilai-nilai perusahaan yang diterapkan pada seluruh jajaran organisasi, meliputi : Moto perusahaan "TEPERCAYA", yang berarti jasa yang diberikan adalah berkualitas, dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi. Nilai-nilai perusahaan yaitu INTEGRITAS, PROFESIONALISME, KEPUASAN PENGGUNA JASA, KEPEMIMPINAN dan PENGHARGAAN PADA KARYA/ PRESTASI KARYAWAN. Budaya Perusahaan "TERTIB" (Taqwa kepada Tuhan YME; Etos kerja yang tinggi; Reputasi yang senantiasa ditingkatkan; Tertib dalam menerapkan kebijakan manajemen dan sikap pribadi; Ilmu pengetahuan dan Teknologi yang dikuasai; Baik dalam pelayanan dan hasil kerja). NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 29

52 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Manajemen BKI menjamin: persyaratan mutu berorientasi kepada standar mutu internasional sesuai dengan ISO 9001:2008 dan pemenuhan pencapaian sasaran mutu perusahaan serta senantiasa melakukan penyempurnaan yang menerus terhadap mutu. Penerapan sistem mutu dan nilai-nilai perusahaan tersebut dalam seluruh kegiatan jasa. Tanggap terhadap kebutuhan pemakai jasa/masyarakat umum dan mengutamakan kepuasan pelanggan dan aspek keselamatan. Semua personil selalu diberi pemahaman tentang sistem mutu melalui pelatihan yang berkesinambungan serta penerapan sistem mutu di dalam semua jajaran organisasi. Pemenuhan terhadap kebijakan, prosedur dan petunjuk kerja adalah hal yang mutlak dan mengikat bagi semua karyawan. Mutu adalah tanggung jawab semua karyawan yang bekerja di jajaran BKI. 3) Kegiatan klasifikasi kapal Klasifikasi kapal merupakan kewajiban para pemilik kapal berbendera Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan yang menyatakan bahwa kapal-kapal yang wajib klas adalah kapal-kapal dengan ketentuan: Panjang >= 20 m dan atau Tonase >= 100 GT dan atau Mesin Penggerak >= 250 PK dan atau (PM. 7 Tahun 2013) Lingkup klasifikasi kapal meliputi: a) Lambung kapal, instalasi mesin, instalasi listrik, perlengkapan jangkar. b) Instalasi pendingin yang terpasang permanen dan merupakan bagian dari kapal. c) Semua perlengkapan dan permesinan yang dipakai dalam operasi kapal. d) Sistem konstruksi dan perlengkapan yang menentukan tipe kapal. Sebelum kapal dapat diregister di BKI, maka kapal tersebut harus memenuhi persyaratan dan peraturan teknik BKI. Pemenuhan tersebut melalui proses persetujuan gambar teknik yang selanjutnya dilakukan survai di lapangan. Untuk kapal yang dibangun sesuai dengan persyaratan peraturan klasifikasi akan ditetapkan notasi klas kapal tersebut pada saat selesainya pemeriksaan secara keseluruhan melalui survey klasifikasi dengan hasil yang memuaskan. Untuk kapal yang sudah dioperasikan, BKI juga melasanakan 30 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

53 survai periodik untuk menjamin bahwa kapal masih memenuhi persyaratan klasifikasi tersebut. Seandainya terjadi kerusakan yang mungkin berpengaruh terhadap kondisi klasifikasi diantara masa survey periodik, maka pemilik kapal dan/atau operatornya diwajibkan menginformasikan kerusakan tersebut kepada BKI. Dalam melaksanakan proses klasifikasi, BKI mengimplementasikan peraturan teknik, meliputi: a) Evaluasi teknis terhadap rencana desain dan dokumen yang berkaitan dengan kapal yang akan dibangun untuk memeriksa pemenuhan terhadap peraturan yang berlaku; b) Melaksanakan survai dan pemeriksaan proses konstruksi kapal di galangan kapal oleh surveyor klasifikasi dan juga pemeriksaan pada fasilitas produksi yang menghasilkan komponen utama kapal, seperti pelat baja, permesinan, generator, propeler dll untuk menjamin bahwa kapal dan komponennya dibangun sesuai dengan persyaratan klasifikasi; c) Pada saat selesainya pembangunan tersebut diatas dan berdasarkan laporan hasil pemeriksaan selama pembangunan, bila seluruh persyaratan dipenuhi, maka BKI akan menerbitkan sertifikat klasifikasi. Pada saat kapal tersebut beroperasi/berlayar, pemilik kapal harus mengikuti program survai periodik dan di luar survai periodik untuk memeriksa kondisi kapal tersebut agar tetap sesuai dengan kondisi dan persyaratan untuk mempertahankan klasifikasinya. Kapal yang sudah memiliki klasifikasi, diwajibkan untuk terus melaksanakan survai yang dipersyaratkan untuk mempertahankan status klasifikasinya. Jenis-jenis survai periodik ini, antara lain survai pembaruan kelas (class renewal), survai tahunan (annual survey), survai antara (intermediate survey) dan survey dok (docking/bottom survey). Selain itu survai poros balingbaling, boiler, permesinan dan survai khusus lainnya sesuai dengan persyaratan klasifikasi. BKI akan menerbitkan survai status dan diinformasikan kepada pemilik. Klasifikasi kapal dilaksanakan berdasarkan pengertian bahwa kapal dimuati, dioperasikan dan dirawat dengan cara yang benar oleh awak kapal yang kompeten dan berkualifikasi. Pemilik kapal bertanggung jawab untuk menjamin bahwa perawatan kapal dilakukan dengan cara yang benar hingga survai periodik berikutnya sesuai persyaratan. Juga menjadi kewajiban pemilik NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 31

54 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 kapal atau yang mewakilinya untuk menginformasikan kepada petugas survai klasifikasi saat survai di atas kapal, semua kejadian atau kondisi yang berpengaruh terhadap status klasifikasi. Bila kondisi mempertahankan klasifikasi ini tidak dipenuhi, maka BKI akan menangguhkan (suspend) atau mencabut (withdrawn) status klasifikasinya berdasarkan referensi persyaratan klasifikasi. Kapal mungkin akan kehilangan status klasifikasinya untuk sementara atau secara permanen. Demikian juga, kapal yang tidak melaksanakan survai periodik tepat waktu sesuai dengan peraturan klasifikasi, maka BKI akan menangguhkan (suspend) status klasifikasinya. Surveyor klasifikasi dalam melaksanakan survey meliputi : a) Keseluruhan pemeriksaan item survey sesuai dengan daftar isian yang didesain sesuai dengan persyaratan klasifikasi; b) Pemeriksaan yang lebih mendetail terhadap bagian-bagian tertentu; c) Menyaksikan (witness) proses pengujian (testing), pengukuran (measurement) dan percobaan (trial) untuk meyakinkan pemenuhan terhadap persyaratan klasifikasi. Bilamana surveyor menemukan korosi, kerusakan struktur atau kerusakan lambung kapal, permesinan dan peralatan terkait di mana menurut opini surveyor akan mempengaruhi status klasifikasi kapal tersebut, maka surveyor akan mengeluarkan rekomendasi untuk mengatasi ketidaksesuaian tersebut di atas. Rekomendasi tersebut wajib dilaksanakan oleh pemilik kapal untuk melakukan tindakan perbaikan dan repair pada periode waktu tertentu dalam rangka mempertahankan klasifikasinya. Semua status klasifikasi kapal berupa sertifikat dan laporan survai yang dikeluarkan oleh BKI dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam operasional kapal tersebut. Pihak asuransi mempergunakannnya untuk menetapkan premi asuransi dan klaim asuransi, pihak pemilik muatan mempergunakannya untuk jaminan bahwa muatannya diangkut oleh kapal yang layak, pihak pemilik kapal mempergunakannya untuk mengetahui status kondisi kapal dan perawatannya serta untuk kepentingan komersial memasarkan jasanya angkutannya dan pihak Pemerintah mempergunakannya sebagai law enforcement untuk memberikan clearance atau surat izin berlayar. 32 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

55 b. Markah Kambangan/Lambung Timbul (Plimsoll Mark) Markah Kambangan atau Plimsoll Mark adalah suatu tanda yang dipasang di lambung kanan dan kiri kapal yang merupakan pembatasan sarat kapal maksimum yang diizinkan untuk kapal tesebut. Ini dimaksudkan untuk keselamatan kapal sesuai dengan konstruksi dan fungsi kapal. Tanda ini diberikan sebagai pedoman bagi semua pihak terkait, termasuk awak kapal, pemilik kapal, syahbandar dan lain-lain, agar kapal tidak mengangkut muatan melebihi batas plimsoll mark tersebut. Tanda ini berupa sebuah lingkaran yang mempunyai ketebalan tertentu dan ditengahnya diberi garis horisontal yang lebih panjang dari diameter lingkaran tersebut. Di kiri kanan lingkaran, di atas garis horisontal, dituliskan huruf-huruf yang menyatakan biro klasifikasi mana yang dipakai kapal tersebut. Sebagai contoh pada gambar berikut tertulis huruf B-V, artinya kapal ini mengikuti kelas Bureau Veritas dari Perancis. Di samping lingkaran, pada sebelah kiri-kanan atau hanya kanan saja, diberi garis-garis yang satu tegak dan yang lainnya mendatar, untuk batas sarat kapal di berbagai jenis perairan dan musim. Penempatan plimsoll mark ini dihitung jaraknya dari garis dek yang dipasang pada dek tengahtengah kapal. Seluruh tanda-tanda tersebut diberikan oleh Klas setelah dilakukan perhitungan yang seksama, sesuai fungsi, jenis dan ukuran kapal, untuk keselamatan kapal tersebut. Gambar Plimsoll Mark NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 33

56 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Keterangan Gambar: A-B : Tanda Biro Klasifikasi TF : Tropical Fresh Water F : Fresh Water T : Tropical Summer W : Winter WNA : Winter North Atlantik c. Percobaan Stabilitas Kapal Percobaan stabilitas dilakukan pada saat kapal kosong dengan tujuan untuk mengetahui KG kapal kosong. KG kapal kosong ini sangat penting karena sebagai dasar perhitungan saat kapal muat bongkar, dengan demikian percobaan harus dilakukan seteliti mungkin agar didapat hasil yang maksimal. Persyaratan percobaan stabilitas kapal: 1) Dilakukan pada saat kondisi laut tenang/tidak ada angin kencang 2) Kapal harus dapat bergerak bebas 3) Setiap barang yang ada dikapal harus diikat dengan erat 4) Semua tanki - tanki harus penuh 5) Setiap awak kapal yang tidak berkepentingan dengan percobaan harus turun kedarat sebelum dilakukan percobaan kapal harus tegak Kecuali persyaratan tersebut harus dipersiapkan hal-hal sebagai berikut: 1) Pasang papan ukur pada dasar palka tween deck melintang kapal dan betulbetul mendatar 2) Pasang balok kayu pada mulut palka melintang kapal dan betul-betul mendatar yang mampu menahan beban yang dapat memiringkan kapal 2 s.d 3 derajat 3) Pasang tali unting-unting yang diikatkan di tengah-tengah balok kayu di ujung tali diberi bandul. Persyaratan: 4) Bobot yang sudah diketahui beratnya W ton harus sudah di posisi dan saat itu kapal harus betul-betul tegak 5) Geserkan bobot sejauh d meter sehingga kapal miring dan tunggu beberapa saat 6) Baca pada papan ukur berapa meter tali unting-unting menyimpang 34 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

57 7) Ukur tali unting-unting secara tegak. d. Periode Olengan 1) Macam-macam olengan kapal: a) Natural Rolling adalah oleng kapal di laut tenang. Pada kondisi ini bisa dianalisa bahwa jenis stabilitas kapalnya, yaitu langsar atau kaku b) Force Rolling adalah olengan kapal di laut berombak atau bergelombang c) Cynchronous Rolling adalah suatu keadaan di mana periode olengan kapal sama dengan periode gelombang yang dapat mengakibatkan kapal terbalik. Cara mengatasinya yaitu dengan mengurangi kecepatan kapal dan mengubah haluan sedemikian rupa sehingga kapal tidak mendapatkan ombak langsung. 2) Percobaan olengan Tujuan dari uji stabilitas adalah untuk menentukan parameter stabilitas kapal, di mana karakteristik stabilitas dapat ditentukan untuk setiap kondisi pembebanan terutama: a) Lightship/berat pada saat perpindahan kapal; b) Pusat berat secara Longitudinal gravitasi, dan; c) Pusat berat secara vertikal gravitasi. Poin-poin penting dari acuan ditunjukkan dalam Gambar 2.38 di bawah ini: a) K Point at keel b) B Pusat apung c) G Pusat gravitasi d) M Metacentre Ketinggian KB dapat diperoleh dari tabel perpindahan. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 35

58 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Gambar The Inclining Test Posisi titik referensi kunci sekarang berbeda dari Gambar 2.38.B dan C tidak lagi sejalan dan meluruskan tuas GZ dapat jelas terlihat. Dengan kapal stabil (tidak ada pergerakan orang di kapal) mencatat pengukuran atau menandai titik nol sejalan dengan pendulum. Menyebutnya "Eksperimen 0". 36 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

59 Gambar Experiment 0 Pindahkan berat beban "A" dari sisi ke sisi pelabuhan Starboard over weight "C" jika bobot yang digerakkan dengan tangan, pastikan bahwa operator kembali ke garis tengah dan tetap diam. Ketika kapal sudah tenang, menandai posisi garis pendulum "1" atau mengukur defleksi dan menulis hasilnya dalam log. Hal ini berguna untuk mendeteksi masalah dalam latihan. Sebagaimana Percobaan 1. Gambar Experiment 1 Pindahkan berat beban "B" ke sisi Starboard over weight "D". Ketika kapal stabil, menandai posisi pendulum. Pada titik ini sudut inklinasi tidak boleh lebih dari 4 (disukai sekitar 3 ). Sebagaimana "Percobaan 2". NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 37

60 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Gambar Experiment 2 Pindahkan beban "A" dan "" B kembali ke posisi semula di sisi pelabuhan dan ketika semua stabil, tandai posisi pendulum "4" yang nol tetapi mungkin tidak bertepatan dengan posisi nol asli (atau masukkan pengukuran di log). Sebagaimana "Percobaan 3". Gambar Experiment 3 Memindahkan beban "C" dari sisi pelabuhan dan meletakkannya di atas berat "A". Ketika lunas, menandai posisi No. 5 masukkan pengukuran dalam log. Seperti sebelumnya, ini akan membantu untuk menentukan apakah ada masalah yang terjadi karena angin, menyentuh bawah dan lain-lain. Sebagaimana Percobaan NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

61 Gambar Experiment 4 Tempat beban "D" lebih berat "B dan ketika semua diselesaikan, menandai papan No. 6 atau masukkan jarak beranjak dari posisi nol baru dalam log. Sebagaimana "Percobaan 5". Gambar Experiment 5 Pindahkan beban "C" dan "D" kembali ke posisi semula di sisi Starboard. Tandai posisi nol baru jika tidak sama seperti sebelumnya atau masukkan jarak yang ditempuh oleh pendulum dari posisi No. 6. Menyebutnya "Percobaan 6. NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 39

62 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Gambar Experiment 6 Ulangi gerakan bobot setidaknya tiga kali untuk memastikan bahwa set berikutnya tanda yang jelas terpisah dari urutan pertama dan selalu berhati-hati untuk merekam posisi nol yang benar. Freeboard harus diukur. Hal ini harus dilakukan seakurat mungkin dan perlu kesabaran, terutama jika air cenderung lap sisi lambung. Poin-poin penting adalah: fore, amidships, P dan S, after. Pada saat yang sama rancangan dapat diukur dan dapat memberikan cek pada keakuratan draft tanda. Gambar Pengukuran Freeboard 40 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

63 C. Tes Formatif Contoh Soal Bangunan Dan Stabilitas Kapal Pilihlah jawaban yang paling tepat di bawah ini dengan memberi tanda (x)! 1. Ditinjau dari tujuan yang pembuatannya, sebutkan kapal - kapal yang bukan non komersial...(a) a. Kapal pemerintah c. Kapal-Kapal besar e. Kapal layar b. Kapal Meteorologi d. Kapal dagang 2. Kapal - kapal dengan tugas khusus seperti kapal polisi dan bea cukai termasuk...(b) a. Kapal survey c. Kapal kerja e. Kapal Niaga b. Kapal Hankam d. Kapal curah 3. Unuk memepertinggi daya apung cadangan dapat juga untuk tempat akomodasi crew disebut...(e) a. Anjungan c. Agil e. Bridge house b. Kimbul d. Fore castle 4. Kapal barang dan penumpang adalah kapal barang yang dapat menyediakan akomodasi bagi lebih dari...(e) a. 20 penumpang c. 13 penumpang e. 10 penumpang b. 15 penumpang d. 12 penumpang 5. Gambar bentuk buritan dibawah ini adalah...(b) a. Buritan counter b. Buritan cruiser-spoon c. Bkuritan full cruiser d. Buritan eliptik e. Buritan rata 6. Sebutkan yang bukan termasuk tipe dan jenis dari geladak kapal...(a) a. Geladak tenda d. Kapal dengan kamar mesin di belakang b. Geladak shelter e. Kapal degan kamar mesin di tengah c. Geladak shelter tertutup NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 41

64 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 7. Sebutkan bentuk haluan kapal dibawah ini...(e) a. Haluan miring b. Haluan gunting c. Haluan lurus d. Haluan berumbi e. Haluan senduk 8. Persyaratan kemudi induk harus bisa memutar daun kemudi dari kedudukan...(a) a. 35 disatu sisi sampai 35 disisi lain b. 25 disatu sisi sampai 25 disisi lain c. 15 disatu sisi sampai 20 disisi lain d. 30 disatu sisi sampai 30 disisi lain e. 20 disatu sisi sampai 25 disisi lain 9. Pada kapal barang perangkat kemudi bantu persyaratan garis tengah poros kemudi pada posisi CELAGA berukuran...(e) a. 10 (254 mm) c. 14 (35 mm) e. 18 (406 mm) b. 12 (304 mm) d. 16 (406 mm) 10. Pada kontruksi kemudi biasa pada daun kemudi terleta...(c) a. 50 % dibelakang poros putarnya b. 60 % dibelakang poros putarnya c. 70 % dibelakang poros putarnya d. 80 % dibelakang poros putarnya e. 100 % dibelakang poros putarnya 11. Ukuran-ukuran kapal yang disebut ukuran melintang atau melebar adalah...(d) a. Longitudinal c. Transversal e. Komersial b. Vertikal d. Horizontal 12. Pada lukuran kapal memanjang atau membujur ada yang dinamakan panjang sepanjang garis tegak juga disebut...(b) a. Length Overall (LOA) b. Length between Perpendiculars (LBP) c. After Perpendiculars (AP) d. Length On the Load Waterline (LOWL) 42 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

65 e. Registered Length (RL) 13. Sebutkan yang tidak termasuk ukuran tegak (vertikal) sebuah kapal...(c) a. Sarat kapal c. Tinggi e. Dalam tonase b. Lambung bebas d. Dalam 14. Sebutkan yang tidak termasuk jenis tonase kapal di bawah ini...(e) a. Isi kotor (gross Tonase = Bruto Register Ton) b. Isi Bersih (Net Tonase = Nato Register Ton) c. Isi ruangan d. Isi tolak (Displacemen = berat benaman) e. Isi Kamar mesin 15. Yang tidak termasuk tugas BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) dalam melakukan pengawasan pengelasan kapal adalah...(c) a. Pengetesan peralatan dan perlengkapan b. Pengadaan survey-survey c. Pembiayaan material d. Pemberian sertifikat-sertifikat e. Percobaan atau pengetesan perlengkapan 16. Pada kontruksi buritan Cruiser dipasang gading-gading miring untuk perkuatan dek atasnya jarak gading-gading tersebut tidak lebih dari...(e) a. 559 mm (22 ) c. 635 mm (25 ) e. 685 mm (27 ) b. 610 mm (24 ) d. 660 mm (26 ) 17. Pada kemudi berimbang penuh bagian daun kemudi berada...(e) a % c % e % b % d % 18. Sebutkan gambar daun kemudi di bawah ini...(a) a. Kemudi semi berimbang b. Kemudi biasa c. Kemudi berimbang d. Kemudi luar biasa e. Kemudi berimbang dan semi berimbang NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 43

66 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Yang bukan disebut markah kambangan adalah...(c) a. Markah benaman d. Tanda plimsoll b. Daya apung cadangan e. Geladak lambung bebas c. Garis dek (dek line) 20. Biro klasifikasi Indonesia sebuah badan hukum untuk mengawasi pengelasan kapal-kapal sedang dibangun di Indonesia kalau Loyd s Register of Shipping dari negara mana sebutkan...(c) a. Berlin b. Glasgow c. London d. Paris e. Oslo 21. Di bawah ini merupakan ukuran-ukuran secara tegak...(e) a. LOA d. LOA, LBP, dan LOWL b. LBP e. Lambung bebas c. LOWL 22. Di bawah ini rumus untuk mencari nilai GM...(c) a. GM = KM + KG d. GM = KG + KM b. GM = KM : KG e. GM = KG - KM c. GM = KM - KG 23. Panjang yang diukur dari titik terdepan dari linggi haluan sampai ketitik terbelakang dari buritan kapal disebut...(d) a. Panjang kesamping b. Panjang sepanjang garis tegak c. Panjang sepanjang garis air d. Panjang seluruhnya e. Panjang sarat kapal 24. Di bawah ini merupakan ukuran-ukuran pokok secara melintang...(a) a. Lebar dalam d. Dalam b. Sarat kapal e. Sarat dan lambung bebas c. Lambung bebas 25. Jika diketahui KM=21,75 m dan KG akhir setelah muat/bongkar=18,95 m berapakah GM akhir...(d) a. 40,60 m c. 2,95 m e. 2,85 m b. 3,95 m d. 2,80 m 44 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

67 26. Untuk mengetahui letak, struktur, tempat, dan fungsi dari kapal merupakan kegunaan dari...(d) a. Mempelajari stabilitas d. Mempelajari bangunan kapal b. Mempelajari memuat e. Kapal c. Mengetahui lebar kapal 27. Sifat/kecendrungan sebuah kapal karna, gaya-gaya dari luar sampai kapal kembali keposisi tegaknya kembali disebut...(b) a. Gaya kapal d. Gaya berat b. Stabilitas/Keseimbangan e. Bangunan kapal c. Ukuran kapal 28. Apa yang dimaksud dengan Titik G (Center Of Gravity)...(c) a. Titik tangkap dari gaya kesamping b. Titik dari gaya-gaya apung c. Titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja ke bawah d. Sebuah titik yang berada di atas titik M e. Titik tangkap dari gaya yang bekerja ke atas 29. Jarak yang diukur dari garis air sampai kegeladak bebas disebut...(c) a. Sarat kapal d. Dalam b. Lebar kapal e. Draff c. Lambung bebas 30. Titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja ke atas disebut...(c) a. Titik M d. Titik S b. Titik G e. Titik Center of Gravity c. Titik B 31. Lambung bebas, draff, dan tinggi merupakan ukuran pokok secara...(e) a. Menyamping d. Melebar b. Membujur e. Vertikal c. Melintang 32. Ada berapa macam stabilitas dikapal...yaitu (c) a. Satu macam c. Tiga macam e. Lima macam b. Dua macam d. Empat macam NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 45

68 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Yang mendapat tekanan paling besar dari ombak dan angin, konstruksinya lebih kuat dari lain nya yaitu...(d) a. Lambung d. Haluan b. Buritan e. Lambung dan Anjungan c. Anjungan 34. Panjang seluruhnya merupakan bagian dari ukuran pokok secara...(d) a. Melebar d. Membujur b. Melintang e. Vertikal c. Atas bawah 35. Jarak yang diukur dari kiri ke kanan di sini ketebalan kulit kapal dihitung disebut...(e) a. Ukuran dalam c. LOA e. Lebar luar b. Panjang seluruhnya d. LBP 36. Di bawah ini merupakan beban-beban yang bekerja pada badan kapal...kecuali (e) a. Beban statis b. Beban dinamis c. Beban dinamis frekwensi d. Beban yang tumbuh akibat pukulan gelombang pada lambung kapal e. Beban materil 37. Rumus untuk mencari KM di bawah ini yang benar ialah...(c) a. KM=KB+GM c. KM=GM+KG e. KM=KB:GM b. KM=GM-KG d. KM=KB-GM 38. Panjang kapal diukur dari perpotongan garis air dengan tinggi depan sampai ketitik perpotongan garis air dengan tinggi belakang disebut...(c) a. LOA c. LOWL e. Lebar luar b. LBP d. Lebar dalam 39. Lebar kapal seperti tertera dalam sertifikat kapal disebut...(c) a. Lebar Estrim c. Lebar terdaftar e. Lebar sarat kapal b. Lebar dalam d. Lebar yang diukur 46 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

69 40. Jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai titik digeladak lambung bebas disebut...(c) a. Sarat kapal c. Dalam e. Lebar dalam b. Lambung bebas d. Lebar ekstrim 41. Jika titik G berada di bawah titik M disebut stabilitas...(c) a. Stabilitas Netral c. Stabilitas Positip e. Stabilitas Melintang b. Stabilitas Negatip d. Stabilitas Senget 42. Titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja ke bawah disebut...(e) a. Titik M c. Titik S e. Titik G b. Titik B d. Titik M dan B 43. Jika momen akhir = dan seluruh berat yang terdapat dikapal 8000 ton, berapakah KG akhir kapal tersebut...(c) a. 14,875 m c. 13,875 m e. 13,758 m b. 14,785 m d. 13,785 m 44. Jarak yang diukur dari keel (kulit kapal paling bawah) sampai ke garis air disebut...(e) a. Dalam b. Panjang seluruhnya c. Lambung bebas d. Panjang sepanjang garis air e. Syarat kapal/draff kapal 45. Jika didapat KG akhir setelah muat/bongkar = 25,8 meter, dan diketahui KM=27,6 meter berapakah GM akhir...(b) a. 8,01 meter c meter e. 35,40 meter b. 1,80 meter d. 53,40 meter 46. Yang tidak termasuk dalam Ilmu Bangunan Kapal adalah...(d) a. Konstruksi c. Bentuknya e. Pengoperasiannya b. Desainnya d. Crew atau ABKnya 47. Ditinjau dari tujuan pembuatannya sebutkan kapal-kapal komersil di bawah ini...(c) a. Kapal dagang c. Kapal Pesiar e. Kapal suar b. Kapal pemerintah d. Kapal meteorologi NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 47

70 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Sebutkan kapal-kapal dengan tugas khusus seperti kapal untuk kerja...(b) a. Kapal Hidrografi d. Kapal Meteorologi b. Kapal Perang e. Kapal Pengawas dan Patroli pantai c. Kapal pengerukan 49. Untuk mempertinggi daya apung cadangan di bagian depan kapal dan sebagai penahan tekan dari depan disebut...(b) a. Anjungan c. Kimbul e. Poop deck b. Agil d. Bridge house 50. Kapal barang yang menyediakan akomodasi bagi lebih dari 12 orang penumpang disebut...(c) a. Kapal penumpang b. Kapal barang c. Kapal barang & penumpang d. Kapal komersial e. Kapal non komersial 51. Sebutkan tipe geladak kapal di atas ini tipe...(c) a. Kapal geladak rata d. Kapal geladak shelter tertutup b. Kapal geladak tenda e. Kapal geladak shelter c. Kapal geladak tiga pulau 52. Sebutkan yang tidak termasuk dalam ukuran memanjang atau membujur sebuah kapal...(d) a. Panjang seluruhnya (Leng Over All = LOA) b. Panjang sepanjang garis air (LOWL) c. Panjang sepanjang garis tegak (LBP) d. Panjang sepanjang garis geladak kapal e. Panjang terdaftar (Registed Length) 48 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

71 53. Ukuran-ukuran kapal yang disebut ukuran melintang atau melebar sebuah kapal adalah...(b) a. Vertical c. Longitudinal e. Horizontal b. Transversal d. Komersial 54. Sebutkan yang tidak termasuk tipe dan jenis dari geladak kapal...(b) a. Geladak Shelter b. Geladak tenda c. Geladak shelter tertutup d. Kapal dengan kamar mesin ditengah e. Kapal dengan kamar mesin dibelakang 55. Sebutkan yang tidak termasuk ukuran tegak (vertikal) sebuah kapal...(e) a. Sarat kapal b. Lambung bebas c. Dalam d. Tinggi e. Dalam tonase 56. Bentuk gambar buritan dibawah ini adalah...(d) a. Buritan Counter b. Buritan Full Cruiser c. Buritan Eliptik d. Buritan Cruisar Spoon e. Buritan rata 57. Yang bukan berarti MARKAH KAMBANGAN adalah...(e) a. Daya apung cadangan b. Markah benaman c. Tanda Plim Soll d. Geladak lambung bebas e. Garis dek (deck line) 58. Gading - gading yang ada di sepanjang poros baling-baling disebut...(b) a. Gading - gading cermin NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 49

72 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 b. Gading - gading buritan atau nol c. Gading - gading simpul d. Gading - gading besar e. Gading - gading haluan 59. Gading-gading yang letaknya disekat pelanggaran disebut...(b) a. Gading - gading simpul b. Gading - gading haluan c. Gading - gading besar d. Gading - gading cermin e. Gading - gading nol 60. Gading - gading pada kapal dipasang untuk memperkuat...(a) a. Konstruksi melintang kapal b. Konstruksi memanjag kapal c. Kontruksi membujur kapal d. Kontruksi melebar kapal e. Kontruksi membujur kapal 61. Selain untuk membantu stabilitas, ballas dasar berganda berguna untuk...(a) a. Menambah kekuatan melintang kapal b. Memuat bahan bakar c. Menyimpan air minum kapal d. manampung air got kapal e. Menyimpan barang-barang kapal (gudang) 62. Didalam dasar berganda ada disebut Wrang ada 3 macam Wrang, terbuka, tertutup, penuh. Sebutkan suku bangsa bagian Wrang penuh di bawah ini...(d) a. Braket d. Gading-gading membujur dasar bawah b. Lempeng samping e. Lubang peringan c. Penguat batang rata 63. Sebutkan suku bagian Wrang terbuka pada sistem kerangka melintang di bawah ini...(a) a. Lubang air c. Penguat batang e. Lubang peringan b. Lubang udara d. Lubang lalu orang 50 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

73 64. Sebutkan gambar dari bentuk haluan di bawah ini...(a) a. Haluan gunting b. Haluan lurus c. Haluan Pemecah es d. Haluan berumbi (Bulbous bow) e. Haluan Meier 65. Gading-gading pada haluan jaraknya lebih rapat satu sama lain pada jarak kurang lebih... panjang kapal dari linggi.(a) a. 20% c. 16% e. 13 % b. 18% d. 15 % 66. Di bawah ini merupakan ukuran-ukuran secara tegak...(e) a. LOA c. LOWL e. Lambung bebas b. LBP d. LOA, LBP, dan LOWL 67. Di bawah ini rumus untuk mencari nilai GM...(c) a. GM = KM + KG c. GM = KM - KG e. GM= KG-KM b. GM = KM : KG d. GM = KG + KM 68. Panjang yang diukur dari titik terdepan dari linggi haluan sampai ketitik terbelakang dari buritan kapal disebut...(d) a. Panjang kesamping d. Panjang seluruhnya b. Panjang sepanjang garis tegak e. Panjang sarat kapal c. Panjang sepanjang garis air 69. Di bawah ini merupakan ukuran-ukuran pokok secara melintang...(a) a. Lebar dalam d. Dalam b. Sarat kapal e. Sarat dan lambung bebas c. Lambung bebas 70. Jika diketahui KM=21,75 m dan KG akhir setelah muat/bongkar=18,95 m berapakah GM akhir...(d) a. 40,60 m c. 2,95 m e. 2,85 m b. 3,95 m d. 2,80 m NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 51

74 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Untuk mengetahui letak, struktur, tempat dan fungsi dari kapal merupakan kegunaan dari...(d) a. Mempelajari stabilitas d. Mempelajari bangunan kapal b. Mempelajari memuat e. Kapal c. Mengetahui lebar kapal 72. Sifat/kecendrungan sebuah kapal karna, gaya-gaya dari luar sampai kapal kembali keposisi tegaknya kembali disebut...(b) a. Gaya kapal c. Ukuran kapal e. Bangunan kapal b. Stabilitas/Keseimbangan d. Gaya berat 73. Apa yang dimaksud dengan Titik G (Center Of Gravity)...(c) a. Titik tangkap dari gaya kesamping b. Titik dari gaya-gaya apung c. Titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja ke bawah d. Sebuah titik yang berada di atas titik M e. Titik tangkap dari gaya yang bekerja ke atas 74. Jarak yang diukur dari garis air sampai kegeladak bebas disebut...(c) a. Sarat kapal c. Lambung bebas e. Draff b. Lebar kapal d. Dalam 75. Titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja ke atas disebut...(c) a. Titik M c. Titik B e. Titik Center of Gravity b. Titik G d. Titik S 76. Lambung bebas, draff, dan tinggi merupakan ukuran pokok secara...(e) a. Menyamping c. Melintang e. Vertikal b. Membujur d. Melebar 77. Ada berapa macam stabilitas dikapal...yaitu (c) a. Satu macam c. Tiga macam e. Lima macam b. Dua macam d. Empat macam 78. Yang mendapat tekanan paling besar dari ombak dan angin, konstruksinya lebih kuat dari lain nya yaitu...(d) a. Lambung b. Buritan c. Anjungan 52 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

75 e. Lambung dan Anjungan d. Haluan 79. Panjang seluruhnya merupakan bagian dari ukuran pokok secara...(d) a. Melebar c. Atas bawah e. Vertikal b. Melintang d. Membujur 80. Jarak yang diukur dari kiri kekanan disini ketebalan kulit kapal dihitung disebut...(e) a. Ukuran dalam c. LOA e. Lebar luar b. Panjang seluruhnya d. LBP 81. Di bawah ini merupakan beban-beban yang bekerja pada badan kapal KECUALI. (e) a. Beban statis b. Beban dinamis c. Beban dinamis frekwensi d. Beban yang tumbuh akibat pukulan gelombang pada lunas dan lambung kapal e. Beban materil 82. Rumus untuk mencari KM di bawah ini yang benar ialah...(c) a. KM=KB+GM c. KM=GM+KG e. KM=KB:GM b. KM=GM-KG d. KM=KB-GM 83. Panjang kapal diukur dari perpotongan garis air dengan tinggi depan sampai ketitik perpotongan garis air dengan tinggi belakang disebut...(c) a. LOA c. LOWL e. Lebar luar b. LBP d. Lebar dalam 84. Lebar kapal seperti tertera dalam sertifikat kapal disebut...(c) a. Lebar Estrim c. Lebar terdaftar e. Lebar sarat kapal b. Lebar dalam d. Lebar yang diukur 85. Jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai titik digeladak lambung bebas disebut...(c) a. Sarat kapal b. Lambung bebas c. Dalam d. Lebar ekstrim e. Lebar dalam 86. Jika titik G berada di bawah titik M disebut stabilitas...(c) NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 53

76 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 a. Stabilitas Netral c. Stabilitas Positip e. Stabilitas Melintang b. Stabilitas Negatip d. Stabilitas Senget 87. Titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja ke bawah disebut...(e) a. Titik M c. Titik S e. Titik G b. Titik B d. Titik M dan B 88. Jika momen akhir = dan seluruh berat yang terdapat dikapal 8000 ton, berapakah KG akhir kapal tersebut...(c) a. 14,875 m c. 13,875 m e. 13,758 m b. 14,785 m d. 13,785 m 89. Jarak yang diukur dari keel (kulit kapal paling bawah) sampai ke garis air disebut...(e) a. Dalam d. Panjang sepanjang garis air b. Panjang seluruhnya e. Syarat kapal/draff kapal c. Lambung bebas 90. Suatu bilangan dalam milimeter yang menunnjukan perubahan sarat kapal jika berlayar dari air tawar ke laut atau sebaliknya adalah...(e) a. DWA c. DWT e. Berat jenis b. Volume d. FWA 54 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

77 Penilaian A. Sikap Mata Pelajaran : Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Kelas/Semester : X/1&2 Tahun Ajaran : Waktu Pengamatan : Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun a. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas. b. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten. c. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten. d. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten. Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. Tabel 2.1. Lembar Pengamatan Sikap Keterangan: BT = 1; MT = 2; MB = 3; MK = 4 B. Pengetahuan Mata Pelajaran : Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Kelas/Semester : X/1&2 Tahun Ajaran : Waktu Pengamatan : NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 55

78 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Rubrik Penilaian Porto folio Tabel 2.2. Lembar Pengamatan Penilaian Pengetahuan Rumus Penilaian Porto folio: Nilai = Skor yang diperoleh 60 x 100 Tabel 2.3. Peringkat dan Nilai 56 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

79 C. Keterampilan Mata Pelajaran : Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga Kelas/Semester : X/1&2 Tahun Ajaran : Waktu Pengamatan : Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan menganalisis Bangunan dan Stabilitas Kapal Niga. a. Kurang terampil, jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan analisis Bangunan dan Stabilitas Kapal Niga. b. Terampil jika, menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan analisis Bangunan dan Stabilitas Kapal Niga rang tetapi belum tepat. c. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan analisis Bangunan dan Stabilitas Kapal Niga dan sudah tepat. Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. Tabel 2.4. Tabel Pengamatan Keterangan: KT : Kurang terampil T : Terampil ST : Sangat terampil NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2 57

80 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 2 Pedoman Penskoran: Kegiatan. 1 Tabel 2.5. Pendoman Penskoran 1 Kegiatan. 2 Tabel 2.6. Pendoman Penskoran 2 58 NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-2

Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 1

Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 1 HALAMAN SAMPUL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2015 Bangunan dan Stabilitas Kapal Niaga 1 SMK / MAK Kelas X Semester I NAUTIKA KAPAL NIAGA KELAS X-1 I Bangunan dan Stabilitas Kapal

Lebih terperinci

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM )

BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) BAB V DASAR BERGANDA ( DOUBLE BOTTOM ) PENGERTIAN DASAR BERGANDA Dasar Berganda ialah bagian dari konstruksi kapal yang dibatas, Bagian bawah - Oleh kulit kapal bagian bawah ( bottom shell planting ) Bagian

Lebih terperinci

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA MI-06A Kapal (DISHUB) Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed

Lebih terperinci

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

Diunduh dari BSE.Mahoni.com HALAMAN FRANCIS i KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.beberapa

Lebih terperinci

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement)

PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) PENGUKURAN KAPAL (Tonnage Measurement) OLEH : LUKMAN HIDAYAT NRP. 49121110172 PROGRAM DIPLOMA IV JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN SEKOLAH TINGGI PERIKANAN JAKARTA

Lebih terperinci

Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal. Kecelakaan kapal di laut atau dermaga. bahaya dalam pelayaran

Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal. Kecelakaan kapal di laut atau dermaga. bahaya dalam pelayaran Bagian-bagian Kapal Awak tidak memperhatikan bangunan dan stabilitas kapal Kecelakaan kapal di laut atau dermaga bahaya dalam pelayaran merugikan harta benda, kapal, nyawa manusia bahkan dirinya sendiri.

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan Menurut Nomura dan Yamazaki (1977) kapal perikanan sebagai kapal yang digunakan dalam kegiatan perikanan yang meliputi aktivitas penangkapan atau pengumpulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN FRANCIS... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL...vi. PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN FRANCIS... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL...vi. PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR... HALAMAN FRANCIS i KATA PENGANTAR Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI UKURAN KAPAL

IDENTIFIKASI UKURAN KAPAL IDENTIFIKASI UKURAN KAPAL PK. NPL. G. 02. M BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN : PELAYARAN : NAUTIKA PERIKANAN LAUT DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. PENDAHULUAN MT SAFINA SYUMADHANI Tanker 3600 BRT I - 1 PROGRAM STUDI D III TEKNIK PERKAPALAN PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Untuk merencanakan sebuah kapal bangunan baru, ada beberapa masalah yang penting dan pokok untuk dijadikan dasar perencanaan, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

MODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi

MODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi 5 MODA TRANSPORTASI LAUT Setijadi setijadi@supplychainindonesia.com 2015 1 PERKEMBANGAN ANGKUTAN LAUT Setiap tahun terdapat lebih dari 50.000 kapal besar yang membawa 40 persen perdagangan dunia yang dibawa

Lebih terperinci

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu DERMAGA Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-aktifitas distribusi fisik di Pelabuhan, antara lain : 1. menaik turunkan penumpang dengan lancar, 2. mengangkut dan membongkar

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI HALAMAN PENGESAHAN KETUA PROGRAM STUDI HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.283, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pengukuran Kapal. Tata cara. Metode. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGUKURAN KAPAL

Lebih terperinci

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal Ukuran utama ( Principal Dimension) * Panjang seluruh (Length Over All), adalah

Lebih terperinci

BAB V SHELL EXPANSION

BAB V SHELL EXPANSION BAB V SHELL EXPANSION A. PERHITUNGAN BEBAN A.1. Beban Geladak Cuaca (Load and Weather Deck) Yang dianggap sebagai geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas kecuali geladak yang tidak efektif yang terletak

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Terdapat beberapa definisi mengenai kapal perikanan, menurut Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION

PERHITUNGAN BUKAAN KULIT SHELL EXPANTION BAB V PERHITUNGAN BUKAAN KULIT Perhitungan Shell Expansion ( bukaan kulit ) kapal MT. SADEWA diambil dari perhitungan Rencana Profil berdasarkan Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia Volume II, Rules for

Lebih terperinci

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a perlu diatur lebih lanjut mengenai perkapalan dengan Peraturan Pemerintah; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran terdapat

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan Kapal perikanan merupakan kapal yang digunakan untuk aktivitas penangkapan ikan di laut (Iskandar dan Pujiati, 1995). Kapal perikanan adalah kapal yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN . HASIL DAN PEMBAHASAN yang dijadikan sampel dan diukur pada penelitian ini berjumlah 22 unit yang mempunyai wilayah pengoperasian lokal, yaitu di daerah yang tidak jauh dari teluk Palabuhanratu. Konstruksi

Lebih terperinci

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1428, 2016 KEMENHUB. Kendaraan diatas Kapal. Pengangkutan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 115 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGANGKUTAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 95, 2002 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4227) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN BAGIAN KAPAL PERIKANAN

IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN BAGIAN KAPAL PERIKANAN IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN BAGIAN KAPAL PERIKANAN PK. NPL. G. 01. M BIDANG KEAHLIAN PROGRAM KEAHLIAN : PELAYARAN : NAUTIKA PERIKANAN LAUT DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Ilmu Bangunan Kapal

BAB I PENDAHULUAN. A. Ilmu Bangunan Kapal BAB I PENDAHULUAN A. Ilmu Bangunan Kapal Seperti kita ketahui ilmu bangunan kapal merupakan salah satu bagian dari ilmu kecakapan pelaut (seamanship), yang akhir-akhir ini makin berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

SEKAT KEDAP AIR HALUAN MIRING KAPAL PENUMPANG : 5 % L M KAPAL BARANG : b = Jarak terkecil dari. ketentuan. b = 5 % L atau.

SEKAT KEDAP AIR HALUAN MIRING KAPAL PENUMPANG : 5 % L M KAPAL BARANG : b = Jarak terkecil dari. ketentuan. b = 5 % L atau. BAB III SEKAT KEDAP AIR HALUAN MIRING KAPAL PENUMPANG : 5 % L + 3.05 M KAPAL BARANG : b = Jarak terkecil dari ketentuan b = 5 % L atau b = 10 meter b = 8 % L ( Seijin Pemerintah ) SEKAT KEDAP AIR BULLBOUS

Lebih terperinci

OPTIMASI FENDER PADA STRUKTUR DERMAGA ABSTRAK

OPTIMASI FENDER PADA STRUKTUR DERMAGA ABSTRAK OPTIMASI FENDER PADA STRUKTUR DERMAGA Yanuar Budiman NRP : 0221027 Pembimbing: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D. ABSTRAK Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran sangat penting dalam sistem angkutan

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG

LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG NAMA KAPAL : PEMILIK / OPERATOR : AGENT :

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENDATAAN KAPAL DAN GALANGAN KAPAL SERTA PENERBITAN SURAT TANDA KEBANGSAAN KAPAL DI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN UMUM Kegiatan kenavigasian mempunyai peranan penting dalam mengupayakan keselamatan berlayar guna mendukung

Lebih terperinci

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar

Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Bab XII. Spesifikasi Teknis dan Gambar Pekerjaan : Pengadaan Kapal Pengawas (Long Boat) 1. KONDISI UMUM Spesifikasi teknis ini bersama dengan gambar-gambar yang diampirkan dimaksudkan untuk menerangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya. Hal-hal dasar yang. harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya. Hal-hal dasar yang. harus diperhatikan adalah sebagai berikut : BAB I A. Umum Dalam merencanakan atau mendesaign kapal bangunan baru, ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam merencanakan sebuah kapal, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di

Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di Deskipsi (S. Imam Wahyudi & Gata Dian A.) Menjelaskan tentang fasilitas Pelabuhan di darat meliputi : fasilitas-fasilitas darat yang berada di terminal barang potongan, terminal peti kemas, terminal barang

Lebih terperinci

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION

BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION BAB V MIDSHIP AND SHELL EXPANSION Perhitungan Midship & Shell Expansion berdasarkan ketentuan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Th. 2006 Volume II. A. PERHITUNGAN PLAT KULIT DAN PLAT GELADAK KEKUATAN B.1.

Lebih terperinci

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA FINAL KNKT.17.03.05.03 Laporan Investigasi Kecelakaan Pelayaran Tenggelamnya KM. Sweet Istanbul (IMO No. 9015993) Area Labuh Jangkar Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN III.1 ALUR PELABUHAN Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke dalam kolam pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan harus cukup tenang

Lebih terperinci

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR Penyusunan RKS Perhitungan Analisa Harga Satuan dan RAB Selesai Gambar 3.1 Flowchart Penyusunan Tugas Akhir BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR 4.1 Data - Data Teknis Bentuk pintu air

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG PERKAPALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG PERKAPALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG PERKAPALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran terdapat beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal Perikanan. Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal Perikanan. Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kapal Perikanan Kapaf ikan adalah salah satu jenis dari kapal, dengan demikian sifat dan syarat-syarat yang diperlukan oleh suatu kapal akan diperlukan juga oleh kapal ikan, akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pantai Sanur, Dermaga, Marina, Speedboat

ABSTRAK. Kata kunci: Pantai Sanur, Dermaga, Marina, Speedboat ABSTRAK Pantai Sanur selain sebagai tempat pariwisata juga merupakan tempat pelabuhan penyeberangan ke Pulau Nusa Penida. Namun sampai saat ini, Pantai Sanur belum memiliki dermaga yang berakibat mengganggu

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK

BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK BAB II PERSIAPAN UNTUK MENGOLAH GERAK - Kapal datang dari laut 1 jam sebelumnya KKM harus diberitahu - Peta penjelas / peta pelabuhan disiapkan - Sarat kapal dan kedalaman perairan diperhatikan - Alat

Lebih terperinci

Z = 10 (T Z) + Po C F (1 + )

Z = 10 (T Z) + Po C F (1 + ) BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION) Perhitungan Shell Expansion (Bukaan Kulit) berdasarkan ketentuan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Th. 2006 Volume II. A. PERKIRAAN BEBAN A.1. Beban sisi kapal a. Beban

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2002 TENTANG P E R K A P A L A N PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Pembuatan Kapal Baru Pada umumnya metode atau cara dalam proses pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara kedua berdasarkan tempat.

Lebih terperinci

BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION)

BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION) BAB V BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION) Perhitungan Shell Expansion (Bukaan Kulit) berdasarkan ketentuan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) Th. 2007 Volume II. A. PERKIRAAN BEBAN A.1. Beban sisi kapal a. Beban

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN

SILABUS MATA PELAJARAN SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Bangunan Kelas /Semester : X/1 dan 2 Kompetensi Inti KI 1 KI 2 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pondasi Tiang digunakan untuk mendukung bangunan yang lapisan tanah kuatnya terletak sangat dalam, dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum. 2.1.1 Defenisi Stabilitas Stabilitas adalah merupakan masalah yang sangat penting bagi sebuah kapal yang terapung dilaut untuk apapun jenis penggunaannya, untuk

Lebih terperinci

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014

STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 s. bp uk ab. am uj m :// ht tp id go. STATISTIK PERHUBUNGAN KABUPATEN MAMUJU 2014 ISSN : - No. Publikasi : 76044.1502 Katalog BPS : 830.1002.7604 Ukuran Buku : 18 cm x 24 cm Jumlah Halaman : v + 26 Halaman

Lebih terperinci

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut FINAL KNKT-08-11-05-03 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Laporan Investigasi Kecelakaan Laut Terbaliknya Perahu Motor Koli-Koli Perairan Teluk Kupang NTT 09 Nopember 2008 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN

Lebih terperinci

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal 1. Titik Berat (Centre of Gravity) Setiap benda memiliki tittik berat. Titik berat inilah titik tangkap dari sebuah gaya berat. Dari sebuah segitiga, titik beratnya

Lebih terperinci

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran

Lebih terperinci

SURVEI KAPAL TENGGELAM DI PERAIRAN PULAU PONGOK, KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

SURVEI KAPAL TENGGELAM DI PERAIRAN PULAU PONGOK, KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SURVEI KAPAL TENGGELAM DI PERAIRAN PULAU PONGOK, KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Ditulis oleh: Agus Sudaryadi, SS. Untuk memudahkan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) GT SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal rawai tuna (tuna long liner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...II pendahuluan...iii 1 Ruang

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP

SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP SPESIFIKASI TEKNIS KAPAL IKAN 1 GT FRP DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA TAHUN ANGGARAN 2017 SPESIFIKASI TEKNIS 1 1. UMUM 1.01 PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Umum A.1. Jenis Kapal A.2. Kecepatan Kapal A.3. Masalah Lain

BAB I PENDAHULUAN A. Umum A.1. Jenis Kapal A.2. Kecepatan Kapal A.3. Masalah Lain BAB I PENDAHULUAN A. Umum Dalam merencanakan atau mendesain kapal bangunan baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan sebuah kapal, baik dari segi teknis, ekonomis maupun segi artistiknya.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 132 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Kompetensi Kejuruan Topik : Limbah di Lingkungan Kerja Kelas/Semester :

Lebih terperinci

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Program Keahlian : Teknik Mesin Paket Keahlian : Teknik Fabrikasi Logam Mata Pelajaran : Gambar Teknik Kelas : XI smt 1 dan 2 : 72 Jam Pelajaran

Lebih terperinci

Jenis Kapal. Kapal kayu adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari kayu.

Jenis Kapal. Kapal kayu adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari kayu. Transpor tasi Laut kapal adalah sarana transportasi melalui laut yang daya angkutnya sangat besar disbanding dengan transportasi melalui darat apalagi melalui udara. Yang disebut kapal ialah sebuah bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelabuhan Menurut Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2001 Pasal 1 ayat 1, tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Program Keahlian Alokasi Waktu :SMK Negeri 4 Baubau : Komputer dan Jaringan Dasar : XI / Ganjil : Teknik Komputer

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

Iswadi Nur Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu Jakarta Selatan

Iswadi Nur Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik UPN Veteran Jakarta Jl. RS Fatmawati, Pondok Labu Jakarta Selatan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEBAN RANCANGAN (DESIGN OAD) TERKAIT DENGAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI KAPA- KAPA NIAGA BERBAHAN BAJA MENURUT REGUASI KAS Iswadi Nur Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA) Satuan Pendidikan Kelas : SMK / MAK :XII Kompetensi Inti I-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. I-2. Menghayati

Lebih terperinci

BAB V TONASE (TONNAGE)

BAB V TONASE (TONNAGE) BAB V TONASE (TONNAGE) A. Pengertian Tonase Kapal ialah sebuah benda terapung yang digunakan untuk sarana transportasi dan pengangkutan di atas air, baik berupa barang, penumpang, hewan dan lain-lain.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK SMK-MAK (PEMINATAN)

SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK SMK-MAK (PEMINATAN) SILABUS MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK SMK-MAK (PEMINATAN) Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : FISIKA Kelas : XI Semester : 2 Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan PLTU Cilacap 2X300 MW ditujukan selain untuk memenuhi kebutuhan listrik juga ditujukan untuk meningkatkan keandalan tegangan di

Lebih terperinci

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan / maritim, peranan pelayaran adalah sangat penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan / keamanan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT Standar Nasional Indonesia Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) 75 150 GT ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... I Prakata... II Pendahuluan... III 1 Ruang

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL / NOTASI

DAFTAR SIMBOL / NOTASI DAFTAR SIMBOL / NOTASI A : Luas atau dipakai sebagai koefisien, dapat ditempatkan pada garis bawah. ( m ; cm ; inci, dsb) B : Ukuran alas lateral terkecil ( adakalanya dinyatakan sebagai 2B ). ( m ; cm

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA : PELAYARAN : 1. NAUTIKA KAPAL PENANGKAP

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Kelas/Semester : XI/2 Materi Pembelajaran : Keseimbangan dan Dinamika Benda Tegar Alokasi Waktu : 16 45 menit Pertemuan Ke : 2 Kompetensi Inti (KI) : 1. Menghayati

Lebih terperinci

Soal :Stabilitas Benda Terapung

Soal :Stabilitas Benda Terapung TUGAS 3 Soal :Stabilitas Benda Terapung 1. Batu di udara mempunyai berat 500 N, sedang beratnya di dalam air adalah 300 N. Hitung volume dan rapat relatif batu itu. 2. Balok segi empat dengan ukuran 75

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM I. UMUM Angkutan laut sebagai salah satu moda transportasi, selain memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN

SILABUS MATA PELAJARAN SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : n Kelas /Semester : X/1 dan 2 Kompetensi Inti KI 1 KI 2 KI 3 KI 4 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya : Menghayati dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 154 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Kompetensi Kejuruan Topik : Limbah di Lingkungan Kerja Kelas/Semester :

Lebih terperinci

BAB V RENCANA BUKAAN KULIT (SHEEL EXPANSION) Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect.

BAB V RENCANA BUKAAN KULIT (SHEEL EXPANSION) Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect. BAB V RENCANA BUKAAN KULIT () A. Perhitungan Beban A.1 Beban Sisi Beban sisi geladak dihitung menurut rumus BKI 2006 Vol II Sect. 4.B.2.1 A.1.1. Dibawah Garis Air Muat Beban sisi geladak dibawah garis

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: PP 70-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 127, 2001 Perhubungan.Pelabuhan.Otonomi Daerah.Pemerintah Daerah.Tarif Pelayanan. (Penjelasan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Optimalisasi Desain Struktur Kekuatan

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN RUANGAN KAPAL PENANGKAP IKAN TUNA DI PANTAI SADENG GUNUNG KIDUL. Salim Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK

ANALISA PENGGUNAAN RUANGAN KAPAL PENANGKAP IKAN TUNA DI PANTAI SADENG GUNUNG KIDUL. Salim Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK ANALISA PENGGUNAAN RUANGAN KAPAL PENANGKAP IKAN TUNA DI PANTAI SADENG GUNUNG KIDUL Salim Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil ruangan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PAS KECIL UNTUK KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PAS KECIL UNTUK KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN PAS KECIL UNTUK KAPAL KURANG DARI 7 GROSSE TONNAGE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN. : Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan KELAS X XI XII XIII

STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN. : Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan KELAS X XI XII XIII Kelompok A STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Keahlian MATA PELAJARAN : Teknologi dan Rekayasa : Teknik Konstruksi dan Properti

Lebih terperinci

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tipe Ro-ro untuk Rute Ketapang (Kabupaten Banyuwangi) Gilimanuk (Kabupaten Jembrana) Oleh : Febriani

Lebih terperinci

BAB III. Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut :

BAB III. Tindakan Olah Gerak menolong orang jatuh kelaut tergantung dan pada factor-factor sebagai berikut : BAB III BERLAYAR DIPERAIRAN SEMPIT DAN DANGKAL GEJALANYA : Timbul ombak haluan yang mengalir kebelakang. Arus lemah yang mengalir diperpanjang garis lunas. Arus buritan yang mengalir ke depan. Ombak buritan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Alokasi Waktu Pertemuan ke : SMK NEGERI 1 SEYEGAN : Gambar Teknik Fabrikasi Logam : XI/1 : 1 x pertemuan (2 JP) : 6 (enam) A.

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN-BAGIAN KAPAL. NPL - Prod/K.01. Kompetensi : Bangunan dan Stabilitas Kapal

MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN-BAGIAN KAPAL. NPL - Prod/K.01. Kompetensi : Bangunan dan Stabilitas Kapal MENGIDENTIFIKASI STRUKTUR DAN BAGIAN-BAGIAN KAPAL NPL - Prod/K.01 Kompetensi : Bangunan dan Stabilitas Kapal BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKMENJUR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-183 Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga Ardianus, Septia Hardy Sujiatanti,

Lebih terperinci

PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD

PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD PRESENTASI SKRIPSI ANALISA PERBANDINGAN KEKUATAN KONSTRUKSI CORRUGATED WATERTIGHT BULKHEAD DENGAN TRANSVERSE PLANE WATERTIGHT BULKHEAD PADA RUANG MUAT KAPAL TANKER Oleh: STEVAN MANUKY PUTRA NRP. 4212105021

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012 2012, No.612 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DETAIL STRUKTUR DAN REKLAMASI PELABUHAN PARIWISATA DI DESA MERTASARI - BALI OLEH : SIMON ROYS TAMBUNAN 3101.100.105 PROGRAM SARJANA (S-1) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan isu yang sangat krusial bagi masyarakat dunia, terutama semenjak terjadinya krisis minyak dunia pada awal dan akhir dekade 1970-an dan pada akhirnya

Lebih terperinci