BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Doddy Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Literature Review Ada beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai GPON. Beberapa Literature review tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan oleh Mahmoud M. Al Quzwini College of Engineering, AlNahrain University, Baghdad, Iraq. Pada tahun 2014 yang berjudul Design and Implementation of a Fiber to the Home FTTH Access Network based on GPON. penelitian ini menyajikan desain langkah demi langkah dan implementasi lapangan dari jaringan akses GPON FTTH terlindungi yang melayani 1000 pengguna. Komponen dasar jaringan adalah disajikan dan kontribusi masing-masing komponen terhadap arsitektur jaringan FTTH ditujukan. Desain menggabungkan perlindungan Kelas B, untuk menyediakan redundansi di port pengumpan dan GPON, penerapan praktis dari jaringan FTTH yang terlindungi sangat ditekankan.[1] 2. Peneltian dilakukan oleh Nebi Caka, Astrit Hulaj, pada tahun 2011 yang berjudul Optimization of FTTH network in Kosovothrough the implementation of GPONarchitecture and analysis of the cost of theimplementation. Peneltian ini menganalisis kelebihan dan kekurangan dari arsitektur PON yang diusulkan, masing-masing GPON standard, dan akan diberikan kewajaran pelaksanaannya. Ini akan menganalisis kemungkinan konkret penerapan praktis jaringan FTTH di Kosovo, tergantung pada lokasi dan peluang yang ada untuk realisasi ini. Ini juga akan menganalisis biaya implementasi jaringan FTTH, dimana sebagai model untuk analisis tersebut digunakan hubungan antara 10 rumah. Pada akhirnya, akan dianalisis dan didiskusikan hasil pengukuran yang dilakukan untuk dua panjang gelombang Λ = 1310nm dan λ = 1550 nm. [2] 5
2 3. Penelitian dilakukan oleh Pramudya Dicki Saputra, pada tahun 2014 yang berjudul Perancangan Arsitektur Jaringan FTTH dengan Teknologi GPON di Universitas Jember. Penelitian ini membahas kelayakan arsitektur jaringan FTTH yang menggunakan teknologi GPON yang diterapkan di Universitas Jember berdasarkan rekomendasi dari ITU-T G.984. Uji kelayakan ini akan ditentukan berdasarkan parameter link power budget dan rise time budget. Link power budget ditentukan dari hasil total loos daya dan margin daya. [3] 4. Penelitian dilakukan oleh Okta Mia Sari, pada tahun 2015 yang berjudul Perancangan Dan Simulasi Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Gigabit Passive Optical Network (GPON) Huawei Dengan Fiber Termination Management (FTM) Untuk Perumahan Pesona Ciwastra Village Bandung. Penelitian ini membahas tentang perancangan jaringan akses FTTH pada perangkat lunak menggunakan teknologi GPON Huawei dengan membuat jalur awal lalu penentuan perangkat, spesifikasi, tata letak dan volume yang digunakan. Kemudian untuk kelayakan sistem di analisa dengan parameter LPB dan RTB, sedangkan untuk performansi sistem dianalisa menggunakan parameter SNR dan BER. Serta dilakukan analisa kemampuan iodn pada NMS-GPON Huawei. [4] 5. Penelitian Dilakukan Oleh Aa Ngurah Eka Paramarta, Pada Tahun 2016 Yang Berjudul Analisis Kualitas Jaringan Lokal Akses Fiber Optik Pada Indihome PT.Telkom Di Wilayah Jimbaran. Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana kualitas jaringan fiber optic pada indihome di wilayah jimbaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengukuran menggunakan software Embassy milik PT. Telkom dan Telnet. Sedangkan metode perhitungan berdasarkan topologi jaringan yang ada. Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data primer adalah data yang didapatkan dari hasil pengukuran menggunakan software, sedangkan data sekunder adalah data tambahan yang secara tidak langsung didapatkan dan berasal dari sumber yang layak dan keberadaanya dapat dipertanggung jawabkan. [5] 6
3 Kelima penelitian yang dilakukan sebelumnya membahas tentang perancangan jaringan ftth (fiber to the home) tentang kualitas dan perfomansi jaringan fiber optic pada suatu wilayah. Perbedaan pada penelitian ini adalah menganalisa gangguan dan memberikan solusi penanganan yang tepat jika terjadi masalah atau kerusakan pada hasil perancangan FTTH Arsitektur Indihome Indihome (internet digital home) adalah produk layanan triple play (internet, voice, dan iptv) PT Telkom dengan menggunakan teknologi fiber optic. Berikut gambaran arstektur Indihome. Gambar 2.1 Arsitektur Indhome [6] Berdasarkan gambar 2.1 triple play mempunyai server yang berbeda-beda. BRAS server untuk layanan internet, IMS server sentral layanan voice dan middleware server layanan iptv. Secara garis besar terdapat dua tipe arsitektur jaringan kabel optik, yaitu arsitektur jaringan aktif dan arsitektur jaringan pasif. Arsitektur jaringan aktif mengacu pada konfigurasi point to point kabel optik dan atau konfigurasi star. Untuk arsitektur jaringan pasif, berbasis passive optical network (PON) Arsitektur FTTx (fiber to the X) Kabel lokal fiber Optik (Fiber to The X) paling sedikitnya terdapat 2 perangkat aktif (Opto Elektrik) yang dipasang di Central Office dan yang satu lagi dipasang di dekat dan atau di lokasi pelanggan. Berdasarkan lokasi penempatan perangkat aktif yang dipasang didekat dan atau dilokasi pelanggan maka terdapat beberapa Konfigurasi sebagai berikut : 7
4 Gambar 2.2 Arsitektur fttx [7] 1. Fiber to the bulding TKO terletak didalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement atau tersebar dibeberapa lantai, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indor atau IKG, FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung pada jaringan kabel tembaga. 2. Fiber to the zone TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan, biasanya berupa kabinet yang ditempatkan di pinggir jalan sebagai mana biasanya RK, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer, FTTZ dapat dianalogikan sebagai pengganti RK. 3. Fiber to the curb TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan, baik didalam kabinet, diatas tiang maupun di manhole, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter saja, FTTC dapat dianalogikan sebagai pengganti Titik Pembagi 4. Fiber to the home TKO terletak didalam rumah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok ( TB ). 8
5 5. Fiber to the tower TKO terletak didalam shelter dari pada Tower, terminal equipment system GSM/CDMA dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor hingga beberapa meter sajajaringan kabel FO yang mencatu Tower sbb: Kabel FO Drop kalau lokasi tower perkotaan. Kabel FO Distribusi kalau lokasi tower di pinggiran kota. Sehingga FTTT bisa dianalogikan sebagai pengganti ODP (FTTC) atau TB (FTTH) Arsitektur Aktif GPON Menghubungkan perangkat Optical Line Terminal (OLT) di Central Office (CO) yang terkoneksi dengan perangkat Optical Network Terminal (ONT) pada terminal pelanggan, menggunakan fiber optic dedicated sebagai medianya. OLT dan ONT merupakan perangkat aktif yang masing-masing membutuhkan power dilengkapi dengan optical laser Optical Line Terminal (OLT) Optical Line Terminal (OLT) atau biasa disebut juga dengan Optical Line Termination adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik akhir (end-point) dari layanan jaringan optik pasif. Perangkat ini mempunyai dua melakukan konversi antara sinyal listrik yang digunakan oleh penyedia layanan dan sinyal optik yang digunakan oleh jaringan optik pasif serta mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung jaringan, atau biasa disebut dengan Optical Network Terminal (ONT) atau Optical Network Unit (ONU). 1. Spesifikasi OLT OLT menyediakan interface antara sistem Passive Optical Network (PON) dengan penyedia layanan (service provider) data, video, maupun voice/telepon. Perangkat OLT meliputi: 9
6 DCS (Digital Cross-connect), yang melayani nonswitched dan nonlocally switched TDM trafik ke jaringan telepon. Voice Gateway, yang melayani locally switched TDM/voice trafik ke PSTN. IP Routers atau ATM Edge Switch, yang melayani trafik data. Video Network Device, yang melayani trafik video. 2. Spesifikasi Ruangan Gambar 2.3 OLT fiberhome Spesifikasi ruang OLT: Tegangan perangkatnya : -48 V DC (-40 V to -57 V) Sebaiknya ada UPS/baterai untuk mengkover kendala mati listrik, sebaiknya UPS mampu bertahan selama 8 jam Bearing dasar ruangan >600kg/m 2 Tidak ada gas korosif dan pelarut, tidak ada medan elektromagnetik kuat disekitar perangkat Grounding resistance <5 ohm Atmosphere pressure : 86kPa sampai 106kPa Suhu kerja perangkat Operasi jangka panjang :0-45 o C dan Operasi Jangka Pendek : -10 O -50 O C Humidity relative : 10%-85% Maksimum power yang akan dikonsumsi untuk 1 subrack 1600 Watt 10
7 Untuk 1 rack kapasitas 2 subrack berarti : 3200 Watt(kapasitas penuh) 3. Spesifikasi Perangkat Untuk perangkat AN B terdapat 2 jenis rak, yaitu ukuran 19 inch dan 21 inch, berikut spesifikasi ukurannya. Table 2.1 Rak GPON fiberhome Type Dimension (H W Cabinet Code Weight (kg) D) (mm) 19-inch cabinet inch cabinet ONT Optical Network Terminal (ONT) merupakan perangkat di sisi pelanggan yang menyediakan interface baik data, voice, maupun video. Fungsi utama ONU ini adalah menerima trafik dalam format optik dan mengkonversinya menjadi bentuk yang diinginkan, seperti data, voice, dan video. Berikut ini adalah perlengkapan yang disiapkan di sisi pelanggan, antara lain: Perangkat Optical Network Unit (ONU) Kabel fiber optic, Single Mode. Outlet fiber optic 11
8 STB (set top box) Merupakan perangkat CPE (Customer-Premise Equipment) yang berfungsi mengubah sinyal (decoding) multimedia streaming dari jaringan IPTV menjadi konten yang bisa ditampilkan dalam layar televisi atau perangkat layar lainnya. Beberapa Error yang sering terjadi: Gambar 2.4 STB (set top box) 1. ERROR 1305 Pemberitahuan pada layar televise Maaf, menghubungkan ke jaringan gagal. Coba lagi nanti dan berkonsultasi dengan hotline layanan pelanggan untuk membantu penyebab error 1305 layanan DHCP alamat IP yang valid tidak mencapai STB, DHCP protokol menerima kode kesalahan yang dikembalikan oleh server interaktif. Solusi yang bisa dilakukan memeriksa parameter DHCP dari STB. 2. ERROR 1901 Pemberitahuan pada layar televisi Maaf, jaringan kabel sambungan yang salah! Silakan periksa koneksi jaringan kabel dan daya dari perangkat akses 12
9 jaringan dan coba lagi. Error 1901 disebabkan kabel jaringan tidak tersambung. Solusi memeriksa koneksi fisik dari kabel ONT ke STB. 3. Error code 1302 Memeriksa validitas dari alamat homepage EPG gagal, nama domain resolusi dari alamat homepage EPG gagal Mencoba untuk terhubung ke homepage EPG gagal untuk beberapa kali. Untuk STB terdaftar baru, periksa apakah alamat dari server otentikasi utama adalah benar. Jika alamat server otentikasi dikonfigurasi sebagai nama domain, harap periksa log sistem dengan menghubungkan port 5030 melalui alat monitor untuk menentukan apakah resolusi nama domain tidak berhasil. Periksa nilai MTU dari EPG tepi bahwa dengan yang STB dihubungkan. 4. Error 4514 Kondisi error code 4514 sama dengan gangguan Live TV yaitu channel Live TV tidak muncul. Jika layar blank pada salah satu channel Live TV, penyebabnya adalah konfigurasi VLAN multicast. Beberapa solusinya sebagai berikut: Cek embassy, pastikan data line profile, line rate, dan SNR untuk upstream dan downstream sudah sesuai dengan persyaratan layanan UseeTV Cable. Pastikan VLAN untuk channel UseeTV Cable sudah tertanam pada GPON/DSLAM/MSAN. Hal ini agar dikoordinasikan dengan unit akses terkait. 5. Error 2003 Ketika melakukan pengecekan terhadap beberapa channel muncul error Kondisi ini disebabkan oleh pelanggan tidak berlangganan paket channel tersebut. Beberapa solusi yang bisa kita lakukan sebagai berikut: Cek paket UseeTV Cable pelanggan ke Plasa Cek daftar channel yang diperoleh sesuai dengan paket yang diambil di SOAP. 13
10 ika terjadi ketidaksesuaian antara paket dengan channel yang muncul harap hubungi ke plasa untuk register program tv yang di inginkan. 6. Error Code : 1306 Pada STB B600 / blank disebabkan kegagalan upgrade otomatis software STB. [8] Perangkat Passive GPON Merupakan teknologi akses fiber optik yang terdiri dari komponen berupa Optical Line Terminal (OLT), Optical Network Unit (ONU) dan passive splitter. OLT ditempatkan di central office operator, sedangkan ONU disetting di terminal akhir menuju pelanggan. Passive Splitter terletak diantara OLT dan ONU, yang berfungsi sebagai pembagi downstream sinyal dari OLT ke beberapa terminal ONU yang bertugas untuk mengidentifikasi data yang hanya dibutuhkan oleh terminal. Berikut penjelasan perangkat passive pada GPON: ODC (optical distribution cabinet) ODC adalah suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO bisa di lapangan (Outdoor) dan juga bisa didalam ruangan/di MDF Gedung HRB (Indoor), yang mempunyai fungsi sebagai berikut : a) Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi b) Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar (feeder) menjadi beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi (distribusi) untuk flesibilitas. c) Tempat Spliter. d) Tempat penyambungan Passive Splitter (PS) Merupakan suatu perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi informasi sinyal optic ( gelombang cahaya ), kapasitas distribusi dari Passive Splitter bermacammacam yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, dan 1:64. Spesifikasi teknis merefer ( STEL-L Ver1) Juga ada yang inputnya 2 seperti 2:16 dan 2:32. Direkomendasikan digunakan di Telkom sampai 1:32 secara total, Aplikasinya : 14
11 Gambar 2.5 Odc dan passive splitter [9] Perlu diperhatikan dalam menggunakan splitter, mengingat redaman dari splitter cukup besar, maka perlu perhitungan Loss Link Budget. Redaman dari masing-masing Spliter dapat dilihat pada tabel dibawah ini ; Tabel 2.1 Standart redaman splitter Network Elemen Batasan Ukuran Splitter 1:2 Max 3,70 db Splitter 1:4 Max 7,25 db Splitter 1:8 Max 10,38 db Splitter 1:16 Max 14,10 db Splitter 1:32 Max 17,45 db Pengujian Level Sinyal Optik Proses pengujian level sinyal optik dilakukan dengan menggunakan alat ukur OPM (Optical Power Meter), dimana alat ukut ini sebenarnya terdiri dari 2 (dua) perangkat yaitu : a. LS (Optical Light Source), yang berfungsi sebagai sumber pengiriman sinyal optik. b. OPM (Optical Power Meter), yang berfungsi sebagai penerima (pembaca level sinyal optik) Sedangkan kelengkapan pengukuran 2 set Patchcord dan 1 buah 15
12 adaptor. Beberapa hal yang harus diperhatikan: a. Kesesuaian tipe connector dan adaptor baik untuk Patchcord, port alat ukur dan perangkat terminasi. b. Peralatan K3 dalam pengukuran (kaca mata tahan cahaya optik) c. Sumber catuan listrik (Batere) d. Alat pembersih connector (one click/clatop) Proses pengujian menggunakan OPM, secara garis besarnya ada dua tahap proses yaitu: a. Kalibrasi (penyesuaian) terhadap satuan yang digunakan (misalnya db atau dbm) dan pengaturan (set) zero, hal ini dimaksudkan agar perangkat alat ukur dan kelengkapannya telah sinkron, artinya alat ukur dan patchcord dianggap satu kesatuan saat pengiriman titik awal pengiriman dari ujung perangkat terminasi A dan ujung penerimaan port ujung perangkat terminasi B. b. Pengukuran, dalam hal ini pada pengujian instalasi Indihome yang akan dilakukan pengukuran pada level sinyal terima baik di ODP, OTP maupun roset, maka satuan yang dipakai adalah dbm, lihat gambar 3.2 Gambar 2.6 Pengukuran Level sinyal terima di ODP Closure Sinyal yang dikirim oleh OLT dengan range +1,5 dbm sampai dengan +5 dbm, sedangkan sepanjang jalur yang dilalui sinyal optik akan mengalami redaman sebagai berikut. Table 2.2 Redaman elemen jaringan FTTH 16
13 Elemen Jaringan Fiber Optik Kabel Fiber Optik SM G.652D Splicing (Fusion Splicer) Connector Splitter 1:2 Splitter 1:4 Splitter 1:8 Splitter 1:16 Splitter 1:32 Redaman 0,35 db/km 0,15 db/splice 0,25 db/connector 3,70 db 7,25 db 10,38 db 14,10 db 17,45 db Dengan mengacu pada table 3.1 maka kita dapat menghitung level terima dari sinyal optik yang melalui jaringan Indihome dengan rumus : PRx (dbm) = PTx (dbm) ( (L FO x Panjang FO)+ (LSp x NSp)+ (LC x NC) + (L splitter))db (2.1) Dimana : PRx : Daya yang diterima PTx : Daya yang dikirim L FO : Redaman Fiber optik L Sp : Redaman splice/sambungan N Sp : Jumlah splice/sambungan L C : Redaman Connector N C : Jumlah Connector L Splitter : Redaman Splitter Misalkan kita akan mengukur sinyal terima di ODP, sudah diketahui bahwa PTx = + 5 dbm, panjang fiber optik 15 Km, jumlah sambungan ada 7 sambungan, jumlah connector ada 7 connector, menggunakan splitter 1:4 dan 1:8, berapakah hasil hitungnya? Masukan ke rumus di atas : 17
14 PRx (dbm) = 5 dbm (( 15 x 0,35) + (7x 0,15) + (7x 0,25) + (7,25+10,38))dB = 5 ((5,25)+ (1,05)+ (1,75) + (17,63)) = 5 25,68 = dbm Jadi daya yang diterima di titik ODP = - 20,68 dbm Hasil perhitungan ini dapat dijadikan acuan perkiraan saat melakukan pengukuran, karena hasil pengukuran akan mendekati hasil perhitungan tersebut. Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan pengukuran adalah tidak dilakukannya kalibrasi/set zero pada perangkat OPM, sehingga hasil ukur sering menunjukan lebih rendah dari hasil perhitungan, hal ini secara kenyataannya akan memberikan level sinyal yang lebih tinggi dari range level sinyal terima detector ONT, mungkin dalam waktu singkat tidak akan berpengaruh pada perangkat ONT, namun dalam waktu yang lama karena sinyal dikirim secara kontinu akan mempengaruhi usia kerja perangkat. [10] 2.3. NMS (Network Management System) NMS (Network Management System) merupakan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan oleh NMS adalah OLT dan ONT. Selain itu NMS dapat mengatur layanan GPON seperti internet, VoIP, dan IPTV. NMS ini menggunakan platform Windows dan bersifat GUI (Graffic Unit Interface) maupun command line. NMS memiliki jalur langsung ke OLT, sehingga NMS dapat memonitoring ONT dari jarak jauh Sistem manajemen jaringan ANM2000 memiliki empat fungsi utama; manajemen konfigurasi, manajemen kesalahan, manajemen kinerja dan manajemen keamanan. Hal ini dapat bertindak sebagai jaringan sistem manajemen proxy untuk melakukan remote manajemen tanggung jawab terhubung dengan AN B sesuai dengan standar IEEE802.3 Ethernet OAM (Operations, Administration and Maintenance) Perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang didedikasikan untuk tugas khusus terhadap pemantauan perangkat telekomunikasi, khususnya pengalih-pengalih (swicthing). [11] 18
15 Gambar 2.7 UNM2000 [12] 2.4. Serat Optik Serat Optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi Serat Optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi. [13] Struktur Serat Optik Struktur serat optic terbagi menjadi 3 bagian yaitu core(inti), cladding(lapisan), Coating (jaket). Gambar 2.8 Struktur serat optik [14] 19
16 1. Core (inti) Berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya. Terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi. Merupakan bagian utama dari serat optik karena perambatan cahaya sebenarnya terjadi pada bagian ini. Memiliki diameter 10 mm ~ 50 mm. Ukuran core sangat mempengaruhi karakteristik serat optik. 2. Cladding (lapisan) Berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias lebih kecil dari core. Merupakan selubung dari core. Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis). 3. Coating (jaket) Berfungsi sebagai pelindung mekanis sebagai dan sebagai pengkodean warna. Terbuat dari bahan plastik. Berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan. 4. Indek bias (n) Core Selalu lebih besar daripada indek bias Cladding (Nc > Nd). Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan tiga cara yaitu merambat lurus, dipantulkan dan dibiaskan. 20
17 Gambar 2.9 Perambatan cahaya [15] Rugi-Rugi Kabel Serat Optik Secara garis besar rugi-rugi yang terjadi diakibatkan oleh faktor intrinsik dan extrinsik. 1. Faktor Intrinsik (dari serat itu sendiri) Rugi-rugi karena faktor intrinsik dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1. Penyerapan (absorption loss) disebabkan karena adanya molekulmolekul air yang terperangkap didalam core (inti) serat optik, pada saat pembuatan serat optic. Gambar 2.10 Absorption loss 2. Penghamburan (scaterring loss) disebabkan karena adanya facet-facet yang memantulkan dan membiaskan cahaya 21
18 Gambar 2.11 Scaterring loss 3. Scatering loss terbagi menjadi tiga: rayleigh scattering, microbending dan core size variation. 2. Faktor Ekstrinsik (terjadi karena Instalasi kabel optic) Factor disebabkan karena kesalahan-kesalahan instalasi jaringan fiber optik Gambar 2.12 Faktor instalasi kabel optik [16] 2.5. Skematik Pengukuran dan Pemeliharaan FTTH Agar perangkat bekerja secara optimal, maka pemeliharaan dan pengecekan berkala perlu dilakukan agar pelanggan dapat menikmati layanan tanpa ada kendala. Pada kesempatan ini penulis diberi amanat untuk melakukan pengecekan gangguan, perawatan, dan pemasangan pada jaringan optic. 1. Ujung kabel yang kotor, kabel rusak, atau terjadi bending pada kabel. 2. Splitter rusak. 3. Connector rusak. 4. ODC masih kosong (belum ada splitter). 5. Gangguan dari OLT Gangguan tersebut dapat diketahui melalui laporan keluhan pelanggan maupun dari mitra perusahaan yang sedang mengerjakan proyek pemasangan baru ke rumah pelanggan. Pengkuruan redaman dilakukan disetiap perangkat optik. Pengukuran redaman dapat menggunakan Optical Power Meter (OPM). Pertama kali dilakukan 22
19 adalah pengukuran pada OLT. Pengukuran dilakukan dengan mengukur port uplink pada FTM-E akses, ini dilakukan agar kita bisa menghemat waktu. Redaman yang terdeteksi levelnya antara -0,01 dbm s/d ± -3 dbm. Jika levelnya melebihi -3 dbm maka dapat diketahui beberapa kemungkinan sebagai berikut : a. OLT mengalami kerusakan. Jika hal ini terjadi, biasanya pihak perusahaan akan memanggil vendor untuk memperbaikinya. b. Port uplink atau downlink FTM bermasalah. Penanganannya dengan menggantinya dengan connector yang baru. c. Patchcord yang menghubungkan OLT dengan FTM mengalami kerusakan, terjadi bending, atau kotor. Penanganannya adalah menggunakan OTDR untuk mencari titik letak kerusakan kabel agar selanjutnya dapat dilakukan proses splicing ulang atau penggantian dengan kabel baru. Bila kotor maka ujung patchcord dibersihkan dengan alkohol. Gambar 2.13 Pengecekan redaman di FTM E-akses Jika tidak melebihi rentang tersebut selanjutnya mengukur redaman pada patchcord yang menghubungkan FTM E-akses dan O-akses. Jika redaman melebihi rentang tersebut, biasanya dilakukan penyambungan ulang kabel untuk meminimalisir waktu, karena jarak FTM E-akses dengan O-akses sangat berdekatan. 23
20 Gambar 2.14 Penyambungan ulang patchcord FTM Setelah tidak ditemukan kendala yang berarti, selanjutnya pengukuran dilanjutkan di ODC. Langkah langkahnya sebagai berikut : a. Pertama-tama kita harus membuka recording atau data managemen core (mancore) untuk memastikan splitter ada atau splitter terhubung ke port yang benar. b. Setelah memastikan keberadaan splitter, ukur redaman pada salah satu port panel uplink ODC. Rentang level yang harus muncul yaitu antara ±-4 dbm s/d ±-8 dbm. Jika melebihi -8 dbm maka perlu dilakukan penyambungan ulang dari FTM-O akses. Gambar 2.15 Proses pengukuran level redaman pada panel ODC 24
21 c. Jika level redaman tidak melebihi rentang tersebut, maka pengecekan selanjutnya ialah pengukuran pada splitter ODC. Rentang level redaman tidak jauh berbeda dengan diatas. Jika ditemukan redaman melebihi -8 dbm maka yang perlu dilakukan adalah mengganti splitternya dengan yang baru atau membersihkan ujung kabel dari splitter dengan alkohol d. Selanjutnya jika tidak ditemukan kendala apapun, pengecekan dilanjutkan ke ODP. Pengukuran level redaman pada ODP adalah pada rentang ± -6 dbm s/d ± -10 dbm. Pertama ukur port uplink pada ODP, jika melebihi -10 dbm maka perlu pengecekan menggunakan OTDR agar terdeteksi titik kerusakan kabel atau bending pada kabel agar bisa di splicing ulang atau penyambungan ulang dari ODC. Gambar 2.16 Contoh level redaman di ODP Jika redaman tidak melebihi rentang tersebut, kemungkinan kerusakan ada di splitter, maka splitter perlu diganti dengan yang baru atau ujung kabel pada splitter dibersihkan menggunakan alkohol. Jika tidak ditemukan kerusakan pada splitter, pihak perusahaan biasanya menginstruksikan mitra perusahaan untuk datang ke rumah pelanggan yang bersangkutan untuk mengecek roset dan ONT. 25
22 26
BAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang sangat bagus pada zaman modern saat ini. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3 1,2, Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan,
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.2 Agustus 2015 Page 1404 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA
TUGAS AKHIR PERANCANGAN JARINGAN AKSES FTTH DENGAN KONFIGURASI BUS DUAL STAGE PASSIVE SPLITTER MELALUI SALURAN PENCATU BAWAH TANAH (SPBT) DI CLUSTER MISSISIPI, JAKARTA GARDEN CITY Disusun oleh : ALVEN
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM ANALYSIS IMPLEMENTATION OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK
Lebih terperinciSIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM
SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM Dian Ratna Kumala Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom kumaladianratna@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Metodologi Analisis yang digunakan Pada penganalisisan ini menggunakan metodologi analisis Ex Post Facto dimana memiliki pengertian yaitu melakukan analisis peristiwa yang telah
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM Annisa Ayu Lestari1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Telkom annisalstr@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini menunjukkan perubahan yang demikian cepat. Hal ini ditandai dengan semakin diminatinya layanan multiservice berbasis
Lebih terperinciANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING
ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING Analysis Implementation Fiber To The Home Devices With Optisystem on the Tower
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN
ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN Muhammad Fachri, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Dalam bab ini dibahas mengenai beberapa parameter-parameter yang menjadi tolok ukur perbandingan jaringan GPON (Gigabit Passive Optical Network) dengan DSLAM (Digital Subscriber
Lebih terperinciIgnatius Yoslan Kurniawan. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
ANALISIS DAN SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG MENGGUNAKAN OPTISYSTEM ANALYSIS AND SIMULATION FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK DESIGN ON BUAH
Lebih terperinciANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman
ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG Yara romana rachman yararach@students.telkomuniversity.ac.id Abstrak Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom
Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom Minal Abral, Mochamad Djaohar Universitas Negeri Jakarta Abstrak
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The
54 BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The Home baru di suatu lokasi yang ditentukan dengan menggunakkan teknologi GPON yang ada di PT. Telkom,
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG
ANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG Rizka Nurhasanah Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciAnalisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) dengan Metode Link Power Budget dan Rise Time Budget
Analisis Perancangan Jaringan Fiber To The Home Area Jakarta Garden City (Jakarta Timur) dengan Metode Link Power Budget dan Rise Time Budget Fahrudin Rosanto1*), Dodi Zulherman2, Fauza Khair3 Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Desain Pada Tugas Akhir mengenai perancangan jaringan Fiber To The Home (FTTH) pada segemen distribusi perumahan Pluit Sakti sebanyak 465 homepass. Pengertian homepass
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY Ridwan Pratama 1 1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom 1 ridwanpsatu@telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparan, yang mana penampang dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY
TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH OPTISYSTEM FOR PERMATA
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG
PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA SARIWANGI ASRI GEGERKALONG BANDUNG Abstrak DESIGN AND ANALYSIS OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM ANALYSIS IMPLEMENTATION FIBER TO THE HOME DEVICES with OPTISYSTEM
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG
PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG DESIGN OF FIBER TO THE HOME ACCESS NETWORK USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices
Lebih terperinciBAB IV. Hasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Kasus Gangguan Triple Play Dalam melakukan analisis gangguan triple play, penulis menggunakan parameter standart konfigurasi system jaringan GPON fiberhome dan
Lebih terperinciBAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1
BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI
ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI N.O. Pramundia 1, P.K. Sudiarta 2, N. Gunantara 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG Analysis Implementation Fiber to the Home (FTTH) Devices with Optisystem
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote
BAB II DASAR TEORI 2.1. Jaringan Lokal Akses Fiber Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan yang menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote Unit (RU) dengan menggunakan
Lebih terperinciANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK
ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK Puti Mayangsari Fhatony (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB 4. PERANCANGAN SISTEM
BAB 4. PERANCANGAN SISTEM 4.1. Diagram Alur Perancangan. Langkah awal dari analisa perancangan jaringan adalah lokasi. Setelah lokasi ditentukan, lakukan pengumpulan data data yang diperlukan dalam perancangan
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM
PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM Nurul Kholifah 1), Maria Ulfah, S.T.,M.T 2) 1),2) Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan,
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI
BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Konsep FTTH FTTH merupakan suatu konsep jaringan menggunakan kabel Fiber Optic sebagai penghantar sinyal cahaya yang dikirim dari pusat penyedia (Provider) ke kawasan pengguna.
Lebih terperinciFaculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015
PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 10 Jaringan Akses PSTN Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur
Lebih terperinciJARINGAN AKSES. Akses Tembaga. Akses Optik. Akses Radio
JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur Umum : Elemen Jaringan Akses Tembaga : (1) Sentral Telepon (2) Kabel Primer (3) Rumah Kabel (4) Kabel Sekunder
Lebih terperinci11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding
TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN
BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN 4.1 Data Jaringan Untuk menghitung link power budget pada jaringan Apartemen Paddington Heights Alam Sutera South Section ini digunakan data-data sebagai berikut : a. Daya
Lebih terperinciGian Dhaifannahri [1]
PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMBINASI FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN WI-FI PUBLIC DI PERUMAHAN PESONA CIGANITRI DESIGN AND ANALYSIS OF COMBINATION FIBER TO THE HOME (FTTH) WITH WI-FI PUBLIC INPESONA CIGANITRI
Lebih terperinciPEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG [5]
PEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG [5] MAKING FIBER NETWORK DESIGN TO THE HOME (FTTH) IN BUAH BATU SQUARE HOUSING BANDUNG [5] Kresna Dwipa Pramaditya
Lebih terperinciPage-1. Jaringan Fiber To The Home (FTTH)
Page-1 Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Tujuan pembelajaran :: Setelah mengikuti modul ini dengan seksama, peserta diharapkan mampu : Memahami struktur jaringan FTTH Memahami istilah-istilah dalam FTTH
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK DESIGN USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciFahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi, Kun Fayakun
Vol. 2, 2017 Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON): Studi Kasus Perumahan Graha Permai Ciputat Fahmi Pahlawan*, Dwi Astuti Cahyasiwi,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET
BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET 3.1 Diagram Alur Penelitian Selama proses penelitian dimulai dengan penentuan lokasi kemudian dilakukan perumusan masalah, dilanjutkan
Lebih terperinciOPERATION AND MAINTENANCE FTTH DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
LAPORAN KERJA PRAKTIK OPERATION AND MAINTENANCE FTTH DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk Periode 23 Mei 1 Juli 2016 Oleh : AZKA AZHARI FADLILAH FASYA 1101134436 Pembimbing Akademik : LINDA MEYLANI S.T.,M.T.,
Lebih terperinciANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA
ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA Disusun oleh : I Gusti Dwiki Ary Wibowo (1022019) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. No.
Lebih terperinciSukiswo Jartel, Sukiswo 1
JARINGAN AKSES OPTIK Sukiswo sukiswok@yahoo.com Jartel, Sukiswo 1 JARINGAN AKSES PSTN Jartel, Sukiswo 2 Outline Akses Tembaga Akses Optik Jartel, Sukiswo 3 JARINGAN AKSES TEMBAGA Sukiswo sukiswok@yahoo.com
Lebih terperinciANALISA OPTIMASI JARINGAN FIBER TO THE HOME STUDI KASUS DI PERUMAHAN CIPAGERAN INDAH CIMAHI
ISSN : 44-586 e-proceeding of Applied Science : Vol., No.3 December 016 Page 1367 ANALISA OPTIMASI JARINGAN FIBER TO THE HOME STUDI KASUS DI PERUMAHAN CIPAGERAN INDAH CIMAHI NETWORK OPTIMIZATION ANALYSIS
Lebih terperinciPEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG
PEMBUATAN DESAIN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN BUAH BATU SQUARE BANDUNG Arfan Husni Rahmanto 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom 1 fanhus@students.telkomuniversity.ac.id
Lebih terperinciPradika Erta Ardanta. Abstrak
ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAURA UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG Analysis
Lebih terperinciPada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar-dasar GPON GPON atau Gigabit Passive Optical Network merupakan sebuah arsitektur point-to-multipoint yang menggunakan media transmisi berupa fiber optik. GPON mampu mendukung
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG NETWORK DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK USING GIGABIT PASSIVE
Lebih terperinciTeknologi Jarlokaf. DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) Point to Point. 1 Digital Loop Carrier (DLC)
Teknologi Jarlokaf DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) No Teknologi Konfigurasi Dasar Keterangan 1 Digital Loop Carrier (DLC) Point to Point DLC konvensional
Lebih terperinciBAB III METEODOLOGI PENELITIAN
BAB III METEODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Analisis Gangguan Gambar 3.1 Flowchart alur analisis gangguan Dalam menganalisis gangguan triple play, penulis menggunakan standart system konfigurasi dan standart
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH Aninditya Esti Pratiwi Prodi S1 Teknik Telekomunikasi,Fakultas Teknik, Universitas Telkom anindityaesti@gmail.com
Lebih terperinciFTTX. 1. Latar belakang
FTTX 1. Latar belakang Dengan berkembangnya internet (layanan berbasis IP) dan konektivitas broadband maka kebutuhan akan bandwith yang besar dengan kecepatan tinggi menjadi meningkat. Hal ini juga didorong
Lebih terperinciANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK
ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) Edwin / 0522105 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK
BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK 2.1 FAKTOR PENDORONG PENGUNAAN KABEL OPTIK Mulai tahun 1990 an, operator telekomunikasi sudah mulai mengimplementasikan jaringan kabel optik di beberapa bagian infrastrukturnya.
Lebih terperinciPraktek Perancangan Jaringan Akses Fiber Optik menggunakan Software Optysistem pada Pembelajaran SMK Program Keahlian Teknik Telekomunikasi
Praktek Perancangan Jaringan Akses Fiber Optik menggunakan Software Optysistem pada Pembelajaran SMK Program Keahlian Teknik Telekomunikasi 1. Pengantar Jaringan akses adalah ruas jaringan yang terdapat
Lebih terperinciJaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT
Jaringan Lokal Akses (Jarlok) Eka Setia Nugraha,S.T. M.T Uke Kurniawan Usman,MT Saluran / Jaringan Lokal Saluran yang menghubungkan pesawat pelanggan dengan Main Distribution Point disentral telepon. Panjang
Lebih terperinciBAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini
BAB II JARINGAN PSTN 2.1 Umum Jaringan VoIP pada dasarnya pengembangan dari jaringan telepon konvensional atau yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini menghubungkan
Lebih terperinciJARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)
JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) Konfigurasi Umum Jartel 2 Struktur Jaringan Figure A.3.33 The network hierarchy according to the ITU-T Figure
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide)
BAB II DASAR TEORI 2.1 Serat Optik Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide) berupa kabel transparant, yang mana penampangan dari kabel tersebut terdiri dari dua bagian utama, yaitu
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK IN TAMAN KOPO INDAH 5 BANDUNG RESIDENCE Bayu Heri Prabowo 1101120276 Prodi
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,
Lebih terperinciDESAIN JARINGAN BROADBAND FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PENINGKATAN PERFORMANSI JARINGAN INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI DI UNIVERSITAS RIAU
DESAIN JARINGAN BROADBAND FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PENINGKATAN PERFORMANSI JARINGAN INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI DI UNIVERSITAS RIAU Ery Safrianti 1, Linna Oktaviana Sari 2, Dwi Putra Retdha Yuhana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON)
BAB IV ANALISIS PENERAPAN PASSIVE SPLITTER PADA JARINGAN PASSIVE OPTICAL NETWORK (PON) Pada bab ini akan dibahas analisis parameter teknis yang berkaitan dengan penerapan passive splitter pada jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet berperan penting bagi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar informasi melalui konten,
Lebih terperinciANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM
ANALISIS DAN PERBANDINGAN JARINGAN IPTV GPON DAN DSLAM DI PT. TELKOM Robby Tamaro Yohanes Panji Putra Nugroho Entang Ramlan Rudi Tjiptadi PT. Telkom Indonesia Jl. Medan Merdeka Selatan No. 12 Jakarta Pusat
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON)
PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) Nurul Ismi Mentari Sidauruk (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Passive Optical Network (PON) Kehadiran teknologi PON yaitu sekitar pertengahan tahun 90-an. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada PON mengalami banyak sekali perubahan.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DENGAN METODE OPTICAL DRAFTER UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS ANDROID
RANCANG BANGUN APLIKASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN JARINGAN DENGAN METODE OPTICAL DRAFTER UNTUK SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK BERBASIS ANDROID Muhamad Arief Permana, Akhmad Hambali Ir, MT., Tri Nopiani
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME)
PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) Mohamad Indra Yanuardin 1, Devie Ryana S 2, Mia Rosmiati S 3 123 Program Studi D3 Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom 1 mohhindra@gmail.com,
Lebih terperinciMODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI
MODUL VII MATA KULIAH : SALURAN TRANSMISI Antarmuka Teknologi antarmuka perangkat JARLOKAF dengan sentral lokal (STO) yang digunakan adalah : Antarmuka Z (analog 2 kawat) Antarmuka digital 2 Mbps V5.1
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI KECAMATAN NGAGLIK
PERANCANGAN JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI KECAMATAN NGAGLIK Tito Yuwono *1, Farah Amirah Hutami 2 1,2 Teknik Elektro, Universitas Islam Indonesia Kontak Person : Tito Yuwono, Farah Amirah e-mail
Lebih terperinciISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 4781
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 4781 PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI CIGANITRI
Lebih terperinciANALISA REDAMAN SERAT OPTIK FIBER TO THE HOME (FTTH) POINT TO POINT LINK STO PADANG BULAN KE PURI TANJUNG SARI KOTA MEDAN
ANALISA REDAMAN SERAT OPTIK FIBER TO THE HOME (FTTH) POINT TO POINT LINK STO PADANG BULAN KE PURI TANJUNG SARI KOTA MEDAN Haby Emastyo Pratama 1, Yussa Ananda, 2 1 Mahasiswa Prodi Elektro, 2 Staff Pengajar
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk
ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk Idham Adrian Jurusan Teknik Informatika, Binus University, Jakarta, ari_idham23891@yahoo.com Muhamad Tadarus
Lebih terperinciPerancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabyte Passive Optical Network (GPON) pada Mall Park23 Tuban
60 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 Perancangan Jaringan Fiber To The Home (FTTH) Menggunakan Teknologi Gigabyte Passive Optical Network (GPON) pada Mall Park23 Tuban I Putu Gede
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perumahan Indah Purwakarta untuk saat ini masih belum menggunakan kabel fiber optik untuk layanan komukasi. Kebutuhan layanan masyarakat yang semakin modern
Lebih terperinciPERANCANGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK WILAYAH PERUMAHAN SUKASARI BALEENDAH
ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.3, No.2 Agustus 2017 Page 1022 PERANCANGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK WILAYAH PERUMAHAN SUKASARI BALEENDAH DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH)
Lebih terperinciANALISIS TOTAL LOSS REDAMAN PADA JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN SARIJADI BANDUNG
ANALISIS TOTAL LOSS REDAMAN PADA JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PADA PERUMAHAN SARIJADI BANDUNG Bagas Farhan Teguh Luthfi Ananto Garizah Ganih Pranoto Gita Meirinda Firda Masitha Putu Cinthia Wikessa
Lebih terperinciPERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG
PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG Andi Muh B Soelkifly 1), Dwiki Kurnia 2), Ahmad Hidayat 3) Hervyn Junianto Kuen 4) Erna Sri Sugesti 5) 1),2),3
Lebih terperinciBAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga dan Fiber Optik 3.1.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga JARLOKAT digunakan untuk komunikasi, baik suara (voice) melalui telepon
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI
BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUKURAN MENGGUNAKAN OTDR SERTA ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGGUKURAN TERHADAP RUGI-RUGI TRANSMISI 4.1 Analisa Perencanaan Instalasi Penentuan metode instalasi perlu dipertimbangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi memegang peranan penting dihampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Semakin beragamnya aktifitas manusia,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. adalah dengan menggunakan teknologi serat optik. Teknologi serat optik
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi telekomunikasi yang telah berkembang pesat, memberikan dampak yang besar pada perkembangan teknologi informasi pada masyarakat masa kini. Salah satu solusi untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB III MEKANISME KERJA
BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Dan Pembahasan. 1. Optical Line Termination (OLT)
BAB 4 Hasil Dan Pembahasan 4.1 Spesifikasi Sistem GPON 1. Optical Line Termination (OLT) Berawal dari metro cabang sampai end user menggunakan media transmisi fiber optic. Gambar 4.1 OLT ZTE ZXA10 C220
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN DUAL HOMING NODE-B TELKOMSEL DENGAN MEMANFAATKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) STUDI KASUS DI PT.
ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN DUAL HOMING NODE-B TELKOMSEL DENGAN MEMANFAATKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) STUDI KASUS DI PT. BANGTELINDO TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk
Lebih terperinciMODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK KE PELANGGAN
MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK KE PELANGGAN Astrid Harera Royani Hsb, M. Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciMODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN. Oleh :
MODERNISASI JARINGAN AKSES TEMBAGA DENGAN FIBER OPTIK SAMPAI DENGAN KE PELANGGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinci