Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog"

Transkripsi

1 Lampiran 1 Pedoman Observasi 1. Melakukan pengamatan terhadap pengatalokan naskah kuno dilihat dari pengatalogan naskah kuno yang berbentuk buku katalog naskah kuno No. Kegiatan Ya Tidak Keterangan Perpustakaan Umum BPAD Perpustakaan Perpustakaan Umum 1 memiliki katalog naskah dalam bentuk buku katalog BPAD memiliki katalog naskah dalam bentuk buku katalog terdiri dari 73 judul dan dalam bentuk katalog judul,pengarang dan subjek. 2 3 Perpustakaan Umum BPAD memiliki pedoman dalam pembuatan katalog naskah Pustakawan yang berperan sebagai kataloger dalam pembuatan katalog Perpustakaan Umum BPAD memiliki pedoman AACR 2 dalam pembuatan katalog naskah, pedoman ini digunakan agar dapat naskah kuno di BPAD dapat diakses oleh Perpusnas. Pustakawan BPAD tidak berperan langsung dalam pembuatan katalog melainkan hanya sebagai pengawas saat pembuatan katalog yang disusun oleh mahasiswa IAIN. 86

2 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Informan I Kasubbid, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka 1. Bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum? 2. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno yakni pengatalogan, pedoman apa yang digunakan? 3. Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno? 4. Apakah ada tujuan jangka pangjang dari pengatalogan naskah kuno ini pak? Misalnya pembuatan katalog naskah kuno secara online 5. Ada berapa jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani naskah kuno pak terutama dalam kegitan katalogisasi naskah? 6. Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak? 7. Kendala apa yang dihadapi dalam pembuatan katalog naskah kuno? Lampiran 3 Pedoman Wawancara Informan II Staf Pelestarian Bahan Pustaka 1. Dalam melakukan pelestarian naskah kuno terutama dalam proses pengatalogan, pedoman apa yang digunakan? Bisa ibu jelaskan pedomannya seperti apa? 2. Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pengatalogan naskah? 3. Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan kegiatan pembuatan katalog naskah kuno? 4. Sudah berapa banyak naskah kuno yang telah dibuatkan katalognya? 5. Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah naskah kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah 87

3 keadaan naskah kuno yang tidak ada katalognya masih dalam bentuk utuh atau lengkap dan masih dapat digunakan? 6. Apabila ada yang rusak, apakah naskah kuno tersebut diperbaiki atau dibiarkan saja tanpa katalog naskah? 7. Jenis naskah apa sajakah yang tidak dapat dibuatkan katalognya? nama naskahnya apa bu? 8. Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah dibuatkan katalognya apakah sama penyusunannya? Lampiran 4 Pedoman Wawancara Informan IV Mahasiswa IAIN Imam Bonjol 1. Bagaimanakah alur kerja dalam melakukan pembuatan katalog naskah kuno? 2. Apa ada pedoman digunakan dalam pembuatannya? 3. Berapa orang yang menangani proses katalogisasi naskah kuno? 4. Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pengalogan naskah kuno? 88

4 Lampiran 4 Transkrip Wawancara dengan Informan I Nama Informan : Benny Rozaldy, S.E., M.Si. Jabatan : Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka Tempat : Ruang Kasubbid Pelestarian Bahan Pustaka Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015 Pukul : WIB. 1. Pertanyaan: Saya ingin bertanya pak, bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat? Apakah sudah ada atau belum? Kalau kebijakan sudah ada, dengan adanya kebijakan bahwa naskah kuno harus dilestarikan dan pemerintah daerah tentunya mendukung anggaran untuk pelestarian naskah kuno. Hanya saja anggaran khusus untuk katalogisasi berasal dari kebijakan kepala Kasubbid pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. 2. Pertanyaan: Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan pak terutama dalam pengatalogan? Oo, itu ada pedomannya dek dari perpustakaan nasional ada. Ada acuan dari perpustakaan nasional, kita kan di provinsi masih mengacu ke perpustakaan nasional selaku yang membawahi perpustakaan provinsi secara teknis masih perpustakaan nasional tapi secara organisasi tidak, masing-masing kan sudah di bawah pemerintah daerahnya. Di tambah referensi lain, misalnya seperti ada tenaga staf yang di tugaskan ke Jepang bulan Februari kemarin itu kita jadikan referensi. Kalau masalah 89

5 pengatalogan kemarin yang disusun oleh mahasiswa IAIN menggunakan AACR 2, karena belum ada standar yang harus ditetapkan juga dalam pengatalogan tergantung BPAD masing-masing saja. 3. Pertanyaan: Apa yang menjadi tujuan dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak? Katalogisasi bisa dikatakan salah satu bentuk pelestarian naskah kuno dalam bidang preservasinya, tujuannya untuk memudahkan pemustaka baik mahasiswa atau siapapun yang membutuhkan naskah kuno contohnya dalam segi pencariannya, dalam segi nilai-nilai informasi naskah kuno dari informasi awal yang terdapat pada katalog tersebut. 4. Pertanyaan: Apakah ada tujuan jangka panjang dari kegiatan pengatalogan naskah kuno pak? Misalnya pembuatan katalog online naskah kuno Untuk hal itu kami sedang merencanakan, tetapi karena ada beberapa kendala seperti masalah dana dan hal lainnya dan belumbisa dilakukan secepatnya. 5. Pertanyaan: Ada berapa jumlah sumber daya manusia yang menangani naskah kuno pak terutama yang melakukan pengatalogan? Ada 5 orang staf termasuk kepala bidangnya, bapak sendiri juga termasuk untuk menanganani, berarti ada 6 orang. Kalau pengatalogan itu 2 staff BPAD hanya mengawasi saja yang menyusun nya mahasiswa IAIN sekitar 4 orang lah. 6. Pertanyaan: 90

6 Naskah kuno yang tersimpan di sini kan ada yang sudah dibuat katalognya pak. Berapa banyak jumlah naskah kuno yang telah adakatalognya pak? Oo, dari yang disusun mahasiswa IAIN kemarin sih ada 150 naskah kuno dan itu hanya 73 naskah kuno yang dapat dibuat katalognya. 7. Pertanyaan: Kendala apa yang dihadapi dalam melakukan katalogisasi pak? Kalau kita dari BPAD sumber daya manusia masih kurang, tapi masih bisa berjalan pekerjaan tersebut karena penyusunannya dibantu oleh mahasiswa IAIN. Lampiran 5 Transkrip Wawancara dengan Informan II Nama Informan : Linda Evia A.Md Jabatan : Staf Pelestarian Bahan Pustaka Tempat : Ruang Kasubid Pelestarian Bahan Pustaka Tanggal Wawancara : Rabu, 4 November 2015 Pukul : WIB 1. Pertanyaan: Dalam melakukan pelestarian naskah kuno pedoman apa yang digunakan? Kalau pedomannya kita merujuk kepada Perpusnas, kita menggunakan kertas tisu Jepang yang kadar asamnya lebih rendah. Kita mempergunakan kadar asam yang lebih rendah supaya lebih tahan sebab naskah kuno itu sudah beratus tahun umurnya ada yang 150 tahun ada yang 300 tahun. Yang biasa kertas sebelumnya dipergunakan dari kertas 91

7 concorde. Jadi dari kertas concorde lebih tahan daripada kertas-kertas yang sekarang. Jadi untuk melestarikannya, untuk menjaganya supaya tidak rusak lagi kita harus mempergunakan kertas tisu Jepang tadi. Kemudian untuk lemnya menggunakan lem CMC. Kalau pengatalogan sebenarnya kita punya rujukan ke Perpusnas yaitu Manansa tapi pedoman tersebut belum di SNI, boleh dipake boleh tidak. Jadi pas penyusunan katalog naskah kuno kemarin itu menggunakan AACR 2 tidak menggunakan Manansa sebenarnya itu tergantung dari BPAD masingmasing mau menggunakan yang mana karena belum ada ketetapannya sampai sekarang. 2. Pertanyaan: Apa yang menjadi tujuan untuk melakukan pelestarian naskah kuno dalam bentuk digital? Supaya naskah kuno yang ada di BPAD dapat di distribusikan informasinya kepada masyarakat, membantu pemustaka dalam menemukan naskah serta sebagai rujukan awal dalam melihat dan menila naskah kuno. 3. Pertanyaan: Ada berapa orang yang bertugas untuk melakukan katalogisasi naskah kuno bu? Ada 2 orang dari bidang pelestarian dan dua orang dari mahasiswa IAIN sebgai penyusun katalog. 4. Pertanyaan: Sudah berapa banyak naskah kuno yang dialihmediakan dalam bentuk digital bu? 92

8 Naskah kuno yang sudah dikatalogisasi sekitar 73 judul. 5. Pertanyaan: Dari hasil observasi yang saya lakukan, hampir setengah dari jumlah naskah kuno tidak dapat dibuatkan katalognya, apabila seperti itu apakah kondisi naskah kuno yang tidak dibuat katalognya masih utuh atau masih dapat digunakan? Kalau kondisi naskah yang tidak dibuatkan katalognya sebagian sudah tidak utuh lagi ya sudah rusak, terus ada beberapa bentuk fotokopi tapi tidak jelas fotokopi nya sehingga informasi yang terdapat didalamnya pun tidak jela. Ada beberapa yang masih bisa digunkan dan ada beberapa yang memang tidak dapat digunkan lagi karena benar-benar sudah rusak. 6. Pertanyaan: Apabila naskah ada dalam keadaan rusak, apakah naskah tersebut diperbaiki atau dibiarkan saja buk tanpa perawatan. Naskah yang rusak biasanya terpotong, berlubang itukan mengakibatkan informasinya ikut terpotong juga, kalau informasinya telah terpotong dan tidak utuh lagi naskah itu dibiarkan saja ditarok dilemari penyimpanan dengan koleksi keterangan sudah rusak. Tetap kami rawat kok naskah nya meskipun sudah rusak seperti pembersihan debu dll. 7. Pertanyaan: Jenis naskah apa saja bu yang tidak dapat dibuatkan katalognya? nama naskah nya apa saja? Kalau itu kita belum mekukan pendataan jenis naskahnya apa saja ya karena naskah yang rusak itu udah campuran ada yang dari tafsir, fiqih, 93

9 tasauf, pengobatan tradisional, tambo, azimat bahkan ada yang tidak memiliki judul. 8. Pertanyaan: Naskah kuno yang di simpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat ini disusun berdasarkan apa bu? dan untuk yang sudah di buat katalognya apakah sama penyusunannya? Kita belum punya standar untuk menyusun tapi kita kan berpedoman ada standar secara internasional atau secara nasional. Nasional pun belum punya standar jadi kita kategorikan seperti kita menyusun misalnya ini tauhid, ini ilmu tubuh, ini ilmu perbintangan atau ini tentang silat seperti kategori itu saja penyusunannya. Belum ada standarnya. Kalau untuk yang katalogisasi naskah penyusunannya menurut judul naskah juga, pengarang naskah dan subjek naskah nya. Lampiran 6 Transkrip Wawancara dengan Informan III Nama Informan : Ariska Oktafia Jabatan : Mahasiwa IAIN Tempat : Rumah Ariska Oktafia Tanggal Wawancara : 2015 Pukul : WIB 1. Pertanyaan: Bagaimana alur kerja untuk melakukan katalogisasi naskah kuno? 94

10 Awalnya mereka memberikan data primer tentang naskah-naskah apa saja yang terdapat disana. Setelah data itu saya terima saya langsung ke tempat penyimpanan naskah untuk mencheck keadaan naskah, setelah mencheck langsung naskah dan data primer yang diberikan tahap selanjutnya saya dibantu rekan saya dari jurusan bahasa arab IAIN untuk menterjemahkan (translitrasi) naskah tersebut, biasanya 1 hari sampai 20 lebih naskah yang kami terjemahkan dan itu hanya mencatat data-data identifikasi naskah yang kami butuhkan dalam katalogisasi. Setelah kami identifikasi naskah tersebut mulai dari judul,pengarangnya, bahasa apa yang digunakan, deskripisi fisik dan informasi lainnya itu kami masukkan kedalam table deskripsi katalog koleksi yang terdiri dari judul koleksi, penanggung jawab, data khusus kalau, deskripsi fisik, catatan yang memuat informasi apakah naskah tersebut dalam bentuk asli atau fotokopi. Nah setelah dideskripsikan barulah dibuatkan katalognya berdasarkan data-data deskripsi tersebut. Pada pembuatan katalog saya menyusunkan dalam bentuk 3 katalog yaitu: katalog judul, katalog pengarang dan katalog subjek. 2. Pertanyaan: Apa pedoman yang digunakan dalam pembuatan katalog naskah kuno? Pedoman yang digunkan adalam pengatalogan naskh kuno AACR 2. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah telah menerapkan sistem automasi perpustakaan, yaitu InLIS. Sistem automasi ini mengadopsi peraturan pengatalogan baku yang digunakan oleh Perpustakaan Nasional R.I., yaitu Anglo American Cataloguing Rules 2 nd Edition (AACR 2nd ed.). Dengan demikian, berdasarkan hasil wawancara saya dengan pustakawan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, ternyata mereka ingin mengintegrasikan sistem temu balik naskah kuno tersebut ke dalam InLIS. Alasan yang mendasari perlunya naskah kuno tersebut tersedia dalam pangkalan data InlIS adalah agar semua perpustakaan umum kabupaten/ kota bisa 95

11 memanfaatkan naskah kuno tersebut, selain terintegrasi dengan Perpustakaan Nasional R.I. Dengan demikian, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah membutuhkan katalog naskah kuno yang terintegrasi dengan InLIS yang menggunakan peraturan pengatalogan AACR 2nd ed. 3. Pertanyaan: Berapa orang yang menangani proses pengatalogan naskah kuno? Kalau di badan perpustakaan tidak secara khusus, sebenarnya yang mendapat amanah Gubernur sebagai instansi pemerintah provinsi adalah bagian deposit dan pemeliharaan, stafnya sampai sekarang belum ada yang khusus untuk menangani masalah katalogisasi. Katanya sih karena dalam katalogisasi membutuhkan terjemahan naskah dan itu membutuhkan dana besar juga. Jadi untuk pengerjaan saya membantu penyusunan katalog nya yang pada terjemahan dibantu teman saya dari jurusan bahsa arab dan diawasai oleh orang 2 staff BPAD. Naskah yang dibuatkan katalognya untuk mudah diakses atau dapat dijadikan rujukan sebagai informasi awal dalam melakukan penilaian naskah. Fisiknya juga perlu diselamatkan badan perpustakaan punya staf yang menangani secara khusus, tapi untuk katalogisasi tidak punya 4. Pertanyaan: Apa-apa saja kendala yang dihadapi dalam melakukan pengatalogan naskah kuno? Kendalanya ya karena naskah sebagian ada yang tidak utuh dan rusak jadi informasi yang terdapat didalam nya terpotong apalagi yang fotokopian itu kadang fotokopinya jelek mengakibatkan tulisan yang tidak jelas dan kabur menyulitkan dalam translitrasi sehingga sulit juga untuk di identifikasi nask 96

SKRIPSI FITRI HANDAYANI O14

SKRIPSI FITRI HANDAYANI O14 P EL E ST A R IA N NA S KAH KUNO M IN A N GKABAU D AL AM BENTUK KATALOGISASI PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH (BPAD) PROVINSI SUMATERA BARAT SKRIPSI FITRI HANDAYANI 140723O14 DEPARTEMEN STUDI

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara Informan I Sekretaris Badan Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sumbar

Pedoman Wawancara Informan I Sekretaris Badan Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sumbar Lampiran 1 Pedoman Wawancara Informan I Sekretaris Badan Perpustakaan dan Kearsipan Prov. Sumbar 1. Bagaimana kebijakan pelestarian naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia dibangun dari berbagai kebudayaan dan berbagai etnis, yang berbeda kualitas dan kuantitasnya. Setiap etnis (kebudayaan-kebudayaan lokal seperti kebudayaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Informan I Kepala Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Informan I Kepala Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka Lampiran 1 Pedoman Wawancara Informan I Kepala Bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka 1. Menurut bapak, apakah pedoman yang digunakan dalam proses alih media naskah kuno? 2. Menurut bapak,

Lebih terperinci

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Gambaran Umum Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 3.1.1 Sejarah Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat merupakan perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Tata Usaha Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah:

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Tata Usaha Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah: LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Adapun pedoman wawancara yang akan peneliti tanyakan kepada bagian Tata Usaha Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara adalah: 1. Apa saja macam arsip yang berada di ruangan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

Lebih terperinci

Pedoman Pertanyaan Informan I Kepala Perpustakaan Universitas Negeri. 1. Sebagai hybrid library, apakah Perpustakaan UNP sudah memiliki

Pedoman Pertanyaan Informan I Kepala Perpustakaan Universitas Negeri. 1. Sebagai hybrid library, apakah Perpustakaan UNP sudah memiliki Lampiran 1 Pedoman Pertanyaan Informan I Kepala Perpustakaan Universitas Negeri Padang (Kode I 1 ) 1. Sebagai hybrid library, apakah Perpustakaan UNP sudah memiliki kebijakan terhadap transformasi digital?

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN WEWENANG Anzarudin Npm, 61.101.09.016 Informasi dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU

PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian No. 46 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA NON BUKU Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematika dan prosedur yang harus ditempuh, unsur dan komponen yang

BAB III METODE PENELITIAN. sistematika dan prosedur yang harus ditempuh, unsur dan komponen yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang dipergunakan dalam penelitian sehingga memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Metode penelitian

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan umum merupakan salah satu pusat informasi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama yaitu menghimpun, memelihara, melestarikan, mengolah dan menyajikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA 1. Fasilitas dan layanan perpustakaan 2. Pendidikan pemakai a. Bagaimana prosedur pendidikan pemakai disini? b. Siapa peserta? c. Siapa pembicara? d. Kapan dilaksanakan pendidikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGATALOGAN BERBASIS RESOURCE DESCRIPTION AND ACCESS (RDA)

KEBIJAKAN PENGATALOGAN BERBASIS RESOURCE DESCRIPTION AND ACCESS (RDA) KEBIJAKAN PENGATALOGAN BERBASIS RESOURCE DESCRIPTION AND ACCESS (RDA) SUHARYANTO Yogyakarta, 5 April 2018 PERPUSTAKAAN NASIONAL RIS PENDAHULUAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia semakin besar dan kompleks, baik yang ditimbulkan oleh dinamika internal maupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Kepala Sub Divisi Pengadaan dan Pengolahan

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Kepala Sub Divisi Pengadaan dan Pengolahan LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Kepala Perpustakaan 1. Konsep automasi perpustakaan sesuai dengan tujuan perpustakaan 2. Sistem automasi dapat meningkatkan kinerja perpustakaan 3. Sistem automasi dapat menyediakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA 1.Sistem AutomasiPerpustakaanINLIS a. PenerapanSistem Automasi Perpustakaan b. Fitur-fiturdanModulKerjaSistemINLIS c. Evaluasi Sistem memakai teknikevaluasi TAM 33 LAMPIRAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1997 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestari

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. : Pustakawan Bidang Dukungan Teknis Perpustakaan USU

PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. : Pustakawan Bidang Dukungan Teknis Perpustakaan USU Lampiran 1 : Bentuk edoman Wawancara EDOMAN WAWANCARA USTAKAWAN BIDANG DUKUNGAN TEKNIS ERUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode Informan : BDT : ustakawan Bidang Dukungan Teknis erpustakaan USU ertanyaan:

Lebih terperinci

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar Sesuai dengan Peraturan Walikota Pematangsiantar Nomor 04 Tahun 2017 Tanggal 17 Januari Tahun 2017 BAB XVIII DINAS KEARSIPAN

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang berada di JL. Tanggal : 25 Januari 2016 s/d 20 Maret 2016

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang berada di JL. Tanggal : 25 Januari 2016 s/d 20 Maret 2016 BAB III PELAKSANAAN MAGANG Kuliah Kerja Pusdokinfo dilaksanakan selama 8 minggu atau 2 bulan di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang berada di JL. Hasanudin No.112 Surakarta, Telp.(0271)

Lebih terperinci

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN

Lampiran 1: Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEGIATAN PERAWATAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN Lampiran 1: Bentuk edoman Wawancara EDOMAN WAWANCARA KEGIATAN ERAWATAN ERUSTAKAAN UNIVERSITAS HKB NOMMENSEN MEDAN Kode : K Informan : Kepala erpustakaan Universitas HKB Nommensen Medan ertanyaan : Kegiatan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS PADA SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS) Oleh : Danang Dwijo Kangko LATAR BELAKANG Hampir 50% Petugas perpustakaan tidak menggunakan tajuk subjek dalam katalog dan pangkalan

Lebih terperinci

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta

Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta PERAN BPAD DALAM PEMBINAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Oleh Kepala Bidang Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta DALAM KEGIATAN Pembinaan Perpustakaan Sekolah, Sosialisasi ijakarta dan Pembinaan Kearsipan Perpustakaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA. c) Tugas dan fungsi unit-unit dalam organisasi. a) Wewenang dan tanggung jawabnya. c) Hubungan antar personel tersebut

LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA. c) Tugas dan fungsi unit-unit dalam organisasi. a) Wewenang dan tanggung jawabnya. c) Hubungan antar personel tersebut LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA Kepala Perpustakaan dan Pustakawan 1. Data tentang organisasi, meliputi: a) Sasaran dan tujuan organisasi b) Bagan dan struktur organisasi c) Tugas dan fungsi unit-unit dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN I Pedoman Wawancara

LAMPIRAN I Pedoman Wawancara LAMPIRAN I Pedoman Wawancara 1. Kebijakan Pengembangan Koleksi a. Adakah kebijakan pengembangan koleksi yang diterapkan pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan? b. Apa sajakah isi dari kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap penting (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya peradaban

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Perpustakaan. Informan: Kepala Kantor, Plt. Kepala Seksi Akuisisi dan Pengelolaan

Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Perpustakaan. Informan: Kepala Kantor, Plt. Kepala Seksi Akuisisi dan Pengelolaan Lampiraan 1: Pedoman Wawacara Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Perpustakaan Kode : I Informan: Kepala Kantor, Plt. Kepala Seksi Akuisisi dan Pengelolaan Kepustakaan, Kepala Sub agian Tata Usaha Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang. bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan merupakan salah satu pengelola informasi yang bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna

Lebih terperinci

BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD)

BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD) BAB III PROSES ALIH MEDIA KOLEKSI DEPOSIT PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI SUMATERA UTARA (BPAD) 3.1 Sejarah singkat BPAD Sumatera Utara Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani

BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN Oleh : Sri Mulyani BUTIR KEGIATAN PUSTAKAWAN DAN UNSUR YANG DINILAI BERDASARKAN PERMENPAN NOMOR 9 TAHUN 2014 Oleh : Sri Mulyani Butir kegiatan pustakawan Adalah kegiatan kepustakawanan yang dilakukan pustakawan dan dihargai

Lebih terperinci

BAB II BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

BAB II BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara BAB II BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara awalnya didirikan pada tanggal 1 Agustus 1956

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Kabupaten/Kota. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 38 PETUNJUK TEKNIS KATALOGISASI BAHAN PUSTAKA MONOGRAF Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menyebar hampir disemua bidang, salah satunya adalah perpustakaan. Perpustakaan dan pustakawan dituntut untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian

Lebih terperinci

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama

Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama Cara Menjadi Pustakawan Ahli Pertama yang Sukses: Penyamaan Persepsi Butir-Butir Kegiatan Pustakawan Ahli Pertama Luthfiati Makarim Lokakarya Pustakawan 2017 Gedung Teater Perpustakaan Nasional RI 9 Januari

Lebih terperinci

g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG g BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kegiatan Rutin Perpustakaan Perguruan Tinggi

Kegiatan Rutin Perpustakaan Perguruan Tinggi Tabel 3 Indikator wawancara Fungsi-Fungsi Manajemen/engelolaan erpustakaan erguruan Tinggi No Indikator 1. Apa saja rencana perpustakaan 2. Bagaimana pembagian tugas di perpustakaan 3 Bagaimana dengan

Lebih terperinci

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun Uraian dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun No Jabatan 1 2 3 1 Kepala Dinas Memimpin mengkoordinasikan dan mengawasi dan NIP. 19570923 198603 1 002 melaksanakan urusan perpustakaan dan

Lebih terperinci

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN

BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN BAB III TINGKAT KESESUAIAN DESKRIPSI BIBLIOGRAFI BAHAN MONOGRAF DENGAN AACR2 PADA PERPUSTAKAAN INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI TD PARDEDE MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Institut Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 SALINAN TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan secara mendalam guna mendapatkan data yang akurat. Pedoman yang dijadikan dalam wawancara,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (BPAD)

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (BPAD) 37 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (BPAD) Pada awalnya perpustakaan yang berlokasi di Jl. W. Monginsidi ini disebut Perpustakaan Wilayah

Lebih terperinci

BAGAN KLASIFIKASI DAFTAR TAJUK SUBYEK TESAURUS

BAGAN KLASIFIKASI DAFTAR TAJUK SUBYEK TESAURUS PENGKATALOGAN / PENGINDEKSAN PENGKATALOGAN DESKRIPTIF PENGINDEKSAN SUBYEK FISIK BAHAN PUSTAKA ISI BAHAN PUSTAKA DESKRIPSI BIBLIOGRAFI ANALISIS SUBYEK TAJUK ENTRI UTAMA PENERJEMAHAN: MENJADI TAJUK SUBYEK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Layanan Koleksi Deposit BPAD DIY. INLISLITE diaplikasikan di bagian Deposit dan Sirkulasi karena sudah

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Layanan Koleksi Deposit BPAD DIY. INLISLITE diaplikasikan di bagian Deposit dan Sirkulasi karena sudah digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Proses Entri Data Buku Dengan Program INLISLITE Pada Bagian Layanan Koleksi Deposit BPAD DIY Program INLISLITE di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN A. Sejarah Singkat Perpustakaan Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen berdiri pada tahun 1980. Pada waktu itu, pengelolaan perpustakaan masih

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENGANTAR. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU):

PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENGANTAR. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU): Lampiran PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan (USU): Nama : Desi Ratnasari Nim : 140723010 Dalam rangka menyelesaikan

Lebih terperinci

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya.

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya. 81 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui implementasi/pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan karya cetak dan karya rekam di Badan Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

BAB II PROFIL BPAD PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintah maupun masyarakat umum berupa buku, majalah, dan sejenisnya.

BAB II PROFIL BPAD PROVINSI SUMATERA UTARA. pemerintah maupun masyarakat umum berupa buku, majalah, dan sejenisnya. BAB II PROFIL BPAD PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Badan Perpusakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara awalnya didirikan pada tanggal 1 Agustus 1956 dengan nama Perpustakaan Negara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 66 TAHUN 2016

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 66 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO : PER- 038/A/JA/09/2011

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO : PER- 038/A/JA/09/2011 JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO : PER- 038/A/JA/09/2011 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN HUKUM DAN DOKUMENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Katalog Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu

Lebih terperinci

ALIH MEDIA DIGITAL BAHAN PUSTAKA Oleh: Wahyu Dona Pasa Sulendra, S.IP

ALIH MEDIA DIGITAL BAHAN PUSTAKA Oleh: Wahyu Dona Pasa Sulendra, S.IP ALIH MEDIA DIGITAL BAHAN PUSTAKA Oleh: Wahyu Dona Pasa Sulendra, S.IP PENDAHULUAN Pelestarian bahan pustaka secara umum memiliki dua unsur utama, yaitu pelestarian dalam bentuk fisik dan pelestarikan nilai

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEPALA KKPD KABUPATEN KARO. Informan : Kepala KKPD Kabupaten Karo

Lampiran 1 : Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEPALA KKPD KABUPATEN KARO. Informan : Kepala KKPD Kabupaten Karo Lampiran 1 : Bentuk Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA KEPALA KKPD KABUPATEN KARO Kode : KK Informan : Kepala KKPD Kabupaten Karo Pertanyaan : 1) Jenis koleksi : a. Jenis koleksi apa sajakah yang dimiliki

Lebih terperinci

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN

BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN BAGIAN XI SOP PERPUSTAKAAN 880 Un-11.JSOPP-11-01.R0 SOP PENERBITAN KARTU ANGGOTA PERPUSTAKAAN 1 Tujuan SOP ini dibuat sebagai pedoman untuk membantu, mendorong, dan menunjang kelancaran proses belajar

Lebih terperinci

- 5 - Bagian Kedua Susunan Organisasi. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari:

- 5 - Bagian Kedua Susunan Organisasi. Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri dari: - 2-3. 4. 5. 6. 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di BAB IV PEMBAHASAN Layanan penelusuran informasi koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di perpustakaan. Karena layanan penelusuran merupakan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA. Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam pengumpulan data. Dalam pelaksanaan penulis akan melakukan wawancara yang mendalam demi mendapatkan data yang akurat.

Lebih terperinci

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG BIBLIOTIKA Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi Vol 1 No 1 - April 2017 (81-90) MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan

Lebih terperinci

AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka

AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka AACR2Revisi 2002 pemuktahiran 2005 Suharyanto Pustakawan pada Pusat Pengembangan Koleksi dan Pengolahan Bahan Pustaka PENDAHULUAN Anglo-American Cataloguing Rules (selanjutnya disingkat AACR) merupakan

Lebih terperinci

Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2

Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2 Panduan Praktis Pengatalogan Dengan Program Aplikasi INLISLite versi 2.1.2 Revisi Panduan : 24 Maret 2015 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1. Persiapan Untuk dapat melakukan pemasukan data bibliografi dan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani A. PENDAHULUAN Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian kegiatan perpustakaan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Begitu banyaknya sumber informasi yang ada saat ini, mengakibatkan sumber informasi harus dikumpulkan dan dikelola dengan baik. Informasi yang dikumpulkan dan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENGEMBANGAN

BAB III HASIL PENGEMBANGAN BAB III HASIL PENGEMBANGAN Pada hasil pengembangan ini terbagi atas beberapa point yang akan di bahas yaitu analisis kebutuhan, rancangan model (produk), pembuatan atau pengembangan model (produk), dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perpustakaan digital baru benar-benar hadir pada akhir 1990an. Setelah 10 tahun kemudian perpustakaan digital berada dalam tahap pengembangan. Pertumbuhan

Lebih terperinci

PROFIL KOLEKSI PERPUSTAKAAN IPB

PROFIL KOLEKSI PERPUSTAKAAN IPB 4. Desentralisasi Pelayanan Pengguna Kegiatan pelayanan pengguna meliputi peminjaman/pengembalian dan perpanjangan buku (lazim disebut sirkulasi) serta penelusuran informasi (kegiatan menemukan kembali

Lebih terperinci

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: Listiani Lawe Syanne Harindah Jonny J. Senduk e-mail: listiani_lawe@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO DI KANTOR BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO DI KANTOR BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO DI KANTOR BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KOTA SURAKARTA 3.1 Tugas Saat Kuliah Pusdokinfo Tugas yang dilakukan oleh penulis di Kantor Badan Arsip dan Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu kegiatan dan organisasi yang menjadi salah satu sumber data atau informasi yang dibutuhkan adalah arsip, dimana dapat dijadikan sebagai pusat ingatan atau

Lebih terperinci

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017 KATALOGISASI M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017 Pengertian KATALOG??? Pengertian KATALOGISASI??? Pengertian Katalog perpustakaan : Suatu daftar yang berisi keteranganketerangan lengkap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berpatokan pada tujuan awal skripsi ini yaitu untuk menggambarkan proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berpatokan pada tujuan awal skripsi ini yaitu untuk menggambarkan proses 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berpatokan pada tujuan awal skripsi ini yaitu untuk menggambarkan proses pelaksanaan Transformasi Digital di bidang Transformasi Digital Informasi Pusat Preservasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tahapan Pengelolaan Bahan Pustaka di Badan Perpustakaan dan Arsip. Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tahapan Pengelolaan Bahan Pustaka di Badan Perpustakaan dan Arsip. Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta digilib.uns.ac.id BAB IV PEMBAHASAN Pengelolaan bahan pustaka di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY melalui beberapa tahap, mulai dari pengembangan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka,

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAANPADA PERPUSTAKAAN BUNG HATTA BUKITTINGGI

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAANPADA PERPUSTAKAAN BUNG HATTA BUKITTINGGI EVALUASI PENERAPAN SISTEM AUTOMASI PERPUSTAKAANPADA PERPUSTAKAAN BUNG HATTA BUKITTINGGI SKRIPSI Diajukansebagaisalahsatupersyaratandalammenyelesaikan studiuntukmemperolehgelarsarjanasosial (S.Sos.) dalambidangstudiilmuperpustakaandaninformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan modernisasi pada sekarang ini jika ingin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan modernisasi pada sekarang ini jika ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dan modernisasi pada sekarang ini jika ingin mendapatkan dan mencari tahu keberadaan sebuah informasi yang diketahui sudah semakin canggih dan cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyebarluaskan, dan melestarikan informasi. Perpustakaan adalah

Lebih terperinci

Pengolahan Data Buku Perpustakaan dengan Sistem Otomasi

Pengolahan Data Buku Perpustakaan dengan Sistem Otomasi Yunus Abdul Halim Pengolahan Data Buku Perpustakaan dengan Sistem Otomasi Prepare - kebutuhan konsumen - sifat pelayanan - SDM - Standarisasi Pelaksanaan - Pemilahan - tulis diskripsi, katalogisasi, klasifikasi

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN I I. PEDOMAN WAWANCARA PUSTAKAWAN Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai teknik dalam pengumpulan data, dan dalam pelaksanaannya akan dilakukan wawancara yang mendalam guna mendapatkan data

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN NOMENKLATUR DINAS PERPUSTAKAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KUNINGAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KUNINGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR UNIVERSITAS KUNINGAN SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS KUNINGAN 2016 Area : Dibuat oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh Kode/No : SPM-UNIKU.SOP.44.01 SOP PENERBITAN Tanggal :

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM AUTHORITY CONTROL TERINTEGRASI DALAM PROSES BISNIS PERPUSTAKAAN

PENGEMBANGAN SISTEM AUTHORITY CONTROL TERINTEGRASI DALAM PROSES BISNIS PERPUSTAKAAN PENGEMBANGAN SISTEM AUTHORITY CONTROL TERINTEGRASI DALAM PROSES BISNIS PERPUSTAKAAN Triani Rahmawati 1, Kudang Boro Seminar 2, Janti G. Sudjana 3 1 Mahasiswa Pascasarjana IPB Program Studi Magister Teknologi

Lebih terperinci

Katalog dan Minat Baca

Katalog dan Minat Baca Katalog dan Minat Baca Oleh Ika Laksmiwati Sejarah peradaban manusia di mulai dengan kehidupan yang sangat sederhana. Pada awalnya manusia hanya membutuhkan makanan dan tempat untuk bertahan hidup. Dengan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden - Kunjungan Ke Kampung Adat Sigale-gale Samosir, Sumatera Utara, 21 Agustus 2016 Minggu, 21 Agustus 2016

Sambutan Presiden - Kunjungan Ke Kampung Adat Sigale-gale Samosir, Sumatera Utara, 21 Agustus 2016 Minggu, 21 Agustus 2016 Sambutan Presiden - Kunjungan Ke Kampung Adat Sigale-gale Samosir, Sumatera Utara, 21 Agustus 2016 Minggu, 21 Agustus 2016 TRANSKRIP SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SILATURAHMI DENGAN MASYARAKAT DAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI GORONTALO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Terwujudnya kegiatan promosi Perpustakaan dalam rangka pengembangan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN Lampiran II : Surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 4009/-075.61 Tanggal 27 September 2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN I. Sejarah Singkat Perpustakaan STAIN Padangsidimpuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 11 tahun

Lebih terperinci

PERANAN PUSTAKAWAN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI DONESIA (STTII) MEDAN SKRIPSI

PERANAN PUSTAKAWAN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI DONESIA (STTII) MEDAN SKRIPSI PERANAN PUSTAKAWAN DALAM PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA INJILI DONESIA (STTII) MEDAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci