BAB I PENDAHULUAN. berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata
|
|
- Hamdani Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta adalah daerah yang terkenal memiliki berbagai macam obyek wisata. Salah satu obyek wisata yang menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata pendidikan berupa wahana ilmu pengetahuan yang dibangun dengan konsep pengembangan kawasan yang terencana, terintegrasi dan berbasis teknologi dalam rangka memberikan ruang berekspresi dan memfasilitasi tumbuh kembang anakanak dalam suasana pendidikan yang menyenangkan. Dengan begitu, wisatawan dapat berwisata sekaligus menambah ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan, jauh dari rasa bosan. Pendidikan sendiri sangat penting untuk membangun daya saing dan keunggulan bangsa ini. Dengan pendidikan diharapkan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang handal dan unggul serta dapat menjadi penggerak pembangunan bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Pendirian Taman Pintar merupakan langkah untuk mempertegas pendidikan berkualitas. Ide awal pembangunan Taman Pintar berasal dari Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, sebagai langkah untuk melaksanakan amanah masyarakat dalam usaha ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Selanjutnya, ide tersebut menjadi sebuah gagasan dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang tertuang dalam Keputusan Wali Kota 1
2 Yogyakarta Nomor 558/KEP/2007 tentang rencana aksi daerah mewujudkan pendidikan berkualitas Kota Yogyakarta. Pembangunan Taman Pintar dimulai pada tahun 2003 dan dilakukan secara bertahap. Pembukaan pertama (Soft Opening) dilaksanakan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bambang Soedibyo pada tanggal 20 Mei 2006 dengan zona layanan meliputi Playground dan Gedung PAUD Barat dan Timur. Sejak saat itu, Taman Pintar juga ditetapkan sebagai program percontohan science center di Indonesia. Selanjutnya, Soft Opening II diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bambang Soedibyo dan Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 9 Juni 2007 dengan penambahan fasilitas layanan Gedung Oval lantai satu dan dua serta Gedung Kotak lantai satu. Sedangkan Grand Opening dilaksanakan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Desember 2008, yang merupakan tanda berakhirnya pembangunan tahap III, meliputi semua fasilitas layanan Taman Pintar termasuk Gedung Kotak lantai dua dan tiga, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia. Sejak dilaksanakannya grand opening, Taman Pintar mengembangkan content secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas publik di bidang pendidikan yang berkualitas. Dari awal didirikan hingga saat ini, Taman Pintar sempat beberapa kali berganti bentuk kelembagaan. Hal ini dilakukan demi mendapatkan bentuk kelembagaan yang dirasa paling ideal. Pada awalnya, Pemerintah Kota Yogyakarta merekrut sumber daya manusia dari beberapa perusahaan swasta 2
3 untuk menduduki posisi penting pada struktur organisasi Taman Pintar. Selain itu, Pemerintah Kota juga mengadopsi manajemen swasta sebagai struktur organisasi Taman Pintar. Apa yang dilakukan Pemerintah Kota tersebut bukan lantas membuat Taman Pintar menjadi swastanisasi. Taman Pintar hanya mengadopsi manajemen swasta dan tetap milik Pemerintah Kota Yogyakarta. Alasan Pemerintah Kota Yogyakarta mengadopsi manajemen swasta karena sumber daya manusia yang ada dianggap lebih fleksibel dalam hal membuka jaringan-jaringan atau kerjasama dengan berbagai stakeholders dibangdingkan dengan pemerintah yang dianggap masih terlalu kaku. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata kepengurusan Taman Pintar yang mengadopsi manajemen swasta dirasa lebih mengedepankan komersil karena lebih fokus memaksimalkan penghasilan sebesar-besarnya namun mengesampingkan fokus pada pemberian pelayanan yang maksimal, sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan untuk menyudahi Taman Pintar yang mengadopsi manajemen swasta. Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Walikota Yogyakarta No. 17 Tahun 2006, Pengelolaan Taman Pintar ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas Pendidikan. Seiring dengan dinamika perkembangan pengunjung, beban kerja, dan peningkatan target pendapatan yang harus diserahkan pada Pemerintah Kota, kelembagaan organisasi berupa UPT Taman Pintar dirasa terlalu kecil lingkupnya sehingga pada tahun 2008 dengan ditetapkannya Peraturan Walikota Yogyakarta No.66 Tahun 2008, pengelolaan Taman Pintar diubah menjadi Kantor Pengelolaan Taman Pintar. 3
4 Pola pengelolaan keuangan Kantor Taman Pintar menurut Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 62 Tahun 2011 adalah Badan Layanan Umum (BLU). Pola pengelolaan keungan berupa BLU sebenarnya sudah ditetapkan sejak UPT Taman Pintar Tahun 2007 namun sifatnya masih BLU sementara karena masih dalam proses, BLU penuh akhirnya dapat tercapai pada tahun Dengan pola keuangan BLU penuh, Kantor Taman Pintar diberi kewenangan oleh Pemerintah Kota untuk mengelola secara penuh pengelolaan Taman Pintar serta pengembangan yang akan dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan manfaat bagi masyarakat dengan mengesampingkan mencari keuntungan dalam pelaksanaan kegiatan. Status BLU menjadikan pengelolaan lebih fleksibel dan tidak bergantung pada pendapatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) saja, namun lebih mengedepankan pendapatan dari jasa layanan yang diperoleh dari penjualan tiket. Konsekuensi yang terjadi yaitu terdapat perubahan klasifikasi jenis dan peningkatan tarif tiket masuk Taman Pintar sejak bulan Februari Khusus untuk wilayah play ground, wisatawan tetap tidak dikenakan biaya masuk atau gratis. Berikut ini adalah daftar harga tiket Taman Pintar: Tabel I.1 Jenis dan Harga Tiket Masuk Taman Pintar hingga Bulan Januari 2011 NO KARCIS HARGA 1 Tiket PAUD Rp ,- 2 Tiket Memorabilia Anak Rp ,- 3 Tiket Memorabilia Dewasa Rp ,- 4 Tiket Oval Kotak Anak Rp ,- 5 Tiket Oval Kotak Dewasa Rp ,- Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2011 (dimodifikasi) 4
5 Tabel I.2 Jenis dan Harga Tiket Masuk Taman Pintar sejak Bulan Februari 2011 NO KARCIS HARGA 1 Tiket PAUD Rp ,- 2 Tiket Anak Rp ,- 3 Tiket Dewasa Rp ,- 4 Tiket Membatik Rp ,- 5 Tiket Clay Creations Rp ,- Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2011 (dimodifikasi) Salah satu aspek yang mempengaruhi aktivitas serta kinerja Taman Pintar adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Taman Pintar terbilang cukup baik dari segi pendidikan karena rata-rata pegawainya adalah lulusan kuliah atau sarjana. Berikut ini adalah daftar pegawai Taman Pintar: Tabel.1.4 Jumlah Pegawai Taman Pintar Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO JENIS S2 S1 D3 SLTA SMK JUMLAH KEPEGAWAIAN 1 PNS CPNS PTT VK TOTAL Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2012 (dimodifikasi) Ket: PTT : Pegawai Tidak Tetap VK : Volunter Khusus Dalam perkembangannya, Taman Pintar telah memiliki berbagai prestasi diantaranya mampu meraih Penghargaan Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Wakil Presiden Boediono pada taun 2010 dan pada tahun berikutnya sudah menerapkan International Standar Organization (ISO). Pada tahun 2012 Taman Pintar kembali mengukir prestasi dengan memperoleh Peringkat I Tingkat Nasional Penghargaan Sapta Pesona Kategori Toilet umum Bersih dan Cipta Pesona Wisata untuk 5
6 pengelolaan Wisata Berwawasan Lingkungan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Selain itu, jumlah pengunjung Taman Pintar walaupun pada awalnya sempat mengalami pasang surut, namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah pengujung secara dratis yaitu dari puluhan pengunjung meningkat menjadi ratusan pengunjung. Bahkan sejak tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar meningkat mencapai jutaan pengunjung. Pencapaian prestasi ini justru terjadi saat Taman Pintar sudah berbentuk UPT, bukan pada saat mengadopsi manajemen swasta. Hal ini mematahkan opini publik bahwa manajemen swasta lebih baik daripada pemerintah. Dalam kenyataannya, meskipun Taman Pintar mampu meningkatkan jumlah pengunjungnya ternyata hal ini tidak dibarengi dengan pencapaian target jumlah pengunjung yang ada. Berikut ini adalah data perbandingan jumlah pengunjung dan target jumlah pengunjung yang dimiliki oleh Taman Pintar: Tabel I.3 Perbandingan antara Target Jumlah Pengunjung dan Jumlah Pengunjung Taman Pintar dari Tahun NO TAHUN TARGET JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG) JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG) Sumber: Data based Kantor Taman Pintar tahun 2012 (dimodifikasi) 6
7 Dari data yang ada dapat kita lihat bahwa Taman Pintar pada tahun 2003 hingga tahun 2005 belum memiliki target jumlah pengunjung karena masih terbilang sebagai obyek wisata yang baru sehingga belum berani menetapkan target. Penentuan adanya target jumlah pengunjung dimulai pada tahun 2006 dan dari data tersebut Taman Pintar berhasil menembus target hanya pada tahun 2008 saja. Dengan melihat kenyataan ini maka diperlukan pengembangan obyek wisata Taman Pintar khususnya untuk menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga target jumlah pengunjung dapat tercapai. Pengembangan sendiri dalam pariwisata merupakan proses keberlanjutan dari perencanaan. Proses pengembangan ini diharapkan tidak berdampak negatif tetapi menciptakan aktifitas yang berkelanjutan dan merupakan suatu upaya untuk memajukan atau meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Dalam melakukan pengembangan, dibutuhkan suatu strategi sebagai alat yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang disesuaikan dengan misi dan mandat yang telah ditetapkan. Misi yang dimaksud yaitu alasan dan tujuan dibentuknya organisasi, sedangkan mandat berkaitan dengan fungsi atau tugas dan kewajiban yang harus dilakukan organisasi dalam hal ini Kantor Pengelola Taman Pintar serta apa yang boleh dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi otoritasnya dalam hal ini Pemerintah Kota Yogyakarta. Sebelum menetapkan strategi, terdapat proses formulasi strategi yang menuntut adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh komponen organisasi. Suatu strategi sangatlah penting karena perwujudan suatu strategi dari organisasi akan membentuk suatu rencana induk yang kompeherensif yang menyatakan bagaimana organisasi akan mencapai misi 7
8 dan tujuannya. Strategi digunakan agar obyek wisata dapat tetap eksis bahkan berkembang dan ikut menyokong perekonomian negara melalui pariwisata. Saat ini, potensi di daerah akan berhadapan dengan tuntutan global sehingga analisis yang tepat terhadap lingkungan internal dan eksternal menjadi langkah penting untuk menetapkan perencanaan strategis yang tepat dalam mengembangkan obyek wisata Taman Pintar. Dengan melakukan analisis lingkungan tersebut dapat diketahui potensi dan kekuatan yang dimiliki Taman Pintar yang dapat dikembangkan lagi sehingga akan meminimalisisr kekurangankekurangan yang ada untuk segera diatasi. Selain itu, dapat diketahui juga ancaman dari sektor lain maupun kompetitor sehingga dapat diantisipasi lebih dini. Dari analisis lingkungan ini nantinya dapat dimunculkan strategi baru yang lebih sesuai untuk mengembangankan obyek wisata ini. Dalam hal ini yaitu strategi untuk meningkatkan jumlah pengunjung Taman Pintar. Pengembangan membutuhkan strategi karena harus diarahkan sesuai dengan pembangunan daerah maka bila pengembangan ini tidak terarah dan tidak direncanakan dengan matang, bukan manfaat yang diperoleh tapi malah justru menimbulkan benturan sosial, budaya maupun kepentingan sehingga untuk menghindari hal ini maka diperlukan strategi pengembangan obyek wisata yang terpadu. Strategi menjadi penting karena merupakan kerangka mendasar dimana suatu organisasi akan menyatakan keberlangsungannya (eksistensinya), sementara pada saat yang sama organisasi akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu 8
9 berubah. 1 Hal ini penting karena banyak contoh dari obyek-obyek wisata yang ada sebelumnya, dapat eksis hanya dalam beberapa kurun waktu saja namun setelah itu menjadi obyek wisata yang tidak dapat mempertahankan eksistensinya sehingga terkesan hidup segan mati pun tak mau. Dalam rangka menjaga eksistensi dan tercapainya visi misi nya, Taman Pintar harus terus melakukan strategi pengembangan obyek wisata. Dengan melihat kenyataan bahwa Taman pintar belum mampu mencapai target jumlah pengunjung maka Taman Pintar harus memiliki strategi yang relevan untuk meningkatkan jumlah pengunjung karena logikanya semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka semakin tinggi kemungkinan visi dan misi organisasi dapat tercapai dan semakin tinggi pula kemungkinan eksistensinya dapat dipertahankan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan. Peneliti ingin merumuskan strategi apa yang relevan yang dapat disusun oleh Taman Pintar untuk meningkatkan jumlah pengunjung sehingga target jumlah pengunjung dapat tercapai. A. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Strategi apa yang dapat dirumuskan untuk mencapai target jumlah pengunjung Obyek Wisata Taman Pintar? 1 Pranawati Advanthea, Skripsi Strategi Pengembangan Obyek Wisata Kebun Raya Kebun Binatang Gembiraloka, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2006, hlm. 15 9
10 B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi untuk mencapai target jumlah pengunjung pada Obyek Wisata Taman Pintar. C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini bagi pihak pengelola Taman Pintar yaitu dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dan referensi dalam mencapai target jumlah pengunjung di Obyek Wisata Taman Pintar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. 10
BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN LAYANAN UMUM DAERAH KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA
Seri D Nomor 34 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007 1 BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 34 Tahun 2007 Seri : D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut peraturan Walikota Yogyakarta No. 6 Tahun 2014, Taman Pintar Yogyakarta yang selanjutnya disebut Taman Pintar adalah wahana ilmu pengetahuan yang dibangun dengan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TARIF TIKET PER ZONA DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN LAYANAN UMUM DAERAH KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Lebih terperinciMATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BESARAN TARIF TIKET ZONA ASTRONOMI DAN WAHANA BAHARI DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA DENGAN PERATURAN WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN W ALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2017
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN W ALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG TARIF TIKET PER ZONA DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENYANTUN TAMAN PINTAR YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENYANTUN TAMAN PINTAR YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PENETAPAN BESARAN TARIF SEWA KIOS DAN RUANG SERTA BRANDING DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. b.
Lebih terperinciLAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAMAN PINTAR YOGYAKARTA
LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAMAN PINTAR YOGYAKARTA JULI 2016 KERJASAMA: DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG PENELITIAN... 3 B. TUJUAN PENELITIAN... 3 C. DESAIN PENELITIAN... 4 D. METODE PELAKSANAAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA
KO T A P R A D J A JO J G A K TA R A LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 19 Tahun 2006 Seri: D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BESARAN TARIF TIKET ZONA ASTRONOMI DAN WAHANA BAHARI DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA
PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN BESARAN TARIF TIKET ZONA ASTRONOMI DAN WAHANA BAHARI DI TAMAN PINTAR YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciRencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Pintar adalah tempat wisata berbasis pengetahuan dan sains yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari Pendidikan Nasional dengan bangunan
Lebih terperinciLAPORAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP TAMAN PINTAR JUNI 2015
LAPORAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP TAMAN PINTAR JUNI 2015 KERJA SAMA: 0 Daftar Isi Daftar Isi...1 A. LATAR BELAKANG PENELITIAN... 2 B. TUJUAN PENELITIAN....2 C. DESAIN PENELITIAN.....3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta
LAMPIRAN 104 105 Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta No. Responden:... Hari/Tanggal :... Petunjuk: 1. Jawablah
Lebih terperinciLAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005
LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005 1.1 Latar Belakang Seni dan budaya daerah mempunyai
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA KOTA SEMARANG
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS Berdasarkan Pedoman Penyusunan LAKIP yang dikeluarkan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN), disebutkan bahwa Perencanaan Strategik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malioboro adalah jantung Kota Yogyakarta yang tak pernah sepi dari pengunjung. Membentang di atas sumbu imajiner yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dan kemajuan teknologi telah mempermudah hubungan antar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata dan kemajuan teknologi telah mempermudah hubungan antar wilayah sehingga terdapat saling keterkaitan antar wilayah dan saling mempengaruhi berbagai
Lebih terperinciPalangka Raya, Maret 2017 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah
KATA PENGANTAR Good governance dan result oriented government merupakan wujud dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang disusun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan devisa melalui upaya pengembangan dan pengelolaan dari berbagai
Lebih terperinciNOVEMBER 2014 KERJA SAMA:
LAPORAN SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TERHADAP TAMAN PINTAR NOVEMBER 2014 KERJA SAMA: 0 Daftar Isi Daftar Isi...1 A. LATAR BELAKANG PENELITIAN... 1 B. TUJUAN PENELITIAN....1 C. DESAIN PENELITIAN.....1
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA TAMAN PINTAR PADA DINAS PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA TAMAN PINTAR PADA DINAS PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERJALANAN WISATA PENGENALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sumber devisa keempat di Indonesia. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sumber devisa keempat di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, sumber devisa Indonesia pada tahun 2015 adalah minyak bumi dan gas pada urutan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data
50 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode 2001-2012. Data
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang memiliki
Lebih terperinciASPEK EDUKATIF TAMAN PINTAR YOGYAKARTA
Aspek Edukatif Taman... (Nur Hidayah) 189 ASPEK EDUKATIF TAMAN PINTAR YOGYAKARTA EDUCATIONAL ASPECTS IN THE TAMAN PINTAR YOGYAKARTA Oleh: Nur Hidayah (10110241011), Filsafat dan Sosiologi Pendidikan, Prodi
Lebih terperinciKABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK
PEMERINTAH KABUPATEN SIAK RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 Kata Pengantar Rencana Kerja ( Renja ) Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
46 BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Dinas Perhubungan 1. Sejarah Dinas Perhubungan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Kota Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen
Lebih terperinciBAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT
ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BAPPEDA KABUPATEN LAHAT Sumber daya Bappeda Kabupaten Lahat
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Visi pembangunan RPJMD Kabuaten Pelalawan Tahun 206 202 adalah PEMBAHARUAN MENUJU KEMANDIRIAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT KABUPATEN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN Setelah mendapatkan hasil analisis, maka dalam bab ini penulis akan menutup dengan menyimpulkan dan menyertakan rekomendasi dari implikasi hasil evaluasi pengembangan kawasan agrowisata
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciB. TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui indeks kepuasaan masyarakat (IKM) terhadap Taman Pintar.
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Taman Pintar adalah sebuah institusi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat. Institusi ini fokus pada penyediaan sarana pembelajaran sains bagi siswa yang mendukung
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BAB IV PENUTUP
BAB IV PENUTUP Penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada hakekatnya adalah proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik berdasarkan prinsip prinsip tranparansi, akuntabilitas, partisipatif, adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Retribusi Daerah, dapat dilihat pada lampiran (4). Pemerintah Daerah diberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berdasarkan ketentuan peratauran perundang-undangan, yang berlaku saat ini yaitu Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA MATARAM DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan Organisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR 111 Periode April September 2010 LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH DI KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG Disusun untuk
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN TARIF LAYANAN PROGRAM DI TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA
Menimbang: WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN TARIF LAYANAN PROGRAM DI TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2012 TENTANG KOORDINASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik, memiliki ruang lingkup, komponen dan proses pengelolaan tersendiri. Terkait dengan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun laporan keuangan. Dengan adanya masalah tersebut maka harus diperlukan sebuah pengelolaan yang dapat
Lebih terperinciBab II Perencanaan Kinerja
Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 2009 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004)
Lebih terperinciPerencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4
Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4 1 Perencanaan Stratejik Perencanaan stratejik merupakan proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyakbanyaknya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2017-2027 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN
Lebih terperinciNOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah suatu kegiatan sebagai industri pelayanan dan jasa yang akan menjadi andalan Indonesia sebagai pemasukan keuangan bagi negara. Kekayaan
Lebih terperinciPROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014
LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 20 MEI 2014 PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 1. RPerpres tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan
BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan kota dengan lintasan sejarah yang cukup panjang, dimulai pada tanggal 13 Februari 1755 dengan dilatari oleh Perjanjian Giyanti yang membagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi. ASEAN (MEA) secara efektif berpotensi mendorong pertumbuhan jumlah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif berpotensi mendorong pertumbuhan jumlah wisatawan ke Indonesia. Dengan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata bagi rombongan study tour anak-anak PAUD (Pendidikan Anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebun Binatang merupakan tempat wisata favorit bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kebun Binatang biasanya menjadi tujuan wisata bagi rombongan
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TANGERANG SELATAN DI PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016
1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya.
BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian mengenai Strategi Pengembangan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable Tourism Development maka didapatkan
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka lebih meningkatkan penghematan energi dan air, dengan tetap memperhatikan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Kota Bogor 4.1.1 Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya
Lebih terperinci1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH Visi merupakan pandangan ideal yang menjadi tujuan dan cita-cita sebuah organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa sesuai dengan cita-cita pembangunan Negara Indonesia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan cita-cita pembangunan Negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2009 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH UNTUK SATUAN PENDIDIKAN SWASTA DI KOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN
BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2014-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 10/M/PER/XII/2006
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 10/M/PER/XII/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PERAGAAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam perencanaan strategis Solo Science Center sebagai pusat peraga iptek Kota Surakarta dilakukan dengan 9 tahapan oleh Bappeda Kota Surakarta, yaitu : a. Forum Informal;
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Peran LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan mutu pendidikan LPMP Provinsi Kalimantan Timur dalam pelaksanaan tupoksinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang dengan salah satu cirinya adalah pembangunan disegala bidang. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA GUNUNGSITOLI DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciRENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN RIP 2014-2020 Rencana Induk Pengembangan Prodi D-III Keperawatan Kampus Tuban Poltekkes Kemenkes Surabaya
Lebih terperinci