HUBUNGAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL BIDAN DENGAN KETEPATAN RUJUKAN PADA KASUS PERDARAHAN PASCASALIN KE RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2015

Transkripsi

1 Hubungan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Bidan Dengan Ketepatan Rujukan Pada Kasus Perdarahan Pascasalin Ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2015 HUBUNGAN PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL BIDAN DENGAN KETEPATAN RUJUKAN PADA KASUS PERDARAHAN PASCASALIN KE RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2015 Dewi Anggriani Harahap Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia ABSTRACT Fulfillment of health human resources capable of providing health services in helping normal delivery standards-compliant, requiring the design of a leadingedge training for health workers. Training that can improve their knowledge and skills in providing normal delivery care is training Normal Delivery Care (APN). The purpose of this study was to determine the relationship Normal Delivery Care Training (APN) with accuracy of Reference in case of postnatal bleeding to Arifin Achmad Pekanbaru. This research uses the analytic design with cross sectional design. Research time began March 16 to March 31, The population in this study was independent practice midwives who work in the municipality of Pekanbaru referral postnatal bleeding to Arifin Achmad with a sample of 40 people. The sampling technique is total sampling. Research instrument using the checklist and univariate data processing is presented in the form of a frequency distribution table, followed by bivariate analysis using computerized, by looking at the significance level (p-value) p <0.05. Results of the study there was a relationship between the training Normal Delivery Care (APN) with a precision reference to postnatal bleeding to Arifin Ahmad Hospital Pekanbaru, evidenced by ῥ value = (<0.05). It is hoped that midwives who have been trained Normal Delivery Care (APN) can carry out precision management of referrals in cases of postnatal haemorrhage in accordance with Standard Operating Procedures (SOP) referral. Bibliography : 17 ( ) Keywords : Normal Maternity Care Training, Referral Accuracy PENDAHULUAN Barometer pelayanan kesehatan di suatu negara dapat ditunjukkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Menanggapi masalah kematian Ibu yang sedemikian besar, berbagai cara telah dilakukan dalam upaya penurunan AKI. Tahun 1987 World Health Organization (WHO) mencetuskan upaya safe motherhood, upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dunia tentang pengaruh kematian dan kesakitan Ibu serta mendapatkan pemecahan masalahnya. Menurunnya AKI adalah salah satu indikator Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 8

2 Dewi Anggriani Harahap keberhasilan pembangunan kewenangan untuk mengelola kasus kesehatan. perdarahan pascasalin dan Perdarahan dalam bidang obstetri pemberian suntikan intramuskular masih merupakan salah satu uterotonika. Perhatian khusus ini penyebab utama kesakitan dan diberikan pada masa sekitar kematian Ibu di Indonesia selain infeksi, preeklamsia dan eklamsia. persalinan dan pascasalin, karena banyak morbiditas dan mortalitas Keadaan ini sebenarnya dapat ibu terjadi dalam masa tersebut. dengan cepat tertangani apabila para tenaga kesehatan termasuk bidan dapat memberikan pelayanan yang Keputusan Menteri Kesehatan No. 369 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi Bidan Tahun 2007, yang lebih bermutu, dan Rumah Sakit didalamnya memuat standar (RS) sebagai rujukan di tingkat kompetensi bidan pada kompetensi Kotamadya dan Kabupaten tiga yaitu, deteksi dini kemungkinan diharapkan dalam memberikan kehamilan, persalinan dan nifas pelayanan kesehatan ibu, dapat abnormal serta pertolongan pertama menangani kasus komplikasi kegawatdaruratan yang sesuai dan obstetri dengan baik. melakukan rujukan tepat waktu. Hasil penelitian di Kabupaten Penjelasan ini menggambarkan Subang, berdasarkan audit maternal bahwa bidan sebagai tenaga tahun menunjukkan kesehatan harus mempunyai bahwa, sekitar 80% kasus maternal kompetensi yang baik dalam yang dirujuk mengalami hambatan melakukan penanganan dalam sebelum sampai di RS. kegawatdaruratan obstetri dan harus Keterlambatan ini memberikan mempunyai kemampuan dalam kontribusi terhadap kesakitan dan melakukan rujukan yang tepat kematian Ibu yang salah satunya disebabkan oleh penanganan awal dalam kasus obstetri. Pelatihan yang dapat meningkatkan yang tidak adekuat oleh tenaga pengetahuan dan keterampilan kesehatan dipelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan dasar. Berdasarkan Permenkes No. 1464/ persalinan normal adalah pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) Menkes/ SK/ VII/ 2010, bidan diberi dengan tujuan, seorang bidan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 9

3 Hubungan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Bidan Dengan Ketepatan Rujukan Pada Kasus Perdarahan Pascasalin Ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2015 mampu melaksanakan APN yang sesuai dengan pilar safemotherhood yaitu persalinan bersih, aman, sayang ibu dan berorientasi keselamatan. Dengan APN kita dapat mencegah kematian yang disebabkan perdarahan, eklamsia dan sepsis (JNPK-KR, 2008). Penyebab kematian ibu di Provinsi Riau hingga sampai saat ini yang paling besar adalah perdarahan. Pada tahun 2007 persentase perdarahan pascasalin sebesar 35,63% dari seluruh penyebab kematian ibu, meningkat dibandingkan pada tahun 2006 yaitu 33,5% (Profil Kesehatan Riau, 2010). Perdarahan pascasalin primer merupakan perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama ibu bersalin. Provinsi Riau, khususnya kotamadya Pekanbaru memiliki RS Umum Daerah (RSUD) tipe B, yaitu RSUD Arifin Ahmad (RSUD AA). RSUD AA merupakan sentral rujukan kasus obstetri dan non obstetri di Provinsi Riau. Dari data yang diperoleh melalui rekam medik RSUD AA diperoleh kasus perdarahan pascasalin tahun sebagai berikut, atonia uteri 9 kasus, sisa plasenta 64 kasus, retensio plasenta 40 kasus, laserasi jalan lahir 23 kasus, dan inversio uteri 3 kasus. Penanganan rujukan obstetri merupakan mata rantai yang sangat penting. Banyaknya temuan kasus rujukan dari bidan di RSUD AA Pekanbaru yang tidak tepat dengan prinsip dasar merujuk kasus obstetri, artinya dirujuk karena salah identifikasi, salah diagnosa, serta tidak tepatnya tindakan pertolongan pertama sebelum dirujuk, mengakibatkan kondisi umum pasien yang datang ke RS mayoritas dalam keadaan tidak stabil, bahkan datang dalam keadaan kritis. Indikator yang digunakan dalam melihat ketepatan rujukan bidan pada kasus perdarahan pascasalin yaitu ketepatan dalam tekhnik merujuk yang sesuai prinsip dasar dalam merujuk kasus obstetri dan dalam menegakkan diagnosis. Tema sentral dalam penelitian ini adalah masih tingginya kasus rujukan ke RSUD Arifin Ahmad, mengindikasikan bahwa akses penanganan yang dilakukan oleh bidan dalam proses kelahiran selama ini masih belum adekuat, kompetensi bidan dalam melakukan penanganan pertama serta pelayanan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 10

4 Dewi Anggriani Harahap rujukan yang sesuai prinsip dasar masih belum optimal, hal ini disinyalir penyebabnya adalah seringkali ibu dengan perdarahan langsung dibawa oleh keluarga tanpa dampingan tenaga kesehatan, rujukan ibu tidak disertai dengan pemasangan infus dan oksigen sehingga pasien shock, dan tidak disertai surat rujukan. Kasus rujukan yang datang ke RSUD AA pekanbaru sangat bervariasi, salah satunya adalah perdarahan pascasalin yang dilakukan oleh bidan. Masih banyaknya BPM di Kotamadya Pekanbaru yang melakukan rujukan yang tidak tepat sesuai dengan prinsip dasar rujukan, mengakibatkan rujukan yang datang ke RSUD AA, terutama perdarahan pascasalin adalah rujukan yang tidak tepat diakibatkan oleh penaganan awal rujukan oleh bidan yang tidak adekuat. Ketepatan penanganan rujukan dapat berjalan dengan baik jika dilakukan oleh bidan yang kompeten, hal-hal yang mendukung kompetensi bidan adalah pelatihan, sehingga perlu dikaji lebih dalam tentang analisis pelatihan APN dengan ketepatan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. METODOLOGI Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan rancangan Crossectional, karena pengukuran variabel bebas (pelatihan APN) dengan variabel terikat (ketepatan rujukan perdarahan pascasalin) dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru mulai tanggal 16 Maret hingga 31 Maret Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh Bidan praktik mandiri yang bekerja di Wilayah Kotamadya Pekanbaru dan yang merujuk kasus obstetri ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Bidan praktik mandiri yang bekerja di wilayah Kotamadya Pekanbaru Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 11

5 Hubungan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Bidan Dengan Ketepatan Rujukan Pada Kasus Perdarahan Pascasalin Ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2015 yang melakukan rujukan perdarahan pascasalin ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru berjumlah 40 orang. Alat Pengumpulan Data Menggunakan cheklist, meliputi data karekteristik bidan (usia, pendidikan terakhir, masa kerja), pelatihan APN dan data ketepatan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin. Prosedur Pegumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan untuk mengidentifikasi variabel independent dan dependent adalah dengan menggunakan daftar checklist yang dibuat oleh penulis. Data dikumpulkan pada kasus rujukan perdarahan pascasalin oleh bidan praktik mandiri di wilayah Kotamadya Pekanbaru ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Penelitian diawali dari dokumentasi catatan medik rujukan perdarahan postpartum oleh bidan praktik mandiri di RSUD Arifin Achmad, kemudian ditelusuri biodata bidan pengirim kasus rujukan perdarahan postpartum (mengikuti pelatihan APN/tidak) dan ketepatan Rujukan pada Kasus Perdarahan Pascasalin. Pelatihan APN 0 1 Tidak mengi kuti Sudah mengi HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Hubungan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal dengan Ketepatan Rujukan pada Kasus Perdarahan Pascasalin ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Ketepatan Rujukan Perdarahan Pascasalin Tidak Tepat n % 15 37,5 4 10,0 kuti Total 19 47,5 Tepat n % n % 6 15, , ,5 Total 21 52, , ῥ value 0,00 4 Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa, dari 21 bidan (52,5%) yang tidak mengikuti pelatihan APN, terdapat 6 bidan (15%) yang tepat dalam melakukan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin. Sedangkan dari 19 bidan (47,5%) yang sudah mengikuti pelatihan APN, terdapat 4 bidan (10%) tidak tepat dalam melakukan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin. Berdasarkan uji statistik Chi Square terdapat hubungan kuat antara pelatihan Asuhan Persalinan Normal dengan ketepatan rujukan pada Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 12

6 Dewi Anggriani Harahap kasus perdarahan pascasalin ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2015, hal ini dibuktikan dengan ῥ value = 0,004 (<0,05), r = 0,7. PEMBAHASAN Dapat diketahui bahwa dari 21 bidan (52,5%) yang tidak mengikuti pelatihan APN, terdapat 6 bidan (15%) yang tepat dalam melakukan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin. Sedangkan dari 19 bidan (47,5%) yang sudah mengikuti pelatihan APN, terdapat 4 bidan (10%) tidak tepat dalam melakukan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin. Berdasarkan uji statistik Chi Square terdapat hubungan kuat antara pelatihan Asuhan Persalinan Normal dengan ketepatan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2015, hal ini dibuktikan dengan ῥ value = 0,004 (<0,05), r = 0,08. Pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan persalinan normal adalah pelatihan APN, dengan tujuan seorang bidan mampu melaksanakan asuhan persalinan normal yang sesuai dengan pilar safemotherhood yaitu persalinan bersih, aman, sayang ibu dan berorientasi keselamatan. Dengan APN kematian yang disebabkan perdarahan, eklamsia dan sepsis dapat dicegah (JNPK-KR, 2008). Dari 21 bidan (52,5%) yang tidak mengikuti pelatihan APN, terdapat 6 bidan (15%) yang tepat dalam melakukan rujukan pada kasus perdarahan pascasalin. Menurut asumsi peneliti hal ini dipengaruhi oleh pendidikan. Latar belakang pendidikan merupakan hal mendasar yang dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan. Menurut Siagian (2002) pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu instrumen yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja. Pada penelitian ini seluruh bidan yang melakukan rujukan perdarahan pascasalin ke RSUD Arifin Ahmad berada pada jenjang pendidikan D III dan D IV Kebidanan. Setelah pendidikan, masa kerja bidan merupakan indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 13

7 Hubungan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Bidan Dengan Ketepatan Rujukan Pada Kasus Perdarahan Pascasalin Ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2015 kemampuan keterampilan bidan. Semakin lama masa kerja seseorang, tingkat keterampilan mengenai bidang pekerjaan nya akan semakin meningkat, artinya dengan penambahan masa kerja akan mengalami peningkatan yang lebih banyak dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Bidan dengan pengalaman lama masa kerja lebih dari 10 tahun 0,29 kali tepat dalam teknik merujuk dibanding dengan bidan yang pengalaman masa kerja kurang dari 10 tahun, dan pada penelitian ini juga terdapat hubungan yang bermakna antara lama bekerja dengan ketepatan rujukan p=0,001 (p<0,005). Hasil penelitian Maria Wattimena tahun 2008 tentang analisis penerapan standar Asuhan Persalinan Normal oleh bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat Tahun 2008 (studi kualitatif) bahwa untuk meningkatkan pengetahuan perlu adanya penyegaran atau pelatihan standar APN. Pelatihan APN adalah termasuk pendidikan nonformal, dan salah satu cara yang dapat diberikan kepada bidan untuk meningkatkan pengetahuannya. Pelatihan dilakukan terutama untuk memperbaiki efektifitas pegawai dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan, dengan maksud memperbaiki penguasaan keterampilan dan tekhnik pelaksanaan pekerjaan tertentu. Ibu dengan komplikasi obstetri yang dirujuk tidak sesuai dengan prinsip rujukan memiliki risiko sebesar 2,6 kali untuk terjadinya kematian maternal dibandingkan ibu yang dirujuk sesuai prinsip dasar rujukan. Sistem rujukan yang baik adalah mengirim pasien yang tepat kepada pelayanan atau spesialis yang tepat pula. Rujukan yang tepat dapat menyelamatkan ibu, tidak membutuhkan stabilisasi, penanganan sesuai dengan prosedur standar, tersedianya alat, obat, dan biaya murah terkendali (Depkes RI, 2004). PENUTUP Ada hubungan kuat antara pelatihan Asuhan Persalinan Normal dengan ketepatan Rujukan pada Kasus Perdarahan Pascasalin ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, hal ini Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 14

8 Dewi Anggriani Harahap dibuktikan dengan ῥ value = 0,004 (<0,05). SARAN 1. Agar bidan yang telah mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) dapat melaksanakan ketepatan penatalaksanaan rujukan pada kasus perdarahan postpartum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang rujukan, dan adanya pengawasan dari pihak terkait. 2. Peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan cara observasi langsung. DAFTAR PUSTAKA Alimul, Hidayat A, Azis, (2007). Metode Penelitian Kebidanan Tekhnik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta. Arikunto. S, (2002). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. BAPPENAS, (2007). Meningkatkan Kesehatan Ibu. php/ indonesian MDG Bungin, Burhan, (2005) Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana, Jakarta. Cunningham F, Gary, (2005). Obstetric Williams. Jakarta, EGC Depkes RI, (2004). Pengembangan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta Depkes RI, (2008). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Jakarta, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. Hackert, Neville, (2001). Intisari Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta, Widya Medika. Kepmenkes RI, (2007). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi bidan. Jakarta, Pengurus Pusat IBI. Manuaba, IBG, (2007). Kuliah Obstetri. Jakarta, EGC Martaadisoebrata, djamhoer, et all, (2011). Bunga Rampai Obstetri dan ginekologi Sosial. Jakarta, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Notoatmodjo, Soekidjo, (2005). Metodologi Penelitian Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 15

9 Hubungan Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Bidan Dengan Ketepatan Rujukan Pada Kasus Perdarahan Pascasalin Ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2015 Kesehatan. Jakarta, Renika Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta, Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta, Bina Pustaka. Rochjati P, (2004). Rujukan Terencana dalam Sistem Rujukan Paripurna Terpadu Kabupaten/Kota.Surabaya, Airlangga Rochjati P, (2007). Sistem Rujukan di Kabupaten Kepulauan Riau. Yogyakarta, Fitramaya. Winkjosastro, hanifa. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta, Bina Pustaka Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 16