GEMPA BUMI DI KERINCI TAHUN 1995 DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP MASYARAKAT KERINCI PASCA GEMPA ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GEMPA BUMI DI KERINCI TAHUN 1995 DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP MASYARAKAT KERINCI PASCA GEMPA ARTIKEL"

Transkripsi

1 GEMPA BUMI DI KERINCI TAHUN 1995 DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP MASYARAKAT KERINCI PASCA GEMPA ARTIKEL AMANDA PUTRI NIM : SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi, daerah-daerah yang termasuk rawan bencana gempa bumi adalah sepanjang pantai barat Sumatera dan patahan Sumatera,Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya. 1 Tingginya tingkat kegempaan karena Indonesia terletak di daerah pertemuan di antara tiga lempeng yaitu lempeng India-Australia, lempeng Eurasia dan Lempeng pasifik. Salah satu daerah yang mengalami bencana tersebut terutama bencana gempa bumi adalah Jambi karena Jambi pada bagian barat yang khususnya kota Sungai Penuh merupakan tempat yang dilalui oleh sesar Sumatera. 2 Gempa yang terjadi di Kerinci tahun 1995 merupakan sejarah bencana bagi masyarakat kerinci, karena gempa 1995 merupakan gempa yang besar yang menghancurkan segalanya, mulai dari kehilangan nyawa hingga kerusakan material. Gempa bumi yang terjadi di Kerinci pada tahun 1995 sangat mengejutkan semua pihak, gempa di Kerinci ini bukan gempa pertama yang terjadi karena pada tahun 1909 Kerinci juga pernah mengalami gempa yang sama besar. 3 Gempa yang terjadi pada tahun 1995 termasuk kedalam jenis gempa Tektonik karena adanya gerakan lempeng Indo-Australia yang menyusup dibawah Lempeng Erasia, gempa yang terjadi banyak menimbulkan dan menyebabkan kerusakan antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ibadah, rumah penduduk, kerusakan lahan serta sarana transportasi. Akan tetapi sebagian masyarakat merasa ketakutan karena mereka menganggap gempa yang terjadi karena adanya pergerakan dari perut Gunung Kerinci yang sewaktu-waktu bisa saja meletus. Bangunan yang mengalami kerusakan berat yaitu sebanyak 5469 buah dan yang 1 A.Winardi. Gempa Jogja Indonesia dan Dunia. (Jakarta: PT Mediarona Dirgantara), Hal Laporan Gempa Bumi Kerinci 7 Oktober 1995, Dari Badan Meteorologi dan Geofisika. (Jakarta : November 1995), hal Laporan Gempa Bumi Kerinci 7 Oktober op. cit. hal 2 mengalami kerusakan ringan mencapai 7073 buah. Korban meninggal juga mencapai 80 orang, yang mengalami luka ringan sebanyak 1520 orang, luka berat sebanyak 736 orang. Kebanyakan orang yang meninggal dikarenakan tertimpa bangunan rumah atau gedung 4. Bantuan didapat pada tanggal 12 Oktober 1995 pada pukul 16:00 WIB tercatat bantuan tunai sebesar Rp juta, beras 194,225 ton. Akibat bencana ini tidak hanya dari pemerintah akan tetapi dari masyarakat di setiap desa yang disinggahi diserahkan bantuan uang dan pangan. Bantuan yang sudah disalurnya pemerintah kepada masyarakat korban gempa Kerinci berupa uang Rp21,301,6 juta, Beras 134,617 Ton, dan Dus Indomie, serta selimut dan bahan makanan lainnya, tidak hanya bahan makanan bahan bangunan juga di kirim yaitu berupa satu kotak paku dan 100 lembar seng. 5 Enam kecamatan yang ada di Kerinci merupakan daerah yang paling banyak mengalami kerusakan yaitu :Kecamatan Gunung Kerinci, Kecamatan Gunung Raya, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Sitinjau Laut, Kecamatan Danau Kerinci, dan Sungai Penuh. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH Kajian dari tulisan ini difokuskan pada khusus perihal tentang peristiwa gempa bumi dan apa saja kebijakan pemerintah untuk menangulangi korban gempa serta kehidupan masyarakat setelah terjadinya gempa di daerah Kerinci. Adapun batasan temporal dari penulisan ini adalah sejak tahun Pada tahun 1995 diambil sebagai awal penelitian karena pada tahun ini terjadinya gempa besar di daerah Kerinci. Tahun 2000, dijadikan batasan akhir karena pada tahun ini kehidupan masyarakat sudah mulai membaik dengan mulai diperbaiki 4 Laporan Gempa Bumi Kerinci 7 Oktober 1995, op. cit. hal, 14 5 Penyaluran Bantuan Menjadi Masalah. Harian Singgalang, edisi Sabtu 14 Oktober 1995, hal. 1.

4 sarana pendidikan dan sarana kesehatan serta perekonomian masyarakat oleh pemerintah dengan adanya program yang dilakukan oleh pemerintah yaitu pembangunan Kerinci harus selesai setelah 5 tahun. Batasan Spatial penelitian ini adalah kabupaten Kerinci dan enam Kecamatan yang paling banyak mengalami kerusakan yaitu, Kecamatan Gunung Kerinci, Kecamatan Gunung raya, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Sitinjau Laut, Kecamatan Danau Kerinci, Sungai Penuh. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam tujuan ini adalah : a. Mengungkapkan peristiwa gempa bumi tanggal 7 Oktober 1995 dan dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan masyarakat di Kerinci pasca gempa tahun b. Mendeskripsikan tindakan dan kebijakan pemerintah Kerinci dalam penanggulangan terhadap masyarakat di kawasan terjadinya gempa tahun Adapun manfaat yang hendak dicapai adalah : a. Penelitian ini di harapkan dapat menambah serta memperkaya pengetahuan penulis tentang gempa bumi. b. Memberi sumbangan pada khasanah ilmu sosial terutama mengenai sejarah bencana dan sebagai bahan bacaan dalam bentuk sumbangan historis pengetahuan dan informasi yang diperlukan dalam penelitian selanjutnya c. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah, berkaitan dengan peristiwa gempa bumi Kerinci dalam penanggulangan bencana lainnya, dan menarik pelajaran darin kejadian tersebut agar kita lebih waspada terhadap musibah bencana alam yang mungkin terjadi pula di sekitar kita. KAJIAN PUSTAKA Kerangka Kongseptual Penulisan ini termasuk kedalam sejarah bencana, bencana adalah peristiwa atau kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luarrelasi antara ancaman dan masyarakat yang rentan, bencana terjadi bila ada ancaman di masyarakat namun mereka tidak dapat mengelolanya, sebaliknya kalau masyarakat mampu mengelola bencana tidak akan terjadi. 6 Pengertian masyarakat tidak bisa di pandang sebagai suatu kumpulan atau sebagai penjumlahan individu-individu atau penjumlahan individu semata. masyarakat merupakan suatu pergaulan hidup, tempat bertemunya orang perorangan secara badania belaka tidak akan menghasilkan pergaulan dalam kelompok sosial Masyarakat merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan dari anggotanya. Dengan kata lain, bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terwujud dari kehidupan bersama yang lazim disebut kemasyarakatan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tibatiba gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi dan menyebabkan banyak kerusakan. Menurut Aristoteles( SM) yang menyatakan bahwa kejadian gempa bumi di sebabkan keluarnya udara yang terkurung di dalam tanah. Kebijakan adalah prinsip-prinsip yang mengatur tindakan dan diarahkan pada tujuan tertentu, kebijakan merupakan suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisiten untuk mencapai tujuan tertentu. 6 A.Winardi, op.cit. hal. 27.

5 Studi Relevan Sesuai permasalahan yang diajukan adalah Gempa Bumi Tahun 1995 dan Kebijakan Pemerintah Daerah Terhadap masyarakat Kerinci Pasca Gempa Kajian ini sudah ada beberapa yang menulis dalam bentuk skripsi oleh Denik Ariyanti yang berjudul Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Mukomuko Pasca Gempa tahun Hasil dari penelitian ini bagaimana peristiwa gempa dan cara mengatasinya. Gempa pada tahun 2000 mengakibatkan banyak daerah mengalami nasib yang sama. Dari 14 Daerah/Kecamatan yang tertimpa bencana di Bengkulu, ada 5 daerah yang termasuk parah yakni: Daerah Pondok Suguh, Putri Hijau, Ketahun, Lais, Teras Terujam. Desa Air Hitam rumah penduduknya banyak yang hancur akibat gempa. Masyarakat di berbagai lokasi yang rumahnya rusak di guncang gempa masih di temukan tinggal di tenda-tenda. Sebagian mereka tidak mendapat kebutuhan sehari-hari yang memadai kesehatan masyarakat dan anakanak mulai menurun 7 Tulisan M. Dinul Akbar yang berjudul Dampak Bencana Longsor Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Bukit Lantiak Kelurahan Seberang palinggam ( ). Hasil penelitian ini Kehidupan ekonomi masyarakat di bukit lantiak setelah terjadinya longsor sangat memprihatinkan, selain kehilangan anggota keluarga, mereka juga harus kehilangan tempat tinggal dan harta benda, karena sebagian rumah mereka rusak bahkan kehilangan tertimbun tanah longsor. 8 Tulisan Yeni Osrita STKIP PGRI yang berjudul Bencana Longsor Tanah Mudiak Lolo Kabupaten Solok selatan Tahun 1995: Suatu 7 Denik Ariyanti, Jurusan Sejarah, 2010 Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Mukomuko Pasca Gempa tahun Skripsi. Padang STKIP PGRI. 8 M. Dinul Akbar, Jurusan sejarah, 2011 Dampak Bencana Longsor Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Bukit Lantiak Kelurahan Seberang palinggam ( ), Skripsi, Padang FIB UNAND. Kajian Sejarah. Hasil penelitian ini adalah bencana tanah longsor tahun 1995 membuat aktivitas ekonomi masyarkat lumpuh karena lahan pertanian mereka banyak yang hancur, disamping itu juga terjadi kekeringan sawah akibat jebolnya bendungan dan irigasi yang mengairi persawahana hingga mencapai 500 hektar. 9 Beberapa skripsi dan tulisan di atas menggambarkan tentang bencana alam dan bagaimana penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah serta dampak yang ada setelah terjadinya bencana alam. Hal ini dapat ditinjau untuk mendapatkan gambaran tentang bencana gempa bumi dan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah, penulisan ini memfokuskan penelitian terhadap Gempa Bumi Tahun 1995 dan Kebijakan Pemerintah Daerah Terhadap masyarakat Kerinci Pasca Gempa. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah, yaitu melalui beberapa tahap, adapun tahap yang dilalui yaitu terdiri dari 4 tahap Heuristik (Pengumpulan Data), Kritik Sumber (Pengujian), Interpretasi dan Histiografi (Penulisan) GEMPA BUMI DI KERINCI TAHUN 1995 A. Letak Geografis Kerinci Berdasarkan letak geografisnya Kerinci terletak diantara Lintang Selatan sampai dengan Lintang Selatan dan diantara Bujur Timur sampai dengan Bujur Timur, Kabupaten Kerinci merupakan daerah yang berada di perbukitan beriklim tropis suhu rata rata nya adalah 21,9 0 C. 10 Ketinggian Kabupaten Kerinci sendiri yaitu antara 500 meter sampai meter dipermukaan laut, dari luas areal tersebut 51,2% 9 Yeni Osrita. Jurusan Sejarah, Bencana Longsor Tanah Mudiak Lolo Kabupaten Solok selatan Tahun 1995: Suatu Kajian Sejarah. Skripsi. Padang STKIP PGRI. 10 Badan Pusat Statistik Kerinci, 1997, Kerinci Dalam Angka, (Kerinci: BPS Kabupaten Kerinci), hal 2.

6 merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), hanya ha kawasan budi daya berpenduduk sekitar jiwa 11. Kerinci berbatasan dengan beberapa kecamatan seperti dari sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Solok Propinsi Sumatera Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun Bangko, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bungo Tebo, dan selanjutnya sebelah Barat berbatasan dengan dua Kabupaten yaitu Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu dengan Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat. 12 Kabupaten Kerinci sendiri memiliki beberapa kecamatan, pada tahun 1995 Kerinci hanya memiliki enam kecamatan yaitukecamatan Gunung Raya, Kecamatan Danau Kerinci, Kecamatan Keliling Danau, Sungai Penuh, Kecamatan Sitinjau laut, Kecamatan Air Hangat, dan Kecamatan Gunung Kerinci 13, akan tetapi pada tahun 1997 Kabupaten Kerinci sudah membagi beberapa kecamatan sehingga pada tahun 1997 Kabupaten Kerinci sudah memiliki sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Raya, Kecamatan Batang Merangin, Kecamatan Danau Kerinci, Kecamatan Keliling Danau, Sungai Penuh, Kecamatan Sitinjau laut, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Gunung Kerinci dan Kecamatan Kayu Aro. 14 B. Peristiwa Gempa Bumi Kabupaten Kerinci mengalami bencana gempa yaitu pada hari Sabtu tanggal 7 Oktober 1995 pukul WIB dini hari, kekuatan gempa yaitu sebesar 7.0 Skala Richter yang membuat jatuhnya korban dan kerusakan pada sarana dan prasarana umum. Selanjutnya pada tanggal 10 Oktober 1995 terjadi dua kali gempa 9 11 Zahakir Haris, Syafriadi, Op. Cit hal, 12 Badan Pusat Statistik Kerinci, 1997, Kerinci Dalam Angka, (Kerinci: BPS Kabupaten Kerinci), hal Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, 1995, Kerinci Dalam Angka, (Kerinci: Kabupaten Kerinci). hal Badan Pusat Statistik Kerinci, 1997, Kerinci Dalam Angka, (Kerinci: BPS Kabupaten Kerinci), hal 15. susulan pada pukul WIB dan pukul WIB dengan kekuatan 2.6 dan 2.5 Skala Richter. Akan tetapi gempa susulan ini tidak menimbulkan kerusakan yang berarti seperti gempa yang terjadi pertama kali. Gempa pada tahun 1995 tersebut merupakan gempa yang hampir sama besarnya selama 86 tahun terakhir, yaitu sejak tahun Gempa bumi yang melanda Kerinci pada tahun 1995 menghancurkan setidaknya enam Kecamatan yang ada di daerah Kerinci diantaranya yaitu Kecamatan Gunung Kerinci, Kecamatan Gunung Raya, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Sitinjau Laut, Kecamatan Danau Kerinci dan Sungai Penuh. Kecamatan Air Hangat merupakan kecamatan yang paling banyak mengalami kerusakan dan korban nyawa, penyebab dari banyak kerusakan yang terjadi di Kecamatan Air Hangat karena struktur tanah yang ada di daerah ini sangat lunak sangat berbeda dari kecamatan-kecamatan yang lain. 15 C. Korban dan Kerusakan Akibat Gempa Berdasarkan data sampai pada tanggal 8 Oktober 1995 jumlah korban menurut wilayah, tercatat di Kabupaten Gunung Kerinci meninggal 14 orang, luka berat 150 orang, luka ringan 200 orang. Kecamatan Gunung Raya tidak ada korban nyawa tetapi korban luka berat mencapai 100 orang, luka ringan 194 orang, di Kecamatan Air Hangat meninggal 45 orang, luka berat 253, dan luka ringan 490, di Kecamatan Sitinjau Laut dan Kecamatan Danau Kerinci meninggal 18 orang, luka berat 206 orang, luka ringan 669 orang. Sementara di Sungai Penuh meninggal 3 orang, luka berat 27 orang, luka ringan 67 orang. Untuk lebih jelas jumlah korban jiwa menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : 15 Arsip Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Jambi, Upaya PU Mendukung Penanganan Gempa Bumi Kerinci.Hal 1

7 Tabel 1 Jumlah Korban Nyawa Gempa Kerinci Tahun 1995 No Kecamatan Meni nggal GunungKerin ci Gunung Raya Air Hangat Sitinjau Laut Danau Kerinci Sungai Penuh Luka Berat Luka Ring an Jumlah Sumber : Data Tim Gabungan Pusat Gempa Nasional Badan Meteorologi dan Geofisika Tanggal 10 Oktober Untuk jumlah kerusakan menurut Kecamatan dapat diperhatikan pada Tabel 2 berikut : Tabel 2 Jumlah Kerusakan Material/ Bangunan yang terjadi di setiap Kecamatan No Kecamatan Rusak Berat 1. Gunung Kerinci Gunung Raya Air Hangat Sitinjau Laut Danau Kerinci Sungai Penuh 744 Rusak Ringan Jumlah Sumber:Dari Arsip Dinas Pekerjaan umum propinsi daerah tingkat I Jambi Upaya PU mendukung penanganan Gempa Bumi Kerinci Tabel 2 tersebut menunjukkan bahwa tingkat kerusakan bangunan yang mengalami kerusakan ringan dan kerusakan berat di berbagai wilayah di Kecamatan Kerinci akibat gempa, jumlah total bangunan yang mengalami kerusakan berat yaitu sebanyak 5469 buah dan yang mengalami kerusakan ringan mencapai 7073 buah. 16 D. Kondisi Masyarakat Kerinci Pasca Gempa Tidak hanya kerusakan sarana dan prasarana serta korban nyawa akan tetapi bencana tersebut juga menimbulkan rasa trauma yang luar biasa bagi masyarakat Kerinci, khususnya gempa susulan yang masih sering terjadi. Mereka pergi untuk menyelamatkan diri masing-masing. Untuk itu banyak warga masyarakat yang terpaksa harus tinggal di dalam tenda darurat yang di pasang di halaman rumah atau jalankarena khawatir akan kemungkinan terjadinya kembali gempa susulan yang lebih besar. Di samping itu, trauma yang cukup membekas justru dialami oleh anak-anak. Ini bisa dilihat saat terjadi gempa susulan, banyak anak-anak yang berlarian keluar rumah sambil menangis, anak-anak merasa takut dengan adanya gempa susulan yang lebih besar. Dari segi kehidupan sosial masyarakat memburuk karena aktifitas masyarakat banyak yang lumpuh karena lahan yang digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan penghasilan hidup banyak yang hancur, lenyap, bahkan ada yang sudah tidak dapat berfungsi lagi. KERINCI PASCA GEMPA 1995 A. Kebijakan Pemerintah Dalam Revitalisasi Bangunan Pasca Gempa 1. Pemberian Penyuluhan dan Informasi Kepada Masyarakat Tim BMG berangkat ke lokasi bencana gempa, dengan salah satu tujuan adalah untuk memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan gempa bumi serta memberikan informasi baik kepada pemerintah daerah 16 Laporan Gempa Bumi Kerinci 7 Oktober 1995, Dari Badan Meteorologi dan Geofisika. (Jakarta : November 1995), hal. 14

8 maupun masyarakat tentang kapan berakhirnya gempa-gempa susulan dengan menempatkan seismograph portable sebanyak dua buah di Desa Sungai Abu dan Sitinjau laut, guna untuk merekam frekuensi harian getaran gempa susulan. Selanjutnya tujuan dari tim BMG yaitu untuk melihat berapa bangunan yang mengalami kerusakan dan bagaimana kondisi masyarakat Kerinci setelah terjadinya gempa. Sebelum pemerintah melakukan pembangunan secara permanen terhadap bangunan yang hancur pemerintah melakukan pembangunan sementara dan penanganan darurat. Penanganan darurat yang dilakukan oleh pemerintah yang berlangsung selama sekitar dua minggu pada tanggal 8 hingga 20 Oktober Pemerintah melakukan penangan darurat agar kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat tidak terganggu secara berkepanjangan dan mengembalikan fungsi jalan yang rusak, agar dapat digunakan untuk mobilitas bantuan logistik dan peralatan serta jalur ekonomi Sarana Pengairan Darurat Penempatan Hidran umum yang berkapasitas 2000 L-3000 L dan bak-bak air 200 L-300 L diutamakan kepada masyarakat yang tinggal di Camp atau barak darurat, tenda-tenda dan bagi masyarakat yang sistem perpipaan air bersihnya rusak dimana pendistribusian airnya dilakukan dengan mobil tangki. 3. Sarana Pelayanan Sanitasi Darurat Untuk sarana pelayanan sanitasi pemukiman dan kesehatan masyarakat dilakukan dengan membuat jamban darurat sebanyak 100 unit jamban. Pelayanan sanitasi sementara di bangun di lokasi-lokasi penampungan sementara dan yang sangat diprioritaskan di desa yang kritis sanitasi dan pelayanan ini di bangun untuk seluruh desa namun yag diprioritaskan adalah desa yang kritis sanitasi merupakan daerah yang paling banyak mengalami kerusakan seperti 17 Arsip Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Jambi, Upaya PU Mendukung Penanganan Gempa Bumi Kerinci.hal 7 Kecamatan Air Hangat sehingga membuat pemerintah banyak membangun sanitasi di daerah ini. 4. Sarana Pendidikan Darurat Dalam sarana pendidikan yang mengalami kerusakan total khususnya maka pemerintah melakukan atau mendirikan barak untuk ruang sekolah sementara sebanyak 100 unit yang terbuat dari triplek dan plastik. Sejalan dengan penanganan darurat, pemerintah pun melaksanakan perbaikan sementara terhadap sarana dan prasarana PU, ini dilakukan untuk memfungsikan kembali sistem yang rusak secara sementara. 5. Sarana Pengairan Sementara Pemerintah melakukan perbaikan sementara sistem air bersih untuk sistem instalasi di Desa Hiang, RSU (Rumah Sakit Umum) dan sebagian jaringan distribusi di kota Sungai Penuh, sehingga diharapkan dapat mengurangi pelayanan pendistribusian air bersih melalui mobil tangki selama pemerintah melakukan penanganan darurat. 6. Sarana Jalan Sementara Untuk sarana jalan yang rusak maka pemerintah menutup retakan-retakan yang memanjang di jalan ataupun retakan yang menyamping untuk menghindari air masuk ke dalam lubang jalan ketika hari hujan, selanjutnya dengan membersihkan longsoranlongsoran tanah yang ada di badan jalan dan tebing jalan. 7. Rumah Penduduk Permanen Pembangunan rumah warga yaitu dengan rumah tahan gempa dengan tipe TG-26 sebanyak 977 unit yang dilaksanakan melalui Operasi Bakti ABRI bersama masyarakat dan Satgas Dinas Pekerjaan Umum (PU), pembangunan rumah dengan tipe ini di bangun oleh pemerintah dalam waktu kurang lebih dalam tiga bulan yaitu pada akhir Desember 1995 rumah ini telah di selesaikan oleh pemerintah dan telah dihuni atau ditinggali kembali oleh penduduk. Akan tetapi tidak semua warga mau dibangunkan rumah dengan tipe tersebut

9 sehingga membuat pemerintah melakukan hal lain dengan memberikan bantuan bahan bangunan yang berupa semen, kayu, triplek dan seng bergelombang yang pada saat itu seharga Rp untuk unit rumah warga yang rusak berat, hal ini sudah dilakukan oleh pemerintah mulai dari bulan November 1995 yang dilakukan secara bertahap dan dapat diselesaikan pada bulan Maret Sarana Pengairan Permanen Untuk melanjutkan perbaikan kembali terhadap sistim penyediaan dan jaringan air bersih di Desa Hiang, Desa Semurup, Desa Siulak Gedang, Sungai Penuh, Desa Temiai, Sungai Medang dan Jujun, yang dilaksanakan secara darurat dan bersifat sementara, perlu dilanjutkan normalisasi sistem, dengan perbaikan kembali oleh pemerintah. Untuk perbaikan bidang air bersih secara permanen ini, pemerintah banyak menghabiskan dana dan total dana yang dihabiskan oleh pemerintah yaitu sebesar Rp Sarana Pendidikan Permanen Pemerintah pun mendirikan sekolah kembali secara permanen, yang pertama dibangun oleh pemerintah yaitu Sekolah untuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasyahh Ibtidaiyah (MIS) yang ada di Kecamatan yang mengalami kerusakan. Selanjutnya pemerintah mendirikan kembali Sekolah Lanjut Pertama (SLTP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU), dana untuk rehabilitasi SLTP dan SMU ini sebesar Rp tabel 8 berikut dapat menjelaskan sekolah mana saja yang mendapatkan rehabilitasi pada setiap Kecamatan Sarana Jalan dan Jembatan Permanen 18 Arsip Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Jambi, Upaya PU Mendukung Penanganan Gempa Bumi Kerinci.hal Arsip Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Jambi, Upaya PU Mendukung Penanganan Gempa Bumi Kerinci.hal Pemerintah juga memperbaiki secara permanen jalanan atau jembatan yang mengalami rusak berat. Jembatan yang diperbaiki oleh pemerintah yaitu berjumlah 2 buah yaitu jembatan yang berada di Desa Tanah Kampung 1 dan 2 atau di ruas Desa Sanggaran Agung- Sungai Penuh. Untuk akses jalan yang rusak karena gempa yang terputus yaitu di ruas jalan P.018 Kecamatan Kelilimg Danau Kerinci di Desa Benik. Selanjutnya perbaikan keretakan badan jalan dan penurunan bahu jalan serta longsornya tebing yang menutupi jalan, dalam pekerjaan perbaikan permanen pada kerusakan jalan dilaksanakan oleh PT. HUTAMA KARYA Cabang Jambi dengan kontrak sebesar Rp Juta Sarana Irigasi Permanen Perbaikan kembali secara permanen saluran induk yang berada dikiri dan kanan sepanjang M, Saluran Pasangan sepanjang M, dan bangunan air sebanyak 14 Buah, dan selanjutnya perbaikan secara permanen sistim irigasi di 18 Daerah irigasi kecil yang terdiri atas bendungan 1 buah, bangunan air 43 buah, saluran pasangan sepanjang 4201 M dan normalisasi saluran air sepanjang M. Kemudian perbaikan kembali saluran dan bangunan air di 24 irigasi desa yang dilaksanakan oleh PT. NINDYA KARYA dengan biaya sebesar Rp. 108,8 Juta. B. Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Sosial Ekonomi Bentuk dari kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah Kerinci yaitu berupa memberikan bantuan makanan, baju bekas, selimut, dan bahan bangunan, pemerintah memberikan bantuan terutama terhadap masyarakat yang mengalami kerusakan berat bahkan kehilangan anggota keluarga. 1. Perubahan Ekonomi 20 Arsip Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Daerah Tingkat I Jambi, Upaya PU Mendukung Penanganan Gempa Bumi Kerinci.hal 24

10 Pada awal tahun pasca bencana gempa penduduk berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, dan beradaptasi terutama mereka yang berada di pemukiman baru dan yang kehilangan rumah dan usaha mereka. Kerusakan infrastruktur lebih diakibatkan oleh struktur yang tidak tahan gempa, beberapa bangunan bahkan tidak memperhitungkan faktor gempa sehingga dengan mudah hancur oleh gempa bumi. Namun jika masyarakat banyak menggunakan bangunan kayu maka relatif dapat bertahan dibandingkan bangunan tembok Kondisi Perekonomian Kondisi prekonomian di Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi erat kaitannya dengan pekerjaan atau mata pencaharian penduduknya. Sesuai dengan kondisi geografisnya maka penduduk Kabupaten Kerinci mayoritas adalah petani, baik petani milik sendiri maupun petani penggarap. Petani dalam hal ini berupa petani lahan basah (sawah) dan petani lahan kering (kebun). Untuk kebun penduduknya berkebun kopi dan kentang. Perubahan kehidupan ekonomi terhadap masyarakat setelah terjadinya gempa, persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Kerinci pasca gempa adalah adanya perubahan dalam bidang mata pencaharian, pekerjaan sebelumnya yang sudah terbina dengan baik dan lancar, kemudian menurun setelah terjadinya gempa yang melanda daerah ini. C. Dampak Kebijakan Pemerintah Bagi Masyarakat Kerinci Perubahan tata cara perubahan kehidupan masyarakat semakin memuncak yaitu pada tahun 1998 karena terjadinya krisis moneter yang secara umum melanda seluruh bagian wilayah di Indonesia. Banyak pemuda Kerinci dari desa terparah waktu gempa bumi dengan mencari nafkah dengan keluar dari daerah Kerinci seperti menjadi TKI di Malaysia, namun lebih banyak 21 Arsip Dinas Pekerjaan umum propinsi daerah tingkat I Jambi, Op. Cit.Hal lagi mereka yang menjadi buruh di luar secra ilegal. Hal ini di sebabkan karena pendidikan mereka yang rendah setelah terjadinya gempa dan krisis moneter sehingga menyebabkan mereka tidak bisa lagi melanjukan pendidikan atau sekolah mereka. Secara psikologis masyarakat Kerinci sangat mengalami trauma jika suatu saat gempa yang lebih besar datang kembali, pada tahun masyarakat tidak mau membangun rumah secara permanen atau merenovasi rumah mereka akan tetapi hanya rumah yang diberikan pemerintah saja. Namun pada tahun 1998 masyarakat sudah mulai berani membangun rumah dan merenovasinya kembali. Mayoritas masyarakat Kerinci hidup dari pertanian, para korban bencana alam terutama mereka yang ditinggal suami ataupun orang tuanya memanfaatkan lahan pertanian untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka. Akibat kebutuhan hidup apa yang ditinggalkan tersebut tidak cukup untuk memenuhi maka banyak masyarakat Kerinci yang keluar daerah. Disamping dampak ekonomi banyak juga rasa trauma yang ditimbulkan bencana alam ini itu terlihat dari aktifitas masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang, terlihat di daerah Sungai Penuh yang merupakan pusat perekonomian banyak terlihat toko-toko yang biasa masyarakat gunakan sebagai tempat bertransaksi masih tutup. Mereka takut jika terjadi gempa yang lebih besar, sehingga dua bulan kemudian baru aktifitas masyarakat sudah terlihat. 22 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi di Kerinci tahun 1995 merupakan sejarah bencana bagi masyarakat Kerinci, karena gempa 1995 merupakan gempa yang besar yang menghancurkan segalanya, mulai dari kehilangan nyawa hingga kerusakan material, dan dampaknya terhadap masyarakat yang 22 Wawancara dengan Aprizal yanto, Sungai Penuh, 23 Juli 2015

11 menimbulkan kesulitan ekonomi bagi masyarakat yang mengalami bencana. Gempa bumi yang terjadi di Kerinci pada tahun 1995 sangat mengejutkan semua pihak sebab daerah tersebut sudah lama tidak dilanda gempa, gempa di Kerinci ini bukan gempa pertama yang terjadi karena pada tahun 1909 Kerinci juga pernah mengalami gempa yang sama besar. Gempa yang terjadi pada tahun 1995 termasuk kedalam jenis gempa Tektonik karena adanya gerakan lempeng Indo-Australia yang menyusup dibawah Lempeng Erasia, gempa yang terjadi banyak menimbulkan dan menyebabkan kerusakan antara lain sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ibadah, rumah penduduk, kerusakan lahan serta sarana transportasi. SARAN Setelah dilakukannya penelitian tentang bagaimana peristiwa gempa itu terjadi dan apa saja kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, serta mengerti bagaimana dampak sosial ekonomi dari masyarakat tersebut setelah terjadinya gempa. Di harapkan untuk mesyarakat yang memiliki ekonomi yang lebih tinggi dapat membantu masyarakat yang tertimpa musibah, untuk itu sifat-sifat dan orientasi nilai, norma serta kebersamaan empati yang berkembang dalam masyarakat yang selama ini di patuhi hendaknya tetap dijaga jangan sampai hilang begitu saja oleh arus informasi, globalisasi tekanan ekonomi serta pendidikan. Paling tidak sebuah kebersamaan dan rasa saling tolong menolong yang harus tetap dijaga dalam menghadapi segala musibah yang kapan saja isa melanda Negeri ini, dan juga tampaknya hal ini membutuhkan perhatian dan kajian khusus lebih serius baik oleh masyarakat itu sendiri, oleh pemerintah, politisi, dan lembaga-lembaga sosial lainnya. DAFTAR PUSTAKA Arsip : Dokumen Pemerintah daerah. Kantor Pusat Statistik Kabupaten Kerinci. Tahun 2007 Dokumen Pemerintahan Daerah Kabupaten kerinci. Laporan Gempa Bumi Kerinci 7 Oktober 1995, Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta : November Harian Singgalang, Edisi Sabtu 14 Oktober Harian Singgalang, Edisi Minggu 15 Oktober Buku : A.Winardi, Gempa Jogja Indonesia Dan Dunia. Jakarta: PT Mediarona Dirgantara. Dudung Abdurahman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Jogyakarta:Ar- Russ Media. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. 1994, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Louis Gottschalk,Mengerti Sejarah. 1985, Terjemahan Nogroho Notosusanto Jakarta: Universitas Indonesia-Press. Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. 1994, Yogyakarta: Tiara Wacana. O. Langeb. dkk. Geologi Umum. Jakarta, Gaya Media Pratama R. Soetadi Gempa Bumi. Jakarta: PT Duta Bina Pustaka. Rowe, Cristhoper. dkk, Sejarah Pemikiran Politik Yunani Dan Romawi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suwarno Sejarah Politik Indonesia Modern. Yogyakarta: Ombak. Zahakir Haris, Syafriadi. 2005, Bumi Sakti Alam Kerinci: Sekepal Tanah Surga. Skripsi :

12 M. Dinul Akbar FIB Unand Jurusan Sejarah Dampak Bencana Longsor Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Bukit Lantiak Kelurahan Seberang Palinggam ( ) Denik Ariyani STKIP PGRI Jurusan Sejarah tahun 2010 Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Mukomuko Pasca Gempa tahun 2000 Yeni Osrita STKIP PGRI Jurusan Sejarah tahun 2010 Bencana Alam Tanah Longsor Mudiak Lolo Kabupaten Solok Selatan Tahun 1995: Suatu Kajian Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di

BAB I PENDAHULUAN. tiga lempeng tektonik dunia yaitu Hindia-Australia di Selatan, Pasifik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai seismik paling aktif di muka bumi ini. Keadaan ini disebabkan karena Indonesia berada pada tiga lempeng tektonik dunia yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana Gempa dan Tsunami yang terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 26 Desember 2004 telah menimbulkan dampak yang sungguh luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia

Lebih terperinci

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO

BAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bumi sebenarnya merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks dan besar. Sistem ini bekerja diluar kehendak manusia. Suatu sistem yang memungkinkan bumi berubah uaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunikan geologi kepulauan Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. Ketiga lempeng

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan Indonesia tersebar sepanjang nusantara mulai ujung barat Pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam yang kompleks sehingga menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana alam, hal tersebut berhubungan dengan letak geografis Indonesia yang terletak di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana, bahkan termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan negara sebagaimana dimuat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 antara lain adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan alamnya, tetapi merupakan salah satu Negara yang rawan bencana karena berada dipertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Indo Australia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi sebagai suatu kekuatan alam terbukti telah menimbulkan bencana yang sangat besar dan merugikan. Gempa bumi pada skala kekuatan yang sangat kuat dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak memberikan sumber kehidupan bagi rakyat Indonesia dan penting dalam pertumbuhan perekonomian. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pengertian Dan Proses Terjadi Tsunami Tsunami adalah sederetan gelombang laut yang menjalar dengan panjang gelombang sampai 100 km dengan ketinggian beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi

Lebih terperinci

Irian Jaya) dan Trans Asiatic Earthquake Belt (Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara,

Irian Jaya) dan Trans Asiatic Earthquake Belt (Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini membahas tentang lai. '*kang masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan alah sebagaimana yang akan diuraikan berikut ini. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010

BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI KEPULAUAN MENTAWAI PROVINSI SUMATERA BARAT 25 OKTOBER 2010 GAMBARAN UMUM Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ketiga lempeng tersebut bergerak dan saling bertumbukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geologis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di lingkungan geodinamik yang sangat aktif, yaitu pada batas-batas pertemuan berbagai lempeng tektonik

Lebih terperinci

2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA

2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang rawan bencana dilihat dari aspek geografis, klimatologis dan demografis. Letak geografis Indonesia di antara dua benua dan dua samudera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT merupakan zona pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yaitu:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan alamnya, tetapi merupakan salah satu negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk daerah yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan kondisi iklim global di dunia yang terjadi dalam beberapa tahun ini merupakan sebab pemicu terjadinya berbagai bencana alam yang sering melanda Indonesia. Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain

Lebih terperinci

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif xvii Ringkasan Eksekutif Pada tanggal 30 September 2009, gempa yang berkekuatan 7.6 mengguncang Propinsi Sumatera Barat. Kerusakan yang terjadi akibat gempa ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan

PENDAHULUAN. benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, serta menimbulkan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia sendiri yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta

Lebih terperinci

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*) POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA Oleh : Hendro Murtianto*) Abstrak Aktivitas zona patahan Sumatera bagian tengah patut mendapatkan perhatian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Pergerakan lempeng tersebut menimbulkan patahan/tumbukan sehingga terjadinya gempa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN. secara signifikan yang pada akhirnya menimbulkan dampak dampak negatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wacana tentang perubahan iklim merupakan isu global yang dianggap penting untuk dikaji. Kemajuan pesat pembangunan ekonomi memberi dampak yang serius terhadap iklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia berada pada daerah pertemuan dua lempeng tektonik dunia yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia serta dipengaruhi oleh tiga gerakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan bencana, baik yang disebabkan kejadian alam seperi gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu sesuatu hal yang berada di luar kontrol manusia, oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilintasi oleh jalur api (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Australia. Letak wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api merupakan refleksi fenomena alam yang secara geografis sangat khas untuk wilayah tanah air Indonensia. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam banjir bandang yang terjadi di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambuang Bukit Kecamatan Pauh Kota Padang pada Bulan Ramadhan tanggal Selasa, 24 Juli 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 375 km, berupa dataran rendah sebagai bagian dari gugus kepulauan busur muka. Perairan barat Sumatera memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui berbagai proses dalam waktu yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan : (a) latar belakang, (b) perumusan masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) ruang lingkup penelitian dan (f) sistematika penulisan. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh gejala alam sehingga mengakibatkan timbulnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara astronomis terletak pada titik koordinat 6 LU - 11 LS 95 BT - 141 BT dan merupakan Negara kepulauan yang terletak pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah Negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan dari flora dan faunanya, serta kekayaan dari hasil tambangnya. Hamparan bumi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap berbagai jenis bencana, termasuk bencana alam. Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggaunggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi yang berbasis ekonomi kerakyatan. Ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan

Lebih terperinci

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA?

TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TIPIKAL & JENIS KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT GEMPA? TYPIKAL KERUSAKAN BANGUNAN Kampus STIE Kerjasama Tipikal keruntuhan karena desain kolom lemah balok kuat. Desain seperti ini tidak sesuai kaidah bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif, Indo- Australia dan Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga belahan selatan Nusa

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI KOTA BUKITTINGGI

2015 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA GEMPA BUMI DI KOTA BUKITTINGGI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana masih merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia hal ini disebabkan karena Indonesia berada pada zona pertemuan tiga lempeng tektonik meliputi lempeng

Lebih terperinci

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS VI SEMESTER 2 CARA- CARA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM A. CARA- CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM 1. Menghadapi Peristiwa Gempa Bumi Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

1.1 Latar Belakang. Gambar 1.1 Tsunami di berbagai kedalaman. Sumber: Pengenalan Tsunami, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tsunami berasal dari bahasa Jepang, yaitu tsu yang artinya pelabuhan dan nami yang artinya gelombang. Jadi, secara harfiah berarti ombak besar di pelabuhan (Wikipedia,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS KEADAAN DARURAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu : lempeng Hindia-Australia di sebelah selatan, lempeng Eurasia di

Lebih terperinci

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST Oleh : Rahmat Triyono,ST,MSc Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Email : rahmat.triyono@bmkg.go.id Sejak Gempabumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Klaten terdiri dari 26 Kecamatan, terbagi atas 391 Desa dan 10 Kelurahan, dengan luas 65.556 ha. Kabupaten Klaten merupakan bagian provinsi Jawa Tengah yang

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negeri yang rawan bencana. Sejarah mencatat bahwa Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan gunung api terbesar di dunia. Tahun

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasific. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Konsekuensi tumbukkan lempeng tersebut mengakibatkan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,

Lebih terperinci

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam tampak semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh proses alam maupun manusia itu sendiri. Kerugian langsung berupa korban jiwa, harta

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! UJI KOMPETENSI SEMESTER I Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Bencana alam yang banyak disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan menunjukkan bahwa manusia dengan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai selatan Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling besar berpotensi gempa bumi sampai kekuatan 9 skala Richter sehingga dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Halini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia, Pasifik dan Australia dengan ketiga lempengan ini bergerak saling menumbuk dan menghasilkan suatu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki wilayah yang luas dan terletak di garis khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, berada dalam

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI per 31 Desember 2009 Kode Rekening : 1. 1. 1. 03 Nama Rekening : Kas di Bendahara Pengeluaran Lampiran I 1 3 KODE Satuan Kerja Perangkat Daerah NILAI 1. 01 Urusan Wajib Pendidikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai karakteristik alam yang beragam. Indonesia memiliki karakteristik geografis sebagai Negara maritim,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI Pengenalan Tsunami APAKAH TSUNAMI ITU? Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/ atau faktor non alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring

BAB I PENDAHULUAN. Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sabuk Gempa Pasifik, atau dikenal juga dengan Cincin Api (Ring of Fire), merupakan daerah berbentuk seperti tapal kuda yang mengelilingi Samudera Pasifik sepanjang

Lebih terperinci

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR Oleh: GRASIA DWI HANDAYANI L2D 306 009 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Salah satu bencana paling fenomenal adalah terjadinya gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang melanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia disebut sebagai Negara kaya bencana gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi (Prasetya dkk., 2006). Di antara semua bencana alam, gempa bumi biasanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Hindia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bencana menurut Undang-Undang No.24 tahun 2007 adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir sudah menjadi masalah umum yang dihadapi oleh negaranegara di dunia, seperti di negara tetangga Myanmar, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapore, Pakistan serta

Lebih terperinci