BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Paud Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Paud Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi Paud Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo Penelitian kualitatif ini dilaksanakan pada anak kelompok A PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Faktor yang melatar belakangi berdirinya PAUD ini karena banyak anak usia dini yang belum terlayani oleh pendidikan. PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila didirikan pada tanggal 19 Juli tahun 2004 yang beralamatkan di jalan Toto Tengah, Toto Utara Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dibangun bersama oleh BPKB Provinsi dan SKB Bone Bolango dengan luas tanah 297M 2 dan luas seluruh bangunan sekolah 100 M 2 Gedung PAUD Nusa Indah terdiri dari 2 ruang belajar yaitu ruang kelas kelompok bermain dan ruang kelas B. Data Siswa Tahun Ajaran 2011/2012 yakni jumlah siswa kelas B 34 orang dengan jumlah rombongan belajar 2 yaitu B1 dengan B2. Sedangkan jumlah siswa kelas kelompok bermain 22 orang dengan jumlah rombongan belajar 2 yaitu A1 dan A2. Ditinjau dari data guru dengan latar belakang pendidikan/jurusan Guru PAUD Nusa Indah Toto Utara terdiri dari 4 orang yaitu : a. Ira Nusi SPd. pendidikan terakhir S1 PG PAUD Sebagai pemimpin sekolah dengan guru kelompok B1. TMT 19 Juli b. Karsum Husain pendidikan terakhir SMK Negeri 2 Gorontalo sebagai guru kelompok 25 bermain mulai bertugas pada tanggal 13 Januari sampai dengan sekarang

2 c. Hasna Humola pendidikan terakhir SMA Suwawa sebagai guru kelompok bermain. Mulai bertugas pada tanggal 20 Januari 2006 sampai dengan sekarang. d. Karsum Djafar pendidikan terakhir SMA Kabila sebagai guru kelompok B2 mulai bertugas pada tangggal 26 Oktober 2007 sampai dengan sekarang. Dalam upaya pengembangan pendidikan di PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango ditetapkan visi dan misi sebagai berikut. Visi adalah terwujudnya anak yang sehat, cerdas, ceria, bertaqwa dan memiliki kreatif dan inovatif dalam menyongsong masa depan yang gemilang. Sedangkan misi PAUD yakni mewujudkan anak sehat, cerdas, ceria serta beriman dan bertaqwa; melatih sikap pengetahuan dan keterampilan untuk hidup dan kehidupan anak; meningkatkan kreatifitas anak guna menggali potensi anak. Sarana dan prasarana di PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango No Sarana/prasarana Jumlah Keadaan 1 Gedung 1 Buah Baik 2 Meja Guru 2 Buah Baik 3 Kursi Guru 2 Buah Baik 4 APE Dalam 1 Paket Baik 5 APE Luar 1 Paket Baik 6 Rak Mainan 2 Buah Baik 7 Lemari 1 Buah Baik

3 8 Kursi Tamu 1 Set Baik 9 Kotak Obat 1 Buah Baik 10 Timbangan 1 Buah Baik 11 Meja Anak 10 Buah Baik 12 Kursi Anak 14 Buah Baik Program lembaga yang saat ini dijalankan meliputi beberapa hal sebagai berikut. a. Jumlah anak didik yang sedang dilayani pada paud Nusa Indah untuk tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 56 orang. b. Program Pembelajaran Program pembelajaran di Paud Nusa Indah adalah bersumber pada kurikulum sesuai permen No 58 tahun 2009 yang terdiri dari program tahunan, program semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH) c. Bidang pengembangan di Paud Nusa Indah terdiri dari nilai agama dan moral, sosial dan emosional, bahasa, kognitif dan fisik motorik d. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengelolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak, penilaian dilakukan melalui pengamatan, penegasan, untuk kerja, pencatatan anekdot, percakapan, laporan/dialog, laporan orang tua dan dokumentsi hasil kerja, anak (portofolio) serta deskripsi profil anak Deskripsi faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pemalu pada anak kelompok A di PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pemalu pada anak kelompok A di PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Sehubungan dengan tujuan penelitian tersebut peneliti melakukan wawancara dengan guru dan orang tua anak kelompok A yang meliputi 10 pertanyaan sebagai berikut.

4 1. Apakah anda mengetahui anak anda mengalami kesulitan berbicara? 2. Sejak kapan anak anda mengalami kesulitan berbicara? 3. Apa yang menjadi penyebab anak anda sulit untuk berbicara? 4. Sebagai guru bagaimana peran anda untuk mengatasi anak yang sulit untuk berbicara? Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua dari Abd. Rizki Karim dikatakan bahwa: saya mengetahui bahwa anak saya mengalami kesulitan berbicara sehingga ia merasa malu untuk bergaul dengan teman-teman di sekolah maupun di rumah. Dijelaskan pula bahwa anaknya sulit untuk berbicara sejak berumur 1 tahun. Sampai saat ini Abd. Rizki Karim sulit untuk mengungkapkan kata-kata sederhana karena ia tidak punya gigi di badian dpan sehingga untuk mengucapkan huruf maupun kalimat tidak jelas misalnya: huruf R disebut El huruf L disebut ey dan untuk mengucapkan kata rumah disebut lumah dan menyebut kata matahari menjadi mataali (Wawancara, Rusni Ahmad, 7 Mei 2012). Dari hasil wawancara dengan orang tua Tamrin Adam dikatakan bahwa: Saya selaku orang tua sudah tentu tahu kekurangan anak saya, anak saya memiliki kesulitan untuk berbicara, konisi ini saya ketahui sejak ia berumur 2 tahun. Penyebab anak saya mengalami kesulitan berbicara karena terlalu lama minum susu dalam botol sejak ia lahir sampai dengan sekarang. Akibatnya pengucapan kata-kata seperti orang gagap. Misalnya kata saya dikatakan ta,ta..taya, kata tidak disebut ti..ti tidak. (Wawancara, Nurhayati Hamid, 3 Mei 2012). Sehubungan dengan pertanyaan di atas, dijelaskan pula oleh orang tua dari Sarintan Ibrahim bahwa: Saya mengetahui bahwa Sarintan Ibrahim mengalami kesulitan berbicara sejak ia berumur 2 tahun. Mulanya saya mengira bahwa hal ini merupakan kejadian yang normal namun setelah anak ini masuk sekolah saya merasa bahwa perkembangan kemampuan berbicara anak saya tidak seperti anak yang berkembang normal.

5 Kesulitan berbicara pada anak saya disebabkan lidahnya yang pendek namun setelah berkonsultasi dengan dokter ini bukan penyakit walaupun anak saya agak kesulitan mengucapkan kata-kata dengan benar. (Wawancara, Sarini Usman, 3 Mei 2012). Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua dari Wahid Mudatsir Hilimi tentang pertanyaan yang dikemukakan di atas dikatakan bahwa: Saya tahu bahwa anak saya yang bernama Wahid memiliki kesulitan untuk berbicara dengan baik dan benar sejak ia berumur 2 tahun. Hal ini disebabkan karena lidahnya agak pendek dan gigi bagian depannya ompong sehingga kata-kata yang diucapkan kurang tepat. (Wawancara, Farha Palowa, 4 Mei 2012). bahwa: Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan Paud Nusa Indah dikatakan Disini peran guru sangat penting sekali karena anak apabila tidak distimulasi dengan baik maka akan selamanya anak tersebut akan sulit berbicara atau sulit mengungkapkan bahasanya oleh karena itu anak yang sulit berbicara dalam hal ini gagap selalu diberikan stimulasi dengan cara mengajak anak untuk berbicara, memberikan kesempatan kepadanya untuk mengungkapkan kata demi kata serta cara lain yaitu mengulang kalimat dengan mengucap kosakata dengan memenggal kata misalnya KATA menjadi KA-TA atau memberikan gambar yang ada tulisan dibawahnya (Wawancara, Ira Nusi, 7 Mei 2012). Dari hasil wawancara dapat dikatakan bahwa pada umumnya orang tua mengetahui masalah yang dihadapi anak-anaknya dalam hal kesulitan berbiraca. Orang tua juga tahu sejak kapan anaknya mengalami kesulitan berbicara serta faktor penyebab anak sulit untuk berbicara. Pertanyaan selanjutnya yang diajukan peneliti kepada informan menyangkut faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pemalu pada anak kelompok A di PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango yakni: 5. Apakah anak anda sering menyendiri dan kurang bergaul dengan temantemannya. Faktor apa yang menyebabkan anak anda kurang terampil dalam berteman?

6 6. Apakah pola asuh anda sebagai orang tua menyebabkan anak anda kurang terampil berteman dengan anak seusianya? 7. Bagaimana peran anda mengatasi anak yang kurang terampil dalam berteman? 8. Kurang terampil berteman akan berdampak pada pribadi anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana tindakan anda sebagai guru? Pertanyaan diatas diajukan peneliti kepada orang tua anak kelompok A yang dijadikan informan. Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua dari Moh. Ilman Suleman dikatakan bahwa: Anaknya sering menyendiri dan kurang bergaul dengan teman-temannya disekolahnya karena anak ini jarang masuk sekolah sehingga ia tidak akrab dengan temannya. Faktor lain yang menyebabkan anak saya kurang bergaul karena ada temannya yang kurang disenangi (Wawancara, Risnawati Bolowantu, 4 Mei 2012). Dijelaskan pula oleh orang tua dari Moh. Ilman Suleman dikatakan bahwa: Pola asuh yang diberikan kepada anaknya sama seperti orang tua pada umumnya, malah selama ini saya selaku orang tua selalu mengajarkan kepada anak saya untu bersosialisasi dengan cara saya ajak ke tetangga agar ia tidak malu-malu untuk bergaul. Peran saya selaku orang tua untuk mengatasi anak saya yang kurang terampil berteman yakni dengan memberikan nasehat supaya ia rajin ke sekolah agar bisa mendapatkan teman yang banyak, bisa lebih akrab lagi dengan teman sekelas. (Wawancara, Risnawati Bolowantu, 4 Mei 2012). Sejalan dengan pertanyaan diatas dikatakan oleh orang dari Noval Kurniawan bahwa: Anaknya sering menyendiri dan kurang bergaul karena dia memiliki sikap memilihmilih teman, orang yang ia sukai dan dianggap cocok diajak untuk bermain sedangkan anak yang kurang cocok dengannya malah dijauhi. Sebenarnya anak saya bukannya kurang bergaul tapi saya mungkin terlalu banyak melarangnya untuk melakukan sesuatu hal yang mengkhawatirkan saya, hal ini yang mungkin menyebabkan anak saya merasa takut untuk bergaul dengan orang lain dan menjadi anak yang kurang terampil dalam bersosialisasi. Dalam hal untuk berteman, sebenarnya saya tidak pernah memberikan batasan malah saya selalu memberikan dorongan kepada anak saya supaya tidak pilih-pilih teman, dan berteman dengan siapa saja (Wawancara, Erniati Laiya, 4 Mei 2012).

7 Dari hasil wawancara dengan orang tuanya Nuril Dwi Cahyani dikatakan bahwa: Anaknya sering menyendiri dan kurang bergaul dengan teman-temannya karena anak saya jarang masuk sekolah sehingga ia belum terlalu mengenal teman-temannya. Selama ini orang tua tidak pernah membatasi anaknya bergaul dengan teman sebaya tapi entah kenapa ia malas diganggu oleh teman-temannya dan lebih senang bermain sendiri. Upaya yang kami lakukan sekarang ini adalah memberikan dorongan kepada anak saya agar selalu rajin ke sekolah supaya bisa mendapatkan teman bermain yang lebih banyak (Wawancara, Nursia Husain, 3 Mei 2012). Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua dari Desiya Mauke dikatakan bahwa: Anaknya sering menyendiri dan kurang bergaul dengan teman-temannya sebab Desiya Mauke itu tidak banyak berbicara (pendiam) makanya ia tidak begitu akrab dengan temanya. Ia lebih senang menyendiri dan bermain sendiri. Jika dihubungkan dengan pola asuh dikatakan bahwa anaknya kurang bergaul karena sejak kecil telah dibiasakan dengan kritikan-kritikan dan ancaman, makanya anak saya kurang bergaul, namun saya sadar bahwa pola asuh seperti ini tidak baik untuk perkembangan anak. Namun hanya dengan cara seperti ini saya bisa memberikan didikan kepada anak karena selama ini hanya saya yang mengasuhnya sebab saya sudah pisah dengan bapaknya. Upaya yang saat ini saya lakukan untuk mengatasi masalah kurangnya keterampilan bergaul anak yakni dengan mengurangi pola asuh yang keras terhadap anak dan selalu mendorong anak saya agar rajin ke sekolah dengan mengatakan bahwa di sekolah banyak teman-teman yang diajak bermain. (Wawancara, Sartin Hasan, 8 Mei 2012). bahwa : Berdasarkan wawancara dengan orang tua dari Hadija Mustapa dikatakan Anaknya kurang bergaul sebab watak dan karakter anaknya yang pendiam dan tidan banyak bicara sehingga ia sulit untuk beradaptasi dengan lingkungannya, olehnya itu mengalami kendala untuk membina hubungan dengan teman-temannya dan ia paling tidak suka diganggu oleh temannya. Saat ditanyakan apalah pola asuh yang menyebabkan anaknya mengalami kesulitan untuk bergaul dikatakan bahwa pola asuh yang diberikan kepada anak yakni memberikan yang terbaik buat anak saya, selaku orang tua kami tidak banyak mengecam hal-hal yang dilakukan anak, kurang mengkritik bahkan tidak pernah bertindak keras. Peran orang tua untuk dapat mengatasi masalah anaknya yang kurang bergaul yakni dengan mengajak ke tempat yang ramai agar ia tidak kaku dalam bergaul. Saya selaku orang tua selalu memberikan nasehat kepada anak bahwa banyak teman itu baik sebab banyak yang menyayangi kita dan banyak yang mengajak bermain. (Wawancara, Maryam Djafar, 3 Mei 2012).

8 Sejalan dengan pertanyaan yang disampaikan kepada ketiga informan sebelumnya, dijelaskan pula oleh orang tua dari Maryam Abdullah bahwa: Anaknya kurang bergaul sebab anak saya memang paling bandel, kalau diajak ke sekolah ia selalu malas diantara anak-anak saya yang lain sehingga kalau ke sekolah, ia lebih baik diam atau asik bermain sendiri. Faktor lain yang menyebabkan anak saya kurang bergaul karena teman yang disukai dan dikenal yang diajak bermain. Sebagai orang tua kami tidak membatasi Maryam untuk bergaul dengan lingkungan sosialnya, bahkan saya biarkan dia bermain dengan teman-temanya. Peran yang saya lakukan selaku orang tua yakni mendorong ia agar rajin ke sekolah sebab di sekolah banyak teman, kalau pintar bergaul pasti tidak diejek teman bahkan akan disenangi teman. (Wawancara, Linda Djakaria, 8 Mei 2012). Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan Paud Nusa Indah dikatakan bahwa: Kurang terampil berteman akan berdampak pada anak untuk bergaul dngan temannya sebab kurang terampil dalam berteman dalam membina hubungan maksudnya anak belum berhasil melakukan tata cara brteman yang dapat diterima anak seusianya, hal ini disebabkan karena keadaan lingkungan tempat tinggal atau pola asuh orang tua. Olehnya itu saya sebagai guru berusaha mendekati anak tersebut dan mengajaknya berbicara memberikan kesempatan kepada anak untuk memberikan mainan sehingga ia bisa bermain dan bertukar mainan dengan temannya. (Wawancara, Ira Nusi, 7 Mei 2012). Dari hasil wawancara dengan orang tua anak tentang faktor penyebab anaknya kurang terampil berteman, pola asuh yang diberikan orang tua dan peran orang tua untuk mengatasi anak yang kurang terampil dapat disimpulkan bahwa anak kurang bergaul dengan teman-temannya sebab anak memiliki karakter lebih senang menyendiri, selain itu pola asuh yang diberikan orang tua sebenarnya demi kebaikan anaknya tapi sering hal ini terlalu berlebihan sehingga anak menjadi takut dan merasa ada ancaman jika melakukan hal-hal yang berhubungan dengan perkembangannnya seperti bermain dengan teman-temannya. Ada pula orang tua yang memberikan kebebasan kepada anaknya untuk bergaul dengan siapa saja namun anak lebih senang bermain dengan teman yang disukai. Peran orang tua untuk mengatasi masalah ini

9 yakni dengan memberikan dorongan, bimbingan dan arahan agar anak rajin ke sekolah sebab di sekolah anak bisa lebih akrab dengan teman-temannya. Pertanyaan selanjutnya yang disampaikan peneliti kepada para informan tentang faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pemalu pada anak kelompok A di PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango yakni pertanyaan nomor 9, 10, 11,12 sebagai berikut: 9. Apa yang menyebabkan sehingga anak anda menjadi rendah diri? 10. Apakah unsur keturunan menyebabkan anak rendah diri? 11. Apakah mencela atau mencemoohkan anak di depan anak-anak lain menyebabkan anak rendah diri?. Bagaimana tindakan anda?. 12. Rasa kurang percaya diri menyebabkan anak takut untuk berterus terang atau terbuka dnan masalah yang dihadapinya. Bagaimana upaya anda sebagai guru? Sehubungan dengan pertanyaan diatas, peneliti juga melakukan wawancara dengan orang tua anak kelompok A PAUD Nusa Indah. Dari hasil wawancara dengan orang tua dari Nurjana Ibrahim dikatakan bahwa: Faktor yang menyebabkan sehingga anaknya menjadi rendah diri karena warna kulitnya berbeda dengan anak-anak lain, begitu pula dengan rambutnya yang keriting sehingga ia di depan teman-temannya menjadi tidak percaya diri. Dijelaskan pula bahwa unsur keturunan juga dapat menyebabkan anak saya rendah diri, saya juga sering mengalami rasa rendah diri. Tindakan saya selaku orang tua tidak pernah mencemoohkan anak apalagi di depan anak-anak lain, saya bahkan memberikan pujian kalau anak saya melakukan hal-hal yang baik. (Wawancara, Asni Usman, 6 Mei 2012). Lain halnya dengan pendapat dari orang tua Irma Dama tentang faktor yang menyebabkan sehingga anak anda menjadi rendah diri, apakah unsur keturunan menyebabkan anak rendah diri?, dan apakah mencela atau mencemoohkan anak di depan anak-anak lain menyebabkan anak rendah diri?.

10 Saya selaku orang tua dari Irma Dama belum tahu pasti apa penyebab sehingga anak saya menjadi rendah diri, padahal di rumah anak saya biasa-biasa saja, bisa bermain dengan temannya. Kalau di sekolah berubah menjadi pendiam dan tidak banyak bicara. Unsur keturunan dapat juga mempengaruhi anak rendah diri. Selama ini terkadang saya juga menjadi marah melihat anak saya di sekolah. Bertindak seperti orang yang tidak tahu bicara, diam saja. Jika ditanya oleh gurunya dia hanya diam saja. Saya selalu berusaha memberikan dorongan agar supaya anak saya tak malumalu mengungkapkan perasaannya kepada teman maupun gurunya. (Wawancara, Saleha Karim, 3 Mei 2012). bahwa: Berdasarkan wawancara dengan orang tua dari Siti Khumairah dikatakan Faktor penyebab anaknya rendah diri karena ia jarang masuk sekolah sehingga pergaulan dengan teman itu kurang sehingga dia menjadi malu-malu dan tidak percaya diri dengan temannya. Dikatakan pula bahwa unsur keturunan juga dapat mempengaruhi perilaku rendah diri anak. Saat ditanyakan apakah orang tua mencela atau mencemoohkan anak di depan anak-anak lain, dikatakan bahwa saya tak pernah mencela atau mencemooh anak saya di depan orang lain. Cara saya agar anak bisa percaya diri yakni selalu mengajaknya ke tempat yang ramai agar dia bisa bersosialisasi dengan temannya, saya juga sering membelikan kaset lagu-lagu untuk anak dengan harapan setelah melihat video anak-anak yang sedang bernyanyi dan bergoyang maka anak saya bisa mengekspresikan diri sesuka hatinya dengan tidak malu-malu lagi. (Wawancara, Maimun Idrus, 3 Mei 2012). bahwa: Dari hasil wawancara dengan orang tua dari Moh. Farel Karim dikatakan Saya tidak tahu kenapa anaknya menjadi kurang percaya diri sebab selama di rumah anaknya biasa-biasa saja seperti anak lainnya diama bisa bermain bebas dengan temannya. Setelah masuk sekolah tiba-tiba dia menjadi pemalu. Saya pernah bertanya kepada anak saya apakah dia di sekolah seperti itu, katanya ia malu sama ibu gurunya. Saya merasa bahwa faktor keturunan tidak mempengaruhi sikap rendah diri anak saya. Dikatakan juga oleh orang tua dari Moh. Farel Karim bahwa bimbingan yang diberikan memang terlalu keras, selalu banyak penekanan. Kalau anak saya tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan gurunya, saya selalu memberikan hukuman sehingga anak saya sering menangis di depan teman-temannya. Mungkin karena perlakuan tersebut anak saya menjadi rendah diri, serba salah mau mengerjakan tugas seolah-olah dia tidak bisa, takut salah karena ada tekanan. (Wawancara, Serlin Ali, 7 Mei 2012). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelompok A PAUD An-Nisa dikatakan bahwa:

11 Upaya saya sebagai guru sekaligus pimpinan harus berusaha memotivasi anak dengan selalu memberikan pujian walaupun dia belum mampu untuk melaksanakan tugas selalu diberi pujian sehingga termotivasi agar rasa kurang percaya dirinya hilang sedikit demi sedikit, kemudian memberikan tugas kelompok dengan mengerjakan tugas kelompok maka anak bisa bergaul dengan teman-temannya sehingga rasa kurang percaya dirinya hilang. (Wawancara, Ira Nusi, 7 mei 2012). 4.2 Pembahasan Telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pemalu pada anak kelompok A di PAUD Nusa Indah Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti telah mengajukan 10 pertanyaan kepada para informan. Dari hasil jawaban informan diketahui bahwa faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pemalu pada anak kelompok A di PAUD An-Nisa diantaranya adalah karena anak mengalami kesulitan dalam berbicara, kondisi fisiknya, faktor keturunan, perasaan rendah diri, dan pola asuh yang kurang tepat dilakukan oleh orang tua. Kesulitan berbicara memang dapat menghambat anak untuk berkomunikasi dengan orang lain sebab apa yang disampaikan oleh anak sulit untuk dimengerti. Kondisi ini bisa saja membuat anak merasa kurang percaya diri, minder dan malu untuk bergaul dengan teman-temannya. Anak yang mengalami kesulitan berbicara agak sulit untuk diajak bicara baik oleh guru maupun teman sekolahnya. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa anak yang pemalu biasanya suka menyendiri. Anak yang suka menyendiri dan lebih suka melakukan sesuatu di dalam kamar sendiri.perasaan malu adalah perasaan gelisah yang dialami seseorang terhadap pandangan orang lain atas dirinya. Ada yang mengartikannya sebagai sesuatu yang aneh, hatihati, curiga dan sebagainya. Pada umumnya sejak lahir manusia telah memiliki sedikit perasaan malu, namun bila perasaan itu telah berubah menjadi semacam rasa takut yang

12 berlebihan, maka hal itu akan menjadi suatu fobia, yaitu takut mengalami tekanan dari orang lain atau takut menghadapi masyarakat. Anak yang pemalu selalu menghindar dari keramaian dan tidak dapat secara aktif bergaul dengan temannya yang lain. Sifat pemalu dapat menjadi masalah yang cukup serius sebab akan menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan harga diri, belajar, dan penyesuaian diri. Umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitif, ragu-ragu, terisolir, murung, dan juga sulit bergaul. Jadi mereka perlu diberi bantuan. Hasil penelitian di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Rahmawati (2011:2) bahwa faktor penyebab perilaku pemalu pada anak diantaranya adalah terlalu banyak mengancam, menggoda, atau kritik. Anak-anak yang sering terancam, menggoda atau dikritik, baik oleh anggota keluarga atau oleh orang lain dapat belajar hanya mengharapkan umpan balik negatif dari orang lain. Harapan ini akan mengarah pada menghindari situasi sosial dan kontak dengan orang lain, perasaan rendah diri (low self esteem). Pengaruh dari model di lingkungan, kurang bermasyarakat, pandangan orang lain, kurangnya keterlibatan orang tua. Dijelaskan pula oleh Gunarsah (2001:12) bahwa faktor-faktor yang menyebabkan sifat pemalu yakni keadaan fisik, kesulitan dalam berbicara, kurang terampil dalam berteman, harapan orang tua terlalu tinggi, pola asuh yang mencela, unsur keturunan, masa kanak-kanak kurang gembira, kurang bermasyarakat, perasaan rendah diri, dan pandangan orang lain.penyebab masalah seorang anak menjadi pemalu. Unsur keturunan merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini

13 juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu. Masa kanak-kanak yang terlalu banyak ditekan oleh orang tua yang diakibatkan orang tua bercerai bisa membuat anak menjadi pemalu. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan lingkungan, suka menghindar atau mundur, dan tidak berani bergaul dengan orang yang tidak dikenal. Anak menjadi pemalu bila anak hidup dengan latar belakang di mana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat. Begiti pula perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian. Orang tua yang menganggap anaknya lemah bisa menyebabkan anak menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan temanteman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu. Padahal anak-anak seperti ini kelak akan menjadi anak yg unggul di bidang sains dan teknologi, atau bisa juga mereka menjadi seniman, mereka adalah anak-anak yg peka dan penuh cinta kasih,terutama cinta kasih terhadap pada orangtuanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak dengan orang lain yang masih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak dengan orang lain yang masih BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sifat Pemalu Menurut Prayitno (2004:208) bahwa malu adalah bentuk yang lebih ringan dari rasa takut yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU PEMALU PADA ANAK SEKOLAH DASAR. Suriaty Nursin Guru SDN Pembina Luwuk

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU PEMALU PADA ANAK SEKOLAH DASAR. Suriaty Nursin Guru SDN Pembina Luwuk FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU PEMALU PADA ANAK SEKOLAH DASAR Suriaty Nursin Guru SDN Pembina Luwuk Abstrak Bahwa faktor-faktor yang menyebabkan perilaku pemalu pada anak diantaranya adalah karena anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru 43 4.1 Deskripsi Hasil Peneltian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Patriotik terletak di Jalan Makam H. Nani Wartabone Desa Bube Baru Kecamatan Suwawa Kabupaten

Lebih terperinci

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil TK Gamelina TK Gamelina berlokasi di Jalan Kantor Bupati Desa Ulanta Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

I. PENDAHULUAN. TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang TK (Taman kanak-kanak) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dalam rangka sistem pendidikan nasional yang merupakan salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Mandiri berlokasi dijalan Buke Panai Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Mandiri berlokasi dijalan Buke Panai Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pos Paud Bina Mandiri awalnya bernama Pos Paud Samudera II yang berdiri sejak tanggal 04 Juli 2005.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus wajib mengikuti jenjang pendidikan baik jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini ialah anak yang baru dilahirkan sampai dengan usia 6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat fundamental dalam menentukan pembentukan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam hidupnya. Pribadi unik yang dimaksud adalah anak selalu memiliki cara tersendiri dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke dunia sudah membawa bekal kehidupan yang belum terasah atau belum teruji tanpa adanya pembelajaran dan pelatihan, bekal kehidupan itu adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan dari pendidikan Nasional Indonesia adalah mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan

Lebih terperinci

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I 99 KISI KISI ANGKET Judul Skripsi Devenisi Operasional : Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Anak Usia Dini dalam Belajar di TK Al- Falah 1 Kota Jambi. : Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai

Lebih terperinci

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan anak usia dini, secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematang emosi, kepribadian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH A. Analisis Strategi Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat NU Pakisputih Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hubungan antar individu sehingga interaksi yang terjadi dapat memenuhi hajat

BAB I PENDAHULUAN. dalam hubungan antar individu sehingga interaksi yang terjadi dapat memenuhi hajat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, seorang individu tidak bisa melepaskan diri dari keberadaan individu lain dalam lingkungannya. Untuk itu diperlukan keharmonisan dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri Gunungtumpeng 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Suruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa mendapatkan teman baru selain teman di rumahnya. Anak juga dapat bermain dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki misi yaitu sekolah merupakan pengembangan prestasi dan kreatif siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki misi yaitu sekolah merupakan pengembangan prestasi dan kreatif siswa 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian TK Tunas Harapan merupakan salah satu TK yang berada di kecamatan Tilango tepatnya di Desa Tualango. TK ini memiliki visi yaitu

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Peran prasekolah paling penting adalah untuk memastikan pentingnya memelihara dan membesarkan anak,peran orangtua di dalamnya dan tidak menjadi pengganti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perjalanan hidup manusia pasti akan mengalami suatu masa yang disebut dengan masa remaja. Masa remaja merupakan suatu masa dimana individu mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki sekolah bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki sekolah bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki sekolah bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan bagi anak. Walaupun dari segi usia relatif sama, tetapi dari sifat-sifat umum lainnya terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL Oleh : DIWITIKA NIM : 2008 / 01469 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk memenuhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang tercantum pada Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi. Pendidikan tersebut juga diharapkan dapat menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PAUD Mentari 2 berlokasi di jalan Boliyohuto Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PAUD Mentari 2 berlokasi di jalan Boliyohuto Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Profil PAUD Mentari 2 PAUD Mentari 2 berlokasi di jalan Boliyohuto Desa Ombulo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Lokasi PAUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia lahir sampai 6 tahun. Pada masa anak-anak khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia lahir sampai 6 tahun. Pada masa anak-anak khususnya pada usia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang tertulis dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pendidikan diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik agar bisa berperan menampilkan keunggulan potensi yang dimilikinya, yang kreatif, mandiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan) adalah upaya penumbuhkembangan sumber daya manusia melalui proses kecerdasan interpersonal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting artinya untuk mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik. Salah satu jalur strategis yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

RUBRIK PENILAIAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

RUBRIK PENILAIAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) RUBRIK PENILAIAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI dan PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD dan PNF ) Komplek Ditjen Dikdasmen Kemendikbud, Gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah seorang individu yang sedang menjalani suatu proses tahap perkembangan yang pesat dan fundamental dalam hidupnya. Pada masa ini proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya sejak lahir. Bakat

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Pada dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar, yang merupakan satu upaya pembinaan bagi anak melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

Mengenal Kepribadian Manusia ( Melankolis & Plegmatis)

Mengenal Kepribadian Manusia ( Melankolis & Plegmatis) Mengenal Kepribadian Manusia ( Melankolis & Plegmatis) by sari karina - Tuesday, December 15, 2015 http://karin.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2015/12/15/mengenal-kepribadian-manusiamelankolis-plegmatis/

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi BAB IV ANALISA DATA A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Silaturahmi pada Seorang Remaja yang Mengalami Depresi di Desa Sembayat Kabupaten Gresik. Dalam proses pelaksanaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH Pendahuluan Pada hakikatnya, anak manusia, ketika dilahirkan telah dibekali dengan bermacam-macam potensi yakni kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun individu usaha yang dilakukan secara sadar untuk menanamkan nilai-nilai atau sikap baik bagi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA KOMUNIKASI INTERPERSONAL A-2 SKALA KONSEP DIRI

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA KOMUNIKASI INTERPERSONAL A-2 SKALA KONSEP DIRI LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA KOMUNIKASI INTERPERSONAL A-2 SKALA KONSEP DIRI 52 53 IDENTITAS SUBJEK No. Kelas : Usia/umur : Tanggal pengisian : PETUNJUK 1. Bacalah masing-masing pernyataan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami perubahan dari fase kehidupan sebelumnya. Masa anak prasekolah sering disebut dengan golden age atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDNI Kabila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDNI Kabila BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SDNI Kabila SDN 1 Kabila merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Kabila, yang dipimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 70 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada tanggal 4 April 2016 peneliti melakukan penelitian yang pertama. Peneliti datang ke sekolah MTs Darul Hikmah pada pukul 08.30 WIB. Ketika sampai di sekolahan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. implementasi hasil pelatihan berbasis kompetensi bagi pendidik PAUD tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. implementasi hasil pelatihan berbasis kompetensi bagi pendidik PAUD tingkat 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dan analisis data, maka kesimpulan implementasi hasil pelatihan berbasis kompetensi bagi pendidik PAUD tingkat pemula, dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu

BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN. A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu BAB III BEBERAPA UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBINA EMOSI ANAK AKIBAT PERCERAIAN A. Fenomena Perceraian di Kecamatan Bukit Batu Upaya orang tua dalam membina emosi anak akibat perceraian di Kecamatan Bukit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

Lebih terperinci

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Tujuan Pembangunan Karakter Anak : Membangun sikap dan watak seseorang sehingga mempunyai sebuah sikap yang dapat dinilai sebagai sikap yang baik menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang

Lebih terperinci

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Persepsi Orang Tua terhadap Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang mana saling membutuhkan satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan hidup. Untuk mempertahankan hidupnya maka diperlukan

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Efektifitas Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan. Kepercayaan Diri pada Remaja Kasus Pembunuhan Di Lembaga

BAB III PENYAJIAN DATA. Efektifitas Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan. Kepercayaan Diri pada Remaja Kasus Pembunuhan Di Lembaga BAB III PENYAJIAN DATA Efektifitas Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri pada Remaja Kasus Pembunuhan Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIB Pekanbaru. Adapun data umur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. ujicoba, analisis, proses dan hasil dapat ditarik kesimpulan, implikasi, dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. ujicoba, analisis, proses dan hasil dapat ditarik kesimpulan, implikasi, dan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan disajikan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan. Sebagaimana dikemukakan pada Bab Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya perubahan yang dilakukan manusia, oleh karena itu pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri sehingga akan melahirkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulam dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pengelola dalam membangun Lembaga PAUD yang berkarakter. A. Kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI TENTANG LOKASI, KONSELOR, KLIEN DAN MASALAH

BAB III DESKRIPSI TENTANG LOKASI, KONSELOR, KLIEN DAN MASALAH BAB III DESKRIPSI TENTANG LOKASI, KONSELOR, KLIEN DAN MASALAH A. Deskripsi Lokasi Nama sekolah yang penulis teliti di SMK YPM 4 Taman - Sidoarjo di dalam lembaga sekolah tersebut ada dua program keahlian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dulamayo Barat. Pada saat itu sebagai pimpinan sekolah adalah Bapak Usman Harun.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dulamayo Barat. Pada saat itu sebagai pimpinan sekolah adalah Bapak Usman Harun. 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 1 Dulamayo Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. SDN 1 Dulamayo Barat berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan, yang bermakna bahwa pendidikan harus berlandaskan pada hal-hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah, terutama masalah perkembangannya. Oleh karena itu, perkembangan. anak perlu diperhatikan, khususnya oleh orang tua dan guru.

I. PENDAHULUAN. masalah, terutama masalah perkembangannya. Oleh karena itu, perkembangan. anak perlu diperhatikan, khususnya oleh orang tua dan guru. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Setiap orang tua memiliki kewajiban untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki anak serta membantu anak dalam menyelesaikan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga merupakan sistem sosialisasi bagi anak, dimana anak mengalami pola disiplin dan tingkah laku afektif. Walaupun seorang anak telah mencapai masa remaja dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu menghasilkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa

Lebih terperinci