BAB II TINJAUAN PUSTAKA Increasing Literacy in Indonesia (Fasli Jalal dan Nina Sardjunani,
|
|
- Sugiarto Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Increasing Literacy in Indonesia (Fasli Jalal dan Nina Sardjunani, 2005) Laporan penelitian ini dibuat dalam rangka Education for All Global Monitoring Report tahun 2006 dengan tajuk Literacy for Life yang ditujukan kepada UNESCO. Laporan penelitian ini mengungkapkan kegelisahan serta menyuguhkan data-data terkait rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Penelitian ini tidak menelaah secara khusus mengenai perpustakaan sebagai instrumen yang berkaitan erat dengan program-program literasi, meski di dalamnya juga telah disinggung. Pada penelitian yang penulis susun, akan dibahas mengenai literasi namun mengkhusus pada literasi informasi di perpustakaan. Perbedaan lainnya ialah pada penelitian penulis akan dibahas secara khusus, bagaimana peran perpustakaan khususnya pustakawan dalam memanfaatkan literasi informasinya dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka.
2 Evaluasi Berbasis Empowering Eight Terhadap Tingkat Literasi Informasi Mahasiswa (Roro Isyawati, 2013) Skripsi ini disusun oleh Roro Isyawati Permata Ganggi, Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Skripsi ini sama-sama menggunakan model Empowering Eight dalam mengidentifikasi tingkat literasi informasi subjek penelitiannya dan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Hasil dari penelitian Roro Isyawati ialah literasi informasi mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tergolong baik dengan nilai rata-rata 2,83 serta menyarankan untuk menggunakan model khusus agar literasi informasi di lokasi penelitian lebh terarah. Perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang penulis susun terletak pada subjek dan metode peneltian yang digunakan. Skripsi Roro Isyawati meneliti mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibitidaiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga angkatan 2010/2011, sedangkan karya tulis ini meneliti tingkat literasi informasi pustakawan di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta dan kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Metode yang penulis gunakan pada penelitian ini ialah kualitatif dengan menggunakan model literasi informasi yang sama yakni Empowering 8.
3 Studi Literasi Informasi Pemustaka di Perpustakaan Kota Yogyakarta Berdasarkan Model Empowering 8 (Yulia Nurrahmah, 2013) Skripsi ini disusun oleh Yulia Nurrahmah Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Meneliti tingkat literasi informasi pemustaka di Perpustakaan Kota Yogyakarta dengan model Empowering 8. Hasil penelitiannya yakni grand mean untuk literasi informasi pemustaka di Perpustakaan Kota Yogyakarta sebesar 2,85 dan secara umum cenderung kurang sesuai dengan model empowering 8. Penelitian Yulia menggunakan metode kuantitatif sedangkan penelitian yang penulis susun menggunakan metode kualitatif. Penulis menjadikan pustakawan sebagai subjek penelitian sedangkan pada skripsi Yulia, subjek penelitiannya adalah pemustaka di perpustakaan yang sama dengan lokasi penelitian penulis. Skripsi Yulia sebatas meniliti tingkat literasi informasi, sedangkan penelitian penulis mengaitkan tingkat literasi informasi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. 2.2 Kerangka Konseptual Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Begitu pentingnya hingga UNESCO mengeluarkan manifesto perpustakaan umum pada tahun 1972 yang direvisi kembali pada tahun Menurut
4 11 manifesto tersebut, perpustakaan umum adalah sebuah pusat lokal informasi yang menyediakan kondisi pembelajaran seumur hidup, pengambilan keputusan yang independen, dan pengembangan budaya baik individu maupun komunitas. Begitu pula dengan Sulistyo Basuki (2001), menyatakan bahwa perpustakaan umum ialah perpustakaan yang melayani penduduk secara gratis atau dengan pungutan bayaran minimal. Pengelolaan perpustakaan umum dibiayai oleh pemerintah atau oleh swasta. Pernyataan Sulistyo senada dengan definisi dari IFLA General Conference (1985), yang menjelaskan perpustakaan umum sebagai perpustakaan yang dibiayai oleh pemerintah daerah atau dalam hal tertentu oleh pemerintah pusat, juga badan lainnya yang memiliki wewenang untuk bertindak atau bertindak atas nama badan. Perpustakaan umum tersedia bagi siapa saja yang ingin menggunakannya tanpa bias atau diskriminasi. Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, dapat dipetik kesimpulan bahwa perpustakaan umum ialah sebuah perpustakaan yang menjadi pusat informasi bagi masyarakat lokal yang dibiayai oleh pemerintah daerah setempat atau dalam kasus tertentu, oleh badan lainnya yang memiliki wewenang untuk bertindak atas nama badan. Perpustakaan umum mengembangkan budaya pembelajaran seumur hidup serta menyediakan layanan informasi dengan asas persamaan akses bagi semuanya tanpa memandang agama, status sosial, ras, pandangan politik dan lain sebagainya.
5 12 Pada manifesto perpustakaan umum UNESCO (1994) tersebut, juga menyepakati bahwa misi utama perpustakaan umum tidaklah jauh dari melek huruf, informasi, pendidikan maupun kebudayaan. Adapun misi-misi tersebut, antara lain: 1. Menciptakan serta memperkokoh budaya baca di kalangan anak-anak sedari belia; 2. Membantu individu dan pendidikan swatindak serta formal di semua tingkatan; 3. Menyuguhkan peluang untuk mengembangkan kreativitas pribadi; 4. Merangsang imajinasi dan kreativitas anak-anak serta kawula muda; 5. Membangkitkan kesadaran akan warisan budaya, apresiasi atas seni, perolehan ilmiah, dan inovasi; 6. Menyediakan akses untuk ekspresi kultural dari seluruh seni pertunjukan; 7. Menjaga dan membina dialog antarbudaya dan menoleransi keberagaman budaya; 8. Menyokong tradisi lisan; 9. Menjaga dan menjamin hak akses warga negara terkait semua informasi komunitas; 10. Menyediakan jasa informasi untuk perusahaan lokal, asosiasi, dan kelompok yang berkepentingan secara berkecukupan; 11. Memberikan fasilitas untuk pengembangan informasi serta keterampilan melek komputer;
6 Membantu dan turut serta dalam aktivitas ataupun program literasi bagi semua kelompok usia dan menjadi pionir dalam aktivitas tersebut bilamana perlu. Melalui butir-butir tersebut, tersirat bahwa perpustakaan umum memiliki peranan yang vital sebab merupakan satu-satunya pranata kepustakawanan yang dapat dijangkau oleh umum. Sebagaimana disebutkan di atas, disoroti bahwa perpustakaan umum memiliki misi untuk memberantas iliterasi (ketidakberaksaraan), mengembangkan serta membudayakan literasi informasi di kalangan masyarakat. Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta dalam fungsinya sebagai perpustakaan umum, tentu perlu menjalankan misimisi di atas, khususnya dalam hal pengembangan dan pembudayaan literasi informasi Pengertian Pustakawan Pustakawan sebagai perpanjangan tangan perpustakaan, wajib mengemban misi-misi perpustakaan. Pustakawan menurut Sulistyo (2010) adalah tenaga professional yang mengemban tugas untuk mengelola perpustakaan, mengorganisir materi perpustakaan, supaya nantinya dapat diberdayakan oleh pemustaka. Pustakawan merupakan sebuah profesi, khususnya kelompok profesi informasi. Pernyataan tersebut tidak berbeda jauh dengan pendapat Aziz (2006), pustakawan ialah ahli perpustakaan yang juga merupakan tenaga profesi dalam bidang informasi, terutama informasi untuk publik yang disediakan
7 14 melalui lembaga kepustakawanan yang meliputi berbagai jenis perpustakaan. Lain halnya menurut kode etik Ikatan Pustakawan Indonesia, yang menjabarkan bahwa pustakawan ialah seseorang yang melakukan kegiatan kepustakawanan dengan cara memberikan pelayanan jasa kepada publik sesuai dengan tugas lembaga induknya dengan berdasar ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimiliki melalui pendidikan. Bila demikian, dari ketiga pengertian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa pustakawan adalah seseorang yang berkompeten dalam bidang kepustakawanan, memiliki pendidikan pepustakaan, tenaga profesi dalam bidang informasi, dan bekerja di perpustakaan serta diberikan tanggung jawab, tugas, wewenang, dan hak oleh lembaga induk atau pejabat terkait yang memiliki wewenang. Pustakawan sebagai penggerak perpustakaan perlu menjadi mediator dan katalisator dalam pengembangan serta pembudayaan literasi informasi. Pentingnya peran tersebut, menjadikan literasi informasi sebagai kemampuan mutlak yang perlu dimiliki oleh pustakawan. Ini pula yang mendasari, mengapa kemampuan literasi informasi pustakawan perlu ditelusuri. Pada karya tulis ini, yang ditelusuri adalah seluruh pustakawan di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta Literasi Informasi Deskripsi mengenai literasi informasi telah menjelma menjadi beragam bentuk dari tahun ke tahun. Tokoh yang dianggap sebagai pencetus pertama
8 15 istilah literasi informasi adalah Paul Zurkowski dalam laporannya ke US National Commission on Libraries and Information Science pada awal tahun 1970-an, sedangkan deskripsi yang paling familiar mengenai literasi informasi ialah hasil studi Christina Doyle pada awal tahun 1990-an dan laporan akhir Presiden Komite ALA (American Library Association) mengenai literasi informasi. 1. Pengertian Literasi Informasi Literasi informasi menurut Christina Doyle (1992) ialah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dari beragam sumber. Sebelumnya, pada tahun 1989, American Library Association (ALA) memaparkan bahwa untuk menjadi seseorang yang literat dalam informasi, seseorang perlu mengetahui kapan suatu informasi dibutuhkan serta memiliki kemampuan untuk menemu kembali, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Orang-orang yang literat dalam informasi adalah mereka yang sudah belajar bagaimana cara belajar. Mereka tahu cara belajar karena mereka mengetahui bagaimana sebuah informasi dikelola. Salah satu definisi mengenai literasi informasi dari Chartered Institute of Library dan Information Professionals (CILIP) yang disepakati oleh Dewan CILIP tahun Menurut CILIP, literasi informasi merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui kapan dan mengapa suatu informasi dibutuhkan, dimana mencarinya, bagaimana cara mengevaluasi, menggunakan serta mengomunikasikan suatu informasi secara etis.
9 16 Melalui tiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah kemampuan untuk menemu kembali, mengevaluasi, menggunakan, menciptakan suatu informasi secara efektif guna mencapai berbagai tujuan, baik individu maupun sosial, serta mampu mempertanggunjawabkan informasi bersangkutan secara etis. Adapun cakupan kemampuan yang menurut CILIP seharusnya dipahami oleh seseorang yang literat informasi antara lain; mengenali kebutuhan akan informasi, mengenali sumber-sumber referensi yang tersedia, mengakses dan menemu kembali informasi, mengevaluasi informasi hasil temuan, mengelola informasi, menggunakan informasi secara bertanggung jawab, mengomunikasikan atau membagi informasi yang ditemukan kepada orang lain, dan menyimpan informasi tersebut dengan baik. Delapan butir yang disebutkan di atas merupakan himpunan kemampuan yang perlu dipahami oleh seorang literat dalam informasi, yang kemampuan tersebut kemudian digunakan untuk memecahkan problematika sehari-hari serta mengasah pemikiran kritis. b. Model Literasi Informasi Komponen-komponen seorang literat dalam informasi dapat diidentifikasi dengan model-model literasi informasi. Keberadaan suatu model dapat pula menunjukkan hubungan-hubungan antar komponen. Terdapat empat model literasi informasi yang masyhur hingga saat ini, yakni Empowering 8, Seven Pillars of Information Literacy, Seven Faces of
10 17 Information Literacy, dan The Big 6. Adapun deskripsi dari masing-masing model literasi informasi: 1. Empowering 8 Model ini dicetuskan sekaligus disepakati pada International Workshop on Information Skills for Learning tahun 2004 di Colombo, Sri Lanka. Model ini digunakan untuk negara-negara Asia Tenggara dan Selatan. Tabel 2.1 Model Empowering Eight Langkah Komponen Hasil Pembelajaran yang Didemonstrasikan 1 Identifikasi - Menentukan subjek atau topik - Menentukan dan memahami sasaran penyajian - Memilih format yang relevan untuk produk akhir - Mengidentifikasi kata kunci - Merencanakan strategi penelusuran - Mengidentifikasi berbagai jenis sumber, dimana informasi bersangkutan memungkinkan ditemukan 2 Eksplorasi - Menentukan lokasi sumber yang sesuai dengan pilihan topik - Menemukan informasi yang sesuai dengan pilihan topik - Melakukan wawancara, kunjungan lapangan atau penelitian di luar lainnya 3 Seleksi - Memilih informasi yang relevan - Menentukan sumber mana saja yang terlalu mudah, terlalu sukar
11 atau sesuai - Mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau membuat pengorganisasi visual seperti kartu, grafik, bagan atau garisan, dan sebagainya - Mengidentifikasi tahapan dalam proses - Mengumpulkan sitiran yang sesuai 4 Organisasi - Memilah informasi - Membedakan antara fakta, pendapat, dan khayalan - Mengecek bias dalam sumbersumber - Mengatur informasi yang diperoleh dengan urutan logis - Menggunakan pengorganisasian visual untuk membandingkan atau mengontraskan informasi yang didapat 5 Menciptakan - Menyusun informasi sesuai dengan opini dalam cara yang bermakna - Merevisi dan menyunting sendiri atau bersama pembimbing - Finalisasi format bibliografis 6 Presentasi - Mempraktekkan aktivitas penyajian - Berbagi informasi dengan pihak yang sesuai - Memaparkan informasi dalam format yang tepat sesuai sasaran - Menyusun dan menggunakan peralatan yang sesuai 7 Penilaian - Menerima masukan dari siswa lain - Swa-akses kinerja dalam penanggapan dan penilaian dari pihak guru - Merefleksi seberapa jauh keberhasilan yang telah mereka 18
12 19 lakukan - Menentukan apakah masih perlu suatu keterampilan baru - Pertimbangkan apa yang dapat dilakukan lebih baik pada kesempatan berikutnya 8 Aplikasi - Meninjau masukan dan penilaian - Menggunakan masukan dan penilaian untuk keperluan pembelajaran atau aktivitas berikutnya - Mendorong menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai situasi - Menentukan keterampilan yang dapat diterapkan pada subjek - Menambahkan produk pada portofolio produksi 2. Seven Pillars of Information Literacy Pada tahun 1999, SCONUL (Standing Conference of National and University Libraries) di Inggris menyepakati sebuah model literasi infomasi bernama Seven Pillars of Information Literacy atau Tujuh Pilar Kemelekan informasi. Tabel 2.2 Model Seven Pillars of Information Literacy Pengetahuan Perpustakaan Dasar dan Kemampuan Teknologi Informasi Mengenali kebutuhan informasi Membedakan cara mengatasi kesenjangan Membangun strategi lokasi informasi Menentukan lokasi dan akses informasi Membandingkan dan mengevaluasi Mengorganisasi, menerapkan, dan mengomunikasikan Sintesis dan penciptaan Kemelekan Informasi Pemula Pemula lanjut Cakap Sangat cakap Ahli
13 20 3. Seven Faces of Information Literacy Christine Bruce sekitar tahun 1997-an menggunakan pendekatan informasi terhadap informasi. Tiga strategi yang ia usulkan yakni, ancangan prilaku, ancangan konstrukvis, dan ancangan relasional. Adapun tujuh wajah literasi informasi yang ia paparkan, tertera pada tabel berikut: Tabel 2.3 Model Seven Faces of Informmation Literacy Kategori satu: Konsepsi teknologi informasi Kategori dua: Konsepsi sumber ke informasi Kategori tiga: Konsepsi proses informasi Kategori empat: Konsepsi pengendalian informasi Kategori lima: Konsepsi konstruksi pengetahuan Kategori enam: Konsepsi perluasan pengetahuan Kategori tujuh: Konsepsi kearifan Literasi informasi dipandang sebagai penggunaan teknologi informasi guna menemu kembali informasi dan komunikasi Literasi informasi dipandang sebagai cara menemukan informasi yang berada di sumber informasi Literasi informasi dipandang sebagai pelaksanaan sebuah proses Literasi informasi dipandang sebagai pengendalian informasi Literasi informasi dipandang sebagai pembentukan basis pengetahuan dan perspektif pribadi pada bidang baru yang diminatinya Literasi informasi dipandang sebagai penciptaan karya dengan pengetahuan dan perspektif pribadi yang digunakan sedemikian rupa hingga mencapai wawasan baru Literasi informasi dipandang sebagai cara menggunakan informasi dengan bijak demi kemudaratan orang lain
14 21 4. The Big 6 Model ini dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz pada tahun The Big 6 dicantumkan dalam terbitan Curriculum Initiative: An Agenda Strategy for Library Media Programs. Berikut gambarannya dalam tabel: Tabel 2.4 Model Big 6 1. Definisi tugas 2. Strategi mencari informasi 3. Lokasi dan akses 4. Menggunakan informasi 5. Sintesis 6. Evaluasi Definisikan masalah informasi yang dihadapi Identifikasi informasi yang diperlukan Menentukan semua sumber yang mungkin Memilih sumber terbaik Tentukan lokasi sumber secara intelektual maupun fisik Menemukan informasi dalam sumber Hadapi, misalnya membaca, mendengar, mengamati, menyentuh Ekstrak informasi yang relevan Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber Sajikan informasi Nilai produk yang dihasilkan dari segi efektivitas Nilai proses dan efisiensi Keempat model literasi informasi di atas memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, serta dapat digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Model literasi informasi yang digunakan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini adalah Empowering 8, sebab dari keempat model tersebut,
15 22 model Empowering 8 yang dianggap cocok diaplikasikan di negara-negara berkembang karena memperhatikan kondisi dan budaya setempat Pengertian Kebutuhan Informasi Peningkatan taraf hidup mengakibatkan peningkatan pada kebutuhan informasi manusia dalam berkehidupan. Pada era ini, kebutuhan informasi manusia semakin kompleks. Konsep mengenai kebutuhan informasi ini kerap disandingkan dengan model perilaku informasi. Wilson (1981) menyatakan bahwa model perilaku informasi yang mengkhusus pada penemuan informasi merupakan konsekuensi dari kebutuhan pengguna akan informasi, termasuk upaya mereka dalam memenuhi kebutuhannya itu dengan hasil berupa kegagalan atau keberhasilan dalam menemukan informasi yang relevan. Kebutuhan informasi dapat dikatakan unsur dari perilaku informasi, namun tidak secara langsung dapat berubah menjadi perilaku informasi. Wilson (1981) mengungkapkan bahwa kebutuhan informasi perlu dipicu dengan konteks kebutuhan, mekanisme pengaktifan pertama, variabel perantara, lingkungan dan mekanisme pengaktifan kedua. Belkin dalam Ishak (2006) menyatakan bahwa suatu kebutuhan informasi muncul pada saat kita mengetahui tingkat pengetahuan mengenai suatu kondisi atau topik tertentu masih kurang dan kita berhasrat untuk mengatasi kekurangan itu. Keterbatasan pengetahuan inilah yang mendorong seseorang untuk mencari informasi. Sedangkan Wilson (1981) beranggapan bahwa munculnya kebutuhan
16 23 informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang meliputi kebutuhan afektif, fisiologi ataupun kognitif. Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi seseorang didasari oleh suatu kondisi pribadinya yang dipengaruhi oleh internal maupun eksternalnya, di mana ia menyadari memiliki keterbatasan akan pengetahuan yang dimilikinya dan kemudian berkeinginan untuk mencari informasi lebih lanjut. Konsep kebutuhan informasi ini menjadi cukup samar sebab menyangkut psikologi personal, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi para peneliti yang ingin membuat kajian mengenai topik ini. Sarasevic dan kawan-kawannya (1988) menyampaikan dalam karya tulis mereka beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penelitian mengenai kebutuhan informasi, yaitu: 1. Persepsi mengenai permasalahan yang dihadapi Perlu ditelaah bagaimana responden melihat permasalahan yang mereka hadapi atau hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhannya. 2. Rencana penggunaan informasi Manakala seseorang membutuhkan suatu informasi, tentunya mereka telah memiliki rencana bagaimana akan mendayagunakan informasi tersebut. 3. Relevansi pengetahuan seseorang dengan kebutuhannya Melihat jurang antara apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui oleh seseorang terhadap suatu informasi.
17 24 4. Dugaan ketersediaan informasi Ketika seseorang membutuhkan informasi, mereka memiliki bayangan ke mana atau pada siapa harus mencari informasi tersebut Model Penelitian Adapun tahapan atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan di lapangan, sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Penelitian Wawancara informan (pustakawan dan pemustaka) Observasi Analisis data dan penarikan kesimpulan
BAB II KAJIAN TEORETIS
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Perpustakaan Umum 2.1.1. Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan merupakan hal yang penting dalam setiap program pendidikan, penelitian dan penelitian. Perpustakaan umum merupakan
Lebih terperinciINOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21
LITERASI INFORMASI UNTUK MAHASISWA KEPENDIDIKAN Siti Zaenab, Noviatun Khasanah, Moh.Salimi Universitas Sebelas Maret zaenabsizae3@gmail.com Abstrak. Kemudahan mencari informasi oleh mahasiswa saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan tinggi, informasi dibutuhkan sebagai pendukung atau penunjang kegiatan perkuliahan dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih
Lebih terperinciLiterasi Informasi Pustakawan dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka (Studi Deskriptif di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta)
Literasi Informasi Pustakawan dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka (Studi Deskriptif di Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta) I Gusti Agung Dewi Widyastuti¹, Ni Putu Premierita Haryanti², Richard
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Pengertian Literasi Informasi Definisi tentang literasi informasi sangat banyak dan terus berkembang sesuai kondisi waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran internet menandai babak baru sejarah manusia. Sekitar abad ke- 21, manusia memasuki periode di mana teknologi informasi merambah ke hampir seluruh aspek
Lebih terperinciLITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN FAKULTAS TEKNIK UGM MENGGUNAKAN PENGEMBANGAN MODEL THE BIG6
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol. 13, No. 1, Juni 2017, Hal. 97-106 DOI: http://10.22146/bip.26069 ISSN 1693-7740 (Print), ISSN 2477-0361 (Online) Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/bip
Lebih terperinciSosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala
Lebih terperinciEVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA
EVALUASI KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS WARMADEWA I Nyoman Aryana Putra 1, I Putu Suhartika 2, Ni Putu Premierita Haryanti 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN. Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian mengenai efektivitas penerapan program literasi informasi di Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan responden mahasiswa semester lima
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
8 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Literasi Informasi Literasi informasi adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, mengorganisasi dan menggunakan informasi secara efektif untuk pembelajaran secara formal
Lebih terperinciPendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2
Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran
Lebih terperinciKEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH
KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH Faizza Ummu Uula *), Sri Ati Suwanto Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,
Lebih terperinciKOMPETENSI LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS SWASTA DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH III
KOMPETENSI LITERASI INFORMASI PUSTAKAWAN UNIVERSITAS SWASTA DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH III Oleh: Dhama Gustiar Baskoro dan Esterina Jonatan (Pustakawan Universitas Pelita Harapan) Abstrak Dengan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciPerpustakaan umum kabupaten/kota
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Perpustakaan umum kabupaten/kota... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Literasi Informasi Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekkan huruf atau kemampuan membaca dan information adalah informasi. Maka literasi informasi
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI RELAWAN PKBI
EVALUASI TINGKAT KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI RELAWAN PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) DI YOGYAKARTA (Ditinjau Menggunakan Standar Empowering8 TM Model) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciI.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan
Laporan Bab 1 Pendahuluan 3 I.1. Pengantar Laporan pengembangan model merupakan paparan hasil penelitian terhadap praktek pendidikan di masyarakat sungai dalam kaitan dengan kebutuhan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan sebuah kampanye global bertajuk "Education for All" atau "Pendidikan untuk Semua". Kampanye "Education
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad 21 ini dunia pendidikan kita menjadi geger, geger dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya pendidikan dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah tempat orang berinteraksi untuk menimba, berbagi, menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktifitas ini berkaitan dan diperlukan
Lebih terperinciPENGKAJIAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL)
PENGKAJIAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) I. CTL: A. Pengertian: Pendekatan pembelajaran yg membantu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami banyak perkembangan dan ini merupakan hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat ahli yang menyatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam perpustakaan adalah pustakawan. Peran pustakawan sangat penting, pustakawan diharapkan menjadi penghubung antara
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya
Lebih terperinciMANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN
MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN Bambang Hermawan Pustakawan Universitas Islam Indonesia bambang18hermawan@gmail.com Abstrak Universitas dalam acara pengenalan kampus atau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif
43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif berbentuk studi kasus yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifatsifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecakapan hidup atau life skills mengacu pada beragam kemampuan yang diperlukan untuk menempuh kehidupan yang penuh kesuksesan dan kebahagiaan, seperti kemampuan
Lebih terperinciLITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN. Iskandar Pustakawan Madya Unhas
Iskandar / JUPITER Volume XV No.1 (2016) 10 LITERASI INFORMASI: PERSPEKTIF PUSTAKAWAN Iskandar Pustakawan Madya Unhas Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang literasi informasi perspektif
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran sains yang dipelajari siswa di sekolah. Melalui pembelajaran fisika di sekolah, siswa belajar berbagai konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dewasa ini menuntut masyarakat untuk menyikapinya
Lebih terperinciT, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi pra- penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 19 Bandung khususnya di kelas VIII F, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap manusia melakukan kegiatan belajar untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam tercapainya daya pikir
Lebih terperinciPETA KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI PUSTAKAWAN/ TENAGA PERPUSTAKAAN SMA/ SMK SE PEKANBARU
PETA KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI PUSTAKAWAN/ TENAGA PERPUSTAKAAN SMA/ SMK SE PEKANBARU TIM PENGUSUL Drs. Rosman H., M. Hum (NIDN : 1020076401/Ketua) FIQRU MAFAR, M. IP. (NIDN : 1029078402/Anggota)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.6. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi/organisasi perlu diukur dan dinilai. Karena, perpustakaan sebagai lembaga pengelola dokumentasi dan jasa informasi harus ditangani
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pustakawan Secara tradisional definisi pustakawan adalah orang yang ahli dalam mengelola koleksi buku dan bahan-bahan informasi lainnya; dan membantu pengguna untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pustaka memiliki arti kitab atau buku. Sedangkan dalam bahasa inggris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki Undang-undang Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat semboyan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kebiasaan membaca perlu ditumbuhkan pada setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuma Yudhayana, 2015 Efektivitas Teknik Examples Non-Examples Dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dipelajari karena dapat membekali kecakapan hidup bagi siapa pun yang bisa menguasainya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
Lebih terperinciPerpustakaan perguruan tinggi
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS
MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (BSNP, 2006). Pendidikan sains ini diharapkan dapat memberikan penguasaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA atau sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
Lebih terperinciPermintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal
Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Untuk Knowledge Sector Initiative Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Nomor Permintaan Aplikasi: 01/KSI/SG-S/Des/2014 Tanggal Mulai dan Penutupan
Lebih terperinciPROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Fitra Febri Annisa 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:
Lebih terperinciLampiran 1. Big6 dan Empowering 8
Lampiran Big6 dan Empowering 8 Big6 Empowering 8 Task Definition : mendefinisikan masalah mengenali informasi yang dibutuhkan Information Seeking Strategies : menetapkan dan memilih sumbersumber informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Peradaban manusia akan sangat diwarnai oleh tingkat penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis
Lebih terperinciUKDW BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada jaman sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa Gereja berada di tengah-tengah konteks yang kian berubah dan sungguh dinamis. Hal tersebut tampak jelas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Informasi telah menemui zaman keemasan pada saat ini. Informasi menjadi kebutuhan sehari-hari bagi semua kalangan. Tidak hanya sekedar butuh tetapi tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang ada dalam naungan Yayasan Kristen Paulus (YKP). Dikelola oleh sebuah perkumpulan umat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT
BAB I. PENDAHULUAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan baik
Lebih terperinciPerpustakaan sekolah
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan sekolah Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 2 4 Tujuan... 3 5 Koleksi...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan di berbagai bidang kehidupan, terutama
Lebih terperinciSeminar Pendidikan Matematika
Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,
Lebih terperinciTransformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara
Transformasi Masyarakat Informasi di Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya, Teknologi, Sosial dan Ekonomi Nurintan Cynthia Tyasmara 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Masyarakat informasi ditandai
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan suatu perpustakaan tidak bisa dipisahkan dari pustakawan. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau
Lebih terperinci2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan diyakini sebagai salah satu institusi yang memiliki peran sentral dan strategis dalam proses transformasi sosial serta pemberdayaan insani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memungkinkan terjadinya arus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi seperti saat ini memungkinkan terjadinya arus informasi yang tidak mungkin untuk dapat dibendung, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Prinsip pendidikan seni dan budaya meliputi pengembangan dimensi kepekaan rasa, peningkatan apresiasi, dan pengembangan kreativitas. Struktur kurikulum pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa untuk mendapatkan ilmu dari berbagai macam bidang serta membentuk karakter dan kepribadian.
Lebih terperinciPerpustakaan umum kabupaten/kota
Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi
Lebih terperinciPedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal
1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan masih terkendala oleh tiga masalah penting. Pertama, ketidakmerataan kesempatan pendidikan. Pendidikan belum sepenuhnya dapat dirasakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada studi ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beberapa ciri yang perlu diketahui oleh masyarakat diantaranya adalah tersedianya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat tumpukan buku tanpa mengetahui pasti ciri dan fungsi perpustakaan. Ada beberapa ciri
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era informasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi meningkat sesuai dengan perkembangan zaman baik media cetak, elektronik dan sosial media yang telah
Lebih terperinciLAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH
LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH 139 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA PERPUSTAKAAN (IPKKPS/M) A. PETUNJUK PENILAIAN 1. Penilai penilaian
Lebih terperinciBUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017
BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, menggambarkan analisis dari materi yang akan. penemuan tentang pengetahuan pembelajaran, dan sebuah perspektif
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Learning demand dikembangkan sebagai alat untuk menyusun rencana pembelajaran, menggambarkan analisis dari materi yang akan diberikan, penemuan tentang pengetahuan pembelajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembelajaran yang sekarang ini diharapkan banyak diterapkan adalah konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan dibangun oleh peserta didik
Lebih terperinciGambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah tertentu yang dijadikan objek penelitian. Adapun lokasi yang dipilih
Lebih terperinciMAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI
MAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI D I S U S U N OLEH: ASMALINDA 110709007 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur
Lebih terperinciANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX. Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd.
ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS IX Oleh Meilia Pratiwi Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi, konsistensi,
Lebih terperinci