Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISBN:"

Transkripsi

1 MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN METODE VISUALISASI UNTUK KELAS X TKJ PADA KOMPETENSI KEAHLIAN MERAKIT PERSONAL COMPUTER (PC) DI SMK BINA NUSANTARA SEMARANG Sindhu Rakasiwi 1, Sri Wahyuning 2 1 Program Studi Manajemen Informatika, Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer Semarang 2 Program Studi Komputer Akuntansi, Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer Semarang 1 sindhu@stekom.ac.id, 2 wahyuning@stekom.ac.id ABSTRAK Desain kurikulum pendidikan konvensional dengan pola tatap muka yang lebih dominan menyebabkan berkurangnya semangat belajar siswa, semangat belajar siswa menurun karena imbas sistem pendidikan yang masih menggunakan pola lama dimana guru menjadi sebuah penyaji dan anak menjadi pendengar. Begitu juga pada materi perakitan PC yang ada di SMK Bina Nusantara. Perakitan PC hakikatnya dilaksanakan menggunakan komponen-komponen pendukung yang baru dan semua normal, namun karena minimnya sarana-prasarana yang ada maka kompetensi keahlian merakit PC di SMK Bina Nusantara dilakukan ketika ada komputer yang rusak. Ini sebenarnya lebih mengarah pada reparasi bukan lagi merakit PC, untuk itu dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman yang lebih tentang teknik perakitan PC yang benar sehingga dapat menghindari kerusakan komponen PC yang lain akibat kesalahan pemasangan dalam praktek, serta guna meningkatkan pengetahuan dan prestasi siswa dalam pencapaian ketuntasan kompetensi keahlian merakit PC. Peran visual sangat penting untuk sarana pembelajaran, yang menyediakan atau memberikan referensi untuk mendukung pembelajaran dan menyederhanakan informasi yang sulit dipahami dengan kata-kata, untuk itu pada penelitian ini dibuatlah media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan metode visualisasi untuk kelas X TKJ pada kompetensi keahlian merakit PC. Media pembelajaran tersebut telah divalidasi oleh para ahli, yaitu ahli materi dengan skor validitas 2,90 kriteria valid dari skor keidealan 2,51-3,25 dan ahli media dengan skor validitas 3,67 kriteria sangat valid dari skor keidealan 3,26-4,00. Hasil uji coba ke sample 5 user, memperoleh skor efektifitas 2,89 kriteria efektif dari skor keidealan 2,51-3,25. Kata Kunci: Pembelajaran, Visualisasi, Komputer, Merakit 1. PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) beberapa tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat dan cepat sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Secara tidak langsung ini telah berpengaruh dalam kehidupan manusia, dimana teknologi digunakan untuk mendukung dan mempermudah aktivitas kehidupan manusia, organisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar [1]. Sebelum teknologi berkembang seperti saat ini kurikulum yang berkembang lebih bersifat konvensional. Integritas teknologi pada pengembangan kurikulum belum terlihat jelas, namun setelah munculnya model pembelajaran kontemporer yang berteknologi (mediated learning) atau model pembelajaran yang menggunakan media seperti halnya virtual university, maka hal ini berimplikasi pada paradigma pengembangan kurikulum. Hal tersebut sejalan dengan kurikulum baru yang saat ini akan dilaksanakan, yaitu dikenal dengan istilah kurikulum 2013, dimana dalam kurikulum terbaru ini lebih banyak menggunakan media TIK dan media pengajaran dalam pelaksanaan pembelajaran. Penerapan dan perkembangan kurikulum berbasis TIK adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada di dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis dalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat. Desain kurikulum pendidikan konvensional dengan pola tatap muka yang lebih dominan menyebabkan berkurangnya semangat belajar siswa, karena kemungkinan besar siswa merasa jenuh dengan sistem pembelajaran seperti ini. Hal ini juga yang terjadi di SMK Bina Nusantara, semangat belajar siswa menurun karena imbas sistem pendidikan yang masih menggunakan pola lama dimana guru menjadi sebuah penyaji dan anak menjadi pendengar. Hal ini kurang memacu semangat belajar siswa. Hasil akan berbeda dengan desain kurikulum TIK yang tidak banyak tatap muka namun lebih bertumpu pada pemanfaatan teknologi [2]. Pembelajaran kompetensi keahlian merakit Personal Computer (PC) di SMK Bina Nusantara lebih cenderung kepada penyampaian teori. Mengingat minimnya komputer yang ada serta karena komputer 255

2 yang ada juga digunakan oleh jurusan lain, sehingga sistem pelaksanaan praktek hanya dilakukan ketika ada komputer yang rusak. Dengan demikian pemahaman siswa akan kompetensi keahlian merakit PC sangatlah kurang, akibatnya prestasi siswa dalam bidang perakitan PC cenderung tidak tuntas, walaupun secara teoritik mereka memahami. Selain itu pelaksanaan praktek kompetensi keahlian merakit PC dilakukan secara langsung tanpa pengenalan terlebih dahulu, sehingga sering terjadi kerusakan komponen-komponen karena pemahaman peserta didik yang kurang akibat belum memahami teknik pemasangan yang benar. Perakitan PC hakikatnya dilaksanakan menggunakan komponen-komponen pendukung yang baru dan semua normal, namun karena minimnya sarana-prasarana yang ada maka kompetensi keahlian merakit PC di SMK Bina Nusantara dilakukan ketika ada komputer yang rusak. Ini sebenarnya lebih mengarah pada reparasi bukan lagi merakit PC, untuk itu dibutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat memvisualkan teknik perakitan PC yang benar sehingga dapat menghindari kerusakan komponen PC yang lain akibat kesalahan pemasangan dalam praktek, serta guna meningkatkan pengetahuan dan prestasi siswa dalam pencapaian ketuntasan kompetensi keahlian merakit PC. Peran visual sangat penting untuk sarana pembelajaran, yang menyediakan atau memberikan referensi untuk mendukung pembelajaran dan menyederhanakan informasi yang sulit dipahami dengan kata-kata. Selain itu, visualisasi dapat memotivasi siswa untuk menarik perhatian dan mempertahankan perhatian. Untuk itu guru dalam membuat media pembelajaran visual harus memperhatikan kebutuhan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga media yang dibuat dapat diterima langsung bagi siswa. Pengertian visualisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah: (1) pengungkapan suatu gagasan atau peranan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan lain-lain. (2) proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan melalui televisi oleh produsen [3]. Jadi visual berfungsi sebagai hubungan yang lebih mudah diingat dari ide aslinya. Visual juga dapat memotivasi para siswa dengan menarik perhatian mereka, mempertahankan perhatian mereka, dan menghasilkan tanggapan-tanggapan emosional mereka. Dari uraian permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini memberikan alternatif belajar dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa SMK Bina Nusantara. Sehubungan dengan hal tersebut maka dibuatlah media pembelajaran dengan metode visualisasi pada kompetensi keahlian merakit PC yang menarik, valid, dan dapat efektif dalam peningkatan prestasi siswa yang sejalan dengan tujuan perancangan, karena dengan media visual informasi yang sulit dipahami dapat disederhanakan. Visual dapat memperlancar pemahaman dan ingatan. Visual dapat memotivasi pelajar dengan cara menarik perhatian. Visual dapat mempertahankan perhatian dan mendapatkan respon-respon emosional. Selain itu dengan visualisasi instansi terkait dapat menghemat biaya operasional, karena dengan visualisasi dapat memberikan gambaran proses perakitan PC tanpa harus melakukan praktek dengan komponen sesungguhnya, sehingga terhindar dari kerusakan komponen, namun tetap dengan bobot yang sama dalam penyajian. 2. METODE 2.1. Belajar dan Pembelajaran 1) Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang tumbuh dari dalam diri seseorang (individu). Belajar adalah proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi perubahan perilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Perilaku itu meliputi aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Hasil belajar pada aspek pengetahuan adalah dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek sikap dari tidak mau menjadi mau, dan pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu [2], dari pengertian di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa terjadinya proses belajar adalah ketika terjadi perubahan terhadap diri seseorang pada aspek pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, pada aspek sikap dari tidak mau menjadi mau, dan pada aspek keterampilan dari tidak mampu menjadi mampu. Untuk itu agar terjadi proses belajar yang mengarah pada ketercapaian tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan baik hal yang hendak diajarkan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar yang optimal. 256

3 2) Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu, bukan proses pengungkapan ilmu semata. Peserta didik membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran pribadi yang dilaluinya [2], dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik dalam proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu, bukan proses pengungkapan ilmu semata. Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal, dengan harapan terjadi perubahan-perubahan yang lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis, dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. 3) Pengertian pembelajaran aktif Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang menekankan aktifitas dan partisipasi peserta didik. Peserta didik menjadi lebih aktif karena berperan sebagai subjek belajar di kelas. Peserta didik lebih aktif mempelajari materi pembelajaran yang menyiapkan peserta didik untuk hidup, informasi yang diterima lebih lama diingat dan disimpan, dan lebih menikmati suasana kelas yang nyaman. Peserta didik mengemukakan pendapat, tanya jawab, mengembangkan pengetahuanya, memecahkan masalah diskusi, dan menarik kesimpulan. Pengajar bukan menyampaikan materi pembelajaran, tetapi bagaimana menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar pada peserta didik sehingga dapat mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kondisi tersebut hendaknya bervariasi dan dapat menarik perhatian serta minat peserta didik untuk belajar. Namun demikian bukanlah berarti peran pengajar diabaikan atau diganti. Melainkan diubah. Peran pengajar diubah bukan sebagai penyampai informasi, tetapi sebagai pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadi proses belajar (director and facilitator of learning) [1]. Terjadinya pembelajaran yang aktif akibat proses pengajaran yang bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran saja, melainkan juga bagaimana menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar pada peserta didik. Peran pengajar diubah bukan sebagai penyampai informasi, tetapi sebagai pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadi proses belajar (director and facilitator of learning). 4) Variabel pembelajaran yang perlu dioptimalkan Ada tiga prinsip yang perlu dikembangkan dalam upaya menetapkan metode pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah (1) tidak ada satu metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan dalam suatu kondisi, (2) metode (strategi) pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran, dan (3) kondisi pembelajaran yang berbeda bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pembelajaran [4]. Beberapa peneliti sebelumnya telah mengembangkan model pembelajaran secara komprehensif yang terdiri dari tiga variabel utama, yaitu (1) kondisi pembelajaran (instructional conditions), (2) metode pembelajaran (instructional methods), dan (3) hasil pembelajaran (instructional outcomes) [4] yang terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Diagram: interrelasi variabel kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran [4]. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kondisi belajar dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran dan kondisi pembelajaran mempengaruhi hasil pembelajaran, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pengajar tidak hanya sebagai penyampai materi, seorang pengajar juga wajib menyusun rencana pembelajaran dalam upaya mengoptimalkan proses pembelajaran. 257

4 2.2. Multimedia a. Pengertian Konsep multimedia didefinisasikan sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari hardware dan sofware yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, video, fotografi, grafik, dan animasi dengan suara, teks, dan data yang dikendalikan dengan program komputer [2]. Gambar 2 merupakan konsep multimedia. Gambar 2. Konsep multimedia. b. Keistimewaan Multimedia Multimedia mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain. Di antara keistimewaan itu adalah: 1) Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan umpan balik. 2) Multimedia memberikan kebebasan kepada pelajar dalam menentukan topik proses pembelajaran multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematis dalam proses pembelajaran [2]. c. Multimedia Interaktif Rob Philips dalam Ali menjelaskan makna interaktif sebagai proses pemberdayaan siswa untuk mengendalikan lingkungan belajar, dalam konteks ini lingkungan belajar yang dimaksud adalah belajar dengan menggunakan komputer [5]. Klasifikasi interaktif dalam lingkup multimedia pembelajaran bukan terletak pada sistem hardware, tetapi lebih mengacu pada karakteristik belajar siswa dalam merespon stimulus yang ditampilkan layar monitor komputer. Kualitas interaksi siswa dengan komputer sangat ditentukan oleh kecanggihan program komputer. Model pembelajaran interaktif merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered), dimana siswa dilibatkan langsung dalam berbagai jenis kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan guru yang memberikan pelajaran atau melihat guru mengerjakan permasalahan di papan. Meskipun pembelajaran berorientasi pada siswa masih terdapat peranan guru dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai fasilitator. Peran guru mempunyai hubungan erat dalam proses pembelajaran, terutama dalam proses pengembangan keterampilan. Keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah ketrampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan praktis. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang intraktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Dengan peran media pembelajaran berbasis multimedia interaktif situasi pembelajaran yang kondusif akan terjadi Metode Visualisasi Gaya belajar visual, yaitu gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan dominan, memanfaatkan indera mata dengan cara melihat seperti melihat gambar, poster, grafik, diagram dan sebagainya [2]. Ketajaman visual meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, namun gaya visual sangat kuat dalam setiap orang. Karena di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap orang lebih mudah belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seseorang atau sebuah buku atau program Komputer. Belajar visual paling baik jika pembelajar dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon (gambar), dan gambaran dari segala hal ketika mereka sedang belajar, atau sering disebut dengan pemvisualisasian [6]. Pengertian visualisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) pengungkapan suatu gagasan atau peranan dengan menggunakan bentuk 8 gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan lain-lain. (2) proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan melalui televisi oleh produsen. Menurut Sharon, dkk (2011) dalam Farista (2013) membagi jenis-jenis visualisasi menjadi 6, yaitu [1]: 1) Relistik, visual dengan menampilkan objek sebenarnya dari pelajaran yang sedang dipelajari. Misal: foto bewarna, gambar 3D, dan lain-lain. 258

5 2) Analogis, visual dengan menyampaikan sebuah konsep atau topik dengan menampilkan sesuatu lainya dan menyiratkan kemiripan. Misal: gambar sel darah, gambar paru-paru, dan lain-lain. 3) Organisasional, menampilkan hubungan kuantitatif dimana elemen kombinasi visual dan teks. Misal: diagram alur, peta, dan lain-lain. 4) Relasional, mengkomunikasikan hubungan kuantitatif. Misal: diagram batang, grafik, diagram garis, dan lain-lain. 5) Transformasional, menggambarkan pergerakan atau perubahan sesuatu dengan waktu dan tempat. Dengan kata lain gambarnya bisa bergerak. Misal: animasi, movie, dan lain-lain. 6) Interpretif, menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak. Misal: gambar, skematis, rangkaian listrik, dan lain-lain. Di dalam memberikan visualisasi materi tekstual, pengembangan media perlu memperhatikan persyaratan visual, yaitu [1]: 1) Visible (mudah dilihat): jelas, tingkat keterbacaan tinggi, resolusi/ketajaman grafis tinggi, mengandung satu makna. 2) Interesting (menarik): isi pesan sesuai dengan kebutuhan pembelajar, tampilan baik dan memikat sehingga menimbulkan rasa ingin tahu, menjaga kelangsungan proses komunikasi/interaksi/belajar. 3) Simple (sederhana): pesan terfokus, pemilihan kata/huruf/gambar tidak mengubah makna pesan, bahasa dan tampilan bagus. 4) Useful (berguna): sesuai dengan kebutuhan pembelajar dan tujuan pembelajaran maupun hasil belajar yang diinginkan. 5) Accurate (tepat): isi pesan mempunyai makna yang tepat, sesuai dengan bidang ilmu, penyampaiannya cermat, didasarkan pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. 6) Legitimate (abash/benar/logis): isi pesan benar, disusun secara logis, mengikuti kaidah keilmuan, dan masuk akal. 7) Structure (terstruktur): rangkaian pesan disampaikan secara sistematis, dengan urutan-urutan yang logis dan mudah dipahami. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, visualisasi adalah sebuah sistem/perancangan media yang digunakan untuk pengguna yang mengacu pada penerapan grafis dan berorientasi pada data guna mengungkap gagasan atau konsep yang disajikan dalam bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan lain-lain, yang bertujuan memberikan referensi untuk mendukung pembelajaran dan menyederhanakan informasi yang sulit dipahami dengan kata-kata. Penerapan visual dalam pembelajaran adalah sebagai sarana untuk menyediakan atau memberikan referensi konkret tentang sebuah gagasan/ide. Kata-kata tidak dapat mewakili atau menyuarakan benda tetapi visual memiliki kesamaan tertentu dengan sesuatu yang diwakilinya. Sehingga visual dapat berfungsi sebagai hubungan yang lebih mudah diingat dari ide aslinya. Dengan demikian visualisasi dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami secara visual terhadap apa yang mungkin mereka lupa secara verbal. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Halaman Pembuka Halaman pembuka berisi tampilan judul media pembelajaran dan peruntukannya. Tampilan halaman pembuka dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Halaman pembuka. 259

6 b. Halaman Menu Utama (home) terdapat pada Gambar 4. Gambar 4. Halaman menu utama/home. c. Halaman Menu Materi Halaman menu materi berisi 5 sub materi, yaitu: materi sejarah komputer, materi komponen komputer, materi hardware komputer (pengelompokan jenisnya), materi install windows XP, dan materi install linux Ubuntu. Berikut adalah tampilannya: 1) Materi Sejarah Komputer Pada Gambar 5 adalah halaman yang berisi tentang pembahasan sejarah awal penemuan komputer, sejarah perkembangan komputer. Gambar 5. Halaman materi sejarah. 2) Materi Komponen Komputer dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Halaman materi komponen komputer. Pada halaman ini berisi uraian tentang penggambaran komponen komputer dilengkapi dengan nama dan fungsinya. 260

7 3) Gambar 7 adalah tampilan materi hardware komputer (pengelompokan jenisnya). Gambar 7. Halaman materi hardware komputer. Didalam halaman materi hardware komputer terdapat sub menu, yaitu perangkat input, perangkat output, perangkat proses, dan media penyimpanan. a. Halaman Perangkat Input seperti yang terdapat pada Gambar 8. Gambar 8. Halaman perangkat input. Halaman perangkat input menampilkan komponen-komponen perangkat input pada Gambar 9, komponen tersebut di convert menjadi button, sehingga apabila diklik akan menampilkan isi materinya. Gambar 9. Halaman materi perangkat input

8 b. Gambar 10 adalah tampilan dari halaman perangkat output. Gambar 10. Halaman perangkat output. Halaman perangkat output menampilkan komponen-komponen perangkat output seperti yang terdapat pada Gambar 11, komponen tersebut diconvert menjadi button, sehingga apabila diklik akan menampilkan isi materinya. Gambar 11. Halaman materi perangkat output 1. c. Tampilan halaman perangkat proses terdapat pada Gambar 12. Gambar 12. Halaman perangkat proses. 262

9 Halaman perangkat proses menampilkan komponen-komponen perangkat proses yang terdapat pada Gambar 13, komponen tersebut di-convert menjadi button, sehingga apabila diklik akan menampilkan isi materinya. Gambar 13. Halaman materi perangkat proses 1. d. Gambar 14 adalah tampilan halaman media penyimpanan. Gambar 14. Halaman media penyimpanan. Halaman media penyimanan menampilkan komponen-komponen media penyimanan seperti yang terlihat pada Gambar15, komponen tersebut di-convert menjadi button, sehingga apabila diklik akan menampilkan isi materinya. Gambar 15. Halaman materi media penyimpanan. 263

10 4) Halaman Materi Install Windows XP Halaman ini memaparkan materi tentang bagaimana cara install Windows XP secara runtut. 5) Install Linux Ubuntu Halaman ini memaparkan materi tentang bagaimana cara install Linux Ubuntu secara runtut. a. Halaman Menu Evaluasi 1) Uji Materi Menampilkan 25 soal pilihan ganda dengan bank soal 50, secara acak akan ditampilkan. Pada uji materi ini siswa diberi waktu 2 menit setiap soalnya, setelah 2 menit habis maka secara otomatis akan berpindah ke nomor selanjutnya. Di akhir pengerjaan nilai akan keluar secara otomatis beserta keterangannya (batas KKM 75). Terlihat pada Gambar 16. Gambar 16. Halaman nilai uji materi. 2) Gambar 17 adalah tampilan dari halaman uji komponen. Gambar 17. Halaman nilai uji komponen. Menampilkan 10 soal pilihan ganda dengan bank soal 20, secara acak akan ditampilkan. Pada uji komputer ini siswa diberi waktu 2 menit setiap soalnya, setelah 2 menit habis maka secara otomatis akan berpindah ke nomor selanjutnya. Di akhir pengerjaan nilai akan keluar secara otomatis beserta keterangannya (batas KKM 75). 3) Halaman Menu Visualisasi Pada menu ini terdapat sub menu materi, yaitu: Install Windows XP, Install Linux Ubuntu, dan Visualisasi Install Windows XP. a. Halaman Visualisasi Install Windows XP Pada halaman ini menampilkan visualisasi install windows XP. Pengoperasiannya menggunakan tombol keyboard sesuai dengan perintah. b. Halaman Visual Merakit Halaman ini menampilkan video visualisasi merakit PC dengan media player. 264

11 4. SIMPULAN Proses pembelajaran di kelas X TKJ pada kompetensi keahlian merakit PC masih satu arah, guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Aktifitas peserta didik masih pasif dan guru menerangkan materi bersifat monoton. Menurut pendapat dari para ahli, menyatakan bahwa penerapan metode visualisasi dalam pembelajaran dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, peran visual dapat menyediakan atau memberikan referensi untuk mendukung pembelajaran dan menyederhanakan informasi yang sulit dipahami dengan kata-kata. Berdasarkan dari segi kevalidan, kualitas media pembelajaran yang telah dikembangkan ini mempunyai kriteria valid dengan skor rata-rata 3,15 dari skor keidealan 2,51-3,25. Sedangkan dari segi keefektifan, diperoleh berdasarkan test hasil belajar siswa yang dinilai berdasarkan hasil pre-test dan post-test uji coba lapangan. Nilai rata-rata tes meningkat dari 39,29% menjadi 82,14% (kriteria ketuntasan), atas dasar itu dengan ini dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi merakit PC. 5. REFERENSI [1] Farista, M. I Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai Media Visualisasi untuk Keefektifan Pembelajaran Matematika. [2] Munir Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. CV Alfabeta, Bandung. [3] Kamus Besar Bahasa Indonesia. Terbitan Keempat. Balai Pustaka. [4] Hamzah, B. dan Uno, Nina, L Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. PT Bumi Aksara. [5] Muhamad, A Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Mata Kuliah Medan Elektromagnetik. Jurnal Edukasi@Elektro. 5(1). [6] Dave, M The Accelerated Learning Handbook, Panduan Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. McGraw-Hill, New York. 265

12 266

Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik

Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik Adelia, T., dkk.: Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk 35 Pemanfaatan Multimedia Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Fisika Elektromagetik Tyrza

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komputer sebagai hasil teknologi modern sangat membuka kemungkinankemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya penting untuk mencerdaskan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya itu adalah dengan adanya pendidikan formal maupun informal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Octario Sakti Susilo 1, I Nyoman Sudana Degeng 2, Susilaningsih 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) adalah suatu sistem pendidikan yang ditandai dengan karakteristik, salah satunya adalah keterpisahannya antara individu yang belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang diperlukan oleh semua orang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masyarakat Indonesia sekarang memasuki era dimana seluruh aspek kehidupan baik secara sosial, ekonomi, politik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masyarakat Indonesia sekarang memasuki era dimana seluruh aspek kehidupan baik secara sosial, ekonomi, politik, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masyarakat Indonesia sekarang memasuki era dimana seluruh aspek kehidupan baik secara sosial, ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan diwarnai oleh perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yang timbul di SD sebagai bahan pengembangan media, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang ditawarkan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata kuliah jaringan komputer merupakan salah satu materi kuliah yang diselenggarakan program studi Teknik Informatika UIN Suska Pekanbaru. Ada beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sengaja, teratur dan terencana untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan anak sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemudahan mendapatkan informasi di era globalisasi ini sudah sangatlah mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang tidak akan pernah berhenti dari detik demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk mengenal dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pada pasal 1 ayat 1 pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA

APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA Triyanna Widiyaningtyas 1, I Made Wirawan 2, Ega Gefrie Febriawan 3 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas telah dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi sebagai suatu produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Melalui pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Melalui pendidikan dapat meningkatkan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern ini. Kiranya tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu ciri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya-upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal itu, diperlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Dilain sisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai semenjak masa kanak-kanak, tidak membeda-bedakan latar belakang siswa dan diberikan pada semua

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak tunagrahita ringan merupakan anak yang mengalami keterbelakangan mental serta memiliki tingkat kecerdasan di bawah anak normal. Menurut tes Stanford

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia dan menentukan kemajuan suatu bangsa. Dengan kata lain pendidikan merupakan tumpuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Hal tersebut terutama disebabkan adanya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengetahuan tentang gizi yang baik dalam lingkungan sekolah dapat disosialisasikan melalui keberadaan dokter kecil. Dokter Kecil adalah siswa yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Media animasi interaktif, depresiasi aset tetap

ABSTRAK. Kata kunci: Media animasi interaktif, depresiasi aset tetap PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PADA MATERI DEPRESIASI DAN AKUMULASI DEPRESIASI ASET TETAP DI SMK NEGERI SURABAYA Ela Dina Erliawati Program Studi Pendidikan Akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses untuk mendewasakan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan melalui proses bimbingan, dan pengajaran yang bertujuan untuk mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT), bahkan di tingkat Taman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini perkembangan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang terbagi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang terbagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang terbagi menjadi berbagai program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kegiatan proses belajar di sekolah, sebab secara langsung kegiatan pembelajaran dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Salah satu satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar dapat terjadi kapan saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak, proses belajar terjadi karena ada interaksi individu dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan sebagai penyampaian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan sebagai penyampaian ilmu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah sebagai suatu wadah yang berperan sebagai penyampaian ilmu pengetahuan pada umumnya, dan permasalahan pendidikan khususnya, memiliki andil yang sangat besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, dan disengaja untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PENELITIAN

LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemudahan dalam mengakses informasi adalah salah satu dampak positif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika adalah ratunya ilmu pengetahuan (Mathematics is the queen of the sciences), maksudnya ialah bahwa matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain;...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pencapaian kemajuan bangsa, pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat menjadi salah

Lebih terperinci

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan informal secara umum bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berkelakuan baik dan mandiri. Permasalahan dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar siswa memiliki keterampilan berbahasa dan pengetahuan kebahasaan. Keterampilan berbahasa mencakup 4

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI 300 PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA STANDAR KOMPETENSI MERAWAT BATERAI Trio Wahyudin 1, Dedi Supriawan 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO A. Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMP Raudlatul Jannah Waru Sidoarjo Melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Guru sebagai agen pembelajaran merasa terpanggil untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut adalah mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang pasti akan dan harus didapatkan oleh setiap manusia melalui segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Karena setiap manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan saat ini peserta didik bukan hanya dituntut untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari bagaimana cara belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah salah satunya dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Untuk itu guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan, kecakapan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Sistem Pendidikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut pendapat dari para ahli, bahwasanya matematika merupakan ilmu yang menekankan pada pola berfikir dan nalarnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut pendapat dari para ahli, bahwasanya matematika merupakan ilmu yang menekankan pada pola berfikir dan nalarnya untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan yang dimiliki oleh setiap individu. Pendidikan dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia guna menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Asmani (2012:17) merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang sangat cepat ini mengakibatkan masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan komputer sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan maka diperlukan pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa dan Negara seperti yang tertuang dalam Undang-undang

Lebih terperinci

Denny Farisman Subagyo

Denny Farisman Subagyo STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR KELISTRIKAN OTOMOTIF MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Denny Farisman Subagyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk pengembangan potensi diri yang dilakukan secara sadar dan terencana agar dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono Ayu Lestari, Suwasono, Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Multimedia Interaktif PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC Vivin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nisfa Rahadiani Sajdah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nisfa Rahadiani Sajdah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat. Perkembangan TIK dewasa ini juga ikut berdampak pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin cepat. Fenomena

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN WAKTU, PANJANG DAN BERAT UNTUK SEKOLAH DASAR (SD) KELAS 2

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN WAKTU, PANJANG DAN BERAT UNTUK SEKOLAH DASAR (SD) KELAS 2 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN WAKTU, PANJANG DAN BERAT UNTUK SEKOLAH DASAR (SD) KELAS 2 1 Harry Prima Putra, 2 Wahyu Pujiyono (0504116601) 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa karena pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. Di dunia pendidikan peranan animasi begitu penting dalam menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. Di dunia pendidikan peranan animasi begitu penting dalam menyampaikan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan IPA di sekolah dirumuskan dalam bentuk pengembangan individu-individu yang literate terhadap sains.

Lebih terperinci