DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009"

Transkripsi

1

2 Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN vember, 2009

3 EKSEKUTIF DATA STRATEGIS KEHUTANAN 2009 ISBN : Penyunting : Sub Direktorat Statistik dan Jaringan Komunikasi Data Kehutanan Direktorat Perencanaan Kawasan Hutan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Sumber Foto : Pusat Informasi Kehutanan Diterbitkan Oleh : DEPARTEMEN KEHUTANAN Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

4 KATA PENGANTAR Penyusunan Buku Eksekutif Data Strategis Kehutanan Tahun 2009 ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan data tentang sumberdaya hutan dan hasil-hasil pembangunan kehutanan yang dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan, penyusunan rencana serta evaluasi kegiatan pembangunan kehutanan. Selain itu data dan informasi yang disajikan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan data/informasi bagi masyarakat luas. Dengan demikian diharapkan data dan informasi yang disajikan dalam buku ini dapat menjadi acuan bersama bagi semua pihak yang berkepentingan. Data yang disajikan diupayakan merupakan data tahun 2009, namun demikian karena berbagai keterbatasan maka masih cukup banyak data yang disajikan merupakan data tahun Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini diucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga bermanfaat. Jakarta, vember 2009 DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN, Ttd. Ir. Soetrisno, MM NIP i i

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Halaman i I Kawasan Hutan... 1 I.1 Luas Kawasan Hutan dan Perairan... 1 I.2. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menhut tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan per Provinsi (s/d Bulan September 2009 ).. 2 I.3 Luas Penutupan Lahan di Dalam dan di Luar Kawasan Hutan... 5 I.4 Perhitungan Deforestasi 7 Pulau Besar di Indonesia Tahun I.5 Angka Deforestasi di dalam di luar Kawasan Hutan per Provinsi Periode (ha/th) I.6 Kawasan Konservasi s/d Tahun 2008 A.Kawasan Konservasi Darat... B. Kawasan Konservasi Perairan I.7 Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan. 31 A. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Lindung Menjadi Kawasan Konservasi. 31 B. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Produksi Terbatas Menjadi Kawasan Konservasi C. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Produksi Tetap Menjadi Kawasan Konservasi D. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi Menjadi Kawasan Konservasi E. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi menjadi Hutan Produksi Terbatas F. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Lindung Menjadi Hutan Produksi.. 41 G. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Produksi yang dapat Dikonversi menjadi Hutan Produksi H. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Produksi Terbatas Menjadi Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi I. Perkembangan Mutasi Kawasan Hutan Produksi Menjadi Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi ii Halaman I.8 Pelaksanaan Penataan Batas Kawasan Hutan (Luar dan Fungsi) Tahun I.9 Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan untuk Perkebunan Tahap SK Pelepasan Tahun I.10 Tukar Menukar Kawasan Hutan Tahun I.11 Perkembangan Rancang Bangun KPH Tahun I.12 Penyiapan Areal Kerja (WA) IUPHHK pada Hutan Alam dan Hutan Tanaman (HPH/HTI) Tahun Perkembangan Persetujuan Prinsip Pinjam Pakai Kawasan Hutan Tahun II Pengelolaan Hutan II.1 Perkembangan HPH/IUPHHK Hutan Alam Tahun 1991/ A. Perkembangan HPH/ IUPHHK Hutan Alam Per Provinsi Tahun 1997/ II.2 B. Penyebaran HPH/IUPHHK Hutan Alam Menurut Status Per Provinsi pada Tahun Perkembangan HPHTI/IUPHHK Hutan Tanaman Tahun / A. Perkembangan HPHTI/IUPHHK Hutan Tanaman Per Provinsi Tahun 1997/ B. Penyebaran HPHTI/IUPHHK Hutan Tanaman Menurut Status Per Provinsi Keadaan s/d Tahun II.3 Pembangunan Hutan Tanaman Industri Tahun 1989/ II.4 Realisasi Pencadangan Areal Hutan Tanaman Rakyat (s/d 30 Maret 2009) II.5 Luas Areal Kerja BUMN Lingkup Departemen Kehutanan Tahun (s/d Oktober 2009) III Rehabilitasi Lahan III.1 Luas dan Penyebaran Lahan Kritis s/d Tahun III.2 DAS Prioritas III.3 Perkembangan Hasil Rehabilitasi Lahan di luar dan di dalam Kawasan Hutan Tahun III.4 Kegiatan Reboisasi A.Rekapitulasi Kegiatan Reboisasi Tahun1997/ B. Kegiatan Reboisasi Per Provinsi Tahun 1997/

6 Halaman III.5 Perkembangan Hutan Kemasyarakatan.. 88 A. Rekapitulasi Penanaman Hutan Kemasyarakatan Tahun 1997/ B. Penanaman Hutan Kemasyarakatan Per Provinsi Tahun 1997/ III.6 Pembangunan Hutan Rakyat/Kebun Rakyat Tahun 1997/ III.7 Rehabilitasi Teras Tahun 1997/ III.8 Penanaman/rehabilitasi Hutan Bakau Tahun 1997/ III.9 Perkembangan GNRHL tahun III.10 Perkiraan Luas dan Potensi Produksi Sumber Benih Tahun III.11 Rekapitulasi One Man One Tree (OMOT) Tahun IV Produksi dan Industri Kehutanan IV.1 Perkembangan Produksi Kayu Bulat dan Kayu Olahan Tahun 1998/ IV.2 Realisasi Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) IPHHK Kapasitas diatas m³/tahun IV.3 Realisasi Produksi Kayu Bulat BUMN Lingkup Departemen Kehutanan Tahun A. Pembaharuan Izin Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Kapasitas Produksi > 6000 m³/tahun, Tahun B. Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Kapasitas Produksi > 6000 m³/tahun Yang Melakukan Perluasan Tahun C. Izin Baru Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) Kapasitas Prouksi >6.000 m³/ Tahun D. Realisasi Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) IPHHK Kapasitas diatas 6000 m³/ tahun Tahun E. Realisasi Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu Dengan Kapasitas Izin Produksi Sampai Dengan m³/tahun IV.4 Produksi Kayu Gergajian Per Provinsi Tahun 1997/ IV.5 Produksi Kayu Lapis Per Provinsi Tahun 1997/ IV.6 Produksi Block board Per Provinsi Tahun 1997/ Halaman IV.7 Produksi Veneer Per Provinsi Tahun 1997/ IV.8 Realisasi Produksi Kayu Olahan BUMN Lingkup Kehutanan Tahun IV.9 Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Tahun 1998/ IV.10 Produksi Rotan,Madu dan Benang Sutra Per Provinsi Tahun V Pemasaran Hasil Hutan V.1 Perkembangan Ekspor Hasil Hutan Tahun V.2 Volume dan Nilai Devisa Ekspor Kayu Gergajian Menurut Negara Tujuan Tahun V.3 Volume dan Nilai Devisa Ekspor Kayu Lapis Menurut Negara Tujuan Tahun V.4 Volume dan Nilai Devisa Ekspor Veneer Menurut Negara Tujuan Tahun V.5 Volume dan Nilai Devisa Ekspor Pulp Menurut Negara Tujuan Tahun 2007 s/d V.6 Volume dan Nilai Devisa Ekspor Hasil Hutan Bukan Kayu Tahun V.7 Penerimaan Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar V.8 Perkembangan Impor Hasil Hutan Tahun V.9 Ekspor Produk Kehutanan Indonesia Tahun 2009 (Data s/d September.2009) V.10 Realisasi Penjualan Produksi Kayu Olahan BUMN Lingkup Departemen Kehutanan Tahun VI Pengamanan dan Perlindungan Hutan. 161 VI.1 Kebakaran Hutan A. Taksiran Luas Kebakaran Hutan Menurut Fungsi Hutan Tahun B. Taksiran Luas Kebakaran Hutan Menurut Jenis Vegetasi/ Unit Pengelolaan Tahun C. Taksiran Luas Kebakaran Hutan Menurut Provinsi Tahun D Jumlah Sebaran Titik Panas Yang Terdeteksi Oleh Satelit NOAA Dephut Tahun 2004 Oktober

7 Halaman VI.2 Pengamanan A. Hasil Operasi Pengamanan Hutan Tahun B. Tenaga Pengamanan Hutan Tahun C. Sarana Pengamanan Hutan Tahun VI.3 Perlindungan A. Jumlah Satwa dan Tumbuhan yang Dilindungi s/d Desember B. Jumlah Penangkar Satwa dan Tumbuhan Tahun VII Penelitian dan Pengembangan 177 VII.1 Capaian Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Tahun VII.2 Hasil-Hasil Penemuan Badan Litbang Kehutanan yang sudah/dalam proses mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) s/d Oktober VII.3 Daftar Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) s/d Oktober VII.4 Junlah Profesor Riset dan Peneliti Utama Badan Litbang Kehutanan s/d Oktober VII.5 Laboratorium Badan Litbang Kehutanan s/d Oktober VIII SDM, Keuangan, Pembinaan dan Pengawasan VIII.1 Rekapitulasi Jumlah PNS Departemen Kehutanan Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2004 vember A. Pusat B. UPT VIII.2 Rekapitulasi Jumlah PNS Departemen Kehutanan Menurut Golongan Tahun 2004 vember A. Pusat B. UPT VIII.3 Rekapitulasi Jumlah dan Sebaran PNS BUMN Departemen Kehutanan Menurut Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun VIII.4 Rekapitulasi Jumlah dan Sebaran PNS BUMN Departemen Kehutanan menurut Golongan dan Jenis Kelamain Tahun VIII.5 Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Tahun Halaman VIII.6 Penerimaan Negara Bukan Pajak Lingkup Departemen Kehutanan Tahun VIII.7 Realisasi Anggaran Lingkup Departemen Kehutanan Tahun 2005 s/d VIII.8 Realisasi Penyaluran Provisi Sumber Daya Hutan (80%) dan Dana Alokasi Khusus Dana Reboisasi (40%) 199 VIII.9 Daftar Proyek/Program Kerja Sama Luar Negeri (KLN) di Lingkup Departemen Kehutanan Tahun VIII.10 Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut Tahun A. Realisasi Audit Berdasarkan PKPT Tahun B. Realisasi Audit Khusus/Kasus Tahun C. Hasil Temuan Hasil Audit Itjen D. Jenis Penyebab Temuan Hasil Audit ItjenTahun E. Rekapitulasi Realisasi Auditan Per Provinsi Berdasarkan PKPT Tahun F. Rekapitulasi Realisasi Auditan Audit Khusus Per Provinsi Tahun G. Matrik Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit Khusus Menurut Jumlah Kejadian H. Pengaduan Masyarakat Melalui TROMOL POS 5000 ( ) I. Tindak Lanjut Hasil Audit Yang Bersifat Tindakan Penertiban 226 J. Status Informasi IX Kontribusi Sub Sektor Kehutanan Terhadap Produk Domestik Bruto. 228 IX.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Kehutanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Miliar Rp) IX.2 Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Kehutanan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Miliar Rp) IX.3 Kontribusi (Share) Subsektor Kehutanan Dalam Pembentukan PDB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (%) IX.4 Laju Pertumbuhan PDB Triwulan Subsektor Kehutanan Terhadap Triwulan Sebelumnya (q to q) Tahun (%) IX.5 Laju Pertumbuhan PDB Triwulan Subsektor Kehutanan Terhadap Triwulan Yang Sama Tahun Sebelumnya (y on y) Tahun (%)

8 Halaman IX.6 Laju Pertumbuhan PDB Triwulan Subsektor Kehutanan Kumulatif (c to c) Tahun (%)

9 I.1. LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang berupa hutan, yang ditunjuk dan atau ditetapkan pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu ditetapkan untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah ditunjuk sebagai kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap. Penetapan kawasan hutan juga ditujukan untuk menjaga dan mengamankan keberadaan dan keutuhan kawasan hutan sebagai penggerak perekonomian lokal, regional dan nasional serta sebagai penyangga kehidupan lokal, regional, nasional dan global. Kawasan Hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Penunjukan Kawasan Hutan ini disusun berdasarkan hasil pemaduserasian antara Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan.(TGHK) Berdasarkan paduserasi TGHK-RTRWP merupakan dasar utama dalam Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Namun demikian, sampai dengan akhir tahun 2009 masih terdapat 3 provinsi yang belum selesai proses paduserasi TGHK dan RTRWPnya, yaitu Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Tengah, sehingga penghitungan luas kawasan hutannya masih menggunakan TGHK. Selanjutnya pada Tahun 2009 telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan untuk 3 (tiga) provinsi, yaitu Kalimantan Selatan,Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Tabel I.1.Luas Kawasan Hutan dan Perairan yang ditunjuk oleh Menteri Kehutanan pada tahun 2009 : Provinsi KSA/KPA Hutan Lindung Luas Kawasan Hutan dan Perairan (ha) HPT HP HPK Jumlah Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Barat Jumlah Dengan ditetapkannya Menteri Kehutanan tersebut, maka luas kawasan hutan dan perairan secara nasional seluruh nya adalah ± ,91 hektar. Tabel I.2. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan Per Provinsi (s.d. Bulan September 2009) Provinsi Keputusan Menteri Kehutanan Kawasan Suaka Alam + Kawasan Pelestarian Alam (ha) mor Tanggal Perairan Kws. Hutan Jumlah Aceh 170/Kpts-II/ /06/ , , ,00 2 Sumatera Utara 44/Menhut-II/ /02/ , ,00 3 Sumatera Barat 422/Kpts-II/ /06/ , ,00 4 Riau 173/Kpts-II/ /06/ , ,00 5 Kep. Riau *) Jambi 421/Kpts-II/ /06/ , ,00 7 Bengkulu 420/Kpts-II/ /06/ , ,00 8 Sumatera Selatan 76/Kpts-II/ /03/ , , ,00 9 Bangka Belitung 357/Menhut-II/04 01/10/ , ,00 10 Lampung 256/Kpts-II/ /08/ , ,00 11 DKI Jakarta 220/Kpts-II/ /08/ ,00 272, ,34 12 Jawa Barat 195/Kpts-II/ /07/ , ,00 13 Banten , , ,00 14 Jawa Tengah 359/Menhut-II/04 15/06/ , , ,00 15 DI Yogyakarta 171/Kpts-II/ /06/ ,34 910,34 16 Jawa Timur 417/Kpts-II/ /06/ , ,30 17 Bali 433/Kpts-II/ /06/ , , ,59 18 NTB 598/Menhut-II/ /10/2009 2) , ,00 19 NTT 423/Kpts-II/ /06/ , , ,00 20 Kalimantan Barat 259/Kpts-II/ /08/ , , ,00 21 Kalimantan Tengah 759/Kpts/Um/10/ /10/ , ,00 22 Kalimantan Timur 79/Kpts-II/ /03/ , ,00 23 Kalimantan Selatan 435/Menhut-II/ /07/2009 2) 2) ,00 24 Sulawesi Utara 452/Kpts-II/ /06/ , , ,00 25 Gorontalo Sulawesi Tengah 757/Kpts-II/ /09/ , ,00 27 Sulawesi Tenggara 454/Kpts-II/ /06/ , , ,00 28 Sulawesi Selatan 434/Menhut-II/ /07/2009 0,00 0, ,00 29 Sulawesi Barat ,00 30 Maluku 415/Kpts-II/ /06/ , , ,00 31 Maluku Utara Papua 891/Kpts-II/ /10/ , , ,00 33 Papua Barat Jumlah , , ,39

10 I.2. (LANJUTAN) I.2. (LANJUTAN) Provinsi Hutan Lindung (ha) Hutan Produksi Terbatas (ha) Hutan Produksi (ha) Hutan Produksi yang dapat dikonversi (ha) Aceh , , ,00-2 Sumatera Utara , , , ,00 3 Sumatera Barat , , , ,00 4 Riau , , , ,00 5 Kep. Riau Jambi , , ,00-7 Bengkulu , , ,00-8 Sumatera Selatan , , , ,00 9 Bangka Belitung , ,00-10 Lampung , , ,00-11 DKI Jakarta 44,76-158,35-12 Jawa Barat , , ,00-13 Banten , , ,00-14 Jawa Tengah , , ,00-15 DI Yogyakarta 2.057, ,28-16 Jawa Timur , ,70-17 Bali , , ,10-18 NTB , , ,00-19 NTT , , , ,00 20 Kalimantan Barat , , , ,00 21 Kalimantan Tengah , , , ,00 22 Kalimantan Timur , , ,00-23 Kalimantan Selatan , , , ,00 24 Sulawesi Utara , , , ,00 25 Gorontalo Sulawesi Tengah , , , ,00 27 Sulawesi Tenggara , , , ,00 28 Sulawesi Selatan , , , ,00 29 Sulawesi Barat 677, ,775 65,001 79, Maluku , , , ,00 31 Maluku Utara Papua , , , ,00 33 Papua Barat Jumlah , , , ,72 Provinsi Taman Buru (ha) Jumlah Kawasan Hutan (ha) Jumlah Kawasan Hutan dan Perairan (ha) Keterangan ( ) 14(13+5) 15 1 Aceh , , ,00 2 Sumatera Utara 8.350, , ,00 3 Sumatera Barat 0, , ,00 4 Riau , , ,00 1) 5 Kep. Riau ) 6 Jambi 0, , ,00 7 Bengkulu , , ,00 8 Sumatera Selatan 0, , ,00 9 Bangka Belitung , ,00 10 Lampung 0, , ,00 11 DKI Jakarta 0,00 475, ,45 12 Jawa Barat , , ,70 13 Banten , ,00 3) 14 Jawa Tengah 0, , ,00 15 DI Yogyakarta 0, , ,52 16 Jawa Timur 0, , ,30 17 Bali 0, , ,01 18 NTB 0, , ,00 19 NTT , , ,00 3) 20 Kalimantan Barat , ,00 21 Kalimantan Tengah , ,00 22 Kalimantan Timur , ,00 23 Kalimantan Selatan , ,00 24 Sulawesi Utara , ,00 25 Gorontalo - 0,00-2) 26 Sulawesi Tengah 5.000, , ,00 27 Sulawesi Tenggara 8.000, , ,00 28 Sulawesi Selatan 0, , ,00 29 Sulawesi Barat - 742, ,00 2) 30 Maluku 0, , ,00 31 Maluku Utara ) 32 Papua 0, , ,00 33 Papua Barat ) Jumlah , , ,91 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Keterangan : 1) Belum ada SK Penunjukan dan data masih berdasarkan TGHK 2) Belum ada SK Penunjukan dan data masih bergabung dengan provinsi induk 3) Review SK Penunjukan, masih dalam penyusunan konsep SK dan Peta Lampirannya Sulawesi Barat luas dihitung berdasarkan luas Peta Kawasan Hutan dan Perairan Sulawesi Selatan lampiran SK.890/Kpts-II/99 tanggal 14 Oktober 1999 yang disesuaikan dengan base PDTK dan belum mengupdate informasi perubahan kawasan setelah tanggal SK tersebut (kondisi sekarang)

11 I.3. LUAS PENUTUPAN LAHAN DI DALAM DAN DI LUAR KAWASAN HUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah APL HPK Jumlah (X ha) (X ha) JUMLAH % I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah APL HPK Jumlah (X ha) (X ha) JUMLAH % 1 Aceh A. Hutan , , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , , SUMATERA BARAT A. Hutan , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , SUMATERA UTARA A. Hutan , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , , , C. Tidak ada data Total , , , , , , JAMBI A. Hutan , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , , RIAU A. Hutan , , , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , , , C. Tidak ada data Total , , , , , , SUMATERA SELATAN A. Hutan , , , Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan , , , , , C. Tidak ada data Total , , , , ,

12 I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah HPK Jumlah APL (X ha) (X ha) JUMLAH Total % I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah HPK Jumlah APL (X ha) (X ha) JUMLAH % 7 KEP. BANGKA BELITUNG A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan , C. Tidak ada data Total , KEPULAUAN RIAU A. Hutan 0,0 28,1 104,4-132,6 150,2 282,8-282,8 34,6 - Hutan Primer - 0,0 5,1-5,1 15,4 20,5-20,5 2,5 - Hutan Sekunder 0,0 28,1 98,5-126,6 133,0 259,6-259,6 31,8 - Hutan Tanaman * - - 0,9-0,9 1,8 2,7-2,7 0,3 - Hutan Sekunder - Hutan Tanaman * B. n Hutan 2,2 14,8 139,5-156,5 344,7 501,2-501,2 61,4 C. Tidak ada data 0,0 2,0 9,1-11,0 21,8 32,8-32,8 4,0 8 BENGKULU A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , Total 2,2 44,9 253,0-300,1 516,7 816,8-816,8 100,0 SUMATERA A. Hutan 3.743, , , , , , , , ,5 33,6 - Hutan Primer 1.534,6 801,7 193,9 414, ,1 48, ,4 52, ,2 6,5 - Hutan Sekunder 2.195, , , , ,6 851, , , ,1 24,4 - Hutan Tanaman * 13,8 57,7 316,1 648, ,4 128, ,5 99, ,2 2,7 B. n Hutan 893, , , , , , , , ,5 65,2 C. Tidak ada data 93,6 98,5 79,1 95,9 367,1 53,5 420,6 168,6 589,2 1,3 Total 4.731, , , , , , , , ,2 100,0 9 LAMPUNG A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , BANTEN A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total

13 I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah APL HPK Jumlah (X ha) (X ha) JUMLAH Total % I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah HPK Jumlah APL (X ha) (X ha) JUMLAH % 12 DKI JAKARTA A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total DI.YOGYAKARTA A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total JAWA BARAT A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total , , , , JAWA TIMUR A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total , , , , , , , , , , JAWA TENGAH A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , JAWA A. Hutan , , , , Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * , , , B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , ,

14 I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah HPK Jumlah APL (X ha) (X ha) JUMLAH Total % I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah HPK Jumlah APL (X ha) (X ha) JUMLAH % KALIMANTAN BARAT A. Hutan - Hutan Primer - Hutan Sekunder 1, , , , , , , , , , , , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , , , , C. Tidak ada data Total KALIMANTAN SELATAN A. Hutan 1, , , , , , , , , Hutan Primer , Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data , , Total KALIMANTAN TENGAH , , , , A. Hutan , , , , , , Hutan Primer , , , Hutan Sekunder , , , , , , Hutan Tanaman * - 0,3 30,2 52,4 82,9 24,5 107,3 4,6 112,0 0,7 B. n Hutan 131,3 40,6 404, , , , ,9 47, ,4 40,2 C. Tidak ada data Total 627,8 833, , , , , ,9 60, ,1 100,0 - Hutan Tanaman * 1,2 0,7 41,5 392,9 436,3-436,3 147,8 584,1 3,0 B. n Hutan 291,2 93,5 500, , , , , ,0 29,8 C. Tidak ada data 14,2 18,9 34,6 54,6 122,1-122,1 53,4 175,6 0,9 Total 1.769, , , , , , , ,2 100,0 KALIMANTAN A. Hutan 3, , , , , , , , , Hutan Primer 2, , , , , , Hutan Sekunder , , , , , , , , Hutan Tanaman * , B. n Hutan , , , , , , , C. Tidak ada data Total 3, , , , , , , , , SULAWESI UTARA A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total , GORONTALO A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder KALIMANTAN TIMUR A. Hutan 1.464, , , , , , , ,7 69,3 - Hutan Primer 1.222, , ,6 473, , ,8 329, ,2 32,8 - Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total , Hutan Sekunder 240,5 637, , , , , , ,3 33,4

15 I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah APL HPK Jumlah (X ha) (X ha) JUMLAH Total % I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah HPK Jumlah APL (X ha) (X ha) JUMLAH % 23 SULAWESI TENGAH A. Hutan , , , , , Hutan Primer , Hutan Sekunder , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , , , SULAWESI TENGGARA A. Hutan , , , Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan , C. Tidak ada data Total , , , , , SULAWESI BARAT A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder BALI - Hutan Sekunder B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , , SULAWESI A. Hutan 1, , , , , , Hutan Primer , , , , Hutan Sekunder , , , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , , , , C. Tidak ada data , Total 1, , , , , , , , A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total , , , SULAWESI SELATAN A. Hutan , , , Hutan Primer NUSA TENGGARA BARAT A. Hutan Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman B. n Hutan , C. Tidak ada data Total , , ,

16 I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah APL HPK Jumlah (X ha) (X ha) JUMLAH Total % I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah APL HPK Jumlah (X ha) (X ha) JUMLAH % 29 NUSA TENGGARA TIMUR A. Hutan , Hutan Primer Hutan Sekunder , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , BALI NUSATENGGARA A. Hutan , , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , , , C. Tidak ada data Total , , , , , MALUKU A. Hutan , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , C. Tidak ada data Total , , , , MALUKU A. Hutan , , , , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , , , , C. Tidak ada data Total , , , , , , , PAPUA 30 MALUKU UTARA A. Hutan , , , Hutan Primer Hutan Sekunder , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan , C. Tidak ada data A. Hutan 4, , , , , , , , Hutan Primer 4, , , , , , , , Hutan Sekunder , , , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan 1, , , , , , C. Tidak ada data Total 6, , , , , , , , Total , , ,

17 I.3. LANJUTAN PROVINSI KSA- KPA KAWASAN HUTAN (X ha) HUTAN TETAP HL HPT HP Jumlah HPK Jumlah APL (X ha) JUMLAH (X ha) % PAPUA BARAT A. Hutan 1, , , , , , , , Hutan Primer 1, , , , , , , , Hutan Sekunder , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan C. Tidak ada data Total 1, , , , , , , , PAPUA A. Hutan 6, , , , , , , , Hutan Primer 5, , , , , , , , Hutan Sekunder , , , , , Hutan Tanaman * B. n Hutan 1, , , , , , , C. Tidak ada data , Total 8, , , , , , , , , INDONESIA A. Hutan 15, , , , , , , , , Hutan Primer 10, , , , , , , , , Hutan Sekunder 4, , , , , , , , , Hutan Tanaman * , , , , , B. n Hutan 3, , , , , , , , , C. Tidak ada data , , , Total 19, , , , , , , , , Sumber : Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan

18 Keterangan : ( - ) = Tidak ada areal 0 = ada luasan tapi nilainya sangat kecil (merupakan angka pembulatan) - Data dasar dari citra landsat yang disempurnakan dengan citra orthorectified dan SRTM serta ground check - Data digital penutupan lahan (skala 1: ) hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2005/ Data digital kawasan hutan hasil digitasi peta lampiran SK Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi, kecuali Provinsi Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Tengah berdasarkan TGHK - KSA-KPA termasuk di dalamnya Taman Buru - HL = Hutan Lindung - HP = Hutan Produksi Tetap - KSA-KPA = Kawasan Suaka Alam/ Kawasan Pelestarian Alam - HPT = Hutan Produkasi Terbatas - HPK = Hutan Produksi yang dapat Dikonversi - APL = Areal Penggunaan Lain (n Kawasan Hutan)

19 I.4 : PERHITUNGAN DEFORESTASI 7 PULAU BESAR DI INDONESIA TAHUN I.5. ANGKA DEFORESTASI DI DALAM DAN DI LUAR KAWASAN HUTAN PER PROVINSI PERIODE (ha/tahun) DEFORESTASI (ha/tahun) TAHUN Sumatera Kalimantan Sulawesi Maluku NO. PROVINSI DEFORESTASI PADA KELOMPOK HUTAN KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP KSA-KPA HL HPT HP HPK APL JUMLAH ACEH A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder , , , , , JUMLAH Rerata C. Hutan Lainnya * 459,1 ** 2.188,7 ** - 3, , , SUMATERA UTARA A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder , , , ,947.7 C. Hutan Lainnya * 506,7 ** , , SUMATERA BARAT I.4 (lanjutan) A. Hutan Primer DEFORESTASI (ha/tahun) B. Hutan Sekunder ,373.4 TAHUN Papua Jawa Bali & Nusa Tenggara Indonesia C. Hutan Lainnya * 4 RIAU JUMLAH Rerata Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Keterangan : Hasil citra spot vegetasi resolusi spasial 1 km A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder 1, , , , , ,190.1 C. Hutan Lainnya * 123,0 ** 3,5 ** 10, , , , JAMBI A. Hutan Primer , ,893.3 B. Hutan Sekunder 1, , , , ,106.3 C. Hutan Lainnya * , , ,368.6

20 I.5. (LANJUTAN) I.5. (LANJUTAN) NO. PROVINSI DEFORESTASI PADA KELOMPOK HUTAN KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP KSA-KPA HL HPT HP HPK APL JUMLAH NO. PROVINSI DEFORESTASI PADA KELOMPOK HUTAN KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP KSA-KPA HL HPT HP HPK APL JUMLAH SUMATERA SELATAN A. Hutan Primer 13.2 B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * 164,7 ** 7 BENGKULU A. Hutan Primer 1,817.0 B. Hutan Sekunder 1,218.2 C. Hutan Lainnya * - 8 LAMPUNG 9 A. Hutan Primer - B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * - KEP. BANGKA BELITUNG A. Hutan Primer - B. Hutan Sekunder - C. Hutan Lainnya * - 10 KEPULAUAN RIAU A. Hutan Primer - B. Hutan Sekunder - C. Hutan Lainnya * - 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , DKI JAKARTA A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * JAWA BARAT A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * JAWA TENGAH A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * , , , D.I. YOGYAKARTA A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * JAWA TIMUR A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * 369,5 ** 36,9 **

21 I.5. (LANJUTAN) I.5. (LANJUTAN) NO. PROVINSI DEFORESTASI PADA KELOMPOK HUTAN KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP KSA- KPA HL HPT HP HPK APL JUMLAH NO. PROVINSI DEFORESTASI PADA KELOMPOK HUTAN KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP KSA-KPA HL HPT HP HPK APL JUMLAH BANTEN KALIMANTAN TENGAH A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * BALI A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * - 22 KALIMANTAN SELATAN 1, , , , , , , ,854.3 A. Hutan Primer 28.6 B. Hutan Sekunder 35.1 C. Hutan Lainnya * 14,7 ** 18 NUSA TENGGARA BARAT A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder , , ,397.2 C. Hutan Lainnya * - 140,3 ** - 1, , KALIMANTAN TIMUR A. Hutan Primer , ,125.9 B. Hutan Sekunder 2, , , , , ,311.8 C. Hutan Lainnya * NUSA TENGGARA TIMUR A. Hutan Primer , , , ,524.0 B. Hutan Sekunder 7, , , , , ,210.5 C. Hutan Lainnya * 2.067,8 ** 6,6 ** 1, , , , SULAWESI UTARA A. Hutan Primer 1, , ,261.7 B. Hutan Sekunder 2, , , , , ,055.0 C. Hutan Lainnya * KALIMANTAN BARAT A. Hutan Primer ,503.5 B. Hutan Sekunder 1, , , , , , ,656.4 C. Hutan Lainnya * A. Hutan Primer 1,011.2 B. Hutan Sekunder 4,142.5 C. Hutan Lainnya * - 25 SULAWESI TENGAH A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder 9,035.6 C. Hutan Lainnya * - 26 SULAWESI SELATAN , , , , , , , , , , , , , , , , A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder , , , , ,221.7 C. Hutan Lainnya * - 31,4 **

22 I.5 (LANJUTAN) I.5. (LANJUTAN) NO. PROVINSI DEFORESTASI PADA KELOMPOK HUTAN KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP KSA-KPA HL HPT HP HPK APL JUMLAH NO. PROVINSI DEFORESTASI PADA KELOMPOK HUTAN KAWASAN HUTAN HUTAN TETAP KSA-KPA HL HPT HP HPK APL JUMLAH SULAWESI TENGGARA PAPUA A. Hutan Primer , , , , ,860.3 A. Hutan Primer 1, , , , , ,211.5 B. Hutan Sekunder 3, , , , , , ,697.7 B. Hutan Sekunder 1, , , , ,474.1 C. Hutan Lainnya * - 11,4 ** C. Hutan Lainnya * GORONTALO A. Hutan Primer INDONESIA B. Hutan Sekunder , ,872.8 A. Hutan Primer 8, , , , , , ,407.5 C. Hutan Lainnya * B. Hutan Sekunder 43, , , , , , , SULAWESI BARAT C. Hutan Lainnya * 3.198,7 ** 2.925,5 ** 13, , , , ,367.4 A. Hutan Primer - B. Hutan Sekunder - C. Hutan Lainnya * - 30 MALUKU A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * , , , , , , , , TOTAL 55, , , , , , ,174,068.0 Sumber: Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan Keterangan: KSA-KPA = Kawasan Suaka Alam-Kawasan Pelestarian Alam termasuk Taman Buru HL = Hutan Lindung HPT = Hutan Produksi Terbatas HP = Hutan Produksi Tetap HPK = Hutan Produksi yang dapat Dikonversi APL = Areal Penggunaan Lain 31 MALUKU UTARA A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder C. Hutan Lainnya * - 32 PAPUA BARAT A. Hutan Primer B. Hutan Sekunder , , , , , , , , , ,062.8 * : Hutan Lainnya berdasarkan penafsiran citra adalah penutupan lahan hutan yang merupakan hasil budidaya manusia, meliputi seluruh Hutan Tanaman baik Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT maupun Hutan Tanaman yang merupakan hasil reboisasi/penghijauan yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan; terlihat dari citra mempunyai pola tanam yang teratur pada area datar, sedangkan untuk daerah bergelombang terlihat warna citra yang berbeda dgn lingkungan sekitarnya ** : Tidak diklasifikasikan sebagai Hutan Tanaman Industri/IUPHHK-HT Data penutupan lahan berdasarkan hasil penafsiran citra Landsat 7 ETM+ liputan tahun 2002/2003 dan 2005/2006 C. Hutan Lainnya *

23 I.6. KAWASAN KONSERVASI S/D TAHUN 2008 Kawasan Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Cagar Alam , ,54 - Darat , ,44 - Laut , ,10 2 Suaka Margasatwa , ,06 - Darat , ,06 - Laut , ,00 3 Taman Nasional , ,64 - Darat , ,34 - Laut , ,30 4 Taman Wisata Alam , ,23 - Darat , ,53 - Laut , ,70 5 Taman Hutan Raya , ,91 6 Taman Buru , ,04 jumlah , ,42 Sampai dengan tahun 2008 terdapat 534 unit kawasan konservasi yang meliputi areal seluas ± ,42 Ha. Kawasan konservasi daratan mencapai 80,79% meliputi 495 unit dan Kawasan konservasi laut mencapai 19,20% Meliputi 39 unit. Taman Nasional merupakan kawasan konservasi yang terluas yaitu mencapai 57,87% dari total kawasan konservasi. (Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam) Keterangan *) (x Juta Ha) Kawasan Konservasi Daratan Tahun Cagar Alam = 236 unit Taman Wisata = 104 unit Taman Nasional = 43 unit (x Juta Ha) Suaka Margasatwa= 75 unit Taman Buru = 15 unit Tahura = 21 unit Kawasan Konservasi Laut Tahun CA = 8 unit SM = 6 unit TW = 19 unit TN = 7 unit 0.34 I.6.A. KAWASAN KONSERVASI DARATAN PER PROVINSI S/D TAHUN 2009 Provinsi Cagar Alam Suaka Margasatwa Taman Nasional Taman Wisata Alam Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) Unit Luas (Ha) N Aceh Darussalam , , , Sumatera Utara , , , ,75 3 Sumatera Barat , , , ,00 4 Riau , , , ,60 5 Kep. Riau 2 600, ,62 6 Jambi , , ,50 7 Bengkulu , , ,80 8 Sumatera Selatan 1 1, , , Bangka Belitung , Lampung , DKI. Jakarta 1 18, , ,82 12 Banten , , ,15 13 Jawa Barat , , , ,56 14 Jawa Tengah , , , ,20 15 DI. Yogyakarta 3 14, , ,97 1 0,04 16 Jawa Timur , , , ,50 17 Bali , , ,97 18 NTB , , , ,02 19 NTT , , , ,97 20 Kalimantan Barat , , ,30 21 Kalimantan Tengah , , , ,00 22 Kalimantan Selatan , , ,00 23 Kalimantan Timur , , Sulawesi Utara , , , ,00 25 Gorontalo , , , Sulawesi Tengah , , , ,00 27 Sulawesi Selatan , , , ,25 28 Sulawesi Tenggara , , , ,00 29 Sulawesi Barat , Maluku , , , ,46 31 Maluku Utara , , Papua , , ,02 33 Papua Barat JUMLAH , , , ,53

24 I.6.A. (Lanjutan) Provinsi Jumlah Kawasan TAHURA Taman Buru Konservasi Darat Per Provinsi Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Luas (ha) Aceh , , ,00 2 Sumatera Utara , , ,51 3 Sumatera Barat , ,13 4 Riau , , ,55 5 Kep. Riau ,62 6 Jambi , ,98 7 Bengkulu , , ,95 8 Sumatera Selatan ,31 9 Bangka Belitung ,00 10 Lampung , ,80 11 DKI. Jakarta Banten ,00 13 Jawa Barat 3 631, , ,80 14 Jawa Tengah 1 231, ,03 15 DI. Yogyakarta 1 617, ,46 16 Jawa Timur , ,60 17 Bali , ,66 18 Nusa Tenggara Barat , , ,81 19 Nusa Tenggara Timur , , ,84 20 Kalimantan Barat ,30 21 Kalimantan Tengah ,00 22 Kalimantan Selatan , ,37 23 Kalimantan Timur , ,00 24 Sulawesi Utara ,83 25 Gorontalo ,67 26 Sulawesi Tengah , , ,39 27 Sulawesi Selatan , , ,17 28 Sulawesi Tenggara , , ,16 29 Sulawesi Barat ,00 30 Maluku ,21 31 Maluku Utara ,53 32 Papua ,49 33 Papua Barat JUMLAH , , ,01 Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan: Data tidak termasuk kawasan hutan HPK PLG Seblat di Provinsi Bengkulu seluas Ha (-) = tidak ada kawasan konservasi I.6.B. KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN PER PROVINSI S/D TAHUN 2008 Provinsi Cagar Alam Laut Suaka Margasatwa Laut Taman Nasional Laut Taman Wisata Alam Laut Jumlah Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh , ,00 2 Sumut Sumbar , ,00 4 Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung , ,10 11 DKI. Jakarta , ,00 12 Banten , ,00 13 Jawa Barat , ,00 14 Jawa Tengah , ,30 15 DI. Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB , ,00 19 NTT , , ,00 20 Kalimantan Barat , ,00 21 Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan , ,70 23 Kalimantan Timur , , ,00 24 Sulawesi Utara , ,00 25 Gorontalo Sulawesi Tengah , ,00 27 Sulawesi Selatan , , ,00 28 Sulawesi Tenggara , , ,00 29 Sulawesi Barat Maluku , , , ,00 31 Maluku Utara Papua , , , , ,00 33 Papua Barat JUMLAH , , , , ,70 Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : (-) = tidak ada kawasan konservasi

25 I.7 PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN I.7.A PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN LINDUNG MENJADI KAWASAN KONSERVASI I.7.A (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) JUMLAH KET Aceh Aceh Sumatera Utara , Sumatera Utara ,00 3 Sumatera Barat Sumatera Barat Riau Riau Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat , , Jawa Barat ,70 13 Banten Banten Jawa Tengah , Jawa Tengah ,26 15 D.I. Yogyakarta , D.I. Yogyakarta ,66 16 Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah , Sulawesi Tengah ,00 27 Sulawesi Selatan , Sulawesi Selatan - 720, ,10 28 Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Barat Maluku Maluku Maluku Utara , Maluku Utara ,00 32 Papua Papua Papua Barat Papua Barat JUMLAH , , JUMLAH - 720, ,72 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

26 I.7 B. PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI TERBATAS MENJADI KAWASAN KONSERVASI I.7 B. (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) KET Aceh Aceh Sumatera Utara ,00-2 Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau *) ,00-4 Riau *) Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat ,75 35,81-12 Jawa Barat Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah*) Kalimantan Tengah*) Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah - 193,00-26 Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan - 145,00-27 Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Barat Maluku Maluku Maluku Utara ,00-31 Maluku Utara Papua Papua Papua Barat Papua Barat JUMLAH , ,81 - JUMLAH Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

27 I.7 C PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI TETAP MENJADI KAWASAN KONSERVASI I.7 C (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) KET Aceh Aceh Sumatera Utara ,00-2 Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau *) Riau *) Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi ,00-6 Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat , Jawa Barat Banten *) Banten *) Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta - 617,00-15 D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah*) ,00-21 Kalimantan Tengah*) Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah ,00-26 Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan ,00-27 Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Barat Maluku Maluku Maluku Utara ,00-31 Maluku Utara Papua Papua Papua Barat Papua Barat JUMLAH , ,00 - JUMLAH Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

28 I.7.D.PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI MENJADI KAWASAN KONSERVASI I.7.D.(Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) KET Aceh Aceh Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau *) Riau *) Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Barat Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah*) ,00-21 Kalimantan Tengah*) Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah ,00-26 Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan - ` - 27 Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Barat Maluku Maluku Maluku Utara Maluku Utara Papua Papua Papua Barat Papua Barat JUMLAH ,00 - JUMLAH - - Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

29 I.7.E PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI MENJADI HUTAN PRODUKSI TERBATAS I.7.E (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) JUMLAH KET Aceh Aceh Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau Riau Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Barat Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat ,00 29 Sulawesi Barat ,00 30 Maluku Maluku Maluku Utara Maluku Utara Papua Papua Papua Barat 2.856, Papua Barat ,00 JUMLAH 2.856, ,00 JUMLAH ,00 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

30 I.7.F PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN LINDUNG MENJADI HUTAN PRODUKSI I.7.F (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) JUMLAH KET Aceh Aceh Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau *) Riau *) Kepulauan Riau ,60 5 Kepulauan Riau ,60 6 Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat ,00 12 Jawa Barat ,00 13 Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah*) Kalimantan Tengah*) Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Barat Maluku Maluku Maluku Utara Maluku Utara Papua Papua Papua Barat Papua Barat JUMLAH ,60 JUMLAH ,60 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

31 I.7.G PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI MENJADI HUTAN PRODUKSI I.7.G (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) JUMLAH KET Aceh Aceh Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau Riau Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Barat Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Barat Maluku Maluku Maluku Utara Maluku Utara , ,00 32 Papua Papua Papua Barat 4.076, Papua Barat ,00 JUMLAH 4.076, JUMLAH , ,00 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

32 I.7.H PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI TERBATAS MENJADI HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI I.7.H (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) JUMLAH KET Aceh Aceh Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau Riau Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Barat Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat ,00 29 Sulawesi Barat ,00 30 Maluku Maluku Maluku Utara Maluku Utara Papua Papua Papua Barat 1.030, Papua Barat ,00 JUMLAH 1.030, ,00 JUMLAH ,00 Sumber : Badan Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

33 I.7.I PERKEMBANGAN MUTASI KAWASAN HUTAN PRODUKSI MENJADI HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI I.7.I (Lanjutan) NO PROVINSI TAHUN 2003 TAHUN 2004 TAHUN 2005 TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008 NO PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) JUMLAH KET Aceh Aceh Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Barat Riau Riau Kepulauan Riau Kepulauan Riau Jambi Jambi Bengkulu Bengkulu Bangka Belitung Bangka Belitung Sumatera Selatan Sumatera Selatan Lampung Lampung DKI Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Barat Banten Banten Jawa Tengah Jawa Tengah D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta Jawa Timur Jawa Timur Bali Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Gorontalo Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat ,00 29 Sulawesi Barat ,00 30 Maluku Maluku Maluku Utara Maluku Utara Papua Papua Papua Barat 2.436, Papua Barat ,00 JUMLAH 2.436, ,00 JUMLAH ,00 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Ket : (-) Tidak ada kegiatan

34 I.8. PELAKSANAAN PENATAAN BATAS KAWASAN HUTAN ( LUAR DAN FUNGSI ) TAHUN Provinsi Batas Luar (km) Realisasi (km) s.d Batas Batas Batas Batas Batas Jumlah Jumlah Jumlah Fungsi Luar Fungsi Luar Fungsi (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km) Aceh 4.355, , , Sumatera Utara 7.380,35 851, , Sumatera Barat 2.780, , , ,05-276,25 4 Riau 8.700, , , Kepulauan Riau *) Jambi 3.566,48 745, , Bengkulu 1.497,47 479, , Sumatera Selatan 4.387,22 490, , Kepulauan Bangka Belitung*) Lampung 2.922, , , DKI Jakarta 44,00-44, Jawa Barat , , Banten *) Jawa Tengah , , ,31-10,31 15 DI. Yogyakarta 142,00-142, Jawa Timur , , ,41-0,41 17 Bali 1.610,00 231, , ,12 9,12 18 N T B 4.624,25 745, , N T T 4.312, , Kalimantan Barat 7.447, , , Kalimantan Tengah 3.189, , ,72-70,28 70, Kalimantan Timur 9.754, , , Kalimantan Selatan 2.521, , , Sulawesi Utara 1.989, , , Gorontalo *) Sulawesi Tengah 4.369, , , Sulawesi Tenggara 5.531, , , Sulawesi Selatan 9.659,77 341, , Sulawesi Barat *) Maluku 6.487, , , Maluku Utara Papua , , , Papua Barat *) Jumlah , , ,16-70,28 70,28 286,77 9,12 295,89 I.8. (Lanjutan) Provinsi Batas Luar (km) Realisasi (km) Batas Batas Batas Batas Batas Jumlah Jumlah Fungsi Luar Fungsi Luar Fungsi (km) (km) (km) (km) (km) (km) (km) Jumlah (km) Aceh 45,00-45, ,34-30,34 2 Sumatera Utara ,75-33,75 3 Sumatera Barat ,11 84,70 153,81 4 Riau Kep. Riau *) Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Kep.Bangka Belitung*) Lampung DKI Jakarta Jawa Barat ,14 2,84 119, Banten *) Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur ,04-31,04 17 Bali N T B 182,22 110,28 292, N T T 35,32-35, ,52-74,52 20 Kalimantan Barat ,18-27, Kalimantan Tengah Kalimantan Timur ,79 80,12 254,91 80,91 11,89 92,80 23 Kalimantan Selatan Sulawesi Utara ,84 9,70 33, Gorontalo *) Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat *) Maluku ,55-30,55 31 Maluku Utara Papua Papua Barat *) Jumlah 262,54 110,28 372,82 342,95 92,66 435,61 350,22 96,59 446,81

35 I.8. (Lanjutan) Batas Luar : Batas antara Kawasan Hutan dan bukan Kawasan Hutan Batas Fungsi : Batas antara satu Fungsi Kawasan Hutan dengan Fungsi Kawasan Hutan yang lain Provinsi Realisasi (km) Realisasi (km) Batas Batas Luar Batas Luar Batas Luar Batas Fungsi Luar (km) (km) (km) (km) (km) Jumlah (km) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau *) Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Kep.Bangka Belitung*) Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten *) Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Bali N T B N T T Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Gorontalo *) Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat *) Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat *) Jumlah ,11-181,11 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Keterangan : (-) = tidak ada kegiatan penataan batas *) = Data masih bergabung dengan provinsi induk

36 I.9. PERUBAHAN PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN UNTUK PERKEBUNAN TAHAP SK PELEPASAN TAHUN PROVINSI Unit Unit Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau ,096 5 Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat DI Yogjakarta Jawa Tengah Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah ,26 22 Kalimantan Selatan Kalimantan Timur ,00 24 Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Maluku ,00 31 Maluku Utara ,30 32 Papua Papua Barat Jumlah , I.9. (Lanjutan) Total s.d 2008 PROVINSI Keterangan Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh Sumatera Utara ,70 3 Sumatera Barat 1 14, , , Riau 3 29, , , , Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan 1 29, , , , Termasuk Bangka Belitung 8 Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung , , DKI Jakarta Banten Jawa Barat DI Yogjakarta Jawa Tengah Jawa Timur Bali NTB NTT Kalimantan Barat , , Kalimantan Tengah 2 33, , , Kalimantan Selatan Kalimantan Timur , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat 1 6, , Sulawesi Selatan Termasuk Sulawesi Barat 30 Maluku , Maluku Utara , , Papua 1 32, , Termasuk Papua Barat 33 Papua Barat Jumlah , , , , Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Keterangan : ( - ) : Tidak ada kegiatan

37 I.10. TUKAR MENUKAR KAWASAN HUTAN TAHUN Provinsi Unit S/d Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Unit Unit TK TM TK TM TK TM Sumatera Barat Lampung Jawa Barat 89, , , Jawa Tengah 80, , ,50 7,00 21,31 8,16 4,00 15,96 3,80 5 Jawa Timur 85, , , Bali 14,00 13,58 18, ,00 62,14 84,14 7 Sulawesi Barat Jumlah 268, , ,40 7,00 21,31 8,16 5,00 78,10 87,94 I.10. (Lanjutan) Provinsi Unit Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Luas (ha) Luas (ha) Luas (ha) Unit Unit TK TM TK TM TK TM Sumatera 1 1, , , Barat 2 Lampung ,00 30,00 90, Jawa Barat 1,00 3,00 6,54 1,00 3,00 6, Jawa Tengah 4,00 80,11 10, Jawa Timur 2,00 66,40 133, Bali Sulawesi Barat 1, , , Jumlah 9, , ,03 2,00 33,00 96, I.10. (Lanjutan) Tahun 2007 Tahun 2008 Provinsi Unit Luas (ha) TK TM Unit Luas (ha) Sumatera Barat Lampung Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Sulawesi Barat Jumlah Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Keterangan : (-) : tidak ada kegiatan TK : Tanah Keluar TM : Tanah Masuk TK TM

38 I.11. PERKEMBANGAN RANCANG BANGUN KPH TAHUN S.D Tahun 2002 Tahun 2003 PROVINSI Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh Sumatera Utara , Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Kep. Bangka Belitung Sumatera Selatan , Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogjakarta Jawa Timur Bali , Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat ,00 21 Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan ,00 24 Gorontalo Sulawesi Utara , Sulawesi Tengah , Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara , Sulawesi Barat 1) Maluku Maluku Utara Papua , Papua Barat 1) Jumlah , , , ,00 I.11. (Lanjutan) Tahun 2004 Tahun PROVINSI Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh , Sumatera Utara Sumatera Barat , Riau - - **) **) **) **) 5 Kepulauan Riau - - **) **) **) **) 6 Jambi - - **) **) **) **) 7 Bengkulu , Kep. Bangka Belitung , Sumatera Selatan Lampung , DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogjakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur - - *) *) *) *) 20 Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur , Kalimantan Selatan Gorontalo , Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat 1) Maluku , Maluku Utara , Papua Papua Barat 1) - - ***) Jumlah , ,00 - -

39 I.11. (Lanjutan) Tahun 2007 Tahun 2008 PROVINSI Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh Sumatera Utara 38 3, Sumatera Barat 11 1, Riau Kepulauan Riau Jambi 16 1, Bengkulu Kep. Bangka Belitung Sumatera Selatan 21 3, Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogjakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 10 1, Kalimantan Barat 34 6, Kalimantan Tengah Kalimantan Timur 36 12, Kalimantan Selatan 18 2, Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 22 3, Sulawesi Selatan 23 1, Sulawesi Tenggara 29 2, Sulawesi Barat 1) 10 1, Maluku 17 1, Maluku Utara 17 1, Papua Papua Barat 1) Jumlah , Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Keterangan : *) : Menyusun RB KPHP tahun 2004, data belum masuk **) : Belum menyusun RB KPHP 1 ) : Rancang Bangun KPHP Provinsi Sulawesi Barat dan Papua Barat masih bergabung dengan provinsi induknya ( - ) : Tidak ada kegiatan I.12. PENYIAPAN AREAL KERJA (WA) IUPHHK PADA HUTAN ALAM & HUTAN TANAMAN (HPH/HTI) TAHUN PROVINSI HUTAN TANAMAN Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Unit (ha) Unit (ha) Unit (ha) Unit (ha) Aceh Sumatera Utara , Sumatera Barat Riau , , ,085 5 Kep.Riau Jambi , Bengkulu Bangka Belitung Sumatera Selatan , , , Lampung DKI. Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , , Kalimantan Tengah Kalimantan Timur , , , Kalimantan Selatan , , , Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara , , Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH , , ,074,

40 I.12. (Lanjutan) HUTAN ALAM. PROVINSI Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Unit (ha) Unit (ha) Unit (ha) Unit (ha) Aceh Sumatera Utara , ,670 3 Sumatera Barat Riau , , ,250 5 Kep.Riau Jambi , ,720 7 Bengkulu Bangka Belitung Sumatera Selatan Lampung DKI. Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , , , ,00 21 Kalimantan Tengah , , ,00 22 Kalimantan Timur , , ,750, ,00 23 Kalimantan Selatan , , Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Tengah , , Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara , Sulawesi Barat Maluku ,730, ,00 31 Maluku Utara , Papua , ,740, ,00 33 Papua Barat , , Jumlah , , ,230, ,00 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Keterangan : (-) : tidak ada kegiatan I.13. PERKEMBANGAN PERSETUJUAN PRINSIP PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN TAHUN PROVINSI Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Aceh Sumatera Utara ,00 3 Sumatera Barat ,25 4 Riau Kepulauan Riau Jambi ,79 7 Bengkulu Sumatera Selatan ,32 9 Bangka Belitung ,20 10 Lampung - 50, DKI Jakarta Jawa Barat - 109, ,00 13 Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur - 539, Bali - 3, Nusa Tenggara Barat ,17 19 Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat ,72 21 Kalimantan Tengah ,20 22 Kalimantan Timur 6, ,16 23 Kalimantan Selatan ,80 24 Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan ,10 28 Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat ,48 I.13. Lanjutan

41 PROVINSI Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Kompensasi Maluku 51, Maluku Utara ,90 32 Papua Papua Barat Jumlah 57,82 699,00 0, ,09 Sumber : Ditjen Planologi Kehutanan Keterangan : (-) : tidak ada kegiatan

42 II.1. PERKEMBANGAN HPH/IUPHHK HUTAN ALAM TAHUN 1991/ TAHUN JUMLAH LUAS AREAL (juta ha ) / , / , / , / , / , / , / , / , / , , , , , , , , , *) Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : *) sd 28 Februari 2009 Hak Pengusahaan Hutan/IUPHHK pada Hutan Alam adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan atau penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan kayu. Areal kerja Hak Pengusahaan Hutan yang dimaksud adalah kawasan hutan produksi yang dibebani Hak Pengusahaan Hutan. Keputusan pemberian hak pengusahaan hutan adalah ijin yang diberikan oleh Menteri Kehutanan untuk melaksanakan pengusahaan hutan, sedangkan keputusan pemberian hak pemungutan hasil hutan diberikan oleh Bupati/Wali Kota untuk melaksanakan pemungutan hasil hutan. II.1.A. PERKEMBANGAN HPH/IUPHHK HUTAN ALAM PER PROVINSI TAHUN 1997/ / / /2000. Provinsi Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh , , ,00 2 Sumatera Utara , , ,00 3 Sumatera Barat , , ,00 4 Riau , , ,00 5 Kep. Riau Jambi , , ,00 7 Sumatera Selatan , , ,00 8 Bengkulu , , ,00 9 Bangka Belitung Lampung DKI. Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Bali N T B , , ,00 19 N T T Kalimantan Timur , , ,00 21 Kalimantan Selatan , , ,00 22 Kalimantan Tengah , , ,00 23 Kalimantan Barat , , ,00 24 Sulawesi Utara , , ,00 25 Gorontalo Sulawesi Tengah , , ,00 27 Sulawesi Tenggara , , ,00 28 Sulawesi Selatan , , ,00 29 Sulawesi Barat Maluku , , ,00 31 Maluku Utara Papua , , ,00 33 Papua Barat JUMLAH , , ,00

43 II.1.A. (Lanjutan). Provinsi S/d Des 2000 S/d Des 2001 S/d Des 2002 Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh , , ,00 2 Sumatera Utara , , ,00 3 Sumatera Barat , , ,00 4 Riau , , ,00 5 Kep. Riau Jambi , , ,00 7 Sumatera Selatan , , ,00 8 Bengkulu , , Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Jogyakarta Jawa Timur Bali N T B , , ,00 19 N T T Kalimantan Barat , , ,00 21 Kalimantan Tengah , , ,00 22 Kalimantan Selatan , , ,00 23 Kalimantan Timur , , ,00 24 Sulawesi Utara , , ,00 25 Gorontalo Sulawesi Tengah , , ,00 27 Sulawesi Tenggara , , ,00 28 Sulawesi Selatan , , ,00 29 Sulawesi Barat Maluku , , ,00 31 Maluku Utara Papua , , ,00 33 Papua Barat JUMLAH , , ,00 II.1.A. (Lanjutan). Provinsi S/d Des 2003 S/d Des 2004 S/d Des 2005 S/d Des 2006 Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh , , , ,00 2 Sumatera Utara , , , ,00 3 Sumatera Barat , , , ,00 4 Riau , , , ,00 5 Kep. Riau Jambi , , , ,00 7 Sumatera Selatan , , , ,00 8 Bengkulu , , ,00 9 Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Jogyakarta Jawa Timur Bali N T B , , , N T T Kalimantan Barat , , , ,00 21 Kalimantan Tengah , , , ,00 22 Kalimantan Selatan , , , ,00 23 Kalimantan Timur , , , ,00 24 Sulawesi Utara , , , ,00 25 Gorontalo , , , ,00 26 Sulawesi Tengah , , , ,00 27 Sulawesi Tenggara , , , ,00 28 Sulawesi Selatan , , , Sulawesi Barat ,00 30 Maluku , , , ,00 31 Maluku Utara , , ,00 32 Papua , , , ,00 33 Papua Barat , , ,00 JUMLAH , , , ,00

44 II.1.A. (Lanjutan). Provinsi S/d Des 2007 S/d Des 2008 S/d 28 Feb 2009 Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Aceh 8 524, , , Sumatera Utara 6 328, , , Sumatera Barat 4 210, , , Riau , , , Kep. Riau Jambi 3 133, , , Sumatera Selatan 2 108, , , Bengkulu 1 23, , , Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Jogyakarta Jawa Timur Bali N T B N T T Kalimantan Barat 25 1,257, ,214, ,214, Kalimantan Tengah 60 4,473, ,120, ,120, Kalimantan Selatan 6 359, , , Kalimantan Timur 87 6,773, ,581, ,581, Sulawesi Utara 2 60, , , Gorontalo 4 185, , , Sulawesi Tengah , , , Sulawesi Tenggara 3 385, , , Sulawesi Selatan Sulawesi Barat 6 293, , , Maluku , , , Maluku Utara , , , Papua 26 5,495, ,241, ,241, Papua Barat 23 4,091, ,560, ,560, JUMLAH ,271, ,169, ,169, Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (-) : tidak ada HPH/IUPHHK Hutan Alam II.1.B. PENYEBARAN HPH/IUPHHK HUTAN ALAM MENURUT STATUS PER PROVINSI PADA TAHUN Provinsi Swasta Murni BUMN Murni Penyertaan Saham Patungan Jumlah Luas Luas Luas Luas Luas Unit (ha) Unit (ha) Unit (ha) Unit (ha) Unit (ha) Aceh 5 339, ,000 2 Sumatera Utara 5 288, , ,837 3 Sumatera Barat 4 210, , ,850 4 Riau 7 363, ,840 5 Kep. Riau Jambi 3 133, , , ,993 7 Sumatera Selatan 2 108, ,170 8 Bengkulu 1 23, ,000 9 Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , , Kalimantan Tengah 24 1,754, , ,368, Kalimantan Selatan 1 15, ,310, , ,734, Kalimantan Timur 50 3,910, , , ,253, Sulawesi Utara 2 60, , ,848, , ,924, Gorontalo 4 185, , Sulawesi Tengah , , Sulawesi Tenggara 3 385, , , Sulawesi Selatan Sulawesi Barat 5 244, , , Maluku 9 566, , , , Maluku Utara , , , Papua 25 4,817, , ,495, Papua Barat 23 4,091, ,091,590 Jumlah ,885, , ,597, , ,271,043 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (-) : Tidak ada HPH/IUPHHK Hutan Alam 1. HPH Penyertaan : Pengelolaan HPH masih tetap, tetapi disertakan saham baru umumnya dari BUMN/BUMD/Koperasi 2. HPH Patungan : Ijin HPH lama tidak diperpanjang, kemudian pengelolaan diserahkan pada HPH patungan baru (dengan BUMN/BUMD/Koperasi) 3. IUPHHK Hutan Alam/HPH yang izinnya dikeluarkan daerah sebanyak 17 unit. (-) : Tidak ada IUPHHK Hutan Alam (HPH). Tidak ada areal HPH di Jawa, Bali, Lampung dan Nusa Tenggara Timur.

45 II.2. PERKEMBANGAN HPHTI/IUPHHK HUTAN TANAMAN TAHUN 1995/ NO. TAHUN JUMLAH LUAS AREAL (JUTA ha) / , / , / , / , / , , , , , , , , , *) 10, **) 229 *) 9,97 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri (HPHTI)/IUPHHK pada Hutan Tanaman adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri penyiapan lahan, perbenihan atau pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pemanenan atau penebangan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan kayu. *) : Terdiri dari SK Definitif, SK Sementara, dan SK Pencadangan **) : Data terakhir 11 Maret 2009 II.2.A. PERKEMBANGAN HPHTI/IUPHHK HUTAN TANAMAN PER PROVINSI TAHUN 1997/ Provinsi 1997/ / /2000 Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) A ceh , , ,00 2 Sumatera Utara , , ,00 3 Sumatera Barat , , ,00 4 Riau , , ,00 5 Kep. Riau Jambi , , ,00 7 Sumatera Selatan , , ,00 8 Bengkulu Bangka Belitung Lampung , , ,00 11 DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Jogyakarta Jawa Timur Bali N T B N T T Kalimantan Timur , , ,00 21 Kalimantan Selatan , , ,00 22 Kalimantan Tengah , , ,00 23 Kalimantan Barat , , ,00 24 Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Selatan , , ,00 27 Sulawesi Tengah , , ,00 28 Sulawesi Tenggara , , ,00 29 Sulawesi Barat Maluku , , ,00 31 Maluku Utara Papua , , ,00 33 Papua Barat JUMLAH , , ,00

46 II.5 LUAS AREAL KERJA BUMN LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN Tahun (s.d. Oktober 2009) Nama Perusahaan Pengelolaan Hutan Jumlah HPH/IUPHHK Unit Luas (ha) Unit Luas (ha) Perum Perhutani : Tahun 2008 : 1 s/d 3 2,442, Tahun 2009 : 1 s/d 3 2,442, Inhutani I Tahun 2008 : ,567 Tahun 2009 : ,567 3 Inhutani II Tahun 2008 : 5 251, ,886 Tahun 2009 : 7 353, ,991 4 Inhutani III Tahun 2008 : Tahun 2009 : Inhutani IV Tahun 2008 : Tahun 2009 : ,722 6 Inhutani V Tahun 2008 : Tahun 2009 : II.5. Lanjutan Jumlah HTI Nama Perusahaan Luas (ha) Keterangan Unit Patungan Swakelola ) 1 Perum Perhutani : Tahun 2008 : Tahun 2009 : Inhutani I Tahun 2008 : 22 1,037,569 73,316 Tahun 2009 : 22 1,037,569 73,316 3 Inhutani II Tahun 2008 : Data per 10 pember ,057 65,536 Tahun 2009 : ,057 96,266 4 Inhutani III Tahun 2008 : , ,980 SK Sementara Tahun 2009 : , ,520 Dalam proses 5 Inhutani IV Tahun 2008 : Tahun 2009 : Inhutani V Tahun 2008 : Tahun 2009 : Sumber : Perum Perhutani, Inhutani I-V Keterangan (-) tidak ada areal kerja , , Tahun 2009 Produksi s/d September 2009

47 III.1. LUAS DAN PENYEBARAN LAHAN KRITIS S/D TAHUN 2006 Provinsi Luas Lahan Kritis Hasil Inventarisasi Tahun 2000 Kritis dan Sangat Kritis Dalam Kawasan (ha) Luar Kawasan (ha) Aceh , ,00 2 Sumatera Utara , ,00 3 R i a u , ,00 4 Kep. Riau Sumatera Barat , ,00 6 Jambi , ,00 7 Bengkulu , ,00 8 Sumatera Selatan , ,00 9 Bangka Belitung Lampung , ,00 11 Banten DKI Jakarta Jawa Barat 5.966, ,00 14 Jawa Tengah , ,00 15 DI Yogyakarta 749, ,00 16 Jawa Timur , ,00 17 Kalimantan Barat , ,00 18 Kalimantan Tengah , ,00 19 Kalimantan Timur , ,00 20 Kalimantan Selatan , ,00 21 Sulawesi Utara , ,00 22 Gorontalo Sulawesi Tengah , ,00 24 Sulawesi Tenggara , ,00 25 Sulawesi Selatan , ,00 26 Sulawesi Barat B a l i 9.953, ,00 28 Nusa Tenggara Barat , ,00 29 Nusa Tenggara Timur , ,00 30 Maluku Utara Maluku , ,00 32 Papua , ,00 33 Papua Barat - - Jumlah III.1 (Lanjutan) Provinsi Luas Lahan Kritis Hasil Inventarisasi Tahun 2006 Kriteria Lahan Kritis Sangat Kritis (ha) Kritis (ha) Agak Kritis (ha) Jumlah (ha) Aceh , , , ,59 2 Sumatera Utara , , , ,97 3 R i a u , , , ,88 4 Kep. Riau Sumatera Barat , , , ,38 6 Jambi 4.774, , , ,08 7 Bengkulu , , , ,59 8 Sumatera Selatan , , , ,38 9 Bangka Belitung , , , ,21 10 Lampung , , , ,69 11 Banten , , , ,34 12 DKI Jakarta Jawa Barat , , , ,85 14 Jawa Tengah , , , ,34 15 DI Yogyakarta 1.110, , , ,88 16 Jawa Timur , , , ,58 17 Kalimantan Barat , , , ,34 18 Kalimantan Tengah , , , ,93 19 Kalimantan Timur , , , ,18 20 Kalimantan Selatan , , , ,62 21 Sulawesi Utara , , , ,55 22 Gorontalo , , , ,38 23 Sulawesi Tengah , , , ,64 24 Sulawesi Tenggara , , , ,76 25 Sulawesi Selatan , , , ,03 26 Sulawesi Barat B a l i 4.281, , , ,82 28 Nusa Tenggara Barat , , , ,66 29 Nusa Tenggara Timur , , , ,10 30 Maluku Utara , , , ,49 31 Maluku , , , ,24 32 Papua , , , ,81 33 Papua Barat , , , ,47 Jumlah Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) tidak ada indikasi

48 III.2. DAS PRIORITAS Provinsi DAS PRIORITAS (sesuai SK Menteri Kehutanan mor SK.328/Menhut-II/2009; tanggal 12 juni 2009) Aceh Peusangan, Krueng Aceh, Jambu Aye, Peureulak Tamiang 2 Sumatera Utara Wampu, Besitang, Lepan, Deli, Padang, Sei Ular, Asahan Toba, Batang Gadis, Mujoi (Nias) 3 Sumatera Barat Kampaar, Rokan, Indragiri, Antokan, Tarusan, Gasan Gadang, Harau, Pasaman, Batanghari 4 Riau Siak, Kampar, Rokan, Indragiri, 5 Jambi Batanghari, Musi 6 Kep. Riau Duriangkang, Sei Jang 7 Bengkulu Manna padang Guci, Ketahun, Bengkulu, Musi 8 Sumatera Selatan Manna Gadang Guci, Musi 9 Bangka Belitung Mancang, Ajang Mabat 10 Lampung Sekampung, Tulangbawang 11 DKI. Jakarta Ciliwung 12 Jawa Barat Citarum, Ciliwung, Cisadane, Cisadea, Cimanuk, Citanduy (Segara Anakan), 13 Jawa Tengah 14 Banten Citanduy (Segara Anakan),, Garang (Babon), Serang, Bodri, Cacaban, Juwana, Tuntang, Pemali, Comal, Babakan, Gangsa, Kupang, Solo, Serayu, Luk Ulo, Bogowonto, Progo, Bribin, Serang, Wawar Medono. 15 DI Yogyakarta Solo, Bogowonto, Progo, Bribin, Serang 16 Jawa Timur Brantas, Sampean, Deluang, Bedadung 17 Kalimantan Barat Kapuas, Sambas 18 Kalimantan Tengah Kapuas (Barito), Mentaya, Kahayan, Barito 19 Kalimantan Selatan Barito, Batu Licin 20 Kalimantan Timur Mahakam 21 Sulawesi Selatan Jeneberang, Saddang, Rongkong, Latuppa 22 Sulawesi Barat Saddang, Budong-Budong, Mapili, Mandar 23 Sulawesi Tenggara Konaweha, Laea Wanggu 24 Sulawesi Utara Tondano, Dangihe, Dumoga 25 Sulawesi Tengah Lasolo, Poso, Palu 26 Gorontalo Lomboto Bone Bolango, Paguyaman 27 Bali Tukad Unda, Blingkang Anyar 28 N T B Palung, Moyo, Mangkung 29 N T T Benain, elmina (Benueke) 30 Maluku Utara Oba, Akelamo, Kao 31 Maluku Wae Hatu Merah, Wae Apu, Wae Manumbai 32 Papua Barat Remu, Arui, Prafi 33 Papua Membramo, Baliem (Eilenden), Tami, Sentani Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial III.3. PERKEMBANGAN HASIL REHABILITASI LAHAN DI LUAR DAN DI DALAM KAWASAN HUTAN TAHUN Provinsi Dalam Kawasan (ha) Tahun 2003 Tahun 2004 Luar Kawasan (ha) Dalam Kawasan (ha) Luar Kawasan (ha) Aceh 20, , , ,00 2 Sumatera Utara 1.984, , , ,00 3 Sumatera Barat 905, , , ,00 4 Riau 2.410, , , ,00 5 Kep. Riau Jambi 889, , , ,00 7 Bengkulu 321,00 285,00 534,00 715,00 8 Sumatera Selatan 150,00 390, , ,00 9 Bangka Belitung 50,00-800,00 515,00 10 Lampung 7.710, , , ,00 11 DKI. Jakarta Jawa Barat , , ,00 13 Banten 750, , , ,00 14 Jawa Tengah 5.889, , , ,00 15 DI. Yogyakarta 3.234, , , ,00 16 Jawa Timur , , ,00 17 Kalimantan Barat 40,00 340, , ,00 18 Kalimantan Selatan 973, , , ,00 19 Kalimantan Timur 7.949, , , ,00 20 Kalimantan Tengah 2.743, , , ,00 21 Sulawesi Utara 780, , , ,00 22 Gorontalo 50,00 300, , ,00 23 Sulawesi Tengah , ,00 610, ,00 24 Sulawesi Selatan , , , ,00 25 Sulawesi Tenggara 180,00 441, , ,00 26 Sulawesi Barat Bali 181,00 542, , ,00 28 Nusa Tenggara Barat 1.785,00 50, , ,00 29 Nusa Tenggara Timur 1.620, , , ,00 30 Maluku 1.185, ,00 700, ,00 31 Maluku Utara 350,00 268,00 446, ,00 32 Papua 762,00 665,00 302,00 878,00 33 Papua Barat ,

49 III.3. (Lanjutan). Provinsi Dalam Kawasan (ha) Tahun 2005 Tahun 2006 Luar Kawasan (ha) Dalam Kawasan (ha) Luar Kawasan (ha) Aceh 713,00 280, , ,00 2 Sumatera Utara 1.109, , , ,00 3 Sumatera Barat 3.756, , , ,00 4 Riau 1.361,00 651, , ,00 5 Kep. Riau ,00 550,00 6 Jambi 1.108,00 100, , ,00 7 Bengkulu 1.294,00 370, , ,00 8 Sumatera Selatan 70,00 50, , ,00 9 Bangka Belitung 200,00 120, ,00 575,00 10 Lampung , ,00 11 DKI. Jakarta ,00 400,00 12 Jawa Barat , ,00 13 Banten , ,00 14 Jawa Tengah 3.154, , , ,00 15 DI. Yogyakarta - 35, , ,00 16 Jawa Timur 2.599,00 850,00 275, ,00 17 Kalimantan Barat 200,00 850, , ,00 18 Kalimantan Selatan 1.735,00 940, , ,00 19 Kalimantan Timur 800, , , ,00 20 Kalimantan Tengah 1.224, , , ,00 21 Sulawesi Utara 1.035,00 830, , ,00 22 Gorontalo 300,00 130, , ,00 23 Sulawesi Tengah 1.573, , , ,00 24 Sulawesi Selatan 2.602, , , ,00 25 Sulawesi Tenggara 219, , , ,00 26 Sulawesi Barat , ,00 27 Bali 300,00 930, , ,00 28 Nusa Tenggara Barat 1.395, , , ,00 29 Nusa Tenggara Timur , , ,00 30 Maluku 1.800, , , ,00 31 Maluku Utara 600, , , ,00 32 Papua 775,00 230, , ,00 33 Papua Barat 295,00 400,00 250,00 200,00 III.3. (Lanjutan). Provinsi Dalam Kawasan (ha) Tahun 2007 Tahun 2008 Luar Kawasan (ha) Dalam Kawasan (ha) Luar Kawasan (ha) Aceh 184 3,775, Sumatera Utara ,00 5,665,00 24,026 3,062 3 Sumatera Barat ,00 157,00 4,542 1,930 4 Riau 160,00 3,141,00 3, Kep. Riau 1.502,00 3,140, Jambi 3.546,00 930,00 2,500 3,282 7 Bengkulu 500,00 2,325, Sumatera Selatan 0 150,00 35,628 6,198 9 Bangka Belitung 0 95, Lampung 2.844,00 4,325,00 3, DKI. Jakarta 0 250,00 9, Jawa Barat 1,411,00 22,810,00 2,978 23, Banten 4,700,00 15,731,00 5, , Jawa Tengah 3,533,00 96,145,00 1,273 4, DI. Yogyakarta 1.519,00 500,00 17,689 72, Jawa Timur 200,00 39,945,00 4,310 13, Kalimantan Barat 465,00 410, , Kalimantan Selatan 73,00 12,140,00 14,488 6, Kalimantan Timur 2,645,00 5,631,00 21,193 9, Kalimantan Tengah 528,00 235,00 9, Sulawesi Utara 1,785,00 2,048,00 15,544 2, Gorontalo 8,950,00 437,00 1,250 11, Sulawesi Tengah 690,00 605,00 1,200 3, Sulawesi Selatan 7.593,00 2,358,00 12, Sulawesi Tenggara 755,00 1,951, Sulawesi Barat 2,250,00 1,300,00 26,545 1, Bali 2,950,00 6,400,00 8, Nusa Tenggara Barat 6,950,00 4,125,00 3, Nusa Tenggara Timur 1.183,00 1,990,00 12,365 5, Maluku 100,00 100,00 12,975 19, Maluku Utara 506,00 197,00 5,348 1, Papua 488,00 225,00 1,290 1, Papua Barat 0 0 3, Jumlah Jumlah , ,686 Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

50 III.4. KEGIATAN REBOISASI III.4.B. KEGIATAN REBOISASI PER PROVINSI TAHUN 1997/ Kegiatan reboisasi atau rehabilitasi hutan lindung bertujuan untuk menghutankan kembali kawasan hutan lindung kritis di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dilaksanakan bersama masyarakat secara partisipatif. Kegiatan utamanya adalah penanaman kawasan hutan lindung dengan tanaman hutan dan tanaman kehidupan yang bermanfaat, dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat penutupan lahan yang optimal sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, sehingga tercipta keharmonisan antara fungsi hutan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. III.4.A. REKAPITULASI KEGIATAN REBOISASI TAHUN 1997/ Tahun Luas (Ha) Tahun Luas (Ha) 1997/ , , / , , / , , , , , ,718, , , Reboisasi Tahun 1997/ /98 99/ PROVINSI 1997/ / / (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh 3.090, , , , , ,00 2 Sumatera Utara 1.377, , ,00 450, ,00 841,00 3 Riau 950,00 400, , ,00 4 Kep. Riau Sumatera Barat 3.900, , ,00 150,00-300,00 6 Jambi 250, , ,00 600,00 7 Bengkulu 732,00 300, ,00 200,00 100,00 580,00 8 Sumatera Selatan 2.059, , ,00-576, ,00 9 Bangka Belitung ,00-50,00 10 Lampung 3.693,00 445, ,00-120,00 900,00 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,00 450,00-300,00 13 Banten Jawa Tengah , DI Yogyakarta , ,00 16 Jawa Timur , Kalimantan Barat ,00 64,00 388,00 860,00 18 Kalimantan Selatan 250,00 100,00 575, , ,00 19 Kalimantan Timur 392, , ,00 20 Kalimantan Tengah 400, , , ,00 21 Sulawesi Utara , ,00 100, , ,00 22 Gorontalo ,00-550,00 23 Sulawesi Tengah 1.284,00 892, ,00 50, ,00 550,00 24 Sulawesi Selatan , , , , ,00 25 Sulawesi Tenggara 823,00 628, , , ,00 175,00 26 Sulawesi Barat , Bali 616,00 651, ,00-100,00 750,00 28 Nusa Tenggara Barat 3.249, , ,00-200,00 537,00 29 Nusa Tenggara Timur 4.970, , ,00 350,00 790, ,00 30 Maluku 592,00-985,00 900,00-500,00 31 Maluku Utara ,00 120,00 715,00 32 Papua 348, ,00 400,00 400, ,00 33 Papua Barat JUMLAH , , , , , ,00

51 III.4.B. (Lanjutan) PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh 20, ,00 713, ,00 184, Sumatera Utara 1.984, , , ,00 10,279,00 24, Riau 2.210, , , ,00 160,00 4, Kep. Riau ,00 902,00 3, Sumatera Barat 905, , , ,00 10,179, Jambi 695, , , , ,00 2, Bengkulu 321,00 534, , ,00 500, Sumatera Selatan 150, ,00 70, ,00-35, Bangka Belitung 50,00 800,00 200, , Lampung 7.670, , ,00 2,844,00 3, DKI Jakarta ,00-9, Jawa Barat , ,00 1,411,00 2, Banten 750, , ,00 4,700,00 5, Jawa Tengah , ,00 2,483,00 1, DI Yogyakarta , , ,00 17, Jawa Timur , ,00 100,00 200,00 4, Kalimantan Barat ,00 200, ,00 415, Kalimantan Selatan 973, , , ,00 73,00 14, Kalimantan Timur 7.949, ,00 800, ,00 2,645,00 21, Kalimantan Tengah 2.743, , , ,00 528,00 9, Sulawesi Utara 780, , , ,00 1,785,00 15, Gorontalo 50, ,00 300, ,00 8,950,00 1, Sulawesi Tengah ,00 610, , ,00 690,00 1, Sulawesi Selatan , , , ,00 7,543,00 12, Sulawesi Tenggara 180, ,00 219, ,00 755, Sulawesi Barat ,00 2,250,00 26, Bali 181, ,00 300, ,00 2,950,00 12, Nusa Tenggara Barat 1.785, , , ,00 6,950,00 3, Nusa Tenggara Timur 1.620, , ,00 1,183,00 8, Maluku 1.185,00 700, , ,00 100,00 12, Maluku Utara 350,00 446,00 600, ,00 506,00 5, Papua 762,00 302,00 775, ,00 488,00 1, Papua Barat - 26,00 295,00 250,00-3, JUMLAH , , , ,00 76,718,00 266, Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan: (-) tidak ada kegiatan III.5. PERKEMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN Hutan Kemasyarakatan berdasarkan Kepmenhut. 31 Tahun 2001 tanggal 12 Pebruari 2001 adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya. Hutan kemasyarakatan diselenggarakan dengan berazaskan pengelolaan hutan secara lestari. Program Hutan kemasyarakatan dilaksanakan di seluruh Indonesia, kecuali di Provinsi DKI Jakarta karena tidak adanya kawasan hutan yang dapat ditetapkan sebagai wilayah pengelolaan hutan kemasyarakatan. III.5.A. REKAPITULASI PENANAMAN HUTAN KEMASYARAKATAN TAHUN 1997/ Tahun Luas (Ha) Tahun Luas (Ha) / , , / , , / , , , , , ,750, , , /98 99/

52 III.5.B. PENANAMAN HUTAN KEMASYARAKATAN PER PROVINSI TAHUN 1997/ PROVINSI 1997/ / / (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh Sumatera Utara 190,00 200, Sumatera Barat , Riau , Kep. Riau Jambi , , ,00 7 Bengkulu , Sumatera Selatan - 130, Bangka Belitung Lampung - 200,00 250, ,00 450,00 11 Jawa Barat Banten Jawa Tengah ,00 80,00 14 DI Yogyakarta 500,00 300, ,00 15 Jawa Timur Kalimantan Barat ,00-10,00 17 Kalimantan Selatan - 120,00 250, ,00 18 Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Sulawesi Utara 500,00 500, Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Tengah , ,00 24 Sulawesi Selatan - 250,00 250, , Sulawesi Tenggara 500,00 150, ,00 491,00-26 Bali 100,00 50,00 100, N T B 3.700, , ,00 184,00-28 N T T 2.500, , , ,00 29 Maluku - 300, ,00-400,00 30 Maluku Utara Papua Papua Barat DKI Jakarta JUMLAH 7.990, ,00 850, , , ,00 III.5.B. (Lanjutan) PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat ,00-4 Riau 200, ,00-5 Kep. Riau Jambi 194,00 148,00-71, Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung 40, Jawa Barat Banten Jawa Tengah 5.889, , ,00 375, ,00-14 DI Yogyakarta 3.234,00 197, Jawa Timur , Kalimantan Barat 40,00 50, ,00-17 Kalimantan Selatan - 50,00 100,00 150, Kalimantan Timur Kalimantan Tengah - 300, Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Barat , Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara , Bali - 50, N T B N T T Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat DKI Jakarta JUMLAH 9.597, , , , , Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) tidak ada kegiatan

53 III.6. PEMBANGUNAN HUTAN RAKYAT / KEBUN RAKYAT TAHUN 1997/ PROVINSI 1997/ / / (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh 2.940, ,00 4,29 900,00 603,00 2 Sumatera Utara 5.630, , , ,00-3 Riau 3.555, , ,00 400, ,00 4 Kep. Riau Sumatera Barat 7.041, , , ,00 400,00 6 Jambi 2.204, , ,00 75,00 50,00 7 Bengkulu 4.330, , ,00 205,00 160,00 8 Sumatera Selatan 3.498, , , ,00-9 Bangka Belitung Lampung 2.955, , , ,00 110,00 11 DKI Jakarta Jawa Barat , , , ,00 190,00 13 Banten Jawa Tengah , , , , ,00 15 DI Yogyakarta 1.273,00 906, , ,00 695,00 16 Jawa Timur , , , , ,00 17 Kalimantan Barat 3.355, , ,00 800,00 125,00 18 Kalimantan Selatan 1.185,00 338,00 575,00 260, ,00 19 Kalimantan Timur 2.101,00 320, ,00 410, ,00 20 Kalimantan Tengah 960, , ,00 600, ,00 21 Sulawesi Utara 6.324, , , ,00 915,00 22 Gorontalo Sulawesi Tengah 563,00 500, ,00 150,00 500,00 24 Sulawesi Selatan , , , ,00 560,00 25 Sulawesi Tenggara 4.471, , , ,00 150,00 26 Sulawesi Barat Bali 2.450, , , ,00 919,00 28 Nusa Tenggara Barat 4.741, , , ,00 150,00 29 Nusa Tenggara Timur , , , ,00 200,00 30 Maluku 1.410,00 900,00 985, ,00 200,00 31 Maluku Utara Papua 852, , ,00 380,00 100,00 33 Papua Barat JUMLAH , , , , ,00 III.6. (Lanjutan) PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh 1.518, , ,00 280, ,00 2 Sumatera Utara 640,00 57, ,00 694, ,00 3 Riau 4.807, , ,00 651, ,00 4 Kep. Riau ,00 5 Sumatera Barat 1.185,00 809, , , ,00 6 Jambi 1.050,00 685, ,00 75, ,00 7 Bengkulu 381,00 285,00 715,00 345, ,00 8 Sumatera Selatan 475,00 75, , ,00 9 Bangka Belitung ,00 120,00 550,00 10 Lampung 50, , , ,00 11 DKI Jakarta ,00 12 Jawa Barat 867, , , ,00 13 Banten , , ,00 14 Jawa Tengah 5.262, , , , ,00 15 DI Yogyakarta 148, , , ,00 16 Jawa Timur 3.045, , , ,00 17 Kalimantan Barat 1.680,00 340, ,00 850, ,00 18 Kalimantan Selatan 2.875, , ,00 940, ,00 19 Kalimantan Timur 4.662, , , , ,00 20 Kalimantan Tengah 1.970, , , , ,00 21 Sulawesi Utara 30,00 126, ,00 780, ,00 22 Gorontalo ,00 80, ,00 23 Sulawesi Tengah 530,00 500,00 570, , ,00 24 Sulawesi Selatan 1.226, , , , ,00 25 Sulawesi Tenggara 166,00 165, , , ,00 26 Sulawesi Barat ,00 27 Bali 415,00 267, ,00 930, ,00 28 Nusa Tenggara Barat - 50, , , ,00 29 Nusa Tenggara Timur 246,00 290, ,00 196, ,00 30 Maluku 2.900, , , , ,00 31 Maluku Utara 158,00 268, , , ,00 32 Papua 2.055,00 468,00 715,00 230, ,00 33 Papua Barat ,00 200,00 JUMLAH , , , , ,00 Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) tidak ada kegiatan

54 III.6. (Lanjutan) PROVINSI (ha) (ha) Aceh 3.775, Sumatera Utara 5.415,00 2, Riau 3.141, Kep. Riau 50, Sumatera Barat 107,00-6 Jambi 880,00 1, Bengkulu 325, Sumatera Selatan 100,00 6, Bangka Belitung 95, Lampung 4.325, DKI Jakarta 200,00-12 Jawa Barat 6.069,00 14, Banten 2.906,00 87, Jawa Tengah ,00 2, DI Yogyakarta - 44, Jawa Timur ,00 10, Kalimantan Barat 375,00 1, Kalimantan Selatan ,00 6, Kalimantan Timur 5.631,00 9, Kalimantan Tengah 235, Sulawesi Utara 1.073,00 2, Gorontalo 412,00 11, Sulawesi Tengah 605,00 3, Sulawesi Selatan 2.358, Sulawesi Tenggara 1.951, Sulawesi Barat 1.300,00 1, Bali 5.900,00 5, Nusa Tenggara Barat 4.125, Nusa Tenggara Timur 1.940, Maluku - 12, Maluku Utara 197,00 1, Papua 225, Papua Barat JUMLAH ,00 227, III.7. REHABILITASI TERAS TAHUN 1997/ PROVINSI 1997/ / / (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh , Sumatera Utara 575,00 305,00 325, Riau - 50,00 2, Kep. Riau Sumatera Barat 46,00 50,00 50, Jambi , Bengkulu Sumatera Selatan , Bangka Belitung Lampung - 160,00 105,00 40, DKI Jakarta Jawa Barat 1.438,00 305,00 665,00 150, Banten - 75, Jawa Tengah 1.753, , , , , ,00 15 DI Yogyakarta 235,00 80,00 685,00 490,00-70,00 16 Jawa Timur 3.040, , , ,00 675,00 360,00 17 Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Timur , Kalimantan Tengah Sulawesi Utara 115,00-60,00 50, Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan ,00 475, Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Bali 100, ,00 850,00 300,00-28 Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur , ,00 30 Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH 7.302, , , , , ,00 Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) tidak ada kegiatan

55 III.7. (Lanjutan) PROVINSI * (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh Sumatera Utara 12, Riau Kep. Riau Sumatera Barat Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Jawa Barat 75, Banten Jawa Tengah 1.105, , DI Yogyakarta 1.905,00 190,00 35,00 25, Jawa Timur 455, Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Timur 200, Kalimantan Tengah Sulawesi Utara Gorontalo , Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 203,00-10, Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH 3.955,00 190,00 45,00 45, III.8. PENANAMAN/REHABILITASI HUTAN BAKAU TAHUN 1997/ PROVINSI 1997/ / / (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh ,00 200,00-340,00 2 Sumatera Utara ,00 216,00 300,00 220,00 3 Riau Kep. Riau Sumatera Barat Jambi ,00 200, Bengkulu Sumatera Selatan ,00-10,00 9 Bangka Belitung Lampung - 220,00 100,00-100,00 11 DKI Jakarta ,00 12 Jawa Barat - 193,00 100,00 400, Banten Jawa Tengah 45, ,00 210,00 576,00 15 DI Yogyakarta , Jawa Timur ,00 909,00 17 Kalimantan Barat ,00 100,00 100,00 18 Kalimantan Selatan ,00 200, Kalimantan Timur ,00 250,00 895,00 20 Kalimantan Tengah ,00-312,00 21 Sulawesi Utara 200,00 25,00-400,00-190,00 22 Gorontalo ,00 110,00 23 Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan ,00 25 Sulawesi Tenggara ,00-20,00-26 Sulawesi Barat Bali 44,00 20,00-10,00 10,00 50,00 28 Nusa Tenggara Barat - 75,00-100, Nusa Tenggara Timur ,00 100,00 50,00 30 Maluku , Maluku Utara Papua ,00 100,00 65,00 33 Papua Barat JUMLAH 289,00 533,00 378, , , ,00 Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) Tidak ada kegiatan

56 III.8. (Lanjutan) PROVINSI (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Aceh , ,00-2 Sumatera Utara 426,00 100,00 90,00 970, , Riau ,00 200,00 652,00 975,00-4 Kep. Riau ,00-5 Sumatera Barat ,00 113, Jambi - 100, , Bengkulu Sumatera Selatan 80, ,00-9 Bangka Belitung - 110,00 30,00 148,00 200,00-10 Lampung ,00 732,00-11 DKI Jakarta - 150,00-150,00 750,00-12 Jawa Barat 173,00 330, ,00 300, Banten ,00 352,00 2, Jawa Tengah 48, , , , DI Yogyakarta , Jawa Timur 461,00 470, , , Kalimantan Barat , , Kalimantan Selatan 70,00 270,00-425,00 545, Kalimantan Timur ,00-801, Kalimantan Tengah , , Sulawesi Utara 30, ,00 925,00-22 Gorontalo 70,00 67,00-195,00 650, Sulawesi Tengah 45, ,00 847,00-24 Sulawesi Selatan 90,00 325,00 455, ,00 23, Sulawesi Tenggara ,00 758, , Sulawesi Barat , Bali 50,00 30,00-250,00 250,00-28 Nusa Tenggara Barat , ,00-875,00-29 Nusa Tenggara Timur 100,00 100,00 100,00 100,00 999, Maluku ,00 2, Maluku Utara , Papua 12, ,00-33 Papua Barat , JUMLAH 1.655, , , , , III.9. PERKEMBANGAN GERAKAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN (GNRHL) TAHUN Provinsi Reboisasi (ha) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2004 Penanaman Hutan Rakyat (ha) Hutan Kota (ha) Hutan Bakau (ha) JUMLAH (ha) Turus Jalan (km) Aceh 2.672, , ,00-2 Sumatera Utara , ,00 15,00 100, ,00-3 Sumatera Barat , ,00 55, ,00-4 Riau 8.596, ,00-94, ,00-5 Kep. Riau ,00-6 Jambi 2.193,00 835, ,00-7 Sumatera Selatan 2.844, , ,00-8 Bangka Belitung 775,00 300,00 240,00 60, ,00-9 Bengkulu 520,00 615, ,00-10 Lampung , ,00 50, ,00-11 Jawa Barat , , ,00 330, ,00 54,79 12 DKI Jakarta ,00 150,00 982,00-13 Banten 2.725, ,00 200, ,00 21,78 14 Jawa Tengah , ,00 100, , ,00 83,33 15 DI Yogyakarta 5.260, ,00 100, ,00-16 Jawa Timur , ,00 760,00 470, ,00 90,10 17 Kalimantan Barat 5.395, , ,00-18 Kalimantan Tengah 1.270,00 910, ,00-19 Kalimantan Selatan 8.200, ,00 100,00 200, ,00-20 Kalimantan Timur 419, , ,00-21 Sulawesi Utara 1.729, , ,00-22 Gorontalo 7.005, ,00-67, ,00-23 Sulawesi Tengah 300,00 475, ,00-24 Sulawesi Tenggara 3.326, , ,00-25 Sulawesi Selatan , ,00-325, ,00-26 Sulawesi Barat ,00-27 Bali 2.940, ,00-30, ,00-28 Nusa Tenggara Barat 8.055, ,00 150,00 250, ,00-29 Nusa Tenggara Timur 7.075, ,00 50, ,00-30 Maluku ,00-100,00-31 Maluku Utara ,00-32 Papua - 60,00 15,00-75,00-33 Papua Barat - - 5,00-5,00 - Jumlah , , , , ,00 250,00 Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) tidak ada kegiatan

57 III.9. (Lanjutan) Provinsi Dam Pengendali (Unit) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2004 Dam Penahan (Unit) Bangunan Konservasi Tanah Sumur Resapan (Unit) Gully Plug (Unit) Embung Air (Unit) JUMLAH (Unit) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah III.9. (Lanjutan) Provinsi Reboisasi (ha) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2005 Penanaman Hutan Rakyat (ha) Hutan Kota (ha) Hutan Bakau (ha) JUMLAH (ha) Turus Jalan (km) Aceh 713,00 280, ,00-2 Sumatera Utara 1.109,00 530,00-50, ,00-3 Sumatera Barat 3.756, , ,00-4 Riau 601,00 446, ,00-5 Kep. Riau Jambi 100,00 75, ,00-7 Sumatera Selatan 70, ,00-8 Bangka Belitung 200,00 120,00-30,00 350,00-9 Bengkulu 314, ,00-10 Lampung Jawa Barat ,00 12 DKI Jakarta Banten ,00 14 Jawa Tengah , ,00 60,00 15 DI Yogyakarta ,00 16 Jawa Timur 2.599, ,00 75,00 17 Kalimantan Barat 200,00 850, ,00-18 Kalimantan Tengah 974, , ,00-19 Kalimantan Selatan 1.635,00 215, ,00-20 Kalimantan Timur - 160,00-200,00 360,00-21 Sulawesi Utara 1.035,00 780, ,00-22 Gorontalo 300,00 80, ,00-23 Sulawesi Tengah 1.573, , ,00-24 Sulawesi Tenggara 219,00 87, ,00-25 Sulawesi Selatan 2.328, ,00-455, ,00 23,00 26 Sulawesi Barat Bali 300,00 930, ,00 60,00 28 Nusa Tenggara Barat 1.395,00 859,00-200, ,00-29 Nusa Tenggara Timur - 196,00-100,00 296,00-30 Maluku 1.800, , ,00-31 Maluku Utara Papua 775,00 230, ,00-33 Papua Barat 295,00 400, ,00 - Jumlah , , , ,00 388,00

58 III.9. (Lanjutan) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2005 Bangunan Konservasi Tanah Provinsi Dam Pengendali (Unit) Dam Penahan (Unit) Sumur Resapan (Unit) Gully Plug (Unit) Embung Air (Unit) JUMLAH (Unit) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah III.9. (Lanjutan) Provinsi Reboisasi (ha) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2006 Hutan Rakyat (ha) Penanaman Hutan Kota (ha) Hutan Bakau (ha) JUMLAH (ha) Turus Jalan (km) Aceh 5.150, ,00 30, ,00 100,00 2 Sumatera Utara 7.015, ,00 25, ,00 50,00 3 Sumatera Barat 5.057, ,00 35, ,00 50,00 4 Riau 6.295, ,00 42, ,00 9,00 5 Kep. Riau 1.455,00 275,00 15, ,00 75,00 6 Jambi 5.183, , ,00-7 Sumatera Selatan 5.684, ,00 31, ,00 100,00 8 Bangka Belitung 3.200,00 550,00 25, ,00 36,00 9 Bengkulu 3.741, , ,00-10 Lampung , ,00 50, ,00-11 Jawa Barat 2.255, ,00 280,00 130, ,00 100,00 12 DKI Jakarta - 200,00 225,00-425,00-13 Banten 900, ,00 50, ,00 25,00 14 Jawa Tengah 50, ,00 145,00 50, ,00 100,00 15 DI Yogyakarta 1.550, , ,00-16 Jawa Timur ,00 240,00 13, ,00 100,00 17 Kalimantan Barat , , ,00-18 Kalimantan Tengah , ,00 100, ,00 100,00 19 Kalimantan Selatan 4.961, , ,00 25,00 20 Kalimantan Timur 4.151, ,00 57, ,00-21 Sulawesi Utara 4.851, ,00-25, ,00 22 Gorontalo 8.179, ,00-84, ,00 75,00 23 Sulawesi Tengah 7.454, ,00 20, ,00 25,00,00 24 Sulawesi Tenggara , , ,00 100,00 25 Sulawesi Selatan , , ,00 50,00 26 Sulawesi Barat 5.839, , ,00-27 Bali 4.350, ,00 10, ,00 100,00 28 Nusa Tenggara Barat , ,00 45, ,00 100,00 29 Nusa Tenggara Timur , ,00-50, ,00 25,00 30 Maluku 7.210, , ,00-31 Maluku Utara 5.744, , ,00-32 Papua 6.301, ,00 240, ,00 25,00 33 Papua Barat 250,00 200, ,00 - Jumlah , , ,00 352, , ,00

59 III.9. (Lanjutan) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2006 Bangunan Konservasi Tanah Provinsi Dam Pengendali (Unit) Dam Penahan (Unit) Sumur Resapan (Unit) Gully Plug (Unit) Embung Air (Unit) JUMLAH (Unit) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah III.9. (Lanjutan) Provinsi Reboisasi (ha) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2007 Hutan Rakyat (ha) Penanaman Hutan Kota (ha) Hutan Bakau (ha) JUMLAH (ha) Turus Jalan (km) Aceh - 2, ,000-2 Sumatera Utara 726 2, ,776-3 Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung 2, , Jawa Barat - 1, , DKI Jakarta Banten 690 2, , Jawa Tengah - 1,173-1,100 2, DI Yogyakarta 1, , Jawa Timur - 2, , Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara , Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali - 1, Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 700 1, Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat , , Jumlah 9, , , ,

60 III.9. (Lanjutan) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2007 Bangunan Konservasi Tanah Provinsi Dam Pengendali (Unit) Dam Penahan (Unit) Sumur Resapan (Unit) Gully Plug (Unit) Embung Air (Unit) JUMLAH (Unit) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah III.9. (Lanjutan) Provinsi Reboisasi (ha) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2008 Hutan Rakyat (ha) Penanaman Hutan Kota (ha) Hutan Bakau (ha) JUMLAH (ha) Turus Jalan (km) Aceh Sumatera Utara 5, ,269-3 Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung 1, ,178-9 Bengkulu 14, , Lampung Jawa Barat - 10, , DKI Jakarta Banten 1, , Jawa Tengah - 11, , DI Yogyakarta Jawa Timur - 1, , Kalimantan Barat 1, , Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur 913 1, , Sulawesi Utara 4,131 1, , Gorontalo 5, , Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali 2, , Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 9, , Maluku 1, , Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah 49,089 26,931-2,381 21

61 III.9. (Lanjutan) JENIS KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2008 Bangunan Konservasi Tanah Provinsi Dam Pengendali (Unit) Dam Penahan (Unit) Sumur Resapan (Unit) Gully Plug (Unit) Embung Air (Unit) JUMLAH (Unit) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Jawa Barat DKI Jakarta Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) tidak ada kegiatan III.10. PERKIRAAN LUAS DAN POTENSI PRODUKSI BENIH TAHUN Provinsi Luas Produksi Luas Luas Produksi Produksi (kg) (ha) (kg) (ka) (ha) (kg) Aceh 84,00 504,00 84,00 504,00 84,00 504,00 2 Sumatera Utara 245, ,00 245, ,63 245, ,63 3 Riau 3.515, , , , , ,64 4 Kep. Riau Sumatera Barat 1.200, ,00 700, ,00 700, ,00 6 Jambi 223, ,00 223, ,50 223, ,50 7 Bengkulu 324, ,00 324, ,60 324, ,60 8 Sumatera Selatan 1.839, , , , , ,00 9 Bangka Belitung Lampung 130, ,00 130, ,00 130, ,50 11 DKI Jakarta Banten Jawa Barat 470, ,00 588, ,14 470, ,54 14 Jawa Tengah 240, ,00 208, ,79 208, ,79 15 D.I. Yogyakarta Jawa Timur 404, ,00 404, ,21 404, ,31 17 Kalimantan Barat 1.351, , , , , ,80 18 Kalimantan Selatan 2.355, , , , , ,68 19 Kalimantan Timur 2.218, , , , , ,90 20 Kalimantan Tengah.210, , , , , ,25 21 Sulawesi Utara 920, ,00 920, ,00 920, ,00 22 Gorontalo Sulawesi Tengah 750, ,00 750, ,00 750, ,00 24 Sulawesi Selatan 1.076, ,00 906, ,52 906, ,52 25 Sulawesi Tenggara 938, ,00 938, ,18 938, ,18 26 Sulawesi Barat Bali 45,00 925,00 45,00 925,00 45,00 925,00 28 Nusa Tenggara Barat 690, ,00 690, ,00 690, ,00 29 Nusa Tenggara Timur 556,00 713,00 556, ,42 556,00 713,42 30 Maluku 2.737, , , , , ,50 31 Maluku Utara Papua 1.481, , , , , ,50 33 Papua Barat Jumlah , , , , , ,26

62 III.10. (Lanjutan) Provinsi Luas (ha) Produksi (kg) Luas (ha) Produksi (kg) Luas (ha) Produksi (kg) Aceh 84,00 504,00 84,00 504,00 84,00 504,00 2 Sumatera Utara 320, ,63 97,50 281,88 97,50 281,88 3 Riau 3.596, , , , , ,64 4 Kep. Riau Sumatera Barat 810, ,00 810, ,00 810, ,00 6 Jambi 220, ,00 120, ,00 120, ,00 7 Bengkulu 324, ,60 30,00 84,00 30,00 84,00 8 Sumatera Selatan 971, ,75 971, ,75 971, ,75 9 Bangka Belitung Lampung 40, ,50 40, ,50 40, ,50 11 DKI Jakarta Banten Jawa Barat 685, ,48 685, ,48 685, ,48 14 Jawa Tengah 561, ,91 561, ,91 561, ,91 15 DI Yogyakarta Jawa Timur 1.301, , , , , ,69 17 Kalimantan Barat 1.351, , , , , ,80 18 Kalimantan Selatan 2.092, , , , , ,98 19 Kalimantan Timur 2.118, , , , , ,90 20 Kalimantan Tengah 1.210, , , , , ,25 21 Sulawesi Utara 920, ,00 920, ,00 920, ,00 22 Gorontalo Sulawesi Tengah 750, ,00 750, ,00 750, ,00 24 Sulawesi Selatan 906, ,52 906, ,52 906, ,52 25 Sulawesi Tenggara 938, ,18 938, ,18 938, ,18 26 Sulawesi Barat Bali 93, ,00 93, ,00 93, ,00 28 Nusa Tenggara Barat 690, ,00 690, ,00 690, ,00 29 Nusa Tenggara Timur 556,00 713,42 556,00 713, , ,42 30 Maluku 2.737, , , , , ,50 31 Maluku Utara Papua 1.481, , , , , ,50 33 Papua Barat Jumlah , , , , , ,90 III.10. (Lanjutan) Provinsi Luas (ha) Produksi (kg) Luas (ha) Produksi (kg) Luas (Ha)h Produksi (kg) Aceh Sumatera Utara 173,14-93,22-102,86 328,00 3 Riau 115, ,20 174, ,20 183, ,70 4 Kep. Riau Sumatera Barat 138,50-177,00-161, ,00 6 Jambi 326, ,89 326, ,89 327, ,49 7 Bengkulu 89,10-87,20-73,74 55,00 8 Sumatera Selatan 30, ,00 122, ,00 129, ,00 9 Bangka Belitung 26,77-167,37-178, ,00 10 Lampung 113, ,00 113, ,00 114, ,00 11 DKI Jakarta Banten , ,00 155, ,00 13 Jawa Barat 718, ,07 720, ,87 788, ,45 14 Jawa Tengah 662, , , , , ,68 15 DI Yogyakarta Jawa Timur 1.983, , , , , ,60 17 Kalimantan Barat 100, , ,00 18 Kalimantan Selatan 694, , , ,00 225, ,00 19 Kalimantan Timur 100, , , ,00 441, ,00 20 Kalimantan Tengah 750, ,00 100, , ,00 21 Sulawesi Utara 319, ,00 286,70-301, ,00 22 Gorontalo 26,00-24, ,00 128, ,00 23 Sulawesi Tengah 174, ,00 169, ,00 291, ,00 24 Sulawesi Selatan 162, ,00 162, ,00 228, ,00 25 Sulawesi Tenggara 71, ,00 71, ,00 187, ,25 26 Sulawesi Barat ,00-27 Bali 119,67 838,00 119,67-117,17-28 Nusa Tenggara Barat 439, ,00 439,85 30,00 439,85 140,00 29 Nusa Tenggara Timur 548, ,60 623,00-623,00 190,00 30 Maluku , ,00-31 Maluku Utara , , ,00-32 Papua , ,00-33 Papua Barat ,00 - Jumlah 7.882, , , , , ,17

63 III.10. (Lanjutan) Provinsi Luas (ha) Produksi (kg) Luas (ha) Produksi (kg) Aceh , Sumatera Utara Riau Kep. Riau , Sumatera Barat , Jambi , , Bengkulu Sumatera Selatan , Bangka Belitung , Lampung , DKI Jakarta Banten , Jawa Barat ,283, , ,824, Jawa Tengah ,895, DI Yogyakarta - - 2, ,658, Jawa Timur 2, ,893, ,009, Kalimantan Barat , Kalimantan Selatan , , Kalimantan Timur , , Kalimantan Tengah , Sulawesi Utara , , , Gorontalo , , Sulawesi Tengah , , Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara , Sulawesi Barat , , Bali , Nusa Tenggara Barat , , Nusa Tenggara Timur , , Maluku 4, , Maluku Utara 1, , Papua 1, , Papua Barat 1, Jumlah 15, ,703, , ,055, Sumber : Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) Tidak ada data

64 III.11 REKAPITULASI ONE MAN ONE TREE (OMOT) TAHUN 2009*) NO INSTANSI PELAKSANA 2 MINGGU LALU (BATANG) 2 MINGGU INI (BATANG) S.D. 2 MINGGU INI (BATANG) KETERANGAN A. TINGKAT PUSAT (Departemen) B. TINGKAT PROPINSI Aceh Mahoni, Jati, Cemara, Kemiri, Pinang, Ketapang, Trembesi, Sentang, Asam jawa, rambutan, Nyamplung, Nangka, kluwih 2 Sumatera Utara Mahoni, Karet, Durian, Petai, Matoa, Mangga, Jambu mete, Asam jawa, Manggis, Meranti, Johar, Bakau 3 Sumatera Barat Matoa, Manggis, Mahoni, Pinang 4 Riau Matoa, Mahoni, Durian, Gaharu, Pulai, Jabon, Ketapang Laut, Tanjung, Meranti, Sukun 5 Kep. Riau Sungkai, Durian, Jambu Mete, Kembang Semangkok 6 Jambi Sumatera Selatan Mahoni, Tanjung, Glodokan Tiang, Filicium, Angsana, Bungur, Bambang Lanang 8 Bangka Belitung Bengkulu Mangga, Rambutan, Kelapa gading, Glodokan tiang, Mahoni, Kayu Bawang, Cemara Laut, Bambang lanang 10 Lampung Mahoni, Cempaka, Mangga Okulasi, Durian Okulasi 11 DKI Jakarta Maglid, Ketapang, Belimbing, Sawo, Bintaro, Mahoni, Filiium, Tanjung, Glodogan 12 Banten Mahoni, Mangslid, Mangga, Manggis, Sukun, Salam 13 Jawa Barat Mahoni, Mangga, Durian, Tanjung, Angsana, Jati, Ketapang 14 Jawa Tengah Jati, Mahoni, Sengon, Ketapang, Gelodongan, Mangga, Rambutan 15 DI Yogyakarta Jawa Timur Jati, manglid, Suren, Sengon, Rambutan, jambu mete 17 Kalimantan Barat 18 Kalimantan Tengah Tanjung, Mahoni, Sawo Kecik, Bungur, Ketapang 19 Kalimantan Selatan Mahoni, Tanjung, Glodokan Tiang, Cempedak, Mangga 20 Kalimantan Timur Sengon, Durian,Angsana, Rambutan, Mahoni, Mangga, Filisium, Tanjung, Trembesi, Gaharu III.11 LANJUTAN NO INSTANSI PELAKSANA 2 MINGGU LALU (BATANG) 2 MINGGU INI (BATANG) S.D. 2 MINGGU INI (BATANG) KETERANGAN Sulawesi Utara Nantu 22 Gorontalo Sulawesi Tengah Mahoni, Glodokan, Tanjung 24 Sulawesi Selatan Rambutan, Palem, Trembesi, Angsana, Sukun, Mangga, mahoni, Tanjung, Gmelina, Glodokan 25 Sulawesi Tenggara Jati, Mahoni, Bitti 26 Sulawesi Barat Bali Pinang, Nagasari, Kembang Rijasa, Cempaka, Sandat, Jati, Sengon, mahoni, Suar, Panggal Buaya, Sukun, Glodokan, Sawo kecik, Gmelina 28 NTB Kemiri, Sengon, Nitas, mahoni, Trembesi, Jati Putih, Nangka, Gmelina, 29 NTT Mahoni 30 Maluku Jati, Mahoni, Linggua, Titi, Samama, Sengon, Durian, Langsat, Gandaria, Rambutan, Duku, jambu Bol, Nangka 31 Maluku Utara Papua Pinus Merkusi, Gravela Papuana, Aracuaria sp., Bioschovia Javanica 33 Papua Barat Mangga, Matoa, Tanjung, Rambutan, Merbau, Pinang, Durian, Nyatoh C. TNI DAN POLRI Mahoni, Durian, Gandaria, Rambutan, Duku D. UPT PEMERINTAH PUSAT/DINAS PROPINSI/DINAS KABUPATEN/BUMN/BUMD Mahoni, Linggua, Durian, Jambu Bol, Duku, Rambutan E. BUMS/MASYARAKAT Mahoni, Cempaka, Jati, Stek Pucuk, Medang, Kayu Afrika, Sengon, Mangga Okulasi, Karet Okulasi, Petai, Pala, Sukun F. LEMBAGA Rambutan, Nangka, Duku,

65 PENDIDIKAN/IKATAN KELUARGA ALUMNI/FORUM MAHASISWA-PELAJAR G. ORGANISASI MASYARAKAT/ORGANISASI SOSIAL POLITIK/PARPOL Gandaria, Cempedak, Durian, Kayu Besi Mahoni, Langsat, Rambutan H. LAIN-LAIN/PERORANGAN Mangga, Matoa, Tanjung, Pinang, Rambutan, Durian, Nyato, Mangga, Merbau JUMLAH TOTAL Sumber: Keterangan : *) Data per Oktober 2009

66 IV. PRODUKSI DAN INDUSTRI KEHUTANAN IV.1. PERKEMBANGAN PRODUKSI KAYU BULAT DAN KAYU OLAHAN TAHUN 1998/ Tahun Kayu Bulat (m 3 ) Kayu Gergajian (m 3 ) Kayu Lapis (m 3 ) Wood Working (m 3 ) Block Board (m 3 ) Veneer (m 3 ) / / / Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi Keterangan : (-) : Tidak ada data /98 98/99 99/ Kayu Bulat Kayu Gergajian Kayu Lapis Wood Working Block Board Veneer (M 3/Cu.M ) 99/ Log Plywood Sawntimber

67 IV.2. REALISASI RENCANA PEMENUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI (RPBBI) IPHHK, Kapasitas di atas m³/ Tahun, Tahun ASAL *) BAHAN BAKU Volume (m³) % Volume (m³) ) % Volume (m³) % Volume (m³) % Stock Awal ,97 6, ,16 10, ,94 8, , ,8 2 HPH ,25 11, ,40 17, ,54 17, ,30 12,4 3 HTI ,25 27, ,99 59, ,77 56, ,28 17,6 4 ILS ,45 44, ,46 12, ,05 12, ,10 13,4 5 IPHHK Lain ,97 1, ,15 0, ,91 0, ,13 6 HR ,29 3, ,22 3, ,81 1, ,61 7 Perhutani ,73 0, ,65 0, ,60 0, ,13 8 Kebun ,19 0, ,72 0, ,34 0, ,09 9 Lelang ,78 0, ,77 0, ,83 0, Impor ,58 0, ,67 0, ,31 0, ,61 4,9 18,1 4,9 8,2 0 7,1 J U M L A H , , ,32 99, ,29 19,24 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : *) Data sampai dengan bulan April 2009.

68 IV. 3. REALISASI PRODUKSI KAYU BULAT BUMN LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN Nama Perusahaan Volume Pohon/Tahun (m³) Perum Perhutani 1,509,676 1,746,192 1,155,052 2 Inhutani I 115, , ,528 3 Inhutani II 263, , ,080 4 Inhutani III a. Kayu Bulat (m³) 11,804 35,122 28,958 b. Benih (Akasia & Eucalyptus) (kg) ,582 IV.3. Lanjutan Nama Perusahaan: Volume Pohon/Tahun (m³) Keterangan Perum Perhutani 1,082, ,527 Tahun 2009 produksi s/d Sept 09 2 Inhutani I 360, ,995 3 Inhutani II 191,620 90,948 4 Inhutani III a. Kayu Bulat (m³) 56,025 8,500 b. Benih (Akasia & Eucalyptus) (kg) 1,987 - Tahun 2009 produksi s/d Sept 09 Tahun 2009 produksi s/d Sept 09 5 Inhutani IV 6 Inhutani V Inhutani IV 6 Inhutani V - - Sumber : Perum Perhutani, Inhutani I - V Tahun 2009 produksi s/d Sept 09

69 IV.8 REALISASI PRODUKSI KAYU OLAHAN BUMN LINGKUP KEHUTANAN TAHUN Nama Perusahaan Volume Produksi Tahun (m³) Perum Perhutani a. Kayu Gergajian (m³) 13,999 9,153 20,765 b. Finished Product (m³) ,808 4,819 c, Finished Product (Lbr) 451, ,833 90,452 d. Finished Product (m²) 2,834,588 3,402,257 2,816,924 e. Finished Product (MI) f. Finished Product (Sm) 1, Inhutani I : a. Kayu Gergajian (m³) b. Kayu Olahan (m³) c. Daun Pintu (lbr) 1, Inhutani II 4,689 5,748 1,714 4 Inhutani III Inhutani IV 6 Inhutani V IV.8. Lanjutan Volume Produksi Nama Perusahaan Tahun (m³) Keterangan Perum Perhutani a. Kayu Gergajian (m³) 16,993 5,815 b. Finished Product (m³) 5,130 5,130 c, Finished Product (Lbr) 5,262 - d. Finished Product (m²) 2,762,717 1,103,806 e. Finished Product (MI) 81,759 - f. Finished Product (Sm) 1,317-2 Inhutani I : a. Kayu Gergajian (m³) 1,252 5,086 b. Kayu Olahan (m³) c. Daun Pintu (lbr) Inhutani II 1,326 1,011 4 Inhutani III 5 Inhutani IV 6 Inhutani V Sumber :Perum Perhutani, Inhutani I-V Keterangan : (-) tidak ada produksi Tahun 2009 Produksi s/d Sept 09 Tahum 2008 produksi s/d Sept 09 Kayu gergajian Tahun 2009 Produksi s/d Sept 09

70 V.10. REALISASI PENJUALAN PRODUKSI KAYU OLAHAN BUMN LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN V.10. Lanjutan. Nama Perusahaan Vol (m³) Tahun Nilai (USD) Vol Vol Nilai (USD) (m³) (m³) Nilai (USD) Perum Perhutani - 219,920, ,256, ,653,443 2 Inhutani I a. Kayu Gergajian (m3) b. Kayu Olahan (m³) c. Daun Pintu (lbr) 700 1,144,878 1,317 2,121, , ,292, ,673, ,859,236 1, , , ,275 3 Inhutani II 1, ,903 2, ,617 1, ,996 4 Inhutani III a. Kayu Bulat (m³) b. Kayu Olahan (m³) c. Benih (Akasia & Eucalyptus) (kg) ,955 1,679,000,000 32,448 5,740,000,000 31,333 5,441,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 1,775 2,184,000,000 5 Inhutani IV Inhutani V Tahun Nama Keterangan Perusahaan Vol Vol Nilai (USD) Nilai (USD) (m³) (m³) Perum Perhutani 382,636, ,025,733 2 Inhutani I a. Kayu Gergajian (m3) b. Kayu Olahan (m³) c. Daun Pintu (lbr) 1,041 3,820,913 1,156 4,884, ,856, ,942, , ,911 3 Inhutani II ,319 1,011 91,483 4 Inhutani III a. Kayu Bulat (m³) b. Kayu Olahan (m³) c. Benih (Akasia & Eucalyptus) (kg) ,825 13,702,760,000 12,302 4,782,609, ,750, ,000,000 Data per 10 pember 09 Tahun 2009 produksi s/d Sept 09 5 Inhutani IV Inhutani V Sumber : Perum Perhutani, Inhutani I-V Keterangan : (-) tidak ada data

71 IV.3 A. PEMBAHARUAN IZIN INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS PRODUKSI > m³/tahun TAHUN JENIS INDUSTRI Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi I Tersendiri (Tidak Terintegrasi) 1 Veneer Plywood LVL Sawn Timber Wood Chips Total I IV.3.A (Lanjutan) JENIS INDUSTRI Jumlah Unit Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi I Tersendiri (Tidak Terintegrasi) 1 Veneer Plywood LVL Sawn Timber Wood Chips Total I Terintegrasi 1 Plywood + Sawn Timber Plywood + Veneer Terintegrasi 1 Plywood + Sawn Timber II 3 Plywood + LVL Plywood +Sawn Timber + Veneer Plywood +Sawn Timber + Wood Chips Plywood + Veneer + LVL Plywood +Sawn Timber + Wood Chips + LVL Sawn Timber + Veneer Total II Total I + II II 2 Plywood + Veneer Plywood + LVL Plywood +Sawn Timber + Veneer Plywood +Sawn Timber + Wood Chips Plywood + Veneer + LVL Plywood +Sawn Timber + Wood Chips + LVL Sawn Timber + Veneer Total II Total I + II Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan

72 IV. 3. B. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS PRODUKSI > 6000 m³/tahun YANG MELAKUKAN PERLUASAN Tahun IV.3.B. (Lanjutan) JENIS INDUSTRI Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi I II Tersendiri (Tidak Terintegrasi) 1 Veneer Plywood LVL Sawn Timber Wood Chips Total I Terintegrasi Sawn Timber + Veneer Total II Total I + II JENIS INDUSTRI Jumlah Unit 2008 Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi I II Tersendiri (Tidak Terintegrasi) 1 Veneer Plywood LVL Sawn Timber Wood Chips Total I Terintegrasi 0 Sawn Timber + Veneer Total II Total I + II Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan 0

73 IV.3.C. IZIN BARU INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU (IPHHK) KAPASITAS PRODUKSI > m³/tahun Tahun IV.3.C (Lanjutan) JENIS INDUSTRI Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi I II Tersendiri (Tidak Terintegrasi) 1 Veneer Plywood LVL Sawn Timber Wood Chips Total I Terintegrasi 1 Plywood + Sawn Timber Plywood +Sawn Timber + Veneer Total II Total I + II JENIS INDUSTRI Jumla h Unit Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi Jumlah Unit Kapasitas Izin Produksi I II Tersendiri (Tidak Terintegrasi) 1 Veneer Plywood LVL Sawn Timber Wood Chips Total I Terintegrasi Plywood + Sawn Timber Plywood +Sawn Timber + Veneer Total II Total I + II Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan

74 IV.3.D. REALISASI RENCANA PEMENUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI (RPBBI) IPHHK KAPASITAS di ATAS 6000 m³/ tahun TAHUN ASAL BAHAN BAKU Volume ( m³) % Volume ( m³ ) % Stock Awal ,10 10, ,97 6,48 2 HPH ,25 11, ,40 17,53 3 HTI ,25 27, ,99 59,78 4 ILS ,45 44, ,46 12,12 5 IPHHK Lain ,97 1, ,15 0,48 6 HR ,29 3, ,22 3,03 7 Perhutani ,73 0, ,65 0,08 8 Kebun ,19 0, ,72 0,18 9 Lelang ,78 0, ,77 0,19 10 Impor ,58 0, ,67 0,14 IV.3/ D (Lanjutan) ASAL BAHAN BAKU Volume (m³) % Volume (m³ ) % Stock Awal ,16 10, ,94 8,36 2 HPH ,54 17, ,31 12,76 3 HTI ,77 56, ,03 61,53 4 ILS ,05 12, ,90 7,62 5 IPHHK Lain ,91 0, ,56 1,06 6 HR ,81 1, ,15 5,53 7 Perhutani ,60 0, ,29 0,26 8 Kebun ,34 0, ,94 0,50 J U M L A H ,59 100, ,00 100,00 9 Lelang ,83 0,09 970,38-10 Impor ,31 0, ,70 0, ,05 2,29 J U M L A H ,32 100, ,25 100,00

75 IV.3.E. REALISASI PEMENUHAN BAHAN BAKU INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU DENGAN KAPASITAS IZIN PRODUKSI SAMPAI DENGAN m³/tahun ( DATA S/D NOVEMBER 2008) Rincian Jumlah ( M³) Stock Awal ,54 2 IUPHHK Hutan Alam ,95 3 IUPHHK Hutan Tanaman ,30 4 Hutan Rakyat ,35 5 Perum Perhutani ,08 6 Izin Lainnya yang Sah / IPK ,68 7 Perkebunan ,521 8 Impor ,41 9 Lelang 970, IPHHK Lain ,99 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan IV.4 PRODUKSI KAYU GERGAJIAN PER PROVINSI TAHUN 1997/ PROVINSI 1997/1998 (m 3 ) 1998/1999 (m 3 ) 1999/2000 (m 3 ) 2000 (m 3 ) 2001 (m 3 ) 2002 (m 3 ) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH

76 IV.4 (Lanjutan) PROVINSI (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) Aceh Sumatera Utara ,339 3 Sumatera Barat Riau ,968 5 Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung , Banten , DKI Jakarta , Jawa Barat Jawa Tengah , D.I. Yogyakarta Jawa Timur , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah , Kalimantan Timur , Kalimantan Selatan , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan , Sulawesi Barat Maluku , Maluku Utara Papua , Papua Barat ,196 JUMLAH ,688 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (-) tidak ada produksi IV.5 PRODUKSI KAYU LAPIS PER PROVINSI TAHUN 1997/ PROVINSI 1997/1998 (m 3 ) 1998/1999 (m 3 ) 1999/2000 (m 3 ) 2000 (m 3 ) 2001 (m 3 ) 2002 (m 3 ) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH

77 IV.5 (Lanjutan) PROVINSI (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) Aceh Sumatera Utara ,837 3 Sumatera Barat Riau ,956 5 Kep. Riau ,242 6 Jambi ,422 7 Sumatera Selatan ,602 8 Bangka Belitung Bengkulu Lampung , Banten , DKI Jakarta Jawa Barat , , Jawa Tengah , D.I. Yogyakarta Jawa Timur , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah , Kalimantan Timur , Kalimantan Selatan , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan , Sulawesi Barat Maluku , Maluku Utara Papua , Papua Barat ,816 JUMLAH ,353,479 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (-) tidak ada produksi IV.6 PRODUKSI BLOCK BOARD PER PROVINSI TAHUN 1997/ NO. PROVINSI 1997/1998 (m 3 ) 1998/1999 (m 3 ) 1999/2000 (m 3 ) 1999/2000 (m 3 ) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua (m 3 ) 2002 (m 3 ) JUMLAH

78 IV.6 (Lanjutan) PROVINSI (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat ,248-4 Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu ,37-10 Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat , Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur , Kalimantan Barat Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat , Maluku Maluku Utara Papua Barat ,3-33 Papua , JUMLAH Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (-) tidak ada produksi

79 IV.7 PRODUKSI VENEER PER PROVINSI TAHUN 1998/ PROVINSI 1998/1999 (m 3 ) 1999/2000 (m 3 ) 2000 (m 3 ) 2001 (m 3 ) 2002 (m 3 ) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat JUMLAH IV.7 (Lanjutan) PROVINSI (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi ,447 7 Sumatera Selatan ,818 13,012 8 Bangka Belitung Bengkulu , Lampung , Banten DKI Jakarta Jawa Barat ,4312 5, Jawa Tengah , D.I. Yogyakarta Jawa Timur , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah ,446 8, Kalimantan Selatan , Kalimantan Timur , Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan , Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat ,9 6,539 JUMLAH ,257 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (-) tidak ada produksi

80 IV.9. PRODUKSI HASIL HUTAN BUKAN KAYU TAHUN 1998/ Jenis Komoditas NO. Tahun Rotan (Ton) Gondorukem (Ton) Damar (Ton) Terpentin (Ton) Kopal (Yon) M. Kayu Putih (Liter) / , , , ,75 516, , / , , , ,00 114, , , ,38-647, ,51 579, ,88-428, , ,14-442, , , , ,34 544,00 403, , , , , ,38 318, , , , , ,00 320, , , , , ,54 149, , IV.9 (Lanjutan) NO. Tahun Arang (Ton) Malaccensis Group (Kg) Gaharu *) Jenis Komoditas Filaria Group (Kg) Madu (Ton) Benang Sutera (Ton) Kemedangan (Ton) / ,48 135, / ,12 63, ,05 71, ,00 110, ,70 90, ,68 88, , ,47 55,30 394, , ,14 69, , ,38 13,65 252, ,80 1, ,14 36,87 - Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan : (-) tidak ada data Ton Histogram Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Tahun Rotan Damar Madu Benang Sutra

81 IV.10. PRODUKSI ROTAN, MADU DAN BENANG SUTRA PER PROVINSI TAHUN 2008 Provinsi Rotan (Ton) Madu (Ton) Benang Sutra (Ton) Aceh *) Sumatera Utara *) 0,50-3 Sumatera Barat *) 0,10 0,014 4 Riau *) 1.032,50-5 Kep. Riau *) Jambi *) 1,50-7 Sumatera Selatan *) 1.150,00-8 Bangka Belitung *) 1.250,00-9 Bengkulu *) 1,37-10 Lampung *) 936,20-11 DKI Jakarta *) Jawa Barat *) 4,62 1,72 13 Banten *) 0,75 14 Jawa Tengah *) 1.835,23 1,75 15 DI Yogyakarta *) 89,10-16 Jawa Timur *) 234,12-17 Bali *) 56,89 0, NTB *) 25,67 0, NTT *) - 0, Kalimantan Barat *) Kalimantan Tengah *) 24,89-22 Kalimantan Selatan *) 1,32-23 Kalimantan Timur *) 20,31-24 Sulawersi Utara *) 987,60 1,24 25 Gorontalo *) Sulawesi Tengah *) 3,25 0,07 27 Sulawesi Tenggara *) 5,26-28 Sulawesi Selatan *) 28,96 31,55 29 Sulawesi Barat *) - 0,43 30 Maluku *) Maluku Utara *) Papua Barat *) Papua *) - - Jumlah ,140 36,87 Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (-) tidak ada produksi; (*) untuk tahun 2008 tidak tersedia data per provinsi

82 V.1. PERKEMBANGAN EKSPOR HASIL HUTAN TAHUN PRODUK Tahun Kayu Kayu Wood Gergajian Lapis Charcoal Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) 50,910,120 50,910,120 - Nilai (US $) 55,202,968 55,202,968 - V.1. (LANJUTAN) Tahun Veneer Sheet Particle Board PRODUK Fibreboard Pulp Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) 11,532,700 4,243,936 4,243,936 2,615,776,379 Nilai (US $) 30,112,943 30,112,943 30,112,943 1,422,446,611 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah oleh DitjenPlanologi Kehutanan Keterangan : - Kayu bulat meliputi kode HS : /40/90 - Veneer meliputi kode HS : Kayu Gergajian meliputi kode HS : Kayu Lapis meliputi kode HS : Wood Charcoal meliputi kode HS : Fibreboard meliputi kode HS : Pulp meliputi kode HS : 47.01/02/03/04/05/06 *) Tidak ada ekspor - Particle Board meliputi kode HS : 44.10

83 1,600 1,400 1,200 1, Ky Gergajian Ky Lapis Pulp Veneer sheets Particle Board Fibreboard V.2. VOLUME DAN NILAI DEVISA EKSPOR KAYU GERGAJIAN MENURUT NEGARA TUJUAN TAHUN Negara Tujuan Volume Devisa Volume Devisa Volume Devisa ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) China ,004,183 5,379,437 2 Malaysia ,071,684 4,478,425 3 Japan ,162,865 14,264,338 4 Hongkong ,366,009 1,104,096 5 Republik Korea ,568,748 4,920,767 6 Taiwan , ,360 7 Singapura ,722,829 1,073,964 8 Australia ,709,637 2,868,763 9 Jerman , , Vietnam ,348,593 1,294, Belanda ,036,094 12,721, Itali , , Saudi Arabia Amerika Serikat ,588,242 1,088, Switzerland , Belgia , , Qatar ,021 19, Uni Emirate Arab ,780 54,939 V.2. (LANJUTAN) N o Negara Tujuan Volume Devisa Volume Devisa Volume Devisa ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) New Caledonia ,473 2, Prancis , , Portugal Thailand ,173 78, Afrika Selatan , , rwegia ,867 13, Iran Kanada ,949 5, Yordania Spanyol ,704 96, Inggris ,112 1,575, Mauritius ,785 47, Polandia , , Seychelles India ,538 24, Timor Timur Swedia 36 New Zealand ,817 10, , , Reunion ,416 18, Martinique Libyan Arab Jamahiriyah Yunani Kuwait Findlandia , , Cayman Island Denmark ,729 6,294

84 45 Guadalupe Irlandia 47 Slovenia 48 Srilanka JUMLAH Sumber : Badan Pusat Statistik ,962 10,918 29,147 25, , ,033 50,664, ,874,117

85 V.3. VOLUME DAN NILAI DEVISA EKSPOR KAYU LAPIS MENURUT NEGARA TUJUAN TAHUN Negara Tujuan Volume Devisa Volume Devisa Volume Devisa ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) Jepang ,592, ,745,270 2 Cina ,021,854 80,308,012 3 Amerika Serikat ,791,004 86,016,513 4 Taiwan ,258,850 92,289,348 5 Korea, republic of ,567,109 85,115,727 6 Saudi Arabia ,751,709 86,650,515 7 Uni Emirat Arab ,011,203 98,614,873 8 Inggris ,302,845 23,302,982 9 Belgia ,033,042 43,879, Hongkong ,823,585 9,450, Algeria ,740,883 23,490, Yordan ,054,326 36,089, Singapura ,447,547 24,184, Netherlands ,635,444 29,615, Jerman ,039,644 72,365, Kuwait ,204,862 20,088, Australia ,332,099 27,995, Mesir ,746,434 15,504, Yaman Mexico ,480,792 6,924, Turki ,389,703 17,166, Qatar ,464,003 12,064, Thailand ,334,027 5,992, Perancis ,230,838 6,369, Italia ,104,965 10,735, Bahrain ,998,604 2,602, Kanada ,189,183 3,725, Libanon ,613,862 4,377, Iran Malaysia ,870,317 17,707, Denmark ,087,750 1,846, Syria ,564,303 3,412,486 V.3. (Lanjutan) Negara Tujuan Volume Devisa Volume Devisa Volume Devisa ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) Oman ,342,185 8,071, Vietnam ,750,469 2,444, India ,820,681 6,248, Spanyol , , Libya ,578,759 5,967, Iraq ,440 66, New Caladonia ,400 53, Jamaika ,939 25, rwegia , , Irlandia , , Switzerland Puerto Rico ,222,497 2,278, Selandia Baru , , Ukraina , , Kuba Maldives , , Poland ,420,243 11,015, Aruba Swedia , , Yunani ,281,653 2,497, Mauritius ,075 37, Philipina , , Vatikan Sri Lanka ,594 10, Afrika Selatan ,169,578 1,238, Slovenia Pakistan ,644 2, Antigua dan Barbuda Malta ,086 89,552

86 V.3. (Lanjutan) Volume Devisa Volume Devisa Volume Devisa Negara Tujuan ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) Bangladesh ,000 30, Guam Repubik Rakyat Korea Panama Iceland America Samoa Venezuela Costa Rica Curacao Kenya Kamboja ,500 30, Portugal Republik Dominika Trinidad dan Tobago ,876 71, Latvia El Savador Argentina Reunion Finland ,978 96, Monako Sudan Brazil ,187 34, Morocco , , Albania V.3. (Lanjutan) Volume Devisa Volume Devisa Volume Devisa Negara Tujuan ( US $ ( US $ ( Kg ) ( Kg ) ) ) ( Kg ) ( US $ ) Boznia and Herzegovina Gabon Colombia Tunisia Belize ,694 14, Federasi Rusia , , Nigeria Seychelles Togo East Timor ,000 24, Andorra Angola Kamerun Guatemala Nicaragua Luxembourgh Romania Bulgaria French Polynesia Martinique Netherlands Antilles Turkmenistan Georgia Croatia Czech Republic Jumlah 6 Sumber : Badan Pusat Statistik ,667,509,55 2 1,532,267,77 7

87 29 Spanyol ,850 81, Swedia , ,720 V.4. VOLUME DAN NILAI DEVISA EKSPOR VENEER MENURUT NEGARA TUJUAN TAHUN Volume Devisa Volume Devisa Negara Tujuan (M3) (US $) (M3) (US $) Algeria 2 Australia 3 Austria 4 Belgia 5 Brunai Darussalam 6 Kanada 7 Cina 8 Kroasia 9 Republik Czech 10 Filandia 11 Prancis 12 German 13 Yunani 14 Hongkong 15 Iran 16 Itali 17 Jamaica 18 Jepang 19 Republik Korea 20 Latvia 21 Malaysia 22 Meksiko 23 Netherand 24 rwegia 25 Pakistan 26 Polandia 27 Saudi Arabia 28 Singapura ,447 95, , ,311 19,859 17, ,752,160 1,985, ,778 1,134,154 92, ,859 83, ,508 2,538,692 9,899, ,638 14, , , ,096 1,453, ,727,342 4,077, ,775 1,251, , ,303 68, , , ,709 93,436 7,428 5, , ,271 V.4. (Lanjutan) Negara Tujuan Volume Devisa Volume Devisa (M3) (US $) (M3) (US $) Switzerland Taiwan , , Thailand , , Trinidad and Tobago Turki ,100 62, Uni Emirate Arab Inggris ,194 1,500, Amerika ,070,616 5,487, Venezuela ,798 JUMLAH ,418,017 29,873,668 Sumber : Badan Pusat Statistik

88 23 Malaysia Ethiopia Belanda V.5. VOLUME DAN NILAI DEVISA EKSPOR PULP MENURUT NEGARA TUJUAN TAHUN Negara Tujuan Volume Devisa Volume Devisa ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) (US $ ) Argentina Australia Austria Bangladesh Belgia Brazil Bulgaria Kanada China Djibouti Mesir Finland Prancis Jerman Russian Federation India Iran Itali Jepang Yordania Republik Korea Kuwait V.5. (Lanjutan) Negara Tujuan Volume Devisa Volume Devisa ( Kg ) ( US $ ) ( Kg ) ( US $ ) New Zealand Pakistan Panama Philipina Polandia Portugal Reounion Saudia Arabia Singapura Slovenia Spanyol Swedia Switzerland Taiwan Thailand American Samoa Uni Emirate Arab Inggris Amerika Uruguai Vietnam South Africa

89 JUMLAH Sumber : Badan Pusat Statistik Ket : (-) tidak ada ekspor *) Tidak ada data

90 V.6. VOLUME DAN NILAI DEVISA EKSPOR HASIL HUTAN BUKAN KAYU TAHUN J e n i s Satuan TAHUN Sirlak,Getah dan damar Kg US$ Bahan Penyamak/ Kg Gambir US$ Terpentin 4 Rosin Spiritus Oil Kg US$ Kg US$ Ter kayu Kg US$ Barang anyaman dari Kg rotan US$ Rotan Setengah Jadi 8 Gaharu 9 Arowana Kg US$ Kg U$ , ,28 *) Ekor U$ , Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Keterangan : *) : Tidak tersedia data nilai devisa V.7. PENERIMAAN EKSPOR TUMBUHAN DAN SATWA LIAR Perdagangan keluar negeri/ ekspor tumbuhan dan satwa liar dari alam serta hasil penangkaran seperti arwana dan buaya telah menghasilkan penerimaan negara yang cukup besar. Realisasi penerimaan devisa dari perdagangan fauna (satwa) selama periode 6 tahun terakhir dari tahun 2002 s/d 2008 lebih besar dari penerimaan devisa ekspor flora (tumbuhan) (Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan Perbandingan penerimaan devisa dan Konservasi Alam) tersebut adalah: Tahun 2002 fauna 79% dan flora 21%. Tahun 2003 fauna 87% dan flora 13%. Tahun 2004 fauna 85% dan flora 15% Tahun 2005 fauna 94 % dan flora 6% Tahun 2006 fauna 80% dan flora 20% Tahun 2007 fauna 99% dan flora 1% Tahun 2008 fauna 99 % dan flora 1% Nilai Devisa (US$) Tahun Tumbuhan Satwa (Fauna) Jumlah (Flora) *) , , , , , ,36 Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : *) Tidak termasuk nilai ekspor molusca,gaharu dan ramin. Perdagangan satwa dan tumbuhan liar yang termasuk dalam AppendiX CITES (Conservation on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) maupun non apendiks CITES dibatasi kuota tahunan, yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal PHKA- Departemen Kehutanan selaku Management Authority setelah mendapat rekomendasi dari LIPI, selaku Scientific authority.

91 V.8. PERKEMBANGAN IMPOR HASIL HUTAN TAHUN PRODUK Tahun Kayu Kayu Kayu Wood Bulat Gergajian Lapis Charcoal Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) V.8. (LANJUTAN) 2003 Tahun Pulp Veneer sheets PRODUK Particle Board Fibreboard Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) Nilai (US $) Sumber : Badan Pusat Statistik Keterangan : (-) tidak ada impor

92 V.9. EKSPOR PRODUK KEHUTANAN INDONESIA TAHUN 2009 (DATA s/d SEPTEMBER 2009) Negara Tujuan Volume 2009 ( s/d September ) Devisa ( m3 ) ( US $ ) Kelompok Kayu Gergajian Veneer Moulding Papan Partikel Papan Fiber Kayu Kayu Lapis Kayu yang dipadatkan Peti, Kotak, Drum, Pengemas Kayu Pertukangan Produk Kayu Lainnya Bangunan Prefabrikasi Jumlah Sumber : Ditjen Bina Produksi Kehutanan Keterangan : (o) tidak ada data

93 V.10. REALISASI PENJUALAN PRODUKSI KAYU OLAHAN BUMN LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN V.10. Lanjutan. Nama Perusahaan Vol (m³) Tahun Nilai (USD) Vol Vol Nilai (USD) (m³) (m³) Nilai (USD) Perum Perhutani - 219,920, ,256, ,653,443 2 Inhutani I a. Kayu Gergajian (m3) b. Kayu Olahan (m³) c. Daun Pintu (lbr) 700 1,144,878 1,317 2,121, , ,292, ,673, ,859,236 1, , , ,275 3 Inhutani II 1, ,903 2, ,617 1, ,996 4 Inhutani III a. Kayu Bulat (m³) b. Kayu Olahan (m³) c. Benih (Akasia & Eucalyptus) (kg) ,955 1,679,000,000 32,448 5,740,000,000 31,333 5,441,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 1,775 2,184,000,000 5 Inhutani IV Inhutani V Tahun Nama Keterangan Perusahaan Vol Vol Nilai (USD) Nilai (USD) (m³) (m³) Perum Perhutani 382,636, ,025,733 2 Inhutani I a. Kayu Gergajian (m3) b. Kayu Olahan (m³) c. Daun Pintu (lbr) 1,041 3,820,913 1,156 4,884, ,856, ,942, , ,911 3 Inhutani II ,319 1,011 91,483 4 Inhutani III a. Kayu Bulat (m³) b. Kayu Olahan (m³) c. Benih (Akasia & Eucalyptus) (kg) ,825 13,702,760,000 12,302 4,782,609, ,750, ,000,000 Data per 10 pember 09 Tahun 2009 produksi s/d Sept 09 5 Inhutani IV Inhutani V Sumber : Perum Perhutani, Inhutani I-V Keterangan : (-) tidak ada data

94 VI.1. VI.1.A. KEBAKARAN HUTAN TAKSIRAN LUAS KEBAKARAN HUTAN MENURUT FUNGSI HUTAN TAHUN Fungsi Hutan *) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Hutan Lindung 0,50 20, ,12 355,00 228, Hutan Produksi 3.277,00 886,00 82, ,34 987, Hutan Suaka Alam 58, ,45 651,80 508,70 349, Taman Wisata Alam 28,50 33,52 4,50 350,50 40, Taman Nasional 169, ,59 595, , ,42 5, Taman Hutan Raya 11,00 47,00-30,00 4, Hutan Penelitian - 9,00-2, Hutan Kota - 6,00 85, Taman Buru ,50 86, Hutan Masyarakat ,00-23, Jumlah 3.545, , , , ,62 6, Sumber : Ditjen Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : (-) : tidak ada data *) data sampai dengan Oktober 2009 Metode recording data kebakaran hutan selama ini diperoleh berdasarkan laporan dari Dinas Kehutanan dan UPT. VI.1.B. TAKSIRAN LUAS KEBAKARAN HUTAN MENURUT JENIS VEGETASI /UNIT PENGELOLAAN TAHUN Jenis Vegetasi/Unit Pengolahan (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Alang-alang/ semak ,86 268, , , , , ,81 belukar/ tanah kosong 2 Hutan Sekunder 271,50-9,00-42,00 557,60 153,25 3 Hutan Tanaman (HTI) , ,00-15, ,74-0,02 4 Tegakan Campuran 101, (Alam, Pinus sp, Sonokeling) 5 Reboisasi dan 5, ,00 3,00 37,75 - Penghijauan 6 HPH 1.907,34 1,50 265, Hutan Sekunder & 119, Tanaman & Reboisasi (Kehutanan, HPH, AMR) 8 Hutan Primer 412, ,50-9 Ex HPH 2.919,10 250, ,00 - Jumlah , , , , , , ,08 Total luas kebakaran hutan tahun 2009 adalah ha, terdiri dari: Hutan Lindung % Hutan Produksi %, Hutan Suaka Alam % Taman Wisata Alam 1.56 % Taman Nasional 46.1 %, Tahura 0.31 % Taman Buru 0.86 % Hutan Masyarakat 0.39 % HL HP HAS TWA TN THR H Pnlit H Kota TB H Masy Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : (-) tidak ada data Kebakaran hutan tahun 2003 sampai dengan 2008 paling luas terjadi pada alang-alang / semak belukar / tanah kosong. Pada tahun 2003 paling luas terjadi di HTI, dan tahun 2002 kebakaran hutan paling luas selain terjadi pada alangalang/ semak belukar/ tanah kosong, juga terjadi pada HTI Luas Kebakaran Hutan Tahun Series1 Pada tahun 2003 dan 2006 kejadian kebakaran hutan paling luas di kawasan hutan produksi. Pada tahun 2004, 2006, 2007, 2008 dan 2009 kejadian kebakaran hutan paling luas di kawasan Taman Nasional. Pada tahun 2005 kebakaran hutan paling luas di kawasan Hutan Lindung.

95 VI.1.C TAKSIRAN LUAS KEBAKARAN HUTAN MENURUT PROVINSI TAHUN Provinsi 2004 (ha) 2005 (ha) 2006 (ha) Aceh Sumatera Utara 586, ,12 315,50 3 Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi 138,40 67, ,60 7 Sumatera Selatan 953, Bangka Belitung Bengkulu ,50 10 Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat 90,00 1, ,00 14 Jawa Tengah DI.Yogyakarta Jawa Timur 1.176,67 588,80 488,99 17 Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 13,62 657,50 300,00 20 Kalimantan Barat - 4,00 85,00 21 Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur 302,00 102,00-24 Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan 84,30 82,00 2,00 29 Sulawesi Tenggara Maluku Utara Maluku Papua Papua Barat Jumlah 3.343, , ,59 VI.1.C. (Lanjutan) *) Provinsi (ha) (ha) (ha) Aceh 24, Sumatera Utara 131, Sumatera Barat 16, Riau 37, Kep. Riau Jambi 55, Sumatera Selatan 27, Bangka Belitung Bengkulu Lampung 2.532,25 2, DKI Jakarta Banten Jawa Barat 372, Jawa Tengah 516, D.I.Yogyakarta Jawa Timur 1.821, Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur 1.415, Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan 25, Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Utara Maluku Papua Papua Barat - - Jumlah 6.974,62 6, Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : (-) tidak ada data, *) data sampai dengan Oktober 2009

96 VI.1.D. JUMLAH SEBARAN TITIK PANAS YANG TERDETEKSI OLEH SATELIT NOAA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004 OKTOBER 2009 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun Provinsi Jan Peb Mar Apr Mei Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI.Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Utara Maluku Papua Papua Barat Jumlah VI.1.D. (Lanjutan). Provinsi Tahun 2009 Juni Juli Agst Sept Okt Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kep. Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI.Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Utara Maluku Papua Papua Barat Jumlah Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

97 VI.2. PENGAMANAN VI.2.A. HASIL OPERASI PENGAMANAN HUTAN TAHUN Temuan Sitaan Unit Kerja Tahun 2006 A. UPT (BKSDA, BTN) Kayu Olahan (m3) Kayu Bulat (btg/phn/tggk/ m3) Lain-lain Kayu Olahan (m3) Kayu Bulat (m3/btg/ phn) Lain-lain B. Dinas Kehutanan dan Instansi Lain Tahun 2007 A. UPT (BKSDA, BTN) 9.371, batang 11 pohon 329 tunggak , lbr m3 1,186 btng 104 phn 282 ptg 339 tunggak 25 log ky 2 pkl 6 ekor gajah 28 mbl truk 7 mobil 24 kpl layar 2 jaring 7 kpl motor 397 pkl ky bakar 14 goal para 6 gergaji 13 kapak 102 chainsaw 6 golok 56 btg bambu 3 krg arang 1 btg pakis 1 pck senjata 3 ekor penyu 22 biota laut 3 m3 kayu bakar 8 parang 30 kg arang 6 sabit 241 tlr penyu 1 jaring 1.235,88 m3 411 btg lbr btg 393 lbr 200 ptg 3 phn 4 m3 34 chainsaw 10 ton 615 ekr trenggiling 1 unit becho 1 excavator ekr kurakura ekor babi 2 alat berat 1 sepeda motor 3 kapal motor 28 truk 32 ekor buaya 22 ekor kukang 4 lbr klt harimau 1 ekor kijang 1 pkl kayu bakar 45 goalpara 1 pck sjt angin 56 kg ikan 3 kg karang merah 2 bh jerat rua 5 perangkap ikan 400 ekor penyu 2 perahu Unit Kerja Temuan Sitaan Kayu Bulat Kayu Kayu Bulat Kayu (btg/phn/tggk/ Lain-lain Olahan (m3/btg/ Lain-lain Olahan (m3) m3) (m3) phn) B. Dinas Kehutanan dan Instansi Lain udang 6 btg rotan 1 cangkul 70 kg daging rusa 8 sepatu bebek 3 baju renang 18 reripang 2 krg mutiara 2 msn motor 6 sepeda buaya 1 mesin diesel 15 golok 11 kapak 21 parang 5 gergaji 1 kepala banteng 1 kulit banteng 165 btg bambu 14 ikat bambu kg susuk angin 327,5 kg polosari 1 tanduk rusa 1 ekor jalak bali 1 kakaktua 2 ekor rangkong 1 ekor landak 1 macaca nigra 2 beruang madu 5 mobil 2 spd gayung 41 karung arang

98 Unit Kerja Temuan Sitaan Tahun 2008 Kayu Olahan (m3) Kayu Bulat (btg/phn/tggk/ m3) Lain-lain Kayu Olahan (m3) Kayu Bulat (m3/btg/ phn) Lain-lain A. UPT (BKSDA,BT N) 4,213 m batang 464 lembar 970 m3 14,499 batang 174 tggk 123 lembar papan 18 pohon 20 balok 2 balken 1 exavator 2 buldozer 5 m3 pasir 40 unit rumah 3 perahu motor 1 lubang PETI 21 cheinsaw 12 km jalan 10 parang 1 msn dongpeng 171 tggk 1 perahu 93 karung pakis 1 golok 748 pkl ky bkr 10 kapak 6 ekor burung 13 ikat rotan 23 btg pralon 5 m3 pasir 6 tggk kayu 1 gergaji 6 ikat ky bkr 6 ikat injuk 30 kg rebung 60 btg bamboo 3 mesin genset 1 radio rig 2 HT 1 mesin pompa 41 m btg 179 ptg 733 m3 141 btg 1 kg potassium 2 mesin genset 1 radio rig 76 parang 18 kampak 5 sepeda motor 8,000 batang rotan 1 ekor owa jawa 7 chainsaw 30 ekor burung 1 truk kayu 1 mobil carry 1 pucuk senpi 245 pkl ky bkr 6 m3 pasir 9 truk 13 ikat rotan 56 kg ikan 90 kg rebung 4 senapan angin 12 ikat ky bkr 7 tggk 12,941 batang bambu 976 sak pakis 1,420 anakan eboni 468 telur penyu 3 m3 ky bakar 5 ekor merak 1 cangkul 4 gergaji 60 ekor gelatik 15 kapak 23 ikat kayu bakar 4 cikar 1 ekor induk ayam 2 HT Unit Kerja Temuan Sitaan Kayu Olahan (m3) Kayu Bulat (btg/phn/tggk/ m3) Lain-lain Kayu Olahan (m3) Kayu Bulat (m3/btg/ phn) Lain-lain B. Dinas Kehutanan dan Instansi Lain 4, m3 4,481 btg 464 lbr m3 14,241 btg 280 ptg 123 lbr 2 balken 18 phn 174 tggk 20 balok 1 alat selam 45 lobser 1 set alat PETI 1 heliped 2 mobil 2 truk 1 exavator 2 buldozer 41 unit rumah 3 perahu mtr 12 km jalan 20 cheinsaw 8 parang 1 msn dongpeng 148 tggk 1 perahu 1 golok 62 krng pakis 1 lubang PETI 1,320 btg m3 175 lbr 179 ptg 733 m3 141 btg 1 mesin pompa 2 perahu motor 1 alat selam 45 lobser 76 parang 33 kampak 5 spd motor 8,000 btg rotan 7 chainsaw 10 truk 1 pck senpi 13 ikat rotan 1 ekr owa jawa 245 pkl ky bkr 35 ikat ky bkr 56 kg ikan 6 m3 pasir 7 tggk

99 VI.2.A. (LANJUTAN) Temuan Sitaan Unit Kerja Kayu Bulat Kayu Kayu Lain-lain Kayu Olahan (btg/phn/tggk/ Olahan Bulat Lain-lain (m3) m3) (m3) (m3/btg/ph n) Tahun 2008 (LANJUTAN) B. Dinas Kehutanan dan Instansi Lain 732 pkl ky bkr 9 kapak 6 ekr burung 31 krg pakis 13 ikat rotan 23 btg pralon 1 gergaji 5 m3 pasir 3 Mesin genset 1 radio rig 2 HT 1 mesin pompa 3 ikat injuk 15 kg rebung 1 alat selam 45 lobser 1 set alat PETI 1 heliped 2 mobil 2 truk 90 ekr burung 12,941 btg bambu 468 tlr penyu 90 kg rebung 976 sak pakis 4 gergaji 3 m3 ky bkr 4 senapan angin 5 ekr merak 1 ekr induk ayam 4 cikar 1 kg potasium VI.2.B. TENAGA PENGAMANAN HUTAN TAHUN Tenaga Pengaman 2001 (orang) 2002 (orang) 2003 (orang) 2004 (orang) 2005 (orang) 2006 (orang) 2007 (orang) 2008 (orang) Polisi kehutanan (POLHUT) Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya (TPHL) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perwira Pembina POLHUT (PABIN) Satpam HPH Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : (-) tidak ada tenaga Sumber : Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : ( - ) : Data tidak tersedia

100 VI.2.C. SARANA PENGAMANAN HUTAN TAHUN Jenis Sarana/Prasarana Satuan Sarana Pengamanan a. Senjata api - Laras Pendek/Genggam jenis Cz-83 pucuk Laras Panjang Jenis PM 1 A1 pucuk b. Senjata api lainnya - Laras Pendek/Genggam pucuk Laras Panjang pucuk Senjata Laras Panjang Molot pucuk c. Senjata bius - Laras Pendek/Genggam pucuk Laras Panjang pucuk d. Borgol buah e. Sangkur/Pisau buah f. Amunisi : - Senjata Api Genggam/panjang butir Amunisi senjata api genggam butir Amunisi senjata api laras panjang butir Amunisi senjata api laras panjang Molot butir Sarana Angkutan/Transportasi a. Kendaraan Roda 4 buah b. Kendaraan Roda 2 buah c. Speed Boat buah d. Motor Tempel buah Sarana Komunikasi a. Radio Komunikasi buah b. Req. buah c. HT buah d. SSB buah Sarana Lain-lain a. Pos Pemeriksaan Hasil Hutan buah b. Gudang Barang Sitaan buah c. Kandang Satwa Sitaan buah d. Pusat Rehabilitasi Satwa buah e. Tempat Penangkaran Satwa buah f. Kerangkeng Angkut Satwa buah g. Lemari Senjata Api buah VI.2.C. (Lanjutan). Jenis Sarana/Prasarana Satuan Sarana Pengamanan a. Senjata api - Laras Pendek/Genggam jenis Cz-83 pucuk Laras Panjang Jenis PM 1 A1 pucuk ,894 b. Senjata api lainnya - Laras Pendek/Genggam pucuk Laras Panjang pucuk Senjata laras panjang Molot pucuk c. Senjata bius 59 - Laras Pendek/Genggam pucuk Laras Panjang pucuk d. Borgol buah e. Sangkur/Pisau buah f. Amunisi : - Senjata Api Genggam/panjang butir - Amunisi senjata api genggam butir ,078 - Amunisi senjata api laras panjang butir ,084 - Amunisi senjata api laras panjang molot butir Sarana Angkutan/Transportasi a. Kendaraan Roda 4 Unit b. Kendaraan Roda 2 Unit c. Speed Boat Unit d. Motor Tempel (perahu) Unit e. Kapal Patroli 36 m Unit f. Floating Station Unit g. Rubber Boat Unit h. Perahu Tempel Unit i. Pesawat Trike Unit Sarana Komunikasi a. HP Satelit buah b. Req. buah c. HT buah d. SSB buah Sarana Navigasi a. GPS Unit b. Kompas Unit c. Kamera Unit d. Binokuler Unit f. Alat SAR Unit

101 VI.2.C. (Lanjutan). Jenis Sarana/Prasarana Satuan Sarana Lain-lain a. Pos Pemeriksaan Hasil Hutan buah b. Gudang Barang Sitaan buah c. Kandang Satwa Sitaan buah d. Pusat Rehabilitasi Satwa buah e. Tempat Penangkaran Satwa buah f. Kerangkeng Angkut Satwa buah g. Lemari Senjata Api buah Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : ( - ) : Tidak ada data VI.3. PERLINDUNGAN VI.3.A. JUMLAH SATWA DAN TUMBUHAN YANG DILINDUNGI 1997/ Kelas satwa yang dilindungi Tahun Mamalia Aves Reptilia Pisces Insecta Molusca Crustacea Anthozoa Bivalvia / / / VI.3.A. (Lanjutan) Tahun Kelas Tumbuhan yang dilindungi Palmae Rafflesiceae taceae paceae Plant naceae Cykas Orchida- Nephen- Dipterocar- Araceae Parasite Apocy / / / Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : ( - ) : Tidak ada kelas satwa/ tumbuhan yang dilindungi

102 VI.3.B. JUMLAH PENANGKAR SATWA DAN TUMBUHAN TAHUN Provinsi Jumlah Perusahaan Penangkar Tumbuhan & Satwa Liar yang dilindungi Tumbuhan & Satwa Liar yang Tidak dilindungi A Tumbuhan 1 Sumatera Utara Jawa Barat Jawa Timur Sulawesi Selatan B Jumlah A Satwa 1 Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Bengkulu Sumatera Selatan Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur VI.3.B. (Lanjutan) Provinsi Tumbuhan & Satwa Liar yang dilindungi Jumlah Perusahaan Penangkar Tumbuhan & Satwa Liar yang Tidak dilindungi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Papua Jumlah B Sumber : Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Keterangan : (-) tidak ada perusahaan penangkar

103 VII.1. Capaian Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Tahun 2008 Program Litbang Kehutanan Hasil I Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari 4 hasil penelitian teknologi dan kelembagaan pengelolaan hutan alam produksi lestari II Pembangunan & Pengelolaan Hutan Tanaman 4 hasil penelitian teknologi peningkatan efisiensi pemanenan hutan tanaman 4 hasil penelitian dan pengembangan jenis cendana (Santalum album) 1 hasil penelitian uji genetik jati (Tectona grandis) 6 hasil penelitian biteknologi pemanfaatan mikroba tanah 1 hasil penelitian biofarmaka sektor kehutanan 4 hasil penelitian dan pengembangan kayu putih (Melaleuca cajuputi) 1 hasil penelitian dan pengembangan jenis pulai (Alstonia scholaris) 2 hasil penelitian dan pengembangan ulin (Eusideroxylon zwageri) 1 hasil penelitian dan pengembangan jenis sukun (Arthocarpus altilis) 2 hasil penelitian dan pengembangan jenis araucaria (Araucaria cunninghamii) 1 hasil penelitian dan pengembangan jenis sengon (Falcataria moluccana) 3 hasil penelitian dan pengembangan jenis acacia dan eucaliptus 1 hasil penelitian dan pengembangan pemuliaan jenis acacia dan eucaliptus 2 hasil penelitian dan pengembangan jenis merbau (Intsia bijuga) 2 hasil penelitian dan pengembangan jenis suren (Toona spp) 7 hasil penelitian silvikultur hutan tanaman penghasil kayu pertukangan 3 hasil penelitian teknologi pencegahan dan pengendalian hama, penyakit dan gulma hutan tanaman 3 hasil penelitian pertumbuhan dan hasil tegakan hutan tanaman 1 hasil penelitian pengelolaan lingkungan hutan tanaman Program Litbang Kehutanan Hasil hasil penelitian silvikultur hutan tanaman penghasil kayu pulp 1 hasil penelitian teknologi dan kelembagaan pengendalian kebakaran hutan 1 hasil penelitian silvikultur hutan tanaman penghasil HHBK 11 hasil penelitian dan pengembangan teknologi perbenihan tanaman hutan III IV VI VII Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan / Lahan Kritis Pengelolaan Kawasan Yang Dilindungi dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati Peningkatan Budidaya HHBK untuk Mendukung Usaha Kecil-Menengah Tekno-Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan 11 hasil penelitian teknologi dan kelembagaan rehabilitasi lahan terdegradasi 5 hasil penelitian teknologi dan kelembagaan rehabilitasi lahan gambut 1 hasil penelitian mitigasi perubahan iklim 1 hasil penelitian teknologi dan kelembagaan rehabilitasi hutan mangrove 5 hasil penelitian sistem karakteristik DAS 1 hasil penelitian teknik pencegahan dan pengendalian hama penyakit dan gulma tanaman hutan 11 hasil penelitian teknologi konservasi biodiversitas flora langka 2 hasil penelitian teknologi konservasi biodiversitas fauna langka 1 hasil penelitian teknologi konservasi biodiversitas flora 1 hasil penelitian model pengelolaan taman nasional 1 hasil penelitian kajian kebijakan kehutanan perbaikan tata kelola kehutanan melalui penataan kebijakan dan kelembagaan kehutanan 3 hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas dan kualitas produk ulat sutera 2 hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas dan kualitas produksi gaharu 6 hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas dan kualitas HHBK 2 hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas dan kualitas madu 2 hasil penelitian teknologi peningkatan produktivitas dan kualitas produk sutera alam 2 hasil penelitian teknologi pengolahan energi cair terbarukan 4 hasil penelitian teknologi peningkatan kualitas dan diversifikasi produk industri pengolahan kayu dan non kayu

104 Program Litbang Kehutanan Hasil VIII Pemanfaatan dan Pemasaran Jasa Hutan 5 hasil penelitian teknologi pemanfaatan limbah pembalakan dan industri untuk peningkatan nilai tambah 2 hasil penelitian rekayasa alat dan substitusi bahan pembantu industri hasil hutan 2 hasil penelitian teknologi dan kelembagaan pemanfaatan jasa hutan sebagai penyerap karbon 1 hasil penelitian pengelolaan lingkungan jasa hutan IX Biologi Hutan dan Sifat Dasar Hasil Hutan 3 hasil penelitian sifat dasar jenis kayu andalan setempat dan kayu potensial X Pemantapan Kelembagaan Sektor Kehutanan Sumber : Badan Litbang Kehutanan 3 hasil penelitian tata kelola hutan 1 hasil penelitian kajian kebijakan tata niaga dan tata usaha hasil hutan VII.2. Hasil-Hasil Penemuan Badan Litbang Kehutanan yang Sudah/Dalam Proses Mendapatkan Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) s/d Oktober 2009 Tahun Jumlah Jenis Temuan/Karya Keterangan Metode Pengolahan Kayu sawit untuk Pembuatan Produk Kayu Utuh (Solidwood) Program Komputer Atlas Kayu / Computer Program for wood 1 Design Industri Peralatan Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan (Poma Pacitan, Pompa Gendong, Jufa, Keprok, Portable water tank, Stik Jarum)/ Patens Right and industrial design for forest/land fire extinguisher equipments 1 Karya Tulis atas judul Proaktif / Copyright for paper titled Proactive Paten ID tanggal 12 vember tanggal 30 Juni 2006 Sudah diusulkan/ proposed Sudah diusulkan / Proposed 1 Mikoriza (Proses/komposisi jamur, tanah liat Sudah diusulkan / Proposed Tahun Jumlah Jenis Temuan/Karya Keterangan 1 Teknologi gaharu / Patent right for technology of gaharu 1 Teknologi Penangkaran Rusa Timor / Patent right for Timorensie Deer Breeding Technology 1 Teknologi Penangkaran Burung Bayan Sumba / Patent Right for Suma Parrot Breeding Technology 1 Bambu Lumina / Patent right for Bamboo Lumina Akan diusulkan / Will be proposed Akan diusulkan / Will be proposed Akan diusulkan / Will be proposed Akan diusulkan / Will be proposed 1 Biodisel / Patent right for Biodisel Akan diusulkan / Will be proposed 1 Program Komputer Teknologi Identifikasi Kayu / Copy right for computer program for wood identification technology Akan diusulkan / Will be proposed Varietas jenis kayu putih, Acacia dan Eucalyptus Dalam proses pengusulan / In process 1 Perekat Tanin Untuk Produksi Perkayuan Permohonan uji substantif / Application for substantive examination 1 Proses Esterfikasi Transesterifikasi Permohonan uji substantif / Application for substantive examination 1 Teknik Produksi Cuka Kayu Terpadu dengan Arang Permohonan uji substantif / Application for substantive examination 1 Wesyan Alat Ukur Diameter Pohon Permohonan uji substantif / Application for substantive examination 1 Kereta Angkut Kayu Km Exp-I pada Sistem Kabel Layang 1 Teknologi Rekayasa Produksi Gaharu / Gaharu production engineering technology Permohonan uji substantif / Application for substantive examination Sudah terdaftar pada tanggal 4 Desember 2008 dengan nomor permohonan P dan telah dilakukan pemeriksaan formatif. Saat ini menunggu proses pengumuman dan pemeriksaan substantif / Listed on 4 December 2008 with application number P , formatif examination had been done

105 Tahun Jumlah Jenis Temuan/Karya Keterangan Formula Pengendali Penyakit Karat Tumor pada Tanaman Sengon 1 Booklet Pengendali Penyakit Karat Tumor pada Tanaman Sengon Sumber : Badan Litbang Kehutanan and in the process of announcement and substantive examination Dalam proses pengusulan hak paten dengan nomor permohonan hak paten C tanggal 11 Juni 2009 / In process Dalam proses pengusulan hak cipta dengan nomor permintaan hak cipta booklet P tanggal 15 Mei 2009 / In process VII.3 Daftar Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) s/d Oktober 2009 Lokasi/ Kabupaten Luas (ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja Haur Bentes, Kab. Bogor 2 Cikampek, Kab. Purwakarta 100,00 SK Menhut.288/Kpts- II/2003, tgl ,00 SK Menhut.305/Kpts- II/2003, tgl Model pertumbuhan jenis dipterocarpaceae - Teknik budidaya meranti penghasil dipterocarpaceae - Teknik penanaman dengan sistem lebar jalur - Hama dengan penyakit pada tanaman dipterocarpaceae - Potensi tanaman dipterocaraceae dalam menyerap karbon - Teknik budidaya beberapa jenis rotan - Teknik budidaya eboni - Potensi tanaman dalam menyerap karbon - Pengembangan labah madu untuk masyarakat sekitar hutan penelitian - Model pertumbuhan jenis bahaya - Kajian metode - P3HT - P3HT Lokasi/ Kabupaten Luas (ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja Yanlapa, Kab. Bogor 4 Carita, Kab. Pandeglang 5 Wonogiri, Kab. Wonogiri 6 Sumberweringin, Kab. Bondowoso 7 Padekan Malang, Kab. Situbondo 47,00 SK Menhut.60/ Menhut- II/2005, tgl ,00 SK Menhut.290 /Kpts- II/2003, tgl ,25 SK Menhut.60/Menhut- II/2004, tgl ,60 SK Menhut.221/Menhut- II/2004, tgl ,40 SK Menhut.293/ Kpts- II/2003, - Uji introduksi jenis unggulan - Uji introduksi tanaman dengan CMA (Cendawan Mikoriza Arbuskula) - Pola pemanfaatan lahan dengan aneka usaha kehutanan (AUK) - Pengayaan tanaman pada KHDTK dengan jenis andalan yang unggul - Penelitian taksonomi - Penelitian denroloogi - Penelitian ekologi hutan - Penelitian budidaya hutan - Penelitian pengaruh hutan - Penelitian konservasi sumber daya alam hayati - Penelitian perlindungan hutan - Penelitian satwa luar langka - Penelitian hasil hutan bukan kayu - Penelitian ekowisata - Penelitian agroforestry dan sosial ekonomi sumberdaya hutan dan masyarakat sekitar hutan Penelitian acacia, ekaliptus dan jati - Penelitian aracauria, merbau dan ulin - Pemeliharaan arboretum - Pemeliharan arboretum - Kegiatan penelitian P3HT dengan - P3HT - P3HKA - P3HKA B2P BPTH Yogyakarta B2P BPTH Yogyakarta B2P BPTH Yogyakarta

106 Lokasi/ Kabupaten Luas (ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja Lokasi/ Kabupaten Luas (ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja Watusipat, Kab. Gunung Kidul 9 Playen, Kab. Gunung Kidul 10 Gombong, Kab. Kebumen 11 Cemoro, Kab. Blora 12 Modang, Kab. Blora 13 Aek Nauli, Kab. Simalungun 14 Aek Godang, Kab. Tapsel 15 Siali-Ali, Kab.Tapsel 16 Benakat, Kab. Muara Enin 17 Kemampo, Kab. Musi tgl ,00 SK Menhut.395/Kpts II/2004, tgl ,00 SK Menhut.395/Menhut- II/2004, tgl ,00 SK Menhut.76 /Menhut- II/2004, tgl ,00 SK Menhut.89 /Menhut- II/2004, tgl ,00 SK Menhut.89 /Menhut- II/2004, tgl ,00 SK Menhut.39 /Menhut- II/2004, tgl ,40 SK Menhut.78 /KPTS- II/2004, tgl ,10 SK Menhut.77 /Menhut- II/2004, tgl ,80 SK Menhut.111/Menhut- II/2004, tgl ,00 SK Menhut.57 Menhut- Universitas Jember (UNEJ) - Penelitian jati dan cendana - Pemeliharaan arboretum Penelitian kayu putih, merbau, jati, pulai, sukun dan cendana Kajian optimalisasi luasan penutupan lahan hutan terhadap tata air - Kajian optimalisasi luasan penutupan lahan hutan terhadap tata air - Permodelan Hidrologi Jasa lingkungan Percobaan pengelolaan tanah, pemupukan dan pengamatan pertumbuhan hutan tanaman pinus - Silvikultur hutan tanaman - Konservasi - Teknik silvikultur tembusi dan meranti merah - Demplot kayu putih - Teknik pengendalian gulma pada hutan tanaman - Sosial forestry di Benakat - Uji jarak tanam ekaliptus pelita B2P BPTH Yogyakarta B2P BPTH Yogyakarta BPK Solo BPK Solo BPK Solo BPK Aek Nauli BPK Aek Nauli BPK Aek Nauli BPK Palembang BPK Palembang 18 Kepau Jaya, Kab. Kampar 19 Samboja, Kab. Kutai Kartanegara 20 Sebulu, Kab. Kutai Kartanegara 1.027,00 SK Menhut.74 Menhut- II/2004, tgl SK Menhut.201/Menhut- II/2004, tgl ,60 SK Menhut.203/Menhut- II/2004, tgl Penelitian tumpang sari antara gaharu, mahang, bintangur, nyamplung dengan sawit - Penelitian aplikasi jenis tanaman penghasil pulp pada lahan gambut - Pemeliharaan ulin - Gaharu - Plasma nutfah pohon asli Kalimantan (Shorea leprosula, Shorea johorensis, Shorea parvifolia, Shorea parvistipulata) - Plasma nutfah pohon lokal (nangka, hau, kiwi, durian, langsat, rambai, cempaka, lai, manggis hutan, asam kumanjin, rambutan, terap, kecapi, binjai, dll) - Teknik pembiakan kultur jaringan mahoni, jati, sungkai, ulin dan jenis dipterocarpaceae - Fiksasi karbon pada lokasi penanaman sungkai dan gmelina, padang alang-alang di hutan skunder - Uji berbagai jarak tanam, dan kombinasi metode penanaman dari berbagai jenis dipterocarpaceae dan BPHP Serat Kuok BPTP Samboja B2P Dipterokarpa

107 Lokasi/ Kabupaten Luas (ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja Lokasi/ Kabupaten Luas (ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja Sangai, Kab. Kota Waringin Timur 22 Riam Kiwa, Kab.Banjar 23 Kintap, Kab. Tanah Laut 630,10 SK Menhut.98 /Menhut- II/2005, tgl 15 April ,00 SK Menhut.75/ Menhut- II/2004, tgl ,00 SK Menhut.83 /Menhut- II/2004, tgl jenis-jenis lain seperti gaharu dan ulin. - Growth & yield dengan pembangunan PUP - Penelitian intersepsi curah hujan dan pengukuran iklim - Pengumpulan herbarium - Biodiversitas amphibi - Pembuatan model pertumbuhan hutan (SYMFOR) - Penerapan program Forest Inventory and Product Linkage Program dan Reduced Impact Logging (RIL) - Fisiologi pohon, mikoriza - Kajian status IPTEK penanggulangan kebakaran hutan - Kajian teknologi dan kelembagaan pengendalian kebakaran hutan - Uji silvikultur jenis pulai - Silvikultur hutan tanaman campuran - Pengelolaan lingkungan hutan tanaman - Pemeliharaan jenis pohon dan pengembangan teknik rehabilitasi di lahan gambut - Teknik budidaya persyaratan tumbuh dan sebaran jenis Shorea johorensis. - Uji silvikultur jenis ulin - Pengelolaan lingkungan hutanan tanaman B2P Dipterokarpa BPK Banjarbaru BPK Banjarbaru 24 Tumbang Nusa, Kalteng 25 Rantau, Kab. Tapin 26 Borisallo, Kab. Gowa 27 Mangkendek, Kab. Tana Toraja 28 Malili, Kab. Luwu Timur 29 Hambala, Kab. Sumba Timur 5.000,00 SK Menhut.76 /Menhut- II/2005, tgl ,00 SK Menhut.177/Menhut- II/2005, tgl 29 Juni ,00 SK Menhut.367/Menhut- II/2004, tgl ,00 SK Menhut.367/Menhut- II/2004, tgl ,7 SK Menhut.367/Menhut- II/2004, tgl ,42 SK Menhut.136/Menhut- II/2004, tgl Kajian status IPTEK penanggulangan kebakaran hutan - Kajian teknologi dan kelembagaan pengendalian kebakaran hutan - Inokulasi mikoriza lokal dan pembuatan demplot jenis Ganystylus bancanus dan Shorea balangeran - Pemuliaan alami stok karbon hutan pasca kebakaran di rawa gambut Kalteng - Inokulasi ganda ektomikoriza dan bakteri lokal pada beberapa jenis tanaman rawa gambut untuk peningkatan pertumbuhan. Uji silvikultur jenis jati Social forestry Kawasan konservasi tanah dan air, silvikultur hutan dataran tinggi Silvikultur hutan alam dan jenis unggulan lokal - Teknik Silvikultur hutan non kayu - Teknis rehabilitasi lahan terdegradasi BPK Banjarbaru BPK Banjarbaru BPK Makassar BPK Makassar BPK Makassar BPK Kupang

108 Lokasi/ Kabupaten Luas (ha) Dasar Hukum Kegiatan Penelitian Unit Kerja VII.4 Jumlah Profesor Riset dan Peneliti Utama Badan Litbang Kehutanan s/d Oktober Rarung, Kab Lombok Tengah, NTB 31 Nusa Penida, Kab. Klungkung - Bali 32 Labanan, Kab. Berau 33 Kaliurang, Kab. Sleman 306,60 SK Menhut.390/Kpts- II/2004, tgl ,70 SK Menhut.459/Kpts- II/2005, tgl 13 Desember SK Menhut.121/Menhut- II/2007, tgl 2 April SK Menhut 455/Menhut- II/2005, tgl Silvikultur dua banga untuk pembangunan hutan tanaman dua banga - Silvikultur kinclung - Teknik budidaya gaharu - Uji keturunan ampupu - Silvikultur pengembangan tanaman lokal - Pembuatan model hutan kemasyarakatan - Budidaya kemiri - Demplot percobaan - Penelitian konservasi mata air - Penelitian rehabilitasi lahan alang-alang - Penelitian penangkaran rusa Timor Penyusunan grand design Pengelolaan KHDTK Rarung Penyusunan drand design Pengelolaan KHDTK Nusa Penida dengan fungsi hutan lindung Teknik silvikultur Pemeliharaan arboretum BPK Mataram BPK Mataram B2P Dipterokarpa B2P BPTH Yogyakarta Jabatan Bidang Kepakaran Jumlah (orang) Prof. Riset / Peneliti Utama Pemuliaan Pohon 1 Eksploitasi Hutan 1 Pengolahan Hasil Hutan 3 Keteknikan dan Pemanenan Hutan Silvikultur 1 Biologi Satwa Liar 2 Jumlah Peneliti Utama Hidrologi dan Konservasi Tanah Konservasi Sumber Daya Hutan Silvikultur 4 Pengolahan Hasil Hutan 9 Hasil Hutan 1 Entomologi 1 Hasil Hutan Bukan Kayu 1 Keteknikan dan Pemanenan Hutan Ekonomi Kehutanan 1 Jumlah 2 23 Jumlah Sumber : Badan Litbang Kehutanan Sumber : Badan Litbang Kehutanan

109 VII.5 Laboratorium Badan Litbang Kehutanan s/d Oktober 2009 Nama Laboratorium Unit Kerja Laboratorium Hama P3HKA 2 Laboratorium Hama dan Penyakit Hutan P3HT, B2P Dipterokarpa, BPK Palembang, BPTP Bogor 3 Laboratorium Mikrobiologi P3HKA, BPK Makassar 4 Laboratorium Botani P3HKA 5 Laboratorium Benih P3HKA, BPTP Bogor 6 Laboratorium Benih/Biologi/Reproduksi B2P BPTH Yogyakarta 7 Laboratorium Penangkaran Satwa P3HKA 8 Laboratorium Tanah P3HKA, B2P Dipterokarpa, BPK Aek Nauli, BPHPS Kuok, BPK Mataram 9 Laboratorium Tanah dan Hidrologi BPK Solo 10 Laboratorium Silvikultur B2P Dipterokarpa, BPK Aek Nauli, BPK Makassar, BPK Manokwari 11 Laboratorium Sutera Alam P3HKA 12 Laboratorium Penguji Hasil Hutan Terpadu (terakreditasi dengan standar ISO/IEC ) 13 Laboratorium Keteknikan Hutan dan Pemungutan Hasil 14 Laboratorium Biologi dan Pengawetan Hasil Hutan P3HH P3HH P3HH 15 Laboratorium Pemanfaatan Hasil Hutan P3HH, BPK Aek Nauli 16 Laboratorium Pengolahan HHBK P3HH, BPK Mataram 17 Laboratorium Pengujian HHBK BPK Mataram 18 Laboratorium Pengolahan Hasil Hutan B2P Dipterokarpa 19 Laboratorium Pengelolaan Kimia dan Energi Hasil Hutan P3HH 20 Laboratorium Fisika Mekanika Kayu BPK Makassar 21 Laboratorium Anatomi Kayu BPK Makassar 22 Laboratorium Genetika Molekuler B2P BPTH Yogyakarta 23 Laboratorium Data B2P BPTH Yogyakarta 24 Laboratorium Kultur Jaringan B2P BPTH Yogyakarta, BPK Makassar 25 Laboratorium Hidrologi BPK Aek Nauli 26 Laboratorium Madu BPHPS Kuok 27 Laboratorium Kimia BPHPS Kuok 28 Laboratorium GIS dan Penginderaan Jauh BPK Solo 29 Laboratorium Flora dan Fauna BPK Mataram Nama Laboratorium Unit Kerja Laboratorium Dasar BPK Banjarbaru 31 Laboratorium Ekologi Hutan dan Konservasi Alam BPK Makassar 32 Laboratorium Konservasi Sumber Daya Hutan BPK Manokwari 33 Laboratorium Social Forestry BPK Makassar Sumber : Badan Litbang Kehutanan

110 VIII.1. REKAPITULASI JUMLAH PNS DEPARTEMEN KEHUTANAN MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN PUSAT Tingkat **) Pendidikan (*) L P L P L P L P S S S D SLTA SLTP SD Jumlah B. UPT Tingkat **) Pendidikan (*) L P L P L P L P S S S D SLTA SLTP SD Jumlah (Sumber : Biro Kepegawaian) Keterangan : *) Total pegawai Dephut Tahun 2004 (tidak tersedia data berdasarkan jenis kelamin) **) Data sampai dengan pember 2009 VIII.2. REKAPITULASI JUMLAH PNS DEPARTEMEN KEHUTANAN MENURUT GOLONGAN TAHUN A. PUSAT Golongan **) ( * ) L P L P L P L P Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I Jumlah B. UPT Golongan **) ( * ) L P L P L P L P Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I Jumlah (Sumber : Biro Kepegawaian) Keterangan : * Total pegawai Dephut Tahun 2004 (tidak tersedia data berdasarkan jenis kelamin) **) Data sampai dengan pember 2009 Rekapitulasi Jumlah PNS Dephut Menurut Golongan Tahun Rekapitulasi Jumlah PNS UPT Dephut Menurut Golongan Tahun Rekapitulasi Jumlah PNS Dephut Menurut Tingkat Pendidikan Tahun Rekapitulasi Jumlah PNS UPT Dephut Menurut Tingkat Pendidikan Tahun

111 VIII.3 : REKAPITULASI JUMLAH DAN SEBARAN PNS BUMN DEPARTEMEN KEHUTANAN MENURUT PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2008 Unit Kerja S3 S2 S1/D4 D3 Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Badan Usaha Milik Negara PERUM 1 PERHUTANI INHUTANI I INHUTANI II INHUTANI III INHUTANI IV INHUTANI V Jumlah VIII.3 Lanjutan Unit Kerja SLTA SLTP SD JUMLAH Perempuan Perempuan Perempuan Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Perempuan TOTAL Badan Usaha Milik Negara PERUM PERHUTANI INHUTANI I INHUTANI II INHUTANI III INHUTANI IV INHUTANI V Jumlah Sumber : Perum Perhutani, Inhutani I-V Keterangan : ( - ) = Tidak ada pegawai/pns S3 = Strata 3 (Doktoral ) S2 = Strata 2 (Magister) S1 = Strata 1 (Sarjana) D4 = Diploma 4 D3 = Diploma 3 SLTA = Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP = Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SD = Sekolah Dasar

112 VIII.4. REKAPITULASI JUMLAH DAN SEBARAN PNS BUMN DEPARTEMEN KEHUTANAN MENURUT GOLONGAN DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2008 Unit Kerja Lakilaki Gol. IV Gol. III Gol. II Gol. I JUMLAH Perem Lakilaki Perem Laki- Perem Laki- Perem Lakilaki puan puan laki puan laki puan Perem puan PERUM 1 PERHUTANI 6 2 INHUTANI I INHUTANI II INHUTANI III INHUTANI IV INHUTANI V Jumlah/ I Sumber: Perum Perhutani, Inhutani I-V Keterangan : Data sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 ( - ) = Tidak ada pegawai/pns 8 -

113 VIII.5. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN TAHUN PESERTA (ORANG) Bidang Pelatihan *) PENDIDIKAN 1.1 SKMA Diploma IV Sarjana Magister/S2 di Dalam Negeri dan Luar Negeri Doktor/S3 di Dalam Negeri dan Luar Negeri DIKLAT PEGAWAI 2.1 Diklat Prajabatan Diklat Dalam Jabatan Diklat Struktural Diklat Teknis ( 6 Bidang Diklat) Diklat Fungsional DIKLAT NON PEGAWAI 3.1 Diklat Teknis Kehutanan ( 6 bidang Diklat) Sumber : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Keterangan : *) Data sampai dengan bulan September 2009 VIII.6. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN Sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Departemen Kehutanan terdiri dari PNBP Sumber Daya Alam (Pend. Iuran Tetap, Dana Reboisasi, Provisi Sumber Daya Hutan, Iuran Hak Pengusahaan Hutan, Dana Pengamanan Hutan, Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan, IASL/TA) dan PNBP Lainnya PNBP SDA yang berasal dari Dana Reboisasi selama periode 5 tahun terakhir jumlahnya paling besar dibandingkan dari sumber lainnya. Jenis Penerimaan A. PNBP SDA 1. Pend. Iuran Tetap Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) D R P S D H I H P H D P H D P E H IASL / TA Pungutan masuk objek wisata alam B. PNBP Lainnya Jumlah

114 VIII.6. Lanjutan. Jenis Penerimaan A. PNBP SDA 1. Pend. Iuran Tetap *) Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) Target (Rp) Realisasi (Rp) D R P S D H I H P H , D P H D P E H IASL / TA Pungutan masuk objek wisata alam B. PNBP Lainnya Jumlah ,2 Sumber : Biro Keuangan, Setjen Keterangan :*) Data sampai dengan bulan Oktober VIII.7. REALISASI ANGGARAN LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN Unit Kerja *) (x Rp) (x Rp) (x Rp) (x Rp) (x Rp) SETJEN ITJEN DITJEN PHKA DITJEN RLPS DITJEN BPK DITJEN PLAN BALITBANG Jumlah ,177,606,303, Sumber : Biro Keuangan, Setjen; Inspektorat Jenderal; Ditjen PHKA; Ditjen RLPS; Ditjen BPK Ditjen Planologi Kehutanan; Badan Litbang Kehutanan. Keterangan : *) Data sampai dengan bulan September 2009 VIII.8. REALISASI PENYALURAN PROVISI SUMBER DAYA HUTAN (80%) DAN DANA ALOKASI KHUSUS DANA REBOISASI (40%) Tahun Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) (x Rp) Dana Reboisasi (DR) (x Rp) , ,73, , , , , , , , , (sd Sept)*) Sumber : Biro Keuangan, Setjen Keterangan : *) Data sampai dengan bln September 2009

115 VIII.9. DAFTAR PROYEK/ PROGRAM KERJA SAMA LUAR NEGERI (KLN) DI LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Forest Law Enforcement and Government on Trade Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Jambi (di 3 Taman Nasional) Direktorat Jenderal PHKA (Uni Eropa thn ) 8 tahun yang terbagi menjadi 2 Phase 1 : s/d 31/12/2011 Phase 2 : s/d 31/12/ Kayan Mentarang National Park Management Project (KMNP-MP) Jerman/GTZ Desember 2005-Desember 2010 Ditjen PHKA WWF-Indonesia Euro 14,981,000 Euro Tujuan : - Secara umum dari The EC-Indonesia FLEGT Support Project adalah untuk mempromosikan peran hutan dalam pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan di Indonesia. - Menunjukkan peranan hutan dalam pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan setara. Kegiatan Pokok : 1. Penyempurnaan undang-undang kehutanan serta penegakannya 2. Penyempurnaan tata kelola sektor kehutanan dengan meningkatkan tanggung gugat dan transparansi 3. Mengurangi perdagangan hasil hutan illegal dan meningkatkan perdagangan legal 4. Penilaian Sistem silvikultur yang ada saat ini berdasarkan informasi yang ada dan sistem yang cocok yang dapat diterima serta diterapkan oleh pihak terkait 5. Melakukan koordinasi kegiatan dan hubungan FLEGT di antara para donor, organisasi internasional lainnya (Misal: ASEAN) dan Pemerintah Indonesia. Tujuan: Keanekaragaman Hayati dan SDH di Taman Nasional Kayan Mentarang dilindungi secara efektif melalui pengelolaan Taman Nasional secara kolaboratif.. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Hasil yang diharapkan: 1. Pengembangan kapasitas institusi a. Pengembangan Kapasitas manajemen Balai TN Kayan Mentarang untuk implementasi Renstra b. Mendorong pegawai TN untuk mengenal lebih lanjut mengenai Renstra dan mekanisme kolaboratif sebagai dokumen legal binding c. Penguatan dan operasionalisasi peranan DP3K sebagai penasehat dan badan supervisor. d. Dukungan bagi implementasi praktis model consessus boundary e. Analisa landscape stakeholders sebagimana melibatkan stakeholder lain (tingkat lokal) dalam implementasi project. 2. Perencanaan dan mobilisasi SDH a. Menetapkan strategi penggalangan dana (termasuk PES) untuk pengelolaan TN b. Mengamankan dana operasional untuk DP3K c. Mobilisasi pendanaan untuk demarkasi swift boundary 3. Integritas area a. Dukungan bagi definisi kawasan penyangga b. Fasilitasi dalam kaitannya dengan perjanjian pengelolaan 4. Perbaikan mata pencaharian Jaminan panduan startegi dan integrasi

116 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK konseptual yang mnedetail tentang dukungan matapencaharian dalam intervensi logis proyek. 5. Pengawasan kegunaan TN Mempertimbangkan kembali pendekatan pengawasan TN dalam kaitannya dengan peningkatan efektifitas biaya dan monitoring resiko strategi 6. Diseminasi pembelajaran Fokus pada Skala prioritas nasional pengelaman TN Kayan Mentarang 7. Manajemen Proyek Penguatan kapasitas pengelolaan proyek lebih lanjut oleh WWF Malinau dan peningkatan keanggotaan proyek dan dukungan nonstop dari GTZ. 3. Cooperation to Support Forest Governance and Multistakeholders Forestry Programme (Inggris/DFID) 11 Oktober Oktober 2010 Pound Tujuan: 1. Mendukung reformasi pemerintah dalam rangka mengurangi dan akhirnya mengeliminasi pembalakan liar dan yang hubungannya dengan perdangan kayu, dengan perhatian khusus pada dukungan untuk negosiasi dan implementasi dari EU- GoI FLEGT VPA dan perjanjian internasional lainnya. 2. Melalui pendekatan multipihak, membantu pengembangan kapasitas Pemerintah Pusat, Pemda dan masyarakat sipil, mendukung kemitraan antara Pemerintah dan masyarakat sipil, promosi analisis kebijakan dan pengembangannya dan mendukung penghapusan kemiskinan melalui pengelolaan SDA yang berkelanjutan dan adil, dengan focus. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK The GN Halimun Salak National Park Management Project (Jepang/JICA) (Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Hutan) Bogor TN Gunung Halimun Salak (Jawa Barat) Ditjen PHKA 1 Pebruari Pebruari 2009 Rp. 282,351,000 Grant. Registrasi di DJA Menggali peluang untuk reformasi pemerintah yang diperlukan untuk Penghapusan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD). Tujuan : 1. Pembangunan kerangka kerja pengelolaan yaitu penyempurnaan terhadap site plan yang telah disusun sebelumnya. 2. Pengembangan sistem informasi pendukung yang ditujukan untuk mendukung aktivitas penggunaan lahan termasuk pentingnya habitat flora dan fauna, database dan fasilitasi untuk penatabatasan kawasan hutan. 3. Konservasi dan ekosistem Spesies langka antara lain: a. Perlindungan terhadap spesies langka seperti Elang Jawa, Macan tutul, dll. b. Konservasi melalui pendekatan partisipasi masyarakat setempat, dll. 4. Pengembangan kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat mengembangkan Model Kampung Konservasi (MKK) 5. Pendidikan lingkungan, ekotourism serta promosi dan informasi antara lain : melakukan pendidikan lingkungan kepada guru-guru, siswa sekolah dan para pecinta lingkungan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan DIKNAS dan PEMDA, dll.

117 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Pembelajaran dan peningkatan kapasitas dengan a. Memberikan pelatihan peningkatan kapasitas SDM petugas TNGHS b. Memberikan pelatihan peningkatan kapasitas kepada masyarakat setempat yang berada di dalam kawasan dan di luar kawasan 5. The Project for Support on Forest Resources Management through US $ total) Leveraging Satelite Image Information Jepang/JICA US $ (thn 2008) Baplan US $ (thn 2009) US $ (thn 2010) US $ (thn 2011) Tujuan: 1. Pengelolaan Hutan Lestari (SFM) di perkenalkan di Indonesia melalui Forest Resources Asessment yang telah di-upgraded. 2. Kapasitas Baplan untuk melakukan Pengelolaan Hutan Lestari yang bergantung pada informasi FRA telah diupgraded. Output: 1. Penilaian, Inventarisasi dan Monitoring SDH yang dilaksanakan oleh Baplan lebih realistis. 2. Kapasitas institusional Baplan dan UPTnya telah diup-graded Kegiatan: 1. Teknologi FRA diperkenalkan ke dalam system FRA Baplan 2. Tren global FRA/REDD yang berhubungan dengan metodologi dan teknologi dipelajari /disempurnakan. 3. Keuntungan komparatif teknologi PALSAR dibagikan 4. Perjanjian institusi untuk system FRA yang telah diupgraded dilakukan di Baplan. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Peluang potensial untuk system yang telah diupgraded (dalam REDD accounting, GIS terintegrasi, monitoring kegiatan illicit) diuji. 8. Hasil transfer/perkenalan teknologi PALSAR disempurnakan dan dinilai 9. Pilihan dalam penggunaan informasi FRA yang diupgraded diidentifikasi dan dipromosikan oleh Baplan 10. Training yang berkaitan dengan FRA dilaksanakan oleh Baplan dan untuk organisasi relavan lainnya. 11. Kebutuhan training untuk HQ Baplan diidentifikasi 12. target dan program training untuk Baplan HQ ditentukan 13. Program training dilaksanakan oleh Baplan-HQ 14. Kebutuhan training bagi UPT Baplan diidentikasi 15. Target dan program training untuk UPTBaplan ditentukan 16. Program tarining dilaksanakan untuk UPT Baplan 17. Kebutuhan training diluar Baplan diidentifikasi 18. Target dan program training untuk laur Baplan ditentukan 19. Program training dilaksanakan bgi pihak di luar Baplan Hasil dari program training disempurnakan

118 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK dan dinilai. 6. Forest Fire Prevention Project by Yen Tujuan: Initiative of People in Buffer Zone in Indonesia Jepang / JICA PHKA Riau, Jambi dan Kalimantan Barat 1 Desember pember Terciptanya kesadaran masyarakat sekitar daerah penyangga kawasan hutan untuk mulai melakukan kegiatan pencegahan kebakaran hutan berkolaborasi dengan pasukan pemadam kebakaran (Manggala Agni) Kegiatan pokok: 1. Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan, Departemen Kehutanan menyusun rencana pencegahan kebakaran hutan di tingkat nasional sejalan dengan pedoman berdasarkan sasaran yang telah ditentukan. 2. Seluruh stakeholder termasuk masyarakat desa berbagi pemahaman mengenai kebijakan pengendalian kebakaran hutan melalui mekanisme kerjasama. 3. Dinas Kehutanan di daerah mengembangkan teknologi pencegahan kebakaran hutan dan menerapkan teknologi tersebut sebagai uji coba sesuai dengan situasi di daerah. 7. Sub Sectoral Program on Mangrove Jepang/JICA Dit. BRHL-RLPS Denpasar-Bali 17 Januari Januari tahun US $ JICA Rp GOI Proyek merupakan perpanjangan proyek Mangrove Information Center (MIC). Tujuan : Promosi kegiatan pengelolaan mangrove di lokasi berdasarkan proses pendukung yang telah diverifikasi, sebagaimana tercantum dalam MIC. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Kegiatan pokok: 1. Menetapkan lokasi demplot dan

119 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK informasi dengan target berbagai grup 11. Mengatur, mereform, dan mengontrol semua fasilitas MIC.. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Regional Programme for Participatory and Integrated Agriculture, Forestry and Fisheries Development for Long Term Rehabillitation and Development in Tsunami-affected Areas (GCP/RAS/218/JPN) Jepang FAO September 2006-Agustus 2011 (5 tahun) Nanggroe Aceh Darussalam Dit. BRHL-RLPS US $ (lintas sektor dan Negara) Output: 1. Panduan untuk dukungan langsung kegiatan pengelolaan mangrove dibuat melalui percobaan implementasi di lokasi demplot (termasuk implementasi lokasi oleh orang desa yang berpartisipasi) 2. Sistem monitoring untuk SD mangrove yang diperlukan dalam pelaksanaan proses dukungan. Staf dengan skill yang cukup dalam melaksanakan MIC dikembangkan di MIC melalui implementasi berbagai macam kegiatan MIC. Tujuan: a. Mewujudkan saling pengertian yang baik dan komitmen dalam hal pertimbangan-pertimbangan, tujuan, hasil yang diharapkan, kegiatan dan strategi implementasi program oleh pihak berwenang dan stakeholders lainnya. b. Menyiapkan rencana dan pelaksanaan pembangunan kegiatan pertanian, kehutanan dan perikanan secara partisipasi dan terintegrasi di tempat terpilih dan menyediakan dukungan teknik yang layak. c. Menguatkan kapasitas nasional dan Perbaikan alur informasi, jaringan, umpan balik dan kolaborasi antara pemangku kepentingan di semua tingkatan dan sector lainnya dan penguatan kebijakan dan rencana untuk penggunaan dan pengelolaan SD pesisir secara partisipatoris dan terintegrasi. Output: a. Terciptanya Koordinasi dan pengelolan proyek. b. Terlaksananya Identifikasi lokasi proyek c. Terlaksananya Pengumpulan informasi dan persiapan Project Operation secara mendetail d. Terbentuknya Kelompo Mitra Lokal e. Terlaksananya Implementasi Kelompok Mitra Lokal f. Terciptanya penguatan Kapasitas pada materi lintas sektoral g. Terciptanya Pendanaan Mikro h. Terlaksananya Perencanaan Tata Guna Lahan secara Partisipatoris oleh masyarakat i. Terlaksananya Diseminasi informasi/ pertukaran

120 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Forest Tree Seed Sources Management and Development Project (FTSSMDP) Korea/KOICA Dit. PTH-RLPS Rumpin, Cirangsad, Purwakarta (Jawa Barat) dan Sotek (Kalimantan Timur) tahun US $ KOICA US $ GOI Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: a. Rekruitmen dan penugasan Project Manager Nasional b. Mengatur workshop dan pertemuan dalam rangka koordinasi nasional c. Indentifikasi target lokasi d. Pengumpulan informasi dan persiapan kerja untuk menginisiasi intervensi e. Asessment kebutuhan dan prioritas masyarakat f. Finalisasi Project Operation g. Formulasi pembentukan kelompok mitra local h. Implementasi Kelompok Mitra Lokal i. Perencaan training j. Implementasi program training k. Monitoring l. Persiapan kegiatan pendanaan mikro m. Pembentukan meknaisme pendanaan mikro n. Training dalam rangka pendanaan mikro. o. Asessment berkaitan dengan Rencana tata Guna Lahan p. Implementasi proses Perencanaan tata Guna Lahan secara partisipatoris oleh masyarakat. Merupakan kelanjutan dari proyek sebelumnya yaitu The Project for Seed Sources and Nursery Technology Development in Indonesia. Tujuan: 1. Dukungan bagi penyempurnaan Lembaga Nasional Benih Hutan menuju pembangunan penanaman hutan yang berkualitas tinggi baik dari. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK segi tujuan produksi maupun rehabilitasi lahan di Indonesia. 2. Pembangunan areal produksi benih dan penyempurnaan kemampuan kelembagaan untuk memenuhi kebutuahn saat ini dan mendatang untuk produksi benih berkaulitas tinggi di Indonesia. Output yang diharapkan: 1. Penguatan dan pembangunan lebih lanjut sumber benih dan fasilitas produksi benih 2. Penguatan dan pembangunan lebih lanjut teknologi persemaian dan benih dan produksi anakan 3. Transfer skill dan pengetahuan dalam pembangunan sumber benih dan benih sebagaimana teknologi persemaian Kegiatan Pokok: 1. Konstruksi dan renovasi bangunan dan fasilitas yang diperlukan bagi pengelolaan benih dan pembangunan sumber benih yang diperlukan bagi perkebunan di Indonesia. 2. Provisi perlengkapan dan materi yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan proyek 3. Pembangunan Demplot dan sumber benih di Purwakarta, Jawa Barat 4. Pemeliharaan dan pengelolaan untuk persemaian dan kebun percobaan yang diperlukan untuk breeding dan multiplikasi sampling yang viabel dan pohon dewasa Training bagi staf proyek Indonesia untuk transfer teknologi dan pengalaman dalam pembangunan sumber benih dan teknologi persemaian.

121 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Capacity Building for School of Environment Conservation and Ecotourism Management in the Republic of Indonesia Korea / KOICA Pusdiklat Rumpin, Jawa Barat tahun US $ Korea Tujuan: 1. Untuk menambah kapasitas dan skill SDM bidang kehutanan Indonesia melalui pnelitian ilmiah, pelatihan dan pertukaran dalam bidang Konservasi Lingkungan dan Manajemen Ekoturisme 2. Memperkuat infrastruktur untuk Sekolah Konservasi Lingkungan dan Manajemen Ekoturisme dengan melihat dan mempelajari pengalaman dan pengetahuan Negara Korea 3. Kontribusi dalam pembangunan ekonomi dan social Repubkil Indonesia dengan menerapkan skill Manajemen Ekoturisme dan SDA 4. Membentuk hubungan mutual secara kooperatif dalam bidang Konservasi Lingkungan dan Manajemen Ekoturisme antara Pemerintah Korea dan Indonesia melalui keberhasilan implementasi proyek. Kegiatan Pokok: 1. Membangun program pelatihan dan bahan untuk sekolah konservasi lingkungan dan manajemen ekoturisme melalui penelitian dan penyelidikan secara kooperatif antara Pemerintah Korea dan Indonesia 2. Mengimplementasikan uji penelitian program pelatihan yang dilaksanakan untuk Sekolah Konservasi Lingkungan dan. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Manajemen Ekoturisme. 3. Mengirimkan expert Korea ke Indonesia dan berkoordinasi secara detail dengan Dephut Indonesia untuk menyediakan saran-saran yang dibutuhkan dalam rangka implementasi proyek. 11. COREMAP (Coral Reef Rehabilitation and Management Programme) Program Manajemen dan Rehabilitasi Terumbu Karang Terbagi dalam 3 tahap Tahap I (fase Inisiasi): Tahap II (fase akselerasi): Tahap III (fase institusionalisasi); Departemen Kelautan dan Perikanan, LIPI dan Depatemen Kehutanan cq. Ditjen PHKA Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Propinsi Papua USD GEF IDA WB GOI Grant. Registrasi di DJA Melatih partisipan proyek asal Indonesia untuk transfer pengetahuan, pengalaman dan skill dalam pengembangan Sekolah Konservasi Lingkungan dan Manajemen Ekoturisme 5. Menyediakan perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk operasional proyek. Tujuan: a. Memperkuat kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan terumbu karang di tingkat nasional dan daerah b. Melestarikan,memanfatkan dan merehabilitasi ekosistem terumbu karang c. Memfasilitasi kelompok masyarakat pengelola untuk mendapat tambahan manfaat dan pendapatan Kegiatan pokok: a. Pengembangan kapasitas kelembagaan

122 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK b. Pengelolan sumber daya berbasis masyarakat c. Penyadaran masyarakat dan kemitraan bahari. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK menghubungkan antara areal hutan dan dilindungi dan pembayaran atas jasa lingkungan 12. AMERIKA SERIKAT (USAID) Environment Services Program (ESP) for Watershed Management Program (Amerika Serikat/USAID) Ditjen RLPS dan PHKA NAD, Sumut, Sumbar, Jabar, Jateng/Yogyakarta, Jatim, Sulut, Papua dan Jakarta Dalam pengembangan Marine Park yang dikelola oleh Ditjen PHKA diharapkan program COREMAP II dapat mendukung hal-hal sbb: a. Meningkatkan pengelolaaan management plan yang efektif b. Terbentuknya kegiatan kolaborasi antar pemangku kepentingan c. Pelestarian terumbu karang d. Pengawasan dan penegakan hukum e. Partisipasi masyarakat dalam management plan US $ 330,000 Tujuan : 1. Memperkuat kapasitas masyarakat, pemerintah, sektor swasta, institusi local dan LSM dalam mengadvokasi berbagai kepentingan jasa lingkungan melalui perbaikan SD air dan pengelolaan areal yang dilindungi. 2. Memperluas kesempatan bagi masyarakat, LSM, sektor swasta dan universitas untuk berpartisipasi secara efektif dalam pengelolaan SD air secara local dan pembayaran atas jasa lingkungan. 3. Memperkuat konservasi biodiversitas melalui saling memahami dan apresiasi untuk 4. Memperbaiki kesehatan dan mata pencaharian penduduk Indonesia melalui perbaikan dan perluasan akses untuk pembayaran atas jasa lingkungan (Air, Sanitasi dan Sampah padat) melalui penggunaan teknologi yang tepat guna, keuangan inovatif, praktek kelestarian yang terbaik dan keberlanjutan kegiatan beorientasi pasar. Kegiatan Pokok : 1. Mendukung pengelolaan lahan ramah lingkungan, perlindungan keanekaragaman hayati. 2. Rehabilitasi lahan dan kritis 3. Pengembangan pertanian ramah lingkungan 4. Mendukung pengelolaan lingkungan berbasis 5. Mendukung pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat Kampanye penyadaran lingkungan.

123 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK Private Sector The Mitsui Sumitomo Insurance Co.Ltd Yen Tujuan : The Project of Rehabilitation and Regeneration in Paliyan Wildlife. Sanctuary Registrasi Ditjen PHKA di DJA 1 April 2005 s/d 31 Maret Yogyakarta Grant Rehabilitasi dan Regenerasi kawasan konservasi Suaka Margasatwa Paliyan meliputi: penanaman jenis tanaman hutan dan tanaman buah-buahan Agreement tanggal 31 Januari 2005 Basic Plan tanggal 22 Maret DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK JIFPRO-Jepang Bali Eco-Friendship Forest Project Ditjen RLPS dan BPDAS Unda Anyar Oktober 2008 s/d Maret 2012 Desa Pampatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karang Asem, Propinsi Bali Yen Tujuan: 1. Dalam upaya mitigasi pemanasan global melalui pengendalian emisi CO2 2. Memperluas lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan lokal 3. Mempererat persahabatan antara Jepang dan Indonesia 14. GEF-PBB Strengthening Community Based Forest and Watershed Management (SCBFWM) Dit. Pengelolaan DAS-Ditjen RLPS dan BPDAS di 6 propinsi Propinsi NTT, NTB, Lampung, Yogyakarta, Sulteng, Sumut US $ GEF US $ GoI Tujuan: Mengurangi laju degradasi hutan dan lahan serta memulihkan fungsi DAS dan ekosistem dalam rangka pengurangan angka kemiskinan dan pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia Kegiatan Pokok: 1. Menyiapkan full size Project Proposal (tahun 2008) 2. Pembangunan area model dan memperluas praktek pengelolaan hutan dan DAS yang berbasis masyarakat 3. Pengarusutamaan SCBFWM ke dalam kebijakan, strategi, program dan system pembiayaan 4. Penguatan kapasitas dalam pengelolaan hutan dan DAS pada tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota dan local 5. Pengelolaan proyek (adminstrasi dan koordinasi proyek) 16. The Korea-Indonesia Joint Project for Adaptation and Mitigation of Climate Change in Forestry through Afforestation and Reforestation Clean Development Mechanism (A/R CDM) and Reducing Emissions from Deforestation and Forest Gegradation (REDD) in Indonesia Balitbang Kehutanan September 2008 s/d 2012 Korea/KOICA KRW equal to US $ Kegiatan Pokok: 1. Pembuatan tanaman reboisasi seluas 75 Ha 2. Pembuatan persemaian 3. Pemeliharaan tanaman 4. Penyuluhan 5. Pembangunan sarana dan prasarana Tujuan: 1. Penguatan hubungan kerjasama antara kedua negara 2. Peningkatan kapasitas SDM di lapangan bidang A/R CDM dan REDD di Wilayah Indonesia dengan pertukaran ahli-ahli Indonesia dan Korea dan perluasan kesadaran akan arti pentingnya A/R CDM dan REDD 3. diperolehnya pengalaman lapangan mengenai A/R CDM dan REDD dengan tujuan sebagai kontribusi terhadap proses negosiasi UNFCCC mengenai permasalahan kehutanan 4. Persiapan Project Design Document dalam skala kecil dan penerapan A/R CDM pilot project

124 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK dalam skala kecil 5. Pengembangan dan tes metodologi dan strategi REDD yang cocock untuk Indonesia 6. Kontribusi bagi penguatan matapencaharian berkelanjutan masyarakat local dan untuk meningkatkan dan menjaga SDH dalam kerangka proyek kerjasama. Kegiatan pokok: 1. Kegiatan pilot project A/R dalam skema CDM untuk skala kecil a. Menentukan lokasi yang cocok untuk kegiatan A/R CDM skala kecil, melalui penilaian dan penelusuran kelayakan lokasilokasi potensial. b. Persiapan Project Design Document berkaitan dengan lokasi proyek A/R CDM skala kecil bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. c. Penerapan pilot project A/R CDM skala kecil dari 100 ha menjadi 300 ha dan pengawasan terhadap proyek secara periodic. d. Memutuskan yang berhak mendapatkan manfaat kredit karbon dan tegakan pohon di lokasi proyek melalui konsultasi lebih lanjut diantara pejabat-pejabat berwenang. 2. Pengembangan metodologi dan analisis kelayakan REDD a. Analisa pemicu deforestasi dan degradasi hutan dalam. DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK cakupan wilayah proyek b. Penilaian perubahan dalam tutupan tajuk dan yang terkait dengan cadangan karbon dan emisi gas rumah kaca, perkiraan dan demonstrasi reduksi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, termasuk referensi tingkat emisi. c. Pengembangan baseline metodologi, sesuai dengan lokasi proyek, termasuk referensi tingkat emisi berdasarkan sejarah emisi dan scenario masa depan yang mungkin, masuk dalam rekening Pemerintah dan kemungkinan-kemungkinan sub nasional d. Pengembangan model social ekonomi untuk mencegah pemicu terjadinya deforestasi dan degradasi hutan dalam cakupan proyek, kerjasama dengan berbagai lembaga terkait. e. Menetapkan detail proyek terkait dengan REDD melalui konsultasi lebih lanjut antara kedua belah pihak 3. Training dan kunjungan studi pejabat asal Indonesia untuk transfer pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan metodologi terkait dengan A/R CDM dan REDD dan

125 . DONOR/NAMA PROYEK BLN/ KODE PROYEK/JANGKA WAKTU PELAKSANA/LOKASI ANGGARAN BLN TUJUAN DAN KEGIATAN POKOK teknologi terkait seperti remote sensing dan Sistem Informasi Geografis Dispatch Project Manager dan Expert asal Korea ke Indonesia untuk perbantuan teknik dalam rangka implementasi proyek. Sumber : Pusat Kerjasama Luar Negeri

126 VIII.10. HASIL PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT TAHUN A. REALISASI AUDIT BERDASARKAN PKPT TAHUN Tahun Target Realisasi % , , , , , *) ,12 Ket : *) s/d September 2009 Sumber : Inspektorat Jenderal B. REALISASI AUDIT KHUSUS/KASUS TAHUN Tahun Target Realisasi % , , , , , *) ,09 Ket : *) s/d September 2009 Sumber : Inspektorat Jenderal C. JENIS TEMUAN HASIL AUDIT ITJEN TAHUN Instansi Tahun *) Kejadian yang merugikan negara Kewajiban penyetoran kepada negara 3 Pelanggaran terhadap peraturan perundangan 4 Pelanggaran prosedur dan tata kerja Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggaran 6 Hambatan terhadap kelancaran kegiatan 7 Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok 8 Kelemahan administrasi Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 10 Temuan audit lainnya Jumlah Ket : *) s/d September 2009 ; Sumber : Inspektorat Jenderal D. JENIS PENYEBAB TEMUAN HASIL AUDIT ITJEN TAHUN Instansi Tahun *) Kelemahan sistem pengendalian intern 1 Kelemahan dalam organisasi Kelemahan dalam kebijakan Kelemahan dalam perencanaan 4 Kelemahan dalam prosedur Kelemahan dalam pencatatan dan pelaporan 6 Kelemahan dalam pembinaan personil 7 Kelemahan dalam review/ pengawasan intern Kelemahan lain di luar sistem pengendalian intern 8 Kelemahan eksternal hambatan kelancaran kegiatan 9 Kelemahan eksternal hambatan tugas pokok 10 Kelemahan ketidaklancaran pelayanan aparatur pemerintah Jumlah Ket : *) s/d September 2009 Sumber : Inspektorat Jenderal

127 E. REKAPITULASI REALISASI AUDITAN PER PROVINSI BERDASARKAN PKPT TAHUN PROVINSI JUMLAH AUDITAN *) TOTAL Aceh Sumut Sumbar Riau Kep.Riau Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Banten Jabar D I Yogya Jateng Jatim Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Gorontalo Sulut Sulsel Sultra Sulteng Sulbar Bali NTT NTB Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat TOTAL Sumber : Inspektorat Jenderal Ket : *) s/d September 2009 F. REKAPITULASI REALISASI AUDITAN AUDIT KHUSUS PER PROVINSI TAHUN PROVINSI JUMLAH AUDITAN *) TOTAL Aceh Sumut Sumbar Riau Kep. Riau Jambi Bengkulu Sumsel Bangka Belitung Lampung DKI Jakarta Banten Jabar D I Yogya Jateng Jatim Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Gorontalo Sulut Sulsel Sultra Sulteng Sulbar Bali NTT NTB Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat TOTAL Sumber : Inspektorat Jenderal Ket : *) s/d September 2009

128 G. MATRIK PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL AUDIT KHUSUS MENURUT JUMLAH KEJADIAN J U M L A H S A R A N T I N D A K L A N J U T Tahun Adm Mate PP n TGR Adm Mate PP n TGR rial 30 PP rial 30 PP *) Jumlah G (Lanjutan) Tahun S I S A Adm Material PP 30 n PP TGR *) Jumlah Sumber : Inspektorat Jenderal Ket : *) s/d September 2009 Ket : Adm = administrasi Mat = materiil PP = Peraturan Pemerintah TGR = Tunggakan Ganti Rugi H. PENGADUAN MASYARAKAT MELALUI TROMOL POS 5000 ( ) Penanganan terhadap pengaduan masyarakat yang disampaikan melalui TP sejak tahun 2003 s.d bulan September 2009 telah diterima sebanyak 14 surat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 surat (100%) telah diselesaikan / ditanggapi. SURAT MASUK Unit Kerja *) JUM LAH Setjen Itjen Ditjen BPK 4. Ditjen PHKA 5. Ditjen RLPS 6. Ditjen Planologi Kht Balitbang Dishut/ UPT BUMN Jumlah Sumber : Inspektorat Jenderal Ket : *) s/d September 2009

129 H. (Lanjutan) Unit Kerja TANGGAPAN s.d September 2009 MASIH DALAM PROSES s.d September 2009 JUMLAH % JUMLAH % Setjen Itjen Ditjen BPK Ditjen PHKA Ditjen RLPS Ditjen Planologi Kht Balitbang Dishut/UPT BUMN Jumlah Sumber : Inspektorat Jenderal I.TINDAK LANJUT HASIL AUDIT YANG BERSIFAT TINDAKAN PENERTIBAN Pelaksanaan pengenaan sanksi penertiban kepegawaian lingkup Departemen Kehutanan sampai dengan bulan September 2009 sebanyak 72 orang terdiri dari : JENIS KEGIATAN REALISASI KET J.STATUS INFORMASI Jumlah surat tanggapan / informasi yang ditindaklanjuti menurut instansi dan status informasi dari tahun 2000 sampai dengan bulan September 2009 adalah : Benar sebanyak 1 surat (7,14%), Tidak benar sebanyak 10 surat (71,43 %) dan Dalam proses 3 surat (21,43 %) Sudah ditindaklanjuti Unit Kerja Benar Tidak benar Jml tindak lanjut Masih dlm Proses Jumlah Surat Setjen Itjen Ditjen BPK Ditjen PHKA Ditjen RLPS Ditjen Planologi Kht Badan LITBANG Dishut/UPT BUMN Jumlah Sumber : Inspektorat Jenderal 1 Hukuman ringan 32 2 Hukuman sedang 10 3 Hukuman berat 30 Jumlah 72 Sumber : Inspektorat Jenderal

130 IX.1: Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Kehutanan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Miliar Rp) IX.2: Produk Domestik Bruto (PDB) Subsektor Kehutanan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (Miliar Rp) LAPANGAN USAHA 2007* 2008** Triwulan Jumlah I II III IV d. Subsektor Kehutanan , , , , ,4 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan PRODUK DOMESTIK BRUTO , , , , , , , , , ,2 PDB TANPA MIGAS , , , , ,5 IX.1 Lanjutan LAPANGAN USAHA 2008** 2009*** Jumlah Triwulan I II III d. Subsektor Kehutanan , , ,0 11, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan PRODUK DOMESTIK BRUTO , , ,2 236, , , ,2 1,452,502 PDB TANPA MIGAS , , ,3 1,343,047.9 LAPANGAN USAHA 2007** 2008*** Jumlah Triwulan I II III IV d. Subsektor Kehutanan , , , , ,3 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan , , , , ,4 PRODUK DOMESTIK BRUTO , , , , ,0 PDB TANPA MIGAS , , , , ,8 IX.2 Lanjutan LAPANGAN USAHA 2008*** 2009**** Triwulan Jumlah I II III d. Subsektor Kehutanan , , , ,0 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan , , , ,0 PRODUK DOMESTIK BRUTO , , , ,1 PDB TANPA MIGAS , , , ,7 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 Catatan : Subsektor kehutanan hanya mencakup produk kehutanan dalam bentuk dasar, seperti: kayu bulat (log), kayu bakar, rotan, bambu, dan lain-lain, Produk olahan lebih lanjut hasil hutan tercakup dalam PDB Sektor Industri Pengolahan. Keterangan: * Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 Catatan : Subsektor kehutanan hanya mencakup produk kehutanan dalam bentuk dasar, seperti: kayu bulat (log), kayu bakar, rotan, bambu, dan lain-lain, Produk olahan lebih lanjut hasil hutan tercakup dalam PDB Sektor Industri Pengolahan. Keterangan: * Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara

131 IX.3: Kontribusi (Share) Subsektor Kehutanan dalam Pembentukan PDB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (%) IX.4: Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Subsektor Kehutanan terhadap Triwulan Sebelumnya (q to q) Tahun (%) LAPANGAN USAHA 2007* 2008** Jumlah Triwulan I II III IV d. Subsektor Kehutanan 0,91 0,71 0,81 0,83 0,87 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 13,71 14,46 14,53 15,57 12,99 PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 PDB TANPA MIGAS 89,45 88,98 88,45 89,17 90,73 LAPANGAN USAHA 2007* 2008** Jumlah Triwulan I II III IV d. Subsektor Kehutanan -1,10-15,27 18,27 2,23-0,53 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,43 19,21 6,31 7,16-22,88 PRODUK DOMESTIK BRUTO 6,28 2,41 2,79 3,70-3,65 PDB TANPA MIGAS 6,87 2,62 3,01 3,88-3,84 IX.3 Lanjutan 2008** 2009*** IX.4 Lanjutan 2008** 2009*** LAPANGAN USAHA Jumlah Triwulan I II III d. Subsektor Kehutanan 0,81 0,73 0,84 0,81 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & 14,40 15,64 15,57 16,30 Perikanan PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 PDB TANPA MIGAS 89,35 92,76 92,84 92,46 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 Catatan : Subsektor kehutanan hanya mencakup produk kehutanan dalam bentuk dasar, seperti: kayu bulat (log), kayu bakar, rotan, bambu, dan lain-lain, Produk olahan lebih lanjut hasil hutan tercakup dalam PDB Sektor Industri Pengolahan. Keterangan: * Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara LAPANGAN USAHA Jumlah Triwulan I II III d. Subsektor Kehutanan -0,39 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan - 16,07 19,92 1,96 4,77 19,80 3,53 7,35 PRODUK DOMESTIK BRUTO 1,69 2,40 3,87 PDB TANPA MIGAS 1,89 2,60 4,02 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 Catatan : Subsektor kehutanan hanya mencakup produk kehutanan dalam bentuk dasar, seperti: kayu bulat (log), kayu bakar, rotan, bambu, dan lain-lain. Produk olahan lebih lanjut hasil hutan tercakup dalam PDB Sektor Industri Pengolahan. Keterangan: * Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara

132 IX.5: Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Subsektor Kehutanan terhadap Triwulan yang Sama Tahun Sebelumnya (y on y) Tahun (%) LAPANGAN USAHA 2007* 2008** Jumlah Triwulan I II III IV d. Subsektor Kehutanan -1,10-0,27-4,77 1,82 1,90 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,43 6,32 4,80 3,43 4,74 PRODUK DOMESTIK BRUTO 6,28 6,25 6,42 6,40 5,18 PDB TANPA MIGAS 6,87 6,74 6,86 6,90 5,60 IX.6: Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Subsektor Kehutanan Kumulatif (c to c) Tahun (%) LAPANGAN USAHA 2007* 2008** Jumlah I s.d. I I s.d. II Triwulan I.s.d. III I s.d. IV 1.d. Subsektor Kehutanan -1,10-0,27-2,76-1,17-0,39 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,43 6,32 5,53 4,77 4,77 PRODUK DOMESTIK BRUTO 6,28 6,25 6,34 6,36 6,06 PDB TANPA MIGAS 6,87 6,74 6,80 6,83 6,52 IX.4. Lanjutan 2008** 2009*** IX.6 Lanjutan 2008** 2009*** LAPANGAN USAHA Jumlah Triwulan I II III d. Subsektor Kehutanan -0,39 0,94 2,35 2,08 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 4,77 5,26 2,51 2,69 PRODUK DOMESTIK BRUTO 6,06 4,45 4,04 4,21 PDB TANPA MIGAS 6,52 4,84 4,42 4,56 Sumber : Badan Pusat Statistik Catatan : Subsektor kehutanan hanya mencakup produk kehutanan dalam bentuk dasar, seperti: kayu bulat (log), kayu bakar, rotan, bambu, dan lain-lain, Produk olahan lebih lanjut hasil hutan tercakup dalam PDB Sektor Industri Pengolahan. Keterangan: * Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara LAPANGAN USAHA Jumlah I s.d. I Triwulan I s.d. II I.s.d. III d. Subsektor Kehutanan -0,39 0,94 1,70 1,83 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 4,77 5,26 3,84 3,43 PRODUK DOMESTIK BRUTO 6,06 4,45 4,24 4,23 PDB TANPA MIGAS 6,52 4,84 4,63 4,60 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 Catatan : Subsektor kehutanan hanya mencakup produk kehutanan dalam bentuk dasar, seperti: kayu bulat (log), kayu bakar, rotan, bambu, dan lain-lain. Produk olahan lebih lanjut hasil hutan tercakup dalam PDB Sektor Industri Pengolahan. Keterangan: * Angka sementara ** Angka sangat sementara *** Angka sangat sangat sementara

133 DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Gd. Manggala Wanabakti Blok I Lantai 2 Jl. Gatot Subroto, Jakarta Telepon : pusdata@dephut.go.id INDONESIA ISBN :

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN DEPARTEMEN KEHUTANAN Ministry of Forestry 2008 KATA PENGANTAR Penyusunan Buku Eksekutif Data Strategis Kehutanan Tahun 2008 ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan data

Lebih terperinci

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2012 yang

Lebih terperinci

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. DIREKTORAT INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 DEFORESTASI INDONESIA TAHUN 2013-2014

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2011 yang

Lebih terperinci

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008 Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008 Sumber Produksi (m3) Hutan Alam Hutan Tanaman HPH (RKT) IPK Perhutani HTI Jumlah (m3) 1 2004 3,510,752 1,631,885

Lebih terperinci

B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005

B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005 B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

Lebih terperinci

Perkembangan Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan Dalam Proses Review RTRWP Per 31 Desember 2015

Perkembangan Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan Dalam Proses Review RTRWP Per 31 Desember 2015 Perkembangan Perubahan Peruntukan Dan Fungsi Kawasan Hutan Dalam Proses Review RTRWP Per 31 Desember 2015 Luas Usulan Perubahan Persetujuan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan (ha) Kawasan Hutan (ha) No Provinsi

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

NERACA SUMBER DAYA HUTAN NASIONAL TAHUN 2013

NERACA SUMBER DAYA HUTAN NASIONAL TAHUN 2013 NERACA SUMBER DAYA HUTAN NASIONAL TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2014 Penyusun Penanggung Jawab : Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan

Lebih terperinci

V. PRODUKSI HASIL HUTAN

V. PRODUKSI HASIL HUTAN V. PRODUKSI HASIL HUTAN V.1. Produksi Kayu Bulat Produksi kayu bulat dapat berasal dari Hutan Alam dari Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK),

Lebih terperinci

IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU

IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU IV. INDUSTRI PRIMER HASIL HUTAN KAYU IV.1. Izin Usaha Industri Primer Hasil Kayu Industri Primer Hasil Kayu (IPHHK) adalah pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah

Lebih terperinci

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011

disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011 disampaikan oleh: Direktur Perencanaan Kawasan Kehutanan Kementerian Kehutanan Jakarta, 29 Juli 2011 Hutan : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

Lebih terperinci

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial yang tinggi. Hutan alam tropika

Lebih terperinci

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai eknmi, eklgi dan ssial

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. 13, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.0/Menhut-II/2008 Tanggal : 11 Maret 2008 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Statistik Kehutanan

Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.0/Menhut-II/2008 Tanggal : 11 Maret 2008 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Statistik Kehutanan Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.0/Menhut-II/2008 Tanggal : 11 Maret 2008 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Statistik Kehutanan FORMAT STATISTIK DEPARTEMEN KEHUTANAN NO ASPEK RINCIAN DATA/INFORMASI

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Disampaikan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Badan Pemeriksa

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI BALI

DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI BALI DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI BALI KATA PENGANTAR Booklet Data dan Informasi Propinsi Bali disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran secara singkat mengenai keadaan Kehutanan di Propinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009

KATA PENGANTAR. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009 KATA PENGANTAR Kegiatan Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009 merupakan kerjasama antara Direktorat Perencanaan Kawasan Hutan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Peternakan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA, Ir. MARTHEN KAYOI, MM NIP STATISTIK DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA i Tahun 2007

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA, Ir. MARTHEN KAYOI, MM NIP STATISTIK DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA i Tahun 2007 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas pimpinan dan bimbingannya sehingga buku STATISTIK DINAS KEAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2007 dapat diselesaikan. Buku Statistik

Lebih terperinci

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 2007 Kerja sama Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Pertanian, Badan Pusat Statistik Jakarta, 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Desa Hijau Untuk Indonesia Hijau dan Sehat Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lebih terperinci

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Iman Santosa T. (isantosa@dephut.go.id) Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG Draft 10 vember 2008 Draft 19 April 2009 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.9/Menhut-II/2011P. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan.

I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan. 7 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 32/Menhut-II/2013 TENTANG RENCANA MAKRO PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN I. PENDAHULUAN A. Urgensi Rencana Makro Pemantapan Kawasan Hutan. Hutan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 TENTANG PENEGASAN STATUS DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 TENTANG PENEGASAN STATUS DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 TENTANG PENEGASAN STATUS DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palu, April 2008 KEPALA DINAS KEHUTANAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH. Ir. ANWAR MANNAN Pembina Tingkat I NIP.

KATA PENGANTAR. Palu, April 2008 KEPALA DINAS KEHUTANAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH. Ir. ANWAR MANNAN Pembina Tingkat I NIP. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan Indonesia seluas 120,35 juta hektar merupakan salah satu kelompok hutan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Zaire, yang mempunyai fungsi utama sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG Draft 10 November 2008 Draft 19 April 2009 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG

Lebih terperinci

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015 Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pontianak, 9 September 2015 Data dan Informasi Kawasan Hutan 2 KAWASAN HUTAN KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan Hutan Tetap Lestari untuk Mendukung Pencapaian SDGs

Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan Hutan Tetap Lestari untuk Mendukung Pencapaian SDGs Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, KLHK Plt. Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI Oleh : Direktur Pengelolaan Air Irigasi Lombok, 27 29 November 2013 1 REALISASI KEGIATAN PUSAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154 ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara. LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN

DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN Pangkal Pinang 16-17 April 2014 BAGIAN DATA DAN INFORMASI BIRO PERENCANAAN KEMENHUT email: datin_rocan@dephut.go.id PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR KEHUTANAN

PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR KEHUTANAN PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEKTOR KEHUTANAN Disajikan Dalam Rapat Rekonsialiasi Data dan Informasi Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017 Dr. Ir. Suhaeri Pusat Data dan

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.6/Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN STATISTIK KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.6/Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN STATISTIK KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.6/Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN STATISTIK KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

Lebih terperinci

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp2.334.880.785 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2014

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 31/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 31/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 31/Menhut-II/2010 TENTANG STANDAR BIAYA PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU ATAS PEMEGANG

Lebih terperinci

DATA INSPEKTORAT JENDERAL

DATA INSPEKTORAT JENDERAL DATA INSPEKTORAT JENDERAL 1. REALISASI AUDIT BERDASARKAN PKPT TAHUN 2003-2008 No. Tahun Target Realisasi % 1 2 3 4 5 1 2003 174 123 70,69 2 2004 174 137 78,74 3 2005 187 175 93,58 4 2006 215 285 132,55

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... ix I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... ix I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... ix I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup Data... 4 D. Sumber Data...

Lebih terperinci

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN

Lebih terperinci

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi Disampaikan pada Pertemuan Tahunan Forum Komunikasi Statistik dan Sistem Informasi Pertanian Aston Solo Hotel, 6-8 April 2016

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini kami ucapkan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini kami ucapkan terima kasih. KATA PENGANTAR Buku Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi Tahun 2008 merupakan lanjutan dari Buku Statistik Direktorat Jenderal Bina Produksi 2007 dan dimaksudkan untuk memberikan publikasi data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KAWASAN HUTAN/Forest Area (X Ha) APL TOTAL HUTAN TETAP PROPINSI

BAB I PENDAHULUAN. KAWASAN HUTAN/Forest Area (X Ha) APL TOTAL HUTAN TETAP PROPINSI 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Minyak dan gas bumi, batubara, emas dan tembaga serta barang tambang lainnyayang banyak ditemukan

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG PENETAPAN NAMA NAMA PENERIMA DANA PROGRAM ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA TAHUN 2012 Menimbang :, a. bahwa jumlah lanjut usia yang membutuhkan perhatian dan penanganan

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016 Disampaikan pada: MUSRENBANGTANNAS 2015 Jakarta, 04 Juni 2015 1 TARGET PROGRAM

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MOR : P.25/Menhut-II/2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2013 KEPADA 33 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 TENTANG ALOKASI KUOTA AKREDITASI BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2018

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 STATISTIK PENDUDUK 1971-2015 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Statistik Penduduk 1971-2015 Ukuran Buku : 27 Cm x 19 Cm (A4) Jumlah Halaman : 257 halaman Naskah : Pusat

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *) Oleh : Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS, DAA Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian *) Disampaikan

Lebih terperinci

IV.KEADAAN UMUM WILAYAH

IV.KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV.KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Kehutanan di Indonesia Hutan Indonesia merupakan hutan tropis di dunia yang luas dengan tingkat keanekaragaman hayati tinggi. Keanekaragaman hayati yang dikandung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 65/Menhut-II/2009 TENTANG STANDARD BIAYA PRODUKSI PEMANFAATAN KAYU PADA IZIN PEMANFAATAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 65/Menhut-II/2009 TENTANG STANDARD BIAYA PRODUKSI PEMANFAATAN KAYU PADA IZIN PEMANFAATAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 65/Menhut-II/2009 TENTANG STANDARD BIAYA PRODUKSI PEMANFAATAN KAYU PADA IZIN PEMANFAATAN KAYU DAN ATAU PENYIAPAN LAHAN DALAM RANGKA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut: NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plh. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Maret 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu No.740, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TITIK PANAS (HOTSPOT) KEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN TAHUN 2015

ANALISIS DATA TITIK PANAS (HOTSPOT) KEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN TAHUN 2015 ANALISIS DATA TITIK PANAS (HOTSPOT) KEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN TAHUN 2015 ENDRAWATI, S.Hut RETNOSARI YUSNITA, S.Hut Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Direktorat Jenderal Planologi

Lebih terperinci

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi LAMPIRAN 1 PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 Status Gizi No Provinsi Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) 1 Aceh 7,9 18,4

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN

PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN PENATAAN RUANG KAWASAN HUTAN Dengan telah diterbitkannya undang undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan ruang, maka semua peraturan daerah provinsi tentang rencana tata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pengolahan kayu merupakan salah satu sektor penunjang perekonomian di Provinsi Jawa Timur. Hal ini terlihat dengan nilai ekspor produk kayu dan barang dari

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-33.-/216 DS334-938-12-823 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN

KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN KEBIJAKAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI UNTUK PEMBANGUNAN DILUAR KEGIATAN KEHUTANAN SOLUSI PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN UNTUK KEGIATAN NON KEHUTANAN Disampaikan oleh : Kementerian

Lebih terperinci

2

2 2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: DIREKTUR PERENCANAAN KAWASAN HUTAN DALAM SEMINAR PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG

Disampaikan oleh: DIREKTUR PERENCANAAN KAWASAN HUTAN DALAM SEMINAR PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG Disampaikan oleh: DIREKTUR PERENCANAAN KAWASAN HUTAN DALAM SEMINAR PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG KUPANG, 2 Juli 2013 Hutan : suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG KOMPONEN DALAM PENGHITUNGAN HARGA ECERAN TERTINGGI BUKU TEKS PELAJARAN MILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI

KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI KRITERIA CALON AREAL IUPHHK-RE DALAM HUTAN PRODUKSI Disampaikan : Direktur Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan pada FGD II KRITERIA

Lebih terperinci

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN

KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN oleh: Ruhyat Hardansyah (Kasubbid Hutan dan Hasil Hutan pada Bidang Inventarisasi DDDT SDA dan LH) Kawasan Hutan Hutan setidaknya memiliki

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32/Menhut-II/2013 TENTANG RENCANA MAKRO PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci