Akuntansi Biaya. FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

Transkripsi

1 Modul ke: Akuntansi Biaya FACTORY OVERHEAD COSt Lanjutan Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi

2 FACTORY OVERHEAD COST Activity Level selection Theoritical Capacity ( full capacity) Kapasitas teoritis atau kapasitas ideal adalah kapasitas produksi suatu departemen atau pabrik pada kecepatan penuh tanpa berhenti atau istirahat. Pada kapasitas ini tidak memikirkan adanya hambatan dari luar dan dalam perusahaan yang mengganggu operasional. Practical Capacity Kapasitas praktis adalah ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan yang tidak dapat dihindari. Misalnya kerusakan mesin, jadi sudah memikirkan adanya hambatan dari dalam perusahaan tapi tidak memikirkan adanya hambatan dari luar perusahaan ( faktor internal)

3 FACTORY OVERHEAD COST Normal Capacity Kapasitas normal adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan atau pemberhentian kegiatan baik internal maupun eksternal Expected actual Capacity Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan; yaitu dengan cara penentuannya didasarkan kepada taksiran jumlah produksi sesungguhnya yang diharapkan terjadi untuk periode yang akan datang.

4 . APPLIED FACTORY OVERHEAD Pada akhir periode, applied FOH dan actual FOH dianalisis. Perbandingan antara keduanya akan menimbulkan variance. Apabila Applied FOH lebih besar dari actual FOH terdapat variance favorable (over-applied FOH) atau sebaliknya Contoh : Estimated FOH $ Estimated MH MH Actual MH MH Actual FOH $ FOH Rate = $ = $ 15 per MH Applied FOH = $ 15 x MH = $ Variance FOH = $ = $ ( Under applied FOH) Perlakuan Variance FOH : Dibebankan kepada FG, WIP atau COGS Dibebankan kepada Income statement

5 FOH DEPARTMENTALIZATION Adalah pembagian pabrik ke dalam bagianbagian yang disebut departemen atau cost center ke dalam mana FOH akan dibebankan Untuk tujuan pembebanan FOH kepada produk, tarif FOH akan dihitung untuk setiap departemen produksi, sehingga produk atau pesanan akan dibebani dengan FOH sesuai dengan departemen produksi yang dilaluinya, dan selisih FOH akan dianalisis untuk setiap departemen produksi.

6 Metode alokasi FOH departemen pembantu ke departemen produksi : Direct allocation method, pembebanan FOH langsung kedept produksi dan mengabaikan pelayanan yang diberikan oleh dept pembantu yang satu kepada dept pembantu yang lain Indirect allocation method, memperhitungkan FOH dept pembantu yang diberikan kepada dept pembantu lainnya, sebelum dialokasikan kedept produksi. Step allocation method, non reciprocal, perhitungan FOH departemen pembantu yang diberikan kepada departemen pembantu lainnya alokasi secara teratur, Algebric allocation method (reciprocal); dengan bantuan rumus matematika maka FOH departemen pembantu dialokasikan secara timbal balik kedepartemen pembantu lainnya dan ke departemen pabrik.

7 Contoh : PT Anda memiliki dua departemen produksi A dan B serta dua departemen jasa X dan Y. Departemen jasa X dialokasikan berdasarkan luas lantai M2, sedangkan departemen Y berdasarkan estimasi jam buruh. Untuk menghitung tarif FOH A dan B berdasarkan Jam Kerja Langsung (JKL).

8 Tabel FOH JKL Estimasi Luas Lantai A B X Y Diminta: Hitung tariff FOH departemen A dan B dengan metode langsung, bertahap dan aljabar.

9 Jawab metode langsung: Perhitungan: Alokasi FOH Departemen X = Total biaya FOH Rp = Luas lantai A dan B Tarif FOH departemen X = Rp / meter Alokasi untuk departemen A = Rp x meter = Rp ,- Alokasi untuk departemen B = Rp x 3000 meter = Rp ,-

10 Jawaban metode langsung Alokasi FOH Departemen Y, dengan cara hitung tarif FOH departemen Y per estimasi jam buruh terlebih dahulu. Tarif FOH departemen Y = Total biaya FOH Total estimasi jam buruh = Rp jam = Rp / jam buruh Jadi alokasi FOH departemen Y ke: Departemen A = Rp x jam = Rp ,- Departemen B = Rp x jam = Rp ,-

11 Terima Kasih Diah dan Lawe