Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Bahan Baku Cat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Bahan Baku Cat"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 49

2 Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Bahan Baku Cat 1) Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven (AOAC, 1984) Cawan aluminium kosong dipanaskan dengan oven 105 o C selama 15 menit, kemudian didinginkan dengan desikator selama 30 menit dan ditimbang. Prosedur pengeringan cawan ini diulang sampai didapatkan bobot tetap. Sampel sebanyak 4-5 gram ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 3-5 jam. Setelah cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan, diulang sampai didapatkan bobot tetap bahan. Presentase kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : % Kadar Air = A-B x 100% C Keterangan : A : Bobot cawan berisi sampel sebelum dioven (g) B : Bobot cawan berisi sampel setelah dioven (g) C : Bobot sampel basa (g) 2) Penetapan Kadar Abu dengan Metode Oven (AOAC, 1984) Sampel sebanyak 4-5 gram ditimbang dalam cawan yang bobotnya konstan. Dibakar sampai tak berasap di atas Bunsen dengan api kecil, kemudian dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 600 o C sampai menjadi abu. Cawan didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian ditimbang. Pengabuan diulangi, dengan cara dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 600 o C selama 1 jam sampai didapat bobot yang tetap. Presentase kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : % Kadar Abu = A-B x 100% C Keterangan : A : Bobot cawan berisi abu sampel (g) B : Bobot cawan (g) C : Bobot sampel basa (g) 3) Penetapan Kadar Protein (Nitrogen) dengan Metode Kjedhal Sampel sebanyak 0.2 gram, ditambahkan dengan 1 gram CuSO 4, 1.2 gram Na 2 SO 4, dan 2.5 larutan H 2 SO 4 pekat dan didekstruksi dalam labu Kjeldhal selama 1 jam. Setelah dingin ditambahkan larutan NaOH 50% sebanyak 15 ml dan didestilasi. Destilat ditampung dalam erlenmeyer yang berisi larutan HCl 0.02 N. Destilat dititrasi dengan larutan NaOH 0.02 N yang sebelumnya telah ditambahkan indikator mensel. Penentuan kadar nitrogen berdasarkan volume larutan NaOH 0.02 N yang digunakan untuk titrasi. Blanko disiapkan seperti prosedur penentuan kadar nitrogen dengan etode Kjeldhal. Penentuan kadar nitrogen dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : % Total N = (ml NaOH blanko ml NaOH sampel) x N NaOH x x FP x100% gram sampel % Protein = % Total N + Faktor Konversi (FK) Keterangan : FP : Faktor Pengenceran FK : Faktor Konversi (6.25) 50

3 4) Penetapan Kadar Lemak dengan Metode Ekstraksi Langsung dengan Alat Soxhlet (SNI ) Sebanyak 1-2 gram contoh, dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring yang dilapisi denga kapas. Kemudian selongsong kertas saring berisi contoh disumbat dengan kapas lalu dikeringkan di dalam oven pada suhu 80 o C selama kuran lebih 1 jam. Kemudian selongsong kertas yang telah dioven dimasukkan ke dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah diketahui bobotnya. Kemudian diekstraksi dengan hexana atau pelarut lemak lainnya selama kurang lebih 6 jam. Kemudian hexana disuling dan ekstrak lemak dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 o C sampai bobotnya tetap. Didinginkan dan ditimbang. Penentuan kadar lemak dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : % Total Lemak = W2-W1 x 100% W Keterangan : W : Bobot contoh (g) W1 : Bobot labu lemak kosong (g) W2 : Bobot labu lemak dan lemak (g). 5) Penetapan Kadar Serat Kasar (AOAC, 1984) Sebanyak 2 gram contoh dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 100 ml H 2 SO N, kemudian dihidrolisis di dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 105 o C. Didinginkan lalu ditambahkan NaOH 1.25 N sebanyak 50 ml. Hidrolisis kembali ke dalam autoklaf selama 15 menit. Kemudian contoh disaring dengan kertas saring yang telah dikeringkan dan diketahui bobot tetapnya. Contoh dicuci berturut-turut dengan air panas menggunakan 25 ml H 2 SO N, kemudian dicuci dengan air panas terakhir menggunakan alkohol 25 ml. Kertas saring dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 o C sampai bobotnya tetap. Penentuan kadar serat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : % Kadar Serat = Bobot kertas dan serat Bobot kertas x 100% Bobot contoh awal 6) Penetapan Kadar Karbohidrat (by different) Penentuan karbohidrat (by different) dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : % KKh = 100% - % K air - % K abu - % K lemak - % K serat kasar 7) Kadar Katekin (SNI ) a. Pembuatan Kurva Standar Pembuatan kurva standar dilakukan dengan penimbangan sampel katekin standar sebanyak 25 mg, dimasukan kedalam labu takar 25 ml dan dilarutkan dengan larutan etil asetat hingga tanda tera (larutan A). Larutan A kemudian disaring menggunakan kertas saring dan diencerkan kembali mengunakan larutan etil asetat pada berbagai tingkat konsentrasi, yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60 ppm, 70 ppm, 100 ppm. Larutan yang sudah terbentuk diukur dengan Spektrofotometer Ultraviolet pada panjang gelombang 280 nm dengan menggunakan etil asetat sebagai blanko. Nilai absorbansi yang didapat dibuat regresi linier sehinnga didapat persamaan linier untuk menghitung kadar katekin sampel. 51

4 b. Pengujian Sampel Gambir Sampel gambir yang diuji ditimbang sebanyak 50 mg dan dituangkan kedalam labu takar 25 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan etil asetat samapai tanda tera (Larutan B). Larutan B diletakan dalam sonifikator selama 10 menit kemudian disaring. Sebanyak 1,25 larutan B dimasukan ke dalam labu takar 25 ml dan diencerkan hingga tanda tera (Larutan C). Larutan C kemudian diukur absorbansinya menggunakan etil asetat sebagai blanko. Nilai absorbansi yang didapat dihitung kadar katekinnya menggunakan persamaan linier dari kurva standar. 8) Kadar Bahan Tidak Larut Dalam Air dan Alkohol (SNI ) Prinsip : persentase bahan yang tidak learut dalam air dan alkohol diperoleh dengan perbandingan antara bebas kotoran pada suhu oven C dengan bobot contoh yang diuji. a. Penentuan Bahan Tidak Larut Dalam Air (SNI ) Sebanyak satu gram contog gambir kering (bebas air) yang sudah dihaluskan dimasukkan ke dalam gelas piala 200 ml yang telah berisi 100 ml air. Panaskan campuran tersebut sampai mendidih kemudian saring dengan menggunakan cawan gooch yang telah diketahui beratnya. Cawan Gooch yang telah berisi residu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan timbang sampai bobot tetap. b. Penentuan Bahan Tidak Larut Dalam Alkohol (SNI ) Sebanyak satu gram contoh kering (bebas air) gambir yang sudah dihaluskan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 200 ml yang berisi 100 ml etanol absolut. Erlenmeyer ditutup sumbat gabus yang diberi kapas dan dipanaskan sampai mendidih. Kemudian campuran disaring dengan menggunakan cawan gooch yang diketahui beratnya. Cawan berisi residu dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama satu jam, lalu didinginkan dalam desikator dan ditibang. Kadar bahan yang tidak larut dalam alkohol atau air = 100 (W2-W) W1 Keterangan: W : bobot cawan Gooch W1 : bobot contoh atas dasar bahan kering W2: bobto residu yang tidak larut dalam alkohol atau air + bobot cawan Gooch. 52

5 Lampiran 2. Perhitungan jumlah perekat Basis perekat yang digunakan adalah 50 gram Perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 3 : 1 (75% : 25%) Jumlah kasein yang digunakan = Jumlah kapur tohor yang digunakan = Perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:1 (50% : 50%) Jumlah kasein yang digunakan = Jumlah kapur tohor yang digunakan = Perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor 1:3 (25% : 75%) Jumlah kasein yang digunakan = Jumlah kapur tohor yang digunakan = 53

6 Lampiran 3. Prosedur analisis mutu cat 1) Densitas ( ASTM D.1475) Pengukuran bobot jenis dilakukan untuk mengetahui bobot cat per satuan volume (g/ml). Alat yang digunakan adalah piknometer. Pikometer ditimbang sampai didapat perbedaan berat antar dua penimbangan sebesar maksimum 0,001% dari berat piknometer (M gram). Piknometer diisi dengan air suling pada suhu yang disyaratkan, tutup piknometer, kelebihan air suling yang mengalir segera dikeringkan dengan kain / kertas penyerap dengan segera. Pada Gambar 8 dapat dilihat proses pengujian densitas cat. Piknometer berisi air ditimbang dan dicatat bobotnya (N gram) perhitungan volume piknometer sebagi berikut : dengan : V adalah volume piknometer (ml) N adalah bobot piknometer dan air (g) M adalah bobot piknometer (g) ρ adalah kerapatan mutlak air (densitas) (g/ml). Setelah ditentukan volme piknometer langkah selanjutnya adalah piknometer disi dengan cat pada suhu yang disyaratkan, piknometer ditutup, kelebihan cat yang mengalir segera dikeringkan dengan kain / kertas penyerap dengan segera. Piknometer berisi cat ditimbang dan dicatat bobotnya (W gram). Menurut ASTM D.1475 perhitungan densitas cat adalah sebagai berikut : Dengan : Dm adalah densitas contoh (g/ml) W adalah bobot piknometer berisi contoh (g) M adalah bobot piknometer (g) V adalah volume pikometer 2) Kadar Padatan Total dan Bahan Menguap (SNI ) Cawan aluminium dipanaskan dalam oven pada suhu 105±2 C, dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang dengan timbangan empat desimal. Prosedur tersebut diulangi sampai bobotnya tetap (A). Cat dimasukkan ke dalam cawan sebanyak dua gram (B) secara merata di seluruh permukaan cawan. Proses pengujian kadar padatan total dan bahan menguap dapat dilihat pada gambar 9. Kemudian cawan yang berisikan cat dimasukan ke dalam oven pada suhu 105±2 C. Setelah satu jam, cawan dikeluarkan, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dilanjutkan sampai bobotnya tetap (C). 54

7 Kadar padatan total (%) = Kadar bahan menguap (%) = 100 Kadar padatan total. 3) Kekentalan / Viskositas (AOAC, 1995) Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat Viskometer Brookfield. Contoh cat sebanyak ± 25 ml (jumlah yang diperlukan untuk merendamkan tanda tera pada beban) dimasukkan ke dalam gelas piala, dan diatur suhunya agar tetap 25 ± 0.5 C. Beban dan putaran per menit (rpm) yang akan digunakan (bernomor) diatur terlebih dahulu untuk menentukan angka konversinya yang terdapat pada tabel bagian atas alat. Contoh cat dimasukkan ke dalam wadah hingga tanda tera pada beban terendam. Motor penggerak dijalankan setelah jarum menunjukan angka nol. Motor dimatikan setelah satu menit, dan tombol penekan jarum ditekan, kemudian dibaca angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut (A). Pada Gambar 10 dapat dilihat proses pengujian viskositas dengan menggunakan viscometer Brookfield. Rumus viskositas adalah sebagai berikut. Viskositas (cp) = A x angka konversi 4) Waktu Mengering (SNI ) 4.1 Waktu Kering Sentuh Lapisan cat disentuh dengan ringan dengan jari pada interval waktu yang bervariasi. Lapisan tersebut disebut kering sentuh apabila tidak meninggalkan bekas sentuhan jari pada daerah pengamatan yang sama. 1.2 Waktu Kering Keras Lempeng uji (kaca bening) yang telah dilapisi cat ditempatkan pada posisi mendatar dengan ketinggian yang cukup bila ibu jari diletakkan pada lapisan contoh, lengan penguji dalam keadaan tegak lurus antara pergelangan tangan sampai bahu. Lapisan contoh ditekan dengan ibu jari dengan tekanan maksimum, putar ibu jari 90. Lapisan contoh dinyatakan kering keras bila tidak ada lapisan contoh yang terlepas, terpisah, mengkerut atau tanda kerusakan lainnya. 5) Nilai ph (SNI ) Pengukuran nilai ph menggunakan alat ph meter yang bermerk Beckman. Alat ph meter dapat dilihat pada Gambar

8 6) Daya Rekat (ASTM, 1991) Pengujian terhadap daya rekat suatu cat dilakukan dengan metode cross cut tape test. Cat diaplikasikan pada suatu pelat, kemudian dalam luas 1 cm 2 dibagi menjadi 100 bagian dengan menggunakan cutter dengan luas masing masing 0,01 cm 2. Bagian bagian tersebut dilekatkan dengan pita perekat dan dilepaskan kembali. Ketahanan rekat diukur berdasarkan jumlah bagian cat yang masih menempel. Gambaran pengujian daya rekat formula cat dapat dilihat pada Gambar 28. 7) Daya Tutup Daya tutup atau hiding power merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak cat yang dibutuhkan untuk menutup suatu permukaan yang akan dicat. Sebanyak 10 ml cat dimasukan ke dalam gelas ukur berukuran 10 ml, kemudian dengan menggunakan kuas cat dioleskan ke permukaan lapisan uji seluas 100 cm 2 yang sebelumnya telah dicat oleh cat putih sebagai warna dasar. Dicatat seberapa banyak cat yang digunakan untuk menutupi cat putih yang telah dioleskan sebelumnya. Proses pengujian daya tutup dapat dilihat pada Gambar 29. 8) Nilai L*, a*, b* (Metode Hunter) Nilai L*,a*dan b* cat dapat dilihat dengan menggunakan Colormeter yang bermerk ColorTech-PCM. Formula cat diaplikasikan pada suatu lapisan uji, kemudian diukur nilai L*,a* dan b* dengan menggunakan alat Colormeter. 9) Efek Kapur (Chalking) Formula cat diaplikasikan pada lapisan uji seluas 10 cm x 10 cm, kemudian setelah cat telah kering dengan sempurna, lapisan uji yang telah dicatkan disentuh, kemudian jika lapisan cat yang dihasilkan disentuh untuk memastikan terjadi efek kapur atau setelah disentuh seperti ada kapur yang menempel. 10) Settling (Endapan) Formula cat yang telah dimasukan ke dalam kemasan setelah 24 jam dilihat apakah terbentuk endapan atau tidaknya. 56

9 Lampiran 4. Data hasil pengukuran densitas cat Tabel 9. Data hasil pengukuran densitas cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 1,063 1,064 1,064 A1B2 1,075 1,074 1,075 A1B3 1,086 1,084 1,085 A2B1 1,082 1,083 1,082 A2B2 1,097 1,096 1,097 A2B3 1,122 1,121 1,121 A3B1 1,094 1,094 1,094 A3B2 1,121 1,121 1,121 A3B3 1,138 1,136 1,137 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 57

10 Lampiran 5. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada densitas cat a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT F hitung Perlakuan 8 Total 17 0,00945 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata F tabel ( 0,05) F tabel ( 0.,1) Konsentrasi Gambir (Ei) 2 0, , ,901 4,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 0, , ,149 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 0, , ,386 3,63 6,42 BN BN Ek (ij) 9 6,099 6,776 0,05 0,01 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor terhadap densitas cat Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 3:1 1, A A 1:1 1, B B 1:3 1, C C c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap kapur tohor terhadap densitas cat Konsentrasi Gambir Duncan Duncan ( 0,05) ( 0,01) 5% 1,0801 A A 15% 1, B B 25% 1, C C d. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh interaksi antara perlakuan terhadap densitas cat. Perlakuan Rata- Rata Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) A1B1 1,0640 A A A1B2 1,0747 B B A2B1 1,0824 C C A1B3 1,0852 D D A3B1 1,0939 E E A2B2 1,0968 F F A3B2 1,1209 G G A2B3 1,1215 G G A3B3 1,1371 H H Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 58

11 Lampiran 6. Data hasil pengukuran total padatan dan bahan menguap cat Tabel 10. Data hasil pengukuran total padatan cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 14,489 14,502 14,495 A1B2 17,681 17,600 17,641 A1B3 18,150 18,187 18,169 A2B1 16,652 16,642 16,647 A2B2 19,989 20,031 20,010 A2B3 21,913 21,798 21,857 A3B1 16,871 17,086 16,979 A3B2 23,663 23,366 23,515 A3B3 24,529 24,255 24,392 Table 11. Data hasil pengukuran total bahan menguap Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 85,512 85,498 85,505 A1B2 82,319 82,400 82,359 A1B3 81,850 81,813 81,831 A2B1 83,348 83,358 83,353 A2B2 80,011 79,969 79,990 A2B3 78,085 78,202 78,143 A3B1 83,129 82,914 83,021 A3B2 76,337 76,634 76,485 A3B3 75,471 75,745 75,608 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 59

12 Lampiran 7a. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada total padatan cat a. Sidik ragam pengaruh perbandingan kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT F hitung F tabel ( 0,05) F tabel ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 99, , ,212 4,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 71,243 35, ,123 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 10,136 2, ,7773 3,63 6,42 BN BN Ek (ij) 9 0,12 0,01294 Total ,673 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 0,01 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan kasein terhadap kapur tohor terhadap total padatan cat Perbandingan Bobot Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 3:1 16,76823 A A 1:1 19,50463 B B 1:3 21,62856 C C c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap kapur tohor terhadap total padatan cat. Konsentrasi Gambir Rata- Rata Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 5% 16,04043 A A 15% 20,38843 B B 25% 21,47258 C C d. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh interaksi antara perlakuan terhadap total padatan cat. Perlakuan Rata- Rata Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) A1B1 14,4954 A A A2B1 16,6471 B B A3B1 16,9788 C C A1B2 17,6406 D D A1B3 18,1688 E E A2B2 20,0102 F F A2B3 21,8566 G G A3B2 23,5145 H H A3B3 24,3924 I I Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 60

13 Lampiran 7b. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada total bahan menguap cat. a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung Perlakuan 8 ( 0,05) ( 0,01) 0,05 0,01 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 99,177 49, ,212 4,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 71,243 35, ,123 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 10,1361 2, ,7773 3,63 6,42 BN BN Ek (ij) 9 1, ,01294 Total ,673 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor terhadap total bahan menguap cat. Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 1:3 78,37144 A A 1:1 80,49537 B B 3:1 83,23177 C C c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap kapur tohor terhadap total bahan menguap cat. Konsentrasi Gambir Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 25% 78,52743 A A 15% 79,61158 B B 5% 83,95958 C C d. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh interaksi antara perlakuan terhadap total bahan menguap cat. Perlakuan Duncan Duncan ( 0,05) ( 0,01) A3B3 75,6077 A A A3B2 76,4855 B B A2B3 78,1434 C C A2B2 79,9898 D D A1B3 81,8312 E E A1B2 82,3595 F F A3B1 83,0212 G G A2B1 83,3529 H H A1B1 85,5047 I I Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 61

14 Lampiran 8. Data hasil pengukuran kekentalan cat Perlakuan Tabel 12. Data hasil pengukuran kekentalan cat Ulangan 1 2 A1B1 74,93 75,02 74,975 A1B2 86,99 85,93 86,460 A1B3 98,59 99,34 98,965 A2B1 64,88 64,64 64,760 A2B2 65,59 65,59 65,590 A2B3 67,63 67,85 67,740 A3B1 64,64 64,16 64,400 A3B2 65,35 65,7 65,525 A3B3 68,51 67,41 67,960 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 62

15 Lampiran 9. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada viskositas (kekentalan) cat. a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 312, , ,409 4,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) , , ,049 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 286,400 71, ,2177 3,63 6,42 BN BN Ek (ij) 9 1,68 0,1868 Total ,523 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 0,01 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan kasein terhadap kapur tohor terhadap viskositas (kekentalan) cat. Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 1:3 65,963 A A 1:1 66,03 A A 3:1 86,8 B B c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap kapur tohor terhadap viskositas (kekentalan) cat. Konsentrasi Gambir Duncan (α = 0,05) 5% 68,045 A A 15% 72,525 B B 25% 78, B B Duncan ( 0,01) d. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh interaksi antara perlakuan terhadap viskositas (kekentalan) cat. Perlakuan Duncan Duncan ( 0,05) ( 0,01) A3B1 64,4000 A A A2B1 64,7600 A A A3B2 65,5250 B B A2B2 65,5900 B B A2B3 67,7400 C C A3B3 67,9600 C C A1B1 74,9750 D D A1B2 86,4600 E E A1B3 98,9650 F F Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 63

16 Lampiran 10. Data hasil pengukuran nilai ph cat Tabel 13. Data hasil pengukuran nilai ph cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 9,34 9,42 9,38 A1B2 9,22 9,275 9,248 A1B3 9,14 9,215 9,178 A2B1 9,515 9,395 9,455 A2B2 9,425 9,42 9,423 A2B3 9,44 9,41 9,425 A3B1 9,915 9,89 9,903 A3B2 9,895 9,83 9,863 A3B3 9,82 9,865 9,843 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 64

17 Lampiran 11. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada nilai ph cat a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 0,0300 0,0150 7, ,26 8,02 BN TBN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 1,1555 0, ,1698 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 0,0173 0, , ,63 6,42 TBN TBN Ek (ij) 9 0,0186 0,0021 Total 17 1,221 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor terhadap nilai ph cat. 0,01 Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) 3:1 9,268 A A 1:1 9,434 B B 1:3 9,869 C C Duncan ( 0,01) c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap kapur tohor terhadap nilai ph cat. Konsentrasi Gambir Duncan ( 0.05) Duncan (α = 0,01) 25% 9,482 A A 15% 9,511 A A 5% 9,579 B B Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 65

18 Lampiran 12. Data Hasil pengukuran waktu mengering cat Tabel 14. Data hasil pengukuran waktu kering sentuh cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 17, ,75 A1B2 16,5 17,5 17,00 A1B ,5 17,25 A2B ,50 A2B2 16,5 16,5 16,50 A2B3 17,5 16,5 17,00 A3B1 15, ,75 A3B ,50 A3B ,5 17,25 Tabel 15. Data hasil pengukuran waktu kering keras cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 36,5 35,5 36 A1B2 35,5 33,5 34,5 A1B A2B ,5 A2B2 32, ,25 A2B ,5 33,25 A3B ,5 31,75 A3B2 33, ,75 A3B3 35,5 33,5 34,5 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 66

19 Lampiran 13a. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada waktu kering sentuh cat a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 2,11 1,056 0,704 4,26 8,02 TBN TBN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 4,11 2,056 1,370 4,26 8,02 TBN TBN Interaksi (EVij) 4 2,39 0,597 0,398 3,63 6,42 TBN TBN Ek (ij) 9 13,50 1,5 Total 17 22,11 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 0,01 67

20 Lampiran 13b. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada waktu kering keras cat. a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 4,08 2,04 1, ,26 8,02 TBN TBN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 19,00 9,50 6, ,26 8,02 BN TBN Interaksi (EVij) 4 10,42 2,60 1, ,63 6,42 TBN TBN Ek (ij) 9 13,50 1,50 Total Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan kasein terhadap kapur tohor terhadap waktu kering keras cat. 0,01 Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 1:3 32,66667 A A 1:1 33,66667 A A 3:1 35,16667 B A Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 68

21 Lampiran 14. Data hasil pengukuran daya rekat cat Tabel 16. Data hasil pengukuran daya rekat cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 44,5 38,5 41,5 A1B A1B A2B1 80, ,25 A2B2 77,5 84,5 81 A2B3 80, ,75 A3B1 58, ,75 A3B2 65, ,25 A3B3 54,5 69,5 62 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 69

22 Lampiran 15. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada daya rekat cat. a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) 0,05 0,01 Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 64, ,0417 1,058 4,26 8,02 TBN TBN Kasein : KapurTohor (Vj) , ,167 72,864 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 62, ,5208 0,5126 3,63 6,42 TBN TBN Ek (ij) 9 272,5 30,2778 Total Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan kasein terhadap kapur tohor terhadap daya rekat cat. Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 3:1 43,1667 A A 1:3 59 B B 1:1 81,333 C C Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 70

23 Lampiran 16. Data hasil pengujian daya tutup cat Tabel 17. Data hasil pengujian daya tutup cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 33, ,165 A1B2 41, ,833 A1B ,000 A2B1 33,33 29,165 31,248 A2B2 41, ,833 A2B ,665 45,833 A3B1 29,165 29,165 29,165 A3B ,000 A3B ,000 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 71

24 Lampiran 17. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada daya tutup cat. a..sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) , ,011 39,946 4,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 13,513 6,757 0,4121 4,26 8,02 TBN TBN Interaksi (EVij) 4 38,584 9,646 0,5883 3,63 6,42 TBN TBN Ek (ij) 9 147,58 16,3974 Total ,696 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap daya tutup cat. Konsentrasi Gambir Duncan (α = 0,05) 5% 29, A A 15% 47, B B Duncan (α = 0,01) 25% 48, B B Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 0,01 72

25 Lampiran 18. Data hasil pengujian nilai L* cat Tabel 18. Data hasil pengujian nilai L* cat Perlakuan Ulangan 1 2 Rata- Rata A1B1 49,57 51,775 50,673 A1B2 46,625 48,82 47,723 A1B3 36,83 35,525 36,178 A2B1 53,245 53,965 53,605 A2B2 39,165 40,325 39,745 A2B3 33,425 33,435 33,43 A3B1 55,745 55,815 55,78 A3B2 41,035 40,41 40,723 A3B3 34,93 35,22 35,075 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 73

26 Lampiran 19. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada nilai L*cat. a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) , , ,25 4,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 20,602 10,301 13,508 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 89,053 22,263 29,194 3,63 6,42 BN BN Ek (ij) 9 6,86 0,7626 Total ,414 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 0,01 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor terhadap nilai L*cat. Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan (α = 0,05) Duncan (α = 0,01) 1:1 42,26 A A 1:3 43, B B 3:1 44,8575 C B c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap nilai L*cat. Konsentrasi Gambir Duncan (α = 0,05) Duncan (α = 0,01) 25% 34, A A 15% 42,73 B B 5% 53,3525 C C 74

27 d. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh interaksi antara perlakuan terhadap nilai L*cat. Perlakuan Duncan (α = 0,05) Duncan (α = 0,01) A2B3 33,4300 A A A3B3 35,0750 B B A1B3 36,1775 C B A2B2 39,7450 D C A3B2 40,7225 E C A1B2 47,7225 F D A1B1 50,6725 G E A2B1 53,6050 H F A3B1 55,7800 I G Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01 75

28 Lampiran 20. Data hasil pengujian nilai a* cat Tabel 19. Data hasil pengujian nilai a* cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 28,68 26,79 27,735 A1B2 29,76 28,84 29,300 A1B3 34,42 34,465 34,443 A2B1 25,825 25,395 25,610 A2B2 35,165 35,16 35,163 A2B3 35,215 35,345 35,280 A3B1 23,025 23,53 23,278 A3B2 35,43 35,35 35,390 A3B3 35,5 35,715 35,608 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 76

29 Lampiran 21. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada nilai a*cat. a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25% Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 309, , , ,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 7,092 3,546 12, ,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 61,908 15,477 56, ,63 6,42 BN BN Ek (ij) 9 2,47 0,274 Total ,189 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor terhadap nilai a*cat. 0,01 Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan (α = 0,05) Duncan ( 0,01) 3:1 30,4925 A A 1:3 31,425 B B 1:1 32,0175 C B c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap nilai a*cat. Konsentrasi Gambir Duncan (α = 0,05) Duncan ( 0,01) 5% 25, A A 15% 33, B B 25% 35,11 C C d. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh interaksi antara perlakuan terhadap nilai a*cat. Perlakuan Duncan (α=0.05) Duncan (α=0.01) A3B1 23,2775 A A A2B1 25,6100 B B A1B1 27,7350 C C A1B2 29,3000 D D A1B3 34,4425 E E A2B2 35,1625 F F A2B3 35,2800 F F A3B2 35,3900 F F A3B3 35,6075 F F Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada α=0.05 dan α=

30 Lampiran 22. Data hasil pengujian nilai b* cat Tabel 20. Data hasil pengujian nilai b* cat Perlakuan Ulangan 1 2 A1B1 11, ,686 11,496 A1B2 10, , ,987 A1B3 9,1085 8,8845 8,997 A2B1 11, , ,958 A2B2 9,5115 9,711 9,611 A2B3 8,522 8,5235 8,523 A3B1 12, ,382 12,376 A3B2 9,8335 9,7265 9,780 A3B3 8,781 8,8315 8,806 Keterangan : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% 78

31 Lampiran 23. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan pada nilai b*cat. a. Sidik ragam pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor dengan konsentrasi larutan gambir 5%, 15% dan 25%. Sumber Keragaman Db JK KT Fhitung ( 0,05) ( 0,01) Perlakuan 8 Konsentrasi Gambir (Ei) 2 30,326 15, ,200 4,26 8,02 BN BN Kasein : KapurTohor (Vj) 2 0,655 0,327 14,991 4,26 8,02 BN BN Interaksi (EVij) 4 2,598 0,649 29,733 3,63 6,42 BN BN Ek (ij) 9 0,20 0,022 Total 17 33,776 Keterangan : BN = Berbeda Nyata ; TBN = Tidak Berbeda Nyata 0,05 b. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh perbandingan bobot kasein terhadap kapur tohor terhadap nilai b*cat. 0,01 Perbandingan Kasein dan Kapur Tohor Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 1:1 10, A A 1:3 10, B B 3:1 10, C B c. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh konsentrasi larutan gambir terhadap nilai b*cat. Konsentrasi Gambir Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) 25% 8, A A 15% 10, B B 5% 11, C C d. Uji lanjut selang berganda Duncan pengaruh interaksi antara perlakuan terhadap nilai b*cat. Perlakuan Rata- Rata Duncan ( 0,05) Duncan ( 0,01) A2B3 8,5228 A A A3B3 8,8063 B B A1B3 8,9965 C B A2B2 9,6113 D C A3B2 9,7800 E C A1B2 10,9865 F D A1B1 11,4958 G E A2B1 11,9580 H F A3B1 12,3758 I G Keterangan : Huruf yang sama pada kelompok Duncan menunjukan taraf perlakuan tidak berbeda nyata pada 0,05 dan 0,01. 79

32 Lampiran 24. Data hasil analisis parameter mutu cat Tabel 21. Hasil Analisis Parameter Mutu Cat Parameter Mutu Cat Sampel A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 A3B1 A3B2 A3B3 Densitas (g/ml) 1,064 1,075 1,085 1,082 1,096 1,121 1,094 1,121 1,137 Padatan Total (%) 14,495 17,641 18,169 16,647 20,010 21,857 16,979 23,515 24,392 Bahan Menguap (%) 85,505 82,359 81,831 83,353 79,990 78,143 83,021 76,485 75,608 Viskositas (KU) 74,975 86,46 98,965 64,76 65,59 67,74 64,4 65,525 67,96 ilai ph 9,38 9,2475 9,1775 9,455 9,4225 9,425 9,9025 9,8625 9,8425 Waktu Mengering - Kering Sentuh (Menit) 17, ,25 16,5 16, ,75 15,5 17,25 - Kering Keras (Menit) 36 34, ,5 33,25 33,25 31,75 31,75 34,5 Daya Rekat (%) 41, , ,75 52,75 62,25 62 Daya Tutup (m 2 /L) 29,165 45, ,248 45,833 45,833 29, Uji Warna - ilai L* 50, , , ,605 39,745 33,43 55,78 40, ,075 - ilai a* 27,735 29,3 34, ,61 35, ,28 23, ,39 35,608 - ilai b* 11, ,9865 8, ,958 9, , ,376 9,78 8,806 Efek Kapur Endapan (Settling) Tidak terdapat efek kapur Sudah tidak dapat diamati Tidak terdapat efek kapur Sudah tidak dapat diamati Tidak terdapat efek kapur Terdapat efek kapur Terdapat efek kapur Terdapat efek kapur Terdapat efek kapur Terdapat efek kapur Keterangan : Sampel : A1B1 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A2B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A1B2 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% A3B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 5% A1B3 : Kasein : Kapur tohor = 3:1, dan konsentrasi larutan gambir 25% A3B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 15% A2B1 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 5% A3B3 : Kasein : Kapur tohor = 1:3, dan konsentrasi larutan gambir 25% A2B2 : Kasein : Kapur tohor = 1:1, dan konsentrasi larutan gambir 15% Terdapat efek kapur Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap 80

33 Lampiran 25. Dokumentasi proses pembuatan dan analisis mutu cat Susu yang didiamkan selama 24 jam Kasein yang telah menggumpal Gambar 20. Proses Pengasaman Susu Proses Penyaringan Kasein Gambar 21. Proses Penyaringan Kasein Gambar 22. Proses pencampuran kasein, kapur tohor dan aquades 81

34 Gambar 23. Hasil proses pencampuran binder dengan larutan gambir Sampel cat yang akan dimasukan ke dalam piknometer Piknometer yang akan dimasukkan ke dalam penangas air Gambar 24. Proses pengujian densitas formula cat Gambar 25. Proses pengujian kadar padatan total dan bahan menguap pada cat Gambar 26. Proses pengujian viskositas dengan menggunakan viscometer Brookfield 82

35 Gambar 27. Penampakan alat ph meter Gambar 28. Hasil proses pengujian daya rekat Gambar 29. Proses pengujian daya tutup 83

36 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Prosedur Analisis Mutu Bahan Baku Pembuatan Cat Lampiran 2. Perhitungan Jumlah Perekat Lampiran 3. Prosedur Analisis Mutu Cat Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran Densitas Cat Lampiran 5. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Densitas Cat Lampiran 6. Data Hasil Pengujian Total Padatan dan Bahan Menguap Cat Lampiran 7a. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Total Padatan Cat Lampiran 7b. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Total Bahan Menguap Cat Lampiran 8. Data Hasil Pengukuran Kekentalan Cat Lampiran 9. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Kekentalan (Viskositas) Cat Lampiran 10. Data Hasil Pengukuran Nilai ph Cat Lampiran 11. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Nilai ph Cat Lampiran 12. Data Hail Pengukuran Waktu Mengering Cat Lampiran 13a. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Waktu Kering Sentuh Cat Lampiran 13b. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Waktu Kering Keras Cat Lampiran 14. Data Hasil Pengukuran Daya Rekat Cat Lampiran 15. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Daya Rekat Cat Lampiran 16. Data Hasil Pengujian Daya Tutup Cat Lampiran 17. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Daya Tutup Cat Lampiran 18. Data Hasil Pengujian Nilai L* Cat Lampiran 19. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Nilai L* Cat Lampiran 20. Data Hasil Pengujian Nilai a* Cat Lampiran 21. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Nilai a* Cat Lampiran 22. Data Hasil Pengujian Nilai b* Cat Lampiran 23. Hasil Analisis Keragaman dan Uji Duncan pada Nilai b* Cat Lampiran 24. Data Hasil Analisis Parameter Mutu Cat Lampiran 25. Dokumentasi Proses Pembuatan Dan Analisis Mutu Cat ix

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas piala, neraca analitik, gelas ukur, penangas air, wadah (baskom), dan sudip. Alat-alat yang digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu 40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) : Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat produk yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) LAMPIRAN 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992) METODE PENGUJIAN Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Untuk pengujianan total oksalat ke dalam Erlenmeyer ditambahkan larutan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut non polar.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958) LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI 01-3546-2004 yang dimodifikasi*) Penentuan Total Padatan Terlarut (%Brix) saos tomat kental dilakukan dengan menggunakan Hand-Refraktometer Brix 0-32%*.

Lebih terperinci

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis Lampiran 1. Prosedur Analisis 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Sebanyak 2 g contoh ditimbang secara teliti dalam cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dikeringkan dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis Proksimat 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat sebagai A gram. 2. Menyiapkan cawan porselen

Lebih terperinci

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet Lampiran 1. Prosedur Analisis a. Kadar Air (AOAC, 1995) Pengukuran kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Sebelum digunakan, cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 100 o C selama

Lebih terperinci

METODE. Materi. Rancangan

METODE. Materi. Rancangan METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat dan penurunan mutu produk kopi instan formula a. Kadar air (AOAC, 1995) Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven. Prinsip dari metode

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juli 2012. Karakterisasi limbah padat agar, pembuatan serta karakterisasi karbon aktif dilakukan di Laboratorium Karakterisasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel 1. Pengukuran Kadar Air (AOAC, 1984) Cawan aluminium dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 15 menit, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS 1.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 28 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa serta Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml - BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Alat alat Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss alat destruksi Kjeldahl 250ml - - alat destilasi uap - - - labu destruksi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Formulir organoleptik LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. III. MATERI METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap.

Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering. diulangi hingga diperoleh bobot tetap. LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Prosedur analisa proksimat serbuk daun dan ranting jarak pagar kering a. Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 2-5 g sampel serbuk kering dimasukkan ke dalam cawan aluminium yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan 1. Penentuan Formulasi Bubur Instan Berbasis Tepung Komposit : Tepung Bonggol Pisang Batu dan Tepung Kedelai Hitam Tujuan: - Mengetahui

Lebih terperinci

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih. Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian dan Laboratorium Kimia,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jarak pagar varietas Lampung IP3 yang diperoleh dari kebun induk jarak pagar BALITRI Pakuwon, Sukabumi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 24 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia Prosedur Analisis Kadar Air Metode Gravimetri (AOAC, 2010) Prinsipnya berdasarkan penguapan air yang ada dalam bahan dengan pemanasan. Kemudian menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi) Diambil 1 kg tepung onggok singkong yang telah lebih dulu dimasukkan dalam plastik transparan lalu dikukus selama 30 menit Disiapkan 1 liter

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2014 bertempat di Labolaturium Teknologi Pascapanen (TPP) dan analisis Kimia dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan 20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, analisa dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel

METODE PENELITIAN. A. Alat dan Bahan. B. Metode Penelitian. 1. Persiapan Sampel III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Sampel yang digunakan untuk pengukuran ripitabilitas yaitu isolat protein kedelai, kedelai yang ditambahkan dekstrin, dan kacang kedelai, sedangkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2011. Pelaksanaan penelitian di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang kedelai, kacang tanah, oat, dan wortel yang diperoleh dari daerah Bogor. Bahan kimia yang digunakan

Lebih terperinci

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006) Prosedur pengujian daya serap air: 1. Sampel biskuit dihancurkan dengan menggunakan mortar. 2. Sampel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Umbi bawang dayak segar, simplisia, keripik, metanol, etanol, etilasetat, heksan, air destilata, toluen, H 2 SO 4 pekat, H 2 BO 3 3%, NaOH-5%, Na 2 S 2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai pengambilan sampel di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dan dianalisis

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilakukan di divisi Research and Development PT Frisian Flag Indonesia, yang beralamat di Jalan Raya Bogor Km 5, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung pada bulan Juli

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen Fapertapet UIN Suska Riau dan Laboratorium Uji Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan.Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan yaitu umbi garut kultivar creole berumur 10 bulan yang diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah jagung pipil kering dengan varietas Pioneer 13 dan varietas Srikandi (QPM) serta bahanbahan kimia yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pengujian kualitas fisik telur dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengujian kualitas kimia telur dilakukan

Lebih terperinci

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah 3. MATERI DAN METODE Proses pemanasan dan pengeringan gabah beras merah dilakukan di Laboratorium Rekayasa Pangan. Proses penggilingan dan penyosohan gabah dilakukan di tempat penggilingan daerah Pucang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah kulit buah manggis, ethanol, air, kelopak bunga rosella segar, madu dan flavor blackcurrant. Bahan kimia yang digunakan untuk keperluan

Lebih terperinci

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T LAMPIRAN 17 Lampiran 1. Pembuatan perlakuan untuk 1000 gram 1. Pakan komersil dihaluskan hingga menjadi tepung (bubuk) 2. Bahan uji sebanyak 30% dari total (300 gram) dicampurkan ke dalam 680 gram komersil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan penelitian utama dilaksanakan bulan Maret Juni 2017 di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di III. MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Laboratorium Nutrisi dan Kimia serta Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4 LAMPIRAN 18 Lampiran 1. Prosedur analisis Cr 2 O 3 Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl Ditambahkan 5 ml HNO 3 Dipanaskan hingga larutan tersisa ± 1 ml Didinginkan Ditambahkan 3 ml HClO

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan mulai akhir bulan Desember 2011-Mei 2012. Penanaman hijauan bertempat di kebun MT. Farm, Desa Tegal Waru. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN A. Spesifikasi Susu Skim Bubuk Oldenburger Komponen Satuan Jumlah (per 100g bahan) Air g 3,6 Energi kj 1480 Protein g 34,5 Lemak g 0,8 Karbohidrat g 53,3 Mineral

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar LAMPIRAN 17 Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air Cawan porselen dipanaskan pada suhu 105-110 o C selama 1 jam, dan kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995) LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya akan diisi sebanyak 2 g sampel lalu ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) 153 LAMPIRA 154 Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Ditimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama LAMPIRAN 1 Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) perlakuan proksimat (% bobot kering) Protein Lemak Abu Serat kasar Kadar air BETN Pakan komersil 40,1376 1,4009 16,3450 7,4173

Lebih terperinci

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a LAMPIRAN 48 49 Lampiran. Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 989) Cawan aluminium dikeringkan dalam oven pada suhu 00 o C selama 5 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 0 menit. Ditimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis

Lampiran 1. Prosedur analisis LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur analisis 1. Kadar air (AOAC 1995) Sebanyak 5 g sampel ditimbang dalam cawan aluminium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Cawan kemudian dikeringkan dalam oven

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Gambir ICS 67.220.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1 4 Syarat mutu... 1 5 Pengambilan contoh...

Lebih terperinci