PENDAHULUAN. Latar Belakang
|
|
- Glenna Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Durian merupakan tanaman indigenus Asia Tenggara yang mempunyai prospek baik. Produksinya di Indonesia selama meningkat dari ribu rnenjadi ribu ton atau sekitar 12% per tahun (Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1999). Walaupun lndonesia terrnasuk net-importer, namun nilai ekspor durian tercatat pernah mencapai US $ ribu pada tahun 1997, sebelum krisis ekonorni. Tanaman ini dibudidayakan secara alamiah di pekarangan atau kebun berskala kecil dan produktivitasnya rendah yaitu ton1 ha. Berdasarkan analogi terhadap potensi produksi buah-buahan yang secara alamiah tajuknya berstruktur sederhana seperti nenas, pepaya dan pisang (Borchert. 1976). kelapa sawit atau pohon dengan tajuk "bentukan" seperti kopi (Halle, Oldeman dan Tornlinson, 1978), apel, pir dan buah-buahan famili Rosaceae (Ryugo, 1988). potensi produksi durian 25 tonlha (Verheij dan Coronel, 1992) diperkirakan dapat dicapai dengan pembentukan pohon. Pembentukan pohon in1 dllakukan dengan penernpelan, penyambungan (Hartmann, Kester dan Davies, 1990) pemangkasan dan training (Ryugo, 1988). Secara botani durian menarnpilkan model arsitektur Roux (Halle et al., 1978 dan Subhadrabandhu, Scheemann dan Verheij, 1992). Tanaman dengan model ini berbatang rnonopodial dengan ritme pertumbuhannya kontinyu dan cabangnya rnengalami dimorfisme, seperti halnya kopi. Observasi pertanarnan durian di Bogor, Cianjur. Cileungsi dan Leuwilang menunjukkan bahwa durian yang ditanam atau turnbuh atami rnempunyai karakter sebagai berikut (1) tajuk kompleks, (2) cabang bersudut besar relatif lama terbentuk (lebih dari 5 tahun), hanya terdapat pada basal tajuk dan diarneternya relatif kecil (3) pohon sangat tinggi (mencapai 40 meter) karena cabang basal mengalami self-pruning secara gradual, (4) berbuah alternate bearing dan (5) trubus (flushing) terjadi bersamaan dengan perkernbangan reproduktif, (6) pada kondisi tajuk yang gelap organ reproduktif berdediferensiasi. menjadi organ vegetatif. Pernbentukan pohon durian bertujuan menyederhanakan bentuk (frame) tajuk dan rnengarahkan strategi pertumbuhan dan perkembangan tanaman model Roux tersebut ke arah yang menguntungkan, sehingga produktivitas tinggi dan manajemen kebun mudah. Tujuan ini diperoleh dengan mengurangi kornpetisi antar organ, antagonisme vegetatif reproduktif dan ketidakseimbangan alokasi asirnilat (Gambar 1).
2 ... Perilaku percabangan spesies durian, model arsitektur Roux (Halle et a/., 1978) Dimorfisme cabang 1 I I Intervensi: penem- Bentuk tajuk alarni [ Bentuk tajuk bentukan I pelan (SP-I). pe- I I mangkasan-din training (SP-21314) plagiotrop <c. plagiotrop >>. > I buah (CL sudut cc Kendali apikal (KA) + bentuk tajuk (cane dan Wifson. 2000). bergantung jenis (SP-112) Strategi pertumbuhan dan perkernbangan Pertumbuhan dan perkembangan 0 cabang <c - ca cabang >> (SP-3) - trubus berlebihan * twbus proporsional - reaterasi Fenomena defisit karbohidrat (SP4) dan pruning da n anernale manajemen kebun (PHTl bearing (cadangan asirnilat cukup) IPM, poltinasi buatan, perneli- Manajemen mudah haraan fruitsel dan panen) Produktivitas Prod. tinggi (prod., kontinuitas & kelestarian)... Gambar 3. Kerangka studi arsitektur pohon dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman durian. Keterangan: SP-1f21314 berturut-turul rnenunjukkan set penelitianfstudi. SP. (1) arsitektur semai dan bibit klcnal. (2) psrilaku percabangan. (3) struktur tajuk, analisis perturnbuhan dan fenologi lrubus dan (4) fisiologi source-sink durian. CL = central leader. OC = open center dan PL = palmette leader. Bentuk a = kolumnar atau kubah, bentuk A = kerucut. LTA = Iaju turnbuh absolut. LTR = laju turnbuh relatif dan LAB = laju asimilasi becsih. Tanda >> = banyaklbesar dan c< = sedikitlkeul. Seni membentuk pohon untuk rnemperoleh tanaman superior telah dimulai sejak lama (sekitar 100 tahun yang lalu) pada tanadan bernilai ekonomi tinggi kakao, kopi (Halle et a/., 1978). tanaman sub tropika apel, pir, peach (Verheij dan Coronel. 1992) dan famili Rosaceae lain (Ryugo. 1988). Namun demikian kecuali terhadap mangga, seni ini belum banyak dipraktekkan untuk buah-buahan tropika atau pohon berukuran besar seperti halnya durian.
3 Pemangkasan dan training durian baru dimulai tahun 1985 di Thailand (Yaacob dan Subhadrabandhu. 1995) dan awal 1990 di Malaysia (Muhammed, 1994). Pemilihan batang antara (interstock) yang unggul di Thailand diorientasikan untuk merekayasa ketahanan terhadap penyakit Phytophtora (Poenvanto. 1996), belum diorientasikan untuk memanipulasi bentuk pohon. Pembentukan pohon pada era tersebut di atas terhadap tanaman model Roux dan Rauh sebagaimana tanaman bernilai ekonomi tersebut terdahulu, bertujuan mengintervensi perilaku dimofisme dan polimorfisme percabangan dengan atau tanpa meniadakan dominansi apikal (Halle et a/., 1978 dan Verheij dan Coronel, 3992). Dengan intewensi demikian diharapkan terbentuk cabang plagiotrop atau spurs yang lebih banyak dengan pertumbuhan yang lebih baik. Mengingat cabang plagiotrop pada tanaman model Roux merupakan tempat menempelnya buah maka cabang ini merupakan aset yang bernilai ekonomi. Dimorfisrne merupakan suatu perilaku yang spesifik bagi spesies-spesies dalarn kelompok pohon dengan model arsitektur Roux (Halle et a/., 1978). Pembentukan pohon dalam era tersebut dapat dikatakan merupakan "generasi pertama". Berdasarkan tinjauan (review) Cline (1997) dan Wilson (2000) serta hasil percobaan Cook, Rabe dan Jacob (1999) pada buah-buahan famili Rosaceae. intervensi tidak cukup pada dirnorfisme cabang dan dominansi apikal, tetapi juga perlu berorientasi pada kendali apikal. Fenomena ini merupakan suatu perilaku percabangan yang spesifik varietas atau klon untuk mengendalikan perirnbangan alokasi asimilat antar cabang dan antara cabang dan batang. lntervensi yang spesifik varietas atau klon ini menandai "generasi ke-dua" pembentukan pohon. Buah-buahan famili Rosaceae menampilkan model arsitektur Rauh model yang mirip dengan model Roux pada durian (Halie et a/., 1978). Tanarnan kedua model ini berbatang monopodial, tetapi ritme tumbuh model Rauh episodik sedangkan Roux kontinyu. Percabangan tanaman model Rauh mengalami polimorfisme yang mernbentuk spurs, sedangkan cabang tanaman model Roux mengalami dimorfisme. Respon tanaman berarsitektur Roux, khususnya durian. terhadap pembentukan pohon belum banyak diketahui. lntervensi dimorfisme percabangan, dominansi apikal dan kendali apikal baik pada generasi pertama maupun ke-dua pembentukan pohon tersebut diharapkan dapat mengarahkan strategi pertumbuhan dan perkembangan tanaman mengikuti strategi "model" yaitu keseimbangan vegetatif dan reproduktif atau keseimbangan strategi-k dan strategi-r (Gambar 1). Model keseimbangan ini
4 diharapkan dapat rnengurangi (I) reiterasi, (2) pertumbuhan vegetatif yang terla- lu jagur (too vigorous) dan (3) pauperasi (Halle eta!., 1978) yang rnenyebabkan struktur tajuk kornpleks, dengan nisbah volumelarea batang dan cabang kecil. dan kehilangan energi (entropi). Secara akumulatif model keseimbangan ini diharapkan menjamin produktivitas tinggi (Gambar 1). Produktivitas rnenunjuk- kan produksi per satuan has, kontinuitas produksi tahunan dan kelestarian pohon karena partisi bahan kering dan asimilat yang rnenguntungkan. Menurut kerangka penelitian ink, pariisi bahan kering didekati dengan analisis pertumbuh- an sedangkan partisi asirnilat dengan fisiologi source-sink tanarnan. Bentuk (frame) pohon yang baik selain menguntungkan dari segi ekofisiologi juga memberikan kernudahan dalarn rnanajemen kebun seperti pengendalian hama terpadu, pelaksanaan polinasi buatan, pemeliharaan dan pemanenan. Pada banyak tanaman yang telah lama dikenal rnernpunyai nilai ekonorni baik. seperti kopi dan kakao (Gopat et a/., 1975; Janardan et a/ ; Halle et a/., 1978; Ramaiah dan Venkatararnanan. 1987; dan Balasimha. 1987). zaitun (Stutte dan Martin, 1986), peach (Bassi, Dirna dan Scorza. 1994) rnaupun buah- buahan farnili Rosaceae (Ryugo. 1988), inforrnasi hubungan bentuk pohon dengan perilaku percabanga, pertumbuhan dan perkernbangan tanarnan seba- gaimana dihipotesiskan penelitian ini (Gambar I), telah banyak diketahui. Bahkan sejalan dengan kernajuan teknik-teknik analisis khususnya teknik krorna- tografi pada tahun 1980-an dan teknik pemurnian enzirn, informasi fisiologi tanaman telah tersedia hingga tingkat sub selular (Loescher. 1987, Yamaki dan Ishikawa, 1986 dan Negrn dan Loescher, 1981). Dinamika dan fungsi gula selain sukrosa, yaitu gula alkohol seperti sorbitol dalam fisiologi source-sinkdan bahkan dalarn fisiologi stress telah diketahui dan ditinjau (reviewed) dengan baik (Dietz dan Kelle dan lglesias dan Podesta. 1997). Namun demikian pada banyak tanaman lain yang berbeda sifat dan karakter botani dan fisiologinya, yang tumbuh di alam tropika dan tergolong energy-rich fruit seperti halnya durian, inforrnasi pada umumnya rnasih terbatas pada aspek-aspek morfometri (Verheij dan Coronel. 1992; Muharnrned. 1994; dan Ali. Jaffar dan Lin, 1995). Studi lebih mendatam rnernpelajari fisiologi tanaman durian b a dilakukan ~ oleh Rarnlan et al. (1 996) yaitu rnempelajari kapasitas fotosintesis durian yang ditanarn alarni. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanaman tropika umumnya rnasih terdapat kesenjangan informasi hubungan bentuk, peri- laku percabangan dan perturnbuhan dan perkembangan tanaman. Di sarnping
5 itu karena kerniripan kedua model arsitektur, yaitu Rauh dan Roux, ini rnengan- dung perbedaan-perbedaan, rnaka mernpefajari hubungan-hubungan bentuk. perilaku percabangan dan intervensi perilaku percabangan secara fisik dan biologi terhadap pertumbuhan dan perkembangan durian relevan dipelajari. Tujuan Penelitian Mengingat keterbatasan bahan dan waktu untuk rnelakukan penelitian serial, rnaka dilakukan penelttian paralel. Penelitian terdiri atas ernpat set penelitian (SP). Secara urnum keernpat set penelitian paralel bertujuan rneng- eksplorasi dan rnernbuktikan hubungan bentuk tajuk, struktur dan perilaku perca- bangan, strategi pertumbuhan dan perkembangan serta produktivitas (Garnbar 1). Secara khusus masing-masing set penelitian bertujuan sebagai berikut: 1. Mengeksplorasi petuang rnengintervensi bentuk tajuk dan percabangan rnelalui penempelan dengan rnenggunakan semai (bibit asal biji) sebagai batang bawah. 2. Mernpelajari hubungan perilaku percabangan (kendali apikal dan dimorfisrne) bentuk tajuk dan aspek rnorfornetri durian fase bibit dan dewasa. 3. Mernpelajari pengaruh pemangkasan dan pola training terhadap struktur tajuk dan pertumbuhan dan perkernbangan tanaman dua klon durian yang rnernpunyai kendali apikal berbeda. 4. Mernpelajari fisiologi source-sink atau dinarnika gula pada beberapa tahap perkembangan tanaman, pola training dan struktur percabangan. Kegunaan dan Relevansi PeneIitian Studi arsitektur pohon rnernpunyai kegunaan dan relevansi dari segi (2) produktivitas pohon sebagai individu dalarn sistern produksi pertanian dan (2) orientasi pohon dalarn ruang (spatial) dalam pengertian ekoiogi dan arsitektur pertarnanan. Produktivitas tinggi dicapai dengan produksi per pohon yang tinggi dengan jarak tanarn besar atau produksi per pohon sedang tetapi jarak tanam kecil. Pernbentukan arsitektur pohon (pernbentukan pohon) berarti inte~ensi secara fisik rnaupun biologi untuk merubah bentuk atqu "frame" tajuk dalam pengertian botani rnenjadi struktur, bentuk atau frame bentukan yang rnemfasilitasl hubungan efektif dan efisien antara struktur pohon dengan fungsi pertumbuhan dan perkembangan pohon, terjadi hubungan efektif dan efisien antara source dan sink sedernikian sehingga alokasi asimilat berlangsung optimal (Gifford et a/., $984 dan Ryugo, 1988), sehingga produktivitas individu
6 pohon meningkat dari rendah rnenjadi sedang atau tinggi. Struktur tanarnan dengan tajuk bentukan diharapkan dapat (1) menghindari diskontinuitas produksi karena alternate bearing dan (2) menjaga pohon dan cabang-cabangnya dari self pruning karena ketidakseirnbangan source dan sink dan atau kekurangan cahaya. Dari segi ekologi dan pertamanan, rnanipuiasi arsitektur pohon mernpunyai relevansi dan bermanfaat untuk penataan tanaman secara keruangan (spatial) dan ekologi (Kuiper,1994). Dalarn konteks ini arsitektur pohon dapat berguna untuk dasar merancang suatu sistern silvikultur yang rnenjarnin tingkat diversitas yang tinggi dengan input pengelolaan yang rendah dan lestari. Arsitektur pohon mempunyai relevansi dengan penataan tanarnan secara spatial pada taman lingkungan, taman kota dan pekarangan rnenurut struktur etage bouw. Sebagaimana diketahui, struktur etage bouw yang telah lama dipraktekkan di pekarangan di Pulau Jawa menampilkan diversitas yang tinggi (Setyati Harjadi, 1989). Berwisata di kebun buah-buahan dengan tajuk dalarn 'skala jangkauan' akan memberikan pengalaman rnenarik. Dari segi arsitektur pertamanan, arsitektur pohon mempunyai nilai penting karena dapat rnenghasilkan variasi bentuk tajuk secara terstuktur. Di taman lingkungan maupun tarnan kota dapat dibuat pohon dengan tajuk berbentuk kubah, kerucut, kolumnar atau payung dengan struktur yang rapi, dengan ketinggian bebas cabang tertentu dan sebagainya. lntervensi dapat lebih rnengekpose atau rnenonjolkan bunga agar tarnpak lebih ekstensif sebagai gerornbol pada suatu tiers, sepanjang cabang plagiotrop, permukaan tajuk dan sebagainya. Tampilan demikian menimbulkan keindahan visual baik secara temporal rnaupun spatial. Kehadiran tanaman berbunga dan berbuah intensif pada pohon dengan tajuk bentukan dapat memberikan penekanan (emphasis) dan kontras yang mernikat (eye catching). Dalam penelitian ini tanaman durian dipilih sebagai model untuk mernpelajari arsitektur pohon karena (1) durian secara alami mempunyai bentuk (shape dan fonn) tajuk yang beragarn dan menarik, (2) durian rnerniliki kesarnaan (sesarna model Roux) dan kerniripan model arsitektur pohon (dengan model Rauh) dengan tanarnan yang telah biasa mernperoleh pernangkasan dan training dan (4) durian merupakan tanarnan indigenus Asia Tenggara berbentuk pohon besar yang mernpunyai perilaku fisiologi dan fenologi yang berbeda dengan tanarnan sub-tropika. Secara khusus hasil penelitian pada durian ini diharapkan
7 memperkaya referensi teknik budidaya tanaman dengan model arsitektur Roux yang buahnya padat energi (energy-rich fruit) dan merangsang penelitian lanjut fisiologi khususnya fisiologi source-sink tanaman tropika pada tingkat jaringan maupun sub-selular. Daftar Pustaka Ali, S. H., M. Y. Jaffar and T. S. Lin Branch size as a factor affecting fruit quality. p: ;n W.M. Wan Othman et at. (Eds). Commercial Production of Fruits, Vegetables and Flowers. Universiti Pertanian Malaysia, Selangor. Bassi, D., A. Dima and R. Scorza Tree structure and pruning response of six peach growth form. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 119(3): Batasimha. D Cocoa. p: In M.R. Sethuraj and A.S. Raghavendra (Eds.) Tree Crop Physiology. Elsevier. Tokyo. Borchert. R Feedback control and age-related changes of shoot growth in seasonal and non-seasonal climates, p: In P. 6. Tomlinson and M. H. Zimmermann (Eds). Tropical Trees As Living Systems. Cambridge Univ Press, Cambridge. Cline. M. G Concepts and terminology of apical dominance. Arner. J. Bot. 84: Cook. N. C.. E. Rabe and G. Jacobs Early expression of apical control regulates length and crotch angle of sylleptic shoots in peach and nectarine. HortScience 34(4): Dietz. K. J. and F. Keller Transient storage of photosynthates in leaves, p: In M. Pessarakli (ed). Handbook of Photosynthesis. Marcell Dekker, Inc. New York. Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura Vademekum Pemasaran Departemen Pertanian. Jakarta. 253 p. Gifford, R. M.. J. H. Thorne, W. D. Hitz and R. T. Giaquinta Crop productivity and photoassimilate partitioning. Science Gopal, N. H., K. I. Raju, D. Venkataramanan and K. V. Janardhan Physiological studies on flowering in coffee under South Indian conditions. Ill. Frowering in relation to foliage and wood starch. Turrialba 25(3):239 Halle, F., R. A.A. Oldeman and P. 6. Tomlinson Tropical Trees and Forest: An Architeciural Analysis, Springer-Verlag, Berlin. 441 p. Hartmann, H. T.. D. E. Kester and F. T. ~gvies. Jr Plant Propagation: Principles and Practices. Fifth Ed. Prentice Hall Career and Technology. New Jersey. 647 p. Janardan, K. V., K. I. Raju and N. H. Gopal Physiological studies on flowering in coffee under South Indian conditions. V1. Changes in growth rate, indoleacetic acid and carbohydrate metabolism during flower bud development and anthesis. Turrialba 27(1):29-35.
8 Kuiper, L. C Architectural Analysis of.douglas-fir Forests. PhD thesis. Wageningen Agricultural University. The Netherland. 186 p. Loescher, W. H Physiology and metabolism of sugar alcohol in higher plant. Physiol. Plant. 70: Muhammed, A. G Pemangkasan durian: membentuk pokok dan rneningkat potensi pembuahan. p: In M. Osman et a/. (Eds). Recent Development in Durian Cultivation. MARDI and Malaysian Soc. Hort. Sci., Serdang. Negm. F. 8. and W. H. Loescher Characterization and partial purification of aldose-6-phospate reductase (aldito-6-phospate:nadp-1-oxidoreductase) from apple leaves. Plant. Physiol. 67: Poerwanto, R taporan kunjungan ke kebun buah-buahan di Thailand. Laporan Perjalanan Dinas tanggal 4-12 Mei Fakultas Pertanian IPB, Bogor (tidak dipublikasi). Ramaiah. P. K. and D. Venkataramanan Coffee. p: In M.R. Sethuraj and A.S. Raghavendra (eds). Tree Crop Physiology. Elsevier. Amsterdam. Ramlan, M. F., A. S. Mamat. H. Siti Aishah and R. Yusoh Photosynthetic capacity of seven durian clones grown under natural condition, p: Proc. Int. Conf. Trop. Fruits. Malaysian Agric. Res. Dev. Inst. (MARDI), Kuala Lumpur Juli Ryugo, K Fruit Culture: Its Science and Art. John Wiley and Sons, New York. 344 p. Setyati Harjadi, S Pengantar Hortikultura. PAU llmu Hayati. IPB. Bogor. Stutte. G.W. and G.C. Martin Effects of fight intensity and carbohydrate reserves on flowering in olive. J. Amer. Soc. Hort. Sci.? 1 I (1): Subhadrabandhu, S., J. M. P. Scheernann and E. W. M. Verheij Durio zibethinus Murray, p: In E. W. M. Verheij and R. E. Coronel (Eds). Plant Resource of South East Asia No 2: Edible Fruits and Nuts. PROSEA, Bogor. Verheij. E. W. M. and R. E. Coronel Plant Resource of South-East Asia No.2: Edible Fruits and Nuts. PROSEA Bogor, p:1-56. Wilson, 6. F Apical control of branch growth and angle in woody plants. Amer. J. Bot. 87: Yaacob, 0. and S. Subhadrabandhu. q995. The Production of Economic Fruits in Soutl-.-East Asia. Oxford University Press. Kua,la Lurnpur, 419 p. Yamaki. S and K. Ishikawa Roles of four sorbitol related enzymes and invertase in the seasonal alteration of sugar metabolism in apple tissue..i. Arner. Soc. Hort. Sci. I I (1):
Bassi. D.. A. Dima and R. Scorza Tree structure and pruning response of six peach growth form. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 119(3):
Bassi. D.. A. Dima and R. Scorza. 1994. Tree structure and pruning response of six peach growth form. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 119(3):378-382. Brown, C. S., E. Young and D. M. Pharr. 1985. Rootstock and
Lebih terperinciSET PENELITIAN-I : STUD1 ARSITEKTUR SEMAI DAN BIBIT KLONAL
SET PENELITIAN-I : STUD1 ARSITEKTUR SEMAI DAN BIBIT KLONAL Abstrak Dua sub-set penelitian dilakukan untuk mempelajari karakter bibit generatif (semai) dan mengeksplorasi kemungkinan penggunaan sernai tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar negeri rnernpunyai peranan yang sangat penting. Pada periode tahun 1974-1981 surnber utarna pernbangunan
Lebih terperinciNama Mata Kuliah : Dasar-Dasar Agronomi Kode : PNA 2301 SKS : 2/1 Prasyarat : Pengantar Ilmu Pertanian Status Mata Kuliah : Wajib
Nama Mata Kuliah : Dasar-Dasar Agronomi Kode : PNA 2301 SKS : 2/1 Prasyarat : Pengantar Ilmu Pertanian Status Mata Kuliah : Wajib Deskripsi Singkat Mata Kuliah Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi mencakup
Lebih terperinciSTUD1 ARSITEKTUR POHON DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DURIAN
STUD1 ARSITEKTUR POHON DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DURIAN Oleh ARlS MUNANDAR AGR 93512 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2001 ABSTRAK ARlS MUNANDAR, 2001. Studi Arsitektur
Lebih terperinciMenimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1)
Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao Fakhrusy Zakariyya 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman 90 Jember 68118 Daun merupakan salah satu
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2. Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2 Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) Diusulkan Oleh Dirga Shabri G34080095 Vina Nurfebriani
Lebih terperinciKetahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan
PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan rnerupakan kebutuhan dasar rnanusia agar dapat hidup dan beraktivitas. Kondisi terpenuhinya kebutuhan ini dikenal dengan istilah ketahanan pangan. Undang-undang No. 7
Lebih terperinciTanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Batang Bawah
Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Physiological Response of Vegetative Phase of Cikoneng and Nambangan Pummelo (Citrus grandis L.) Osbeck Grafted on
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang potensinya cerah di masa depan. Dalam perdagangan dunia kakao dikenal dan dibudidayakan sudah cukup lama baik
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul
147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan
Lebih terperinciAGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN
AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN 1979 5777 81 PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN Lestari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Jl.
Lebih terperinciIII. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN
III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Analysis of branches and shoot model of Jatropha curcas L. Abstract The objective of this research was to analyze pattern of branching,
Lebih terperinciKrisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar
xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai. Produktivitas kacang tanah di Indonesia tahun 1986 tercatat
Lebih terperinciBab XI. Pengendalian Pertumbuhan. Winarso D Widodo 2009
Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan Winarso D Widodo 2009 Nama Lengkap : Winarso Drajad Widodo Pendidikan : 1. Sarjana Pertanian (Ir) IPB, 1986 2. Magister Sain (MS) IPB, 1993 3. PhD. - Pomology (Okayama
Lebih terperinciPEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING
PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)
Lebih terperinciTANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA
Jurnal Natur Indonesia III (2): 121 128 (2001) TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA Nurul Sumiasri *) & Ninik Setyowati-Indarto **) *)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Ubi kayu yang berasal dari Brazil,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernbangunan daerah rnerupakan bagian dari pernbangunan nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peningkatan produksi bahan pangan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan terutama makanan pokok terus meningkat sejalan dengan laju pembangunan dan pertambahan
Lebih terperinciPELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.
PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PENDAHULUAN Metode kultur jaringan juga disebut dengan
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN
PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika tumbuh serta
Lebih terperinciPENGARUH BATANG BAWAH DAN CARA SAMBUNG TERHADAP. KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DURIAN (Durio zibethinus Murray) SKRIPSI
PENGARUH BATANG BAWAH DAN CARA SAMBUNG TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DURIAN (Durio zibethinus Murray) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persaratan Guna Mencapai Derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN
422 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 5 NOVEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN FERTILIZATION OF NPK ON LOCAL DURIAN (Durio zibethinus
Lebih terperinciDilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia, tetapi seiring dsngan perkembangannya tanaman kelapa sawit ini rnarnpu tumbuh dan berkernbang dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 205 ISBN: 978-602-8962-5-9 PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA DAN BUBUR PISANG PADA MEDIA MS TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK KELINCI (Dendrobium antennatum Lindl.) SECARA
Lebih terperinciDalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen terhadap produk olahan perikanan yang berrnutu, dewasa ini rnuncul industri pengolahan perikanan yang rnengalarni
Lebih terperinciManajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi
Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors L. Setyobudi 2013 Sistem Management lapangan Produksi dalam hubungannya dengan Mutu Produksi Tanaman Perkebunan: Budidaya Tanaman, Pengelolaan
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Secara umum kerabat durian (Durio spp.) merupakan tanaman buah yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Jangkauan pasarnya sangat luas dan beragam mulai dari pasar
Lebih terperinciOleh: Lollie Agustina Pancawaraswati Putri A /AGR
2004 Lollie Agustina Pancawaraswati Putri Posted: 19 December, 2004 Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng
Lebih terperinciDistribusi komoditi hortikultura segar mulai saat dari panen sampai. baik untuk transportasi, penyimpanan, maupun penanganan lebih lanjut, apalagi
I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Distribusi komoditi hortikultura segar mulai saat dari panen sampai dikonsumsi, membutuhkan waktu yang cukup lama. Selang waktu dibutuhkan baik untuk transportasi, penyimpanan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kesadaran pernerintah akan besarnya potensi kelautan Indonesia, rnenyebabkan paradigrna pernbangunan yang selarna ini kurang rnernperhatikan sektor kelautan rnulai ditinggalkan.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 29/01/2016 Tanggal revisi - Kode dan Nama MK KA064333 Teknik Propagasi Tanaman SKS dan Semester SKS 3
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN
BAB V GAMBARAN UMUM PRODUK PERTANIAN 5.1 Komoditas Perkebunan Komoditi perkebunan merupakan salah satu dari tanaman pertanian yang menyumbang besar pada pendapatan nasional karena nilai ekspor yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum sektor pertanian dapat memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, mendukung pembangunan daerah dan tetap memperhatikan kelestarian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies
Lebih terperinciTIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH
EKOFISIOLOGI TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN TANAH LINGKUNGAN Pengaruh salinitas pada pertumbuhan semai Eucalyptus sp. Gas-gas atmosfer, debu, CO2, H2O, polutan Suhu udara Intensitas cahaya, lama penyinaran
Lebih terperinciTHE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.
392 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5, Juli 2016: 392-398 ISSN: 2527-8452 PENGARUH JARAK TANAM DAN WAKTU TANAM KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max ) PADA BARIS ANTAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. lndonesia memiliki keunggulan komparatif yang dapat diandalkan. dibandingkan negara lain. Salah satu keunggulan komparatif tersebut
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang lndonesia memiliki keunggulan komparatif yang dapat diandalkan dibandingkan negara lain. Salah satu keunggulan komparatif tersebut adalah sumberdaya hayati yang banyak
Lebih terperinciPoerwanto R Nurse stock plant A new technique to enhance mangosteen (Garcinia mangostana) growth. International Symposium on Tropical and
58 DATAR PUSTAKA Ashari S.1995. Hortikultura. Aspek Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia. Borchert R. 197. Simulation of rythmic tree growth under constant condition. Physiol. Plant. 9:17 180. Burgess
Lebih terperinciV. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging,
V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS 5.1. Produksi dan Kebutuhan Ternak 5.1.1 Jenis dan Populasi Ternak Secara urnum jenisjenis ternak yang dikernbangkan rnasyarakat adalah ternak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah dan kondisi alam yang subur untuk pertanian. Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai
Lebih terperinciKeefektifan Teknik Perangsangan Pembungaan pada Kelengkeng
J. Hort. Vol. 1 No., J. Hort. 1():14-14, Keefektifan Teknik Perangsangan Pembungaan pada Kelengkeng Yulianto, J. Susilo, dan D. Juanda Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Bukit Tegalepeh,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan daerah dalam era globalisasi saat ini memiliki konsekuensi seluruh daerah di wilayah nasional menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi secara langsung
Lebih terperinciRetno Pangestuti, Sutopo dan Suhariyono BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TENGAH 2 BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA ABSTRAK
PENENTUAN WAKTU STRESS AIR OPTIMUM UNTUK MEMPRODUKSI BUAH PAMELO DI LUAR MUSIM (Time Determination of Optimum Water Stress to Produce of Season Pummelo) 1 2 2 Retno Pangestuti, Sutopo dan Suhariyono 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan yang sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, karena tanaman ini mampu beradaptasi dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang lndustri perbankan, khususnya bank urnurn, rnerupakan pusat dari sistern keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan dana, rnernbantu
Lebih terperinciPENGARUH PEMBUANGAN PUCUK DAN TUNAS KETIAK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI
PENGARUH PEMBUANGAN PUCUK DAN TUNAS KETIAK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI Effects of Terminal Bud and Auxiliary Shoot Removals on Growth and Yield of Chili Pepper Muhammad Hatta Prodi Agroteknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Perhatian pemerintah terhadap sektor non-migas, khususnya sektor agribisnis semakin besar. Hal tersebut disebabkan semakin berkurangnya sumbangan devisa yang dihasilkan dari ekspor minyak
Lebih terperinciYayat Hidayat, Ir. MSi Sopandi Sunarya, Ir. MSi Susana P. Dewi, Ir. MSi Alimudin Yusuf, Ir. MP
TIM PENGAJAR : Yayat Hidayat, Ir. MSi Sopandi Sunarya, Ir. MSi Susana P. Dewi, Ir. MSi Alimudin Yusuf, Ir. MP POKOK BAHASAN 1. KONSEP UMUM PEMULIAAN POHON 2. KERAGAMAN GENETIK DAN KEGUNAANNYA 3. POLYPLOIDI
Lebih terperinciTingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik
Biocelebes, Juni 2011, hlm. 22-30 ISSN: 1978-6417 Vol. 5 No. 1 Tingkat Keberhasilan Okulasi Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Abdul Hamid Noer 1) dan Yusran 2) 1,2) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA
PENGARUH PANJANG DAN LINGKAR STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN BUAH NAGA KETUT TURIANI INDRA WINTEN 1) ANAK AGUNG GEDE PUTRA 2) PANDE GEDE GUNAMANTA 3) Fakultas Pertanian Universitas Tabanan 1).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja
Lebih terperinciGBPP DAN SAP HASIL HUTAN BUKAN KAYU HHT 341
GBPP DAN SAP HASIL HUTAN BUKAN KAYU HHT 341 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN MATA KULIAH : Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) NOMOR KODE : HHT 341 SKS : 3 (2 3) SEMESTER : Genap DESKRIPSI SINGKAT TIU :
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi
Lebih terperinciTUJUAN PEMANGKASAN tajuk tanaman yang ideal cabang sakit, tunas air, dan cabang kering cabang-cabang produktif bentuk kerangka tanaman
PEMANGKASAN TUJUAN PEMANGKASAN Membentuk tajuk tanaman yang ideal. Membuang cabang-cabang tidak produktif, cabang sakit, tunas air, dan cabang kering. Menumbuhkan cabang-cabang produktif dalam jumlah cukup
Lebih terperinciJurusan Geofisika dan Meteorologi, FMlPA IPB
IKLlM INDONESIA HANDOKO Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMlPA IPB Secara umum, daerah tropika terletak di antara lintang 23,5O LU (tropika Cancer) sampai 23,5O LS (tropika Capricorn). Batasan ini berdasarkan
Lebih terperincidirnensi kehidupan terrnasuk sektor agribisnis akan sangat berpengaruh pada derajat persaingan pada tingkat lokal, wilayah dan nasional tetapi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang berjalan dewasa ini di berbagai dirnensi kehidupan terrnasuk sektor agribisnis akan sangat berpengaruh pada derajat persaingan pada tingkat
Lebih terperinci- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai
RINGKASAN DlEN EVlTA HENDRIANA. ANALISIS PEMlLlHAN STRATEGI BERSAING PRlMKOPTl KOTAMADYA BOGOR SETELAH PENGHAPUSAN MONOPOLI TATANIAGA KEDELAI OLEH BULOG. (Dibawah Bimbingan NUNUNG NURYARTONO) Kedelai sebagai
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan
Lebih terperinciPRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN. Pendahuluan. Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan
PRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN Pendahuluan Latar Belakang Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan pada pohon yang baru satu kali berbuah
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL Gamal Nasir Direktorat Jenderal Perkebunan PENDAHULUAN Kelapa memiliki peran strategis bagi penduduk Indonesia, karena selain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan ketiga sebagai sumber karbohidrat bagi masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciPENGARUH CEKAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN H A R Y A T I
PENGARUH CEKAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN H A R Y A T I Program Studi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan I. PENDAHULUAN Untuk dapat tumbuh dan berkembamg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial yang diminati dan paling banyak dipakai oleh masyarakat, khususnya di Indonesia hingga
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM. Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map)
19 IV. KONDISI UMUM 4.1 Profil Umum PT. Riau Andalan Pulp and Paper PT. Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) adalah bagian dari Asia Pasific Resources International Holdings Limitied (APRIL) Group, perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI
PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda
Lebih terperinciHORTIKULTURA (Buah Buahan) 3 SKS (2-1) Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
HORTIKULTURA (Buah Buahan) 3 SKS (2-1) Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA SILABI HORTIKULTURA (BUAH-BUAHAN) MKB6306 3(2-1) Pendahuluan. Syarat ekologi dan penyebaran di Indonesia. Dinamika
Lebih terperinciPengaruh Posisi Sayatan dan Penyisipan Entris pada Batang Bawah terhadap Keberhasilan Penyambungan dan Kecepatan Pertumbuhan Benih Manggis
J. Hort. 17(4):328-334, 2007 Pengaruh Posisi Sayatan dan Penyisipan Entris pada Batang Bawah terhadap Keberhasilan Penyambungan dan Kecepatan Pertumbuhan Benih Manggis Jawal, M. Anwarudin Syah 1, R. Poerwanto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis X yang kuat dalam UUD 1945, dan dalam
Lebih terperinciASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.
ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang
Lebih terperinciBab 5 H O R T I K U L T U R A
Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan
Lebih terperinciPerkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif
A. LATAR BELAKANG Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami penman, yang antara lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agroindustri akan berdampak pada penciptaan kesempatan kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub sektor agroindustri
Lebih terperinciIII. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO. Abstrak
III. INDUKSI PEMBUNGAAN PADA TANAMAN KAKAO Abstrak Kakao merupakan komoditas penting bagi Indonesia, baik secara ekonomi maupun sosial. Namun demikian, produktivitas perkebunan kakao di Indonesia masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Ekspor negara Indonesia banyak dihasilkan dari sektor pertanian, salah satunya hortikultura
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciJurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000)
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000) Artikel (Article) PENDUGAAN BIOMASSA POHON BERDASARKAN MODEL FRACTAL BRANCHING PADA HUTAN SEKUNDER DI RANTAU PANDAN, JAMBI Fractal Branching Model
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya. alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek
PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek pariwisata bahari, baik dilihat dari segi
Lebih terperinciTEBU. (Saccharum officinarum L).
TEBU (Saccharum officinarum L). Pada awal abad ke-20 Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor gula nomor dua terbesar di dunia setelah Kuba, namun pada awal abad ke-21 berubah menjadi negara pengimpor
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI PEMASARAN SAYUR MAYUR Dl WILAYAH KOTA BOGOR ANT0 GUSTANTO A
I ",om 03-@ ANALISIS EKONOMI PEMASARAN SAYUR MAYUR Dl WILAYAH KOTA BOGOR ANT0 GUSTANTO A07496067 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000 RINGKASAN ANT0
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dimana sebagian besar penduduknya bekerja dalam bidang pertanian. Keadaan usaha tani penduduk pada umumnya masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perum Perhutani merupakan Perusahaan milik negara yang diberikan mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di Pulau Jawa dan Madura dengan
Lebih terperinciEFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.)
EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) Liferdi L. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jl. Raya Solok-Aripan Km 8 Solok Sumatera Barat 27301 Kekurangan
Lebih terperinciPenggunaan Spesies Kerabat Manggis sebagai Akar Ganda dan Model Sambung dalam Mempercepat Penyediaan dan Pertumbuhan Bibit Manggis
J. Hort. 18(3):278-284, 2008 Penggunaan Spesies Kerabat Manggis sebagai Akar Ganda dan Model Sambung dalam Mempercepat Penyediaan dan Pertumbuhan Bibit Manggis Jawal, M. Anwarudin Syah Balai Penelitian
Lebih terperinciKAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN
KAJIAN PENANAMAN KEDELAI DI BAWAH KELAPA SAWIT UMUR EMPAT TAHUN DI PTPN III KEBUN RAMBUTAN Study of soybean under oilpalm age four years old at PTPN III Kebun Rambutan Surya Wardhana *, Lisa Mawarni, Asil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Jarak Pagar
II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Jarak Pagar Tanaman jarak pagar berasal dari Amerika Tengah dan saat ini menyebar di seluruh daerah tropik di dunia. Dalam klasifikasinya, tanaman jarak pagar termasuk
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH CABANG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF ROSELA
Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGARUH JUMLAH CABANG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) The
Lebih terperinci