PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI
|
|
- Yandi Lesmono
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 SKRIPSI DiajukanuntukMemperolehGelar SarjanaPendidikan Islam (S.Pd. I) Oleh : USWATUN KHASANAH NIM JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
2 PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama : Uswatun Khasanah NIM : Jurusan :.Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 Telah kami setujui untuk di munaqosahkan Salatiga, 15 Agustus 2012 Pembimbing Miftachur Rif ah Mahmud, M.Ag. NIP
3 SKRIPSI PENGARUH EFEKTIFITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI I PAKIS MAGELANG TAHUN 2012 DISUSUN OLEH USWATUN KHASANAH NIM : Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 12 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III : Suwardi, M. Pd : Drs. Djoko Sutopo : Siti Rukhayati, M. Ag : Benny Ridwan, M. Hum : Miftachur Rif ah, M. Ag Salatiga, 12 September 2012 Ketua STAIN Salatiga Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP
4 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Uswatun Khasanah Nim : Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar - benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiyah. Salatiga, 15 agustus 2012 Yang menyatakan Uswatun khasanah
5 MOTTO Jika kau ingin cantik wajahmu bercerminlah di kaca untuk berhias, tapi jika kau ingin mempercantik akhlakmu bercerminlah pada Akhlak Rosullah SAW. Senyumku adalah gambaran masa depanku. PERSEMBAHAN Untuk suamiku tercinta, orang tuaku, Kedua putriku, para dosenku Dan teman-teman seperjuanganku.
6 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, sholawat serta salam kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Pada kesempatan ini penulis ini ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta Stafnya, atas segala kebijaksanaannya, perhatian dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 3. Ketua Program Studi Ekstensi Pendidikan Agama Islam 4. Ibu Miftachur Rif ah Mahmud, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud. 5. Keluarga besar MI YASPI Losari 1 yang telah membantu kelancaran selama penelitian. 6. Suamiku Mukhtarokhim yang telah memberi semangat dan dorongan serta penuh perhatian selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 7. Kedua Putriku Salsabilla dan Nabilla yang kurang mendapat perhatian dan tidak banyak mengganggu sehingga membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas bantuannya baik moril maupun materiil semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT dan merupakan amal sholeh-amin. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih sayangnya kepada mereka.dan penulis berharap semoga karya ini dapat menjadikan manfaat. Penulis
7 ABSTRAK Khasanah, Uswatun Pengaruh Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VI Di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang. Skripsi, JurusanTarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Miftachur Rif ah Mahmud, M.Ag. Kata Kunci : Efektifitas, Proses Pembelajaran dan Minat Belajar Dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak guru tidak hanya mengembangkan pengetahuan semata, namun harus mengembangkan sikap dan niali-nilai keagamaan dalam diri siswa. Persoalannya disini terletak pada bobot minat siswa pada bidang studi aqidah akhlak kalau siswa mempunyai minat tinggi maka ia akan tertarik dan senang untuk mempelajari aqidah akhlak untuk itu guru harus selalu member bimbingan dan motivasi agar siswa memiliki antusias atau semangat sehingga menjadikan pelajaran aqidah akhlak sebagai mata pelajaran yang diminati siswa. Dengan demikian akan dapat tercapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh antara efektivitas proses pembelajaran aqidah akhlak dengan minat belajar siswa kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah : (1) Bagaimana tingkat efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak, dan (2) Bagaimana tingkat minat belajar siswa Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini mengggunakan pendekatan kuantitatif. Dan untuk mendapatkan data atau keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode observasi, angket, interview dan dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang efektif itu sangat berpengaruh bagi siswa karena dapat membangkitkan minat belajar mereka. Pembelajaran yang efektif membawa siswa jadi efektif pula. Semakin tinggi tingkat keefektifan guru dalam mengajar semakin tinggi pula minat siswa dalam belajar.
8 DAFTAR ISI Halaman Judul... Persetujuan Pembimbing... Pengesahan Kelulusan... Pernyataan Keaslian Tulisan... Motto dan Persembahan... Kata Pengantar... Abstrak... Daftar Isi... Daftar Tabel... i ii iii iv v vi vii viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Hipotesis Penelitian... 6 E. Kegunaan Penelitian... 7 F. Definisi Operasional... 8 G. Metode Penelitian Pendekatan dan Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data Instrumen Penelitian... 11
9 6. Analisa Data H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Evektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak Evektivitas a. Pengertian Evektivitas b. Mengajar yang efektif c. Belajar yang efektif d. Guru yang efektif e. Sekolah-sekolah yang efektif Proses Pembelajaran a. Definisi proses pembelajaran b. Tahap-tahap atau fase dalam proses pembelajaran c. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Aqidah Akhlak MI B. Minat Belajar Siswa Minat a. Pengertian minat b. Cara yang efektif untuk membangkitkan minat siswa c. Faktor-faktor yang bias mempengaruhi minat Belajar a. Pengertian belajar b. Hal-hal penting yang harus diperhatikan tentang belajar c. Jenis-jenis belajar... 41
10 d. Prinsip-prinsip belajar e. Tujuh gaya belajar efektif f. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi dan subyek penlitian Letak geografis MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang Sejarahberdirinya MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang Strukturorganisasi MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang Kondisiumum MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang a. Keadaan guru MI YASPI Losari b. Keadaan siswa MI YASPI Losari c. Sarana dan prasarana pendidikan MI YASPI Losari B. Penyajian Data BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif B. Pengujian hipotesisi C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
11 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tenaga Pengajar / guru MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang Tabel 3.2 Keadaan Siswa MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang Tabel 3.3 Daftar Subyek Penelitian Tabel 3.4 Data Mentah Jawaban Item Angket Tabel 3.5 Hasil Angket Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak di MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang Kelas 6 Tabel 3.6 Hasil Angket Minat Belajar Siswa Kelas 6 di MI YaspiLosari 1 Pakis Magelang Tabel 3.7 Hasil Jawaban Tiap Responden Atas Instrumen Kedua Variabel Tabel 3.8 Kisi-kisi Angket Penelitian Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel X Tabel 4.2 Kategori Skor Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Y Tabel 4.4 Kategori Skor Tabel 4.5 Penghitungan Korelasi
12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah sering dijumpai masalah yang berkenaan dengan pelaksanaan program pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak. Terkadang siswa kurang berminat dalam bidang studi Aqidah Akhlak sehingga mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehan dari hasil belajarnya, baik berupa pengetahuan maupun sikap kedalam situasi yang berbeda, hal ini dapat dilihat dengan adanya moral pelajar sekarang yang sungguh sangat memprihatinkan. Jadi para siswa menerima pengetahuan dari guru sebagai informasi yang kurang bermakna, karena salah satu sebabnya adalah kurang adanya minat belajar mereka. Tidaklah dapat dipungkiri dari suatu kenyataan, bahwa banyak pendidik Agama Islam khususnya Aqidah Akhlak yang hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan bahan pelajaran tanpa memperhatikan metode dan pendekatan mengajar yang sesuai dengan jenis materi dan sarana pengajaran yang tersedia. Memang metode ceramah mudah dilakukan karena kurang menuntut usaha yang terlalu banyak, baik dari pihak guru maupun dari pihak murid. Untuk dapat menggunakan metode mengajar yang baik, maka terlebih dulu pendidik diharuskan memahami beberapa pendekatan pembelajaran yang digunakan, sebab hal ini sangat membantu bagi setiap pendidik dalam menggunakan metode mengajar. Dalam proses pembelajaran bukanlah membentuk manusia intelek semata tanpa memiliki jiwa manusiawi, akan tetapi membentuk insan pemikir sekaligus insan yang memiliki rasa kemanusiaan dalam arti manusia yang bermoral agama. Oleh karena itu
13 dalam proses pembelajaran anak didik dibimbing agar dapat mengembangkan keterampilan dan dapat mengolah perolehan dari hasil belajar, karena dengan demikian anak didik memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam hidupnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Suryabrata (1997 : 19 ) menyatakan bahwa : Pembelajaran bidang studi Agama Islam tanpa memperhatikan aspek - aspek kognitif, afektif dan psikomotrik, maka mustahil tujuan pembelajaran Agama Islam yakni membentuk kepribadian muslim pada anak didik akan dapat terwujud, karena dalam pembelajaran tidak hanya mengembangkan pengetahuan semata, namun harus mengembangkan sikap serta nilai-nilai keagamaan dalam diri anak didik. Dengan kata lain pembelajaran studi Agama Islam merupakan pembelajaran yang menselaraskan antara pembinaan jasmani dan pembinaan rohani, sehingga memberi bekal kepada anak didik menjadi manusia yang berpengetahuan tanpa mengabaikan nilai - nilai manusia baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai makhluk religi. Mengingat pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak selalu dengan berkenaan dengan upaya pembinaan manusia sebagai makhluk religi maka keberhasilan pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak tersebut sangat tergantung pada unsur manusia itu sendiri. Unsur manusia yang ikut menentukan keberhasilan pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak adalah pelaksana pendidikan yakni guru agama khususnya, karena guru inilah yang menjadi tokoh atau menjadi ujung tombak dalam pembelajaran akhlak disekolah, dikatakan ujung tombak dalam pembelajaran akhlak dikarenakan guru agama secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi siswa yang bertakwa, cerdas dan trampil. Dalam hal ini, Suryabrata ( 1997 : 3 ) menyatakan bahwa, guru sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya
14 manusia dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep - konsep baru dalam dunia pembelajaran tersebut. Peran dan fungsi guru sangat penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu situasi yang dihadapi guru dalam pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam pembelajaran dengan situasi yang dihadapi. Mengingat posisi dan peranan guru berhadapan langsung dengan siswa melalui proses pembelajaran disekolah, maka upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran sebagian besar menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Maka agar pembelajaran tersebut dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan strategi pembelajaran yang efektif. Pembelajaran adalah suatu proses sehingga dalam operasionalnya memerlukan perencanaan yang seksama dan sistematis agar dapat dilakukan sacara realistis. Perencanaan dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran sedangkan proses pembelajaran dilakukan adanya langkah - langkah yang sistematis sehingga dapat diharapkan hasil belajar yang optimal. Mengingat pentingnya pembelajaran Aqidah Akhlak maka setiap guru agama harus mengetahui dan paham akan kedudukannya. Dalam proses pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak, guru berperan sebagai pembimbing agama, pemimpin agama dan sebagai fasilitator belajar agama, selain itu setiap guru agama khususnya Aqidah Akhlak sangat diharapkan pula mengerti benar seluk beluk mengajar, baik dalam arti individual ( seperti remedial teaching atau mengajar kebaikan bagi siswa yang bermasalah ) maupun dalam arti klasikal. Dalam hal ini tentu seorang guru agama khususnya Aqidah Akhlak dituntut pula memahami model - model pembelajaran, metode - metode pembelajaran dan strategi - strategi
15 pembelajaran.kemudian metode - metode dan strategi ini diterapkan secara cermat dalam proses pembelajaran yang dikelola. Dalam proses pembelajaran peran guru, minat, keaktifan siswa yang belajar mutlak diperlukan.persoalannya disini terletak pada bobot minat siswa dalam belajar bidang studi Aqidah Akhlak, karena kalau siswa mempunyai minat tinggi dalam proses pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak maka ia akan tertarik dan senang belajar bidang studi Aqidah Akhlak sehingga akan muncul rasa mudah dan ringan. Proses pengajaran bidang studi Aqidah Akhlak di MI YASPI Losari I Pakis Magelang, dipandang perlu adanya upaya peningkatan kualitas dalam segala aspek, walaupun berdasarkan pengamatan penulis sudah terdapat normalitas dalam pembelajaran, tetapi semua pihak yang terkait khususnya guru bidang studi Aqidah Akhlak tersebut harus selalu memberikan bimbingan serta motivasi agar siswa memiliki antusias atau semangat terhadap pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga menjadikan pelajaran Aqidah Akhlak sebagai satu mata pelajaran yang diminati bagi siswa, bukan sebaliknya menjadikan pelajaran yang membosankan bagi siswa. Beranjak dari uraian diatas, maka penulis meneliti tentang PENGARUH EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS VI DI MI YASPI LOSARI 1 PAKIS MAGELANG TAHUN B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun 2012?
16 2. Bagaimana tingkat minat belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun 2012? 3. Adakah pengaruh efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap minat belajar pada siswa kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun 2012? C. TUJUAN PENELITIAN Setiap diadakan suatu penelitian ilmiah maka sudah pasti ada tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut, sedangkan dalam penelitian yang penulis lakukan ini mempunyai tujuan : 1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak. 2. Untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa berdasarkan tingkat efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak. 3. Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya pengaruh efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap minat belajar dalam bidang studi Aqidah Akhlak pada siswa di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang. 4. D. HIPOTESIS PENELITIAN Berangkat dari permasalahan - permasalahan yang penulis ungkapkan pada perumusan masalah diatas, maka untuk selanjutnya dapat penulis ajukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : Ada pengaruh antara efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan minat belajar pada siswa-siswi kelas VI di MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang tahun E. KEGUNAAN PENELITIAN Ada beberapa manfaat kegunaan dari penelitian ini yaitu :
17 1. Bagi MI YASPI Losari 1 Pakis Magelang, hasil penelitian dapat dijadikan analisis kegiatan terutama yang berkaitan dengan aktifitas pembelajaran Aqidah Akhlak. Dengan analisis ini dapat diketahui kendala - kendala yang ada untuk disempurnakan pada program berikutnya. 2. Bagi guru pengajar Aqidah Akhlak di MI YASPI Losari I Pakis Magelang merupakan tolak ukur dari pada efektivitasnya dalam mengajar bidang studi Aqidah Akhlak sehingga tahu hasil yang dicapai. 3. Sebagai masukan praktis kepada guru maupun calon guru Aqidah Akhlak dalam penggunaan metode pembelajaran bidang studi Aqidah Akhlak yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar Aqidah Akhlak. 4. Diharapkan dapat memberikan wawasan pada penulis khususnya sebagai calon sarjana pendidikan Agama Islam dapat memberikan materi pelajaran Aqidah Akhlak. F. DEFINISI OPERASIONAL Agar memperoleh kesatuan pengertian yang jelas dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda antara penulis dan pembaca maka perlu dijelaskan terlebih dahulu istilah - istilah yang digunakan dalam judul ini, yaitu sebagai berikut : 1. Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak a. Efektivitas Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989 : 12 ) Efektivitas adalah menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan, Hasil yang makin mendekati sasaran berarti makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas dalam judul ini maksudnya adalah taraf tercapainya sasaran pada bidang studi Aqidah Akhlak.
18 b. Proses Pembelajaran Proses yaitu runtutan perubahan jiwa atau peristiwa dalam perkembangan sesuatu (Poerwadarminta, 2007 : 912 ). Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya kegiatan yang berproses. Pembelajaran adalah suatu proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Jadi proses pembelajaran disini maksudnya tahapan - tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam belajar mengajar Aqidah Akhlak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. c. Aqidah Akhlak Dalam kurikulum (2004 : 2) disebutkan Aqidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama Islam yang bersumber dari Al-Qur, an dan Hadits 2. Minat Belajar Minat adalah kesukaan atau kecenderungan hati kepada sesuatu. ( Poerwadarminta: 2007 : 769 ). Belajar adalah berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian. ( Poerwadarminta, 2007: 121). Minat belajar yang dimaksud penulis yaitu kecenderungan subjek untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan senang mempelajari materi tersebut. G. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian atau penyelidikan merupakan penyaluran hasrat manusia ingin tahu, manusia ingin tahu itu berlandaskan bahwa gejala atau akibat itu tentu ada
19 penyebabnya atau dapat dicari penjelasan secara ilmiah. Tujuan penelitian ini untuk menemukan, menjelaskan atau menguji kebenaran dari suatu pengetahuan. Dalam penelitian yang bersifat ilmiah, maka metode penelitian berperan penting sebab dengan menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Beberapa metode penelitian yang penulis gunakan merupakan bagian dari keseluruhan metode yang digunakan dalam penelitian pada umumnya. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan disini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian - bagian dan fenomena serta hubungan - hubungannya, yang bertujuan mengembangkan dan menggunakan model - model matematis, teori-teori dan hipotesis. (Htpp://id.shvoong.com/social-sciences/education/ pengertianpenelitian-kuantitatif/#ixzz1vm0FGktc) 2. Lokasi dan waktu a. Lokasi Penelitian MI Yaspi Losari 1 merupakan lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan Kementrian Agama. MI Yaspi Losari 1 terletak didusun Balak desa Losari kecamatan Pakis kabupaten Magelang. b. Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di kelas VI MI Yaspi Losari 1 Pakis Magelang mulai bulan Mei Populasi Dan Sampel Metode penelitian subjek merupakan cara yang dipakai dalam menentukan jumlah atau banyaknya subjek yang akan diteliti. Metode ini ada 2 macam yaitu: a. Metode Populasi
20 b. Metode Sampling Dari kedua macam metode penelitian tersebut, maka dalam hal ini penulis memilih metode populasi, karena penulis berpatokan pada pendapat Suharsimi Arikunto, untuk sekedar ancer - ancer maka apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjek besar dapat diambil antara 10 atau 15 atau lebih. Dalam penelitian ini yang manjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VI Dengan demikian maka jumlah keseluruhan yang penulis teliti ada 21 siswa. 4. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang ditempuh untuk mendapatkan data atau keterangan - keterangan yang diperlukan dalam penelitian sehingga nantinya data itu dapat dianalisa dan disimpulkan. Dalam penerapan data atau keterangan yang penulis perlukan berasal dari siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah YASPI Losari 1 Pakis Magelang. Dengan demikian maka digunakan suatu metode yang tepat dan sesuai untuk mendapatkan data yang diperlukan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah : a. Dokumentasi Yaitu untuk meneliti / menyelidiki benda - benda tertulis seperti buku - buku, majalah, dokumen, peraturan - peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang sifatnya dokumenter seperti : letak geografis sekolah, sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, sarana dan fasilitas. b. Observasi
21 Yaitu cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengamati dan mancatat gejala - gejala yang sedang diteliti, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data - data yang menyangkut tentang aktifitas yang berhubungan dengan pembelajaran Aqidah Akhlak yang tidak bisa penulis ketahui dari metode penyebaran angket. Dengan demikian dalam penelitian ini penulis mengadakan penyelidikan secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan terhadap kejadian - kejadian yang langsung dapat ditangkap pada saat terjadinya suatu peristiwa. c. Metode Angket Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal - hal yang diketahuinya. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data / informasi dari siswa tentang variabel efektivitas proses pembelajaran Aqidah Akhlak dan variabel minat belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak. Jenis angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan tipe pilihan yang menyediakan 4 alternatif pilihan dalam jawaban. Dari jawaban yang diperoleh kemudian dilakukan pemberian nilai atau skor, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jawaban A mendapat nilai 4 2) Jawaban B mendapat nilai 3 3) Jawaban C mendapat nilai 2 4) Jawaban D mendapat nilai 1 Setelah masing - masing item soal diberi nilai / skor kemudian dijumlahkan untuk mengetahui skor total. d. Metode Interview
22 Adalah suatu kegiatan untuk menghimpun data dengan cara melakukan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematika berdasarkan pada tujuan penelitian. Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data dari guru pendidikan Agama Islam khususnya bidang studi Aqidah Akhlak mengenai proses pembelajaran Aqidah Akhlak dan minat belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak. 5. Analisis Data Untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis yang diajukan yang merupakan pokok dari penelitian, maka diperlukan langkah - langkah yang harus ditempuh, analisis data merupakan langkah yang ditempuh dalam suatu penelitian untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam penelitian yang penulis lakukan ini penulis menggunakan metode analisis statistik ( kuantitatif ), yaitu suatu metode analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang berupa angka atau data kuantitatif, angka - angka tersebut diambil dari hasil angket yang diangkakan, kemudian dimasukkan dalam rumus. 3. SISTEMATIKA PENULISAN Berikut ini penulis akan mengemukakan tentang sistematika penulisan agar para pembaca dapat berfikir terarah, mudah dipahami serta tidak membingungkan. Pada Bab I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan. Pada Bab II Kajian Pustaka berisi deskripsi variabel - variabel dan teori mengenai hubungan antar variabel, meliputi metode pembelajaran Aqidah Akhlak dan minat belajar siswa.
23 Pada Bab III Hasil Penelitian, dalam hal ini dipaparkan tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian yang disertai dengan penyajian data. Pada Bab IV Analisis Data, mencakup tentang Analisis Deskriptif ( tiap - tiap variabel yang dilengkapi dengan pengujian hipotesis serta pembahasan ). Bab V Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak 1. Efektifitas a. Pengertian Efektivitas
24 Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai beberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa : Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target ( kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentasi target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Adapun pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984) adalah : Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yangdicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input. Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh managemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. b. Mengajar yang efektif Menurut Roestiyah (1982:44) mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa belajar anak yang efektif pula. Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut : 1) Belajar secara aktif baik mental atau phisik.didalam belajar anak harus mengalami aktifitas mental. 2) Harus dapat mempergunakan banyak metode waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian anak, mudah diterima anak, dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan bagi anak.
25 3) Motivasi, hal ini sangat berperanan pada kemajuan perkembangan anak selanjutnya melalui proses belajar. Bila motovasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak belajar. Dengan tujuan yang jelas anak akan belajar lebih tekun, lebih giat dan bersemangat. 4) Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang memenuhi ketentuan masyarakat dikatan bahwa kurikulum itu baik dan seimbang 5) Mempertimbangkan pada perbedaaan individual 6) Selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar guru akan mantap didepan kelas. 7) Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak.sugesti yang kuat akan merangsang anak untuk lebih giat belajar. 8) Harus memiliki keberanian, menghadapi murid-muridnya juga masalah-masalah yang timbul waktu proses belajar mengajar berlangsung. 9) Mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah. 10) Pada penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan masalahmasalah yang merangsang anak perfikir.rangsangan yang mengena sasaran menyebabkan anak dapat mereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. 11) Semua pelajaran yang diberikan pada anak perlu diintegrasikan, sehingga anak memiliki pengetahuan yang terintegrasi tidak terpisah-pisah. 12) Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang sebenarnya di masyarakat. 13) Dalam interaksi belajar mengajar guru harus banyak memberi kebebasan pada anak, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri.
26 14) Pengajaran remedial Banyak factor menjadi penyebab kesulitan belajar. Guru perlu meneliti factorfaktor itu, agar dapat memberikan diognosa kesulitan belajar dan menganalisa kesulitan-kesulitan itu. Mengajar yang efektif ini dapat dikemukaan suatu pendapat lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. pendapat ini mengatakan bahwa mengajar yang efektif perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a) Penguasaan bahan pelajaran. Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin, sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik. b) Cinta kepada apa yang diajarkan Guru yang mencintai pelajaran yang biberikan, akan berusaha mengajar yang efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik anak sehingga akan berguna bagi kehidupannya kelak. c) Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki anak.pengetahuan yang dibawa anak dari lingkungan kelurganya, dapat memberi sumbangan yang besar bagi guru mengajar. d) Variasi metode Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode maka akan membosankan, anak tidak tertarik perhatian pada pelajaran. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar anak. e) Seorang guru harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran.maka seorang guru harus selalu
SKRIPSI. Oleh: TSALIS HIDAYATI NIM 11507020. Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU PADA SISWA KELAS III MI DADAPAYAM II KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hasil dari suatu pendidikan tidak segera dapat kita lihat hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA
MANAJEMEN PEMBELAJARAN YANG KREATIF PADA MATA PELAJARAN SAINS FISIKA DI SMP NEGERI 3 KARTASURA Oleh : ROSITA BUDI INDARYANTI NIM : Q. 100040125 Program : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah merupakan karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat menjalankan nilai-nilai sebagaimana
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar
Lebih terperinciKAJIAN TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP se-kecamatan MARISA SKRIPSI
KAJIAN TENTANG PELAKSANAAN EVALUASI PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP se-kecamatan MARISA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan OLEH HASMAWATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1 ) dalam Ilmu Tarbiyah.
PENGARUH BACAAN FIKSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 02 PEGADEN TENGAH WONOPRINGGO PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia akan tumbuh dan berkembang terutama untuk menghadapi masa depannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORIRIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. kecenderungan sikap yang dimilikinya. Sebagaimana yang kita ketahui,
BAB II KAJIAN TEORIRIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Sikap Belajar Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap hasil
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hanna Amalia Mustopa, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk Tuhan YME yang kompleks, unik dan diciptakan dalam integrasi dua substansi yang tidak dapat berdiri sendiri. Substansi pertama disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak pada perubahan sistem pendidikan, seperti halnya terjadinya perubahan kurikulum.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI.
IMPLEMENTASI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-HAMIDI CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh: DUROTUN NAFISAH NIM: 084 116 022 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan karakter terutama dalam peningkatan prestasi peserta didik. Pendidikan bukanlah suatu proses
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( CLASSROOM ACTION RESEARCH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh sebuah lembaga pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question
1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian
Lebih terperinciPENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak
PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sukanti Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran yaitu: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai. Penilaian afektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral, dalam arti fungsi-fungsi jiwanya saling mempengaruhi secara organik. Karenanya sepanjang perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan dan perkembangan siswa sangat memerlukan tuntunan, bimbingan, binaan dan dorongan serta
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm. 74-82 PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Selain itu, pendidikan sangat mempengaruhi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek. Berbicara tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang
Lebih terperinciKORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PAJU PONOROGO TAHUN PELAJARAN SKRIPSI OLEH
KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS II MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PAJU PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI OLEH LUSIANA ADYANINGRUM NIM: 210611021 JURUSAN TARBIYAH PROGAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia menyelenggarakan suatu sistem pendidikan dan pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana pendidikan sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah suatu sistem, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinterelasi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. 1 Guru sebagai pengajar atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik
Lebih terperinciSTRATEGI GURU PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK TUNAGRAHITA PADA SMPLBN-C SALATIGA SKRIPSI
STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK TUNAGRAHITA PADA SMPLBN-C SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh ISNAINI MASRUROH NIM 11107010 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE P EMBELAJARAN ANTARA METODE RESITASI DENGAN METODE KERJA KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/ 2009 SKRIPSI
Lebih terperinciNUR ENDAH APRILIYANI,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dalam proses belajar mengajar (PBM) itu terdiri dari tiga komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang belajar dan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tuntutan Kurikulum KTSP yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah mengharapkan agar penguasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya, sebagaimana tersurat dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, Pendidikan itu berfungsi
Lebih terperinciPERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I T A S M U H A M M A D I V E R S U N I YA H S U R A K A R T A NASKAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru merupakan salah satu cara dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan semua guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1.Belajar dan Pembelajaran Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI KELAS III MI MUHAMMADIYAH MUNGGUR NGEPOSARI SEMANU GUNUNGKIDUL
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI KELAS III MI MUHAMMADIYAH MUNGGUR NGEPOSARI SEMANU GUNUNGKIDUL Disusun Oleh : NAMA : NINING YULI ASTUTI NPM : 20070720130 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN
Lebih terperinciSkripsi. Diajukan Oleh : HILDA AYU NANDA
PENERAPAN MEDIA LEMBAR KERJA SISWA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Langsa Tahun Pelajaran 2012/2013) Skripsi Diajukan Oleh : HILDA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan kebutuhan vital bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kearifan dan bijaksana, merupakan suatu usaha secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ranah Pendidikan dewasa ini sangat berat rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dengan kearifan dan bijaksana, merupakan suatu usaha secara sadar yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk
BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Pengertian Minat Belajar Berbicara tentang minat, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai perhatian, kesukaan, kecenderungan hati kepada atau keinginan. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia yang lebih baik lagi dan berkualitas. Akibat pengaruh itupendidikan mengalami kemajuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG
69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: Ellys Wahyu Ningsih NIM. 084 121 004 INSTITUT AGAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah usaha sadar yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang
Lebih terperinciDiajukan oleh LESTARI NIM :
METODE ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI GAMPONG JAMBO LABU KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR SKRIPSI Diajukan oleh LESTARI NIM : 111005490 Program Studi Pendidikan Agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat signifikan dalam menjalani kehidupan. Karena sepanjang perjalanan manusia pendidikan merupakan barometer untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 2002:82 ) mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sumber daya utama bagi kemajuan suatu bangsa, untuk itu pendidikan perlu dibangun dan dikembangkan agar mampu menghasilkan sumber daya yang unggul.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 Bab ketentuan umum pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar Mata Pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mengalami berbagai perubahan. Perubahan tersebut sebagai akibat dari berbagai usaha pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian studi kasus yang telah dipaparkan pada bab-bab di atas, mengenai Pendidikan Kepribadian Dan Pembinaan Mental Spiritual Melalui Ilmu
Lebih terperinci