BAB I PENDAHULUAN. Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan anggota dari famili

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan anggota dari famili Rubiaceae. Buah mengkudu memiliki khasiat meningkatkan daya tahan tubuh, analgesik, menormalkan tekanan darah serta memperbaiki sistem pencernaan (Pulasari, 2009). Buah mengkudu menunjukkan aktivitas farmakologi sebagai antioksidan (Kumar et al, 2014), antimikrobial (Selvam et al, 2009) dan antidislipidemia (Mandukhail, et al., 2010). Berdasarkan informasi tersebut buah mengkudu memiliki potensi yang tinggi sebagai obat herbal. Identifikasi dan penentuan kualitas dari suatu material tanaman obat merupakan syarat utama dalam produk herbal. Kualitas tanaman obat dikatakan memenuhi persyaratan apabila keaslian dari tanaman tersebut telah diketahui. Tanaman obat, baik dalam buah, daun, rimpang, ataupun herba dapat mengandung berbagai metabolit sekunder yang kompleks dengan komposisi yang tidak konsisten sehingga untuk melakukan identifikasi pada tanaman obat menjadi cukup sulit (Mukherjee, 2002). Oleh karena itu diperlukan suatu senyawa penanda (marker) yang dapat dijadikan sebagai identitas dari tanaman obat. Salah satu cara identifikasi adalah menggunakan informasi kandungan kimia berupa sidik jari sebagai identitas dengan menggunakan penanda (marker) pada tanaman tersebut (Mukherjee, 2002). Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 261/MENKES/IV/2009, Indonesia telah memiliki standar acuan untuk melakukan 1

2 2 standarisasi bahan baku obat tradisional atau produknya, yaitu Farmakope Herbal Indonesia (FHI) (Menkes RI, 2009). Menurut FHI (2008) disebutkan bahwa senyawa khas yang dapat digunakan sebagai identitas dalam buah mengkudu adalah skopoletin. WHO telah menetapkan sidik jari kromatografi sebagai standar utama dari tanaman obat atau produk herbal. Standarisasi ini telah ditetapkan dalam British Herbal Pharmacopoeia (BHP), United States Pharmacopoeia (USP), dan WHO s Guidelines For Medicinal Plant Materials (Emilan et al., 2011). Metode yang digunakan dalam penentuan sidik jari antara lain HPLC-UV (DAD), HPLC-MS, GC-MS, TLC-Densitometry, dan HPTLC-Densitometry. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) atau Thin Layer Chromatography (TLC) adalah teknik yang paling banyak digunakan untuk analisis herbal (Giri et al., 2010). KLT telah menjadi metode standar pada farmakope herbal USA dan Cina untuk mengidentifikasi tanaman. Metode tersebut sederhana, serbaguna, mempunyai kecepatan dan sensitivitas yang tinggi (Balammal, 2012). Metode KLT juga telah dikembangkan untuk identifikasi komponen bioaktif dari tanaman yaitu pada buah mengkudu (Satwadhar et al., 2011). Analisis karakteristik tanaman dengan menggunakan KLT menghasilkan kontrol kualitas dari masingmasing tanaman. Pemanfaatan KLT dalam standarisasi tanaman obat juga memiliki keunggulan, apabila komponen aktif tanaman obat tersebut memiliki aktivitas seperti pada buah mengkudu. Buah mengkudu mengandung skopoletin yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Malik et al, 2011). Uji aktivitas

3 3 antioksidan dengan KLT yang dikombinasikan dengan deteksi radikal DPPH dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan reagen DPPH 0,2% dalam metanol. Hasil positif ditunjukkan dengan munculnya spot yang berwarna kuning pada plat KLT yang berwarna ungu menunjukkan bahwa komponen tersebut memiliki aktivititas sebagai antioksidan (Masoko and Ellof, 2007). Pemanfaatan KLT dalam hal ini dapat dijadikan sebagai metode untuk identifikasi profil sidik jari kromatografi berdasarkan komponen bioaktif dari tanaman herbal. Dalam penelitian ini akan dilakukan identifikasi buah mengkudu dari tiga provinsi di Indonesia (Bali, Jawa Timur, dan Jawa Tengah) untuk mendapatkan identitas sidik jari kromatografi berdasarkan aktivitas antioksidan pada ekstrak buah mengkudu dengan menggunakan metode KLT-Spektrofotodensitometri. Pemilihan sampel dari tiga provinsi tersebut berdasarkan penanaman yang menghasilkan jumlah total panen buah mengkudu tertinggi di Indonesia (BPS, 2013). Pengambilan sampel dilakukan pada tiga daerah untuk melihat variasi profil sidik jari buah mengkudu. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah profil sidik jari kromatografi ekstrak buah mengkudu dari provinsi Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah berdasarkan aktivitas antioksidan dengan metode KLT-Spektrofotodensitometri? Bagaimana kedekatan profil sidik jari kromatografi ekstrak buah mengkudu dari provinsi Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan metode KLT- Spektrofotodensitometri?

4 4 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui profil sidik jari kromatografi berdasarkan aktivitas antioksidan dari ekstrak buah mengkudu dari provinsi Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah. 1.4 Manfaat Penelitian Mendapatkan profil sidik jari kromatografi berdasarkan aktivitas antioksidan dari ekstrak buah mengkudu dengan menggunakan metode KLT- Spektrofotodensitometri sehingga dapat dimanfaatkan untuk identifikasi dalam rangka peningkatan kualitas produk obat herbal buah mengkudu.

5 43