BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran umum berikut menjelaskan sejarah umum organisasi Puskes TNI,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran umum berikut menjelaskan sejarah umum organisasi Puskes TNI,"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Puskes TNI. Gambaran umum berikut menjelaskan sejarah umum organisasi Puskes TNI, visi dan misi, Struktur dan uraian tugas dari Puskes TNI Sejarah Umum Puskes TNI. Sejarah Puskes TNI tidak bisa melepaskan diri dari diproklamirkannya Negara Republik Indonesia yang telah merdeka berkat bantuan dari Tentara Rakyat Indonesia. Seperti diketahui bahwa pada tanggal 23 Agustus 1945, pemerintahan saat itu telah menetapkan Tentara Rakyat Indonesia sebagai satuan pengamanan dan penjaga kedaulatan atas kemerdekaan Republik Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, maka dibentuk pula Tentara Keselamatan Rakyat Kesehatan yang bertugas memberikan bantuan kesehatan bagi pejuang ataupun TRI yang mengalami luka-luka ataupun yang gugur dalam pertempuran. TKR Kesehatan selanjutnya berganti nama menjadi Tentara Jawatan Kesehatan yangn beranggotakan orang-orang kesehatan Tentara Keselamatan Rakyat, Pelopor Palang Merah Indonesia dan bekas KNIL. Tentara Jawatan Kesehatan terbagi dalam Tentara Jawatan Kesehatan Darat yang dipimpin oleh Mayor dr. Ridwan Maureksa, Tentara Jawatan Kesehatan Laut yang dipimpin seorang Komodor Laut dr. Ramelan dan Tentara Jawatan Kesehatan Udara yang dipimpin oleh Komodor Udara dr. Esnawan Antariksa. 61

2 62 Seiring perkembangan jaman, maka pada tanggal 16 Desember 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Tentara Jawatan Kesehatan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman yang mempunyai tugas memberikan bantuan kesehatan terhadap personel TKR yang melaksanakan tugas dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perubahan nama yang semula Tentara Keamanan Rakyat menjadi Badan Keamanan Rakyat tidak membuat serta merta adanya perubahan tugas pada Tentara Jawatan Kesehatan. Justtu sebaliknya bahwa perubahan nama tersebut membuat tugas Tentara Jawatan Kesehatan semakin bertambah dalam melaksanakan tugas pokoknya. Gugurnya Komodor Udara yaitu dr. Abdul Rahman Saleh yang juga seorang penerbang udara dalam misi membawa obatobatan dari wilayah India menuju Indonesia di tanggal 29 Juli memberikan inspirasi bagi Badan Jawatan Kesehatan untuk melaksanakan tugasnya dengan maksimal. Tuntutan tugas yang serba cepat dan perkembangan dunia kedokteran di lingkungan militer membuat Badan Jawatan Kesehatan berubah nama menjadi Pusat Kesehatan ABRI yang akhirnya sesuai dengan semangat reformasi di tahun 1998 maka Pusat Kesehatan ABRI berubah menjadi Pusat Kesehatan TNI. Pusat Kesehatan TNI yang selanjutnya disebut Puskes TNI merupakan badan pelaksana pusat di tingkat Mabes TNI yang berkedudukan di bawah Panglima TNI dengan tugas menyelenggarakan dukungan kesehatan yang terpadu dan trintegratif dalam pelaksanaan tugas pokok TNI.

3 63 Tugas Puskes TNI pada periode 2000 s.d 2014 cukup bervariatif dan bertambah seiring dengan tuntutan tugas dan perkembangan jaman. Masih ingat dalam ingat seluruh warga negara Indonesia pada tanggal 26 Desembr 2006, gempa tsunami yang melanda wilayah NAD Aceh dan Sumatera Utara telah membawa korban sebanyak jiwa. Peran TNI saat itu cukup penting yang dalam hal ini diakselerasi oleh Puskes TNI dalam melakukan evakuasi korban gempa tsunami dan memberikan bantuan kemanusiaan dan kesehatan pasca terjadinya gempa tsunami. Selanjutnya ditahun-tahun sesudahnya wilayah Indonesia sering dan silih berganti terjadi bencana baik gempa tusnami, longsor, banjir bandang, dan gempa tektonik dalam skala nasional maka peran Puskes TNI memberikan kontribusi kepada korban bencana alam tersebut dengan menyumbangkan tenaga melalui tenaga kesehatan baik dokter maupun tenga perawat serta tenaga kesehatan lainnya Visi dan Misi Puskes TNI. Puskes TNI sebagai salah badan pelaksana pusat di tingkat Mabes TNI yang mepunyai fungsi menyelenggarakan dukungan kesehatan secara terpadu dan integratif dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI. Untuk mewujudkan fungsi tersebut maka Puskes TNI menetapkan visinya yaitu Terwujudnya tingkat kesehatan personel TNI yang prima dan kesiapan satuan kesehatan yang handal guna mendukung Tupok TNI. Puskes TNI agar dapat mencapai visi yang dimaksud maka ditetapkan misinya sebagai berikut:

4 64 1. Mewujudkan status kesehatan prima bagi seluruh personel TNI agar selalu siap dalam melaksanakan tugas. 2. Mewujudkan kemampuan dukungan kesehatan pada operasi dan latihan TNI. 3. Mewujudkan kemampuan sumber daya kesehatan TNI Struktur Organisasi Puskes TNI Uraian Tugas. a. Kapuskes TNI. Kepala Pusat Kesehatan TNI, disingkat Kapuskes TNI dijabat oleh seorang Pati TNI bintang dua, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut:

5 65 1) Memberikan pertimbangan dan saran kepada Panglima TNI mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan bidangnya. 2) Menentukan kebijakan di dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan guna menjamin kelancaran dan kesinambungan penyelenggaraan fungsi Puskes TNI. 3) Mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan fungsi-fungsi kesehatan di lingkungan Puskes TNI. 4) Mengoordinasikan dan mengendalikan penyelenggaraan kerja sama TNI di bidang kesehatan dengan instansi kesehatan nasional maupun internasional. Kapuskes TNI bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kasum TNI. b. Wakapuskes TNI. Wakil Kepala Pusat kesehatan TNI, disingkat Wakapuskes TNI dijabat oleh seorang Pati TNI bintang satu, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1) Mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan staf dan administrasi di lingkungan Puskes TNI. 2) Menyampaikan pertimbangan dan saran staf kepada Kapuskes TNI. 3) Memelihara, mengawasi dan mengembangkan prosedur dan mekanisme kerja di lingkungan Puskes TNI. 4) Mewakili Kapuskes TNI apabila berhalangan.

6 66 Wakapuskes TNI bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapuskes TNI. c. Setpuskes TNI. Sekretaris Puskes TNI, disingkat Sespuskes TNI dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat kolonel, sebagai pembantu utama Kapuskes TNI di bidang penyelenggara fungsi organik militer dan fungsi pembinaan, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut : 1) Mengoordinasikan, merumuskan dan menyusun rencana serta program kerja Puskes TNI. 2) Menyeleggarakan administrasi personel, pembinaan karier, dan pelayanan personel Puskes TNI. 3) Menyelenggarakan pengurusan administrasi, logistik dan keuangan Puskes TNI. 4) Menyelenggarakan kegiatan tata usaha dan administrasi surat menyurat Puskes TNI. 5) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan urusan dalam dan tata tertib Puskes TNI. 6) Menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai program kerja Puskes TNI. 7) Menyelenggarakan pengawasan perkembangan, evaluasi pelaksanaan program dan dokumentasi serta laporan pelaksanaan kegiatan. Sespuskes TNI dibantu oleh empat orang Kepala Bagian yang masingmasing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat letnan kolonel sebagai berikut:

7 67 1) Kepala Bagian Perencanaan Program dan Anggaran, disingkat Kabagrenprogar. 2) Kepala Bagian Administrasi Personel, disingkat Kabagminpers. 3) Kepala Bagian Tata Usaha dan Urusan Dalam, disingkat Kabag Taud. 4) Kepala Bagian Pengadaan, disingkat Kabagada. Sespuskes TNI bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapuskes TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakapuskes TNI. d. Kadisdukkesops. Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi, disingkat Kabiddukkesops dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat kolonel, sebagai staf pelaksana di bidang dukungan kesehatan operasi maupun latihan, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1) Merumuskan kebijakan dan merencanakan dukungan kesehatan bagi pelaksanaan dukungan operasi dan latihan TNI. 2) Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian dukungan kesehatan operasi dan latihan TNI. 3) Menyiapkan sistem, prosedur dan metode dukungan kesehatan. 4) Menyelenggarakan pembinaan sistem dan prosedur serta metode pemeriksaan kesehatan bagi calon anggota TNI. 5) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan dalam rangka penerimaan calon perwira TNI. 6) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan personel TNI dalam rangka penugasan ke luar negeri.

8 68 7) Mengoordinasikan dan mengendalikan kerja sama kesehatan dengan instansi terkait. 8) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan untuk mengevaluasi dan menentukan penggolongan kecacatan bagi prajurit TNI penyandang cacat. Kabiddukkesops dibantu oleh dua orang Kepala Subbidang yang masingmasing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat letnan kolonel, sebagai berikut : 1) Kepala Subbidang Dukungan Kesehatan Operasi, disingkat Kasubbidkesops. 2) Kepala Subbidang Pemeriksaan dan Uji Kesehatan, disingkat Kasubbidrikujikes. Kabiddukkesops bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas kewajibannya kepada Kapuskes TNI, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakapuskes TNI. e. Kadismatfaskes. Kepala Bidang Materiil dan Fasilitas Kesehatan, disingkat Kabidmatfaskes dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat kolonel, sebagai staf pelaksana di bidang pembinaan pembekalan dan fasilitas, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut : 1) Membina data, fasilitas, sarana dan prasarana kesehatan TNI. 2) Menyusun rencana serta mengevaluasi kebutuhan materiil kesehatan TNI dalam rangka operasi dan latihan TNI. 3) Mengevaluasi rencana kebutuhan materiil kesehatan TNI.

9 69 4) Menyusun kebijakan pengelolaan fasilitas dan bekal kesehatan TNI. 5) Menyiapkan prosedur dan administrasi dalam rangka pembinaan pembekalan kesehatan dan fasilitas kesehatan TNI. Kabidmatfaskes dibantu oleh tiga orang Kepala Subbidang yang masingmasing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat letnan kolonel, sebagai berikut : 1) Kepala Subbidang Materiil Kesehatan, disingkat Kasubbidmatkes. 2) Kepala Subbidang Fasilitas Kesehatan, disingkat Kasubbidfaskes. 3) Kepala Subbidang Administrasi Materiil Kesehatan, disingkat Kasubbidminmatkes. Kabidmatfaskes bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapuskes TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakapuskes TNI. f. Kadisbangkes. Kepala Dinas Pengembangan Kesehatan, disingkat Kadisbangkes dijabat oleh seorang Pamen berpangkat kolonel, sebagaai staf pelaksana di bidang pembinaan, sistem, prosedur, metode dan piranti lunak kesehatan TNI, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1) Menyelenggarakan pengembangan sistem, metode, prosedur dan perangkat lunak kesehatan TNI. 2) Menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia kesehatan TNI. 3) Menyelenggarakan pengembangan materiil kesehatan integratif dan pembakuan perangkat kesehatan TNI.

10 70 Kadisbangkes dibantu oleh dua orang Kepala Subbidang yang masingmasing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat letnan kolonel, sebagai berikut : 1) Kepala Subbidang Pengembangan Sistem, Metode, Prosedur dan perangkat lunak, disingkat Kasubbidbangsismet. 2) Kepala Subbidang Pengembangan Sistem, Prosedur dan Metode Aspek SDM dan Materiil Kesehatan, disingkat Kasubbidbang SDM dan Mat. Kadisbangkes bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapuskes TNI, dalam pelaksanaan tugas seari-hari dikoordinasikan oleh Wakapuskes TNI. g. Kadisyankesin. Kepala Dinas Pelayanan Kesehatan Integratif, disingkat Kadisyankesin dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat kolonel, sebagai staf pelaksana di bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan integratif, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1) Mengoordinasikan, merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pelayanan kesehatan preventif integratif. 2) Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan terintegrasi bagi seluruh anggota TNI, PNS beserta keluarganya. 3) Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pemeriksaan kesehatan berkala bagi anggota TNI dan PNS di jajaran Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan.

11 71 4) Mengawasi dan mengendalikan kerja sama di bidang kesehatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan instansi terkait. Kadisyankesin dibantu oleh dua orang Kepala Subbidang yang masingmasing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat letnan kolonel sebagai berikut: 1) Kepala Subbidang Kesehatan Preventif, disingkat Kasubidkesprev. 2) Kepala Subbidang Kesehatan Kuratif dan Rehabilitasi, disingkat Kasubbidkeskurehab. Kadisyankesin bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapuskes TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakapuskes TNI. h. Kadepobekkes. Kepala Depo Perbekalan Kesehatan, disingkat Kadepobekkes dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat kolonel, sebagai badan pelaksana di bidang materiil kesehatan TNI, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut : 1) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, penyiapan, penyaluran dan pengiriman materiil kesehatan TNI, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2) Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan bekal kesehatan yang disimpan dalam depo penyimpanan. 3) Melaksanakan pertanggungjawaban materiil kesehatan dan administrasinya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

12 72 4) Melaporkan bekal kesehatan yang sudah habis masa pakai dan menyiapkan pelaksanaan penghapusannya. Kadepobekkes dibantu oleh tiga orang Kepala Seksi disingkat Kasi, yang masing-masing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat mayor sebagai berikut : 1) Kepala Seksi Obat dan Perangkat Kesehatan, disingkat Kasibatkat. 2) Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Matum, disingkat Kasialkes dan Matum. 3) Kepala Seksi Ekspedisi, disingkat Kasieksi. Kadepobekkes bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapuskes TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakapuskes TNI. i. Kaunitbaktikes. Kepala Unit KB dan Bakti Kesehatan TNI, disingkat Kaunitbaktikes dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat kolonel, sebagai badan pelaksana di bidang Keluarga Berencana dan Bakti Kesehatan, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1) Merumuskan kebijakan di bidang Keluarga Berencana dan Bakti Kesehatan. 2) Mengoordinasikan penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Bakti Kesehatan dengan semua badan/instansi terkait. 3) Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan Keluarga Berencana di lingkungan TNI. 4) Mengawasi dan mengendalikan kegiatan Bakti Kesehatan TNI.

13 73 Kaunitbaktikes dibantu oleh dua orang Kepala Seksi yang masing-masing dijabat oleh seorang Pamen TNI berpangkat mayor sebagai berikut : 1) Kepala Seksi Bakti Kesehatan, disingkat Kasibaktikes. 2) Kepala Seksi Keluarga Berencana, disingkat Kasi KB. Kaunitbaktikes bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Kapuskes TNI, dalam pelaksana tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Wakapuskes TNI. j. Satgaskes. Satuan Tugas Kesehatan merupakan satuan kesehatan yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan, untuk tugas operasi, pelatihan TNI, pemeliharaan perdamaian dunia, dan tugas kemanusiaan lainnya Hasil Penelitian Bab ini merupakan isi dari uraian peneliti mengenai hasil penelitian kualitatif sesuai dengan metode deskriptif kualitatif mengenai strategi komunikasi Puskes TNI dalam mensosialisasikan pelatihan kesehatan TNI. Sebelum strategi itu dilakukan, tentu ada proses awal, yaitu strategi harus dirumuskan terlebih dahulu. Dalam perumusan strategi ini, hal-hal yang harus diperhatikan adalah tentang bagaimana suatu organisasi itu mengembangkan tujuan, mengenali tentang peluang dan ancaman yang sifatnya eksternal, menetapkan kelemahan dan kekuatan yang sifatnya internal, kemudian menetapkan suatu objektivitas dan menghasilkan strategi alternatif serta memiliki strategi untuk dilaksanakan. Penentuan perumusan strategi ini diharapkan agar implementasi berjalan dengan baik. Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan Puskes TNI.

14 74 a. Mengembangkan Tujuan. Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi, sehingga kinerja organisasi jadi terarah pada satu tujuan. Tujuan pelatihan kesehatan yang diselenggarkan oleh Puskes TNI adalah untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan personel kesehatan dalam upaya memberikan dukungan kesehatan guna tercapainya tugas pokok TNI. Kemudian dikembangkan dalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai, yaitu : 1) Tersedianya peranti lunak dan produk hukum dalam penyelenggaraan pelatihan kesehatan. 2) Terwujudnya kemampuan dan keterampilan dari personel kesehatan yang optimal dalam memberikan dukungan kesehatan bagi tugas pokok TNI. 3) Terpetakannya personel kesehatan yang memiliki kemampuan pikir dan teknis di bidang kesehatan. b. Mengenali Peluang dan Ancaman Eksternal. Mengenali peluang dan ancaman yang sifatnya eksternal ini diharapkan strategi yang akan dilakukan dapat terbantu dengan adanya peluang kemudian mengantisipasi ancaman yang mungkin dapat mengganggu pelaksana strategi. Berikut peluang ancaman yang dirumuskan Puskes TNI. 1) Peluang (opportunity). Peluang adalah situasi yang menguntungkan dalam lingkup organisasi, sehingga organisasi dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk menarik kesempatan terbuka bagi keberlanjutan atau kemajuan organisasi.

15 75 Berikut adalah peluang Puskes TNI dalam mensosialisasikan pelatihan kesehatan TNI. Ibu Christina menjelaskan mengenai peluang yang dimilikinya sebagai berikut: Of course kita punya peluang besar dalam meningkatkan kompetensi personel kesehatan di lingkungan TNI dikarenakan ketersediaan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh TNI belum pernah diselenggarakan oleh pihak manapun diluar TNI mengingat pelatihan kesehatan ini dalam upaya mendukung tugas pokok TNI. Selain itu pelatihan kesehatan ini menjawab tuntutan perkembangan ilmu kedokteran dan kemajuan alat utama sistem persenjataan. Tidak jauh berbeda yang dijelaskan oleh Bapak Ikhsan mengenai peluang sebagai berikut: banyak peluang bagi Puskes TNI karena TNI mempunyai tugas pokok dalam mengamankan kedaulatan wilayah Indonesia baik darat, laut dan udara sehingga pengadaan alat utama sistem persenjataan TNI mengalami modernisasi. Modernisasi Alutsista TNI mendorong adanya transfer pengetahuan dan kemampuan personel TNI baik secara teknis, sosiologis dan dukungan kesehatan agar dalam penggunaan Alutsista tersebut tidak menimbulkan permasaslahan. Inilah yang menjadai persyaratan utama untuk memberikan dukungan kesehatan bagi personel TNI yang mengawakinya dengan peningkatan kemampuan dan keterampilan personel kesehatan TNI melalui pelatihan kesehatan. Dari hasil wawancara diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa peluang yang dimiliki Puskes TNI sebagai berikut: a) Peningkatan kompetensi personel kesehatan TNI yang dilakukan salah satunya melalui pelatihan kesehatan merupakan salah satu kewajiban dalam transfer teknologi untuk modernisasu alat utama sistem persenjataan TNI. b) Penyelenggaraan pelatihan kesehatan yang berada di Indonesia belum mampu menjawab peningkatan kompetensi personel kesehatan TNI dan

16 76 sesuai dengan tuntutan modernisasi alat utama sistem persenjataan TNI sehingga perlu pelatihan kesehatan yang sesuai dengan tuntutan kemajuan TNI. 2) Ancaman (Threath) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan organisasi yang dapat mengganggu keberadaan dan keberlanjutan organisasi. Bapak Ikhsan memberikan informasi mengenai ancaman, sebagai berikut: ancaman berlaku bagi semua penyelenggaraan pelatihan termasuk Puskes TNI baik secara internal maupun ekternal seperti macam atau jenis pelatihan yang monoton alias stagnan dalam menghadapi perubahan/modernisasi alat utama sistem persenjataan dan kurangnya animo peserta pelatihan yang akan mengikuti dikarenakan sudah sering dilakukan oleh satuan instansi lain menjadikan salah satu ancaman yang perlu diperhatikan. pesaing utama kita adalah kemalasan untuk meningkatkan kompetensi personel kesehatan dan adanya kesamaan jenis penyelenggaraan pelatihan kesehatan di tiap Matra Angkatan. Informasi yang sama dijelaskan oleh Ibu Christina mengenai ancaman dan pesaing yang memiliki asuransi perjalanan sebagai berikut: salah satunya penyelengaraan pelatihan di tiap Matra Angkatan merupakan pesaing kita namun bukan hanya itu saja, kurangnya animo calon peserta pelatihan di lingkungan kesehatan TNI yang disebabkan duplikasi jenis pelatihan juga merupakan ancaman bagi kita yang bisa menjadi tantangan bagi Puskes TNI. sekarang ini pesaing utama kita adalah kesamaan jenis pelatihan baik yang diselenggarakan oleh Matra Angkatan ataupun di instansi lain sebagai penyelenggara pelatihan. Dari informasi tersebut dapat diketahui beberapa hal yang menjadi ancaman, diantaranya:

17 77 a) Penyelenggara pelatihan baik di Matra Angkatan maupun instansi lain yang menjadi pesaing dan menjadikan salah satu ancaman yang perlu diperhatikan. b) Kurangnya animo calon peserta pelatihan kesehatan. c. Menetapkan Kekuatan Dan Kelemahan Internal. Menetapkan kekuatan dan kelemahan yang sifatnya internal diharapkan sebuah organisasi mengetahui secara intern apa saja yang dapat diandalkan dan apa saja yang harus dilengkapi dalam proses strategi. Berikut kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh intern Puskes TNI yaitu : 1) Kekuatan (strength) Kekuatan adalah sesuatu yang dimiliki oleh organisasi sebagai modal bagi keberlangsungan dan perkembangan organisasi.melalui wawancara, Bapak Ikhsan menjelaskan strength dari produk serta kekuatan perusahaan: strengths yang menjadi peak point bagi penyelenggara pelatihan adalah Puskes TNI merupakan badan pelaksana pusat di tingkat Mabes TNI yang berada di bawah Panglima TNI sehingga memudahkan untuk melakukan aktivitas sosialisasi bersama di Jakarta, selain itu pelatihan kesehatan TNI saat ini sudah sangat kompetitif sehingga memberikan daya saing bagi peserta yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia dan ini menjadi satu keunggulan yang membedakan dengan penyelenggara pelatihan lainnya sebagai contohnya manfaat medical evacuation training bagi peserta yang berkualifikasi flight nurse mampu melakukan evakuasi medik udara bagi korban bencana. Hal yang sama disampaikan juga oleh Ibu Christina mengenai strength dari jenis pelatihan kesehatan ini menjadi kekuatan (strengths) dari pelatihan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskes TNI adalah sebagai berikut:

18 78 a) Berada di Balakpus Tingkat Mabes TNI yang merupakan strata tertinggi dalam pembuat kebijakan sehingga memudahkan untuk melakukan aktivitas sosialisasi bersama di Jakarta. b) Pelatihan kesehatan TNI memiliki banyak manfaat yang dapat memberikan peningkatan kemamapuan dan keterampilan saat melakukan implementasi di lapangan. c) Memiliki keunggulan yang membedakan dengan pesaing lainnya. 2) Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah sesuatu yang terdapat dalam sebuah organisasi yang menyebabkan organisasi mengalami stagnasi dan kemunduran. Kelemahan secara intern dimiliki dalam program ini dijelaskan oleh Bapak Ikhsan juga menjelaskan beberapa hal yang menjadi kelemahan yang salah satunya di internal perusahaan dengan hasil wawancara sebagai berikut: weaknesses lebih banyak di internal seperti kurangnya sumber daya manusia dalam menjalankan strategi komunikasi, biaya penyelanggaraan pelatihan yang terbatas, jaringan penyampaian informasidan sosialisasi pelatihan yang dapat menghambat dikarenakan rantai birokrasi lebih panjang yang dapat memberikan hasil kurang maksimal saat eksekusi pelaksanan sosialisasi. Hal serupa disampaikan juga oleh Ibu Christina sehingga dari wawancara tersebut dapat diketahui kelemahannya yaitu: a) Kurangnya sumber daya manusia dalam menjalankan strategi komunikasi. b) Biaya penyelenggaraan pelatihan yang masih terbatas yang dapat menghambat pada saat pelaksanaan pelatihan.

19 79 c) Panjangnya rantai jalur birokrasi yang dapat memberikan hasil kurang maksimal saat pelaksanan sosialisasi. d. Menetapkan Strategi Alternatif Untuk Dilaksanakan. Setelah menetapkan tujuan, sasaran (obyektifitas) dan menganalisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threathment), maka langkah selanjutnya adalah menetapkan strategi alternatif dan st rategi yang akan dilaksanakan. Berikut strategi alternatif dan strategi yang akan dilaksanakan oleh Puskes TNI. 1) Melakukan usaha untuk terwujudnya peranti lunak dan produk hukum yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi personel kesehatan di lingkungan TNI. 2) Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap pelatihan yang sudah dilaksanakan dan yang akan diselenggarakan. 3) Melakukan sosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman personel kesehatan di lingkungan TNI terhadap tuntutan perkembangan modernisasi Alutsista melalui berbagai media komunikasi dan informasi. 4) Melakukan koordinasi dan kerjasama upaya peningkatan kompetensi personel kesehatan TNI. 5) Meningkatkan dan pengembangan kemitraan dan jaringan kerja baik antara instansi pemerintah dan lembaga pendidikan dan pihak lain yang terkait. 2. Impelementasi Strategi Setelah strategi dirumuskan, maka langkah selanjutnya dalam tahapan strategi adalah pelaksanaan perumusan strategi tersebut. Yang termasuk dalam implementasi strategi adalah pengembangan budaya dalam mendukung strategi,

20 80 menciptakan struktur anggota yang efektif, menyiapkan anggaran dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk. Sosialisasi yang pertama kali dilakukan Puskes TNI adalah melalui rapat koordinasi dan evaluasi atas penyelenggaraan kegiatan di awal tahun berjalan dengan jajaran kesehatan Angkatan. Ini sangat memungkinkan karena masingmasing kesehatan Angkatan nantinya akan menyebarkan informasi program pelatihan kesehatan baik melalui acara formal seperti rapat staf, ataupun sekedar melalui perencanaan pendidkan. Selain itu beberapa implementasi yang dilakukan Puskes TNI dalam mensosialisasikan pelatihan kesehatan sebagai berikut: a. Sosialisasi Melalui Media John Vivian menyebutkan adanya tujuh media komunikasi massa. Yakni buku, majalah, koran radio, televisi, advertising, dan internet. Dalam hal ini Puskes TNI memanfaatkan secara langsung tulisan dinas dan internet. 1) Puskes TNI melakukan koordinasi dengan Sekretariat Umum TNI dan Staf Personel TNI untuk menerbitkan tulian dinas ataupun surat telegram kepada satuan kerja di bawah Jalur Komando Mabes TNI, Mabes Angkatan dan Kotama Angkatan untuk memberikan informasi dan mensosialisasikan adanya program pelatihan kesehatan di lingkungan TNI 2) Internet digunakan sebagai media sosialisasi karena menggunakan budget yang terjangkau dengan jangkaun komunikasi yang sangat luas. Puskes TNI sebagai Balakpus di tingkat Mabes TNI saat ini sudah memiliki situsnya sendiri di internet, begitu juga MUI, sehingga Puskes TNI

21 81 mensosialisasikan program-prgogram kerja yang ada yang dikeluarkan melalui situs resmi Puskes TNI, termasuk program pelatihan kesehatan. b. Pengembangan Budaya Dalam Bentuk Kegiatan (Pelaksanaan Strategi). 1) Rapat Koordinasi Kesehatan yang diselenggarakan setiap tahun di awal triwulan pertama yang merupakan forum komunikasi antar Pimpinan jajaran Kesehatan seluruh wilayah Indonesia yang bertempat di Jakarta adalah fasilitas komunikasi dan sosialisasi yang tepat. 2) Bersama Asisten Personel Panglima TNI dan Kepala Pusat Kesehatan TNI beserta jajaran stafnya untuk melakukan koordinasi dan komunikasi terkait perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dan evaluasi program kegiatan yang telah dilakukan setiap tahunnya di awal tahun berjalan. 3. Evaluasi Strategi. Langkah terakhir dalam strategi adalah evaluasi sebagai kegiatan untuk mengukur keberhasilan atau malah sebaliknya kegagalan dalam menjalankan strategi. Kegiatan evaluasi ini antara lain mencakup meninjai faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi, mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan) dan yang terpenting adalah mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Ibu Christina menjelaskan mengenai peluang yang dimilikinya sebagai berikut: bahwa kita punya peluang besar dalam meningkatkan kompetensi personel kesehatan di lingkungan TNI dengan dilakukan evaulasi strategi oleh pihak manapun mengingat pelatihan kesehatan ini dalam upaya mendukung tugas pokok TNI. Tidak jauh berbeda yang dijelaskan oleh Bapak Ikhsan mengenai peluang sebagai berikut:

22 82 banyak keberhasilan bagi Puskes TNI karena adanya evaluasi strategi atas semua tahapannya sehingga tidak menimbulkan permasaslahan. Inilah yang menjadi peningkatan kemampuan dan keterampilan personel kesehatan TNI melalui pelatihan kesehatan. Berikut adalah beberapa catatan evaluasi yang sekaligus dijadikan sebagai rekomendasi: a. Keberhasilan 1) Adanya respon positif dari jajaran Kesehatan Angkatan dan Kesehatan Kotama Angkatan yang dapat di lihat adanya meneruskan informasi dan mensosialisasikan kegiatan pelatihan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskes TNI. 2) Puskes TNI merespon dengan menerbitkan peranti lunak dalam kebijakan dan produk hukum sebagai payung hukum penyelenggaraan pelatihan kesehatan b. Kekurangan 1) Kurangnya sosialisasi via media. Puskes TNI hanya terfokus pada media yang dimilikinya, seperti website dan jalur rantai Komando. 2) Bidang-bidang koordinasi dalam Puskes TNI belum sepenuhnya terlaksana dengan optimal Pembahasan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil wawancara mendalam yang dilakukan dengan narasumber dan dengan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian selanjutnya kemudian menghubungkan antara teori dengan hasil wawancara, maka kemudian peneliti mendeskripsikan data-data yang diperoleh tersebut secara kualitatif.

23 83 Dalam hal ini peneliti menggunakan teori triangulasi dimana teknik triangulasi disini adalah dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan kemudian dilakukan pengecekan hasil pengamatan terhadap teori-teori yang digunakan oleh peneliti. Pusat Kesehatan TNI memiliki Dinas Pengembangan Kesehatan yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia juga melakukan sosialisasi atas program kerja yang dilakukan. Dalam melakukan strategi komunikasi, tim strategi komunikasi menggunakan beberapa tahapan agar tujuannya tercapai, yakni meningkatkan nilai pelatihan kesehatan. Mulai dari tahap menentukan tujuan strategi komunikasi, tahap penggunaan tools sosialisasi hingga tahapan akhir dalam mengukur efektifitas strategi komunjikasi yang dijalankan. Tahap pertama, team sosialiasi menentukan target sasaran peserta yang dituju. Dalam prosesnya, Kadisbangkes memperhatikan kondisi internal sebelum melakukan sosialisasi untuk menjadikan dasar promosi yang akan digunakan. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang lengkap maka bagian Subdis Banginsani menggunakan metode analisis SWOT. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kekuatan (strengths) dari pelatihan kesehatan serta kekuatan yang dimiliki Puskes TNI adalah bagian dari Balakpus di Tingkat Mabes TNI yang mempunyai kewenangan dalam menentukan kebijakan strategis dalam pengambil keputusan kebijakan. Dari segi jenis pelatihan kesehatan yang diselenggarakan memiliki nilai lebih dibandingkan

24 84 dengan jenis pelatihan yang diselenggaraan oleh instansi lain serta memiliki keunggulan yang membedakan dari pesaing. Walau demikian, Puskes TNI memiliki kelemahan (weaknesses) seperti yang dipaparkan dari narasumber bahwa kurangnya animo peserta pelatihan yang menyebabkan kurang maksimal pada saat eksekusi program pelatihan dijalankan. Selain itu keterbatasan biaya penyelenggaraan juga dapat menghambat pelaksanaan kegiatan, dan hal lainnya adalah sumber daya manusia yang masih kurang. Beberapa peluang ( opportunity) dapat menjadikan Puskes TNI optimis dalam memasarkan program pelatihan kesehatan di Indonesia, pasalnya jenis pelatihan di Indonesia semakin bervariatif seiring tuntutan modernisasi alat utama sisitem persenjataan. Selain itu juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui pelatihan salah satu kewajiban yang harus dimiliki oleh Puskes TNI. Dari segi ancaman (threats), salah satu yang diperhatikan adalah jumlah penyelenggara pelatihan semakin bertambah, baik itu instansi pemerintah maupun lembaga ikatan profesi dan kurangnya animo peserta pelatihan menjadikan ancaman bagi Puskes TNI. Hasil analisa tersebut memberikan gambaran bahwa Subdisbanginsani perlu menentukan program sosialisasi yang akan digunakan sesuai kebutuhan. Memilih media komunikasi yang tepat merupakan hal yang terpenting dalam menggunakan strategi komunikasi, dalam hal ini Subdisbanginsani memilih media komunikasi melalui situs website yang dimiliki Puskes TNI dan jalur rantai Komando di Lingkungan TNI sebagai media saluran komunikasi dalam

25 85 mensosialisasikan program pelatihan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini berdasarkan konsep yang dimiliki di tingkatan Mabes TNI yakni konsep jalur rantai Komando di jajaran Mabes TNI dan Mabes Angkatan. Selanjutnya dari hasil wawancara dengan narasumber mengenai strategi komunikasi dapat diketauhi bahwa tahapan dalam strategi komunikasi yang digunakan meliputi perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Tahapan yang dilakukan untuk menentukan strategi komunikasi dengan maksud pencapaian tujuan sosialisasi dapat terlaksana dengan cepat dan efektif serta tepat. Tahap kedua adalah menentukan strategi komunikasi. Sebelum menentukan strategi komunikasi, Puskes TNI perlu menentukan tujuan dari pelatihan kesehatan sehingga dapat melihat hasil dari program pelatihan yang dilaksanakan. Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa Puskes TNI merencanakan adanya macam dan peserta pelatihan kesehatan dapat terpenuhi serta memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi personel kesehatan di seluruh Indonesia dalam upaya mendukung tugas pokok TNI. Tahap berikutnya adalah menentukan startegi komunikasi sebagai pelaksanaan dengan menggunakan menngunakan metode komunikasi yang telah direncanakan. Beberapa tahapan strategi komunikasi dapat dirangkum sebagai berikut: a. Perumusan Strategi Merupakan proses awal dimana strategi komunikasi harus dirumuskan terlebih dahulu tentang bagaimana suatu organisasi mengembangkan tujuan,

26 86 mengenali tentang peluang dan ancaman yang bersifat eksternal, menetapkan kelemahan dan kekuatan yang bersifat internal serta menetapkan strategi alternatif apabila belum tercapai. b. Implementasi Strategi. Merupakan tahapan yang melaksanakan perumusan strategi komunikasi yaitu mengembangkan budaya dalam mendukung tugas pokok, menciptakan struktur efektif, menyiapkan anggaran dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk. c. Evaluasi Strategi Pada tahap ini merupakan langkah terakhir yaitu untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam menjalankan strategi dengan kegiatan meninjau faktor eksternal dan internal, mengukur dan mengambil tindakan korektif untuk memastikan prestasi sesuai dengan rencana.

LAMPIRAN I PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG LAMPIRAN I PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN POKOK-POKOK ORGANISASI DAN PROSEDUR STAF UMUM TENTARA NASIONAL INDONESIA (POP SUM TNI) POKOK-POKOK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1224, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Penanggulangan. Bencana. Bantuan. Kesehatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Kedudukan dan Fungsi Puspen TNI adalah Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas seharihari di

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN PEMELIHARAAN MATERIIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TERTENTU BERKAITAN DENGAN KEGIATAN OPERASIONAL KEMENTERIAN PERTAHANAN, TENTARA NASIONAL INDONESIA, DAN KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA. No.251, 2013 KESEHATAN. Pelayanan. Operasional. Kemenhan. TNI. POLRI.

LEMBARAN NEGARA. No.251, 2013 KESEHATAN. Pelayanan. Operasional. Kemenhan. TNI. POLRI. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.251, 2013 KESEHATAN. Pelayanan. Operasional. Kemenhan. TNI. POLRI. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TERTENTU

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TERTENTU BERKAITAN DENGAN KEGIATAN OPERASIONAL KEMENTERIAN PERTAHANAN, TENTARA NASIONAL INDONESIA, DAN KEPOLISIAN

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI

BAB II DISKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI 8 BAB II DISKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI 2.1. Sejarah Inspektorat Jenderal TNI 2.1.1. Struktur Organisasi Organisasi Inspektorat Jenderal Tentara Nasional Indonesia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Bantuan Kesehatan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Bantuan Kesehatan. Penanggulangan Bencana. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Bantuan Kesehatan. Penanggulangan Bencana. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN BANTUAN KESEHATAN

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

TENTANG MEKANISME KOORDINASI BANTUAN KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

TENTANG MEKANISME KOORDINASI BANTUAN KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA NASIONAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME KOORDINASI BANTUAN KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN TENTARA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI

BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL TNI 2.1. Sejarah Inspektorat Jenderal TNI Satuan kerja Inspektorat Jenderal Tentara Nasional Indonsia dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1632, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Dukungan. Pelayanan. Kesehatan. Tenaga Kesehatan. WNA. Ketentuan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1157, 2014 KEMENHAN. Penanggulangan Bencana. Evakuasi Medik. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG EVAKUASI MEDIK DALAM PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 2012, No.86 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 1. Latar Belakang.

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 No.1459, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Status Gugur/Tewas. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STATUS GUGUR ATAU TEWAS BAGI PRAJURIT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P No.379, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Penanganan Konflik Sosial. Penggunaan dan Pengerahan. Kekuatan TNI. Bantuan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DAN NONSTRUKTURAL PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kebijakan. Sistem Informasi. Pertahanan Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan dukungan staf, pelayanan administrasi, dan dukungan

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.398, 2016 KEMHAN. Pasukan. Misi Perdamaian Dunia. Pengiriman. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGIRIMAN

Lebih terperinci

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan.

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan. No.1085, 2014 KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DUKUNGAN KEPADA PEMBINA ADMINISTRASI VETERAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ; 0431-860179 e-mail : dilmil317manado@gmail.com RENCANA STRATEGI (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 PENGADILAN MILITER III-17 MANADO

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI INSPEKTORAT JENDERAL PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI INSPEKTORAT JENDERAL PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN RI INSPEKTORAT JENDERAL PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERTAHANAN NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN PENYELENGGARAAN PEMBINAAN PEMELIHARAAN MATERIIL

Lebih terperinci

KEMENHAN. Satuan Kesehatan. Pengendalian. Zoonosis. Pelibatan.

KEMENHAN. Satuan Kesehatan. Pengendalian. Zoonosis. Pelibatan. No.1258, 2014 KEMENHAN. Satuan Kesehatan. Pengendalian. Zoonosis. Pelibatan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PELIBATAN SATUAN KESEHATAN KEMENTERIAN PERTAHANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2018 KEMHAN. Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN TUGAS BANTUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BENCANA ALAM, PENGUNGSIAN DAN BANTUAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT JENDERAL

SEKRETARIAT JENDERAL KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT JENDERAL Keberadaan Sekretariat Jenderal selanjutnya disebut Setjen adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri. Setjen

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ( No.1256, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Taruna/Taruni Akademi TNI. Beasiswa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG BEASISWA KEPADA TARUNA/TARUNI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1117, 2014 KEMENHAN. Dukungan Kesehatan. Penanggulangan Bencana. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 43 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERINGATAN DINI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA TSUNAMI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pusat Penerangan (Puspen) TNI adalah Badan Pelaksana Pusat (Balakpus) Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAKERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88,2012 PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM KONSULTASI PENCEGAHAN PENYIMPANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 19/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka membantu Presiden dan Wakil Presiden

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL, PENGENDALIAN PENDUDUK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG TENTARA NASIONAL INDONESIA PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK TNI DI LINGKUNGAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 SABID UAK SADAYU A NG T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN KOTA PARIAMAN TAHUN 2010-0

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tersedianya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tersedianya sumber daya manusia (yang selanjutnya disebut personel) yang handal, menempatkan Perwira

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1538,2014 KEMENHAN. Penelitian. Pengembangan. Pertahanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1057, 2016 KEMHAN. Dampak Bahaya Bahan Kimia. Penanggulangan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN DAMPAK BAHAYA

Lebih terperinci

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan

No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan No.1086, 2014 KEMENHAN, Pemakaman. Veteran. Penyelenggaraan PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMAKAMAN VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.175, 2015 Pertahanan. Misi Pemeliharaan Perdamaian. Pengiriman. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2015 TENTANG PENGIRIMAN MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 9 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI KARANGANYAR,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasi

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasi BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.81, 2017 KEMHAN. Alutsista. Operasi Militer. Selain Perang.Tugas Perbantuan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 2016 TENTANG PENGGUNAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 98 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.383, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Peralatan Kesehatan. Rumah Sakit. Tingkat III. Standardisasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta No.1957, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Prajurit TNI. Jabatan ASN. Persyaratan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PRAJURIT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 195 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANGKAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA BADAN, UNSUR PENGARAH, KEPALA PELAKSANA, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN

Lebih terperinci