HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS 23 ILIR PALEMBANG TAHUN 2014
|
|
- Budi Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS 23 ILIR PALEMBANG TAHUN 2014 Oleh Ria Putri Anggraeni Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang Abstrak rhe_putri@yahoo.com Abstrak Penyakit tuberkulosis di Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia, setelah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria, sekitar 5.8% dari total pasien TB di dunia. Peringkat kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, serta nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru BTA Positif di Puskesmas 23 Ilir tahun Data primer diambil melalui pengamatan dan pengukuran kondisi fisik rumah responden yang berjumlah 53 orang. Data sekunder dari Dinkes kota Palembang serta Puskesmas 23 Ilir. Variabel independen adalah kondisi fisik rumah (luas lantai, bahan lantai, kepadatan hunian, ventilasi dan pencahayaan). Sedangkan variabel dependen adalah kejadian tuberkulosis paru BTA positif, tingkat kemaknaan α=0.05. Pada penelitian ini didapatkan ini didapatkan empat variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian tuberkulosis paru BTA Positif, yaitu luas lantai rumah P value (0.023), kepadatan hunian P value (0.002), ventilasi P value (0.023) dan pencahayaan P value (0.023). penelitian ini disarankan mengadakan perbaikan kondisi fisiologis rumah dan penyuluhan. Kata kunci : Tuberkulosis Paru BTA Positif, kondisi fisik rumah Abstract Pulmonary tuberculosis in Indonesian was ranked fifth in the world after India, China, South Africa, Nigeria, about 5.8% of total TB patient in the world. Ranked third after cardiovaskuler disease and respiratory disease in all age groups, as well as number of classes of infectious diseases. The purpose of this study was to determine the relationship of physical condition with the incidence of smear-positive pulmonary in Palembang City of Chester Health Center in The independent variables are (extensive floor, floor materials, humidity, ventilation and lighting). While the dependent variable was the incidence of smear-positive pulmonary tuberculosis, α = 0.05 significance level. In this research the four variable that have a relationship with the incidence of smear-positive pulmonary tuberculosis, the extensive floor P value (0.023), humidity P value (0.002), ventilation P value (0.023) and lighting P value (0.023). in this study su ggested holding the physical conditoin of the home improvement and extension. Keywords : Pulmonary Tuberculosis smear positive, the physical condition of the home. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang langsung disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sekitar sepertiga penduduk dunia terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis ada 9 juta pasien dan 3 juta kematian akibat tuberkulosis paru diseluruh dunia, diperkirakan 95% kasus turbekulosis paru dan 98% kematian tuberkulosis paru didunia terjadi pada negara-negara berkembang (Kemenkes, 2011). World Health Organization ( WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan. WHO mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia ( Global Emergency), terutama karena epidemi Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dan kasus Multi Drug Resistance (MDR) (Depkes RI, 2009). Menurut Djojodibroto (2009) I ndonesia menduduki ururtan ke-5 di dunia, setelah India, Cina, Afrika Selatan, Nigeria, sekitar 5.8% dari total pasien TB di dunia menyerang sebagaian besar kelompok usia produktif dari kelompok sosial ekonomi lemah. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010, salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian tuberkulosis paru adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumalah pasien baru BTA Positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam suatu wilayah. Cakupan penemuan tuberkulosis paru (Kemenkes, 2011). Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif, RIA Putri A... 1
2 Penyebaran penyakit tuberkulosis di Sumatera Selatan masih mengkhawatirkan. Dari angka prediksi penderita TB Paru sebanyak dari 6.7 juta jiwa penduduk. Angka ini diperoleh dari pengaplikasian hasil survey organisasi kesehatan dunia tahun 2011, bahwa angka kesakitan TB Paru di Sumatera adalah 160 per penduduk (Profil Dinkes Provinsi, 2013). Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas 23 Ilir (2013), responden yang menderita BTA Positif dari tahun 2012 sampai tahun 2013 sebanyak 82 orang, BTA negatif sebanyak 120 orang. Responden BTA Positif tahun 2013 yang sembuh sebanyak 23 orang, sebanyak 6 orang mengalami default. Peningkatan kasus TB paru dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kondisi fisik lingkungan rumah. Kualitas fisik rumah yang tidak sehat memegang peranan penting dalam penularan dan perkembangan Mycobacterium tuberculosis. Kurangnya sinar yang masuk ke dalam rumah, ventilasi yang buruk cenderung menciptakan suasana lembab dan gelap, kondisi ini menyebabkan kuman dapat bertahan hidup berhari-hari sampai berbulan-bulan di dalam rumah. Faktor risiko lingkungan rumah yang berperan terhadapnya timbulnya kejadian penyakit TB paru adalah kepadatan penghuni, jenis lantai, pencahayaan dan kelembaban (Erwin Ulinnuha Fahreza, 2012). Basil tuberkulosis dapat bertahan hidup selama beberapa minggu dalam sputum kering, ekskreta lain dan mempunyai resistensi tinggi terhadap antiseptik, terapi dengan cepat menjadi inaktif oleh cahaya matahari, sinar ultraviolet atau suhu lebih tinggi dari 60 C. Kuman ini tumbuh lambat dan membelah diri setiap jam pada suhu yang optimal (Amu, 2008). Menurut hasil penelitian Fatimah (2008) menyimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel kepadatan hunian kamar, suhu, kelembaban, pencahayaan, jenis lantai rumah dan jenis dinding rumah dengan kejadian tuberkulosis paru. Berdasarkan observasi kondisi fisik rumah warga yang berada di wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir Palembang dan rumah penderita tuberkulosis umumnya kurang memnuhi persyaratan kesehatan, di lihat dari ventilasi yang ditutup rapat dengan koran dan plastik bening mengakibatkan kurangnya sirkulasi udara yang masuk ke dalam rumah, pencahayaan alami yang kurang karena jendela rumah kurang luas dan ditutupi plastik bening sehingga kurangnya cahaya matahari yang masuk dan mengakibatkan keadaan di dalam cenderung lembab dan gelap, kepadatan hunian yang melebihi kapasitas rumah dengan luas kamar tidur, lantai rumah yang masih kedap air, tanah dan lembab, dinding lanati rumah yang masih papan dan ada juga yang permanen tapi belum di plester. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara kondisi fisik Palembang tahun Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hal-hal sebagai berikut : Tujuan Umum Diketahuinya hubungan antara kondisi fisik BTA Positif di Wilayah Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun Tujuan Khusus 1. Diketahuinya hubungan antara bahan lantai rumah dengan kejadin Tuberkulosis Paru Palembang tahun Diketahuinya hubungan antara kondisi ventilasi rumah dengan kejadin Tuberkulosis Paru BTA Positif di Wilayah Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun Diketahuinya hubungan antara kondisi pencahayaan rumah dengan kejadin Tuberkulosis Paru BTA Positif di Wilayah Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun Diketahuinya hubungan antara kepadatan hunian ruang tidur dengan kejadian tuberkulosis Paru Positif di Wilayah Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti sendiri penelitian ini merupakan salah satu sarana penerapan ilmu pengetahuan mengenai Tuberkulosis Paru BTA Positif dan prosedur penelitian. 2. Bagi STIK BIna Husada hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber masukan informasi bagi institusi mengenai Tuberkulosis Paru BTA Positif 3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai tambahan informasi untuk meneliti yang berkaitan dengan Tuberkulosis Paru BTA Positif. 2. Metodologi Penelitian 2.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dimana penelitian tersebut mempelajari dinamika hubungan antara variabel-variabel faktor resiko (independent) dan variabel yang termasuk efek ( dependent) diobservasi sekaligus pada saat yang sama (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarag yang berada di wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir yang berjumlah 113 keluarga. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling yang diambil melalui perhitungan dengan munggunakan rumus, sehingga didapatkan 53 sampel. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas 23 Ilir pada bulan September-Desember Data dari penelitian ini terdiri atas data primer dimana data yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan melakukan observasi Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif, RIA Putri A... 2
3 dengan menggunakan checklist yang berupa kriteria-kriteria rumah sehat dan data Sekunder yang diperoleh dari profil Puskesmas 23 Ilir dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti dan observasi yang dilakukan dengan menggunakan checklist, berupa kriteria-kriteria rumah sehat Pada teknik analisa data analisis univariat dilakukan untuk melihat secara deskriptif terhadap variabel penelitian sehingga diperoleh tabel distribusi dari variabel yang diteliti, sedangkan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan uji statistik yaitu uji chi-square dengan keputusan bermakna bila P value < 0.05 berarti ada hubungan antara kedua variabel. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Analisis Univariat Tabel 3.1 Distribusi responden menurut kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Puskesmas 23 Ilir Palembang Tahun 2014 No Variabel n % 1. Jenis Lantai - Kedap air - Tidak kedap air 2. Kepadatan hunian - > 2 orang / 8 m² - 2 orang / 8 m² 3. Ventilasi - Tidak memenuhi syarat - Memenuhi syarat 4. Pencahayaan - Tidak baik - Baik 5. Kejadian Tuberkulosis - BTA Positif - BTA Negatif Sumber: Ria Putri A, Bahan Lantai Rumah Responden yang memiliki jenis lantai rumah yang tidak kedap air sebesar 98.1% lebih besar dibandingkan yang memiliki rumah dengan jenis lantai kedap air sebesar 1.9% Kepadatan Hunian Responden yang memiliki kepadatan hunian > 2orang / 8 m² sebesar 83% lebih besar kepadatan hunian 2 orang / 8 m² sebesar 17% Kondisi Ventilasi Responden yang memiliki ventilasi rumah tidak baik sebesar 69.8% lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki ventilasi rumah baik sebesar 30.2% Kondisi Pencahayaan Responden yang memiliki pencahayaan rumah yang tidak baik sebesar 69.8% lebih besar rumah dengan pencahayaan yang baik Kejadian Tuberkulosis Responden yang menderita tuberkulosis BTA Positif sebesar 81.1% lebih besar dibandingkan dengan responden BTA Negatif sebesar 18.9% 3.2 Analisis Bivariat Variabel Independen Jenis lantai - Kedap air - Tidak kedap air Kepadatan hunian - > 2 0rang/8m² - 2 orang/8m² Tabel 3.2 Hubungan variabel independen dengan variabel dependen di Puskesmas 23 Ilir Palembang tahun 2014 Kejadian Tuberkulosis BTA Positif n % Ventilasi - Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat 18.9 Pencahayaan - tidak baik baik 17 Sumber: Ria Putri A, 2014 BTA Negatif n % P value 0R (95% CI) Hubungan kejadian tuberkulosis paru dengan Jenis lantai rumah Berdasarkan hubungan jenis lantai rumah dengan kejadian tuberkulosis, responden yang memiliki jenis lantai rumah tidak kedap air 79.% lebih besar dibandingkan dengan jenis lantai rumah tidak kedap air sebesar 11.3%. Dengan uji chi square P value =0.626, maka Ha diterima. Dengan demikian tidak ada hubungan antara Jenis lantai rumah dengan kejadian tuberkulosis paru. P enelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Wahyuni Sri (2012) mengenai hubungan kondisi fisik rumah dan karakteristik individu dengan kejadian TB paru BTA positif dimana p = Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif, RIA Putri A... 3
4 0.38, rumah dengan dengan jenis lantai tidak kedap air mempunyai resiko 2.85 kali besar dibandingkan dengan rumah dengan jenis lantai kedap air. Menurut teori Adnani (2011), komponen yang harus dipenuhi rumah sehat memiliki lantai kedap air dan tidak lembab. Jenis lantai tanah memiliki peran terhadap proses kejadian tuberkulosis paru, melalui kelembabandan ruangan. Lantai rumah hendaknya kedap air, rata tak licin serta mudah dibersihkan. Tinggi lantai untuk rumah bukan panggung sekurang-kurangnya 10cm dari perkarangan dan 25 cm dari bafan jalan. Kontruksi lantai rumah harus rapat air dan selalu kering serta harus dapat menghindari naiknya tanah yang dapat menyebabkan meningkatnya kelembaban dalam ruangan. Suatu ruangan yang lembab dapat dijadikan tempat hidup dan perkembangbiakan bakteri dan vektor penyakit. Oleh karena itu jenis lantai tidak kedap air merupakan salah satu faktor risiko kejadian TB paru karena bakteri penyebab TB dapat bertahan hidup di tempat yang lembab Hubungan kejadian tuberkulosis paru dengan kepadatan hunian Berdasarkan hubungan kepadatan hunian dengan kejadian tuberkulosis paru, responden yang memiliki kepadatan hunian > 2 0rang / 8 m² sebesar 73.6% lebih besar dibandingkan dengan responden dengan kepadatan hunian 2 orang/ 8m² sebesar 7.5%. Dengan uji chi square P value = 0.002, maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara kepadatan hunian rumah dengan kejadian tuberkulosis paru, dengan OR = artinya kepadatan hunian rumah mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilalukan oleh Ayomi, dkk (2007 ) tentang Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Wilayah Sebagai Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Propinsi Papua yang mengatakan bahwa ada hubungan bermakna antara kepadatan hunian kamar dengan kejadian Tuberkulosis paru dengan nilai p Value = (< 0.05) dan OR = Menurut teori Muliawati dan Alamsyah (2013) kepadatan hunian adalah luas kamar tidur minimal 8m² dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur. Perbandingan jumlah kamar dan penghuni dalam rumah yaitu 1 kamar untuk 2 orang, 2 kamar untuk 3 orang, 3 kamar untuk 5 orang, 4 kamar untuk 7 orang dan 5 kamar untuk 10 orang (Chandra, 2006). Semakin besar hunian dalam satu rumah, maka semakin besar pula interaksi yang terjadi antara penghuni dalam satu rumah tersebut. Hal ini memudahkan penyebaran penyakit khususnya TB paru Hubungan kejadian tuberkulosis paru dengan kondisi ventilasi Berdasarkan hubungan kondisi ventilasi rumah dengan kejadian tuberkulosis paru, responden yang memiliki rumah dengan ventilasi tidak memenuhi syarat sebesar 62.3% lebih besar rumah dengan ventilasi yang memnuhi syarat sebesar 18.9%. dengan uji chi square P value= 0.023, maka Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara kondisi ventilasi rumah dengan kejadian tuberkulosis paru. Dengan nilai OR =5.198, artinya kondisi ventilasi rumah mempengaruhi kejadian tuberkulosis. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Ruswanto (2010) yang menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara ventilasi alami di ruangan yang dominan digunakan responden dengan kejadian TB paru (p= 0.014). Selain itu, penelitian Ayomi, dkk (2012) mengenai kondisi fisik rumah sebagai determinan kejadian TB paru, meneliti variabel ventilasi alami di kamar tidur. Hasil penelitian meunjukkan adanya hubungan bermkana antara ventilasi alami di kamar tidur dengan kejadian TB paru (p = 0.003). Menurut teori Umar (2008) ventilasi alami yang memenuhi syarat mempermudah masuknya sinar ultraviolet (UV) ke dalam rumah. Sinar UV dapat membunuh bakteri patogen termasuk bakteri TB karena sifat bakteri TB yang tidak mampu bertahan hidup jika terpapar secara langsung. Suatu ruanngan yang tidak memnuhi syarat ( 2 orang/8m²) menyebabkan tingginya kelembaban dan suhu dalam ruangan karena kurang adanya pertukaran udara dari luar rumah sehingga memberi kesempatan kepada bakteri TB untuk dapat bertahan hidup di dalam ruangan tersebut karena sifat bakteri TB yang mampu bertahan hidup di dalam ruangan yang gelap dan lembab Hubuungan kejadian tuberkulosis paru dengan kondisi pencahayaan B erdasarkan hubungan kondisi pencahayaan rumah dengan kejadian tuberkulosis paru, didapatkan responden yang memiliki pencahayaan rumah tidak baik sebesar 64.2% lebih besar rumah dengan pencahayaan baik yaitu 17%. Dari hasil uji chi-square didapatkan P value = 0.002, maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara kejadian tuberkulosis paru dengan kondisi pencahayaan rumah. Dengan nilai OR = yang berarti kondisi pencahayaan rumah mempengaruhi kejadian tuberkulosis paru. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni (2012), dimana ada hubungan antara pencahayaan alami dengan kejadian TB paru ( p = ). Menurut Ruswanto (2010), rumah sehat memerlukan cahaya yang cukup khususnya cahaya alami berupa cahaya matahari (UV). Pencahayaan alami ruangan rumah adalah penerangan yang bersumber dari sinar matahari yaitu semua jalam yang memungkinkan untuk masuknya cahaya matahari alamiah, misalnya melalui jendela dan genting kaca. Cahaya sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif, RIA Putri A... 4
5 misalnya bakteri TB. Perlu diperhatikan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Jalan masuknya cahaya berhubungan dengan kondisi fungsi jendela. Di samping sebagai ventilasi, jendela juga sebagai jalan masuk cahaya. Jalan masuknya cahaya alamiah juga dapat diusahakan dengan genteng kaca Adanya hubungan yang signifikan antara pencahayaan alami dengan kejadian TB paru berkaitan dengan sifat bakteri TB yang tidak yahan terhadap sinar matahari. Cahaya matahari mempunyai daya untuk membunuh bakteri minimal masuk 60 lux dengan syarat tidak menyilaukan 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Tidak ada hubungan antara bahan lantai Ada hubungan antara kepadatan hunian Ada hubungan antara kondisi ventilasi Ada hubungan antara kondisi pencahayaan Saran Dari temuan penelitian ini, diajukan beberapa saran sebagai rekomendasi, sebagai berikut : Dinas Kesahatan Kota Palembang 1. Penyuluhan mengenai tuberkulosis paru BTA Positif kepada warga yang menderita tuberkulosis dan masyarakat umum. 2. Pemantauan fisik rumah secara berkala diharapkan dapat mencegah penularan serumah atau meminimalisir peningkatan kejadian tuberkulosis paru BTA positif. Pemantauan dapat dibantu oleh puskesmas, kader maupun masyarakat setempat Puskesmas Puskesmas 23 Ilir Palembang bekerjasama dengan kader kesehatan untuk membentuk Komunitas Masyarakat Peduli (KMP) dan tuberkulosis paru agar dapat mengatasi permasalahan tuberkulosis di lapangan serta memudahkan penemuan kasus di lapangan secara langsung, sehingga memudahkan penyembuhan penderita Peneliti Selanjutnya 1. Perlu dilakukannya penelitian yang sejenis mengenai tuberkulosis paru khususnya mengenai kondisi lingkungan rumah dan karakteristik individu dengan memperbanyak variabel dan desain penelitian yang berbeda. 2. Melakukan penelitian lanjutan mengenai tuberkulosis paru dengan melihat dan mengadopsi dari hasil penelitian ini. Daftar Pustaka Adnani H Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jogjakarta : Nuha Medika. Amu F.A Hubungan Merokok dan Penyakit Turbekulosis Paru Rs Persahabatan. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Ayomi, dkk Faktor Risiko Lingkungan Fsik Rumah dan Karakteristik Wilayah sebagai Determinan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani Kabupaten Jayapura Propinsi Papua. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, (online), Vol 11 No.1/April212.Hal18. c.id/index.php//jkli/article/view/4130.diakse s tanggal 15 November 214. Chandra Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta :EGC. Departemen Kesehatan RI, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga. Jakarta : Dirjen PPM dan PLP. Dinas Kesehatan Propinsi Profil Data Rumah Sehat Tahun Palembang. Djojodibroto Respiralogy (Respiratory Medicine). Jakarta :EGC. Erwin Ulinnuha Fahreza Hubungan anatara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam Positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiayah, Vol. 1, No 1, 9-13, Fatimah Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Kabupaten Cilacap Kecamatan Sideraje Cipari Kedungreja, Patimuan, Gandrunhmangu, Bantarsari Semarang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, (online), Vol 1 Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif, RIA Putri A... 5
6 No.1/Januari/2008/Hal88. ip.ac.id/index.php//jkli/article/view/93.diaks es tanggal 15 November 214. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Profil Kesehatan Indonesia Jakarta :Pusat Data dan Informasi. Muliawati. R, Alamsyah. D Pilar Dasar Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Buku Medikal Book. Notoatmodjo, S Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta. Puskesmas 23 Ilir Profil Puskesmas 23 Ilir Palembang Palembang : Puskesmas 23 Ilir. Ruswanto Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan, Semarang. Jurnal Kesehatan (online), Vol 11 No.1/Januari/2010/Hal. ac.id/index.php//jkli/article/view/198.diakse s tanggal 15 November 214. Umar Fahmi Achmadi Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta : UI-Press. Wahyuni Sri Jurnal Penelitian: Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Karekteristik Individu dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun Jakarta :BIKMI. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif, RIA Putri A... 6
BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan TB sebagai kegawatan dunia (Global Emergency), terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa situasi Tuberkulosis (TB) dunia semakin memburuk, dimana jumlah kasus TB meningkat dan banyak yang tidak berhasil disembuhkan.
Lebih terperinciSKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas
SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU PENDERITA TB PARU DAN KONDISI RUMAH TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN POTENSI PENULARAN TB PARU PADA KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2011 Penelitian Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular kronis yang telah lama di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia, setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan berkeadilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah adalah tempat hunian atau berlindung dari pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan dan panas) serta merupakan tempat untuk beristirahat setelah melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TB paru merupakan penyakit infeksi kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan prilaku masyarakat. Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan bersifat kronis serta bisa menyerang siapa saja (laki-laki,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan sumber
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO Virginita M Tempone*, Jootje M.L. Umboh*, Harvani Boky
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis ( mycobacterium tuberculosa) yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis bersifat tahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh sejenis mikroba atau jasad renik. Mikroba ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan terhadap penyakit menular masih tetap dirasakan, terutama oleh penduduk di negara yang sedang berkembang. Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan
Lebih terperinciANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***
ANALISA FAKT RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka*** * Program Studi Pendidikan Dokter UHO ** Bagian Kimia Bahan Alam Prodi Farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi Directly Observed Treatment Short-course
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA Herlina 1, Erris 2* 1 STIKes Prima Jambi 2 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan Lingkungan *Korespondensi penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda namun terbatas pada kelompok tertentu. Setelah perang kemerdekaan, TB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dapat menjadi media penularan penyakit. Terjadinya penyakit berbasis lingkungan disebabkan karena adanya interaksi antara manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Menurut laporan World Health Organitation
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciDELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK
Faktor-Faktor yang Barhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Petugas Kebersihan dan Keindahan Kota Martapura Kabupaten OKU Timur Tahun 14 DELI LILIA Deli_lilia@ymail.com Dosen Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KONDISI RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KISMANTORO KABUPATEN WONOGIRI PUBLIKASI ILMIAH Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di negara - negara berkembang. Setiap tahunnya terdapat 8,6 juta kasus tuberkulosis baru dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di sebagian besar negara di seluruh dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat. TB disebabkan oleh mycobacterium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012)
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, menurut WHO 9 (sembilan) juta orang penduduk dunia setiap tahunnya menderita TBC. Diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terus meningkat, terutama negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobacterium Tuberculosis. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
Lebih terperincimelebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI DAERAH PANTAI DAN DAERAH PEGUNUNGAN
STUDI KOMPARASI BEBERAPA FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI DAERAH PANTAI DAN DAERAH PEGUNUNGAN COMPARISON STUDY OF SEVERAL RISK FACTORS OF LUNG TUBERCULOSIS INCIDENCE IN COASTAL AREA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan
Lebih terperinciTuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang manusia dengan
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI RUMAH SEHAT DENGAN FREKUENSI SESAK PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK
HUBUNGAN KONDISI RUMAH SEHAT DENGAN FREKUENSI SESAK PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK Abdul Muhith Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Stikes
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciPengaruh Luas Ventilasi terhadap Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 BAB I NASKAH PUBLIKASI
Pengaruh Luas Ventilasi terhadap Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Tahun 2013 BAB I NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini umumnya menyerang pada paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit TB paru merupakan penyakit infeksi menular yang banyak didapatkan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dan biasanya terjadi pada anak maupun orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman penyebab penyakit Tuberkulosis yang sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun
Lebih terperinciDiponegoro, Semarang. Diponegoro, Semarang. Abstract
HUBUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN PERILAKU KESEHATAN DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDANGLEGI KECAMATAN GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG Saffira Kusuma Anggraeni 1, Mursid
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan salah satu penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2012
HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS SIMPANG KIRI KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 22 Melisah Pitri Siregar 1, Wirsal Hasan 2, Taufik Ashar 3 1 Program Sarjana Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama pada balita (Kartasasmita, 2010). Terdapat 15 negara dengan prediksi kasus
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DIWILAYAH PUSKESMAS YOSOMULYO KOTA METRO TAHUN 2014 ABSTRAK
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DIWILAYAH PUSKESMAS YOSOMULYO KOTA METRO TAHUN 2014 Ari Budianto 1) Khoidar Amirus 2) ABSTRAK Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas Kabila Bone merupakan salah satu puskesmas yang terletak di. Wilayah kerja Puskesmas Kabila Bone terdiri dari 9 desa yaitu : Desa Bintalahe, Desa Botubarani, Desa
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis (Kumar dan Clark, 2012). Tuberkulosis (TB) merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tertinggi di antara negara-negara di Asia. HIV dinyatakan sebagai epidemik
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2010) dan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG INRAS Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di dunia karena Mycobacterieum tuberculosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Pada
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO May Liani S. Sinaga*, Joy A. M. Rattu*, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciSAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sepertiga dari populasi dunia telah terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis yang menyerang paru disebut tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit TB Paru telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882 menurut (Mansjoer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan adanya peradangan pada parenkim paru oleh mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman jenis aerob
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi TB di dunia semakin memburuk, sebahagian besar negara di dunia yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis dan dapat disembuhkan. Tuberkulosis dapat menyebar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan satu penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberculosis) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari kelompok sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG World Organization Health (WHO) sejak tahun 1993 mencanangkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global emergency). Hal ini dikarenakan tuberkulosis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit TBC (Tuberkulosa) merupakan penyakit kronis (menahun) telah lama dikenal masyarakat luas dan ditakuti, karena menular. Namun demikan TBC dapat disembuhkan dengan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO
KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO Dian Wahyu Laily*, Dina V. Rombot +, Benedictus S. Lampus + Abstrak Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang terjadi di
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS I DAN II KECAMATAN PONTIANAK BARAT
HUBUNGAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS I DAN II KECAMATAN PONTIANAK BARAT Agustian Deny 1, Abdul Salam 2, Virhan Novianry 3 Intisari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TB Paru adalah salah satu masalah kesehatan yang harus dihadapi masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta kematian, dan diperkirakan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat memprihatinkan. Tanpa adanya usaha-usaha pengawasan dan pencegahan yang sangat cepat, usaha-usaha di bidang
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AMALIA KARTIKA SYAFRI J4113124 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati menyebabkan setiap orang yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Bakteri Tahan Asam (BTA) Mycobacterium tuberculosa. Sebagian besar bakteri ini menyerang paru-paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru selanjutnya disebut TB paru merupakan penyakit menular yang mempunyai angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Menurut World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL
ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA PASIEN DENGAN REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (Studi Kasus Pasien Tuberkulosis Kota Semarang Triwulan Pertama Tahun 2008) SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperincitujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai derajat kesehatan tersebut dipengaruhi oleh
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA Audy L. Umboh*, Odi R. Pinontoan*, Jimmy Posangi*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis. Mikrobakterium ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta
1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru), merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet orang yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB paru) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tuberkulosis paru masih merupakan masalah utama kesehatan yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) (FK-UI, 2002).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang ingin dicapai bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama 10 hari
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2015 ABSTRACT
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI DESA BANDAR KHALIPAH KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2015 Annisa Febriana Siregar 1, Nurmaini 2, dan Devi Nuraini 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinci