FORM INSPEKSI DAN PENELUSURAN SUNGAI DAN PRASARANA SUNGAI (Dikutip dari : TATA OP SUNGAI DAN PRASARANA SUNGAI, Edisi 2015) CATATAN INPEKSI SUNGAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FORM INSPEKSI DAN PENELUSURAN SUNGAI DAN PRASARANA SUNGAI (Dikutip dari : TATA OP SUNGAI DAN PRASARANA SUNGAI, Edisi 2015) CATATAN INPEKSI SUNGAI"

Transkripsi

1 FORM INSPEKSI DAN PENELUSURAN SUNGAI DAN PRASARANA SUNGAI (Dikutip dari : TATA OP SUNGAI DAN PRASARANA SUNGAI, Edisi 05) CATATAN INPEKSI SUNGAI Nama : PALUNG SUNGAI/SUDETAN/FLOODWAY Lokasi : Kode Sungai..Sungai.. pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... posisi GPS... Type : Sudetan, Kanal Banjir/Floodway Hasil Hasil penilaian Tim penelusur Pengamatan Kondisi Fungsi Terhadap Lereng Longsor dasarnya Tebing tergerus; Tumbuh semak Liar Lumpur mengendap; Alu Dasar Sampah menumpuk; Agradasi; Degradasi Pengerukan Kegiatan di Penambangan batu/pasir; palung dan Pembuangan bantaran sungai Limbah Bangunan Liar Sempadan Sungai Penambangan batu pasir; Bangunan liar; Patok batas sempadan rusak Isi Kolom : Harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yang tidak relevan dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik. OP 0.a Tanda tangan Ketua Tim Penelusuran

2 OP 0.b CATATAN INPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : TANGGUL BANJIR Lokasi : Kode Sungai..Sungai.. pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Konstruksi Tanah Timbun Bangunan Puncak Tanggul Lereng Tanggul 5 6 Sistem Drainase Tanggul Tanah di sekitar kaki Tanggul Patok Kilometer rusak Portal Tanggul rusak Hasil Pengamatan Retak; Ambles; Berlubang; Tumbuh semak liar Retak; Lonsor; Berlubang; Gebalan rumput gundul; Tumbuh semak liar Tertutup tanah; Tertutup sampah Longsor Miring; Rusak; Hilang Miring; Rusak Kondisi Fungsi Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik. (...).

3 OP -.c CATATAN INPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : TANGGUL BANJIR atau REVETMENT Lokasi : Kode Sungai..Sungai.. pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Tembok Pasangan Batu Kali Bangunan Puncak Tanggul Lereng dasar Sistem drainase Hasil Pengamatan Retak; Ambles; Berlubang; Tumbuh semak liar Retak; Lonsor; Berlubang; Gebalan rumput gundul; Tumbuh semak liar Tergerus; Keropos Tertutup tanah; Tertutup Sampah Kondisi Fungsi Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fisik Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

4 OP 0.d CATATAN INPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : TURAP atau REVETMENT Lokasi : Kode Sungai..Sungai.. pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Konstruksi Beton atau Baja Bangunan yang diamati Puncak Lereng dasar Sistem drainase Hasil Pengamatan Pecah; Bengkok Miring; Melengkung; Retak; Patah. Berlubang; Keropos; Berkarat Tergerus; Keropos Tertutup tanah; Tertutup Sampah Hasil Penilaian Tim Penelusur Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

5 OP 0.e CATATAN INPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : KRIB Lokasi : Kode Sungai..Sungai.. pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Konstruksi balok kayu atau beton Bangunan yang diamati Tiang KRIB 5 Ruang Bebas diantara Tiang KRIB Sistem sambungan antar Tiang kaki KRIB Perikatan dengan Tebing Sungai di Belakang KRIB Hasil Pengamatan Miring; Patah; Balok Kayu Lapuk Sampah tersangkut Terlepas; Putus; Bengkok Tergerus; Keropos; Menggantung Hasil Penilaian Tim Penelusur Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret Kodisi Fisik : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

6 OP 0. F CATATAN INPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : KRIB Lokasi : Kode Sungai..Sungai.. pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Tumpukan Batu atau Bronjong Bangunan yang diamati Formasi Tumpukan Bronjong Dasar KRIB Kawat Bronjong Batuan Pengisi 5 Perikatan dengan Tebing Sungai di Belakang KRIB Hasil Pengamatan Miring; Turun; Patah Tergerus; Keropos; Menggantung Putus; Berkarat Terlepas Keluar dari Bronjong Tergerus; Lonsor; Terlepas dari KRIB Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik. Keteranangan

7 OP 0.g CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : PELIMPAH BANJIR Lokasi : Kode Sungai..Sungai.. pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Tumpukan Batu atau Bronjong Bangunan yang diamati Puncak pelimpah Stilling Basin (kolam olak) Pangkal Kiri/Kanan Pelimpah Pintu Pelimpah (jika ada) 5 Tembok Sayap 6 7 Palung Sungai di Hulu Palung Sungai di Hilir Hasil Pengamatan Retak; Pecah; Pasangan Batu Terlepas; Kawat Bronjong Putus Retak; Patah; Tergerus bagian ujungnya; Keropos; Kawat Bronjong Putus Struktur terlepas dari Tebing Sungai Daun Pintu rusak tak dapat tertutup sempurna; Mesin Penggerak rusak Retak; Pecah; Kawat Bronjong Putus Sampah menyangkut; Tebing Longsor Degradasi Dasar Sungai; Tebing tergerus; Tebing Longsor 8 Papan Piel-Skal Tak terbaca; Rusak Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

8 OP 0.h CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : BANGUNAN PENGENDALI/PEMBAGI ALIRAN/BEND. GERAK Lokasi : Sungai... pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Tumpukan Batu atau Bronjong Bangunan yang diamati Puncak pelimpah Hasil Pengamatan Retak; Pecah; Pasangan Batu Terlepas Hasi penilaian Tim Penelusur Stilling Basin (kolam olak) Retak; Patah; Tergerus bagian ujungnya; Keropos; Struktur Dasar Bangunan Tergerus; Keropos; Menggantung Tembok Sayap 5 Pintu Bangunan 6 7 Palung Sungai Hulu Palung Sungai di Hilir Retak; Pecah; Pasangan Batu Terlepas Terganjal; Daun pintu rusak; Tak dapat tertutup/ terbuka sempurna; Stang bengkok; Mesin penggerak rusak Sampah menyangkut; Tebing Longsor Tak Terbaca; Rusak Papan Duga Air 8 Tak terbaca; Rusak (Peil-Skal) Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

9 CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI OP 0.i Nama : BENDUNG KARET Lokasi : Sungai... pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Berisi Air atau Berisi Udara Hasil Pengamatan Karet bendung Retak retak: Bocor Pompa bendung Stiling basin (kolam olak) Struktur dasar Tak berfungsi maksimal; Rusak Retak; Patah; Tergerus; Keropos. Tergerus; Keropos; Menggantung 5 Tembok sayap 6 7 Pintu pengambilan Palung sungai bag hulu Retak; Pecah: Pasangan batu terlepas Daun pintu rusak: Terganjal; Tak dapat tertutup/ terbuka rapat, Alat penggerak rusak Sampah menyangkut; Tebing longsor 8 9 Standby genset/ power house Papan duga air (peilskal) Mati tak berfungsi; Rusak; Lampu penerangan mati Tak terbaca; Rusak Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

10 OP 0.j CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : WADUK BANJIR Lokasi : Sungai... pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Tanggul dilengkapi Spilway dan Pintu Pintu inlet/outlet Puncak Tanggul sekeliling Waduk Lereng Tanggul Kolam Waduk Hasil Pengamatan Terganjal; Daun Pintu rusak; Tak dapat tertutup/terbuka sempurna; Stang Bengkok; Alat Penggerak rusak Ambles; Bocor; Lereng Longsor; Tumbuh semak liar; Gebalan rumput gundul Longsor; Berlubang; Tumbuh semak liar; Gebalan rumput gundul Penuh Sedimen; Penuh Gulma; Ada liar 5 Papan Duga Air (Peil-Skal) Tak terbaca; Rusak Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

11 OP - 0.k CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI Nama : POMPA BANJIR Lokasi : Sungai... pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Pompa Banjir Rumah Pompa Mesin Pompa Hasil Pengamatan Atap bocor; Pintu rusak Rusak tak berfungsi Standby Genset Lampu Penerangan Mati tak berfungsi; Rusak Lampu Penerangan Mati 5 Sampah di Hulu Bendung Menutup Saringan Sampah 6 Pintu Outlet Terganjal; Daun Pintu rusak; Tak dapat tertutup/terbuka rapat; stang Bengkok; Alat penggerak rusak Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondidi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

12 CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI OP 0.l Nama : GROUNSILL Lokasi : Sungai... pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Konstruksi Batu Bronjong Konstruksi tubuh Groundsill Stilling Basin (kolam olak) Pangkal Kiri/Kanan Groundsill Palung Sungai di Hulu Hasil Pengamatan Kawat Bronjong Putus; ada bagian yang ambles Patah; Tergerus bagian ujungnya; Keropos; Kawat Bronjong Putus Struktur terlepas dari tebing sungai Sampah menyangkut; Tebing Longsor Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

13 CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI OP 0.m Nama : POMPA GROUNSILL Lokasi : Sungai... pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type : Konstruksi Pasangan Batu/Beton Konstruksi tubuh Groundsill Stilling Basin (kolam olak) Pangkal Kiri/Kanan Groundsill Palung Sungai di Hulu Hasil Pengamatan Pecah; Retak; Putus Patah; Tergerus bagian ujungnya; Keropos Struktur terlepas dari tebing sungai Sampah menyangkut; Tebing Longsor Hasil peniaian Tim Penelusur Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

14 CATATAN INSPEKSI BANGUNAN SUNGAI OP 0.n Nama : TIDAL GATE Lokasi : Sungai... pada ruas antara patok Km... s/d Km... Inspeksi dilakukan oleh :... Tanggal pelaksanaan inspeksi :... Type Bangunan : Tidal Gate Hasil Pengamatan Pintu Macet; Seal Bocor; Bangunan Trganjal Sistem penggerak Pintu Power House Tak Berfungsi; Macet Atap Bocor; Dinding/Pintu rusak; Lampu Putus 5 6 dasar Sedimen di Hulu dan Hilir Papan Duga (Peil-Skal) Retak; Pecah Menumpuk Tak terbaca; Rusak Isi Kolom : harap dipilih yang relevan saja, sedangkan yg tidak relevan harap dicoret : Resiko Sangat Kecil= Sangat Baik = 50; Resiko Kecil= Baik = 0; Resiko Sedang= Cukup Baik = 5; Resiko Besar= Jelek = 0. Kondisi Fungsi : Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 0; Resiko Sedang=Kondisi Fungsi Cukup = 5; Resiko Sedang=Fungsi Baik = 0; Resiko Sangat Kecil=Kondisi Fungsi Sangat Baik.

15

16 Nama Aset Kode PALUNG SUNGAI/SUDETAN/FLOODWAY OP 0.a TANGGUL BANJIR (Tanah) OP 0.b TANGGUL BANJIR atau REVETMENT (Tembok) OP 0.c TURAP atau REVETMENT OP 0.d 5 KRIB (Kayu/Beton) OP 0.e 6 KRIB (Batu/Bronjong) OP 0. f 7 PELIMPAH BANJIR OP 0.g 8 BANGUNAN PENGENDALI/PEMBAGI ALIRAN/BEND. GERAK OP 0.h 9 BENDUNG KARET OP 0.i 0 WADUK BANJIR OP 0.j POMPA BANJIR OP 0.k GROUNSILL OP 0.l POMPA GROUNSILL OP 0.m TIDAL GATE OP 0.n

17 Kondisi Fungsi *) POLA PIKIR EVALUASI ASPEK PENILAIAN Penilaian *) 0 Resiko Besar = Kondisi Fungsi Buruk 5 Resiko Sedang = Kondisi Fungsi Cukup 0 Resiko Kecil = Kondisi Fungsi Baik 50 Resiko Sangat Kecil = Kondisi Fungsi Sangat Baik 50 Resiko Sangat Kecil = Sangat Baik 0 Resiko Kecil = Kondisi Fisik Baik 5 Resiko Sedang = Cukup Baik 0 Resiko Besar = Jelek >7 Resiko Rendah = Kinerja Baik = Pemeliharaan Preventif 5-70 Resiko Sedang = Kinerja Cukup = Pemeliharaan Korektif < 50 Resiko Tinggi = Kinerja Buruk = Rehabilitatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. Pengelolaan sumber daya air adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sungai Menurut Peraturan Pemerinah Republik Indonesia No.38 Tahun 2011, Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 6 BAB III LANDASAN TEORI A. Prasarana Sungai Prasarana adalah prasarana yang dibangun untuk keperluan pengelolaan. Prasarana yang ada terdiri dari : 1. Bendung Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi

Lebih terperinci

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Pembagian Ruas Lokasi Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Pembagian Ruas Lokasi Penelitian BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Morfologi Berdasarkan peta lokasi studi secara keseluruhan (lihat Gambar 5.1), kemudian batasan daerah tinjauan per ruas digambarkan melalui peta citra satelit. Sedangkan

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA)

STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA) Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI MANAJEMEN PEMELIHARAAN ASET PADA INFRASTRUKTUR SUNGAI (STUDI KASUS BANGUNAN REVETMENT SUNGAI PEPE DI SURAKARTA) Nectaria

Lebih terperinci

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Pengendalian Banjir Sungai

Pengendalian Banjir Sungai Pengendalian Banjir Sungai Bahan Kuliah Teknik Sungai Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Sungai Saluran drainasi alam tempat penampung dan penyalur alamiah air dari mata

Lebih terperinci

BAB 1 KATA PENGANTAR

BAB 1 KATA PENGANTAR BAB 1 KATA PENGANTAR Sebagai negara agraria tidaklah heran jika pemerintah senantiasa memberikan perhatian serius pada pembangunan di sector pertanian. Dalam hal ini meningkatkan produksi pertanian guna

Lebih terperinci

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

DESAIN BANGUNAN IRIGASI DESAIN BANGUNAN IRIGASI 1. JENIS JENIS BANGUNAN IRIGASI Keberadaan bangunan irigasi diperlukan untuk menunjang pengambilan dan pengaturan air irigasi. Beberapa jenis bangunan irigasi yang sering dijumpai

Lebih terperinci

DATA KONDISI BENDUNGAN JAWA TENGAH BULAN : FEBRUARI 2015 BALAI PSDA BENGAWAN SOLO

DATA KONDISI BENDUNGAN JAWA TENGAH BULAN : FEBRUARI 2015 BALAI PSDA BENGAWAN SOLO DATA KONDISI JAWA TENGAH BULAN : FEBRUARI 2015 BALAI PSDA BENGAWAN SOLO No. I Balai PSDA B. Solo : 1 Cengklik Februari 4,48 141,93 178,00 Tidak ada a Mercu 25-27 Februari 2015 - Pagar pengaman rusak ringan

Lebih terperinci

DATA KONDISI BENDUNGAN JAWA TENGAH BULAN : JANUARI 2015 BALAI PSDA BENGAWAN SOLO

DATA KONDISI BENDUNGAN JAWA TENGAH BULAN : JANUARI 2015 BALAI PSDA BENGAWAN SOLO DATA KONDISI JAWA TENGAH BULAN : JANUARI 2015 BALAI PSDA BENGAWAN SOLO No. I Balai PSDA B. Solo : 1 Cengklik Januari 4,48 140,95 267,00 Tidak ada a Mercu, - Pagar pengaman rusak ringan - Perlu perbaikan

Lebih terperinci

Sumber : geosetia.blogspot.com Gambar 3.1 Morfologi Sungai

Sumber : geosetia.blogspot.com Gambar 3.1 Morfologi Sungai BAB III LANDASAN TEORI A. Morfologi Sungai Morfologi (Morpologie) berasal dari kata yunani yaitu morpe yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu, dengan demikian maka morfologi berarti ilmu yang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Aulia Rahman Oktaviansyah 2

Aulia Rahman Oktaviansyah 2 KAJIAN PENYUSUNAN MANUAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA PENGENDALI BANJIR WILAYAH SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI Aulia Rahman Oktaviansyah 2 Abstrak: Banjir adalah suatu fenomena alam yang terjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sungai sebagai sumber air sangat penting fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

FOTO INSPEKSI LAPANGAN HIDROMEKANIKAL BENDUNGAN PRIJETAN

FOTO INSPEKSI LAPANGAN HIDROMEKANIKAL BENDUNGAN PRIJETAN FOTO INSPEKSI LAPANGAN HIDROMEKANIKAL BENDUNGAN PRIJETAN Pintu Intake Irigasi 4513 ha Pintu intake ini ada 2 (dua) lokasi disebelah Kiri dan Kanan (dari sisi arah aliran) Pintu Intake Kanan Pintu Intake

Lebih terperinci

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991)

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991) PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991) Tanggal: 14 JUNI 1991 (JAKARTA) Sumber: LN 1991/44; TLN NO. 3445 Tentang: SUNGAI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH

Lebih terperinci

Pemeliharaan bangunan persungaian

Pemeliharaan bangunan persungaian Konstruksi dan Bangunan Pemeliharaan bangunan persungaian Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 I-1 BAB I 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pemali-Comal yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Brebes Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV KAJIAN DAN PEMBAHASAN A. DAERAH LAYANAN Daerah Irigasi Cipuspa memiliki area seluas 130 Ha, dengan sumber air irigasi berasal dari Sungai Cibeber yang melalui pintu Intake bendung Cipuspa. Jaringan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 44, 1991 (PERHUBUNGAN. PERTANIAN. Perikanan. Prasarana. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

SDA RPT0. Konsep. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume II : Bendung Bagian 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan

SDA RPT0. Konsep. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume II : Bendung Bagian 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan BAHAN WORKSHOP PPST AHSP KELOMPOK KERJA BENDUNG RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume II : Bendung Bagian 4 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada sifat-sifat arus tetapi juga pada sifat-sifat sedimen itu sendiri. Sifat-sifat di dalam proses

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan, diambil kesimpulan : Bangunan Pengaman Dasar Sungai 1 (PDS1) Dari analisis pengukuran situasi sungai yang dilakukan, pada

Lebih terperinci

Oleh : Maizir. Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang. Abstrak

Oleh : Maizir. Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang. Abstrak ANALISIS REVETMENT SEBAGAI PERLINDUNGAN TEBING SUNGAI DALAM UPAYA PENGENDALIAN BANJIR (STUDI KASUS PADA SUNGAI BATANG MANGOR DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN) Oleh : Maizir Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

RC TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE

RC TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE RC 141356 TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE EVALUASI EVALUASI AKHIR SEMESTER : 20 % EVALUASI TGH SEMESTER : 15 % TUGAS BESAR : 15% PENDAHULUAN 1.1. Fasilitas Drainase sebagai Salah Satu Infrastruktur (Sarana

Lebih terperinci

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Konsep Pd.T. xx-xxxx.a RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Volume II: Bendung Bagian 3: Operasi dan Pemeliharaan ICS

Lebih terperinci

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR SURVEY SELOKAN MATARAM YOGYAKARTA

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR SURVEY SELOKAN MATARAM YOGYAKARTA IRIGASI DAN BANGUNAN AIR SURVEY SELOKAN MATARAM YOGYAKARTA Dosen Pengampu : Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng. Disusun oleh : RIZA RIZKIA (5140811023) HERIN AFRILIYANTI (5140811051) MADORA ARUM KAHANI (5140811097)

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

Gambar 7. Peta Ikhtisar Irigasi

Gambar 7. Peta Ikhtisar Irigasi GEOMETRIK IRIGASI Komponen-komponen sebuah jaringan irigasi teknis dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Untuk mengetahui komponen-komponen suatu jaringan irigasi dapat dilihat pada peta ikhtisar. Peta

Lebih terperinci

ASSESSMENT MORFOLOGI SUNGAI PROGO (Studi Kasus : Tengah Hilir Sungai Progo Yogyakarta) 1

ASSESSMENT MORFOLOGI SUNGAI PROGO (Studi Kasus : Tengah Hilir Sungai Progo Yogyakarta) 1 ASSESSMENT MORFOLOGI SUNGAI PROGO (Studi Kasus : Tengah Hilir Sungai Progo Yogyakarta) 1 Fandi Reza Syamsu 2,Nursetiawan, S.T., M.T., Ph.D 3, Puji Harsanto 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : Mengingat : a. bahwa sungai

Lebih terperinci

Prasarana/Infrastruktur Sumber Daya Air

Prasarana/Infrastruktur Sumber Daya Air Prasarana/Infrastruktur Sumber Daya Air Kegiatan Pengembangan Sumber Daya Air Struktural: Pemanfaatan air Pengendalian daya rusak air Pengaturan badan air (sungai, situ, danau) Non-struktural: Penyusunan

Lebih terperinci

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI

B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI B. BENTUK, FORMAT DAN ISI FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Kepada Yth. Bupati Pati Cq. Kepala Dinas di Pati FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI Yang bertanda tangan di bawah ini : Pemohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Kali Tuntang mempuyai peran yang penting sebagai saluran drainase yang terbentuk secara alamiah dan berfungsi sebagai saluran penampung hujan di empat Kabupaten yaitu

Lebih terperinci

S. Code. Istiarto JTSL FT UGM 2

S. Code. Istiarto JTSL FT UGM 2 S. Code dalam foto Foto : Istiarto (2005) Ni Putu Yunita Kurniawati, Untari Sianipar, Joko Nugroho, dan Fikri Lukman Hakim (S1 Swadaya 2004) Naskah : Istiarto S. Code Istiarto JTSL FT UGM 2 K. Boyong K.

Lebih terperinci

28/09/2016 I R I G A S I

28/09/2016 I R I G A S I 1 I R I G A S I 1 Bendung Bendungan 2 Irigasi basin(penggen angan lahan/irigasi banjir) pada padi sawah dengan galengan/pem atang sebagai batas aliran Irigasi basin pada lahan miring disebutjuga sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI Perencanaan Sistem Suplai Air Baku 4.1 PERENCANAAN SALURAN PIPA Perencanaan saluran pipa yang dimaksud adalah perencanaan pipa dari pertemuan Sungai Cibeet dengan Saluran

Lebih terperinci

BAB VI STUDI OPTIMASI

BAB VI STUDI OPTIMASI BAB VI STUDI OPTIMASI 6.1. PENENTUAN SKEMA PLTM SANTONG Dalam studi kelayakan ini ditetapkan satu skema PLTM terpilih berdasarkan tinjauan topografi, geologi, debit yang tersedia, dan besarnya daya yang

Lebih terperinci

Pengendalian Banjir Sungai

Pengendalian Banjir Sungai Pengendalian Banjir Sungai Bahan Kuliah Hidraulika (Teknik Sungai) Dr. Ir. Istiarto, M.Eng. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM Referensi: Jansen, P. Ph., van Bandegom, L., van den Berg, J., de

Lebih terperinci

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN 1 BAB I JEMBATAN PERKEMBANGAN JEMBATAN Pada saat ini jumlah jembatan yang telah terbangun di Indonesia

Lebih terperinci

KODE-KODE LAPORAN INVENTARISASI JEMBATAN

KODE-KODE LAPORAN INVENTARISASI JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM JL. MADUKORO RAYA NO. 7 TELP. ( 024 ) 76433969 FAX. (024) 76433969 SEMARANG 50144 KODE-KODE LAPORAN INVENTARISASI JEMBATAN SISTEM MANAJEMEN JEMBATAN Tipe Lintasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air,

Lebih terperinci

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PENANGANAN

BAB V RENCANA PENANGANAN BAB V RENCANA PENANGANAN 5.. UMUM Strategi pengelolaan muara sungai ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah pemanfaatan muara sungai, biaya pekerjaan, dampak bangunan terhadap

Lebih terperinci

SDA RPT0. Konsep. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering

SDA RPT0. Konsep. Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering RPT0 RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume I : Umum Bagian 7 : Pekerjaan Dewatering ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, Bendung Krapyak berada di Dusun Krapyak, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7 36 33 Lintang Selatan

Lebih terperinci

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran

Lebih terperinci

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET

KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET KRITERIA PERENCANAAN BENDUNG KARET Bendung karet adalah bendung gerak yang terbuat dari tabung karet yang mengembang sebagai sarana operasi pembendungan air. Berdasarkan media pengisi tabung karet, ada

Lebih terperinci

DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI Teknik Sungai Transpor Sedimen di Sungai 2 Di sungai air mengalir karena gaya gravitasi (gravitational flow) air mengalir memiliki energi kinetik dasar sungai dibentuk oleh

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka konservasi sungai, pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI KONDISI WILAYAH STUDI 6 BAB II KONDISI WILAYAH STUDI 2.1 Tinjauan Umum Kondisi wilayah studi dari Kali Babon meliputi kondisi morfologi Kali Babon, data debit banjir, geoteknik, kondisi Bendung Pucang

Lebih terperinci

KODE-KODE LAPORAN INVENTARISASI JEMBATAN

KODE-KODE LAPORAN INVENTARISASI JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM JL. MADUKORO RAYA NO. 7 TELP. ( 024 ) 76433969 FAX. (024) 76433969 SEMARANG 50144 KODE-KODE LAPORAN INVENTARISASI JEMBATAN SISTEM MANAJEMEN JEMBATAN Tipe Lintasan

Lebih terperinci

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan EMBUNG TIPE URUGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan EMBUNG TIPE URUGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM EMBUNG TIPE URUGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Fungsi Embung... 1 1.2 Komponen Embung... 1 BAB II PERALATAN KONSTRUKSI... 3 2.1 Ketentuan Umum... 3

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN MENGENAI STRATEGI ADAPTASI LINGKUNGAN TERHADAP DAERAH RAWAN BANJIR KELURAHAN PEDURENAN KECAMATAN KARANG TENGAH TANGERANG TAHUN

KUESIONER PENELITIAN MENGENAI STRATEGI ADAPTASI LINGKUNGAN TERHADAP DAERAH RAWAN BANJIR KELURAHAN PEDURENAN KECAMATAN KARANG TENGAH TANGERANG TAHUN KUESIONER PENELITIAN MENGENAI STRATEGI ADAPTASI LINGKUNGAN TERHADAP DAERAH RAWAN BANJIR KELURAHAN PEDURENAN KECAMATAN KARANG TENGAH TANGERANG TAHUN 2016 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK PENGISIAN 1. Baca dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tanah longsor (landslide) merupakan salah satu bentuk bencana alam geologis yang sering terjadi di Indonesia.Hardiyatmo (2006), menyatakan bahwa longsoran adalah gerakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya alam yang semakin meningkat tanpa memperhitungkan kemampuan lingkungan telah menimbulkan berbagai masalah. Salah satu masalah lingkungan di

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN NO. 0081T/Bt/1995 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA PRAKATA Sejalan dengan mekanisme perencanaan Proyek

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa

Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa Konstruksi dan Bangunan Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 360/KPTS/M/2004 Tanggal : 1 Oktober 2004 DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

PERANAN KONSTRUKSI PELINDUNG TEBING DAN DASAR SUNGAI PADA PERBAIKAN ALUR SUNGAI

PERANAN KONSTRUKSI PELINDUNG TEBING DAN DASAR SUNGAI PADA PERBAIKAN ALUR SUNGAI PERANAN KONSTRUKSI PELINDUNG TEBING DAN DASAR SUNGAI PADA PERBAIKAN ALUR SUNGAI Yuliman Ziliwu Abstrak Defenisi dari siklus hidrolologi yaitu hujan yang turun ke permukaan tanah, sebagian ada yang meresap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air, material yang di bawahnya dari bagian

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Microsoft Excel dan Bendung Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sungai adalah aliran air di permukaan tanah yang mengalir ke laut. Sungai merupakan torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air,

Lebih terperinci

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA

GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN KRETEK YOGYAKARTA Urgensi Rehabilitasi Groundsill Istiarto 1 PENGANTAR Pada 25 Juni 2007, groundsill pengaman Jembatan Kretek yang melintasi S. Opak di Kabupaten Bantul mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2007 yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi

Lebih terperinci

PENANGANAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

PENANGANAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. PENANGANAN INFRASTRUKTUR SUMBER DAYA AIR Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Penanganan infrastruktur sumber daya air yang dilaksanakan di wilayah Pemerintah Provinsi Banten meliputi beberapa item kegiatan, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus hidrologi dengan mengembalikan limpasan sungai ke laut.

BAB I PENDAHULUAN. siklus hidrologi dengan mengembalikan limpasan sungai ke laut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sungai mengalirkan air dengan menganut filosofi gravitasi, di mana air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah atau dari hulu menuju hilir. Proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2007 irigasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2007 irigasi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Irigasi Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 30/PRT/M/2007 irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SEDIMEN. Aliran debris Banjir lahar Sabo works

PENGENDALIAN SEDIMEN. Aliran debris Banjir lahar Sabo works PENGENDALIAN SEDIMEN Aliran debris Banjir lahar Sabo works 29-May-13 Pengendalian Sedimen 2 Aliran Lahar (Kawasan G. Merapi) G. Merapi in action G. Merapi: bencana atau berkah? G. Merapi: sabo works 6-Jun-13

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh jaringan drainase di suatu daerah sehingga menimbulkan genangan yang merugikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG Banjir yang sering terjadi di beberapa daerah merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dicegah. Peristiwa banjir merupakan akibat misalnya curah hujan yang tinggi dan berlangsung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 SISTEM IRIGASI Irigasi secara umum didefinisikan sebagai kegiatan yang bertalian dengan usaha untuk mendapatkan air guna menunjang kegiatan pertanian seperti sawah, ladang

Lebih terperinci

Nizar Achmad, S.T. M.Eng

Nizar Achmad, S.T. M.Eng Nizar Achmad, S.T. M.Eng Pendahuluan HEC RAS(Hidraulic Engineering Corps, River Analysis System) dikembangkan oleh Insinyur Militer Amerika Serikat (US Army Corps of Engineer) Digunakan internal Militer

Lebih terperinci

Jembatan Kereta Api BH 474 Sungai Comal Lintas Semarang- Cirebon Permasalahan erosi lokal di sekitar pilar jembatan

Jembatan Kereta Api BH 474 Sungai Comal Lintas Semarang- Cirebon Permasalahan erosi lokal di sekitar pilar jembatan Jembatan Kereta Api BH 474 Sungai Comal Lintas Semarang- Cirebon Permasalahan erosi lokal di sekitar pilar jembatan Foto: PT. Kereta Api (Persero) Teks: Is5arto Semarang Cirebon 2 Kegagalan Jembatan BH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa bisa disadap dan

Lebih terperinci

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI

PELATIHAN AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI ICSE 05 : PENGENALAN MANUAL O & P PELATIHAN AHLI SUPERVISI KONSTRUKSI JARINGAN IRIGASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN Pelaksanaan suatu pembangunan tidak terlepas dari anggaran biaya yang diperlukan. Untuk suatu proyek, diperlukan jadwal yang efektif dan efisien sehingga

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN 8.1 Rencana Anggaran Biaya Di dalam menentukan rencana anggaran biaya dibutuhkan perhitungan volume galian dan timbunan, volume pekerjaan dan harga

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR

STUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR JURNAL TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN STUDI EKSPERIMEN AGRADASI DASAR SUNGAI PADA HULU BANGUNAN AIR M.S. Pallu 1, M.P.Hatta 1, D.P.Randanan 2 ABSTRAK Agradasi adalah penumpukan bahan-bahan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR Oke, kali ini aku akan nge-jelasin tentang pengendalian daya rusak air, yang sumber asli dari UU No.7 th. 2004 tentang SUmber Daya Air. Semoga bermanfaat! tinggalkan komentar

Lebih terperinci

BAB II KONDISI EKSISTING

BAB II KONDISI EKSISTING BAB II KONDISI EKSISTING II.1. Gambaran Umum Medan Floodway Control Bencana banjir di kota Medan sebagian besar terjadi di sepanjang Deli, sungai ini merupakan saluran utama yang mendukung drainase kota

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Dari hasil wawancara terhadap Staf Pengelola Bagian Pemeliharaan Sungai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Dari hasil wawancara terhadap Staf Pengelola Bagian Pemeliharaan Sungai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Dari hasil wawancara terhadap Staf Pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau Jawa, dilintasi oleh 13 sungai, sekitar 40% wilayah DKI berada di dataran banjir dan sebagian

Lebih terperinci

1. DEFINISI BENDUNGAN

1. DEFINISI BENDUNGAN 1. DEFINISI BENDUNGAN Bendungan atau Dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke

Lebih terperinci

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE Untuk merancang suatu sistem drainase, yang harus diketahui adalah jumlah air yang harus dibuang dari lahan dalam jangka waktu tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari

Lebih terperinci

ANALISIS SKEMA PLTM DAN STUDI OPTIMASI

ANALISIS SKEMA PLTM DAN STUDI OPTIMASI Bab 5 ANALISIS SKEMA PLTM DAN STUDI OPTIMASI 5.1 UMUM Studi optimasi pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ini dimaksudkan untuk mendapatkan skema PLTM yang paling optimal ditinjau dari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN

Lebih terperinci

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM Wardatul Jannah & Itratip Wenk_84@yahoo.co.id, itratip80@gmail.com Dosen Teknik Lingkungan Universitas Nahdatul Ulama (UNU) NTB Abstrak;

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI 6 BAB II KONDISI UMUM LOKASI 2.1 GAMBARAN UMUM Lokasi wilayah studi terletak di wilayah Semarang Barat antara 06 57 18-07 00 54 Lintang Selatan dan 110 20 42-110 23 06 Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 10 TAHUN 2012... 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci