HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN DI SMUN 5 KEDIRI

Transkripsi

1 16 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG OBESITAS DENGAN POLA MAKAN DI SMUN 5 KEDIRI RELATIONSHIP OF ADOLESCENT LEARNING KNOWLEDGE AGES YEARS ABOUT OBESITY WITH EATING PATTERN IN SMUN 5 KEDIRI Susilo Rahayu STIKES Ganesha Husada Kediri susilorahayu66@gmail.com ABSTRAK Tahun 2007 yang lalu dilakukan survey obesitas pada anak remaja. Di zaman yang serba modern ini banyak masyarakat yang memasak dengan mengandalkan diri dari makanan kalengan, terutama melihat dari iklan di TV. Faktor tersebut merupakan salah satu penyebab terjadinya obesitas, sedangkan di masyarakat pengetahuan tentang bahaya obesitas sangat kurang. Remaja dengan pola makan yang dipengaruhi iklan di TV cenderung terancam obesitas, untuk itu peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan remaja tentang obesitas dengan pola makan. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa siswi di SMUN 5 Kediri dari 106 responden 50 siswi atau 47,16% yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang obesitas dan 45 siswi atau 42,45% yang memiliki pola makan buruk. Data tersebut melalui uji korelasi theta menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia tahun tentang obesitas dengan pola makan. Dari hasil penelitian tersebut bisa menjadi pertimbangan perlunya pemberian pengetahuan yang cukup pada remaja tentang obesitas dan pola makan yang baik melalui materi belajar di sekolah. Kata Kunci : Hubungan, Pengetahuan, Remaja, Obesitas, Pola Makan ABSTRACT In 1997 the obesity survey was conducted in adolescents. In this modern era, many people cook by relying on canned foods, especially seeing from TV commercials. This factor is one of the causes of obesity, whereas in the knowledge society about the danger of obesity is very less. Adolescents with an ad-influenced diet on TV tend to be at risk of obesity, for which researchers want to examine the relationship of adolescent knowledge about obesity with diet. From the research results obtained data that students in SMUN 5 Kediri of 106 respondents 50 students or 47.16% who have poor knowledge about obesity and 45 female students or 42.45% who have poor diet. The data through theta correlation test showed a relationship between the level of knowledge of girls aged years of obesity with diet. From the results of these studies could be a consideration of the need for adequate knowledge on teenagers about obesity and good eating patterns through school learning materials. Keywords: Relationship, Knowledge, Adolescent, Obesity, Diet PENDAHULUAN Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan. Dalam dua dekade yang telah berjalan anak dan remaja obesitas ditemukan meningkat masing-masing 54% dan 39% dan 70% dari mereka akan tetap

2 17 obesitas ketika dewasa, selebihnya menjadi berat badan lebih stadium berat (Soetjiningsih, 201 4). Kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang buruk telah secara jelas diidentifikasi sebagai penyebab masalah kesehatan ini (Zulkarnain Agus, 2009). Penyakit yang timbul karena gaya hidup dan pola makan yang salah masih saja merupakan faktor utama penyebab terjadinya obesitas. Ancaman kesehatan yang lain adalah pengaturan pola makan yang salah. Tuntutan gaya hidup modern yang serba instan dan cepat memaksa perempuan untuk menerapkan pola makan yang serba instan pula (Zain un Mu tadin, 2012). Wanita yang kegemukan berpeluang terkena penyakit, termasuk resiko tidak subur atau infertil, dan masalah selama kehamilan, darah tinggi dan diabetes. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kegemukan dapat mengurangi kesuburan, baik karena asupan kalori yang berlebihan atau karena hormon yang diakibatkan karena obat-obatan penunda kehamilan (pil, suntik, susuk KB dsb). Semuanya dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan (Balipost, 2014). Di masa kini makin banyak perempuan yang tak punya waktu memasak dan mengandalkan diri dari makanan kalengan. Apalagi pola makan anak sekarang khususnya remaja cenderung dipengaruhi iklan makanan di berbagai media. Terutama televisi swasta yang pengaruhnya justru menggeser pola makan tradisional (Zulkarnain Agus, 2009). Selain faktor tersebut diatas faktor lain penyebab obesitas antara lain tingkat pendidikan orang tua. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pemilihan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anaknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, pengetahuan tentang gizi semakin baik. Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak karena pengetahuan tentang gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi seseorang. dalam memilih jenis dan jumlah makanan (Zulkarnain Agus, 2009). Survei obesitas yang dilakukan pada tahun 2014 pada anak remaja siswa/ siswi SLTP di Yogyakarta menunjukkan bahwa 7,8% remaja di perkotaan dan 2% remaja di daerah pedesaan mengalami obesitas (Gsianturi, 2015). Dari penelitian tersebut diambil kesimpulan bahwa masa remaja merupakan masa kritis terjadinya obesitas, sesuai dengan Nasar (2015) yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa Adolesent yaitu masa kritis terakhir dalam terjadinya obesitas. Di Jogyakarta (tahun 200 7). prevalensi obesitas sebesar 9,7% terjadi pada remaja putri. Apabila sekolah negeri dibedakan dengan sekolah swasta maka prevalensi obesitas di sekolah swasta lebih tinggi daripada sekolah negeri. Hal ini disebabkan karena latar belakang pengetahuan remaja dimana sekolah swasta sedikit bahkan tidak ada pendidikan kesehatan (Zulkarnain Agus, 2009). Dengan melihat tingginya angka prevalensi obesitas di atas sebaiknya dilakukan pencegahan peningkatan prevalensi obesitas yaitu dengan memberikan masukan pada siswa SLTP / SLTA untuk mencantumkan materi mengenai gizi khususnya obesitas yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang baik selain itu para remaja dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji (IKM. Fak. Kedokteran UGM. Jogyakarta, 2007). Dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan tanggal 9 April 2016 di SMUN 5 Kediri dari 30 responden yang ditemukan hanya 13 siswa yang mengetahui bahaya obesitas dan pentingnya pola makan yang teratur. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang obesitas dengan pola makan untuk pencegahan terjadinya obesitas. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini merupakan korelasi cross sectional. Korelasi cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara

3 18 faktor-faktor resiko dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data pada suatu saat, jadi tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter subyek pada saat pemeriksaan (Soekidjo Notoatmodjo, 2015). Dalam hal ini peneliti akan menjelaskan tentang hasil penelitian Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN 5 Kediri Populasi, Sampel dan Sampling Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi umur tahun yang ada di SMUN 5 Kediri sebesar 144 siswi. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Soekidjo Notoatmodjo, 2015). Pada penelitian ini sampel yang digunakan 106 siswi usia tahun yang memenuhi kriteria inklusi di SMUN 5 Kediri. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka peneliti menentukan besar sampel dengan menggunakan rumus n = Dimana N :jumlah sampel N :jumlah populasi d :tingkatsignifikasi (Nursalam,2003) Pada penelitian ini jumlah populasinya 144 dan digunakan tingkat signifikasi 5% n = n = N 1 + N (d) (0,05) , n = = 105,88 1,36 Jadi besarnya sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 106 siswi Sampling merupakan cara atau teknik-teknik tertentu yang digunakan sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya (Soekidjo Notoatmodjo, 2015). Pada penelitian ini menggunakan teknik quota yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah atas quota yang diinginkan yaitu 106 siswi (Soekidjo Notoatmodjo, 2005). HASIL PENELITIAN Dari pengumpulan data yang dilakukan tanggal Juli 2008 di SMUN 5 Kediri diperoleh data sebagai berikut : Pengetahuan Remaja Usia Tahun tentang Obesitas Dari 106 responden terdapat 17 siswa (16,03%) yang mempunyai pengetahuan baik tentang obesitas, 23 siswa (21,69%), yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang obesitas, 16 siswa (15,09%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang obesitas dan 50 siswa (47,16%) yang memiliki pengetahuan tidak baik tentang obesitas. Pola Makan Remaja Usia Tahun Dari hasil penelitian didapatkan 45 siswa (42,45%) dengan pola makan buruk dan 61 siswa (57,54%) dengan pola makan baik. Hubungan antara Pengetahuan Remaja Usia Tahun tentang Obesitas dengan pola Makan Dari 106 responden yang memiliki pengetahuan baik dengan pola makan baik ada 0 siswa (0%), siswa yang memiliki pengetahuan baik dengan pola makan buruk 17 siswi (16,03%), siswa yang memiliki pengetahuan cukup dengan pola makan baik 4 siswa (3,77%), siswa yang memiliki pengetahuan cukup dengan pola makan buruk 19 siswa (17,92%), yang memiliki pengetahuan kurang dan pola makan baik 9 siswa (8,49%), yang memiliki pengetahuan kurang pola makan buruk 7 siswa (6,60%), yang memiliki pengetahuan

4 19 tidak baik dengan pola makan baik 48 siswa (45,28%), sedangkan yang mempunyai pengetahuan tidak baik dengan pola makan buruk terdapat 2 siswa (1,98%). Dari data hasil kuesioner tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel frekuensi sebagai berikut : Tabel Frekuensi data ( fo) Hubungan antara Pengetahuan Remaja Usia Tahun tentang Obesitas terhadap Pola Makan Tingkat Pengetahuan Mengenai Pola Obesitas Makan Tidak Baik Kurang baik Cukup Baik Total Baik Buruk Berdasarkan tabel yang ada dapat dihitung dengan rumus theta : Di = fa x fb fa = a(0) + b(e) + c (e+f) + d(e+f+g) = 48(0) + 9(2) + 4 (12+7) + 0(2+7+19) = = 54 fb = a(f+g+h) + b(g+h) + c (h) + d(0) = 48( ) + 9(19+17) + 4 (17) + 0(0) = = 2456 = fa x fb = 54 x 2456 = Di fa fb = = = = -0,02 Dari hasil hitung dikonsultasikan ke tabel interval nilai koefisien korelasi dan kekuatan hubungan yaitu jika hitung > 0,00 maka hipotesa diterima. Pada hasil penelitian jumlah hitung yaitu -0,02 dikonsultasikan pada interval koefisien korelasi yang berarti ada hubungan tingkat pengetahuan remaja usia tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN 5 Kediri yang kekuatannya sangat rendah atau lemah sekali dan korelasinya negatif. PEMBAHASAN Pengetahuan Remaja Tentang obesitas Berdasarkan penelitian 17 siswi (16,03%) yang memiliki pengetahuan baik, di sini siswi yang memiliki pengetahuan baik sebagian besar sudah mengetahui pengertian, penyebab, akibat, dan cara pencegahan terjadinya obesitas. Selain itu terdapat 23 siswi (21,69%) pengetahuan tentang obesitas cukup, di sini siswi hanya mengetahui penyebab dan cara mencegah obesitas dan ada 16 siswi (15,09%) berpengetahuan kurang. Pada siswi yang memiliki pengetahuan kurang hanya mengetahui bahaya obesitas, serta 50 siswi (47,16%) memiliki pengetahuan tidak baik tentang obesitas. Siswi tidak mengetahui pengertian, penyebab dan akibat dari obesitas. Dengan melihat permasalahan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa remaja pada dasarnya perlu diberikan pengetahuan, mempraktekkannya dan dibina sikapnya mengenai makan dan makanan yang baik. Sejalan dengan pertumbuhan fisik yang pesat pada masa remaja, juga terjadi perkembangan emosional dan intelektual yang besar. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir abstrak dan imajinasi. Kegalauan emosi pada masa ini juga dapat berpengaruh terhadap kebiasaan makan anak. Remaja sering kurang nyaman dengan pertumbuhannya yang kurang pesat tersebut, sedangkan di sisi lain mereka ingin berpenampilan seperti pada umumnya teman sebayanya atau idolanya. Sehingga remaja sangat rentan terhadap gangguan makan (Moersintowarti B, 2012). Pola Makan Remaja Berdasarkan penelitian pola makan remaja yang baik 61 siswi (57,54%). Siswi yang memiliki pola makan baik disini sebagian besar sudah mengetahui frekuensi dan jadwal makan yang baik serta makanan yang perlu dihindari. Dan terdapat 45 siswi (42,45%) yang memiliki pola makan buruk, mereka sebagian besar kurang memperhatikan

5 20 jadwal makan yang benar dan kurang tahu makanan yang perlu dihindari. Seringkali terjadi kekeliruan pengelolaan orang tua dalam hal mengatur makan anaknya. Ada orang tua yang bersikap terlalu melindungi dan ada orang tua yang terlalu memaksakan anaknya makan terlalu banyak melebihi keperluan. Selain itu perasaan takut berlebihan pada makanan juga dapat menyebabkan anak tidak nafsu makan (Soegeng Santoso, 2014). Kesehatan yang baik ditunjang oleh keadaan gizi yang baik merupakan hal yang utama untuk tumbuh kembang yang optimal bagi seseorang, kondisi ini hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan dan pembiasaan serta penyediaan kebutuhan yang sesuai khususnya melalui makanan sehari-hari bagi seseorang (Soegeng Santoso, 2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Usia Tahun Tentang obesitas dengan pola Makan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan remaja usia tahun tentang obesitas dengan pola makan yaitu 48 siswa (45,28%) siswa memiliki pengetahuan yang tidak baik dan mempunyai pola makan yang baik, sedangkan yang memiliki pengetahuan tidak baik dengan pola makan buruk ada 2 siswa (1,88%). Pendidikan kesehatan sangat penting tapi banyak remaja kurang begitu memperhatikan, sedikit sekali yang diketahui oleh remaja tentang asupan pangan bagi remaja, salah satu masalah yang serius yang menghantui dunia ini adalah konsumsi makanan olahan seperti yang ditayangkan dalam iklan TV. Kebiasaan makan yang diperoleh masa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya setelah dewasa dan berusia lanjut, ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia, sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor risiko seperti infertilitas, penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, penyakit kantong empedu dan berbagai gangguan kulit (Arisman, 2014). Jadi di sini tingkat pengetahuan mengenai penyebab dan akibat dari obesitas sangat penting, karena untuk mendorong seseorang seseorang supaya menjaga dan mengatur pola makan mereka dengan baik. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Hubungan tingkat pengetahuan remaja putri usia tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN 5 Kediri diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri usia tahun tentang obesitas dengan pola makan di SMUN 5 Kediri. Siswi SMUN 5 Kediri sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan tidak baik. Siswi SMUN 5 Kediri sebagian besar memiliki pola makan baik. SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan hasil kajian dari bab-bab sebelumnya, selanjutnya peneliti memberikan saran kepada : Siswi SMUN 5 Kediri dapat mengatur pola makan, mengurangi makan makanan yang banyak mengandung lemak, tidak mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan. Tempat Penelitian perlu dilakukan upaya pencegahan dengan memberikan masukan kepada sekolah untuk mencantumkan materi mengenai gizi khususnya obesitas yang dipengaruhi oleh pola makan yang berlebihan. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dikembangkan pada populasi yang lebih besar, tidak hanya pada remaja, tetapi pada orang dewasa dan lansia, agar hasil penelitian yang diperoleh lebih sempurna. Dengan demikian hasil yang diharapkan dapat mengungkap lebih banyak permasalahan dan memberikan pemecahan masalah yang berarti dan bermanfaat bagi banyak pihak.

6 21 DAFTAR PUSTAKA Arisman. (201 4). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. BKKBN Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang obesitas. Available from cetak/2004/3/7/ce2/html. accessed, Jan 11 th 2016, pm. Gsianturi Tingkat Pengetahuan Tentang obesitas. Available from /gizi/0206/19/gizi.html. accessed, Jan 11 th 2016, pm. Mu tadin, Z Tingkat Pengetahuan. Available from kesehatan keluarga. acessed, Jan 16 th 2006, pm. Zulkarnaen, A Pola Makan Remaja. Available from acessed, Jan 10 th 201 6, pm. Iqbal, H. (2014). Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Moersintowarti B. (201 2). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto. Nursalam. (201 3). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika. Santoso, S dan Ranti, A.L. (2014). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta :. (201 3). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Jakarta : Sagung Seta. Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:. (201 6). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: