ARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BLOK OFFICE KABUPATEN MALANG
|
|
- Deddy Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 ARAHAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BLOK OFFICE KABUPATEN MALANG Galih Damar Pandulu Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Jl. Telaga Warna Blok C, Tlogomas Malang Telepon (03) galih_damarpandulu@yahoo.co.id. ABSTRAK Dengan ditetapkannya Kecamatan Kepanjen sebagai ibukota Kabupaten Malang maka disertai juga perpindahan infrastruktur pemerintahan, dari Kota Malang menuju Kecamatan Kepanjen Kabupaten malang. Salah satu infrastruktur yang akan dibangun yaitu Kawasan Blok Office yang ada di Desa Panggungrejo dan Kelurahan Penarukan. Dalam pemanfaatan sumber daya alam, Pemerintah Kabupaten Malang menempuh kebijaksanaan Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi rencana kegiatan, komponen rona lingkungan, memprediksi terjadinya dampak terhadap komponen lingkungan dan menyusun upaya pencegahan, penanggulangan, dan pengendalian dampak negatif. Metode analisis yaitu deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis pada komponen geofisik kimia, wilayah studi memiliki iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi, kemiringan 0-%, jenis tanah alluvial, kualitas udara ambien serta kebisingan masih berada dibawah baku mutu udara ambien yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jatim No. 0/009, kualitas air bersih penduduk dan kualitas air badan sungai masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan serta hasil analisis lalu lintas pada jalan Panji berada pada tingkat pelayanan C. Arahan pengelolaan lingkungan pada tahap prakonstruksi dengan pendekatan sosial dan mendatangkan tenaga ahli survey serta peralatan pengukuran yang sudah tersertifikasi, tahap konstruksi dan pasca konstruksi dengan pendekatan sosial dan pendekatan teknologi dengan menerapkan SOP. Kata kunci : arahan pengelolaan, dampak lingkungan, pembangunan blok office PENDAHULUAN Dengan ditetapkannya Kecamatan Kepanjen sebagai ibukota Kabupaten Malang maka disertai juga perpindahan infrastruktur pemerintahan, dari Kota Malang menuju Kecamatan Kepanjen Kabupaten malang. Salah satu infrastruktur yang akan dibangun yaitu Blok Office yang ada di Desa Panggungrejo dan Kelurahan Penarukan. Berdasarkan pada Undang-Undang No. 3 tahun 009 pasal 68 bahwa setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu. Serta pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 999 pasal 3 ayat () bahwa bagi rencana usaha dan atau kegiatan diluar usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Untuk menjaga agar lingkungan tidak tercemar, maka dalam pelaksanaan pembangunan akan berupaya memperkecil atau menghindari dampak negatif terhadap seluruh komponen lingkungan. Usaha-usaha yang dapat ditempuh dalam memperkecil
2 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 dampak tersebut antara lain: Agar antara kepentingan ekonomi dan ekologi berimbang, maka untuk pengelolaan sumber daya alam harus tetap berupaya mengusahakan tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan mempertahankan kelestarian lingkungan dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan; Setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan harus diupayakan untuk memperkecil atau menghindari dampak tersebut; Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan harus dilaksanakan sesuai dengan Standart Operation Prosedure yang berlaku. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah :. Mengidentifikasi rencana kegiatan Pembangunan Blok Office, memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan dan pihak terkait tentang rencana kegiatan pembangunan yang bersifat spesifik untuk kegiatankegiatan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;. Mengidentifikasi komponen rona lingkungan saat ini di lokasi kegiatan dan sekitarnya untuk menentukan komponen lingkungan yang akan terkena dampak oleh kegiatan Pembangunan Blok Office; 3. Memprediksi terjadinya dampak terhadap komponen lingkungan sebagai akibat kegiatan Pembangunan Blok Office baik berdampak positif atau negatif;. Menyusun upaya pencegahan, penanggulangan, dan pengendalian dampak negatif dan menyusun upaya pengelolaan Lingkungan. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Batas tapak blok office adalah: Sebelah Utara : Pengadilan Agama; Sebelah Timur :Sawah milik penduduk; Sebelah Selatan : RSUD Kepanjen; Sebelah Barat : Jl. Raden Panji. Batas administratif: Batas administratif Pembangunan blok office terletak di Desa Panggungrejo dan Kelurahan Penarukan Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Batas Administrasi Desa Panggungrejo: Sebelah Utara :Kelurahan Cempokomulyo; Sebelah Timur :DesaKedungpedaringan; Sebelah Selatan: Desa Mangunrejo; Sebelah Barat : Desa Talangagung. Batas Administrasi Kelurahan Penarukan: Sebelah Utara : Kelurahan Ardirejo; Sebelah Timur :DesaKedungpedaringan; Sebelah Selatan : Desa Panggungrejo; Sebelah Barat :Kelurahan Cempokomulyo. Metode Pengumpulan Data. Pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder ISBN : B-3-
3 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 Metode Analisis Data Metode analisis paranosanilin, NDIR, Saltzman. Gravimetri, AAS, Titrimetri untuk menganalisa kualitas udara Metode analisis larutan dan visualisasi untuk menganalisa kualitas air Metode analisis deskriptif dengan identifikasi visual dan peta-peta untuk menganalisa iklim dan komponennya Metode perhitungan tingkat pelayanan jalan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Iklim Dan Komponennya Keadaan cuaca di Kecamatan Kepanjen memiliki iklim tropis dengan suhu antara 7,5º C sampai dengan 30,7 º C(suhu rata-rata dari stasiun pengamat cuaca antara 3 º C sampai º C). curah hujan di Kecamatan Kepanjen rata-rata pertahunnya 6 mm dengan hari hujan 8,85 per tahun, curah hujan turun antara bulan OktoberApril. Suhu udara harian di Kecamatan Kepanjen berkisar antara 3-3ºC. Tabel. menunjukkan curah hujan tahunan rata-rata di wilayah ini relatif tinggi, yakni lebih dari 93.5 mm, dengan total hari hujan per tahun mencapai 8 hari. Kecamatan Kepanjen memiliki stasiun penakar hujan. Tabel. Banyaknya Hari Hujan, dan Curah Hujan Per Bulan Bulan Banyaknya Hari Hujan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber : Stasiun Klimatologi Kepanjen 00 Curah Hujan mm per Bulan Rata-rata , ,5 3,5 93,5 Kualitas Udara Hasil pengukuran kualitas udara ambien disajikan pada Tabel dan 3. Baku mutu kualitas udara yang digunakan didasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 0 Tahun 009. Tabel dan 3 menunjukkan bahwa secara umum kondisi udara di lokasi studi masih berada dibawah baku mutu udara ambient. ISBN : B-3-3
4 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 Tabel. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien untuk Faktor Kimia pada blok office di Kepanjen Kadar Baku Mutu Terukur Udara Ambein Metode No. Parameter Per. Gub. Jatim Pengujian No. 0/009. Karbon Monoksida 0,7,3 0 CO Monitor (CO). Oksida Nitrogen 0,06 0,036 0,05 Saltzma (NOx) 3. Sulfurdioksida <LD 0,009 0, Pararosanilin (SO). Hidrogen SUlfida <LD 0,009 0,03 Metylen Blue (HS) 5. Amonia (NH3) <LD <LD,0 Indophenol 6. Debu mg/m3 0,07 0,88 0,6 Gravimetri 7. Timah Hitam (Pb) mg/m3 0,000 0,000 0,06 AAS/Pengabuan 8. Hidrokarbon (HC) <LD <LD 0, GC/FID Sumber : Hasil Pengukuran Unit Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (UPT K3) Surabaya 00 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien untuk Faktor Fisik pada Blok Office di Kepanjen Hasil Pengukuran No. Parameter. Suhu Udara 30 3,3 OC. Kelembaban Nisbi (RH) 5 50 % 3. Kecepatan Angin 0,,5 0,, m/dt. Arah Angin Ke Timur Timur 5. Cuaca Cerah Cerah - Sumber : Hasil Pengukuran Unit Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (UPT K3) Surabaya 00 Kebisingan Dan Getaran Kebisingan ambien diukur di lokasi yang sama seperti lokasi pengukuran kualitas udara. Hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu pada Tabel 3. Nilai Ambang Batas (NAB) tingkat kebisingan untuk di kawasan fasilitas umum yakni 60 dba, sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 9/Men LH//996dan PerMenkes No. 6 tahun 990. Tabel. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Ambien Titik I di Gedung Kantor Bupati di Kepanjen Tingkat kebisingan Lokasi Pengambilan Titik I 5,6 8,5 60 Titik II 8, 8, 60 Sumber : Hasil pengukuran Unit Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (UPT K3) Surabaya 00 Tabel. menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di kedua tempat masih berada di bawah baku tingkat kebisingan yaitu antara 8,5 5,6 db.a Kualitas Air Hasil pengujian kualitas air sungai menunjukkan bahwa sebagian besar parameter kulitas air masih memenuhi kriteria mutu air kelas IV seperti tersaji dalam Tabel 5. ISBN : B-3-
5 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 Tabel 5. Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Badan Sungai No Parameter I FISIKA Temperature II KIMIA ANORGANIK PH BOD 3 COD DO 5 Total Suspended Solid 6 Total Fosfat sebagai P 7 Nitrat sebagai N 8 NH3 N 9 Arsen (As) 0 Kobalt (Co) Barium (Ba) Boron (B) 3 Selenium (Se) Kadmium (Cd) 5 Krom Heksavalen (Cr) 6 Tembaga (Cu) 7 Besi (Fe) 8 Timbal (Pb) 9 Mangan (Mn) 0 Raksa (Hg) Seng (Zn) Klorida (Cl) 3 Sianida (CN) Flourida (F) 5 Nitrit sebagai N (NO) 6 Sulfat (SO) 7 Khlorin Bebas 8 Blerang sebagai HS III KIMIA ORGANIK Minyak dan Lemak (M/L) Deterjen sebagai MBAS Senyawa Fenol sbg Fenol 3 BHC Aldrin/Dieldrin 5 Cholrdane 6 DDT 7 -) Tidak diperiksa Sumber : Analisis Laboratorium, 00 Kriteria Mutu Air Kelas Hasil IV PP No.8 Th.00 Lab) Deviasi , 8,95 7,678,8 0,35,7 0,309 0,09 0,38 - <,5 0,06 - Tabel 6. Hasil Analisis Laboratorium Air Bersih Penduduk (Fisik dan Kimia) No Parameter I 3 FISIKA Bau Jumlah zat padat terlarut (TDS) mg/l Kekeruhan Skala ISBN : B-3-5 Baku Mutu Bersih Air Hasil (No Lab) Tdk berbau 373, <0, (No.
6 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari Rasa Suhu Warna NTU oc Pt.CO Tdk berasa Suhu udara+3oc 50 KIMIA a. Kimia Anorganik Air Raksa *) 0,00 Arsen *) 0,05 3 Besi,0 Florida,5 5 Kadmium *) 0,005 6 Kesadahan sebagai CaCO Khlorida Kromium, valensi 6 *) 0,05 9 Mangan 0,5 0 Nitrat sebagai N 0 Nitrit sebagai N,0 ph -6,5-9,0 3 Selenium *) 0,0 Seng 5 5 Sianida *) 0, 6 Sulfat 00 7 Timbal *) 0,05 b. Kimia Organik Zat organic (KMnO) 0 Deterjen 0,5 Keterangan: *) Zat kimia beracun -) Tidak diperiksa Sumber : Data Analisa Laboratorium Kualitas Air PJT I Malang, 00 Tdk berasa 5,7 II 0,03 0,06 09,9 0,00 <0.00 6,7 0,06 8,05 0,009 0,6 0,078 Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan jalan di Jalan Panji adalah C dengan karakteristik arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan. Arahan Pengelolaan Lingkungan Tahap Prakonstruksi a. Sosialisasi Pendekatan sosial dengan melakukan pertemuan dengan masyarakat yang terkena dampak dan pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait. b. Pematokan Pendekatan teknologi dengan menggunakan tenaga ahli survei dan peralatan alat ukur yang sudah tersertifikasi, pendekatan sosial dengan melakukan pertemuan dengan masyarakat pemilik lahan yang dibebaskan serta pemilik lahan yang berbatasan dengan lahan yang sudah dibebaskan untuk menentukan titik ordinat lahan dan pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan pihak terkait. c. Pembebasan lahan Pendekatan sosial dengan melakukan pertemuan dengan masyarakat pemilik lahan yang dibebaskan pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait di tingkat kabupaten seperti Badan Pertanahan Kabupaten Malang, Bidang Pertanahan Kab. Malang, Kecamatan dan Kelurahan. ISBN : B-3-6
7 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 Tahap Konstruksi a. Pemenuhan tenaga kerja Pendekatan sosial dengan merekrut tenaga kerja lokal sesuai dengan keahlian yang diperlukan dan dimiliki, pendekatan sosial melalui kebijakan mengumumkan perekrutan tenaga kerja secara terbuka, pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait di tingkat kabupaten seperti Dinas Tenaga Kerja, Kecamatan dan Kelurahan. b. Mobilisasi alat berat Pendekatan teknologi pengaturan jadwal mobilisasi alat berat, melengkapi jalan dengan rambu-rambu lalu lintas, pengaturan lalu lintas disekitar proyek c. Aktivitas penyiapan lahan Pendekatan teknologi dengan menanam pohon atau perdu yang mempunyai masa daun padat, melakukan penyiraman lahan secara berkala, pendekatan sosial dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait di tingkat kabupaten seperti Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Kecamatan dan Kelurahan. d. Mobilisasi material kerja Pendekatan teknologi pengaturan jadwal mobilisasi material kerja, meminimalkan frekuensi kendaraan yang mengangkut material dengan menggunakan kendaraan bertonase besar namun sesuai dengan daya dukung jalan, melengkapi jalan dengan rambu-rambu lalu lintas, pengaturan lalu lintas disekitar proyek, menutup bak kendaraan pengangkut material, pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait di tingkat kabupaten seperti Dinas Perhubungan, Kecamatan/ Kelurahan. e. Pengurugan lahan Pendekatan teknologi dengan menanam pohon atau perdu yang mempunyai masa daun padat, melakukan penyiraman lahan secara berkala, pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait. f. Aktivitas konstruksi bangunan Pendekatan teknologi dengan menerapkan SOP pembangunan konstruksi bangunan, melakukan penyiraman lahan secara berkala, pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait. Tahap Pasca Konstruksi a. Pengoperasi an Kantor Bupati Pendekatan teknologi dengan melengkapi jalan dengan rambu-rambu lalu lintas, pengaturan lalu lintas disekitar Kantor Bupati, mengelola sampah, pengelolaan drainase, pengelolaan limbah cair. pendekatan institusional dengan melakukan kerjasama dengan lembaga/pihak terkait di tingkat kabupaten seperti Dinas Perhubungan, PDAM Kabupaten Malang, Kecamatan dan Kelurahan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulannya adalah:. Keadaan cuaca di Kecamatan Kepanjen memiliki iklim tropis dan curah hujan ratarata pertahunnya 6 mm dengan hari hujan 8,85 per tahun.. Kondisi kualitas udara di lokasi studi masih berada dibawah baku mutu udara ambient. 3. Kondisi kualitas air bersih penduduk dan badan sungai/irigasi di lokasi studi masih berada dibawah baku mutu air bersih dan air badan sungai.. Kondisi tingkat pelayanan jalan Panji adalah kategori C. ISBN : B-3-7
8 Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 0 5. Arahan pengelolaan tahap pra konstruksi adalah dengan pendekatan sosial dengan melibatkan beberapa instansi terkait untuk mengurangi dampak negatif. 6. Arahan pengelolaan tahap konstruksi dengan pendekatan social dan teknologi serta melibatkan beberapa instansi terkait. 7. Arahan pengelolaan tahap pasca konstruksi adalah dengan pendekatan teknologi sehingga permasalahan sampah, kemacetan lalu lintas, limbah cair serta limpasan air hujan bisa diatasi. DAFTAR PUSTAKA Alik A. A., 005, Rekayasa Lalu LintasUMM Press. Malang. Anonim, 009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Anonim, 009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Anonim, 009, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 0 Tahun 009 Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak. Anonim, 008, Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 008 Tentang Kesehatan Anonim, 008, Undang-undang Republik Indonesia Nomor Tahun 008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik Anonim, 00, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 00 Tentang Sampah Anonim, 00, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 00 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Soemarwoto, 990, Analisis Dampak Lingkungan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. ISBN : B-3-8
KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BLOK OFFICE KABUPATEN MALANG
93 Buana Sains Vol 12 No 1: 93-98, 2012 KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BLOK OFFICE KABUPATEN MALANG G D. Pandulu dan Suhudi PS. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana
Lebih terperinciLampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00
Lebih terperinciTARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA
TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN PT. ENVILAB INDONESIA SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013
LEMBARAN DAERAH NOMOR 07 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN
Lebih terperinciTARIF LINGKUP AKREDITASI
TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU
85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit
Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/330/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM PERUSAHAAN UMUM JASA TIRTA I SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAMBI
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI LABORATORIUM LINGKUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa melestarikan
Lebih terperinciLampiran F - Kumpulan Data
Lampiran F - Kumpulan Data TABEL 1.1.d. PEMANTAUAN KUALITAS AIR Jenis Perairan : Sungai Code Tahun Data : Desember 2006 Air Klas III Titik 1 Titik 2 1 1 Residu terlarut *** mg/l 1000 245 280 2 Residu tersuspensi
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 200 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga
Lebih terperinciEVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU
EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
Lebih terperinciSNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar
Lebih terperinciLAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER
LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai
Lebih terperinciGUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR
GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR I. DATA PEMOHON Data Pemohon Baru Perpanjangan Pembaharuan/ Perubahan Nama Perusahaan Jenis Usaha / Kegiatan Alamat........
Lebih terperinciPENENTUAN STATUS MUTU AIR
PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 28 / KPTS/013/2005 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM KUALITAS AIR PERUSAHAAN UMUM JASA TIRTA (PIT) I SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG BAKU MUTU LINDI BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciNO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 16 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan sampel di lapangan Pengeringan Udara Sampel Lampiran 1. Lanjutan Sampel sebelum di oven Sampel setelah menjadi arang Lampiran 1. Lanjutan. Tanur (Alat yang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan laut
Lebih terperinciEVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK
EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hadi Iswanto 1) dan Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM
L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5
Lebih terperinciph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15
69 Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :06 tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN YANG MELAKUKAN LEBIH DARI
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM PENGUJIAN DAN KALIBRASI BALAI RISET DAN STANDARDISASI (BARISTAND) SURABAYA SEBAGAI LABORATORIUM
Lebih terperinciPOTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI)
POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI) Muh Bambang Prayitno dan Sabaruddin Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciLampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 21/ KPTS/013/2005 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 21/ KPTS/013/2005 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (BBTKLPPM) SURABAYA
Lebih terperinciLampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng
59 Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 60 Lampiran 2. Diagram alir pengolahan air oleh PDAM TP Bogor 61 Lampiran 3. Perbandingan antara kualitas air baku dengan baku mutu pemerintah
Lebih terperinciFORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...
Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tanggal : FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT I. INFORMASI UMUM A. Pemohon 1. Nama Pemohon :... 2. Jabatan :... 3. Alamat :...
Lebih terperinciL A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH
L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TPST Sampah Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang meliputi tiga kelurahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D
LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No. 27 2000 Seri D PERATURAN DAERAH JAWA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2000 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CITARUM DAN ANAK-ANAK SUNGAINYA DI JAWA BARAT
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5
75 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan Genus Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 Total Ind/l Rata-rata Nauplius 3 2 2 3 1 11 2,2 Cylopoid 3 3 2 2 1 11 2,2
Lebih terperinciAir mineral SNI 3553:2015
Standar Nasional Indonesia ICS 67.160.20 Air mineral Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT dan GAS di BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008
KUESIONER PENELITIAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT dan GAS di BAGIAN EKSPLORASI PRODUKSI (EP)-I PERTAMINA PANGKALAN SUSU TAHUN 2008 Nama Perusahaan Jenis Industri Lokasi Kegiatan : PT. Pertamina
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-607-IDN Fisika/Kimia/ Tepung terigu Keadaan produk: Bentuk, Bau, Warna SNI 3751-2009, butir A.1 Mikrobiologi Benda asing SNI 3751-2009, butir A.2 Serangga
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 169 TAHUN 2003
KEPUTUSAN PROPINSI NOMOR : 169 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI PROPINSI Menimbang Mengingat : a. Bahwa Baku Mutu Lingkungan Daerah untuk wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air
SALINAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : /Sk/624/BKPMD/82 TENTANG
SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT NOMOR : 660.31/Sk/624/BKPMD/82 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN KRITERIA PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT INDUSTRI GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT
Lebih terperinciUKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari
Lebih terperinciBUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH ATAS LABORATORIUM LINGKUNGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN AIR BAKU
BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air
Lampiran 1. Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Tabel 4. Standar Baku Mutu Kualitas Air
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian DO Meter ph Meter Termometer Refraktometer Kertas Label Botol Sampel Lampiran 1. Lanjutan Pisau Cutter Plastik Sampel Pipa Paralon Lampiran 2. Pengukuran
Lebih terperinciLampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut No. Parameter Satuan Baku Mutu FISIKA 1 Kecerahan a m Coral: >5 Mangrove : - Lamun : >3 2 Kebauan - Alami
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang
BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Air 2.1.1 Air Bersih Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang dinamakan siklus hidrologi. Air yang berada di permukaan menguap ke langit, kemudian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI ATAS PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :
Lebih terperinciLampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya Pengukuran konsentrasi logam berat dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometry) menurut Siaka (2008) dapat dihitung menggunakan
Lebih terperinci-2- dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah atas Laboratorium
BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH ATAS LABORATORIUM LINGKUNGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G
BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G BAKU MUTU AIR LAUT DI PERAIRAN KOTA CILEGON Menimbang : a. bahwa air laut merupakan salah satu
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a.
Lebih terperinciLampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9
97 Lampiran 1 ph Alat Ukur : ph meter Prosedur Pengukuran 1. Kalibrasi dengan larutan buffer sampai ph 4 2. Pengukuran ph air gambut (dicelupkan ph meter ke air gambut) 3. Dicatat berapa ph yang terukur
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon
Lebih terperinci- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG
- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG BAGI INDUSTRI DAN/ATAU KEGIATAN USAHA LAINNYA
Lebih terperinciLAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet
LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna Benda uji Tabung reaksi berisi laktosa broth Di Pipet Diinkubasi pada suhu 35 ± 0,5ºC selama 24 jam Tahap Pendugaan Gas + dalam 24 jam Gas dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk melestarikan lingkungan
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN DAERAH BUKAN PAJAK PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN Menimbang : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 13 2000 SERI D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 28 TAHUN 2000 T E N T A N G PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CIWULAN DAN SUNGAI CILANGLA DI JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.58, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. Balai Standardisasi Industri. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.05/2011 TENTANG TARIF LAYANAN
Lebih terperinciI. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan
I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata
11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel
Lebih terperinciANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN
ISBN : 979-498-467-1 Kimia Anorganik, Analitik, Fisika, dan Lingkungan ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN Nanik Dwi Nurhayati Program Studi P.Kimia FKIP UNS
Lebih terperinciDATA KUALITAS AIR SUMUR PERIODE APRIL TAHUN 2015
DATA KUALITAS AIR SUMUR PERIODE APRIL No : Kulonprogo Parameter Satuan Baku Mutu 1 2 3 4 5 6 7 1 Suhu udara ± 3 C thd suhu 31 32 31 32 32 33 33 29 29 29 29,5 30 30 33 3 Bau Tidak Berbau Tidak Berbau Tidak
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KELAS AIR PADA SUNGAI DI WILAYAH KABUPATEN TABALONG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciMetode Pengumpulan Data Komponen Lingkungan Metode Analisis Dampak Lingkungan Metode dan Teknik Indentifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi
Metode Pengumpulan Data Komponen Lingkungan Metode Analisis Dampak Lingkungan Metode dan Teknik Indentifikasi, Prediksi, Evaluasi dan Interpretasi Dampak Mengetahui komponen dan parameter lingkungan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.
40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Aspek Teknis 5.1.1 Data Jumlah Penduduk Data jumlah penduduk Kabupaten Jembrana selama 10 tahun terakir berturut turut disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Lampiran PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciDINAMIKA KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR WADUK SEI HARAPAN UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM
DINAMIKA KUALITAS DAN KELAYAKAN AIR WADUK SEI HARAPAN UNTUK BAHAN BAKU AIR MINUM Yudhi Soetrisno GARNO Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Lebih terperinciMENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 11/PMK.OS/2015 TENTANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM BALAI R!SET DAN STANDARDISASI INDUSTRI LAMPUNG PADA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. MENTERIKEUANGAN TARIF LAYANAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/310/KPTS/013/2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/310/KPTS/013/2012 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR SURABAYA SEBAGAI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini : Gambar 3.1 Tahapan Penelitian III-1 3.1 Penelitian Pendahuluan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN
56 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Air minum isi ulang yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009)
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009) 59 Lampiran 2. Gambar pedoman penentuan penutupan lamun dan algae (McKenzie & Yoshida 2009) 60 61 Lampiran 3. Data
Lebih terperinciDATA KUALITAS AIR HASIL PEMANTAUAN TAHUN Tabel. 1. Data Hasil Analisis Laboratorium Pemantauan Kualitas Air Sungai Kabupaten Paniai
DATA KUALITAS AIR HASIL PEMANTAUAN TAHUN 05 Tabel.. Data Hasil Analisis Laboratorium Pemantauan Kualitas Air Sungai Kabupaten Paniai Temp TDS TSS ph BOD5 COD DO NH3-N Cl F NO3-N NO-N PO4-P SO4 S-HS 0,
Lebih terperinciLampiran 5. Baku Mutu Air laut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Tahun 2004
Lampiran 5. Baku Mutu Air laut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Tahun 2004 no parameter satuan baku mutu Fisika 1 kecerahan m coral: >5 mangrove 80 lamun >3 2 Kebauan alami 3 Kekeruhan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA
LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA o C Temperatur mg/l Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Residu Terlarut mg/l
Lebih terperinciREKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI OYO TAHUN Jembatan Kedungwates Gunungkidul
Baku Mutu Klas I *) REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI OYO TAHUN 2017 Jembatan Kedungwates Gunungkidul Jembatan Bunder Gunungkidul Jembatan Dogongan Imogiri, Bantul o C ± 3 o C 29,3 29,5
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l
Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l No Panjang Gelombang % T Absorbansi (nm) 1 500 75 0,1249 2 505 74 0,1308 3 510 73
Lebih terperinciLampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3
Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Kerang Diambil daging Ditambah 25 ml aquades Ditambah 10 ml HNO 3 Dipanaskan dengan suhu 120 0 C selama 30 menit Didinginkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelestarian
Lebih terperinciJenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur
LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-028-IDN Alamat Bidang Pengujian : Jl. Jend. Ahmad Yani No. 315, Surabaya 60234 Bahan atau produk Gaplek SNI 01-2905-1992 butir 7.1 Pati Serat Pasir/Silika
Lebih terperinci