PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki"

Johan Gunawan
6 tahun lalu
Tontonan:

1 1 BAB I. PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya (PB Perkeni, 2006). DM tipe 2 menjadi penyakit pandemik dan peningkatan prevalensinya menimbulkan kekhawatiran di dunia. Kontras dengan dunia barat terkait pertumbuhan terbesar pasien DM terjadi pada populasi tua (umur >64 tahun), sedangkan mayoritas peningkatannya di Asia terjadi pada populasi tahun. Hal ini menyebabkan pasien memiliki durasi penyakit yang lama dan risiko tinggi terjadinya komplikasi jangka panjang (Chang & Chuang, 2013). Sebagaimana meningkatnya prevalensi diabetes, insidensi komplikasi seperti nefropati, retinopati dan neuropati juga meningkat. Diabetes mellitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Angiopati diabetik dibagi menjadi 2 yaitu mikrovaskuler (penyakit ginjal, mata, neuropati) dan makrovaskuler (penyakit jantung koroner, pembuluh darah kaki, pembuluh darah otak) (Long, 1996). Nefropati diabetika (ND) dan retinopati diabetika (RD) adalah dua komplikasi yang paling ditakuti dari DM, dan komplikasi tersebut berkontribusi terhadap morbiditas dan mortalitas (Jawa et al., 2004).

2 2 Nefropati diabetika adalah suatu sindrom klinis dengan karakteristik adanya albuminuria persisten, peningkatan tekanan darah arteri, penurunan glomerular filtration rate (GFR) dan risiko tinggi morbiditas dan mortalitas kardiovaskular. Standar baku emas untuk menilai GFR adalah dengan menghitung bersihan (urinary clearance) marker filtrasi eksogen seperti 125 I-iothalamate, tetapi pemeriksaan ini sangat mahal, tidak nyaman bagi pasien dan memerlukan waktu yang lama, sedangkan penilaian fungsi ginjal dengan estimated glomerular filtration rate (egfr) cukup akurat dan lebih sederhana (Padala et al., 2012). Nilai egfr yang rendah berhubungan dengan meningkatnya frekuensi dari penyakit makrovaskular, retinopati, neuropati sensori dan albuminuria. Sheetz & King (2002) menyebutkan penurunan GFR pada kemunculan komplikasi sistemik mikrovaskular biasanya digunakan untuk memperkirakan nefropati diabetik. Oleh karena itu penurunan nilai egfr diharapkan dapat digunakan untuk memperkirakan kelainan pada retinopati. Selain itu beberapa penelitian sebelumnya menemukan kemungkinan bahwa patologi retinovaskuler merefleksikan kelainan ginjal (Grunwald et al., 2012). I. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan nilai estimasi laju filtrasi glomerulus pada retinopati diabetika proliferatif dan non proliferatif?

3 3 I. 3. Keaslian Penelitian Nama Peneliti Tahun Subyek Jenis Hasil Grunwald et al partisipan Penelitian Cross Terdapat hubungan yang kuat antara keparahan retinopati dengan ciri dan level fungsi ginjal setelah penyesuian faktor risiko tradisional (umur, ras, tekanan darah systole, riwayat DM) dan non tradisional penggunaan (anemia, angiotensin Grunwald et al partisipan Cross receptor blockers, BMI, status merokok) untuk penyakit ginjal kronis, mengusulkan bahwa patologi retinovaskular merefleksikan penyakit ginjal. Tingkat dan adanya retinopati merupakan faktor risiko yang kuat untuk gagal

4 4 ginjal kronik tetapi mereka tidak memberikan prognostik tambahan diluar yang ditawarkan oleh 24 jam protein urin dan egfr Mottl A.K et al subyek Cross Peningkatan hubungan antara retinopati diabetik dan penurunan egfr pada orang non Hispanic. Meskipun prevalensi dan faktor risiko untuk RD di diabetes tipe 2 telah diteliti secara luas, hanya sedikit data yang menyebutkan apakah terdapat perbedaan nilai estimasi laju filtrasi glomerulus pada retinopati proliferatif dan non proliferatif. Fungsi ginjal pada penelitian ini dinilai dengan menghitung estimasi laju filtrasi glomerulus yang merupakan faktor penting dalam mendiagnosis kerusakan ginjal karena 30% pasien DM tipe 2 mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus tanpa ditemukan mikro maupun makroalbuminuria (Gross et al., 2012) dan sampel dalam penelitian ini adalah penderita DM tipe 2 pada komunitas masyarakat Yogyakarta yang dilakukan dengan metode potong lintang (cross ), dimana menurut pengetahuan penulis belum pernah dilakukan sebelumnya.

5 5 I. 4. TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nilai estimasi laju filtrasi glomerulus pada retinopati proliferatif dan non proliferatif. I. 5. Manfaat Penelitian 1. Bagi perkembangan oftalmologi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang perbedaan nilai estimasi laju filtrasi glomerulus pada RD proliferatif dan non proliferatif serta patogenesis komplikasi mikrovaskuler retina dan ginjal pada DM tipe 2. Nilai egfr tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk deteksi dini nefropati dan retinopati sehingga dapat mengingatkan oftalmologis dan internis terhadap kehadiran komplikasi tersebut. 2. Bagi penderita dan masyarakat umum Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sarana bagi penderita dan masyarakat umum untuk deteksi dini nefropati dan retinopati dengan lebih mudah dan murah.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki 14 BAB.I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki karakteristik berupa hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak